34
USUL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS Tahun Anggaran 2009 Tim Peneliti: ARIF MUSTOPA, S.Pd. ISMUKOCO, M.Pd. MUDAYAT, S.Pd. 1 PENINGKATAN KELANCARAN (FLUENCY) BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI INFORMATION GAP ACTIVITY PADA SISWA KELAS VII-5 SMPN 2 TANJUNGANOM NGANJUK BAHASA INGGRIS

Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

USUL PENELITIAN

HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tahun Anggaran 2009

Tim Peneliti:

ARIF MUSTOPA, S.Pd.

ISMUKOCO, M.Pd.

MUDAYAT, S.Pd.

Decentralized Basic Education 3 Jakarta

Agustus 2009

1

PENINGKATAN KELANCARAN (FLUENCY) BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI

INFORMATION GAP ACTIVITY PADA SISWA KELAS VII-5 SMPN 2 TANJUNGANOM NGANJUK

BAHASA INGGRIS

Page 2: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

LEMBAR PENGESAHAN

Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui/tidak disetujui* untuk didanai dana hibah PTK DBE 3 Jakarta.

Jakarta, 13 Agustus 2009

Menyetujui, Ketua Tim Penilai,

COP

Stuart Weston Abdur Rahman Asari

2

Page 3: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pengalaman saya mengajar berbicara bahasa Inggris pada

siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk, tahun pelajaran 2008/2009

dengan menerapkan teknik repetition drills ternyata hasil belajar berbicara bahasa

Inggris menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa

meningkat dan sebagian siswa lancar dalam berbicara bahasa Inggris. Tetapi

sebagian besar siswa belum karena siswa hanya mengahafal kalimat bahasa

Inggris mereka. Selain itu mereka belum mampu mengungkapkan idenya sendiri

dalam bahasa Inggris sebab teknik ini menekankan berpusat pada guru (teacher-

centered). Sesuai harapan kurikulum siswa diharapkan mampu berkomonikasi

dalam bahasa Inggris dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan

demikian pembelajaran yang saya lakukan belum mampu mencapai tujuan yang

tercantum dalam kurikulum.

Permasalahan yang kami alami adalah siswa masih belum lancar

berbicara bahasa Inggris, siswa belum mampu mengungkapkan idenya sendiri

sementara mereka hanya menghafal apa yang telah di berikan oleh guru melalui

repetition drills, dan masih banyak permasalahan tentang accuracy, grammatical

dan vocabulary, sehingga saya merencanakan menggunakan Information Gap

Activity untuk proses pembelajaran berbicara bahasa Inggris pada siswa kelas VII

tahun pelajaran 2009/2010. Kegiatan pembelajaran akan saya tekankan pada

kelancaran siswa berbicara bahasa Inggris. Neu dan Reeser (dalam Raptou,

http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information Gap

Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara bahasa Inggris

dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran (speech). Disamping itu

berbicara dengan teman sebaya lebih santai daripada mereka berbicara di depan

kelas sendiri. Mereka juga membangun kosa kata mereka dan akan terdorong

untuk berfikir mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Teknik ini mempunyai

kegiatan-kegiatan yang mana siswa harus menyelesaikan tugas secara bersama.

Ciri-ciri dari teknik ini adalah perhatian siswa adalah mencari informsi bukan

3

Page 4: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

mencari bentuk bahasa atau aturan bahasa dan interaksi yang komonikatif untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang informasi itu haruk saling memberi.

Berdasarkan paparan di atas maka saya merencanakan menerapkan

Information Gap Activity dengan harapan teknik ini mampu mengatasi masalah

kelancaran (fluency) siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk dalam

berbicara bahasa Inggris.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan Information Gap Activity dapat meningkatkan

kelancaran (fluency) berbicara bahasa Inggris siswa kelas VII-5 SMPN 2

Tanjunganom Nganjuk Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan di atas banyak alternatif teknik yang

dapat diterapkan dalam pembelajaran, antara lain: jigsaw, information gap

activity, pronunciation practice, drama, role play, problem solving dan

decision making, game, brainstorming, opinion exchange, interview, dan

project..

