Proposal Eksperimen

Embed Size (px)

Citation preview

JUDUL PENELITIAN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LINGKARAN SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTs NEGERI 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011. I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Dalam proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Berhasil tidaknya tujuan pengajaran banyak tergantung pada proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas tanpa mengesampingkan faktor-faktor pendidikan yang lain seperti kurikulum, sarana, dan prasarana pendidikan. Dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika banyak dijumpai permasalahan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika karena menganggap matamatika pelajaran yang banyak rumusnya sehingga terkesan sulit dan rumit. Selain itu mereka juga merasakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang menyusahkan dan menakutkan. Penjelasan materi pada pelajaran matematika yang diberikan pada siswa seringkali dirasakan menyulitkan siswa dalam memahaminya. Banyak faktoe yang mempengaruhi proses pemahaman siswa tersebut, misalnya pola materi yang disampaikan guru tidak melalui langkahlangkah yang terstruktur, padahal matematika memiliki ciri utama penalaran deduktif, dimana kebenaran dari suatu komsep atau pernyataan dalam matematika harus bersifat konsisten. Untuk itu siswa harus dibiasakan terstruktur. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, guru seharusnya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pengajaran. mendapatkan materi matematika yang sistematis dan

Metode pembelajaran yang dipilih haruslah metode pembelajaran yang mampu meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Metodemetode yang masih menampilkan guru sebagai tokoh sentral di muka kelas seharusnya ditinggalkan, selain itu pembelajaran tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Penggunaan model pembalajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami siswa, dan cenderung monoton. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar yang dicapai siswa kurang memuaskan. Untuk mengatasi masalah ini, melalui pembelajaran kooperatif yang mengaplikasikan teknik-teknik kelas praktis dan dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswanya belajar. Mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pada pemecahan masalah yang kompleks. Pembelajaran kooperatif juga memberi kesempatan pada siswa dengan kondisi latar belakang yang berbeda untuk bekerja sama menyelasaikan permasalahan soal dan tugas yang diberikan oleh guru. Hal tersebut diperlukan gagasannya, oleh siswa ketika siswa berdiskusi, bekerjasama mengungkapkan menyelasaikan memahami ide-ide,

permasalahan, dan mengasah kreatifitas siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif juga mengajarkan kepada siswa tentang kerjasama dan kolaborasi untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu model pembelajaran yang menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, pembelajaran yang menarik dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan pendapat/ pemikirannya. Dan salah satu upaya untuk menigkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan Lingkaran siswa kelas VII semester 2 MTs Negeri 1 Semarang adalah dengan menerapkan model pembelajaran Team-Game-Tournament (TGT) dan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC).

Model pembelajaran TGT siswa membuat beberapa kelompok dalam kelas, guru hanya memberikan permasalahan yang harus diselasaikan oleh seluruh kelompok dengan cara berkompetisi atau tournament mengalahkan kelompok lainnya. Model pembelajaran TGT melatih siswa bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan dan memicu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran CIRC siswa ditempatkam dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang bersifat heterogen. Dalam kelopok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Dengan pembelajaran kelompok diharapkan siswa dapat meningkatkan pola pikir yang kritis, kretif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Dan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Lingkaran Siswa Kelas VIII Semester 2 MTs Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. B. PENEGASAN ISTILAH 1. Keefektifan Model pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Game-Tournament dan Cooperative Integrated Reading And Composition yang diterapkan pada materi pokok lingkaran siswa kelas VIII Mts Negeri 1 Semarang prestasi belajarnya jadi lebih baik.2. Model Pembelajaran Team-Game-Tournament

Model

pembelajaran

kooperatif

yang

menggunakan

turnamen

akademik, menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan wakil tim lain. Model ini memacu keaaktifan dan kreatifitas siswa untuk saling berkompetisi.

3. Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Model koperatif tipe CIRC yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita. Sehingga dengan model pembelajaran tersebut siswa mampu dan terampil menyelesaikan masalah dalam soal cerita dengan langkahlangkah yang tepat.4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar. Hasil Belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2006: 5). Jadi hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh siswa setelah belajar matematika pokok bahasan lingkaran pada semester II dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dan Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). 5. Lingkaran Pokok bahasan lingkaran merupakan salah satu materi pokok untuk kelas VIII Semester 2 sesuai kurikulum matematika. Berdasarkan penegasan istilah diatas, secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika yang akan diperoleh siswa apabila seorang pengajar menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dengan pembelajaran yang konvensional. C. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang dipaparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament, model Cooperative Integrated Reading And Composition, dan model konvensional materi

pokok lingkaran siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011? D. TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament, model Cooperative Integrated Reading And Composition, dan model konvensional materi pokok lingkaran siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:a)

Siswa1. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran matematika. 2. Siswa mampu dalam menyelesaikan berbagai masalah matematika.

b) 1.

Guru Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar anak.2.

Guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran saja sehingga siswa jenuh (guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis power point).

c)

Peneliti Peneliti memperoleh pengalaman langsung untuk menguji perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Team Game Tournament dengan pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition.

d) 1. 2.

Sekolah Dapat memberi pengaruh yang baik untuk sekolah. Sumbangan yang baik untuk meningkatkan sumber daya manusia.3.

Masukan sebagai upaya dalam peningkatkan kualitas sekolah.

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKANA. Pengertian Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masalah pengertian belajar, para ahli pendidikan mengemukakan pendapat yang berlainan sesuai dengan keahlian mereka masingmasing. Menurut Morris L. Bigge dalam (Darsono, 2000: 3) Learning is an enduring change in a living individual that is not heralded by a genetic in heritance (belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Howard L. Kingskey dalam (Djamarah, 2008: 13) Learning is the process by which behavior is originated or changed through practice or training (belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan). Seseorang dikatakan belajar apabila pertumbuhan atau perubahan dalam dirinya dapat dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut Hamalik (2001: 27) Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing (belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman). Belajar merupakan perubahan yang terjadi pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.

Dari berbagai penjelasan dan pendapat para tokoh diatas maka ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu sebagai hasil dari proses belajar, untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah proses belajar perlu diadakan penelitian. biasa disebut dengan hasil belajar. B. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Catharina, 2006: 3). Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan dari luar individu. Oleh karena tiu, proses belajar telah terjadi dalam diri individu hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktifitas belajar yang telah dilakukan.C.

Hasil

penelitian memberikan gambaran secara nyata mengenai perubahan, dan

Pengertian Model Team-Game-Tournament ( TGT ) Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan , jenis kelamin yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya.Apabila ada dari

anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu. Sintakmatik Model TGT :a.

Fase pertama : Persiapan materi Materi persiapan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk persentasi kelas, dalam kerjasama tim dan turnamen.

b. Fase kedua

: Penetapan siswa pada tim (kelompok)

Setiap tim dalam pembelajaran kooperatif TGT beranggotakan 56 siswa yang terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang. Selain itu pembagian guru mempertimbangkan kriteria heterogen lainnya misalnya, jenis kelamin, latar belakang sosial, kinerja, suku atau mempertimbangkan rata-rata nilai raport dan skor pre test.

c. Fase ketiga

: Penetapan siswa dalam meja turnamen

Dalam satu meja turnamen terdiri dari 3 sampai 6 siswa yang bermain/berkompetisi dengan kemampuan seimbang atau setara dan sebagai wakil tim yang berbeda. Nomer-nomer meja turnamen hanya ada pada catatan guru sewaktu mengumumkan kepada siswa nomer meja diganti misalnya dengan huruf dan lain sebagainya, sehingga siswa tidak tahu secara tepat bagaimana penempatan siswa yang dilakukan guru pada setiap meja turnamen. Sistem Sosial : Guru melakukan pengajaran dan membagi beberapa kelompok dalam aktivitas belajar kelompok dan dikembangkan dalam bentuk turnamen akademik kemudian memberikan penghargaan kepada tim yang mendapatkan skor tinggi. Prinsip Reaksi : 1. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 2. 3. 4. 5. 6. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru menetapkan meja turnamen bagi tiap siswa dan memberikan kelengkapan turnamen. Guru memantau kegiatan siswa dalam turnamen dan menginformasikan waktu. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 7. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

8.

