Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL SKRIPSI
PROSES PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR
SISWA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI DESA KETIP JUWANA PATI
Oleh
INDANA FATIKHA ZULFAYANTI
NIM : 201733119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Corona Virus Disease (Covid-19) yang mewabah di berbagai negara di
dunia, telah memberikan dampak yang besar terhadap sektor kehidupan baik
secara ekonomi, sosial, dan pendidikan, khususnya lembaga pendidikan di
Indonesia baik pendidikan dasar, menengah, dan jenjang perguruan tinggi.
Mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai
kebijakan, seperti isolasi, social and physical distancing hingga pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan warganya untuk tetap stay at
home, bekerja, beribadah dan belajar di rumah. Kondisi ini demikian menuntut
lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah
satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran secara online
atau daring (dalam jaringan). Sistem pembelajaran secara daring menjadi
alternatif yang paling memungkinan agar proses pendidikan tetap berlangsung
dengan baik, sehingga pembelajaran daring bisa mengurangi dan mencegah
penularan wabah Corona Virus Disease (Covid-19) (Halim dan Fajrianti, 2021:1-
2).
Berawal dari tanggapan dan respon mengenai kondisi pandemi Covid-19
yang mendunia ini, maka dilakukan beberapa kebijakan baru. Salah satunya
adalah kebijakan belajar dari rumah. Kebijakan ini tentu menuntut pada
kedisiplinan belajar pada siswa yaitu salah satu bentuknya adalah kepatuhan pada
pengerjaan tugas dan pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru. Kedisiplinan
merupakan salah satu penerapan nilai karakter yang seharusnya tertanam sejak
dini pada diri siswa sebagai sebuah pembiasaan (Makurius, 2020:3).
Kedisiplinan merupakan suatu masalah penting yang dihadapi dunia
pendidikan, kedisiplinan sangat berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian
peserta didik (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:24). Disiplin adalah suatu keadaan
dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, tertatur dan semestinya, serta
2
tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak
langsung. Disiplin merupakan unsur yang penting bagi setiap peserta didik untuk
membentuk pola perilaku yang sesuai, baik ditinjau dari peserta didik sebagai
makhluk individu maupun makhluk sosial (Blegur, 2019:3-4).
Kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang
seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Meskipun
pada dasarnya pengertian disiplin sangatlah sederhana, tapi tidak banyak orang
kesulitan menerapkan knosep-konsep kedisiplinan hingga membudaya dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai pendidikan kedisiplinan pada dasarnya dapat
berimplikasi kepada setiap orang dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan
adanya keimanan yang kuat, akan menjadi pendorong adanya upaya
memanfaatkan waktu sebaik mungkin (Fitri dan Tantowie, 2017:19).
Indikasi disiplin siswa dalam pembelajaran online saat masa pandemic
Covid-19 ini bisa dilihat dari siswa yang akan belajar pada semua mata pelajaran,
tidak hanya pelajaran yang disukainya saja. Siswa sangat mempedulikan
pembagian waktu belajar, bermain, membantu orang tua dan kegiatan lainnya.
Siswa akan mengulang materi pelajaran yang diajarkan hari ini, serta akan belajar
untuk mata pelajaran esok hari juga. Siswa akan belajar secara rajin tidak hanya
belajar saat ada ulangan saja. Indikasi siswa yang disiplin juga dapat diketahui
dari siswa yang selalu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam
memahami materi (Pertiwi, 2020:61).
Pada hakekatnya, setiap orang tua mempunyai harapan agar anak-anaknya
tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik dan saleh, agar tidak terjerumus
kepada perbutan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri manupun orang
lain. Harapan-harapan ini kiranya lebih mudah terwujud apabila sejak semula
orang tua menyadari akan peranan mereka sebagai orang tua harus
memperhatikan anak setiap hari walaupun sesibuk apapun, anak jangan sampai
terlupakan dalam mengontrol dan mendidiknya, memberi kasih sayang dan
memberi bimbingan (Rini, 2015:1131). Pola pendampingan orang tua pada anak
dalam penggunaan internet ini adalah suatu upaya untuk melakukan elaborasi
kajian mengenai literasi digital keluarga di Indonesia (Kurnia dan Adiputra,
3
2019:9).
Peran orang tua dalam kepedulian kedisiplinan belajar sangat besar dalam
pembentukan psikologi peserta didik, karena waktu yang dipergunakan lebih
banyak dirumah dan lingkungannya. Orang tua sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi seseorang anak. Orang tua merupakan contoh atau role
model bagi anak, karena baik-buruknya sikap orang tua akan berpengaruh
terhadap kepribadian anak di lingkungan sosialnya (Kurniawan, 2018:8).
Peran orang tua dalam mendampingi kesuksesan anak selama belajar di
rumah menjadi sangat sentral, sekaitan dengan hal tersebut WHO (2020) merilis
berbagai panduan bagi orang tua dalam mendampingi putra-putri selama pandemi
ini berlangsung yang meliputi tips pengasuhan agar lebih positif dan konstuktif
dalam mendampingi anak selama beraktivitas di rumah. Orang tua pada awalnya
berperan dalam membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti
pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk pembiasaan yang baik,
namun perannya menjadi meluas yaitu sebagai pendamping pendidikan akademik.
Pelaksanaan pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat
sekitar, tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja (Kurniati, dkk,
2021:242).
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu dan
mendampingi anak-anaknya dalam kegiatan belajar, di antaranya orangtua dapat
memberikan perhatian dan bimbingan yang cukup pada anak. Menyediakan
fasilitas belajar, yang dimaksud dengan fasilitas belajar di sini adalah alat tulis,
buku tulis dan tempat untuk belajar. Hal ini dapat mendorong anak untuk giat
belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Mengawasi kegiatan
belajar di rumah, sehingga dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan
sebaik-baiknya. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah, sehingga
orangtua dapat mengetahui apakah anaknya menggunakan waktu dengan teratur
dan sebaik-baiknya. Mengetahui kesulitan anak dalam belajar, sehingga dapat
membantu usaha anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar (Wulandari,
dkk, 2016:26-27).
Terbatasnya waktu belajar siswa di sekolah membuat tingkat kedisiplinan
4
belajar siswa menjadi menurun. Bukan hanya siswa yang kurang disiplin
terkadang orang tua siswa juga kurang disiplin dengan waktu. Terkadang tugas
anaknya yang seharusnya dikumpulkan dihari pengambilan tugas baru tetapi
malah tidak dikumpulkan oleh orang tuanya karena beberapa kendala yang
menjadi alasan orang tua siswa itu. Jadi kedisiplinan waktu belajar siswa sangat
menurun karena kendala yang muncul dari diri siswa itu sendiri.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti di desa Ketip Juwana Pati pada
tanggal 12 Februari 2021 menunjukkan bahwa anak-anak di desa Ketip Juwana
Pati memiliki kedisiplinan belajar yang rendah. Rendahnya kedisiplinan belajar
anak-anak tersebut dapat dilihat dari sikap anak yang belum dapat membagi waktu
antara belajar online, bermain dan kegiatan lainnya. Indikasi lainnya yaitu anak-
anak yang tidak mengirimkan tugas dari guru secara tepat waktu setiap harinya.
Hal tersebut dikarenakan kurangnya interaksi dan komunikasi orang tua dengan
anak. Orang tua siswa yang kurang berinteraksi dengan anak dan tidak
membiasakan anak untuk bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari
cenderung membuat anak bersikap malas. Terlebih jika dalam belajar, karena
pada hakekatnya anak-anak lebih suka bermain dari pada belajar. Ketip Juwana
Pati sebagian besar warganya adalah berpencaharian sebagai petani, meraka
berangkat pagi dan pulang sore hari, sehingga setelah pulang dari sawah mereka
lelah dan kurang memperhatiakan perkembangan belajar anaknya. Di dalam
rumah anak-anak memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
(Lampiran 1, hal. 38).
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa kedisiplinan belajar
siswa dalam pembelajaran online masih perlu ditingkatkan melalui peran
pendampingan orang tua. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian
dengan judul “Proses Pendampingan Orang Tua dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid-19 di desa Ketip
Juwana Pati”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
5
sebagai berikut:
1. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di
desa Ketip Juwana Pati?
2. Bagaimana proses pendampingan orang tua dalam peningkatan
kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di desa Ketip
Juwana Pati?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dengan
judul “Proses Pendampingan Orang Tua dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid-19 di desa Ketip Juwana Pati” yang
ingin dicapai penulis adalah:
1. Mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-
19 di desa Ketip Juwana Pati.
2. Mendeskripsikan proses pendampingan orang tua dalam peningkatan
kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di desa Ketip
Juwana Pati.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yaitu sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tentang pengaruh pendampingan orang tua
terhadap kedisiplinan belajar siswa dapat menambah khasanah pengembangan
ilmu pengetahuan dalam memahami tentang kedisiplinan belajar siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dalam belajar sehingga
prestasi siswa dapat meningkat.
2. Bagi Orang Tua
Memberikan wawasan kepada orang tua tentang pentingnya
6
pendampingan orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa sehingga
orang tua dapat menyediakan waktunya untuk memberikan
pendampingan kepada anak.
3. Bagi Guru
Memberikan informasi pada guru siswa tentang pengaruh
pendampingan orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa.
4. Bagi Sekolah
Memberikan wawasan tentang pengaruh pendampingan orang tua
terhadap kedisiplinan belajar siswa sebagai acuan sekolah dalam
mengambil kebijakan yang tepat dalam menerapkan kedisiplinan siswa
dan sanksi yang diberikan bagi yang melanggar.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Konseptual
Kajian pustaka dalam penelitian ini akan menguraikan (1) pengertian
pendampingan orang tua dalam belajar, (2) unsur pendampingan orang tua dalam
belajar, (3) proses pendampingan orang tua dalam belajar, (4) faktor yang
mempengaruhi pendampingan orang tua dalam belajar, (5) indikator
pendampingan orang tua, (6) pengertian kedisiplinan belajar, (7) unsur-unsur
kedisiplinan belajar, (8) jenis kedisiplinan belajar, (9) faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin, (10) indikator kedisiplinan belajar.
