27
PROPOSAL PERENCANAAN MESIN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN KAPASITAS 24 KG/MENIT Disusun Oleh : Nama : Bermas Meirinaldi Arafat (121.03.1195)

Proposal Bermas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh proposal bahasa indonesia

Citation preview

PROPOSAL PERENCANAAN MESIN

PROPOSAL PERENCANAAN MESIN

MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN KAPASITAS 24 KG/MENIT

Disusun Oleh :Nama : Bermas Meirinaldi Arafat (121.03.1195)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA2013

HALAMAN PENGESAHANMESIN PENGAYAK PASIR

Perencanaan mesin ini disusun untuk memenuhi kurikulum yang ada dan untuk persyaratan dalam penyelesaian studi Strata-1 (S1) pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Yogyakarta.

Direncanakan Oleh :

Bermas Meirinaldi Arafat (121.031.1163) Yogyakarta, 07 Desember 2013 Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dosen Pembimbing

1. JUDUL

Perencaan Mesin Pengayak Pasir2. LATAR BELAKANGPada mata kuliah teknik pengecoran logam yang ditempuh oleh para mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin khususnya prodi Produksi dan Perancangan, sangatlah kompleks dan memakan waktu dalam prakteknya, tetapi memang antusias dari para mahasiswa itu sendiri bagus dan sangat ingin mengetahui tiap-tiap bagian dalam melaksanakan proses praktek teknik pengecoran logam, pada proses pengecoran logam ada bagian yang terpenting yaitu diantaranya adalah pasir, pasir yang digunakan dalam proses pengecoran tentu haruslah pasir yang berkualitas, karena untuk menciptakan hasil coran dari suatu logam dengan baik, maka dalam prosesnya haruslah menggunakan bahan yang baik pula, disamping kualitas material logam yang bagus, namun bagian lain yang penting ialah kualitas pasir, pasir yang digunakan haruslah bagus, baik menggunakan cetakan sterofoam, ataupun menggunakan cetakan kayu.

Untuk cetakan sterofoam pasir yang digunakan adalah pasir silika, dan khusus untuk cetakan kayu pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa, untuk cetakan kayu penggunaan pasir bisa dilakukan berulang-ulang dalam proses pengecoran, itu dikarenakan pasir kuarsa adalah pasir yang sangatlah halus sehingga pada saat pengecoran logam pasir ini sedikit sekali hancurnya karena memang pada setiap butiran pasir tersebut sangatlah kecil sehingga meskipun pasir tersebut terbakar karena proses pengecoran maka pasir tersebut akan tetap bisa terpakai untuk proses pengecoran selanjutnya.

Pasir kuarsa yang tersedia masih memiliki butiran yang kasar, sedangkan untuk proses pengecoran logam, pasir kuarsa yang digunakan berada diantara ukuran 80-100 mesh, untuk menghasilkan ukuran yang diharapkan mahasiswa terpaksa mengayak pasir secara bergantian, dan ini sangatlah memakan waktu karena jika melihat pada jumlah mahasiswa dan berat pasir yang harus diayak sekitar 300 kg. Dan dari hasil pengayakan pasir secara manual inipun belum tentu menghasilkan pasir yang halus, meskipun pasir hasil ayakan halus, maka prosesnya dilakukan secara berulang. Tentu ini akan menghambat proses pembelajaran pengecoran logam, mengingat tujuan dari proses pembelajaran adalah agar mahasiswa memahami setiap tahapan proses pengecoran logam, dan ilmu yang berkaitan dengan pengecoran logam haruslah miliki oleh setiap mahasiswa, karena pengecoran logam adalah ilmu yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa teknik mesin khususnya produksi dan perancangan. Jika pada proses pengecoran logam mahasiswa dihabiskan waktunya untuk mengayak pasir saja, maka kapan mahasiswa bisa menjadi perancang yang baik, dan dikhawatirkan tujuan dari pembelajaran tidak tersampaikan dan tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk memperbaiki proses yang ada, maka tidak ada salahnya menciptakan mesin pengayak pasir untuk pengecoran logam, sehingga mahasiswa tidak kehabisan waktunya hanya untuk mengayak pasir saja, selain itu juga tujuan dari pembelajaran akan lebih mudah tercapai, kemudian mesin pengayakpun bisa digunakan untuk mengayak pasir saja tapi bisa bermanfaat untuk proses pengayakan lainnya.

