21
 PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI  Judul : IMPLEMENTASI METODE DRILL (LA TIHAN) DALAM PEMBELAJARAN PPL (PRAKTEK  PIDATO LAP ANGAN) DI MA TAQWAL IL AH METESEH TEMBAL ANG SEMARANG T AHUN 2012/2013 Nama : Muhammad Syaiful Huda NIM : 083111085 Program Studi : Pendidikan Ag ama I lam S!1 A" #atar $elakang  % uga &endidikan &ada hakek atnya adalah mem&eria&kan generai anak!anak $anga agar mam&u men'alani kehidu&an dengan e$aik!$aiknya di kemudian hari e$agai khalifah Allah di $umi" (alam men'alankan tuga ini &endidikan $eru&aya mengem$angkan &oteni )ftrah* e$agai anugerah Allah yang terim&an dalam diri anak+ $aik yang $erifat 'amaniah mau&un ruhaniyah+ melalui &em$ela'aran e'umlah &engetahuan+ ke,aka&an+ dan &engalaman yang $erguna $agi hidu&nya" 1 Pendidikan Agama I lam adalah u&aya adar dan teren,ana dalam menyia&kan &e erta didik untuk mengenal+ memahami+ menghayati+ mengimani+ $ertak-a $erahlak mulia+ mengamalkan a'aran Agama I lam dari um$er utaman ya kita$ u,i al!.ur/an dan al!Hadi + melalui k egi atan $im$in gan + &en ga' aran latihan+ erta 1 (e&artemen Agama I direktorat 'endral kelem$agaan agama ilam+ Pedoman Pendidikan Kecakapan Hidup (Lie Skills) Dalam pembelajara Madrasah Ibtidaiah Madrasah ! sana"iah+ )Jakarta 005*+ hlm" 1" 1

Proposal Andalan

  • Upload
    akmalil

  • View
    246

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pokoknya proposal andalan milik temen haha

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSIJudul : IMPLEMENTASI METODE DRILL (LATIHAN) DALAM PEMBELAJARAN PPL (PRAKTEK PIDATO LAPANGAN) DI MA TAQWAL ILAH METESEH TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012/2013Nama : Muhammad Syaiful HudaNIM : 083111085Program Studi : Pendidikan Agama Islam S-1A. Latar belakangTugas pendidikan pada hakekatnya adalah mempersiapkan generasi anak-anak bangsa agar mampu menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya di kemudian hari sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam menjalankan tugas ini pendidikan berupaya mengembangkan potensi (fitrah) sebagai anugerah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun ruhaniyah, melalui pembelajaran sejumlah pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman yang berguna bagi hidupnya.[footnoteRef:2] [2: Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam, Pedoman Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Dalam pembelajara Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta 2005), hlm. 1.]

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berahlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.[footnoteRef:3] Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membangun aspek keimanan dan ketakwaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang.[footnoteRef:4] Oleh sebab itu pendidikan agama islam sangatlah dibutuhkan bukan hanya dalam mengarungi ombak kehidupan akan tetapi juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi rintangan dalam mengarungi samudra akhirat. [3: Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. IV, hlm. 21.] [4: Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam, Pendidikan Islam Dan Pendidikan Nasional [Paradigma Baru], (Jakarta, 2005), hlm. 39.]

Dalam pembelajaran Agama Islam meliputi aspek keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah SWT serta hubungan manusia dengan semua makhluk-NYA. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pada Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[footnoteRef:5] [5: UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3]

Meskipun rumusan tersebut tidak secara eksplisit menyatakan kecakapan hidup, tetapi kalau fungsi dan tujuan tersebut di realisasikan oleh system pendidikan nasional, tentu lulusan yang memiliki kecakapan hidup.[footnoteRef:6] [6: Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam, Pedoman Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Dalam pembelajara Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah. Jakarta 2005, hlm. 6]

Dalam Al- Quran disebutkan : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[footnoteRef:7] [7: http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/5115, diakses pada 4 Desember 2015]

Ayat di atas menyebutkan tenta perilaku sopan santun terhadap sesame dalam satu majlis dan jaminan derajat mulia bagi orang yang belajar. Oleh karena itu dalam mencari ilmu tidak ditujukan pada semua ilmu harus dipelajari, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam kitab Talimul Mutaalim [footnoteRef:8] [8: Syaikh Az-Zarnuji, Talim-Mutaalim, (t.p, t.t), hlm. 4.]

Ketahuilah sesungguhnya mempelajari segala macam ilmu tidak diwajibkan yang diwajibkan adalah mempelajari ilmu hal yang dimaksud dengan ilmu hal yaitu ilmu yang sedang dibutuhkan pada saat ini seperti ilmu agama, sains, teknologi,keterampilan dll.Kecakapan dalam hidup mempunyai makna yang luas, untuk membatasi pelebaran dalam memaknai kecakapan hidup maka yang dimaksud kecakapan hidup di sini adalah kecakapan dalam berpidato yang meliputi penguasaan materi, sikap, berbicara, situasi, dan kondisi.Dalam berinteraksi kecakapan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti interaksi dengan keluarga, guru, teman, masyarakat, dan sesama makhluk hidup agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat memicu perselisihan, perpecahan, kekerasan, dan segala sesuatu yang dapat merusak kerukunan dan ketentraman dalam bermasyarakat. Kebaikan tidak hanya terdapat pada perilaku seseorang, akan tetapi kebaikan juga terdapat pada ucapannya. Kecakapan dalam berinteraksi tidak hanya terbentuk dari sejak lahir, akan tetapi dapat juga terbentuk dari factor lingkungan, pergaulan, atau terbentuk dengan kesengajaan seperti pembiasaan, kursus dan semacamnya. Dalam pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) di MA Taqwal Ilah dengan harapan peserta didik mempunyai kecakapan dalam berinteraksi dengan menumbuhkan pemahaman, penyampaian dan mental yang kuat, sehingga hasil dalam pembelajaran tidak hanya mendapatkan manfaat untuk diri sendiri akan tetapi dapat memberikan manfaat kepada orang lain dengan bekal ilmu dan kecakapan interak sisosial dengan baik. Dengan menggunakan metode drill (latihan) seorang guru bermaksud agar kecakapan dalam menyampaikan pengetahuan dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya baik dalam lingkungan Sekolah maupun masyarakat. Dalam pembelajaran penggunaan metode yang tepat dapat menunjang pencapaian yang maksimal sesuai yang diinginkan. Maka dari itu dalam situasi dan kondisi yang sangat singkat ini maka penggunaan metode drill sangatlah diperlukan dalam menunjang hasil secara cepat. Guru sebagai salah satu sumber pembelajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas.Berangkat dari konseps dalam kegiatan belajar mengajar ternyata tidak semua peserta didik memiliki daya serap yang optimal, maka perlu strategi belajar mengajar yang tepat. Diantaranya adalah menggunakan metode drill (latihan). Menurut Dr. Roestiyah sebagaimana dikutip Anissatul Mufarrokah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar efektif dan efisisen serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau bisa disebut metode mengajar.[footnoteRef:9] [9: Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 82.]

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelusuran secara mendalam dengan sebuah penelitian. Dengan tujuan agar dapat diketahui seberapa efektifkah penerapan metode drill dalam pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) di MA Taqwal Ilah. Kemudian penulis memaparkan hasil penelitian dalam sebuah laporan berbentuk skripsi yang berjudul Implementasi Metode Drill (Latihan) Dalam Pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) Di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013.B. Rumusan masalahBerangkat dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas meliputi :1. Bagaimanakah Implementasi Metode Drill (Latihan) Dalam Pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) Di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013 ?2. Apakah dengan metode drill (latihan) dapat menambah kecakapan berbicara peserta didik kelas XII MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013 ?C. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenelitianBerdasarkan dengan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah :a. Untuk mengetahui implementasi metode drill MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013b. Untuk mengetahui Apakah dengan metode drill (latihan) dapat menambah kecakapan berbicara peserta didik kelas XII MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/20132. Manfaat PenelitianSedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan IPI (Ilmu Pendidikan Islam) khususnya metodologi pendidikan agama.b. Secara metodik diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi perbaikan metode pembelajaran Pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) Di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang.

D. Kajian PustakaSebelumnya telah ada kajian atau karya tulis yang relevan dengan bahasan penulis atau tentang judul skripsi penulis.Pertama, skripsi yang ditulis saudara Moh. Muslim Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al Quran Siswa Kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010 / 2011 yang menjelaskan tentang pelaksanaan metode drill yang dilakukan dalam pembelajaran Al Quran.Kedua, skripsi saudari Suraya Lutfatul Afidah Upaya Meningkatkan Pemahaman Cara Membaca Al-Quran Pada Mata Pelajaran Tajwid Melalui Metode Drill Siswa Kelas II Madrasah Diniyah Darul Hikmah Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011 yang menjelaskan tentang meningkatkan pemahaman membaca dengan metode drill yang dilakukan dalam pembelajaran Tajwid.Dari beberapa skripsi diatas mempunyai keterkaitan dengan skripsi yang peneliti buat yaitu metode drill dalam pembelajaran. Namun dapat peneliti sampaikan bahwa penelitian ini tentu berbeda dengan yang lain, karena yang menjadi obyek peneliti adalah peserta didik kelas XII MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013 dan intinya yaitu bagaimana pelaksanaan metode demontrasi dalam pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan).

E. Landasan TeoriUntuk menjelaskan skripsi yang berjudul Implementasi Metode Drill (Latihan) Dalam Pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) Di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013, maka perlu untuk merumuskan penegasan istilah secara operasional dari judul tersebut. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran, maka penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut:1. ImplementasiBerasal dari kata dasar bahasa Inggris yaitu Implement yang berarti melaksanakan. Jadi implementation yang kemudian di Indonesiakan menjadi implementasi berarti pelaksanaan.[footnoteRef:10] Yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah penerapan rencana dalam sebuah proses yang sedang terjadi sesuai dengan rencana dan tujuan utama. [10: Nadjib Zuhdi, Kamus Lengkap Praktis Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris (Surabaya : Fajar Mulia,1993), hlm. 231.]

2. Metode DrillDitinjau dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunanai, yaitu methodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos hodos yang bearti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.[footnoteRef:11] Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseoarang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau periagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnnya[footnoteRef:12] [11: Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2008), hlm. 7.] [12: Ismail, Strategi, hlm. 8.]

Sedangkan drill berarti latihan, penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah penyerap pembelajaran tersebut.[footnoteRef:13] [13: Ismail, Strategi, hlm. 21-22.]

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasannya metode Drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan. Siswa memiliki ketangkasan/ ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari[footnoteRef:14] [14: Roestiyah, NK, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta 1985), hlm. 125.]

3. PembelajaranDalam UU RI No. 20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.[footnoteRef:15] [15: UU RI No. 20 tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 20.]

Sedangkan pengertian pembelajaran menurut beberapa tokoh diantaranya yaitu: S. Nasution menyatakan bahwa pembelajaran sebagai proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa atau juga sekelompok, siswa dengan tujuan untuk memperoleh, pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta memantapkan apa yang dipelajari.[footnoteRef:16] [16: S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1999), hlm. 102.]

Menurut Hamzah B. Uno dalam buku Perencanaan Pembelajaran, yang dimaksud pembelajaran yaitu upaya untuk membelajarkan siswa.[footnoteRef:17] Sedangkan yang dimaksud belajar itu sendiri merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham,dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.[footnoteRef:18] [17: Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 2.] [18: Trianto, Mendesain model Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 17.]

Dalam kitab At-Tarbiyah wa Turuqu Tadrs yang dimaksud belajar adalah: [footnoteRef:19] [19: Sholeh Abdul Aziz, et.al., At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadrs, juz 1, (Mekkah: Darul Ma'arif, t.t), hal. 169.]

Menurut Howard L. Kingsleny, Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed trough practice or training (Belajar adalah proses ketika tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan).11 Belajar itu banyak macamnya, tergantung pada apa yang dipelajari: fakta untuk dihafal, konsep yang harus dipahami dan diaplikasikan, sikap, emosi, keterampilan intelektual dan sosial, memecahkan masalah dan sebagainya.[footnoteRef:20] [20: S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. VI, hlm. 96.]

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh tentang pembelajaran dapat dipahami bahwasannya pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang lebih baik dari sebelumnya baik pola berpikir, tingkah laku maupun gaya bicara4. PPL

PPL adalah Paktek pidato lapangan yang diterjunkan secara langsung dalam masyarakat dalam kegiatan rutin seperti mauludan, yasinan, manaqiban atau pengajian yang dilaksanakan secara rutin dari rumah ke rumah. Paktek pidato lapangan atau disebut juga PPL, merupakan mata pelajaran tambahan yang di tujukan untuk mengasah mental dan kecerdasan intelektual siswa dalam menyampaikan meteri yang telah dipelajari kepada para pendengar dengan pencapaian kecakapan dalam berpidato.

F. Rumusan HipotesisHipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris.[footnoteRef:21] Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[footnoteRef:22] Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan sementara yang mungkin salah dan masih diperlukan uji kebenarannya. [21: Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 21.] [22: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 71.]

Adapun hipotesis yang diajukan dalam proposal ini adalah sebagai berikut efektifitas metode drill (latihan) dapat menambah kecakapan berbicara peserta didik kelas XII MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang Tahun 2012/2013 G. Metode Penelitian1. Fokus penelitianFokus penelitian adalah apa-apa yang akan diteliti dalam sebuah kegiatan penelitian untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas. Karena permasalahan biasanya sangat komplek dan tidak mungkin diteliti secara serempak dari semua segi secara serentak. Seringkali permasalahan melibatkan begitu banyak variabel dan faktor, sehingga berada diluar jangkauan kemampuan seorang peneliti dan dapat memberikan kesimpulan yang bermakna dalam.[footnoteRef:23] Dalam penelitian ini terfokus pada implementasi metode drill dalam pembelajaran ppl (praktek pidato lapangan) dapat direalisasikan [23: Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 12.]

