28
A. Judul Program Pengaruh Persilangan Beda Ploidi pada Buah Naga Terhadap Kenampakan Buah Naga B. Latar Belakang Masalah Buah naga atau lazim juga disebut dengan pitaya, akhir-akhir ini menjadi salah satu buah yang populer dikalangan masyarakat. Buah yang termasuk kelompok kaktus atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat untuk dikonsumsi. Karena, selain memiliki rasa manis segar, buah ini juga memiliki berbagai khasiat obat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat bagi kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, Sedangkan menurut Simatupang (2007) buah naga mengandung 80% air, selain kandungan vitamin C yang tinggi. Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat, kalsium, zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi. Oleh karena itu, buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan buah yang 1

PROPOSAL PENELITIAN PKM buah naga coy.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh proposal PKMK

Citation preview

A. Judul Program

Pengaruh Persilangan Beda Ploidi pada Buah Naga Terhadap Kenampakan

Buah Naga

B. Latar Belakang Masalah

Buah naga atau lazim juga disebut dengan pitaya, akhir-akhir ini menjadi

salah satu buah yang populer dikalangan masyarakat. Buah yang termasuk

kelompok kaktus atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat untuk

dikonsumsi. Karena, selain memiliki rasa manis segar, buah ini juga memiliki

berbagai khasiat obat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Menurut Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat bagi

kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan

darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan

daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, Sedangkan menurut Simatupang

(2007) buah naga mengandung 80% air, selain kandungan vitamin C yang tinggi.

Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat, kalsium, zat besi,

fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi.

Oleh karena itu, buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika

dibandingkan dengan buah yang lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor

domestik untuk melakukan pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup

besar (Purba, 2007). Buah naga yang dibudidayakan oleh investor tersebut antara

lain buah naga dari genus Hylocereus yaitu Hylocereus undatus (daging buah

putih), Hylocereus polyrhizus (daging buah berwarna merah), dan Hylocereus

costaricensis (daging buah berwarna ungu) sedangkan genus Selenicereus yang

dibudidayakan adalah Selenicereus megalanthus (daging buah berwarna kuning)

(Tel-Zur et. al., 2003).

Buah naga Hylocereus spp lebih sering dibudidayakan karena memilki

kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah lebih besar dan warna daging lebih

bervariasi. Sedangkan buah naga Selenicereus megalanthus jarang dibudidayakan

1

karena ukuran buah relatif kecil walaupun rasanya paling manis diantara jenis

yang lain. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan ploidi diantarakedua jenis

buah naga tersebut. Menurut Lichtenzveig (2000) Genus Hylocereus merupakan

tanaman yang diploid (2 N = 2X = 22) dan genus Selenicerus merupakan

tanaman buah naga yang tetraploid (2N = 4 X = 44).

Persilangan merupakan cara paling populer untuk meningkatkan variasi

genetik karena relatif mudah, murah dan efektif untuk dilakukan (Anonim, 2007).

Perlakuan persilangan dapat mempengaruhi kenampakan buah secara langsung

seperti diungkapkan oleh Walter (2004) bahwa polen yang berasal dari kurma lain

memberikan suatu pengaruh langsung terhadap bentuk dan warna benih, ukuran

kecepatan perkembangan buah, umur panen, kadar gula dan ukuran. Oleh karena

itu pengaruh persilangan dapat langsung terekspresikan dalam buah buah hasil

persilangan.

C. Perumusan Masalah

Salah satu buah naga yang jarang berada dipasaran adalah buah naga kulit

kuning karena ukuran buahnya yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan

buah naga kulit merah. Namun demikian, buah naga kulit kuning ini memliki rasa

manis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah naga kulit merah.

Keunggulan yang berbeda diantara kedua jenis buah naga ini kemungkinan dapat

disatukan dengan cara mempersilangkan keduanya dan mengharapkan terjadinya

efek xenia yang mampu meningkatkan kualitas buah. Oleh karena itu, dibutuhkan

suatu pengujian untuk membuktikan hal tersebut.

