18
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE BERMAIAN PADA SISWA KELAS A-2 DI TK PERTIWI 1 BENDOAGUNG KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010 - 2011 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008) Yang Dibimbing Oleh Dra. HennyIndreswari, M.Pd Oleh MINTRI KUSUMAWATI NIM : 821346258 KMENTERIAN PENDIDIKAN NASIOANAL UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ - MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S-1 PGSD POKJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TRENGGALEK 2010 Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

Proposal PTK PAUD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PTK (peningkatan kemampuan memabaca dengan metode bermaian.

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE

BERMAIAN PADA SISWA KELAS A-2 DI TK PERTIWI 1 BENDOAGUNG

KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN

PELAJARAN 2010 - 2011

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008)

Yang Dibimbing Oleh Dra. HennyIndreswari, M.Pd

Oleh

MINTRI KUSUMAWATI

NIM : 821346258

KMENTERIAN PENDIDIKAN NASIOANAL UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ - MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S-1 PGSD

POKJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TRENGGALEK 2010

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 2

A. Judul:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE

BERMAIAN PADA SISWA KELAS A-2 DI TK PERTIWI 1 BENDOAGUNG

KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2010 - 2011

B. Bidang Kajian

Kemampuan membaca dan metode bermain

C. Pendahuluan

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan bahwa Pendidikan

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik

psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian,

kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan

anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan

agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. TK

merupakan lembaga pendidikan pra-skolastik atau pra-akademik. Itu artinya, TK tidak

mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan keterampilan membaca dan

menulis. Substansi pembinaan kemampuan skolastik atau akademik ini haruslah menjadi

tanggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah dasar.

Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dengan praktik kependidikan baik di

TK ataupun SD di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab dalam membelajarkan

kemampuan skolastik/akademik khususnya yang berhubungan dengan kemampuan

membaca dan menulis ini seolah-olah telah bergeser dari sekolah dasar ke TK. Bahkan

terdapat SD yang dengan sengaja mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan

menggunakan konsep akademik, terutama tes membaca dan menulis. Akibatnya banyak

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 3

TK yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan

bagi anak.

Pada dasarnya, membelajarkan persiapan membaca dan menulis di TK dapat saja

dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-skolastik atau pra-

akademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya dapat

diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar, dalam hal ini

bidang pengembangan berbahasa dan motorik.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek

perkembangan membaca dan menulis ini dapat disusun berbagai bentuk kegiatan

pembelajaran membaca dan menulis bagi anak TK.

Berdasarkan Kompetensi membaca di tingkat pendidikan dasar merupakan salah

satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Membaca merupakan awal dan

dasar dari kemampuan seseorang. Apabila kemampuan membaca rendah dapat

dipastikan bahwa kemampuan yang lain juga rendah, tidak mungkin memiliki

kemampuan matemetik yang tinggi.

Secara umum, upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada diri

siswa masih mengalami beberapa kendala yakni karena mahalnya bahan bacaan seperti

buku, Koran dan majalah. Di samping itu, khususnya tayangan film asing ke dalam

bahasa Indonesia. Merupakan salah satu penghambat untuk mengembangkan kebiasaan

membaca. Sesungguhnya yang paling penting adalah kemudahan mendapatkan bahan

bacaan dan timbul keniatan pada diri seseorang akan pentingnya membaca.

Pada hakikatnya pendidikan anak TK adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,

membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan

menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak TK merupakan

salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan

dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus dan kasar),

kecerdasan jamak (multiple intelegence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan

keunikan dan perumbuhan anak TK, Penyelenggaraan Pendidikan TK disesuaikan

dengan tahap-tahap perkembangan yang dilaului oleh anak TK.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 4

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

UU Sisdiknas (2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak

TK/ Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki lima bidang

pengembangan yaitu: (1) pengembangan sikap dan nilai, (2) pengembangan bahasa, (3)

pengembangan kognitif (4) pengembangan fisik dan motorik, dan (5) pengembangan

seni. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat menggunakan strategi /

metode pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan

berbicara, mendengar, membaca dan menulis.

Bersarkan karakteristik dan aspek pengembangan kebahasaan, pada usia TK

kemampuan anak masih terbatas dalam memahami bahasa dari pandangan orang lain.

