42
MAKALAH PROSES PERUBAHAN DALAM SISTEM KOLABORASI KEBIDANAN DISUSUN OLEH 1. FEBRI KURNIASIH 2. NOVITA ANISA PUTRI 3. NUR AMALIA ROSA 4. NURLAELA INDRIANI 5. PERMATA DIAH PRATIWI

Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

MAKALAH

PROSES PERUBAHAN DALAM SISTEM KOLABORASI

KEBIDANAN

DISUSUN OLEH

1. FEBRI KURNIASIH

2. NOVITA ANISA PUTRI

3. NUR AMALIA ROSA

4. NURLAELA INDRIANI

5. PERMATA DIAH PRATIWI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH

PRODI D3 KEBIDANAN PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2013

Page 2: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “Proses Perubahan dalam Sistem

Kolaborasi Kebidanan ”.

Selama penulisan makalah ini, kami banyak menemukan hambatan

dan kesulitan. Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya

makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kelompok menyadari

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu

kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.

Pringsewu, Desember 2013

Tim Penulis

ii

Page 3: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Tujuan.................................................................................. 1

C. Manfaat ............................................................................... 1

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Berubah............................................................. 2

B. Proses Terjadinya Perubahan.............................................. 3

C. Macam-Macam berubah...................................................... 4

D. Faktor Yang Mempengaruhi Berubah................................. 5

E. Sifat Berubah....................................................................... 7

F. Strategi Dalam Berubah...................................................... 9

G. Tingkat Berubah.................................................................. 10

H. Motivasi Dalam Berubah..................................................... 11

I. Teori-teori Dalam Perubahan.............................................. 12

J. Perubahan Dalam Kebidanan.............................................. 15

BAB III KASUS DAN PENYELESAIANNYA

A. Contoh kasus....................................................................... 16

BAB IV PENUTUP

iii

Page 4: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

A. Kesimpulan.......................................................................... 23

B. Saran.................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 5: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses untuk menuju pada

perubahan perilaku masyarakat, baik masyarakat konsumen maupun

penyedia(provider). Untuk itu perlu dibahas teori-teori perubahan

perilaku.

Perubahan perilaku yang dikehendaki oleh pendidikan kesehatan

adalah yang didasari oleh kesadaran, oleh karena itu diperlukan suatu

proses yang disebut proses belajar. Selain itu juga dikatakan bahwa

prilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya,

ekonomi dan sebagainya.

B. Tujuan

Pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:

Untuk mengetahui arti proses berubah

Untuk mengetahui macam-macam perubahan

Menjelaskan Ciri-ciri dan lain-lain dalam perubahan

C. Manfaat

Meningkatkan kepuasan kelompok sasaran, meningkatkan daya tarik

program berbagai kemungkinan sumber daya baru, dan meningkatkan

efektifitas dan efesien program.

1

Page 6: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Berubah

Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadi peralihan atau

perpindahan dari status tetap(dinamis) menjadi status yang bersifat

dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

Proses berubah dapat juga diartikan sebagai proses beranjaknya

seseorang dari keadaan status quo menjadi keadaan keseimbangan

semu, status quo adalah keadaan dimana seseorang belum bergerak dari

keadaan yang semula, sedangkan keadaan keseimbangan semu adalah

keadaan yang dirasakan belum memadai dalam waktu tertentu.

Beberapa pengertian menurut ahli antara lain:

Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan

memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri.

Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya akan menemui

banyak hambatan.(Potter dan Perry, 2005).

Perubahan adalah suatu proses transformasi, mengubah, dan

memodifikasi sesuatu(Taylor,et all 1997).

Perubahan merupakan proses pergerakan dari suatu sistem ke sistem

yang lain(Gillies 1994).

2

Page 7: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Brooten, Himen dan Naylor Proses membimbing pada alterasi

individu atau pola institusi dari tingkah laku.

Max dan Miller Proses terjadinya dalam fungsi dan struktur

masyarakat.

Definisi lain Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen

perubahan dan suatu sistem klien.

