44
PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999 29

profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

  • Upload
    lynhan

  • View
    262

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 9

Page 2: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 0

Page 3: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 1

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE,KECAMATAN LIKUPANG, KABUPATEN MINAHASA, SULAWESI UTARA

1999

Kerjasama :

Proyek Pesisir Sulawesi Utara

dengan

BAPPEDA Propinsi Sulawesi Utara

Page 4: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 2

Page 5: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 3

Noni TangkilisanVentje Semuel

Frederik MasambeElyas Mungga

Ibrahim MakaminangMustafa TahumilSherly Tompoh

Dana untuk persiapan dan percetakan dokumen ini disediakan oleh USAID sebagai bagian dari USAID/BAPPENAS Program Pengelolaan SumberDaya Alam dan USAID-CRC/URI Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (CRMP)

Dicetak di : Jakarta

Kutipan :

Tangkilisan, N., V. Semuel, F. Masambe, E. Mungga, I. Makaminang, M. Tahumil, S. Tompoh, (1999) Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Talise,Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Penerbitan khusus Proyek Pesisir, Coastal Resources Center, University of Rhode Island,Narragansett, Rhode Island, USA. 28 Halaman.

Kredit :Foto halaman depan oleh : Christovel RotinsuluPeta : Audrie Siahainenia, Asep Sukmara.Layout : Asep Sukmara, Daisy Malino dan Matt Castigliego.Finishing Layout : Production House Proyek Pesisir Jakarta

Page 6: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 4

Page 7: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 5

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalCRC : Coastal Resources CenterCRMP : Coastal Resources Management ProjectCV : Comanditer VenopscapGABATA : Gangga Bangka dan TaliseIMA : International Marinelife AllianceIDT : Inpres Desa TertinggalJARI : Juang Laut LestariJPS : Jaring Pengamanan SosialJubi : Alat menangkap ikan berbentuk panah atau tombak yang biasanya digunakan oleh nelayan tradisional.LKMD : Lembaga Ketahanan Masyarakat DesaLMD : Lembaga Musyawarah DesaLP3M : Lembaga Pengkajian Pedesaan, Pantai dan MasyarakatMCK : Mandi Cuci KakusNRM II : Natural Resources Management IIProna : Proyek NasionalSD : Sekolah DasarSMP : Sekolah Menengah PertamaSLTA : Sekolah Lanjutan AtasSenso : Mesin pemotong kayu yang istilah umumnya chainsaw.SIUP : Surat Izin Usaha PerikananURI : University of Rhode IslandUSA : United State of AmericaUSAID : United State Agency for International Development

Daftar Istilah & Singkatan

i

Page 8: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 6

Kata Pengantar

Proyek Pesisir atau Proyek Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir(Coastal Resources Managemen Project - CRMP) adalah salahsatu program dari Natural Resources Management II (NRM II).

Pelaksananya adalah Coastal Resources Center, University of Rhode Island (USA).Tujuan Proyek Pesisir adalah mendesentralisasikan dan memperkuatlembaga atau perorangan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Di tingkatdesa Proyek Pesisir bertujuan untuk mencari model atau metode terbaikpengelolaan sumberdaya wilayah pesisir berbasis masyarakat, melaluimetode pengembangan dan penerapan strategi-strategi, kegiatan-kegiatan,peraturan dan perencanaan lokal yang dapat meningkatkan ataumempertahankan kualitas hidup masyarakat pesisir, serta kualitas kondisisumberdaya pesisir tempat bergantungnya kehidupan mereka.

Desa Talise adalah salah satu dari tiga lokasi Proyek Pesisir yangada di propinsi Sulawesi Utara. Merupakan desa pulau yang terletak disemenanjung Utara Kabupaten Minahasa dalam lingkup wilayahKecamatan Likupang. Jarak ke ibukota kecamatan sejauh 21 km dandapat ditempuh dalam waktu 1 jam dengan menggunakan transportasilaut (perahu motor) sebagai angkutan umum.

Dipilihnya desa ini sebagai salah satu lokasi merupakan hasil seleksipemilihan dari 109 desa pantai yang ada di Minahasa (Pollnac et al, 1997),dan oleh Tim Kerja propinsi yang diketuai Ketua Bappeda Tingkat ISulawesi Utara berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh tim kerja(Tim Kerja, 1997). Selain Desa Talise, dua lokasi lainnya yang terpilihadalah Desa Blongko dan Bentenan - Tumbak.