2.1.1 Pembelajaran Daring
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Daring
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat
mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem pembelajaran
daring untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan salah satu model pembelajaran yang sedang
dikembangkan dan akan menjadi tuntutan pada pendidikan di masa depan.
Pembelajaran daring adalah sebuah pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan
media elektronik dalam menyampaikan pembelajaran, baik berupa internet, CD
atau dengan menggunakan HP. Pembelajaran daring memudahkan guru dan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi, karena dengan
pembelajaran daring semua informasi dapat secara cepat diunduh dari situs
pembelajaran daring dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar siswa
tanpa harus melakukan ujian di dalam kelas (Nurdyansyah dan Fahyuni,
2016:118-119).
Meskipun sekolah ditutup namun kegiatan belajar mengajar atau proses
pembelajaran tidak berhenti, berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan
kebudayaan bahwa seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem
8
pembelajaran dalam jaringan (daring) di rumah. Pembelajaran daring merupakan
sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa
internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer.
Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa,
pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik
dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep
pembelajaran daring memiliki konsep yang sama dengan e-learning. Selama
pembelajaran daring berlangsung banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa
masalah yang dihadapi selama peserta didik belajar dirumah, diantaranya terlalu
banyak tugas yang diberikan dan guru yang belum mengoptimalkan teknologi
(Putri, dkk, 2020:863).
Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan Web Based
Education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk
sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama
proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat
disebut sebagai pembelajaran berbasis web (Nurdyansyah dan Fahyuni,
2016:119).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta
didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Seiring kemajuan
teknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak
secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa
disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula (Nurdyansyah dan Fahyuni,
2016:119).
Pembelajaran daring adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan
dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan
komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian pembelajaran daring berbasis
9
web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem pembelajaran daring ini tidak
memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan
lebih banyak waktu. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang disusun ialah
dengan tujuan menggunakan suatu sistem elektronik atau juga komputer sehingga
mampu untuk mendukung suatu proses pembelajaran. Pembelajaran daring adalah
suatu proses pembelajaran jarak jauh dengan cara menggabungkan prinsip-prinsip
didalam proses suatu pembelajaran dengan teknologi. Pembelajaran daring adalah
suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah sebagai sarana ialah sebagai
proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka dengan
secara langsung antara pendidik dengan siswa (Hayati, 2020:5).
2.1.1.2 Media Pembelajaran Daring
Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar,
misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga
mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi
covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau
aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar;
(2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas
pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10)
Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex (Handarini dan Wulandari, 2020:498).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google
Classroom. Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan media
goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat
melangsungkan pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan
pemberian materi pembelajaran (berupa slide power point, e-book, video
pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok), sekaligus penilaian. Pengajar dan
peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum
diskusi (stream) terkait dengan permasalahan materi dan jalannya pembelajaran
secara interaktif. Bahkan di akhir-akhir ini pada aplikasi Google Classroom sudah
include di dalamnya Google Meet yang memungkinkan untuk melakukan video
teleconference (Rosali, 2020:22).
10
Selain Google classroom, aplikasi lain yang banyak digunakan adalah
Edmodo. Aplikasi ini hampir sama dengan Google Classroom yaitu dilengkapi
fitur-fitur yang menarik seperti polling, gradebook, file and links, quiz, library,
assignment, award badge, dan parent code. Edmodo memiliki kelebihan yaitu
dapat dipantau oleh orang tua secara simultan, sehingga sangat cocok digunakan
untuk peserta didik kelas dasar sampai menengah yang butuh kontrol lebih dari
guru maupun orang tua. Selain dua flatform yang dapat diterapkan secara klasikal
terdahulu, ada 12 (dua belas) flatform yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar online gratis dan bisa diakses bebas oleh peserta didik maupun pengajar di
tengah pandemi Covid19 (Rosali, 2020:23), seperti yang tersaji pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Flatform Situs Pembelajaran Online di Indonesia
No Flatform Alamat Situs
1. Rumah Belajar https://belajar.kemendikbud.go.id
2. Meja Kita https://mejakita.com
3. Icando https://bit.ly/appicando
4. Indonesia X https://www.indonesiax.co.id/
5. Google for Education https://edu.google.com/
6. Kelas Pintar https://www.kelaspintar.id/
7. Microsoft Office 365 https://www.microsoft.com/id-
id/education/products/office
8. Quipper School https://www.quipper.com/id/school/
9. Ruang Guru https://ruangguru.com/belajar
10. Sekolahmu https://www.sekolah.mu/kelasmu/
11. Zanius https://www.zenius.net/
12 Cisco Webex https://www.webex.com/
(Sumber: https://edukasi.kompas.com/)
2.1.1.3 Kelebihan Pembelajaran Daring
Dua kelebihan yang dinilai paling tinggi dari e-learning ini adalah: (a)
fleksibilitas pada waktu dan tempat dan (b) kemudahan dalam bahan ajar
Persoalan e-learning bukan sekedar penyampaian materi ajar secara online.
Pengajaran secara online tidak hanya ditandai dengan bagaimana pengajaran itu
diselenggarakan, tetapi lebih mendasar tentang bagaimana falsafah dalam
mendesain pendidikan yang interaktif, responsif dan peluang mendistribusikan
11
informasi valid kepada pembelajar dalam waktu, tempat dan bentuk tampilan yang
sesuai (menyenangkan) (Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016:120).
Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat
mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan,
memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan
animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga
memberikan kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para
siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada
forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link video conference untuk
berkomunikasi langsung (Rosali, 2020:23).
2.1.1.4 Kekurangan Pembelajaran Daring
Tiga kriteria dasar yang ada dalam pembelajaran daring. Pertama,
pembelajaran daring bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan
sharing pembelajaraan dan informasi. Kedua, pembelajaran daring dikirimkan
kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi
internet. Ketiga, pembelajaran daring terfokus pada pandangan pembelajaran yang
paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradikma tradisional dalam
pelatihan. Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran daring
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain
(Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016:131-134):
1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan
antar sesama peserta didik itu sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses pembelajaran cenderung ke pelatihan dari pada pendidikan.
4. Berubahnya peran pendidik mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT/medium komputer.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal.
12
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga memiliki keterampilan mengoperasikan internet.
8. Kurangnya personel dalam hal penguasaan bahasa pemrograman
komputer.
2.1.2 Pendampingan Orang Tua
2.1.2.1 Pengertian Pendampingan Orang Tua dalam Belajar
Pendampingan orang tua adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada
obyek tertentu. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi yang ditujukan kepada sesuatu atau obyek.
Orang tua berasal dari dua kata yaitu, orang yang artinya manusia (dalam arti
khusus), dan tua yang artinya sudah lama hidup, lanjut usia, sudah masak atau
sampai waktunya untuk dipetik (Rini, 2016:1133).
Keluarga dikenal sebagai lingkungan pertama yang dikenal anak
merupakan tempat belajar anak yang paling utama karena anak menghabiskan
sebagian besar waktunya. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan bukan hanya
sekedar memenuhi kebutuhan belajar, tetapi lebih dari itu membimbing dan
mengarahkan agar berhasil dan mandiri. Di dalam lingkungan keluarga, anak
pertama kali dikenalkan dan ditanamkan nilai-nilai dasar untuk membentuk
karakter anak. Keluarga berperan dalam keberhasilan mendidik anak dalam
membantu menanamkan dan memantau kedisiplinan belajar siswa dirumah
(Noviati, 2016:5).
Dalam hal ini perhatian orang tua dapat diartikan kesadaran jiwa orang tua
untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi
kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi maupun materi. Orang tua berperan
sebagai sebagai pembentuk karakter dan pola fikir dan kepribadian anak. Oleh
karena itu, keluarga merupakan tempat dimana anak-anaknya pertama kali
berkenalan dengan nilai dan norma. Diantara faktor penyebab yang
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya adalah orang tua khawatir
kalau anaknya nakal, kurang pandai, minder serta agar anak-anaknya tidak
13
terjerumus dalam perilaku menyimpang, menunjuk pada perilaku yang secara
statistik berbeda dari kebanyakan orang (Rini, 2016:1133).
2.1.2.2 Unsur Pendampingan Orang Tua dalam Belajar
Semua orang tua sudah tentu agar anak-anaknya mendapatkan prestasi dan
pandai baik di sekolah maupun di luar sekolah, semua itu tidak lepas dari
perhatian dan tanggung jawab orang tua dalam membimbing, mengarahkan dan
memotivasi anaknya (Rini, 2016:1133). Adapun unsur pendampingan orang tua
kepada anak antara lain (Kartono, 2015:91):
1. Menyediakan fasilitas belajar
Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku-
buku pelajaran dan lain-lain. Fasilitas belajar ini dapat membantu
memudahkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa tidak
mendapatkan hambatan dalam belajar.
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar di rumah karena
dengan mengawasi kegiatan belajar anak, orang tua dapat mengetahui
apakah anak mereka sudah belajar dengan baik ataupun belum. Melalui
pengawasan orang tua anak dapat belajar dengan teratur, apabila
mendapatkan pekerjaan rumah (PR) dapat langsung mengerjakannya
tanpa menunda.
3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di rumah,
apakah anak sudah menggunakan waktu belajarnya dengan baik atau
belum. Orang tua dapat membantu anak menyusun jadwal belajar.
4. Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
Orang tua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan
tersebut, orang tua mampu membantu menyelesaikannya. Apabila
14
orang tua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar,
maka proses belajar anak akan terlambat.
5. Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
Untuk membantu dalam proses pendidikan, orang tua ikut serta
dalam proses belajar, termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk
membantu anak dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan orang tua,
maka akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anak-
anaknya. Bertambahnya pengetahuan orang tua juga akan memudahkan
anak dalam mencari tempat jawaban dari setiap pertanyaannya.