B. Proses Terjadinya Perubahan

Dalam proses perubahan akan terjadinsebuah siklus. Siklus dalam

sistem perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang

akan menghasilkan sesuatu dan berdambak pada sesuatu. Dalam proses

perubahan terdapat komponen yang satu dengan yang lain dapat

mempengaruhi seperti perubahan terdapat komponen yang satu dengan

yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan prilaku sosial,

perubahan struktural dan institusional dan perubahan teknologi.

Komponen dalam prosese berubah:

1. Perubahan struktural institusional

2. Perubahan teknologikal

Berdasarkan komponen di atas, proses perubahan dapat saling

mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan

adanya penemuan teknologi tepat guna, maka di masyarakat akan

terjadi perubahan dalam prilaku sosial kemungkinan masyarakat akan

3

Page 8: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

menggunakan dari teknologi yang dihasilkan. Perilaku sosial di

masyarakat dapat merubah struktural institusional dari sistem organisasi

yang ada di masyarakat.

C. Macam-Macam Berubah

Perubahan ditinjau dari sifatnya, yaitu:

Perubahan spontan(samson, 1971)

1. Perubahan sebagai respon terhadap kejadian alamiah dan

terkontrol/alamiah.

2. Perubahan yang terjadi tidak di ramalkan atau diprediksikan

sebelumnya.

3. kemajuan/peningkatan/penambahan yang terjadi pada individu,

kelompok dan organisasi.

4. Perubahan yang direncanakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan

untuk mencapai tingkat yang lebih baik.

Perubahan ditinjau dari keterlibatan:

1. Melalui penyediaan informasi yang cukup

2. Adanya sikap positif terhadap perubahan sesuatu atau inovasi

3. Timbulnya komitmen diri sifat pengelolaan

4

Page 9: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan

Menurut Duncan(1978)

1. Perubahan berencana

2. Perubahan acak/kacau

Horsey dan Blancard(1977)

1. Partisipatif

2. Paksaan

Thomas dan Bennis(1972)

1. Perubahan terencana(planned change)

2. Perubahan tidak terencana(unplanned change)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berubah

Faktor-faktor yang mempercapat/pendukung

Predisposisi Factor(faktor pemudah)

Enabling Factor(faktor pendukung)

Rein Forcinf Factor(faktor penguat)

Faktor pendukung/pendorong

Perubahan dipandang sebagai suatu hal yang positif oleh seseorang

yang akan berubah

Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yand diyakini

5

Page 10: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Perubahan yang dijalani adalah sesuatu yang sederhana dan

konkrit/nyata

Perubahan yang dilakukan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu

Melibatkan tokoh/orang lain yang berpangaruh

Komunikasi terbuka antara target berubah dengan innovator(change

agent)

Faktor penghambat

Tidak adanya kemauan untuk berubah

Perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang sangat sulit

dilakukan

Tidak adanya orang/lingkungan yang mendukung target berubah

untuk melakukan perubahan

Faktor-faktor pendukung lainnya

Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target

berubah

Perubahan sederhana dan konkrit

Target berubah dilibatkan sejak awal

Perubahan dilakukan pada skala kecil dulu lalu diantisipasi menuju

skala yang besar

Pemimpin dan tokoh masyarakat

Komunikasi terbuka antara klien dengan agen perubahan

Cara mempengaruhi kekuatan

6

Page 11: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Meningkatkan faktor pendukung

1. Menggunakan model dan demonstrasi

2. Memberikan dukungan dan dorongan terus menerus selama

berlangsungnya proses berubah

3. Menggunakan keberhasilan perubahan orang lain sebagai contoh

Mengurangi/menekan faktor penghambat

1. Mempertahankan forum diskusibaik langsung maupun tidak

langsung kepada target berubah

2. Menyediakan informasi yang diperlukan pada saat yang tepat sesuai

dengan kemampuan target berubah

3. Menggunakan metode pemecahan masalah secara khusus

E. Sifat Berubah

Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep

atau ide terbaru. Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan

memiliki tiga sifat di antaranya perubahan bersifat berkembang,

spontan, dan direncanakan.

Perubahan Bersifat Berkembang:

Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik

pada individu, kelompok atau masyarakat secara umum.