Akselerasi perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi

simbolis Hetherington (dalam Moeslichatoen, 1999: 18). Jika pengembangan simbol

bahasa telah berkembang, maka hal ini memungkinkan anak memperluas kemampuan

memecahkan persoalan yang dihadapi dan memungkinkan anak belajar dari sesuatu

yang telah dibacanya. Semakin banyak dan sering anak membaca maka semakin

berkembang pula keterampilan memahami kata. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

apabila para ahli menyimpulkan, membaca merupakan dasar dari pada keterampilan

bahasa lainnya Tarigan (dalam Tarigan 1987: 48)

Pentingnya pemahaman terhadap suatu kata dalam interaksi komunikatif

memang sangat nyata. Untuk dapat terlibat dalam suatu komunikasi, seseorang harus

mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan dan didengar.

Konsekwensinya pembelajaran perlu melatih keterampilan membaca. Membaca adalah

kemampuan memperluas cakrawala pengetahuan kita . Dengan mahir membaca akan

timbul keinginan menemukan bacaan , memahami dan menafsirkan apa yang

dibaca.(Fawzia Aswin .H,1999).

Untuk mencapai kegiatan membaca tersebut diperlukan metode yang tepat.

Metode bermain merupakan salah satu metode yang banyak di pergunakan di Taman

Kanak-Kanak. Metode bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 5

menyenangkan karena anak mendapat pengalaman langsung yang dapat memberikan

pengalaman belajar bagi anak TK.

Dengan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang

pembelajaran kemampuan membaca dengan Metode Bermain. Penelitian ini penulis

tuangkan dalam bentuk Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Membaca dengan Metode Bermain pada Siswa Kelompok

A-2 di TK Pertiwi Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester I

Tahun Pelajaran 2010/2011”.

D. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, peneliti akan

mencoba membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil pembelajaran kemampuan membaca dengan metode bermain

pada siswa kelompok A-2 di TK Pertiwi Bendoagung Kecamatan Kampak

Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran kemampuan metode bermain

pada siswa kelompok A-2 di TK Pertiwi Bendoagung Kecamatan Kampak

Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Pemecahan Masalah

Siswa yang mendapatkan pengetahuan dari lingkungan secara langsung melalui

pembelajaran yang menyenangkan lewat metode bermaian tentunya akan menghasilkan

atau menguasai materi (dalam hal ini kemampuan membaca) yang lebih baik kerena

materi didapat dengan permainan yang menyenangkan.

3. Hipotensis

Hipotensis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :

Melalui metode bermain dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa

kelompok A-2 di TK Pertiwi Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek

Tahun Pelajaran 2010/2011

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 6

E. Tujuan Peneliti

1. Tujuan Umum

Guna meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelompok A-2 di TK

Pertiwi Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun

Pelajaran 2010/2011.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan siswa dapat menumbuh kembangkan kemampuan membaca mejadi

sebuah minat, kegemaran, dan kebiasaan positif baik di sekolah, di keluarga

maupun di lingkungan masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Memberikan motivasi dan dorongan untuk kemampuan membaca baca pada

anak.

b. Dengan kemampuan membaca pemahaman, siswa dapat berperan aktif dan

bertanggung jawab dalam mengembangkan kemajuan belajar mereka sendiri.

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kognitif, efektif dan psikomotorik dalam

konteks pembelajaran.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Sebagai fasilitator, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik, metode,

dan pendekatan dalam pembelajaran membaca.

b. Dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis dan

menyenangkan.

c. Mengevaluasi hasil akhir pembelajaran dengan upaya membina,

membimbing dan mengarahkan siswa agar terampil dalam membaca

pemahaman secara baik, benar, efektif dan efisisen.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.

b. Meningkatakan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa

dan prestasi kinerja guru.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 7

G. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Tujuan Pembelajaran di TK

Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki empat bidang

pengembangan yaitu:

a) pengembangan sikap dan nilai.

b) pengembangan bahasa

c) pengembangan kognitif

d) pengembangan fisik dan motorik

e) pengembangan seni

2. Kompetensi Dasar Membaca

Sesuai dengan Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak & Raudhatul

Athfal (A) tentang membaca tertuang dalam Standar Kompetensi SK : 2. Anak

mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata

dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya. Kompetensi Dasar (KD) : 2.2

Dapat menceritakan gambar (pra membaca), mengenal bahwa ada hubungan antara

bahasa lisan dengan tulisan (pra membaca). (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas:

2003)

3. Karakteristik anak TK

Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang

usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses

perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari

tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses

evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri.

Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai

tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan

interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan

hidupnya.

Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang

periode usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan

sedini mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978:13) berpendapat

bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu

suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga

tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 8

periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan

berbahasa untuk periode selanjutnya.