2.1.2.3 Proses Pendampingan Orang Tua dalam Belajar
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu anak-
anaknya dalam kegiatan belajar, di antaranya orangtua dapat memberikan
perhatian dan bimbingan yang cukup pada anak. Sebagaimana yang dijelaskan
bahwa perhatian dan bimbingan yang dapat dilakukan oleh orangtua pada anak
adalah sebagai berikut (Wulandari, dkk, 2016:26-27):
1. Menyediakan fasilitas belajar, yang dimaksud dengan fasilitas belajar di
sini adalah alat tulis, buku tulis dan tempat untuk belajar. Hal ini dapat
mendorong anak untuk giat belajar, sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
2. Mengawasi kegiatan belajar di rumah, sehingga dapat mengetahui
apakah anaknya belajar dengan sebaik-baiknya.
3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah, sehingga
orangtua dapat mengetahui apakah anaknya menggunakan waktu
dengan teratur dan sebaik-baiknya.
4. Mengetahui kesulitan anak dalam belajar, sehingga dapat membantu
usaha anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar.
5. Menolong anak mengatasi kesulitannya, dengan memberikan
bimbingan belajar yang dibutuhkan anaknya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orangtua sangat
penting bagi perkembangan siswa, karena sebagian besar waktu siswa banyak di
15
rumah, maka peran orangtua tidak dapat dibaikan. Proses kedisiplinan siswa
dimulai dari rumah, sehingga peran orangtua dalam memantau dan memberikan
perhatian terhadap pendidikan anak sangat penting (Wulandari, dkk, 2016:27).
2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pendampingan Orang Tua dalam
Belajar
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membimbing anak
belajar di rumah ahar mencapai tujuan belajarnya, yaitu kesabaran dan sikap
bijaksana yang dijelaskan sebagai berikut (Qomaruddin, 2019:4-5):
1. Kesabaran
Jangan menyamakan jalan fikiran kita dengan jalan fikiran yang
dimiliki anak. Disamping itu perlu disadari, bahwa kecerdasan anak-
anak tidaklah sama, walaupun usianya sama. Dengan mengetahui sifat-
sifat yang ada pada anak, akan mempermudah untuk membimbingnya.
Dan jangan sekali-kali membentak-bentak pada saat anak belum
mengerti tentang apa yang ditanyakannya. Orang tua yang keras
terhadap anak-anaknya jelas tidak memberikan ketenangan dan
kegembiraan, hubungan orang tua dan anak menjadi kaku dan tidak
harmonis. Karena itu proses belajar anak terhambat, sebab belajar
membutuhkan jiwa yang tenang dan gembira. Dalam suasana keluarga
yang harmonis dapat dipenuhi kasih sayang orang tua terhadap anaknya
akan menimbulkan jiwa yang tenang dan gembira.
Hal tersebut menunjukkan tidak adanya kerukunan dan
keserasian antara anggota keluarga dapat menggelisahkan anak dalam
belajar. Bagaimana anak dapat belajar dengan baik, bila dalam rumah
tangga sering terjadi pertengkaran antar anggota keluarga dirumah,
apalagi pertengkaran ayah dan ibu. Suasana ini dapat menghambat
kegiatan belajar anak karena konsentrasi belajarnya terganggu. Dengan
kondisi demikian hasil belajar yang diperoleh oleh anak kurang bagus.
Anggota keluarga harus bersabar atau melatih menahan diri, jangan ikut
16
memebrikan gangguan dalam belajar, orang tua hendaknya peduli dan
memahami bahwa untuk belajar tekun, anak harus memiliki ketenangan
suasana belajar sehingga pikirannya dapat terpusat dalam pelajaran.
2. Bijaksana
Kita perlu sikap bijaksana untuk mengerti kemampuan yang
dimiliki anak (masih sangat terbatas) apalagi maish usia SD. Sikap
kasar justru tidak membantu, sebab akan menjadi tambah gelisah dan
takut, sehingga apa yang diperoleh dari bimbingan itu hanya akan
merupakan tekanan dalam dirinya.
2.1.2.5 Indikator Pendampingan Orang Tua
Manusia merupakan mahkluk yang mempunyai kemandirian dimana
didalam kemandiriannya terdapat potensi dasar yang merupakan benih yang dapat
menumbuh serta mengembangkan dirinya, akan tetapi pendidikan dan
bimbinganlah yang dapat menstimulus potensi dasar dan dapat menumbuh dan
mengembangkan dirinya. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya
dapat mempengaruhi pendidikan dan bimbingan. Terdapat tiga faktor-faktor yang
mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu: (1) Pendidikan orang tua dan
pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan
mereka menjalankan pengasuhan. (2) Lingkungan banyak mempengaruhi
perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta
mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya. (3)
Budaya, Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya
dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam
mendidik anak kearah kematangan (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:25).
Untuk mengukur pendampingan orang tua, maka ditentukan indikator
sebagai berikut (Kartono, 2015:91):
1. Menyediakan fasilitas belajar
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
17
4. Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
5. Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
2.1.3 Kedisiplinan Belajar
2.1.3.1 Pengertian Kedisiplinan Belajar
Disiplin belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperleh
suatu perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
(Wulandari, 2017:25).
Secara etimologi kedisiplinan belajar diambil dari kata disiplin yang
berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan di sekolah, tata tertib dan
sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikembangkan bahwa disiplin
belajar adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Rini, 2016:1136).
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
sikap tunduk dan patuh yang dilakukan seorang individu atau kelompok terhadap
suatu peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh suatu
lembaga atau sekolah (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:27).
Disiplin belajar juga merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran pada
setiap personal tentang tugas dan tanggungjawabnya agar menjadi orang yang
bersedia dan mampu memikul tanggungjawab atas semua pekerjaannya. Setiap
pekerjaan akan berhasil dengan baik jika dikerjakan dengan teratur dan disiplin.
Lebih-lebih dalam hal belajar. Disamping teratur, siswa harus belajar disiplin.
Hanya dengan kedisiplinan siswa akan memperoleh prestasi yang baik.
Timbulnya sikap disiplin bukan peristiwa yang mendadak yang terjadi seketika.
Kedisiplinan pada seorang siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari
pendidik dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Kebiasaan
18
yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan
keluarga akan terbawa oleh anak-anak dan sekaligus akan memberikan warna
terhadap perilaku kedisiplinan anak dimana dengan disiplin akan menciptakan
kemauan dalam bekerja secara teratur (Rini, 2016:1136).
Oleh karena itu, disiplin belajar sangat penting artinya bagi para siswa
untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli mengatakan bahwa dengan
disiplin, berbagai kebutuhan dengan sendirinya dapat dipenuhi. Jika seseorang
telah membiasakan diri melakukan kegiatan dengan terencana, maka ia akan
mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan sendirinya. Ia tinggal berlatih
mematuhi rencana itu sendiri.
Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai
cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak
yang baik pula (Gie, 1997). Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi
lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, kehidupan aman dan
teratur, mencegah hidup sembarangan, menghargai kepentingan orang lain,
membiasakan hidup tertib di sekolah. Siswa juga dapat mengerti bahwa
kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat
membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi
semua pihak (Rini, 2016:1137).
Sikap disiplin itu bukan bawaan dari lahir, namun muncul setelah anak
mengenal adanya tata tertib yang harus ditaatinya. Dari sinilah muncul sikap
muncul sikap disiplin dan tidak disiplin. Sebelum anak mengenal adanya tata
tertib maupun aturan yang harus mereka taati, mereka belum mengenal adamya
sikap kedisiplinan. Mereka tumbuh dan berkembang secara alamiah tanpa ada
aturan yang mengikatnya. Setelah mereka mengenal adanya tata tertib maupun
aturan, maka dengan sendirinya mereka dituntut untuk memiliki sikap disiplin
tersebut. Disiplin timbul dari jiwa karena dorongan untuk mentaati tata tertib.
Sehingga dapat dipahami bahwa disiplin merupakan sikap patuh terhadap tata
tertib atau aturan. Disiplin dapat muncul karena kesadaran maupun paksaan.
Sedangkan kedisiplinan karena keterpaksaan biasanya muncul karena adanya
pengawasan dari pihak lain. Untuk dapat menegakkan kedisiplinan tidak selalu
19
melibatkan orang lain, bahkan hanya melibatkan diri sendiri sebenarnya bisa
dilakukan. Bahkan dengan melibatkan diri sendiri itulah yang lebih penting karena
disiplin yang timbul tersebut berasal dari kesadaran (Rini, 2016:1137).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar
bahwa hanya dengan disiplin akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal,
dengan disiplin akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan.
2.1.3.2 Unsur-Unsur Kedisiplinan Belajar
Penanaman disiplin perlu mengetahui adanya unsur-unsur disiplin supaya
guru mudah menerapkan dan mengambil keputusan dalam mendisiplinkan anak.
Ada beberapa unsur penting dalam disiplin yang perlu diterapkan oleh pendidik
baik dirumah dan di sekolah, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peraturan
Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
untuk menata tingkah laku seseorang dalam kelompok, organisasi,
institusi, atau komunitas. Tujuannyan adalah membekali anak dengan
pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu (Yusdiani, dkk,
2018:237).
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya
perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya
merugikan pihak lain, tetapi hubungan dengan sesama menjadi baik dan
lancar (Pertiwi, 2020:12).
Disiplin yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan di
sekolah, tata tertib dan sebagainya. Disiplin belajar adalah semua
bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
baik di sekolah maupun di luar sekolah (Rini, 2015:1136).
2. Kebiasaan
Kebiasaan yang diajarkan di sekolah, ada dua macam kebiasaan
yaitu pertama kebiasaan tradisional berupa kebiasaan menghormati dan
20
memberi salam kepada orang tua baik di rumah, diperjalan, di sekolah,
maupun tempat sosial kegiatan lainnya (Yusdiani, dkk, 2018:237).