Suatu langkah awal dalam proses perencanaan pengelolaansumberdaya wilayah pesisir adalah pengembangan profil desa yangmerupakan gambaran dari permasalahan dan potensi dalam pengelolaanpesisir.

Profil dimaksudkan sebagai acuan untuk mengembangkan rencanapengelolaan Desa Talise yang dibuat dan disetujui oleh masyarakat sertapemerintah desa. Konsep profil ini diperoleh dari hasil kerja wakilmasyarakat Desa Talise (kelompok inti) dalam Pelatihan PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat pada Bulan November1998, hasilnya teridentifikasi 10 macam isu yang dapat dilihat dalam Bab2. Sebab serta akibat terjadinya isu tersebut dapat dilihat dalam tabel setiapisu. Hasil kerja ini dikompilasi/dikumpulkan dengan data yang diperolehsaat pertemuan-pertemuan formal dan informal untuk penggalian isu.Selanjutnya disosialisasikan ke masyarakat lewat pertemuan umum ataukhusus tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah desa untuk mendapatkanmasukkan, baik berupa tambahan informasi atau koreksi untukpenyempurnaan. Hasil sosialisasi selanjutnya dipadukan dengan berbagaidata hasil survei, antara lain; survei data dasar (baseline survey), erosi pantai,potensi hutan dan potensi perikanan sehingga diperoleh dokumen profilsumberdaya wilayah pesisir yang dibuat sesederhana mungkin untuk dapatdipahami oleh masyarakat, khususnya Desa Talise.

Manado, Juni 1999J. Johnnes Tulungen ;Program Manager Proyek Pesisir Sulawesi Utara.Brian R. Crawford ;Technical Advisor Proyek Pesisir Sulawesi Utara.Ian M. Dutton ;Pimpinan Proyek Pesisir Indonesia.

ii

Page 9: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 7

Sambutan Kepala Desa Talise

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa penciptasekalian alam, karena atas perkenan-Nya Profil SumberdayaWilayah Pesisir Desa Talise ini dapat diselesaikan penyusunannya.

Profil ini diharapkan akan menjadi acuan bagi masyarakat dan penentukebijakan dalam mengambil langkah untuk penyusunan RencanaPengelolaan Desa Talise secara berkesinambungan.

Profil ini menyajikan gambaran umum permasalahan dan potensisumberdaya yang ada di Desa Talise, yang digali dari pemikiran danpemahaman penduduk serta Pemerintah desa dengan sasaran utama adalahuntuk dapat mengidentifikasi isu yang ada di desa sebagai bahan untukmenganalisa dan melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi seluruh program pembangunan yang berlokasidi desa, selain itu juga untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakatdalam pembangunan dengan pemahaman yang tepat tentang isu-isu yangada di desa.

Pada kesempatan ini kami sebagai Pemerintah Desa Talisesepantasnya menyampaikan rasa penghargaan dan terima kasih yang tuluskepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan yang telah

menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga berhasil menyelesaikan karyaini hingga tersusun profil sumberdaya wilayah pesisir Desa Talise.

Kami percaya bahwa profil Desa Talise ini tidak hanya menjaditulisan di atas buku dan pelengkap kepustakaan desa saja tetapi akanbermanfat juga bagi desa-desa pesisir lainnya dan merupakan kerangkaacuan bagi kesinambungan pembangunan dan pengelolaan sumberdayayang ada di desa pesisir.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati segala usaha danprogram yang akan dilakukan demi kesejahteraan masyarakat Desa Talise.

Talise, Juni 1999Kepala Desa Talise

Adolf Takalelumang

iii

Page 10: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 8

Saya menyambut dengan gembira penerbitan publikasi “ProfilSumberdaya Wilayah Pesisir Desa Talise” karena hal ini merupakanhasil dari usaha nyata masyarakat desa yang sifatnya luas dan

menyeluruh. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat khususnyamasyarakat Desa Talise mampu mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu utama pengelolaan wilayah pesisir dan lautan pada wilayahnya sendiri.Dengan demikian diharapkan bahwa masyarakat Desa Talise pun dapatsecara mandiri memecahkan permasalahan - permasalahan tersebut.