Pada penelitian ini penulis memilih menerapkan Information Gap

Activity dengan tujuan teknik ini akan mampu mengatasi masalah kelancaran

(fluency) siswa dalam berbicara bahasa Inggris. Teknik ini akan mendorong

siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris karena mereka

akan lebih santai bebicara bahasa Inggris dengan teman sebaya dibandingkan

mereka harus berbicara bahasa Inggris di depan kelas sendiri. Menurut Neu

dan Reeser (dalam Raptou, http://letsgetengaged.wikispaces.com/)

mengatakan bahwa Information Gap Activity memberi kesempatan kepada

setiap siswa untuk berbicara bahasa Inggris dan siswa secara alami

memproduksi lebih banyak ujaran (speech). Teknik ini dilakukan dengan

langkah-langkah inti sebagai berikut: pertama, siswa membentuk kelompok

kecil atau berpasangan; kedua, siswa memahami lembar kerja yang diberikan

4

Page 5: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

guru dengan bantuan pertanyaan panduan (guiding questions); ketiga, siswa

saling member informasi dari lembar kerja yang pasangan kelompok tidak

punya; keempat, saling mengecek kebenaran informasi yang mereka terima;

dan kelima, siswa dan guru membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami

dalam belajar tadi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Meningkatan kelancaran (fluency) siswa dalam berbicara bahasa Inggris

dengan menggunakan Information Gap Activity pada siswa kelas VII-5

SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk tahun pelajaran 2009/2010.

b. Mendiskripsikan pelaksanaan Information gap activity dalam

meningkatkan kelancaran (fluency) berbicara bahasa Inggris siswa kelas

VII SMPN 2 Tanjunganom

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa:

1) Hasil penelitian ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris. Penerapan teknik Information Gap Activity siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk dapat meningkatkan kelacaran berbicara Bahasa Inggris.

2) Mendorong motivasi siswa belajar lebih baik.

3) Meningkatkan rasa suka belajar bahasa Inggris

4) Meningkatkan prestasi belajar siswa

b. Bagi Guru:

1) Dengan penerapan teknik Information Gap Activity, guru menjadi tahu bagaimana penerapan teknik ini terhadap peningkatan kelancaran berbicara siswa kelas VII SMP tidak hanya secara teori saja namun merasakan penerapan teknik ini.

2) Meningkatkan profesionalisme guru sehingga guru tidak monoton dalam menerapkan suatu metode pembelajaran yang cenderung membosankan dan tidak bervariasi.

5

Page 6: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

3) Mengembangkan budaya menulis, membaca dan meneliti

4) Memilih metode pembelajaran yang lebih kreatif

c. Bagi Sekolah:

1) Hasil penerapan teknik Information Gap Activity untuk meningkatkan kelancaran siswa kelas VII SMP sangat cocok dengan mereka sebab mereka di SMPN 2 Tanjunganom tergolong dengan beginners.

2) Menambah khasanah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk khususnya dan sekolah SMP sekitar di Kabupaten Nganjuk umumnya.

3) Meningkatnya citra sekolah di lingkungan dinas pendidikan

6

Page 7: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pembelajara Berbicara Bahasa Inggris

1. Definisi Speaking

Menurut Cook dalam Nunan (2000: 164), berbicara bahasa yang terjadi dalam

waktu, diproduksi dan diproses secara langsung. Hal itu maksudnya adalah ketika

berbicara tidak akan kembali dan berubah, atau struktur kata-kata berubah seperti

dalam menulis. Brown (2001: 257) menyatakan bahwa berbicara secara harfiah

didefinisikan sebagai mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran, dan

menggunakan suara nyaring. Orang yang menggunakan suara keras yang terjadi

dalam waktu tertentu tidak dapat kembali dan berubah. Menurut Oxford, berbicara

adalah untuk mengetahui dan dapat menggunakan bahasa secara lisan (1996: 256).

Dengan demikian berbicara adalah mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran

secara lisan dengan suara yang keras dan tidak dapat kembali dan berubah.

2. Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris

Banyak permasalahan dalam belajar berbicara bahasa Inggris antara lain: (1)

siswa tidak terbiasa dengan berbicara bahasa Inggris; (2) Tidak ada yang

dikatakan; (3) partisipasi siswa rendah yaitu siswa yang berbicara dalam bahasa

Inggris hanya siswa itu-itu saja dan yang lain sedikit bahkan tidak sama sekali;

dan (4) penggunaan bahasa ibu yang mendominasi sebagian besar waktu belajar

berbicara bahasa Inggris . Menurut Ur (1996: 121) menyatakan bahwa ada banyak

permasalah dalam belajar bahasa asing yaitu: Inhabitation, nothing to say, low or

uneven participation, dan mother-tongue used.

3. Pemecahan Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris

Ur (1996: 122) menyatakan bahwa permasalahan dalam belajar bahasa

Inggris tersebut di atas dapat diatasi dengan menggunakan beberapa alternatif

7

Page 8: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

pemecahan yang bisa diterapkan di dalam pembelajaran berbicara bahasa Inggris,

yaitu:

a. Menggunakan kerja kelompok: kerja kelompok meningkatkan siswa

berbicara lebih banyak sebab kerja kelompok menyediakan kesempatan

kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris lebih banyak. Disamping kerja

kelompok memberi tanggung jawab dan otonomi kepada masing-masing

siswa.

b. Mendasarkan kegiatan pada bahasa yang mudah tingkatanya: tingkatan

kesulitan yang dipelajari siswa harus lebih rendah dari pada pembelajaran

pada siswa yang sudah pada tingkatan intensive speaking, sehingga mereka

mampu berbicara secara lancar tanpa keragu-raguan. Hal ini kususnya bagi

pembelajar bahasa Inggris pemula.

c. Memilih topik dan tugas yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotifasi

dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. Artinya tujuan tersebut harus

tidak terlalu tinggi dengan kompetensi siswa saat itu, sehingga tidak menjadi

tujuan yang muluk-muluk atau terlalu tinggi

d. Intruksi yang diberikan kepada siswa harus memberi penegasan bahwa semua

siswa mempunyai peran dalam diskusi dan pembelajaran. Mereka disadarkan

bahwa perannya dalam setiap diskusi adalah penting tidak hanya peran salah

satu orang teman atau hanya beberapa. Pemberian intruksi tentang tugas pada

setiap anggota regu harus jelas dan diterima.

e. Mengupayakan siswa tetap berbicara bahasa Inggris sebisa mungkin dan

diberitahukan jangan takut membuat kesalahan dalam belajar terutama salah

penggunaan kosa kata. Pada awal-awal mereka mungkin akan berbicara

campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal tersebut harus

dikikis sedikit demi sedikit sehingga penggunaan bahasa Inggris akan lebih

banyak. Guru sebagai fasilitator harus mengontrol dengan baik proses

pembelajaran terutama ketika kerja kelompok.

8

Page 9: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

4. Difinisi Kelancaran (Fluency)

Definisi kelancaran (fluency) berbicara dalam bahasa Inggris adalah

kualitas berbicara bahasa Inggris dengan mudah dan dengan baik, tidak

terhenti dalam berbicara, dan berbicara secara langsung tanpa harus berfikir

terlebih dahulu. Menurut Oxford Dictionnary fluency adalah “the quality of

being able to speak or write a language, especially a foreign language, easily

and well”

Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fluency adalah

kemapuan siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom, Nganjuk berbicara bahasa

Inggris dengan mudah, lancar serta sebanyak mungkin berbicara dalam waktu

tertentu.

5. Karakteristik Keberhasilan Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris

Karakteristik keberhasilan pembelajaran berbicara bahasa Inggris adalah

sebagai berikut:

a. Siswa berbicara banyak yang mana siswa berbicara sebanyak mungkin

yang dapat mereka katakan dalam waktu tertentu.

b. Partisipasi siswa dalam diskusi tinggi, diskusi tidak didominasi oleh

beberapa siswa saja, akan tetapi semua siswa punya kesempatan untuk

berbicara dan punya giliran.

c. Motivasi siswa tinggi yaitu keinginan setiap siswa untuk berbicara tinggi

sebab mereka mempunyai sesuatu yang baru untuk dikatakan.

d. Tingkatan kesulitan yang diajarkan sesuai dengan tingkatan belajar siswa,

mereka saling memahami antara siswa yang satu dan yang lain.

B. Konsep Information Gap Activity

1. Definisi Information Gap Activity

Information Gap Activity adalah dalam kegiatan ini siswa diharuskan

untuk bekerja berpasangan atau kerja kelompok. Salah satu pasang

mempunyai informasi dan satu pasang yang lain tidak punya, begitu juga

sebaliknya. Mereka saling bertukar informasi. Mereka memerankan

peran yang sangat penting sebab jika salah satu pasang tidak mempunyai

informasi maka mereka tidak bisa melengkapi tugas mereka. Kegiatan ini 9

Page 10: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

sangat effektif sebab semua siswa mempunyai kesempatan yang sama

untuk berbicara dengan bahasa Inggris.

