50
i PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN DAN PENGEMBANGAN USAHA (Studi Biografi pada Pemilik Usaha Kecil dan Menengah CV. Coco Prima Jaya di Kabupaten Semarang Jawa Tengah) Oleh: HENDY UNTORO NIM : 212009002 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI: MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

i

PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG

DALAM PERINTISAN DAN PENGEMBANGAN USAHA

(Studi Biografi pada Pemilik Usaha Kecil dan Menengah CV. Coco Prima Jaya

di Kabupaten Semarang Jawa Tengah)

Oleh:

HENDY UNTORO

NIM : 212009002

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI: MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN
Page 3: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

ii

Page 4: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

iii

PROSES KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG

DALAM PERINTISAN DAN PENGEMBANGAN USAHA

(Studi Biografi pada Pemilik Usaha Kecil dan Menengah CV. Coco Prima Jaya

di Kabupaten Semarang Jawa Tengah)

Oleh:

HENDY UNTORO

NIM : 212009002

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Disetujui oleh:

Ir. Lieli Suharti, M.M, Ph.D

Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 5: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

iv

MOTTO

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat”

(Winston Churcill)

Page 6: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

v

ABSTRACT

The success of an SME from the pioneering stage to development is affected by the entrepreneurial

process and the driving factors owned by an entrepreneur (the SME owner). This research was

conducted with the aim to find out how the entrepreneurial process, an owner of SME in the

pioneering and development of his business success to penetrate export markets, as well as the

driving factor. This study uses qualitative methods with Mr. Erwadi Rahardjo, SE as a research

object. He is owner of SME CV. Coco Prima Jaya in the country of Semarang, Central Java which

produce coconut charcoal briquettes. The results of this research is the entrepreneurial process and

the driving factors owned by Mr. Erwadi Rahardjo in pioneering and developing his business, CV.

Coco Prima Jaya. By understanding the entrepreneurial process and driving factors in the

pioneering and development of businesses owned by a successful entrepreneur can be useful as a

medium of learning for others who intend to set up a business.

Keywords: Entrepreneurial Process, Entrepreneurial Process Driving Factors, SME

Page 7: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

vi

SARIPATI

Keberhasilan sebuah UKM mulai dari tahap perintisan hingga pengembangan dipengaruhi oleh

proses kewirausahaan dan faktor-faktor pendorong yang dimiliki oleh seorang wirausahawan

(pemilik UKM tersebut). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

proses kewirausahaan seorang pemilik UKM dalam perintisan dan pengembangan usahanya hingga

sukses menembus pasar ekspor, sekaligus faktor pendorong yang dimilikinya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan obyek penelitian Erwadi Rahardjo, SE, pemilik dari UKM

CV. Coco Prima Jaya di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang menghasilkan produk briket

arang dari batok kelapa. Hasil dari penelitian ini adalah proses kewirausahaan dan faktor-faktor

pendorong yang dimiliki Erwadi Rahardjo dalam perintisan dan pengembangan usaha CV. Coco

Prima Jaya. Dengan memahami proses kewirausahaan dan faktor-faktor pendorong dalam

perintisan dan pengembangan usaha yang dimiliki oleh seorang wirausahawan sukses dapat

bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi orang lain yang berkeinginan untuk mendirikan suatu

usaha.

Kata kunci:Proses Kewirausahaan, Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan, UKM

Page 8: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang karena anugerah-Nya kertas kerja ini dapat

terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama pembuatan kertas

kerja ini. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Biyanto Santoso Untoro dan Ibu Fenny Untoro, selaku kedua orang tua yang

selama ini memberi dukungan baik secara moril maupun materiil.

2. Ibu Ir. Lieli Suharti, MM, Ph.D, selaku pembimbing yangtelah memberikan bimbingan

bagi penulis sejak awal sampai terselesaikannya kertas kerja ini dengan baik, sekaligus

selaku dosen wali studi yang telah membimbing penulis selama masa studi di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Hari Sunarto,S.E, MBA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Ibu Roos Kities Andadari, S.E, MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membekali penulis ilmu

dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan di

Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Bapak Erwadi Rahardjo, SE. beserta tim yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan

penelitian terhadap beliau dan Usaha Kecil Menengah CV. Coco Prima Jaya milik beliau

selama beberapa waktu.

7. Sanny Fortunata Susanto yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada

penulis dalam penyelesaian kertas kerja ini.

Page 9: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

viii

8. Seluruh fungsionaris Kelompok Studi Manajemen (KSM) angkatan 2008-2010 yang telah

bersama-sama dengan penulis merasakan suka dan duka berorganisasi selama penulis

menjadi fungsionaris KSM.

9. Sahabat-sahabat selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana; Andree, Handoko, Edy, Lina, Sari, Edo, Cynthia; serta

rekan seperjuangan Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2009 lainnya yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Salatiga, 1 Desember 2013

Penulis

HENDY UNTORO

Page 10: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

1

1. PENDAHULUAN

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang dihadapkan pada

kesukaran untuk memperoleh lapangan pekerjaan. Bukan hanya karena tingkat

pendidikan yang kurang memadai, tetapi juga karena keterbatasan lapangan

pekerjaan di Indonesia. Kondisi tersebut memunculkan wirausahawan-

wirausahawan baru yang sebagian besar memulai usahanya dari nol dengan

mendirikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dengan demikian, maka terjadi

peningkatan jumlah UKM di Indonesia secara signifikan. Adiningsih (2011)

menyatakan bahwa jumlah UKM yang ada meningkat pesat, dari sekitar 7 ribu

pada tahun 1980 menjadi sekitar 40 juta pada tahun 2001. Sumbangannya

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi

kita didukung oleh UKM (59,3%). Data tersebut menunjukkan bahwa peranan

UKM terhadap perekonomian Indonesia terbilang sangat besar.

Melihat realita di atas, dapat dikatakan bahwa UKM memiliki dampak positif,

namun dari sekian banyak UKM yang ada di Indonesia, hanya sebagian kecil yang

dikelola dengan baik dan benar sehingga produk yang dihasilkan dapat menembus

pasar ekspor. Menurut Rafinaldy (2004), hanya sekitar 0,2% dari jumlah UKM

yang pernah melakukan ekspor.

Salah satu permasalahan paling mendasar yang dihadapi UKM untuk menembus

pasar ekspor adalah kualitas dan kuantitas. Seringkali UKM di Indonesia dapat

menghasilkan berbagai macam produk, tetapi kualitas dan kuantitas output-nya

belum memenuhi standar yang dikehendaki oleh pasar luar negeri. Kurangnya

pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh

minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta

kurangnnya pendidikan dan pelatihan menjadi salah satu masalah organisasi

manjemen yang dihadapi UKM (Adhiningsih, 2011). Ditinjau dari persoalan

standar kualitas, pada umumnya negara-negara maju di Amerika dan Eropa

menuntut standar yang paling tinggi, kemudian baru diikuti oleh negara-negara

lain di Asia. Padahal banyak UKM di Indonesia yang berharap untuk dapat

Page 11: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

2

menembus pasar Amerika dan Eropa mengingat harga jual yang dipatok relatif

dapat lebih tinggi.

Selain permasalahan utama mengenai kualitas dan kuantitas, sebagian besar

wirausaha pemilik UKM juga terkendala oleh minimnya pengetahuan yang

bersangkutan dengan prosedur atau birokrasi untuk melakukan ekspor. Hal

tersebut semakin diperparah karena minimnya koneksi maupun jejaring bisnis

yang dimiliki oleh pemilik UKM untuk dapat mendukung aktivitas usahanya.

Menurut Adhiningsih (2011), permasalahan UKM yang terkait dengan ekspor di

antaranya adalah kurangnya informasi mengenai pasar ekspor yang dapat

dimanfaatkan, kurangnya lembaga yang dapat membantu mengembangkan

ekspor, sulitnya mendapatkan sumber dana untuk ekspor dan pengurusan

dokumen untuk ekspor yang birokratis.

Meskipun tantangan yang dihadapi oleh UKM di Indonesia untuk menembus

pasar ekspor terbilang berat, namun tetap dapat ditemui UKM yang mampu

melakukan ekspor bahkan dapat menembus pasar Amerika dan Eropa. Salah

satunya adalah CV. Coco Prima Jaya, sebuah UKM yang bergerak di bidang

produksi briket arang dari batok kelapa (Coconut Charcoal Briquette). UKM yang

dimiliki oleh Erwadi Rahardjo, SE ini berdiri pada bulan Februari tahun 2007 dan

pada saat ini telah memiliki tiga lokasi pabrik yang berada di Kabupaten

Semarang, yaitu sebuah pabrik di Kecamatan Bawen, dua buah pabrik di

Kecamatan Tengaran. Hasil produksi CV. Coco Prima Jaya yang berupa briket

arang batok kelapa dengan berbagai ukuran telah berhasil dipasarkan di Amerika

Serikat, Inggris, Belgia dan Jerman. Sebuah pencapaian yang tidak mudah untuk

ukuran sebuah UKM yang masih relatif muda.