Karakteristik Desa Talise yang secara geografis berada di PulauTalise yang dikategorikan sebagai pulau kecil memiliki pendekatan yangberbeda dalam upaya pengembangan desa jika dibandingkan dengan desayang berada pada daratan utama Sulawesi Utara. Dengan dihasilkannyadokumen ini oleh masyarakat Desa Talise yang dikategorikan sebagaimasyarakat desa pulau sedikitnya telah membantu memberikan gambarankepada masyarakat luas tentang pendekatan spesifik yang bisa diterapkanpada pulau-pulau kecil lainnya di Sulawesi Utara.

Seiring dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah maka peranan desa akan semakin menentukankeberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Demikian pula halnyadengan pembangunan wilayah pesisir dan lautan karena semakin tegaslahkewenangan daerah dalam mengelola sumberdaya wilayah pesisir danlautan. Hal ini sangat besar pengaruhnya pada wilayah kepulauan karenasebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pesisir dan lautan. Denganmelihat hal tersebut maka Program Proyek Pesisir akan semakin strategisperanannya dalam mengupayakan desentralisasi masyarakat desa dalampengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan lautan.

Sehubungan dengan publikasi ini maka ucapan terima kasih yangmendalam disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat ISulawesi Utara yang telah memberikan perhatian yang sangat besar mulaidari awal implementasi Proyek Pesisir sampai dengan saat ini.

Kepada Perwakilan USAID Indonesia di Jakarta melalui ProyekPesisir Manado yang telah mendanai dan memfasilitasi sejak prosespenyusunan sampai penerbitan buku ini saya ucapkan terima kasih danpenghargaan yang tinggi dengan tetap berharap agar kerjasama ini semakinditingkatkan.

Penghargaan yang baik pula disampaikan kepada PemerintahDaerah Kabupaten Minahasa beserta jajarannya yang telah secara nyataterlibat aktif serta telah menciptakan iklim positif dalam prosespenyusunan profil ini.

Akhirnya penghargaan ini pula saya sampaikan kepada MasyarakatDesa Talise dengan harapan semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagiperkembangan Desa Talise dan peningkatan kesejahteraan masyarakatDesa Talise. Dengan tetap berpegang teguh pada Motto Sulawesi Utarayaitu : Disiplin Nafasku, Prestasi Tujuanku, Persatuan dan Kesatuan diatassegala-galanya, mari kita bangun Bumi Nyiur Melambai menuju masyarakatyang lebih makmur dan adil.

Manado, Juni 1999Ketua BAPPEDA Propinsi Sulawesi Utara

Drs. J. Saruan

Sambutan Ketua BAPPEDA Propinsi Sulut

iv

Page 11: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 9

Ucapan Terima Kasih

Penyelesaian profil ini sangat didukung oleh berbagai pihak secaraindividu maupun lembaga. Pertama-tama penulis ucapkan terimakasih kepada Bpk. Drs. J. Saruan, Bpk. Ir. Alexander J. Wowor,

Bpk. Ferdinand Pua, SH dan Bernadetha Puspita Devi, Spi. dari BappedaTkt I Sulawesi Utara atas segala dukungan dan masukan untuk mendorongmasyarakat desa dan Proyek Pesisir dalam mengembangkan pengelolaansumberdaya pesisir di Desa Talise lewat pertemuan atau diskusi denganmasyarakat dan Pemerintah desa.

Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua individu maupunlembaga yang telah membantu dalam penyelesaian profil ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepadaBapak Adolf Takalelumang selaku Kepala Desa, LKMD, LMD, Tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan agama, dan seluruh masyarakat Desa Taliseyang sudah memberikan sumbangan pemikiran dan kritik/saran dalampenggalian isu serta sosialisasi draft profil. Terima kasih khusus juga untukKelompok Inti yang sudah bersedia memberikan ide dan bekerja samadengan baik sejak Pelatihan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secaraterpadu di Tomohon hingga sosialisasi di masyarakat.

