44
1 A. JUDUL SKRIPSI PENERAPAN METODE COOPERTIVE SCIRPT DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMPN 4 SUMEDANG B. BIDANG ILMU Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia C. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi. Komunikasi terjadi setiap saat ketika seseorang melakukan aktivitas, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari bahasa dengan tujuan yang beraneka ragam, misalnya untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan berbahasa dan sebagainya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut, diharapkan

Proposal Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal ini hanya sebagai contoh untuk para mahasiswa yang ingin membuat proposal. Semoga bermanfaat.

Citation preview

1

A. JUDUL SKRIPSI

PENERAPAN METODE COOPERTIVE SCIRPT DALAM

PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS VII

SMPN 4 SUMEDANG

B. BIDANG ILMU

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi.

Komunikasi terjadi setiap saat ketika seseorang melakukan aktivitas, baik

komunikasi langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu

mempelajari bahasa dengan tujuan yang beraneka ragam, misalnya untuk mencari

ilmu pengetahuan, untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan berbahasa

dan sebagainya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran

bahasa Indonesia tersebut, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya

sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya juga dapat menerapkannya

secara tepat dalam berkomunikasi.

Ketermpilan berbahasa meliputi empat hal yaitu, menyimak, berbicara,

membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Seseorang akan mampu berbahasa lisan

bila ia memiliki keterampilan berbicara dan menyimak, begitu juga dengan

2

kemampuan bahasa tulis, seseorang harus terlebih dahulu memiliki keterampilan

membaca dan menulis jika ingin memiliki kemampuan berbahasa tulis.

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling

pertama. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi

untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran/bahasa lisan

(Tarigan, 31 : 1986). Menyimak bertujuan untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan dan memahami kelas VII SMP. makna komunikasi

(Tarigan, 1986 :9-10).

Menyimak dongeng merupakan salah satu materi yang diajarkan pada

siswa. Dongeng adalah cerita kisahan yang tidak terikat pada ruang dan waktu

yang beredar secara lisan maupun tulisan di tengah masyarakat. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa dongeng adalah, “Cerita yang tidak

benar-benar terjadi terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh”(2002 :

274). Dengan kata lain, dongeng adalah cerita zaman dulu yang tidak benar-benar

terjadi dalam alam nyata.

Tarigan dalam bukunya mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk

mempertinggi kemampuan menyimak, diantaranya dengan menceritakan suatu

kisah, dongeng atau fiksi lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyimak dari

para siswa lainnya, yaitu memberi petunjuk-petunjuk, mengemukakan pertanyaan-

pertanyaan, memberikan rangkuman-rangkuman, menceritakan aneka

kejadian/insiden.

3

Salah satu usaha untuk lebih meningkatkan keberhasilan dalam menyimak

dongeng adalah dengan menetapkan metode pembelajaran yang tepat. Metode

yang bisa digunakan untuk pembelajaran menyimak adalah metode Cooperative

Script. Metode Cooperative Script merupakan suatu metode dimana siswa bekerja

berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang

dipelajari. Dalam metode ini, siswa menceritakan sebuah dongeng yang ia ketahui

kepada temannya dan temannya mencatat hal-hal yang menarik dari dongeng

tersebut, begitu juga sebaliknya. Diharapkan dengan menggunakan metode ini

siswa akan lebih memahami isi dari cerita sebuah dongeng karena bahasa yang

digunakan oleh teman sebayanya akan lebih mudah dimengerti. Metode

pembelajaran ini pun dapat membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat

mengembangkan potensi individualnya secara optimal. Maka berangkat dari latar

belakang tersebut, penulis menyusun skripsi yang berjudul Penerapan Metode

Cooperative Script dalam pembelajaran Menyimak Dongeng pada siswa kelas VII

SMP.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, masalah yang

muncul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah proses pembelajaran menyimak dongeng dengan menggunakan

metode Cooperative Script pada siswa kelas VII SMPN 4 Sumedang sudah

efektif?

4

2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menyimak dongeng dengan

menggunakan metode Cooperative Script pada siswa klas VII SMPN 4

Sumedang?