2. Sumber dataSumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden.[footnoteRef:24] Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan hanyalah person dan paper dengan penjelasan sebagai berikut: [24: Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 129.]

a. Person (orang). Sumber data ini adalah orang yang kompeten dalam pelaksanaan metode drill dalam pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan) yang meliputi; Kepala Sekolah, dan Guru PPL di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang.b. Paper (kertas atau dokumen). Sumber ini berupa dokumen/arsip sekolah di MA Taqwal Ilah Meteseh Tembalang Semarang.

3. Teknik pengumpulan dataa. ObservasiMetode observasi yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi[footnoteRef:25], baik itu observasi menggunakan instrument maupun tidak menggunakan instrumen [25: Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 157.]

b. InterviewMetode interview atau wawancara Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses,resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingi mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.Susan Stainback (1988) mengemukakan bahwa : interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how yhe participant interpret a situation or phenomenon than can be gained trough observation alon. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bias ditemukan melalui observasi.Esternberg (2002) menyatakan bahwa interviewing is at the heart of social research. If you look through almost any sociological journal, you wil find that much social research is based on interview, either standardized or more in-depth.[footnoteRef:26] [26: Sugiyono, Memahami penelitian kualitatifi, CV. Alfabeta, Bandung, 2005. Hlm. 72.]

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang apa, bagaimana pelaksanaan metode tersebut dan respon siswa terhadap pembelajaran PPL (Praktek Pidato Lapangan).c. DokumentasiMetode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai halhal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya.[footnoteRef:27] Menurut Bogdan In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual wich describes his or her own action, experience an belief [27: Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 231.]

Hasil penelitian dari observasi atu wawancara, akan lebih kredibel /dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi, atau didukung oleh foto-foto atau karya tulis akedemik dan seni yang telah ada.[footnoteRef:28] Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai tinjauan historis, visi dan misi serta keadaan sekolahnya baik sarana maupun prasarana dan keadaan guru/siswanya. [28: Sugiyono, Memahami , hlm. 82-83.]

4. Teknik analisis data

Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut. Moleong proses analisa dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul.[footnoteRef:29] Guna memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif, yakni suatu analisa penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.[footnoteRef:30] Penggunaan metode ini memfokuskan penulis pada adanya usaha untuk menganalisa seluruh data (sesuai dengan pedoman rumusan masalah) sebagai satu kesatuan dan tidak dianalisa secara terpisah. [29: Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 103.] [30: Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), hlm. 41.]

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini akan ditulis secara berkesinambungan dalam lima bab sebagai berikutBab I: Pendahuluan; berisi gambaran secara global yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian.Bab II: Landasan teori dan hipotesis berisi tentang kajian pustaka yang menguraikan gambaran ringkas tentang buku-buku terkait dan penelitian yang terdahulu yang relevan, deskripsi teori dan pengajuan hipotesis. Bab III: metode penelitian, terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, serta teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dari data-data yang telah dianalisis dengan metode yang telah ditentukan serta pembahasannya.Bab V: simpulan, saran-saran dan penutup.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktiek, edisi Revisi VI (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)Aziz Abdul Sholeh, Aziz Abdul, Majid Abdul, At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadrs, juz 1, (Mekkah: Darul Ma'arif, t.t) Azwar Saifudin, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997)Az-Zarnuji Syaikh, Talim-Mutaalim, (t.p, t.t)Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002)Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam, Pendidikan Islam Dan Pendidikan Nasional [Paradigma Baru], Jakarta, 2005Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam, Pedoman Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Dalam pembelajara Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah. Jakarta 2005http://www.indoquran.web.id/Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2008) (Surabaya : Fajar Mulia,1993)Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)N.K Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1985)Nasution S., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1999)Nasution S., Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003)Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)Sugiyono, Memahami penelitian kualitatifi, (CV. Alfabeta, Bandung, 2005)Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006)Trianto, Mendesain model Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Uno Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)Zuhdi Nadjib, Kamus Lengkap Praktis Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris

16

Lampiran Persetujuan Proposal

PERSETUJUAN PROPOSAL

Semarang, 06 Januari 2015Pengusul,

Muhammad Syaiful HudaNIM: 083111085

Mengetahui:Pembimbing

H. Mursid, M.Ag.NIP: 196703052001121001

SKRIPSIIMPLEMENTASI METODE DRILL (LATIHAN) DALAM PEMBELAJARAN PPL (PRAKTIK PIDATO LAPANGAN) DI MA TAQWAL ILAH METESEH TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012/2013

Oleh:Muhammad Syaiful Huda083111085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG201518