Kepada semua staf Proyek Pesisir tidak lupa penulis ucapkan terimakasih atas bantuan-bantuan teknis maupun fasilitas sehingga profil ini dapat

selesai disusun. Kepada Daisy Malino, Asep Sukmara, Meidiarti Kasmidi,Maria Dimpudus, Egmon Ulaen, Audrie Siahainenia, Melki Maensega,Christovel Rotinsulu, Lissa Ingkiriwang, Johnnes Tulungen, Sesillia Dajoh,Priciellia Kusoy, Janny Kusen, Brian Crawford, dan Ian Dutton.

Ucapan terima kasih juga untuk badan pemberi dana Proyek PesisirUSAID (United States Agency for International Development) yang telahmemberikan dukungan dana hingga profil ini selesai disusun.

Manado, Juni 1999

Penulis:Noni TangkilisanVentje SemuelFrederik MasambeElyas MunggaIbrahim MakaminangMustafa TahumilSherly Tompoh

v

Page 12: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

4 0

Daftar Isi

DAFTAR ISTILAH & SINGKATAN .............................................................................................................................................................................................KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................................................................................................SAMBUTAN KEPALA DESA TALISE ........................................................................................................................................................................................SAMBUTAN KETUA BAPPEDA PROPINSI SULUT ..............................................................................................................................................................UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................................................................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................................................................................DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................................................................................................................................DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................................................................................................................1. PENDAHULUAN ........................................................................................................................................................................................................................

1.1. Gambaran Umum ...............................................................................................................................................................................................................1.1.1. Keadaan Geografi ...............................................................................................................................................................................................................1.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi ....................................................................................................................................................................................................1.1.3. Kondisi Lingkungan Pesisir ...............................................................................................................................................................................................1.1.4. Potensi Alam ........................................................................................................................................................................................................................

2. ISU-ISU SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR ......................................................................................................................................................................2.1. Pemilikan Tanah ..................................................................................................................................................................................................................2.2. Konflik Daerah Penangkapan ...........................................................................................................................................................................................2.3. Kerusakan Hutan ...............................................................................................................................................................................................................2.4. Berkurangnya Satwa Langka .............................................................................................................................................................................................2.5. Erosi Pantai ..........................................................................................................................................................................................................................2.6. Air Bersih ............................................................................................................................................................................................................................2.7. Sampah dan Sanitasi Lingkungan .....................................................................................................................................................................................2.8. Tingkat Pendidikkan Penduduk Masih Rendah ..............................................................................................................................................................2.10. Kerusakan Terumbu Karang dan Bakau .........................................................................................................................................................................

3. PERENCANAAN OLEH KELOMPOK INTI, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA ..............................................................................DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................................................................................................

iii

iiiivv

vivii

viii11123455579

10121415172022

vi

Page 13: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

4 1

Gambar - 1. Peta Lokasi Desa Talise ...........................................................................................................................................................................................Gambar - 2. Grafik Perkembangan Penduduk Talise Tahun 1937 - 1997 ..............................................................................................................................Gambar - 3. Peta Sumberdaya Desa Talise ................................................................................................................................................................................Gambar - 4. Peta Lokasi Budidaya Kerang Mutiara ..................................................................................................................................................................Gambar - 5. Perbandingan Luas Hutan Pulau Talise Tahun 1994 dengan Tahun 1998 .......................................................................................................Gambar - 6. Penebangan Kayu Secara Liar Oleh Penduduk ...................................................................................................................................................Gambar - 7. Peta Lokasi Masuknya Air Laut di Pemukiman Dusun III ................................................................................................................................Gambar - 8. Peta Asumsi Perubahan Dusun III P. Kinabuhutan ...........................................................................................................................................Gambar - 9. Perkebunan Penduduk .............................................................................................................................................................................................Gambar -10. Penebangan Bakau di Dusun III ...........................................................................................................................................................................Gambar -11. Peta Kondisi Terumbu Karang Desa Talise ........................................................................................................................................................

123689

1112161819

Daftar Gambar

vii

Page 14: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

4 2

Lampiran 1. Transek Dusun I (Kampung) ................................................................................................................................................................................Lampiran 2. Transek Dusun II (Tambun) .................................................................................................................................................................................Lampiran 3. Transek Dusun III ( Kinabuhutan) .......................................................................................................................................................................Lampiran 4. Tabel Keterangan Simbol Dalam Transek Dusun I, II dan III .......................................................................................................................Lampiran 5. Pertemuan-pertemuan, Latihan-latihan dan Pendidikan Lingkungan hidup untuk Masyarakat .................................................................

