38
PROPOSAL PENELITIAN WALK THROUGH SURVEY KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN DI AREA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) UNHAS BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat, karnea pembangunan rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih luas dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk peremajaan kota bagi daerah yang kumuh. Pemerintah menganggap perlu untuk mengembangkan konsep pembangunan perumahan yang dapat dihuni bersama di dalam suatu gedung bertingkat, dimana satuan-satuannya dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun baik secara horizontal maupun secara vertikal. Pembangunan perumahan yang demikian itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita dewasa ini terutama masyarakat perkotaan. Adanya perkembangan bentuk dan penggunaan rumah susun tersebut menimbulkan adanya konsekwensi-konsekwensi dalam kelanjutan hidup bersama dalam rumah susun tersebut dan 1

Proposal Wts

  • Upload
    dd7usm

  • View
    85

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Wts

PROPOSAL PENELITIAN

WALK THROUGH SURVEY KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN DI AREA RUMAH

SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) UNHAS

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah

kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang

jumlah penduduknya terus meningkat, karnea pembangunan rumah susun dapat

mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih

luas dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk peremajaan kota bagi daerah

yang kumuh.

Pemerintah menganggap perlu untuk mengembangkan konsep pembangunan

perumahan yang dapat dihuni bersama di dalam suatu gedung bertingkat,

dimana satuan-satuannya dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun baik

secara horizontal maupun secara vertikal. Pembangunan perumahan yang

demikian itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita dewasa ini terutama

masyarakat perkotaan.

Adanya perkembangan bentuk dan penggunaan rumah susun tersebut

menimbulkan adanya konsekwensi-konsekwensi dalam kelanjutan hidup

bersama dalam rumah susun tersebut dan terjadinya kebiasaan hidup yang

berkelompok tentunya dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan lingkungan.

Kebiasaaan merokok dan produk tembakau lainnya penyebab peningkatan

angka morbitidas dan mortalitas di duni saat ini. Dampak paling sering dari

kebiasaan merokok adalah penyakit jantung, penyakit paru, dan penyakit paru

obstruktif kronik. Kebiasaan merokok adalah suatu bentuk ketergantungan

dimana muncul suatu hasrat yang disebabkan oleh nikotin. Nikotin memiliki

berbagai efek psikologis, termasuk euforia, menurunkan tekanan dan

1

Page 2: Proposal Wts

kecemasan, penurunan nafsu makan, meningkatkan mood/relaksasi, dan

meningkatkan penampilan dan memori. Efek stimulasi dari tembakau ini yang

biasanya berguna bagi pekerja yang mengerjakan pekerjaan yang sama namun

membutuhkan kewaspadaan.

Penyakit paru kerja adalah semua kelainan/ penyakit paru yang disebabkan oleh

pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Penyakit paru dapat berupa peradangan,

fibrosis, tumor, dsb. Manusia hidup dalam lingkungan makro (masyarakat luas),

lingkungan mikro (rumah tangga), serta lingkungan meso (tempat kerja). Rata-

rata waktu yang dihabiskan ditempat kerja adalah sekitar 8 jam sehari, dimana

dalam waktu ini akan dihirup sekitar 3500 liter udara, termasuk partikel debu

atau bahan pencemar lain yang terdapat di dalamnya.

Polusi udara dapat terjadi dimana-mana. Polusi udara terdiri atas polusi udara

dalam ruangan (PUDR), polusi udara luar ruangan (PULR) dan polusi udara

akibat dari lingkungan kerja. Polusi di luar ruangan (outdoor pollution) berasal

dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh

makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber

diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri

dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas

kendaraan bermotor dan tranportasi laut.

Jenis parameter pencemar udara yang akan dibahas selanjutnya didasarkan pada

baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999,

yang meliputi : Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida

(NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon (HC), PM 10 , PM 2,5, TSP (debu), Pb (Timah

Hitam), Dustfall (partikel debu).

Akses ke jumlah yang memadai pada pasokan air yang aman dan dapat

diandalkan adalah kebutuhan paling mendasar dari kehidupan manusia. Ketika

pasokan air terbatas atau terganggu, pembangunan berkelanjutan, pertanian

atau industri tidak dapat dipertahankan. Karena kuantitas terbatas air minum

tersedia, ketimpangan distribusi air di atas permukaan bumi, dan kerentanan

terhadap kontaminasi oleh bahan kimia alami dan mineral, patogen, dan

2

Page 3: Proposal Wts

antropogenik biologi dan kimia limbah, air mungkin sumber daya yang paling

terancam di planet ini.

