46
Pt Wilmar Nabati Indonesia A. Profil perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia (PT WINA) PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).PT WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng. Desa bukit kapur kurang lebih 30 km dari kota dumai dan pada tahun 1991 berkembang dengan didirikan pabrik kedua berlokasi di jalan datuk laksamana, areal pelabuhan dumai yang kemudian di jadikan sebagai pabrik dan kantor pusat untuk wilayah dumai. Perkembangan PT WINA didukung juga dengan lokasi pabrik yang strategis, yaitu fasilitas dermaga dari pelindo yang dapat menyadarkan kapal-kapal bertaraf internasional untuk ekspor dengan daya angkut 30.000 MT. Pada awal tahun 2004, manajemen PT. WINA telah memutuskan untuk menambah tangki timbun bahan baku CPO sebesar 12.000 MT. dengan penambahan tangki timbun ini, tertentu secara lansung dan tidak lansung akan berpengaruh pada perekonomian di RIAU umumnya dan tidak lansung akan berpengaruh pada perekonomian di riau umunnya dan kota dumai pada khususnya akan semakin maju dan berdampak positif dalam pembangunan kota.PT WINA telah mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya dan PK crushing sebanyak 1000 MT/ harinya yang menjadikan

PT Wilmar Nabati Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PT Wilmar Nabati Indonesia

Pt Wilmar Nabati Indonesia

A. Profil perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia (PT WINA)

PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).PT

WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng.

Desa bukit kapur kurang lebih 30 km dari kota dumai dan pada tahun 1991

berkembang dengan didirikan pabrik kedua berlokasi di jalan datuk laksamana,

areal pelabuhan dumai yang kemudian di jadikan sebagai pabrik dan kantor pusat

untuk wilayah dumai. Perkembangan PT WINA didukung juga dengan lokasi

pabrik yang strategis, yaitu fasilitas dermaga dari pelindo yang dapat

menyadarkan kapal-kapal bertaraf internasional untuk ekspor dengan daya angkut

30.000 MT.

Pada awal tahun 2004, manajemen PT. WINA telah memutuskan untuk

menambah tangki timbun bahan baku CPO sebesar 12.000 MT. dengan

penambahan tangki timbun ini, tertentu secara lansung dan tidak lansung akan

berpengaruh pada perekonomian di RIAU umumnya dan tidak lansung akan

berpengaruh pada perekonomian di riau umunnya dan kota dumai pada khususnya

akan semakin maju dan berdampak positif dalam pembangunan kota.PT WINA

telah mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya dan PK crushing

sebanyak 1000 MT/ harinya yang menjadikan PT. WINA sebagai produsen dan

pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia.

Perkembangan lain yang dilakukan oleh manajemen PT WINA yaitu pada awal

tahun 2005 kembali membangun pabrik di kawasan industri dumai-pelitung

berupa pembangunan refinery/fractionation dengan kapasitas 5.600 MTD dan PK

Crusing plant dengan kapasitas 1500 TDP (Ton Per Day). Adapun perkembangan

pabrik ini didukung dengan pelabuhan yang mempunyai dermaga dengan panjang

425 meter dan kolom pelabuhan dengan kedalaman 14 meter, yang dapat disadari

oleh kapal dengan bobot 50.000 DWT dan akan dikembangkan untuk dapat

disandari kapal 70.000 DWT yang merupakan perusahaan yang berada dalam satu

naungan WILMAR Group.

Page 2: PT Wilmar Nabati Indonesia

Komitmen yang tinggi dari manajemen dan karyawannya memungkinkan PT

WINA untuk berkembang lebih besar lagi.Hal ini terbukti dengan telah di

perolehnya sertifikat ISO 9001:2008 pada tanggal 16 oktober 2009. Didalam

menjalankan operasional perusahaaan, manjemen PT WINA telah menetapkan

suatu visi dan misi yaitu mendukung bisnis operasional group sehingga tercapai

kapasitas yang optimal dan kualitas yang sesuai denngan permitaan pelanggan

serta waktu pengiriman yang tepat dengan cara pengembangan kinerja sumber

daya manusia yang ada.pada tahun 2009, PT WINA nama menjadi PT WILMAR

NABATI Indonesia sebagai wujud perkembangan usaha yang semakin besar dan

mulai membangun pabrik-pabrik baru di luar kota dumai dibawah bendera

WILMAR Group.

B. Proses Konversi Olein dan Starin

1. Production Section

Proses pemurnian CPO (Crude Palm Oil) menjadi Olein dan Stearin

dilakukan dengan dua tahap proses utama yaitu Refinery Section dan

Fracsinasi Section.

1.1 Refinery Section

Proses Refinery merupakan proses pemurnian minyak sawit crude palm oil

(CPO) untuk meghilangkan Free Fatty Acid (FFA), bau, serta menurunkan

wana, sehingga memenuhi syarat mutu gunanya.

Tahap proses pada Refinery section terdiri dari empat section, diantaranya

adalah :

1.1.1 Pretreatment Section

Perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan terhadap pemurnian

minyak kelapa sawit (CPO) yaitu mempersiapkan bahan baku yang akan

dikelola menjadi minyak goreng. Dimana CPO dari Storage Tank

dipompakan dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju HE (E.600A

dan E.600B), dimana pada alat ini terjadi co-current, karena didalamnya

Page 3: PT Wilmar Nabati Indonesia

terjadi perpindahan panas antara CPO dan RBDPO, sehingga alat ini

sering disebut heat exchanger economizer. CPO masuk berkisar 40 – 500C

menuju E.600A, dan keluar pada suhu 78 – 800C, lalu masuk ke E.600B

dan keluar pada suhu 1050C. RBDPO yang berasa dari P.716

(penampungan RBDPO) masuk menuju E.600B pada suhu 1050C dan

keluar pada suhu 1280C kemudian masuk menuju ke E.600A dan keluar

pada suhu 1000C lalu menuju T.706 sebagai tempat penyimpanan RBDPO

untuk dikelola pada proses Fraksinasi.

Alat kontrol pada Preatment Section diantaranya yaitu:

a. Feed Pump (P.760)

Pompa yang digunakan untuk mentransfer CPO dari thank Heat

Exchanger Economizir (E.600A/B), menuju Heat Exchanger Steam E.601,

knife mixer (M.680A/B/C), kemudian paddle mixer (M.686) dan ke

bleacher thank (B.601).Didalam mixer M.686 terjadi pengadukan antara

crude palm oil, citrid acid dan phosporic acid yang sudah ditambah pada

tiap mixer (M.680A/B/C)

b. Heat Exchanger Economizer (E.600A/B)

Heat Exchanger Economizer merupakan alat penukar panas yang dapat

meningkatkan temperatur CPO masuk dari 40 – 500C dan temperatur

keluar 78 – 1050C. CPO akan menukar panas dari RBDPO yang memiliki

temperatur 125 – 1500C dari P.716 melalui E.600A/B.

c. Heat Exchanger Steam (E.601)

Heat Exchangger Steammerupakan alat penukar panas dimana CPO

dariE.600B akan menerima panas sehingga temperaturnya meningkat 115

– 1200C. Steam sebagai media pemanas dengan suhu 180 –

1850C.Temperatur masuk CPO ke E.601 100 – 1050C dan temperatur

keluar 115 – 1200C.Temperatur steam masuk 180 – 1900C dan temperatur

keluarnya 130 – 1400C.