2. Keunggulan Information Gap Activity

Menurut Neu dan Reeser (dalam Raptou,

http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information

Gap Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara

bahasa Inggris dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran

(speech). Disamping itu berbicara dengan teman sebaya lebih santai

daripada mereka berbicara di depan kelas sendiri. Mereka juga

membangun kosa kata mereka dan akan terdorong untuk berfikir

mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Selain itu teknik ini juga akan

mendorong siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Information Gap Activity

Teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah: pertama, siswa

membentuk kelompok kecil atau berpasangan; kedua, siswa memahami

lembar kerja yang diberikan guru dengan bantuan pertanyaan panduan

(guiding questions); ketiga, siswa saling member informasi dari lembar

kerja yang pasangan kelompok tidak punya; keempat, saling mengecek

kebenaran informasi yang mereka terima; dan kelima, siswa dan guru

membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam belajar tadi.

4. Cirri-Ciri Information Gap Activity

Dua ciri inti dari information gap activity adalah sebagai berikut:

a. Perhatian pokok siswa adalah untuk mencari informasi bukan mencari

bentuk atau kaidah bahasa. Siswa sebanyak mungkin mengumpulkan

informasi tanpa harus takut dengan salah dalam kaidah bahasanya.

b. Interaksi interkatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mana

informasi harus diminta dari teman pasangannya. Bila salah

pasangannya tidak mempunyai informasi, maka pasangan jelas tidak

akan mampu menyelesaikan tugasnya.

10

Page 11: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

C. Kerangka Berfikir

Siswa kelas VII SMP mempunyai kendala dalam berbicara bahasa

Inggris terutama dalam kelancaran mereka. Mereka belum mampu berbicara

banyak dalam waktu tertentu, mereka masih mengungkapkan bahasa Inggris

mereka sekedar hafalan dan masih terhenti saat mereka berbicara.

Permasalahan tersebut bisa teratasi dengan teknik pembelajaran yang dapat

medorong siswa untuk bisa banyak memproduksi ujaran dalam bahasa

Inggris.

Information Gap Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa

untuk berbicara bahasa Inggris dan siswa secara alami memproduksi lebih

banyak ujaran (speech). Mereka akan lebih berani untuk berbicara dengan

sebaya dan mereka mempunyai tanggung jawab yang sama dalam

memberikan informasi secara lisan kepada pasanganya, bila salah satu

pasangan tidak mempunyai informasi maka mereka tidak dapat melengkapi

tugas mereka dengan baik, maka mereka sama-sama mempunyai peran

penting dalam proses pembelajaran berbicara.

Berdasarkan paparan diatas maka diasumsikan bahwa Information Gap

Activity dapat meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris siswa kelas

VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah serta

paparan kajian teori maka diharapkan Information Gap Activity dapat

meningkatkan kelancaran (fluenly) berbicara dalam bahasa Inggris pada

siswa kelas VII SMP.

11

Page 12: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Tanjunganom Kabupaten

Nganjuk. Sekolah terletak di desa Malngsari Kecamatan Tanjunganom

Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Sekolah ini terdiri dari tiga

tingkatan kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Jumlah seluruhnya adalah 26

kelas dengan rincian: kelas VII ada 9 kelas paralel, kelas VIII ada 9 kelas

paralel, dan kelas IX ada 8 kelas paralel. Sekolah ini terletak tidak terlalu jauh

dari kota kabupaten yaitu sekitar 18 km dari kota kabupaten. Sekolah ini

mempunyai peralatan yang cukup lengkap walaupun masih banyak sarana

yang belum bisa tersedia. Sekolah ini menjadi mitra DBE-3 sejak tahun 2007.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII kususnya kelas VII-5 yang mana

kelas ini paling lemah kelancaran mereka dalam berbicara bahasa Inggris.

Sehingga penelitian ini sangat dibutuhkan membantu siswa dalam

memperlancar dan meningkatkan kelancaran berbicara dalam bahasa Inggris.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini diawali dengan pra-penelitian yang

berisi tentang penelitian awal (Preliminary Reflection) yang dimaksudkan

untuk memperoleh temuan nyata dari kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar

Bahasa Inggris terutama dalam pelajaran bebicara bahasa Inggris. Metode

utama dalam penelitian ini adalah PTK yang memuat beberapa kegiatan

penelitian, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi dari

hasil pelaksanaan Tindakan. Peneliti tidak dapat menentukan berapa siklus

yang harus dilakukan sebab siklus ini sangat tergantung dari keberhasilan

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kelancaran berbicara bahasa

Inggris. Dengan kata lain penelitian ini akan berhenti bila tindakan yang

dilakukan sudah dapat mengatasi permasalahan yang terjadi. Diskripsi siklus

yang akan dilakukan tergambar dari gambar berikut ini:

12

Page 13: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

Gambar 1.

The Action Research dari Stephen Kemmis

1. Pra Penelitian

a. Identifikasi permasalahan nyata dalam pembelajaran bahasa Inggris

tentang pembelajaran berbicara bahasa Inggris.

13

Identifikasi permasalahan nyata dalam belajar bahasa InggrisMelihat apakah tindakan

berhasil atau belum

Mengamati pembelajaran, dan merekam dengan video

Melaksanakan instrument penelitian

Menyusun instruments penelitian (RPP, Materi, dan Kriteria Keberhasilan)

Mengamati, merekam dan mewancarai tentang tindakan ke dua

Melihat apakan siklus 2 sudah berhasil atau belum

Melaksanakan rencana ke dua

Melaksanakan rencana ulang apabila tindakan pada siklus 1 belum berasil

Siklus selanjutnya bila siklus 1 dan 2 belum berhasil

Page 14: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

b. Merancang test kondisi awal siswa dengan menggunakan pedoman

penilaian Rubrik kelancaran berbicara.

c. Melaksanakan penilaian awal sebelum action (pre-test) dengan

menggunakan pedoman penilaian rubric penilaian tentang kelancaran

berbicara bahasa Inggris.

d. Mengevaluasi hasil test awal siswa untuk menentukan kondisi

kemapuan awal siswa sebelum dilaksanakan tindakan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Perencanaan (Plan)

1) Memetakan Kompetensi Dasar tentang speaking. Dalam Standar Isi

tercantum beberapa Kompetensi Dasar mulai dari listening,

speaking, reading, dan writing. Untuk itu peneliti hanya

memetakan kompetensi Dasar tentang speaking kelas VII semester

ganjil dan semester genab.

2) Menyiapkan Materi Information Gap Activity yang sesuai dengan

kompetensi dasar dalam kurikulum. Materi tersebut dibuat lembar

kerja yang mana lembar kerja tersebut dibuat rangkap dua. Satu

bagian merupkan lembar kerja A dan yang satu lembar kerja B.

Masing-masing lembar kerja A dan B tidak sama pada bagian

tertentu ada informasi yang di hilangkan di A namun tidak untuk

yang di B, begitu juga sebaliknya. Kemudian dari masing-masing

yang dihilangkan informasinya itu harus diisi oleh siswa dengan

memperoleh informasi dari pasangganya. Dan pasangannya diberi

pertanyaan bantuan untuk mengisi informasi tersebut.

3) Membuat Sylabus dan RPP penelitian dengan Information Gap

Activity teknik.

4) Menyusun instrumen Penelitian (lembar pengamatan, lembar

wawancara, dan angket atau jurnal pembelajaran).

5) Membuat alat evaluasi (test) dengan menggunakan pedoman

penilaian yaitu Rubrik penilaian kelancaran berbicara bahasa

Inggris.

14

Page 15: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

6) Menetukan kriteria keberhasilan: 75% siswa berbicara dalam

bahasa Inggris dengan lancar dalam waktu tertentu (Siswa

berbicara banyak yang mana siswa berbicara sebanyak mungkin

yang dapat mereka katakan dalam waktu tertentu).

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

1) Melaksanakan pembelajaran dengan information gap activity untuk

meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris. Pelaksanaan

kegiatan pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap kegiatan, kegiatan

tersebut adalah:

a) Kegiatan awal;

(1) Guru membuka pelajaran dengan greeting

(2) Guru mengecek kehadiran siswa

(3) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

b) Kegaiatan Inti

(1) Siswa membentuk kelompok kecil atau berpasangan

(2) Siswa menerima lembar kerja. Satu pasang menerima

lembar kerja A dan pasangannya menerima lembar kerja B.

Siswa diminta untuk tidak saling menunjukkan lembar kerja

mereka kepada pasangannya.

(3) Siswa memahami lembar kerja dan menanyakan kesulitan

pada guru tentang kesulitannya dari lembar kerja mereka

(4) Siswa bekerja berpasangan untuk saling memberi informasi

dari lembar kerja mereka dengan bantuan pernyataan atau

pertanyaan bantuan yang ada di lembar kerja mereka

masing-masing

(5) Siswa saling mengecek kebenaran informasi yang

diperoleh.

c) Kegiatan Akhir

1) Siswa menuliskan jurnal refleksi dari pembelajaran yang

mereka alami tentang apa yang telah dipelajari, apa yang

menarik, dan apa yang sulit.

15

Page 16: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

2) Guru memberi kegiatan tindak lanjut sesuai dengan

kompetensi yang dipelajari.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan adalah kegiatan memantau (monitor) pengaruh

penerapan dari rencana tindakan. Kegiatan pengamatan ini

dilaksanakan saat atau sesudah pelaksanaan tindakan. Untuk mendapat

informasi atau data, peneliti menggunakan pengamatan (observasi),

melakukan wawancara, kuisioner, menganalisis dokumen, dan test.

Pada kegiatan pengamatan peneliti mengamati proses pelaksanaan

tindakan menggunakan information gap dengan cara mencatat

kejadian-kejadian selama proses pembelajaran (field note) dan

memberi checklist pada lembar pengamatan. Kegiatan wawancara

dilakukan oleh peneliti dengan siswa secara tatap muka mengenai

tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang menggunakan

information gap. Kuisioner atau angket meliputi respon atau

tanggapan siswa tentang proses pembalajaran dengan information gap

secara tertulis: siswa memberi tanggapan dengan mengisi angket yang

telah disediakan. Menganalisis dokumen yang telah dikumpulkan

yang meliputi lembar kerja siswa, jurnal refleksi, dan rekaman video.

Test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kelancaran

berbicara Inggris siwa setelah diterapkannya information gap dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan rubric penilaian kelancaran

berbicara bahasa Inggris.

d. Refleksi/Evaluasi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Refleksi ini dimulai dengan

menganalisis segala sesuatu yang berhubungan dengan penerapan

information gap, yang mencakup proses, hasil belajar, keberhasilan

dan atau ketidakberhasilan rencana yang digunakan sebagai dasar

membuat perbaikan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Penelitian ini dianggap telah berhasil apabila memenuhi criteria

keberhasilan. Kriteria keberhasilan ini dilihat dari dua sisi, yaitu dari

guru dan dari siswa. Guru telah berhasil apabila guru/peneliti

16

Page 17: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

mempunyai performance yang baik. Performance tersebut dapat

dilihat dari indikator keberhasilan penerapan information gap antara

lain:

1) Guru menyusun rencana pembelajaran

2) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan baik

3) Guru dapat mengelola kelas dengan baik

4) Guru mengikuti langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan

information gap

5) Guru dan siswa mempunyai interaksi dalam pembelajaran dengan

baik.

Sedangkan siswa dianggap telah berhasil apabila siswa telah

memenuhi criteria keberhasilan sebagai berikut:

1) Siswa aktif selama proses pembelajaran dengan information gap

2) Siswa merasa senang dan enjoy selama proses pembelajaran

dengan information gap

3) Kelancaran berbicara bahasa Inggris siswa meningkat yang dapat

dilihat dari hasil siswa pada tiap-tiap siklus

4) 70% siswa dapat mencapai kelancaran berbicara bahasa Inggris

yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.

e. Pasca Penelitian

1) Melakukan pembuatan laporan penelitian

2) Melaporkan hasil penelitian

3) Mempresentasikan hasil PTK di MGMP dan Provinsi

4) Mempublikasikan

17

Page 18: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

Personalia Penelitian

No. Biodata Peneliti I Peneliti II Peneliti III

1 Nama ARIF MUSTOPA, S.Pd. ISMUKOCO, M.Pd. MUDAYAT, S.Pd.

2 NIP 19710706 199802 1 007 130897449 19660103 198903 1 012

3 Pangkat / Golongan Penata Tk I, III/d Pembina, IV/a Pembina, IV/a

4 Jabatan Guru Widyaiswara Guru

5 Bidang Keahlian Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris

6 Alamat Kantor SMPN 2 TanjunganomLPMP Jatim Jl. Ketintang Wiyata 198 SMPN 2 Tanjunganom

7 Alamat Rumah Ds. Baron RT 01 / RW 05 Jl. Plemahan Besar 57 c Surabaya Ds. Jogomerto, Tanjunganom

8 Telephon 8113407723 315463081 8113316172

9 Tugas pada Pelaksanaan PTK Ketua Anggota Anggota

    (merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan

    melaksanakan dan mengamati melakukan pengamatan, membantu melakukan pengamatan, membantu

    merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan)