Bahan kimia banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari demi

meningkatkan kualitas hidup seperti sabun, parfum, pengharum ruangan,

pendingin ruangan, ataupun bahan bakar rumah tangga . Namun, pajanan bahan

kimia atau substansi berbahaya yang lain secara umum bisa mengakibatkan

masalah kesehatan. Produksi, penggunaan, konsumsi dan pembuangan bahan

kimia yang tidak dikendalikan dengan baik bisa memberikan masalah kesehatan

pada komunitas dan lingkungan.

Peningkatan kesadaran terhadap bahayanya kondisi ini dan kesadaran tentang

keselamatan suplai makanan, air, minuman dan lingkungan menyebabkan

munculnya regulasi guna membantu mengawal dan membatasi pelepasan

substansi kimia berbahaya dan sumber polusi ke dalam lingkungan. Penilaian

Resiko Kesehatan penting guna mengidentifikasi resiko pajanan dan seterusnya

menangani masalah tersebut.

Oleh karena itu, melihat pembangunan rumah susun yang merupakan jawaban

dari kebutuhan masyarakat akan kebutuhan tempat huni, maka perlu dilakukan

penilaian dan identifikasi faktor-faktor yang terkait mengenai kesehatan

lingkungan di lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

I.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi kesehatan lingkungan di

lingkungan kerja Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Untuk menerapkan sistem survilance penyakit di lingkungan Rumah

Susun Sederhana Sewa Unhas.

2) Untuk mendapatkan gambaran mengenai emisi rutin rumah tangga di

lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

3

Page 4: Proposal Wts

3) Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi polusi udara di

lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

4) Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi pencemaran air di

lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

5) Untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku merokok dan

kesehatan kerja di lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

6) Untuk mendapatkan gambaran mengenai sensitivitas pajanan bahan-

bahan kimia di lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

7) Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi limbah

padat/sampah di lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

8) Untuk mendapatkan gambaran mengenai penyakit terkait bangunan

di lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa Unhas.

4

Page 5: Proposal Wts

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem survilance penyakit

Sistem Surveilans penyakit  adalah  epidemiologi  praktek dimana

penyebaran penyakit dipantau dalam rangka membangun pola

perkembangan. Peran utama surveilans penyakit adalah untuk

memprediksi, mengamati, dan meminimalkan kerugian yang disebabkan

oleh wabah , epidemi , dan pandemi situasi, serta meningkatkan

pengetahuan kita tentang apa faktor mungkin berkontribusi terhadap

keadaan seperti itu. Bagian penting dari surveilans penyakit modern

adalah budaya pelaporan penyakit kasus.1

Komposisi Sistem survilance

Langkah-langkah dalam perencanaan sistem surveilans1

1. Menetapkan tujuan 

2. Kembangkan definisi kasus 

3. Tentukan sumber data pengumpulan data

mekanisme (jenis sistem) 

4. Tentukan data-koleksi instrumen 

5. Bidang-cara uji 

6. Mengembangkan dan menguji pendekatan

analitik 

7. Mengembangkan mekanisme diseminasi 

8. Yakinkan penggunaan analisis dan interpretasi

Manafaat Sistem surveilans kesehatan masyarakat1,3

Sistem surveilans kesehatan masyarakat sering memanfaatkan survei

berulang yang mengumpulkan data tentang individu yang mewakili populasi

sampel. Data tersebut dikumpulkan untuk tujuan populasi seluruh analisis faktor

risiko, penyakit dan banyak lagi. 

5

Page 6: Proposal Wts

Pengawasan data kesehatan masyarakat meminjamkan wawasan di tingkat lokal,

negara bagian dan nasional melalui analisis canggih - banyak yang dapat

dilakukan dengan perangkat lunak. Manfaat surveilans data termasuk tetapi

tidak terbatas pada hal berikut:

Mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi untuk epidemi

Mengidentifikasi daerah berisiko tinggi geografis

Penemuan penyakit baru dan kondisi kesehatan

Lebih baik alokasi sumber daya

Baru dan meningkatkan program kesehatan masyarakat

Pengembangan hipotesis baru untuk penyebab dan penyebaran epidemi

Menyimpan dan menganalisis data surveilans sebelumnya dan sumber daya

intensif. Namun, sistem pengawasan data modern untuk kesehatan masyarakat

diterapkan secara luas karena kemampuan mereka untuk menganalisa dan

menyebarkan data tepat waktu.

