17
Seminar Tahunan Pengawasan PcmantJatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Ocsember 2003 PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN KESELAMA T AN OPERASI RSG-GAS ISSN 1693 - 7902 A. Mariatmo, Naek Nababan Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) - BAT AN ABSTRAK PROGRAM DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KESELAMATAN OPERASI RSG-GAS. Persyaratan keselamatan instalasi nuklir dituntut lebih tinggi dari pada instalasi non nuklir, karena terdapat tambahan potensi bahaya yang sangat besar berupa radiasi, yang membahayakan bagi keselamatan manusia dan lingkungan. Dalam kurun waktu selama lebih dari 15 tahun pengoperasian RSG-GAS, secara bertahap kajian aspek keselamatan terus dilakukan, baik yang bersifat teknis maupun administratip. Organisasi pengoperasian terus dikembangkan secara dinamis, dengan tujuan agar diperoleh pengoperasian yang semakin efisien di satu sisi, dan agar petugas- petugas operasi, pemelihara dan pengendali reaktor semakin independen di sisi lain. Kegiatan pengawasan dan pengendalian operasi RSG-GAS secara organisatoris menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keselamatan Operasi. Pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap setiap pelaksanaan operasi reaktor, terutama kesesuaiannya dengan prosedur pengoperasian reaktor. Selain itu kegiatan pengawasan dan pengendalian juga diaplikasikan dengan melakukan pendampingan selama kegiatan loading bahan bakar dan pemindahan. elemen teras lainnya. Kegiatan pengendalian bahkan sampai pada aktivitas persiapan bahan yang akan diiradiasi di reaktor. Makalah ini membahas masalah program dan implementasi sistem pengendalian operasi RSG-GAS. Kata Kunci : Keselamatan Operasi Reaktor ABSTRACT PROGRAM AND IMPLEMENTATION OF OPERATIONAL SAFETY CONTROL FOR RSG-GAS REACTOR. Requirements for the safety in a nuclear facility are more strict than in a non nuclear facility, because there are bigger potential hazards from radiation, endangering the safety of human being and the environment. Within the 15 years of operation of RSG-GAS, gradual reviews on safety aspects are continuously carried out, either technically or administratively.The operating organization has been continuously and dynamically enhanced aimed at gaining more efficient operation in the one hand, and more independent reactor operation, maintenance and supervizing personnel, on the other hand. Operational supervision and control activities in RSG-GAS are under the responsibility of Operation Safety Section. Supervision and control activities are carried out for the benefit of the reactor operation, particularly their compliance to the reactor operating procedures. Beside that, they are also applied during fuel loading activities and handling of the other core elements. Supervision activities are even for reach the preparatory activities of materials to be irradiated in the reactor. This paper discusses programs and implementation of control system for RSG-GAS operation. Keywords: Reactor Operation Safety 290

PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/Bapeten... · Program pengendalian keselamatan operasi reaktor ... divisi tidak

  • Upload
    vankiet

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Seminar Tahunan Pengawasan PcmantJatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Ocsember 2003

PROGRAM DAN IMPLEMENT ASI PENGENDALIANKESELAMA T AN OPERASI RSG-GAS

ISSN 1693 - 7902

A. Mariatmo, Naek NababanPusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) - BAT AN

ABSTRAKPROGRAM DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KESELAMATAN

OPERASI RSG-GAS. Persyaratan keselamatan instalasi nuklir dituntut lebih tinggidari pada instalasi non nuklir, karena terdapat tambahan potensi bahaya yang sangatbesar berupa radiasi, yang membahayakan bagi keselamatan manusia dan lingkungan.Dalam kurun waktu selama lebih dari 15 tahun pengoperasian RSG-GAS, secarabertahap kajian aspek keselamatan terus dilakukan, baik yang bersifat teknis maupunadministratip. Organisasi pengoperasian terus dikembangkan secara dinamis, dengantujuan agar diperoleh pengoperasian yang semakin efisien di satu sisi, dan agar petugas­petugas operasi, pemelihara dan pengendali reaktor semakin independen di sisi lain.Kegiatan pengawasan dan pengendalian operasi RSG-GAS secara organisatoris menjaditanggung jawab Sub Bidang Keselamatan Operasi. Pengawasan dan pengendaliandilakukan terhadap setiap pelaksanaan operasi reaktor, terutama kesesuaiannya denganprosedur pengoperasian reaktor. Selain itu kegiatan pengawasan dan pengendalian jugadiaplikasikan dengan melakukan pendampingan selama kegiatan loading bahan bakardan pemindahan. elemen teras lainnya. Kegiatan pengendalian bahkan sampai padaaktivitas persiapan bahan yang akan diiradiasi di reaktor. Makalah ini membahasmasalah program dan implementasi sistem pengendalian operasi RSG-GAS.Kata Kunci : Keselamatan Operasi Reaktor

