155
ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab upatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilK esehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahu n2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupate nCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKeseha tankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014 ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab upatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCil acapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfil KesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatan kabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupate nCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapP rofilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKeseh atankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabu patenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilac apProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilK esehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatank abupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupaten CilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapPr ofilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKeseha tankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabup atenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilaca p ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab upatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilK esehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahu n2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupate nCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKeseha tankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014 ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab upatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCil acapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfil KesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatan kabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupate nCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapP DINAS KESEHATAN Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor. 26B TELP (0282) 520474, 534078 E_mail : [email protected] C I L A C A P

ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca

pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab

upatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilK

esehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahu

n2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupate

nCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKeseha

tankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014

ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca

pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab

upatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCil

acapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfil

KesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatan

kabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupate

nCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapP

rofilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKeseh

atankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabu

patenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilac

apProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilK

esehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatank

abupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupaten

CilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapPr

ofilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKeseha

tankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabup

atenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilaca

p

ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca

pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab

upatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilK

esehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahu

n2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupate

nCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKeseha

tankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014

ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilaca

pTahun2014ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab

upatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCil

acapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfil

KesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatan

kabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupate

nCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapProfilKesehatankabupatenCilacapP

DINAS KESEHATAN Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor. 26B TELP (0282) 520474, 534078

E_mail : [email protected]

C I L A C A P

Page 2: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten
Page 3: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR

Pertama dan paling utama mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat

Allah SWT karena berkat rakhmat, taufik dan hidayah-Nya Buku Profil

Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014 telah selesai disusun dan diterbitkan bagi

masyarakat umum. Buku profil kesehatan disusun berdasarkan data aplikasi dari Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang dikembangkan dengan menggunakan

teknologi informatika yang bersumber dari UPT Puskesmas, Cilacap Dalam Angka Tahun

2014 dan unit kerja baik lintas program dilingkungan Dinas Kesehatan maupun lintas sektor

yang terkait.

Buku Profil Kesehatan sebagai salah satu media yang digunakan untuk melaporkan

kinerja pelayanan kesehatan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan

kesehatan yang berorientasi pada Indikator derajat kesehatan, Indikator Upaya Kesehatan,

Indikator Sumber Daya Kesehatan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan

di Kabupaten Cilacap.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan profil kesehatan ini masih jauh dari

sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun serta

partisipasi aktif dari semua pihak demi kesempurnaan buku profil kesehatan yang akan

datang.

Semoga dengan terbitnya “Buku Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap 2014” dapat

bermanfaat dan Kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya penyusunan buku

Profil tersebut kami memberikan apresiasi yang setinggi tingginya dan mengucapkan banyak

terima kasih.

Cilacap, 27 Maret 2015

Kepala Bidang Managemen SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap

TEGUH RIYADI, S.KM, M.Kes, Penata Tk. I

NIP. 19670612 198903 1 013

Page 4: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 ii

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala taufik,

hidayah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Buku Profil Kesehatan

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 dapat diselesaikan. Dan saya pun merasa

gembira dengan terbitnya buku "Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap 2014"

ini yang selesai tepat waktu dan tepat pada saat saya memasuki masa purna tugas karena

buku tersebut bagi saya sebagai salah satu bukti kinerja dan media penyajian informasi hasil

kegiatan upaya kesehatan periode bulan Januari sampai dengan Desember 2014 serta

merupakan alat ukur keberhasilan dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat

Kabupaten Cilacap.

Buku Profil kesehatan merupakan potret kinerja yang menyajikan data dan informasi

kesehatan secara komprehensif tentang upaya dan hasil kegiatan yang berorientasi pada

pencapaian Indikator derajat kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas,

morbiditas, dan status Gizi. Indikator Upaya Kesehatan yang terdiri atas pelayanan

kesehatan, perilaku hidup sehat dan keadaan lingkungan serta Indikator Sumber Daya

Kesehatan yang terdiri atas sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan

kesehatan maupun Indikator lainnya yang terkait dengan kesehatan.

Dengan hadirnya “Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap 2014” ini, saya menghimbau

kepada seluruh jajaran kesehatan khususnya agar dapat memanfaatkan profil kesehatan ini

sebagai data dasar didalam menyusun rencana strategis pembangunan kesehatan dan

bahan pertimbangan pada setiap pengambilan keputusan/policy.

Pada kesempatan yang baik ini saya memberikan apresiasi kepada semua pihak

yang telah berperan aktif dalam penyusunan profil ini dan berharap kedepan buku Profil

Kesehatan Kabupaten Cilacap tampil lebih sempurna.

Cilacap, 30 Maret 2015.

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN CILACAP

dr. H. BAMBANG SETYONO, MMR Pembina Utama Muda

NIP. 19580524 198701 1 004

Page 5: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 iii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i SAMBUTAN KEPALA DINAS ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. . Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. . Sistematika Penyajian ..................................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................................... 5 A. . Keadaan Geografi ........................................................................................... 5 B. . Keadaan Penduduk ........................................................................................ 6

1. Pertumbuhan Penduduk .......................................................................... 6 2. Kepadatan Penduduk ............................................................................... 8

C. . Keadaan Ekonomi........................................................................................... 9 D. . Keadaan Pendidikan ....................................................................................... 10

1. Tingkat Pendidikan................................................................................... 10 2. Rasio Tingkat Pendidikan berdasarkan Gender ....................................... 12

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN .................................................................... 14 A. . Situasi Derajat Kesehatan ............................................................................... 14

1. Angka Kematian ....................................................................................... 15 a. Angka Kematian Bayi ......................................................................... 15 b. Angka Kematian Balita ....................................................................... 18 c. Angka kematian Ibu ........................................................................... 20

2. Angka Kesakitan Umum ........................................................................... 24 a. Penyakit Tidak Menular (PTM) .......................................................... 25

1) Neoplasma ................................................................................... 26 2) Diabetes Melitus ........................................................................... 34

3) Penyakit Jantung & Pembuluh Darah .................................... 36 4) Hipertensi ..................................................................................... 41 5) Asma Bronkial .............................................................................. 42

b. Penyakit Menular .............................................................................. 43 1) Tubercolusis ................................................................................. 43 2) Pneumonia ................................................................................... 50 3) HIV/ AIDS ..................................................................................... 51 4) Diare ............................................................................................. 52 5) Kusta ............................................................................................ 53 6) Demam berdarah dengue ............................................................. 56 7) Malaria .......................................................................................... 57

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) ..................... 59 1) Polio ............................................................................................. 59 2) Kasus Difteri ................................................................................. 61 3) Kasus Pertusis .............................................................................. 62 4) Kasus Tetanus Non neonatum...................................................... 62 5) Kasus Tetanus Neonatum ............................................................ 63 6) Kasus Campak ............................................................................. 63 7) Kasus Hepatitis B ......................................................................... 64

d. Desa KLB ditangani < 24 jam) ........................................................... 64

Page 6: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 iv

3. Status Gizi ............................................................................................... 67 a. Angka Balita Gizi Buruk ..................................................................... 68 b. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR ............................................. 69

B. Indikator Derajat Kesehatan ............................................................................ 70

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ........................................................................ 73 A. . Pelayanan Kesehatan ..................................................................................... 73

1. Pelayanan KIA dan KB ............................................................................. 73 a. Kunjungan Ibu Hamil (K1) .................................................................. 75 b. Kunjungan Ibu Hamil (K4) .................................................................. 76 c. Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan .............................................. 78 d. Ibu Nifas ............................................................................................ 81

1) Pelayanan Ibu Nifas ...................................................................... 82

2) Ibu Nifas Mendapat Vitamin A .............................................. 82

e. Ibu hamil dengan imunisasi TT2 + ..................................................... 85 f. Wanita usia subur dengan imunisasi TT2 + ....................................... 86 g. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 ......................................................... 87 h. Kunjungan Kebidanan ........................................................................ 89

1) Penanganan Komplikasi Kebidanan ............................................. 89 2) Penanganan Komplikasi Neonatal ................................................ 93

i. Pelayanan KB .................................................................................... 94 1) Peserta KB Baru ........................................................................... 94 2) Peserta KB Aktif............................................................................ 98

j. Pelayanan Kesehatan Bayi ................................................................ 99 1) Kunjungan Neonatus 1 (KN1) ....................................................... 99 2) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) .................................... 99

2. Pelayanan Kesehatan Anak ..................................................................... 100 a. Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Dan Prasekolah ....... 100 b. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Oleh

Tenaga Kesehatan ............................................................................. 101 3. Pelayanan Imunisasi ................................................................................ 102

a. BCG ................................................................................................... 102 b. HB< 7 HARI ....................................................................................... 103 c. Polio 4 ................................................................................................ 104 d. DPT 3 + HB3...................................................................................... 104 e. Campak ............................................................................................. 105

4. Pelayanan Gizi ......................................................................................... 105 a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita ......................... 105 b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas .................................. 107 c. Bayi yang diberi ASI Eksklusif ............................................................ 108 d. Persentase Balita dengan Gizi Buruk ................................................. 110

5. Pelayanan Kesehatan Lansia ................................................................... 111 6. Program Pengobatan (Kuratif Dan Rehabilitatif) ....................................... 112 7. Perilaku Hidup Masyarakat ...................................................................... 114 8. Kesehatan Lingkungan ............................................................................ 116

a. Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih ...................... 116 b. Persentase Penduduk Dengan akses Terhadap Fasilitas Sanitasi

Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban ......................... 118 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................................... 118

1. Kepesertaan Jaminan Kesehatan ............................................................ 118

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN .......................................................................... 120 A. Sarana Kesehatan .......................................................................................... 120

1. Rumah Sakit ............................................................................................ 121

Page 7: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 v

2. Puskesmas .............................................................................................. 122 3. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Manusia (UKBM) ............................. 124

a. Desa Siaga Aktif ................................................................................ 124 b. Posyandu ........................................................................................... 125

B. Tenaga Kesehatan.......................................................................................... 129 1. Rasio Tenaga Dokter umum dan Dokter Spesialis

per 100.000 Penduduk ............................................................................. 129 2. Rasio Tenaga Dokter gigi dan Dokter Spesialis Gigi

per 100.000 Penduduk Penempatan Tenaga Kesehatan ......................... 129 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian per 100.000 Penduduk .............. 130 4. Jumlah Dan Rasio Bidan per 100.000 Penduduk ..................................... 130 5. Jumlah Dan Rasio Perawat per 100.000 Penduduk ................................ 130 6. Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan per 100.000 Penduduk ......... 130 7. Jumlah dan Rasio Ahli Kesehatan Lingkungan per 100.000 Penduduk .... 130 8. Jumlah dan Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 Penduduk ... 131

C. Pembiayaan Kesehatan .................................................................................. 132

BAB VI KESIMPULAN ................................................................................................... 135 A. . Derajat Kesehatan .......................................................................................... 135

1. Mortalitas / Angka Kematian .................................................................... 135 2. Morbiditas / Angka Kesakitan ................................................................... 135 3. Status Gizi ............................................................................................... 136

B. . Upaya Kesehatan ........................................................................................... 137 1. Pelayanan Kesehatan .............................................................................. 137 2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan .................................................... 138

C. Sumber Daya Kesehatan ................................................................................ 139 1. Sarana Kesehatan ................................................................................... 139 2. Tenaga Kesehatan ................................................................................... 139 3. Pembiayaan Kesehatan ........................................................................... 140

LAMPIRAN

Page 8: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 vi

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 2.1 Piramida Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Dan Umur

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 6 Grafik 2.2 Rasio Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 7 Grafik 2.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 8 Grafik 2.4 Beban Tanggungan Penduduk Berdasarkan UPT Puskesmas

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 9 Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 11 Grafik 2.6 Jumlah Penduduk Perempuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 12 Grafik 2.7 Distribusi Penduduk Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 13 Grafik 3.1 Jumlah Kasus Kematian Bayi di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 17 Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 19 Grafik 3.3 Kematian Balita Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014....... 20 Grafik 3.4 Kematian Ibu Berdasarkan Kasus Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 22 Grafik 3.5 Kematian Ibu Berdasarkan Usia Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 23 Grafik 3.6 10 Penyakit Terbanyak Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 25

Grafik 3.7 Jumlah Penderita PTM Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 26

Grafik 3.8 Jumlah Kasus Ca Servick Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 27 Grafik 3.9 Jumlah Kasus Ca Servick Di Rumah sakit

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 28 Grafik 3.10 Jumlah Kasus Ca Mammae Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 30

Page 9: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 vii

Grafik 3.11 Jumlah Kasus Ca Mammae Di Rumah sakit Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 30

Grafik 3.12 Jumlah Kasus DM Di wilayah kerja Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 35 Grafik 3.13 Jumlah Kasus angina Di wilayah kerja Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 37 Grafik 3.14 Jumlah kasus Decompensasi cordis di Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 41 Grafik 3.15 Jumlah kasus Hipertensi Esensial di Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 42 Grafik 3.16 Jumlah kasus baru TB BTA + di Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 46 Grafik 3.17 Jumlah kasus baru pada usia 0-14 di Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 48 Grafik 3.18 Distribusi Penemuan Dan Penanganan Kasus Pneumonia

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 51 Grafik 3.19 Prosentase perbandingan kasus diare terhadap penderita diare

yang ditangani Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ................ 52

Grafik 3.20 Jumlah Kasus Kusta Basah/ Multi Basiler(MB) Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 54

Grafik 3.21 Distribusi Frekuensi Penderita AFP Polio dan AFP Non Polio

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 61 Grafik 3.22 Jumlah penderita menurut jenis KLB

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 66 Grafik 3.23 Jumlah Penemuan Kasus Bawah Garis Merah

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 69 Grafik 3.24 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Jenis Kelamin

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 70 Grafik 4.1 Kunjungan ibu hamil (K1) di Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 75 Grafik 4.2 Kunjungan Ibu hamil (K4) UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 77 Grafik 4.3 Distribusi Persalinan Tenaga Kesehatan Di UPT Puskesmas Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 ................................................................................. 80 Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) & Pelayanan Persalinan

Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ......... 80

Page 10: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 viii

Grafik 4.5 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 82

Grafik 4.6 Pencapaian Cakupan Pemberian Vitamin A Terhadap Ibu Nifas Di UPT

Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014 ............................................. 83 Grafik 4.7 Distribusi Ibu Hamil Dengan Imunisasi TT2+ Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 85 Grafik 4.8 Distribusi Imunisasi TT2+ Pada Wanita Usia Subur Di UPuskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 86 Grafik 4.9 Distribusi Ibu Hamil Mendapatkan Fe1 dan Fe 3 Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 88 Grafik 4.10 Penanganan Komplikasi Kebidanan Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 91 Grafik 4.11 Penanganan Komplikasi Neonatus Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 94 Grafik 4.12 Peserta KB Baru di Wilayah Kecamatan

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 97 Grafik 4.13 Peserta KB Aktif Di Wilayah Kecamatan

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 98 Grafik 4.14 Prosentase Pencapaian Kunjungan Neonatus 1(KN1) dan

Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Tahun 2014 ............................ 100 Grafik 4.15 Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 101 Grafik 4.16 Pencapaian Cakupan Imunisasi BCG di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 102 Grafik 4.17 Pencapaian Cakupan Imunisasi HB< 7 Hari Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 103 Grafik 4.18 Pencapaian Cakupan Imunisasi Polio Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 104 Grafik 4.19 Pencapaian Cakupan Imunisasi DPT 3 + HB3 Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 104 Grafik 4.20 Pencapaian Cakupan Imunisasi Campak Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 105 Grafik 4.21 Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 106 Grafik 4.22 Cakupan Pemberian Vit A Pada Balita Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 107

Page 11: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 ix

Grafik 4.23 Cakupan Pemberian Vit A Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 108

Grafik 4.24 Pemberian ASI Eksklusif Di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 109 Grafik 4.25 Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapatkan Perawatan di UPT

Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................ 110 Grafik 4.26 Komperasi Penemuan Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Cilacap Tahun

2011 Sampai Dengan Tahun 2014 ........................................................... 111 Grafik.4.27 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin

Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 112

Grafik. 4.28 Rumah Tangga PHBS Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 115

Grafik. 4.29 Persentase Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................ 117

Grafik. 4.30 Penduduk Dengan akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak

(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban Kabupaten Cilacap Tahun 2014 .............................................................................................. 118

Grafik 5.1 Indikator Kinerja Rumah Sakit di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 .............................................................................................. 122

Grafik 5.2 Strata Desa Siaga Kabupaten Cilacap Tahun 2014 .................................. 125 Grafik 5.3 Komperasi Sarana Posyandu Kabupaten Cilacap

Tahun 2013 s/d Tahun 2014 .................................................................... 126

Grafik 5.4 Komperasi Strata Posyandu Kabupaten Cilacap Tahun 2013 s/d Tahun 2014 .................................................................... 127

Grafik 5.5 Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 134

Page 12: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pola Sepuluh Besar penyakit di UPT Puskesmas

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 24 Tabel 3.2 Frekuensi Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis

Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........... 65 Tabel 3.3 Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM)

Dinas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ..................................................... 71

Tabel 4.1 Data Dasar Program KIA Dan KB Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................................................... 74

Tabel 4.2 Pencapaian Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 84

Tabel 4.3 Hasil Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 92

Tabel 4.4 Hasil Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................................... 113

Tabel 4.5 Jumlah Kunjungan menurut Jenis Kunjungan Dan Kunjungan Tujuan Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........................................ 114

Tabel. 4.6 BPJS dan Jamkesda Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ......................... 119 Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ............................. 120 Tabel 5.2 Indikator Kinerja Rumah Sakit Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ........... 121 Tabel 5.3 Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ...................... 131 Tabel 5.4 Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ....... 132

Page 13: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Peta Kabupaten Cilacap Tahun 2014 ..................................................... 5

Page 14: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sehat merupakan Karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat

merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga merupakan

investasi untuk meningkatkan produktifitas kerja guna meningkatkan

kesejahteraan keluraga. Orang bijak mengatakan “Health is not everything but

without Health everything is nothing” Sehat memang bukan segalanya tetapi

tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Karena itu kesehatan perlu

dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota keluarga, masyarakat

pada umumnya serta diperjuangkan oleh semua pihak guna mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal .

Determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan meliputi 4

faktor yaitu a). Kondisi lingkungan yang tidak saniter, b). Perilaku yang tidak

sehat, c). Pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau, dan d).keturunan

(herediter) dalam hal ini. penyakit-penyakit yang sifatnya menurun/genetik,

kecatatan dan kelainan bawaan yang apabila tidak dikendalikan akan

menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Masalah Kesehatan yang terjadi bila berorientasi pada hasil evaluasi

program upaya pelayanan kesehatan diketahui adanya beberapa hasil

pencapaian derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator

hasil pembangunan kesehatan yang masih dibawah target seperti Cakupan

neonatal resti, Cakupan ibu hamil resti, Cakupan bumil resti yang dirujuk,

Cakupan penanganan BBLR, Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D),

Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, Cakupan kesembuhan penderita

TBC BTA+, Cakupan rumah tangga sehat (PHBS) dan bila berorientasi pada

Target MDGs angka kematian Ibu dan Angka kematian bayi masih diatas target.

Mengantisipasi permasalahan kesehatan yang ada Pemerintah

Kabupaten Cilacap segera mengambil langkah dan kebijakan melalui Peraturan

Bupati Nomor 76/Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Gerakan Bangga Mbangun

Desa yang mengandung maksud dan tujuan memberi arah dalam

melaksanakan pembangunan yang berorientasi di pedesaan tanpa

Page 15: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 2

meninggalkan penataan kota dan sebagai pendorong semangat dalam

pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kemajuan desa menuju desa

mandiri melalui 4 pilar pokoknya yaitu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan

lingkungan sosial budaya.

Gerakan Bangga Mbangun Desa melalui pilar Kesehatan dalam

implementasinya berupa gerakat MASYARAKAT SEMANGAT Bangga Mbangun

Desa yang mengandung makna secara akronim dari SEMANGAT adalah SEhat,

Mandiri dan NGATi-ati dengan goalsnya adalah mewujudkan Masyarakat

Cilacap hidup dalam lingkungan pemukiman yang sehat, berperilaku hidup yang

sehat, dan dapat menjangkau, memilih serta menggunakan pelayanan

kesehatan secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang

optimal.

Dalam upaya mewujudkan Kabupaten Cilacap Sehat melalui Pilar

Keseharan gerakan Bangga Mbangun Desa, pembangunan kesehatan di

Kabupaten Cilacap tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor

kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan

sektor non kesehatan, peran serta swasta dan masyarakat.

Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan

tujuan dari Pilar Kesehatan Gerakan Bangga Mbangun Desa maka dalam

implementasinya diperlukan manajemen yang benar sebagai langkah dasar

pengambilan keputusan dan kebijakan di semua tingkat administrasi pelayanan

kesehatan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya sistim managemen

pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan, dalam suatu 2ndica

informasi kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sebagai dasar evidence based,

diperlukan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat

waktu. Peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin

dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat

semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan

yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama masalah kesehatan yang

berhubungan langsung dengan kesehatan seperti halnya kesakitan dan kejadian

penyakit.

Tingkat kesakitan yang dituangkan dalam pola sepuluh besar penyakit

yang ditemukan di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 adalah Penyakit Infeksi

Page 16: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 3

Saluran Pernafasan Bagian Atas, Nasopharingitis Akuta (Common Cold),

Gastristis, Myalgia,Hipertensi , Penyakit Kulit Alergi, Chepalgia, Diare (Termasuk

Tersangka Kolera), Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal dan Arthritis tidak

spesifik. Ini menunjukkan bahwa pola penyakit masih didominasi oleh penyakit

yang berbasis Lingkungan, termasuk keadaan sanitasi yang kurang baik.

Kepedulian masyarakat terhadap informasi kesehatan akan memberikan

dampak positif bagi pembangunan kesehatan . Data dari pengelola program

mengenai keadaan pencapaian program kesehatan yang sesungguhnya, dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara

baik, sederhana, 3ndicator3e, dan tepat waktu.

Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi

Kesehatan, yang di susun dan disajikan dengan sederhana tetapi masih

memenuhi unsur 3ndicator3e, yang memuat tentang hasil pencapaian derajat

kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian 3ndicator hasil pembangunan

kesehatan dalam kurun waktu satu tahun. Dan digunakan sebagai tolok ukur

penilaian dan evaluasi pembangunan program kesehatan sebagai bahan

perencanaan pembangunan kesehatan di tahun selanjutnya.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN.

Berisi Latar belakang dari penulisan Profil Kesehatan, sebagai

bahan informasi, evaluasi dan perencanaan pembangunan

kesehatan di Kabupaten Cilacap tahun 2014.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Cilacap meliputi

letak geografis, kependudukan, pendidikan dan keadaan sosial

ekonomi, serta Gambaran Sarana Pelayanan Kesehatan dan

Sumber daya Manusia kesehatan.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN.

Berisi uraian tentang pencapaian kinerja program kesehatan,yang

berkaitan dengan 3ndicator angka kematian, angka kesakitan dan

angka status gizi masyarakat.

Page 17: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 4

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Membahas tentang pelayanan kesehatan dasar; pelayanan

kesehatan rujukan dan penunjang; pencegaha pengendalian

penyakit menular dan tidak menular; pembinaan kesehatan

lingkungan;, pembinaan perbaikan gizi masyarakat; pelayanan

kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam

situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang

diselenggarakan oleh UPT Puskesmas.

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan,

pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB V : PENUTUP

Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan porgram/kegiatan

berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat

ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan

kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Jawa Tengah.

LAMPIRAN.

Berisi resume atau angka pencapaian kegiatan Program Kesehatan di UPT

Puskesmas dan 84 tabel data yang sebagian diantaranya merupakan Indikator

Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Page 18: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 5

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFI

Secara geografis Kabupaten Cilacap terletak Terletak di antara 108o 4’

30”– 109o 30’ 30” garis bujur timur dan 7o 30’ – 7o 45’ 20” garis lintang selatan,

dengan luas wilayah 225.361 Ha termasuk Pulau Nusakambangan seluas

11.511 Ha atau sekitar 6,94 % dari luas Propinsi Jawa Tengah, terletak di ujung

barat bagian selatan Propinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam 24 Kecamatan

yang terdiri dari 269 Desa dan 15 Kelurahan, dengan batas-batas: sebelah

Barat: Kabupaten Ciamis (Propinsi Jawa Barat), Sebelah Utara: Kabupaten

Brebes dan Banyumas, Sebelah Timur: Kabupaten Kebumen dan Sebelah

Selatan: Samudra Indonesia.

Keadaan topografi dengan permukaan tanah tertinggi adalah Kecamatan

Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah

terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari

permukaan laut. Adapun jarak terjauh 152 km, yaitu dari wiayah barat yakni

Kecamatan Dayuehluhur ke wilayah timur yaitu Kecamatan Nusawungu,

sedangkan bentang jarak wilayah dari utara ke selatan 35 km yaitu dari wilayah

Kecamatan Sampang sampai dengan wilayah Kecamatan Cilacap Selatan.

Gambar 2.1

Peta Kabupaten Cilacap Tahun 2014

LUAS WILAYAH : 225.360,84 HaJML PENDUDUK : 1.768.502 Jiwa-KEPADATAN : 827 Jiwa/Km2PERTUMB. PEND : 1,3 %PEND. MISKIN : 141.978 KK/ 663.045 JIWA PENGANGGURAN : 72.523 Jiwa

KAB. BREBES

KAB. BANYUMAS

WILAYAH TERBAGI DALAM :

24 KECAMATAN

284 DESA/KELUR AHAN

JAWA BARAT

DY.LUHUR

WANAREJA

MAJENANG

CIMANGGU

CIPARI

SIDAREJA

KD.REJA

PATIMUAN

BANTARSAR

I

KR.PUCUNG

KW.NGANTEN

JERUKLEGI

CIL-UT

CIL-TENG

CIL-SEL

NS.KAMBANGAN

KS.GIHAN

ADIPALA

MAOS

SAMPANG

KROYA

BIANANGUN

NS.WUNGU

SAMUDERA INDONESIA

Sumber : Simpus 2014

Page 19: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 6

B. KEADAAN PENDUDUKAN

1. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebanyak 1.768.502

jiwa dengan perincian Laki-laki 895.633 jiwa dan Perempuan 872869 jiwa

dengan jumlah KK sebanyak 454.793 orang. Rata-rata kepadatan penduduk

dalam kilometer persegi adalah 827 orang, dengan rasio penghuni dalam

rumah tangga 1: 3,89 artinya dalam satu rumah rata-rata terdapat lebih dari 3

penghuni dan kurang dari 4 penghuni.