3. Apakah hasil pembelajaran menyimak dongeng dengan menggunakan metode

Cooperative Script sudah baik?

E. BATASAN MASALAH

Mengingat masih luasnya permasalahan sebagaimana yang diuraikan diatas,

perlu dilakukan pembatasan masalah, agar masalah yang dikaji terarah pada

sasaran penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, masalah dalam

penelitian ini dibatasi sebagai berikut.

1. Pembelajaran menyimak dongeng yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

hasil pembelajaran menyimak dongeng dengan menggunakan metode

Cooperative Script.

2. Pembelajaran menyimak dongeng dilihat dari kemampuan siswa untuk

menemukan ide pokok, menentukan tema, dan menemukan pesan yang ada

dalam dongeng.

3. Dongeng yang digunakan untuk menunjukan kemampuan menyimak siswa

yaitu legenda Situ Bagendit dan Sangkuriang.

4. Hasil pembelajaran yang dimaksud adalah hasil postes siswa sesudah

pembelajaran dengan materi pokok menyimak dongeng dengan menggunakan

metode cooperative script pada siswa kelas VII SMPN 4 Sumedang Tahun

Pelajaran 2012/2013.

5

F. TUJUAN PENELITIAN

Setiap kegiatan pasti memilki tujuan. Begitu pula dengan penelitian yang

tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penulis

mengkaji permasalahan ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan keefektifan proses pembelajaran menyimak dongeng

dengan menggunakan metode Cooperative Script.

2. Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menyimak dongeng dengan

menggunakan metode Cooperative Script.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menyimak dongeng dengan

menggunakan metode Cooperative Script.

G. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini,

diantaranya sebagai berkut.

1. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berharga dari penelitian

dan peneliti dapat terpacu untuk lebih kreatif dalam mengembangkan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya menyimak.

2. Bagi Guru

Guru memperoleh wawasan tentang alternatif metode pembelajaran

menyimak, yaitu menyimak dongeng dengan menggunakan metode

Cooperative Script.

6

3. Bagi Siswa

Bagi siswa SMP, khususnya siswa SMP penelitian ini diharapkan dengan

menggunakan metode ini siswa akan lebih memahami isi dari cerita sebuah

dongeng dan dapat membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat

mengembangkan potensi individualnya secara optimal.

4. Bagi Sekolah

Bagi sekolah dapat memperoleh informasi tentang kemampuan siswanya

dalam menyimak dongeng dengan menggunakan metode Cooperative Script.,

sehingga dapat dijadikan landasan dalam peningkatan kualitas belajar

mengajar bahasa

H. ANGGAPAN DASAR

Adapun anggapan dasar yang penulis tentukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Menyimak merupakan salah satu materi pembelajaran yang tercantum dalam

kurikulum SMP tahun 2006.

2. Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama tentang

kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.

3. Kemampuan menyimak dongeng merupakan salah satu keterampilan yang

perlu dikuasai siswa SMP karena dapat menunjang peningkatan keterampilan

berbahasa.

4. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran menyimak dongeng diperlukan

metode pembelajaran yang tepat

7

5. Metode Coopertive Script merupakan suatu metode pembelajaran dimana

siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian

dari materi yang dipelajari.

I. HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu, “Pembelajaran

menyimak dongeng dengan menggunakan metode cooperative script pada siswa

kelas VII SMPN 4 Sumedang tahun pelajaran 2012/2013 akan berhasil dengan

baik”.

J. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penafsiran terhadap judul

penelitian ini maka diperlukan definisi operasional. Dengan definisi operasional

tersebut diharapkan akan dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap

istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Oleh karena itu, berikut ini

penulis uraikan definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Pembelajaran merupakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya

aktivitas belajar dan mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran/bahasa

lisan.

8

3. Dongeng adalah cerita zaman dulu yang tidak benar-benar terjadi dalam

alam nyata.

4. Metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan

yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.

5. Cooperative Script merupakan suatu metode dimana siswa bekerja

berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi

yang dipelajari.