Guru memindahkan siswa yang mempunyai skor terendah ke meja turnamen yang lebih rendah dan sebaliknya.

Sistem Pendukung : Sarana pendukung yang diperlukan berupa materi dalam bentuk pertanyaan dan jawaban digunakan dalam games dan turnament serta alat pendukung dalam permainan. Dampak Pengiring Dan Dampak Instruksional : Dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), keaktifan siswa akan lebih meningkat karena terdapat unsure game atau permainan. Penghargaan yang diberikan juga dapat memotivasi siswa, sehingga siswa tidak hanya berusaha mengerjakan soal dengan cepat tetapi juga secara tepat.Oleh karena itu model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diupayakan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa, karena dengan pembelajaran tersebut siswa akan terlatih memilih penyelesaiann yang paling efektif dalam materi barisan dan deret. Sedangkan dampak pengiringnya adalah terjalinnya suatu kekompakan individu dalam suatu kelompok untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kelebihan Model TGT : a. permainan. b.c.

Memberi suasana baru dalam kelas dimana

siswa lebih rileks dalam belajar, karena prosesnya melalui Melatih kerjasama antar kelompok diskusi Mengupayakan partisipasi siswa agar lebih

dan memecahkan masalah bersama-sama. aktif dan kreatif dengan menggunakan keterampilan siswa. Kelemahan Model TGT : a. Memakan banyak waktu dalam pembelajarannya. b. Siswa yang pandai lebih mendominasi.D.

Pengertian Composition (CIRC)

Cooperative

Integrated

Reading

And

CIRC singkatan dari Coopertive Integrated Reading and Composition. Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian. Jadi dalam CIRC, terdapat kesempatan yang sama bagi setiap anggota kelompok untuk berhasil. Dukungan kelompok dalam belajar, dan tanggung jawab individual digunakan untuk penampilan atau penentuan hasil akhir. Sintakmatik Model CIRC : Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama 6. Penutup Sistem Sosial : Sistem sosial yang berlaku mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam

menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Prinsip Reaksi : Pada model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini tugas guru bukan mencurahkan dan menyuapi peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi mereka hanya sebagai motivator, mediator dan fasilitator pendidikan. Siswa diberi kebebasan untuk berkretifitas mengungkapkan ide. Sistem Pendukung : Sarana pendukung yang diperlukan yaitu buku referensi yang sesuai dengan materi yang akan dibahas. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring : Pada model pembelajaran ini dampak instruksionalnya adalah siswa dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain, berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang akademic. Sedangkan dampak pengiringnya adalah terjalinnya suatu kekompakan individu dalam suatu kelompok. Kelebihan Model CIRC :1.

Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. Kegiatan belajar berpusat pada siswa. Pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan.

2.3.

Kelemahan Model CIRC :1.

2. gagasan dengan jelas. E.

Tidak semua siswa mampu menyampaikan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran

konvensional

merupakan

pembelajaran

yang

mempersiapkan siswa untuk belajar secara individu dan kompetitif untuk

memahami pengetahuan prosedural dan deklaratif yang terstruktur yang berasal dari pengajar sebagai pusat pembelajaran. Dengan pembelajaran konvensional dapat menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran konvensional yaitu: a. Tahap Persiapan Pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, antara lain rencana pembelajaran dan materi pelajaran. b. Tahap Pembelajaran Tahap ini merupakan tahap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang terdiri dari:1) Guru membuka pelajaran dan memotivasi siswa. 2) Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi, mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan umpan balik serta memberikan latihan.3) Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa.

c.

Tahap Evaluasi Guru mengevaluasi belajar siswa dengan memberikan tes, baik tugas maupun ulangan, serta mengumpulkan skor siswa. Kelebihan Konvensional : 1. Proses pembelajarannya mudah. 2. Tidak memakan banyak waktu dalam kegiatan belajar mengajar. Kelemahan Konvensional : 1. Tidak mudah untuk mencapai kopetensi. 2. Siswa mudah bosan dan kurang menguasai materi yang telah diajarkan. F. MATERI Keliling dan Luas Lingkaran A. Keliling Lingkaran