Page 4: PT Wilmar Nabati Indonesia

1.1.2 Degumming Section

Degumming meruakan suatu proses pemisahan kotoran, logam – logam,

dan getah atau lendir yang terdiri dari phospatida, protein, residu,

karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi asam lemak bebas dalam

minyak. Pada prinsipnya proses degumming adalah proses pembentukan

dan pengaktifan flok – flok dari zat tersebut di atas yang bereaksi dengan

asam Phosporit (H3PO4), sehingga flok – flok yang terbentuk cukup besar

untuk dipisahkan dari minyak. Proses degumming yang paling banyak

digunakan adalah proses degumming dengan phosporic acid (H3PO4) dan

Citrid Acid. Pengaruh yang timbul dari asam tersebut adalah

penggumpalan dan pengendapan zat – zat seperti phospatida, protein,

residu, karbohidrat, air dan resin yang terdapat pada minyak.

CPO dari E.601 dialirkan ke mixer M.680 yang berjenis knife mixer. Di

dalam mixer ini terjadi pencampuran phosporic acid dengan penggunaan

0,03 – 0,045% dan citric acid dengan penggunaan 100 – 200 ppm ke

dalam minyak CPO panas secara teratur, pencampuran ini dilakukan

sebanyak dua kali yaitu dengan mixer M.680 A/B/C dan mixer M.686, di

dalam mixer M.686 terjadi pengadukan secara sempurna antara

Phosporic acid, Citric Acid dan Crude PalmOil secara homogen, dimana

knife yang bersilang berjajar ke bawah di bagian tengah mixer.Hal ini

Bertujuan agar diperoleh hasil campuran yang homogen. Operasi

berlangsung pada tekanan 1 atm. Hasil dari proses ini adalah Degumming

Palm Oil (DPO), yaitu minyak sawit yang bebas gum dan selanjutnya

dialirkan ke dalam bleacher tank untuk proses pemucatan.

Kontrol alat Degumming Section meliputi :

a. Phosporic Acid Tank (T.623)

Phosporic Acid Tank merupakan tangki penyediaan H3PO4 (asam posfat)yang

berkapasitas ± 2000 liter dengan temperatur 30 – 320C.

Page 5: PT Wilmar Nabati Indonesia

b. Phosporic Acid Pump (P.623 A/B/C)

Phosporic Acid Pump merupakan pompa yang mengtur storageuntuk

presentasi pemakaian phosporicacid dari T.623 menuju knife mixer

M.680 A/B/C.

c. Knife Mixer (M.680 A/B/C)

Knife Mixer merupakan alat untuk mengaduk campuran phosporic acid

dan CPO dengan kapasitas 0,2 Ton. Pisau mixer yang saling

bersilangan sejajar ke bawah berfungsi untuk mengaduk campuran.

Temperatur CPO 105 – 1150C sedangkan temperatur phosporic acid 30

– 320C, di knife mixer temperatur tetap dijaga pada suhu 1050C dengan

jaket agar panasnya tetap stabil.

d. Paddel Mixer

Paddle Mixer merupakan alat yang digunakan untuk mencampur

kembaliphosporic acid dan CPO dari M.686 A/B/C, dengan lama

pencampuran 3 – 5 menit. Alat ini berkapasitas 10 Ton dengan

temperatur CPO tetap di jaga pada suhu 105 – 1150C.

e. Citric Acid Tank (T.724)

Citric Acid Tank merupakan tangki penyediaan citric acid 4000 Ton.

1.1.3 Bleaching Section

Setelah phosporic acid dan CPO bercampur secara homogen,

kemudian campuran ini selanjutnya dialirkan ke bleacher tank

B.610yang bekerja pada tekanan vacuum 40 Torr agar uap air dan

udara yang terkandung dalam CPO dapat ditarik oleh sistem

vacuumPT.611. CPO yang berada dalam bleacher bercampur dengan

bleaching earth (tanah pemucat) yang berasal dari BT.661 ditarik

keatas oleh EP.661 A menuju ke bleacher tank melalui valve

V.660A1 dan V.660A2 selama 20 detik kemudian campuran tersebut

turun ke B.610. Pencampuran beacher earth dengan CPO dibantu

dengan spurging steam bertekanan 0.7 – 1.5 Bar dan temperatur 175 –

Page 6: PT Wilmar Nabati Indonesia

1800C. Bleacher earth berfungsi unruk mengikat heavy metals (Fe

dan Cu), kotoran dan memucatkan warna.

Kapasitas CPO yang diolah sangat besar yaitu 2600 Ton/hari. Akibat

besarnya kapasitas CP yang akan diolah sementara waktu kontak

bleacher earth dengan CPO hanya berkisar 20 detik dan dapat

mempengaruhi kualitas pemucatan, maka ditambah satu tangki lagi

yaitu buffer tank T.611. Tangki ini juga bekerja pada tekanan vacuum,

dari bleacher sectionakan didapatkan bleacher earth. Uap air dan

udara yang terkandung pada CPO ditarik oleh sistem vacuum PT.611.

Agar tetap terjadipencampuran secara homogen dalam tangki ini

maka diberi steam antara B.610 dan T.6111 berdasarkan prinsip

bejana berhubungan.Minyak yang keluar dari B.610 inlah yang

disebur Bleacher Palm Oil (BPO).

Untuk memisahkan BPO dari bleaching earth dan gum – gum maka

minyak dialirkan melalui bagian bawah T.661 ke Niagara Filter

F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696, F.697 dengan menggunakan

pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve

V. 691P, V. 692P, V. 693P, V. 694P, V. 695P, V. 696P, V. 697P

untuk dibersihkan, sehingga minyak bebas dari bleachibg earth yang

mengandung partikel minyak, sehingga bleaching earth terjebak pada

filter leaf tersebut. Lembaran filter (filter leaf) sebanyak 18 lembar

disusun secara vertikal agar pemisahan efektif. Bleaching earth

harusbersih dari filter setelah 45 menit operasi untuk mendapatkan

filtrasi yang baik.Tetapi di dalam minyak masih terdapat bleching

earth yang belum terpisahkan.

Selanjutnya bleacher palm oil yang berwarna merah darah

dipompakan dari Niagara Filter ke ricket fiter F.681 dan F.682, untuk

menyaring bleaching earth yang masih terkandung dalam

BPO.Minyak yang telah diperoleh dialirkan ke dalam bleaching oil

Page 7: PT Wilmar Nabati Indonesia

tank(T.770) sebagai penyimpan sementara sebelum proseslebih lanjut

dengan temperatur 1150C.

Proses penyaringan yang terjadi pada Niagara Filter adalah sebagai

berikut :

1. Stand By

Artinya Niagara Filter dalam keadaan kosong dan siap untuk

digunakan, tidak ada valve yang dibuka dan pompa dalam keadaan

off.

2. Vacuum

Pada tahap ini NiagaraFilter dikosongkan dengan cara

menghisap/menarik udara/steam keluar oleh Valve V.02 menuju tank

T.611. Udara harus dikeluarkan karena dapat menyebabkan proses

oksidasi pada minyak selama proses penyaringan sehingga minyak

menjadi hangus. Minyak yang hangus pada proses ini akan

mengurangi kualitasnya dan oengolahan lebih lanjut akan

membutuhkan energi dan biaya yang lebih tinggi.

3. Filling

Setelah mencapai tekanan Vacuum, maka proses selanjutnya adalah

proses pengisian minyak ke dalam NiagaraFilter. CPO dan bleaching

dari T.611 dipompakan oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P695,

P.696, P697 ke NiagaraFilter sampai penuh (highlevel).Valveyang

dibuka agar sisa-sisa udara pada minyak dan tangki dapat dikeluarkan.

Proses ini memerlukan waktu 10 menit.

4. Coating

Pada proses ini terjadi penjernihan minyak agar minyak yang keluar

dan Niagara Filter bebas dari bleaching earth. Minyak dari T.611

dipompa ke Niagara Filter F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696,

F697 dengan menggunakan pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695,

Page 8: PT Wilmar Nabati Indonesia

P.696, P.697 melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P,

V.695P, V.696P, V.697P ke bagian bawah Niagara Filter. Minyak

lalu disaring oleh leaf filter yang dipasang vertikal berjajar dalam

Niagara Filter. Bleaching earth yang ada di dalam minyak akan

tersaring pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari

bleaching earth. Hasil penyaringan akan kembali lagi ke T.611

melalui V.6811, V.6814, V.6821, V.6824. Pompa dalam kondisi on

proses ini berlangsung sekitar 4 menit.

