Author
rachmad-rusli
View
2.423
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Proposal PTK SENI TARI Nusantara
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN APRESIASI SENI TARI NUSANTARA (TARI DAMBUS ) MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA REKAMAN VIDEO
PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER 2 SMP NEGERI 8 PANGKALPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
MGMP GURU SENI BUDAYA KOTA PANGKALPINANG
OLEH
ASMAWATI S.Sos
NIP 1966091119892005
0
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Seni tari merupakan salah satu unsur kebudayaan bangsa Indonesia yang
sangat diperhatikan oleh seluruh bangsa kita. Hal ini telah ditegaskan dalam UUD
1945 pasal 32, yang rumusannya sebagai berikut : (1) kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai sebuah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya.
(2) kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. (3)
Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu
sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya,
aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni.
Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni
yang berbasis budaya.
Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta
1
didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
berekspresi/ berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,
“belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan
oleh mata pelajaran lain.
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional
bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan
secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural
mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan
kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal
ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang
majemuk.
Pendidikan Seni Budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi
peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan
anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta
kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan
kecerdasan emosional.
2
Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas
berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian
pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh
melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam
konteks budaya masyarakat yang beragam. (BSNP /Permendiknas 22/ 2006).
Pendidikan seni tari tidak dipelajari secara sungguh-sungguh oleh sebagian
besar siswa, dengan berbagai alasan, seperti materi ujian nasional hanya beberapa
mata pelajaran saja, dan tidak termasuk pendidikan seni. Pembelajaran seni tari di
SMP cenderung menggunakan model konvensional yaitu guru memberikan
contoh ragam tari dengan demonstrasi, kemudian siswa diminta untuk menirukan,
sehingga harapan menjadikan siswa yang memiliki kompetensi untuk menuju
pengembangan yang kreatif belum tampak. Langkah-Iangkah tersebut kiranya
masih perlu diperkuat dengan strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efektif,
inovatif, agar siswa dapat memahami konsep dan pentingnya seni budaya, dapat
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya, berkreativitas melalui seni
budaya serta mampu menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global. Dengan demikian akan lebih baik apabila lebih
banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman
berapresiasi seni melalui rekaman video, sehingga pembelajaran seni tari yang
diisyaratkan dalam kurikulum dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat permasalahan
dengan judul “Peningkatan Apresiasi Seni Tari Nusantara (Tari Dambus) Melalui
3
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video Pada
Siswa Kelas VIII C Semester 2 SMP Negeri 8 Pangkalpinang Tahun Pelajaran
2013/2014”
Dari latar bel.akang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.
Strategi pembelajaran seni tari cenderung bersifat tradisional dan berpusat pada
guru, kurang mengembangkan atau memberdayakan kreativitas siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan model Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran penerapan model Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
3. Bagaimana sistem evaluasi pembelajaran penerapan model Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
4. Bagaimana peningkatan apresiasi seni penerapan model Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:
4
1. perencanaan pembelajaran penerapan model Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
2. proses pelaksanaan pembelajaran penerapan model Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
3. sistem evaluasi pembelajaran penerapan model Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
4. peningkatan apresiasi seni penerapan model Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Media Rekaman Video
4. Manfaat Penelitian
Bagi guru :
1. Dapat meningkatkan pengembangan model pembelajaran dikelas
terutama pendekatakan pembelajaran kontekstual berbantuan
media rekaman video.
2. Dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dikelas,
mengingat karakteristik siswa yang bermacam-macam.
Bagi Siswa :
1. Dapat meningkatkan apresiasi seni yang optimal pada mata pelajaran seni
tari.
2. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar seni tari Nusantara
Bagi Sekolah :
5
1. Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan program
sekolah.
2. dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah
ilmu pengetahuan dibidang pendidikan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1. Landasan Teori
a. Apresiasi
Pengertian apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penilaian
baik; penghargaan; misalnya terhadap karya-karya sastra ataupun karya seni.
Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation yang berarti penghargaan yang
positif. Sedangkan pengertian apresiasi adalah kegiatan mengenali, menilai, dan
menghargai bobot seni atau nilai seni, biasanya apresiasi berupa hal yang positif
tetapi juga bisa yang negatif. Sasaran utama dalam kegiatan apresiasi adalah nilai
suatu karya seni. Secara umum kritik berarti mengamati, membandingkan, dan
mempertimbangkan. Tetapi dalam memberikan apresiasi, tidak boleh
mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus
dengan setulus hati dan menurut penilaian aspek
(http://hilman2008.wordpress.com)
Pengertian apresiasi secara umum adalah suatu penghargaan atau penilaian
terhadap suatu karya tertentu, biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi
juga bisa yang negatif. Apresiasi dibagi menjadi tiga, yakni kritik, pujian, dan
saran. Sementara itu, orang yang ahli dalam bidang apresiasi secara umum adalah
seorang kolektor atau pencinta suatu seni pada umumnya. Dari pengertian di atas
dapat di simpulkan bahwa apresiasi positif dapat diberikan kepada seseorang, atau
beberapa individu atau sebuah kelompok yang melakukan karya positif dengan
7
suatu hal yang positif juga, atau sebaliknya. Apresiasi dapat dimaknai secara aktif
dan pasif. Apresiasi aktif yakni kegiatan apresiasi dengan melibatkan peserta
dalam kegiatan tertentu. Misalnya, seorang ikut menari, atau juga dapat ditempuh
dengan memberi tanggapan atau kritikan terhadap karya yang diamati. Apresiasi
pasif dapat dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan tanpa ada
tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukan tersebut.
