24
PSIKOLOGI FAAL TIDUR Disusun oleh : Kismiyati (2014011005) Rina (2014011007) Isnaini Muslikhah (2014011010) Sony Setiawan (2014011020) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 1

psikologi faal-tidur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikologi faal

Citation preview

PSIKOLOGI FAALTIDUR

Disusun oleh :Kismiyati (2014011005)Rina (2014011007)Isnaini Muslikhah (2014011010)Sony Setiawan (2014011020)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAYOGYAKARTA2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Faal tentang Tidur ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih pada Bapak Hartosujono, SE., S.Psi., M.Si. selaku dosen mata kuliah Psikologi Faal yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang Tidur secara lebih mendalam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan kita dapat mengambil manfaatnya sehingga dapat memberikan ilmu pengetahuan terhadap pembaca.

Yogyakarta, April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah 1C. Tujuan 2BAB II PEMBAHASANA. Pengertian 3B. Gerak Sirkadian 4C. Ultradian, Infradian dan Ritme Circannual 4D. Tahapan Tidur 5E. Tidur dan Fungsi Saraf 7F. Manfaat Tidur 9G. Faktor - faktor yang mempengaruhi Tidur 9BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 11B. Saran 11Daftar Pustaka 12

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk mempertahankan kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Tiap individu idealnya memiliki daur tidur yang teratur. Ada orang yang begitu mudah tidur. Namun ada juga yang sulit untuk tidur. Bisa karena faktor fisik, bisa juga karena non fisik seperti masalah kejiwaan. Ada suatu teori dalam psikologi faal yang menyebutkan lamanya tidur paling tidak selama 8 jam perharinya. Kurang dan lebih dari itu tidak sehat. Namun teori itu dibantah, yang penting kualitasnya dan tidak melihat skala waktu, yang dimaksud kualitas adalah derajat nyenyak tidur dan kesegaran fisik dan batin ketika yang bersangkutan bangun tidur. Semakin kurang nyenyak tidur ditambah dengan kegelisahan tidur yang semakin tinggi semakin berkuranglah manfaat tidur, yang bersangkutan mudah lelah dan sulit bekerja secara optimum.B. Rumusan MasalahDari latar belakang tersebut, kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:1. Apakah yang dimaksud dengan tidur?2. Apakah yang dimaksud dengan gerak sirkadian?3. Apakah yang dimaksud dengan ultradian, infradian dan ritme circannual?4. Bagaimana tahapan tidur dan fungsi saraf? 5. Apa saja manfaat tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidur?Kami berharap rumusan masalah tersebut dapat terjawab dengan baik dalam makalah berikut.C. Tujuan 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai kebutuhan tidur.2. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai tahapan tidur dan fungsi saraf .3. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengnai manfaat dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.D.