ABSTRACTPROGRAM AND IMPLEMENTATION OF OPERATIONAL SAFETY

CONTROL FOR RSG-GAS REACTOR. Requirements for the safety in a nuclearfacility are more strict than in a non nuclear facility, because there are bigger potentialhazards from radiation, endangering the safety of human being and the environment.Within the 15 years of operation of RSG-GAS, gradual reviews on safety aspects arecontinuously carried out, either technically or administratively.The operatingorganization has been continuously and dynamically enhanced aimed at gaining moreefficient operation in the one hand, and more independent reactor operation,maintenance and supervizing personnel, on the other hand. Operational supervision andcontrol activities in RSG-GAS are under the responsibility of Operation Safety Section.Supervision and control activities are carried out for the benefit of the reactor operation,particularly their compliance to the reactor operating procedures. Beside that, they arealso applied during fuel loading activities and handling of the other core elements.Supervision activities are even for reach the preparatory activities of materials to beirradiated in the reactor. This paper discusses programs and implementation of controlsystem for RSG-GAS operation.Keywords: Reactor Operation Safety

290

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Dcscmber 2003

PENDAHULUAN

ISSN 1693 - 7902

Pada setiap pengoperasian instalasi nuklir, keselamatan manusia dan lingkungan

merupakan aspek utama yang harus dipertimbangkan. Masalah keselamatan instalasi

nuklir dituntut lebih tinggi dari pada instalasi non nuklir, karena terdapat tambahan

potensi bahaya yang sangat besar berupa radiasi. Bahan bakar pada instalasi nuklir yang

sedang beroperasi mengandung bahan produk fisi radioaktif dalam jumlah dan aktivitas

yang sangat besar, dimana potensi radiasinya hingga orde GiRa Curie. Suatu jumlah

radiasi yang sangat besar yang dapat mengganggu keselamatan petugas, instalasi dan

lingkungan di sekitamya.

RSG-GAS telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun. Secara umum reaktor ini

beroperasi dengan aman, terkendali dan tidak membahayakan baik bagi masyarakat

disekitar instalasi maupun bagi petugas dan instalasinya. Dalam kurun waktu selama itu,

secara bertahap kajian aspek keselamatan terus dilakukan, baik yang bersifat teknis

maupun administratip. Organisasi pengoperasian terus dikembangkan secara dinamis,

dengan tujuan agar diperoleh pengoperasian yang semakin efisien di satu sisi dan agar

petugas-petugas operasi, pemelihara dan pengawas reaktor semakin independen di sisi

lain. Demikian juga mengingat umur reaktor yang scmakin tua, maka sistem

pengawasan dan pengendalian operasi serta keselamatannya menjadi semakin penting

untuk ditingkatkan.

Kegiatan pengawasan dan pengendaliaan operasi RSG-GAS secara organisatoris

menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keselamatan Operasi, yang tertuang dalam tugas

pokok dan fungsi dari Sub Bidang terse but. Secara rinci Sub Bidang tersebut

mempunym tugas mengendalikan keselamatan operasi reaktor, mengkaji dan

menganalisa berbagai aspek pada keselamatan reaktor yang ditimbulkan mulai dari

persiapan operasi reaktor, start up reaktor, operasi daya tetap serta melakukan

pengendalian iradiasi target. Pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap setiap

pelaksanaan operasi reaktor, terutama kesesuaiannya dengan prosedur operasi reaktor.

Selain itu kegiatan pengendalian juga melakukan pendampingan selama kegiatan

loading bahan bakar hal ini dilakukan untuk menyakinkan kebenaran posisi letak bahan

bakar. Kegiatan pengendalian bahkan sampai pada aktivitas penyiapan bahan yang akan

diiradiasi didalam reaktor,. misalnya pada proses pembuatan kapsul. Tujuannya agar

291

Seminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Desembcr 2003 ISSN 1693 - 7902

kapsul tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada reaktor atau kegagalan operasi yang

dapat membahayakan bagi keselamatan.

Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas kesesuaian antara

implementasi sistem pengawasan dan pengendalian keselamatan operasi dengan

program operasi di RSG-GAS. Tujuan dari tulisan ini adalah agar setiap pengoperasian

reaktor dapat berlangsung secara aman (safely operation) baik ketika pengoperasian

dalam kondisi normal, kondisi abnormal maupun pada saat ada gangguan atau pengaruh

dari luar, sehingga bagi petugas, instalasi maupun lingkungan di sekitar akan tetap

aman.

PROGRAM PENGENDALIAN

Program pengendalian keselamatan operasi reaktor yang dilakukan RSG-GAS

mengikuti standar internasional(3). Setiap divisi' atau bidang telah menjalankan

kegiatannya sesllai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga antar

divisi tidak ada lagi duplikasi atau saling intervensi kegiatan tetapi sebaliknya justru

saling mengontrol. Kondisi ini merupakan penyempurnaan dari organisasi sebelumnya,

sebagai contoh petugas operasi reaktor dan perawat reaktor dipisahkan menjadi dua

divisi atau bidang. Demikian juga sistem pengawasan atau pengendalian terhadap

jalannya operasi reaktor dilakukan oleh divisi lain. Seiring dengan penyempurnaan

organisasi operasi reaktor tersebut diharapkan keselamatan dalam mengoperasikan

reaktor akan lebih aman, handal dan efisien. Semua kegiatan yang berkaitan dengan

operasi reaktor RSG-GAS berpedoman pada prosedur baku dengan mengikuti alur

seperti pada diagram organisasi(l) pada lampiran 1.