Buah naga kulit kuning dan buah naga kulit merah memiliki marga yang

berbeda. Sedangkan persilangan antar genus buah naga belum banyak dilakukan,

oleh karena itu perlu diketahuidan dipelajari persilangan antar marga buah naga.

2

Adapun permasalahan yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kemampuan silang antara buah naga merah (Hylocereus)

dengan buah naga kuning (Selenicereus), sebaliknya serta penyerbukan

sendiri.

2. Bagaimanakah pengaruh persilangan terhadap kenampakan buah.

D. Tujuan Program

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mempelajari kemampuan persilangan antar marga buah naga

(Hylocereus spp x Selenicereus sp) dan sebaliknya serta penyerbukan sendiri.

2. Mempelajari ada tidaknya pengaruh persilangan antar marga buah

naga (Hylocereus spp x Selenicereus sp) dan sebaliknya serta penyerbukan

sendiri terhadap kenampakan buah

E. Luaran yang Diharapkan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat tersusun artikel yang terpublikasikan

sebagai acuan bagi peneliti ataupun petani buah naga.

F. Kegunaan Program

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui efek persilangan yang

mana yang dapat mempengaruhi kenampakan buah secara positif sehingga dapat

meningkatkan value added bagi komoditas buah naga dan meningkatkan

kesejahteraan petani pada akhirnya.

G. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Buah Naga

Buah naga adalah tanaman sejenis kaktus. Daerah asal kaktus hutan yang

buahnya berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko, Amerika Tengah, dan

Amerika Utara. Di daerah asalnya buah naga atau dragon fruit dinamakan

3

pitahaya atau pitaya roja. Tanaman buah naga berasal dari Amerika, namun

tanaman buah naga lebih dikenal sebagai tanaman yang berasal dari Asia karena

dibudidayakan secara besar-besaran di daerah Asia yaitu Vietnam dan Thailand.

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan

subfamili Hylocereanea. Subfamili Hylocereanea terdapat beberapa genus.

Klasifikasi buah naga sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamili : Hylocereanea

Genus : -Hylocereus

-Selenicerus

(Kristanto, 2008).

Tanaman buah naga yang dibudidayakan dikenal dengan nama dragon fruit,

terdiri dari 2 genus yaitu genus Hylocereus (kulit buah matang berwarna merah)

dan Selenicerus (kulit buah matang berwarna kuning). Genus Hylocereus

meliputi Hylocereus undatus (daging buah berwarna putih), Hylocereus

polyrhizus (daging buah berwarna merah) dan Hylocereus costaricensis (daging

buahnya berwarna merah keunguan) dan genus Selenicerus yaitu Selenicerus

megalanthus daging buahnya berwarna putih (Tel-Zur et. al., 2003)

Buah naga yang dibudidayakan yang dikenal ada 2 genus yaitu Hylocereus

dan Selenicereus. Buah naga yang dibudidayakan adalah buah naga dari genus

Hylocereus yaitu Hylocereus undatus (daging buah putih), Hylocereus polyrhizus

(daging buah berwarna merah), dan Hylocereus costaricensis (daging buah

berwarna ungu) sedangkan genus Selenicereus yang dibudidayakan adalah

Selenicereus megalanthus (daging buah berwarna kuning) (Tel-Zur et. al., 2003).

Genus Hylocereus merupakan tanaman yang diploid (2n = 2x = 22) dan genus

4

Selenicerus merupakan tanaman buah naga yang tetraploid (2n = 4x = 44)

(Lichtenzveig et.al., 2000; Tel-Zur et. al., 2003).

Buah naga daging putih memiliki kulit berwarna merah dan sangat kontras

dengan daging putih yang ada di dalamnya. Di dalam daging terdapat biji-biji

hitam. Jenis ini banyak dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara, bobot rata-

rata 400-500 gram. Buah jenis ini bercitarasa manis bercampur masam segar,

mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya

tergolong rendah dibandingkan buah naga jenis lain, yakni 10-13 briks (Andipati,

2006).