5. Filtration

Agar minyak yang didapat benar-benar jernih (bebas dari bleaching

earth), maka dilakukan proses filtrasi. Minyak dari T.611 dipompa

masuk ke Niagara Filter oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694,

P.695, P.696, P.697 melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P,

V.695P, V.696P, V.697P, lalu disaring pada leaf filter. minyak keluar

dari Niagara Filter melalui V.6811, V.6814, V.6824, menuju T.777.

Untuk penyaringan yang lebih baik maka disaring lagi didalam 2 filter

bag kemudian masuk ke polishing filter F.681 dan F.682. Pompa

dalam kondisi on proses ini berlangsung 90-100 menit.

6. Circulation

Proses circulation tidak terjadi pada setiap proses filtrasi (filtration

section). Tetapi hanya terjadi apabila minyak dalam T.611 atau T.770

yang kepenuhan. Proses circulation ini dilakukan secara manual,

misalnya pada saat bleacher tank dihentikan sebentar operasinya atau

pada keadaan tertentu. Valve yang terbuka 0,1, 0,3 dan pompa on.

Proses akan terus berlangsung hingga ada tanda low level pada T.611

atau alrm high level T.770 dan proses kembali lagi ke step filtration.

7. Emptying

Proses ini adalah proses pengeluaran/pengosongan minyak yang telah

difilter dengan mengalirkan melalui valve V.6813, V.6823, V.6814,

Page 9: PT Wilmar Nabati Indonesia

V.6824 dengan bantuan menggunakan steam dengan tekanan 3-3,5

bar melalui V.09. Minyak yang berada pada leaf filterakan

dikeluarkan melalui valve 07 menuju C.641 dan valve 06 melalui

T.611. Di C.601 terjadi pemisahan antara minyak dengan steam.Steam

naik ke atas sedangkan minyak mengalir ke T.641.Disini minyak

dipanaskan agar tidak membeku dengan menggunakan steam, lalu

dipompa oleh P.641 (centrifugal pump) melalui V.643.valve yang

terbuka 0,9, 0,6, 0,7 dan pompa off. Proses ini memerlukan waktu

sekitar 6-7 menit.

8. Full Empying

Proses pengosongan keseluruhan minyak yang ada di dalam niagara

Filter.

9. Cake Drying

Cake drying merupakan proses pengeringan cake (bleaching earth

yang menempel pada filter) agar minyak yang terdapat pada cake

dapat dikeluarkan. Untuk mengeringkan bleaching earth pada leaf

filter dialirkan dengan steam bertekanan 3 - 3.5 bar melalui V.9 valve

yang terbuka 0,7, 0,8, 0,9 dan pompa off. Proses ini berlangsung 20 -

25 menit atau sampai kandungan minyak dalam spend earth lebih

kurang 15-16%.

10. Post Emptying

Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan sisa-sisa minyaka dar

prosses cake drying yang terdapat di bagian bawah Niagara Filter

(bagian cekungnya) masuk ke C.641 melalui V.6105, V.6205, V.6305

yang terbuka 0,5 dan pompa off. Proses ini berlangsung hanya 1

menit.

11. Ventilation

Proses ini bertujuan untuk menyamakan tekanan di dalam Niagara

Filter dengan tekanan luar cake yang keluar tidak bertebaran ke

Page 10: PT Wilmar Nabati Indonesia

segala arah karena tekanan dalam Niagara Filter yang besar. Hal ini

dilakukan dengan cara memasukan melalu V. 6811, V.6814, V.6821,

V.6824. Valve yang terbuka 11 dan pompa off. Proses ini berlangsung

selama 2 menit.

12. Discharge

Jika tekanan di dalam Niagara Filter telah sama dengan tekanan udara luar

maka proses selanjutnya adalah cake discharge yaitu proses pengeluaran

spent earth (cake discharge) melalui bawah Niagara Filter. proses ini

dilakukan dengan menggetarkan vibrator oleh compressed air melalui valve

V. 681a dan V.681b. Spent earth akan ditampung di dalam bak dan

selebihnya akan dibuang. Valve yang terbuka 10 dan pompa off. Proses ini

merupakan proses akir penyaringan dan memerlukan sekitar 11 menit.

Kontrol alat di bleaching section meliputi:

a. Bleacher tank (B.610)

Bleacher tank merupakan tangki tempat proses pencampuran antara CPO

dan bleaching erth dengan cara pengadukan campuran menggunakan

spurging stea spiral. Temperatur tangki 105-120o C, kapasitasnya 30 ton

dan tekanan 1-1,5 bar.

b. Buffer tank

Buffer tank merupakan tangki penampung campuran bleaching earth dari

bleaching tank B.601 serta mengaduk campuran tersebut kembali

sehingga diperoleh campuran yang lebih homogen.Temperatur alat 100-

105o C, kapasitasnya 12 ton dan tekanan 50-100 torr.

c. Bleaching earth pump (P.691-P697)

Bleaching earth pum merupakan alat yang digunakan untuk memompakan

campuran ke Niagara Filter, Filter bag, polishing filter dan buffer tank

(T.701) temperatur pompa normal 30-32o C dengan tekanan 3-4 bar.

Page 11: PT Wilmar Nabati Indonesia

d. Niagara Filter

Niagara Filter merupakan alat untuk menyaring Bleaching earth, gum,

residu logam, pengotor sehingga minyak yang dihasilkan benar-benar

bersih dan jernih. Berbentuk tabung silinder yang terdiri dari leaf filter,

vibrator dan corong pembuang limbah. Temperatur alat 100 – 105o C,

kapasitas 5 ton dan tekanan 2 - 3,5 bar.

e. Bleaching tank (BT.661)

Bleaching tank merupakan tangki sumber bleaching earth yang akan

digunakan dalam proses bleaching section.

f. Blower pump (EP.661A/B)

Blower pump merupakan alat untuk menghisap bleaching earth dari

tempat pencurahan ke tangki penampungan bleaching (BT.660A/B).

g. Bleaching feesd flopper (BT. 660A/B)

Bleaching feed flopper merupakan alat penampung bleaching earth dari

BT.661 A untuk pengisian menuju ke B.610.

h. Filter bag

Filter bag merupakan tangki yang di dalamnya terdapat saringan yang

digunakan untuk menyaring kebali bleaching earth dan kotoran yang

masih lolos dari Niagara Filter.

i. Polishing Filter (F.681, F.682)

Sama seperti filter bag, polishing berfungsi untuk penyaringan ulang agar

minyak yang dihasilkan lebih jernih. Temperatur alat 100 -105o C, dengan

kapasitas 1,5 ton dan tekanan0,2 -0,5 bar.

j. Knock down drum (C.641)

Knock down drum merupakan sebuah tangki yang pada bagian bawahnya

terdapat corong untuk pengeluaran steam sedangkan bagian bawahnya

Page 12: PT Wilmar Nabati Indonesia

digunakan untuk minyak mengalir ke slop oil tank (T.641). Alat ini

digunakan sebagai tempat penampungan sementara minyak dan tempat

pemisahan steam dengan minyak. Temperatur alat 100 – 105o C, dengan

tekanan 2 – 2,5 bar dan kapasitas 1,7 ton.