Perubahan Bersifat Spontan:

7

Page 12: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat

memberikan respons tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat

alamiah yang diluar kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan

atau diprediksi sehingga sulit untuk diantisipasi.

Perubahan Bersifatdirencanakan

Perubahan bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok

atau masyarakat yang ingin menadakan perubahan ke arah yang lebih

maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari

sebelumnya.

Pertimbangan etik:

Keputusan untuk berubah atau tidak itu adalah hak individu

Profesional medis tidak mempunyai hak untuk memaksa pasien untuk

menentukan perubahan

Keputusan pasien untuk berubah berdasarkan informasi. Tidak ada

ketakutan pada balas dendam dari perawat atau profesional kesehatan

lain. Perawat dan profesional kesehatan lain mempunyai hak untuk

mengendalikan atau menahan pasien untuk berubah

F. Strategi Dalam Berubah

8

Page 13: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Dalam perubahan dibutuhan cara tepat agar tujuan dalam perubahan

dapat tercapai secara tepat, efektif dan efesien. Cara tersebut

membutuhkan strategi khusus dalam perubahan, antaranya:

Strategi Rasional Empirik

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam

perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri untuk

berprilaku. Dasar adalah Manusia adalah makhluk rasional, sedangkan

Cara adalah penyebaran pengetahuan dan penelitian.

Strategi reedukaif Normatif

Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di

masyarakat. Perubahan ini melihat nilai-nilai normatif yang ada di

masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di

masyarakat. Pendukung adalah norma, sosial budaya, komitmen diri.

Sedangkan perubahan norma meliputi sikap dan nilai.

Strategi paksaan-kekuatan

Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan

kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan

menggunakan kekuatan politik. Meliputi: kekuatan dari institusi,

kekuasaan, manipulasi kekuatan elit.

9

Page 14: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

G. Tingkat Berubah

Tingkat Berubah

1. Pengetahuan(knowledge)

2. Sikap(attitude)

3. Perilaku individu(individual behavior)

4. Perilaku kelompok(group behavior)

Dampak Perubahan

1. Individu

Bagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan

dan mengelolahan perubahan tersebut.

2. Organisasi atau kelompok

Bagaimana kelompok tersebut beradaptasi terhadap perubahan tersebut

dalam hal pandangan dan pengelolahan program-program selanjutnya.

3. Geopolitik

Bagaimana badan baik dalam linhkungan nasional maupun

internasional menghadapi tuntutan perubahan dan masala-masalah yang

bersifat global.

H. Motivasi Dalam Berubah

10

Page 15: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Perubahan timbul karena danya motivasi yang ada dalam diri

manusia. Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia

sedangkan kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:

Kebutuhan fisiologi seperti makan, minum, tidur, oksigenasi dan

lain-lain yang secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk

mempertahankan hidupnya.

Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia

agar dapat mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari

berbagai ancaman bahaya seperti mendapatkan pekerjaan tetap,

bertempat tinggal yang aman, dan lainnya.

Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mutlak dibutuhkan karena manusia

tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin

mendapatkan penghargaan di mata masyarakat akan prestasi, status dan

lain-lain untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan

perubahan.

Kebutuhan aktualisasi. Kebutuhan perwujudan diri agar diakui

masyarakat akan kemampuaannya dari potensi yang dimiliki, akan

motivasi seseorang untuk memacu diri dalam memenuhinya melalui

suatu perubahan.

Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul

bersama.

11

Page 16: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

I. Teori-Teori Perubahan

Teori Stimulus Organisme ( S – O – R )

Didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang

berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber

komunikasi, misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara,

sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang,

kelompok atau masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada

hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Teori ini mengatakan

bahwa perilaku berubah hanya apabila stimulus(rangsang) yang

diberikan benar – benar melebihi dari rangsang semula. Rangsang yang

dapat melabihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan

harus dapat meyakinkan organisme. Dalam menyakinkan organisme ini

factor rein forcement memegang peranan penting.

Teori Festinger(Dissonance Theory, 1957)

Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak

seimbang).