Keberhasilan suatu usahaberkaitan erat dengan proses kewirausahaan pemilik

dalam merintis dan mengembangkan usahanya. Pada tahap perintisan usaha,

proses kewirausahaan diawali dengan adanya stimulan, kemudian dilanjutkan

dengan tahap mencari dan menemukan peluang usaha. Setelah berhasil

menemukan peluang, wirausahawan akan melanjutkan dengan pengambilan

Page 12: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

3

keputusan untuk mengimplementasikan peluang tersebut. Implementasi usaha

dilakukan dengan pengembangan konsep dan persiapan sumber daya. Proses

kewirausahaan pada tahap perintisan usaha didorong oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi ide, toleransi terhadap resiko, pendidikan,

pengalaman, keinginan untuk berprestasi, ketidakpuasan kerja dan keinginan

untuk merdeka. Faktor eksternal antara lain peluang, pesaing, jaringan, tim,

keluarga, kebijakan pemerintah serta keadaan dan keterpaksaan. Pada tahap

pengembangan usaha, menurut Zimmerer proses kewirausahaan diawali dengan

proses imitasi (meniru ide orang lain), dilanjutkan dengan proses pengembangan

(mengembangkan ide baru), dan pada akhirnya mencapai proses penciptaan

(inovasi dan kreasi). Proses kewirausahaan pada tahap pengembangan usaha

didorong oleh faktor internal, eksternal dan kemampuan berwirausaha. Faktor

internal di antaranya adalah wirausahawan, kreatifitas, kepemimpinan, komitmen

dan visi. Faktor eksternal meliputi pesaing, mitra bisnis, investor dan bankir, serta

tim. Sedangkan faktor kemampuan berwirausaha antara lain mengatasi masalah,

perencanaan, bernegosiasi, pengambilan keputusan dan strategi manajerial.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai proses kewirausahaan pemilik UKM tersebut dari tahap awal/perintisan

hingga tahap pertumbuhan/pengembanganusahanya dengan indikator pencapaian

keberhasilan usahanya yaitu dapat menembus pasar ekspor. Erwadi Rahardjo, SE

selaku pemilik dari CV. Coco Prima Jaya akan menjadi obyek dalam penelitian

ini.

Dengan demikian, beberapa permasalahan yang akan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana tahapan-tahapan proses kewirausahaan pada perintisan usaha CV.

Coco Prima Jaya?

b. Faktor internal dan eksternal apakah yang mendorong perintisan usaha CV.

Coco Prima Jaya?

Page 13: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

4

c. Bagaimana tahapan-tahapan proses kewirausahaan pada pengembangan usaha

CV. Coco Prima Jaya?

d. Faktor internal, eksternal dan kemampuan berwirausaha apakah yang

mendorong pengembangan usaha CV. Coco Prima Jaya?

2. KAJIAN TEORITIS

2.1. Proses Kewirausahaan

Proses Kewirausahaan adalah upaya menciptakan sesuatu yang berbeda, yang

memiliki nilai tambah melalui pengorbanan waktu dan tenaga dengan berbagai

resiko finansial, psikis, dan sosial serta mendapat penghargaan berupa keuntungan

dan kepuasan pribadi atas hasil yang diperoleh (Hisrich et al, 2005). Sedangkan

menurut Bygrave (1997), Proses Kewirausahaan didefinisikan sebagai suatu

rangkaian tindakan yang melibatkan semua fungsi, kegiatan dan tindakan yang

terkait dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan yang dirasakan dan

menyatukan sumber daya yang diperlukan untuk suksesnya pembentukan

perusahaan baru untuk mengejar dan menangkap peluang tersebut. Pendapat lain

menyatakan bahwa Proses Kewirausahaan merupakan fungsi dari kapabilitas dan

kemampuan berwirausaha disamping hak kepemilikian, intensif dan lingkungan

eksternal (Soedjono dan Ropke dalam Suryana, 2008). Dari beberapa definisi

menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses kewirausahaan adalah

suatu rangkaian tindakan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan

mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan, resiko serta sumber daya yang

diperlukan untuk pembentukan perusahaan baru.

2.2. Tahapan Proses Kewirausahaan

Tabel 2.1. Proses Kewirausahaan

Bygrave (1994) Hisrich (2005) Kaplan dan Warren

(2010)

Zimmerer (2008)

1. Inovasi

2. Pemicu

3. Pelaksanaan

4. Pertumbuhan

1. Mengidentifikasi dan

mengevaluasi

kesempatan

2. Pengembangan

1. Melakukan analisis

kesempatan

2. Mengembangkan rencana

dan mendirikan usaha

1. Tahap awal/

perintisan

2. Tahap

pertumbuhan/

Page 14: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

5

rencana bisnis

3. Menentukan sumber

daya yang diperlukan

4. Mengelola usaha

3. Memperoleh mitra-mitra

keuangan/sumber-sumber

pendanaan

4. Menentukan sumber daya

yang diperlukan dan

menerapkan rencana

5. Skala usaha dan panen

hasil usaha

pengembangan

Sumber : Saputro ( 2011)

Bygrave, Hisrich serta Kaplan dan Waren menjabarkan proses kewirausahaan

berdasarkan detail kejadian yang dialami maupun kegiatan yang dilakukan oleh

seorang wirausaha. Sedangkan Zimerrer mengklasifikasikan tahapan

kewirausahaan berdasarkan prosesnya secara garis besar menjadi dua tahapan,

yaitu Tahap Awal/Perintisan dan Tahap Pertumbuhan/Pengembangan. Melihat

keempat pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahapan proses

kewirausahaan menurut Bygrave, Hisrich serta Kaplan dan Waren cenderung

lebih menjabarkan detail dari tahap awal/perintisan yang diungkapkan oleh

Zimerrer. Sedangkan proses pertumbuhan/pengembangan menurut Suryana

(2009:64) dapat dijabarkan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Proses Imitasi

Wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai usaha barunya

diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang

yang dihasilkan meniru yang sudah ada.

2. Proses Pengembangan

Wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap duplikasi

produksi, wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui diversifikasi

dan diferensiasi dengan model sendiri.

3. Proses Penciptaan

Proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan teknik produksi baru, mencari

bahan baku baru, organisasi usaha baru, dan metode pemasaran baru.

Page 15: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

6

2.3. Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan

2.3.1. Tahap Perintisan

Ketika proses kewirausahaan seseorang berada pada tahap perintisan, terdapat

dua macam faktor yang mendorongnya untuk menjadi wirausaha, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu seseorang.

Terdapat beberapa faktor individu yang mendorong seseorang untuk terjun

ke dunia bisnis pada tahap perintisan, di antaranya adalah:

- Ide

Ide merupakan faktor krusial dalam seseorang memulai bisnis. Sumber ide

dapat berasal dari pekerjaan dan pengalaman terdahulu, hobi dan

kesukaan, adanya peluang, pendapat orang lain, pendidikan atau kursus,

serta bisnis keluarga (Adhi dan Bawono, 2009:61).

- Toleransi Terhadap Resiko (Bygrave, 1994:3)

Mill (1848) dalam Carland, et al. (1984) meyakini bahwa faktor kunci

yang membedakan seorang manajer dari seorang wirausaha adalah

keberanian dalam menanggung resiko.

- Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kecil

pengaruhnya terhadap keinginan untuk memilih pengusaha sebagai jalan

hidupnya. Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikan tidak terlalu

tinggi yang mempunyai hasrat yang kuat untuk memilih karier menjadi

seorang pengusaha (Hendro, 2011:62).

- Pengalaman

Pengalaman yang didapat oleh seseorang pada pekerjaannya yang

terdahulu dapat menjadi sumber ide untuk memulai usaha. Hasil penelitian

yang dikeluarkan LPPM menunjukkan bahwa 43% entrepreneur memulai

bisnis berdasarkan pekerjaan dan pengalaman terdahulu (Adhi dan

Bawono, 2009:61). Menurut Wood dalam Zimmerer dan Scarborough

Page 16: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

7

(1998), kurangnya pengalaman adalah salah satu penyebab kegagalan

usaha.

- Kebutuhan untuk berprestasi

Seseorang yang menjadi wirausahawan cenderung memiliki keinginan

yang tinggi untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, dapat

memecahkan masalah, melakukan pengaturan dan mencapai tujuan. Hal

ini menunjukkan bahwa dia memiliki kebutuhan untuk berprestasi (Allen

2003:10 dalam Mazubane 2009).

- Ketidakpuasan kerja

Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang (Setiadji, 2010:6).

Seseorang dapat menjadi wirausaha karena sudah tidak memiliki masa

depan yang cerah dalam karirnya (Bygrave, 1994;4).

- Keinginan untuk merdeka (Allen 2003:10 dalam Mazubane 2009)

Wirausahawan memulai bisnis sehingga menjadi bos bagi diri mereka

sendiri, dan dengan memiliki bisnis akan memperkuat perasaan otonomi

dan kebebasan mereka (Bygrave, 1994).

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seseorang

seperti lingkungan, sosiologi dan organisasi. Terdapat beberapa faktor

eksternal yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis, di

antaranya adalah:

- Peluang

Peter Drucker mengatakan bahwa entrepreneur adalah orang yang

memaksimalkan peluang-peluang. Jika seseorang belum memiliki

pengalaman baik bekerja maupun dalam berwirausaha, dia dapat memulai

bisnis dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada (Adhi dan

Bawono, 2009:61).