Data jumlah penduduk dalam tampilan piramida penduduk yang

merupakan cara penyajian dari struktur umur penduduk dan badan piramida

penduduk bagian kiri dan kanan menunjukan banyaknya penduduk laki-laki

dan perempuan menurut umur secara terperinci terdapat pada Grafik 2.1 di

bawah ini :

Grafik 2.1

Piramida Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Dan Umur Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Cilacap dalam angka 2014

Berdasarkan grafik 2.1 tersebut diatas diketahui bahwa piramida

penduduk pada kelompok umur 0 – 4 tahun terdapat pada dasar piramida

terlihat membesar, ini berarti angka kelahiran nampaknya mengalami

kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. jumlah penduduk terbanyak

Page 20: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 7

berada pada kelompok umur 10 tahun sampai dengan umur 14 tahun, dimana

jumlah laki-laki pada usia 10 tahun sampai 14 tahun sebanyak 83.099 jiwa

dan pada usia yang sama di kelompok perempuan sebanyak 76.853 jiwa, ini

berarti bahwa penduduk Kabupaten Cilacap di dominasi penduduk usia

sekolah.

Dari grafik tersebut juga Jika di lihat dari data tersebut, menunjukan

bahwa penduduk Kabupaten Cilacap jumlahnya relatif lebih banyak penduduk

laki-laki di banding jumlah penduduk perempuan dengan rasio 102,61 : 97.46

yang berarti bahwa dari setiap 97.46 penduduk perempuan terdapat 102,61

orang penduduk laki-laki. Sedangkan rasio penduduk berdasarkan kelompok

umur, sangat bervariatif, sebagaimana tercantum pada lampiran data profil

tabel 2, jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur .Untuk

menggambarkan rasio jumlah penduduk tersebut, tergambar pada grafik

dibawah ini :

Grafik 2.2 Rasio Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Cilacap dalam angka 2014

Page 21: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 8

Dari grafik 2.2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur

kurang dari 25 tahun, rasio penduduk lebih dominan pada laki-laki, dan

kelompok usia antara 25 sampai dengan 54 tahun dominan pada perempuan.

Sedangkan pada usia 54 tahun lebih di banyak pada laki-laki, yang

menggambarkan adanya kecenderungan peningkatan penduduk usia muda

didominasi penduduk laki-laki.

2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk terhadap suatu

satuan luas (km²) sebagai acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan

persebaran penduduk. Dari 24 Kecamatan, kepadatan Penduduk menurut

data BPS Kabupaten Cilacap, untuk wilayah kecamatan denagn jumlah

penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Majenang yaitu 127.275 jiwa, -

sedangkan untuk wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah

di Kecamatan Kampung laut sebesar 17.163 jiwa.

Data tingkat Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Di

Kabupaten Cilacap Tahun 2014 secara lengkap terdapat pada grafik 2.2

dibawah ini.

Grafik 2.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Cilacap Dalam Angka 2014

Page 22: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 9

Berdasarkan grafik 2.3 diatas diketahui bahwa persebaran penduduk

disetiap wilayah kecamatan berbeda-beda. Tingkat kepadatan penduduk

terpadat berada di wilayah Kecamatan Cilacap Selatan dengan rasio 8.581,23

jiwa/km² Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di wilayah

Kecamatan Kampunglaut dengan rasio 117,44 jiwa/km2.

C. KEADAAN EKONOMI

Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) merupakan alat untuk ukur

beban tanggungan perekonomian di suatu wilayah. Angka Ketergantungan atau

ratio beban tanggungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0 –

14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun atau lebih (keduanya

disebut penduduk bukan angkatan kerja / tidak produktif) dengan jumlah

penduduk umur 15 -64 tahun (penduduk produktif atau penduduk yang memiliki

potensi ekonomi atau penduduk yang berpotensi sebagai modal pembangunan).

Angka Beban Tanggungan dirinci menurut wilayah kerja UPT Puskesmas

tahun 2014 secara lengkap terdapat pada grafik 2.4 dibawah ini.

Grafik : 2.4 Beban Tanggungan Penduduk Berdasarkan UPT Puskesmas

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber Simpus 2014

Page 23: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 10

Berdasarkan grafik 2.4 diatas dapat diketahui bahwa angka beban

tanggungan tertinggi (29,26) berada diwilayah kerja UPT Puskesmas Majenang I

sedangkan yang terendah (8.92) berada diwilayah kerja UPU Puskesmas

Kampung laut.

Angkatan usia produktif tahun 2014 di Kabupaten Cilacap sebanyak

1.163.598 jiwa (65,79%) dan usia tidak produktif sebanyak 604.904 jiwa

(34,21%). Berorientasi pada perbandiangan angkatan usia produktif dan

angkatan usia tidak produktif maka diketahui Angka Beban Tanggungan

Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 51,98% yang berarti setiap terdapat 100

jiwa angkatan usia produktif terdapat 51,99 jiwa angkatan usia non produktif.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan

menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam

pembangunan kesehatan. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan yang

lebih tinggi pada umumnya mempunyai pengetahuian dan wawasan yang lebih

luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta berperan

aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam upaya peningkatan

kualitas hidup masyarakat, dimana usia sekolah merupakan tolok ukur dalam

standar perhitungan tingkat pendidikan. Di Kabupaten Cilacap jumlah

penduduk yang berusia 5 – 54 tahun (usia sekolah) sebanyak 1.1.588.292

jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki lebih banyak dibanding dengan

penduduk perempuan Jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah 810.029 jiwa,

sedangkan penduduk perempuan sebanyak 778.263 jiwa

Jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar atau

sederajat, penduduk laki-laki berjumlah 316.401 jiwa, sedangkan untuk

penduduk perempuan dengan tingkat pendidikan yang sama berjumlah

303.994 jiwa.

Page 24: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 11

Pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama atau

sederajat, penduduk laki-laki berjumlah 135.118 jiwa, sedangkan untuk

penduduk perempuan dengan tingkat pendidikan yang sama berjumlah

129.820 jiwa. Penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA atau sederajat,

pada laki-laki sejumlah 90.859 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 87.296

jiwa, dan utuk tingkat diploma penduduk laki-laki ada 4.228 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 4.062 jiwa. Adapun untuk tingkat universitas penduduk

laki laki berjumlah 12.828 jiwa, dan 12.325 jiwa penduduk perempuan dengan

tingkat pendidikan universitas.

Data penduduk laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan secara rinci

tergambar pada grafik 2.4 tersebut di bawah ini.

Grafik .2.5

Jumlah Penduduk Laki-laki Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Cilacap Dalam Angka 2014

Berdasarkan grafik 2.5 tersebut diatas diketahui bahwa secara

keseluruhan penduduk laki-laki yang berpendidikan sebanyak 831.282 jiwa.

Penduduk laki-laki terbanyak (527.678) jiwa berada pada tingkat pendidikan

SD/MI dan yang paling sedikit (10.425) jiwa berada pada tingkat pendidikan

Universitas (Sarjana).

Data penduduk perempuan berdasarkan tingkat pendidikan secara rinci

tergambar pada grafik 2.6 tersebut di bawah ini.

- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000

50.649 133.519

327.678 182.118

111.451 15.543 10.425

831.382

Page 25: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 12

Grafik 2.6

Jumlah Penduduk Perempuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Cilacap Dalam Angka 2014

Berdasarkan grafik 2.6 tersebut diatas diketahui bahwa secara

keseluruhan jumlah penduduk perempuan yang berpendidikan sebanyak

770.696. Penduduk perempuam terbanyak (256.262) jiwa berada pada tingkat

pendidikan SD/MI dan yang paling sedikit (7.530.) jiwa berada pada tingkat

pendidikan Universitas (Sarjana).

2. Rasio Tingkat Pendidikan berdasarkan Gender

Rasio tingkat pendidikan berdasarkan gender merupakan perbandingan

jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yang menyelesaikan jenjang

pendidikan dari tingkat dasar sampai pendidikan tingkat tinggi yang dibuktikan

dengan kepemilikan ijazah.

Di lihat dari rasio tingkat pendidikan berdasarkan jenis kelamin antara

laki-kali dan perempuan tergambar pada grafik 2.7 sebagai berikut:

- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000

59.055 163.910

256.262 169.749

102.354 11.836 7.530

770.696

Page 26: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Kab. Cilacap Tahun 2014 13

109.704 297.428

583.940

351.868

213.805 27.378 17.955

1.602.078

TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI

SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

Grafik 2.7

Distribusi Penduduk Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Cilacap Dalam Angka 2014

Berdasarkan Grafik 2,7 diatas diketahui bahwa secara keseluruhan

jumlah penduduk yang berpendidikan sebanyak 1.602.078 jiwat, tergambar

bahwa ratio tingkat pendidikan tingkat SLTP/MA pada laki-laki lebih tinggi di

bandingkan perempuan, yaitu untuk 109 laki-laki akan berbanding dengan

perempuan 92, ( 102 : 92) dengan demikian jumlah dengan tingkat

pendidikan SLTP/ MA laki-laki relatif lebih banyak di banding perempuan,

dan untuk tingkat pendidikan lainnya, laki-laki relatif lebih tinggi.

Page 27: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 14

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari

pencapaian pembangunan Kesehatan, dengan tolok ukur dari beberapa indikator

yang dapat digunakan. Indikator tersebut pada umumnya dalam angka kematian,

angka kesakitan dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten

Cilacap digambarkan melalui pencapaian hasil kegiatan dan ukuran-ukuran

epidemiologi seperti halnya mortalitas (angka kematian). yang terdiri dari

perhitungan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),

Angka Kematian Ibu (AKI), dan morbiditas (angka kesakitan) dari beberapa jenis

penyakit dan status Gizi.

Faktor–faktor yang mempengaruhi terhadap Derajat kesehatan

masyarakat, tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti faktor pelayanan

kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan melainkan juga

dipengaruhi faktor demografi yang meliputi ekonomi, pendidikan, faktor

lingkungan sosial dan faktor keturunan,

Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat

kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

a) Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti

perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi,

umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan

aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik

contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti

kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya

b) Perilaku

Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku

manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat

Page 28: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 15

istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-

perilaku lain yang melekat pada dirinya.

c) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi

derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat

menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap

penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang

memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh

lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga

kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk

mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan

kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang

memerlukan.

d) Keturunan

Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri

manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan

seperti diabetes melitus dan asma bronehial.

1. Angka Kematian.

Angka kematian adalah bilangan yang menunjukkan jumlah kematian

dari tiap seribu penduduk dalam waktu satu tahun. Kriteria angka kematian

termasuk tinggi apabila di atas 19, angka kematian tergolong sedang apabila

antara 14-18, dan angka kematian tergolong rendah apabila di bawah 13

Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan

masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan,

kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut

dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Angka kematian yang

disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI

a. Angka Kematian Bayi.

Pengertian Bayi adalah manusia yang baru lahir dengan usia 0 bulan

hingga 1 tahun yang terbagi menjadi masa neonatal dan masa pasca

neotalal. Masa neonatal yaitu usia 0 – 28 hari yang meliputi 1). Masa

Page 29: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 16

neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari. 2). masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 –

28 hari. Sedangkan Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.

Pada masa ini, manusia (bayi) sangat lucu dan menggemaskan tetapi

juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi adalah kematian yang

terjadi setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun

Kematian bayi ada dua katagori, yakni kematian neonatal (kematian bayi

di umur 28 hari pertama hidup), dan post-neonatal (kematian bayi pada

umur setelah 28 hari).. Faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi, dari

sisi penyebab, kematian bayi ada dua macam yaitu

1). Endogen Kematian bayi endogen

Disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi

pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan

oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari

orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

2). Eksogen Kematian bayi eksogen

Kematian post neo-neonatal, adalah kematian bayi yang terjadi

setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang

disebabkan oleh faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar.

Jumlah kelahiran di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebanyak 30.217

bayi, dengan kelahiran hidup sebanyak 30.023 bayi, dan kelahiran mati

sebanyak 194 bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) Adalah merupakan

jumlah kematian bayi (0 - <12 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam

kurun waktu satu tahun. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Cilacap,

sebanyak, 284 terdiri dari 194 neonatal dan 90 post-neonatal, dari 30.023

kelahiran hidup, atau dengan demikian Angka Kematian Bayi (AKB)

sebesar 9,46 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target

Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000

kelahiran hidup maka AKB di Kabupaten tahun 2014 sudah cukup baik

karena masih dibawah target atau tidak melampaui target maksimal

MDGs. Hasil pencapaian program untuk Kematian Bayi neonatal dan

kematian post-neonatal dirinci menurut UPT Puskesmas tahun 2014

dapat di lihat pada grafik 3.1 sebagai berikut:

Page 30: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 17

Grafik 3.1

Jumlah Kasus Kematian Bayi di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014.

Berdasarkan grafik 3.1 diatas diketahui bahwa jumlah kasus kematian

pada neonatus terbanyak terjadi d wilayah kerja UPT Puskesmas Sidareja

jumlah 11 kasus kematian dan UPT Puskesmas Binangun, untuk kasus

kematian neonatal tidak ada.

Hasil pencapaian program untuk Kematian Bayi post-neonatal atau

kematian bayi, dirinci menurut UPT Puskesmas tahun 2014, dari grafik

tersebut di atas, untuk jumlah kematian terbanyak ada di UPT Puskesmas

Cilacap Selatan II, dengan jumlah 9 kasus kematian, sedangkan untuk

UPT yang tidak terdapat kasus kematian post neonatal ada 7 UPT yakni :

1) Cimanggu I

2) Karangpucung II

3) Patimuan

4) Nusawungu I

5) Cilacap Selatan I

6) Cilacap Utara II

7) Kampunglaut

Page 31: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 18

AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat

yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan

antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,

serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu

wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah.

b. Angka Kematian Balita

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang

baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11

bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0 - 5 tahun. Angka

Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian anak berusia 0 - 5

tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada

pertengahan tahun itu. AKABA merupaka indikator untk menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu,

tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi

lingkungan. Formula dari angka kematian balita adalah sebagai berikut:

AKABA= X 1000

Jumlah balita di kabupaten Cilacap tahun 2014 sebanyak 135.100

balita dengan perincian balita laki-laki sebanyak 68.851 balita, dan jumlah

balita perempuan sebanyak 66.249 balita, sebagaimana tergambar dalam

grafik 3.2 jumlah balita di bawah ini :

Page 32: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 19

Grafik 3.2

Jumlah balita Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Kasus kematian balita di Kabupaten Cilacap tahun 2014 secara

keseluruhan sebanyak 333 kasus, yang terdiri dari kasus kematian

neonatal sebanyak 194, kasus, kematian post-neonatal sebanyak 90

kasus dan kematian anak balita sebanyak 49 kasus.

Page 33: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 20

Berdasarkan jumlah kematian balita tersebut diatas, dapat diketahui

bahwa angka kematian balita Kabupaten Cilacap sebesar 21,83 per 1000

kelahiran hidup,. Hal ini jika dibandingkan dengan target MDGs ke 4

tahun 2015 yakni sebanyak 32/1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian

AKABA tahun 2014 masih jauh di bawah target MDGs.

Grafik 3.3

Kematian Balita Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 3.3 diatas dapat diketahui bahwa angka kematian

Balita di Kabupaten Cilacap tahun 2014 secara keseluruhan sebanyak

333 kasus dengan kasus terbanyak diwilayah UPT Puskesmas Bantarsari

sebanyak 20 kasus, dengan jumlah kematian balita laki-laki sebanyak 14

anak dan balita perempuan 6 anak.

c. Angka Kematian Ibu.

Kematian Ibu merupakan risiko yang dihadapi ibu selama kehamilan

dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,

kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya

dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

prenatal dan obstetri.

Page 34: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 21

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau

kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian

yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan

karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,

Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi

yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

prenatal dan obstetri yang rendah pula.

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke

pelayanan kesehatan ibu yang bermutu, terutama pelayanan

kegawatdaruratan tepat waktu, yang dilatarbelakangi oleh 3T “ terlambat

mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan serta terlambat mendapatkan pelayanan difasilitas

kesehatan, “ selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas

dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria “4

Terlalu” yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun) terlalu muda

pada saat melahirkan (<20 tahun) terlalu banyak anak (>4 anak), dan

terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan

pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,

per 100.000 kelahiran hidup

Kematian ibu Kabupaten Cilacap Tahun 2014 sebanyak 36 jiwa , yang

terdiri dari :

1) Jumlah kematian ibu hamil berdasarkan usia sebanyak 8 kasus

( umur < 20 tahun sebanyak 0 kasus,

umur 20-34 tahun sebanyak 5 kasus dan

umur ≥35 tahun sebanyak 3 kasus.).

2) Jumlah kematian ibu bersalin sebanyak 4 kasus

(umur < 20 tahun sebanyak 0 kasus,

umur 20-34 tahun sebanyak 1 kasus dan

umur ≥35 tahun sebanyak 3 kasus).

Page 35: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 22

3) Jumlah kematian ibu nifas sebanyak 22 kasus

(umur < 20 tahun sebanyak 2 kasus,

umur 20-34 tahun sebanyak 13 kasus dan

umur ≥35 tahun sebanyak 8 kasus.

Dari data tersebut di atas dapat lihat secara lengkap pada grafik 3.4

dibawah ini.

Grafik 3.4

Kematian Ibu Berdasarkan Kasus Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 3.4 di atas dapat diketahui bahwa kematian ibu

banyak terjadi pada kasus ibu nifas, yakn sejumlah 19 orang, terbanyak di

wilayah kerja Poskesmas Majenang I sebanyak 4 orang. Sedangkan pada

kasus Ibu hamil sebanyak 14 orang, dengan kasus berdasarkan umur di

atas 20 tahun. Kasus kematian pada ibu bersalin sebanyak 3 orang,

terjadi pada ibu berusia antara 20-34 terjadi di wilayah Bantarsari,

Kedungreja, Majenang II, masing masing 1 kasus kematian ibu.

Data kematian ibu di Kabupaten Cilacap Tahun 2014, dari 36 kasus

terdapat pada profil kesehatan 2014 pada tabel 5 Untuk gambaran

tersebut tersaji pada grafik 3.5 di bawah ini :

Page 36: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 23

Grafik 3.5

Kematian Ibu Berdasarkan Usia Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Dari tabel 3.5 profil kesehatan 2014 kematian ibu pada kelompok

umur 20 tahun sampai dengan usia 34 tahun terjadi kasus kematian

sebanyak 22 jiwa, atau sebesar 61,1% dari 36 kasus kematian ibu, dan

kasus kematian ibu terbanyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Sampang dan Puskesmas Majenang I, masing masik berkontribusi 4

kasus kematian ibu, dimana Puskesmas Majenang I terjadi pada ibu ibu

nifas, dan di Puskesmas Sampang terjadi pada ibu hamil 2 kasus, dan ibu

nifas 2 kasus. Dari data yang telah tersaji sebelumnya, angka Kematian

Ibu (AKI) dapat ditentukan dengan formula :

Rumus

Dari formula tersebut diatas, jumlah kelahiran hidup sebanyak 30.023

bayi, dan jumlah kematian ibu sebanyak 36 kasus, serta nilai konstanta

(K) adalah 100,000 kelahiran hidup, maka dengan demikian didapatkan

Page 37: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 24

angka kematian ibu di Kabupaten Cilacap tahun untuk 2014 sebesar 120

per 100.000 Kelahiran Hidup, artinya setiap 100.000 kelahiran hidup

tersapat 120 kejadian kasus kematian ibu.

2. Angka Kesakitan umum

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun

prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit

dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan

dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan laporan

Puskesmas penyakit yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Cilacap

tahun 2014 adalah penyakit pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA)

termasuk didalamnya adalah penyakit Nasopharingitis Akuta (Common Cold) ,

diikuti oleh gastritis dan Penyakit Myalgia serta penyakit Hipertensi / Penyakit

Tekanan Darah Tinggi. Pola 10 penyakit terbanyak tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Pola Sepuluh Besar penyakit di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

No Kode

Penyakit Penyakit Jumlah

1 1807 PENY. LAIN PADA SALURAN PERNAFASAN BAGIAN

ATAS 97103

2 1803 NASOPHARINGITIS AKUTA (COMMON COLD) 34233

3 2102 GASTRITIS 29328

4 1110 MYALGIA 23980

5 1601 HIPERTENSI / PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI 19461

6 3214 PENYAKIT KULIT ALERGI 17061

7 1109 CHEPALGIA 12187

8 102 DIARE (TERMASUK TERSANGKA KOLERA) 11519

9 2002 PENY. PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL 9616

10 3407 ARTHRITIS TIDAK SPESIFIK 9591

Sumber: Simpus 2014

Dalam bentuk grafik, data 10 penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas

Kabupeten Cilacap tahun 2014 adalah sebagaimana tergambar dalam grafik

3.6 di bawah ini :

Page 38: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 25

Grafik 3.6

10 Penyakit Terbanyak Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Pola penyakit ini menggambarkan adanya transisi epidemiologi penyakit,

dimana penyakit degeneratif (tidak menular) menunjukkan peningkatan kasus

setiap tahunnya, untuk tahun 2014 di Kabupaten Cilacap salah satu penyakit

degeneratif yakni Hipertensi / Penyakit Tekanan Darah Tinggi, masuk dalam

kelompok 10 penyakit terbanyak, hal ini terjadi dikarenakan adanya pola gaya

hidup masyarakat yang berisiko terhadap penyakit degeneratif. Penyakit yang

berkaitan dengan hygiene sanitasi juga masih termasuk dalam kelompok 10

penyakit terbanyak, dalam hal ini adalah diare, dimana penyakit tersebut

disebabkan adanya faktor kebersihan makanan dan minuman yang tidak

hygienis.

a. Penyakit Tidak Menular (PTM)

Penyakit tidak menular (PTM) yang mendapat perhatian meliputi

golongan yakni :

1) N e o p l a s m a

2) Diabetes Mellitus

3) Peny. Jantung & Pembuluh Darah

4) PPOK

5) Asma

Jumlah penderita penyakit tidak menular di kabupaten cilacap tahun 2014

tergambar pada grafik 3.7 di bawah ini :

Page 39: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 26

Grafik 3.7

Jumlah Penderita PTM Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Dari lima golongan penyakit tidak menular yang menjadi perhatian dan

prioritas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut,

masih di bagi menjadi beberapa bagian jenis penyakit antara lain :

1) Neoplasma

Berasal dari kata neoplasia yang berarti pertumbuhan baru, neoplasma

merupakan pertumbuhan jaringan baru yang berlebihan, tidak

terkoordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus meskipun

stimulus atau pencetus yang menimbulkannya telah hilang, tidak

mempunyai tujuan, merugikan penderitanya dan tumbuh otonom.

Seluruh populasi sel dalam tumor berasal dari sel tunggal (single cell)

yang telah mengalami perubahan genetik. Istilah neoplasma dalam

medis sering disebut juga sebagai tumor, yang berarti semua tonjolan

abnormal pada tubuh atau pembengkakan yang disebabkan oleh

inflammasi. “Kanker” (cancer) adalah merupakan terminologi umum

untuk semua tumor ganas dan ditulis dengan ca. Neoplasma dalam

pencatatan dan pelaporan pada profil 2014 terdiri dari 4 jenis antara

lain

Page 40: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 27

a). Ca. Serviks

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang

menyerang kaum perempuan dan menyerang daerah leher rahim

atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human

papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika

kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas

dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak

terlalu kelihatan pada stadium dini.

Beberapa gejala bisa diamati antara lain :

1) Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan

hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini.

2) Cairan kekuningan yang berbau di area genital.

Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain

dan menginfeksi orang tersebut. Penularan dapat melalui kontak

langsung dan karena hubungan seks. Cara penularan lain adalah di

closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini.

Penderita Ca serviks di wilayah Puskesmas Kabupaten Cilacap

tahun 2014 sebanyak 102 kasus dan jumlah penderita Ca serviks

ditemukan di sarana kesehatan lain seperti Rumah sakit, sejumlah

41 kasus. Kasus Ca servik banyak ditemukan di wilayah

Puaskesmas Kesugihan II sebanyak 30 kasus dan wilayak

Puskesmas Majenang I sebanyak 81 kasus. Gambaran kasus

penderita Ca servik dapat terlihat pada grafik 3.8 dibawah ini :

Grafik 3.8

Jumlah Kasus Ca Servick Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Page 41: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 28

Grafik 3.9

Jumlah Kasus Ca Servick Di Rumah sakit Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Dari gambaran data pada grafik 3.9 di atas, pelaporan kasus Ca

serviks di sarana kesehatan rumah sakit banyak ditemukan pada

rumah sakit RSU Majenang 20 kasus dan RSI Fatimah Cilacap 14

kasus.

b). Ca. Mammae

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam

jaringan payudara, yang bisa tumbuh di dalam kelenjar susu,

saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara,

dan merupakan sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh,

pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan. Jika benjolan

kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada

bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar

getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel

kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah

kulit. dimungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.

Gejala umum Ca mamae adalah :

1) Teraba adanya benjolan pada payudara

2) Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan

ukuran karena mulai timbul pembengkakan

Page 42: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 29

3) Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat

disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan

adanya ulkus pada payudara

4) Ada perubahan suhu pada kulit : kemerahan , panas

5) Ada cairan yang keluar dari puting susu

6) Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti

terbakar, erosi dan terjadi retraksi

7) Kadar kalsium darah meningkat

8) Ada pembengkakan didaerah lengan

9) Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

10) Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

11) Timbul luka pada payudara dan sulit sembuh meskipun diobati,

puting susu seperti koreng dan tertarik ke dalam.

12) Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk.

13) Benjolan menyerupai bunga kobis dan muda berdarah.

14) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat

tubuh lain

Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata

sepeti jaringan menjadi merah, borok, bengkak dan kanker terlihat

dengan jelas.

Kasus penderita Ca mammae di Kabupaten Cilacap yang

dilaporkan Puskesmas dan Rumah sakit sejumlah 428 kasus, 320

kasus dilaporkan Puskesmas, paling banyak dilaporkan adanya

kasus Ca serviks di wilayah Puskesmas Majenang I sejumlah 81

kasus dan wilayah Puskesmas kesugihan II sebanyak 80 kasus.

Sedangkan kasus yang tercatat Rumah sakit sebanyak 108 kasus,

dengan pelaporan terbanyak di Rumah sakit Pertamina Cilacap

sebanyak 49 kasus, dan Rumah sakit umum Daerah Cilacap

sebanyak 23 kasus. Gambaran kasus Ca mammae pada

Puskesmas tergambar pada grafik 3.10 di bawah ini :

Page 43: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 30

Grafik 3.10

Jumlah Kasus Ca Mammae Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sedangkan jumlah kasus Ca mammae yang terlaporkan di

rumah sakit Kabupaten Cilacap tergambar sebagaimana pada

grafik 3.11 berikut ini :

Grafik 3.11

Jumlah Kasus Ca Mammae Di Rumah sakit Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Page 44: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 31

c). Ca. Hepar

Ca hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah

suatu kanker yang timbul dari hati, dikenal sebagai kanker hati

primer atau hepatoma. Kanker hati merupakan penyakit kronis pada

hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan

distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar,

yang disebabkan karena hepatitis kronik dalam jangka panjang.

Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan

mekanisme kontrol dalam sel, mengakibatkan pembelahan sel yang

tidak terkontrol atau abnormal. Sel abnormal tersebut akan

menggandakan sampai jutaan. Hasil penggandaan sel tersebut

dinamakan klon, dimana klon tersebut tidak dapat melakukan fungsi

normal sebagaimana sel hati, dan sel terus menerus

memperbanyak diri, sampai terbentuk tumor. Manifestasi dini

penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala

seperti :

1) Gangguan nutrisi :

penurunan berat badan yang cepat,

kehilangan daya tahan tubuh

(kekuatan,

anoreksia, dan

anemia.

2) Nyeri abdomen

3) Pembesaran hati yang cepat

4) Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang

ireguler.

Kasus ca hepar atau kanker hati di kabupaten cilacap

dilaporkan sejumlah 12 kasus. Berdasarkan pelaporan Puskesmas

sebanyak 6 kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas cimanggu I

sebanyak 2 kasus, patimuan, adipala II, dan cilacap tengah II.

Pelaporan kasus kanker hepar di rumah sakit di kabupaten

cilacap tahun 2014 tercatat sejumlah 6 kasus.(terlampir pada tabel

profil 83)

Page 45: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 32

d). Ca. Paru

Kanker paru-paru berasal dari jaringan tipis paru-paru, pada

umumnya berupa lapisan sel yang terletak pada saluran udara.

Kanker paru-paru yang dini tidak menunjukkan gejala. Namun,

seiring pertumbuhan kanker tersebut, beberapa gejala umumnya

meliputi:

1) Batuk yang memburuk dan tidak pernah sembuh

2) Kesulitan bernafas, seperti kehabisan nafas / sesak nafas

3) Sakit di dada secara konstan

4) Batuk darah

5) Suara yang serak

6) Sering terkena infeksi paru, seperti pneumonia

7) Merasa letih setiap saat

8) Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas

Jika ditemukan adanya gejala tersebut, sebaiknya segera

didiagnosa dan memperoleh perawatan sesegera mungkin.

Ada dua jenis utama kanker paru, yakni kanker paru sel kecil

atau small cell lung cancers (SCLC), dan kanker paru-paru non-sel

kecil atau non-small cell lung cancers (NSCLC). Jenis ini

didiagnosa berdasarkan bentuk sel yang terlihat di bawah

mikroskop, dan lebih dari 80% kanker paru-paru merupakan tipe

kanker paru-paru non-sel kecil, yakni:

a) adenokarsinoma,

Sekitar 40% dari kanker paru-paru adalah adenokarsinoma.

Kanker ini dimulai pada versi awal dari sel-sel yang biasanya

akan mengeluarkan zat seperti lendir. Jenis kanker paru-paru

yang terjadi terutama pada orang yang merokok (atau telah

merokok), tetapi juga jenis kanker paru paru yang paling umum

terjadi pada non-perokok. Hal ini lebih sering terjadi pada

wanita dibandingkan pria, dan lebih mungkin terjadi pada orang

yang lebih muda daripada jenis kanker paru-paru yang lain.

Adenocarcinoma biasanya ditemukan di daerah luar paru-paru.

Pertumbuan kanker ini cenderung lebih lambat daripada jenis

kanker paru yang lain, dan sering menyebar di luar paru lebih

Page 46: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 33

dahulu. Penderita jenis adenocarcinoma disebut

adenokarsinoma in situ, dan memiliki harapan sembuh yang

lebih baik dibandingkan dengan jenis kanker paru-paru yang

lain.

b) Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamus (juga dikenal sebagai karsinoma

epidermoid). Perkembangan jenis kanker ini dimulai di dalam

sel-sel epitel yang melapisi saluran udara dengan gejala awal

seperti batuk atau batuk darah (hemoptisis), sesak napas,

kelelahan, atau gejala karena penyebaran kanker ke daerah

lain dari tubuh (seperti nyeri tulang) mungkin lebih umum.

Dimungkinan hal itu dapat berkembang di dalam pembuluh

pernapasan yang lebih besar. Jika tidak diobati, kanker ini bisa

bermetastasis (menyebar) ke kelenjar getah bening, kelenjar

adrenal, hati, tulang dan otak.

Penyebab paling umum dari karsinoma sel skuamosa adalah

merokok.

c) Karsinoma sel besar

Karsinoma sel besar adalah sejenis kanker paru-paru di mana

terdapat sel-sel besar dan tidak menyerupai sel-sel kanker paru

jenis lain. cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh

dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat yang jauh.

Umumnya jenis ini terletak di perifer, mempunyai diferensiasi

jelek dan mempunyai kecendrungan untuk bermetastase cepat.

Sel kanker ini dapat muncul dalam setiap bagian dari paru-

paru sehingga lebih sulit untuk diobati.

Kasus Ca paru di Kabupaten Cilacap untuk tahun 2014

dilaporkan sejumlah 29 kasus yang terdiri dari laporan Puskesmas

sebanyak 16 kasus, 9 kasus dilaporkan oleh Puskesmas

Karangpucung I, 4 kasus dilaporkan Puskesmas Kesugihan II, 2

kasus dilaporkan Puskesmas Patimuan dan 1 kasus dilaporkan

Puskesmas Kesugihan I.

Laporan kasus di rumah sakit sejumlah 13 kasus, masing-

masing dilaporkan oleh Rumah sakit Pertamina sejumlah 3 kaus,

Page 47: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 34

Rumah sakit Daerah Majenang sejumlah 8 kasus, dan Rumah sakit

RSI Fatimah Cilacap sejumlah 2 kasus, sebagaimana terlampir

pada tabel 83.

2) Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus, atau yang juga dikenal sebagai penyakit kencing

manis, adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh: ketidakmampuan

organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang

cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah

dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau gabungan dari kedua.

Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol, akan terjadi

peningkatan kadar glukosa (gula) darah yang disebut hiperglikemia.

Hiperglikemia yang berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan

kerusakan serius pada sistem tubuh kita, terutama pada saraf dan

pembuluh darah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengontrol

kadar glukosa dalam darah pasien diabetes mellitus.

Diabetes mellitus dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Diabetes melitus tipe 1, Insulin Dependent Diabetes Melitus

(IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)

Sel-sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin,

dihancurkan oleh proses autoimun. Pada Diabetes miletus tipe ini

suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Timbulnya

penyakin tiba-tiba biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.yakni

diabetes mellitus yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin

oleh pankreas.

2) Diabetes melitus tipe 2, Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM) atau Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI),

disebabkan oleh resistensi insulin, sehingga penggunaan insulin

oleh tubuh menjadi tidak efektif. Kondisi ini diakibatkan oleh

penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat

penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama

adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa

darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik

(adalahmenurunkan kadar gula darah menjadi rendah). Kadar gula

Page 48: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 35

darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai

keadaan.

Kasus Diabetes militus di kabupaten cilacap tercatat sebanyak

9.295 kasus. Dengan perincian dilaporkan oleh Puskesmas

sebanyak 3.025 dengan 374 Diabetes militus tipe I atau Insulin

Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung

insulin (DMTI), dan 2.651 merupakan diabetes militus tipe II atau

Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes

Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI).

Untuk menggambarkan penyebaran penderita kasus Diabetes

Militus di wilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.12 di

bawah ini :

Grafik 3.12

Jumlah Kasus DM Di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

-

100

200

300

400

DA

YE

UH

LU

HU

R I

DA

YE

UH

LU

HU

R II

WA

NA

RE

JA

I

WA

NA

RE

JA

II

MA

JE

NA

NG

i

MA

JE

NA

NG

iI

CIM

AN

GG

U I

CIM

AN

GG

U II

KA

RA

NG

PU

CU

NG

I

KA

RA

NG

PU

CU

NG

II

CIP

AR

I

SID

AR

EJA

KE

DU

NG

RE

JA

PA

TIM

UA

N

GA

ND

RU

NG

MA

NG

U

I

GA

ND

RU

NG

MA

NG

U

II

BA

NT

AR

SA

RI

KA

WU

NG

AN

TE

N

KA

MP

UN

GL

AU

T

JE

RU

KL

EG

I I

JE

RU

KL

EG

I II

KE

SU

GIH

AN

I

KE

SU

GIH

AN

II

AD

IPA

LA

I

AD

IPA

LA

II

MA

OS

SA

MP

AN

G

KR

OY

A I

KR

OY

A II

BIN

AN

GU

N

NU

SA

WU

NG

U I

NU

SA

WU

NG

U II

CIL

AC

AP

SE

LA

TA

N I

CIL

AC

AP

SE

LA

TA

N I

I

CIL

AC

AP

TE

NG

AH

I

CIL

AC

AP

TE

NG

AH

II

CIL

AC

AP

UT

AR

A I

CIL

AC

AP

UT

AR

A I

I

2

78

0 5 0

18

0

17

2 7 0 0

48

0 0 0 0 2 2 0 3 3 0

95

1

18

3

46

24

24

1

10

-

15

5

- 6

-

11

8

0

39 53

15

7

16

12

8

- -

29

10

4

10

7

25

84

32

6

20

2

25

24

0

19

4

10

6

32

16

48

39

0

15

1 0

ID.DM

ND.DM

Dari grafik 3.12 tersebut tergambar penyebaran kasus DM tipe II di

kabupaten Cilacap terbanyak sejumlah 390 kasus di wilayah

Puskesmas cilacap tengah I, 326 kasus terdapat di Puskesmas

Kesugihan I, sedang untuk tipe I terbanyak di wilayah kerja

Puskesmas Kroya II sejumlah 95 kasus, dan 78 kasus di Wilayah

kerja Puskesmas Dayeuhluhur II.

Page 49: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 36

3) Penyakit Jantung & Pembuluh Darah

Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan

arteri atau arteri-arteri yang memasok aliran darah ke otot jantung.

Penyempitan ini disebabkan oleh plak dimana kumpulan kolesterol

pada dinding pembuluh darah, mengakibatkan ketidaknormalan dan

penebalan garis arteri jantung berangsur-angsur (kondisi dikenal

sebagai aterosklerosis). Penyempitan biasanya berkembang perlahan

dalam beberapa tahun. Penyakit yang berkaitan dengan jantung dan

pembuluh darah antara lian :

1. angina

Jantung memiliki tiga arteri utama jantung. Pasien dikatakan

memiliki penyakit pembuluh darah single, double, atau triple,

tergantung banyaknya pembuluh darah yang menyempit. Ketika

penyempitan menjadi kritis, pasien dapat memiliki gejala seperti

nyeri dada atau napas pendek, hal ini terjadi jika otot jantung

mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen

ditentukan oleh beratnya kerja jantung. Aktivitas fisik dan emosi

menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu

menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen pada jantung. Jika

arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak

dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa

terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri, kejadian ini dalam istilah

medis, ini disebut angina biasanya merupakan akibat dari penyakit

arteri koroner, penyebabnya adalah:

1. Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)

2. Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)

3. Stenosis subaortik hipertrofik

4. Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi

secara tiba-tiba)

Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang

tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia. Masih belum

dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina.

Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau

rasa sakit di bawah tulang dada (sternum). Kasus angina di

Page 50: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 37

Kabupaten Cilacap yang di laporkan sejumlah 285 kasus, dengan

jumlah tersebar dan terlaporkan oleh Puskesmas sejumlah 187,

sebagaimana tergambar paga grafik 3.13 di bawah ini :

Grafik 3.13

Jumlah Kasus angina Di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Dari grafik 3.13 di atas jumlah terbanyak untuk kasus angina di

wilayah kerja Puskesmas Adipala I sejumlah 69 kasus, majenang I

47 kasus, cilacap tengah I 28, dan Kroya I sebanyak 21 kasus.

Sedangkan yang di laporkan oleh sarana kesehatan Rumah sakit

sebanyak 98 kasus, dengan laporan terbanyak terjadi di RSUD

Majenang 78 kasus sebagaimana terlampir pada tabel 83.

2. Acut Miocard Infark( AMI)

Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan dimana otot jantung

tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan

mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya

plak. Penyebab Akut Miokard Infark adalah terlepasnya suatu plak

aterosklerosis dari salah satu arteri koroner, dan kemudian

tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah keseluruh

miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh dan dapat

menyebabkan infark miokardium. Infark miokardium juga dapat

terjadi apabila lesi trombotik yang melekat ke suatu arteri yang

rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat secara total aliran

Page 51: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 38

darah ke bagian hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami

hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat

terpenuhi. gambaran klinis tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas

infark miokardium (suatu serangan jantung tersamar), biasanya

timbul manifestasi klinis yang bermakna, seperti nyeri dengan yang

mendadak, dan dapat menyebar kebagian atas tubuh mana saja,

tapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau rahang.

Istirahat dapat menghilangkan iskemia di luar zona nekrotik dengan

menurunkan beban kerja jantung.

Terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap orang untuk terkena

AMI, yaitu:

a. Faktor resiko yang bisa dimodifikasi

Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi Merupakan faktor

resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi

tertentu maka bisa dihilangkan. Termasuk dalam kelompok ini

diantaranya:

i. Merokok

Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara

lain: menimbulkan aterosklerosis; peningkatan

trombogenesis dan vasokontriksi; peningkatan tekanan

darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan

oksigen jantung, dan penurunan kapasitas pengangkutan

oksigen. Merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari

bisa meningkatkan resiko 2-3 kali dibanding yang tidak

merokok.

ii. Konsumsi alcohol

Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol

dosis rendah hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan

trombolisis endogen, mengurangi adhesi platelet, dan

meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, akan tetapi

semuanya masih controversial. Tidak semua literature

mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis alcohol

dikaitkan dengan peningkatan mortalitas cardiovascular

karena aritmia, hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.

Page 52: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 39

b. Faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi

Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi Merupakan

pactor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu

diantaranya:

i. Usia

Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita

diatas 55 tahun (umumnya setelah menopause).

ii. Jenis Kelamin

Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada

laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan pada perempuan,

hal ini berkaitan dengan estrogen yang bersifat protective

pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat

dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki-laki pada

wanita setelah masa menopause.

iii. Riwayat Keluarga

Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK

sebelum usia 70 tahun merupakan factor resiko independent

untuk terjadinya PJK. Agregasi PJK keluarga menandakan

adanya predisposisi genetic pada keadaan ini. Terdapat

bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi

onset penderita PJK pada keluarga dekat.

Jumlah kasus Penderita AMI di kabupaten Cilacap sebagai

mana terlampir pada tabel 83, tabel profil kesehatan tahun 2014

3. Decompensasi cordis

Decompensasi cordis merupakan kegagalan jantung dalam

upaya untuk mempertahankan peredaran darah sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan

dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang

berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998).

Penyebab timbulnya dekompensasi kordis adalah disebabkan

adanya keadaan yang menyebabkan meningkatnya beban awal,

beban akhir atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium.

Keadaan penyebab yang meningkatkan beban awal seperti

regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir

Page 53: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 40

meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau

hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada

infark miokard atau kardiomiyopati. Gagal jantung dalam upaya

untuk mempertahankan peredaran darah menurut menurut ahli

(Price, Sylvia.2004) adalah sebagai berikut :

a. Decompensasi cordis kiri

Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung

mengakibatkan pada akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih

banyak dari keadaan normal sehingga pada masa diastol

berikutnya akan bertambah lagi mengakibatkan tekanan diastol

semakin tinggi, makin lama terjadi bendungan di daerah natrium

kiri berakibat terjadi peningkatan tekanan dari batas normal pada

atrium kiri ( normal 10-12 mmhg ) dan diikuti dengan peninggian

tekanan vena pembuluh pulmonalis dan perubahan darah dalam

atrium jumlah pembuluh pulmonalis dan perubahan darah dalam

atrium dalam jumlah yang sesuai dalam waktu cepat tekanan

hidrostatik dalam kapiler paru-paru akan menjadi tinggi sehingga

melampaui 12 mmhg.

b. Dekompensasi cordis kanan

Kegagalan ventrikel kanan akibat bilik tidak mampu

memompakan melawan tekanan yang naik pada sirkulasi paru-

paru, berakibat membaliknya kembali kedudukan sirkulasi

sistemik, peningkatan volume vena dan tekanan mendorong

cairan ke intertisial masuk ke dalam edema perifer.

Kasus Decompensasi cordis yang dilaporkan Puskesmas

dan Rumah sakit di Kabupaten Cilacap tahun ini, sebanyak

1.148 kasus, 781 kasus dilaporkan Puskesmas dengan kasus

terbanyak di wilayah Puskesmas Kesugihan II sebanyak 155

kasus. Gambaran kasus Decompensasi cordis di wilayah kerja

Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014 seperti tergambar

pada grafik 3.14 berikut ini :

Page 54: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 41

Grafik 3.14

Jumlah kasus Decompensasi cordis di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Laporan yang di dapat dari Rumah sakit untuk kasus yang

sama sejumlah 367 kasus, dengan kasus terbanyak dilaporkan

di Rumah Sakit Daerah Majenang sebanyak 285 kasus.

Sebagaimana tertera pada lampiran tabel 83.

4) Hipertensi

Hipertensi atau sering disebut dengan darah tinggi adalah suatu

keadaan dimana terjadi meningkatnya tekanan darah yang memberi

gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul

kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak

pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada

kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri /

bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi merupakan penyakit yang

sering dijumpai diantara penyakit tidak menular lainnya. Hipertensi

dibedakan menjadi hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang

muncul akibat adanya penyakit lain seperti hipertensi ginjal, hipertensi

kehamilan, dll. Jumlah kasus Hipertensi di kabupaten Cilacap tahun

2014 sebanyak 15.717 kasus yang terdiri dari hypertensi Essensial

sebanyak 13.105 kasus, diantaranya dilaporkan oleh Puskesmas

Page 55: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 42

sejumlah 9.590 kasus dan dilaporkan rumah sakit sejumlah 3.515

kasus. Sedangkan 2612 kasus merupakan kasus hypertensi lain.

Grafik 3.15

Jumlah kasus Hipertensi Esensial di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Dari grafik 3.15 di atas, jumlah kasus tertinggi terjadi di Wilayah

Puskesmas Cilacap Tengah I sejumlah 1315 kasus. Sedangkan kasus

yang dilaporkan oleh Rumah sakit sejumlah 3.515 kasus, jumlah kasus

terbanyak dilaporkan pada Rumah sakit Daerah Majenang sejumlah

1959 kasus sebagaimana tertera pada lampiran tabel 83.

5) Asma Bronkial

Asma Bronkial terjadi akibat penyempitan jalan napas yang

reversibel dalam waktu singkat oleh karena mukus kental, spasme, dan

edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus/bronkeolus, akibat

inflamasi eosinofilik dengan kepekaan yang berlebihan. Serangan asma

bronkhiale sering dicetuskan oleh ISPA, merokok, tekanan emosi,

aktivitas fisik, dan rangsangan yang bersifat antigen/allergen antara

lain: Inhalan yang masuk ke dalam tubuh melalui alat pernafasan

misalnya debu rumah, serpih kulit dari binatang piaraan, spora jamur

dll. Ingestan yang masuk tubuh melalui mulut biasanya berupa

makanan seperti susu, telur, ikan-ikanan, obat-obatan dll. Kontaktan

yang masuk tubuh melalui kontak kulit seperti obat-obatan dalam

bentuk salep, berbagai logam dalam bentuk perhiasan, jam tangan.

Page 56: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 43

Kasus asma di Kabupaten Cilacap pada tahun 2014 sebesar 5.220,

terdiri dari kasus dilaporkan Puskesmas sebanyak 3.573 kasus, dan

dilaporkan oleh Rumahsakit sejumlah 1.647 kasus. Prevalensi kasus

asma Bronkial adalah 29,52 per 10.000 penduduk.

b. Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu

penderita kependerita lain, baik terjadi secara langsung maupun tidak

langsung. penularan penyakit secara langsung terjadi apabila kita

melakukan kontak langsung dengan si penderita, sedangkan secara tidak

langsung biasanya melalui media, seperti air, udara, pakaian dan lainnya.

Penyakit menular tentunya sangat membahayakan. disamping efek dari

penyakit itu sendiri, juga akan membuat orang-orang disekeliling penderita

terancam mengalami hal yang sama, sehingga sulit untuk memberi

pertolongan. Tentunya kita dituntut untuk waspada dengan mengerti

bentuk, penyebab dan macam-macam penyakit menular, tujuannya agar

pertolongan yang diberikan kepada penderita benar-benar maksimal dan

kita tidak ikut mengalami hal yang sama

Hasil capaian program penyakit menular Kabupaten Cilacap Tahun 2014

sebagai berikut:

1) Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

penting di dunia ini. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan

oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis terdiri

dari 2 jenis, yakni Tuberkulosis paru dan Tuberkulosis ekstra.

a) Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan

paru, tidak termasuk pleura. Berdasar hasil pemeriksaan dahak

(BTA) TB paru dibagi atas:

Page 57: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 44

(1) Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan

hasil BTA positif. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak

menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan

gambaran tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan satu spesimen

dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif.

(2) Tuberkulosis paru BTA (-)

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,

gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan

tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali

menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis.

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala

klinis, pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi,

radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya.

b) Tuberkulosis Ekstra

Tuberkulosis ekstra adalah tuberkulosis yang menyerang organ

tubuh lain selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput

otak, tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain. Diagnosis

sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi dari

tempat lesi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan

pengambilan spesimen maka diperlukan bukti klinis yang kuat dan

konsisten dengan TB ekstra paru aktif.

Gejala tuberkulosis ekstra tergantung dari organ yang terlibat,

misalnya pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran

yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada

meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis, sementara

pada pleuritis tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan

kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat

cairan.

Dalam menentukan pengobatan terhadap penderita, diperlukan

adanya rekam medis atau riwayat pengobatan penderita. Tipe pasien

yang ditentukan berdasarkan kasus dan riwayat pengobatan

sebelumnya diantaranya :

Page 58: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 45

a) Kasus baru

Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan

OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.

b) Kasus kambuh (relaps)

Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau

pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. TB paru

kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang berkompeten

menangani kasus tuberkulosis.

c) Kasus defaulted atau drop out

Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan

tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum

masa pengobatannya selesai

d) Kasus gagal

Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali

menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir

pengobatan) atau akhir pengobatan.

e) Kasus kronik

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif

setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2

dengan pengawasan yang baik.

f) Kasus Bekas TB:

Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan

gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak aktif,

atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat

pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung..

(1) Jumlah kasus baru TB BTA+

Jumlah penemuan penderita kasus Tuberkulosis paru untuk

kasus baru TB BTA+ di Kabupaten Cilacap tahun 2014

laporan pencatatan petugas wasor TB sejumlah 1.011 jiwa

terdiri dari penderita laki-laki sejmlah 535 jiwa dan penderita

perempian sejumlah 476 jiwa.

Page 59: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 46

Grafik 3.16

Jumlah kasus baru TB BTA + di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Dari Grafik 3.16 di atas terlihat bahwa jumlah penderita kasus

TB BTA+ banyak terjadi pada laki-laki, dan terbanyak di

wilayah Puskesmas Kawunganten sejumlah 150 kasus, 90

kasus pada laki-laki dan 60 kasus pada perempuan.

(a) Proporsi kasus baru TB BTA+

Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat

dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit

dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan

pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru.

Tujuan dari Insidence Rate adalah

1) Mengukur angka kejadian penyakit,

2) Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas.

3) Perbandinagan antara berbagai populasi dengan

pemaparan yang berbeda.

4) Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan

oleh determinan tertentu

FORMULA: P = ( d/n ) k.

Dimana: P= Estimasi incidence rate

d= Jumlah incidence (kasus baru)

n= Jumlah individu ( population at risk).

Page 60: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 47

Berdasarkan data yang diperoleh dari program TB paru di

Kabupaten Cilacap Tahun 2014, di dapatkan data untuk

jumlah Penderita Tuberkulosis paru BTA (+) tercatat

sebanyak 1.011 jiwa terdiri dari penderita laki-laki

sejumlah 535 jiwa dan penderita perempuan sejumlah 476

jiwa, sedangkan penemuan kasus suspek sebanyak

10.110 jiwa. Dengan demikian Proporsi kasus baru TB

BTA+ sebesar 0,1

(b) CNR kasus baru BTA+

Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien BTA +

baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000

penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila

dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan

penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut.