3. BATASAN MASALAH

Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pengamatan yang dapat diambil maka batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Daya motor yang akan dipakai

2. Saringan/mesh ayakan yang akan digunakan

3. Prinsip vibration yang akan digunakan untuk proses pengayakan

4. TUJUAN DAN MANFAAT4.1 Tujuan

Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pengamatan yang dapat diambil maka batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Daya motor yang akan dipakai

2. Saringan/mesh ayakan yang akan digunakan

3. Prinsip vibration yang akan digunakan untuk proses pengayakan

4.2 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh ialah :1. Bagi Mahasiswa

a. Merupakan implementasi ilmu yang telah diberikan selama duduk dibangku kuliah, sebagai tolak ukur kompetensi mahasiswa.

b. Salah satu bekal pengalaman ilmu untuk mahasiswa sebelum terjun ke dunia masyarakat dan industri, sebagai modal persiapan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Merupakan pengembangan ilmu dan pengetahuan (IPTEK) yang tepat guna dalam hal menciptakan ide untuk menghasilkan suatu alat yang baru.b. Merupakan inovasi awal yang dapat dikembangkan kembali dikemudian hari dengan lebih baik.3. Bagi Dunia Industri dan Masyarakat

a. Merupakan bentuk kreativitas mahasiswa yang dengan diciptakannya alat ini diharapkan mampu menghasilkan produksi yang lebih cepat dengan kualitas baik dan menggunakan tenaga yang sedikit.

b. Memacu masyarakat untuk berfikir secara dinamis dalam memanfaatkan teknologi tepat guna dalam kehidupan sehari-hari.5. TINJAUAN MESIN

Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan. Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan coran berdasarkan ukuran. pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan kawat ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang (Ign Suharto, 1998).

Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah :

1. Ukuran dalam mata jala2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per inchi (sering sama dengan nomor ayakan).3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2.Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakn juga dapat digunakan sebagai alat pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan.Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam (Fellow, 1988).

Macam-macam alat PengayakanBerbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan coran, diklasifikasikan dalam dua bagian besar :

1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture) seperti : roller screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban dan pemutar), screw (baling-baling).2. Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat seimbang/tidak berubah), vibratory (bergetar), rotary atau gyratory (berputar) dan recipro cutting (timbale balik).Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan.

Standar kawat ayakan dibagi :

1. Tyler Standar, ukuran 200 mesh, diameter 0,0029 inci, dan SA 0,0021 inci.2. British Standar, ukuran 200 mesh, SA 0,003 inci, dan SI 42.3. US Standar, ukuran 18 mesh, SA 1 mm, dan SI 42.Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan coran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Rancangan-rancangan pengayak ditemui dalam proses sortasi bahan coran.Pengoperasian mesin sortasi dan pengkelasan mutu bahan coran, juga merupakan pekerjaan yang bersifat monoton. Sifat acuh tak acuh dari tenaga kerja akan mengurangi kesalahan fungsi fungsional saat mengoperasikan peralatan sortasi. Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat kaku. Proses pembersihan dan sortasi untuk menghasilkan suatu pengkelasan mutudan beberapa kasus selalu melibatkan proses sortasi. Bagaimanapun, tingkatan operasi tersebut sangat berarti, terutama dalam penerapannya sebagai tujuan utama dari suatu kegiatan (Brennan, 1968).

Jenis-jenis PengayakanPengayak (Screen)

Pengayak screen dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan coran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku.Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen) yaitu :

a) Under size yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan

b) Over size yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan

c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan

d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci

e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan standar.

Pergerakan bahan coran diatas pengayak dapat dihasilkan oleh gerakan berputar atau gerakan dari rangkai yang menyangga badan pengayak. Penyaring jenis ini dalam penggunaannya secara umum yaitu untuk sortasi bahan coran untuk dua grup yaitu tipe badan standar atau flat dan tipe drum.Pengayak berbadan datar (flat bad screen)

Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan diareal-areal pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak datar ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam proses pengolahan dan produk akhir seperti pasir jagung. Alat pengayak datar secara umum terdiri dari satu atau lebih lembaran pengayak yang dipasangbersama-sama dalam sebuah kotak yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat. Tetapi biasanya alat tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan kerusakan akibat pergesekan antara lubang-lubang pengayak dengan partikel bahan yang halus.Pengayak Drum

Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang lainnya yang sejenis. Bahan coran tersebut akan menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum. Alat sortis drum biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan coran ke dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak.Pengayakan sortasi Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga pengayak sortasi dengan variable celah dan system tahap-pertahap. Termasuk dalam kelompok ini adalah jenis-jenis khusus dari tipe sortasi roller belt dan sorter roller seperti tipe baling-baling. Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam pengayakan tergantung dari material yang akan dianalisa, anatara lain:A. Ayakan dengan gerak

Gambar 1. Ayakan dengan gerakan melemparCara pengayakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh di atas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan ke atas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu (Zulfikar, 2010).B. Ayakan dengan gerakan horizontal

Gambar 2. Ayakan dengan gerakan horizontalCara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal (mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat (Zulfikar, 2010).Metode pengayakan digunakan untuk pengukuran partikel diameter 50 nm-500 nm. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang telah dikalibrasi oleh National Bureau of Standards. Menurut metode USP untuk menguji kehalusan serbuk, suatu massa sampel diletakkan pada ayakan yang sesuai dalam suatu alat penggojog mekanis (shaker). Serbuk digojog selama beberapa waktu tertentu dan bahan yang lolos dari satu ayakan, berikutnya dapat diayak pada ayakan yang lebih halus, kemudian dikumpulkan, dan ditimbang (Sudjaswadi, 2002).Metode pengayakan digunakan untuk mengetahui ukuran partikel berdasarkan nomor mesh. Metode ini merupakan metode langsung karena ukuran partikel dapat dilhat secara dua dan tiga dimensi. Metode ini menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan no.325).Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan.Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh Nasional Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak diletakkan pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang tinggal pada ayakan, membentuk bahan kasar.Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor mesh tertentu.