18

Page 19: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

ANGGARAN KEGIATAN

NO. DESKRIPSI KUANTITAS Item HARGA/UNIT Total

I. Honor              a Ketua Peneliti 1 orang 10 bulan 220,000 2,200,000  b Anggota Peneliti 1 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000  c Anggota Peneliti 2 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000

                -

    Subtotal I           6,000,00

0                  II. Sumber Daya            

  a Pembelian buku 10 buah     80,000 800,000  b Foto kopi 1,500 lembar     150 225,000  c Kertas A-4 10 rim     35,000 350,000  d Kertas flip chart A0 50 lembar     1,500 75,000  e Tinta printer 5 buah     35,000 175,000  f Cartridge printer 1 buah     210,000 210,000  g Kertas post it 8 pack     41,250 330,000  h Spidol transparansi 2 set     30,000 60,000  i ATK 1 set     275,000 275,000  j Akses internet 1 unit 10 bulan 30,000 300,000  k Souvenir untuk siswa 40 siswa     5,000 200,000    Subtotal II           3,000,00

19

Page 20: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

0                  III. Transportasi              a Perjalanan 20 trip     150,000 3,000,000  b Biaya makan tim 3 orang 40 kali 16,500 1,980,000  c Biaya transport lokal 20 trip 3 orang 17,000 1,020,000                 

    Subtotal III           6,000,00

0

    TOTAL ANGGARAN           15,000,000

  15,000,000

20

Page 21: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bina Aksara.

Borich, Gary D. 1996. Effective Teaching Method, Third Edition.New Jersey: A Simon and Schuster company.

Brown, H Douglas. 2001. Principles of Language Learning and Teaching. New

Jersey: Prentice Hall Inc.

Brown, H Douglas, 2001. Teaching by Principles An Intractive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco: Pearson Education Company

Brown, H Douglas. 2004. Language Assessment Principles and Practices. San Francisco: Pearson Education. Inc.

Cyril, J Weir. 1998. Communicative Language. London: Prentice Hall.

Fraenke, E Jack and Wallen, E Norman. 1993. How to design and Evaluate Research in education. Mc. Graw Hill International Edition.

Grant, Neville. 1981. Making the Most of Your Textbook. New York: Longman.

Gronlund, Norman E. 1995. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.

Hill, Susan and Hill, Tim. 1990. A Guide Co-Operative Leaning The Collaborative Classroom. Eleanor Curtain.

Hornby. As. 1986. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. London. Oxford University Press.

Larsen, Diane, Freeman. 1996. Technique and Principles in Language Teaching. Oxford University Press.

Latif, Muhamad Adnan. 2004. Pembelajaran dan Penilaian Bahasa Inggris, kumpulan Artikel Ilmiah. Malang: Univesitas Negeri Malang

Nunan, David. 2003. Practical English Language Teaching. Mc Graw Hill Companies.

Richard, Jack C, and Rodgers Theodore S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching, Second Edition. Melbourne: Cambridge University Press.

21

Page 22: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

Richard, Jack C, and Wichmidt, Richard. 1993. Language and Communication. New York: Longman Group Limited.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. Allyn and Bacon Company

Smaldino, Sharon E, Russell, James D, Heinich, Robert, Molenda Michael. 2005.Instructional Technology and Media for Learning Eight Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Silberman, Mel. 1996. Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.

Ur, Penny. 1996. A course in Language Teaching Practice and Theory. Melbourne: Cambridge University Press.

22

Page 23: Proposal Ptk Dbe-3 b Inggris j

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No KegiatanTahun 2009 Tahun 2010

Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni

1 Penyusunan Proposal PTK2 Pengumpulan Data Awal3 Pengolahan Data Awal4 Perencanaan Tindakan5 Pelaksanaan dan Pengamatan

Tindakan6 Refleksi (Menentukan Tindak Lanjut)7 Merevisi rencana siklus 28 Melaksanakan siklus 29 Penulisan Laporan Hasil PTK10 Presentasi Hasil PTK11 Publikasi Hasil PTK

23