- Persaingan

Adanya persaingan dalam dunia kehidupan menjadi salah satu faktor

lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis (Setiadji, 2010:6).

Berkarier di dunia pekerjaan dirasakan sangat berat, mengingat persaingan

Page 17: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

8

yang sangat ketat dan masih banyak lulusan yang berpotensi yang belum

mendapatkan pekerjaan (Hendro, 2011:62).

- Jaringan

Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain menjadi

pemicu pelaksanaan bisnis (Setiadji, 2010:6).

- Tim

Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha (Setiadji,

2010:6).

- Keluarga

Seringkali terlihat bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri,

dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula

(Setiadji, 2010:3). Menurut Duchesneau et al. dalam Staw (1991),

wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua

yang juga wirausaha, karena mereka memiliki pengalaman luas dalam

usaha.

- Kebijakan Pemerintah

Adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas

kredit dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Depnaker (Setiadji,

2010:6).

- Keterpaksaan dan Keadaan (Hendro, 2011:63)

Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun (retired),

dan menganggur atau belum bekerja akan dapat membuat

seseorangmemilih jalan hidupnya menjadi wirausaha, karena memang

sudah tidak ada pilihan lagi untuknya.

2.3.2. Tahap Pengembangan

Ketika proses kewirausahaan seseorang berada pada tahap pengembangan,

terdapat tiga macam faktor yang mendorongnya untuk menjadi wirausaha,

yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor strategi berwirausaha.

Page 18: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

9

a. Faktor Internal

Terdapat beberapa faktor internal yang mendorong proses pengembangan

usaha. Di antaranya adalah:

- Wirausahawan

Adanya seorang wirausaha yang siap mental secara total (Setiadji, 2010:6).

- Kreatifitas

Wirausahawan akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam

melakukan sesuatu (Saputro, 2011). Tanpa kreativitas, kesuksesan akan

sulit dicapai dan jalan bisnis anda akan semakin terjal (Hendro, 2011:68).

- Kepemimpinan

Seorang wirausahawan adalah seorang pemimpin dan dan di mana pun dia

berada, wirausahawan mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan

kepada para pengikutnya, yaitu bawahan-bawahannya (Hendro, 2011:180).

- Komitmen

Adanya komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari

pentingnya hubungan bisnis yang mendasar (Zimmerer dan Scarborough,

1998).

- Visi

Adanya visi atau pandangan yang jauh ke depan guna mencapai

keberhasilan (Bygrave, 1994 dalam Azzahra 2009).

b. Faktor Eksternal

Terdapat beberapa faktor eksternal yang mendorong proses

pengembangan. Di antaranya adalah:

- Pesaing

Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan. Dunia persaingan

sekarang ini sangat tajam. Ada berbagai bentuk persaingan yang ada di

pasar mulai dari pengusaha pasar yang sangat dominan, yang mempunyai

kekuatan yang sedang dan yang lemah (Setiadji, 2010:7).

- Mitra Bisnis

Sebuah bisnis dapat berjalan dengan baik apabila memiliki jaringan yang

melibatkan mitra-mitra yang dapat bekerja sama. Mitra yang

Page 19: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

10

memungkinkan bisnis berlangsung di antaranya pelanggan, principal

(pemilik merk), vendor atau supplier, agen, retailer, adviser bidang

finansial, legal, asuransi, mentor, dan dukungan keluarga (Adhi dan

Bawono, 2009:106)

- Investor dan Bankir

Adanya bantuan dari pihak investor dan bank yang memberikan fasilitas

keuangan (Bygrave, 1994 dalam Azzahra 2009).

- Tim

Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha senhingga semua

rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif (Bygrave, 1994

dalam Azzahra 2009).

c. Faktor Strategi Berwirausaha

Terdapat beberapa faktor strategi berwirausaha yang mendorong proses

pengembangan. Di antaranya adalah:

- Memecahkan Masalah

Wirausahawan akan selalu melihat ke pilihan-pilihan untuk memecahkan

setiap masalah yang menghalangi di jalan (Saputro, 2011).

- Perencanaan

Dalam tahap pengembangan usaha, seorang wirausaha harus memiliki

tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan merencanakan

bagaimana cara untuk mencapainya.

- Bernegosiasi

Negosiasi berarti terjadinya konsensi, kesepakatan atau perjanjian antar

perbedaan dari dua orang, dua kelompok, atau dua badan hukum (Harvard

Bussines Essentials. Harvard Business School, 2003 dalam Hendro,

2011:426). Sepanjang proses pengembangan usaha tentunya banyak

berhubungan dengan pihak lain, oleh sebab itu kemampuan bernegosiasi

yang baik sering diperlukan untuk melancarkan proses pengembangan

usaha.

Page 20: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

11

- Pengambilan Keputusan

Dalam hal menyelesaikan problem tertentu, perlu diambil banyak

keputusan. Adakalanya solusi masalah memerlukan suatu rangkaian rantai

keputusan (Winardi, 2004: 130).

- Inovasi

Inovasi adalah karakteristik utama dari kewirausahaan. Seseorang

berperilaku sebagai seorang wirausahawan ketika dia melakukan inovasi

(Schumpeter, 1934 dalam Carland, et al., 1984)

- Strategi Manajerial

Dalam proses pengelolaan usaha dan manajemen organisasi bisnis,

seorang wirausahawan dengan pola pikir yang ingin tetap menjadi pemilik

sekaligus harus bisa melakukan transformasi pola pikir kewirausahaannya,

yaitu menjadi wirausaha saat menjadi pemilik dalam rapat pemegang

saham dan menjadi profesional saat menjadi pemimpin organisasi

(Hendro, 2011:312).

Page 21: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

12

Individu Wirausaha

KEMAMPUAN:

- Memecahkan

masalah

- Kreatifitas

- Mempengaruhi

- Merencanakan

- Bernegosiasi

- Pengambilan

keputusan

SIKAP:

- Kepercayaan diri

- Autonomous

- Berorientasi pada

hasil

- Keluwesan

- Dinamis

- Banyak akal

PROSES KEPRIBADIAN

PROAKTIF

Aktif mencari tujuan

INOVASI

Pencarian peluang

Mengatasi dan menikmati

ketidakpastian

PERUBAHAN

Mengambil tindakan yang

beresiko dan lingkungan yang

tidak pasti

Fleksibel dalam merespon

tantangan

Bertindak secara bebas

menurut inisiatif sendiri.

Mengatasi masalah/konflik

secara kreatif. Mempengaruhi

orang lain. Berkomitmen

untuk membuat sesuatu terjadi

NIAT

Stimulan

PENCARIAN

PELUANG DAN

PENEMUAN

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

UNTUK

MENGEKSEKUSI

PELUANG

PENGEKSEKUSIAN

PELUANG

2.4. Penggabungan Tahapan dan Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan

2.4.1. Tahap Perintisan

Tahapan dan Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan pada Tahap

Perintisan menurut Gibb (1993) dan Shook et al.(2003) dapat

digabungkan dalam suatu model:

Page 22: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

13

2.4.2. Tahap Perintisan Hingga Tahap Pengembangan

Menurut Carol Moore (1986), Proses Kewirausahaan secara utuh dapat

digambarkan dengan model sebagai berikut:

Page 23: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

14

Menurut Carol Moore (1986) yang dikutip oleh Bygrave (2003:3) dalam Saputra

(2011), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah

kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru

untuk diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi

adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber

daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari

inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunaan. Inovasi tersebut dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor

yang berasal dari individu seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,

pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti pendidikan,

sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

Seperti halnya pada tahap perintisan kewirausahaan, tahap pertumbuhan

kewirausahaan sangat bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan

lingkungan. Faktor yang berasal dari prbadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan

dan kemampuan manajerial. Faktor yang berasal dari organisasi antara lain

kelompok, struktur, budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain pelanggan,

pemasok dan lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana.

Page 24: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

15

Dari berbagai definisi, tahapan dan faktor pendorong proses kewirausahaan yang

telah diuraikan di atas, maka dapat dibentuk suatu model Proses Kewirausahaan

dan Faktor Pendorong sebagai berikut:

Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorong

Faktor Pendorong

INTERNAL

EKSTERNAL

KEMAMPUAN

BERWIRAUSAHA

Proses Kewirausahaan

TAHAP PERINTISAN

STIMULAN

MENCARI DAN

MENEMUKAN PELUANG

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN UNTUK

MENGIMPLEMENTASIKAN

PELUANG

TAHAP

PENGEMBANGAN

DUPLIKASI

PENGEMBANGAN

INTERNAL

EKSTERNAL

IMPLEMENTASI

Pengembangan konsep

Persiapan sumber daya

Operasional

PENCIPTAAN

Page 25: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

16

Tahap Perintisan meliputi tahap stimulan, mencari dan menemukan peluang,

pengambilan keputusan untuk mengimplementasikan peluang dan implementasi

yang terdiri dari pengembangan konsep, persiapan sumber daya hingga

operasional usaha itu sendiri. Faktor yang mendorong proses kewirausahaan

seseorang pada tahap perintisan ada dua macam yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi ide, toleransi terhadap resiko, pendidikan,

pengalaman, keinginan untuk berprestasi, ketidakpuasan kerja dan keinginan

untuk merdeka. Sedangkan faktor eksternal antara lain peluang, pesaing, jaringan,

tim, keluarga, kebijakan pemerintah serta keadaan dan keterpaksaan.

