20
ANALISIS FAKT Diajukan Sebag di Politekn P Bid KEM TOR INTERNAL KAPAL PURSE SEINE JUMLAH HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN LAMONGAN PROPOSAL TUGAS AKHIR (TA) gai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan P nik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agrib Program Studi Manajemen Agroindustri dang Konsentrasi Nautika Perikanan Laut Oleh Zabar Yunus NIM K4090647 MENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2010 TERHADAP Pendidikan bisnis

Proposal Tugas Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Tugas Akhir

ANALISIS FAKTOR INTERNAL KAPAL PURSE SEINE TERHADAP

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

di Politeknik Negeri Jember

Program Studi

Bidang Konsentrasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

ANALISIS FAKTOR INTERNAL KAPAL PURSE SEINE TERHADAP

JUMLAH HASIL TANGKAPAN

DI PERAIRAN LAMONGAN

PROPOSAL

TUGAS AKHIR (TA)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis

Program Studi Manajemen Agroindustri

Bidang Konsentrasi Nautika Perikanan Laut

Oleh

Zabar Yunus

NIM K4090647

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2010

ANALISIS FAKTOR INTERNAL KAPAL PURSE SEINE TERHADAP

Menyelesaikan Pendidikan

Jurusan Manajemen Agribisnis

Page 2: Proposal Tugas Akhir

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam

wilayah Jawa Timur dengan letak geografis pada posisi koordinat 06o53’30,81”

LS-112o17’01,22” BT. Jarak dari Ibukota Propinsi (Surabaya) ke Pelabuhan

Lamongan sekitar 70 km. Daerah Lamongan memiliki sumber daya perikanan

yang cukup strategis, hal ini dapat dilihat dengan adanya Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) yang berada di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong

Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Jenis kapal penangkapan ikan yang

yang digunakan oleh nelayan Brondong antara lain payang, dogol, rawai, purse

seine, gill net dan lain-lain.

Pukat cincin (Purse seine) adalah alat penangkap ikan berbentuk hampir

segiempat hingga trapesium yang terbentuk dari sejumlah gabungan lembaran

webbing yang dipasangkan pada tali pelampung (float line) dan tali pemberat

(lead line), dilengkapi dengan tali kerut (purse line) dan sejumlah cincin (purse

ring). Pukat cincin merupakan jaring yang sangat lebar yang melingkari atau

mengurung gerombolan (schooling) ikan. Alat tangkap purse seine cukup

produktif dan tergolong alat tangkap aktif. Pengoperasian alat tangkap purse seine

dilakukan dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan

yang terkepung tidak bisa melarikan diri dan tertangkap. Alat tangkap purse seine

banyak digunakan di perairan pantai dan pengoprasiannya menggunakan satu atau

dua kapal. Sistem operasi satu kapal (one-boat system) banyak diterapkan di

perairan Lamongan.

Dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan alat penangkap ikan

dengan purse seine, ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

penangkapan ikan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong

kedalam faktor internal adalah sumber daya manusia (SDM), kapal dan alat

penangkap ikan (jaring). Sedangkan yang tergolong kedalam faktor eksternal

adalah arus, angin dan gelombang.

Page 3: Proposal Tugas Akhir

Hasil tangkapan ikan akan meningkat apabila kedua faktor tersebut

mendukung dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini menunjukkan

bahwa keberhasilan operasi penangkapan ikan dapat dioptimalkan dengan cara

memperhatikan dan memaksimalkan kinerja dari faktor internal. Diskripsi di atas

menunjukkan bahwa perlu adanya penelitian tentang analisis faktor internal kapal

penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkap purse seine di perairan

Lamongan .

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas merupakan masalah yang membutuhkan jawaban

yang komperhensif namun disatu sisi peneliti tidak mungkin menyelesaikan

penelitian ini dalam satu waktu sehingga dalam penelitian ini ada beberapa

batasan-batasan masalah.dapat di rumuskan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah ukuran jaring purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan?

2. Apakah kecepatan mesin kapal purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan?

3. Apakah tonase kapal purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan?

4. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh ukuran jaring purse seine terhadap jumlah hasil

tangkapan.

2. Mengetahui pengaruh kecepatan mesin kapal purse seine terhadap jumlah

hasil tangkapan.