Daftar Lampiran

2324252627

viii

Page 15: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1

Pendahuluan

1.1. Gambaran Umum

1.1.1. Keadaan Geografi

Menurut Pollnack dkk. (1997), luas daratan Desa Talise adalah 850hektar. Secara administratif desa ini berbatasan dengan Pulau Biaro disebelah Utara; Pulau Gangga di sebelah Selatan; Pulau Bangka di sebelahTimur; dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aerbanua (berada diPulau Talise). Wilayah desa ini meliputi dua pulau yaitu Pulau Kinabuhutandan sebagian Pulau Talise yang terbagi atas Dusun I (Kampung) dan II(Tambun) berada di Pulau Talise sedangkan Dusun III (Kinabuhutan)berada di Pulau Kinabuhutan (Gambar 1). Dusun I merupakan pusatpemerintahan Desa Talise, sedangkan jarak Dusun I dan II sekitar 3 kmdan jarak antara Dusun I dan III sekitar 2,5 km yang dihubungkan dengantransportasi laut (perahu). Letak pemukiman Dusun I dan II berada diwilayah pesisir. Di belakang pemukiman terdapat areal perkebunan kelapamilik Pemda Minahasa yang kini sudah tidak produktif dan banyak yangsudah ditebang. Saat ini areal tersebut telah dijadikan tanah pertanianyang ditanami jenis tanaman musiman seperti; jagung, ketela, pisang danjambu mente oleh penduduk. Di belakang daerah perkebunan terdapathutan dengan berbagai jenis vegetasi hutan yang sudah mulai rusak olehaktivitas penebangan yang tidak terkendali (Lampiran 1 dan 2).

Gambar 1. Peta Lokasi Desa Talise

Page 16: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2

Dusun III terdiri dari 2 Pulau kecil yang diberi nama Pulau Komangdan Pulau Kinabuhutan. Pulau Komang lebih kecil (1 hektare) dan tidakberpenghuni serta didominasi oleh tumbuhan bakau. Pulau Komang initerletak di bagian Selatan Pulau Kinabuhutan, jaraknya hanya sekitar 20meter, dan pada saat air surut terendah kelihatan kedua pulau tersebutmenyatu. Keadaan topografi Pulau Kinabuhutan cukup datar dan terdapat3 bukit dengan ketinggian tidak lebih dari 15 meter. Daerah bukit inidijadikan lahan berkebun oleh penduduk Dusun III (Lampiran 3).

1.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut sejarahnya Desa Talise pada tahun 1880 merupakan lahanperkebunan kelapa milik Belanda (Mantjoro, 1997). Setelah tahun 1980perekonomian Desa Talise membaik hal ini ditunjukkan dengan adabeberapa nelayan yang telah memiliki motor tempel walaupun secara umumDesa Talise masih tergolong desa miskin dan mendapat Inpres DesaTertinggal (IDT).

Jumlah penduduk Desa Talise Tahun 1997 tercatat 1902 jiwa(Mantjoro, 1997). Dari tahun 1937 - 1997 keadaan jumlah pendudukberbeda untuk setiap dusun, Dusun I perkembangannya tidak stabil dari273 jiwa pada tahun 1937 melonjak menjadi 903 jiwa pada tahun 1950kemudian turun hingga 490 jiwa pada tahun 1997. Dusun III mengalamilonjakan jumlah penduduk yang cukup cepat yaitu dari 7 jiwa tahun 1937menjadi 906 jiwa tahun 1997 (Gambar 2). Dari total 2007 jiwa di tahun1998, penganut agama Kristen sebanyak 68 persen dan Islam 32 persen.Dusun III, Pulau Kinabuhutan mayoritas penduduknya beragama Islam,sebaliknya Dusun I dan II mayoritas beragama Kristen. Penduduk DesaTalise berasal dari tiga suku utama yaitu suku Sangir, Bajo dan Minahasa.

Sebagaimana penduduk yang bermukim di kawasan pesisir, makaumumnya aktifitas penduduk lebih berorientasi pada sumberdaya yangada di laut maupun pertanian seperti kelapa, tanaman musiman dan jugahasil-hasil hutan. Selain itu ada juga penduduk yang bekerja di perusahaanbudidaya kerang mutiara.