Dalam penelitian ini yang akan dicoba untuk diterapkan adalah apresiasi seni
secara aktif. Adapun caranya adalah dalam pembelajaran Seni Tari, selain
pembelajaran secara demonstrasi juga akan disajikan rekaman video tentang tari-
tarian Nusantara.
Langkah- langkah dalam apresiasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. peserta didik mengamati tarian melalui rekaman vidio.
2. peserta didik berdiskusi tentang tarian yang di amati
3. peserta didik melakukan gerakan tari sesuai dengan tayangan video
Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya
apresiasi siswa terhadap seni tari semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya
apresiasi siswa terhadap seni tari diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran
seni tari dikelas.
b. Apresiasi Seni
8
Pengertian apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu
objek atau karya seni, lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan
mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan
memaknai karya-karya tersebut. (http://fathiiyahzulfahnea.blogspot.co m )
Apresiai seni berarti kegiatan mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk
karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga
mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Dalam
mengapresiai, seorang penghayat sedang mencari pengalam estetis sehingga
motivasi yang muncul adalah motivasi pengalaman estetis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi seni adalah
menikmati, menghayati, merasakan dan mencermati karya seni sehingga
menyadari sepenuhnyaseluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap
gejala estetis dan artistik.
c. Pengertian Seni
Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang
timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan
manusia. Menurut Bastomi seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika
yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan
rasa takjub dan haru. Menurut Enslikopedia Indonesia seni adalah penciptaan
segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau
mendengarnya.
( http://ufikmuckraker.wordpress.com )
9
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian seni adalah
aktivitas batin yang timbul dari perasaan yang indah sehingga menghasilkan
ciptaan yang indah dan orang senang melihat dan menikmatinya.
d. Seni Tari
Seni tari merupakan salah satu bidang seni yang secara langsung
menggunakan tubuh manusia sebagai media, yang merupakan ungkapan nilai
keindahan dan nilai keluhuran lewat gerak dan sikap tubuh dengan penghayatan
seni. Keberadaan seni tari nusantara yang diwariskan hingga sekarang secara
sederhana dapat dikatakan selalu seiring dengan perkembangan masyarakat
pendukungnya. Menyadari agar seni tari tetap eksis maka pemerintah dan praktisi
seni memasukkan ide-ide baru untuk tetap dapat melestarikan budaya bangsa.
Maka disusunlah kurikulum untuk SMP yang disebut dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di
bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa
sekarang dan dimasa yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan
lokal, nasional dan tuntutan global dengan semangat MBS (Manajemen Berbasis
sekolah). Pengembangan KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
(KBK) yang merupakan kurikulum operasional, disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing sekolah. Untuk membatasi apa yang disebut dengan tari maka
lahirlah bermacam-macam definisi tari. Definisi tersebut disusun oleh beberapa
tokoh seni tari atau bidang seni lain yang dalam hidupnya banyak berkecimpung
10
dalam bidang seni tari. Wisnoe Wardhana (1960:3) menyatakan bahwa tari
adalah ekspresi estetis dalam gerak dengan media tubuh manusia. Soedarsono
(1990) menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
melalui gerak ritmis yang indah. Seorang ahli jiwa, mengatakan bahwa tari adalah
pernyataan gaya instigtif otot tentang suatu perasaan atau dengan kata lain tari
adalah kerja rasa manusia yang penyalurannya melewati otot-otot ( Crawky dalam
Wardhana, 1990). Dixon mengatakan bahwa tari adalah dialek jiwa. Dengan kata
lain tari adalah nilai-nilai kejiwaan yang tampak dalam gaya gerak (Dixon dalam
Wardhana, 1990).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
tari secara konseptual adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui
gerak ritmis yang indah. Faktor-faktor yang esensial untuk dimiliki atau dikuasai
oleh seorang penari sebagai persyaratannya adalah: pertama, kemampuan
peragaan, dan kedua adalah tentang kemampuan atau penguasaan kejiwaan.
e. Pendekatan Kontekstual
Kontekstual merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan
kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Pendekatan
kontektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
11
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Komponen pembelajaran Kontekstual meliputi:
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan
membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan
tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi
pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa
banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh
guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara
berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan.
Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa,
siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Inkuiri, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang
bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian
membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab,
hipoteis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.
Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi
sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya
dapat berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta
12
mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas
di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar
siswa dapat mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang
diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara belajar) dan guru
bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui media
cetak dan elektronik.
Refleksi, yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan
pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan
hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.