Tahap Pengembangan meliputi tahap imitasi, duplikasi dan penciptaan. Faktor

yang mendorong proses kewirausahaan seseorang pada tahap pengembangan ada

tiga macam yaitu faktor internal, eksternal dan kemampuan berwirausaha. Faktor

internal seperti wirausahawan, kreatifitas, kepemimpinan, komitmen dan visi.

Faktor eksternal meliputi pesaing, mitra bisnis, investor dan bankir, serta tim.

Sedangkan faktor kemampuan berwirausaha antara lain mengatasi masalah,

perencanaan, bernegosiasi, pengambilan keputusan dan strategi manajerial.

3. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena

sosial dan masalah manusia (Husein dan Umar, 2001). Menurut Bogdan dan

Taylor dalam Moleong (2007: 3) metodologi kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Creswell (1996) dalam Saputro

(2011) memperkenalkan lima jenis metode penelitian kualitatif. Kelima metode

itu adalah: Biografi, Fenomenologi, Grounded Theory, Ethnografi dan Studi

Kasus.

Page 26: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

17

Penelitian ini akan meneliti mengenaitahapan dan faktor pendorong proses

kewirausahaan dalam perintisan dan pengembangan usaha pada pemilik UKM

CV. Coco Prima Jaya, Erwadi Rahardjo. Oleh sebab itulah metode pendekatan

kualitatif yang digunakan adalah metode biografi. Untuk memperoleh data

mengenai peranan proses kewirausahaan pemilik sebagai penentu kesuksesan

UKM dalam menembus pasar ekspor, penulis menggunakan metode biografi

berdasarkan perjalanan hidup yang berkaitran dengan aktivitas bisnis dari obyek

penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah

data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya (Saputro, 2011).

Oleh sebab itu, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara

secara mendalam. Wawancara akan dilakukan terhadap pemilik Usaha Kecil

Menengah CV. Coco Prima Jaya sebagai subyek penelitian, serta karyawan, mitra

kerja dan buyer dari CV. Coco Prima Jaya. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. MenurutNazir (1988), teknik

analisis deskriptif yaitu suatu pendekatan dsalam rangka meneliti kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahap Perintisan

Pemilik Usaha Kecil Menengah CV. Coco Prima Jaya, Erwadi Rahardjo mulai

menggeluti usahanya yang bergerak di bidang produksi briket arang dari batok

kelapa sejak bulan Februari tahun 2007. Sebelum terjun di bidang bisnis ini, ia

merupakan seorang pengusaha di bidang kerajinan dari kuningan. Usaha tersebut

mengalami kegagalan pada tahun 2006 dan Erwadi mengalami kerugian mencapai

Rp 1,2 miliar. Kerugian ini menyebabkan kondisi finansialnya mengalami

Page 27: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

18

guncangan yang sangat besar hingga ia harus menjual hampir semua aset berharga

dan menguras tabungan yang dimilikinya untuk membayar hutang. Kejadian

inilah yang menjadi stimulan baginya untuk memutar otak bagaimana cara agar

dapat bangkit kembali dan bertahan hidup setelah usahanya mengalami

kebangkrutan dan merugi dalam jumlah yang sangat besar.

Satu tahun setelah bisnis kuningannya terhenti, Erwadi menghubungi kerabatnya

yang berdomisili di Amerika Serikat untuk mencari peluang usaha apakah yang

barangkali dibutuhkan oleh pasar di sana. Ia pun menemukan peluang ketika

kerabatnya yang bernama Laurens tersebut berkunjung menemuinya dan

membawa sampel briket arang dari batok kelapa. Apabila ia dapat memproduksi

barang seperti itu, maka Laurens dapat memasarkan di Amerika Serikat.

Melihat adanya peluang usaha yang menjanjikan, Erwadi pun mengambil

keputusan untuk mengimplementasikannya dengan mulai berusaha mencari cara

untuk memproduksi briket arang. Ia mendapat modal awal sebesar Rp 17 juta dari

Laurens untuk melakukan perancangan alat produksi dengan perjanjian apabila

alat yang dibuat tidak dapat menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan, maka Erwadi berkewajiban mengembalikan modal tersebut

kepada Laurens. Namun pada perjalanannya, pembuatan briket arang tersebut

tidak semudah yang dibayangkan.

Pada implementasi bisnis, pada awalnya Erwadi melihat mesin hidrolik untuk

memproduksi briket arang rakitan pabrik berharga ratusan juta rupiah. Hampir

mustahil dengan modal belasan juta rupiah dapat merancang mesin seperti buatan

pabrik, oleh sebab itu kreatifitasnya muncul. Dengan mempelajari cara kerja

mesin hidrolik, ia melakukan eksperimen pembuatan alat dengan cara kerja yang

sama, namun dioperasikan secara manual sepenuhnya oleh tenaga manusia

menggunakan peralatan sederhana yaitu dongkrak hidrolik untuk truk. Setelah

peralatan tersebut dapat digunakan untuk berproduksi, maka Erwadi membuka

pabrik pertamanya pada bulan Februari 2007 yang berdiri di atas lahan seluas 2 ha

peninggalan ayahnya di daerah Bawen. Erwadi menjalankan pabrik dibantu oleh 4

tenaga kerja. Untuk keperluan teknis, ia dibantu oleh seorang teman dekatnya

Page 28: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

19

yang bernama Handoko. Pabrik sederhana tersebut beroperasi selama 8 jam per

hari dengan kapasitas produksi mencapai 3 kuintal setiap harinya.

4.1.1. Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan pada Tahap Perintisan

a. Faktor Internal

Seorang wirausaha memiliki faktor yang berasal dari dalam dirinya untuk

mendorong perintisan sebuah usaha. Begitu pula dengan Erwadi, ia

memiliki beberapa faktor internal yang secara signifikan mendorong

dirinya untuk melakukan perintisan usaha briket arang tersebut. Di

antaranya adalah dapat mengambil inisiatif untuk bertindak, sikap

toleransi terhadap resiko yang tinggi, sikap pantang menyerah dan

kemampuan dalam berusaha serta pengalaman berwirausaha.

b. Faktor Eksternal

Selain faktor yang berasal dari dalam dirinya, seorang wirausaha juga

memiliki faktor yang berasal dari luar dirinya seperti lingkungan,

sosiologi dan organisasi. Sebagai seorang wirausaha, Erwadi pun

memiliki faktor eksternal yang mendorong dirinya untuk merintis pabrik

briket arang batok kelapa yang dimilikinya. Selain menemukan peluang

usaha yang prospektif, ia juga memiliki jaringan yang luas hingga ke

mancanegara, berbagai dukungan baik dari keluarga dan tim yang dapat

diajak bekerja sama, maupun dukungan secara finansial dari Laurens,

serta adanya potensi pasar sekaligus ketersediaan bahan baku dan kondisi

kompetisi yang relatif ringan.

Page 29: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

20

Tabel 4.1: Tahapan Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorongpada

Masing-Masing Tahap Erwadi Rahardjo dalam Merintis Usaha

Faktor Pendorong

Proses

Kewirausahaan Internal Eksternal

Stimulan Kondisi finansial: Erwadi

mengalami kebangkrutan

pada usahanya yang

terdahulu, kerugian material

yang sangat besar dan tidak

memiliki pendapatan selama

satu tahun memicunya untuk

merintis usaha briket arang

dengan tujuan agar dapat

bertahan hidup.

Peluang usaha: adanya

informasi mengenai kebutuhan

akan produk briket arang dari

batok kelapa mendorong

Erwadi untuk merintis usaha.

Mencari dan Menemukan

Peluang Inisiatif: Erwadi memiliki

inisiatif untuk menghubungi

Laurens. Dari inisiatif yang

diambilnya inilah ia dapat

merintis bisnisnya dari ide

yang dimiliki oleh Laurens.

Jaringan: adanya relasi dengan

Laurens yang tinggal di

Amerika Serikat mendorong

Erwadi untuk merintis usaha

briket arang. Tidak semua

pengusaha memiliki jaringan

hingga ke mancanegara

sepertinya.

Pengambilan Keputusan

untuk

Mengimplementasikan

Peluang

Sikap toleransi terhadap

resiko: Erwadi berani

bereksperimen dengan cara

trial and error dalam

melakukan perancangan

hingga merakit peralatan

produksi dengan anggaran

yang terbatas. Langkah

tersebut beresiko tinggi

mengingat besarnya

kemungkinan gagal. Pengalaman: Erwadi

memiliki banyak pengalaman

sebagai seorang

entrepreneur.

Dukungan finansial dari pihak

lain: kondisi finansial Erwadi

ketika merintis usaha briket

arang tersebut sangat

memprihatinkan. Dukungan

finansial sangat dibutuhkan

untuk memulai usaha kembali,

dan dalam hal ini Erwadi

mendapat modal awal sebesar

Rp 17 juta dari Laurens

dengan perjanjian yang jelas,

yaitu apabila perancangan alat

produksi berhasil, Erwadi

tidak perlu mengembalikan

modal tersebut, namun apabila

perancangan alat produksi

tersebut gagal, ia harus

mengembalikan modal yang

telah diberikan.