3. Mengetahui pengaruh Tonase kapal purse seine terhadap jumlah hasil

tangkapan.

Page 4: Proposal Tugas Akhir

4. Mengetahui faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkap.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam pengembangan perikanan.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

tentang sistim pengambilan keputusan penangkapan ikan.

c. Memberikan informasi mengenai faktor internal yang mempengaruhi hasil

tangkapan purse seine.

Page 5: Proposal Tugas Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Penelitian Terdahulu (Studi Empiris)

Menurut Fuad (2006) dengan judul “Analisis Efisiensi Operasi

Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Probolinggo” Alat tangkap purse

seine tergolong alat tangkap yang sangat produktif dibandingkan dengan pancing,

gillnet dan payang, namun biaya operasinya juga sangat tinggi. Tingginya biaya

operasi penangkapan disebabkan oleh harga bahan bakar yang mahal dan

penggunaan tenaga ABK yang banyak. Efisiensi operasi penangkapan bertujuan

untuk mengurangi biaya operasi dengan mengoptimalkan operasi penangkapan.

Operasi penangkapan akan berjalan dengan optimal apabila kapal, alat tangkap,

alat bantu penangkapan dan ABK kapal mampu menjalankan proses penangkapan

dengan cepat dan hasil tangkapannya banyak.

Dalam penelitian Ghaffar (2006) dengan judul “Optimasi Pengembangan

Usaha Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi

Selatan” menyatakan Faktor ukuran kapal, kekuatan mesin, jumlah bahan bakar

minyak, panjang jarring, tinggi jarring, jumlah tenaga kerja dan jumlah lampu

yang dipergunakan dalam pengoperasian mini purse seine di Kabupaten

Jeneponto berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan

95%. Secara parsial, hanya kekuatan mesin, panjang jaring dan jumlah lampu

yang berpengaruh nyata terhadap produksi mini purse seine pada tingkat

kepercayaan 95%.

Purnomo (2007) dengan judul “Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Ditinjau

dari Kecepatan Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse Seine di KM.

Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi Utara” hasil

pengamatan selama praktek yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan

April di daerah perairan Maluku, Doi, Halmahera, Tobelo, diperoleh rata-rata ikan

hasil tangkapan yang ditinjau dari kecepatan setting yang terdiri dari :

a. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama pelingakaran jaring adalah :

101-150 detik sebesar 19500 kg/ setting, 151-200 sebesar 12576,92 kg/

Page 6: Proposal Tugas Akhir

setting, 201-250 detik sebesar 4666,67 kg/ setting, 251-300 detik sebesar

2050 kg/ setting, dan 301-350 detik sebesar 500 kg/. Rata ikan hasil

tangkapan paling banyak pada lama pelingkaran jaring 100-150 detik

sebanyak 19.500 kg.

b. Rata-Rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama penarikan tali kerut adalah :

601-650 detik sebesar 16800 kg/ setting, 651-700 detik sebesar 12666,67 kg/

setting, 701-750 detik menghasilkan 11000 kg/ setting, 751-800 detik sebesar

8350 kg/ setting, 801-850 detik sebesar 3737,5 kg/setting, 851-900 detik

sebesar 7877,78 kg/ setting, 901-950 detik tidak menghasilkan ikan, 951-

1001 sebesar 2433,33 kg/ setting, dan 1001-1050 detik menghasilkan ikan

200 kg/ setting. Rata-rata ikan hasil tangkapan terbanyak pada lama penarikan

tali kerut 601-650 detik sebanyak 16.800 kg.

c. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasar lama setting adalah : 701-800 detik

sebanyak 25000 kg/ setting, 801-900 detik sebanyak 12833,33 kg/ setting,

901-1000 detik sebanyak 11666,67 kg/ setting, 1001-1100 detik sebanyak

5615,38 kg/setting, 1101-1200 detik sebanyak 2614,28 kg/ setting, dan 1201-

1300 detik sebanyak 500 kg/ setting. Rata-rata ikan yang banyak tertangkap

adalah pada lama setting 700-800 detik sebanyak 25.000 kg.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kapal Perikanan

Menurut KePres nomor 51 tahun 2002; Kapal adalah kendaraan air

dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik,

tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan banguna

terapung yang tidak berpindah‐ pindah.

Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah ka

pal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan

penangkapan ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan.

