5
OPEN ACCES Vol. 13 No. 2: 182-186 Oktober 2020 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.182-186 Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik (The Community Partnership Program Utilization of Cattle Manure as Organic Fertilizer) Said Hasan 1 , Yusnaini 2 dan Yusri Sapsuha 2 1 Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected] 2 Program Studi Peternakan, FAPERTA. Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected], [email protected] Info Artikel: Diterima: 05 Sept. 2020 Disetujui: 11 Okt. 2020 Dipublikasi: 13 Okt. 2020 Common Artiecle Keyword: Animal waste, processing technology, organic fertilizer, demonstration plot. Korespondensi: Said Hasan Universitas Khairun, Ternate, Indonesia Email: [email protected] Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN Abstrak. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kelompok tani ternak di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan menangani kotoran ternak sapi di Kelurahan Doyado, yang saat ini cukup melimpah jumlahnya namun belum terkelola dengan baik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini juga memperkenalkan teknologi pengolahan pupuk organik dan membiasakan penggunaan pupuk organik kepada kelompok petani di Kelurahan doyado, yang selama ini menggunakan kotoran sapi tanpa perlakuan terlebih dahulu. Metode pelaksanaan meliputi, sosialisasi dan pelatihan, jejak pendapat melalui kuesioner, demplot pengolahan pupuk organik, serta diskusi kelompok (focus group discussion). Diskusi kelompok dilakukan untuk membahas hasil dan menyamakan persepsi bagi seluruh peserta dalam proses pembuatan pupuk organik. Melalui kegiatan ini, kotoran ternak sapi dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani menjadi pupuk organik dan selama berlangsungnya kegiatan ini dapat menyediakan pupuk organik serta memberikan tambahan pendapatan bagi kelompok tani.. Abstract. The Community Partnership Program of livestock farmer groups in Doyado Village, East Tidore District, Tidore Islands City, is a community service activity aimed at handling cow manure in Doyado Village, which is currently quite abundant in number but not well managed, so it has the potential to pollute the environment. The purpose of this activity is also to introduce organic fertilizer processing technology and familiarize the use of organic fertilizers to farmer groups in Doyado Village, who have been using cow dung without prior treatment. The methods of implementation include socialization and training, opinion polls through questionnaires, organic fertilizer processing demonstration plots, and focus group discussions. Group discussions were held to discuss the results and equalize perceptions for all participants in the process of making organic fertilizers. Through this activity, cow manure can be used by farmer groups to become organic fertilizer and during this activity can provide organic fertilizer and provide additional income for farmer groups. I. PENDAHULUAN Sumber pendapatan bagi masyarakat di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur adalah dari sektor peternakan dan tanaman pertanian. Usaha peternakan dan pertanian merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan saling melengkapi dimana limbah peternakan sapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk tanaman pertanian dan disisi lain limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak. Tarmizi dan Safaruddin (2012) menyatakan bahwa kegiatan peternakan setiap hari menghasilkan kotoran yang merupakan substrat utama pembuatan pupuk organik. Sementara dari kegiatan pertanian akan memberikan pula sisa hasil pertanian yang dapat digunakan kembali sebagai pakan ternak, disamping adanya hijauan makanan ternak yang banyak ditemukan tumbuh secara alami. Sistem pertanian terpadu antara tanaman dan ternak adalah suatu sistem pertanian yang dicirikan oleh hubungan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu kegiatan usaha tani di suatu wilayah (Handaka et al., 2009). Hubungan antaa keduanya merupakan suatu faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di suau wilayah secara berkelanjutan serta dapat mengurangi resiko kegagalan panen. Keberhasilan integrasi sub sektor peternakan dan tanaman pertanian sangat bergantung kepada pengetahuan petani serta penggunaan, penguasaan dan penerapan teknologi.

Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

OPEN ACCES

Vol. 13 No. 2: 182-186 Oktober 2020

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.182-186

Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik

(The Community Partnership Program Utilization of Cattle Manure as Organic Fertilizer)

Said Hasan1, Yusnaini2 dan Yusri Sapsuha2

1 Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected] 2 Program Studi Peternakan, FAPERTA. Universitas Khairun, Ternate, Indoneisa, E-mail : [email protected],

[email protected] Info Artikel:

Diterima: 05 Sept. 2020

Disetujui: 11 Okt. 2020

Dipublikasi: 13 Okt. 2020

Common Artiecle

Keyword:

Animal waste, processing

technology, organic fertilizer,

demonstration plot.

Korespondensi:

Said Hasan

Universitas Khairun, Ternate,

Indonesia

Email:

[email protected]

Copyright© Oktober 2020

AGRIKAN

Abstrak. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kelompok tani ternak di Kelurahan Doyado Kecamatan

Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan

menangani kotoran ternak sapi di Kelurahan Doyado, yang saat ini cukup melimpah jumlahnya namun belum

terkelola dengan baik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini juga

memperkenalkan teknologi pengolahan pupuk organik dan membiasakan penggunaan pupuk organik kepada

kelompok petani di Kelurahan doyado, yang selama ini menggunakan kotoran sapi tanpa perlakuan terlebih

dahulu. Metode pelaksanaan meliputi, sosialisasi dan pelatihan, jejak pendapat melalui kuesioner, demplot

pengolahan pupuk organik, serta diskusi kelompok (focus group discussion). Diskusi kelompok dilakukan

untuk membahas hasil dan menyamakan persepsi bagi seluruh peserta dalam proses pembuatan pupuk organik.

Melalui kegiatan ini, kotoran ternak sapi dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani menjadi pupuk organik dan

selama berlangsungnya kegiatan ini dapat menyediakan pupuk organik serta memberikan tambahan

pendapatan bagi kelompok tani..

Abstract. The Community Partnership Program of livestock farmer groups in Doyado Village, East Tidore

District, Tidore Islands City, is a community service activity aimed at handling cow manure in Doyado

Village, which is currently quite abundant in number but not well managed, so it has the potential to pollute

the environment. The purpose of this activity is also to introduce organic fertilizer processing technology and

familiarize the use of organic fertilizers to farmer groups in Doyado Village, who have been using cow dung

without prior treatment. The methods of implementation include socialization and training, opinion polls

through questionnaires, organic fertilizer processing demonstration plots, and focus group discussions. Group

discussions were held to discuss the results and equalize perceptions for all participants in the process of

making organic fertilizers. Through this activity, cow manure can be used by farmer groups to become organic

fertilizer and during this activity can provide organic fertilizer and provide additional income for farmer

groups.

I. PENDAHULUAN

Sumber pendapatan bagi masyarakat di

Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur

adalah dari sektor peternakan dan tanaman

pertanian. Usaha peternakan dan pertanian

merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan

saling melengkapi dimana limbah peternakan sapi

dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk

tanaman pertanian dan disisi lain limbah

pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber

pakan ternak. Tarmizi dan Safaruddin (2012)

menyatakan bahwa kegiatan peternakan setiap

hari menghasilkan kotoran yang merupakan

substrat utama pembuatan pupuk organik.

Sementara dari kegiatan pertanian akan

memberikan pula sisa hasil pertanian yang dapat

digunakan kembali sebagai pakan ternak,

disamping adanya hijauan makanan ternak yang

banyak ditemukan tumbuh secara alami.

Sistem pertanian terpadu antara tanaman

dan ternak adalah suatu sistem pertanian yang

dicirikan oleh hubungan yang erat antara

komponen tanaman dan ternak dalam suatu

kegiatan usaha tani di suatu wilayah (Handaka et

al., 2009). Hubungan antaa keduanya merupakan

suatu faktor yang dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi di suau wilayah secara berkelanjutan

serta dapat mengurangi resiko kegagalan panen.

Keberhasilan integrasi sub sektor peternakan dan

tanaman pertanian sangat bergantung kepada

pengetahuan petani serta penggunaan, penguasaan

dan penerapan teknologi.

Page 2: Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

183

Peningkatan produktivitas ternak dan

tanaman pertanian diharapkan akan berimplikasi

kepada peningkatan pendapatan usaha ternak dan

usaha tani hingga berujung kepada peningkatan

kesejahteraan masyarakat khusus petani/peternak

di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur.

Peningkatan produktivitas pada tanaman

pertanian dapat dilakukan melalui penggunaan

pupuk organik (pupuk kompos) yang dapat

meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik

merupakan dekomposisi bahan-bahan organik

atau proses perombakan senyawa yang komplek

menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan

mikroba. Bahan dasar pembuatan pupuk organik

adalah limbah kotoran ternak dan bahan lain

misal serbuk gergaji atau sekam, jerami padi, serta

sampah yang ada disekitar kita. Pupuk organik

merupakan salah satu komponen untuk

meningkatkan kesuburan tanah dengan

memperbaiki kerusakkan fisik tanah akibat

pemakaian pupuk anorganik pada tanah secara

berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah

dalam jangka waktu lama (Winarni, et al., 2013).