Hal ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan

ketidak seimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang

berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Apabila terjadi

12

Page 17: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

keseimbangan dalam diri individu, maka berarti terjadi ketegangan diri

lagi, dan keadaan ini disebut consonance (keseimbangan).

Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu terdapat dua

elemen kognisi yang saling bertentangan.Yang dimaksud elemen

kognisi adalah pengetahuan, pendapat dan keyakinan.Apabila individu

menghadapi suatu stimulus atau objek, dan stimulus tersebut

menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda/bertentangan di

dalam diri individu itu sendiri maka terjadilah dissonance.

Keberhasilan yang ditunjukkan dengan tercapainya keseimbangan

menunjukkan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi

perubahan perilaku.

Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu

tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang

dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus

yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

Menurut Katz ( 1960 ) perilaku dilatarbelakagi oleh kebutuhan

individu yang bersangkutan:

perilaku memeiliki fungsi instrumental Artinya dapat berfungsi

dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.

13

Page 18: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Perilaku berfungsi sebagai pertahanan diri dalam menghadapi

lingkungannya.

Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti.

Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang

dalam menjawab suatu situasi.

Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin(1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan–kekuatan pendorong dan

kekuatan–kekuatan penahan.

Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidak seimbangan antara

kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga

kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang.

1. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat.

2. Kekuatan-kekuatan penahan menurun.

3. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

J. Perubahan Dalam Kebidanan

Dalam perkembangan kebidanan juga mengalami proses perubahan

seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasannya terjadinya

perubahan dalam kebidanan, antara lain:

14

Page 19: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Kebidanan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat

dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan

kebidanan.

Kebidanan senagai bentuk pelayanan asuhan kebidanan

profesional yang diberikan kepada masyarakat akan terus

memenuhi kebutuhan tuntutan masyarakat.

Kebidanan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah

dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan

perubahan teknologi.

Kebidanan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu

menunjukan jiwa profesional dalam tugas dan tanggung

jawabnya.

15

Page 20: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

BAB III

KASUS DAN PENYELESAIAN

A.Contoh Kasus

1. Akademi Kebidanan Pelita Persada

2. Latar belakangakibat komplikasi dari Kehamilan dan Persalinan AKI

Dunia 536.000 / tahun SDKI 2008 228 / 100.000 KH Puskesmas Kec.

Palmerah 9,07 % dirujuk

3. Menerima Ps dengan rasa hormat Sakit kepala hebat Penglihatan kabur

Perdarahan Quick Check Bengkak seluruh tubuh HPHT( 23/3/10) R.

Kehamilan anamnesa Tidak Ada tanda bahayaAda tanda bahaya

R.Penyakit Tak ada Obstetri keluhan Umum -TFU 33 cm Penunjang KU :

baik HB 11,6 gr % - Palpasi : preskep Anogenital Kes : cm Golda O puka

Tidak ada kelainan TTV : normal Protein (-) konvergen Antropometri

Reduksi (-) - DJJ 131 x/mnt Diagnosa G2P1A0 H 38 mg Informasi hasil

pemeriksaan JTHIU Preskep Tanda bahaya kehamilan Tanda persalinan

Planning Persiapan persalinan Persiapan kegawatdaruratan Therapy

DOKUMENTASI Kunjungan ulang(21/12/2010) Evaluasi

4. Menerima Ps dengan rasa hormat Sakit kepala hebat Penglihatan kabur

Perdarahan Quick Check Bengkak seluruh tubuh Ada tanda Tidak ada

bahaya anamnesa tanda bahaya Tak ada Obstetri Umum keluhan -TFU 33

cm KU : baik Anogenital - Palpasi : preskep, puki Penunjang Kes : cm

Tidak dilakukan divergen Tidak dilakukanTTV : normal 4/5

bagianAntropometri - DJJ 135 x/mnt Diagnosa Informasi hasil

pemeriksaan G2P1A0 H 39 mg diagnosa Review tanda bahaya kehamilan

JTHIU Pres Kep Review tanda persalinan Review Persiapan persalinan

16

Page 21: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Planning Review Persiapan kegawatdaruratan Therapy Kunjungan