Gambar 3. Susunan ayakan untuk memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masingWaktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu tersebut dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap ayakan (nomor mesh). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan partikel terlalu sering bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan begitu akan terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari lima menit partikel belum terayak sempurna.Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ke timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung. Pengayakan dilakukan sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih dari 5% untuk meminimalisir kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti tidak homogen. Secara statistik dihitung % bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Atas ukuran maksudnya untuk mengetahui bobot sampel yang ada pada pengayakan paling atas atau menghitung seluruh jumlah % partikel yang berada di atas ayakan, sedangkan bobot kumulatif bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh (Anonim, 2010).Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi pengecoran logam, terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pengayak dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan produk jadi memiliki kualitas terjamin selama produksi dan sebelum penggunaan atau pengiriman. Namun, desain peralatan pengayak telah mengalami perubahan radikal dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari perusahaan manufaktur pengecoran logam. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan keselamatan operator (Anonim, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain :1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum), jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang paling kasar.Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.

1. Lebih cepat dan praktis.

2. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.

3. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.

4. Tidak bersifat subyektif.

5. Lebih mudah diamati.

6. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.

Kerugian dari metode pengayakan antara lain.

1. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.

2. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi data.

3. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-bahan granul.

Manfaat PengayakanManfaat dari percobaan pengayakan adalah kita bisa mendapatkan bahan coran yang seragam dari segi ukurannya, sehingga kualitas dari bahan coran yang diayak dapat terjaga. Selain itu Pengayakan juga berfungsi untuk memisah kan kontaminan pada pasir yang memiliki perbedaan ukuran Metodologi

Metode yang digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : Studi Literatur

Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi serta dasar teori yang diperoleh dari buku, internet, majalah elektronik yaitu sebagai studi pustaka yang akan mendukung pembuatan proyek akhir.

1. WawancaraMetode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta tambahan pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang berpengalaman dalam bidang yang terkait.

2. Studi Lacoran (Observasi)Metode studi lacoran digunakan untuk memperoleh informasi dan data-data dari hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek akhir.

3. Metode analisis

Metode analisis digunakan untuk menganalisis data dan menghitung data yang diperoleh.

4. Metode diskusi

Metode ini dilakukan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa guna mendapatkan masukan sekaligus koreksi dan pembanding.7. DIAGRAM PERENCANAANPada perancangan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga ini dilakukan urutan-urutan pelaksanaan perencanaan sebagai berikut :

8. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah:

Bab I pendahuluanBab ini berisi judul, latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, keaslian, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab IIkajian teoriBab ini berisi tentang tinjauan tentang mesin pengayak pasir, tinjauan perencanaan mesin pengayak pasir dan perencanaan dan analisis proses produksi.

Bab III perancangan dan perhitunganBab ini berisi tentang perhitungan-perhitungan sistem penggerak, kontruksi mesin pengayak pasir, sistem kontrol mesin pengayak pasir, dan analisis waktu dan ongkos produksi.

Bab IV kesimpulan dan saranBab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh, serta saran-saran yang berhubungan dengan rancang bangun mesin pengayak pasir.9. Perencanaan WaktuKegiatanTahun 2013/2014

SepOktNovDesJanFeb

Studi Literatur

Studi Lacoran

Pengajuan Proporsal

Perancangan mesin

Pembuatan mesin pengayak pasir

Pengujian fungsi mesin pengayak pasir

Pembuatan Laporan

Seminar Ujian

10. Rancangan Mesin

11. Referensi :Anonim. 2005.Teknologi Farmasi Eropa Pengayakan. (Online). http://www.pharmtech.com/pharmtech/Analytical/article/detail/160632, Anonim. 2010.Particle Size Sieve Analyses. (Online). (http://www.particletechlabs.com/particle-size/sieve-analyses, Moechtar. 1990.Pengecoran logam. UGM Press. Yogyakarta.

Zulfikar. 2010.Pengayakan. (online). (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/pengayakan/

EMBED PBrush

MULAI

STUDY PENDAHULUAN

SURVEY

PERANCANGAN DESAIN

PEMBUATAN MESIN PENGAYAK

PENGUJIAN MESIN

SELESAI

PENYUSUNAN LAPORAN

SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI