46
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu bayi telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan mempunyai peranan penting , kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama hamil dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi. Disisi lain masih banyak perilaku ibu yang salah dalam memilih makanan dan kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa mempertimbangkan gizi yang diperlukan tubuh. Disamping itu pada masyarakat pedesaan masih terdapat adat kebiasaan berpantangan terhadap makanan sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan akan pentingnya zat besi pada bayi. (2)

Proposal Wiwit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wiwit

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahKehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu bayi telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.

Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan mempunyai peranan penting , kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama hamil dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi. Disisi lain masih banyak perilaku ibu yang salah dalam memilih makanan dan kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa mempertimbangkan gizi yang diperlukan tubuh. Disamping itu pada masyarakat pedesaan masih terdapat adat kebiasaan berpantangan terhadap makanan sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan akan pentingnya zat besi pada bayi.(2)

Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari.(3)

Dampak kekurangan gizi pada wanita hamil dapat dilihat dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan kesakitan serta peningkatan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Gizi selama kehamilan sangat diperlukan untuk kesehatan ibu, kualitas kehamilan dan keselamatan hidup bayi. Perbaikan keadaan gizi ibu selama kehamilan tidak hanya bermanfaat untuk ibu tersebut tetapi juga untuk mengoptimalkan pertumbuhan bayi di dalam dan di luar kandungan. Ibu hamil memerlukan lebih banyak intake protein, vitamin C dan zat besi dibanding wanita biasa tanpa kehamilan. Apabila ibu hamil sampai kekurangan asupan zat gizi dapat mengakibatkan terjadi anemia karena dalam kehamilan keperluan zat-zat makanan meningkat dan terjadi perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.(4)

Selain itu kebutuhan zat gizi selama hamil diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan lainnya. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidrema cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.(4)

Menurut data survei kesehatan keluarga tahun 2000, diperoleh data satu dari dua puluh penduduk Indonesia menderita kekurangan darah. Prevalensi pada ibu hamil mencapai 50 persen, ibu menyusui 45 persen, dan remaja putri mencapai 5 persen. Data ini menguatkan bahwa kekurangan darah banyak diderita kaum perempuan dibandingkan laki-laki. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 menunjukkan, bahwa prevalensi anemia gizi ibu hamil di Indonesia cukup tinggi yaitu 55,1 %.(5).

Dari hasil data PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) di Puskesmas Losari pada bulan april tahun 2011 terdapat ibu hamil sebanyak 193 orang. Yang terkena anemia sebanyak 21 (10,8%) dan kurang energi khronis (KEK) sebanyak 2 (1,04% ).

Berdasarkan latar belakang di atas, adanya resiko dalam kehamilan sangat memegang peranan penting terhadap kualitas kehamilan dan keselamatan hidup bayi, sehingga peneliti ingin mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Nutrisi dalam kehamilan .

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Nutrisi dalam kehamilan di Puskesmas Losari tahun 2011?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk dapat mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Nutrisi dalam kehamilan di Puskesmas Losari tahun 2011.

Tujuan Khusus

a Untuk dapat mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nutrisi dalam kehamilan

b Untuk dapat mengetahui Gambaran Sikap Ibu Hamil tentang nutrisi dalam kehamilan.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis

Menambah wawassan bagi peneliti dalam pengembangan dan pengetaahuan ilmu kesehatan.

Manfaat praktis

a. Memberikan masukan pada masyarakat terutama ibu hamil tentang nutrisi sehingga lebih memperhatikan kebutuhan gizi selama kehamilan dan sesudahnya sehingga dapat mencegah masalah kekurangan gizi serta diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku kearah yang lebih baik.

b. Dapat digunakan sebagai data dasar, acuan atau informasi untuk penelitian selanjutnya, misalnya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang nutrisi dengan kejadian anemia dalam kehamilan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Nutrisi dalam Kehamilan di Puskesmas Losari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil yang terdapat di Puskesmas Losari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera seseorang yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.(6)

Berdasarkan pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman dan pengalaman indrawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini biasa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan ciri, sifat dan gejala yang ada pada objek empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali. Ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme lebih menekankan pada pengalaman.