Rumus = X 100.000

Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan

(trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien

pada wilayah tersebut.

Penderita Tuberkulosis paru BTA (+) di Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 sejumlah 1.011 jiwa, dengan

demikian Angka Notifikasi kasus TB/Case Notification

Rate (CNR) : 12,05.

(2) Jumlah seluruh kasus TB

Jumlah TB paru di Kabupaten Cilacap tahun 2014 adalah

2.131 penderita, terdiri dari penderita kasus TB perempuan

sejumlah 896 jiwa dan penderita kasus TB laki-laki sejumlah

1.235 jiwa. Dari jumlah tersebut jumlah terbanyak terdapat di

Puskesmas Kawunganten sebanyak 275 jiwa, (12,9 %).

CNR seluruh kasus TB adalah angka yang menunjukkan

seluruh penderita kasus yang ditemukan dan tercatat diantara

100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.

Page 61: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 48

Rumus = X 100.000

Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend)

meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah

tersebut.

Jumlah penderita Tuberkulosis paru di Kabupaten Cilacap

Tahun 2014 sejumlah 2.131 jiwa, dengan demikian Angka

Notifikasi kasus TB /Case Notification Rate (CNR) pada

penderita TB Paru sebesar 120,5 artinya dalam 100.000

penduduk terjadi peningkatan penemuan penderita TB

sebesar 120,5.

(3) Kasus TB anak 0-14 tahun

Angka yang dilaporkan pada kasus TB pada anak tahun 2014

sejumlah 57 orang anak, dengan jumlah kasus dilaporkan

terbanyak di Puskesmas Sampang sejumlah 14 kasus.

Sebagaimana tergambar pada grafik 3.17 di bawah ini :

Grafik 3.17

Jumlah kasus baru pada usia 0-14 di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Page 62: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 49

(4) Persentase BTA+ terhadap suspek

Pengertian suspek adalah Orang yang memiliki gejala utama

yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk

dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur

darah, batuk berdarah, sesak nafas, badan lemas, nafsu

makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat

malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari

satu bulan. Angka yang didapatkan dari kegiatan program TB

untuk tahun 2014 didapat sejumlah 10110 jiwa. yang terdiri

dari penderita laki-laki sebanyak 5.350 jiwa, dan penderita

perempuan sejumlah 4.760 jiwa. Sedangkan untuk jumlah

BTA+ sejumlah 2131 jiwa, terdiri dari penderita laki laki

sejumlah 1.235 jiwa, dan penderita perempuan sejumlah 896

jiwa. Sedangkan jumlah penderita BTA (+) yang di obati

sejumlah 1.241 jiwa. Dengan demikian Persentase BTA+

terhadap suspek adalah

Rumus = X 100%

Dengan demikian Persentase BTA+ terhadap suspek Angka

kesembuhan BTA+ sebanyak 81,47%, dengan pengertian

pengobatan terhadap penderita TB BTA+ belum semuanya

terlayani.

(5) Angka pengobatan lengkap BTA+

Pengertian pengobatan lengkap adalah pasien yang telah

menyelesaikan pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada

hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada akhir

pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya. Data

tahun 2014 untuk kasus BTA + dengan pengobatan lengkap

terhadap seluruh penderita TB BTA + sebanyak 46 jiwa dari

jumlah penderita BTA + yang mendapat OAT (obat anti

Tuberkoluse).

Page 63: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 50

(6) Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+

Angka keberhasilan pengobatan merupakan jumlah pasien

yang sembuh dan mendapatkan pengobatan lengkap. Dari

data yang didapat jumlah keberhasilan dalam pengobatan

terhadap penderita TB tahun 2014 ini sejumlah 1.170 jiwa,

dari jumlah penderita BTA + yang di obati. (94,28%).

(7) Angka kematian selama pengobatan

Jumlah kasus Tuberkulosis Paru terbanyak terdapat di wilayah

kerja UPT Puskesmas Kawunganten sebanyak 250 jiwa, dari

jumlah penderita semua TB sejumlah 1.988 jiwa, dan yang di

obati sejumlah 1.257 jiwa. Dalam perjalanan masa

pengobatan, sejumlah 6 orang meninggal dunia terjadi di

wilayah Puskesmas Maos sebanyak 1 orang, Puskesmas

Binangun sebanyak 2 orang, dan Puskesmas Cilacap Selatan

II sebanyak 2 orang, dan Cilacap Utara II 1 orang.

2) Pneumonia

Kejadian Pnemonia pada balita untuk tahun 2014 yang di

temukan dan di tangani sebanyak 1.115 kasus dari perkiraan kejadian

kasus di Kabupaten Cilacap sebanyak 13.510 kasus pneumonia pada

balita. Kasus terbanyak terdapat pada UPT Puskesmas Cimanggu I

sebanyak 224 kejadian kasus.

Pencapaian cakupan terhadap penderita yang ditemukan dan

ditangani dari perkiraan kejadian kasus tahun 2014 sebesar 3,5 %.

Adapun gambaran pencapaian pencapaian tersebut dapat terlihat

pada Grafik 3.18 di bawah ini :

Page 64: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 51

Grafik 3.18

Distribusi Penemuan Dan Penanganan Kasus Pneumonia di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

3) HIV/AIDS

HIV(Human Immunodeficiency Virus) seseorang yang hasil

pemeriksaannya HIV positif dengan pemeriksaan 3 test. AIDS :

(Acquired Immune Deficiency Syndrome) Dewasa bila terdapar 2

gejala mayor dan 1 gejala minor dan tidak ada sebab-sebab

immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau

etiologi lainnya. Kasus pada anak bila terdpat paling sedikit 2 gejala

mayor dan minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang

diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya.

Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3

metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counselling, and Testing

(VCT), sero survey dan Survei Terpadu Biologis dan perilaku (STBP).

Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 86 orang,

yang terdiri dari penderita dengan golongan umur sebagamana

terdapat pada tabel 11 (terlampir).

Jumlah Kasus AIDS, Jumlah Kematian karena AIDS, Donor darah

diskrining positif HIV, tidak terdapat kasus.

Page 65: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 52

4) Diare

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan

konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang

dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau

bila buang air besar tiga kali atau lebih,atau buang air besar yang

berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Jumlah kasus

kesakitan diare yang di tangani di Kabupaten Cilacap tahun 2014

sebanyak 22.429, dari perkiraan kasus sebanyak 37.846.

a) Penderita diare ditangani

Kasus penyakit diare di Kabupaten Cilacap tahun 2014 di wilayah

Puskesmas yang dilaporkan sebanyak 22.429 jiwa, yang terdiri

dari penderita diare laki-laki sejumlah 10.750 jiwa, dan pada

penderita perempuan sejumlah 11.679 jiwa. Jumlah perkiraaan

kasus penyakit diare sebanyak 37.846 kasus denga perincian

perkiraan kasus pada laki-laki sebanyak 19.167 kasus, dan pada

perempuan sejumlah 18.679 kasus.

b) Persentase Diare

Dari data penderita diare yang dilaporkan, perbandingan

antara jumlah perkiraan kasus penderita diare tahun 2014 dengan

jumlah penderita yang ditangani dalam tahun yang sama, di

wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Cilacap, sebesar 59,26%.

Sedangkan untuk gambaran masing masing Puskesmas adalah

sebagaimana tergambar dalam grafik 3.19 di bawah ini :

Grafik 3.19

Prosentase perbandingan kasus diare terhadap penderita diare yang ditangani di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun

2014

Page 66: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 53

Dari data yang tergambar pada grafik 3.19 tersebut di

atas pencapaian penderita diare yang di tangani terhadap jumlah

perkiraan penderita diare di Puskesmas, Prosentase tertinggi di

wilayah kerja Puskesmas Jeruklegi II sebanyak 127 %, dan

terendah di ilayah kerja Puskesmas Nusawngu II sebesar 4,49 %.

Adapun jumlah pencapaian hasil pelayanan pada kasus penderita

diare yang di tangani berdasarkan masing masing Puskesmas

dapat dilihat pada tabel 13 profil Kesehatan tahun 2014 terlampir.

5) Kusta

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen,

adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau

disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular

kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, ditemukan

oleh seorang ahli fisika Norwegia bernama Gerhard Armauer Hansen,

pada tahun 1873, merupakan bakteri aerob, tidak membentuk spora,

berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai , tahan terhadap

dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga dinamakan sebagai

bakteri “tahan asam”.

Gejala awal penyakit kusta, ditandai dengan adanya kelainan kulit

berupa bercak putih seperti panu ataupun bercak kemerahan,

berkurangnya rasa atau hilang rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak

mengeluarkan keringat, tidak gatal, tidak sakit , dan biasanya

penderita tidak merasa terganggu. penyakit kusta dibedakan menjadi

2 Jenis:

a) Kusta Kering (PB)

Kusta Kering disebut “Pausibasiler” (sedikit bakteri) atau disebut

golongan PB apabila seseorang mempunyai daya tahan tubuh

yang masih mampu sedikit melawan Mycobacterium leprae,

bakteri tidak sempat menjadi terlalu banyak. Secara klinis

penderita kusta golongan PB ditandai dengan adanya 1-5 bercak

mirip panu pada kulit, tidak gatal, tidak terasa kalau di sentuh,

tidak terdapat saraf yang tebal atau terganggu, dan hasil uji

laboratorium BTA negatif.

Page 67: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 54

b) Kusta Basah (MB)

Seseorang apabila daya tahan tubuhnya tidak melawan serangan

Mycobacterum leprae sama sekali, dan bakteri berkembang biak

dengan bebas, disebut “Multibasiler” (banyak bakteri) golongan

jenis kusta basah (MB).

Penatalaksanaan penanggulangan kasus kusta yang buruk dapat

menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan

permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis

kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi: 1). Kelainan pada

kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa. 2).

Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa

mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot. 3). Adanya kuman

tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).

c) Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB)

Jumlah kasus baru kusta jenis “Pausibasiler” atau kusta PB yang

tercatat di Puskesmas Kabupaen Cilacap Tahun 2014 sejumlah

42 penderita, yang terdiri dari penderita laki-laki sejumlah 31

penderita, dan penderita perempuan sebanyak 11 penderita. Dari

jumlah tersebut penderita dengan jenis kusta PB tidak ada, dan

penderita jenis Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah sebanyak 42

penderita, laki-laki 31 penderita dan perempuan 11 penderita.

Grafik 3.20

Jumlah Kasus Kusta Basah/ Multi Basiler(MB) di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Page 68: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 55

Dari grafik 3.20 diatas jumlah kasus MB atau kusta basah yang

dilaporkan paling banyak 3 kasus terdapat di wilayah Puskesmas

Majenang I, Majenang II, Cipari, dan kroya I.

d) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR)

Angka penemuan kasus baru kusta atau New Case Detection

Rate (NCDR) adalah Kasus kusta baru yang ditemukan pada

periode tertentu per 100.000 penduduk.

NCDR = X 100.000

Berdasarkan data jumlah kasus baru tercatat , dan dengan

menggunakan formula sebagaimana tersebut diatas maka dapat

diketahui angka penemuan kasus baru kusta, untuk Kabuapten

Cilacap sebesar 2,37 per 100.000. Artinya dalam 100.000

penduduk di mungkinkan ditemukan penderita baru penyakit kusta

antara 2 sampai 3 kasus.

Pada tahun 2014, dilaporkan terdapat kasus baru sebanyak 42

kasus dari tipe Multi Basiler. Sedangkan tipe Pausi Basiler tidak

ada yang dilaporkan.

Proporsi cacat tingkat II pada tahun 2014 di Kabupaten

Cilacap tidak ditemukan, demikian halnya untuk proporsi anak di

antara penderita baru pada tahun 2014.

e) Penderita Kusta Selesai Berobat

Jumlah kasus kusta yang tercatat dan terlaporkan keseluruhan

dari kasus baru dan kasus lama sebanyak 82 kasus, yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 71 dan perempuan sejumlah 11 kasus.

Sedangkan jumlah penderita yang selesai dalam pengobatan dan

dinyatakan sembuh sebanyak 37 kasus, penderita laki-laki

sebanyak 24 kasus dan perempuan sebanyak 13 kasus,

merupakan kasus kusta type MB. Untuk lebih jelasnya dalam

melihat keadaan pencapaian program pencegahan PTM (penyakit

tidak menular) khususnya kusta dapat di lihat pada table 17 profil

kesehatan tahun 2014.

Page 69: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 56

6) Demam Berdarah Dengue (DBD)

a) Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty.

Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur <15 tahun,

namun dapat juga menyerang orang dewasa. Penyakit DBD

masih merupakan permasalahan serius di Kabupaten Cilacap, hal

ini dibuktikan dengan masih adanya kasus DBD yang tersebar di

wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Cilacap.

Tahun 2014 ini kasus DBD di Kabupaten Cilacap sebanyak 447

kasus yang tersebar di 24 Kecamatan. Wilayah kecamatan yang

banyak terjadi kasus DBD adalah 90 kasus di Kecamatan Cilacap

Utara. Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 6 penderita

meninggal.

Setiap ada penderita DBD yang dilaporkan, dilakukan tindakan

perawatan penderita, penyelidikan epidemiologi (PE) di lapangan

serta upaya pengendalian. Penyebab tingginya angka kesakitan

DBD dikarenakan adanya iklim tidak stabil dan curah hujan cukup

tinggi, sehingga dapat menimbulkan genagan air yang

merupakan tempat perindukan bagi vektor. nyamuk Aedes Aegipty

penyebab DBD yang cukup potensial. Selain itu juga didukung

dengan tidak maksimalnya kegitan PSN di masyarakat, sehingga

pemutusan rantai kehidupan dari vektor tidak tercapai dan

berdampak pada kelangsungan kehidupan nyamuk Aedes Aegipty

dan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD.

b) Case Fatality Rate DBD

CFR atau Angka kefatalan kasus adalah perbandingan antara

jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1

tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut

pada tahun yang sama

CFR = X 1.000

Formula atau perhitungan CFR dapat digunakan untuk

mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat kematian yang

Page 70: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 57

tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut golongan

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.

CFR atau angka kefatalan kasus untuk Demam berdarah tahun

2014 sebesar 13,4. Artinya dari jumlah penderita Demam

berdarah dimungkinkan terjadi kematian sebanyak 13 sampai

dengan 14 penderita setiap 1000 penderita Demam berdarah.

7) Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh

plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan

ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Malaria kecuali

menyerang manusia , juga menyerang, burung, kera dan primata

lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh

infeksi protozoa dari genus Plasmodium melalui perantaraan tusukan

(gigitan) nyamuk Anopheles spp, di tandai dengan gejala meriang.

(panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan. Kasus pada

manusia, Plasmodium ini menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan

mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit.

Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina.

Plasmodium malaria yang sering dijumpai ialah :

a) Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan penyebab

penyakit malaria yang paling berat, masa inkubasi 9-14 hari.

Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit oleh

Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil

yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan

satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double

Chromatin).

b) Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)

Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan

Plasmodium vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/

lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai

hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita.

Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang

tersusun seperti kelopak bunga/rossete. Bentuk gametosit sangat

Page 71: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 58

mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil. Ciri-ciri demam

tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada

kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise

umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti

sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada

pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,

hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

c) Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)

Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip

Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit

dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di

pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi

Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.

Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua

malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16

hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan

paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun

tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.

d) Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)

Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi

eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal.

Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring

dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.

Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala

klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari

sekali dengan puncak demam setiap 72 jam

Di Kabupaten Cilacap tahun 2014, dari hasil catatan dan

pelaporan program penanggulangan penyakit menular, khususnya

penyakit malaria, didapatkan jumlah penderita malaria suspek

sejumlah 23 penderita.

Untuk mengetahui Angka kesakitan malaria didapat di ketahui di

suatu wilayah dengan menggunakan formula

API = X 1000

Page 72: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 59

Dari pencatatan dan pelaporan yang di peroleh dari sumber data

Bidang PMK, seksi Pemberantasan Penyakit Menular didapatkan

data antara lain :

e) Case Fatality Rate Malaria

Merupakan perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena

satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah

penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. CFR

Digunakan untuk mengetahui penyakit – penyakit dengan tingkat

kematian yang tinggi, dengan formula perhitungan adalah :

CFR = X 1.000

Dari jumlah penderita malaria pada tahun 2014 sebesar 23

orang tidak ada pasien yang meninggal dunia.

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non

Neonatorum, Tetanus Neonatorum, Campak Difteri dan Hepatitis B,

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut,

diperlukan Komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan

dan kematian yang lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO),

Reduksi Campak (Redcam), dan Eliminasi Tetanus Neonatorum.

1) Polio

a) Kasus Polio

Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat

menular, yang menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf)

dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen,

kelumpuhan atau kematian. Penyebab Polio (Poliomielitis) adalah

virus polio. Penularan virus terjadi dengan cara: 1). Secara

langsung dari orang ke orang, 2). Melalui percikan ludah

penderita, 3). Tinja penderita.

Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio: 1). Poliomielitis klinis:

menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta

berbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa

Page 73: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 60

terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.

Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama

kurang dari 72 jam). 2). Poliomielitis non- paralitik: ditandai

dengan gejala antara lain demam, sakit kepala, kaku kuduk,

muntah, diare,kejang dan nyeri otot, ruam kulit atau luka di kulit

yang terasa nyeri. Gejala Poliomielitis non- paralitik berlangsung

selama 1-2 minggu. Dan 3). Poliomielitis paralitik: ditandai dengan

gejala antara lain : demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya,

kelemahan otot asimetrik dan diikuti dengan berkembang menjadi

kelumpuhan lokasinya tergantung pada bagian korda spinalis

yang terkena dan adanya perasaan ganjil/aneh di lokasi seperti

tertusuk jarum, gangguan menelan, kejang otot, terutama otot

betis, leher atau punggung.

b) AFP Rate (non polio) < 15 th

AFP merupakan Upaya membebaskan Indonesia dari penyakit

Polio, pemerintah telah melaksanakan Program Eradikasi Polio

(ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin,

pemberian imunisasi masal pada anak balita melalui Pekan

Imunisasi Nasional (PIN) dan surveilans AFP. Surveilans AFP

merupakan pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan

yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti

sifat kelumpuhan pada poliomyelitis.

Guna mengetahui penderita AFP sudah terinfeksi virus polio liar

atau tidak, perlu adanya pembuktian dengan langkah langkah: 1).

Pelacakan terhadap anak usia di bawah 15 tahun yang mengalami

lumpuh secara mendadak kurang dari 14 hari, dan menentukan

diagnosa awal. 2). Mengambil spesimen tinja penderita, kurang

dari 14 hari setelah penderita mengalami kelumpuhan, di ambil

dua kali dengan interval waktu pengambilan pertama dan ke dua

kurang dari 24 jam.

Untuk wilayah jawa tengah, kedua spesimen dikirim ke

laboratorium Bio Farma Bandung dengan perlakuan khusus (

pengemasan khusus). Hasil pemeriksaan laboratorium sebagai

bukti ada atau tidaknya virus liar yang terdapat di spesimen tinja.

Page 74: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 61

Diagnosa akhir ditentukan setelah 60 hari sejak terjadinya

kelumpuhan. Pemeriksaan terhadap penderita dilakukan oleh

dokter spesialis anak atau dokter spesialis syaraf, guna

menentukan masih adatidaknya kelumpuhan pada penderita.

Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 ini untuk penderita kelumpuhan

AFP tidak ditemukan kasus diantara 100.000 anak usia < 15

Tahun. Sedangkan jumlah AFP non Polio sebanyak 12 penderita,

Untuk menggambarkan kejadian AFP di Kabupaten Cilacap tahun

2014 seperti pada grafik 3.21 di bawah ini :

Grafik 3.21

Distribusi Frekuensi Penderita AFP Polio dan AFP Non Polio di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

2) Kasus Difteri

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman

Corynebacterium diphtheriae yang sangat mudah menular melalui

droplet dan penularan dapat terjadi tidak hanya dari penderita saja,

namun juga dari karier (pembawa) baik anak maupun dewasa yang

tampak sehat kepada orang-orang di sekitarnya. dan berbahaya karena

dapat menyebabkan kematian akibat obstruksi larings atau miokarditis

akibat aktivasi eksotoksin. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 tidak

ditemukan kasus difteri.

Page 75: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 62

3) Kasus Pertusis

Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis

dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas

panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang khas, biasanya disertai

muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk

yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir mata (conjunctiva)

atau pembengkakan di sekitar mata (oedema periorbital). Lamanya

batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit

100 hari. Pemeriksaan lab pada apusan lendir tenggorokan dapat

ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis). Di Kabupaten Cilacap

tahun 2014 tidak ditemukan kasus pertusis.

4) Kasus Tetanus (non neonatorum)

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Clostridium

tetani. Kuman ini tersebar luas di tanah dan tahan hidup lama. Sering

ditemukan dalam usus dan kotoran binatang memamah biak seperti

kuda. Penyakit tetanus ini biasanya timbul lima hari sampai dua minggu

setelah tubuh kena luka, tetapi ada pula yang timbul baru setelah

beberapa minggu korban terluka. Semakin lambat timbul gejalanya

semakin ringan penyakit itu.Tetanus yang ringan mula-mula ditandai

oleh mulut yang kaku, sedangkan yang berat langsung ditandai dengan

kejang-kejang yang hebat. gejala umum penyakit Tetanus ditandai oleh

ketegangan otot yang semakin lama semakin kencang, terutama pada

rahang dan leher.Kemudian mulut sukar dibuka, dan timbul kejang-

kejang. Makin lama makin sukar menelan, merasa gelisah, sakit kepala,

suhu badan, mudah terangsang oleh suara yang keras atau sinar yang

terang. Sedang pada bayi yang baru lahir gejalanya ia tidak mau

menyusu serta timbul kejang-kejang. Gejala penyakit ini timbul karena

racun kuman Clostridium tetani merangsang saraf, merusak sel darah

merah dan sel darah putih. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014

ditemukan 1 (satu) kasus tetanus non neonatum dan meninggal di

wilayah UPT Puskesmas Wanareja 1.

Page 76: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 63

5) Kasus Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada

neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh basil

Clostridium Tetani, yang memiliki sifat an aerob, berbentuk spora

selama diluar tubuh manusia, dan dapat mengeluarkan toksin yang

dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan

menyebabkan tetanospasmin, yaitu toksin yang bersifat neurotropik

yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. Tetanus

neonatorum harus memiliki kriteria, yaitu bayi lahir hidup, dapat

menangis dan menetek dengan normal minimal 2 hari, pada bulan

pertama kehidupan timbul gejala sulit menetek disertai kekakuan

an/atau kejang otot. Masa inkubasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari, apabila

masa inkubasi kurang dari 7 hari biasanya penyakit lebih parah dan

angka kematiannya tinggi. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 tidak

ditemukan kasus tetatus neonatorium.

6) Kasus Campak

Campak (Rubeola, Campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang

sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan

infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.

Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum

rimbulnya ruam kulit dan selama mengalami ruam kulit. Penyebab

Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui

percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita

campak. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif

dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal

(berlangsung selama 1 tahun). Vaksin campak merupakan bagian dari

imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam

bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin

MMR/Mumps, Measles, Rubella), disuntikkan pada otot paha atau

lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada

umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia

Page 77: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 64

12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Di Kabupaten

Cilacap tahun 2014 tidak ditemukan kasus campak.

7) Kasus Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit peradangan hati akut atau kronik yang

disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Sebagian besar dari kasus

hepatitis B dapat berlangsung menjadi kanker hati atau serosis hati.

Virus hepatitis B(HBV) dapat menular melalui intravena, penggunaan

jarum suntik, tindik, melalui kontak seksual, dan dari ibu ke janin. Gejala

Hepatitis B penderita merasakan gejala rasa tidak enak makan. Suhu

tubuh penderita meningkat dan timbul nyeri sendi. Pada pemeriksaan

fisik ditemukan pembesaran hati pada perut kanan atas, urin berubah

warna menjadi merah, mata dan kulit menguning. Selain dilihat dari

manifestasi-manifestasi yang timbul, perlu juga dilakukan petanda

serologi untuk memperkuat diagnosis. Pada penderita hepatitis B,

HBsAg positif, ALT meningkat, HBV DNA serum lebih tinggi dari 105

copy/ml. Untuk pencegahan, kelompok yang beresiko tinggi dapat

mengikuti program vaksinasi hepatitis B yang diberikan sebanyak 3 kali.

Interval Pemberian Vaksin Hepatitis B Pada bayi: 1). Vaksinasi I: baru

lahir s.d. 2 bulan, 2). Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan dan 3). Vaksinasi

III: usia 6 s.d. 18 bulan. Pada orang dewasa: Pada usia 18 tahun atau

lebih, terutama untuk pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan,

pasien HIV, pasien liver kronis. Vaksin diberikan 3 kali dalam 6 bulan,

yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2, dan 4.

Saat ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu

pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi

(Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Campak).

Di Kabupaten Cilacap untuk tahun 2014 jumlah kasus PD3I yang

dilaporkan sebagaimana terlampir pada tabel 19 profil 2014 (tabel

terlampir ). Kejadian kasus PD3I terjadi pada wilayah kerja Puskesmas

Wanareja I sejumlah 1 kasus terjadi pada Tetanus Non Neonatorum.

d. Desa KLB ditangani < 24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di

Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah

penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri

Page 78: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 65

Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa

dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam

kurun waktu tertentu. Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada

Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian

dinyatakan luar biasa jika ada unsur: 1). Timbulnya suatu penyakit

menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal, 2). Peningkatan

kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-

turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu), 3). Peningkatan

kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan

periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun), dan 4). Jumlah

penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau

lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun

sebelumnya.