Implementasi Sikap pantang menyerah dan

kemampuan: kebangkrutan

yang dialami Erwadi ketika

Dukungan tim: Handoko,

teman dekat dari Erwadiyang

menguasai bidang teknik

Page 30: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

21

berbisnis kuningan tidak

menjadikannya berputus asa.

Hal ini menunjukkan

sikapnya yang pantang

menyerah dalam berusaha.

Walaupun omzet awal pabrik

briketnya belum sebanding

dengan bisnis yang terdahulu,

ia tetap gigih

mengimplementasikan usaha

tersebut. Kemampuan dalam

berbisnis dan mengelola

usaha juga mendukung

implementasi usaha barunya.

mendukung Erwadi dalam

merealisasikan usaha briket

arangnya. Dukungan keluarga: Erwadi

mendapat dukungan dari

ayahnya berupa lahan untuk

mendirikan pabrik. Dukungan

ini sangat berarti baginya,

karena Erwadi merintis usaha

briket arangnya di tengah

kondisi finansial yang sedang

terpuruk, sehingga tanpa lahan

yang telah tersedia maka

hampir mustahil baginya untuk

memulai usaha. Potensi pasar: Permintaan

pasar di Amerika Serikat

terhadap briket arang semakin

meningkat. Ketersediaan bahan baku:

Indonesia merupakan negara

agraris yang memiliki banyak

pantai, maupun perkebunan

kelapa untuk memenuhi

produksi kopra. Hal ini berarti

ketersediaan bahan baku

berupa batok kelapa sangat

berlimpah serta memiliki harga

jual yang relatif terjangkau. Kondisi kompetisi: belum

banyaknya kompetitor di

Indonesia yang mampu

memenuhi standar kualitas

yang diterapkan oleh buyer

dari Amerika Serikat dan

Eropa membuat kondisi

persaingan cenderung tidak

ketat bagi Erwadi.

Page 31: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

22

4.1.2. Model Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorong Erwadi

Rahardjo dalam Merintis Usaha

4.2. Tahap Pengembangan

Walaupun pabrik yang sukses dirintisnya telah memiliki kapasitas produksi yang

cukup besar, namun pencapaian itu tidak membuat Erwadi berpuas diri. Sembari

terus menjalankan proses produksi pabriknya, ia melakukan eksperimen terus-

menerus pada peralatan produksinya berdasarkan ide-idenya sendiri dengan

harapan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hanya dalam kurun waktu 5

bulan setelah pabriknya beroperasi, tepatnya pada bulan Juli 2007 ia telah

mengganti alat produksinya yang menggunakan dongkrak hirolik dengan mesin

hidrolik sebagai penggerak alat press. Pengembangan ini sangat berarti untuk

meningkatkan efisiensi tenaga manusia karena digerakkan oleh mesin walaupun

masih dioperasikan oleh manusia. Dengan inovasi yang dilakukan, Erwadi

berhasil meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 7 kuintal per hari.

Pada saat ini pula ia mulai mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 30 orang.

Implementasi Stimulan Mencari dan

Menemukan

Peluang

Pengambilan Keputusan

untuk

Mengimplementasikan

Peluang

INTERNAL:

- Kondisi

finansial

INTERNAL:

- Inisiatif

INTERNAL:

- Sikap toleransi

terhadap resiko

- Pengalaman

INTERNAL:

- Sikap pantang

menyerah dan

kemampuan

EKSTERNAL:

- Peluang

usaha

EKSTERNAL:

- Jaringan

EKSTERNAL:

- Dukungan

finansial dari

pihak lain

EKSTERNAL:

- Dukungan tim dan keluarga

- Potensi pasar

- Ketersediaan bahan baku

- Kondisi kompetisi

Page 32: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

23

Berselang 1 bulan setelah mesin hidrolik beroperasi (Agustus 2007), ia langsung

menambah jam kerja efektif pabrik menjadi 14 jam per hari dengan sistem shifting

yang berarti kapasitas produksi meningkat hingga mencapai 1,4 ton per hari dan

mempekerjakan 60 orang karyawan. Selain melakukan pengembangan pada

kuantitas produksi, ia juga merekrut 2 orang manajer produksi dan seorang

manajer administrasi.

Mengingat permintaan di Amerika Serikat akan produk briket arang dari batok

kelapa terus meningkat dan seluruh hasil produksi pabriknya dibeli oleh buyer,

maka Erwadi terus berupaya untuk mengembangkan kuantitas produksinya tanpa

mengurangi kualitasnya. Masih dengan sistem kerja peralatan yang sama, pada

bulan Februari 2008 ia sukses meningkatkan kapasitas produksi briket arangnya

hingga mencapai 2,4 ton per hari. Pengembangan yang dilakukan tidak berhenti

sampai di situ, secara bertahap kapasitas produksi pabrik briket Erwadi

ditingkatkan hingga menembus 4,5 ton per hari pada akhir tahun 2008 dengan

jumlah tenaga kerja mencapai 90 orang yang dibagi menjadi 3 shift kerja dan

pabrik beroperasi selama 24 jam penuh.

Setelah 5 tahun pabriknya berjalan stabil, Erwadi melakukan ekspansi bisnis

dengan mendirikan pabrik keduanya yang berlokasi di desa Bener, Kabupaten

Semarang pada bulan September 2012. Selain itu, ia kembali melakukan inovasi

dengan merancang alat produksi baru untuk pabrik barunya. Alat produksi yang

baru menggunakan teknik cetak. Teknik baru ini dirancang untuk menyesuaikan

dengan permintaan buyer. Produk dari pabrik kedua ini adalah briket arang

berbentuk kubus berukuran 2,5cm x 2,5 cm x 2,5 cm untuk pembuatan BBQ, serta

balok berukuran 2,5 cm x 1,5 cm x 1,5cm untuk shisha dan diekspor ke Amerika

Serikat, Inggris serta Belgia. Ukuran briket yang relatif kecil ini tidak

memungkinkan untuk diproduksi dengan menggunakan alat pres, sehingga

dibuatlah alat cetak agar kualitas produknya dapat lebih optimal. Pabrik yang

berdiri di atas lahan seluas 1000M2 ini memiliki kapasitas produksi 2 ton per hari

dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 30 orang, 1 manajer produksi dan 1 manajer

administrasi.

Page 33: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

24

Tidak membutuhkan waktu lama untuk menstabilkan pabrik, 6 bulan dirasa cukup

untuk membuat pabrik keduanya telah beroperasi secara optimal seperti pabrik

pertamanya dan Erwadi kembali melakukan ekspansi dengan membuka pabrik

ketiganya yang hanya berjarak 200M dari pabrik keduanya pada bulan Maret

2013. Untuk mendirikan pabrik yang terbaru ini, ia menggandeng 2 orang investor

dari Jakarta, yang salah satunya juga menjadi manajer administrasi di pabrik yang

berdiri di atas lahan seluas 1500M2 ini memiliki kapasitas produksi 3 ton per hari

dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 45 orang yang dibagi menjadi 3 shift. Untuk

jajaran manajerial masih sama dengan pabrik sebelumnya, hanya ditambah

seorang manajer administrasi dan seorang manajer produksi, sedangkan manajer

administrasi yang sebelumnya dipindah ke bagian purchasing. Pabrik terbaru ini

berproduksi untuk melayani pasar Jerman dengan briket berbentuk kubus

berukuran 2,5cm x 2,5 cm x 2,5 cm dan memiliki spesifikasi produk baru yang

belum pernah diterapkan sebelumnya. Kadar abu yang ditetapkan kurang dari

1,8% dan tidak ada toleransi terhadap keretakan fisik pada briket untuk menjamin

kualitas briket yang diklaim merupakan produk terbaik yang pernah diproduksi.

Pada saat ini dapat dikatakan bahwa usaha Erwadi telah mencapai kesuksesan

dengan perkembangan yang sangat signifikan dalam jangka waktu yang belum

terlalu lama. Dalam kurun waktu 6 tahun, pabrik briket arang yang dimilikinya

telah mencapai 3 buah, tujuan ekspornya adalah 4 negara maju. jumlah karyawan

yang pada awalnya hanya 4 orang telah mengalami peningkatan menjadi 165

orang, jumlah manajer yang pada awalnya hanya 2 orang telah bertambah menjadi

8 orang, dan yang terpenting adalah kapasitas produksi yang meningkat tajam dari

3 kuintal menjadi 9,5 ton per hari.

Ketika disinggung mengenai rahasia dan kunci kesuksesan dalam pengembangan

bisnisnya, Erwadi berkata

“Kunci utama dalam pengembangan bisnis adalah kepercayaan dari

para buyer. Bagi saya kepercayaan adalah segalanya, apabila

seseorang diberi kepercayaan kecil dan dapat memegangnya dengan

baik, maka kepercayaan yang diberikan akan semakin besar. Dari

kepercayaan yang semakin besar, maka pihak yang memberikan

kepercayaan juga akan semakin banyak.”

Page 34: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

25

Hal inilah yang dirasakannya dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Pada awal

perintisan usaha briket arangnya, Erwadi hanya memiliki seorang buyer dan

kuantitas pembeliannya pun relatif kecil, namun karena ia tidak pernah

menyalahgunakan kepercayaan sekecil apa pun yang diberikan, maka seiring

berjalannya waktu ia semakin dipercaya untuk memproduksi dan menjual briket

arang dengan kuantitas yang semakin meningkat secara bertahap. Selain itu,

karena nama Erwadi telah semakin dikenal di dunia “perbriketan”, maka jumlah

buyer yang memberi kepercayaan kepadanya juga semakin bertambah hingga

mencapai 3 orang pada saat ini.