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

a. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

b. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

c. Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pertanyaan atau pendirian tanpa menunjukan sikap pro anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.(6)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif, yaitu :

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami ( Comprehention )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar teentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjeaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini dartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis ( Analysys )

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisa merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

e. Sintesa ( Syntesis )

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isis materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responder kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lihat sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas.

3. Perubahan (adopsi) perilaku dan indikatornya

a. Menurut Skiner

Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus/rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulasi terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons).

Skiner membedakan adanya 2 respon :

1. Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang cenderung tetap. Misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. Respondent respon juga mencakup perilaku emosional seperti mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya.

2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Ada 2 jenis perangsang (Reinforcing) yaitu positif dan negative perangsang. Perangsang positif adalah sesuatu hal yang diberikan pada seseorang yang bersifat penghargaan atas apa yang dilakukannya, sedangkan perangsang negatif adalah kebalikannya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :

a) Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert bahaviour atau unobservable behaviour , misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks dan sebagainya.

b) Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt bahaviour, tindakan nyata atau praktek (practice) missal, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TBC paru minum obat secara teratur, dan sebagainya.

Untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut :

1) Melakukan identifikasi hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau reward bagi perilaku yang akan dibentuk.

2) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut akan disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbukanya perilaku yang dimaksud.

3) Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

4) Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan, hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, yang kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk, setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

b. Menurut Notoatmodjo

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap, yaitu:

1. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya.

Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi :

a) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit

b) Pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat.

c) Pengetahuan tentang lingkungan

2. Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulasi atau objek (dalam hal ini masalah kesehatan, termasuk penyakit). Indicator-indikator untuk sikap kesehatan yang sejalan dengan pengetahuan kesehatan.

3. Praktik atau Tindakan (Practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penelitian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Tradisional untuk memperoleh pengetahuan

1. Cara yang paling tradisional, cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelumnya adanya peradaban. Cara coba-coba ini dilakukan dengan melakukan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tidak berhasil di coba kemungkinan yang lain.

2. Cara kekuasaan atau otoritas, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, ototritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4. Melalui jalan piker, terbagi :

a) Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum.

b) Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.

b. Modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis, ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Metodologi Penelitian)

5. Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.

Kriteria metode ilmiah, yaitu :

a. Berdasarkan fakta

b. Bebas dari prasangka

c. Menggunakan prinsip analisis

d. Menggunakan hipotesis

e. Menggunakan ukuran objektif

6. Cara Mengukur Pengetahuan

Untuk pengukuran pengetahuan terhadap seseorang yaitu dengan menggunakan pertanyaan baik lisan maupun tulisan. Adapun pertanyaan (test) yang dapat digunakan untuk pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay

b. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), benar salah dan pertanyaan menjodohkan.

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektifkarena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan factor subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang yang satu dibandingkan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, benar salah, menjodohkan disebut pertanyaan objektif Karen pertanyaan-pertanyaan dapat dinilai secara pasti untuk penilaiannya tanpa melihat factor subjektivitas dari penilai.(7)

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden dalam pengetahuan yang kita ketahui atau kita ukur disesuaikan dengan tingkatannya.(6)

Penelitian kuesioner tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut

a. Baik : Dengan skor > 75% - 100%

b. Cukup : Dengan skor 60% - 75%

c. Kurang : Dengan skor < 60% (8)

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya terjadi proses yang beruntun, yaitu :

a. Awareness (kesadaran), dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek.

b. Interest (tertarik), dimana seseorang mulai tertarik kepada objek.

c. Evaluation (evaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya objek baginya.

d. Trial (mencoba), dimana seseorang mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption (adaptasi), dimana seseorang telah berperilaku baru yang sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, motivasi dan sikapnya terhadap objek.

7. Pengertian Sikap

Adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan seseorang terhadap sesuatu. Keyakinan bahwa diskriminasi itu salah merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas. Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu : kesadaran, perasaan, dan perilaku.

Menurut Benjamin Bloom, Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.

8. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.(4)

a. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan

10 Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda . Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini. Namun, tanda yang pasti dari kehamilan adalah terlambatnya periode menstruasi. Selain itu di dapatkan tanda tanda lain yaitu :

1. Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan sentuhan. Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah konsepsi (pembuahan). Dalam waktu 2 minggu setelah konsepsi, payudara seorang wanita hamil akan mengalami perubahan untuk persiapan produksi.

2. Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan pertama. Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan muntah dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual dan muntah ini adalah perubahan hormonal yang dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah. Gejala ini dialami oleh 75% wanita hamil.

3. Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan atau kadar gula darah yang rendah.

4. Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan yang disebabkan oleh peningkatan hormon.

5. Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan dan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan.

6. Perubahan mood karena pengaruh hormon.

7. Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi berimplantasi (melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah fertilisasi (pembuahan). Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid, dan tidak berlangsung lama.

b. Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil

1. Sistem Reproduksi

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Perubahan uterus adalah sebagai berikut: pada minggu ke-16 dari luar, fundus uteri kira-kira terletak diantara setengah jarak pusat ke simfisis, pada minggu ke-20 fundus uteri terletak kira-kira dipinggir bawah pusat, pada minggu ke-24 fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat, pada minggu ke-28 fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifodeus, pada minggu ke-39 fundus uteri terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus xifodeus, pada minggu ke-36 fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosessus xifodeus, pada minggu ke-40 fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosessus xifodeus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul.(9)

Vagina, terjadi pembuluh darah vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick), kekenyalan ( elastis). Vagina bertambah artinya daya direnggang bertambah, sebagai persiapan persalinan.

2. Sistem Darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih banyak dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25% sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% .(9)

3. Sistem Pernapasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen (O2). Disamping itu juga terjadi desakan diafragma, karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. .(9)

4 Sistem Pencernaan

Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat, dapat menyebabkan terjadinya mual dan sakit atau pusing kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiper emisis progesteron juga menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. .(9)

5 Perubahan pada Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophone stimulating hormone lobus anterior dan pengaruh kelenjar supranelis hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola papilla mamae, pada pipi (Cloasma gravidarum). (9)

c. Kehamilan dibagi dalam 3 bagian :

1. Kehamilan triwulan pertama : 0-12 minggu

2. Kehamilan triwulan ke dua : 12-28 minggu

3. Kehamilan triwulan ke tiga : 28-40 mingguDalam triwulan pertama alat-alat dibentuk, triwulan ke dua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna, trimester terakhir telah viable (telah hidup). Bila hasil konsepsi dikeluarkan pada kehamilan di bawah 20 minggu disebut abortus (keguguran). Dan bila terjadi 36 minggu disebut partus prematurus.(10)

d. Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan

1. Asam folat. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida). Wanita hamil disarankan mengkonsumsi asam folat 400 g/hari selama 12 minggu kehamilan karena kebutuhan asam folat tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan.

2. Zat besi. Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen di dalam darah. Selama kehamilan, suplai darah meningkat untuk memberikan nutrisi ke janin. Suplemen besi yang dibutuhkan adalah 30 50 mg/hari dan disarankan pada wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl pada akhir kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging, telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk untuk meningkatkan penyerapan.

3. Kalsium. Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1.200 mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.

9. Nutrisi Ibu Hamil

Telah diketahui bahwa janin dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua yaitu untuk ibu sendiri dan untuk anak dalam kandungannya.

Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia post partum, sepsis puerperalis sedangkan makanan secara berlebihan karena ibu hamil tersebut salah mengarti bahwa ia makan untuk dua orang dapat pula menyebabkan komplikasi antara lain pre eklampsia, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita hamil tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati.(4)

a Kebutuhan gizi pada ibu hamil

Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan:

1. Cukup kalori, protein yang tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta.

2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak.

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil.

4. Perencaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik dan memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayinya kelak.

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah.

6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan.

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.