Selenicerus megalanthus memiliki penampilan yang berbeda dibandingkan

jenis anggota Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehinggga

cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit buahnya masih menampilkan

tonjolan-tojolan. Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding buah naga jenis

lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks (Kristanto,

2008).

Buah naga berkulit kuning memiliki batang hijau ramping, tepinya tidak

tajam. Bunga berwarna putih, dengan panjang bunga sekitar 30 cm. Buah naga

berkulit kuning ini mempunyai ukuran paling kecil jika di bandingkan dengan

jenis lainnya, yakni hanya sekitar 80-100 gr (Winarsih, 2007).

Morfologi tanaman buah naga terdiri dari, akar, batang, duri dan bunga serta

buah. Akar buah naga berupa akar serabut yang berkembang di dalam tanah, pada

batang bagian atas sebagai akar gantung. Batang berwarna hijau berpenampang

segitiga, segi empat atau segi enam. Lebar penampang tidak lebih dari 8 cm. Duri

tanaman buah naga hitam berukuran kecil dan tumbuh di sepanjang batang di

bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri muncul ini akan tumbuh

bunga. Bentuk bunga buah naga seperti bunga wijayakususma. Bunga yang tidak

rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong

seukuran dengan buah alpukat (Kurniawan, 2008).

5

Menurut Kristanto (2008), agar tanaman dapat tumbuh baik dan dapat

memberikan hasil yang maksimal maka media tumbuhnya harus gembur, subur,

dan mengandung bahan organik tinggi dengan kandungan kalsiumnya juga harus

tinggi. Tanaman buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus.Tanaman

buah naga merupakan jenis tanaman memanjat. Walaupun akarnya dicabut,

tanaman ini masih tetap hidup sebagai tanaman epifit karena kebutuhan

makanannya diperoleh melalui akar udara pada batang. Tanaman ini termasuk

tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun.

Akar tumbuhan buah naga berupa akar serabut pendek. Berwarna putih

kekuningan. Akar buah naga seperti akar kaktus lainnya, sangat cepat menyerap

air. Akar ini tidak hanya tumbuh di pangkal batang di dalam tanah tetapi juga

pada celah-celah batang. Akar tersebut juga berfungsi sebagai alat pelekat atau

memanjat tumbuhan lain serta tiang penyangga. Akar ini juga dapat disebut akar

udara atau akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa

tanah atau hidip sebagai epifit (Winarsih, 2007).

Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan

berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan. Batang

berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga. Pada batang tanaman buah

naga tumbuh banyak cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang.

Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi, Itulah

sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung

cambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Batang dan cabang

tumbuh duri-duri yang keras, tetapi sangat pendek. Letak duri tersebut pada tepi

batang maupun cabang (Kristanto, 2008)

Bunga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet dan berwarna putih.

Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm akan mulai mekar

pada sore hari. Mekarnya bunga dimulai dari mahkota bunga bagian luar yang

berwarna krem, kemudian mekarnya mahkota bunga bagian dalam yang berwarna

putih bersih. Setelah mekar, bunganya berbentuk corong yang didalamnya tampak

6

sejumlah benang sari berwarna kuning. Bunga mekar penuh sekitar tengah malam

dan menyebarkan bau yang harum sehingga mengundang kelelawar untuk

hinggap dan menyerbuki bunga tersebut (Kristanto, 2008). Dan pada pagi harinya

bunga telah menutup dan layu.

Bunga tanaman buah naga merupakan bunga lengkap, benangsari dan putik

dalam satu bunga dengan jumlah benangsari banyak (lebih dari 100). Bunga

mekar pada malam hari dan penyerbukan alami dibantu oleh pollinator alami

berupa angin maupun kelelawar. Kekurangan pollinator alami menyebabkan hasil

buah tidak optimal dan memerlukan penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan

pada buah naga biasa dilakukan di kebun-kebun buah naga di Israel (Weis, et. al.,

1994).