Telah kita bahas sebelumnya bahwa lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana, dengan setiap titik pada lingkaran tersebut titik tersebut berjarak tertutup sama sederhana, dengan setiap titik pada lingkaran terhadap pusatnya. lingkaran Keliling tersebut.

lingkaran adalah panjang kurva yang membentuk Perhatikan gambar disamping. Titik A dan B berimpit dan terletak pada lingkaran. Panjang kurva dari titik A ke B merupakan keliling lingkaran dengan pusat P, dan DE adalah diameter lingkaran. Jika keliling lingkaran dilambangkan dengan K dan diameter dilambangkan dengan d, maka nilaiK akan mendekati sebuah bilangan tetap tertentu. d

Nilai perbandingan dari keliling lingkaran (K) dengan panjang diameternya (d) akan mendekati sebuah bilangan tetap tertentu. Bilangan tersebut dilambangkan dengan (phi). Jadi,K = d

Nilai pendekatan dari sampai 14 tempat decimal adalah 3,14159265358979. Selanjutnya, dalam perhitungan keliling lingkaran atau perhitungan yang lain, nilai yang digunakan adalah 3,14 atau22 . 7

Keliling suatu lingkaran dapat dihitung jika diameter (d) atau jari-jari (r) diketahui, yaitu:K = K = d d

Karena d = 2r, maka K = 2r.

Jadi, keliling lingkaran adalah:K = d

atau K = 2r.

dengan K= keliling lingkaran r = jari-jari lingkaran d = diameter lingkaran = 3,14 atau Contoh: Jika keliling suatu lingkaran 176 cm, hitunglah panjang jari-jarinya ( =22 )! 7K = d 176 = 22 7 d d = 176 = 8 7 = 56 7 22

22 7

Karena d = 2r, maka:r= 1 1 d = 56 = 28 2 2

Jadi, panjang jari-jari lingkaran adalah 28 cm. B. Luas Lingkaran Sekarang, kamu akan mempelajari cara menentukan luas bidang lingkaran, yang selanjutnya disebut luas lingkaran. Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran. Perhatikan gambar dibawah ini:

Pada gambar (a) diatas sebuah lingkaran berjari-jari r dibagi menjadi 12 juring yang kongruen. Kemudian, sebuah juring dibagi lagi menjadi dua juring yang kongruen pula. Pada gambar (b), suatu bangun dibentuk dari potonganpotongan juring lingkaran pada gambar (a) sehingga membentuk bangun menyerupai persegi panjang. Itu berarti luas lingkaran sama dengan luas persegi panjang seperti pada gambar (b). Bangun tersebut memiliki panjang1 keliling lingkaran, yaitu r dan lebarnya r, maka 2lebar

pendekatan luas bangun tersebut adalah:L = panjang L = r r L = r 2

Karena luas bangun pada gambar (b) sama dengan luas lingkaran, maka luas lingkaran adalah r 2 . Jadi, luas lingkaran yang berjari-jari r adalah:L = r 2

Contoh: Hitunglah luas lingkaran jika diketahui jari-jari lingkaran tersebut adalah 28 cm! Penyelesaian:= r 2 22 L= 28 2 7 22 L = 784 7 L = 22 112 L L = 2464 cm 2

Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 2464 cm2.G.

KERANGKA BERPIKIR Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan landasan teoritis bagaimana peserta didik dapat sukses belajar

bersama orang lain. Peserta didik tidak diajarkan untuk memandang teman-teman lainnya sebagai kompetitor untuk dikalahkan, melainkan sebagai mitra belajar yang saling mendukung. Ukuran bersaing adalah dengan diri sendiri bagaimana peserta didik dapat menghasilkan yang terbaik karena dorongan motivasi dari dalam diri. Bahkan peserta didik didorong untuk dapat memberikan kontribusi kepada rekan-rekan dengan apa yang dia miliki. Model pembelajaran Team-Game-Tournament dan Cooperative Integrated Reading And Composition merupakan model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa. Siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Walaupun kedua model pembelajaran bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah, namun dalam proses pembelajaran berbeda. Model Pembelajaran Team-Game Tournament dan Cooperative Integrated Reading And Composition merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan lingkaran, jika model ini dapat dikuasai siswa maka prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat meningkat. H. HIPOTESIS Ha: Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament, model Cooperative Integrated Reading And Composition, dan model konvensional materi pokok lingkaran siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Dari hipotesis di atas muncul Ho yaitu: Ho: Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament, model Cooperative Integrated Reading And Composition, dan model

konvensional materi pokok lingkaran siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010/2011. III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Di dalam subjek penelitian ini akan dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas eksperimen sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:a.

