37
0 LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL Proposal atas nama: Nama : Muhammad Asy’ari NIM : 210307160 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Pengembangan Bahan Ajar Visual (Gambar Cetak) dalam Pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar Telah diperiksa dan disetujui: Pembimbing 1 Dr. H. M. Miftachul Ulum, M.Ag Tanggal, ................................ NIP. 197403062003121001 Pembimbing II Kurnia Hidayati, M.Pd Tanggal, ................................. NIP. 198106202006042001 Mengetahui, Ketua program studi PAI

Proposal Anyar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Anyar

0

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal atas nama:

Nama : Muhammad Asy’ari NIM : 210307160Jurusan : TarbiyahProgram Studi : Pendidikan Agama IslamJudul : Pengembangan Bahan Ajar Visual (Gambar Cetak) dalam

Pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar

Telah diperiksa dan disetujui:

Pembimbing 1

Dr. H. M. Miftachul Ulum, M.Ag Tanggal, ................................NIP. 197403062003121001

Pembimbing II

Kurnia Hidayati, M.Pd Tanggal, .................................NIP. 198106202006042001

Mengetahui,Ketua program studi PAI

STAIN Ponorogo

Dr. H. M. Miftachul Ulum, M.AgNIP. 197403062003121001

Page 2: Proposal Anyar

PROPOSAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VISUAL (GAMBAR CETAK) DALAM

PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 KEDUNGGALAR

Oleh:

Muhammad Asy’ari

NIM: 210307160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO 2012

Page 3: Proposal Anyar

2

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagama-

an, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keteram-

pilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, pernyataan

tersebut merupakan definisi pendidikan yang terkandung dalam ketentuan

umum Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.1 Pendidikan merupakan

interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta

didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.

Dalam setiap proses pembelajaran, guru tetap memegang peranan yang

penting. Seorang guru harus menyampaikan dan mengajarkan suatu bahan

kepada murid. Bahan tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan

norma atau nilai-nilai yang diharapkan, dimiliki, dan diamalkan.2 Bahan

pelajaran yang diberikan akan lebih terasa manfaatnya bagi siswa jika

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan belajar merupakan suatu unsur

belajar yang penting mendapat perhatian dari guru. Dengan bahan itu para

siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai

tujuan belajar.3 Bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat mempelajari

suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga

secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan

1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I: Ketentuan Umum (Pasal 1)

2 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metode Pengajaran Agama Islam, (TT: TP, 1983), 206.

3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 51.

Page 4: Proposal Anyar

terpadu.4 Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan diperlukan bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam proses

penyampaian materi kepada siswa.

Menurut Oemar Hamalik, bahan pengajaran merupakan bagian yang

penting dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang

menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan

ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan belajar

mengajar.5 Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan oleh

guru untuk membantu menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar.

Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.6

Berdasarkan penjajagan awal di lapangan, di SMA Negeri 1

Kedunggalar saat kegiatan belajar mengajar Agama Islam (PAI) berlangsung,

masih terdapat siswa yang mengantuk, ramai, melamun, tidak memperhatikan,

dan malu untuk bertanya. Kendala lainnya adalah lemahnya sumber daya guru

dalam mengembangkan sumber bahan ajar.7 Hal ini mengakibatkan siswa sulit

menjelaskan kembali (review) pelajaran yang baru disampaikan, padahal

pelajaran Agama Islam merupakan pelajaran yang penting dalam peningkatan

dan pengembangan pemahaman siswa dalam kehidupan religius sehari-hari

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari kurikulum pendidikan Islam yaitu

membentuk anak didik berakhlak mulia.8

4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 173.

5 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 139.

6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 174.7 Hasil observasi di SMA Negeri 1 Kedunggalar Selasa, 3 April 2012 pukul 09.30 wib.8 Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 62.

Page 5: Proposal Anyar

4

Kendala-kendala tersebut mengakibatkan hasil yang dicapai siswa

kurang maksimal, padahal bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada

dalam kegiatan belajar mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang

diupayakan untuk dikuasai oleh siswa.9 Dengan materi atau bahan ajar

tersebut dapat membantu siswa untuk mencapai indikator-indikator yang telah

ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta

memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan membuat kondisi kelas

tidak monoton. Oleh karena itu guru yang juga sebagai pengembang

kurikulum harus memikirkan sejauh mana sumber bahan ajar yang digunakan

sesuai dengan tujuan belajar yang akan dicapai.