Kejadian luar biasa yang terjadi di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebagai

mana tertera pada tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2

Frekuensi Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Cilacap 2014

NO JENIS KLB JUMLAH SEBARAN KLB

KECAMATAN DESA PENDERITA KEMATIAN

1 Keracunan makanan 3 3 43 -

2 DBD 1 1 1 1

3 HMFD 1 1 7 -

4 Chikungunya 4 5 250 -

5 Leptospirosis 1 1 1 -

6 Scabies 1 1 160 -

7 Diare 1 1 160 -

8 TN 1 1 1 1

9 Rubela 1 1 13

JUMLAH 636 2

Sumber : Simpus 2014

Page 79: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 66

Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa Penderita akibat

Kejadian Luar Biasa secara keseluruhan berjumlah 636 penderita dengan

korban meninggal sebanyak 2 orang. Gambaran secara terperinci tentang

jumlah penderita menurut jenis KLB terdapat pada grafik 3.22 dibawah ini.

Grafik 3.22

Jumlah penderita menurut jenis KLB di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014.

Berdasarkan grafik 3.22 diatas diketahui bahwa Penderita terbanyak pada

ngan KLB Cikungunya sebanyak 40 % sedangkan KLB Diare dan Scabies

sebesar 25 %. Penyakit Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya,

dimana virus chikungunya memiliki masa inkubasi sekitar 2-4 hari.

Gejalanya adalah demam tinggi sekitar 39-40° Celcius, tetapi tanpa pola

yang khas seperti pada BBD (tapal kuda). Umumnya, demam berlangsung

selama 3-5 hari dan setelah itu mereda. Selain demam, kulit penderita

tampak kemerahan (ruam) yang muncul pada hari ke-3-5 hari, mata

merah, muncul gejala flu, sering disertai kejang, mual, muntah, kadang

disertai diare. Bagian tubuh yang rusak akibat serangan virus

Chikungunya adalah jaringan ikat sendi. Chikungunya tidak

mengakibatkan sindrom syok dan perdarahan seperti halnya DBD. Hanya

saja, persendian dan otot biasanya mengalami rasa sakit luar biasa,

sehingga membuat penderita tak bisa berjalan yang sering kali dicurigai

Page 80: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 67

mengalami kelumpuhan, umumnya penyakit ini tidak sampai

menyebabkan kematian.

Berdasarkan penyajian tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

kejadian luar biasa tahun 2014, kasus terbanyak terjadi pada Cikungunya,

tersebar di 4 kecamatan 5 desa, dengan jumlah 250 penderita.

Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit kulit yang disebabkan oleh

tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng,

dan rasa gatal pada kulit. Proses penyakit kudis atau scabies di awali

dengan :

1) Infeksi dari penyakit, adanya tungau betina atau nymfa stadium kedua

yang secara aktif membuat terowongan di epidermis atau lapisan

tanduk. Pada terowongan tersebut diletakkan 2-3 butir telur setiap

hari.

2) Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva yang

berkaki 6.

3) Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nymfa stadium pertama

kemudian berkembang menjadi nimfa stadium kedua, yang berkaki 8.

Nymfa ini menjadi tungau betina muda, yang siap kawin dengan

tungau jantan

4) Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4 hari.

5) Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan

telapak

Rasa gatal pada scabies disebabkan adanya terowongan pada

permukaan kulit yang di buat untuk meletakan telur, ditandai dengan

adanya warna kulit yang kemerahan dan ada infeksi sekunder, yang di

akibatkan oleh akibat bakteri.

3. Status Gizi.

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya

dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan

umur (U), berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dab TB ini

disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut

umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut

tinggi badan (BB/TB).

Page 81: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 68

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan

salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi

yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga

terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat

diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif

maupun kualitatif.

a. Angka Balita Gizi Buruk.

Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang

sering reference. Baku Antopometri yang sering digunakan di Indonesia

adalah World Health Organization–National Centre for Health Statistic

(WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO-NCHS status gizi dibagi menjadi

empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan

obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk

under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori

Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk

marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwasiorkor.

Pendataan gizi buruk di Kabupaten Cilacap didasarkan pada 2 kategori

yaitu dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U),

dan kategori kedua adalah membandingkan berat badan dengan tinggi

badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan

membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan

penimbangan, jika ditemukan balita yang beradadi bawah garis merah

(BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi status gizi

dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan. Jika

ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera dilakukan

perawatan gizi buruk sesuai pedoman di Posyandu dan Puskesmas.Jika

ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani

di Puskesmas maka dirujuk ke rumah sakit.

Hasil penemuan kasus timbang balita bawah kasus merah dapat terlihat

pada grafik 3.23 berikut ini.

Page 82: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 69

Grafik 3.23

Jumlah Penemuan Kasus Bawah Garis Merah di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Berdasarkan grafik 3.23 diatas diketahui bahwa kasus bawah garis merah

secara keseluruhan berjumlah 416 kasus dengan kejadian terbanyak

berada diwilayah UPT Puskesmas Cilacap Utara II dengan 31 kasus dan

UPT Cimanggu II sebanyak 28 kasus.

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi

pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan

penentuanstatus gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya.

Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindak lanjuti dengan rencana

tindak yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk memberikan hasil

yang optimal.

b. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara

lain karena ibu hamil yang mengalami anemia, kekurangan suply gizi

dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan

berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi

tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya

Page 83: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 70

pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi

penyebab utama kematian bayi. Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR).

Kasus BBLR dirinci menurut jenis kelamin secara lengkap terdapat pada

grafik 3.24 dibawah ini.

Grafik 3.24

Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Simpus 2014

Berdasarkan grafik 3.24 diatas dapat diketahui bahwa kasus BBLR secara

keseluruhan berjumlah 1.103 bayi atau 3,7 % dengan kasus BBLR

dengan kasus terbanyak terjadi di wilayah kerja UPT Puskesmas

Kawunganten sebanyak 73 kasus.

B. INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN

Indikator derajat kesehatan, salah satunya dapat dilihat dari hasil

pencapaian pelaksanaan program kesehatan, dalam bentuk Standar Pelayanan

Minimal (SPM). Adapun ketentuan tersebut sesuai dengan Keputusan Mentri

Kesehatan Republik Indonesia No 828/MENKES /SK/IX/2008, tentang Standar

Pelayanan Minimum terdapat 18 indikator. Pencapaian Indikator SPM secara

lengkap terdapat pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Page 84: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 71

Tabel 3.3

Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO. INDIKATOR CAPAIAN

2014

TARGET

2014

1 Cakupan Kunjungan Hamil K4 85,91 93

2 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 89,38 83

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan 91,29 93

4 Cakupan pelayanan ibu nifas 87,65 93

5 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 67,66 75

6 Cakupan kunjungan bayi 95,63 87

7 Cakupan desa / kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100,00 100

8 Cakupan pelayanan anak balita 84,75 83

9 Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga

miskin 73,34 100

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100,00 100

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 98,96 100

12 Cakupan Peserta KB Aktif 74,00 69

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate/100.000 penduduk<15 tahun 2,53 10

b. Penemuan penderita pnemonia balita 4,79 100

c. Penemuan penderita baru TB BTA positif 78,67 70

d. Penderita DBD yang ditangani 100,00 100

e. Penemuan penderita diare 3,51 60

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 24,71 100

15 Cakupan pelayanan rujukan pasien masyarakat miskin 24,71 100

16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di kab/kota 100,00 100

17 Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100,00 100

18 Cakupan Desa Siaga aktif 100,00 100

Sumber: Simpus 2014

Berdasarkan tabel 3.3 diatas diketahui bahwa dari 18 indikator Standar

Pelayanan Minimal (SPM) masih terdapat 11 (sebelas) indikator yang belum

mencapai target. Pencapaian terget terendah berada pada indikator Cakupan

Page 85: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 72

penemuan dan penanganan penderita penyakit. Dari lima indikator yang ada

pada cakupan tersebut 3 diantara belum mencapai target yaitu 1) indikator

penemuan penderita pnemonia balita hanya mencapai 4,79% dari target

(100%), 2). Indikator penemuan penderita diare hanya mencapai 3,51% dari

target (60%).

Page 86: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 73

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan

bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai

penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di

wilayahnya; Kedua, sebagai Pusat Penyedia Data Dan Informasi Kesehatan di

wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, dan; Ketiga, sebagai

penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama

yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya. Artinya, upaya

kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni :

1. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer

Yakni puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan

sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta pencegahan penyakit.

2. Pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer

Yakni peran Puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama

pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan

standard pelayanan medik.

Program Pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan

yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

1. Pelayanan KIA dan KB

Pelayanan KIA dan Peserta KB Baru yaitu program pelayanan

kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan

pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk melaksanakan

program KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi

dan balita. Dari hasil pencatatan dan laporan pelaksanaan kegiatan program

KIA, diperoleh data data yang berkaitan dengan pelayanan KIA dan KB

seperti tabel 4.1 di bawah ini:

Page 87: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 74

Tabel 4.1

Data Dasar Program KIA Dan KB Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO

KECAMATAN PUSKESMAS JMLH IBU

HAMIL

JUMLAH LAHIR HIDUP

PESERTA KB BARU

PESERTA KB AKTIF

JUMLAH WUS (15-39

TAHUN)

1 Dayeuhluhur Dayeuhluhur I 406 340 956 4.187 6.034

2 -

Dayeuhluhur II 285 288 214 4.056 5.653

3 Wanareja Wanareja I 1.170 1.092 73 6.789 18.380

4 -

Wanareja II 484 478 1.264 7.433 7.956

5 Majenang Majenang I 2.042 1.842 933 15.941 23.005

6 -

Majenang II 709 714 480 6.446 7.895

7 Cimanggu Cimanggu I 835 812 482 8.408 13.581

8 -

Cimanggu II 830 753 495 7.668 12.148

9 Karangpucung Karangpucung I 746 654 558 6.545 11.404

10 -

Karangpucung II 476 450 4.111 4.701 7.228

11 Cipari Cipari 1.171 1.039 1.805 7.886 16.817

12 Sidareja Sidareja 1.002 897 1.578 8.061 15.044

13 Kedungreja Kedungreja 1.460 1.360 1.788 8.931 12.343

14 Patimuan Patimuan 826 794 889 6.560 20.992

15 Gandrungmangu

Gandrungmangu I 1.152 1.082 1.296 7.811 16.329

16 -

Gandrungmangu II 621 574 743 5.246 9.875

17 Bantarsari Bantarsari 1.313 1.248 1.550 11.563 17.677

18 Kawunganten Kawunganten 1.549 1.381 722 11.215 20.435

19 Jeruklegi Jeruklegi I 807 771 28 3.299 11.677

20 -

Jeruklegi II 395 396 1.014 6.539 6.068

21 Kesugihan Kesugihan I 999 889 370 3.187 13.929

22 -

Kesugihan II 1.230 1.132 1.175 3.670 15.345

23 Adipala Adipala I 1.064 970 1.020 8.079 12.942

24 -

Adipala II 677 618 1.789 7.728 8.285

25 Maos Maos 735 642 4.679 11.335

26 Sampang Sampang 683 618 980 6.111 10.285

27 Kroya Kroya I 1.074 941 287 5.950 15.719

28 -

Kroya II 866 853 1.348 9.467 10.487

29 Binangun Binangun 1.045 1.039 378 6.333 17.029

30 Nusawungu Nusawungu I 647 620 2.110 9.856 11.783

31 -

Nusawungu II 717 575 309 5.160 12.185

32 Cilacap Selatan Cilacap Selatan I 698 642 826 5.229 9.594

33 -

Cilacap Selatan II 591 581 3.129 4.321 9.831

34 Cilacap Tengah Cilacap Tengah I 814 747 511 4.530 11.961

35 -

Cilacap Tengah II 703 581 1.126 5.237 8.788

36 Cilacap Utara Cilacap Utara I 885 814 440 4.993 9.854

37 -

Cilacap Utara II 579 535 1.223 5.564 7.549

38 Kampunglaut Kampunglaut 304 261 923 3.467 3.972

JUMLAH KABUPATEN 32.590 30.023 38.923 252.846 461416

Sumber: Simpus 2014.

Page 88: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 75

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah Wanita Usia Subur

(WUS) terbanyak: 23.005 jiwa berada di wilayah kerja Puskesmas Majenang

I, jumlah ibu hamil terbanyak: 2.042 jiwa berada di wilayah kerja Puskesmas

Majenang 1, Jumlah Bayi Lahir Hidup terbanyak: 1.842 jiwa berada di

wilayah kerja Puskesmas Majenang 1 dan Jumlah Peserta KB Aktif

terbanyak : 15.941 jiwa berada di wilayah kerja Puskesmas majenang 1 juga.

Hal ini disebabkan di Kecamatan Majenang pada Tahun 2014 jumlah

penduduknya tertinggi dari 38 kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap

a. Kunjungan Ibu Hamil (K1)

Pelayanan kesehatan untuk ibu meliputi pelayanan kesehatan

antenatal, pertolongan persalinan, dan pelayanan pasca persalinan

(masa nifas). Pemantauan kegiatan cakupan untuk pelayanan baru ibu

hamil (K1), sedangkan untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu

sesuai standar pelayanan sedikitnya 4 kali pemeriksaan dalam

kehamilannya (K4). Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil sebaiknya

dilakukan pada awal kehamilannya, minimal pada trimsester pertama,

dilanjutkan 1 kali pada triwulan kedua, 2 kali pada semester 3. Dari hasi

pencatatan dan pelaporan pada program kesehatan ibu dan anak,

pencapaian hasil kegiatan untuk pelayanan K1 di Puskesmas Kabupaten

Cilacap tahun 2014 sebanyak 32.584, dari jumlah sasaran ibu hamil

sejumlah 32.590, dengan demikian cakupan pencapaian kunjungan K1

sebesar 99,98 %. Dari jumlah kunjungan ibu hamil di Puskesmas

tersebut, kunjungan terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Majenang I sebanyak 2.042 kunjungan ibu hamil. Pencapaian tersebut

terlihat pada grafik 4.1 di bawah ini :

Grafik 4.1

Kunjungan ibu hamil (K1) di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Page 89: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 76

Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa kunjungan ibu hamil (K1)

terbanyak: 2042 kunjungan berada diwilayah kerja UPT Majenang I dan

kunjungan terendah: 285 kunjungan berada di wilayah kerja UPT

Puskesmas Dayeuhluhur II. Kunjungan K1 terendah berada di Wilayah

Kerja Puskesmas Dayeuhluhur II dimungkinkan karena secara geografis

wilayahnya sulit untuk akses terhadap pelayanan kesehatan.

b. Kunjungan Ibu Hamil (K4)

K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil, mempunyai pengertian dari

beberapa sumber yaitu :

a) Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator

Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit

empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali

pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali

pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe

selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

b) Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan

Pedoman Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Kesehatan

Tahun 2009 Depkes RI 2009 menyebutkan bahwa Cakupan

kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling

sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi

menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan

istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) tercatat dalam buku register kohor

ibu.

Pencapaian kegiatan program KIA untuk kunjungan K4 di Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 sebanyak 30.830 kunjungan ibu hamil, dari jumlah

sasaran ibu hamil sebanyak 32.590 ibu hamil, dengan demikian angka

pencapaian cakupan kunjungan K4 sebesar 94,60 %. Data yang di

dapatkan pada pencatatan dan pelaporan Puskesmas Tahun 2014,

Page 90: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 77

untuk kunjungan K4 terbanyak ada di wilayah kerja Puskesmas

Majenang I, sebanyak 1.984 kunjungan ibu hamil, dengan data jumlah

ibu hamil di wilayah kerja Majenang I tersebut sebanyak 2.042 ibu hamil.

Dengan demikian pencapaian cakupan kunjungan K4 di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I 97,2 %. Karena jumlah ibu hamil di Wilayah kerja

puskesmas Majenang I tinggi jadi meskipun jumlah Kunjungan K4

tertinggi di Kabupaten Cilacap tapi pencapaian cakupan Kunjungan K4

tidak tertinggi di Kabupaten cilacap.

Kunjungan K4 dapat dilihat sebagamana terlihat pada tabel 29 (terlampir)

atau pada grafik 4.2 di bawah ini :

Grafik 4.2

Kunjungan Ibu hamil (K4) UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.2 diketahui bahwa kunjungan ibu hamil (K4)

terbanyak: 1984 kunjungan berada diwilayah kerja UPT Puskesmas

Majenang I dan paling sedikit terdapat di Puskesmas Dayeuhluhur II,

sebanyak 255 kunjungan.

Page 91: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 78

c. Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan

Indikator global untuk menurunkan jumlah kematian ibu yaitu angka

kematian ibu, Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan

terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur

15-49 tahun. Sedangkan monitoring lokal Kabupaten/Kota dan

Kecamatan digunakan proksi atau alat ukur indikator. Indikator global

atau Nasional ini mempunyai target menurunkan angka kematian ibu

sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990-2015 (Berdasarkan

indikator MDGs).

Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih atau

cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan

adalah perbandingan antara persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih, seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis

lainnya dengan jumlah persalinan seluruhnya, dan dinyatakan dalam

persentase. Untuk menghitung atau mengukur kematian ibu secara

akurat adalah suatu hal yang tidak mudah, kecuali tersedia data

registrasi yang sempurna tentang kematian dan penyebab kematian,

maka sebagai proksi indikator digunakan proporsi pertolongan kelahiran

oleh tenaga kesehatan terlatih.

Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan adalah merupakan cakupan ibu bersalin yang

mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Adapun untuk menentukan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

kerja dalam kurun waktu tertentu dapat diperkirakan dengan formula:

(CBR x jumlah penduduk di wilayah kerja.) X 1,1

Jumlah ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

sebanyak 32.590 dan sedangkan jumlah ibu bersalin di Puskesmas

Kabupaten Cilacap tahun 2014 sejumlah 30.201 ibu, dengan jumlah

persalinan terbanyak di Puskesmas Majenang I sejumlah 1.880 ibu, dari

jumlah kunjungan ibu hamil (K4) sebanyak 1.984 kunjungan ibu, maka

Page 92: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 79

pencapaian cakupan terhadap pertolongan persalinan di wilayah

Majenang I sebesar 95 %,. Adapun dari jumlah persalinan tersebut, yang

di tolong oleh tenaga kesehatan memiliki kompetensi kebidanan

sejumlah 29.675, atau sebesar 98,26%. Untuk jumlah pelayanan

persalinan terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Dayeuhluhur II,

dengan jumlah persalinan sebanyak 276 ibu melahirkan dari jumlah ibu

hamil yang memeriksakan (K4), sebanyak 265 ibu, dengan demikian

capaian cakupan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Dayeuhluhur II

sebesar 104,15 %. Dari jumlah persalinan tersebut yang di tolong oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sejumlah 274 ibu

melahirkan, dengan demikian cakupan pelayanan ibu bersalin oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kesehatan sebesar 99,28%.

Dari data tersebut, terlihat bahwa pelayanan pertolongan persalinan

yang terjadi di wilayah Puskesmas jika dibandingkan dengan jumlah

pelayanan kunjungan ibu hamil (K4) tidak sama, hal ini sangat mungkin,

mengingat definisi pelayanan kunjungan ibu hamil (K4) tidak sampai

pada tahapan pelayanan persalinan, dengan demikian dimungkinkan

adanya beberapa pelayanan persalinan di wilayah kerja Puskesmas

yang lebih banyak dari jumlah pelayanan kunjungan ibu hamil (K4).

Pencapaian cakupan ini dapat di gunakan sebagai salah satu indikator

tingkat pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah

pada tahun tertentu.

Gambaran pelayanan pertolongan persalinan pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014 oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan, terhadap pelayanan ibu hamil

sesuai pelayanan antenatal sesuai standar (K4) , serta cakupan

pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan terhadap pelayanan ibu hamil sesuai pelayanan

antenatal sesuai standar (K4) dapat di lihat pada grafik 4.3 di bawah ini :

Page 93: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 80

Grafik 4.3

Distribusi Persalinan Tenaga Kesehatan Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah ibu hamil dan

persalinan ditolong tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak berada

diwilayah UPT Puskesmas Majenang I dan jumlah terendah di wilayah

kerja UPT Puskesmas Dayeuhluhur II.

Berikut gambaran pelayanan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Kabupaten Cilacap tahun 2014 oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan, terhadap pelayanan ibu hamil (pelayanan

antenatal) sesuai standar (K4)

Grafik 4.4

Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) & Pelayanan Persalinan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Page 94: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 81

Berdasarkan grafik 4.4 diatas diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang

mendapat pelayanan antenatal sesuai standar (K4) terbanyak berada

diwilayah UPT Puskesmas Majenang I dan jumlah terendah di wilayah

kerja UPT Puskesmas Dayeuhluhur II.

d. Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh

tenaga kesehatan. Masa Nifas terbagi menjadi 3 Periode yakni :

a) Puerperium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari.

b) Puerperium Intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c) Remote Puerperium

Merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu bersalin mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

berbulan-bulan atau tahunan.

Pelayanan yang diberikan meliputi : Pemeriksaan tekanan darah, nadi,

respirasi dan suhu, Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus),

Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, Pemeriksaan

payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, Pemberian kapsul vitamin A

200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan,

kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama dan

Pelayanan KB pasca salin

Tujuan pelayanan kesehatan pada ibu nifas atau asuhan keperawatan

masa nifas adalah : Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik

maupun psikologik, Melaksanakan skrining yang komprehensif,

mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu maupun bayinya dan Memberikan pendidikan kesehatan

tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,

Page 95: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 82

menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

sehat dan Memberikan pelayanan tentang program keluarga berencana.

1) Pelayanan Ibu Nifas

Jumlah ibu melahirkan yang mendapatkan pelayanan ibu nifas

sebanyak 28.766 ibu, dari jumlah keseluruhan ibu melahirkan

sebanyak 30.201 ibu dengan kata lain pencapaian cakupan pelayanan

ibu melahirkan terhadap ibu nifas sebesar 96,94 %. seperti terlihat

pada grafik 4.5 dibawah ini:

Grafik 4.5

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kabupaten CilacapTahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Pelayanan terhadap ibu nifas angka cakupan terendah terdapat di

wilayah kerja Puskesmas Wanareja II sebesar 87,32 % dan tertinggi di

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I sebesar 99,90%.

2) Ibu Nifas Mendapat Vitamin A

Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem

penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi.

Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa

nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan

Page 96: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 83

jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga pemberian kapsul

vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas sangatlah penting, selain

bermanfaat bagi ibu kapsul vitamin A juga bermanfaat pada bayi,

karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak

langsung bayi pun juga memperolehnya. Manfaat vitamin A selain

untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat juga meningkatakan

kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan ibu

nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi resiko buta

senja pada ibu menyusui ini sering terjadi karena kurang vitamin A.

Pencapaian Cakupan Pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2014

di Puskesmas Kabupaten Cilacap seperti tergambar pada grafik di

bawah ini :

Grafik 4.6

Pencapaian Cakupan Pemberian Vitamin A Terhadap Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Sumber :Profile 2014

Dilihat dari grafik 4.6 di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

cakupan pencapaian terhadap pemberian vitamin A pada ibu nifas

Tahun 2014 ada 15 Puskesmas yang mencapai 100% sebagaimana

tersebut dalam tabel 4.2 di bawah ini :

Page 97: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 84

Tabel 4.2

Pencapaian Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Kabupaten Tahun 2014

NO PUSKESMAS IBU NIFAS MENDAPAT VIT A

1 Dayeuhluhur I 99,12

2 Dayeuhluhur II 100,00

3 Wanareja I 100,00

4 Wanareja II 100,00

5 Majenang I 100,00

6 Majenang II 95,77

7 Cimanggu I 100,00

8 Cimanggu II 97,54

9 Karangpucung I 100,00

10 Karangpucung II 98,89

11 Cipari 100,00

12 Sidareja 94,27

13 Kedungreja 96,06

14 Patimuan 100,00

15 Gandrungmangu I 100,00

16 Gandrungmangu II 100,00

17 Bantarsari 96,88

18 Kawunganten 100,00

19 Jeruklegi I 100,00

20 Jeruklegi II 100,00

21 Kesugihan I 99,77

22 Kesugihan II 99,20

23 Adipala I 99,38

24 Adipala II 98,04

25 Maos 99,41

26 Sampang 99,36

27 Kroya I 100,00

28 Kroya II 100,00

29 Binangun 99,80

30 Nusawungu I 100,00

31 Nusawungu II 91,99

32 Cilacap Selatan I 97,28

33 Cilacap Selatan II 96,98

34 Cilacap Tengah I 90,00

35 Cilacap Tengah II 91,57

36 Cilacap Utara I 98,21

37 Cilacap Utara II 97,64

38 Kampunglaut 95,86

Page 98: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 85

e. Ibu hamil dengan imunisasi TT2+

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) merupakan proses untuk

membangun kekebalan dalam upaya pencegahan terhadap infeksi

tetanus. Manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah melindungi bayinya

yang baru lahir dari tetanus neonatorum dan melindungi ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka. Imunisasi TT untuk ibu hamil

diberikan 2 kali, dengan imunisasi pertama sebaiknya diberikan sejak di

ketahui postif hamil dan untuk imunisasi kedua diberikan dengan

interval antara minimal 4 minggu.

Jadwal pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil.

TT1 : Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester I

TT2 : 4 Minggu setelah TT1 perlindungan 3 tahun

TT3 : 6 Bulan setelah TT2 perlindungan 5 Tahun

TT4 : 1 Tahun setelah TT3 perlindungan 10 Tahun

TT5 : 1 Tahun setelah TT4 perlindungan 25 Tahun

Jumlah Ibu hamil tahun 2014 ini sebanyak 32.590 dan yang telah

dilakukan imunisasi TT 2+ sebanyak 17.720.

Grafik 4.7

Distribusi Ibu Hamil Dengan Imunisasi TT2+ Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Profile 2014

Berdasarkan grafik 4.7 diatas diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang

mendapat imunisasi TT2+ dengan jumlah terbanyak berada diwilayah

UPT Puskesmas Gandrungmangu I dan jumlah terendah di wilayah

kerja UPT Puskesmas Gandrungmangu II.

Page 99: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 86

f. Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+

Secara ideal setiap WUS mendapatkan Imunisasi TT sebanyak 5

kali dalam hidupnya, mulai dari TT I sampai dengan TT 5.

Pemberian imunisasi TT pada Wanita usia subur diberikan pada saat :

a) TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;

b) TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;

c) TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (caten) ;

Sedangkan pemberian imunisasi pada

d) TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil

e) TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

Apabila wanita usia subur pada saat sekolah SD, tidak mendapatkan

imunisasi TT maka maka status imunisasinya adalah

a) TT I adalah waktu imunisasi calon pengantin pertama.

b) TT II adalah satu bulan setelah imunisasi TT I.

c) TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil.

d) TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

Hasil pencatatan dan pelaporan pada program imunisasi TT imunisasi

TT2+ pada wanita usia subur tahun 2014 di Puskesmas Kabupaten

Cilacap seperti tergambar pada grafik 4.8 di bawah ini:

Grafik 4.8

Distribusi Imunisasi TT2+ Pada Wanita Usia Subur Di UPuskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Profile 2014

Page 100: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 87

Berdasarkan grafik 4.8 diatas diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang

mendapat imunisasi TT2+ dengan jumlah terbanyak berada diwilayah

UPT Puskesmas Gandrungmangu II dan jumlah terendah di wilayah

kerja UPT Puskesmas Gandrungmangu II.

g. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yg erat dengan

ketersediaan jumlah darah yg diperlukan (hemoglobin). Dalam tubuh

manusia zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu Untuk

mengangkut oksigen dari paru-paru ke Jaringan dan berguna untuk

Proses pembentukan energi di dalam sel.

Saat keadaan tidak hamil zat besi bisa diperoleh dari menu makanan

yang sehat dan seimbang tetapi saat masa kehamilan suplay zat besi

dari makanan masih belum mencukupi sehingga diperlukan suplemen

berupa tablet Besi (fe).

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil karena pada masa kehamilan kebutuhan zat besi dalam

tubuh akan meningkat mencapai 2 kali lipat dari kebutuhan sebelum

hamil, hal ini terjadi karena selama hamil volume darah meningkat 50%,

dikarenakan adanya pertumbuhan janin dan plasenta yg sangat

memerlukan zat besi.

Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabakan anemia,

dimana pada wanita dikatakan anemia apabila kondisi kadar

haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan

pada ibu hamil dikatakan amenia atau anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada

trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,

2002).

Anemia kekurangan zat besi merupakan tahap yang paling parah,

dengan ditandai adanya penurunan cadangan besi, konsentrasi besi

serum, dan saturasi transferin yang rendah, serta konsentrasi

hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.

Anemia defisiensi besi disebabkan oleh karena rendahnya asupan besi

selama kehamilan dimana kebutuhan zat besi sangat dibutuhkan atau

meningkat, berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis

Page 101: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 88

dikarenakan cadangan besi kosong (depleted iron store) yang

mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia defisiensi

besi pada wanita hamil mempunyai dampak bervariasi dari keluhan

yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan

kehamilan abortus, partus imatur atau prematur dan gangguan pada

janin dismaturitas, mikrosomi, BBLR, dan kematian perinatal.

Pengobatan anemia defisiensi besi pada wanita hamil dengan

pemberian tambahan zat besi. Kebijakan program KIA di Indonesia saat

ini menetapkan bahwa pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5

mg asam folat) untuk semua ibu hamil sebanyak 1 kali 1 tablet selama

90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi

selama kehamilan, yaitu 100 mg.

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut

kecamatan dan puskesmas di Kabupaten Cilacap tahun 2014, untuk

tablet Fe 1 (30 tablet ) sebanyak 32.364 ibu hamil, dan Fe 3 (90 tablet)

sebanyak 30.081 dari jumlah ibu hamil sebanyak 32.590 ibu hamil.

Cakupan pencapaian pemberian tablet Fe 1 sebesar 99,31%,

sedangkan untuk pemberian Tablet Fe3 sebesar 92,30 %.

Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 di UPT Puskesmas

secara lengkap terdapat pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Grafik 4.9

Distribusi Ibu Hamil Mendapatkan Fe1 dan Fe 3 Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap

Tahun 2014

Sumber :Profile 2014

Page 102: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 89

Berdasarkan grafik 4.9 diatas diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang

mendapatkan Fe1 dan Fe3 dengan jumlah terbanyak berada diwilayah

UPT Puskesmas Majenang I dan jumlah terendah di wilayah kerja UPT

Puskesmas Dayeuhluhur II.

h. Kunjungan Kebidanan

1) Penanganan komplikasi kebidanan

Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko

dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi

yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya

komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan

masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta

penanganan yang adekuat sedini mungkin merupakan kunci

keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu. Faktor risiko pada

ibu hamil meliputi : Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun, Anak lebih dari 4, Jarak persalinan dan kehamilan sekarang

kurang dari 2 tahun, Kurang energi kronis ( KEK ) dengan lingkar atas

kurang dari 23.5 cm atau penambahan berat badan < 9 kg selama

masa kehamilan, Anemia dengan Hemoglobin < 11 g/dl, Tinggi badan

kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang

belakang, Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau

sebelum kehamilan ini, Sedang atau pernah menderita penyakit

kronis, riwayat kehamilan buruk (keguguran berulang, kehamilan

ektopik terganggu, mola hidatinosa, ketuban pecah dini, bayi dengan

cacat kongenital), Riwayat persalinan dengan komplikasi dan Riwayat

nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca persalinan, infeksi masa

nifas, psikosis post partum.

Pemantapan pelayanan KIA khususnya untuk kesehatan ibu

diutamakan pada kegiatan :

a) Peningkatan pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan

sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam

Page 103: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 90

Standar Pelayanan Kebidanana (SPK). Pelayanan antenatal

sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan

kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta

intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam

pemeriksaan). Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila

dilakukan oleh tenaga kesehatan. Ditetapkan bahwa frekuensi

pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan

dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan

minimal satu kali pada triwulan pertama, minimal satu kali triwulan

kedua, minimal dua kali pada triwulan ketiga.

Dalam pelayanan antenatal, tindakan yang dilakukan terdiri atas :

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan

darah,Nilai status gizi (ukur lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri,

Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), Skrining

status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (

TT ) bila diperlukan, Pemberian tablet besi minimal 90 tablet

selama kehamilan,Test laboratorium (rutin dan

khusus),Tatalaksana kasus dan Temu wicara (konseling),

termasuk Perencanaan Persalinan dan pencegahan Komplikasi (

P4K ).

b) Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan

persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang kompeten. Pada prinsipnya penolong persalinan harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pencegahan infeksi,

Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar, Merujuk

kasus yang tidak dapat ditangani ketingkat pelayanan yang lebih

tinggi, Melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD) dan Memberikan

injeksi Vit K1 dan salep mata pada bayi baru lahir

c) Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca

persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan yang diberikan

meliputi: Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu,

Page 104: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 91

Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus), Pemeriksaan

lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, Pemeriksaan

payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, Pemberian kapsul

vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah

melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul

Vitamin A pertama.

Jumlah Ibu hamil Kabupaten Cilacap tahun 2014 sejumlah

32.590, dari jumlah tersebut diperkirakan ibu hamil dengan komplikasi

kebidanan sebanyak 6.518 ibu hamil. Jumlah penanganan komplikasi

ibu hamil sejumlah 6.262 atau tercakup sebesar 96,07 %. Gambaran

pelayanan terhadap penanganan komplikasi kebidanan terdapat pada

grafik 4.10 di bawah ini :

Grafik 4.10

Penanganan Komplikasi Kebidanan Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Profile 2014

Dari data grafik 4.10 tersebut terlihat beberapa puskesmas dalam

penanganan komplikasi kebidanan melebihi dari perkiraan kejadian

komplikasi kebidanan, sebagai mana terdapat pada tabel di bawah ini:

Page 105: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 92

Tabel 4.3

Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

NO PUSKESMAS JUMLAH

IBU HAMIL

PERKIRAAN BUMIL DENGAN

KOMPLIKASI KEBIDANAN

PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

%

1 2 3 4 5 6

1 Dayeuhluhur I 406 81 85 104,68

2 Dayeuhluhur II 285 57 58 101,75

3 Wanareja I 1.170 234 304 129,91

4 Wanareja II 484 97 111 114,67

5 Majenang I 2.042 408 451 110,43

6 Majenang II 709 142 91 64,17

7 Cimanggu I 835 167 223 133,53

8 Cimanggu II 830 166 160 96,39

9 Karangpucung I 746 149 189 126,68

10 Karangpucung II 476 95 115 120,80

11 Cipari 1.171 234 245 104,61

12 Sidareja 1.002 200 213 106,29

13 Kedungreja 1.460 292 229 78,42

14 Patimuan 826 165 171 103,51

15 Gandrungmangu I 1.152 230 183 79,43

16 Gandrungmangu II 621 124 106 85,35

17 Bantarsari 1.313 263 329 125,29

18 Kawunganten 1.549 310 219 70,69

19 Jeruklegi I 807 161 136 84,26

20 Jeruklegi II 395 79 123 155,70

21 Kesugihan I 999 200 205 102,60

22 Kesugihan II 1.230 246 176 71,54

23 Adipala I 1.064 213 221 103,85

24 Adipala II 677 135 114 84,19

25 Maos 735 147 165 112,24

26 Sampang 683 137 159 116,40

27 Kroya I 1.074 215 219 101,96

28 Kroya II 866 173 165 95,27

29 Binangun 1.045 209 212 101,44

30 Nusawungu I 647 129 189 146,06

31 Nusawungu II 717 143 141 98,33

32 Cilacap Selatan I 698 140 81 58,02

33 Cilacap Selatan II 591 118 54 45,69

34 Cilacap Tengah I 814 163 112 68,80

35 Cilacap Tengah II 703 141 97 68,99

36 Cilacap Utara I 885 177 69 38,98

37 Cilacap Utara II 579 116 99 85,49

38 Kampunglaut 304 61 43 70,72

Sumber :Simpus 2014

Page 106: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 93

Berdasarkan grafik 4.3 diatas diketahui bahwa persentase terbesar

(155,70%) cakupan lebih dari 100% penanganan komplikasi

kebidanan berada diwilayah kerja UPT Puskesmas Jeruklegi II.

2) Penanganan komplikasi Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada

neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 hari sampai dengan 28

hari setelah lahir, baik difasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan

rumah. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses

neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini

mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada neonatus.

Resiko terbesar kematian neonatus terjadi 24 jam pertama kehidupan,

minggu pertama, dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi

lahir difasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di

fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pelayanan kesehatan

neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan

pemeriksaan dan perawatan Bayi Baru Lahir dan pemeriksaan

menggunakan pendekatan Manajemen terpadu bayi Muda ( MTBM )

untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat.

Pelayanan kesehatan pada neonatus di kabupaten cilacap yang

dilaksanakan oleh puskesmas tahun 2014, sesuai dengan pencatatan

dan pelaporan dari Program KIA, jumlah perkiraan komplikasi

neonatus sebanyak 4.503 kasus dari jumlah kelahiran hidup sebanyak

30.023 kelahiran, dengan penanganan terhadap komplikasi kasus

neonatus sebanyak 3.051 kasus (67,7%). Untuk gambaran

penanganan komplikasi neonatus di Kabupaten Cilacap dapat dilihat

pada grafik 4.11 sebagai berikut:

Page 107: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 94

Grafik 4.11

Penanganan Komplikasi Neonatus Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.11 diatas dari penanganan komplikasi neonatus

yang ada di Puskesmas yang paling banyak adalah di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I sebanyak 261 penanganan komplikasi

neonatus dari perkiraan penanganan kasus neonatus sejumlah 276.

i. Pelayanan KB

1) Peserta KB Baru

Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar

dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan

sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka

kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas ( kesuburan ) bagi

pasangan yang telah cukup memiliki anak ( 2 anak lebih baik ) serta

meningkatan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.

Page 108: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 95

Pelayanan KB bertujuan untuk menunda ( merencanakan ) kehamilan.

Bagi pasangan usia subur yang ingin menjarangkan dan atau

menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi.

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sel sperma tersebut (Manuaba, 1998). Kontrasepsi

adalah usaha-usaha mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu

dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Adapun

macam dari kontrasepsi adalah :

a) Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banyak

dipakai oleh akseptor yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik;

pil ; dan implant. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin

atau campuran keduanya.

b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral, Beberapa

alasan dalam pemilihan AKDR adalah penggunaannya dalam

waktu jangka panjang, tidak mengganggu produksi ASI serta tidak

memerlukan upaya tertentu untuk mempertahankan AKDR di

dalam rahim. Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di

Indonesia, diantaranya adalah bentuk spiral; tapal kuda; copper T.

c) Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi)

Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan,

dianjurkan untuk ibu yang sudah memiliki cukup anak dan usia di

atas 35 tahun. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan tuba atau

saluran yang berfungsi sebagai jalan lewat sel telur dari ovarium

ke dalam rahim.

Page 109: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 96

d) Kontrasepsi mantap pria (vasektomi)

Vasektomi merupakan kontrasepsi pada pria yang sangat efektif

melindungi istri dari kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per

100 perempuan dalam tahun pertama. Vasektomi adaalah

pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya sperma dari

testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi

harus secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk menilai 3 syarat

tersebut, maka setiap calon akseptor vasektomi harus menjalani

konseling dan seleksi kelayakan medik pratindakan.

Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta

KB diperlukan pengelolaan program yang berhubungan dengan

peningkatan aspek kualitas, teknis dan aspek manajerial pelayanan

KB. Dari aspek kualitas perlu diterapkan pelayanan yang sesuai

dengan standar dan variasi pilihan metode KB, sedangkan dari

metode teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non klinis secara

berkesinambungan. Selanjutnya aspek manajerial, pengelola program

KB perlu melakukan revitalisasi dalam segi analisis situasi program

KB dan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.

Sedangkan untuk mencapai keberhasilan pelayanan keluarga

berencana tidak terlepas pada dukungan anggota masyarakat sebagai

pendukung gerakan keluarga berencana dengan berpartisipasi secara

aktif sebagai peserta KB atau akseptor KB. Akseptor KB menurut

sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau

mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase

menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Akseptor

KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur

inilah yang lebih berpeluang besar untuk menghasilkan keturunan dan

dapat meningkatkan angka kelahiran. Akseptor KB yang diikuti oleh

Page 110: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 97

pasangan usia subur dapat dibagi menjadi :Akseptor atau peserta KB

baru dan Akseptor atau peserta KB lama.

Akseptor atau peserta KB baru, yaitu Pasangan Usia Subur yang

pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan

yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.

Peserta Keluarga Berencana di Kabupaten Cilacap Tahun 2014,

jumlah pasangan usia subur sejumlah 340.224 jiwa. Dari jumlah

tersebut, peserta KB baru sejumlah 35.297 pasangan usia subur atau

10,4 %. Gambaran peserta KB baru berdasarkan Kecamatan dapat di

lihat pada grafik 4.12 di bawah ini :

Grafik 4.12

Peserta KB Baru di Wilayah Kecamatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.12 diatas dari jumlah peserta KB baru yang ada

di Puskesmas yang paling banyak adalah di Karangpucung II

sebanyak 4.111 dan jumlah peserta KB baru paling sedikit adalah

Puskesmas Jeruk legi II sebanyak 28.

Page 111: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 98

2) Peserta KB Aktif

PUS menjadi peserta KB aktif adalah pasangan suami isteri yang sah

yang isterinya atau suaminya masih menggunakan alat, obat atau

cara kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dalam kurun waktu

tertentu. Pencapaian peserta KB aktif di suatu Kabupaten/ Kota

dihitung/ diperkirakan setiap tahun berdasarkan perkiraan perhitungan

penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate=TFR) yang telah

ditetapkan secara Nasional dan didistribusikan ke Provinsi melalui

Rapat Kerja Daerah program KB Provinsi dan atau Kabupaten/Kota.

Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi peserta KB

aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan seluruh

PUS dalam suatu di wilayah pada kurun waktu tertentu. Peserta KB

Aktif adalah merupakan jumlah kumulatif dari peserta KB yang terus

menerus menggunakan salah satu alat, obat dan cara kontrasepsi

ditambah dengan jumlah peserta KB baru pada tahun berjalan.

Pencatatan Pelaporan Program KB aktif dengan jumlah PUS

sebanyak 340.224, dan jumlah akseptor KB baru sejumlah 35.297,

dan akseptor KB aktif sebanyak 217.289. Cakupan sasaran PUS

terhadap peserta KB aktif sebesar 63,86%. Untuk menggambarkan

jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Cilacap berdasarkan Kecamatan

dapat di lihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.13

Peserta KB Aktif Di Wilayah Kecamatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Page 112: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 99

Dari Grafik 4.13 diatas dapat terlihat bawa peserta KB aktif terbanyak

berada di Wilayah Kerja Puskesmas Majenang I (15941) sedangkan di

wilayah kerja Puskesmas Kesugihan I (3187) merupakan Kecamatan

dengan peserta KB aktif paling sedikit.

j. Pelayanan Kesehatan Bayi

Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan

manusia, dimana terjadi masa proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari

kehidupan dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Keadaan ini

merupakan masa yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang

ekstra karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi.

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan.

Tingginya angka kematian bayi dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan

maternal dan neonatal kurang baik. Selain itu, penyebab tingginya

kematian bayi dalam usia 28 hari pertama merupakan indikator terhadap

penanganan dan perawatan bayi baru lahir. Perawatan bayi baru lahir

meliputi: Pencegahan infeksi, Penilaian bayi baru lahir, Pencegahan

kehilangan panas, Asuhan tali pusat, Inisiasi menyusu dini (IMD),

Pencegahan perdarahan, Pemberian imunisasi dan Pemeriksaan bayi

baru lahir.

1) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai

standar pada 6 – 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui

akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan

Neonatus 1 di Kabupaten Cilacap mencapai 99,3 % dengan cakupan

kunjungan paling rendah terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kroya II

sebesar 89,9 %.

2) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai

standar sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada

hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kal pada hari ke 8 – har ke 28 setelah lahir

disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini

dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal

Page 113: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 100

Di Kabupaten Cilacap kunjungan Neonatus 3 kali rata-rata 97,9 %.

Untuk menggambarkan Prosentase Pencapaian Kunjungan Neonatus

1(KN1) dan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) dapat di lihat

pada grafik 4.14 di bawah ini :

Grafik 4.14

Prosentase Pencapaian Kunjungan Neonatus 1(KN1) dan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.14 diatas dari prosentase pencapaian kunjungan

neonatus 1(KN1) Tahun 2014 yang paling banyak ada di wilayah kerja

Puskesmas Patimuan dan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)

Tahun 2014 yang ada di Puskesmas yang paling banyak adalah di

UPT Puskesmas Gandrungmangu I.

2. Pelayanan kesehatan anak

a. Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Dan Prasekolah

Yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak balita dan prasekolah

adalah Balita dan Anak prasekolah baru yang diperiksa kesehatannya

sekaligus dideteksi atau cek tumbuh kembangnya oleh Petugas

Puskesmas /Puskesmas Pembantu Polindes di dalam maupun diluar

Institusi Kesehatan.

Cakupan pelayanan kesehatan balita dan anak prasekolah (1-5 th) yang

dideteksi tumbuh kembangnya sesuai standar oleh tenaga kesehatan

Page 114: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 101

yang ada di Kabupaten Cilacap tahun 2013, adalah, Jumlah Balita dan

anak pra sekolah ( 1-4 tahun) sebanyak 107.324 anak, Jumlah balita dan

anak pra sekolah ( 1-4 tahun ) yang dideteksi dini tumbuh kembang

diperoleh dari register anak dan laporan LB 3 KIA sebanyak 87.612

anak.

Dari data tersebut maka, kinerja petugas penyelenggara pelayanan

deteksi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah dapat di ukur

dengan keberhasilan nilai cakupan pelayanan deteksi Tumbuh kembang

balita dan anak prasekolah yakni sebesar 81,6%.

b. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Oleh

Tenaga Kesehatan

Pemeriksaan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (kelas 1)

yang sesuai dengan Pedoman di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu

tertentu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / Guru

UKS / Dokter kecil. Perbandingan jumlah siswa SD dan setingkat yang

mendapat pemeriksaan penjaringan kesehatan yang sesuai pedoman

dengan jumlah proyeksi Anak Usia Sekolah tingkat dasar yang mendapat

pemeriksaan penjaringan kesehatan yang sesuai pedoman diperoleh dari

laporan triwulan kesehatan anak, pada 38 Puskesmas di Kabupaten

Cilacap tahun 2013, sebesar 37.961 anak, dari jumlah sasaran anak

Sekolah dasar atau setingkat sebanyak 38.665 anak sekolah atau sebesar

98,2 %. Untuk menggambarkan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa

SD & setingkat dapat di lihat pada grafik 4.15 di bawah ini :

Grafik 4.15

Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Page 115: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 102

Berdasarkan grafik 4.15 diatas dari cakupan pelayanan kesehatan

(penjaringan) siswa SD & setingkat yang ada di Puskesmas yang paling

banyak adalah di UPT Puskesmas Majenang I.

3. Pelayanan Imunisasi

Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya kegiatan imunisasi

dasar secara lengkap pada bayi (0 -11bulan), dengan indikator UCI adalah

tercapainya cakupan imunisasi dasar ≥ 80% dan Imunisasi dasar lengkap

pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis

Hepatitis B, 1 dosis Campak.

Desa/Kelurahan UCI merupakan desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah

bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi campak.

Dari hasil register dan pencatatan kegiatan imunisasi di 38 Puskesmas di

Kabupaten Cilacap tahun 2013, pencapaian imunisasi adalah sebagai berikut:

a. BCG

Penilaian terhadap cakupan imunisasi ini bertujuan untuk menilai

jangkauan program, imunisasi khususnya pada bayi. Cakupan imunisasi

BCG di Kabupaten Cilacap tahun 2014 mencapai 97,04 % di atas dari

target yang ditetapkan yaitu 90 %. Dari 38 Puskesmas yang semua sudah

mencapai terget 90%. Adapun pencapaian target lebih dari 100 %

sejumlah 19 Puskesmas. Hal ini jika dikaitkan dengan kunjungan

neonatus akan jelas ada kaitannya, dikarenakan pemberian imunisasi

BCG bersamaan dengan kunjungan neonatus. Untuk menggambarkan

pencapaian cakupan imunisasi BCG dapat di lihat pada grafik 4.16 di

bawah ini :

Grafik 4.16

Pencapaian Cakupan Imunisasi BCG di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Page 116: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 103

Berdasarkan grafik 4.16 diatas dari cakupan Imunisasi BCG yang ada di

Puskesmas yang paling tinggi adalah di UPT Puskesmas Cilacap Tengah

II (111,19%) sedangkan pencapaian imunisasi BCG terendah berada di

wilayah kerja UPT Puskesmas Wanareja I (54,58%).

b. HB< 7 HARI

Penilaian terhadap cakupan imunisasi HB < 7 hari bertujuan untuk menilai

jangkauan program imunisasi pada bayi. Cakupan Kabupaten Cilacap

tahun 2014 mencapai 94,05%. Untuk menggambarkan pencapaian

cakupan imunisasi HB < 7 hari dapat di lihat pada grafik 4.17 di bawah ini:

Grafik 4.17

Pencapaian Cakupan Imunisasi HB< 7 Hari Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: SIMPUS 2014.

Berdasarkan grafik 4.17 diatas dari cakupan Imunisasi HB < 7 hari yang

ada di Puskesmas yang paling tinggi adalah di UPT Puskesmas

Dayeuhluhur I (106,8%) pencapaian imunisasi HB < 7 hari terendah

berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Patimuan (73,7%).

c. Polio 4

Secara keseluruhan cakupan imunisasi Polio 4 Kabupaten Cilacap tahun

2014, mencapai 96 % hal ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu

95 % Cakupan imunisasi Polio 4 secara lengkap terdapat pada grafik 4.18

dibawah ini.

Page 117: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 104

Grafik 4.18

Pencapaian Cakupan Imunisasi Polio Di UPT Puskesmas Kabupaten CilacapTahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.18 diatas diketahui cakupan Imunisasi Polio 4

tertinggi di UPT Puskesmas Dayeuhluhur I (132,4%) sedangkan

pencapaian terendah di UPT Puskesmas Wanareja I (50,9%) .

d. DPT 3 + HB3

Pencapaian imunisasi DPT3 dan HB 3, ini bertujuan untuk menilai

cakupan program imunisasi pada bayi. Cakupan Kabupaten Cilacap tahun

2014 mencapai 102,0%, sudah terpenuhi target yang ditentutan yaitu

sebesar 90%. Cakupan imunisasi DPT 3 dan HB 3 selengkapnya terdapat

pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.19

Pencapaian Cakupan Imunisasi DPT 3 + HB3 Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: SIMPUS 2014.

Page 118: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 105

Berdasarkan grafik 4.19 diatas dari cakupan Imunisasi DPT 3 dan HB 3

yang ada di Puskesmas yang paling tinggi adalah di UPT Puskesmas

Binangun (133%) sedangkan pencapaian imunisasi DPT 3 dan HB 3

terendah berada di wilayah kerja Nusawungu II (85%).

e. Campak

Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Cilacap tahun 2014 mencapai

96% sudah melampaui target yang ditetapkan sebesar 80%. Pencapaian

cakupan imunisasi campak selengkapnya pada grafik 4.20 dibawah ini.

Grafik 4.20

Pencapaian Cakupan Imunisasi Campak Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.20 diatas dari cakupan Imunisasi Campak yang ada

di Puskesmas yang paling tinggi adalah di UPT Puskesmas Dayeuhluhur I

sedangkan pencapaian imunisasi Campak terendah berada di wilayah

kerja Cilacap Selatan II.