1.1.4 Deodorisasi

CPO yang telah mengalami proses degumming (pengikat gu atau lendir)

dan pemucatan wara (bleaching) maka CPO disebut bleaching palm oil

(BPO). BPO akan diproses lagi untuk mendapatkan reffined bleached

deodorized palm oil (RBDPO) atau sering disebut RPO. Agar diproses

penghilangan zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai dalam minyak

berlangsung dengan baik, minyak yang akan mengalami deodorisasi

sudah bersih dari bleaching earth.Proses deodorisasi adalah siste destilasi

proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk mengeluarkan free fatty

acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching color yang tidak dapat

dikeluarkan pada proses bleaching.

Pada tahapan Pretripper BPO dari proses bleaching dipanaskan pada heat

exchanger E.701 dari temperatur 110o C menjadi 130o C dengan

menggunakan sumber panas dari steam. Dalam proses deoderization di

design supaya terjadi waktu tinggal (residence time) yang lama, kondisi

vacuum, fasilitas spurging steam untuk pengadukan dan suhu yanag

tinggi untuk menghilangkan free faty acid serta bau yang masih ada pada

minyak tersebut.

1.1.4.1 Deodorization Section 1 (preheating)

BPO yang berasal dari tangki T.770 dipompa dengan P.770 menuju ke

dearator D.710.tetapi sebelumnya mengalami kenaikan suhu dari 110o C

menjadi 120o C dengan menggunakan heat exchangerE.701 dimana

media pemanasnya adalah steam. Dearator D.710 dilengkapi dengan

steam ejector yang berguna untuk menghilangkan kadar air dan gas-gas

Page 13: PT Wilmar Nabati Indonesia

yang masih ada dalam minyak, misalnya oksigen dan air serta menahan

mutu minyak. Proses deodorization bekerja di bawah tekanan vacuum

antar 1,5 -2,5 torr, tekanan uap BPO akan turun sehingga uap air dan gas-

gas akan terhisap oleh vacuum. Temperatur minyak di dearator (115o C)

sudah cukup untuk menghilangkan uap air dan gas-gas (volatil matter).

BPO dari D.770 dipompa oleh P.770 untuk dialirkan menuju spiral heat

exchanger E.703 A/B/C secara continue untuk dinaikan temperaturnya

dengan memanfaatkan panas RBDPO yang berasal dari D.710. Di dalam

spiral heat exchanger ini terjadi perpindahan panas antar BPO dengan

temperatur 110 – 135o C sehingga BPO yang keluar dengan temperatur

225 -240o C sedangkan suhu RBDPO yang masuk 240 – 260oC dan

temperatur keluar 125 -135o C. Heat exchanger E.703 A/B/C ini sering

disebut heat exchanger economizer. BPO yang telah dipanaskan di E.703

A/B/C akan dialirkan menuju oil heater VHE.704 A/B dengan sumber

panas dari boiler dengan temperatur 265o C kemudian minyak BPO

dialirkan ke dalam pretripper PR.711 untuk dipanaskan kembali hingga

mencapai temperatur 265 – 268o C (minyak akan terdistilasi dan volatile

matter akan menguap pada suhu teersebut). Model heat exchnger VHE

704 A/B adalah shell dengan media pemanas saturated steam yang

dihasilkan oleh high pressure boiler (HP Boiler). HP Boiler dapat

menghasilkan suhu steam dan tekanan tinggi sehingga minyak yang

dipanaskan dapat mencapai suhu optimal.

Kontrol alat di Deodorization Section 1 (Preheating) meliputi:

a. Dearator Feed Pump (P.770)

Dearator Feed Pump merupakan pompa yang digunakan untuk memompakan

minyak BPO dari buffer tank menuju dearator heater E.701 dan ke dearator

D.710.jenis pompa ini centrifugal pump dengan temperatur 95 – 100o C, dengan

tekanan pompa 4,5 – 5,5 bar.

Page 14: PT Wilmar Nabati Indonesia

b. High temperatur economizer (E.703A/B/C)

Alat penukar panas yang berupa spiral exchanger dimana minyak BPO

akan bertukar panas dengan minyak RBDPO yang keluar dari P.703.

temperatur BPO masuk 110o C – 135o C mengalami perpindahan panas

dengan RBDPO dengan temperatur 240o C – 260o C. Temperatur

BPOmenjadi 225 – 240o C sedangkan temperatur keluar RBDPO menjadi

125 -130o C.

c. Final oil heater (VHE.704 A/B)

Final oilheater merupakan heat exchanger yang terdiri dari shell and

tube. Minyak BPO akan dipanaskan lagi sampai 265-268o C di E.703

dengan pemanas steam dry saturated dari HP boiler (G.760). Temperatur

BPO 225 – 240oC mengalami perpindahan panas dengan RBDPO

bertemperatur 240 – 260o C.

d. Free Heater System High Pressure Boiler (G.760)

Suatu tangki yang terdiri dari burner untuk memanaskan spiral-spiral

pemanas membuat air menjadi steam dry saturated untuk dipakai sebagai

pemanas VHE.704 A/B.

1.1.4.2 Deodorization section 2

Bleached palm oil (BPO) dengan tempratur 265-268oC masuk ke

cyclone tank PR.711. Di dalam PR.711 ini terjadi pemisahan antara

air, FIFA, dan semua volatile matter serta minyak. Air,FFA, volati le

matter dari PR.771. keluar menuju D. 710 melalui top cyclone,

sedangkan minyak BPO keluar menuju distributor D.710 melalui

bottom cyclone. Pada D.710 terjadi proses distilasi dimana uap, FFA,

bau, volatile matter akan memisah dari minyak. Pemisahan terjadi

karena suhu yang tinggi.

Page 15: PT Wilmar Nabati Indonesia

Dearator (D.710) dilengkapi dengan dua packed column yang

berguna pada proses distilasi. Satu untuk PFAD ( palm fatty Acid

Distilasi) dan satu lagi untuk minyak serta tray yang berfungsi untuk

memisahkan FFA, bau, volatile matter yang masih ada dalam minyak

dengan spurging steam.

Dari D.710 BPO akan menjadi RBDPO dan PFAD dan PFAD. D.710

ini bekerja pada tekanan vacum (1,5-2,5 torr).PFAD ini di dapat dari

penguapan FFA, aldehid, keton, peroksida, bau, pigment, dan air

pada packed colum PFAD. PFAD akan menguap dan akan di tangkap

dengan cara mengkondensasi uap tersebut dengan PFAD dingin ( 60-

70oC). PFAD hasil kondensasi akan mengalir masuk ke T.775. jika

T.775 sudah penuh, maka secara otomatis V.775 terbuka dan minyak

mengalir menuju storage tank dengan tenaga dari pompa P.775 A/B.

Sebagian dari PFAD ( karena tidak semua PFAD di kirim storage

tank) akan di turunkan suhunya dengan menggunakan heat

exchanger E.705 dimana media pendinginnya adalah air, hingga

suhunya menjadi 60-70oC, dan digunakan lagi untuk menangkap

PFAD uap dengan cara menspraykan PFAD yang bersuhu

rendah/dingin pada top PR.711 PFAD akan bersikulasi secara

continue.

D.710 pada bagian bawahnya di lengkapi dengan 13 buah spurging

steam bekerja pada tekanan 0,7- 1,5 bar. Fungsi dari spurging steam

ini adalah untuk mengaduk minyak sehingga semakin sempurna

pemisahan FFA, volatile matter dan bau. Minyak pada bagian bawah

D.710 di sebut refined bleached deodorized Palm Oil ( RBDPO) yang

di pompa oleh P.710 A/B menuju heat exchenger E.703 A/B/C untuk

di manfaatkan panasnya. Spurging steam menyebabkan minyak

mengalir secara turbulan pada masing- masing tray. Aliran ini

menyebabkan adanya percikan-percikan minyak yang keluar dari

Page 16: PT Wilmar Nabati Indonesia

tray. Minyak tersebut lalu di alirkan ke tank T.770 yang kemudian di

pompa oleh P.703 B ke tank T.701 untuk di proses lagi.