Bahan pangan yang digunakan meliputi enam kelompok:

1. Makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati)

2. Susu dan olahannya

3. Roti dan bebijian

4. Buah dan sayur yang kaya akan vitamin C.

5. Sayuran berwarna hijau tua

6. Buah dan sayur lain

Jika keenam makanan ini digunakan, maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh wanita hamil akan terpenuhi.(10) Kebutuhan zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat janin dan kecepatan janin mensintesa jaringan-jaringan baru. Dengan demikian kebutuhan zat gizi akan maksimum pada minggu-minggu mendekati kelahiran . Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik dan dari makanan ibu sehari-hari sewaktu hamil. Makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi, sebagai berikut :

a) Kebutuhan kalori

Kebutuhan pada waktu hamil adalah 300-500 kcal lebih banyak dari makanan yang biasa ibu makan setiap hari. Penambahan 300-500 kcal ini dianggap zat-zat gizi lain (protein, vitamin dan mineral) juga ikut terpenuhi baik untuk kebutuhan ibu sendiri maupun untuk kebutuhan janin.(11)

Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi sangat sedikit namun pada akhir semester terjadi peningkatan. Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mammae dan penimbunan lemak. Selama trimester akhir kalori digunakan khususnya untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Sumber kalori antara lain karbohidrat, protein dan lemak. Makanan yang mengandung hidrat arang antara lain golongan padi-padian seperti beras, jagung, gandum dan golongan umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar dan ubi kayu, lain-lainnya misalnya sagu.(11)

b) Kebutuhan protein

Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin penambahan volume darah dan pertumbuhan mammae serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 g lebih banyak dari yang tidak hamil.

Sumber protein antara lain protein hewani: daging, ikan, unggas, telur, kerang, dan lain sebagainya. Protein nabati antara lain kacang-kacangan; seperti kacang kedelai, kacang tanah , kacang tolo.

c) Kebutuhan lemak

Lemak selain sebagai kalori juga untuk memperoleh vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,B, E, dan K.

d) Kebutuhan vitamin

Kebutuhan vitamin meningkat selama hamil, vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein.

1. Vitamin A

Penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi dan juga diperlukan untuk pemelihaan jaringan mata. Sumber vitamin A: hewani seperti minyak ikan kuning telur, nabati seperti wortel, sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan yang berwarna merah seperti tomat, papaya.

2. Vitamin B komplek

Vitamin B komplek mengandung vitamin B1, B2, asam nikotin (niasin), B6, B12 dan asam folik. Vitamin B1 penting untuk pembakaran hidrat arang, guna menghasilkan tenaga serta urat saraf. Sumber vitamin B1: hewani ; telur, ginjal, otak ikan. Nabati; beras tumbuk kacang-kacangan, beras merah, daun singkong dan daun kacang panjang.

Vitamin B2 penting untuk pernafasan antar sel, pemelihaan jaringan saraf, kulit dan kornea mata. Sumber vitamin B2; bermacam-macam buah, sayur biji kacang Vitamin B12 penting sekali bagi keberfungsian sel-sel sum-sum tulang, sistem persyarafan dan saluran cerna. Sumber vitamin B12 ialah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan keju.(11)

3. Vitamin D

Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme calsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi dan osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D ialah susu yang telah diperkaya dengan vitamin D.(11)

e) Kebutuhan yodium

Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena peran hormon tiroid dalam perkembangan pematangan otak menempati posisi strategia. Koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asupan perhari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg.

Dalam bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium peroral atau injeksi.(11)

f) Kebutuhan kalsium

Kalsium bersama dengan garam fosfor yang diperlukan untuk tulang dan gigi janin. Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun drastis sampai 5% daripada wanita tidak. Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg perhari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium ialah susu dan hasil olahannya yoghurt, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, sayuran warna hijau tua.(11)

g) Zat besi

Kebutuhan wanita hamil akan meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300% perkiraan besaran zat besi yang perlu disimpan selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi diteransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui diet karena itu suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita yang bergizi baik. Setiap wanita hamil dianjurkan untuk menelan zat besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan oleh sebab itu suplemen sebesar 30-60 mg dimulai pada minggu ke12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pasca partum perlu diberikan setiap hari.(11)

h) Asam folat

Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. .(10)

Asam folat diperlukan untuk memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia macrocytic megaloblastik. Kebutuhan selama hamil antara 400-800 gram perhari. Folic acit sangat sensitif terhadap panas tinggi sehingga apabila makanan dimasak terlalu lama akan merusak folic acid.