Disiplin sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Berawal dari
paksaan, kini dilakukan karena kesadaran diri, menyentuh kalbunya,
merasakan sebagai kebutuhan dan kebiasaan (Pertiwi, 2020: 13).
Tujuan dari disiplin ini agar anak mempunyai kebiasaan tepat
waktu dalam melaksanakan tanggung jawab dengan tugas sekolahnya,
Jadi meskipun dirumah anak tetap mengrjakan tugasnya dengan baik
(Nirmala, dkk, 2020:4).
3. Hukuman
Hukuman berarti suatu bentuk kerugian dan kesakitan yang
dijatuhkan pada seseorang yang berbuat kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran sebagai ganjaran maupun pembalasan. Hukuman
mempunyai tiga unsur penting dalam pekembangan anak diantaranya:
Pertama hukuman mempunyai fungsi menghalangi, yaitu hukuman
diharapkan dapat menghalangi pengulangan tindakan yang tidak
diinginkan oleh masyarakat (Yusdiani, dkk, 2018:237).
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus
dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi dan hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman penting karena
dapat memberi dorongan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya
(Pertiwi, 2020: 13).
Kedisiplinan tidak hanya bagi anak semasa mereka sekolah saja,
namun kedisiplinan tersebut akan terus berguna bagi kehidupannya
kelak. Namun ada juga kedisiplinan yang timbul karena keterpaksaan.
Keterpaksaan tersebut muncul karena takut akan dikenakan sanksi
hukuman akibat pelanggaran tersebut (Rini, 2015: 1137).
4. Penghargaan
Penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan pokok yang
mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Seseorang
21
akan terus berupaya akan meningkatkan dan mempertahankan disiplin
apa bila disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang
kemudian mendapatkan penghargaan. Penghargaan adalah unsur
disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku
anak. Penghargaan yang diberikan kepada anak tidak hanya berbentuk
materi tetapi dapat berupa kata-kata pujian maupun senyuman pada
anak (Yusdiani, dkk, 2018:237).
Orang tua juga perlu memberikan penghargaan dan pujian
kepada anaknya atas keberhasilan belajar yang telah diraihnya. Karena
dengan penghargaan dan pujian serta perhatian orang tua akan
menumbuhkan rasa banggga dan percaya diri dan berbuat yang lebih
baik lagi pada diri anak (Rini, 2015: 1135).
Disiplin merupakan penghargaan atas proses pengajaran,
pelatihan, seni mendidik, dan materi kedisiplinan dalam sekolah.
Disiplin merupakan tindakan yang sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Indrianti, dkk, 2017: 70).
5. Konsistensi
Konsistensi menunjukkan kesamaan dalam isi dan penerapan
dalam sebuah autran. Konsistensi digunakan bila pendidik ingin
menerapkan pemberian hukuman untuk mengendalikan perilaku anak,
atau memberikan penghargaan untuk memperkuat perilaku yang baik.
meski anak memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya, etnis,
ekonomi maupun kondisi perkembangan usia (Yusdiani, dkk,
2018:237).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pentingnya disiplin bagi para adalah memberi dukungan bagi terciptanya perilaku
yang tidak menyimpang. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan
peserta didik terhadap lingkungannya.
22
2.1.3.3 Jenis Kedisiplinan Belajar
Disiplin dibedakan menjadi tiga, yaitu (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:27):
1. Disiplin Waktu
Disiplin waktu menjadikan sorotan utama bagi seseorang sebab
dalam diri seorang individu tidak terlepaskan dari penggunaan waktu,
baik dalam dunia persekolahan maupun perkantoran (Yusdiani, dkk,
2018:237).
2. Disiplin Menegakkan Aturan
Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh terhadap
kewibawaan seseorang. Misalnya dalam penegakkan aturan atau tata
tertib disekolah tidaklah perlu kita memandang bulu si A dan si B
artinya tidak ada sikap pilih kasih terhadap penegakkan aturan, siapun
berhak mentaati aturan yang telah ditetapkan. Karena, keadilan yang
akan mengantarkan kehidupan ke arah kemajuan, kebahagiaan, dan
kedamaian (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:27).
3. Disiplin Sikap
Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point
untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin tidak tergesa-gesa,
dan gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini membutuhkan
latihan dan perjuangan, karena, setiap saat banyak hal yang menggoda
kita untuk melanggarnya. Dalam melaksanakan disiplin sikap ini, tidak
boleh mudah tersinggung dan cepat menghakimi seseorang hanya
karena persoalan sepele. Selain itu, juga harus mempunyai keyakinan
kuat bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkan diri sendiri kecuali orang
tersebut. Kalau disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam
kehidupan ini, niscaya kesuksesan akan menghampiri (Indrianti, dkk,
2017: 70).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengelolaan pengajaran di kelas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
kesadaran melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya,
kesepakatan peraturan antara guru dan murid sebelum pengajaran dimulai beserta
23
sanksi yang akan didapat apabila ada yang melanggar. Disiplin tersebut meliputi
disiplin siswa selama pelajaran berlangsung, disiplin siswa pada waktu
mengerjakan ulangan, disiplin siswa pada saat mengumpulkan tugas, dan disiplin
siswa pada saat menggunakan fasilitas belajar di sekolah.
2.1.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Sikap disiplin bukan merupakan sikap yang lahir dengan sendirinya, akan
tetapi perlunya pengarahan dan bimbingan agar seseoarang individu dapat berlaku
disiplin. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disipilin diantaranya
(Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:29):
1. Faktor dari dalam (Intern)
Faktor yang meruapakan kesadaran diri sendiri yang dapat
mendorong seseorang untuk bersikap dan melakukan disiplin.
2. Faktor dari luar (Ekstern)
Faktor keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarkat.
Keluarga merupakan orang terdekat pada diri seseorang dan tempat
pertama berinteraksi sebelum mengenal dunia luar. Orientasinya bahwa
kewajiban orangtua mendidik anak dengan menanamkan disiplin
pribadi sejak dini.
Setelah keluarga maka lingkungan sekolah sangat mempengaruhi perilaku
disiplin individu, mereka mengalami saling interaksi antara peserta didik yang
satu dengan yang lain, dengan para guru dan pegawai sekolah yang lain. Sehingga
peserta didik dapat melihat dan meresap segala perilaku yang dilakukan oleh para
guru dan pegawai sekolah tersebut. Dan disekolah untuk menunjang disiplin maka
berlakunya tata tertib yang dibuat sekolah (Yusiyaka dan Nuryadi, 2018:29).
Lingkungan merupakan salah satu temapat seseoarang mengalami
pergaulan antara individu dengan invidu yang lain. Dari pergaulan inilah akan
terbentuk disiplin dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan
sekitar.
24
2.1.3.5 Indikator Kedisiplinan Belajar
Indikator kedisiplinan belajar antara lain sebagai berikut (Pertiwi,
2020:98):
1. Dapat mengatur waktu belajar dirumah
2. Rajin dan teratur belajar
3. Perhatian yang baik saat belajar di kelas online
4. Ketertiban diri saat belajar di kelas online
Sedangkan menurut Rini (2016:1141), indikator kedisiplinan belajar antara
lain sebagai berikut:
1. Mengerjakan tugas yang dirikan guru (membangun eufering behavior)
2. Siap dengan kelengkapan pembelajaran
3. Memperhatikan/menyimak kegiatan pembelajaran
4. Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
5. Melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan pembelajaran
6. Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu
7. Kelengkapan catatan pelajaran
Menurut Indriati, dkk (2017: 70) indikator disiplin belajar siswa adalah:
1. Disiplin siswa dalam masuk kelas online
2. Disiplin siswa serius mengikuti pelajaran
3. Disiplin siswa saat mengerjakan tugas
4. Disiplin siswa dalam menggunakan fasilitas belajar di sekolah.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, indikator disiplin belajar siswa
dalam penelitian ini meliputi dapat mengatur waktu belajar dirumah, rajin dan
teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas online, ketertiban diri saat
belajar di kelas online, menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu.
2.2 Kajian Penelitian Relevan
Penelitian ini bermaksud untuk menambah wawasan dalam
mendeskripsikan beberapa penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti seperti Prasetyo (2018), Kurniati, dkk (2021), Cahyati dan
Kusumah (2020), Wardhani dan Krisnani (2020), Wuriyanti (2017) dan Yusdiana,
25
dkk (2018). Berikut penjelasan mengenai penelitian relevan yang digunakan oleh
peneliti.
Prasetyo (2018) tentang pedampingan orang tua dalam proses belajar anak
(studi deskriptif tentang tingkat optimalisasi pendampingan orang tua dalam
proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMK N 1 Nanggulan tahun
ajaran 2017/2018). Teknik analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa
(36,07%) subyek berpersepsi pendampingan orang tua mereka sangat optimal,
(40,98%) subyek berpersepsi pendampingan orang tua mereka optimal, (19,67%)
subyek berpersepsi pendampingan orang tua mereka cukup optimal dan (3,28%)
subyek berpersepsi pendampingan orang tua mereka kurang optimal. Terdapat 5
butir kuesioner pendampingan orang tua dalam proses belajar anak yang teridikasi
tingkat pencapainnya rendah.
Kurniati, dkk (2021) tentang analisis peran orang tua dalam mendampingi
anak di masa pandemi covid-19. Hasil menunjukkan bahwa secara umum peran
yang muncul adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan
pengawas. Secara khusus peran yang muncul yaitu: menjaga dan memastikan
anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah,
menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang
intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role model bagi anak,
memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi
kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan
edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di
rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi
kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan BDR.
Cahyati dan Kusumah (2020) tentang peran orang tua dalam menerapkan
pembelajaran di rumah saat pandemi covid 19. Peran orang tua sangat di perlukan
untuk proses pemebalajaran anak selama study from home ini, peran orang tua
juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi kepada anak-anaknya yang
masih belum bisa memahami tentang pandemi yang sedang mewabah untuk tetap
berdiam diri dirumah agar tidak terlular dan menularkan wabah pandemi ini.