Peningkatan pengawasan kesehatan publik dapat menyebabkan implementasi

awal dari langkah-langkah pencegahan dan pengendalian. Data surveilans yang

lebih baik mengarah pada pembentukan prioritas lebih rasional. Data yang lebih

tepat waktu dan akurat memfasilitasi deteksi awal epidemi dan kontrol. Dengan

data surveilans yang lebih baik, dampak kegiatan intervensi dan program

kesehatan masyarakat dapat dievaluasi lebih akurat. Dalam makalah ini

menjelaskan cara untuk meningkatkan ilmu pengawasan dalam hal

pengumpulan data, analisis, dan penyebarluasan dan penerapannya pada

praktek kesehatan masyarakat. Kami kemudian mendiskusikan manfaat

potensial dan biaya dari upaya tersebut dan menyarankan metode untuk

mengevaluasi pendekatan alternatif. Argumen untuk ilmu pengetahuan dalam

pengawasan, di sisi lain, dapat dikenakan secara berlebihan. Surveillance

bukanlah tujuan tersendiri, melainkan alat. Alat ini perlu diperbaiki dan

dimodifikasi untuk beradaptasi dengan tujuan dari program kesehatan tertentu

publik. Ini adalah pengembangan metode untuk menerapkan ide-ide kreatif

6

Page 7: Proposal Wts

untuk pengawasan, dan penilaian yang ketat dari proses, yang akan

mendapatkan keuntungan dari penerapan prinsip-prinsip ilmiah.

II.2 Emisi Rutin Rumah Tangga

Dalam komunitas masyarakat teknologi mederen, industri dan rumah tangga

memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan zat kimia

berjumlah besar dan berbagai proses fisik. Keseluruhan proses terkait dengan

emisi zat kimia ke udara, air, atau tanah.

Bentuk emisi melalui udara ialah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu

dan bahan bakar. Asap batu bara memberikan sumbangsi yang besar untuk

permasalahan polusi udara dan terus terjadi di berbagai belahan dunia.

Zat polutan udara dibagi menjadi dua demi kepentingan pengaturannya, yakni:

Kriteria polusi udara (Criteria Air Polutants) dan Kontaminan udara beracun

(Toxic Air Contaminants).

a. Criteria Air Polutants

Merupakan komponen tipikal asap dan termasuk bahan kimia yang

diemisi dalam jumlah besar dan berbagai sumber seperti carbon

monoxida (CO), Sulfur Oxide (SOx), dan nitrogen oxide (NOx). Kata

“criteria” dijelaskan sebagai bahan kimia yang memiliki standar masing-

masing yang ditentukan oleh United States Environmental Protection

Agency (EPA) dan dalam pelaksanaannya diidentifikasi oleh ilmuwan

lingkungan yang meneliti resiko kesehatan akibat polusi.

b. Toxic Air Contaminant

TAC pada umumnya merupakan zat-zat selain CAP dan terdapat beberapa

peraturan yang mengaturnya.

Jenis Sumber Polutan

Terdapat banyak jenis sumber bahan kimia yang dilepaskan di udara di Amerika

Serikat. Untuk kepentingan pengaturan, maka dibagi menjadi sumber yang

bergerak (mobil, bus, truk) dan sumber yang statis (industri).

7

Page 8: Proposal Wts

Sumber statis dibagi atas sumber mayor dan sumber minor. Sumber mayor pada

umumnya memiliki kebutuhan energi yang besar dan memenuhi kebutuhan ini

dengan pembakaran bahan bakar yang bervariasi, dan menghasilkan emisi CAP

yang signifikan. Hasil emisi terbesar adalah karbon monoxide dan oxide nitrogen

dan sulfur. Sumber minor pada umumnya terkait dengan emisi yang lebih

rendah . Proses industri spesifik menggunakan bahan kimia yang sama dan

menghasilkan emisi yang serupa. Binatu kecil memiliki emisi chloroethylene,

yang merupakan karsinogenik bagi hewan maupun manusia.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PETUGAS KESEHATAN

Studi epidemiologi terhadap efek samping dari polusi udara difokuskan kepada

komponen major kabut, seperti ozone, dan partikel lain seperti nitrogen oxides,

dan karbon dioksida. Sebuah studi terbaru memperlihatkan anak yang tumbuh

di kawasan berpolusi udara tinggi di Amerika (contohnya: Los Angeles)

menderita penurunan fungsi paru, infeksi pernafasan meningkat, dan serangan

asma. Terdapat peningkatan bukti akan adanya hubungan antara toksititas udara

dan perubahan biologik, yang ditandai dengan penyakit alergi jalan nafas, seperti

peningkatan cytokins proinflamasi dan sel inflamasi pada epitel bronchiolar,

peningkatan sekresi musin, dan elevasi imunoglobullin (Ig) E.

II.3 Polusi Udara

Menurut Harssema (1998), polusi udara diawali oleh adanya emisi.

Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke

udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam

maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut biogenic

emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri

pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang disebabkan

kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic

emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia

yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya.