ulang(28/12/2010) DOKUMENTASI Evaluasi

5. Menerima Ps dengan rasa hormat pukul 04.00 WIB Jumat, 24 Desember

Tidak ada tanda-tanda 2010 04:00 WIB Bahaya Quick Check Ada tanda

anamnesa Tidak ada tanda bahaya Hamil aterm bahaya Keluhan Mules-

mules, Anogenital Lendir darahUmum Obstetri Perineum belum menonjol

Sejak 22.00 WIB PenunjangKU : baik -TFU 32 cm Vulva tidak ada

kelainan Belum keluar Tidak dilaksanakanKes : cm - Palpasi : preskep,

Anus tidak ada hemoroid air – airTTV : normal Puki, divergen Px dalam :

4/5 bagian Vagina tidak ada benjolan - DJJ : 141 x/mnt Porsio tebal,

Pembukan 1 cm - His: 2 x 10 ‘x 30” Ket (+), Preskep, Penurunan H I

Posisi UUK kidep, Molase (-) Diagnosa Informasi hasil pemeriksaan

G2P1A0 H 39 mg inpartu kala I fase laten Merencanakan persalinan

pervaginam JTHIU Preskep Hidrasi dan Nutrisi Posisi senyaman

ibu,Mobilisasi Hadirkan pendamping Planning Obs his, DJJ, nadi 30

menit, suhu 2-4 jam PD -> kemajuan persalinan pkl 08.00 WIB

DOKUMENTASI Alat persalinan & obat Dokumentasi

6. Jumat, 24 Desember 2010 08:00 WIB S : mules semakin sering, lendir

darah semakin banyak, belum keluar air-air O : Ku, Kes, Ke normal TTV

normal Djj 140 x/menit His 3 x 10’ x 35 “ Px dalam : Vagina tidak ada

benjolan, porsio tipis lunak, pembukaan 9 cm, ketuban (+), preskep,

penurunan kepala H III, posisi UUK kidep, molase (-) A : G2P1A0 H 39

mg inpartu kala 1 fase aktif JTHIU Preskep P: 14) Informasi hasil

pemeriksaan 15)Menganjurkan relaksasi ( ambil nafas panjang) IntraNatal

Care 16)Hidrasi dan Nutrisi 17)Memberikan dukungan 18)Posisi

senyaman ibu 19)Hadirkan pendamping 20)Obs his, DJJ, nadi 30 menit,

suhu 2-4 jam 21)Merencanakan persalinan pervaginam 22)Memindahkan

Ny. M ke RB II 23)PD -> kemajuan persalinan 1 jam kemudian pkl 09.00

WIB 24)Alat persalinan & obat 25)Dokumentasi

17

Page 22: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

7. Tanda dan gejala kala II Doran, Teknus, Perjol, Vulka Pemeriksaan -

Umum : Normal - obstetri : Djj 139 x/menit, Diagnosa His 4 x 10’ x 40 “

Planning G2P1A0 H 39 mg PK II - anogenital (Px dalam) : Portio tidak

teraba JTH Preskep Pembukaan 10 cm, Ket (-) AMR pukul 09:15 WIB,

Preskep, Penurunan kepala H IV, Posisi UUKidep. Molase

(-)InformasiPosisikan ibuPendamping persalinanMemberikan support dan

pujianNutrisi dan hidrasiDJJ saat his turun DOKUMENTASIMendekatkan

alat partus setMemimpin meneran saat ada hisMenolong persalinan secara

APN-> IMDDokumentasi

8. Pada pukul 09.45 WIB, bayi lahir spontan, letak belakang kepala, jenis

kelamin laki-laki. Menangis kuat, warna kulit kemerahan dan tonus otot

aktif, segera palpas dilakukan IMD. Kala III Ny. M Perut mules dan lelah