Tentu saja untuk membangun dan menumbuhkan kepercayaan bukan merupakan

hal yang mudah. Walaupun demikian, Erwadi pernah menyampaikan pernyataan

sebagai berikut

“Untuk mendapatkan kepercayaan hanya dibutuhkan langkah sederhana. Dalam usaha briket, saya selalu berpegang pada prinsip

3K dari dulu sampai sekarang. Asal kita selalu bekerja sesuai

dengan prinsip tersebut, maka dengan sendirinya kepercayaan akan

didapatkan.”

K yang pertama dari prinsip 3K adalah Kualitas, artinya briket arang yang

diproduksi oleh CV. Coco Prima Jaya memiliki kualitas yang terbaik karena

spesifikasi produknya disesuaikan dengan standar yang berlaku di Amerika

Serikat dan Eropa (tertinggi di seluruh dunia). K yang kedua adalah Kuantitas,

artinya kapasitas produksi briket arang yang dihasilkan oleh CV. Coco Prima Jaya

memiliki standar tertentu yang telah disepakati dengan pihak buyer. Mengingat

seluruh produk yang dihasilkan ditujukan untuk melayani pasar ekspor, kapasitas

produksi merupakan hal yang sangat penting, karena apabila kapasitas produksi

tidak mencukupi atau kecepatan produksi kurang memadai, maka tidak

memungkinkan untuk melayani pasar ekspor. K yang ketiga adalah Komitmen,

dalam hal ini adalah kestabilan baik kualitas maupun kuantitas produk yang

dihasilkan. Komitmen dapat dicapai dengan melakukan Quality Control yang

ketat pada setiap stasiun kerja di pabrik. Karena adanya target dalam hal kriteria

kualitas dan deadline penyelesaian produksi per kontainer yang ditentukan oleh

Page 35: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

26

buyer, maka pihaknya menempatkan seorang quality controller di lokasi pabrik

untuk membantu Erwadi memastikan proses produksinya berjalan dengan baik

dan lancar.

Kepercayaan yang diperoleh Erwadi dari para buyernya tidak hanya berhenti pada

transaksi jual-beli. Lebih dari itu, ia mendapatkan manfaat yaitu kemudahan

dalam mengakses permodalan dari para buyer. Herbert Manson yang merupakan

salah satu perwakilan dari pihak buyer di Indonesia menjelaskan bahwa ketika

Erwadi membutuhkan suntikan dana, maka para buyer dengan penuh kepercayaan

membayar lunas pesanan briketnya walaupun proses produksi baru dimulai.

Bahkan ketika mesin-mesin produksi milik CV. Coco Prima Jaya memerlukan

peremajaan, maka Herbert bersedia memberikan kredit lunak tanpa agunan

kepada Erwadi yang pelunasaannya dilakukan secara bertahap dengan memotong

pembayaran pembelian briket arang dengan jumlah tertentu setiap kali

pengiriman.

Untuk dapat selalu berpegang pada prinsip 3K guna menjaga kepercayaan dari

para buyer, Erwadi tidak hanya menerapkan prinsip tersebut sebagai pedoman

kerja dirinya sendiri, namun juga ditanamkan pada seluruh karyawannya. Hal ini

dibenarkan oleh Hezron Sabtyo sebagai manajer produksi pabrik kedua CV. Coco

Prima Jaya dengan pernyataan sebagai berikut

“Babahe(panggilan akrab Erwadi di kalangan para karyawan)

adalah bos yang paling santai pada saat tidak membahas masalah

produksi, tetapi beliau bisa menjadi sangat saklek (tidak fleksibel)

ketika sudah membicarakan masalah produksi. Semua karyawan

mulai dari tukang sortir hingga manajer juga dibiasakan mengikuti

prinsip 3K tersebut dan dampaknya dapat membuat kami semua

menjadi lebih disiplin dalam bekerja.”

Page 36: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

27

Tabel 4.2: Proses Pengembangan Usaha Briket Arang Batok

Kelapa Erwadi Rahardjo

Lokasi Pabrik Bulan/Tahun Alat Produksi Jumlah

Karyawan

Jumlah

Manajer

Jumlah shift

per hari

Kapasitas

Produksi

per Hari

1. Bawen Februari/2007

Juli/2007

Agustus/2007

Februari/2008

November-

Desember/2008

Dongkrak manual

Hidrolik

Hidrolik

Hidrolik baru

Hidrolik baru

4

30

60

60

90

2

2

5

5

5

1

1

2

2

3

3 kuintal

7 kuintal

1,4 ton

2,4 ton

4,5 ton

2. Tengaran A September/2012 Screw cetak 30 3 2 2 ton

3. Tengaran B Maret/2013 Screw cetak 45 5 3 3 ton

4.2.1. Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan pada Tahap

Pengembangan

a. Faktor Internal

Setelah berhasil melakukan perintisan sebuah usaha, seringkali seorang

wirausaha tidak cukup puas dengan pencapaiannya dan terdorong untuk

melakukan pengembangan pada usaha yang dimilikinya. Seperti halnya

pada tahap perintisan, terdorongnya seorang wirausaha untuk

mengembangkan bisnisnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di

antaranya berasal dari dalam dirinya. Seperti Erwadi dalam

mengembangkan usaha briket arangnya juga didorong karena dirinya

memiliki kreatifitas yang tinggi, jiwa kepemimpinan, serta komitmen dan

visi.

b. Faktor Eksternal

Dalam mengembangkan sebuah usaha yang telah berhasil dirintis,

seringkali seorang wirausaha mendapat dukungan dari pihak lain yang

menjadi faktor pendorong melakukan pengembangan usaha. Dalam hal

ini Erwadi juga mendapat dukungan dari pihak lain sehingga ia

mengambil tindakan untuk terus melakukan pengembangan pabrik briket

arangnya. Pihak yang mendukungnya di antaranya lingkungan industri,

akses permodalan yang mudah, investor dan bankir serta tim.

Page 37: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

28

c. Faktor Strategi Berwirausaha

Strategi berwirausaha sangat erat dengan keberhasilan seorang

wirausahawan dalam mengelola bisnisnya, termasuk pada saat

melakukan pengembangan usaha. Strategi berwirausaha yang dimiliki

oleh Erwadi berperan penting dalam menyumbang kesuksesan

pengembangan usaha briket arang yang dimilikinya. Beberapa strategi

berwirausaha yang memiliki kontribusi signifikan adalah kemampuan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi sekaligus pengambilan

keputusan dalam mengelola bisnis, strategi manajerial, kemampuan

untuk melakukan perencanaan dan negosiasi.

Tabel 4.3: Tahapan Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorongpada

Masing-Masing Tahap Erwadi Rahardjo dalam Mengembangkan Usaha

Faktor

Pendorong

Proses

Kewirausahaan

Internal Eksternal Strategi Berwirausaha

Pengembangan Kreatifitas:

merupakan faktor

krusial dalam

pengembangan

usaha Erwadi

terutama pada

peningkatan

kapasitas

produksi,

pengembangan

variasi bentuk,

ukurandan

spesifikasi briket

yang juga

menuntut

modifikasi

peralatan

produksi. Komitmen:

quality control

yang sangat ketat

sesuai dengan

spesifikasi produk

Lingkungan

industri:

Pengembangan

usaha yang

dilakukan Erwadi

sangat terbantu

oleh mitra-mitra

bisnisnya, seperti

buyer yang

meningkatkan

kuantitas

pembelian secara

kontinu, pemasok

arang dan tepung

tapioka yang

jumlahnya terus

bertambah dan

kuantitas pasokan

per pemasok juga

meningkat, serta

belum adanya

pesaing yang head

to head secara

Bernegosiasi: Erwadi

memiliki

kemampuan

bernegosiasi yang

baik, hal ini dapat

dibuktikan dengan

keberhasilannya

untuk mencapai deal

dengan pihak

pemasok maupun

buyer. Hal ini dapat

dilihat dari

penawaran dan

permintaan kenaikan

harga jual briket

arang yang diajukan

selalu disepakati oleh

pihak buyer.

Page 38: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

29

serta ketepatan

waktu

penyelesaian

produksi sesuai

dengan target atau

perjanjian.

Dengan demikian

kepercayaan buyer

terhadap Erwadi

terus meningkat

dan hal ini

berdampak positif

dalam

pengembangan

usahanya.

langsung dengan

CV. Coco Prima

Jaya. Akses

permodalan:

Erwadi memiliki

akses permodalan

yang mudah

kepada para buyer.

Karena ia telah

mendapat

kepercayaan

penuh, maka ia

dapat menambah

modal kerja dari

para buyer demi

peningkatan

kuantitas

produksi. Para

buyer dapat

memberikan kredit

lunak kepadanya

sewaktu-waktu

dibutuhkan.

Penciptaan Inovatif: Erwadi

terus melakukan

inovasi pada

peralatan

produksi, mesin

produksi,

komposisi serta

hal-hal yang

bersifat teknis

lainnya dengan

tujuan untuk

mengembangkan

kualitas dan

kuantitas

produknya.