K. RINGKASAN LANDASAN TEORETIS

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri

Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

9

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipilih sepatutnya disesuaikan dengan bentuk

belajar atau hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa. Sebagaimana diuraikan

sebelumnya bentuk-bentuk belajar dapat digolongkan kedalam empat macam,

yaitu bentuk belajar verbal, bentuk belajar konsep dan prinsip, bentuk belajar

pemecahan masalah dan bentuk belajar keterampilan. Masing-masing bentuk

belajar menuntut metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang

dipilih menekankan pada adanya keatifan siswa dalam upaya mencapai bentuk

hasil belajar tersebut. Secara umum penerapan metode pembelajaran meliputi

empat kegiatan utama, yaitu kegiatan awal yang bersifat orientasi, kegiatan inti

dalam proses pembelajaran, penguatan dan umpan balik serta penilaian. Macam-

macam metode pembelajaran dibagi atas metode konvensional dan metode

kooperatif, yaitu sebagai berikut :

a. Macam-macam Metode Pembelajaran Konvensional :

a. Metode Ceramah (Preaching Method)

b. Metode Diskusi ( Discussion method )

c. Metode Demontrasi ( Demonstration method )

d. Metode Resitasi ( Recitation method )

e. Metode percobaan ( Experimental method )

f. Metode Karya Wisata

g. Metode Latihan Keterampilan ( Drill method )

h. Metode Mengajar Beregu ( Team teaching method )

i. Metode Pemecahan Masalah ( Problem solving method)

10

j. Metode Perancangan ( projeck method )

k. Metode Discovery

b. Macam-macam metode kooperatif (Arends : 2001),

1. Student Teams Achievement Division (STAD)

2. Group Investigation

3. Jigsaw

4. Structural Approach

5. Cooperative Script

6. Team Game Turnament (TGT)

7. Team Assisted Individualization (TAI)

8. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

2. Metode Cooperative Script

a. Pengertian metode cooperative script

Skrip Kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan

dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

b. Langkah-langkah metode cooperative script

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

11

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

6. Kesimpulan guru.

7. Penutup.

c. Kelebihan metode cooperative script

1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.

2. Setiap siswa mendapat peran.

3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

d. Kekurangan metode cooperative script

1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga

koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

3. Menyimak

a. Pengertian Menyimak

12

Menyimak merupakan aspek keterampilan berbahasa yang harus diajarkan

dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap

isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang

pembicara melalui ujaran/bahasa lisan (Tarigan, 31 : 1986).

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dawson dalam tarigan (1984 : 3) yang

menyatakan bahwa, “ Menyimak dipandang sebagai kegiatan mental yang lebih

aktif daripada mendengar”. Jadi, dalam menyimak terdapat proses

mengidentifikasi , proses menyusun pemahaman serta proses penafsiran, hasil

penafsiran dan pemahaman serta proses menyimpan atau ingatan, hasil

pemahaman dan penafsiran bunyi yang diterima dari luar.

Pengertian menyimak lainnya dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1998 : 840) bahwa, “ Simak, menyimak mengandung arti: 1)

mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang;

2) (kembali) meninjau (memeriksa, mempelajari) kembali”.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menyimak

merupakan proses yang dilakukan dengan sengaja untuk mendengarkan lambang-

lambang lisan yang bermakna, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,

menafsirkan bunyi ujaran, mengapresiasikannya, mengevaluasi, dan terakhir

proses merespon atau menanggapi ujaran tersebut.

b. Jenis-jenis Menyimak

13

Menurut Tarigan (1990 : 42), “ Jenis-jenis menyimak berdasarkan pada

butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pembelajaran bahasa terdiri dari

menyimak ekstensif dan menyimak intensif”

a. Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,

ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis

besarnya saja. Tarigan mengemukakan jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu :

1) Menyimak sosialMenyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.2) Menyimak sekunderMenyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.3) Menyimak estetikMenyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. 4) Menyimak Pasif Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak

14

pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.

b. Menyimak Intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian,

ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.

Ciri-ciri menyimak intensif adalah:

1. Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman. Pemahaman ialah proses

memahami suatu objek. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak

intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan

baik.

2. Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi. Dalam menyimak intensif

diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak

agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi.

3. Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal. Yang dimaksudkan dengan

bahasa formal ialah situasi komunikasi resmi.

4. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan. Reproduksi

ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk

membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis

(menulis, mengarang).

Tarigan mengemukakan jenis-jenis menyimak intensif yaitu :

1. Menyimak kritisMenyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. 2. Menyimak introgatif

15

Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.3. Menyimak eksploratifMenyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. 4. Menyimak kreatifMenyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Menyimak konsentratif5. Menyimak konsentratifMenyimak konsentartif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. 6. Menyimak selektifMenyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya.

c. Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield adalah sebagai berikut :

1) Menyimak sederhana 2) Menyimak diskriminatif 3) Menyimak santai 4) Menyimak informatif 5) Menyimak literatur 6) Menyimak kritis

4. Dongeng

a. Pengertian Dongeng

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyampaikan pesan, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pesan disampaikan secara langsung melalui

percakapan antara penyampai pesan dengan pihak yang menjadi sasaran pesan

tersebut. Pesan dapat juga disampaikan secara tidak langsung melalui metode

khusus, seperti lagu, komik maupun dongeng.

16

Menurut Jasmin Hana (2011: 14), dongeng berarti cerita rekaan, tidak

nyata, atau fiksi, seperti fabel (binatang dan benda mati), saga (cerita

petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri,

roh halus), epos (cerita besar seperti Mahabharata dan Ramayana).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita

sederhana yang tidak benar-benar terjadi.

Dongeng berfungsi menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur.

Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang

disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan

secara luas ke berbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi

daerah setempat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa dongeng adalah

hasil karya berdasarkan rekayasa imajinatif, cerita rekaan, tidak nyata, tidak

benar-benar terjadi namun mempunyai pesan moral dibalik kisah yang

diceritakan.

5. Unsur-unsur Dongeng

Andi Yudha (dalam Jasmin Hana, 2011 :43-46) dalam sebuah dongeng

terdapat unsur-unsur penting yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema. Dongeng

yang bermutu memiliki perkembangan yang memadai pada keempat unsur

tersebut. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan

kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.

17

2. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa di

dalam dongeng.

3. Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan dimana dan kapan kejadian-

kejadian di dalam dongeng.

4. Tema adalah makna yang terkandung di dalam sebuah dongeng.

5. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita

yang dibuatnya. Amanat cerita bersifat “tersirat” dan terkadang pembaca

kesulitan menemukannya. Semakin dalam amanat sebuah dongeng,

semakin diingatlah dongeng tersebut.

6. Jenis-jenis Dongeng

Cerita dalam sebuah dongeng dapat mempengaruhi minat anak untuk

membacanya, karena setiap anak mempunyai selera yang berbeda-beda dalam diri

mereka. Poerdarminto (dalam Eka Ratnawati, 2010: 17-18) membedakan dongeng

menjadi 5 macam dilihat dari isinya. Kelima macam dongeng tersebut, yaitu :

1. Dongeng yang lucuDongeng yang lucu adalah cerita yang berisikan kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu. Cerita dalam dongeng lucu dibuat untuk menyenangkan atau membuat tertawa pendengar atau pembaca.2. FabelCerita pendek berupa dongeng, mengambarkan watak dan budi manusia yang diibaratkan pada binatang”. Disamping fabel menggunakan tokoh binatang ada yang menggunakan benda mati. Jadi fabel merupakan cerita pendek atau dongeng yang memberikan pendidikan moral yang menggunakan binatang sebagai tokohnya. 3. LegendaLegenda adalah cerita yang isinya tentang asal-usul suatu daerah. Jadi legenda merupakan cerita dari zaman dahulu yang merupakan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan suatu tempat atau peristiwa yang baik digunakan dalam pendidikan dasar.4. Sage

18

Sage merupakan cerita dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.5. MiteMite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

7. Ruang Lingkup Pembelajaran Menyimak dalam KTSP SMP 2006

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa

“Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan pelajaran kebahasaan

dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta

didiknya” (KTSP,2006). Salah satu keterampilan berbahasa yang harus ditempuh

oleh siswa kelas VII SMP adalah keterampilan menyimak. Keterampilan

menyimak itu diantaranya menyimak dongeng. Hal ini terlihat dalam silabus kelas

VII semester 1 berikut ini.