Informed consent Suntik oksitosin 10 IU IM Palpasi : Tidak adaPukul

09.46 WIB Tanda – tanda pelepasan janin keduaplasenta lahir spontan dan

PTT TFU sepusatlengkap. Panjang tali pusat ± Kontraksi baik50 cm, jenis

insersi marginalis Plasenta lahir Kandung kemih kosong Masase fundus

Diagnosa P2A0 Pk III Planing

9. Masih mules dan senang KU, KS, KE : normal TTV : Normal TFU 2 JBP,

kontraksi baik, kandung kemih kosong Perdarahan ± 100 CC Planing

Perineum grade II Diagnosa P2A0 PK IV Masalah Perineum ruptur grade

II Masalah potensial HPP Tindakan segera Penjahitan rupture Informasi

perineum Cek jalan lahir-> informed conset Hecting jelujur Membersihkan

ibu Membersihkan tempat tidur dg clorin 0,5% Memberikan hidrasi dan

nutrisi Memberi selamat -> ajarkan ibu, keluarga masase Terangkan

keluhan ibuObs kala IV (TTV, TFU, Kandung kemih, Perdarahan,

Kontraksi) Therapi SF, Vit C, Vit A, Amoxicillin 500mg

mendokumentasikan

10. care of newborns BB 3200 gr PB 50 cmJumat, 24 Desember Cacat (-)

2010 10:30 WIB Pemeriksaan Reflek normal Diagnosa Neonatus cukup

bulan sesuai dg masa kehamilan 1 jam Planning Informed consent untuk

18

Page 23: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

pemeriksaan BBL Membersihkan jalan nafas Mengeringkan dan

menghangatkan bayi Perawatan tali pusat Identitas, peneng, cap kaki Salep

mata tetrasiklin 1 % , Vit K 0,5 cc 1 jam setelah bayi lahir Hep B 6 jam

setelah bayi lahir Rooming in, awasi 2 – 6 jam setelah lahir

DOKUMENTASI

11. . BB 3200 gr Bayi menyusu (+), BAB/BAK -/- PB 50cm S : 36,40 C N :

134x/m Pemeriksaan P : 48 x/mnt Diagnosa Neonatus cukup bulan sesuai

dg masa kehamilan 6 jam Planning ASI ekslusif Perawatan tali pusat

Menjemur bayi 15-30 menit Cuci tangan sebelum & sesudah memegang

bayi Jaga kehangatan bayi Tanda – tanda bahaya BBL-> panggil

nakesDOKUMENTASI

12. Bayi menyusu (+), tenang (tdk rewel), tali BB : 3500 gr pusat puput tgl 29

Desember 2010 PB 50 cm Sh : 36,8 0 C N : 140x/m Pemeriksaan Rr :

66x/m Diagnosa Planning Informasi hasil px Anjurkan ASI ekslusif

Review perawatan bayi sehari-hariDOKUMENTASI Review tanda bahaya

bayi Kontrol ulang untuk imunisasi BCG dan Polio I

13. Bayi menyusu(+) BB : 4150 gr Keadaan bayi sehat Sh : 36,8 0 C Hr :

144x/m Rr : 48 x/m Pemeriksaan Diagnosa Neonatus cukup bulan sesuai

dg masa kehamilan 2 minggu Planning 1. Informasi hasil pemeriksaan 2.

Review tanda bahaya bayiDOKUMENTASI 3. Anjurkan ibu untuk

imunisasi 4. Tanda bahaya -> pelayanan kesehata

14. 14. BB : 4500 gr Sh : 36,8 0 C Bayi menyusu (+), Pemeriksaan Hr :

136x/mKeadaan bayi sehat Rr : 42x/m Diagnosa Bayi usia 6 minggu

Planning 1. Informasi hasil pemeriksaan 2. Review tanda bahaya bayi 3.