Dukungan

investor dan

bankir: Erwadi

membuka

kesempatan bagi

investor yang

berminat untuk

bekerja sama

mendirikan

pabrik. Dukungan

bank pun cukup

berperan dengan

pinjaman yang

diberikan untuk

mendirikan pabrik

baru atau

menciptakan

sistem produksi

baru.

Perencanaan: karena

memiliki visi yang

jelas dalam

mengembangkan

bisnisnya, Erwadi

selalu merencanakan

penciptaan kreasi

baru baik pada

sistem produksinya,

pencarian sumber

bahan baku baru

maupun susunan

manajerial baru yang

ditargetkan dapat

dicapai dalam jangka

waktu tertentu. Ia

juga memikirkan

bagaimana cara

mencapainya sesuai

dengan target.

Page 39: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

30

Selain faktor pendorong yang menonjol pada masing-masing tahap proses

kewirausahaan Erwadi dalam mengembangkan usaha, ia juga memiliki faktor

pendorong internal, eksternal dan strategi berwirausaha yang secara umum

berpengaruh pada semua tahap baik pengembangan maupun penciptaan.

Tabel 4.4: Faktor Pendorong Erwadi Rahardjo dalam Mengembangkan

Usaha Secara Umum

Faktor

Pendorong

Proses

Kewirausahaan

Internal Eksternal Strategi Berwirausaha

Pengembangan dan

Penciptaan Kepemimpinan:

Erwadi

menerapkan sistem

serius tapi santai

pada para

karyawannya.

Dalam komunikasi

sehari-hari, ia

memperlakukan

karyawan seperti

teman, namun

untuk hal yang

berkaitan dengan

pekerjaan, ia

sangat tegas

terhadap

karyawan-

karyawannya.

Mengingat produk

yang

diproduksinya

memiliki standar

kualitas yang

sangat tinggi, maka

ia tidak mentolerir

apabila terjadi

kesalahan yang

dilakukan para

karyawannya. Visi: Erwadi

memiliki visi ke

Tim: Tim

manajemen usaha

di yang dibawahi

oleh Erwadi pada

ketiga pabriknya

berjumlah 8

orang. Mereka

kompak untuk

mendukung

pengembangan

usaha, baik dalam

hal

pengembangan

produk maupun

penciptaan kreasi

baru. Setiap

orang

menjalankan

fungsinya

masing-masing

dengan baik.

Erwadi memiliki

strategi yang

cukup baik untuk

memotivasi

kinerja timnya

dengan cara

memberikan

saham kosong

kepada masing-

masing dari

Memecahkan

masalah: Mesin

penggerak yang sudah

relatif tua seringkali

bermasalah, namun

Erwadi selalu sigap

baik melakukan

langkah yang bersifat

antisipatif maupun

preventif untuk

mengatasinya.

Membawahi tim kerja

yang berjumlah

ratusan orang tentu

tidak lepas dari

permasalahan karena

perbedaan

kepentingan antar

anggota maupun hal-

hal lain, namun

Erwadi selalu

memiliki solusi untuk

memecahkannya.

Setiap ada masalah

pada timnya, ia selalu

menghadapi dengan

kepala dingin serta

menyelesaikannya

secara kekeluargaan

tanpa pernah disertai

emosi.

Page 40: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

31

depan untuk selalu

mengembangkan

usahanya, visi

tersebut

direalisasikan ke

dalam

perencanaan-

perencanaan

pengembangan

usaha serta

mencari investor

untuk

mendukungnya.

anggota tim.

Selain tim

manajemen, tim

tenaga kerja yang

dibentuk oleh

Erwadi juga

sangat solid,

setiap ada

permasalahan,

Erwadi selalu

menyikapi

dengan bijak.

Pengambilan

keputusan: Untuk

memecahkan masalah

tertentu diperlukan

pengambilan

keputusan yang tepat.

Dalam pekerjaannya

Erwadi selalu dituntut

untuk mengambil

keputusan dengan

cepat dan tepat

mengingat ia selalu

menjaga komitmen

dalam target

penyelesaian

produksi, dan quality

control. Strategi Manajerial:

Karena usaha yang

dimilikinya masih

berskala usaha kecil,

maka Erwadi

bertindak sebagai

pemilik sekaligus

manajer. Hal ini

menuntutnya untuk

memiliki strategi jitu

dalam mengelola

usahanya yang dapat

dilihat dari langkah-

langkah konkret yang

diambilnya dalam

menjaga kualitas,

kuantitas dan

komitmen serta

membawahi puluhan

tenaga kerja dan

manajer dalam satu

pabrik.

Page 41: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

32

4.2.2. Model Proses Kewirausahaan dan Faktor Pendorong Erwadi

Rahardjo dalam Mengembangkan Usaha

4.3. Pembahasan

4.3. Pembahasan

Seorang wirausahawan dapat dikatakan sukses ketika dirinya tidak hanya dapat

merintis suatu usaha, namun juga mampu mengembangkannya. Seperti Erwadi

yang berhasil merintis usaha briket arang dari batok kelapa mulai dari nol dan

mengembangkannya hingga pabrik ketiga serta memiliki total kapasitas produksi

hingga ratusan ton setiap bulan yang seluruhnya ditujukan untuk melayani pasar

ekspor. Pencapaian kesuksesan yang diraihnya dalam waktu relatif singkat

tersebut dapat menjadi inspirasi bagi kita yang berniat menggeluti dunia

entrepreneurship.

Berawal dari kebangkrutannya pada usaha terdahulu, Erwadi justru mendapat

stimulan untuk merintis usaha baru. Keberhasilannya dalam melakukan perintisan

usaha briket arang tersebut didorong oleh berbagai faktor-faktor internal seperti

inisiatif dalam mencari peluang usaha, sikap toleransi terhadap resiko untuk

mencoba hal baru, hingga pengalaman serta sikap pantang menyerah dan

kemampuan untuk mengeksekusi peluang yang ada. Ditambah dorongan faktor-

INTERNAL:

- Kreatifitas

- Komitmen

EKSTERNAL:

- Lingkungan industri

- Akses Permodalan

INTERNAL:

- Inovatif

EKSTERNAL:

- Dukungan investor

dan bankir

Pengembangan Penciptaan

STRATEGI

BERWIRAUSAHA:

- Bernegosiasi

STRATEGI

BERWIRAUSAHA:

- Perencanaan

INTERNAL:

- Kepemimpinan

- Visi

EKSTERNAL:

- Tim

STRATEGI

BERWIRAUSAHA:

- Memecahkan masalah

- Pengambilan

keputusan

- Strategi manajerial

Page 42: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

33

faktor eksternal seperti peluang usaha yang terbuka, bekal jaringan yang luas

hingga Amerika Serikat, dukungan orang yang ahli di bidang teknik sebagai tim

kerja, dukungan keluarga serta finansial dalam hal modal awal usaha, adanya

pasar yang potensial, ketersediaan bahan baku yang memadai, kompetisi yang

relatif ringan semakin memantapkan proses perintisan bisnis tersebut hingga

terimplementasikan.

Pengembangan usaha tidak kalah pentingnya dengan proses perintisan. Hal ini

dapat dibuktikan dengan melihat perkembangan usaha Erwadi yang meningkat

pesat dalam waktu enam tahun (Tabel 4.3). Dalam mengembangkan usahanya, ia

mempelajari cara kerja mesin produksi buatan pabrik, kemudian melakukan

pengembangan dan penciptaan atas alat produksi dengan spesifikasi yang

disesuaikan dengan kualitas, kuantitas, bentuk serta ukuran briket yang diminta.

Teknologi terapan yang diaplikasikan pada sistem produksinya merupakan hasil

dari eksperimen Erwadi sendiri. Begitu pula dengan spesifikasi produk baru,

teknik produksi baru, pencarian bahan baku baru, manajemen baru seluruhnya

merupakan kesuksesan pengembangan hasil inovasi dan kreasinya. Dengan

prinsip 3K (Kualitas, Kuantitas, Komitmen), Erwadi sukses mendapatkan

kepercayaan dari para stakeholder. Menurutnya, kepercayaan mereka yang terus

meningkat dari waktu ke waktu merupakan kunci utama kesuksesan

pengembangan usahanya. Erwadi merupakan sosok pribadi yang kreatif, inovatif,

memiliki komitmen, visi dan jiwa kepemimpinan. Berbagai karakter

wirausahawan sukses tersebut menjadi faktor internal yang mendorong

pengembangan usaha. Kreatifitas dan inovatifitas Erwadi dapat dilihat dari

penggunaan teknologi produksi yang murni merupakan rancangannya sendiri,

sekaligus pengembangannya hingga saat ini, tidak ada satu pun alat produksi yang

dibeli secara utuh dari produsen. Komitmen merupakan bagian dari prinsip 3K

yang selalu dipegangnya dalam menjalankan usaha, ditambah dengan visi yang

diimplementasiikan dalam perencanaan-perencanaan matang dan sistem

kepemimpinan serius tapi santai menjadikan proses pengembangan bisnisnya

menjadi semakin cepat memperoleh pencapaian yang diharapkan. Karena selalu

Page 43: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

34

berkomitmen dalam menjalankan usaha, maka Erwadi selalu mendapat dukungan

faktor-faktor eksternal terutama kepercayaan dari berbagai pihak baik buyer,

pemasok, maupun investor atau perbankan. Kepercayaan tersebut yang

menjadikan bisnisnya dapat berkembang pesat. Bahkan akses permodalan ke

buyer pun merupakan hal mudah bagi Erwadi, salah satu nilai tambah yang jarang

dimiliki oleh wirausahawan pada umumnya. Selain itu dukungan dari tim

manajemen juga turut menjadi faktor pendorong pengembangan usahanya.