8

Page 9: Proposal Wts

Sumber polusi udara dapat pula dibagi atas :

1. Sumber bergerak, seperti: asap kendaraan bermotor menghasilkan

karbon onoksida (CO) dan partikel-partikel polusi. Fraksi O3 yang

merupakan produk reaksi kompleks photochemical antara nitrogen

oksida (NO) dan volatile organic compounds (VOC) yang merupakan emisi

automotive tailpipes.

2. Sumber tidak bergerak, seperti:

a. Sumber titik, contoh: cerobong asap pabrik yang menghasilkan emisi

sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), dan asam sulfat (H2SO4)

b. Sumber area, contoh: hasil-hasil pembakaran dengan bahan bakar

yang menghasilkan volatile organic compounds (VOC). Hal ini sangat

berperan dalam pembentukan ozon (O3) di atmosfer.

Polutan Udara Standar Efek Utama Pada

Kesehatan

Ozon 0,12 ppm,dalam

konsentrasi

maksimum selama1

jam dan 0,08 ppm

dalam konsentrasi

rata-rata selama 8

jam

Peningkatan gejala

respirasi

Penurunan fungsi

paru

Inflamasi saluran

nafas

Peningkatan respon

saluran nafas

terhadap rangsangan

nonspesifik

Nitrogen dioksida 0,053 ppm dalam

konsentrasi sedang

dalam hitungan tiap

tahun

Peingkatan gejala

respirasi dan penyakit

pada anak-anak

Partikel debu

(Particulate matter)

(PM10)

50µg/m3 dalam

konsentrasi sedang

dalam hitungan tiap

tahun dan 150µg/m3

dalam konsentrasi rata-

Peningkatan gejala

respirasi

Peningkatan penyakit

respirasi

9

Page 10: Proposal Wts

(PM2,5)

rata dalam 24 jam

15µg/m3 dalam

konsentrasi sedang

dalam hitungan tiap

tahun dan 65µg/m3

dalam konsentrasi rata-

rata dalam 24 jam

Peningkatan

morbiditas respirasi

pada seseorang

dengan asthma dan

PPOK

Peningkatan

morbiditas

kardiovaskular pada

seseorang dengan

penyakit jantung

iskemik

Peningkatan

mortalitas

kardipulmonar pada

usia lanjut.

Sulfur dioksida 0,03ppm dalam

konsentrasi sedang

dalam hitungan tiap

tahun dan 0,14 ppm

dalam konsentrasi

rata-rata dalam 24

jam

Peningkatan gejala

respirasi

Peningkatan

morbiditas &

mortalitas respirasi

Penurunan fungsi

paru pada pasien

asma

Timah Hitam 1,5µg/m3 dalam

semperempat

konsentrasi rata-rata.

Defisit kognitif pada

anak-anak

Karbon Monoksida 9ppm dalam

konsentrasi rata-rata

selama 8 jam dan

35ppm dalam

konsentrasi rata-rata

selama 1 jam

Peningkatan hasil

reproduksi yang

merugikan

Penurunan kapasitas

aktivitas pada dewasa

sehat

Onset dengan durasi

10

Page 11: Proposal Wts

singkat dan

peningkatan durai

angina pada

seseorang dengan

penyakit jantung

koroner.

PPOK: Penyakit Paru Obstruktif Kronik; PM10: diameter particulate

matter <10µm; PM2,5: diameter particulate matter <2,5µm; ppm:parts

per million

Tabel 1. Kriteria Polutan Udara

11

Page 12: Proposal Wts

Tabel 2. Kualitas Udara Standar Untuk Gas dan Debu di Amerika.

II.4 Pencemaran Air

Manajemen konvensional air minum dan air limbah perlengkapan

melibatkan pemisahan aliran dua aliran cairan dan perlindungan pasokan air

minum dari kontaminasi dengan isi dari aliran air limbah. sistem air limbah

konvensional perawatan dikembangkan untuk menghilangkan bahan organik

dari air limbah berdasarkan kebutuhan oksigen biokimia mereka (BOD) atau

kebutuhan oksigen kimia (COD). BOD adalah ukuran beban ditempatkan pada

sumber oksigen dari air penerima, biasanya sebagai hasil dari pertumbuhan

mikrobiologis. efisiensi pengobatan dievaluasi berdasarkan pengangkatan

Direksi oleh fasilitas pengobatan. Kecuali dinyatakan lain, Direksi menandakan

kebutuhan oksigen biokimia selama 5 hari pada 20 derajat.

Direksi berguna untuk menentukan sejauh mana oksigen dapat

digunakan oleh pasokan kehidupan mikroba. tes ini adalah yang paling penting

dalam pengelolaan air limbah dan di bidang manufaktur makanan dan fasilitas

air minum persiapan. konsentrasi tinggi oksigen terlarut memprediksi bahwa

pengambilan oksigen oleh mikroorganisme rendah, dan bahwa rincian dari

sumber-sumber gizi dalam air oleh mikroorganisme juga rendah. konsentrasi

rendah oksigen terlarut menandakan tuntutan mikroorganisme tinggi dan

menyiratkan kontaminasi air.