Jelaslah bahwa sumber bahan ajar merupakan alat yang penting dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Dalam survey pendahuluan yang peneliti

lakukan, peneliti menemukan bahwa guru Agama Islam di SMA Negeri 1

Kedunggalar juga mengembangkan sumber bahan ajar pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan gambar cetak. Dari temuan

tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Analisis

Pengembangan Bahan Ajar Visual (Gambar Cetak) dalam Pembelajaran

Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar”.

B. Fokus Penelitian

Setelah melihat realitas yang ada di lapangan, maka disitulah fokus

penelitian ini diarahkan. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian pada

9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 104.

Page 6: Proposal Anyar

organisasi bahan ajar visual pada mata pelajaran Agama Islam serta

kompetensi yang hendak dicapai oleh guru dalam mengembangkan bahan ajar

Agama Islam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah penelitian di atas, maka

penulis merumuskan masalah menjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana organisasi bahan ajar visual (gambar cetak) dalam

pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar?

2. Apakah kompetensi yang hendak dicapai dalam pengembangan bahan

ajar visual (gambar cetak) dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1

Kedunggalar?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan organisasi bahan ajar visual

(gambar cetak) dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar.

2. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan kompetensi yang hendak dicapai

dalam pengembangan bahan ajar visual (gamber cetak) dalam

pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar.

E. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penulis dan

pembaca yaitu:

Page 7: Proposal Anyar

6

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

untuk pengembangan khazanah keilmuan dalam Pendidikan Agama Islam

yang dapat diterapkan dalam masyarakat pada umumnya dan terutama

sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pendorong dalam

usaha peningkatan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut,

serta untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam

pengambilan kebijakan.

b. Bagi Guru

Diharapkan menjadi masukan bagi guru agar dapat menjalankan

tugasnya dengan baik yang berkaitan dengan kegiatan belajar

mengajar, sehingga dapat mengantarkan peserta didik dalam

pengembangan profesi yang dimiliki.

c. Bagi Peneliti

Selain sebagai syarat formal dalam menempuh sarjana strata 1 (S1),

juga untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang telah

diperoleh.

F. Landasan Teori

Page 8: Proposal Anyar

Bahan ajar merupakan salah satu komponen dalam perencanaan

pengajaran yang dibuat oleh guru. Bahan ajar merupakan unsur inti yang ada

dalam kegiatan belajar mengajar.

Bahan ajar didefinisikan oleh Abdul Majid sebagai segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar dikelas. Bahan tersebut bisa disebut bahan tertulis maupun

tidak tertulis.10 Sedangkan bahan ajar didefinisakan oleh Mimin Haryati se-

bagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan

dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai indikator-indikator yang telah

ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian di-

evaluasi dengan menggunakan perangkat penilaian yang disusun berdasarkan

indikator pencapaian hasil belajar.11

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan bahan ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai

oleh siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai sarana

untuk mencapai indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Bahan ajar tersebut bisa berupa bahan ter-

tulis maupun tidak tertulis.

Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi

peserta didik dengan menyediakan aneka ragam kegiatan belajar mengajar dan

10 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 174.11 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), 10.

Page 9: Proposal Anyar

8

mengembangkan sumber bahan ajar.12 Sumber bahan ajar ini digunakan agar

dalam penyusunan silabus dapat terhindar dari kesalahan konsep.

Menurut Abdul Majid, sumber bahan ajar secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:

a. Bahan ajar cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,

brosur, leaflet, wallchart, dan foto atau gambar.

b. Bahan ajar audio seperti kaset dan radio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video atau film, orang

atau narasumber.

d. Bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang merupakan kombinasi dari dua

atau lebih media.13

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan

menggunakan pendekatan kualitatif,14 dengan karakteristik-karakteristik (a)

penelitian kualitatif menggunakan latar alami (natural setting) sebagai

sumber data langsung dan peneliti sendiri merupakan instrumen kunci.