Dalam melakukan pengembangan usaha, tidak hanya faktor internal dan eksternal

saja yang menjadi pendorong, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor strategi

berwirausaha. Sebagai wirausahawan handal, Erwadi memiliki strategi

berwirausaha yang mumpuni. Ia selalu mengambil tindakan antisipatif maupun

preventif sekaligus mengambil keputusan yang tepat untuk memecahkan masalah

dalam proses produksi pabriknya, memiliki kemampuan negosiasi dan

perencanaan yang baik, serta kemampuan manajerial yang tidak diragukan dalam

mengelola sumber daya manusia dan berbagai aspek dalam usahanya.

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

pencapaian suatu usaha tidak lepas dari proses kewirausahaan pemiliknya dan

juga faktor-faktor pendorong yang mendukungnya. CV. Coco Prima Jaya, UKM

yang berproduksi di bidang briket arang dari batok kelapa berhasil mengekspor

produknya ke Amerika Serikat dan Eropa hingga ratusan ton setiap bulannya.

Pencapaian yang terbilang hebat tersebut merupakan hasil kerja keras dari Erwadi

Rahardjo sebagai pemilik dalam merintis dan mengembangkan usahanya.

Pada tahap perintisan, proses kewirausahaannya berawal dari kegagalan bisnis

terdahulu dan kebangkrutan yang menjadi stimulan baginya. Karena adanya

tuntutan untuk bertahan hidup dan tidak ada penghasilan yang diperoleh, maka ia

Page 44: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

35

mencari peluang usaha dan menemukannya dari Laurens yang tinggal di Amerika

Serikat. Berikutnya, proses kewirausahaannya mencapai tahap pengambilan

keputusan untuk mengimplementasikan peluang usaha yang ada dengan bantuan

modal usaha dari Laurens untuk melakukan eksperimen perancangan alat-alat

produksi secara trial and error. Setelah keputusan diambil dan perancangan alat-

alat produksi mencapai tahap final, Erwadi melakukan implementasi bisnis yaitu

mulai memproduksi briket arang dari batok kelapa di atas tanah peninggalan

ayahnya di daerah Bawen. Proses kewirausahaan Erwadi pada tahap perintisan

tersebut didukung oleh faktor-faktor pendorong. Faktor pendorong ini dapat

dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang

dimilikinya adalah inisiatif, toleransi terhadap resiko, pengalaman dan kegigihan.

Sedangkan faktor eksternal seperti jaringan, dukungan baik dari tim maupun

keluarga serta finansial, keterpaksaan dan keadaan, peluang usaha yang meliputi

potensi pasar, ketersediaan bahan baku, kompetisi.

Pada tahap pengembangan, proses kewirausahaan Erwadi tidak melewati tahap

duplikasi karena ia tidak meniru ide-ide orang lain namun melakukan

pengembangan atas ide-idenya sendiri yang menghasilkan diversifikasi bentuk,

ukuran dan spesifikasi produk, serta penciptaan yang inovatif seperti teknik

industri baru yang lebih efektif, membentuk manajemen baru dan pencarian bahan

baku baru seiring meningkatnya kapasitas produksi. Semuanya murni hasil kreasi

Erwadi beserta timnya. Proses kewirausahaan Erwadi pada tahap pengembangan

ini didorong oleh faktor-faktor yang dibagi menjadi tiga, yaitu faktor pendorong

eksternal, internal, dan strategi berwirausaha. Faktor internal meliputi kreatifitas,

inovatif, kepemimpinan, komitmen dan visi. Faktor eksternal meliputi lingkungan

industri yang terdiri dari buyer, pemasok dan pesaing, dukungan tim, investor dan

bankir, serta akses permodalan. Sedangkan faktor strategi berwirausaha yang

dimiliki Erwadi adalah kemampuan memecahkan masalah, perencanaan,

bernegosisasi, pengambilan keputusan dan strategi manajerial.

Page 45: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

36

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada Erwadi Rahardjo, SE. adalah sebaiknya ia

lebih memberikan batasan akan akses informasi terhadap seluruh sistem produksi

yang dimilikinya dari kalangan umum. Ia suka berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan siapa saja, namun alangkah baiknya diberikan peraturan

untuk membatasi kegiatan observasi dan pendokumentasian sistem produksi tanpa

izin resmi dari instansi yang jelas.

Selain mengenai pembatasan akses informasi perusahaan serta hak paten, saran

lain yang dapat diberikan untuk Erwadi adalah sebaiknya ia memberikan Standart

Operating Procedure (SOP) yang lebih jelas bagi para karyawan untuk

meningkatkan efisiensi. Erwadi berkeyakinan bahwa hanya dengan memberikan

target penyelesaian per kontainer saja para tenaga kerja sudah dapat bekerja secara

optimal, namun ia kurang memperhatikan detail proses pekerjaan mereka yang

terkadang menyebabkan adanya kemungkinan timbulnya inefisiensi.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan di dalam penelitian ini adalah adanya keterbatasan waktu yang

tersedia untuk melakukan wawancara karena kesibukan Erwadi yang sangat padat.

Ia bekerja tujuh hari penuh dalam satu minggu, sehingga pelaksanaan

pengumpulan data dengan wawancara dilakukan di tengah jam kerjanya.

Halangan ini menyebabkan data yang diperoleh masih kurang mendetail. Saran

yang dapat diberikan untuk penelitian yang akan datang adalah sebaiknya

dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai proses kewirausahaan dan

faktor-faktor pendorong dalam perintisan dan pengembangan usaha Erwadi

Rahardjo karena masih banyak hal-hal lebih detail yang bisa didapat. Dengan

demikian, penelitian yang akan datang tersebut dapat menyempurnakan penelitian

ini.

Page 46: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

37

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, Ariwibowo Suprajitno, Sri Bawono. 2009. Kecerdasan Entrepreneur.

Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Adiningsih, Sri. 2011. Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di

Indonesia. http://lfip.uscschooloflaw.org

Azzahra, Rifzashani. 2009. Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan

Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). Skripsi Program

S1 Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor.

Bygrave, William D. 1994. The Portable MBA in Entrepreneurship. John Wiley

& Sons Inc, New Jersey.

Carland, James W., dkk. 1984. Differentiating Entrepreneurs from Small Business

Owners: A Conzeptualization. Western Carolina University Press, Western

Carolina.

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mazubane, Ewart Mphilisi. 2009. A Strategic Entrepreneurial Model to Develop

Females for Tourism Related Businesses. Thesis Program S2 Nelson Mandela

University.

Mill, J.S. 1848. Principles of Political Economy with Some of Their Application to

Social Philosophy. John W. Parker, London.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta Business

School.

Rafinaldy, Neddy. 2004. Prospek Pengembangan Ekspor UKM.

http://www.smecda.com

Saputro, Rendy Kristiawan. 2011. Proses Kewirausahaan pada Art Angel, Skripsi

Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

(tidak dipublikasikan).

Schumpeter, J.A. 1934. The Theory of Economic Development. Harvard

University Press, Cambridge.

Setiadji, Bachtiar Hasan. 2010. Cara Praktis Membangun Wirausaha. Penerbit

Pustaka Ramadhan, Bandung.

Page 47: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

38

Shapero, Albert, Lisa Sokol. 1982. The Social Dimensions of Entrepreneurship.

University of Illinois at Urbana-Champaign’s Academy for Entrepreneurial Leadership Historical Research Reference in Entrepreneurship.

Staw, Barry.M. 1991. Dressing Up Like an Organization: When Psychological

Theories Can Explain Organizational Action.

Tandiontong, dkk. 2012. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat

Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada The Majesty Hotel and Apartment,

Bandung). http://cls.maranatha.edu

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Winardi, J. 2004. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Penerbit Prenada Media,

Jakarta.

Zimmerer, Thomas.W, Norman.M.Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan

Manajemen Usaha Kecil. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Page 48: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

39

LAMPIRAN

Gambar 1: Screw cetak, teknologi produksi terbaru hasil karya Erwadi Rahardjo

Gambar 2: Rangkaian alat-alat produksi rancangan Erwadi Rahardjo

Page 49: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

40

Gambar 3: Mesin pengaduk campuran arang dan tepung tapioka, salah satu alat produksi yang

inovatif rancanganErwadi Rahardjo

Gambar 4: Oven pengering briket arang

Page 50: PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN FAKTOR PENDORONG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5015/2/T1_212009002_Full... · iii PROSE S KEWIRAUSAHAAN DANFAKTOR PENDORONG DALAM PERINTISAN

41

Gambar 5: Salah satu produk CV. Coco Prima Jaya yang dipasarkan di Amerika Serikat

Gambar 6: Penulis bersama dengan Erwadi Rahardjo ketika melakukan wawancara