Tanaman buah naga mulai berbuah umur 1,5-2 tahun. Buah yang telah

masak dapat dipanen. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah

yang memiliki ciri - ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah

warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan

gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak

bunga mekar. Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu

menghasilkan buah 8 samapai dengan 10 buah naga dengan bobot sekitar antara

400 - 650 gram. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September

hingga Maret. Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 - 20

tahun (Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007).

Bentuk buah bervariasi dari bulat sampai lonjong. Letak buah pada

umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat

tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Ketebalan

kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran

1-2 cm (Tel-Zur et. al., 2003 )

2. Persilangan

7

Persilangan buatan merupakan kegiatan persarian secara terarah, yaitu

mempertemukan tepung sari dengan kepala putik. Tujuan persilangan buatan

yaitu untuk memperoleh gabungan gen yang baik dari induk yang disilangkan,

yang pada akhirnya diperoleh tanaman yang memiliki daya hasil tinggi, mutu biji

baik, dan daya adaptasi luas (Kartono, 2005).

Cara perkembangbiakan tanaman secara seksual dibagi menjadi dua yaitu

penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri yaitu

penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan

sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik

yang dimaksud yaitu kemampuan sel kelamin tanaman tersebut untuk dapat

bergabung sendiri. Sedangkan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga

yang dapat menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.

Sementara itu, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh

penyatuan sel telur suatu tanaman dengan sel sperma tanaman lain. Penyerbukan

ini terjadi karena terhalangnya tepungsari sendiri untuk dapat membuahi sel telur.

Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin atau serangga

(Poespodarsono, 1986).

Kuncup bunga tanaman buah naga yang sudah berukuran 30 cm akan mulai

mekar pada sore hari. Hal ini terjadi karena pada siang hari kuncup bunga

dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan perubahan perubahan suhu yang

agak tajam antara siang dan malam hari. Mekarnya bunga dimulai pada pukul

21.00 dari mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, kemudian disusul

mahkota bunga bagian dalam. Setelah mekar akan tampak sejumlah benang sari

berwarna kuning (Kristanto, 2008).

Perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul dan berbeda sifatnya

dapat memiliki sifat yang berbeda dari induknya, kadang-kadang dapat

menghasilkan keturunan yang mengandung sifat-sifat baru yang lebih baik atau

lebih menguntungkan daripada sifat yang dimiliki induknya. Semua keturunan

dapat menunjukkan berbagai variasi, contohnya dalam percabangan,

8

pembungaan, kemampuan bereproduksi, resistensi terhadap berbagai serangan

hama, penyakit dan sebagainya (Darjanto, 1990).

Menurut Mizrahi et. al (2004) pada genus Hylocereus dan Selenicereus.

terdapat sifat tidak serasi sendiri (self-incompatible) sehingga untuk

menghasilkan buah perlu dilakukan penyerbukan silang dengan serbuksari dari

species yang sesuai. Pengaruh serbuksari terhadap penampilan buah dikenal

dengan xenia (Denney, 1992).

Keturunan dari persilangan merupakan populasi yang mengandung

keragaman genetik, sehingga seleksi dapat dilakukan. Keberhasilan persilangan

tergantung pada ketepatan dalam memilih tetua yang akan dikombinasikan dan

seleksi pada generasi yang sedang bersegregasi. Persilangan diharapkan dapat

dihasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat seperti yang dikehendaki, jika

pemilihan tetua tepat (Dewi, 2004).

H. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Maret 2009 sampai selesai di

Gatak Sukoharjo.

2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga tanaman buah

naga spesies kulit kuning (Selenicereus megalanthus) dan spesies kulit merah

(Hylocerus polyrhizus, Hylocereus undatus, Hylocereus costaricensis).