Sedangkan instrumen lain sebagai instrumen penunjang, (b) penelitian

kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk

kata-kata dan gambar-gambar. Laporan penelitian memuat kutipan-kutipan

12 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 96.

13 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 61.14 Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Lihat Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 3.

Page 10: Proposal Anyar

data sebagai ilustrasi dan dukungan fakta pada penyajian. Data ini

mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumen dan rekaman

lainnya. Dan dalam memahami fenomena, peneliti berusaha melakukan

analisis sekaya mungkin mendekati bentuk data yang telah direkam, (c)

dalam penelitian kualitatif proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Sesuai

dengan latar yang bersifat alami, penelitian kualitatif lebih memperhatikan

aktifitas-aktifitas nyata sehari-hari, prosedur-prosedur dan interaksi yang

terjadi, (d) analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara

analisa induktif, (e) makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian

kualitatif.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi

kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif

mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, institusi

atau masyarakat, dalam penelitian studi kasus akan dilakukan penggalian

data secara mendalam dan menganalisis intensif faktor-faktor yang terlibat

di dalamnya.15

2. Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari

pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan

keseluruhan skenarionya.16 Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak

sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data yang

mana informan mengetahui bahwa peneliti melakukan penelitian agar

15 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), 24.16 Moleong, Metodologi ....., 117.

Page 11: Proposal Anyar

10

mempermudah dalam melakukan pengumpulan data. Adapun instrumen

yang lain hanya sebagai penunjang.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

kedunggalar Ngawi. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin mengetahui

pelaksanaan pembelajaran Agama Islam dan sekaligus pengembangkan

bahan ajar Agama Islam di sekolah serta kompetensi yang hendak dicapai

dalam pengembangan bahan ajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

kedunggalar Ngawi yang berada di Jln. Raya Solo Km. 12, Trinil – Ngawi.

Telp. (0351) 7705064.

4. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen data lainnya.

Sedangkan sumber data tertulis dan statistik adalah sebagai sumber data

tambahan.17

Jadi untuk memperoleh data dalam penelitian kualitatif, peneliti

memanfaatkan dua sumber data yaitu manusia (hasil wawancara) dan non-

manusia yang merupakan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian

(foto, catatan tertulis, dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan

penelitian).

5. Teknik Pengumpulan Data

17 Moleong, Metodologi ....., 112.

Page 12: Proposal Anyar

Untuk itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena

fenomena akan dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti

melakukan interaksi dengan subjek penelitian dimana fenomena tersebut

berlangsung.

a. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud

digunakan wawancara antara lain adalah: (a) menkonstruksi mengenai

orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian, dan lain-lain; (b) merekonstruksi kebulatan-kebulatan

demikian sebagai yang dialami masa lalu; (c) memproyeksikan

kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada

masa yang akan datang; (d) memverifikasi, mengubah, dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain; dan (e) memverifikasi,

mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti

sebagai pengecekan anggota.18

Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara mendalam, artinya metode yang selaras dengan perspektif

interaksionalisme simbolik, karena hal tersebut memungkinkan pihak

yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan

lingkungannya,19 untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 206.19 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003), 183.

Page 13: Proposal Anyar

12

mengenai fenomena-fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab

pertanyaan.

Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah

5 informan yang diambil secara purposive, yaitu sebagai berikut:

1) Wawancara dengan kepala sekolah Menengah Atas Negeri 1

Kedunggalar.

2) Wawancara dengan wakka kurikulum Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Kedunggalar.

3) Wawancara dengan guru mata pelajaran Agama Islam Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Kedunggalar.

4) Wawancara dengan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Kedunggalar.

5) Observasi dalam kegiatan pembelajaran Agama Islam.

b. Teknik observasi

Observasi adalah sebagai aktivitas untuk memperhatikan sesuatu

dengan menggunakan alat indra, yaitu melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan pengecap.20

Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan

digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas

pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan

peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat

perilaku, dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan

sebenarnya.