BAB IIPEMBAHASANA. PengertianTidur merupakan suatu kondisi istirahat alami yang dialami oleh manusia dan hewan yang sangat penting untuk kesehatan. Setiap manusia membutuhkan waktu tidur kurang lebih sekitar sepertiga waktu hidupnya atau sekitar 6-8 jam sehari. Secara alami dan otomatis jika tubuh lelah maka kita akan merasa mengantuk sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara fisik dan mental. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktivitas sepanjang hari dari pagi hingga malam. Normalnya manusia tidur pada saat malam hari hingga pagi hari, namun tidak jarang ada orang yang bisa tidur dari siang sampai malam hari karena tuntutan pekerjaan atau karena sudah terbiasa. Tidur bisa diartikan suatu keadaan organisme yang teratur, berulang, dan mudah dibalikkan (dibangunkan) yang ditandai oleh keadaan tubuh yang relatif tidak bergerak dan kurang responsif (ambang respon tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga.Berapa lama tidur diperlukan? Di Amerika penelitian oleh ahli-ahli faal mendapatkan bahwa pada bayi tidur yang dibutuhkan rata-kira 16 jam, kadang-kadang kurang atau lebih. Pene-litian pada bayi yang tidur kurang dari 16 jam menunjukkan, perkembangan intelektualnya temyata tidak mempunyai efek pada perkembangannya. Peneliti yang sama mendapatkan bahwa siswa umur 16 tahun perlu tidur 10 sampai 11 jam, mahasiswa perlu 8 jam sedangkan yang lebih tua dapat melakukan adaptasi dan kekurangan tidumya dapat dibayar pada keesokan harinya. Pada orang tua kebutuhan tidurnya makin berkurang, pada umur 45-60 tahun, kira-kira 7 jam. Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tingkat 4 dari NREM hampir hilang. Menurut penelitian, orang yang tidur selama 6,5 sampai 7,5 jam dalam sehari akan memiliki hidup yang lebih panjang dari pada yang tidurnya hanya memakan waktu kurang dari 6,5 jam atau lebih dari 8 jam perhari (Japan Epidemiology Association). Pada keadaan tidak tidur yang ekstrim ini terjadi halusinasi, paranoia, mudah tersinggung, gangguan penglihatan, selain itu suaranya menjadi tidak jelas, kehilangan kemampuan untuk konsentrasi dan mengingat. Gejala-gejala ini menghilang setelah beberapa hari tidur. Tanpa pengawasan yang ketat oleh dokter susah dikatakan bahwa marathon bangun memang benar-benar tidak tidur, karena sebenarnya dia tidur sekejap walaupun matanya tetap terbuka. B. Gerak Sirkadian Perilaku bersifat pervasif, kejadian itu sesuai dengan alamnya. Perubahan perilaku antara waktu tidur dan pada waktu bangun pada beberapa organisme adalah contoh yang penting yaitu contoh perubahan perilaku sirkadian, atau perubahan perilaku selama dua puluh empat jam menyangkut perubahan gerak (Ritme). Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian susunan syaraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikula retikularis medula oblongata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi atau desinkronisasi terdapat pada bagian restoral medula oblongata disebut sebagai pusat penggugah atau arousal state. Secara umum dipercaya bahwa seorang yang sehat paling tidak, memiliki irama sirkadian yang secara ketat berkoordinasi untuk menciptakan hubungan optimal antara berbagai macam organ dan system fisiologis dan lingkungan dalam waktu-waktu tertentu. Perubahan sirkadian yang harus berubah dapat digunakan untuk mengukur fungsi otak dan fungsi tubuh. Perubahan gerak dengan melihat perubahan temperatur tubuh, perubahan itu jelas terjadi pada suhu 1 C selama dua puluh empat jam. Rata - rata suhu tubuh manusia sangat tinggi pada siang hari. Suhu tubuh berada pada tingkat yang paling rendah pada waktu pagi hari yaitu pada waktu tidur.C. Ultradian, Infradian dan Ritme Circannual1. UltradianKepentingan dari sebuah ritme ultradian adalah sembilan menit dari perputaran siklus tidur (REM) dan percepatan gerak atau fase tidur selama yang nampak dalam bermimpi. Banyak yang lain di otak dan fungsi tubuh, termasuk darah yang mengalir, hitungan metabolis, konsumsi oksigen, ukuran kerangka otot, dan seperti ukuran psikologi sebagai elektron encephlogram (EEG), dipamerkan mirip variasi ultradian.2. Ritme InfradianRitme infradian nampak dari sebuah frekwensi yang kurang dari sekali putaran per hari. Contoh yang jelas dari sebuah ritme Infradian di dalam putaran wanita yang lagi haid dimana berulang-ulang dengan sebuah frekwensi kira-kira dua puluh tujuh hari dari daur anatomi fisiologi dan perubahan perilaku yang berhubungan serta sinkronisasi variasi dengan fase perubahan haid. Termasuk perubahan hormon dan persilangan di dalam fisiologi variasi campuran dan organ-organ di dalam penambahan perubahan psikologi dan aspek-aspek perilaku emosional.3. Ritme SirkanualRitme sirkanual, tentang ritme dari sebuah tahun adalah hadir di dalam dunia alami dan banyak menentukan perilaku dan perubahan fisiologi. Kehidupan hewan-hewan lebih kurang waktu setahun. Hewan yang dingin dapat beradaptasi pada musim gugur dan berkembang pada musim gugur. Hewan itu pada musim semi menyediakan jaket dari kayu, tidur di musim dingin atau diperlihatkan sirkanual. Banyak perilaku di sarang-sarang burung yang banyak nampak di musim dingin yang mendukung dan menemukan yang hal-hal lain sebagai contoh penting dari sirkanual variasi alami.D. Tahapan Tidur1. Tidur NonREMTidur nonREM terdiri dari 4 tahap, dimana setiap tahapnya mempunyai ciri tersendiri. a. Tahap IMerupakan tahapan transisi, berlangsung selama lima menit, seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan rileks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas, sering kali tidak merasakan bahwa sebenarnya kita telah tertidur. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar dibantu dengan gelombang beta yang lambat, pada tahap ini seseorang dapat dibangunkan dengan mudah. b. Tahap IITidur masih mudah dibangunkan, meskipun kita benar-benar berada dalam keadaan tidur. Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh menurun. Mata masih bergerak-gerak kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Periode tahap 2 berlangsung dari 10 sampai 40 menit. Gelombang otak ditandai dengan sleep spindles dan gelombang K kompleks. Kadang-kadang selama tahap tidur 2 seseorang dapat terbangun karena sentakan tiba-tiba dari ekstremitas tubuhnya. Ini normal, kejadian sentakan ini, sebagai akibat masuknya tahapan REM. c. Tahap IIIPada tahap ini orang yang tertidur cukup pulas, seseorang lebih sulit dibangunkan, rileks sekali karena tonus otot lenyap sama. Kecepatan jantung dan pernapasan serta proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Gelombang otak menjadi teratur dan terdapat penambahan delta yang lambat.d. Tahap IVMerupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan redominasi gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernapasan turun. Tanpa mimpi dan sulit dibangunkan dan orang akan binggung bila terbangun langsung dari tahap ini, dan memerlukan waktu beberapa menit untuk meresponnya. Pada tahap ini, diproduksi hormone pertumbuhan guna memulihkan tubuh, memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung. Perasaan enak dan segar setelah tidur nyenyak, setidak tidaknya disebabkan karena hormon pertumbuhan bekerja baik.2. Tidur REMTidur REM adalah tahapan tidur yang sangat aktif. Pola nafas dan denyut jantung tak teratur dan tidak terjadi pembentukan keringat. Kadang-kadang timbul twitching pada tangan, kaki, atau muka, dan pada laki-laki dapat timbul ereksi pada periode tidur REM. Walaupun ada aktivitas demikian orang masih tidur lelap dan sulit untuk dibangunkan. Sebagian besar anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini diduga berperan dalam memulihkan pikiran, menjernihkan rasa kawatir dan daya ingat dan mempertahankan fungsi sel-sel otak. Siklus tidur pada orang dewasa biasanya terjadi setiap 90 menit. Pada 90 menit pertama seluruh tahapan tidurnya adalah NonREM. Setelah 90 menit, akan muncul periode tidur REM, yang kemudian kembali ke tahap tidur NonREM. Setelah itu hampir setiap 90 menit tahap tidur REM terjadi. Pada tahap awal tidur, periode REM sangat singkat, berlangsung hanya beberapa menit. Bila terjadi gangguan tidur, periode REM akan muncul lebih awal pada malam itu, setelah kira-kira 30-40 menit. Orang itu akan mendapatkan tidur tahap 3 & 4 lebih banyak. Selama tidur, tahapan tidur akan berpindah-pindah dari satu tahap ke tahapan yang lain, tanpa harus menuruti aturan yang biasanya terjadi. Artinya suatu malam, mungkin saja tidak ada tahap 3 atau 4. Tapi malam lainnya seluruh tahapan tidur akan didapatkannya. E. Tidur dan Fungsi Saraf1. HipotalamusStimulasi hipotalamus posterior menunjukan perilaku psikologis tentang aktivasi atau terangsangnya stimulus pada daerah interior dan hipotalamus, dengan kata lain menunjukan perilaku dan kondisi tidur lebih awal. Kehancuran daerah hipotalamus anterior disebabkan oleh tanda-tanda insomania pada binatang percobaan. Luka-luka di dalam hipotalamus posterior menghasilkan perilaku tidur yang berkesinambungan, bahkan stimulasi bentuk rektikular menghasilkan pola yang beraturan di dalam EEG. 2. Basal ForebrainStimulasi listrik terhadap daerah-daerah basal forebrain, dalam hal ini daerah hipotalamik anterior dapat menunjukan perilaku yang sedang berkembang dan induksi tidur. Daerah-derah ini adalah bagian ventral dalam cuping-cuping yang frontal dan talamus garis tengah. Secara bersama sama struktur tersebut membentuk sistem yang penting secara normal berlawanan dengan pengaruh pengaktifan bentuk retikular dan hipotalamus. Ini yang menyebabkan tidur adalah kegiatan saraf di daerah yang dapat menjadi sangat lambat selama dalam kesadaran tidur REM. Kemudian meningkat dengan ridur NREM, yang secara jelas daerah-daerah basal forebrain memiliki peranan di dalam proses tidur dalam pengontrolan yang lebih umum terhadap perilaku yang terangsang, karena itu daerah lainnya berhubungan, seperti basal ganglia yang mendesak pengawasan hewan-hewan percobaan. Dengan demikian, kerusakan basal forebrain atau nenstriatum dapat menghasilkan tanda-tanda reduksi pada saat tidur dengan meningkatnya aktivitas motor yang spontan terhadap hewan - hewan percobaan.3. Limbic ForebrainSusunan-susunan sistem limbic di dalam forebrain dipercaya untuk melakukan tindakan terhadap tantangan atau perilaku yang menekan. Beberapa struktur yang berisi tentang limbik forebrain termasuk hipocampus amygdala dan struktur internal lain dari bagian-bagian otak. Hipocampus amigdala dan susunan limbik, forebrain menunjukan perilaku keterangsangan yang bertentangan. Kegiatan saraf di dalam susunan basal forebrain, tingkat pembakaran saraf di dalam hipokampus daerah amigdala mungkin menjadi lebih tinggi selama tidur NREM, daripada selama bentuk-bentuk tidur lainnya. 4. Batang Otak yang Lebih RendahDalam hal sistem keaktifan reticular sejumlah kelompok sel di dalam batang otak yang lebih rendah (otak bagian tengah) juga menunjukan suatu hal yang penting dalam perilaku psikologis kesadaran dan tidur (Vertes 1984). Suatu penelitian yang mengurangi tidur kucing kucing dengan alat stimulan frekuensi rendah di dalam wilayah medula. Secara jelas, nuklei di dalam pons bertanggung jawab sebagian terhadap konstraksi otak, kecepatan gerakan mata dan tumit-tumit ini seperti gelombang yang terjadi di dalam pons. Luka-luka pada pons dapat dihilangkan semua dengan syarat-syarat dan REM tidur. F. Manfaat TidurTidur akan terlihat lebih baik setelah tidur malam yang baik adalah berdasarkan pada keyakinan bahwa tidur:a. Memulihkan kondisi fisik.b. Mengurangi stress dan kecemasan.c. Memulihkan kemampuan untuk mengatasi dan berkonsentrasi pada aktivitas kehidupannya sehari-hari.