Alat yang digunakan yaitu kuas (lembut), kertas minyak (sebagai penutup

kepala putik), mika, benang, label, lampu senter, meteran, penggaris,

timbangan analitik, petridist, gunting, dan hand refraktometer.

3. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pemuliaan tanaman berupa

persilangan yaitu persilangan dialel lengkap. Dengan macam persilangan :

Persilangan Tunggal = Buah Naga Kuning X Buah Naga Merah

9

Buah Naga Kuning X Buah Naga Putih

Buah Naga Kuning X Buah Naga ungu

Persilangan Sebalik = Buah Naga Merah X Buah Naga Kuning

Buah Naga Putih X Buah Naga Kuning

Buah Naga Ungu X Buah Naga Kuning

Persilangan Sesama = Buah Naga Merah X Buah Naga Merah

Buah Naga Putih X Buah Naga Putih

Buah Naga Ungu X Buah Naga Ungu

Buah Naga Kuning X Buah Naga Kuning

4. Tata Laksana Penelitian

a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dimulai yaitu persiapan

alat dan bahan penelitian. Alat yang digunakan dalam persilangan yaitu

kuas kecil, plastik penutup kepala putik, kertas tebal untuk menampung

serbuk sari, benang, label, dan lampu senter.

b. Pelaksanaan persilangan

- Menentukan bunga yang akan disilangkan

dipilih bunga yang sudah cukup, berukuran 30 cm dan buah naga

mulai mekar skitar pukul 19.00 WIB. Bunga buah naga mulai mekar

penuh sekitar pukul 23.00 WIB.

- Menutup putik dengan plastik sekitar 19.00

WIB.

Melakukan persilangan dengan mengoleskan serbuk yang telah masak

dan segar dengan menggunakan kuas dan ditampung kertas tebal.

Kemudian serbuk sari yang terkumpul pada kertas tebal tersebut

disilangkan dan dioleskan langsung kekepala putik dengan cara

mengoleskan serbuk sari pada permukaan kepala putik

- Melakukan kastrasi yaitu dengan

menghilangkan serbuk sari bunga yang telah disilangkan agar tidak

10

terjadi pembuahan sendiri.

- Menutup bunga dengan plastik penutup bunga

lalu diberi label untuk menandai jenis persilangan yang dilakukan pada

bunga tersebut.

c. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi pemupukan,

penyiraman air, dan pemangkasan.

d. Pemanenan

Umur buah naga daging merah saat bunga mekar hingga saat panen

yaitu sekitar 50 hari. Buah naga yang telalh masak ditandai dengan

perubahan warna kulit dari hijau menjadi merah (Hylocerus sp ) atau dari

hijau menjadi kuning (Selenicereus megalanthus) pada seluruh permukaan

kulit. Pemetikan buah dilakukan dengan cara memotong buah pada

tangkai dapat melalui samping dengan gunting.

5. Variabel Penelitian

a. Kemampuan silang

Menghitung persentase keberhasilan persilangan yaitu dari bunga

yang disilangkan yang berhasil menjadi buah. Pengamatan dilakukan

seminggu setelah dilakukan persilangan. Bunga yang berhasil menjadi

buah muda ditandai dengan pangkal buah yang masih hijau dan terlihat

kokoh, sedangkan bunga yang gagal menjadi buah ditandai dengan

pangkal bunga menguning dan berwarna coklat muda. Bunga tersebut

akan layu dan akhirnya rontok.

b. Jumlah bunga gugur

Menghitung bunga yang gugur dan mencatat waktu gugurnya bunga,

kemudian menghitung presentase bunga yang gugur tersebut.

c. Umur panen buah (hari)

11

Menghitung umur panen buah yaitu mulai dari persilangan

dilakukan sampai buah dipanen. Buah naga kulit kuning yang telah masak

ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi kuning. Sedangkan pada

buah naga kulit merah berdaging putih ditandai dengan perubahan warna

kulit dari hijau menjadi merah pada seluruh permukaan kulit, mahkota

buah sudah mengecil.

d. Bentuk buah

Mengamati bentuk buah naga hasil persilangan.