26
Orang tua merasa pembelajaran di rumah sangat efektif untuk diterapkan namun
bukan berarti pembelajaran di sekolah tidak lebih efektif dibandingkan dengan
kegiatan pembelajaran di rumahTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
peran orang tua dalam menerapkan pembelajaran di rumah saat pandemi covid 19
yang di fokuskan untuk anak usia 5-8 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah orang
tua dapat meningkatkan kelekatan hubungan dengan anaknya dan orang tua dapat
melihat langsung perkembangan kemampuan anaknya dalam belajar.
Wardhani dan Krisnani (2020) tentang optimalisasi peran pengawasan
orang tua dalam pelaksanaan sekolah online di masa pandemi covid-19. Hasil dari
pembahasan ditemukan bahwa dalampelaksanaannya, konsep sekolah online
membawa kendala dan dampak yang begitu signifikan baik bagi anak sebagai
peserta didik maupun guru sebagai tenaga pengajar. Kurangnya fasilitas
penunjang yang memadai dan keterbatasan pemahaman mengenai akses teknologi
dan jaringan internet menjadi kendala utama yang dirasakan oleh kedua belah
pihak. Selain itu, ditemukan juga bahwa peran pengawasan dan perhatian
orangtua kepada anak dalam proses pembelajaran online ini sangat penting bagi
terwujudnya hasil belajar yang optimal. Orangtua harus hadir dalam mengawasi
dan memberi perhatian kepada anak baik pada saat sebelum pembelajaran
dimulai, saat pembelajaran berlangsung, sampai dengan setelah pembelajaran
selesai.
Wuriyanti (2017) tentang optimalisasi peran orang tua dalam pengerjaan
tugas rumah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD
Negeri 04 Kuto tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa persentase dari kepedulian orang tua siswa kelas III di SD
Negeri 04 Kuto dalam pengerjaan tugas rumah tinggi dan intensitas belajar anak
tinggi, sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana belajar
menunjukkan kepedulian yang kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan
data yang menunjukkan bahwa 34 % dari 20 siswa sebagai responden menjawab
intensitas kepedulian yang tinggi, 28% dari 20 responden menjawab bentuk
perhatian orang tua dalam pemenuhan sarana pembelajaran dalam kategori sedang
27
dan sisanya 38% dari 20 responden ini, menyatakan tingkat kesadaran rendah
dalam pemenuhan sarana dan prasarana belajar anak.
Yusdiana, dkk (2018) tentang penanaman budaya disiplin terhadap peserta
didik kelas VI MIS Guppi Laikang Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
dinyatakan bahwa (1) bentuk budaya disiplin antara lain siswa berseragam
lengkap, siswa masuk kelas tepat waktu, siswa antri sebelum masuk kelas, siswa
membawa peralatan belajar lengkap, siswa mengerjakan tugas dengan baik, siswa
tidak makan dan minum di kelas, rambut siswa laki-laki dipotong pendek, siswa
tidak bersuara jika tidak ada hubungannya dengan pelajaran, siswa memiliki
sopan santun, siswa tidak meninggalkan kursi jika tidak ada perlu, siswa peserta
tidak membuang sampah di kelas, siswa menjaga kerapian pakaian, siswa
meminta izin kepada guru saat hendak meninggalkan kelas, siswa tidak berbicara
saat guru menjelaskan; (2) Sekolah telah menanamkan budaya disiplin dengan
memenuhi unsur-unsur kedisiplinan yaitu membuat peraturan, kebiasaan
mengajar, memberi sanksi, memberi penghargaan dan memberi teladan; (3)
Faktor yang menghambat penanaman budaya disiplin yaitu faktor lingkungan
keluarga (orang tua), dan cara mengatasinya yaitu dengan memberikan sanksi,
memberikan peringatan dan pemberian penghargaan agar siswa termotivasi untuk
berperilaku disiplin.
Tabel 2.2 Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian Relevan
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas
1. Fajar
Ahmad
Dwi
Prasetyo
Pedampingan
Orang Tua
dalam Proses
Belajar Anak
(Studi
Deskriptif
tentang
Tingkat
Optimalisasi
Pendampingan
Orang Tua
1. Sama-sama
membahas
mengenai
pendampingan
orang tua
1. Jenis
penelitian
2. Tempat
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
masa pandemi
28
dalam Proses
Belajar Anak
menurut
Persepsi Siswa
Kelas X SMK
N 1 Nanggulan
Tahun Ajaran
2017/2018)
1. Euis
Kurniati,
dkk
Analisis Peran
Orang Tua
dalam
Mendampingi
Anak di Masa
Pandemi
Covid-19
1. Menggunakan
pendekatan
kualitatif
2. Sama-sama
membahas
mengenai
pendampingan
orang tua
1. Subyek
penelitian
2. Obyek
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
masa pandemi
2. Nika
Cahyati
dan Rita
Kusumah
Peran Orang
Tua Dalam
Menerapkan
Pembelajaran
Di Rumah
Saat Pandemi
Covid 19
1. Menggunakan
pendekatan
kualitatif
2. Sama-sama
membahas
mengenai peran
orang tua dalam
pembelajaran
saat pandemi
1. Subyek
penelitian
2. Obyek
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
masa pandemi
3. Tsaniya
Zahra
Yuthika
Wardhani
dan Hetty
Krisnani
Optimalisasi
Peran
Pengawasan
Orang Tua
dalam
Pelaksanaan
Sekolah
Online di Masa
Pandemi
Covid-19
1. Menggunakan
pendekatan
kualitatif
2. Sama-sama
membahas
mengenai
pengawasan
orang tua dalam
pengawasan
sekolah onlien
1. Subyek
penelitian
2. Obyek
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
29
masa pandemi
4. Niken
Wuriyanti
Optimalisasi
Peran Orang
Tua dalam
Pengerjaan
Tugas Rumah
untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Matematika
Pada Siswa
Kelas III
SD Negeri 04
Kuto Tahun
Pelajaran
2010/2011
1. Menggunakan
pendekatan
kualitatif
2. Sama-sama
membahas
mengenai peran
orang tua
1. Subyek
penelitian
2. Obyek
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
masa pandemi
5. Nurmilah
Yusdiani,
dkk
Penanaman
Budaya
Disiplin
terhadap
Peserta
Didik Kelas VI
MIS Guppi
Laikang
Kecamatan
Kajang
Kabupaten
Bulukumba
1. Menggunakan
pendekatan
kualitatif
2. Sama-sama
membahas
mengenai
disiplin siswa
1. Subyek
penelitian
2. Obyek
penelitian
Peneliti
memfokuskan
pada
pendampingan
orang tua
dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar siswa
di desa pada
masa pandemi
30
2.3 Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Pembelajaran daring menurut Sadikin dan
Hamidah (2020:2) adalah sebuah
pembelajaran dengan menggunakan jaringan
internet yang bertujuan untuk memunculkan
interaksi dalam pembelajaran.
Pembelajaran Daring
Pendampingan orang tua
(Kartono, 2015:91):
1. Menyediakan fasilitas belajar.
2. Mengawasi kegiatan belajar
anak di rumah.
3. Mengawasi penggunaan
waktu belajar anak di rumah.
4. Mengawasi kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar.
5. Menolong anak dalam
mengatasi kesulitan dalam
belajar.
Kedisiplinan belajar menurut Rini
(2016:1136) adalah semua bentuk
tindakan yang dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, baik
di sekolah maupun di luar sekolah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan belajar
Teori Yusiyaka dan Nuryadi (2018:29)
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan belajar yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam (intern)
2. Faktor dari luar (ekstern)
Kedisiplinan Belajar Pendampingan Orang Tua
31
Pembelajaran daring sangat berkaitan dengan pendampingan orang tua dan
kedisiplinan belajar. Pembelajaran daring menurut Sadikin dan Hamidah (2020:2)
adalah sebuah pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet yang
bertujuan untuk memunculkan interaksi dalam pembelajaran. Proses pembelajaran
daring dapat terlaksana karena adanya pendampingan orang tua. Pendampingan
orang tua (Kartono, 2015:91):
1. Menyediakan fasilitas belajar.
Orang tua mencukupi semua kebutuhan sekolah online misalnya
dengan membelikan kuota untuk belajar secara online. Orang tua
menyediakan makanan setelah selesai mengerjakan tugas di kelas
online.
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah.
Orang tua mengawasi saat sedang belajar di kelas online. Orang
tua mengawasi apakah sudah mengerjakan tugas dari guru.
3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah.
Orang tua selalu membimbing saat sedang belajar online di
rumah. Orang tua memberikan nasehat agar belajar dengan rajin dan
seksama.
4. Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar.
Orang tua mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam
belajar. Orang tua memberikan motivasi untuk selalu mengerjakan
tugas dari guru.
5. Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar.
Orang tua selalu menanyakan dan memberikan bimbingan jika
ada tugas yang sulit di kelas online. Orang tua memberikan
penghargaan saat selesai mengerjakan tugas dari guru.
Kedisiplinan belajar menurut Rini (2016:1136) adalah semua bentuk
tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Kedisiplinan belajar meningkat karena adanya
pendampingan orang tua saat belajar di rumah. Teori Yusiyaka dan Nuryadi
32
(2018:29) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
belajar yaitu sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam (intern): faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
seperti kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, motivasi siswa.
2. Faktor dari luar (ekstern): faktor yang berasal dari luar diri seseorang
meliputi bahan ajar, alat bantu belajar, suasana belajar, pendampingan
orang tua.