Beberapa jenis pupuk yang termasuk pupuk

organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau,

kompos dan pupuk guano (Handayani et al, 2011).

Keberlanjutan produksi taaman pertanian

tergantung pada pemupukan, akan tetapi jika

pupuk yang digunakann adalah pupuk anorganik

yang dilakukan secara terus menerus akan

mengakibatkan terganggunya keseimbangan hara,

penipisan unsur mikro, terganggunya aktivitas

mikroba tanah, serta penurunan produktivitas

tanaman pertanian dalam jangka panjang.

Penggunaan pupuk anorganik secara besar-

besaran sangat mempengaruhi kesuburan tanah.

Disamping sifat unggul pupuk anorganik dalam

kecepatan melepaskan hara, pupuk tersebut juga

mempunyai kelemahan yaitu meningkatkan

kemasaman tanah dan mengubah struktur tanah

menjadi kurang baik jika digunakan secara

berkesinambungan tanpa dibarengi dengan

penambahan bahan organik.

Limbah pertanian dan kotoran ternak di

Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur

umumnya belum dimanfaatkan secara optimal dan

dibiarkan tanpa ada penanganan lebih lanjut.

Padahal jika dikelola dengan baik, limbah

pertanian dan kotoran ternak emiliki nilai yaitu

dengan pembuatan pupuk organik. Menurut

Simanungkalit dan Suriadikarta (2006) pupuk

organik merupakan bahan organik yang memiliki

fungsi memperbaiki kesuburan fisik tanah agar

strukturnya menjadi lebih baik. Dengan demikian

permasalahan limbah pertanian dan kotoran

ternak dapat diatasi dengan baik dan memiliki

nilai jual yang dapat meningkatalan pendapatan

kelompok tani ternak.

II. METODE KERJA

2.1. Kegiatan Non Fisik

Pelaksanaan kegiatan non fisik meliputi

penyuluhan, bimbingan teknis, dan pelatihan

sebagai media transfer ilmu pengetahuan dan

teknologi kepada kelompok mitra yaitu kelompok

tani ternak cendrawasih. Materi kegiatan yang

telah dilakukan meliputi :

a. Penyuluhan dan bimbingan teknis sistem

pemeliharaan ternak sapi, dan sanitasi

kandang

b. Pelatihan pembuatan dan penggunaan pupuk

organik.

Penyuluhan dan bimbingan teknis kepada

Kelompok tani ternak cendrawasih di Kelompok

tani ternak di Kelurahan Doyado Kecamatan

Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan

dilaksanakan dengan melibatkan seluruh anggota

kelompok. Tim pelaksana telah memberikan

penyuluhan, bimbingan teknis, pelatihan,

pendampingan, dan motivasi dalam bentuk

penyampaian materi, tanya jawab/diskusi kepada

kelompok agar memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pengelolaan usaha yang dijalankan.

Kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan untuk

mensosialisasikan program PKM sehingga

terbangun komunikasi dan hubungan yang

sinergis antara tim pelaksana pengabdian dan

kelompok tani ternak cendrawasih.

2.2. Kegiatan Fisik

Kegiatan fisik dilakukan melalui

pendampingan dan demonstrasi plot (demplot)

dengan metode pendekatan yang parsitipatf. Hal-

hal akan dilakukan dalam kegiatan fisik adalah

demplot pengolahan limbah kotoran menjadi

pupuk organik.

Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan

Program

Melalui penerapan metode pendekatan

partisipatif dalam pelaksanaan program PKM ini,

kelompok tani ternak cendrawasih selaku mitra

sangat berpartisipasi secara aktif, sejak kegiatan

dimulai sampai dengan akhir kegiatan yang

dilakukan oleh tim pelaksana.

Page 3: Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

184

2.3. Evaluasi Pelaksanaan Program

Evaluasi program telah dilaksanakan

sebayak dua kali dengan tujuan untuk mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi, perkembangan

dan keberlanjutan tahapan kegiatan berikutnya.