Organisasi Opcrasi RSG-GAS

Secara garis besar tugas dan fungsi kelompok yang berkaitan dengan

pengendalian operasi reaktor (2,6,7) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala P2TRR adalah pemegang ijin operasi reaktor yang dikeluarkan oleh

badan yang berwenang BAPETEN. Bertanggung jawab atas semua aspek

keselamatan atas pengoperasian RSG-GAS.

2. Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS) adalah kelompok independen yang

mempunyai tugas memberi masukan masalah-masalah keselamatan reaktor

292

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcsclllbcr 2003 •.. ISSN 1693 - 7902

kepada Ka. P2TRR. Anggotanya terdiri dari 60 % orang dari di luar dan 40 %

dari dalam P2TRR dengan keahlian di bidang keselamatan reaktor.

3. Kepala Bidang Operasi Reaktor (BOR) bertanggung

4. jawab atas pengoperasian reaktor dan pengelolaan penggunaan reaktor. Bidang

Operasi terdiri dari 3 sub bidang masing-masing adalah sub bidang

Perencanaan dan Pelayanan lradiasi, sub bidang Pelaksanaan Operasi dan sub

bidang Akutansi Bahan Nuklir. Tugas dan fungsinya adalah Kepala sub bidang

Perencanaan dan Pelayanan lradiasi bertanggung jawab atas jadwal operasi

reaktor dan mengelola permohonan iradiasi. Kepala sub bidang Pelaksanaan

Operasi bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi reaktor dan kepala sub

bidang Akutansi Bahan Nuklir bertanggung jawab atas pengelolaan bahan

bakar RSG-GAS maupun bahan nuklir lainnya.

5. Kepala Bidang Sistem Reaktor (BSR) bertanggung jawab memelihara dan

memperbaiki semua sistem dan komponen reaktor serta menyatakan layak

tidaknya reaktor dioperasikan. Bidang ini terdiri 3 sub bidang yaitu Sub Bidang

lnstrumentasi dan Kontrol, Sub Bidang Mekanik dan Sub Bidang Elektrik.

6. Kepala Bidang Keselamatan (BK) bertanggungjawab atas pengendalian

keselamatan kerja, radioJogi pada fasilitas dan keselamatan operasi reaktor.

Bidang Keselamatan terdiri atas 3 sub bidang yaitu Sub Bidang Pengendalian

Personil, Sub Bidang Pengendalian Keselamatan Daerah Keja dan Sub Bidang

Keselamatan Operasi Reaktor.

7. Ka. Unit laminan Mutu (UlM) bertanggung jawab untuk memantau

pelaksanaan program-program jaminan mutu terhadap RSG-GAS.

Program Pengendalian

Program pengendalian kegiatan operasi reaktor serta pemeliharaan reaktor

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur-prosedur tersebut

digunakan oleh operator dan petugas lainnya sebagai acuan untuk melakukan operasi

reaktor rutin (kondisi normal), kondisi abnormal atau dalam kondisi darurat. Kesesuaian

antara pelaksanaan kegiatan tersebut dengan prosedur yang telah ditetapkan,

dikendalikan dan diawasi oleh Bidang Kesalamatan.

Kualitas, kelengkapan dan ruang lingkup prosedur diperiksa oleh Unit Jaminan

Mutu. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan keselamatan operasi reaktor di review

293

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 -7902

Juga oleh Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS). Apabila telah memenuhi segala

persyaratan baik aspek kualitas maupun keselamatan kerja, maka prosedur terse but

diajukan kepada Kepala P2TRR untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

Program Review, Audit

Pengendalian review dilakukan oleh Panitia Keselamatan (PK RSG-GAS), yaitu

suatu kelompok personil independen yang bertanggung jawab untuk memberi nasehat

kepada Kepala P2TRR tentang semua aspek yang berkaitan dengan keselamatan

reaktor. Panitia ini dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Jenderal BAT AN No. PS

05 11/126/DJ/87. PK mempunyai kewenangan untuk secara langsung melapor kepada

Kepala BATAN.

Secara berkala Panitia Keselamatan RSG-GAS mengadakan review resmi untuk

mengevaluasi operasi reaktor, memeriksa kekurangan-kekurangan dan perubahan­

perubahan pada perizinan, batas dan kondisi operasi, prosedur-prosedur dan laporan

analisis keselamatan yang terkait dengan reaktor. Selain itu PK juga melakukan evaluasi

tindakan-tindakan korektif atas kejadian-kejadian yang tidak direncanakan, memastikan

dokumentasi yang benar dan merencanakan aktivitas-aktivitas di mas a mendatang.