Kelas VII Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menyimak

5. Mengapresiasi dongeng yang

diperdengarkan

5.1 Menentukan hal-hal yang

menarik dari dongeng yang

diperdengrkan

5.2 Menunjukan relevansi isi

dongeng dengan situasi

sekarang

19

L. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperiman.

Menurut surakhmad (1994 : 194) yang dimaksud metode eksperimen adalah,

“suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui suatu hasil yang

diharapkan dari variable-variabel yang diselidiki”.

Eksperimen yang digunkan dalam penelitian ini adalah quasy eksperiment

atau eksperimen semu. Artinya, eksperimen yang tidak sebenarnya. Dikatakan

demikian, karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara

eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti aturan-aturan tertuntu

(Arikunto, 1998 : 83). Dalam eksperimen ini digunakan data hasil postes

pembelajaran menyimak dongeng dengan menggunakan metode cooperative

script untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran tersebut.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik unit tunggal. Pada teknik unit tunggal, P dengan sistematik

memasukkan atau meniadakan variabel tertentu pada satu kelompok atau pada

satu unit penyelidikan, dan mencoba mengukur akibat pemasukan atau peniadaan

variable tertentu itu. Secara skematik prosedur dapat dilukiskan dalam bagan

dibawah ini.

Unit A Unit A

20

manipulasi variable eksperimental

pada akhir eksperimen

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan menyimak dongeng

siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sumedang tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel

random atau sampel acak dengan cara undian. Nawawi (1993:75) menjelaskan

mengenai teknik random sampling bahwa, “Dalam random sampling semua

individu dan populasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel ”. Teknik

random sampling digunakan atas asumsi bahwa populasi bersifat homogen bila

dilihat dari tingkat usia yang relatif sama, jenjang kelas yang sama, lingkungan

sekolah yang sama, dan guru pengajar bahasa Indonesia yang sama.

Dikarenakan keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu, biaya, dan

pengetahuan penulis, yang tidak mungkin melakukan penelitian terhadap seluruh

populasi diatas, maka akan diambil satu kelas sebagai sampel penelitian dengan

cara diundi.

Adapun langkah-langkah undian dalam penentuan sampel tersebut, adalah

sebagai berikut:

Unit A Hasil Unit A

21

1. setiap kelas yang termasuk ke dalam populasi diberi nomor;

2. nomor undian ditulis pada potongan kertas;

3. potongan kertas tersebut digulung dan dimasukan ke dalam gelas; dan

4. gelas dikocok dan dikeluarkan satu gulungan kertas yang akan dijadikan

sampel dalam penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik utama yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1) Uji Coba Pembelajaran

Maksudnya, penulis akan mengujicobakan metode cooperative script

dalam pembelajaran menyimak dongeng untuk mengetahui keberhasilan

pembelajaran tersebut.

2) Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa

sesudah dilakukan proses belajar mengajar (postes) pembelajaran menyimak

dongeng dengan menggunakan metode cooperative script. Tes yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu berupa pemberian tugas menyimak dongeng.

3) Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mengkaji dan menggali teori-teori yang

bertautan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Teknis Analisis Data

22

Ada tiga tahap analisis yang penulis lakukan dalam pembelajaran

menyimak dongeng dengan menggunakan metode cooperative script pada siswa

kelas VII SMP Negeri 4 Sumedang tahun pelajaran 2012/2013. Langkah-langkah

yang penulis gunakan dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut.

1) Analisis Proses Pembelajaran

Analisis proses pembelajaran menyimak dongeng dengan menggunakan

metode cooperative script meliputi aktivitas siswa dalam kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

2) Analisis Langkah-langkah Pembelajaran

Analisis langkah-langkah pembelajaran menyimak dongeng dengan

menggunakan metode cooperative script meliputi pembagian siswa secara

berpasangan, memberikan wacana/materi (dongeng) untuk diceritakan kepada

pasangannya, menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar, pembicara menceritakan dongeng

selengkap mungkin, sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan

ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide

pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya,

bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, serta lakukan seperti di atas, guru memberikan kesimpulan.

