Upload
director09
View
1.405
Download
99
Embed Size (px)
Citation preview
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL
DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
A S E R A N I, S. P d NIP. 196302031994031005
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANJUNG
2 0 11
LEMBAR PERSETUJUAN
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL
DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG
O l e h :
A s e r a n i, S. P d
NIP. 196302031994031005
Proposal ini telah disetujui oleh Kepala SMK Negeri 1 Tanjung untuk dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
Tanjung, 30 Juni 2011 Peneliti, Aserani, S.Pd
NIP. 196302031994031005 Menyetujui : Kepala SMK Negeri 1 Tanjung, Drs. Bambang Wahono, MM. NIP. 195703131987101001
ii
KATA PENGANTAR
F
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana berkat
rahmat dan izin-Nya jualah sehingga dapatlah peneliti menyusun proposal PTK ini,
walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusunan proposal PTK ini adalah dalam rangka memenuhi tugas tindak
lanjut dari mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengembangan Pembelajaran Ber-
basis PTK yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Tanjung dari tanggal 14 sam-
pai dengan 16 Juni 2011, sekaligus juga merupakan sebuah upaya peneliti untuk
mengembangkan diri khususnya berkaitan dengan upaya peningkatan profesionali-
tas guru.
Harapan peneliti, kiranya proposal ini layak diajukan untuk ditindaklanjuti ke
kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadual yang telah disusun.
Atas segala perhatian dan dukungan semua pihak, khususnya bapak Kepala
SMK Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan fasi-
litas sehingga proposal ini bisa terselesaikan, dan selanjutnya nanti melakukan
penelitian tindakan kelas, kami haturkan banyak terimakasih.
Juga kepada bapak nara sumber pelatihan Pengembangan Pembelajaran
Berbasis PTK yang telah memberikan pembekalan ilmu dan keterampilan tentang
pembimbingan penyusunan PTK, kami haturkan penghargaan dan terimakasih.
Kepada Allah jualah kita berserah diri, semoga kita mampu terus berkarya
menoreh kebaikan buat negeri ini. Amin.
Tanjung, 30 Juni 2011
Peneliti,
iii
DAFTAR ISI HAL :
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 4
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Kegunaan Penelitian 6
II. KAJIAN PUSTAKA 8
A. Kajian Teori 8
B. Hipotesis Tindakan 18
III. METODOLOGI PENELITIAN 19
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 19
B. Setting Penelitian 20
C. Faktor Yang Diteliti 20
D. Skenario Tindakan 21
E. Data dan Cara Penggalian Data 25
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data 25
G. Analisis Data 26
H. Jadual Waktu Penelitian 26
IV. DAFTAR PUSTAKA 27
iv
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK
MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIO VISUAL
DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran seni budaya memiliki peran sentral dalam pengembangan in-
telektual, sosial dan emosional peserta didik. Disamping itu, pembelajaran seni bu-
daya juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Dengan pembelajaran seni budaya, diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan ga-
gasan dan perasaan serta berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Seni musik sebagai bagian dari unsur seni budaya, merupakan seni yang
mempunyai daya ekspresi yang paling halus dan paling langsung dibandingkan de-
ngan bidang seni lainnya. Melalui seni musik kita dapat menerka bahkan mengerti
suasana hati dan aspirasi penciptanya atau seseorang yang membawakan musik ter-
sebut (pemain musik atau penyanyinya/yang menyanyikan). Segala sesuatu yang ti-
dak mungkin diungkapkan melalui seni yang lain, ternyata secara lengkap, jelas dan
gamblang dapat diungkapkan melalui seni musik. Pengungkapan perasaan, ide dan
gagasan, ternyata lebih mudah menyatakannya melalui seni musik. Bahkan ke-
mungkinan salah pengertian, salah paham, salah persepsi, sangat kecil, bila diung-
kapkan melalui seni musik. Demikian juga kemampuan sugestif yang dimiliki seni
musik sungguh tidak diragukan lagi. Dalam hubungan ini Machlis (2009:2) …
"memahami musik sebagai bahasa emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada
1
2
umumnya yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Setiap kata-kata memiliki
pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada mempunyai tautan hubungan de-
ngan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik, se-
dangkan nada menyugestikan pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan ter-
sebut".