Elemen-elemen yang dianggap penting dari review ini harus selalu didokumentasikan

untuk kepentingan review berikutnya. Pada akhir review Panitia Keselamatan

memberikan kesimpulan tentang diterima atau tidaknya operasi yang sedang dievaluasi

terse but atau perlu tidaknya dilakukan tindakan korektif(7).

Pengendalian audit yang dilakukan di RSG-GAS adalah sebagai verifikasi atas

pelaksanaan program jaminan mutu dan keefektifannya. Dalam kaitan dengan hal

tersebut, audit atas semua fungsi yang berkaitan dengan keselamatan harus diselesaikan

dalam jangka waktu 1 tahun. Audit dilaksanakan dengan melakukan pengujian

dokumen-dokumen pengoperasian dan dokumen-dokumen lainnya, serta melakukan

diskusi dengan personil-personil yang berkompeten.

Pengendalian audit mencakup verifikasi minimum kepatuhan dari petugas

lapangan terhadap :

o Aturan-aturan internal

o Prosedur-prosedur (misalnya prosedur operasi, pengadaan, pemeliharaan,

modifikasi, pengisian bahan bakar, uji survei, pengamanan dan paparan

radiasi. Serta prosedur dan rencana kedaruratan)

294

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

o Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perijinan

o Program untuk pelatihan, pelatihan ulang dan kualifikasi staf operasi reaktor

o Tindakan korektifyang diambil setelah terjadi kejadian-kejadian abnormal

o Penyimpanan rekaman.

Pengendalian audit dilaksanakan oleh Kelompok Unit Jaminan Mutu

Program Pengendalian

Program pengendalian RSG-GAS dibedakan menjadi 2, yaitu pengendalian

keselamatan operasi reaktor dan pengendalian iradiasi target.

Pengendalian keselamatan operasi reaktor RSG-GAS, meliputi :

1. Pembentukan konfigurasi teras baru

2. Pengukuran waktu jatuh batang kendali

3. Percobaan kekritisan

4. Percobaan pemuatan reaktivitas lebih teras reaktor

5. Kalibrasi batang kendali

6. Kalibrasi daya reaktor

7. Operasi reaktor

Pengendalian Iradiasi Target, meliputi :

1. Persiapan target

2. Iradiasi target

IMPLEMENT ASI PENGENDALIAN

Pengendalian organisasi dan perangkatnya

Implementasi organisasi pengoperasian reaktor terhadap kegiatan operasi reaktor

dapat dilaksanakan dengan baik mestipun dalam praktek di lapangan kegiatan

pengoperasian reaktor ini melibatkan multi bidang yang harus saling bekerjasama dan

mendukung. Mestipun kegiatan ini melibatkan multi disiplin dari berbagai bidang yang

berbeda tetapi hal tersebut tidak menjadi hambatan, karena ruang lingkup kegiatan dari

masing-masing bidang sudah di atur dengan prosedur. Apalagi organisasi pengoperasian

sifatnya dinamis, sehingga bila ada hal-hal yang ingin disempurnakan dapat diatur

langsung oleh Kepala P2TRR. Sehingga perangkat organisasi yang meliputi review dan

295

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Oesember 2003 ISSN 1693 -7902

audit secara umum dapat berlangsung dengan ketentuan yang ada. Evaluasi operasi

reaktor secara berkala belum dilakukan oleh Panitia Keselamatan RSG-GAS.

PENGENDALIAN KESELAMA TAN OPERASI REAKTOR

Pembentukan Konfigurasi Teras Baru

Kegiatan ini dapat dilaksanaan bila semua ketentuan telah dipenuhi, antara lain

teras reaktor siap dilakukan pembongkaran, peralatan handling bahan bakar siap

digunakan dan urutan bongkar pasang eleman teras sudah tertulis dalam form

Permohonan Pemindahan Elemen Teras (PPET) dan telah disahkan dengan ditanda

tangani oleh pihak-pihak yang berwenang. Kebenaran meletakkan bahan bakar dalam

teras reaktor diawasi dan dikendalikan oleh Sub Bidang Keselamatan Operasi.

Pengawasan dan pengendalian kegiatan pembentukan konfigurasi teras baru ini

dilakukan sesuai dengan prosedur.

Pengukuran Waktu Jatuh Batang Kendali

Pengukuran waktu jatuh ini perlu dilakukan karena adanya pemindahan posisi

kontrol elemen .. Sebelum dilakukan pemindahan kontrol elemen, harus dilakukan

pembongkaran beberapa bagian dari masing-masing drive unit. Untuk meyakinkan

harga waktu jatuh batang kendali perlu dilakukan pengukuran ulang waktu jatuh batang

kendali. Setelah kontrol elemen pada posisi yang ditentukan, dilakukan perakitan

kembali unit batang kendali. Bila semuanya telah siap, selanjutnya dilakukan

pengukuran waktu jatuh. Harga pengukuran waktu jatuh ini harus mas uk dalam range

yang telah ditentukan dalam dokumen LAK RSG-GAS. Kegiatan pengendalian

pengukuran waktu jatuh batang kendali dilakukan sesuai dengan prosedur. Bila harga

waktu jatuh tidak sesuai dengan range nya maka hams dilakukan pembongkaran dan

perakitan ulang.