12

Page 13: Proposal Wts

COD juga digunakan dalam penilaian kualitas air. tes ini menentukan jumlah

material yang teroksidasi dalam air. itu bervariasi dengan komposisi air, suhu,

konsentrasi pereaksi, waktu kontak, dan faktor lain. secara umum, COD, BOD,

dan karbon organik total (TOC), metode cepat memperkirakan kontaminasi

organik dari air, yang berkorelasi. fasilitas pengolahan juga dirancang untuk

menghilangkan padatan tersuspensi total (TSS) ke level yang bersifat

mikrobiologis dan estetik diterima. baru-baru ini, tersier perawatan fasilitas

telah dirancang yang meningkatkan penghapusan patogen untuk menghasilkan

air jadi dengan jumlah patogen yang sangat rendah.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan

oksigen

2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air

3. Pendangkalan dasar perairan

4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi

5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat

6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama

dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna

terutama predator

7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung

8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak

mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang

tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan

pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar

tanah tetap bersih, misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman

atau perumahan

13

Page 14: Proposal Wts

2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan

atau ekosistem

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat

kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran

4. Memperluas gerakan penghijauan

5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan

6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan

hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya

7. Melakukan intensifikasi pertanian

II.5 Perilaku Merokok dan Kesehatan Kerja

Insidens dan Prevalensi Merokok

Saat ini di Amerika Serikat 25% orang dewasa merokok. Distribusi perokok

dengan beberapa variasi pekerjaan tidaklah sama. Orang dengan tingkat

pendidikan lebih tinggi kurang menyukai merokok. Petani, buruh dan pekerja

layanan jasa lebih sering merokok dan rata-rata merokok lebih banyak

jumlahnya daripada orang yang meiliki pendidikan lebih tinggi. Rata-rata 80%

pekerja industri merokok. Laki-laki lebih sering merokok dibanding perempuan.

Kebanyakan buruh tidak mengerti hubungan antara rokok, pekerjaan dan

penyakit, merokok sebagai tanda sosial ekonomi rendah yang mungkin

dipengaruhi oleh perbedaan pola diet, besarnya konsumsi alkohol, dan tingginya

polusi air di lingkungan rumah- karena sebab keduanya, baik polusi industri

terkait dengan lokasi geografi rumah dan peningkatan kemungkinan untuk

paparan rokok tembakau di rumah. Rokok dipercaya mempengaruhi 30% kasus

kanker di Amerika Serikat saat ini. 90% kanker paru, 75% kanker mulut, laring

dan esofagus, 30-40% kanker kandung kemih dan ginjal, dan sekitar 15-30 %

menderita leukimia dan myeloma. Peningkatan insidensi kanker paru sejalan

14

Page 15: Proposal Wts

dengan peningkatan konsumsi rokok. Karena  perempuan mulai meroko lebih

lambat daripada laki-laki, ratio kanker paru mulai pada perempuan lebih lambat.

Ancaman kesehatan bagi non-perokok

Paparan asap rokok memang mengganggu, terutama menyebabkan iritasi pada

mata, hidung dan kelainan penciuman. Perokok pasif juga terganggu fungsi

parunya. Hal ini diobservasi pada anak-anak dengan ibu yang merokok bahwa

pada tahun pertama kehidupan akan lebih mudah terkena infeksi pernapasan ,

serangan asma, dan penurunan fungsi paru pada tes fungsi paru. Pada orang

dewasa, paparan pada perokok pasif menunjukkan terpicunya angina pektoris

atau asma sebagai dampak dari gangguan ringan pada saluran pernapasan kecil,

walaupun pada fase selanjutnya belum diketahui secara jelas. Paparan asap

rokok lingkungan pada non-smoker menyebabkan meningkatnya resiko 30%

pada penyakit jantung koroner.

Perokok pasif dan penyakit pada arean tempat kerja

Paparan di tempat kerja dari asap rokok dapat menghasilkan jumlah asap yang

signifikan dan perokok pasif yang terpapar akan terkena gangguan fungsi paru

dan resiko kanker paru. Bagi pekerja non-perokok yang berbagi tempat kerja

yang sama dengan perokok harus menyadari bahaya dari paparan asap rokok

dan paparan zat industri yang berbahaya. Resiko ini jauh lebih tinggi pada

pekerja yang merokok dan tidak merokok berkerja bersama dalam ruangan

dengan ventilasi udara yang kurang. Asma pada orang dewasa dilaporkan

dipengaruhi oleh pengaruh asap rokok lingkungan namun hal ini masih

diperdebatkan.