Page 7: Proposal Tugas Akhir

Kapal penangkap ikan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainya

yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, termasuk untuk

melakukan survai atau eksplorasi perikanan (Sudirman dan Mallawa,2004).

Kapal perikanan adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar,

payau atau laut untuk menangkap ikan, mengangkut, pendaratan, pengawetan atau

pengolahan ikan, kerang-kerang dan hewan air lainya (selain paus) juga termasuk

di dalamnya adalah kapal yang mempunyai fungsi lain tapi masih berhubungan

dengan perikanan seperti kapal suplay, pelindung, pemberi bantuan atau

menyelenggarakan penelitian dan pelatihan (Direktorat Jendral Perikanan

Tangkap,1994).

Ardidja (2007) Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling penting dan

efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada di dekat

permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala (crows

nest) pada tiang utama.

2.2.2 Alat Tangkap Ikan

Purse Seine adalah alat (gear) yang di gunakan untuk menangkap ikan

pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine pertama kali dipergunakan di

perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus).

Selanjutnya Purse Seine di patenkan atas nama Berent Vilder dari Bergen di

Norwegia pada tanggal 12 Maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah di gunakan

diseluruh pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1870

panjang Purse Sine telah di ubah dari 65 Fathom menjadi 250 Fathom (1=1,825

m). Dari bentuk inilah purse seine di perkenalkan ke negara-negara Scandinavia

pada tahun yang sama (Uktolseja dalam Muttaqin, 2009).

Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan

sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan sebagai alat tangkap. Dengan

demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang paling baik untuk

perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore) (Nomura dalam

Muttaqin, 2009).

Page 8: Proposal Tugas Akhir

Menurut Ayodhyoa, (1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari

purse seine adalah ikan-ikan “pelagis Schooling Spesies” yang berarti ikan-ikan

tersebut haruslah membentuk school (gerombolan), berada dekat permukaan air

(sea Surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas school tersebut tinggi, yang

berarti jarak ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Di mana,

perinsip menangkap ikan dengan alat tangkap Purse Seine ini adalah melingkar

gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding

Vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal dapat dihalangi.

Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke arah

bawah jaring.

Menurut Usemahu (2003), menyatakan bahwa penurunan alat dapat

dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :

1) Mula-mula ujung tali kerut yang diberi pelampung tanda dan disatukan

dengan ujung-ujung tali ris atas dan tali ris bawah dilemparkan ke posisi yang

telah ditentukan.

2) Selanjutnya kapal penangkap segera melingkari gerombolan ikan sambil

menurunkan jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, pemberat, ring)

menuju ke ujung tali kerut yang telah dilemparkan pada waktu permulaan

operasi.

2.2.3 Ukuran Jaring

Panjang puse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu opersi, dan jenis

ikan yang akan di tangkap. Purse Seine yang ditujukan untuk operasi

penangkapan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan

untuk operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula jenis ikan, untuk

menangkap ikan jenis tuna Purse Seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini

termasuk perenang cepat. Ukuran dan bentuk Purse Seine sangat beragam,

tergantung pada jaring, dalam hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang

menjadi tujuan penangkapan, dan pengalaman para Nakhoda nya. Purse Seine

yang terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap ikan Tuna dan

Page 9: Proposal Tugas Akhir

Cakalang, panjangnya hampir 2 km dan biasanya disebut purse seine Samudera

(Ardidja, 2007).

2.3 Kerangka Konseptual

Tujuan operasi penangkapan adalah untuk memperoleh hasil tangkapan

sebanyak-banyaknya dan ramah lingkungan. Ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor internal kapal purse seine

yaitu: kapal purse seine, jaring (alat tangkap) dan hasil tangkapan (ikan).

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat dibuat kerangka

konseptual seperti gambar berikut ini:

2.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga ukuran jaring purse seine berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan.

2. Diduga kecepatan kapal berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.

3. Diduga tonase kapal berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.

4. Diduga kecepatan kapal berpengaruh dominan terhadap jumlah hasil

tangkapan.

Ukuran Jaring

Tonase Kapal

Kecepatan Kapal

Jumlah Hasil tangkapan

Page 10: Proposal Tugas Akhir

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan menggunakan metode survey

(survey research) dengan objek penelitian pada operasi penangkapan ikan dengan

menggunakan purse seine di perairan Lamongan.

Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat

pengumpul data yang pokok di lapang. (Masri S dan Effendi 1995 dalam Rori

2008)

3.2 Populasi Penelitian, Besar dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para nelayan yang menggunakan kapal purse

seine di perairan Lamongan.

3.2.2 Besar dan Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan (random sampling

simple) yaitu pengambilan sampel acak sederhana dengan cara, mengambil

beberapa sampel dari jumlah populasi kapal purse seine di perairan Lamongan

menurut ukuran GT kapal dengan kriteria:

1. Sampel digunakan keseluruhan apabila populasi berjumlah 30 (sampel kecil)

2. Sampel diambil 10% apabila jumlah populasi lebih dari 30 (sampel besar)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel teramati

(observed variable) dimana dapat langsung diamati atau diukur yang berupa

variabel bebas (independent variable). (X1) = ukuran jaring, (X2) = kecepatan

kapal, (X3) = tonase kapal. Variabel terikat (dependent variable) (Y) dalam hal ini

hasil tangkapan purse seine.

Page 11: Proposal Tugas Akhir

3.3.1 Klasifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. (X1) = Ukuran jaring

b. (X2) = Kecepatan kapal

c. (X3) = Tonase kapal

d. (Y) = Hasil Tangkapan

2.3.1 Devinisi Operasional Variable

a) (X1) Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring

yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan

antara panjang dan dalam berkisar antara10:1 di Indonesia purse seine

dengan rumpon yang digunakan untuk menangkap ikan layang memiliki

panjang berkisar 150-200 m dan dalam antara 60-70 m. Ukuran mata

jaring pada tiap-tiap bagian berbeda, ukuran mata jaring yang besar pada

bagian sayap dan semakin mengecil pada bagian kantong jaring, ukuran

mata jaring terkecil yaitu 2,54 cm hal ini disesuaikan dengan peraturan

pemerintah dalam surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.85

tahun 1982. (Ardidja, 2007)

b) (X2) Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan

kecepatan percobaan (trial speed). Kecepatan normal adalah kecepatan

maksimum yang diijinkan selama berlayar atau dalam kondisi normal.

Kecepatan percobaan adalah kecepatan yang mampu dicapai kapal pada

RPM maksimum pada saat uji coba kecepatan kapal oleh yang

berwewenang. (Ardidja, 2007)

c) (X3) Tonase kapal, adalah daya angkut yang digunakan sebagai para meter

besaran kapal, jenis tonase adala GT (gross tonage) yakni isi sebuah kapal

yang dikurangi dengan ruang-ruang yang di kecualikan seperti: dasar

berganda, tanki ceruk depan dan belakang, dapur, ruang akomodasi. Net

Tonage yaitu isi sejumlah ruang yang tidak dapat dipakai mengangkut

muatan. (Ardidja,2007). Tonase kapal yang berukuran <10 GT (perahu

motor) tergolong kedalam nelayan semi tradisional dan kapal >10 GT

Page 12: Proposal Tugas Akhir

(kapal motor) tergolong kedalam nelayan semi industri yang melakukan

penangkapan di perairan pantai, nusantara, dan ZEEI (Zona Ekonomi

Eklusif Indonesia).

d) (Y) Hasil Tangkapan, yaitu jenis ikan yang tertangkap oleh purse seine,

dalam hal ini hasil tangkapan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain instrument survey yaitu pengamatan

dilapangan dengan kriteria yang diamati sebagai berikut:

a. Mengadakan kuesioner dengan membuat daftar pertanyaan yang disebarkan

kepada nelayan.

b. Mengamati langsung kegiatan penangkapan ikan, dengan mengikuti kapal

nelayan.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada butir-butir pertayaan dalam

kuesioner yang kita buat. Untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang telah

kita buat dapat diukur dangan rumus uji Validitas dan Reliabilitas yaitu sebagai

berikut:

(1). Uji Validitas dengan rumus, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).

rxy = N∑XY-(∑X)(∑Y)

[{∑X2-(∑X2}{N ∑Y2-(∑Y)2}]

Keterangan :

Rxy = kolerasi product moment

N = cacah subjek uji coba

∑x = jumlah skor butir (x)

∑y = jumlah skor variable (y)

∑x2 = jumlah skor butir kuadrat (x)

∑y2 = jumlah skor variabel (y)

∑xy = jumlah perkalian butir (x) dan sekor variable (y)

Page 13: Proposal Tugas Akhir

(2). Uji Reliabilitas, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).

Rtt = M 1 - Vx

M-1 Vt

Keterangan :

Rtt = Kofisien alpha

Vx = Variasi butir

Vt = Variasi total (faktor)

M = Jumlah butir

3.5 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong

Kabupaten Lamongan, pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan

menggunakan purse seine. jangka waktu penelitian 1 bulan dilaksanakan mulai

Maret sampai dengan April 2010. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara

sengaja atas dasar pertimbangan usaha penangkapan ikan mempunyai potensi

besar untuk di kembangkan lebih luas.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Tahap sebelum pengambilan data di lapangan, yaitu mengadakan

pengamatan dan penelitian pada operasi penangkapan ikan di Brondong.

2. Tahap pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner (sebagai

alat pokok pengambilan data di lapangan) melalui wawancara secara

langsung.

3. Tahap pengumpulan data sekunder, yang diperoleh dari perpustakaan

maupun literatatur (dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan) yang

berkaitan dengan operasi penangkapan ikan menggunakan purse seine.

Page 14: Proposal Tugas Akhir

3.7 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (X1X2X3 ) terhadap Variabel

terikat

( Y ) digunakan persamaan:

1. Regresi Linier Berganda.

Rumus Regresi Linier Berganda ( Sugiyono, 2005 ,p .257 ) :

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3+ e Keterangan:

Y = Hasil tangkapan

X1 = Ukuran jaring

X2 = Kecepatan kapal

X3 = Tonase kapal

a = Konstanta regresi

b1,b2 ,b3 = Kofisien regresi

e = Variabel pengganggu

2. Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antara variabel bebas dan

terikat digunakan koefisien korelasi berganda yang merupakan akar dari

koefisien determinasi. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai

berikut: (Gujati, 1993:139).

b1∑x1y+ b2∑x2y +b3∑x3y

R2 =

∑y2

Keterangan:

R2 = koefisien penentu berganda.

Page 15: Proposal Tugas Akhir

3. Uji F

Atau test koefisien regresi secara menyeluruh, untuk mengetahui

apakah seluruh variabel bebas (X) berpengaruh terhadap (Y). Formulasi

yang digunakan : (Suhermin.2008.dalam.http;//blog.its.ac.id/)

R2/(K-1)

F0=

1-R2/(n-k

Dimana :

F0 = Pengujian secara serentak

R2 = Koefisien determinasi / penentuan berganda

k = Banyak variabel

n = Banyak observasi

4. Uji “t”

Atau test koefisien secara individu untuk mengetahui apakah setiap

variabel (X1,X2,X3) berpengaruh terhadap Y. (Suharmin, 2008 dalam

http;//blog.its.ac.id)

bk t0 =

Sbk

Dimana :

t0 = Pengujian secara individu

bk = b1, b2, b3

Sbk = Standart error dari b1, b2, b3

Page 16: Proposal Tugas Akhir

IV. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan penelitian dapat diuraikan pada tabel dibawah ini:

No Uraian kegiatan Waktu pelasanaan Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul 4 Revisi dan perbaikan Proposal 5 Seminar Proposal 6 Pengambilan data dilapangan 7 Analisis data / konsultasi data 8 Pembuatan laporan tugas Akhir 9 Revisi & perbaikan laporan

10 Ujian Tugas Akhir

11 Perbaikan & Penjilidan Laporan

Page 17: Proposal Tugas Akhir

V. PERKIRAAN BIAYA

Perkiraan biaya penelitian Analisis Faktor Internal Kapal Purse Seine

Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Di Perairan Lamongan, adalah sebagai berikut:

1.Transportasi 300.000 2.Akomodasi 350.000 3.Alat tulis dan photocopy 150.000 4. Pembuatan laporan 300.000 Total 1.000.000 Terbilang: satu juta rupiah

Page 18: Proposal Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2007. Metode penangkapan ikan. Sekolah tinggi perikanan jakarta.