Selama evaluasi program dilaksanakan didapatkan

bahwa silase dan pupuk organik yang dibuat oleh

kelompok mitra telah berhasil dan silase telah

digunakan sebagai pakan pada ternak sapi dan

pupuk organik digunakan pada tanaman pertanian

milik kelompok mitra.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kontribusi Mitra Terhadap Pelaksanaan

Melalui penerapan metode pendekatan

partisipatif dalam pelaksanaan Program Kemitraan

Masyarakat (PKM) ini, kelompok tani ternak

selaku mitra telah berpartisipasi secara aktif, sejak

kegiatan dimulai sampai dengan akhir kegiatan

yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Partisipasi Kelompok Mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat di Kelurahan Doyado Kecamatan

Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan

No Uraian Partisipasi Mitra

1 Partisipasi pasif - Ikut hadir dalam sosialisasi program dan berbagai kegiatan

maupun pertemuan yang dilaksanakan tim

2 Partisipasi Aktif - Mengikuti secara aktif semua tahapan kegiatan baik fisik

maupun non fisik

- Menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada seluruh

anggota kelompok dan masyarakat sekitar

3 Partisipasi Fungsional - Bersama-sama kelompok berpartisipasi untuk mencapai target

sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

- Mempelajari, mempraktekan, serta menindaklanjuti detail

program kegiatan yang akan dilaksanakan

- Kelompok secara bersama-sama mengaplikasikan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ditawarkan secara realistis

dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari

4 Partisipasi Interaktif - Aktif dalam kegiatan diskusi mengenai program kemitraan

masyarakat

- Terlibat dalam pembahasan dan penetapan rencana

pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat bersama tim

pelaksana

- Anggota kelompok turut berpartisipasi dalam memberikan

informasi secara detail dan saran yang bermanfaat bagi

keberlanjutan Program Kemitraan Masyarakat

- Ikut mengevaluasi kinerja pelaksanaan program, menuju pada

rencana, tindakan atau penguatan dari kelompok yang sudah

ada.

3.2. Pupuk Organik

Selama ini kotoran ternak yang dihasilakan

selama pemeliharaan ternak sapi oleh kelompok

mitra di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore

Timur masih dibiarkan menumpuk dan belum ada

penanganan lanjutan. kotoran ternak tersebut

menimbulkan lingkungan yang kurang higienis

bagi ternak sehingga dapat berpengaruh terhadap

kesehatan ternak. kotoran ternak tersebut juga

menyebabkan pencemaran yang sering

mengganggu warga sekitar dan peternak itu

sendiri. Proses pengolahan kotoran ternak

dilakukan menggunakan teknologi fermentasi

dengan bantuan mikroorganisme

mennguntungkan EM4 menghasilkan pupuk

organik berkualitas.

Pembuatan pupuk organik ada berbagai

cara, tetapi semua cara tersebut mempunyai

konsep dasar yang sama. Konsep dasar ini dapat

juga disebut pembuatan pupuk organik secara

umum sehingga cara pembuatan ini perlu

diketahui agar dalam memodifikasi cara

pembuatan pupuk organik tidak terjadi kesalahan.

Dalam pembuatan pupuk organik, waktu yang

diperlukan umumnya sekitar 3-4 bulan. Namun,

waktu ini dapat dipercepat menjadi 1-2 minggu

dengan diberinya tambahan atau aktivator bagi

bakteri pengurai. Dalam program penerapan

teknologi tepat guna ini, tambahan atau activator

bagi bakteri pengurai adalah Effective

Microorganism-4 (EM4). EM4 merupakan larutan

berwarna coklat kekuning-kuningan dan berbau

Page 4: Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

185

asam yang mengandung berbagai

mikroorganisme (bakteri) yang menguntungkan

serta bermanfaat bagi kesuburan tanah, dan

pertumbuhan tanaman.

Gambar 1. Penyuluhan dan Pelatihan PKM tentang pembuatan pupuk organik

di Kelurahan Doyado Kecamatan Tidore Timur

Kelompok mitra telah dilatih untuk

membuat pupuk organik berkualitas dari kotoran

ternak yang dihasilkan selama pemeliharaan

ternak sapi. Adapun cara pembuatan pupuk

organik adalah sebagai berikut : 1. Siapkan media

pembuatan pupuk, ditempat yang sejuk tidak

terkena matahari langsung dan tidak kena hujan

jika terjadi hujan. 2. Larutkan EM4 dan gula

kedalam air. 3. Siapkan litter dan taburkan

dekomposer (EM4 dan gula yang sudah dilarutkan

dalam air) tadi secukupnya aduk hingga merata. 4.

Setelah itu tutup rapat didalam tong yang sudah

disiapkan. 5. Hari Kedua aduk adonan tersebut

hingga merata dan tutup kembali rapat-rapat. 6.