Pcrcobaan Kekritisan Reaktor

Percobaan kekritisan reaktor dilaksanakan bila persyaratan administrasi telah

dipenuhi. Persyaratan administrasi diantaranya adalah adanya Persiapan Sarana Operasi

(PSO) dan prosedur kekritisan reaktor yang menjadi acuan dalam kegiatan ini. Kegiatan

kekritisan siap dilaksanakan bila PSO telah dilakukan dan semua sistem dinyatakan

layak operasi.

296

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 rSSN 1693 - 7902

Pelaksana PSO dilakukan oleh sub bidang yang terkait di lingkungan bidang

Sistem Reaktor sementara pengeeekan sistem-sistem yang berkaitan dengan sistem

proteksi reaktor juga dilakukan oleh sub bidang keselamatan operasi. Bila PSO sudah

lengkap selanjutnya sub bidang Keselamatan Operasi akan mereview kesesuaiannya

harga-harga batas di lapangan dengan batas di spesifikasi teknis LAK RSG-GAS.

Pereobaan kekritisan dilakukan untuk memperoleh masa kritis teras reaktor,

sehingga dari pereobaan ini dapat diketahui jumlah elemen bakar yang diperlukan.

Kegiatan pengendalian pereobaan kekritisan dilakukan sesuai dengan proscdur.

Pengendalian Pemuatan Reaktivitas Lebih

Pemuatan reaktivitas lebih merupakan kelanjutan dari pereobaan kekritisan

reaktor. Tujuan pemuatan reaktivitas lebih adalah untuk mendapatkan reaktivitas yang

eukup untuk operasi satu siklus kedepan, dengan tetap mengindahkan batasan yang

telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis LAK RSG-GAS. Langkah-Iangkah urutan

memasukan bahan bakar dalam teras sesuai dengan form PPET dan sesuai dengan

prosedur pemuatan reaktivitas. Kebenaran meletakkan bahan bakar dalam teras reaktor

harus diawasi dan dikendalikan oleh Sub Bidang Keselamatan Operasi. Pengawasan dan

pengendalian kegiatan pemuatan reaktivitas dilakukan sesuai dengan prosedur baku

yang ada.

Kalibrasi Batang Kendali

Kalibrasi batang kendali dilakukan setiap terjadi perubahan konfigurasi teras,

dengan tujuan untuk mengetahui harga reaktivitas setiap batang kendali. Dengan

pengukuran tersebut kemudian dapat ditentukan neraea reaktivitas yang meliputi

reaktivitas total batang kendali, padam teras, reaktivitas lebih dan reaktivitas batang

kendali yang terbesar. Kegiatan penentuan harga reaktivitas dan kebenaran harga-harga

reaktivitas terse but diawasi dan dikendalikan kesesuaiannya dengan prosedur dan harga

reaktivitas yang sudah ditentukan dalam speksifikasi teknis LAK RSG-GAS.

Kalibrasi Daya

Daya operasi reaktor RSG-GAS seeara langsung tidak bisa di tunjukan dalam

MW. Sehingga untuk menentukan besarnya daya reaktor harus ada faktor konversi daya

pada meter JKT -04. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi daya untuk menentukan faktor

konversi ini. Setelah faktor konversi diketahui maka daya operasi dapat dihitung dengan

297

Scminar Tahllnan I'cnga\Vasanl'cmanl~lalall TCllaga NlIklir - Jakarta. II ()cscmhcr 2003 ISSN 1693 - 7902

cara mengalikan nilai meter pada JKT -04 dengan faktorkonversinya. Faktor konversi

ini akan digunakan sebagai acuan besarnya daya yang dibangkitkan selama reaktor

beroperasi dalam satu teras. Pengawasan dan pengendalian kegiatan kalibrasi daya

dilakukan sesuai dengan prosedur.

Operasi Reaktor

Pengendalian operasi reaktor meliputi start up, operasi daya rendah baik, operasi

daya, manuver daya (menaikkan atau menumnkan daya) dan pengendalian daya tetap.

Pengendalian yang dimaksud adalah mengecek kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan

dan prosedur yang hams diikuti, serta pengecekan (secara berkala) parameter operasi

pada lembar operasi yang dicatat oleh operator dan supervisor reaktor. Kegiatan

pengendalian operasi reaktor dilakukan sesuai dengan prosedur dan melaksanakan

wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Skema pengendalian keselamatan operasi dapat dilihat pada lampiran 2

PENGENDALIAN lRADIASI TARGET

Persiapan Target

Persiapan target meliputi permohonan, pengisian formulir iradiasi, tujuan iradiasi,

fasilitas iradiasi yang akan dipergunakan. Penyiapan dan pengelolaan target yang akan

diiradiasi dan paska iradiasi dilaksanakan oleh Sub Bidang Perencanaan Operasi dan

Pelayanan lradiasi. Eksekusi iradiasi sampel dapat dilakukan setelah ada persetujuan

dari Ka. Sub Bidang Keselamatan Operasi. P~a proses penyiapan sampel Fission

Product Molybdinum (FPM) Sub Bidang Keselamatan Operasi mengikuti langsung dan

menyaksikan proses pengelasan pada tutup kapsul FPM. Kegiatan pengawasan dan

pengendalian persiapan target dilakukan sesuai dengarr prosedur.