3) Analisis Hasil Pembelajaran

Kegiatan ini penulis lakukan setelah kegiatan pengumpulan data selesai

dilaksanakan. Data yang terkumpul berupa hasil postes pembelajaran menyimak

dongeng. Selanjutnya data tes tersebut diperiksa dan diberikan skor sebagai dasar

23

pengolahan data. Setelah semua data terkumpul, kemudin dilakukan pengolahan

data dengan menggunakan uji statistik. Adapun langkah-langkah uji statistic yang

penulis lakukan dalam rangka pembuktian hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah

sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini

digunakan Uji Chi Kuadrat (X2) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Mencari rata-rata dari data postes dengan menggunakan rumus : =

(Nugraha, 1993 : 13)

(2) Mencari deviasi standar dengan menggunakan perhitugan langsung memakai

kalkulator fx 350.

(3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(a) mencari banyaknya interval ( k ) dengan rumus sebagai berikut.

k = 1 + 3,3 log n (Nugraha, 1993 : 13);

(b) mencari rentang ( r ) dengan rumus sebagai berikut.

r = data terbesar – data terkecil;

(c) mencari panjang kelas interval ( p ) dengn rumus sebagai berikut.

p = (Nugraha, 1993 : 13)

(d) Membuat table distribusi frekuensi seperti berikut.

24

Kelas Interval Oi bk z Ei

Jumlah

Keterangan :

Oi = frequensi observasi

bk = batas kelas

z = transformasi normal standar dari batas kelas

z =

ℓ = luas tiap kelas interval (menggunakan daftar z)

Ei = frequensi ekspektasi

(Ei = N x 1 hasilnya dibuat satu desimal)

4) Menghitung nilai X2 (chi kuadrat) dengan rumus sebagai berikut.

χ2 = (Nugraha, 1993 : 15)

5) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut.

db = k – 3

6) Menentukan nilai X2 dari daftar dalam taraf kepercayaan 99 %.

25

7) Menentukan normalitas distribusi dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika X2 < X2 0,99 (db) maka sampel berdistribusi normal; dan jika X2 ≥ X2

0,99 (db)

maka sampel berdistribusi tidak normal.

b) Uji z

Uji z dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

berkaitan dengan hasil pembelajaran menyimka dongeng dengan menggunakan

metode cooperative script, diterima atau ditolak. Uji z dapat dilakukan jika

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam hal ini penulis

menentukan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan nilai proporsi (p) sebesar 70%, karena proporsi hipotesis tersebut

merupakan nilai ketuntasan belajar.

2) Menentukan banyaknya data yang termasuk hipotesis dengan proporsi 70 %.

Dengan demikian, nilai yang termasuk kategori hipotesis ditentukan dengan

cara x nilai tertinggi siswa = nili kategori hipotesis.

3) Perhitungan nilai z, dengan menggunakan rumus :

z = (Nurgana, 1985:10)

Keterangan :

x = banyak data yang termasuk hipotesis

26

n = banyak data

p = proporsi pada hipotesis

4) Penghitungan nilai z dari tabel, dengan rumus :

Z 0,5 – α (Nurgana, 1985:8)

5) Pemeriksaan hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika z hitung terletak di luar interval –z tabel s.d. z tabel maka hipotesis

ditolak, tetapi jika z hitung terletak di dalam interval –z s.d. tabel maka

hipotesis diterima.

c) Uji Me

Jika ternyata sampel yang diambil berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal, perhitungan dilanjutkan dengan tes median atau uji Me. Uji

ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini diterima atau ditolak. Adapun langkah-langkah perhitungan tes median adalah

sebagai berikut.

1) Menentukan kriteria hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut.

Kurang dari 5,5 = kurang dipahami

5,5 s.d. 7,4 = cukup dipahami

7,5 atau lebih = dipahami dengan baik

Dengan demikian, kriteria hipotesis yang digunakan dalam uji ini yaitu Me ≥

7,5

2) Menentukan kelas median

Menentukan kelas median yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

n = x n (Nurgana, 1985:8)

27

3) Mencari median dengan rumus sebagai berikut.