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan kerangka yang bersifat konseptual mengenai
hal-hal yang akan diteliti. Kerangka berpikir menggambarkan hubungan antara
konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Seperti
halnya penelitian yang dilakukan di desa Ketip Juwana Pati mengenai proses
pendampingan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa pada
masa pandemi Covid-19 di desa Ketip Juwana Pati. Berikut skema kerangka
berfikir pada penelitian ini yakni, sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Permasalahan:
- Anak yang tidak
mengirimkan
tugas dari guru
secara tepat
waktu setiap
harinya
- Anak lebih suka
bermain dari
pada belajar
Faktor Internal
Faktor
Eksternal
Proses
Pendampingan
Orang Tua
dalam Belajar
Kedisiplinan Belajar Siswa
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dijadikan sebagai tempat untuk penelitian
ini adalah desa Ketip Juwana Pati. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah
pendampingan orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa di desa Ketip Juwana
Pati pada masa pandemi ini.
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 pada
bulan Juni 2021. Penelitian dilaksanakan setelah proposal disetujui untuk
dilakukan pengumpulan data.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian
ini bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial (Faisal, 2013). Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa permasalahan mengenai proses
pendampingan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa pada
masa pandemi Covid-19 di desa Ketip Juwana Pati karena dengan metode
kualitatif mampu menggambarkan proses pendampingan orang tua.
Menurut sumber data atau informasi yang diperoleh dalam kegiatan
penelitian, maka jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan
(field research). Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan sasaran penelitiannya masyarakat, baik masyarakat secara
umum, seperti pegawai negeri sipil, siswa atau mahasiswa, petani, pedagang, dan
sebagainya maupun masyarakat secara khusus, yaitu hanya salah satu kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran penelitiannya (Syatori dan Ghozali, 2012:55).
34
3.3 Peranan Peneliti
Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai perencana,
pengumpul data, penganalisis, hingga akhirnya sebagai pencetus penelitian. Pada
penelitian kualitatif menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2013). Oleh
sebab itu, peneliti merupakan hal kunci untuk melakukan penelitian. Peneliti tidak
hanya berperan sebagai pengambil data, pengolah data, dan penemu data hasil
penelitian. Akan tetapi peneliti juga akan menjadi teman untuk subjek. Sehingga
hasilnya akan lebih akurat dan valid karena semakin subjek percaya dengan
peneliti tersebut, maka akan memudahkan mereka untuk bercerita jujur dan
meminimalisir faking.
3.4 Data dan Sumber Data
Data dan sumber data berikut, akan diuraikan penjelasannya dibawah ini
secara rinci yaitu:
3.4.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data
yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir,
2016:71). Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran
umum obyek penelitian, data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk
kalimat verbal bukan berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat
melalui wawancara.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2016:137), menjelaskan mengenai
data primer dan data sekunder bahwa :
1. Sumber Primer adalah data yang diperoleh secara langsung ataupun
melalui wawancara dengan obyek yang bersangkutan yaitu orang tua
dan siswa Sekolah Dasar di desa Ketip Juwana Pati yang berjumlah 8
orang. Pengambilan subjek penelitian tersebut berdasarkan atas
35
perbedaan latar belakang pendidikan orang tua dan latar belakang
pekerjaan orang tua.
Tabel 3.1 Kategori Informan Penelitian
Kategori Siswa Kategori Orang Tua
Kedisiplinan Belajar
Rendah
2 orang Latar Belakang
Pendidikan
2 orang
Kedisiplinan Belajar
Tinggi
2 orang Latar Belakang
Pekerjaan
2 orang
2. Data Sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan
yang telah tersedia (Azwar, 2017:91). Sumber data tambahan yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dokumentasi atau
foto-foto kegiatan pendampingan orang tua dalam meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di Desa Ketip
Juwana Pati.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2013:308). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Peneliti ini menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, tak dibakukan
dan terbuka (openended). Wawancara tersebut merupakan wawancara secara
berulang-ulang antara peneliti dan informan yang diarahkan pada pemahaman
pandangan informan dalam hal kehidupannya, yang diungkapkan dengan kata-
kata informan itu sendiri. Wawancara secara mendalam ini merupakan percakapan
yang wajar, tidak merupakan tanya jawab yang formal. Perbedaannya dengan
pengamatan berpartisipasi ialah wawancara secara mendalam dilakukan dalam
situasi yang memang dirancang untuk tujuan wawancara, sedang dalam
pengamatan dengan perpartisipasi situasinya merupakan kenyataan yang
sesungghnya (Masrukin 2015:16). Adapun yang akan menjadi narasumber (yang
akan di wawancarai) dalam penelitian ini adalah:
36
1. Siswa dengan kriteria kedisiplinan belajar rendah yang berjumlah 2
orang.
2. Siswa dengan kriteria kedisiplinan belajar tinggi yang berjumlah 2
orang.
3. Orang tua dengan kriteria latar belakang pendidikan yang berjumlah 2
orang.
4. Orang tua dengan kriteria latar belakang pekerjaan yang berjumlah 2
orang.
3.6 Keabsahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
kebasahan data. Mengingat data-data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka
dalam menganalisis data digunakan analisis deskriptif. Uji keabsahan data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara:
1. Kredibilitas
Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan waktu,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi (pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu),
menggunakan bahan referensi dan proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 2015:368).
2. Transferabilitas
Pengujian transferability sama halnya merupakan validitas
eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan
derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi
dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan
pertanyaan, hingga hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan
dalam konteks dan situasi sosial lain.
3. Dependabilitas
Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas.
Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila peneliti lain dapat
37
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut (Sugiyono,
2015:368). Dalam penelitian ini, pengujian dependability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian
berkaitan dengan proses pendampingan orang tua dalam meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 di desa Ketip
Juwana Pati.
4. Konfirmabilitas
Pengujian Conformability dalam penelitian kuantitatif disebut
dengan obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil
penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian Kualitatif,
uji conformability mirip dengan uji dependability, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan (Sugiyono, 2015:368).
Menguji conformability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
memenuhi standar conformability. Pengujian conformability dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini dengan melakukan
wawancara dengan orang tua di desa Ketip Juwana Pati dan siswa
Sekolah Dasar di desa Ketip Juwana Pati.
3.7 Analisis Data
Adapun teknik analisis data menurut model Miles dan Huberman dapat
melalui proses yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai
data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian (Afifuddin dan
Saebani, 2012:47). Dalam pengumpulan data selain menggunakan data
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi juga menggunakan
catatan lapangan. Menurut Bagdan dan Bilken, catatan lapangan adalah
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam
38
rangka pengumpulan data-data terhadap data dalam penelitian kualitatif
(Moleong, 2012: 153).
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian kepada penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data
kasar yang mucul dari catatan tertulis yang diperoleh di lapangan.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan sedemikian rupa hingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan (Milles dan Huberman, 2012:
16).
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan melihat penyajian data diharapkan dapat memahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian data tersebut. Data yang telah
dikumpulkan perlu disajikan untuk menjawab tujuan penelitian.
Penyajian data digunakan untuk menyajikan data secara akurat dari
hasil reduksi data yang baik melalui observasi, dokumentasi,
wawancara. Tujuannya agar supaya penyajian data yang disusun secara
sistematis dapat dengan mudah dibaca atau dipahami secara
keseluruhan oleh pembaca, sehingga data yang disajikan mudah
dipahami dan diuji kebenarannya.
4. Verifikasi data atau penarikan kesimpulan
Menurut Miles dan Michel Huberman (2012: 19), menyatakan
bahwa penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dari penelitian
setelah tahap penyajian data dan reduksi data terlaksana. Penyusunan
catatan, pola dan arahan sebab akibat dilakukan secara teratur. Artinya,
kesimpulan akhir yang ditulis merupakan rangkaian keadaan dari yang
39
belum jelas kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah
memiliki landasan yang kuat dari proses analisis terhadap fenomena
yang ada. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti
menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk
mengklarifikasikan data yang diperoleh untuk disimpulkan. Proses
analisis dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai
sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar,
foto dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data
dengan pendekatan ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman
Komponen-komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam
proses analisis data yang mana komponen satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang
lain, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa hanya
dengan mengambil satu komponen saja.
Pengumpulan
data
Reduksi
data
Penyajian
data
Penarikan
Kesimpulan/
Verifikasi
40
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifudin. 2017. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ferdinand, Augusty. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: BPFE
Universitas Diponegoro.
Halima dan Fajrianti. 2021. “Karakter Disiplin Siswa Selama Pembelajaran
Daring Masa Pandemic Covid-19 di MTsn 1 Kendari”, Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol. 2 No. 1. Hal. 1-2.
Jusuf Blegur, Jusuf. 2019. Soft Skills untuk Prestasi Belajar. Surabaya: Scopindo
Media Pustaka.
Kartono, Kartini. 2015. Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. Jakarta:
Rajawali.
Kurnia, Novi dan Wisnu Martha Adiputra. 2019. Literasi Dsigital Keluarga Teori
dan Praktik Pendampingan Orang tua terhadap Anak dalam Berinternet.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kurniawan, Wisnu Aditya. 2018. Budaya Tertib Siswa di Sekolah (Penguatan
Pendidikan Karakter Siswa). Sukabumi: CV. Jejak.
Makurius, Madelin, “Analisis Kedisiplinan Belajar Siswa pada Masa Pandemi
Covid-19 di Kelas IV SDN 14 Pala Kotatahun Pelajaran 2020/2021”,
(Artikel Journal, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, 2020), 3.
Masrukhin. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kudus: Media Ilmu Press.
Mustikaningtyas, Kiky Almira dan Hadi Warsito Wiryosutomo. 2020. “Pengaruh
Keterlibatan Orang Tua dan Dukungan Teman Sebaya terhadap Perilaku
Disiplin Siswa di Sekolah SMKN 6 Surabaya”, Jurnal BK UNESA, Vol.
11 No. 2. Hal. 171.
Noviati, Malika Dian Ayu, “Pengaruh Pendampingan Orang Tua terhadap
Kedisiplinan Belajar Siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”, (Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2016), 3.