G. Faktor - faktor yang Mempengaruhi TidurKualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhanya, faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu:1. PenyakitSakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya: penyakit yang disebabkan oleh infeksi (infeksi limfa) akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur. 2. Aktivitas fisikKeletihan akibat akivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Aktivitas dan olahraga mempengaruhi tidur dengan cara meningkatkan kelelahan, tampak bahwa aktivitas fisik meningktkan baik tidur REM maupun NREM.3. Stres PsikologisKondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. 4. ObatObat juga dapat mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan seseorang menjadi isomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan syaraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.5. NutrisiTerpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya trytophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian juga sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang juga dapat mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.6. LingkunganKeadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang juga dapat mempercepat terjadinya proses tidur. 7. MotivasiMotivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanSetiap manusia membutuhkan waktu tidur kurang lebih sekitar sepertiga waktu hidupnya atau sekitar 6-8 jam sehari. Secara alami dan otomatis jika tubuh lelah maka kita akan merasa mengantuk sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara fisik dan mental. Tidur bisa diartikan suatu keadaan organisme yang teratur, berulang, dan mudah dibalikkan (dibangunkan) yang ditandai oleh keadaan tubuh yang relatif tidak bergerak dan kurang responsif (ambang respon tubuh meningkat) dibandingkan waktu terjaga. Menurut penelitian, orang yang tidur selama 6,5 sampai 7,5 jam dalam sehari akan memiliki hidup yang lebih panjang dari pada yang tidurnya hanya memakan waktu kurang dari 6,5 jam atau lebih dari 8 jam perhari (Japan Epidemiology Association). Tidur memiliki banyak manfaat seperti memulihkan kondisi fisik, mengurangi stress dan kecemasan, dan memulihkan kemampuan untuk mengatasi dan berkonsentrasi pada aktivitas kehidupannya sehari-hari.Kualitas dan kuantitas tidur juga dipengaruhi beberapa faktor seperti penyakit, aktivitas fisik, stres psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, dan motivasi.B. Saran1. Untuk penulisUntuk penulis diharapkan dapat lebih mengembangkan lagi materi yang dibuat agar mencakup pengetahuan yang lebih luas dan lebih bermanfaat bagi pembaca.2. Untuk pembacaUntuk pembaca diharapkan dapat memahami dan menerapkan seperti memperbaiki pola tidur bagi yang memiliki kebiasaan tidur yang kurang baik dan memahami lebih luas mengenai materi yang kami bahas.

Daftar PustakaAnonim. 2013. Pengertian Tidur Menurut Para Ahli. http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-ahli.html. Diakses tanggal 27 April 2015.Atmadja, Beny. 2010. Fisiologi Tidur. Universitas Padjajaran: Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad.Hartosujono. 2006. Diktat Psikologi Faal. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.UAD. TT. Memahami Tidur dan Irama Sirkadian. http://uad.ac.id/memahami-tidur-dan-irama-sirkadian. Diakses tanggal 24 Maret 2015.UNIMUS. 2009. Bab 2: Istirahat dan Tidur. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2548. Diakses tanggal 24 Maret 2015.USU. 2012. Chapter II: Tidur. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31208/4/Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2015.

1