20 Suharsimi Arikunto, Prosedur ....., 107.

Page 14: Proposal Anyar

Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-

hari objek penelitian karakteristik fisik situasi sosial, dan perasaan pada

waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan,

jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi

deskriptif (deskriptif observations) secara luas, yaitu berusaha

melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi di sana.

Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti

menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi

terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah dilakukan lebih

banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan,

peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan

obsevasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti

masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan

data.

Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan

lapangan, sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting

dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di

lapangan. Pada waktu di lapangan peneliti membuat “catatan”, setelah

pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan

lapangan”.

Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, “jantungnya

adalah catatan lapangan”. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat

Page 15: Proposal Anyar

14

deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang

latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dan bagian

deskriptif tersebut berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran dari

fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tentang peristiwa

khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat. Format rekaman hasil

observasi (pengamatan) catatan lapangan dalam penelitian ini

menggunakan format rekaman hasil observasi.

c. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan

yang lain metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada

kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.21

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang.22 Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengum-

pulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan

rekaman. Rekaman sebagai tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan

oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan

adanya suatu peristiwa. Sedangkan “dokumen” digunakan untuk

mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara

21 Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, 80.22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), 240.

Page 16: Proposal Anyar

khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, catatan

khusus, foto-foto, dan sebagainya.

Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian ini

sebab: Pertama, sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau

dari konsumsi waktu. Kedua, rekaman dan dokumen merupakan sumber

informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi

yang terjadi di masa lampau, maupun masa depan, dan dianalisis kembali

tanpa mengalami perubahan. Ketiga, rekaman dan dokumen merupakan

sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar

dalam konteksnya. Keempat, sumber ini sering merupakan pernyataan

yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data

melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format rekaman

dokumentasi.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari dan membuat kesimpulanya dapat diceritakan kepada orang

lain.

Page 17: Proposal Anyar

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan

16

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan konsep yang diberikan Miles & Huberman yang

mengemukan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan

penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, meliputi data reduction, data display, dan conclusion.

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:23

Keterangan:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, membuat kategori. Dalam penelitian ini setelah seluruh

data yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar visual dalam

pembelajaran Agama Islam terkumpul, maka akan memudahkan

melakukan analisis data-data yang masih kompleks tersebut dipilih dan

difokuskan sehingga menjadi lebih sederhana. Dengan demikian data

yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

23 Miles, A Huberman, Analisa data Kualitatif (Jakarta: UI-Press, 1992), 20.

Page 18: Proposal Anyar

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data untuk menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan

dalam bentuk uraian singkat. Setelah seluruh data tentang

pengembangan bahan ajar visual dalam pembelajaran Agama Islam

terkumpuldan melalui proses reduksi data, maka data tersebut kemudian

disusun secara sistematis agar lebih mudah dipahami.

c. Kesimpulan (Conclusion)

Langkah yang terakhir dalam penelitian ini adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas.24

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas).25 Derajat

kepercayaan keabsahan dan (kredibilitas data) dapat diadakan pengecekan

dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.

Ketekunan pengamatan adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang relevan dengan persoalan dan isu yang sedang dicari.26

24 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin) Kuantitatif, Kualitatif, Kajian Pustaka (Ponorogo: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2009), 35.

25 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 17126 Ibid, 177.

Page 19: Proposal Anyar

18

Ketekunan ini dilaksanakan peneliti dengan cara mengadakan pengamatan

dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan pengembangan bahan ajar visual (gambar cetak) dalam

pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar.

Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.27

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena dengan keikutsertaan

yang diperpanjang, peneliti akan lebih memahami kondisi di lokasi

penelitian dan dapat menguji ketidak benaran informasi yang ada.

8. Tahapan-Tahapan Penelitian

Dalam proses penelitian, peneliti akan melalui tahapan-tahapan

penelitian sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan, dalam tahap ini peneliti melakukan serangkaian

kegiatan yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan

penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan,

memilih informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian

dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil

mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data, dalam tahap ini peneliti melakukan analisis

terhadap data-data yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara,

27 Ibid, 178.

Page 20: Proposal Anyar

observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis ini meliputi: mengatur

dan mengorganisasi data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan.

d. Tahap Penulisan Laporan, pada tahap ini peneliti menuangkan hasil

penelitian ke dalam suatu bentuk laporan penelitian yang sistematis

sehingga dapat difahami dan diikuti alurnya oleh pembaca.