Iradiasi Target

Iradiasi target dapat dilaksanakan bila persiapan target yang meliputi persyaratan

administrasi dan teknis telah dipenuhi. Pengelolaan iradiasi dan paska iradiasi

dilaksanakan oleh Sub Bidang Perencanaan Operasi dan Pelayanan Iradiasi, operator

reaktor serta Sub Bidang Pengendalian Daerah Kerja. Sebelum target yang telah

diiradiasi dapat dibawa keluar, hams ada pernyataan dari petugas proteksi radiasi bahwa

target terse but layak untuk dibawa keluar reaktor. Kegiatan iradiasi target dilakukan

298

Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta. II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

sesuai dengan prosedur dan melaksanakan wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

PEMBAHASAN

Perangkat Organisasi dan Prosedur

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, keselamatan operasi suatu reaktor nuklir

amat penting, karena bila terjadi suatu kecelakaan operasi dapat menimbulkan bahaya

yang dapat menimpa masyarakat di sekitar. Oleh sebab itu reaktor harus betul-betul

dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan yang baik berarti mengupayakan

mekanisme kerjasama yang baik di semua lini subsistem, yaitu operasi - pemelihaan ­

pengendalian. Kerjasama yang dilandasi dengan seman gat independensi dan

profesionalisme yang saat ini telah terbangun jauh lebih maju dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Independen artinya pengelolaan dilakukan tanpa ada saling intervensi

bahkan telah menciptakan iklim saling mengontrol, yang pad a gilirannya akan

menghindarkan kemungkinan keteledoran atau kesalahan yang dapat berakibat fatal.

Karena bila terjadi keteledoran akan segera diketahui oleh petugas dari yang lainnya,

sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Profesional artinya semua lini mengerjakan

tugas berdasarkan tupoksi dan keahlian masing masing. Pengorganisasian yang ada

sekarang sudah sangat memadai, dimana masing-masing petugas diarahkan untuk

semakin profesional di bidang tugasnya, baik itu sebagai pengoperasi, pemelihara atau

pengendali operasi reaktor. Melalui serangkaian diklat-diklat teknis di bidang masing­

masing akan meningkatkan profesionalisme masing-masing. Sebagai catatan kecil,

kegiatan pemeliharaan reaktor masih belum dikendalikan seperti halnya kegiatan

operasi reaktor, dimasa mendatang perhatian ke arah ini akan lebih ditingkatkan.

Kelengkapan prosedur operasi dan perawatan merupakan syarat berlangsungnya

pengelolaan reaktor dengan baik. Saat ini berbagai prosedur yang merupakan kebutuhan

baku operasi dan pemeliharaan telah disusun dan ditetapkan. Namun prosedur tersebut

menjadi tidak berarti bila tidak diterapkan dengan benar. Ambil contoh peristiwa

kecelakaan di instalasi nuklir JCO Jepang, yang disebabkan karena dilanggarnya urutan

proses dalam prosedur baku dengan alasan untuk mengurangi biaya operasi. Beruntung

bahwa peristiwa tersebut tidak menyebabkan korban di pihak masyarakat. Dari

peristiwa terse but tampak bahwa ketaatan pada prosedur menjadi sesuatu yang mutlak

299

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanfaatan TeBaga NlIklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

untuk dilakukan. Hal ini menyiratkan pentingnya peran pengendalian dalam menjamin

amannya operasl.

Sejauh ini kegiatan review dan audit secara umum sudah berjalan dengan baik

sesuai dengan ketentuan pada dokumen LAK RSG-GAS. Program jaminan mutu dan

review sangat membantu dalam mengevaluasi kesesuaian suatu prosedur dan tindak

korektif atas pelaksanaan operasi reaktor, perawatan maupun pengendalian. Namun

demikian kegiatan review yang dalam hal ini dimotori Panitia Keselamatan RSG-GAS,

masih belum secara optimal melakukan poin-poin review seperti yang tertuang dalam

dokumen LAK RSG-GAS Bab 13.

Pengendalian Keselamatan Operasi Reaktor

Pengendalian terhadap operasi reaktor RSG-GAS dilakukan pada kegiatan­

kegiatan pembentukan teras baru, pengukuran waktu jatuh batang kendali, perSlapan

sarana operasi, percobaan kekritisan, percobaan pemuatan reaktivitas, kalibrasi batang

kendali, kalibrasi daya dan operasi daya. Setiap kegiatan tersebut telah dilengkapi

dengan prosedur. Prosedur tersebut dengan jelas telah memuat tahapan dan persiapan

yang harus dipenuhi untuk suatu pengoperasian sistem demi sistem yang akhirnya

sampai tahap start up reaktor menuju operasi ke tingkat daya.

Permasalahannya adalah apakah setiap kegiatan selalu mengacu pada prosedur­

prosedur dan apakah cara pengendaliannya juga sudah memadai ? Mengingat begitu

seringnya kegiatan yang sarna berulang. Ambil contoh pembentukan teras baru.

Kegiatan pengendalian keselamatan operasi reaktor dimulai dari saat

pembentukan teras baru yang dimulai dari pembongkaran elemen bakar sampai

akhirnya reaktor siap dioperasikan ke tingkat daya. Pada operasi satu teras RSG-GAS

mampu membangkitkan energi sebesar - 660 MWD. Bila reaktor beroperasi pada daya

15 MW, maka RSG-GAS dapat dioperasikan non stop selama 660:15 = 44 hari (4).

Tetapi karena penggunaan paling banyak hanya membutuhkan waktu selama 5 hari,

maka dcngan kctcntllan itll pola operasi RSG-GAS dalam satu konfigurasi teras terdiri

dari 4 sampai 5 siklus operasi. Setelah reaktor menyelesaikan 4 atau 5 siklus operasi

maka selanjlltnya akan dimlliai lagi penyusunan konfigurasi teras beriklltnya. Dengan

demikian pengendalian keselamatan operasi reaktor selama satu teras penuh dan pada

kondisi normal hanya dilakukan sebanyak 5 kali pengendalian. Pengendalian atas

pelaksanaan operasi selama peri ode satu siklus dan seterusnya itu telah dikerjakan

300

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

sesuai dengan prosedur, demikian juga kegiatan-kegiatan yang memerlukan cek silang

serta pendampingan telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan dan

prosedur yang ada.

Pengendalian Iradiasi Target

Yang dimaksud dengan pengendalian persiapan iradiasi mencakup pengendalian

administrasi dan pengendalian teknis. Pengendalian adminstrasi diantaranya adalah

melakukan mengecekan terhadap proses pembuatan sampel yang berhubungan dengan

kelengkapan dan legalitas misalnya pengecekan oleh kelompok jaminan mutunya

terhadap sertifikat weldernya dan lain-lain. Ada satu sampel yaitu FPM yang dalam

proses penyiapan kapsulnya disaksikan secara langsung dan dikendalikan untuk dinilai

layak tidaknya sampel tersebut akan diiradiasi di RSG-GAS. Setelah target memenuhi

syarat, baik secara administrasi maupun melalui pengecekan visual langsung, maka

iradiasi dapat dilakukan. Selama target diiradiasi didalam teras reaktor, supervisor

reaktor secara berkala (minimal satu kali dalam satu shift) mengecek posisi dimana

target diradiasi. Untuk target-target yang diiradiasi ditempat lain, seperti dalam rabbit

sistem dan beam tube, pangendaliannya belum dapat dilakukan secar~ optimal, terutama

pada fasilitas beam tube. Skema pengendalian persiapan dan iradiasi target dapat dilihat

pada lampiran 3.

KESIMPULAN

1. Organisasi pengoperasian RSG-GAS secara dinamis telah dilakukan perubahan

sesuai dengan tuntutan agar reaktor tetap beroperasi dengan aman, efektif dan

efisien. Sejak RSG-GAS beroperasi organisasi pengoperasian reaktor sampai saat

ini telah mengalami penyempUrnaan beberapa kali.

2. Peran Panitia Keselamatan RSG-GAS perlu ditingkatkan sesuai tuntutan dari

dokumen LAK RSG-GAS.

3. Prosedur untuk setiap kegiatan memang sudah memadai, tetapi dalam

pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan karena masih banyak terjadi dalam

melakukan kegiatan operasi tidak membawa serta dokumen prosedur

4. Beberapa pengendalian belum dapat dilakukan optimal karena adanya

keterbatasan peralatan dan juga keterbatasan personil. Karena itu baik peralatan

maupun personilnya masih perlu ditingkatkan lagi

j01

Seminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir • Jakarta, II Desember 2003

BAHAN ACUAN

ISSN 1693 - 7902

1. SK Kepala BAT AN No.73/KA/IVI1999;

2. SK KA. Pusbang Teknologi Reaktor Riset No. 473/TRR/IVI1999;

3. Safety series No. 35-S2, "Operating Procedure For Research Reactors: Safety

Partice";

4. Hajimu Shitomi, "STA Expert's Report in Multi-Purpuse Reactor RSG-GAS

SIW ABESSY BAT AN Republic ofIndonesia;

5. Prosedur Pelaksanaan Operasi, No. Ident. TRR.OR.08.02.42.99;

6. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Kualifikasi Personil di BKK, No. Ident.