Masa-masa sensitif anak pada usia ini menurut Montessori mencakup

sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan

lidah dan tangan, berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta

terhadap aspek-aspek sosial kehidupan.

Erik H. Erikson (Helms & Turner, 1994:64) memandang periode usia 4-6

tahun sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk

mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari

apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari

lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya

kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang

selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal

anak dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson dapat membuat anak tidak

mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan.

Froebel (Roopnaire, J.L & Johnson, J.E., 1993:56) berpendapat bahwa

masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan

masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase

of human life). Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas

(golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang

sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya

peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi

seseorang. Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman”

yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan

berkembang secara wajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental

bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang

jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis,

antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya,

seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 9

4. Metode Bermaian Anak TK

Motivasi Intrinsik tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak.

Pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk

dilakukan. Bukan dilakukan sambil lalu, tingkah laku itu bukan dilakukan sambil

lalu. Cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Kelenturan,

bermain itu perilaku yang lentur

Fungsi bermain bagi anak TK. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang

dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.

Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.

Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk

melepaskan dorongan yang tidak dapat diterima. Untuk kilas balik pesan-pesan

yang biasa dilakukan. Mencerminkan pertumbuhan. Untuk mengembangkan sosial

anak. Beberapa fungsi bermain :

§ Mempertahankan keseimbangan

§ Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari

§ Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang.

§ Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari..

§ Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.

§ Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.

§ Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.

5. Penggolongan Kegiatan Bermain Anak TK.

a. Penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial

anak. Gorden & Browne 1985, mengadakan penggolongan kegiatan bermain

sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak dala bentuk :

1. Bermain secara soliter

2. Bermain secara paralel

3. Bermain asosiatif.

4. Bermain secara kooperatif.

b. Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak yaitu bermain bebas dan

spontan :

1. Bermain bebas dan spontan.

2. Bermain pura-pura. Bermain pura-pura dapat dibedakan dalam bentuk:

3. Bermain dengan cara membangun atau menyusun.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 10

4. Bertanding atau berolahraga.

(http://yatna234.blogspot.com/2008/11/penggunaan-dan-pengertian-metode-

bagi.html, diakses 3 November 2010 )

6. Implementasi Metode Bermain dalam pembelajaran Membaca di TK

Permainan membaca anak TK meliputi kemampuan mendengar, melihat dan

memahami, berbicara dan membaca gambar.

a. Kemampuan Mendengar

Kemampuan mendengar merupakan kemampuan untuk dapat

mendeskripsi-kan alam sekitar dan mendengar pendapat orang lain dengan indera

pendengaran. Kemampuan ini berkaitan dengan kesanggupan anak menangkap isi

pesan dari orang lain secara benar. Termasuk dalam kelompok kemampuan ini

adalah:

1) Menirukan kembali 2 s.d 4 urutan angka/kata.

2) Mengikuti beberapa perintah secara berurutan.

3) Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, mengapa, di mana,

dan bagaimana.

4) Menjawab pertanyaan tentang cerita pendek 5 s.d. 6 kalimat yang sudah

diceritakan guru.

5) Mendengar cerita dan menceritakan kembali secara sederhana

6) Melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai guru.

7) Melanjutkan cerita/sajak sederhana yang sudah dimulai guru.

8) Mengenal suara huruf dari kata yang berarti, misalnya: bola, baju, batu, biji, dan

sebagainya.

9) Mengenal bunyi huruf akhir dari kata-kata yang berarti, misalnya: kolam, malam,

ayam, dan sebagainya.

10) Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu.

b. Kemampuan Melihat dan Memahami

Kemampuan melihat merupakan kemampuan anak untuk dapat

menghayati dan mengamati alam dengan menggunakan indera penglihatan.

Kemampuan ini merupakan bentuk kesanggupan anak melihat benda atau peristiwa

serta memahami hal-hal yang berkaitan dengan benda atau peristiwa yang dilihatnya.

Termasuk dalam kelompok kemampuan ini adalah:

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 11

1) Menunjuk, menyebut, dan memperagakan gerakan-gerakan sederhana, misalnya

duduk, jongkok, berlari, makan, menangis, dan sebagainya.

2) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana.

3) Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar.

4) Menyebut sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, dan tanaman yang

mempunyai bentuk, warna atau menurut ciri-ciri tertentu.

5) Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda.

6) Menceritakan gambar yang telah disediakan.

7) Bercerita tentang gambar yang telah dibuat sendiri.