Uraian di atas hanya sebagian dari eksistensi musik, fungsi dan manfaatnya,
yang tentunya masih banyak lagi fungsi dan manfaat lainnya yang dapat diberikan
oleh seni musik. Dengan alasan inilah mungkin sehingga pihak Kementerian
Pendidikan Nasional memasukkan seni budaya (termasuk seni musik di dalamnya)
ke dalam muatan kurikulum sekolah.
Untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran seni musik, peran guru
diharapkan dapat menentukan kualitas pembelajaran yang baik. Sehubungan de-
ngan ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilaku-
kan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan mem-
buat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perang-
kat pembelajaran yang tepat guna. Disamping itu, dalam kaitannya dengan pening-
katan kualitas pembelajaran ini, guru juga dituntut agar dapat mengupayakan ter-
ciptanya kondisi pembelajaran yang efektif. Upaya ini menurut Usman (2008:16) ....
"menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk
menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,
3
pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembela-
jaran".
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serang-
kaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran.
Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu
aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran kurang jalan. Salah satu
penyebabnya adalah karena kurangnya penggunaan media di dalam proses pembe-
lajaran, akibatnya maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai.
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar
mampu memberdayakan berbagai media di dalam proses pembelajaran, karena de-
ngan penggunaan media dapat memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia
mau, mampu dan bersemangat dalam belajar.
Dari sekian banyaknya media yang dapat digunakan dalam proses pembe-
lajaran, menurut hemat kami media audio visual adalah media yang sangat cocok
digunakan dalam proses pembelajaran seni musik, karena media audio visual me-
miliki beberapa kecocokan dan keunggulan, antara lain :
1. Karena seni musik medianya adalah bunyi dan suara, maka penggunaan media
audio dalam pembelajarannya adalah sangat cocok;
2. Karena di dalam penampilan musik tidak saja diperlukan bunyi dan suara tetapi
juga perlu didukung oleh gerakan-gerakan yang artistik, maka tentu penggunaan
4
media visual dalam pembelajarannya adalah sangat cocok;
3. Di dalam mempelajari musik seyogyanya diperlukan sejumlah alat musik yang
dapat ditunjukkan dan dimainkan di depan kelas. Seorang guru tidak mungkin
mampu membawa dan memainkan semua alat musik tersebut, karena keterbatas-
an alat musik yang tersedia di sekolah, juga keterbatasan kemampuan guru da-
lam memainkan alat musik, karena jarang sekali ada guru musik yang merang-
kap sebagai seniman musik yang serba bisa. Disamping itu, kalau alat musik ter-
sebut selalu di bawa ke kelas tentu sangat merepotkan dan cukup menyita waktu.