Minyak RBDPO yang keluar dari D.710 mengalami dua kali

pemanfaatan panas ( E.703 A/B/C dan E.600) sehingga suhunya turun

menjadi 75oC. Untuk hasil terakhir,RBDPO di turunkan lagi suhunya

menjadi 68oC di E.706. Heat exchanger ini di sebut final Oil cooler

dengan air sebagai media pendinginnya. Lalu selanjutnya, RBDPO di

saring lagi di polishing filter F.784, F.785, F.786 sehingga di

hasilkan RBDPO yang lebih murni lalu di kirim ke buffer tank untuk

difraksinasi.

Fungsi alat deodorization (D.710) adalah:

1. Memisahkan FFA ( free fatty Acid) secara aktual.

2. Mengeluarkan pigmen warna (carotene).

3. Menghilangkan bau yang terkandung dalam minyak sawit.

4. Menghilangkan secodary oxidation seperti aldehid, keton,peroxide.

5. Menghilangkan air, volatile matter tahap kedua yang masih ada pada

BPO.

Kontrol alat di deodorization section 2 meliputi:

a. Splash cyclone (PR.711)

Splash cyclone merupakan tanki yang di dalamnya terdapat spray

nozzel.Digunakan sebagai tempat pemisah FFA,moist dan volatile

matter yang akan mengalir ke bagian atas cyclone. Tempatkan 265-

268oC.

b. Deodorizer (D.710)

Deodorizer merupakan suatu alat yang berbentuk seperti botol besar di

mana di bagian atasnya di lengkapi dengan packed coloum dan bagian

bawahnya dengan 13 set tray. Packed coloum pertama tempat

memisahkan PFAD dengan tempratur in 60-70oC dan tempratur out

80-90oC.

Page 17: PT Wilmar Nabati Indonesia

Packed coloum kedua di gunakan untuk tempat pemisahan RBDPO

dengan tempratur in 265-2680C dan out 255-259oC.

c. Hot Oil Discharge Pump (P.710 A/B)

Pompa yang di lengkapi dengan pendingin body motor dan pendingin

minyak untuk pendingin seal Pump. Digunakan untuk memompakan

minyak RBDPO dari D.710 ke high temperatur Economizer E.703

A/B/C, ke crude oil Economizer E.001, ke final oil cooler E.706 dan

ke polishing filter F.784, F.785, F786. Tempratue alat 225 – 259oC,

tekanan 5,5 – 6 Bar, dengan kapasitas 98 ton/hr.

d. Final Oil Heater (E.706)

Heat exchanger yang berupa plate exchanger dimana RBDPO dari

E.600 akan melepaskan panas yang kemudian di terima oleh air dari

cooling tower. Tempratur in RBDPO 70o – 75oC dan tempratur out 65

– 68oC .tempratur in air 28oC – 30oC dan tempratur out 60 – 65oC.

e. Bouster Pump

Pompa yang di gunakan untuk memompakan minyak RBDPO dari

E.706 ke polishing filter F.784, F.785, F.786 dan ke buffer fract tank

atau ke stroge tank.

f. Polishing Filter (F.784, F.785, F.786 )

Suatu tanki berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat cartridge

cartridge tempat menyaring minyak agar minyak dapat di pastikan

bebas dari kotoran dll.

g. Splash Oil Tank ( T.776)

Tanki slender tempat menampung minyak yang berasal dari D.710

yang keluar dari tray.Tempratur alat 140 – 150oC.

h. Splash Oil Pimp ( P.711A dan P.711B )

Page 18: PT Wilmar Nabati Indonesia

Berfungsi untuk mentransfer minyak RBDPO dari PR.711 ke D.710.

tempratur pompa 140 – 150oC, tekanan 3.5 – 4 Bar.

i. Fatty Acid tank ( P.775 )

Tanki tempat menampung fatty acidd yang dispray dalam packed

coloum vetsil deodorizer. Tempratur alat 78 – 90oC, tekanan 1.5 – 3

bar.

j. Fatty Acid Pump ( P. 775A dan P.775B)

Untuk memompa fatty acid dari T. 775 ke fatty acid cooler E. 705 ke

packed coloum vetsil deodorizer dan sebagian PFAD dingin ke

stroage tank. Tempratur alat 80 – 90oC, tekanan 3 – 3.5 Bar.

k. Fatty Acid Cooler ( E.705 )

Heat exchanger yang berupa Plate exchanger dimana fatty Acid

mengalami penurunan suhu oleh air dari cooling tower sehingga

suhunya menjadi 60oC. Tempratur in fatty acid 80 – 90oC dan

tempratur out fatty acid 60 – 70oC.Tempratur in air 28 – 30oC dan

tempratur out 60 – 65oC.

l. Fatty Acid cooler Pump (P. 706 )

Di gunakan untuk memompakan air dari cooling tower masuk ke

fatty acid cooler E. 705. Tempratur alat 30oC, tekanan 3 – 3.5 Bar.

4.1.2 Dry Fractination station

Fraksinasi adalah proses pemisahan minyak menjadi dua fraksi

( fraksi olein dan fraksi stearin ) berdasarkan sifat fisiknya atau

berdasarkan perbedaan titik beku. Proses pemisahan minyak di PT.

Wilmar nabati indonesia menggunakan sistem fraksinasi tanpa bahan

pelarut atau lebih di kenal dengan istilah Dry fracsination.

Page 19: PT Wilmar Nabati Indonesia

Pada proses Fraksinasi terjadi pemisahan yaitu:

a. Refined Bleaced deodorized Palm Oil ( RBDPO) menjadi refined

Bleaced Deodorized Olein ( RBDOL) dan refined Bleached

deodorized stearin ( RBDST).

b. RBDST menjadi soft stearin 1 dan hard stearin 1.

c. RBDOL menjadi super olein dan stearin.

d. RBDST ( 25%) + soft stearin 1 ( 75%) menjadi soft stearin 2 dan hard

stearin 2.

Pada fraksinasi ini minyak RBDPO produk dari Refiney plant yang

masih mengandung dua fraksi yaitu fraksi olein (RBDOL) dan fraksi

stearin (RBDST) di pisahkan berdasarkan sifat fisiknya, fraksi olein

mempunyai titik beku lebih rendah dan fraksi stearin dengan titik beku

lebih tinggi.

Proses Dry Fractination meliputi tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan dan pengkondisian minyak.

2. Tahap kristalisai.

3. Tahap penyaringan ( Filtration).

Diagram alir proses fraksinasi dapat di lihat pada gambar 4.1.2 berikut

ini.

R

Page 20: PT Wilmar Nabati Indonesia

Gambar 4.1.2 Diagram alir proses fraksinasi

4.1.2.1 tahapan persiapan dan kondisi minyak

Minyak RBDPO dari tanki timbun ( R.102) di pompa oleh feed pump

(P.202) masuk ke Cristalizer tank (CR.401, CR.402, CR.403, CR.404,

CR.405, CR.406, CR.407, CR.408, CR.409, CR. 410, CR.411,

CR.412, CR.413, CR.414, CR.415, CR.416, CR.417, CR 418,

CR.419, CR420,CR.21, CR.422).

Cristalizer tank ini merupakan kapasitas sebesar 40 ton. Apabila suhu

RBDPO belum mencapai 65 – 68oC, RBDPO akan di panaskan

terlebih dahulu untuk menaikkan suhu dengan menggunakan heat

exchanger ini dilengkapi dengan peneumatic control valve yang

berfungsi untuk mengatur secara otomatis masuk tidaknya steam.

Apabila tempratur RBDPO telah mencapai 65oC, maka valve akan

membuka dan steam akan masuk untuk menaikkan tempratur RBDPO

tersebut.