4. Pelayanan Gizi

a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar

diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada

semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat

menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related

Page 119: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 106

Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari

organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan

epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah

kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak bayi – balita usia 6

bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara

berkembang.

Kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna biru

dengan dosis 100.000SI yang diberikan pada anak umur 0-12 bulan yang

diberikan pada bulan Pebruari dan Agustus setiap tahunnya. Cakupan

pemberian Vit A bayi Kabupaten Cilacap Tahun 2013 mencapai 80,48 %.

Sedangkan pada tahun 2014 ada peningkatan Cakupan pemberian Vit A

pada anak balita Kabupaten Cilacap Tahun 2014 mencapai 99,89%

Cakupan Pemberian Vit A pada bayi berdasarkan wilayah Kerja UPT

Puskesmas secara lengkap terdapat pada grafik 4.21 dibawah ini.

Grafik 4.21

Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.21 diatas diketahui Cakupan Pemberian Vit A pada

bayi paling tinggi adalah di UPT Puskesmas Kedungreja.

Kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah

dengan dosis 200.000SI yang diberikan pada anak umur 12 -59 bulan

yang diberikan pada bulan Pebruari dan Agustus setiap tahunnya.

Page 120: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 107

Cakupan pemberian Vit A pada anak balita Kabupaten Cilacap Tahun

2014 mencapai 99,89%. Cakupan Pemberian Vit A pada anak balita

berdasarkan wilayah Kerja UPT Puskesmas secara lengkap terdapat pada

grafik 4.22 dibawah ini.

Grafik 4.22

Cakupan Pemberian Vit A Pada Balita Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: SIMPUS 2014

Berdasarkan grafik 4.22 diatas diketahui bahwa cakupan pemberian Vit A

tertinggi (101,0 %) berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Jeruklegi I

dan cakupan terendah (96,4%) di wilayah kerja UPT Puskesmas Kroya II.

b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah dan atau

rumah bersalin dengan pertolongan dukun bayi dan atau tenaga

kesehatan. Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu

program penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas

mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat

kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari

setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A

Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 99,89%,. Cakupan pemberian Vit

Page 121: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 108

A ibu nifas berdasarkan wilayah Kerja UPT Puskesmas secara lengkap

terdapat pada grafik 4.23 dibawah ini :

Grafik 4.23

Cakupan Pemberian Vit A Ibu Nifas Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: SIMPUS 2014

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa cakupan pemberian Vit A Ibu

Nifas tertinggi (100%) berada di 8 (Delapan) wilayah UPT Puskesmas

DayeuhluhurII, Wanareja II, Majenang I, Cimanggu I, Karangpucung I,

Cipari, Patimuan,Jeruklegi I dan Jeruklegi II. Sedangkan Cakupan

terendah (89,76%) di wilayah kerja UPT Puskesmas Cilacap Tengah I.

c. Bayi yang diberi ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang

sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi

yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI

adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi,

dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam

keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya

(UNICEF). Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif

Page 122: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 109

sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI

dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Kebijakan Nasional pemberian ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan

telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.450/Menkes/SK/IV/

2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi

sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman,

kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi

yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula kepada bayi

dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan

mutakhir UNICEF (Fact About Breast Feeding) merupakan kekeliruan

yang fatal, karena meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi

susu formula, namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak

diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk

menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dll.

Pencapaian rata-rata pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Cilacap

Tahun 2014 sebesar 36,16%.dengan cakupan persentase pemberian Asi

Eksklusif terbanyak di UPT Puskesmas Cimanggu I (88,92%).

Grafik 4.24

Pemberian ASI Eksklusif Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber :Simpus 2014

Page 123: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 110

d. Persentase Balita dengan Gizi Buruk

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui

intensifikasipemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan

dengan penentuanstatus gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan

lainnya. Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindak lanjuti dengan

rencana tindak yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk

memberikan hasil yang optimal.

Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah didasarkan pada 2 kategori

yaitu dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U)

dan kategori kedua adalah membandingkan berat badan dengan tinggi

badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan

membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan

penimbangan, jika ditemukan balita yang beradadi bawah garis merah

(BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi status gizi

dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan. Jika

ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera dilakukan

perawatan gizi buruk sesuai pedoman di Posyandu dan Puskesmas.Jika

ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani

di Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.

Balita gizi buruk Tahun 2014 di Kabupaten Cilacap secara

terperinci terdapat pada tabel 4.25 dibawah ini..

Grafik 4.25

Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapatkan Perawatan di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014.

Sumber :Simpus 2014

Page 124: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 111

Berdasarkan grafik 4.25 diatas diketahui bahwa secara keseluruhan

jumlah kasus gizi buruk sebanyak 116 kasus dengan kasus terbanyak di

wilayah kerja UPT Puskesmas Cilacap Selatan I dengan 11 kasus.

Penanggulangan kasus Gizi buruk sebesar 100 %.

Berikut perbandingan penemuan kasus gizi buruk dari tahun 2011

samapi dengan 2014 terlihat pada grafik 4.26 berikut ini :

Grafik 4.26

Komperasi Penemuan Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Cilacap Tahun 2011Sampai Dengan Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan Grafik 4.26 diatas diketahui bahwa terjadi kecenderungan

peningkatan kasus gizi buruk secara tajam pada tahun 2013 baik

menimpa pada balita perempuan maupun laki-laki dan menurun pada

tahun 2014.

5. Pelayanan Kesehatan Lansia

Pelayanan kesehatan usia lanjut yaitu pelayanan penduduk usia 60

tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan

standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di

posyandu/kelompok usia lanjut. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut

Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 42 %. Pelayanan lansia secara

lengkap terdapat pada Grafik 4.27 dibawah ini :

Page 125: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 112

Grafik 4.27

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan grafik 4.27 diatas diketahui bahwa jumlah lansia terbanyak

berada diwilayah UPT Puskesmas Sidareja dan Lansia terbanyak

mendapatkan pelayanan kesehatan berada diwilayah kerja UPT Puskesmas

Cimanggu I.

6. Program Pengobatan (Kuratif Dan Rehabilitatif)

Yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan

tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter

secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis

dan pemeriksaan.

Berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

tahun 2014, jumlah kunjungan di masing-masing Puskesmas dengan rincian

secara lengkap seperti terdapat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Page 126: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 113

Tabel 4.4

Hasil Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO SARANA PELAYANAN

KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN

KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 DAYEUHLUHUR I 7.105 12.978 20.083 0 0 0 0 0 0

2 DAYEUHLUHUR II 6.454 6.991 13.445 31 38 69 4 6 10

3 WANAREJA I 7.456 6.234 13.690 223 230 453 0 0 0

4 WANAREJA II 7.123 5.263 12.386 0 0 0 0 0 0

5 MAJENANG I 19.810 21.368 41.178 0 0 0 83 41 124

6 MAJENANG II 17272 17234 34.506 0 0 0 0 0 0

7 CIMANGGU I 8658 9998 18.656 457 699 1.156 0 0 0

8 CIMANGGU II 15.952 16.269 32.221 0 0 0 8 2 10

9 KARANGPUCUNG I 9.768 11.654 21.422 494 682 1.176 0 0 0

10 KARANGPUCUNG II 4.229 3.854 8.083 0 0 0 1 1 2

11 CIPARI 8587 10928 19.515 1209 1540 2.749 9 4 13

12 SIDAREJA 10.802 16.181 26.983 1.730 2.036 3.766 17 18 35

13 KEDUNGREJA 14.433 16.985 31.418 0 0 0 0 0 0

14 PATIMUAN 13.213 14.451 27.664 0 0 0 0 0 0

15 GANDRUNGMANGU I 11183 11639 22.822 536 592 1.128 35 25 60

16 GANDRUNGMANGU II 21131 20511 41.642 0 0 0 0 0 0

17 BANTARSARI 7.532 7.180 14712 0 0 0 0 0 0

18 KAWUNGATEN 2.145 2.071 4.216 812 1098 1.910 9 0 9

19 KAMPUNGLAUT 3.751 4.076 7.827 0 0 0 4 2 6

20 JERUKLEGI I 2.570 3.693 6.263 363 444 807 0 0 0

21 JERUKLEGI II 7.105 12.978 20.083 0 0 0 0 0 0

22 KESUGIHAN I 22.037 21.172 43.209 0 0 0 0 0 0

23 KESUGIHAN II 10.851 14.608 25.459 0 0 0 55 45 100

24 ADIPALA I 6.180 11.722 17.902 448 501 949 45 47 92

25 ADIPALA II 4.556 5.025 9.581 0 0 0 0 0 0

26 MAOS 3664 3884 7.548 410 931 1.341 0 0 0

27 SAMPANG 21255 21900 43.155 2431 2672 5103 0 0 0

28 KROYA I 8.922 15.660 24.582 901 1.207 2.108 0 0 0

29 KROYA II 11.096 13.194 24.290 0 0 0 0 0 0

30 BINANGUN 10.618 11.421 22.039 0 0 0 0 0 0

31 NUSAWUNGU I 8.621 17.038 25.659 0 0 0 44 103 147

32 NUSAWUNGU II 7.673 11.509 19.182 427 383 810 0 0 0

33 CILACAP SELATAN I 12.748 20.334 33.082 0 0 0 0 0 0

34 CILACAP SELATAN II 8.760 13.128 21.888 0 0 0 0 0 0

35 CILACAP TENGAH I 27404 27102 54.506 0 0 0 2 2 4

36 CILACAP TENGAH II 5.245 7.169 12.414 0 0 0 0 0 0

37 CILACAP UTARA I 13213 14451 27.664 0 0 0 0 0 0

38 CILACAP UTARA II 16473 15854 32.327 0 0 0 0 0 0

Sumber data : Simpus 2014

Dari data tabel 4.4 di atas dapat terlihat bahwa jumlah kunjungan rawat

jalan yang terbanyak ada di wilayah Puskesmas Cilacap Tengah I sebanyak

54.506 kunjungan dan kunjungan rawat inap yang terbanyak di Puskesmas

Sampang sebanyak 5.108 kunjungan. Jumlah Kunjungan menurut jenis dan

tujuan kunjungan secara terperinci terdapat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Page 127: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 114

Tabel 4.5

Jumlah Kunjungan menurut Jenis Kunjungan Dan Kunjungan Tujuan Di Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

BPU BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

93838 24903 118741 24899 5197 30096 143968 9764 153732 7478 1113 8591 270183 40977 311160

BPG BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

13028 5567 18595 2158 621 2779 5920 605 6525 710 117 827 21816 6910 28726

KIA BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

43086 6869 49955 738 194 932 12991 746 13737 1035 148 1183 57850 7957 65807

KB BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

2437 255 2692 121 12 133 6784 182 6966 167 10 177 9509 459 9968

BUMIL

BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

6466 416 6882 85 11 96 4682 148 339 448 65 513 11681 640 12321

LAB BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

67 7 74 3 0 3 20 0 20 6 0 6 96 7 103

KIR DOKTER

BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

42 24 66 0 0 0 1 0 1 1 0 1 44 24 68

CAPENG / CATIN

BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

513 97 610 0 0 0 4 1 5 0 0 0 517 98 615

TOTAL

BAYAR ASKES JPS LAIN-LAIN TOTAL

Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total Dalam Luar Total

11960 2693 14653 1747 324 2071 11244 480 11724 1566 199 1765 26517 3696 30213

Sumber :Simpus 2014

Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa tujuan kunjungan terbanyak terjadi pada

kunjungan BPU sebanyak 311.160 dan jenis kunjungan terbanyak 14.553

pada kunjungan Bayar.

7. Perilaku Hidup Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan

upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan

mampu melakukan PHBS dalam memelihara dan meningkatkan

Page 128: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 115

kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari

ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Yang dimaksud rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga

yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator PHBS tatanan rumah

tangga. Adapun 16 indikator PHBS tatanan Rumah tangga tersebut meliputi:

a. Variabel KIA dan GIZI: persalinan nakes; ASI Eksklusif; penimbangan

balita; gizi seimbang.

b. Variabel KESLING: air bersih; jamban; sampah; kepadatan hunian; lantai

rumah.

c. Variabel GAYA HIDUP: aktifitas fisik; tidak merokok; cuci

tangan;kesehatan gigi dan mulut; miras/narkoba.

d. Variabel upaya kesehatan mastarakat: jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Jumlah rumah tangga PHBS secara keseluruah adalah 412.834 rumah

dan yang dipantau ada 240.180 rumah dengan pencapaian persentase rumah

tangga sehat sebesar 89,7 % yaitu yang diwakili oleh rumah tangga yang

mencapai rumah tangga PHBS secara lengkap terdapat pada grafik 4.28

dibawah ini.

Grafik 4.28

Rumah Tangga PHBS Di UPT Puskesmas Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber : Profile 2014

Page 129: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 116

Berdasarkan grafik 4.28 diatas diketahui bahwa rumah tangga PHBS

terbanyak (16.182) berada di wilayah UPT Puskesmas Binangun.

8. Kesehatan Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program

Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang

lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk

menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun

kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: (1) Penyediaan

Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, (2) Pemeliharaan dan Pengawasan

Kualitas Lingkungan, (3) Pengendalian Dampak Risiko Lingkungan, (4)

Pengembangan Wilayah Sehat.

Program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi

dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat.

a. Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih

Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan

penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang

dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang

ditandatangani oleh Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian

Dalam Negeri serta Kementerian Pekerjaan Umum cukup signifikan

terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi

khususnya di daerah.

Strategi pelaksanaan diantaranya, meliputi penerapan pendekatan

tanggap kebutuhan, peningkatan sumberdaya manusia, kampanye

kesadaran masyarakat, upaya penyehatan lingkungan, pengembangan

kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada

semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan

kegiatan penyediaan air bersih.

Pada dasarnya negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air

bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupan

Page 130: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 117

yang sehat, bersih dan produktif (UU No. 7 Tahun 2004, pasal 10). Namun

pada kenyataannya persentase penduduk miskin masih tinggi, sehingga

kemampuan untuk mendapat akses ke sarana penyediaan air minum

yang memenuhi syarat masih terbatas.

Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk

memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini

menunjukkan ketidakadilan dalam mendapatkan akses pada air minum.

Walaupun terdapat program – program air minum dan sanitasi untuk

masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum

belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan

yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi

masyarakat berpenghasilan rendah.

Jumlah penduduk yang memiliki akses air minum adalah 879.762 jiwa dari

1.768.502 jiwa (50%) . Penggunaan sumber air bersih secara lengkap

terdapat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.29

Persentase Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: PROFILE 2014.

Berdasarkan grafik 4.28 diatas diketahui bahwa sumber air bersih yang

digunakan dengan persentase terbesar (19,36%) adalah Sumur gali

terlindung dan yang terendah (0,50%) adalah penampungan air hujan.

Page 131: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 118

b. Persentase Penduduk Dengan akses Terhadap Fasilitas Sanitasi

Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban.

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga salah

satunya adalah Jamban sehat. Pada tahun 2014 di Kabupaten Cilacap

Persentase Penduduk memiliki Jamban Sehat secara lengkap terdapat di

grafik 4.30 di bawah ini.

Grafik 4.30

Penduduk Dengan akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak

(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban

Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: PROFILE 2014.

Berdasarkan grafik 4.30 diatas diketahui bahwa Penduduk Dengan

akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut

Jenis Jamban yang terbanyak adalah jenis Komunal (90,6%) dan yang

terendah jenis cemplung (22,3%)

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Kepersertaan Jaminan Kesehatan.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

pemerintah telah berupaya mengembangkan berbagai upaya kesehatan,

salah satunya adalah dengan mengembangkan suatu upaya kesehatan

melalui program jaminan kesehatan. Program ini dikembangkan dengan

tujuan merubah pola pembayaran langsung (out of pocket) yang biasanya

Page 132: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 119

dibayar setelah pelayanan diberikan menjadi penyelenggaraan pemeliharaan

kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan

kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu terjamin serta

pembiayaan yang dilaksanakan pra upaya.

Di Indonesia, pada tahun 2014 semua bentuk kepesertaan jaminan

kesehatan sudah masuk dalam BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Di Kabupaten Cilacap pada tahun 2014, Kepesertaan jaminan kesehatan

secara lengkap terdapat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6

BPJS dan Jamkesda Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH KEPESERTAAN

1 2 3

1 JAMKESMAS (PENERIMA BANTUAN IURAN) 766.559

2 PEKERJA PENERIMA UPAH (PPU) 107.669,00

3 ASURANSI PERUSAHAAN (yang belum masuk JKN)

824.558

4 ASURANSI SWASTA bukan pekerja (pensiunan) 28.696

5 PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH (PBPU) 41.025

6 JAMKESDA 472.409

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui bahwa jumlah kepesertaan Jaminan

Kesehatan terbanyak pada PPU (Pekerja Penerima upah) dan terendah pada

Asuransi swasta.

Page 133: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 120

BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level

pelayanan kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan,

diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat

kesehatan masyarakat akan terjaga. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas

dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan

pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat

perlu didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki

kualitas pelayanan yang baik. Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten

Cilacap tahun 2014 meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Poliklinik atau Balai Pengobatan, BKIA, Dokter dan Bidan

Praktek Swasta, Posyandu, apotek dan laboratorium. Sarana kesehatan secara

terperinci terdapat pada tabel 5.1 dibawah ini,

Tabel 5.1

Sarana Kesehatan di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

No Nama Pemda BUMN Swasta Jumlah

1. Rumah Sakit Umum 2 1 4 7 2. Rumah Sakit Khusus 3 3

3. Puskesmas 1. Puskesmas Rawat Inap 2. Puskesmas Non Rawat Inap 3. Puskesmas Keliling 4. Puskesmas Pembantu

15 23 38 73

15 23 38 73

4. Rumah Bersalin 3 3

5. Balai Pengobatan/Klinik 62 62

6. Praktik Dokter Bersama 62 62

7. Praktik Dokter Perorangan 221 221

8. Praktik Pengobatan Tradisional 81 81

9. Laboratorium Kesehatan 3 2 5

10. Unit Transfusi Darah 1 1

11. Usaha Kecil Obat Tradisional 12 12

12. Apotek 2 102 104

13. Toko Obat 18 18

14. Desa Siaga 284 284

15. Posyandu 2.127 2.127

Page 134: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 121

16. Poskesdes 202 202

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa sarana kesehatan terbanyak

(2.127) adalah Posyandu dan sarana praktik dokter perorangan sebanyak 221

buah.

1. Rumah sakit

Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang

utamanya menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif dan berfungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Rumah sakit sebagai salah

satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Jumlah Rumah Sakit Umum di

Kabupaten Cilacap : 7 RS (RS Pemerintah 2 unit, RS BUMN 1 unit dan RS

Swasta sebanyak 4 unit). Setiap rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan

kualitas pelayanan kesehatannya. Mutu pelayanan rumah sakit di antaranya

dapat dilihat dari aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat,

aspek efisiensi dan efektifitas pelayanan dan keselamatan pasien. Adapun

jumlah pelayanan gawat darurat level satu rumah sakit di Kabupaten Cilacap

Adapun jumlah pelayanan gawat darurat level satu rumah sakit Kabupaten

Cilacap adalah 7 Rumah Sakit Umum (RSU) dan 3 Rumah Sakit Khusus

(RSK).

Tabel 5.2

Indikator Kinerja Rumah Sakit Di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Rumah Sakit Indikator Rumah Sakit

BOR BTO TOI ALOS

RSUD Cilacap 58,91 58,19 2,58 3,70

RSUD Majenang 83,31 83,37 0,73 3,65

RSU Pertamina 29,78 35,76 7,17 3,04

RSU Islam Fatimah 7,84 89,81 3,75 0,32

RSU Santa Maria 0,00 0,00 0,00 0,00

RSU Aprillia 29,65 83,16 3,09 1,30

RSU Aghisna Medika 59,02 47,04 3,18 4,58

RS Khusus Ibu dan Anak Afdilla 0,00 0,00 0,00 0,00

RS Khusus Bersalin Annisa 0,00 0,00 0,00 0,00

RS Khusus Ibu dan Anak Duta

Mulya

56,82 93,46 1,69 2,22

Page 135: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 122

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa pencapaian BOR tertinggi

(83,31%) berada di RSUD Majenang dan RSU Aghisna Medika (59,02%)

sedangkan BTO tertinggi (93,46) kali dimiliki RS Khusus Ibu dan Anak Duta

Mulya.

Grafik 5.1

Indikator Kinerja Rumah Sakit di Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Simpus 2013

Berdasarkan Garfik 5.1 diatas terlihat bahwa Rumah sakit yang memiliki BOR

terbesar adalah RSUD Cilacap (85,0425%) dan RSUD Majenang (85,0425%)

sedangkan utuk nilai BTO terbesar adalah RSU Aprilia (231,38 kali).

2. Puskesmas

Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota (UPTD),

Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana

tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

Page 136: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 123

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas

adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek

kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative

terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku

masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang

kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju

kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu

berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan

pelayanan kesehatan sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana

sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan

Page 137: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 124

menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya

pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup

pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

Kabupaten Cilacap memiliki Puskesmas Rawat inap 15 unit dengan

209 tempat tidur dan 23 puskesmas non rawat inap. Sedangkan jumlah

puskesmas pembantu sebanyak 73 unit dan puskesmas keliling 38 unit.

3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan

program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. UKBM terdiri atas Desa Siaga Aktif, Forum Kesehatan

Desa, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu.

a. Desa Siaga Aktif

Desa siaga aktif adalah sebuah desa/ kelurahan yang

penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan

dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan

Desa (PKD) atau sarana kesehatan lain yang ada di wilayah tersebut

seperti Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas atau sarana kesehatan

lainnya. Selain hal tersebut dalam desa/kelurahan siaga aktif

penduduknya juga mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans

berbasis masyarakat meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan

anak, gizi, lingkungan dan perilaku, kedaruratan kesehatan dan

penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan, sehingga

masyarakat menerapkan perilaku hidup besih dan sehat (PHBS). Strata

desa siaga aktif menurut Kepmenkes RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010

meliputi strata pratama, madya, purnama dan mandiri. Jumlah Desa Siaga

kabupaten Cilacap pada tahun 2014 adalah 284 buah.

Page 138: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 125

Grafik 5.2

Strata Desa Siaga Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Simpus 2013

Dari grafik 5.2 diatas terlihat bahwa prosentase terbesar strata desa siaga

adalah madya (36 %) sedangkan desa siaga mandiri hanya sebesar 1 %.

b. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas yang

meliputi (KB; KIA; Gizi; Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA)

dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Dasar penghitungan Strata/penilaian tingkat perkembangan

posyandu yang selama ini digunakan adalah:

a. Manajemen ARRIF dengan 8 indikator yang meliputi : Frekuensi

penimbangan; Rerata kader bertugas pada hari buka Posyandu;

Rerata cakupan D/S; Cakupan kumulatif KB; Cakupan kumulatif KIA;

Cakupan kumulatif imunisasi; Ada tidaknya program tambahan dan

Cakupan dana sehat

Page 139: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 126

b. Penghitungan strata Posyandu secara kuantitatif berdasar Surat

Gubernur Jawa Tengah nomor 411.4/05768, tanggal 20 Februari 2007

tentang Pedoman teknis penghitungan strata Posyandu secara

kuantitatif yang dinilai meliputi:

1) Variabel Input: kepengurusan, kader,sarana, prasarana dan dana.

2) Variabel Proses : pelaksanaan program pokok, program

pengembangan dan administrasi

3) Variable Output: D/S; N/S; K/S; cakupan K4; pertolongan

persalinan oleh nakes; Cakupan peserta KB, Imunisasi; dana

sehat; Fe; Vit A; pemberian ASI eksklusif dan frekuensi

penimbangan.

Grafik 5.3

Komperasi Sarana Posyandu Kabupaten Cilacap Tahun 2013 s/d 2014

Sumber: Simpus 2013

Berdasarkan grafik 5.3 diatas dapat diketahui bahwa Jumlah posyandu di

Kabupaten Cilacap tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 11

posyandu dibandingakan dengan tahun 2013. Penurunan jumlah

Posyandu tidak diikuti dengan menurunnya strata Posyandu. Hal

demikian dapat terlihat dari grafik 5.4 berikut ini.

Page 140: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 127

Grafik 5.4

Komperasi Strata Posyandu Kabupaten Cilacap Tahun 2013 s/d 2014

Sumber: Simpus 2014

Berdasarkan grafik 5.4 diatas diketahui bahwa strata Posyandu yang

mengalami kenaikan di tahun 2014 adalah posyandu strata pratama,

purnama dan mandiri.

1) Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang

ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana sacara

rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)

orang.

Posyandu yang mencapai strata pratama mengalami kenaikan dari

(6,03 %) pada tahun 2013 menjadi (10,44 %) pada tahun 2014.

2) Posyandu Madya

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5

orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA,

Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%.

Page 141: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 128

Posyandu yang mencapai strata Madya mengalami penurunan yaitu

dari 56,74 % pada tahun 2013 menjadi 32,91 % pada tahun 2014.

Intervensi yang dapatdilakukan untuk perbaikan peringkat adalah

meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat

sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola

kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara

lain:

a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu

dengan metode simulasi.

b. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk

merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya,

dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima

kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan

dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

Posyandu yang mencapai strata Purnama pada tahun 2014

sebanyak 977 (sebesar 45,93 %) meningkat dibanding tahun 2013

sebanyak 688 (32,18 %). Menurut SPM tahun 2010 Kabupaten

Cilacap telah berhasil mencapai target diatas 40 %.

Kegiatan revitalisasi posyandu masih perlu mendapat perhatian dari

semua sektor/pihak terkait. Termasuk didalamnya adalah dengan

mengoptimalkan fungsi Posyandu maupun Pokjanal Posyandu yang

sudah terbentuk baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun

Kecamatan serta Pokja Posyandu di tingkat desa/kelurahan.