Me = b + p (Nurgana, 1985:8)

Keterangan :

b = batas kelas bawah median

p = panjang kelas median

F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

4) Membuat daftar rank

Membuat daftar rank dengan cara mengurutkan nilai yang diperoleh setiap

siswa. Adapun format daftar rank sebagai berikut.

Nomor urut Data(Xi)

RankXi Positif Negatif

Jumlah

5) Menentukan nilai W dengan cara berikut

a. Menentukan nilai W hitung dengan cara mengambil jumlah nilai terkecil dari

daftar rank, baik jumlah rank positif maupun jumlah rank negatif. Bil ada

yang tidak terisi berarti W = 0

b. Menentukan nilai W tabel dalam taraf kepercayaan ( ) 99 %

6) Menentukan nilai Me kriteria pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai

berikut.

28

Nilai Me kriteria hipotesis yang ditetapkan adalah 7,5. Dengan demikian,

jika W hitung 0,0 ≤ W (n), maka Me ≠ 7,5 ; dan

jika W hitung > W 0,0 (n), maka Me = 7,5

7) Melakukan pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut.

Jika Me hitung ≤ Me kriteria pengujian hipotesis, maka hipotesis ditolak; dan

Jika Me hitung ≥ Me kriteria pengujian hipotesis, maka hipotesis diterima.

5. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian.

Instrument penelitian sebagai alat atau cara untuk menjaring data yang diperukan

oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yng

dijajukan sehingga alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diperlukan.

Dalam penelitian ini, data atau informasi yang ingin diketahui yaitu data

informasi tentang hasil tes pembelajaran menyimak dongeng sesudah mengikuti

pembelajaran yang peneliti lakukan. Instrument yang penulis gunakan dalam

proses belajar mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di

dalamnya tercantum soal untuk postes.

6. Ruang Lingkup Penelitian

Supaya penelitian ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka

perlu ditentukan ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini

sebagai berikut.

1. Variabel Penelitian : Pembelajaran menyimak dongeng dengan

menggunakan metode cooperative script

2. Bahan Penelitian : Cerita dongeng

29

3. Subjek Penelitian : Siswa kelas VII

4. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 4 Sumedang

5. Waktu Penelitian : Mulai bulan Desember 2012 sampai dengan

selesai

7. Agenda Kegiatan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu enam bulan

sejak proposal penelitian ini dibuat dan layak untuk dilanjutkan. Bentuk kegiatan

yang direncanakan untuk dilakukan dalam enam btersebut adalah sebagai berikut.

Tabel Rencana Penelitian

No KegiatanBulan ke

1 2 3 4 5 6

1 Persiapan Penelitian/pembuatan

proposal

2 Pengumpulan data

3 Pengolahan data

4 Pembuatan laporan penelitian

5 Pembahasan dan finalisasi laporan

penelitian

6 Penjilidan/pencetakan

8. Daftar Pustaka

Agung. 2010. Legenda Situ Bagendit . [Online]. Tersedia : http:

//historyology.blogspot.com/2010/01/legenda-situ-bagendit.html. [21

Desember 2012]

30

Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta.

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dwimaria. 2011. Metode Script Kooperatif (Cooperative Script). [Online].

Tersedia : http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200794-

pengertian-metode-cooperative-script/#ixzz2Eiu6i7hH. [10 Desember

2012]

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning; Mempraktikan Coopertive Learning.

Jakarta : PT Gramedia.

Nurgana, E. (1993). Statistika Penelitian.Bandung : CV. Permadi.

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2011. Panduan Penulisan Karya

Ilmiah. Sumedang : STKIP

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media

Sukarto. 2012. Dongeng dan Jenis-jenisnya. [Online]. Tersedia :

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2103854-arti-

dongeng-dan-jenis-jenisnya/#ixzz2ES7AIakm. [10 Desember 2012]

Supriadi, Udin Ganda. 2008. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia. Sumedang :

STKIP

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Dasar dan Teknik.

Bandung : Tarsito.