Derektorat Pengkajian Ilmu Kelautan-Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, 1996. Pengembangan Kapal Nelayan. Jakarta

Departemen Pertanian-Derektorat Jenderal Perikanan, 1991. Purse Seine Dan Lampara Dasar. Jakarta

Fuad, 2006. Analisis Efisiensi Operasi Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Probolinggo. Fakultas Kelautan Institut Teknologi 10 November, Surabaya.

Ghaffar, A Mukhlisa, 2006. Optimasi Pengembangan Usaha Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep.02/Men/2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan, 2002.

Muttaqin A,2009. Operasi Penangkapan Ikan Pelagis Dengan Alat Tangkap purse Seine. (jurnal tidak dipublikasikan). PPPPTK. Cianjur

Nomura, M., and T. Yamazaki. Fishing Tehnigues. Compilation Of Transcript Of Lecturer Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan International Corperation Agency. Tokyo, 1975.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 51 tahun 2002, Tentang Perkapalan.

Purnomo, Edi. 2007. Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Ditinjau dari Kecepatan Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse Seine di KM. Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi Utara. Penangkapan Ikan Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Singarimbun, M dan Efendi, S 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3E5.

Sudirman, dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan .Rineka Cipta,Jakarta.

Suhermin.2008.uji validitas dan uji reliabilitas.http;//blog.its.ac.id/

Usemahu, A Rahman dan Tomasila, Leopold A. 2003. Teknik Penangkapan Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Jakarta. Hal 44-55.

Page 19: Proposal Tugas Akhir

CURICULUM VITAE

Zabar Yunus dilahirkan pada tanggal 18 Oktober 1987. Hasil

dari pernikahan Sofyan dengan Syednen yang dikaruniai 4

orang buah hati dan penulis mendapat tempat sebagai anak

yang terakhir (Anak Bungsu).

Semenjak lahir penulis dibesarkan di daerah yang tercatat

sebagai wilayah konflik terpanjang di Indonesia tepatnya pada sebuah

perkampungan yang terdaftar dengan nama Desa Blang Mee Barat Kec. Jeunieb

Kab. Bireuen masih berada dalam wilayah yang pernah dilanda bencana alam

tsunami yaitu Nanggroe Aceh Darussalam.

Jalur pendidikan yang ditempuh sehingga penulis menjadi seperti yang sekarang

ini melalui alur pendidikan formal dan non formal. Penulis sangat bersyukur

terlahir dikalangan keluarga yang berpendidikan dan daerah yang masih kental

akan agama sehingga penulis juga telah dibekali dan terbekali pendidikan

semenjak lahir. Pendidikan formal yang penulis rasakan berawal dari SD Inpres

Blang Mee Barat (sekarang telah menjadi SDN 9 Jeunieb) selama 6 tahun dan

langsung melanjutkan pendidikan selanjutnya di SLTPN 1 Jeunieb pada tahun

1999 dibarengi memperdalam ilmu agama pada Pondok Pesantren Babussalam

Al-Aziziyah yang berada di Desa Blang Mee Barat juga. Selesai pendidikan SLTP

penulis melanjutkan ke tingkat lebih atas yaitu SMUN 1 Jeunieb. Disini penulis

hanya bertahan selama 1 tahun, tepat tahun ajaran baru 2003 penulis

mendaftarkan diri ke SMKN 1 Jeunieb. Hal ini dikarenakan penulis lebih memilih

ke-pendidikan yang bersifat vokasi walaupun harus mengorbankan usia setahun.

Selesai dari SMK penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi dengan biaya pemerintah di VEDCA Cianjur joint program

Politeknik Negeri Jember hingga sekarang.

Page 20: Proposal Tugas Akhir

Selama bernafas didunia ini banyak pengalaman yang telah penulis raup,

diantaranya pernah menjadi pasukan PASKIBRA kecamatan, tergolong kedalam

siswa baik dan nakal juga, penulis puisi di majalah daerah Aceh, ikut seminar-

seminar seperti anti NAPZA, entrepreneur, outbound, dan soft skill lainnya.

Penulis juga telah terjun kedunia kerja baik dalam kegitan magang atau mencari

uang seperti magang pada tempat pengolahan ikan di Samalanga, PD. Sambu

Cirebon, PT. Nusantara Fishery Ambon, kerja di Bengkel Motor, Doorsmeer,

apotik, dan lain-lain yang sudah lupa untuk diuraikan.

Demikianlah riwayat singkat perjalanan hidup yang dapat penulis ceritakan.