Kontrol dari perilaku merokok di tempat kerja

Jika program dari kesehatan kerja adalah untuk mencegah penyakit dan

kecacatan, yang paling efektif adalah dengan mengontrol perilaku merokok.

Penting untuk mengontrol paparan dari zat indutri berbahya yang nyata tetapi

15

Page 16: Proposal Wts

eliminasi total paparan jika memungkinkan. Program kesehatan pekerja yang

optimal harus termasuk kontrol yang berkelanjutan dari paparan zat berbahaya

dan rokok. Program mengontrol perilaku merokok ini adalah upaya untuk

membujuk untuk menghentikan rokok dan mengontrol lingkungan untuk

melindungi non-perokok dari asap rokok.

Pada beberapa perusahaan di Amerika Serikat, dilakuikan pembatasan rokok

selama bekerja bahkan pada perusahaan besar dilarang merokok sama sekali.

Hal ini tentu mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari dengan

harapan bahwa akan timbul keinginan untuk berhenti. Strategi kedua adalah

dengan dikembangkannya program untuk membujuk pekerja agar berhenti

merokok dengan konseling dan diberikan pendidikan/ pengetahuan atau

menawarkan untuk mengikuti program perkumpulan berhenti merokok dengan

bekerja atau membayar. Strategi ketiga adalah dengan tidak mempekerjakan

orang yang merokok, hal ini dilakukan terutama pada pekerjaan beresiko tinggi

yang berkaitan dengan asbestos, dan tambang uranium.

Kontrol pada paparan perokok pasif. Konsentraasi asap rokok dalam ruangan

bergantung dari ukuran ruangan, jumlah orang yang merokok dalam ruangan

itu, jumlah ventilasi dan faktor lainnya seperti permukaan dinding. Ventilasi

langsung dengan udara luar atau menggunakan sistem filtrasi yang memiliki

efisiensi tinggi dapat menurunkan konsentrasi asap dan dibutuhkan sebagai

kontrol minimal dengan tempat kerja bagi perokok. Namun walaupun dengan

menggunakan ventilasi pada area yang mengunakan air conditioner, konsentrasi

bagian dari karbon monoksida masih ditemukan sehingga ventilasi menjadi

tidak adekuat. Jika mungkin memisahkan antara pekerja yang merokok dengan

yang tidak merokok. Namun apabila tidak memungkinkan dapat digunakan

barier.

II.6 Sensitivitas Pajanan Bahan-Bahan Kimia

Istilah multiple chemical sensitivity atau sensitivitas kimia multipel seperti

didefinisikan pada 1987 merupakan satu penyakit didapat yang mempunyai ciri

karakteristik dengan gejala yang berulang, merujuk kepada pelbagai sistem

16

Page 17: Proposal Wts

organ, yang terdedah kepada pelbagai pajanan kimiawi meskipun pada dosis

jauh di bawah yang ditetapkan yang dapat menimbulkan efek kepada tubuh.

Untuk mengatakan sesuatu itu adalah MCS, 7 kriteria berikut haruslah dipenuhi

1. Penyakit diperoleh berhubung dengan pajanan, insult atau kesakitan dari

persekitaran yang telah terdokumentasi.

2. Gejala meliputi lebih dari 1 sistem organ

3. Gejala berulang dan memberat sebagai respon kepada stimuli yang bisa

diprediksi

4. Gejala timbul dari pendedahan dari bahan kimiawi dari pelbagai struktur

dan toksikologi

5. Gejala timbul dari eksposure yang dibenarkan

6. Eksposure bersifat sangat minimal dan di bawah ambang batas yang

dibenarkan yang diketahui bisa merusak tubuh

7. Tidak ada pemeriksaan yang khusus pada mana-mana sistem organ yang

mampu menjelaskan gejala-gejala yang timbul

Istilah awal untuk kelainan ini termasuk environmental hypersensitivity

(EH) dan environmental illness (EI). Environmental hypersensitivity didefinisikan