Kelas eksperimen yang di dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament.

b. Kelas eksperimen yang di dalam kegiatan belajar mengajar

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition.c.

Sedangkan kelompok control adalah yang di dalam kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan model pembelajaran Team-GameTournament dan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition. Kelompok Keadaan awal Nilai harian Nilai harian Team-GameTournament Cooperative Integrated Reading And Composition Kegiatan Keadaan akhir Tes Tes

Control Eksperimen I

Eksperimen II

Nilai harian

Tes

B. Penentuan Subjek Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

MTs Negeri 1 Semarang. Secara keseluruhan populasi terdiri dari ... siswa yang terbagi menjadi ... kelas, yaitu: b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sudjana, 1996: 5). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik cluster random sampling, yaitu mengambil tiga kelas dari kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang. Dalam penelitian ini siswa yang dipilih duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan sehingga siswa sudah tersebar secara acak pada kelas yang ditentukan. Oleh karena itu, tehnik sampling yang dipilih adalah cluster random sampling. Pada penelitian ini penulis memilih secara acak dengan cara melotre. Adapun pemilihannya dengan menuliskan nama kelas dari A, B, C, dan D. Kemudian mengambil secara acak. kelas yang diberi perlakuan, yaitu kelas yang di dalam kegiatan mengajar menggunakan model pembelajaran Team-Game-Tournament dan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition dan satu kelas kontrol. c. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah:1) Variabel perlakuan (X) yakni model pembelajaran adalah model

pembelajaran

Team-Game-Tournament,

model

pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition dan model pembelajaran konvensional.2) Variabel respon yakni hasil belajar siswa dalam materi pokok

Lingkaran pada siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang, yaitu: Y1 = Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Team-Game Tournament. Y2 = Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition.

Y3 = Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran konvensional. 3) Rencana tindakan Langkah-langkah yang dilakukan pada saat penelitian adalah: Tahap 1 perencanaan a) Penelitian memandang kelas yang akan dijadikan sampel. Adapun rancangan penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut: Kelompok Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol Keterangan: X1 = Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Team-Game-Tournament. X2 = Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pmbelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition. X3 = Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pmbelajaran konvensional. Y1 = Hasil belajar kelompok eksperimen I. Y2 = Hasil belajar kelompok eksperimen II. Y3 = Hasil belajar kelompok kontrol. b) Peneliti membuat instrumen penelitian yang akan digunakan untuk penelitian. Tahap 2 Pelaksanaan(1)

Treatment X1 X2 X3 Y1 Y2 Y3

Post-test

Peneliti/guru melaksanakan pembelajaran pada sampel

penelitian. Pada pelaksanaan ini diterapkan pembelajaran Team-Game-Tournament dan pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition.

(2)

Peneliti/guru melaksanakan uji coba, menganalisis dan

menerapkan instrumen penelitian. Tahap 3 Observasi Peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan pada sampel dengan dokumentasi untuk memperoleh daftar nama dan jumlah siswa dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Tahap 4 Evaluasi Peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan. Tahap 5 penyusunan laporan Peneliti menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian. C. Metode Pengumpulan Data a. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama siswa dan jumlah siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang. b. Teknik tes Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi siswa pada materi pokok persamaan linear dua variabel. D. Uji Instrumen a. Penyusunan instrument Instrument yang digunakan adalah tes pada pembelajaran matematika pada materi pokok keliling dan luas lingkaran. Perangkat tes tersebut untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi pokok keliling dan luas lingkaran. Prosedur pembuatan tes hasil belajar materi pokok keliling dan luas lingkaran adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi, variabel untuk tes. 2) Penulisan butir soal

3)

Penyuntingan

Melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat pengantar kunci jawaban. 4)5)

Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa

peninjauan saran-saran.6)

kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. (Arikunto, 2006: 166) b. Pelaksanaan uji instrument Sebelum perangkat tes digunakan untuk penelitian, maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda tes. 1) Validitas butir soal Untuk mendapatkan instrument yang baik peneliti melakukan validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar, yaitu

rXY =

{N X

N XY ( X)( Y)2

( X) 2 N Y 2 ( Y) 2

}{

}

Keterangan: rxy N : Koefisien korelasi tiap item. : banyaknya objek yang diuji

X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total X2 : Y2 : XY: Jumlah kuadrat skor item Jumlah kuadrat skor total Jumlah perkalian skor item dan skor total

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r kritis product moment dengan ketentuan rxy > rtabel maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Setelah dapat harga rxy, lalu dikonsultasikan dengan kriteria: Antara 0,00 sampai 0,20 = sangat rendah Antara 0,20 sampai 0,40 = rendah Antara 0,40 sampai 0,60 = cukup Antara 0,60 sampai 0,80 = tinggi Antara 0,80 sampai 1,00 = sangat tinggi (Arikunto, 2007: 72-75) 2) Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 1996: 178). Untuk menguji reliabilitas tes akan digunakan rumus Alpha, yaitu:2 n 1 r11 = 1 12 n 1

Keterangan: k r11 =banyaknya butir soal = reliabiltas yang dicari2 1

= jumlah varian skor tiap-tiap butir

t 2 = varian table(Arikunto, 1995: 196) Rumus varian butir soal: ( X ) 2 N N

2 =

X2

Setelah diperoleh r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment. Instrumen dikatakan reliable jika r11> rtabel. Klasifikasi reliabilitas: Jika 0,80 r11 < 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi Jika 0,60 r11 < 0,80 = Reliabilitas tinggi Jika 0,40 r11 < 0,60 = Reliabilitas cukup Jika 0,20 r11 < 0,40 = Reliabilitas rendah Jika 0,00 r11 < 0,20 = Reliabilitas sangat rendah (Arikunto, 1995: 100)3) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. tingkat kesukaran = jumlah testi yang gagal x 100% jumlah peserta tes

Untuk menginterprestasikan taraf kesukaran digunakan tolak ukur sebagai berikut : 1) Jika jumlah responden gagal 27% soal mudah 2) Jika jumlah responden gagal 28 % - 72% soal sedang 3) Jika jumlah responden gagal 73% soal sukar (Arifin, 1991 : 135). 4) Daya Pembeda Tes Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (bekemampuan rendah). Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda baik tes bentuk esai adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata rata (mean)

yaitu antara rata rata dari kelompok atas dengan rata rata dari kelompok bawah untuk tiap tiap item. Rumus t = ( MH ML)2 x12 + x2 Keterangan: ni (ni 1)

Keterangan : MH : Rata rata dari kelompok atas ML : Rata rata dari kelompok bawah

x xni N

2 1

: Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas : Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah :27% x N (HG dan LG sama besar) : Jumlah sampel Klasifikasi daya pembeda: thitung ttabel

2 2

Daya

pembeda

signifikan

apabila

dengan

dk = (n1 1) + (n2 1) dengan =5% (Arifin,1991 : 141). E. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesa dalam rangka penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian analisa data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Analisis Awal Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai harian yang digunakan untuk uji normalitas, uji homoginetas, uji kesamaan dua rata-rata.

1) Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, maka digunakan uji kenormalan dengan uji liliefors. Adapun langkah-langkahnya:a) Pengamatan x1, x2, x3, , xn dijadikan bentuk baku z1, z2,

x x z3, , zn dengan menggunakan rumus Z i = i Sb) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar

distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang : F(z1) = P(z zi). Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka S( z i ) =

( banyaknya z1 , z 2 , z 3 ,...., z n yang z i )n

c) Hitung selisih i) S(zi) F(z d) Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak

selisih tersebut, sebutlah harga terbesar ini L0. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L untuk taraf nyata 2 yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi 1 dari daftar normal. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima (Sudjana, 1996: 466 467). 2) Uji Homogenitas Pasangan hipotesa nol dan hipotesa alternatifnya yang akan diuji adalah: H0 = 1 = 22 2 2

H1 = 1 2 Uji

2

homogenitas

sampel

digunakan

untuk

mengetahui

kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang sama.