e. Berat buah (gram)

Menimbang buah yang telah di panen dengan timbangan dan

mencatat berat buah tersebut.

f. Diameter dan Panjang Buah (cm)

Mengukur diameter dan panjang buah dengan menggunakan

penggaris, setelah buah di panen.

g. Jumlah biji

Menghitung jumlah biji buah naga hasil dari persilangan, dengan

sampel.

h. Kadar gula

Menghitung kadar gula buah dengan alat penghitung kadar gula

(Hand refraktofotometer), dengan sampel.

i. Warna kulit buah

Mengamati warna kulit buah naga dari hasil persilangan.

j. Warna daging buah

Mengamati warna daging buah naga dari hasil persilangan.

6. Analisis Data

Penelitian ini menghasilkan data kualitatif yang dianalisis secara

diskriptif, dengan mendeskripsikan kenampakan buah hasil persilangan.

12

I. Jadwal Kegiatan Program

Program penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan

dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Program No Kegiatan Bulan

I II III IV V VI1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan alat dan bahan

2. Pelaksanaan kegiatan Persilangan Pemeliharaan

tanaman Pemanenan

3. Analisis Hasil4. Pembuatan Laporan 5. Pengumpulan

Laporan final

13

J. Rancangan Biaya

K. Daftar Pustaka

Jenis JumlahHarga

satuan (Rp)Harga total

(Rp)1. Bahan

a. Sewa Kebunb. Sewa timbangan analitikc. Sewa hand refraktometer

---

---

950.000100.000100.000

Jumlah Sub Total 1 1.150.0002. Peralatan penunjang

a. Kuas (halus)

b. kertas minyak

c. Mika

d. Benang (kenur)

e. Label

f. Lampu senter

g. Meteran

h. Penggaris

i. Toples

j. Gunting kertas

k. Gunting Buah

8 buah6 buah25 lembar1 set15 buah4 buah1 buah5 buah10 buah5 buah2 buah

10.0005.0001.000

35.0005.000

45.00015.0002.0005.0006.000

45.000

80.00030.00025.00035.00075.000

180.00015.00010.00050.00030.00090.000

Jumlah Sub Total 2 620.0003. Transportasi

a. Pembelian alat dan bahanb. Pelaksanaan Penelitian

4 orangx24 orangx15

10.00010.000

80.000600.000

Jumlah Sub Total 3 680.0004. Lain-lain

a. Dokumentasib. Pembuatan laporanc. Penggandaan laporand. Publikasi hasil penelitian

----

----

150.000200.000100.000100.000

Jumlah Sub Total 4 550.000Jumlah Total 3.000.000

14

Andipati. 2006. Buah Naga. http://andipati.wordpress.com/2006/08/04/buah-naga/. Diakses tanggal 3 Maret 2010.

Anonim. 2007. Pemuliaan Tanaman. http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 3 Maret 2010.

Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. PT. Gramedia. Jakarta.

Denney, J.O. 1992. Xenia includes metaxenia. Hort Science 27 : 722-728

Dewi, D. R. 2004. Induksi Pembungaan dan Kemampuan Silang Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L) Merill). Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Unpublish. Surakarta.

Dinas Pertanian Jawa Timur. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index. Diakses tanggal 3 Maret 2010.

Kartono. 2005. Persilangan Buatan pada Empat Varietas Kedelai. Buletin Teknik Pertanian. vol.10 (2) : 49-52.

Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kurniawan, D. 2008. Mengenal Buah Naga (Dragon Fruit). http://dk-breakthrough.blogspot.com. Diakses tanggal 3 Maret 2010.

Lichtenzveig J., S. Abbo, A. Nerd, N. Tel-Zur and Y. Mizrahi. 2000. Cytology and mating system in the climbing cacti Hylocereus and Selenicereus. American Journal of Botany 87 : 1058-1065

Muhadianto, N. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index.php?gate=home&task=detail&id=24. Diakses pada tanggal 3 Maret 2010.