Kontrol alat pada tahapan persiapan dan kondisi minyak meliputi:

a. Tanki timbun (R.102)

Alat yang di gunakan untuk menampung minyak RBDPO dari

refinery atau tank farm.Tempratur 65 – 68oC.

b. Feed Pump For Oil ( P.202)

Pompa ini di gunakan untuk mentransfer minyak RBDPO dari tanki

timbun ( R.102) ke feed Oil Heater (E.202) dan ke Crystalizer tank

( CR.401, CR.402, CR.403, CR.404,CR.405, CR.406, CR.407, CR.408,

CR.409, CR.410, CR.411, CR.412, CR.413, CR.414, CR.415, CR.416,

Page 21: PT Wilmar Nabati Indonesia

CR.417, CR.418, CR.419, CR.420, CR.421, CR.422). tempratur alat 65 –

68oC dengan tekanan 3,5 bar.

c. Feed Oil Header

Feed Oil Heater merupakan alat penukar panas berupa plate exchanger di

mana minya RBDPO akan menerima panas dari steam. tempratur masuk

minyak RBDPO 60oC sedangkan tempratur keluar 65 – 68oC. Tempratur

steam masuk 150oC sedangkan tempratur keluar steam 80 – 90oC.

4.1.2.2 Crystalization section

Minyak RBDPO dari E.201 langsung di pompakan ke Crystalizer tank.

Tahap kristalisasi adalah tahap pembentukan kristal – kristal stearin karena

perbedaan titik beku. Pengkristalan ini di lakukan dengan cara

mendinginkan minyak secara bertahap dalam beberapa segmen tempratur.

Segmen tempratur yang di maksud adalah perubahan tempratur pada

media pendinginan yang di gunakan untuk mendinginkan minyak di dalam

Crystalizer.

Media pendingin yang di gunakan adalah air dan di bedakan menjadi

cooling water dan chilled Water. Cooling water di gunakan untuk

mendinginkan minysk hingga tempraturnya menjadi 45oC. Kemudian di

dinginkan lagi dengan chilled water hingga tempratur minyak menjadi

25oC. Jadi pergantian antara cooling water dengan chilled water terjadi

pada saat tempratur minyak 45oC. Tempratur cooling water dari cooling

tower berkisar antara 29 – 30oC, sedangkan tempratur chilled water dari

balanced tank chiller berkisar antara 12 – 17oC. Minysk masuk dan keluar

dari bawah tanki, sedangkan air pendingin masuk tanki melalui bawah

tanki dan keluar melaui bagian atas tanki.

Pada Crystalizer ini terdapat double coil, yaitu tempat media pendingin di

alirkan dengan tujuan agar air pendingin tersebut tidak bercampur dengan

minyak RBDPO. Pronsip double coil ini adalah 2 aliran masukdan 2

Page 22: PT Wilmar Nabati Indonesia

aliran keluar. Air tersebut tidak langung memenuhi coil tersebut melainkan

sedikit demi sedikit agar rasio suhu antara air dam minyak RBDPO sesuai

dengan setting tempratur .di dalam Crystalizer ini terdapt control valve,

yaitu untuk mengatur aliran coil agar delta T tercapai atau perbandingan

suhu air dan suhu minyak sesuai dengan setting tempratur.

Sistem pendingin pada Cristalizer di PT.wilmar nabati indonesia di

kendalikan secara otomatis oleh program logic control (PLC). Laju alir

pendingin di atur oleh modulating control valve (MCV).Pergantian air

pendingin yaitu dari cooling water menjadi chilled water, di atur dengan

dengan penemuatic control valve (PCV) untuk memerintahkan control

valve terbuka atau tertutup dengan dengan persentase tertentu sesuai

dengan yang di setting. Minyak keluar dari bagian bawah crystalizer tidak

lagi berbentuk liquid, tetapi sudah berbentuk liquid, tetapi sudah berbentuk

bubur yang terdiri dari kristal – kristal stearin dan olein.

Crystalizer tank di lengkapi dengan peralatan pembantu lainnya, yaitu:

1. Alarm untuk menunjukkan levevl tertinggi, level terendah dan

alarm untuk cyclone complate serta pergantian cooling water

dengan chilled water.

2. Level transmiter yang mengirimkan sinyal ke komputer untuk

mengetahui level setiap crystalizer tank.

3. Thermocouple yang berfungsi untuk mengukur tempratur minyak

atau tempratur air pendingin.

4. Pipa pipa air pendingin, peneumatic valve, modulating control

valve untuk membantu pengoprasian Crystalizer.

Kontrol alat pada crystalizer section meliputi:

1. Feed Pump untuk cooling Liquid ( Pu. 120A dan Pu.120B)

Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer

chilled water dari balance tank ke crystalizer tank. Tampratur

Page 23: PT Wilmar Nabati Indonesia

chilled water in 12 – 17oC sedangkan tempratur chilled water out

24 – 35oC, tekanan 7 – 7,5 bar.

2. Chilling Pump ( Pu.332B)

Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer air

cooling tower ke condensor chilled dan cooling tower. Tempratur

in 12 – 17oC sedangkan chilled water out 24 – 35oC, tekanan 5 – 6

bar.

3. Cooling Wate Pump (Pu.331A dan Pu.331B)

Pompa ini digunakan untuk memompa atau menransfer air cooling

tower ke Condensor Chiller dan ke Coolong Tower. Temperatur ini

38 – 400C, tekanan 5 – 6 bar.

4. Crystalizer Tank (CR.401 – CR.422)

Tangki ini digunakan untuk proses pengkristalan RBDPO dengan

cara pendinginan. Median pendingin yang digunakan adalah chilled

tower. Di dalam tangki ini dilengkapi dengan pengaduk (agitator)

yang digunakan untuk mengaduk minyak RBDPO pada proses

pengkristalan dan spiral – spiral untuk pendingin. Temperatur

RBDPO ini 65 – 680C sehingga temperatur RBDPO out 23 – 240C,

kapasitas tangki 40 Ton/hr.

5. Recirculation Pump untuk Cooling Liquid (Pu.401 – Pu.422)

Pompa ini digunakan untuk memompakan atau mentransfer

cooling water dari cooling tower ke Crystalizer Tank dan dari

Crystalizer Tank ke Cooling Tower. Temperatur 23 – 240C dan

tekanan 1,5 – 2 Bar.

4.1.2.3 filtration section

Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah

mengkristal dan fraksi olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini

adalah untuk memisahkan fraksi stearin yang telah mengkristal dari fraksi

olein yang masih berwujud cair.proses ini menggunakan membrane filter

press yang terdiri dari 84 buah plate,dimana setiap plate dilengkapi

Page 24: PT Wilmar Nabati Indonesia

dengan plate chamber,plate membrane,filter cloth dan rubber

membran.stearin dan olein tersebut akan mengalami dua kali proses

penyaringan sehingga akan dihasilkan stearin yang benar-benar halus dan

olein yang benar-benar jernih.

Pemisahan fraksi stearin dengan fraksi olein dalam membran filter press

terdiri dari beberapa tahap,yaitu:

a.C lose Filter

pada tahap ini membran filter yang terbuka akan ditutup dan ditekan oleh

unit hidrolik sampai tekanan mencapai 120 – 360 Bar.Proses ini

berlangsung selama 135 detik.

b.Filtration

Pada tahap ini RBDPO yang telah mengalami proses kristalisasi

dipompakan oleh filter pump Pu.510 hingga mencapai tekanan 2,0 – 2,5

Bar.Minyak yang masuk ke membran sebanyak 30 – 32 ton.Didalam

membran akan mengalami pemisahan stearin dan olein karena adanya

plate chamber,membran dan cloth ilter.Olein akan mengalir melalui

selang-selang dibagian plate chamber dan membran menuju ke

intermediate tank T.512 dan T.522 sedangkan stearin akan tertinggal

diantara filter cloth.

c.Squeezing

Tahap ini dimakssudkan untuk memadatkan stearin yang ada pada cloth

filter dengan memasukkan angin kompresor kemembran karet (rubber).