Untuk mengetahui homogenitas sampel dalam penelitian akan diuji Bartlett. Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett: Sample ke1 2 . . . k Dk n1 1 n2 1 . . . nk 1 1/dk 1/(n11) 1/(n21) . . . 1/(nk1) Si2

Log2

(dk) log (n1 2

log S1

. . . log Sk2

1)log

log S 2 2 . . . Sk2

S1

(n2 1) lo

S2. . .

2

(nk 1) lo Sk Jumlah (ni 1) 2

(ni1)log

S1

2

Dari uji Bartlett digunakan statistik Chi kuadrat. 2 = (In2 10) {B - (ni1) log S1 } di mana 2 (1- )(k-1) didapat dari daftar

distribusi chi kuadrat dengan peluang (1 - ) dan dk = (k 1) (Sudjana, 1996: 261 263).3) Uji Matching

t-matching digunakan untuk menguji apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan. Rumus yang digunakan S2 =2 2

( n1 1) S1 + (n2 1) S 2 n1 + n2 2

x1 x 2 1 1 t= s [ ] +[ ] n1 n2

Di mana:X1 X2

= rata-rata hasil pembelajaran dengan model TGT = rata-rata hasil pembelajaran tidak dengan model TGT

n1 = banyaknya siswa kelompok eksperimen n2 = banyaknya siswa kelompok bawah S1 = standar deviasi sub-sampel kelompok eksperimen S2 = standar deviasi sub-sampel kelompok kontrol S2 = varians gabungan S t = simpangan baku gabungan = uji kesamaan dua rata-rata Terima Ho jika t(1 ) < t(1 ) di mana t(1 ) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 2) dan peluang (1 ) dalam taraf nyata dengan = 5%. Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 1996: 238-241). b. Analisis Akhir 1) Uji Anova satu jalur Anova (analysis of varience) merupakan bagian dari metode analisis statistika yang tergolng analisis komparatif (perbandingan) lebih dari dua rata-rata. Tujuan dari uji anova satu jalur ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi. Maksudnya dari signifikansi hasil penelitian (anova satu jalur). Jika terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat digeneralisasikan artinya data sampel dapat mewakili populasi. Untuk menguji dua varians yang tidak diketahui besarnya digunakan uji-t dan untuk menguji dua varians yang diketahui besarnya dengan menggunakan uji-z. Sedangkan anova satu jalur lebih dari dua kelompok data, contohnya: 1) perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran TGT (X1),

Kriteria pengujianya adalah:

menggunakan model CIRC (X2) dan pembelajaran konvensial (X3). Anova lebih dikenal dengan ujiF (Fisher test), sedangkan arti variasi itu asal usulnya dari pengertian konsep mean square atau kuadrat rerata (KR), rumus sistematisnya: KR =JK db

Dimana: JK = jumlah kuadrat (some of square) db = derajat bebas (degree of freedom) menghitung nilai anova atau F (Fhitung) dengan rumus: Fhitung =V A KR A JK A : db A varian antar group = = = VD KR D JK D : dbD varian dalam group

Langkah-langkah anova satu jalur sebagai berikut: a) b) c) masing-masing homogen.d)

Uji atau asumsi bahwa data Uji atau asumsi bahwa data Uji atau asumsi bahwa data Tulis Ha dan H0 dalam bentuk Tulis Ha dan H0 dalam bentuk Buat tabel anova sebagai

masing-masing dipilih secara acak. masing-masing berdistribusi normal.

kalimat.e)

statistik.f)

berikut: TABEL ANOVA Nomor Responden Variabel Bebas X1 X2 X3 Xn

n1

N2

n3

nn

N

X1 X12 S1

X2 X2 S2 2

X3 X3 S32

Xn Xn Sn2

X

g) rata dengan rumus: JKR =h)

Hitung jumlah kuadrat rata(1 + 2 + 3 + ... + n ) n1 + n2 + n3 + ... + nn

Hitung

jumlah

kuadrat

antarkelompok dengan rumus:(1 ) 2 (2 ) 2 (3 ) 2 .... (n ) 2 JKA = + + + + .... n1 n2 n3 nn