8) Mengenai kata-kata yang menunjukkan posisi di dalam, di luar, di atas, di bawah.

9) Menghubungkan gambar/benda dengan kata.

10) Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambang-kannya.

c. Kemampuan Berbicara (Berkomunikasi)

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk

berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan

gambaran tentang kesanggupan anak menyusun berbagai kosa kata yang telah

dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur. Termasuk dalam

kelompok kemampuan ini adalah:

1) Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, di mana, mengapa,

dan bagaimana secara sederhana.

2) Bicara lancar dengan kalimat sederhana.

3) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana.

4) Memberikan keterangan atau informasi tentang suatu hal.

5) Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.

6) Melanjutkan cerita/sajak sederhana yang sudah dimulai guru.

7) Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda.

8) Menceritakan gambar yang telah disediakan.

9) Menyanyikan beberapa lagu anak-anak.

10) Mengucapkan beberapa sajak sederhana.

11) Membuat sebanyak-banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan bentuk

lisan.

12) Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 12

d. Membaca Gambar

Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatu

dengan menggunakan gambar. Kemampuan ini sebagai tahap awal dalam membaca

permulaan. Termasuk dalam kemampuan ini adalah:

1) Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.

2) Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.

3) Membaca gambar yan memiliki kata atau kalimat sederhana

H. Rencana dan Prosedur Penelitian

1. Rencana Penelitian

a) Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul meningkatkan kemampuan membaca pada siswa

kelompok A-2 diadakan di TK Pertiwi yang beralamat di Desa Bendoagung

Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek

b) Subyek Penelitian

Adapun subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas A-2 TK

Pertiwi 1, yang berjumlah 12 siswa yang terdiri 7 orang siswa perempuan dan 5

orang siswa laki - laki.

Pemilihan subjek penelitian sebagai tempat dilaksanakannya penelitian

didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut.

Pertama, tingkat kemampuan baca rendah.

Kedua, peneliti merupakan salah seorang staf pengajar di TK Pertiwi 1,

sehingga peneliti lebih memahami keadaan, karakteristik permasalahan yang

dihadapi sekolah ini jika dibandingkan dengan mengadakan penelitian di sekolah

lain.

Ketiga, penelitian yang dilaksanakan tidak akan mengganggu tugas utama

peneliti sebagai guru.

Keempat, penelitian dilaksanakan di kelas sendiri dengan alasan tidak akan

mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang

berlaku.

c) waktu Penelitian

Penelitian berlangsung selama satu bulan yang dimulai tanggal 18 Oktober

2010 sampai 13 Nopember 2010. Waktu 24 hari efektif tersebut difokuskan pada

kegiatan persiapan pengumpulan data, pengorganisasian, dan pengonsepan laporan.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 13

Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang berlaku di TK Pertiwi 1 terutama

yang berkaitan dengan bidang pengembangan bahasa.

d) Metode dan Desai Penelitian

1) Metode penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bercorak penelitian tindakan kelas, metode yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif sejalan

dengan pendapat Atar Semi (1990: 23) yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif

dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan

hubungan antar konsep yang sedang dikaji secara empiris”. Hal ini sejalan pula

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1991: 195) menegaskan bahwa

“Dalam penelitian kualitatif, data digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-

pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”. Dasar pertimbangan lain

digunakannya metode deskriptif kualitatif ini adalah seperti pendapat yang dikatakan

Moleong (2004: 5) sebagai berikut:

“Pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua motode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap nilai yang dihadapi”.

Selain itu, dalam penelitian kualitatif juga perlu dipertimbangkan pendapat yang

dikemukakan oleh Bog dan Taylor (Moleong, 2004: 3) menyatakan sebagai berikut:

“Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan”.

2) Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk desain bercorak

Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), sehingga model penelitian

yang digunakan adalah model daur (siklus) yang mencakup empat komponen, yaitu:

rencana (pleanning), observasi (observation, tindakan (action) dan refleksi

(reflection). Rancangan penelitian seperti tergambar dari bagan berikut ini.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 14

Bagan 1 Riscct Aksi Model Kemmis dan Taggart

(Wiriaatmaja, 2003: 19)

Penjelasan dari bagan tersebut adalah sebagai berikut :

Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak yang

melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah

untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.

Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru kelas

A-2 sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya

proses/tindakan adalah observer (guru kelas A-1). Dalam hal tahap menyusun rancangan

ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian

khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan pembelajaran di

kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus

ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, dan harus

pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengmatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 15

Tahap 3: Pengamatan (Observation)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat atau

observer. Pengamatan ini tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan,

pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung.