Rubber akan menekan stearin yang ada pada cloth filter sehingga olein

yang masih terperangkap di cloth filter terdesak dan mengalir ke

intermediate tank.Pada proses ini stearin yang ada pada filter cloth akan

padat.

d.Blowing Filtrate

Page 25: PT Wilmar Nabati Indonesia

Pada tahap ini membrane filter press dikosongkan dari sisa-siasa minyak

RBD olein yang masih ada pada lubang-lubang bagian atas plate.Lalu

dialirkan melalui pipa menuju intermediate tank.Tahap ini dilakukan

dengan menghembuskan angin bertekanan 4.5 – 5.0.Bar melalui control

valve V.1411.Proses ini berlangsung selama 60 detik.

e.Blowing Care

Tahap ini dilakukan untuk mengkosongkan bagian tengah membran filter

press dari minyak RBDPO.Angin dihembuskan dari kompresor dengan

tekanan 2,5 Bar dari control Valve V.1412 sehingga minyak mengalir ke

cyclon tank melalui valve V.1403 kemudian menuju ke buffer Tank

RBDPO untuk diproses kembali.

f.Cake Discharge

Tahap ini dimakdsudkan untuk membuang stearin yang telah dipadatkan

ke melting Tank yang terletak dibawah membran filter press.Stearin-

stearin padat yang jatuh ke Melting Tank akan dicairkan dengan steam-

steam yang dialirkan melalui pipa-pipa steam sehingga minyak stearin

mencair.kemudian stearin ini dialirkan ke storage tank stearin,margerin

plant,proses soft stearin 1 dan soft stearin 2.

Kontrol alat pada tahap Filtration Section meliputi:

a. Feed Pump Filter (Pu.510)

Berfungsi untuk mendapatkan RBDPO crystal di filter press F.511 dan

F.521 menuju tank T.512 dan ke melting stearin receiving tank T.513

dan T.523 dengan temperatur 23-240c,tekanan 1- 2 bar.

b. Membran Filter press (F.511 dan F.521)

Alat ini terdiri dari plate chamber,plate membran,filter cloth,rubber

membran,dan hydrolic pump yang berfungsi untuk memisahkan

RBDPO crystal menjadi RBDPO olein dan stearin.Temperatur 65-680c

dengan tekanan 1.8- 2.2 Bar.

c. Olein Receiving Tank (T.512 dan T.522)

Page 26: PT Wilmar Nabati Indonesia

Tanki ini berfungsi sebagai penampung RBDOL dari Membran Filter

Press,dengan temperatur 24 -25oC.

d. Cyclone Tank (521)

Dalam alat ini terdapat spiral pemanas dan crystal dari membran filter

proses blowing core.Temperatur RBDPO in 23 – 240c sedangkan

temperatur out 40 – 800C.

e. Cyclone pump (Pu.521)

Alat ini digunakan untuk memompakan RBDPO dari cyclone tank ke

buffer tank dengan temperatur 65 -680C dan tekanan 3 – 3.5 bar.

f. Stearin Melting receiving Tank (T.513 dan T.523)

Tangki ini berbentuk empat persegi untuk menampung stearin yang

telah diproses ,didalam tanki ini terdapat pipa- pipa yang berfungsi

untuk mencairkan stearin sebelum dialirkan receiving

Tank.Temperaturnya 50 – 600C dengan kapasitas 2000 MT2.

g. Stearin Melting Receiving Pump (P.513 dan P.523)

Pompa ini berfungsi untuk mentransfer stearin dari stearin melting dan

receiving tank receiving tank stearin,Temperatur 50 – 600c dengan

kapasitas 100 m3/hr.

Page 27: PT Wilmar Nabati Indonesia

GRESIK: PT Wilmar Nabati Indonesia sedang serius melakukan proyek

pengembangan industri biofuel berbasis  kelapa sawit, yang pada tahap

lanjutan diharapkan bisa menghasilkan bahan bakar subsitusi bagi pesawat

terbang dengan nilai investasi US$70-80 juta.

Direktur Eksekutif PT Wilmar Nabati Indonesia Taufik Taminmengatakan

pihaknya tengah serius mengembangkan energi alternatif berbahan baku dari

nabati.

“Wilmar sangat serius untuk menekuni industri bioenergi yang dikembangkan

dari kelapa sawit. Hasil olahan kelapa sawit tidak hanya berhenti pada crude

palm oil, tetapi banyak produk turunan yang bisa dihasilkan. Salah satu yang

sedang dikembangkan Wilmar adalah pengolahan untuk subsitusi jet fuel,”

kata Taufik di instalasi pengolahan Wilmar di Gresik,  Selasa 10 April 2012.

Dia menjelaskan proyek pengembangan untuk memproduksi bahan bakar

yang bisa untuk disubstitusi atau dicampurkan pada bahan bakar pesawat

terbang ini tengah berjalan.

“Idenya ditemukan oleh peraih Nobel 2005  Robert H. Grubbs yang telah

melakukan percobaan membuat bahan bakar nabati untuk menggantikan

bahan bakar jet dari  sumber energi fosil. Hasil penelitian Robert ini hak

patennya telah dibeli Wilmar dan kini sedang diupayakan bisa diproduksi di

fasilitas pabrik Gresik,” ujarnya.

Page 28: PT Wilmar Nabati Indonesia

Taufik mengungkapkan bahwa proyek senilai US$70-80 juta itu diharapkan

dapat segera menghasilkan bahan bakar pesawat terbang berbahan nabati,

atau minimal bisa dicampurkan untuk proses subsitusi dalam beberapa tahun

mendatang.

Dia mengungkapkan instalasi industri pengolahan jet fuel dari produk turunan

olahan kelapa sawit itu kini dibangun bersama instalasi biorefinery. Hasilnya

memproduksi mix oleofin dan mix bio diesel dimana memiliki gugus rantai C6-

C13, padahal jet fuel cukup berantai carbon10. Artinya, secara teori produk

itu  serupa, tinggal dicampur dan digunakan dalam proses uji coba.

Dia menyatakan optimismenya bila proyek bahan bakar jet berbahan nabati

ini bisa sukses menyusul kondisi serupa dialami saat proyek pengembangan

bio diesel pada beberapa tahun lalu.

“Ingat saat ada proyek bio diesel untuk campuran solar menjadi bio solar,

khan diterapkan secara bertahap. Dari campuran 2,5%, kemudian menjadi

5% dan kini akan menjadi 7,5%. Kedepan, kondisi itu diyakini bisa juga

merambah sektor bahan bakar pesawat terbang melalui proyek yang kini

dikembangkan Wilmar.”

Taufik menegaskan proses pembangunan instalasi mirip reaktor itu untuk

menampung gas butten 2 yang merupakan mix oleofin dan mix bio diesel

akan selesai akhir 2012 sehingga dalam 2-3 tahun kedepan proses uji coba

bisa dimasifkan.

“Ini memang baru, Wilmar juga belum mempresentasikan project ini [bio jet

fuel] dengan pemerintah, karena masih tahap pengembangan. Harapannya

ada dukungan penuh pemerintah termasuk dukungan regulasi, karena jangan

sampai bila sudah diproduksi masal ternyata terhambat soal regulasi

khususnya bila dipasarkan secara nasional maupun internasional,” tegasnya.

Data yang dihimpun Bisnis, sejak masuk Indonesia pada 1991, hingga kini

Wilmar telah melakukan investasi sebesar US$2,4 miliar. Adapun untuk

proyek investasi di Gresik telah mencapai US$400 juta sejak 2008-2012 dan

akan berkembang menjadi US$1 miliar dalam rentang beberapa tahun

mendatang.