Maka, dengan menggunakan media audio visual, memungkinkan semua alat mu-
sik dapat ditunjukkan kepada siswa, bahkan semua alat musik tersebut dapat di-
mainkan, kendati hanya berupa gambar bergerak;
4. Jika penggunaan media audio visual benar-benar diberdayakan, akan mem-
berikan dampak yang positif bagi peningkatan efektifitas dalam pembelajaran
seni musik;
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan meningkatkan efektifitas pembelajaran seni musik, yaitu :
1. Sebagian besar guru masih belum tepat dan seksama didalam membuat perenca-
naan pembelajaran, sehingga efektifitas pembelajaran belum dapat dicapai;
2. Sebagian besar guru masih belum maksimal dalam menyiapkan perangkat pem-
belajaran yang tepat guna untuk menunjang pencapaian efektifitas dalam pem-
belajaran;
3. Sebagian besar guru masih belum tepat dalam memilih dan menerapkan metode
5
mengajar dalam kegiatan pembelajaran;
4. Sebagian besar guru masih belum tepat dalam melakukan strategi belajar meng-
ajar sehingga efektifitas pembelajaran belum dapat dicapai;
5. Sebagian besar guru masih belum mampu menunjukkan sikap dan prilaku yang
baik dalam mengelola kelas sehingga keefektifan dalam pembelajaran sulit di-
wujudkan;
6. Sebagian besar guru masih belum tepat di dalam memilih dan menggunakan me-
dia pembelajaran, sehingga efektifitas dalam pembelajaran di kelas sulit dicapai;
Dari enam identifikasi masalah di atas, ada satu masalah yang menjadi per-
hatian peneliti, yakni tentang pemilihan dan penggunaan media pembelajaran untuk
meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di kelas, yang dalam penelitian ini
di fokuskan pada pemberdayaan media audio visual dalam pembelajaran seni mu-
sik, sehingga batasan masalah dalam penelitian ini adalah, "apakah pemberdayaan
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran seni musik, dapat meningkat-
kan efektifitas proses belajar mengajar di kelas".
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dan hasil pengamatan pendahuluan yang telah
dilakukan peneliti sesuai dengan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan pemberdayaan media audio visual
dapat meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran seni musik?"
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
6
1. Mengungkapkan apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
minat, motivasi dan semangat belajar siswa tingkat X Akuntansi 2 dalam pem-
belajaran seni musik;
2. Mengetengahkan apakah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
seni musik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tingkat X Akun-
tansi 2;
3. Mendeskripsikan bagaimana kondisi aktivitas belajar siswa tingkat X Akuntansi 2
pada saat penggunaan media audio visual diterapkan;
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Bagi Siswa
a. Siswa tingkat X Akuntansi 2 semakin berminat, termotivasi dan bersemangat da-
lam mengikuti pelajaran seni musik;
b. Meningkatnya pemahaman siswa tingkat X Akuntansi 2 terhadap materi pela-
jaran seni musik;
c. Kondisi aktivitas pembelajaran seni musik di kelas X Akuntansi 2 semakin me-
ningkat dan kondusif;
d. Secara umum efektitifitas pembelajaran seni musik di kelas X Akuntansi 2 sema-
kin meningkat;
2. Kegunaan Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru yang lain dalam mengajarkan seni
musik maupun bidang seni lainnya, terutama di SMK Negeri 1 Tanjung.
7
3. Kegunaan Bagi Sekolah
Pihak sekolah dapat membuat kebijakan dengan mendorong para guru dan mem-
fasilitasinya untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas dan prestasi sekolah.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pentingnya Efektifitas Dalam Pembelajaran
"Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat, motivasi dan
semangat siswa dalam belajar" (Usman, 2008:22).
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Mi-
nat ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan adanya minat, se-
orang siswa akan mengikuti atau melakukan sesuatu yang diminatinya itu. William
James dalam Suryadi (1983:35), menilai bahwa : "Minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa". Keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran di kelas sangat menentukan tingkat aktivitas pembelajaran se-
cara keseluruhan.
Disamping menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa, guru juga
dituntut mampu di dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Memang antara minat dengan motivasi merupakan dua hal yang saling berhubung-
an dan saling menunjang. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, ia akan ter-
motivasi untuk mengetahui lebih jauh tentang sesuatu itu. Sebaliknya, seseorang
yang termotivasi terhadap sesuatu, pasti tumbuh dalam dirinya minat atau keinginan
untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sesuatu itu. Sulit memang menentukan,
apakah minat yang mempengaruhi motivasi atau motivasi yang mempengaruhi
minat seseorang. Yang jelas, motivasi itu bisa muncul dari dalam diri seseorang,
yang kita kenal dengan istilah motivasi instrinsik, bisa juga timbul sebagai akibat
8
9
pengaruh dari luar diri seseorang (pengaruh lingkungan), yang kita kenal dengan
istilah motivasi ekstrinsik. Menurut Fathurrohman (2007:21), ada sepuluh strategi
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang diantaranya adalah : "...... Meng-
gunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran".