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya

lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta

Page 142: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 129

telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

Posyandu yang mencapai strata mandiri juga mengalami kenaikan

dari 108 (5,05 %) pada tahun 2013 menjadi 228 (10,72 %) pada

tahun 2014.

B. TENAGA KESEHATAN

Gambaran keadaan sumber daya manusia kesehatan di Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Rasio Tenaga Dokter umum dan Dokter Spesialis per 100.000

Penduduk.

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan

pelayanan kesehatan diperlukan tenaga dokter yang cukup. Di Kabupaten

Cilacap tahun 2014 jumlah tenaga dokter umum yang bekerja di Puskesmas,

Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain adalah 98 orang atau Rasio =

5,541/100.000 penduduk. Rasio tenaga dokter per 100.000 penduduk sesuai

standar SPM adalah 40. Sedangkan jumlah dokter spesialis yang bekerja di

Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain adalah 50 orang atau

Rasio = 2,827/100.000 penduduk. Rasio tenaga dokter spesialis per 100.000

penduduk sesuai standar SPM adalah 6.

Dengan demikian keberadaan dokter umum dan dokter spesialis di

kabupaten Cilacap masih jauh dari yang diharapkan. Penyebaran dokter

spesialis belum menjangkau Pelayanan di tingkat Puskesmas, namun

demikian telah diupayakan adanya program kunjungan dokter spesialis

dalam rangka pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas.

2. Rasio Tenaga Dokter gigi dan Dokter Spesialis Gigi per 100.000

Penduduk.

Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 jumlah tenaga dokter gigi yang

bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain adalah 34

orang atau Rasio = 1,9225/100.000. Target SPM Rasio tenaga dokter gigi

per 100.000 penduduk sampai adalah 11. Artinya di kabupten Cilacap tiap 2

orang dokter menangani 100.000 penduduk, idealnya 1 orang dokter gigi.

Page 143: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 130

3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian per 100.000 Penduduk.

Tenaga kefarmasian terdiri dari tenaga teknis farmasi dan tenaga

apoteker. Jumlah tenaga teknis farmasi di kabupaten cilacap 2014 adalah 66

orang dan jumlah tenaga Apoteker di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 adalah

23 orang. Jumlah Penyebaran tenaga apoteker di Tingkat Puskesmas

sebanyak 4 orang, Penyebaran tenaga apoteker di RS sebanyak 19 orang.

Jumlah total tenaga kefarmasian di Kabupaten Cilacap tahun 2014 adalah 89

orang dengan rasio 5,0325 per 100.000 penduduk dan standar SPM adalah

10. Lampiran tabel 78.

4. Jumlah Dan Rasio Bidan per 100.000 Penduduk.

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Bayi, serta meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, maka program

Pemerintah menempatkan bidan sampai ke desa yang dikenal dengan Bidan

Desa. Jumlah bidan yang ada di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan

lain Tahun 2014 sebanyak 818 orang dan Ratio bidan per 100.000 penduduk

sebesar 46,2538. Target rasio tenaga bidan per 100.000 penduduk adalah

100.

5. Jumlah Dan Rasio Perawat per 100.000 Penduduk.

Tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting,

karena pada umumnya tenaga perawat memberikan pelayanan langsung,

baik kuratif maupun preventif. Jumlah tenaga perawat kesehatan di

Kabupaten Cilacap tahun 2014, baik di Puskesmas, RS, dan Sarana

Kesehatan Lain sebanyak 1050 orang. Ratio jumlah perawat per 100.000

penduduk sebesar 59,3722. Target Rasio Tenaga Perawat per 100.000

penduduk adalah 117,5. Lampiran tabel 75.

6. Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan per 100.000 Penduduk.

Tenaga Ahli Gizi di Kabupaten Cilacap tahun 2014 baik di Puskesmas,

RS, dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 31 orang dengan ratio jumlah

tenaga Ahli Gizi per 100.000 penduduk sebesar 1,7528. Target Rasio Ahli

Gizi per 100.000 penduduk 10 adalah 22. Lampiran tabel 76.

7. Jumlah dan Rasio Ahli Kesehatan Lingkungan per 100.000 Penduduk.

Tenaga Ahli Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Cilacap tahun 2014,

baik di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan lain sebanyak 38 orang,

terjadi penurunan jumlah tenaga ahli kesehatan lingkungan dibandingkan

Page 144: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 131

pada tahun 2013. Ratio jumlah Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk untuk

kabupaten Cilacap sebesar 2,1487. Target Rasio Ahli Sanitasi per 100.000

penduduk adalah 40. Lampiran Tabel 77.

8. Jumlah dan Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 Penduduk

Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Cilacap tahun 2014,

baik di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 30 orang,

sehingga ratio jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk

sebesar 1,6963. Target Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000

penduduk adalah 40.

Tabel 5.3

Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO JENIS JUMLAH Rasio (/100.000)

1 Dokter Spesialis 50 2,8272

2 Dokter Umum 98 5,5414

3 Dokter Gigi 34 1,9225

4 Bidan Total 818 46,2538

a. Bidan Puskesmas 671

b. Bidan Rumah Sakit 145

5 Perawat 1050 59,3722

a. Perawat Puskesmas 471

b. Perawat Rumah Sakit 579

6 Perawat Gigi 41 2,3183

7 Tenaga Kefarmasian 89 5,0325

a. Teknis Farmasi 66

• Teknik Farmasi Pusks 10

• Teknik Farmasi RS 56

b. Apoteker 23 1,3005

• Apoteker Puskesmas 4

• Apoteker Rumah Sakit 19

8 Kesehatan Masyarakat 30 1,6963

a. Kesmas di Puskesmas 25

b. Kesmas di Rumah sakit 5

9 Kesehatan Lingkungan 38 2,1487

Page 145: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 132

a. Kesling di Puskesmas 35

b. Kesling di Rumahsakit 3

10 Tenaga Gizi 31 1,7528

a. Tenaga Gizi di Pusks 14

b. Tenaga Gizi di RS 17

11 Tenaga Fisioterapis 12 0,6785

a. Tenaga Fisioterapis di pusk 1

b. Tenaga Fisioterapis Di RS 11

Sumber : Simpus 2014

Berdasarkan tabel 5,3 diatas diketahui bahwa Jumlah tenaga kesehatan

terbanyak adalah tenaga perawat (1050) dengan rasio per 100.000

penduduk sebesar 59,3722 % disusul tenaga bidan sebanyak 818 dengan

rasio 46,2538 %.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan bersumber dari anggaran APBD Kabupaten,

APBD Propinsi, APBN yang terdiri dari anggaran DAK, dan Dana tugas

pembantuan Kabupaten/ Kota. Tahun 2014, Dinas Kesehatan mendapatkan

anggaran sebesar Rp. 162.811.715.900,- (Seratus enampuluh dua milyar delapan

ratus sebelas juta tujuh ratus lima belas ribu sembilan ratus rupiah), dengan

rincian sebagaimana pada tabel 5.4 dibawah ini:

Tabel 5.4

Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

NO SUMBER BIAYA

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

REALIASASI

Rupiah % Rupiah

1 2 3 4 5

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 152.725.065.900

93,80 110.608.948.311

a. Belanja Langsung 88.794.132.900

54,54 52.587.171.681

b. Belanja Tidak Langsung 63.930.933.000

39,27 58.021.776.630

Page 146: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 133

1 2 3 4 5

2 APBD PROVINSI - 0,00

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi

3 APBN : 10.086.650.000 6,20

9.618.560.890

- Dana Alokasi Umum (DAU)

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

6.594.950.000 4,05 6.129.260.890

- Dana Dekonsentrasi

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota

3.491.700.000 2,14 3.489.300.000

- Lain-lain (sebutkan)

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

- 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN

- 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

162.811.715.900

120.227.509.201

TOTAL APBD KAB/KOTA 2.536.499.430.600

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

6,42

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

92.061,93

Sumber: Subbagian Perencanaan Dinkes Cilacap

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa total APBD Kabupaten Cilacap

Tahun 2014 sebesar Rp 2.536.499.430.600 dengan alokasi anggaran Dinas

kesehatan sebesar 6,42 % atau sebesar Rp. 162.811.715.900,- dengan realisasi

anggarang sebesar Rp. 120.227.509.201.

Page 147: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 134

Grafik 5.5

Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Sumber: Subbag Perencanaan Dinkes Cilacap.

Berdasarkan grafik 5.5 diatas terlihat bahwa anggaran kesehatan terbanyak

bersumber dari APBD Belanja Langsung Kabupaten Cilacap sebesar Rp.

88.794.132.900,- (54,54%) diikuti dari APBD Belanja Tidak Langsung sebanyak

Rp. 63.930.933.000.- (39,27%) dan anggaran APBN Dana Alokasi Khusus (DAK)

sebesar Rp 6.594.950.000.- (4,05%).serta APBN Dana tugas pembantuan

Kabupaten/ Kota Rp. 3.491.700.000 (2,14 %).

55% 39%

4% 2% APBD Belanja Langsung

APBD Belanja Tidak

Langsung

APBN Dana Alokasi

Khusus (DAK)

APBN Dana Tugas

Pembantuan

Kabupaten/Kota

Page 148: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 135

BAB VI

KESIMPULAN

A. Derajat Kesehatan

1. Mortalitas/Angka Kematian

a. Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebanyak

284 kematian bayi dari 30.023 kelahiran hidup.

b. Kasus Kematian Balita di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar

333 kasus.

c. Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar

36 kasus. Meningkat dari tahun kemarin yang hanya 34 kasus kematian

ibu.

2. Morbiditas/Angka Kesakitan

a. Pada tahun 2014 di Kabupaten Cilacap ditemukan 12 penderita AFP,

sehingga sudah memenuhi target (10 kasus).

b. Case Detection Rate (CDR) atau angka penemuan penderita TB paru

BTA (+) di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 1011 penderita

dengan terdiri dari penderita laki laki sejumlah 535 jiwa, dan penderita

perempuan sejumlah 476 jiwa, dengan jumlah kematian akbat TB paru

sebanyak 6 penderita.

c. Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru Kabupaten Cilacap tahun 2014

sebesar 94% dibawah target nasional (85%).

d. Persentase penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada

balita tahun 2014 sebesar 1.115 kasus dari perkiraan kejadian kasus di

Kabupaten Cilacap sebanyak 13.510.

e. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 86 kasus, lebih,

sedangkan Kasus Aquiared Immuno Devisiency Syndrome (AIDS)

sebanyak 13 kasus

f. Jumlah penemuan kasus diare di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 sebesar

42.429 dan penanganan diare sebesar 22.429 kasus.

g. Jumlah kasus baru Kusta tipe Multi Basiler yang dilaporkan pada tahun

2014 sebanyak 42 kasus dan Kusta tipe Pausi Basiler tidak ada kasus.

h. Penemuan kasus DBD di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 447

kasus dengan angka kematian 6 orang. CFR atau angka kefatalan kasus

Page 149: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 136

untuk Demam berdarah tahun 2014 sebesar 13,4. Artinya dari jumlah

penderita Demam berdarah dimungkinkan terjadi kematian sebanyak 13

sampai dengan 14 penderita setiap 1000 penderita Demam berdarah.

i. Penemuan Kasus baru filariasis sebanyak 18 penderita terdiri dari 8 orang

penderita laki-laki dan 10 perempuan.

j. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 ini untuk penderita kelumpuhan AFP

tidak ditemukan kasus diantara 100.000 anak usia < 15 Tahun. Sedangkan

jumlah AFP non Polio sebanyak 12 penderita, dengan demikian AFP rate

untuk (non polio) per 100.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun (< 15 )

sebesar 2,53.

k. Jumlah kasus Tetanus (Non Neonatorum) di Kabupaten Cilacap Tahun

2014 sebanyak 1.

l. Jumlah kasus Hipertensi di kabupaten Cilacap tahun 2014 sebanyak

15.717 yang terdiri dari hypertensi Essensial sebanyak 13.105 kasus,

diantaranya dilaporkan oleh Puskesmas sejumlah 9.590 kasus dan

dilaporkan rumah sakit sejumlah 3.515 kasus. Sedangkan 2612 kasus

merupakan kasus hypertensi lain.

m. Kasus asma di Kabupaten Cilacap pada tahun 2014 sebesar 5.220, terdiri

dari kasus dilaporkan Puskesmas sebanyak 3.573 kasus, dan dilaporkan

oleh Rumahsakit sejumlah 1.647 kasus. Prevalensi kasus asma Bronkial

adalah 29,52 per 10.000 penduduk.

n. Kasus Diabetes militus di kabupaten cilacap tercatat sebanyak 9.295 kasus.

Dengan perincian dilaporkan oleh Puskesmas sebanyak 3.025 dengan 374

Diabetes militus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/

Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI), dan 2.651 merupakan diabetes

militus tipe II atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau

Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI).

3. Status Gizi

a. Kasus bawah garis merah secara keseluruhan berjumlah 416 kasus

dengan kejadian terbanyak berada diwilayah UPT Puskesmas Cilacap

Utara II dengan 31 kasus dan UPT Cimanggu II sebanyak 28 kasus.

b. Kasus BBLR secara keseluruhan berjumlah 1.103 bayi atau 3,7 % dengan

kasus BBLR dengan kasus terbanyak terjadi di wilayah kerja UPT

Puskesmas Kawunganten sebanyak 73 kasus.

Page 150: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 137

B. Upaya Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan

a. Dari hasi pencatatan dan pelaporan pada program kesehatan ibu dan anak,

pencapaian hasil kegiatan untuk pelayanan K1 di Puskesmas Kabupaten

Cilacap tahun 2014 sebanyak 32.584, dari jumlah sasaran ibu hamil

sejumlah 32.590, dengan demikian cakupan pencapaian kunjungan K1

sebesar 99,98 %.

b. Pencapaian kegiatan program KIA untuk kunjungan K4 di Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 sebanyak 30.830 kunjungan ibu hamil, dari jumlah

sasaran ibu hamil sebanyak 32.590 ibu hamil, dengan demikian angka

pencapaian cakupan kunjungan K4 sebesar 94,60 %.

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten

Cilacap Tahun 2014 sebesar 98,26 %.

d. Cakupan pelayanan ibu nifas terhadap ibu melahirkan sebesar 96,94 %.

Pelayanan ibu nifas terhadap ibu melahirkan dengan angka cakupan

terendah terdapat di wilayah kerja UPT Puskesmas Wanareja II sebesar

87,32%.

e. Kabupaten Cilacap Tahun 2014 sejumlah 32.590 ibu hamil, dari jumlah

tersebut diperkirakan bumil dengan komplikasi kebidanan sebanyak 6.518

ibu hamil. Penanganan komplikasi kebidanan yang dilakukan pelayanan

terhadap ibu hamil sejumlah 6.262 atau tercakup sebesar 96,07 %.

f. Jumlah Ibu hamil tahun 2014 ini sebanyak 32.590 dan yang telah dilakukan

imunisasi TT 2+ sebanyak 17.720

g. Cakupan kunjungan Neonatus 1 di Kabupaten Cilacap mencapai 99,2 %

dengan cakupan kunjungan paling rendah terjadi di wilayah kerja

Puskesmas Kesugihan II sebesar 92,9 %.

h. Cakupan kunjungan Neonatus 3 (KN-Lengkap) Di Kabupaten Cilacap

Tahun 2014 kunjungan Neonatus 3 kali rata-rata 97,4 %.

i. Pencapaian rata-rata pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Cilacap Tahun

2014 sebesar 36,16%.

j. Cakupan imunisasi BCG di Kabupaten Cilacap tahun 2014 mencapai

97,04% di atas dari target yang ditetapkan yaitu 90 %. Dari 38 Puskesmas

yang semua sudah mencapai terget 90%.

Page 151: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 138

k. Cakupan imunisasi HB < 7 hari bertujuan untuk menilai jangkauan program

imunisasi pada bayi. Cakupan Kabupaten Cilacap tahun 2014 mencapai

94,05%

l. Pencapaian imunisasi DPT3 dan HB 3, ini bertujuan untuk menilai cakupan

program imunisasi pada bayi. Cakupan Kabupaten Cilacap tahun 2014

mencapai 102,0%, sudah terpenuhi target yang ditentutan yaitu sebesar

90%.

m. Cakupan imunisasi Polio 4 Kabupaten Cilacap tahun 2014, mencapai 96% .

n. Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Cilacap tahun 2014 mencapai 96%

sudah melampaui target yang ditetapkan sebesar 80%.

o. Cakupan pemberian Vit A pada anak balita Kabupaten Cilacap Tahun 2014

mencapai 99,89%.

p. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A Kabupaten Cilacap tahun

2014 sebesar 99,89%.

q. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Kabupaten Cilacap tahun 2014

sebesar 42 %.

r. Peserta Keluarga Berencana di Kabupaten Cilacap Tahun 2014, jumlah

pasangan usia subur sejumlah 340.224 jiwa. Dari jumlah tersebut, peserta

KB baru sejumlah 35.297 pasangan usia subur atau 10,4 %

s. Pencatatan Pelaporan Program KB aktif dengan jumlah PUS sebanyak

340.224, dan jumlah akseptor KB baru sejumlah 35.297, dan akseptor KB

aktif sebanyak 217.289. Cakupan sasaran PUS terhadap peserta KB aktif

sebesar 63,86%.

t. Jumlah rumah tangga PHBS secara keseluruah adalah 412.834 rumah dan

yang dipantau ada 240.180 rumah dengan pencapaian persentase rumah

tangga sehat sebesar 89,7 %.

u. Jumlah penduduk yang memiliki akses air minum adalah 879.762 jiwa dari

1.768.502 jiwa (50%).

2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Jumlah kunjungan rawat jalan yang terbanyak ada di wilayah Puskesmas

Cilacap Tengah I sebanyak 54.506 kunjungan dan kunjungan rawat inap

yang terbanyak di Puskesmas Sampang sebanyak 5.108 kunjungan.

Page 152: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 139

b. Jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan terbanyak pada PPU (Pekerja

Penerima upah) sebanyak 107.669 dan terendah pada Asuransi swasta

(28.696).

C. Sumber daya Kesehatan

1. Sarana Kesehatan

a. Kabupaten Cilacap memiliki 7 (tujuh) rumah sakit. Dari 7 Rumah Sakit

Umum (RSU) dan 3 (tiga) Rumah Sakit Khusus (RSK).

b. Kabupaten Cilacap memiliki Puskesmas Rawat inap 15 unit dengan 238

tempat tidur dan 23 puskesmas non rawat inap. Sedangkan jumlah

puskesmas pembantu sebanyak 73 unit dan puskesmas keliling 38 unit.

c. Jumlah Desa Siaga pada tahun 2014 adalah 284 desa. Prosentase

terbesar strata desa siaga adalah madya (36 %) sedangkan desa siaga

mandiri hanya sebesar 1 %.

d. Jumlah posyandu di Kabupaten Cilacap tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 2127 posyandu.

2. Tenaga Kesehatan

a. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 jumlah tenaga dokter umum yang bekerja

di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain adalah 98 orang

atau Rasio = 5,541/100.000 penduduk. Rasio tenaga dokter per 100.000

penduduk sesuai standar SPM adalah 40.

b. Di Kabupaten Cilacap tahun 2014 jumlah tenaga dokter gigi yang bekerja di

Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain adalah 34 orang atau

Rasio = 1,9225/100.000.

c. Jumlah dokter spesialis yang bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit dan

sarana kesehatan lain adalah 50 orang atau Rasio = 2,827/100.000

penduduk.

d. Jumlah tenaga teknis farmasi di kabupaten cilacap 2014 adalah 66 orang

dan jumlah tenaga Apoteker di Kabupaten Cilacap Tahun 2014 adalah 23

orang. Jumlah Penyebaran tenaga apoteker di Tingkat Puskesmas

sebanyak 4 orang, Penyebaran tenaga apoteker di RS sebanyak 19 orang.

Jumlah total tenaga kefarmasian di Kabupaten Cilacap tahun 2014 adalah

89 orang dengan rasio 5,0325 per 100.000 penduduk.

Page 153: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

Profil Kesehatan Cilacap Tahun 2014 140

e. Jumlah bidan yang ada di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan lain

Tahun 2014 sebanyak 818 orang dan Ratio bidan per 100.000 penduduk

sebesar 46,2538.

f. Jumlah tenaga perawat kesehatan di Kabupaten Cilacap tahun 2014, baik

di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 1050 orang.

Ratio jumlah perawat per 100.000 penduduk sebesar 59,3722.

g. Tenaga Ahli Gizi di Kabupaten Cilacap tahun 2014 baik di Puskesmas, RS,

dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 31 orang dengan ratio jumlah tenaga

Ahli Gizi per 100.000 penduduk sebesar 1,7528.

h. Tenaga Ahli Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Cilacap tahun 2014, baik

di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan lain sebanyak 38 orang, terjadi

penurunan jumlah tenaga ahli kesehatan lingkungan dibandingkan pada

tahun 2013. Ratio jumlah Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk untuk

kabupaten Cilacap sebesar 2,1487.

i. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Cilacap tahun 2014, baik

di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 30 orang,

sehingga ratio jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk

sebesar 1,6963.

3. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan bersumber dari anggaran APBD Kabupaten, APBD

Propinsi, APBN yang terdiri dari anggaran DAK, dan Dana tugas pembantuan

Kabupaten/ Kota. Tahun 2014, Dinas Kesehatan mendapatkan anggaran

sebesar Rp. 162.811.715.900,- (Seratus enampuluh dua milyar delapan ratus

sebelas juta tujuh ratus lima belas ribu sembilan ratus rupiah).

Sumber anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014 :

1. APBD Kabupaten Cilacap sebesar Rp. 152.725.065.900,- (93,80%).

2. APBN sebesar Rp. 10.086.650.000.-(6,20%).

Page 154: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

TABEL 71

KABUPATEN/KOTA CILACAP

TAHUN 2014

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 DAYEUHLUHUR DAYEUHLUHUR I 9 0 7 2 9 100

2 DAYEUHLUHUR II 5 3 2 0 0 5 100

3 WANAREJA WANAREJA I 11 0 0 11 0 11 100

4 WANAREJA II 5 0 0 5 0 5 100

5 MAJENANG MAJENANG I 11 0 11 0 0 11 100

6 MAJENANG II 6 0 2 4 0 6 100

7 CIMANGGU CIMANGGU I 8 8 0 0 0 8 100

8 CIMANGGU II 7 0 7 0 0 7 100

9 KARANGPUCUNG KARANGPUCUNG I 7 0 4 3 0 7 100

10 KARANGPUCUNG II 7 5 0 2 7 100

11 CIPARI CIPARI 11 6 0 3 2 11 100

12 SIDAREJA SIDAREJA 10 7 3 0 0 10 100

13 KEDNGREJA KEDNGREJA 11 2 7 2 0 11 100

14 PATIMUAN PATIMUAN 7 0 4 3 0 7 100

15 GANDRUNGMANGU GANDRUNGMANGU I 8 0 6 2 0 8 100

16 GANDRUNGMANGU II 6 6 0 0 0 6 100

17 BANTARSARI BANTARSARI 8 2 2 4 0 8 100

18 KAWUNGANTEN KAWUNGANTEN 12 2 8 2 0 12 100

19 KAMPUNGLAUT KAMPUNGLAUT 4 4 4 100

20 JERUKLEGI JERUKLEGI II 7 0 0 5 2 7 100

21 JERUKLEGI II 6 0 3 3 0 6 100

22 KESUGIHAN KESUGIHAN I 9 0 9 9 100

23 KESUGIHAN II 7 0 5 2 0 7 100

24 ADIPALA ADIPALA I 9 0 0 7 2 9 100

25 ADIPALA II 7 0 0 0 7 7 100

26 MAOS MAOS 10 0 0 10 0 10 100

27 SAMPANG SAMPANG 10 0 1 9 10 100

28 KROYA KROYA I 11 7 4 0 0 11 100

29 KROYA II 6 0 0 6 0 6 100

30 BINANGUN BINANGUN 17 10 7 17 100

31 NUSAWUNGU NUSAWUNGU I 9 3 1 5 0 9 100

32 NUSAWUNGU II 8 0 8 0 0 8 100

33 CILACAP SELATAN CILACAP SELATAN I 3 0 3 3 100

34 CILACAP SELATAN II 2 2 0 0 0 2 100

35 CILACAP TENGAH CILACAP TENGAH I 3 0 0 2 1 3 100

36 CILACAP TENGAH II 2 0 1 1 0 2 100

37 CILACAP UTARA CILACAP UTARA I 3 3 0 0 0 3 100

38 CILACAP UTARA II 2 2 0 0 2 100

284 72 95 100 17 284 100JUMLAH KABUPATEN

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

Page 155: ProfilKesehatankabupatenCilacapTahun2014ProfilKesehatankab ...pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT… · Grafik 3.2 Jumlah Balita di UPT Puskesmas Kabupaten

ProfilKesehatankabupatenCilacapTah

un2014ProfilKesehatankabupatenCil

acapTahun2014ProfilKesehatankabu

patenCilacapTahun2014ProfilKeseha

tankabupatenCilacapTahun2014Profi

lKesehatankabupatenCilacapTahun2

014ProfilKesehatankabupatenCilacap

Tahun2014ProfilKesehatankabupate

nCilacapTahun2014ProfilKesehatank

abupatenCilacapTahun2014ProfilKes

ehatankabupatenCilacapTahun2014P

rofilKesehatankabupatenCilacapTahu

n2014ProfilKesehatankabupatenCila

capTahun2014ProfilKesehatankabup

atenCilacapTahun2014ProfilKesehat

ankabupatenCilacapTahun2014Profil

KesehatankabupatenCilacapTahun20

14ProfilKesehatankabupatenCilacap

SIKDA (Sistem Informasi Kesehatah Daerah) berbasis website. Mendukung manajemen Data Kesehatan Kabupaten Cilacap : Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Sistem Informasi Manajemen Program (SPTP), Sistem Informasi Manajemen Obat (SIMO) dan Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian (SIMKA).