Investasi di Gresik itu meliputi industri minyak goreng, dermaga jetty, pabrik

pupuk organik dan biorefenery serta pabrik tepung gandum.(bas).

Page 29: PT Wilmar Nabati Indonesia

Semester 7 adalah saat magang kerja atau istilah di kampusku disebut OJT (On Job

Training. Ada yang membedakan antara magang kerja dikampusku dengan kampus

lain. OJT di kampusku berlangsung selama 4  bulan (atau sekitar 300 jam) padahal

rata2 di kampus lain yang namanya magang hanya 1 atau 2 bulan.Alhasil temen

temen di kampusku banyak menemui kesulitan untuk mencari tempat OJT yang mau

menerima  4 bulan.Rata rata perusahaan cuma mau nerima 1-2 bulan. Begitu juga

denganku, setelah kurang lebih 6 bulan mengajukan kesana sini, aku bersama ke 2

orang temanku satu tim akhirnya mendapatkan tempat magang (OJT) di PT Wilmar

Nabati Indonesia Gresik dan PT Pertamaina (LOBP Gresik). Sedikit aku bagi

pengalaman di tempat OJT ku yang pertama di PT Wilmar Nabati Indonesia. Kami akan

berada disini selama 2 bulan terhitung 3 Agustus 2012.

PT Wilmar Nabati Indonesia adalah bagian dari WILMAR Group perusahaan asing yang

berkantor pusat di Singapore. Di Indonesia Wilmar memproduksi Palm Oil dan produk

sampingannya. Kalau kalian tahu produk minyak goreng Sania, Fortune itu adalah

produk dari PT Wilmar nabati Indonesia. Disamping produk lainnya seperti mentega,

pupuk,dll. Pabrik (plant) yang ada di Gresik ini baru ada tahun 2008. Namun

perkembangannya luar biasa. Sangat luas dan tertata di lingkungan pabrik Wilmar ini.

O ya, karena kami dari jurusan Teknik Otomasi kami ditempatkan di Departemen

Electrical and Instrumentation. Disini kami dibimbing oleh kepala bagian Project

Departemen E&I Bapak Marga. Sedikit hal yang menarik disini, dalam satu departemen

ini banyak diisi pegawai lulusan ITS, PENS, dan PPNS. Sehingga suasana kerja bagi

kami cukup nyaman. Dan ternyata kedatangan kami saat ini adalah waktu yang sangat

tepat, karena Wilmar Nabati Indonesia tengah membangun Pabrik baru hingga tahun

2020 mendatang. Karena kami masuk dalam bagian Project, kami diberikan arahan

untuk ikut membantu dan belajar di departemen ini.

Kami setiap hari turun ke lapangan untuk membantu dan menganalisa alur bekerja

khususnya untuk bagian Commissioning alat alat Instrumentasi yang digunakan di

Pabrik baru ini. Commissioning adalah  pengujian peralatan atau sistem yang tengah

dibangun untuk memastikan semua sistem yang dibangun telah sesuai dengan

perencanaan yang dinginkan sebelum Pabrik(Plant) di Start- Up. Penerapan

otomatisasi sangat vital disini. Mengapa, karena ini adalah Industri Proses, dimana

dalam alur kerja produksi banyak melalui proses pengukuran dan pemantauan secara

real time. Tidak mungkin dan sangat tidak efektif jika kegiatan pekerjaan seperti ini

dilakukan oleh manusia secara manual.

Sistem Otomatisasi diterapkan untuk memonitoring dan menegendalikan pabrik dari

sebuah Kontrol Room di lantai paling atas melalui sebuah layar monitor atau istilah

dalam dunia otomasi disebut SCADA (Supervisory Control & Data Acquisistion). Sensor

sensor ditempelkan di Ketel ketel pengolahan minyak ada yang berfungsi sebagai

sensor Level Ketinggian Minyak, Sensor deteksi tekanan, Sensor deteksi Suhu yang

mana sensor sensor ini akan mengirim data secara real time ke unit pengontrolan

Page 30: PT Wilmar Nabati Indonesia

(Otak) disini memakai PLC (Programmable Logic Controller) dan dari PLC dikirimkan ke

Ruang Kontrol untuk dilakukan monitoring.

PLC, Peralatan Instrumen (Valve, Sensor), Inverter,Softstarter belum pernah kami

jumpai di kampus, kalau dikampus hanya satu merek tapi di penerapan sesungguhnya

di Industri semacam ini ternyata merek merek vendor tidak ada yang sama. Seperti

disini untuk PLC menggunakan merek GE Fanuc dan Siemens,Untuk Inverter

menggunakan merek ABB, Valve dan Sensor ada dari Festo dan Hauser. Untuk sistem

SCADA nya menggunakan software Simplicity.

Jadi sebenarnya pengontrolan yang banyak disini adalah pengontrolan kecepatan

motor. Motor digunakan banyak untuk mengaduk minya, dan memompa minyak. Jadi

di ruang panel selain ada PLC disitu banyak box box panel untuk mengendalikan

motor. Kami analisa ada beberapa sistem pengendalian motor di pabrik ini :

Untuk motor motor kecil biasanya pompa digunakan sistem starting motor DOL (Direct

Online)

Untuk motor yang lebih besar ada yang menggunakan Starting Star Delta, Softstarter,

dan Inverter. Nah, yang dikendalikan kecepatannya berubah ubah adalah motor yang

dikendalikan melalui Inverter. Seperti motor untuk pengadukan ini memakai Inverter,

karena kecepatannya menyesuaikan kondisi di ketel. Sedikit membahas mata kuliah

Control Inverter Melalui PLC, jadi PLC sebenarnya bukan mengendalikan motor secara

langsung namun mengendalikan Inverter melalui Input Analog nya Inverter. PLC

memberikan output analog dalam bentuk tegangan yang berubah ubah secara analog

yang mana ini dikonversikan (Scaling) oleh Inverter kedalam Frekuensi untuk

mengendalikan kecepatan motor. Jadi kecepatan motor bisa diatur dengan mengubah

ubah nilai Frekuensinya dari Inverter.

PLC nya disini saling terhubung antara 1 PLC dengan PLC yang lain. Ini yang disebut

sebagai sistem terdistribusi (Distributed). Setiap hari kami turun ke pabrik yang tengah

dibangun ini membantu melakukan koneksi antara plant dengan kontroller.  Menjadi

ruwet karena tidak hanya 10/ 20 kabel yang dikoneksikan, melainkan ratusan kabel

yang harus dikoneksikan dan tidak boleh keliru. Semua kabel diberikan penamaan dan

koordinasi untuk pemasangan dan pengujian dilakukan pekerja menggunakan Handy

Talky (HT). O ya, satu hal lagi yang penting di Industri proses kita harus bisa membaca

P&ID (Piping & Instrumentation Diagram) atau peta alur pipa dan instrumen apa saja

yang dipakai di pabrik ini. Setiap hari kami melakukan inventarisasi dan memahami

diagram P&ID dengan kondisi real di Plant, melakukan pendataan sensor dan valve

serta motor, kemudian memahami wiring kabel nya di ruang panel.

Sudah sekitar satu minggu kami disini, sungguh luar biasa bagi kami mendapatkan

Ilmu yang belum pernah kami dapat di perkuliahan. Semuanya tidak “Sesederhana” di

perkuliahan. Dan satu hal lagi yang kami pelajari disini adalah etos kerja dan

semgangat kerja pegawai dengan Target target kerja yang terukur. Mereka semua 

professional dalam pekerjaan masing masing. OK, next time laporan kami

selanjutnya……. 

Page 31: PT Wilmar Nabati Indonesia

Ruang Filter Press

PLC GE FANUC RX3i

Page 32: PT Wilmar Nabati Indonesia

Inverter (Kontrol Motor)

700.000.000.000