Tahap 4: Refleksi (Reflection)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia menjadi pemantulan. Kegiatan refleksi inisangat tepat dilakukan

ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

peneliti untuk mendiskusikan implementasi kekurangan atau kelebihan pembelajaran

yang telah selesai dilaksanakan dan merencanakan rancangan tindakan selanjutnya.

Bagian di atas dapat memperjelas bagaimana prosedur pelaksanaan penelitian

dalam upaya memecahkan permasalahan. Untuk mengatasi setiap permasalahan yang

muncuul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat

perencanaan pembelajaran terlebih dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai

implementasi perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan

pengamatan, baik oleh pelaku itu sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal ini

observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah atau yang lainnya.

Observasi dilakukan sebagai upaya mengumpulkan data. Observer berperan melihat,

mendengar dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung,

baik dengan atau tanpa menggunakan alat bantu pengamatan. Observer hendaknya tidak

menyalahkan tetapi bersigat mendukung, bukan menilai dan setelah diperoleh data

sesegera mungkin dilakukan diskusi balikan.

Dalam pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan

maupun dari tes akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan

rasional serta dengan teknik tri-angulasi akan diperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan

tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama-sama untuk

mengetahui hal-hal mana yang harus dipertahankan dan hal-hal mana yang masih harus

ditingkatkan atau ditinggalkan.

Jika kegiatan yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar telah melibatkan

semua yang terkait, maka kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan tindakan akan selalu

bermuara pada hasil dari suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan tindakan

perbaikan berikutnya.

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 16

2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas(PTK). Tiap siklus meliputi 4

tahap yaituperencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari tiap siklus ini

diamati kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari aktifitas siswa dan guru, serta

hasil belajar siswa yang diukur dari hasil test.

3. Metode Analisa Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dihitung nilai rata-rata kelas

dan yang disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi, diagram batang. Analisis trend

(analisis perkembangan) digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan

membaca siswa dalam bentuk hasil tes baik tulis maupun lisan.

I. JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan

Oktober-November 2010

Minggu III (18-23Oktober)

Minggu IV (25-30 Oktober)

Minggu I (1-6 Nopember)

Minggu II (8-13 Nopember)

1. Persiapan

2 Pelaksanaan

3 Pengolahan data

4 Pembuatan

laporan

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 17

J. PERSONALIA

J. KOMPONEN BIAYA

Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

No. URAIAN BIAYA (Rp)

1. Untuk Penyusunan: 1. Penyusunan Proposal 2. Penyusunan Instrumen 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data 5. Analisis Data 6. Penulisan Laporan

75.000,00

20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 100.000,00

2. Bahan: • Pembelian ATK

10.000,00

3. Lain-lain: 1. Konsumsi 2. Foto copy 3. Penggandaan

50.000,00

10.000,00 75.000,00

4. JUMLAH 400.000,00

Trenggalek, 13 Oktober 2010

Menyetujui, Kepala TK Pertiwi 1 Bendoagung

MUJIADI,S.Pd NIP : 19601110 198112 2 012

Peneliti Observer

Nama : Mintri Kusumawati NIM : 821 346 258 Jabatan : Guru TK A-1 Instansi : TK Pertiwi 1 Tanda tangan :

Nama : Minatun, A.Ma NIP : 19621010 198504 2 003 Jabatan : Guru TK A-2 Instansi : TK Pertiwi 1 Tanda tangan :

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.

auth : Ruky (CP : 081 331 022 555) Pokjar Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek 18

K. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasioanal, 2007. Persiapan Membaca dan Menulis melalui

Permaianan di Taman Kana-Kanak. Jakarta:

http://yatna234.blogspot.com/2008/11/penggunaan-dan-pengertian-metode-bagi.html,

diakses 3 November 2010

Moleong, 2001 dalam Anonymous, 2007. Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan

Penelitian. Tulungagung: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pedidikan

(STKIP) PGRI Tulungagung.

Munandar, Utami, (1995). Dasar-dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,

Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003. Standar Kompetensi

Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak & Raudhatul Athfal. Jakarta

Rachmawati, Yeni, & Kurniati, Euis. (2003). Strategi Pengembangan Kreativitas Anak

Taman Kanak-kanak. Jakarta.

Dikti.Jaruki, Muhammad. 2008. Bahasa Indonesia Kelas 1 .Jakarta : Grasindo.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20. Jakarta

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.