H. Sistematika Pembahasan

Pada penyusunan penelitian kualitatif ini terdapat lima (5) bab

pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya:

Pada bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berfungsi sebagai pola

dasar pemikiran penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan

membahas tentang; pertama, latar belakang mengapa peneliti mengambil

judul skripsi tersebut, kedua, fokus penelitian yaitu membahas batasan atau

fokus penelitian yang terdapat dalam situasi sosial. Ketiga, rumusan masalah

yaitu membahas rumusan-rumusan masalah yang diambil dari latar belakang

dan fokus penelitian. Keempat, tujuan penelitian yaitu membahas sasaran yang

akan dicapai dalam proposal penelitian, sesuai dengan fokus penelitian yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Kelima, manfaat penelitian yaitu

membahas manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Keenam,

metodologi penelitian yaitu membahas metode-metode yang digunakan untuk

menyusun teori-teori yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, instrumen

penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan

kredibilitas data, dan tahapan penelitian. Ketujuh, sisitematika pembahasan

Page 21: Proposal Anyar

20

menjelaskan tentang alur bahasan sehingga dapat diketahui logika penyusunan

skripsi dan koherensi antara bab satu dengan bab yang lain.

Pada bab II Landasan Teori. Karena dalam penelitian kualitatif

bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan

berakhir dengan suatu teori, oleh karena itu ditulis berdasarkan data yang

ditemukan melalui proses penelitian (Proses induktif).

Pada bab III Temuan Penelitian, yaitu membahas gambaran umum

lokasi penelitian di lapangan yang meliputi bagaimana organisasi bahan ajar

visual dalam pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar dan

kompetensi apa yang hendak dicapai dalam pengembangan bahan ajar visual

tersebut.

Pada bab IV Analisis, pada bab ini akan analisis dalam pengembangan

bahan ajar visual di SMA Negeri 1 Kedunggalar.

Pada bab V Penutup, pada bab ini akan membahas mengenai

kesimpulan sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-saran

yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan untuk

berbagai pihak yang terkait.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Page 22: Proposal Anyar

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Miles, A Huberman. Analisa data Kualitatif. Jakarta: UI-Press, 1992.

Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta. Metode Pengajaran Agama Islam. TT: TP, 1983.

Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.

Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Tim Penyusun. Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin) Kuantitatif, Kualitatif, Kajian Pustaka. Ponorogo: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2009.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab I: Ketentuan Umum (Pasal 1)

DAFTAR WAWANCARA

A. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Page 23: Proposal Anyar

22

1. Bagaimana peran pihak sekolah dalam meningkatkan bahan ajar Agama

Islam di sekolahan ini?

B. Wawancara dengan Waka Kurikulum

1. Bagaimana kondisi obyektif bahan ajar Agama Islam?

2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam mengembangkan bahan ajar

Agama Islam?

C. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Agama Islam

1. Bagaimana kondisi obyektif bahan ajar Agama Islam?

2. Bagaimana bahan ajar tersebut disusun?

3. Bagaimanakah pengorganisasian bahan ajar Agama Islam?

4. Kompetensi apa yang ingin dicapai oleh guru Agama Islam dalam

mengembangkan bahan ajar Agama Islam?

D. Wawancara dengan Siswa

1. Manfaat apa yang dirasakan ketika guru menggunakan bahan ajar dalam

kelas?

2. Metode apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi?

Page 24: Proposal Anyar

GUIDE OBSERVASI

No. List Ada Tidak Keterangan

1. Pelatihan

2. Workshop

3. KBM

4. Bahan Ajar

5. Lain-lain

Page 25: Proposal Anyar

24

DAFTAR DOKUMENTASI

No Bentuk Dokumentasi Jenis Dokumentasi

1. Tulisan Letak Geografis SMA Negeri 1 Kedunggalar

2. Tulisan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kedunggalar

3. Bagan Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Kedunggalar

4. Tulisan Kurikulum SMA Negeri 1 Kedunggalar

5. Tulisan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Kedunggalar