Minat dan motivasi adalah sebuah potensi sekaligus daya yang dapat men-
dorong seseorang untuk melakukan sesuatu, atau kondisi organisme yang membuat
seseorang menjadi siap dan bersemangat dalam melakukan sebuah aktivitas. Indi-
kator fisik yang terlihat secara lahiriyah yang menunjukkan apakah siswa aktif dan
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, menurut Sudjana dalam Tafsir (2008:146),
dapat dilihat pada lima segi, diantaranya : ".....Keinginan, keberanian menampilkan
minat, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya; Usaha mendorong, membi-
na gairah/semangat belajar dan berpartisipasi dalam proses pengajaran secara aktif;
Menggunakan berbagai metode mengajar dan pendekatan multimedia; Dukungan
media pengajaran".
Minat, motivasi dan semangat belajar yang telah tertanam dalam diri siswa,
sebagai reaksi dari akibat adanya perlakuan positif seorang guru dalam proses pem-
belajaran, merupakan modal potensial sekaligus langkah strategis yang dapat meng-
antarkan siswa ke jenjang pemahaman terhadap pelajaran. Dengan kata lain, siswa
yang berminat, punya motivasi dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, me-
miliki peluang yang besar untuk dapat memahami materi pelajaran yang sedang
diajarkan kepadanya. Sebab, bagaimana mungkin siswa dapat memahami pelajaran
jika minat, motivasi dan semangat belajarnya kurang atau tidak ada sama sekali.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas dalam pembelajaran
sangat penting bahkan sangat diperlukan karena dapat meningkatkan pemahaman
10
terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Jika sebagian besar siswa, bahkan mung-
kin seluruh siswa di kelas dapat mengikuti dan memahami pelajaran yang sedang di
ajarkan guru, maka sudah pasti tingkat aktivitas atau kondisi aktivitas pembelajaran
akan semakin baik, mantap dan kondusif, dan pada gilirannya nanti hasil nilai eva-
luasi belajar siswa pun cenderung akan lebih baik atau meningkat.
2. Pengertian dan Unsur-unsur Seni Musik
Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi dan suara sebagai
media penciptaannya. Walaupun beraneka ragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin
kendaraan , handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita
dengar setiap hari, namun tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik, karena
segala macam bunyi-bunyian baru dapat dikatakan musik apabila bunyi tersebut
"berirama dan terasa indah bila didengarkan".
Walaupun cukup banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan
definisi tentang "apa itu musik?", namun hingga kini belum ada satupun yang
diyakini sebagai pengertian yang paling lengkap.
Menurut Jamalus dalam Aserani (2011:1) berpendapat bahwa : "Musik
adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu
irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi sebagai satu kesa-
tuan".
3. Pengertian Media
Gearlach dan Ely (1971:34), menyebutkan bahwa: "Media apabila dipahami
11
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap". Kemudian Atwi Suparman (1977:16), mendefinisikan: "Media merupakan
alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik". Menurut
Mirhanuddin (1986:2): "Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh
penyebar ide atau pembagi pengalaman, sehingga gagasan atau pengalaman itu
sampai kepada orang lain sebagai penerima".
4. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata "medium" yang artinya "perantara" atau "peng-
antar". Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara
sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource)
kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar meng-
ajar. "Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar
dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi,
daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang se-
dang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang
dibahas" (Munir, 2008:138).
5. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Rahayu (2010:65), "Ada enam fungsi pokok media dalam proses
pembelajaran, adalah :
1. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan
12
tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar secara efektif;
2. Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
pembelajaran. Ini berarti media merupakan salah satu unsur yang harus di-
kembangkan oleh guru;
3. Media, dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pembelajaran.
Oleh karenanya, penggunaan media harus mengacu kepada tujuan dan ba-
han pembelajaran;
4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan,
yang digunakan untuk sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik
perhatian peserta didik;
5. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk memper-
cepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik menangkap penger-
tian;
6. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi
mutu belajar mengajar";
Lebih detail lagi, menurut Fathurrohman (2007:67), "Fungsi penggunaan
media dalam proses pembelajaran, diantaranya :
1. Menarik perhatian siswa;
2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan);
4. Mengatasi keterbatasan ruang;
5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif;
13
6. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan;
7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;
8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan
gairah belajar;
9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
10. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembela-
jaran".
Adapun manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, menurut Munir
(2008:138), menyebutkan bahwa : "Ada beberapa kelebihan media pembelajaran
yang dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran, yaitu :
1. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembela-
jaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau
rumit menjadi mudah atau lebih sederhana;
2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nya-
ta, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat, dirasa-
kan atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tu-
buh manusia pada mata pelajaran sains;
3. Media tersebut dapat membantu peserta didik memahami, mudah mengingat
dan mengungkapkan kembal, karena media yang dipergunakan dapat mem-
bantu guru menyajikan informasi secara elebih mudah dan cepat serta jelas;
4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan krea-
tifitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik;
5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan mem-
berikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik;
14
6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (play-
back). Misalnya menggunakan rekaman video, compact disc, tape recorder
atau televisi;
7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap
suatu obyek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal, namun dalam
bentuk nyata menggunakan media pembelajaran;
8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik da-
pat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya
sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya peserta di-
dik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka dapat langsung me-
lihat, memegang atau merasakan tumbuhan tersebut;
9. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan keterampilan
(psikomotor);
10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan
bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal;
11. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya".
6. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dilihat dari daya liputnya, jenis-jenis media dibagi menjadi 2 yaitu : Per-
tama, media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang
banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh
tempat dan ruang. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
khusus, seperti media film, slide dan sebagainya, harus digunakan di tempat
15
yang tertutup dan agak gelap.
Menurut Fathurrohman (2007:68), dikatakan bahwa : "Jika dilihat dari ba-
han pembuatannya, media dibagi atas pertama, media sederhana, yakni media yang
bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah,
dan penggunaan tidak sulit. Kedua, media kompleks yakni media dengan bahan
yang sulit didapat atau tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal"
Menurut Nana Sudjana dalam Turnip (2009:28), bahwa : "Jenis media yang
biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan
menjadi enam, yaitu media grafis (bagan, diagram, poster, kartun dan komik), media
fotografi, media proyeks (OHP, slide/animasi dan film), media audio, media visual
tiga dimensi, serta media lingkungan dan manusia".
7. Media Audio, Visual dan Audio Visual dalam Pembelajaran
Media yang telah dikenal dewasa ini tentu tidak hanya terdiri dari dua atau
tiga jenis saja, tetapi lebih banyak dari itu. Klasifikasinya pun bermacam-macam,
bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, bahan serta cara pembuatannya.
Kalau dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :
a. Media audio. Adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, piringan hitam, cassette recorder, CD, Mp3 dan sebagainya. Media
audio ini tentu hanya cocok ditujukan bagi siswa yang alat dengarnya normal.
b. Media visual. Adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan saja.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai), fhoto, gambar atau lukisan, termasuk tulisan
(bahan cetakan). Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol
16
yang bergerak seperti film bisu, film kartun tanpa suara, dan sebagainya.
c. Media Audiovisual. Adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gam-
bar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media di atas (audio dan visual). Media audiovisual terdiri dari :
audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, se-
perti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara; au-
diovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar
yang bergerak seperti film, video cassette (VCD). Antara unsur suara dan gam-
bar, ada yang berasal dari sumber yang sama (satu sumber), seperti film, VCD,
ini disebut audiovisual murni. Ada pula antara suara dan gambar berasal dari
sumber yang berbeda, seperti gambar yang ditampilkan, suaranya berasal dari
manusia, rekaman tape recorder, seperti slide proyektor, film strip suara dan cetak
suara, ini disebut audiovisual tidak murni.
8. Pemilihan Media Audiovisual dalam Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, oleh karena itu maka diharapkan kepada para guru agar dapat menentukan
pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat tatap muka dalam proses pembe-
lajaran. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai penggunaan media yang semula
dimaksudkan untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran, malah justeru
dapat menjadi penghalang atau penghambat dalam proses pembelajaran.
Pemilihan media audiovisual dalam pembelajaran seni musik didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut :
a. Materi pelajaran seni musik lebih di arahkan pada suara dan bunyi, maka dalam
17
penyajiannya diperlukan media yang mendukung suara dan bunyi tersebut. Di-
samping itu, materi pelajaran seni musik juga berhubungan dengan gerak dan
laku, antara lain : bagaimana cara dan teknik memainkan alat musik, bagaimana
posisi pemain di atas panggung pada saat pagelaran musik ditampilkan, bagai-
mana mengenalkan bentuk dan wujud alat musik, dan sebagainya, tentu dalam
penyajian materi seni musik ini diperlukan media visual, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak;
b. Belajar seni musik tentu memerlukan sejumlah alat musik yang perlu ditunjuk-
kan dan diperagakan/dimainkan di depan kelas. Mengingat berbagai keterba-tasan
yang dimiliki sekolah (terutama dalam hal penyediaan alat musik), juga
keterbatasan guru dalam hal penguasaan alat musik (sebagian besar guru bukan
pemain musik/musisi yang serba bisa), maka keberadaan media audiovisual
benar-benar sangat membantu dalam keberlangsungan proses pembelajaran;
c. Memperoleh media audiovisual dewasa ini relatif mudah dan murah, jenis dan
macamnya pun sangat banyak dan beragam, sehingga memungkinkan guru dapat
menggunakan dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran;
d. Berdasarkan pengalaman dalam mengajar dan pengamatan pendahuluan yang te-
lah dilakukan peneliti, nampaknya penggunaan media audiovisual dalam pembe-
lajaran seni musik sangat diminati siswa;
Berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran ini, me-
nurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006:137), dikemukakan bahwa : "Nilai
praktis dari media audiovisual dalam pembelajaran, diantaranya :
a. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar;
b. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
18
bertambah mantap".
Rivai (2009:2) mengemukakan beberapa alasan berkenaan dengan manfaat
(nilai praktis) penggunaan media audiovisual, diantaranya :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru ti-
dak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran".
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan di
atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Dengan
memberdayakan media audiovisual pada pembelajaran seni musik, maka efektifitas
pembelajaran di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung akan meningkat."
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan ini dipilih karena masalah yang dikaji adalah
masalah yang bersifat praktis dan terfokus pada proses belajar mengajar, dan segera
dicarikan solusinya. Proses pengkajian PTK dilaksanakan melalui tahapan-tahapan
berdaur yang meliputi (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi, dan (d) ref-
leksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(Suhardjono dalam Aqib, 2007:53). Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar : Alur penelitian tindakan kelas oleh Suhardjono
19
Rencana
Observasi Refleksi
Refleksi
Tindakan
Observasi
Tindakan
Permasalahan baru hasil refleksi
Bila Permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Permasalahan
Rencana
Permasalahan baru hasil refleksi
Rencana Tindakan
Refleksi Observasi
20
B. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di tingkat X Akuntansi 2
SMK Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah, karena :
1. SMK Negeri 1 Tanjung merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru, sejak
Maret 1994 hingga sekarang;
2. Lokasi SMK Negeri 1 Tanjung dengan rumah tempat tinggal peneliti sangat de-
kat sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian;
3. Berdasarkan rencana pembagian tugas mengajar semester ganjil tahun pelajaran
2011/2012, tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung merupakan salah satu
kelas tempat peneliti mengajar seni budaya;
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan September
2011 sampai dengan Nopember 2011 (Jadual terlampir).
Subyek yang diteliti adalah guru seni musik dan siswa tingkat X Akuntansi 2
SMK Negeri 1 Tanjung.
C. Faktor Yang Diteliti.
Faktor yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor siswa, yaitu mengamati aktivitas kegiatan belajar siswa tentang materi
pelajaran seni musik dengan menggunakan media audiovisual;
2. Faktor Guru, yaitu mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar pada materi seni musik dengan menggunakan media audiovisual;
3. Faktor hasil belajar, yaitu nilai proses dan nilai evaluasi;
21
D. Skenario Tindakan
Skenario tindakan dalam penelitian ini menggunakan tiga siklus yaitu
sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahapan ini dimulai dengan menyusun rancangan tindakan yang menjelas-
kan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan
dilakukan. Di dalam proses penelitian tindakan ini, keberadaan peneliti dan guru
tentu dibedakan, maka dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan
antara keduanya. Rancangan yang sudah disepakati hendaknya dilakukan secara
bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan
mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk
mengurangi unsur subjektivitas pengamat, sehingga kualitas penelitian dapat dijaga.
Rangkaian kegiatan perencanaan dimaksud meliputi :
1) Meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian;
2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar meng-
ajar;.
3) Menentukan pokok bahasan dan materi pembelajaran;
4) Menyusun skenario pembelajaran;
5) Menyusun dan menyiapkan LKS;
6) Menyiapkan sumber/bahan belajar;
7) Menyiapkan format evaluasi;
8) Menyiapkan format observasi pembelajaran;
22
9) Menentukan guru yang akan dijadikan kolaborasi dalam pembelajaran;
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran mu-
lai dilaksanakan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatih-
kan kepada si pelaksana tindakan (guru yang ditunjuk) untuk diterapkan di dalam
kelas sesuai dengan skenario yang direncanakan.
Guru memberikan mata pelajaran tentang seni musik dengan mengguna-
kan media audiovisual, dengan tahapan sebagai berikut :
- Tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang seni
musik dengan menggunakan media audiovisual;
- Tahap inti pembelajaran meliputi:
Siswa mengikuti pelajaran sampai memperhatikan dan mengamati media audio-
visual yang ditampilkan guru;
Siswa mencatat apa yang dipelajari dan mendiskusikannya dengan siswa lainnya;
- Tahap kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
menjawab pertanyaan siswa, menyimpulkan materi pelajaran, melakukan evaluasi
dan menutup pelajaran.
c. Pengamatan dan Observasi
Tahap ini sebenarnya telah berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tin-
dakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penerapan media audiovisual
sedang dilaksanakan oleh guru. Peneliti sebagai observer melakukan observasi
23
terhadap apa yang sedang dilaksanakan oleh guru tersebut, serta mengamati aktivi-
tas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan audiovisual sedang dilang-
sungkan.
Secara sederhana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, diantaranya
mengamati tentang:
1) Bagaimana minat, motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran;
2) Situasi dan kondisi kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung;
3) Sejauhmana keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran;
4) Sejauhmana nilai evaluasi yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran ber-
langsung atau setelah proses tindakan dilakukan.
d. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi.
Dalam tahap refleksi ini, hasil pengamatan yang telah dilakukan kemudian
dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah
dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi per-
hatian pada tindakan berikutnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada kegiatan tahap refleksi ini, diantaranya :
1) Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data
yang telah terkumpul;
2) Melakukan evaluasi tindakan berdasarkan hasil pengamatan yang meliputi eva-
luasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap jenis tindakan;
3) Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi, skenario,
24
tentang hasil LKS, dan sebagainya;
4) Menyimpulkan hasil siklus pertama untuk dijadikan acuan dalam menyusun pe-
rencanaan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II dan III
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua dan ketiga pun terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada sik-
lus sebelumnya (pengembangan program tindakan kedua atau ke tiga).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua dan ke tiga ini tidak jauh berbeda
dengan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, hanya saja pada beberapa hal
mungkin perlu adanya peningkatan atau perubahan tindakan (tindakan yang dise-
suaikan);
c. Pengamatan dan Observasi
Hal-hal yang di amati pada siklus ke dua dan ketiga ini juga seperti pada
siklus pertama, hanya saja mungkin ada beberapa tambahan pengamatan yang di-
perlukan, atau ada beberapa komponen tindakan yang perlu pengamatan lebih sek-
sama atau lebih serius dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya.
d. Refleksi
Maksud melakukan refleksi juga sama seperti siklus sebelumnya, hanya saja
25
pada refleksi siklus ke dua dan ke tiga ini lebih di arahkan pada evaluasi tindakan
siklus sebelumnya.
E. Data dan Cara Penggalian Data
Jenis data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah beru-
pa data empiris yaitu data yang berhubungan dengan perbuatan, pengalaman, pe-
ristiwa, kejadian dalam kegiatan tindakan kelas. Sumber datanya adalah guru dan
siswa tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung.
Disamping itu, data juga diperoleh melalui :
1. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinayatakan atau diuji dengan bilangan/
angka yang diwujudkan dalam bentuk nilai evaluasi, misalnya pre-test, post-test,
ulangan harian dan sebagainya.
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dinyatakan atau diuji dengan bilang-
an/angka, seperti semangat belajar siswa, aktivitas kelas dan sebagainya.
Cara penggalian data dalam penelitian ini adalah melalui :
1. Observasi, yaitu dengan melakukan peninjauan dan pengamatan ke lokasi pe-
nelitian (ruang kelas) serta melihat dan megamati langsung bagaimana pene-
rapan media audiovisual dalam kegiatan proses pembelajaran seni musik yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas;
2. Test, yaitu melakukan evaluasi dari hasil penerapan media audiovisual di kelas.
Evaluasi ini dilakukan baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil akhir kegi-
atan pembelajaran;
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes,
26
observasi dan wawancara, dan alat pengumpul datanya berupa butir soal, lembar
kerja siswa, lembar observasi dan pedoman wawancara.
G. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Tidak menggunakan uji statistik;
2. Menggunakan analisis deskriptif;
3. Observasi maupun test menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil peng-
amatan, penilaian dan refleksi/aplikasi;
H. Jadual Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan Kegiatan (bulan - minggu ke)
September 2011
Oktober 2011
Nopember 2011
No. Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan rancangan
penelitian x
2. Persiapan sarana dan alat x 3. Pelaksanaan tindakan 1 x 4. Pelaksanaan tindakan 2 x 5. Pelaksanaan tindakan 3 x 6. Pengumpulan data x 7. Analisa data x 8. Penyusunan konsep hasil
dan laporan PTK x x x
9. Pengetikan laporan PTK x x
IV. DAFTAR PUSTAKA
Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya bidang Seni Musik. Tanjung: SMK
Negeri 1. Atwi Suparman. 1977. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas
Terbuka. Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Djamarah, Bahri, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika
Aditama. Gearlach dan Ely. 1971. General Methods of Effektif Teaching. New York: Thomas
Y. Growell Company. Machlis, Sudharsono. 2009. Pelajaran Seni Musik. Jakarta: PT. Gramedia.
Mirhanuddin. 1986. Media Pendidikan. Banjarmasin: Yayasan Badan Penerbit UNLAM
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Usman, Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Depdikbud.
Rahayu, Sadbudhy, Endang. 2010. Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita. Rivai, Ahmad. 2009. Media Pendidikan. Surabaya: Insan Cendekia.
Suryadi, A. 1983. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Bina Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Turnip. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
27