Prasetyo, Fajar Ahmad Dwi, “Pedampingan Orang Tua dalam Proses Belajar
Anak (Studi Deskriptif tentang Tingkat Optimalisasi Pendampingan Orang
Tua dalam Proses Belajar Anak menurut Persepsi Siswa Kelas X SMK N 1
Nanggulan Tahun Ajaran 2017/2018)”, (Skripsi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, 2018), viii.
41
Purbayu dan Ashari. 2015. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Qomaruddin. 2019. “Pentingnya Pendampingan Orang Tua terhadap Pendidikan
Anak”, Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 3. Hal. 4.
Rini, Eka Sulistyo. 2016. “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kedisiplinan Siswa
terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS”. Jurnal Penelitian dan
Pendidikan IPS (JPPI) Vol. 9 No. 2. 1131
Satri, Rizky, dkk. 2018. Guru Belajar Memanusiakan Murid, Menumbuhkan
Disiplin. Tangerang, Kampus Guru Cikal.
Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian,. Bandung Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Syatori, Toto dan Nanang Ghozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
Wulandari, Welda, dkk. 2017. “Peran Orangtua dalam Disiplin Belajar Siswa”,
Jurnal Penelitian Guru Indonesia (JPGI) Vol. 2 No. 1. Hal. 25-27.
Yusdiani, Nurmilah, dkk, “Penanaman Budaya Disiplin terhadap Peserta Didik
Kelas VI MIS GUPPI Laikang Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba”, Jurnal Pendidikan vol. VII, no. 2 (2018): 237.
Yusiyaka, Rahmai Alendra dan Riana Nuryadi. 2018. “Pola Asuh Orang Tua
untuk Meningkatkan Disiplin Anak (Studi kasus di TK-An-Nuriyah Desa
Sasakpanjang Kecamatan Tajurhalang Bogor)”, Jurnal Pendidikan 2, no.
1. Hal. 24.
43
43
LAMPIRAN 1
JADWAL PELAKSANAAN
No Jadwal
Pelaksanaan
Bulan
Maret 2021 April 2021 Mei 2021 Juni 2021 Juli 2021
A. Persiapan
1. Observasi
2. Pengajuan
Judul
3. Penyusunan
Proposal Skripsi
4. Penyusunan
Instrumen
5. Seminar
Proposal
6. Mengurus
Perizinan
44
LAMPIRAN 2
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
No Indikator Aspek yang diamati
1. Dapat mengatur waktu
belajar dirumah
Siswa tahu waktu kapan untuk belajar dan
kapan waktu untuk bermain
Siswa dapat mengatur saat belajar di rumah
pada masa pandemi Covid-19.
2. Rajin dan teratur belajar Siswa rajin mempelajari materi pelajaran di
rumah pada masa pandemi Covid-19.
Siswa dengan teratur mempelajari materi
pelajaran di rumah pada masa pandemi
Covid-19.
3. Perhatian yang baik saat
belajar di kelas online
Siswa memperhatikan semua penjelasan dari
guru saat belajar di kelas online.
Siswa mampu memahami materi pelajaran
yang dijelaskan guru di kelas online.
4. Ketertiban diri saat
belajar di kelas online
Siswa selalu masuk grup dan mengikuti kelas
online secara tepat waktu.
Siswa keluar dari grup setelah guru
mengakhiri pembelajaran online setiap
harinya.
5. Menyelesaikan tugas
dari guru tepat waktu
Siswa mampu menyelesaiakn tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat waktu.
Siswa mampu mengirimkan tugas ke akun
guru dengan tepat waktu.
45
LAMPIRAN 3
LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
Nama Sekolah :
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tgl :
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda
checklist () dikolom Nampak (sesuai atau tidak) berdasarkan indikator berikut.
No Aspek yang diamati Nampak
Keterangan Sesuai Tidak
1. Siswa tahu waktu kapan
untuk belajar dan kapan
waktu untuk bermain.
2. Siswa dapat mengatur
saat belajar di rumah
pada masa pandemi
Covid-19.
3. Siswa rajin mempelajari
materi pelajaran di rumah
pada masa pandemi
Covid-19.
4. Siswa dengan teratur
mempelajari materi
pelajaran di rumah pada
masa pandemi Covid-19.
5. Siswa memperhatikan
semua penjelasan dari
guru saat belajar di kelas
online.
6. Siswa mampu memahami
materi pelajaran yang
dijelaskan guru di kelas
46
No Aspek yang diamati Nampak
Keterangan Sesuai Tidak
online.
7. Siswa selalu masuk grup
dan mengikuti kelas
online secara tepat waktu.
8. Siswa keluar dari grup
setelah guru mengakhiri
pembelajaran online
setiap harinya.
9. Siswa mampu
menyelesaiakn tugas
yang diberikan oleh guru
dengan tepat waktu.
10. Siswa mampu
mengirimkan tugas ke
akun guru dengan tepat
waktu.
Kesimpulan
Peneliti,
Indana Fatikha Zulfayanti
201733119
47
LAMPIRAN 4
PEDOMAN OBSERVASI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
No Indikator pengamatan/Aspek
yang diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Dapat mengatur waktu belajar dirumah
1. Siswa tahu waktu kapan untuk
belajar dan kapan waktu untuk
bermain.
Siswa tahu waktu
kapan untuk
belajar dan kapan
waktu untuk
bermain.
Siswa tidak tahu
waktu kapan
untuk belajar dan
kapan waktu
untuk bermain.
2. Siswa dapat mengatur saat
belajar di rumah pada masa
pandemi Covid-19.
Siswa dapat
mengatur saat
belajar di rumah
pada masa
pandemi Covid-
19.
Siswa tidak dapat
mengatur saat
belajar di rumah
pada masa
pandemi Covid-
19.
Rajin dan teratur belajar
3. Siswa rajin mempelajari materi
pelajaran di rumah pada masa
pandemi Covid-19.
Siswa rajin
mempelajari
materi pelajaran
di rumah pada
masa pandemi
Covid-19.
Siswa tidak rajin
mempelajari
materi pelajaran
di rumah pada
masa pandemi
Covid-19.
4. Siswa dengan teratur
mempelajari materi pelajaran di
rumah pada masa pandemi
Covid-19.
Siswa dengan
teratur
mempelajari
materi pelajaran
di rumah pada
Siswa tidak
teratur
mempelajari
materi pelajaran
di rumah pada
48
No Indikator pengamatan/Aspek
yang diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
masa pandemi
Covid-19.
masa pandemi
Covid-19.
Perhatian yang baik saat belajar di kelas online
5. Siswa memperhatikan semua
penjelasan dari guru saat belajar
di kelas online.
Siswa
memperhatikan
semua penjelasan
dari guru saat
belajar di kelas
online.
Siswa tidak
memperhatikan
semua penjelasan
dari guru saat
belajar di kelas
online.
6. Siswa mampu memahami
materi pelajaran yang dijelaskan
guru di kelas online.
Siswa mampu
memahami materi
pelajaran yang
dijelaskan guru di
kelas online.
Siswa tidak
mampu
memahami materi
pelajaran yang
dijelaskan guru di
kelas online.
Ketertiban diri saat belajar di kelas online
7. Siswa selalu masuk grup dan
mengikuti kelas online secara
tepat waktu.
Siswa selalu
masuk grup dan
mengikuti kelas
online secara
tepat waktu.
Siswa tidak selalu
masuk grup dan
mengikuti kelas
online secara
tepat waktu.
8. Siswa keluar dari grup setelah
guru mengakhiri pembelajaran
online setiap harinya.
Siswa keluar dari
grup setelah guru
mengakhiri
pembelajaran
online setiap
harinya.
Siswa keluar dari
grup sebelum
guru mengakhiri
pembelajaran
online setiap
harinya.
49
No Indikator pengamatan/Aspek
yang diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu
9. Siswa mampu menyelesaiakn
tugas yang diberikan oleh guru
dengan tepat waktu.
Siswa mampu
menyelesaiakn
tugas yang
diberikan oleh
guru dengan tepat
waktu.
Siswa tidak
mampu
menyelesaiakn
tugas yang
diberikan oleh
guru dengan tepat
waktu.
10. Siswa mampu mengirimkan
tugas ke akun guru dengan tepat
waktu.
Siswa mampu
mengirimkan
tugas ke akun
guru dengan tepat
waktu.
Siswa tidak
mampu
mengirimkan
tugas ke akun
guru dengan tepat
waktu.
50
LAMPIRAN 5
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA KEDISIPLINAN BELAJAR
SISWA
No Kedisiplinan
Belajar Siswa
Pertanyaan
1. Dapat mengatur
waktu belajar
dirumah
Apakah kamu tahu waktu kapan untuk belajar dan
kapan waktu untuk bermain?
Apakah kamu dapat mengatur saat belajar di
rumah pada masa pandemi Covid-19?
2. Rajin dan teratur
belajar
Apakah kamu rajin mempelajari materi pelajaran
di rumah pada masa pandemi Covid-19?
Apakah kamu dengan teratur mempelajari materi
pelajaran di rumah pada masa pandemi Covid-19?
3. Perhatian yang baik
saat belajar di kelas
online
Apakah kamu memperhatikan semua penjelasan
dari guru saat belajar di kelas online?
Apakah kamu mampu memahami materi pelajaran
yang dijelaskan guru di kelas online?
4. Ketertiban diri saat
belajar di kelas
online
Apakah kamu selalu masuk grup dan mengikuti
kelas online secara tepat waktu?
Apakah kamu keluar dari grup setelah guru
mengakhiri pembelajaran online setiap harinya?
5. Menyelesaikan tugas
dari guru tepat
waktu
Apakah kamu mampu menyelesaiakn tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat waktu?
Apakah kamu mampu mengirimkan tugas ke akun
guru dengan tepat waktu?
51
LAMPIRAN 6
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA KEDISIPLINAN BELAJAR
SISWA
Nama :
Tempat Wawancara :
Hari/Tgl :
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu tahu waktu kapan untuk
belajar dan kapan waktu untuk bermain?
2. Apakah kamu dapat mengatur saat
belajar di rumah pada masa pandemi
Covid-19?