Anjurkan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan penuh 4. Tanda bahaya

-> pelayanan kesehatan DOKUMENTASI

15. . Masih mules dan nafsu makan bertambah pemeriksaan KU, Kes, TTV :

Normal TFU : 2 JBP Kontraksi baik Diagnosa Kandung kemih : P2A0

19

Page 24: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Post Partum 6 jam kosong lochea : rubra ± 50 cc Planning Luka jalan

lahir : bersih dan tdk ada tanda infeksiJelaskan keluhan ibu -> proses

involusi Anjrkan ibu istirahat Berikan ASI DOKUMENTASI Mobilisasi

Gizi ibu menyusui Personal Hygiene Breast Care Tanda bahaya nifas

16. Tidak ada keluhan KU, Kes, TTV : pemeriksaan Normal TFU : tidak

teraba Kontraksi : baik Diagnosa Diagnosa Kandung kemih : P2A0 Post

Partum hr ke 6 kosong Lochea : serosa (b/ Planning wrn kuning) Luka

jalan lahir : kering dan bersih Informasi hasil px Personal Hygiene

Istirahat cukupReview Tanda bahaya nifas DOKUMENTASI -> segera

YanKes Dokumentasi

17. Ku, Kes, TTV : Normal TFU: tidak teraba Ibu Tidak Lochea : alba (b/wrn

Pemeriksaaanada keluhan putih) Luka jalan lahir : keringPuerperium Care

2 Minggu 20 Januari 2011 Diagnosa Planning • Informasi hasil px • Gizi

ibu menyusui • Personal Hygiene • Istirahat Dokumentasi • Konseling KB

• Review Tanda bahaya nifas, ASI ekslusif, personal hygiene

18. Ku, Kes, TTV : normalTidak ada keluhan Pemeriksaaan TFU : tidak

teraba Ingin menjadi Lochea : alba (b/wrn putih) akseptor KB Luka jalan

lahir : kering Diagnosa Puerperium Care 6 minggu 2 Februari 2011

Planning • Informasi hasil px • Akseptor KB -> suntik 3 bulan, IUD,

Implant dan MAL, Kondom. Dokumentasi • Review pentingnya ASI

ekslusif • Tanda bahaya nifas -> Segera YanKes

19. Pembahasan kasus antenatal care 1. Refokus ANC : deteksi dini, promkes,

persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan mengahadapi

kegawatdaruratan ( Salmah Hajjah, 2006). Terdapat kesesuaian 2. Vitamin

ibu hamil (Yuni Kusmiyati, 2009). memberikan kalk 500mg/hr, Zat besi

30-50 mg/hr, vit C 10/hr mg Terdapat kesesuaian 3. Psikologi Trimester

III periode menanti persalinan, persiapan kelahiran bayinya, kekhawatiran

tntg proses persalinan (Varney, 1999). Memberikan konseling tentang

20

Page 25: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

persiapan perlengkapan persalinan, tafsiran persalinan, tanda2 persalinan

& kegawatdaruratan. Terdapat Kesesuaian

20. . Pembahasan kasus intranatal care1.. Tanda persalinan :( APN, 2007) 6.

IMD ( Roesli Utami, 2008) Terdapat kesesuaian Terdapat kesesuaian 7.

MAK III ( APN.2007 ).2. Diagnosa (Sarwono Terdapat Kesesuaian

Prawirohardjo, 2006). 8. Kala IV ( APN. 2007 ). Terdapat kesesuaian

Terdapat kesesuaian3. Asuhan Kala I (Sarwono 9. Lama persalinan normal

pada Prawirohardjo, 2006). Multigravida dlm setiap kala (Saifuddin,

2006). Terdapat kesesuaian Terdapat Kesesuaian4. Posisi Melahirkan

(APN. 2007 ). 10. Anastesi Pre Hecting ( APN. Terdapat Kesesuaian

2007 )5. Benang Merah (APN.2007). Terdapat kesesuaian Terdapat

kesesuaian

21. Pembahasan kasuscare ofnewborns 4. Bayi Matur (M.Sholeh. 2001)1.

Pencegahan Hipotermi Terdapat kesesuaian (Sarwono P. 2002) 5. Vit K

(APN. 2007) Terdapat kesesuaian Terdapat kesesuaian2. Kriteria bayi

normal 6. Hep B ( APN. 2007 ). ( Sarwono.2002 ) Terdapat Kesesuaian

Terdapat kesesuaian 7. Salep Mata ( Sarwono. 2006).3. Px antropometri ().