sebagai penyakit multisistem kronis (melebihi 3 bulan) yang biasanya

melibatkan gejala dengan sistem saraf sentral dan sedikitnya satu sistem organ

yang lain. Pasien biasanya tidak bisa menoleransi kepada beberapa jenis

makanan dan bertindak balas kepada beberapa bahan kimiawi atau agen

lingkungan lain atau dengan kombinasi pajanan pada kadar yang masih bisa

ditoleransi umum. Individu yang terkena bisa mengalami pelbagai tahap

morbiditas dari yang ringan sehingga kepada satu disabilitas berat. Pada

pemeriksaan fisik, pasien biasanya bebas dari pajanan abnormal. Perbaikan

biasanya berhubungan dengan menghindari agen penyebab dan gejala dapat

timbul semula dengan pajanan semula pada agen. Environmental illness telah

dijelaskan sebagai penyakit didapat yang mempunyai karakteristik pelbagai jenis

gejala yang disebabkan dan/atau diperberat dengan pendedahan kepada agen

lingkungan. Gejala meliputi multiple organ termasuk neurologik, endokrin,

genitourinary dan immunologic. Belakangan ini, panel World Health

Organization mencadangkan penggunaan istilah MCS dan EI digantikan dengan

17

Page 18: Proposal Wts

Idiopathic Environmental Illness (IEI) kerana menurut mereka penggunaan

sensitivity bisa menunjukkan penyebab allergic sedangkan hubungan antara

gejala dan eksposure masih belum bisa dibuktikan. Istilah IEI tidak di guna pakai

kerana kata ini mencadangkan tidak ada entiti klinikal dengan mekanisma

patofisiologi penyakit.

Pasien dengan MCS harus dibedakan dengan individu dengan penyakit

akibat kerja akut lain seperti intoksikasi akut daripada pelarut, asma akibat kerja

dan sinusitis/rhinitis allergic. Pada kondisi ini biasanya terdapat hubungan

antara kondisi dan pajanan yang lebih jelas. Beberapa organisasi medis termasuk

academy of allergy and Immunology mengeluarkan kenyataan berhubung

kurangnya bukti saintifik berhubung efek toksik pajanan kimia lingkungan

dengan pasien MCS. Organisasi-organisasi ini gagal menemukan bukti adanya

hubungan dan mencadangkan MCS sebagai salah satu daripada kelainan

psikologikal atau sikap.

Tidak ada satu proses eksposur kimiawi yang lebih khusus dalam asosiasi

dengan onset MCS. Berdasarkan rekod, individu dengan MCS rata-rata adalah

perempuan(70-80%) dalam umur antara 30-40 tahun dengan riwayat kerja dari

pelbagai jenis industri. MCS cenderung mengenai pada status sosioekonomik

yang lebih tinggi dan mempunyai kepelbagaian dalam pajanan dari pekerjaan

dan lingkungan. Populasi lain yang diidentifikasi bisa meninmbulkan gejala MCS

termasuk pekerja industrial, anak sekolah, penduduk dari suatu komuniti di

mana udara atau air lingkungan yang sudah terkontaminasi bahan kimia,

individu dengan sifat unik, pajanan tersendiri kepada pelbagai jenis bahan kimia

termasuk udara domestic, pestiside, narkoba atau produk consumer lain.

Beberapa subset diagnostik lain dilaporkan antara individu dengan solvent-

associated psychoorganic syndrome, chemical headache dan intoleransi kepada

solvent.

Gejala MCS juga menyerupai mereka dengan sick building syndrome, satu

konstelasi antara gejala berhubungan kerja yang banyak dan lingkungan di

dalam ruangan seperti nyeri kepala, iritasi mata, hidung, tenggorokan, lesu dan

pusing tanpa etiologi yang jelas. MCS juga dilaporkan mengikuti pajanan

18

Page 19: Proposal Wts

pestiside kepada pekerja kasino dan beberapa pejabat berikutan kejadian luar

biasa sick building syndrome.

II.7 Penyakit Terkait Bangunan

Insiden dari sick building syndrome tidak diketahui tetapi dilaporkan

bahwa wabah penyakit yang konsisten dengan diagnosis ini telah meningkat

secara dramatis beberapa tahun terakhir.

Polusi yang bertanggugjawab untuk sindrom ini tidak dapat diidentifikasi.

Walaupun pengukuran secara luas untuk berbagai kemungkinan polusi telah

dilakukan, belum ditemukan zat yang konsisten ada pada konsentrasi yang

dinilai cukup untuk menimbulkan gejala.

Kemungkinan penyebab atau faktor kontribusi untuk sick building

syndrome

KATEGORI FAKTOR

Faktor Bangunan Polutan

Senyawa Organik Volatil

Formaldehyde

Bau

Debu inorganik

Agen microbial

Polutan lain

Ventilasi udara segar tidak inadekuat

Sistem ventilasi utama dengan tidak ada jendela yang beroperasi

Kelembaban relatif rendah

Suhu tinggi

Faktor bulu domba

Karpet

Bahan dinding tekstil

Faktor papan rak

Bising

19

Page 20: Proposal Wts

Faktor Host Atopi (hayfever/asma)

Riwayat sakit kepala migrain

Jenis kelamin wanita

Kondisi psikologis

Faktor Pekerjaan Stres kerja

Kurangnya kontrol pekerjaa/lingkungan

Ketidakpuasan dengan supervisor

Tidak adanya pekerjaan yang bervariasi

Kepuasan pekerjaan dikurangi dengan kuantitas pekerjaan

Kecepatan kerja tinggi

Sedikit berpengaruh dalam organisasi

b. TEMUAN KLINIS

Gejala khususnya terjadi segera setelah memasuki bangunan dan mereda

segera setelah meninggalkan bangunan.