3. Apakah kamu rajin mempelajari materi
pelajaran di rumah pada masa pandemi
Covid-19?
4. Apakah kamu dengan teratur
mempelajari materi pelajaran di rumah
pada masa pandemi Covid-19?
5. Apakah kamu memperhatikan semua
penjelasan dari guru saat belajar di kelas
online?
6. Apakah kamu mampu memahami materi
pelajaran yang dijelaskan guru di kelas
online?
7. Apakah kamu selalu masuk grup dan
mengikuti kelas online secara tepat
waktu?
8. Apakah kamu keluar dari grup setelah
guru mengakhiri pembelajaran online
setiap harinya?
52
No Pertanyaan Jawaban
9. Apakah kamu mampu menyelesaiakn
tugas yang diberikan oleh guru dengan
tepat waktu?
10. Apakah kamu mampu mengirimkan
tugas ke akun guru dengan tepat waktu?
Kesimpulan
Responden,
……………..
53
LAMPIRAN 7
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PENDAMPINGAN ORANG TUA
No Indikator Aspek yang diamati
1. Menyediakan fasilitas
belajar
Orang tua mencukupi semua kebutuhan
sekolah online misalnya dengan membelikan
kuota untuk belajar secara online.
Orang tua menyediakan makanan setelah
selesai mengerjakan tugas di kelas online.
2. Mengawasi kegiatan
belajar anak di rumah
Orang tua mengawasi saat sedang belajar di
kelas online.
Orang tua mengawasi apakah sudah
mengerjakan tugas dari guru.
3. Mengawasi penggunaan
waktu belajar anak di
rumah
Orang tua selalu membimbing saat sedang
belajar online di rumah.
Orang tua memberikan nasehat agar belajar
dengan rajin dan seksama.
4. Mengawasi kesulitan
yang dihadapi anak
dalam belajar
Orang tua mengawasi kesulitan yang dihadapi
anak dalam belajar.
Orang tua memberikan motivasi untuk selalu
mengerjakan tugas dari guru.
5. Menolong anak dalam
mengatasi kesulitan
dalam belajar
Orang tua selalu menanyakan dan
memberikan bimbingan jika ada tugas yang
sulit di kelas online.
Orang tua memberikan penghargaan saat
selesai mengerjakan tugas dari guru.
54
LAMPIRAN 8
LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI PENDAMPINGAN ORANG TUA
Nama Sekolah :
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tgl :
Penilaian pada setiap butir observasi dilaksanakan dengan memberikan tanda
checklist () dikolom Nampak (sesuai atau tidak) berdasarkan indikator berikut.
No Aspek yang diamati Nampak
Keterangan Sesuai Tidak
1. Orang tua mencukupi semua
kebutuhan sekolah online
misalnya dengan
membelikan kuota untuk
belajar secara online.
2. Orang tua menyediakan
makanan setelah selesai
mengerjakan tugas di kelas
online.
3. Orang tua mengawasi saat
sedang belajar di kelas
online.
4. Orang tua mengawasi
apakah sudah mengerjakan
tugas dari guru.
5. Orang tua selalu
membimbing saat sedang
belajar online di rumah.
55
No Aspek yang diamati Nampak
Keterangan Sesuai Tidak
6. Orang tua memberikan
nasehat agar belajar dengan
rajin dan seksama.
7. Orang tua mengawasi
kesulitan yang dihadapi
anak dalam belajar.
8. Orang tua memberikan
motivasi untuk selalu
mengerjakan tugas dari
guru.
9. Orang tua selalu
menanyakan dan
memberikan bimbingan jika
ada tugas yang sulit di kelas
online.
10. Orang tua memberikan
penghargaan saat selesai
mengerjakan tugas dari
guru.
Kesimpulan
Peneliti,
Indana Fatikha Zulfayanti
201733119
56
LAMPIRAN 9
PEDOMAN OBSERVASI PENDAMPINGAN ORANG TUA
No
Indikator
pengamatan/Aspek yang
diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Menyediakan fasilitas belajar
1. Orang tua mencukupi semua
kebutuhan sekolah online
misalnya dengan
membelikan kuota untuk
belajar secara online.
Orang tua
mencukupi semua
kebutuhan
sekolah online
misalnya dengan
membelikan
kuota untuk
belajar secara
online.
Orang tua tidak
mencukupi semua
kebutuhan sekolah
online misalnya
dengan membelikan
kuota untuk belajar
secara online.
2. Orang tua menyediakan
makanan setelah selesai
mengerjakan tugas di kelas
online.
Orang tua
menyediakan
makanan setelah
selesai
mengerjakan
tugas di kelas
online.
Orang tua tidak
menyediakan
makanan setelah
selesai mengerjakan
tugas di kelas online.
Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
3. Orang tua mengawasi saat
sedang belajar di kelas
online.
Orang tua
mengawasi saat
sedang belajar di
Orang tua tidak
mengawasi saat
sedang belajar di
57
No
Indikator
pengamatan/Aspek yang
diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Menyediakan fasilitas belajar
kelas online. kelas online.
4. Orang tua mengawasi
apakah sudah mengerjakan
tugas dari guru.
Orang tua
mengawasi
apakah sudah
mengerjakan
tugas dari guru.
Orang tua tidak
mengawasi apakah
sudah mengerjakan
tugas dari guru.
Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
5. Orang tua selalu
membimbing saat sedang
belajar online di rumah.
Orang tua selalu
membimbing saat
sedang belajar
online di rumah.
Orang tua tidak
membimbing saat
sedang belajar online
di rumah.
6. Orang tua memberikan
nasehat agar belajar dengan
rajin dan seksama.
Orang tua
memberikan
nasehat agar
belajar dengan
rajin dan
seksama.
Orang tua tidak
memberikan nasehat
agar belajar dengan
rajin dan seksama.
Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
7. Orang tua mengawasi
kesulitan yang dihadapi anak
dalam belajar.
Orang tua
mengawasi
kesulitan yang
dihadapi anak
dalam belajar.
Orang tua tidak
mengawasi kesulitan
yang dihadapi anak
dalam belajar.
8. Orang tua memberikan
motivasi untuk selalu
mengerjakan tugas dari guru.
Orang tua
memberikan
motivasi untuk
Orang tua tidak
memberikan
motivasi untuk
58
No
Indikator
pengamatan/Aspek yang
diamati
Kriteria
Nampak
Sesuai Tidak
Menyediakan fasilitas belajar
selalu
mengerjakan
tugas dari guru.
selalu mengerjakan
tugas dari guru.
Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
9. Orang tua selalu
menanyakan dan
memberikan bimbingan jika
ada tugas yang sulit di kelas
online.
Orang tua selalu
menanyakan dan
memberikan
bimbingan jika
ada tugas yang
sulit di kelas
online.
Orang tua tidak
menanyakan dan
memberikan
bimbingan jika ada
tugas yang sulit di
kelas online.
10. Orang tua memberikan
penghargaan saat selesai
mengerjakan tugas dari guru.
Orang tua
memberikan
penghargaan saat
selesai
mengerjakan
tugas dari guru.
Orang tua tidak
memberikan
penghargaan saat
selesai mengerjakan
tugas dari guru.
59
LAMPIRAN 10
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPINGAN ORANG TUA
No Pendampingan
Orang Tua
Pertanyaan
1. Menyediakan
fasilitas belajar
Apakah Bapak/Ibu mencukupi semua kebutuhan
sekolah online anak misalnya dengan membelikan
kuota untuk belajar secara online?
Apakah Bapak/Ibu menyediakan makanan setelah
anak selesai mengerjakan tugas di kelas online?
2. Mengawasi kegiatan
belajar anak di
rumah
Apakah Bapak/Ibu mengawasi anak saat sedang
belajar di kelas online?
Apakah Bapak/Ibu mengawasi anak sudah
mengerjakan tugas dari guru?
3. Mengawasi
penggunaan waktu
belajar anak di
rumah
Apakah Bapak/Ibu selalu membimbing anak saat
sedang belajar online di rumah?
Apakah Bapak/Ibu memberikan nasehat agar anak
belajar dengan rajin dan seksama?
4. Mengawasi kesulitan
yang dihadapi anak
dalam belajar
Apakah Bapak/Ibu mengawasi kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar?
Apakah Bapak/Ibu memberikan motivasi anak
untuk selalu mengerjakan tugas dari guru?
5. Menolong anak
dalam mengatasi
kesulitan dalam
belajar
Apakah Bapak/Ibu selalu menanyakan dan
memberikan bimbingan anak jika ada tugas yang
sulit di kelas online?
Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan anak
saat selesai mengerjakan tugas dari guru?
60
LAMPIRAN 11
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPINGAN ORANG TUA
Nama :
Tempat Wawancara :
Hari/Tgl :
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu mencukupi semua
kebutuhan sekolah online anak
misalnya dengan membelikan kuota
untuk belajar secara online?
2. Apakah Bapak/Ibu menyediakan
makanan setelah anak selesai
mengerjakan tugas di kelas online?
3. Apakah Bapak/Ibu mengawasi anak
saat sedang belajar di kelas online?
4. Apakah Bapak/Ibu mengawasi anak
sudah mengerjakan tugas dari guru?
5. Apakah Bapak/Ibu selalu
membimbing anak saat sedang
belajar online di rumah?
6. Apakah Bapak/Ibu memberikan
nasehat agar anak belajar dengan
rajin dan seksama?
7. Apakah Bapak/Ibu mengawasi
kesulitan yang dihadapi anak dalam
belajar?
8. Apakah Bapak/Ibu memberikan
motivasi anak untuk selalu
mengerjakan tugas dari guru?
61
No Pertanyaan Jawaban
9. Apakah Bapak/Ibu selalu
menanyakan dan memberikan
bimbingan anak jika ada tugas yang
sulit di kelas online?
10. Apakah Bapak/Ibu memberikan
penghargaan anak saat selesai
mengerjakan tugas dari guru?
Kesimpulan
Responden,
……………..