TRR.KK.01.05.60.99;

7. "Laporan Analisa Keselamatan RSG-GAS " BAT AN 1999.

302

Seminar Tahullan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003

Lampiran 1

ISSN 1693 - 7902

ORGANISASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS

I Ka. P2TRR r·-·-·-·-·-I Panitia Keselamatan I

I I I I _1___ I Ka. BSR I I Ka. BaR I I Ka. BK I I Ka. BPTR I

I Ka~JM I I I I I I I I I _~I _

! I Ka. Mek II Ka. IK II Ka. EL I I Ka. ABN II Ka. paR I I Ka. POll II Ka. PP II Ka. PDK I I Ka. KOR I ~ KelomPOk f

I A\ 1.\ A 1.\ 1.\1.\ A\ rtA ~ A\ ,f\ 1'A f I

! ! 1.-._._._!J._._._.l.L._._._.l._._._. : .1_._._._.i_.L._._._J_._._._.U._._._._I_t t~ ~ ~ ~ ~ I! I I I I I--- I r------------------------------------------

'V ~

Operator

Supervisor Reaktor

Keterangan :

1. P2TRR: Pusat Litbang Teknologi Reaktor Riset ; BSR : Bidang Sistem Reaktor ; BOR : Bidang Operasi Reaktor ; BK : BidangKeselamatan

BPTR : Bidang Pengembangan Teknologi Reaktor ; UJM : Unit Jaminan Mutu ; Mek : Sub Bid. Mekanik ; IK : Sub Bid. lnstrumentasidan Kendali

EL : Sub. Bid. Elektrik ; ABN : Sub. Bid Akutansi Bahan Nuklir ; POR : Sub. Bid Pelaksanaan Operasi Reaktor ; POLl: Sub. BidPerencanaan Operasi dan Pelayanan lradiasi ; PP : Sub. Bid Pengendalian Personil ; PDK : Sub. Bid. Pengendalian Daerah Kerja ; KOR :Sub. Bid. Keselamatan Operasi Reaktor.

2. -.-.-.-.->: garis pengendalian keselamatan operasi; ------------->: garis audit dan review; -.-.-.-.-.-:;> : garis advis

303

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

PersetujuanKa. P2TRR

Pengendalian dan

Pengawasan

Lampiran 2

SKEMA PENGENDALIAN KESELAMA TAN OPERASI

Reaktor padam setelah

beroperasi dengan energi600-660 MWD

Bidang Operasi Reaktor,

menyiapkan PPET

No

PENGENDALIAN KESELAMATAN OPERASI

DIMULAI DARI PEMBONGKARAN TERAS

SAMPAI TERBENTUKNY A TERAS BARU

1. Pembentukan konfigurasi teras baru

2. Pengukuran waktu jatuh batangkendali

3. Percobaan kekritisan

4. Percobaan pemuatan reaktivitas

lebih, Kalibrasi batang kendali dan

Kalibrasi Daya Reaktor

5. Teras baru terbentuk

PPET: Permintaan Pemindahan

Elemen Teras

Operator, supervisormelaksanakan PPET

sesuai prosedur.Sub Bid KOR

pendamping dan

pengawas

Dilanjutkan

Pengukuran waktu jatuhbatang kendali sesuai

prosedur.Sub Bid KOR

pendamping dan

pengawas

Dilanjut~anKekritisan reaktor sesuai

prosedur. DiantarannyaPelaksanaan PSO

Sub Bid KOR pengawas

304

Dilanjutkan

Pengukuran reaktivitaslebih dilanjutkan kalibrasi

daya sesuai denganprosedur.

Sub Bid KOR pengawas

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga NlIklir - Jakarta, 11 Dcscl11ber 2003

Lampiran 3

ISSN 1693 - 7902

SKEMA PENGENDALIAN PERSIAP AN DAN IRADIASI TARGET

P~nerimaan-trarqet

NO

Persetujuan Ka.Sub. Bid KOR dan

Ka. BOR

Pelaksana iradiasi Sub

Bid POll dan ooerator

Pengukuran paparanradiasi bahan teriradiasi

PEMOHON

305

Seminar Tahllnan Pengawasan Pemanlimtan {enaga NlIklir - Jakarta, II Dcsember 2003

DISKUSI

ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Sony, P2TkN - BATAN)

Oalam prestasi disebutkan PK harus menginput bola, padahal PK mengevaluasi bila ada

. permintaan dari P2TRR. Bagaimana PK akan tahu bila ada operasi yang

membahayakan?

Jawaban (A, Mariatmo, P2TRR - BATAN)

Oalam LAKRSG-GAS, tugas PK memang menyebutkan demikian, Sementara dokumen

LAK menjadi acuan di RSG, Saya pikir Panitia Keselamatan perlu duduk bersama

untuk mereposisi tugasnya sesuai dengan yang tercantum dalam LAK, Saya tidak

menutup mata bahwa 40 % PK berasal dari P2TRR sehingga bola memang harus kita

jemput (P2TRR),

306