Simatupang, L. 2007. buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php Diakes pada tanggal 3 Maret 2010.

Tel-Zur, N., S. Abbo, D. Bar-Zvi and Y. Mizrahi. 2003. Chromosome Doubling in Vine Cacti Hybrids. Journal of Heredity 94 :329-333.

Walter, S. 2004. Metaxenia In The Date Palm. http://jhered_oxfordjournals.org . Diakses Pada Tanggal 18 Maret 2010.

15

Weis, J. A. Nerd, Y. Mizrahi. 1994. Flowering behaviour and pollination requirements in climbing cacti with fruit crop potential. Hort Science 29: 1487-1492

Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu. Semarang.

Poespodarsono, S. 1986. Pemuliaan Tanaman I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian. Malang.

Lampiran

16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PELAKSANA PROGRAM

Nama Lengkap : Dewi Ma’rufahTempat Tanggal Lahir : Jepara, 22 Maret 1988Alamat Rumah : Purwogondo RT 06/01 Kalinyamatan, Jepara 59462Jenis Kelamin : PerempuanCP : 0856 4121 1993Pendidikan :

1. TK Pertiwi Purwogondo2. SD N Purwogondo 13. SLTP N 1 Pecangaan 4. SMA N 1 Pecangaan 5. Agronomi Fakultas Pertanian UNS

Pengalaman Organisasi : 1. KPI SMA N I PECANGAAN periode 2004-20052. Kabid kesekretariatan KSI FP UNS periode 2007 3. Kabid Kesekretariatan KSI FP UNS periode 20084. Kabid Pembinaan KSI FP UNS periode 20095. Anggota dewan penasehat pengurus KSI FP UNS periode 20106. Asisten Adminkeu KOPMA UNS periode 20077. Adminkeu LSO KATERA KOPMA UNS periode 20088. Staf Humas JN UKMI UNS periode 20089. Staf pembinaan JN UKMI UNS periode 200810. Sekretaris bidang JN UKMI UNS periode 2009

Karya Tulis yang pernah dibuat1. Peningkatan kualitas produk pertanian melalui implementasi konsep

pengelolaan hama terpadu (PHT) di lapangan (diajukan dalam ajang mawapres)

2. Carota ice cream sebagai es krim kesehatan kaya serat dan beta karoten (PKMK lolos PIMNAS tahun 2009)

3.Motto Hidup : Hidup ala rasulullah : Semangat, think positif, dan

istiqomah

Dewi Ma’rufahNIM. H 0106006

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA PROGRAM

Nama Lengkap : Nasrudin Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 11 Maret 1989Alamat Rumah : Tempursari 03/03, Mantingan, NgawiJenis Kelamin : Laki-lakiNomor Telepon : 085725310135E-Mail : [email protected] :

MI Tempursari MTs N Gondang Sragen MA Al-Muayyad Surakarta Agronomi, Fakultas Pertanian UNS

Pengalaman Organisasi : Anggota KUB Tanaman Hias FP UNS Staff Bendum HIMAGRON 2008 FP UNS

Motto Hidup : Jalani hidup dengan selalu berfikir positif.

Nasrudin H 0106083

18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA PROGRAM

Nama Lengkap : Dwiningsih N WTempat Tanggal Lahir : Karanganyar, 11 Juni 1988Alamat Rumah : Perum Bea dan Cukai no 12 baturan, Colomadu,

Karanganyar Jenis Kelamin : PerempuanNomor Telepon : 085647017267Pendidikan :

TK Bayangkari Karangasem SD Negeri Karangasem 2 Surakarta SMP Negeri 12 Surakarta SMU Negeri Colomadu Agronomi Fakultas Pertanian UNS

Pengalaman Organisasi : Anggota KUB Tanaman Hias FP UNS Motto Hidup : Bersenyumlah selalu untuk hidup yang lebih baik

Dwiningsih N W NIM. H0106007

19

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA PROGRAM

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

20