Terdapat kesesuaian Terdapat 8. Jadwal Imunisasi ( IDAI 2009).

kesenjangan Terdapat kesesuaian

22. Pembahasan Kasus Puerperium Care1. Psikologi Ibu: Reva rubin (Barbara

R Stright. 2004) Terdapat kesesuaian2. Keluhan post partum fisiologis dan

involusi (Suherni, 2009). terdapat kesesuaian2. Lokhea (Prawirohardjo,

Sarwono. 2002) Terdapat Kesesuaian3. Vitamin A ( Saifuddin. 2002).

Terdapat kesesuaian4. Asuhan Masa Nifas ( Sarwono. 2002 ) Terdapat

kesenjangan

23. Kesimpulan dalam melakukan pengkajian pada Ny. M dari sejak

hamil,bersalin, bayi baru lahir, dan nifas sudah dilakukan sesuaidengan

manajemen atau format yang telah disediakandari institusi sesuai dengan

asuhan kebidanan denganlancar.Mahasiswa dapat menginterpretasikan

21

Page 26: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

data yangdidiperoleh dari Ny. M sejak hamil, bersalin, bayi barulahir, dan

nifas.Dari hasil interpretasi data Ny. M mahasiswa mampumengantisipasi

masalah yang mungkin terjadi selamaproses kehamilan, bersalin, bayi baru

lahir, dan nifasdengan memberikan penyuluhan kesehatan

berdasarkankeluhan dan kebutuhan Ny. M

24. Evaluasi perlunya tindakan segera pada Ny. M selama proseskehamilan,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas sudah dilakukan sesuaidengan

manajemen asuhan kebidanan.Perlunya pengembangan rencana asuhan

yang sesuai dengankeluhan dan kebutuhan pada Ny. M dalam proses

kehamilan,bersalin, bayi baru lahir, dan nifas sesuai dengan

manajemenasuhan kebidanan.Telah dilaksanakan rencana asuhan yang

yang dibuat berdasarkankebutuhan Ny. M pada saat kehamilan, bersalin,

bayi baru lahir dannifas sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan.Telah

dilakukan evaluasi pada Ny. M pada saat kehamilan, bersalin,bayi baru

lahir dan nifas. Ny. M mengerti hal yang sudah dijelaskanserta dapat

menerapkannya

22

Page 27: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Proses berubah merupakan suatu proses meliputi agen perubahan

dari suatu sistem pada individu yang mengarah pada tingkah laku

individu dalam masyarakat. Proses berubah terjadi disebabkan karena

keadaan terpaksa, meniru atau berdasarkan kesadaran dan penghayatan

masing-masing individu tersebut.

Proses berubah ini juga merupakan bagianintegral dari kebidanan.

Bidan harus mengerti tentang perubahan praktik kerjanya baik di

perintah, organisasi profesi maupun di lingkungan masyarakat. Ini

semua untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang

semakin bermutu di masyarakat karena adanyakemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kebidanan dan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

B. Saran

Membuat perubahan adalah change agent harus memiliki vivi yang

jelas, menciptakan iklim atau budaya organisasi yang kondusif, sistem

komunikasi yang jelas, singkat, dan berkesinambungan, serta ada

keterlibatan orang yang tepat.

23

Page 28: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

Keberhasilan perubahan bergantung pada strategi yang diterapkan

oleh agent pembaharuan. Hal yang paling penting adalah harus

“Mulai”(mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, dan mulai dari

sekarang, jangan menunggu-nunggu).

24

Page 29: Proses Perubahan Dalam Sistem Kolaborasi Kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Soepardan,Suryani,Dra, Dipl.M,MM. 2007.  Konsep Kebidanan. Jakarta : 

EGC.

Sujianti, SST dan Susanti, SST. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan

“Teori & Aplikasi”. Yogyakarta : Nusa Medika.

Asri Hidayat, S.SiT.M.Keb dan Mufdlilah, S.Pd.,S,SiT.,M.Sc. 2008.

Catatan Kuliah Konsep kebidanan plus Materi Bidan Delima.

Yogyakarta : Mitra   Cendikia Press.

Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

25