Jenis makanan yang banyak mmengandung asam folat atau folic acit adalah ragi (1000 mg/100 g.) Hati (250 mg/100 g), brokoli, sayuran berwarna hijau, bayam, asparagus, dan kacang-kacangan sumber lain seperti ikan, daging, jeruk dan telur.(11)

b Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula status gizi ibu pada waktu konsepsi yang dipengaruhi oleh:

Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil

Keadaan kesehatan dan gizi ibu.

Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anaknya yang pertama.

Sedangkan status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi pada waktu konsepsi juga berdasarkan:

Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil

Derajat pekerjaan fisik

Asupan pangan

Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi.(11)

c Manfaat nutrisi bagi ibu dan janin

1. Menjaga kesehatan ibu

2. Memenuhi kebutuhan gizi janin

3. Mempersiapkan cadangan untuk bayi beberapa waktu setelah lahir

4. Persiapan untuk produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir. (13)

d Pengaruh status gizi terhadap kehamilan

Jika status gizi ibu hamil buruk, maka dapat berpengaruh pada :

1. Janin

Kegagalan pertumbuhan, BBLR, premature, lahir mati, cacat bawaan, keguguran.

2. Ibu hamil

KEK, anemia, produksi ASI kurang.

3. Persalinan

Seksio sesare, perdarahan, persalinan lama.(12)

e Pantangan

Beberapa makanan dan zat lain yang harus dihindari selama kehamilan:

1. Kopi dan teh. Kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi berberat badan rendah. Bila ibu hamil sudah terbiasa minum kopi, sebaiknya porsinya dikurangi menjadi tidak lebih dari 2 cangkir per hari. Teh yang dikonsumsi berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan zat gizi pada usus.

2. Alkohol dan rokok. Konsumsi alkohol dan merokok berbahaya bagi janin karena apa yang dikonsumsi ibu juga dikonsumsi janin, padahal kondisi fisiknya masih sangat rentan.

3. Makanan mentah/setengah matang. Makanan mentah dan setengah matang dapat membawa bibit penyakit penyebab listeriosis dan toksoflakmosis yang berbahaya bagi janin. Makanan tersebut antara lain: keju segar, susu segar (non-pasteurisasi), telur mentah/setengah matang, salad dan sate kambing/ayam yang kurang matang.

4. Ikan tertentu yang kaya merkuri. Beberapa ikan tertentu yang mengandung merkuri tinggi seperti mackerel (biasanya dalam kaleng), kerang dan ikan pari sebaiknya dihindari.(12)

2 Kerangka Pemikiran

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Singkatnya kerangka konsep membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika untuk situasi atau hal yang sedang atau yang akan diteliti.(13)

a. Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat di ukur dan diamati secara langsung.

b. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antar konsep-konsep atau variable-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud.(6)

Pengetahuan adalah ssegala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.(6)

Pengetahuan adalah hasil tahu penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihat, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).(6)

Pengetahuan tentang nutrisi adalah suatu yang harus diketahui oleh semua orang. Dalam kehamilan penyakit sering dijumpai, hal itu disebabkan dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Oleh sebab itu pengetahuan tentang nutrisi sangat diperlukan sekali oleh wanita, khususnya para ibu hamil.

Dari teori diatas maka peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut :

Bagan 2.1 Kerangka konsep

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Nutrisi dalam Kehamilan

3 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati / diteliti.

Tabel 2.1 Definisi Operasional

VariabelDefinisiCara ukurAlat ukurHasil ukurSkala ukur

Pengetahuan ibu hamil tentang nutrisiHasil tahu ibu setelah melakukan penginderaan tentang nutrisi selama kehamilan Pengetahuan ibu tentang :

- Kebutuhan nutrisi selama kehamilan

- Manfaat nutrisi bagi ibu dan janin

- Akibat kurangnya nutrisi selama kehamilan bagi ibu dan janin.Pengisian angketKuesioner

75 % 100% baik

56% - 75% cukuP

< 56% kurangordinal

Sikap

Respon ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil yang disertai kecendrungan untuk bertindakPengisian angketKuesionerPositif nilai median

Negative < nilai medianordinal

Ibu hamil

Tingkat Pengetahuan

Baik 75%-100%

Cukup 56%-75%

Kurang