(Dikutip dari kepustakaan 4)

Beberapa metode untuk membantu menegakkan diagnosis sick bulding

syndrome terlihat pada tabel 6.

20

Page 21: Proposal Wts

(Dkutip dari kepustakaan 2)

c. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Untuk pasien secara individu, penanganan terdiri dari penghiburan

dengan penjelasan dari sumber yang nyata dan sifat ringan dari gejala

dan hindarkan sementara dari lingkungan jika perlu. Adapun pencegahan

yang bisa dilakukan seperti modifikasi atau menyingkirkan sumber

polutan adalah pendekatan yang efektif untuk menyelesaikan masalah

IAQ (Indoor Air Quality) ketika sumbernya diketahui dan layak dikontrol.

Contohnya termasuk perawatan rutin sistem HVAC (heating, ventilating,

air conditoning), terdiri dari membersihkan secara berkala atau

mengganti saringan; mengganti ubin langit-langit dan karpet yang

ternoda air; tentukan batasan merokok; penyimpanan dan penggunaan

cat, perekat, pelarut dan pestisida pada area dengan ventilasi bagus.3

II.8 Tinjauan Hukum Mengenai Pemukiman

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut

Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999

meliputi parameter sebagai be rikut :

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,

aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;

21

Page 22: Proposal Wts

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

atau bekas tambang;

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti

jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas

beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 mcg maksimum 150mcg/m

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

5. Prasarana dan sarana lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan;

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

penyakit;

22

Page 23: Proposal Wts

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak

mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki

dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu

penerangan jalan tidak menyilaukan mata

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan kesehatan;

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi

persyaratan kesehatan;

f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat

kesehatan;

g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat

kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;

h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;

i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat;

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung

dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes

No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat

membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 g/m2 ,

23

Page 24: Proposal Wts

asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300

mg/kg bahan;

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruangan

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air

dan mudah dibersihkan;

c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan

tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara

a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30oC;

b. Kelembaban udara 40 – 70 %;

c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

d. Pertukaran udara 5 kaki 3/menit/penghuni;

e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

5. Ventilasi

24

Page 25: Proposal Wts

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

6. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Penyediaan air

a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/

orang/hari;

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air

minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8. Sarana penyimpanan makanan. Tersedia sarana penyimpanan makanan

yang aman .

9. Pembuangan Limbah

a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak

mencemari permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang

tidur

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA UNHAS

Rumah susun sederhana sewa dibangun atas kerja sama antara PT Perumnas-

Unhas yang terletak di depan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin

25

Page 26: Proposal Wts

Sudirohusodo dengan jumlah 2 unit dan total 158 kamar dan masing-masing

kamar memiliki daya huni 2 orang.

BAB IV

CARA PEMANTAUAN

Kami merencanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi

kesehatan lingkungan di area Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) Unhas

dan mengindentifikasi faktor-faktor yang terkait. Pemantauan ini dilakukan

dengan metode walk though survey dengan menggunakan check list dan

quisioner.

IV.1 Lokasi

Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja adalah di Rumah Susun

Sederhana Sewa (rusunawa) Unhas yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan,

depan Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

IV.2 Waktu

26

Page 27: Proposal Wts

Waktu pelaksanaan yaitu 5-9 Maret 2012 dengan agenda sebagai berikut.

No. Tanggal Kegiatan

1.

2.

3.

4.

5.

5 Maret 2012

6 Maret 2012

7 Maret 2012

8 Maret 2012

9 Maret 2012

- Melapor ke bagian K3 RSWS

- Pengarahan kegiatan

- Pembuatan proposal

- Walk Through Survey

- Pembuatan laporan Walk Through

Survey

- Presentasi laporan Walk Through

Survey

BAB VI

PENUTUP

Demikianlah proposal walk through survey kondisi kesehatan lingkungan di area

rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Unhas, diharapkan kegiatan ini dapat

membantu petugas untuk memahami masalah-masalah kesehatan kerja dan

dapat melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap akibat-akibat yang

ditimbulkannya sehingga tercapai budaya sehat dalam bekerja.

27

Page 28: Proposal Wts

DAFTAR PUSTAKA

TeitJoseph La Dou, Editor. A Lange Medical Book: Current Occupational And

Environmental Medicine Third Edition. San Fransisco : Penerbit Mc Graw Hill.

2004. Caphter 38-46

28