Adapun realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang
diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa
mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan
(pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik
adalah pada; pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari
sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhr periode, kemajuan belajar
dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa. (http://bandono.web.id )
f. Media RekamanVidio
Media video merupakan media yang akrab di sekitar siswa dan guru.
Media video biasa disebut audio visual, artinya media ini merupakan gabungan
13
antara suara dan gambar. Sesuai dengan sifatnya, media audio visual memiliki
banyak keunggulan dibandingkan dengan media lainnya. Secara fisik Video/VCD
pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video
atau VCD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VCD player atau TV
monitor serta LCD proyektor. Media audio visual dapat membuat konsep yang
abstrak menjadi lebih kongkrit, dapat menampilkan gerak yang dipercepat atau
diperlambat sehingga lebih mudah diamati, dapat menampilkan detail suatu benda
atau proses, serta membuat penyajian pembelajaran lebih menarik, sehingga
proses pembelajaran menjadi menyenangkan dalam pengembangannya
mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut
memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan
menarik. . (http://blog.video-sebagai-media-pembelajaran/mrdetail/12052)
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 8 Pangkalpinang. Penelitian dilakukan di
sekolah sendiri akan mendapat dua keuntungan yaitu tidak perlu meninggalkan
tugas mengajar selama mengadakan penelitian dan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran sendiri sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh siswa
dan guru.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester 2 tahun pelajaran 2013/
2014 yang dimulai bulan Februari 2014. Subjek penelitian pada saat itu tidak
mengalami banyak hambatan dalam belajar serta materi pembelajaran apresiasi
terhadap seni tari memang muncul pada semester 2 di kelas VIII.
3. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII C yang terdiri dari 30 siswa dengan komposisi perempuan 16
siswa dan laki-laki 14 siswa.
15
4. Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah seluruh
siswa kelas VIII C, administrasi guru yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar seni tari
yang diperoleh dari tes hasil belajar dan pengamatan yang diperoleh pada akhir
tindakan.
b. Alat Pengumpulan data
Sebagai alat pengukur dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa tes unjuk
kerja yang merupakan hasil dari pengamatan rekaman vidio seni tari Nusantara.
6. Analisis data
Hasil yang diperoleh berdasarkan tes yang dilakukan pada siklus I di bandingkan
dengan hasil siklus II. Kalau siklus I hasilnya kurang memuaskan, maka akan
dilanjutkan dengan siklus II sampai ada perubahan.
7. Indikator Kinerja
Capaian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah capaian target sesuai KKM
= 70.
8. Prosedur Penelitian
16
a) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tindakan kelas yang
terdiri dari dua siklus.
b) Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari:
1. Perencanaan (Planning):
Membuat perencanaan tentang pembelajaran apresiasi seni. Menyiapkan
perangkat Video, perangkat pembelajaran( Silabus, RPP sesuai dengan SK, KD
seni tari) , bahan ajar, menciptakan skenario pembelajaran ,meyiapkan tempat
belajaran (aula), Siswa membentuk kelompok yang dibagi menjadi beberapa
kelompok masing-masing terdiri dari 5 orang. Kelima orang siswa mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda.
2. Pelaksanaan (acting):
Pada saat proses pembelajaran berlangsung (1) guru mendiskusikan hal-hal
yang berkaitan dengan tari saman; (2) masing-masing kelompok mengamati tarian
yang ditayangkan melalui Video; (3) kemudian siswa melakukan gerak tari
tersebut secara kelompok tahap demi tahap, (4) Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pengamatannya berupa gerak tari
3. Observasi
Guru melakukan pengamatan kondisi kelompok, aktivitas kelompok, kreativitas,
inovasi, kerjasama.
4. Refleksi (reflecting)
17
Merefleksikan tindakan yang telah dilakukan, yang didasari atas
perencanaan, pengamatan, observasi, bila tidak sesuai dengan indikator
keberhasilan maka perlu dilakukan siklus berikutnya.
9. Indikator Keberhasilan
a. Penyusunan perencanaan pembelajaran dianggap berhasil jika hasil
penilaian teman sejawat telah mencapai kriteria baik untuk siklus III.
b. Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan ini bila aktivitas
peserta didik yang diamati sebagai data pada proses pembelajaran, data
proses tersebut diambil dengan menggunakan lembar pengamatan atau
observasi dan dinyatakan berhasil jika keterlibatan siswa aktif dalam
melakukan pembelajaran mencapai ≥ 70 %.
c. Evaluasi yang dilakukan dikatakan berhasil dengan melihat aktivitas
siswa tepat untuk menilai proses dan hasil akhir jika aktivitas siswa
mencapai 70 %.
d. Nilai peserta didik yang memperoleh nilai minimal (KKM) > 70
jumlahnya mencapai ≥ 70 %, maka proses apresiasi dianggap berhasil,
tetapi apabila jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 70
jumlahnya< 70% maka proses pembelajaran seni tari dianggap gagal
dan harus dilakukan perbaikan untuk menuju siklus kedua dan
seterusnya.
18