Lakukan monitoring setiap pagi dan sore, dengan

cara memasukan tangan (dengan sarung tangan)

jika tangan kita tidak kuat menahan panas adonan

maka adonan belum siap dipakai. aduk setiap

melakukan monitoring. 7. Biasanya hari ke tujuh

adonan sudah siap, cara menceknya masukan

tangan anda jika bisa menahan panas adonan

maka pupuk kompos organik siap dipakai.

Pupuk organik merupakan hasil

dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai

(dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya

dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Pupuk organik sangat penting artinya

sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi

pupuk dan produktivitas lahan. Penggunaan

pupuk organik padat dan cair pada sistem

pertanian organik sangat dianjurkan. Sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pupuk

organik juga dapat memberi pertumbuhan dan

hasil tanaman yang baik lenih baik (Nuraini dan

Puspitasari, 2004; Winarni, et al., 2013; Ruhiyat, et

al., 2018).

3.3. Rencana dan Langkah-langkah Strategis

untuk Realisasi Selanjutnya

Setelah kegiatan Program Kemitraan

Masyarakat dilaksanakan, tim pengabdian akan

terus melakukan monitoring dan evaluasi kepada

Kelompok Tani Cendrawasih. Kegiatan monev

tersebut dilaksanakan untuk memantau

perkembangan usaha peternakan kelompok mitra

serta memberikan masukan-masukan sebagai

bahan evaluasi untuk meningkatkan usaha para

peternak. Langkah-langkah strategis yang akan

dilakukan untuk realisasi kegiatan program

Kemiraan Masyarakat ini selanjutnya adalah

melakukan evaluasi program secara terus menerus

dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kendala

yang dihadapi serta perkembangan yang telah

dicapai selama kegiatan berlangsung.

IV. PENUTUP

Teknologi Effective Microorganism-4 (EM4),

merupakan metode yang tepat untuk mengolah

kotoran sapi menjadi pupuk organik di Kelurahan

Doyado Kecamatan Tidore Timur, karena

disamping dapat mengolah kotoran sapi menjadi

pupuk organik juga dapat memperbaiki kualitas

lingkungan serta dapat memberikan peluang

usaha, menyediakan pupuk organik yang

dibutuhkan oleh petani Perubahan kebiaasan dan

introduksi teknologi baru pada masyarakat ini

sangat efektif dengan menggunakan metode

Pelatihan dan Demplotpembuatan pupuk organik.

Hal ini terbukti dengan merjalannya proses

pengolahan kotoran sapi dan pemanfaatan pupuk

organik di lahan pertanian.

Page 5: Program Kemitraan Masyarakat Pemanfaatan Kotoran Ternak

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

186

REFERENSI

Handaka A, Hendriadi, Alamsyah T, 2009. Perpektif Pengembangan Mekanisasi Pertanian dalam Sistem

Integrasi Ternak-Tanaman Berbasis Sawit, Padi dan Kakao. Prosiding Workshop Nasional

Dinamika dan Keragaan Sistem Integrasi Ternak-Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. Bogor.

Handayani, F., Mastur, dan Nurbani, (2011), Respon Dua Varietas Kedelai terhadap Penambahan

beberapa Jenis Bahan Organik, Prosiding Semiloka Nasional “ Dukungan Agro-Inovasi untuk

Pemberdayaan Petani”. Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, Pemprov Jateng.

Nuraini, Y dan M. Puspitasari. 2004. Pengaruh Pemberian Kombinasi Limbah Tahu. Pupuk Kandang dan

Pupuk Hijau dalam Peningkatan Hara N. P. K.dan Pertumbuhan Jagung. Jurnal Ilmiah Habitat 15

(2):77-88.

Ruhiyat, R., D. Indrawati., E. Indrawati dan L. Siami. 2018. Program Kemitraan Masyarakat Kelompok

Pemanfaatan Kotoran Hewan (KOHE) dan Kelompok Organik. Empowerment : Jurnal

Pengabdian Masyarakat, Vol. 01 (1):79-88.

Simanungkalit, R.D.M. dan Suriadikarta. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.

Tarmizi dan Safaruddin. 2012. Pengaruh Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) Terhadap Peningkatan

Pendapatan Petani dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah Serdang Berbagai. Jurnal

Ekonomi.15 (4): hal. 163-172.

Winarni, E., R. D. Ratnani dan I. Riwayati. 2013. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Kopi. Momentum, Vol. 9, (1):35-39.