- JKRi)

Hitung jumlah kuadrat dalam - JKR JKA2

kelompok dengan rumus: JKD =j)

Hitung

derajat

kebebasan

rata-rata dengan rumus: Dkrata-rata= 1 k) dkA = k 1 dimana k = banyak kelompok.l)

Hitung

derajat

kebebasan

antar kelompok dengan rumus :

Hitung

derajat

kebebasan

dalam kelompok dengan rumus: dkD = N 1 di mana N = jumlah seluruh anggota sampel. m) Hitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompk dengan rumus:

RKrata-rata =n)

JK R dk R

HitungJK R dk A

rata-rata

jumlah

kuadrat antar kelompok dengan rumus: RKA =o)

HitungJK D dk D

rata-rata

jumlah

kuadrat dalam kelompok dengan rumus: RKD =p)

Cari Fhitung dengan rumus:RK A RK A

Fhitung =q)

Tetapkan taraf signifikan ( Cari Ftabel dengan rumus :)(dkA,dkB)

)r)

Ftabel = F(1- s)

Dengan menggunakan tabel F didapat Ftabel Masuklah semua nilai yang Jumlah Jumlah variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok jumlaht)

telah didapat ke dalam tabel anova berikut: Rata-rata dk 1 dkA kuadrat (RK) RKR RKA Fhitung F kuadrat (JK) JKR JKA

JKD X 2

dkD

n

RKD kriteria

Tentukan

pengujiannya yaitu: Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima.

u)

Bandingkan Fhitung

dengan

Ftabel.v) w)

Buatlah kesimpulannya. Seandainya H0 ternyata

ditolak, maka perhitungan dilanjutkan agar dapat diketahui pasangan mana yang berbeda dengan menggunakan uji t atau uji Scheffe atau uji Tukey (Sudjana, 2005: 302-305). 2) Ketuntasan Belajar untuk mengetahui keefektifan pembelajaran digunakan kriteria ketuntasan belajar sebagai: a) (perorangan) Ketuntasan belajar siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dirumuskan sebagai berikut:jumlah nilai yang diperoleh siswa x 100% jumlah nilai max seluruhnya

Ketuntasan belajar individu

Apabila siswa telah menguasai sekurang-kurangnya 65% terhadap materi setiap satuan bahasan yang diajukan. b) belajar tuntas dengan rumus:jumlah sisiwa yang tuntas belajar jumlah siswa yang mengikuti tes

Ketuntasan belajar klasikal Di dalam pengukuran tuntas secara klasikal, dikatakan

x 100%

Apabila sekurang-kurangnya 85% dari siswa berhasil mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA Agus, Suprijono.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _________________. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain.2006.Strategi Belajar

Mengajar.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT.Rineka Cipta Gulo,W.2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT.Grasindo. Hadi Tjahyono, Erry. 2006. Matematika untuk SMP/MTS kelas VIII. Semarang: CV Aneka Ilmu. Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Suarti. http://blog.unila.ac.id/metode-pembelajaran/.html diakses tanggal 12 November 2010 pukul 12.30 WIB Infodiknas. 10.30 WIB. Krismanto, Al dan Widyaiswara PPPG Matematika.2003.Beberapa Tekhnik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika. Sudjana, Nana.2006.Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar.bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto.2010.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Tim penyusun kamus. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. http://www.infodiknas.com/media-dan-alat-peraga-dalampembelajaran-matematika/.html diakses tanggal 27 Oktober 2010 pukul

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP PGRI SEMARANG) Jl.Lontar No.1 (sidodadi timur)0248316377 Semarang REKAPITULASI PROSES BIMBINGAN SKRIPSI Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Semarang, Pembimbing II, Mahasiswa,

2010

Drs. Sutrisno, SE, M.M. NIP. 19601121 198703 1 001 NPM.

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP PGRI SEMARANG) Jl.Lontar No.1 (sidodadi timur)0248316377 Semarang REKAPITULASI PROSES BIMBINGAN SKRIPSI Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Semarang, Pembimbing I, Mahasiswa,

2010

Drs. Rasiman, M.Pd. NIP.19560218 198603 1 001 NPM.