Sumber : Mantjoro (1997)Gambar 2. Grafik Perkembangan Penduduk Talise Tahun 1937 - 1997.

Page 17: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3

1.1.3. Kondisi Lingkungan Pesisir

Lingkungan pesisir Desa Talise sebagaimana desa pulau lainnyamemiliki ekosistim daratan dan lautan yang kedua-duanya salingmempengaruhi. Hasil survei dasar lingkungan Desa Talise diperoleh luasPulau Talise sekitar 2000 ha dengan panjang sekitar 6 km ( memanjangdari utara ke selatan) dan lebar sekitar 2 km (melebar dari timur ke barat),sedangkan Pulau Kinabuhutan sekitar 62 ha luasnya (Kusen dkk, 1999).

Daratan Pulau Talise memiliki hutan di tengah pulau yangmemanjang mengikuti bentuk pulau dengan ketinggian sekitar 300 m. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit sedikit curam ke arah pantai terdapatbeberapa areal yang sudah ditutupi alang-alang dan sebagian arealnyaadalah perkebunan kelapa serta perkebunan kecil.

Menurut Kusen dkk (1999), luas areal pesisir Dusun I/II dan IIIadalah sekitar 295 ha. Keadaan pantai Pulau Talise dan Kinabuhutan,berpasir putih dan hampir sepanjang pantai ditutupi hutan bakau (man-grove) dengan luas areal sekitar 62 ha seperti yang nampak dalam Gambar3. Khusus di Pulau Talise hamparan mangrove hanya terdapat di bagianselatan pulau dekat dengan Dusun II (Tambun), antara Dusun II danareal perusahaan budidaya kerang mutiara, dan sebelah utara Dusun I(bagian tengah pulau). Pulau Kinabuhutan sebagian ditutupi mangroveterutama di bagian utara, barat dan selatan pulau. Keberadaan lamun diperairan Desa Talise seluas 96.67 ha lokasinya terutama di pantai bagianselatan Pulau Talise (Dusun II), sedikit di Dusun I dan PulauKinabuhutan. Hasil survei juga ditemukan lebih dari separuh areal pesisirTalise dan Kinabuhutan ditutupi oleh terumbu karang yaitu seluas 198.04ha. Rata-rata kondisi terumbu karang tergolong baik dan masih sangatbaik untuk beberapa lokasi tempat pengambilan data survei.

Sumber : Kusen dkk (1999)Gambar 3. Peta Sumberdaya Desa Talise.

Page 18: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

4

1.1.4. Potensi Alam

Keadaan alam hutan Pulau Talise memiliki perbukitan dengan cirikhas hutan tropis yang dihuni satwa hutan asli Sulawesi seperti; monyet(Macaca nigra), kus-kus beruang (Strigocuscus celebensis), tarsius (Tarsius spec-trum) , kuse (Ailurops ursinus) dan maleo (Macrocephalon maleo). Vegetasihutan banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon diantaranya jenis linggua(Ptercarpus indicus), matoa (Pometia pinnata) , dan kayu hitam (Diospyros sp.).Hampir di sepanjang pantai dijumpai pasir putih dan hutan bakau sertaterumbu karang. Beberapa lokasi tertentu merupakan tempat bertelurnyapenyu sisik (Eretchelys imbricata) dan di pantai bagian Utara Pulau Taliseterdapat goa tempat bersarangnya kelelawar (Rousettus celebensis). Keadaanalam Desa Talise cukup potensial untuk wisata. Ketika masih dalam statusperkebunan kelapa milik Belanda banyak orang Belanda datang berkunjunguntuk berlibur dan tinggal beberapa hari lamanya. Setelah statusperkebunan diserahkan ke Pemerintah daerah orang bebas datang untukberburu rusa, telur maleo, penyu, mengambil kayu hitam, dan menyelammencari mutiara (Mantjoro, 1997).

Wilayah laut Desa Talise merupakan pertemuan arus dari berbagaiarah sehingga perairan ini sangat potensial bagi daerah penangkapan ikan-ikan dasar dan pelagis. Selain itu daerah ini juga sesuai untuk habitat kerangmutiara, hal ini ditunjukkan dengan adanya perusahaan kerang mutiaradengan luas areal konsesi sebesar 400 hektare yang dilengkapi dengan suratizin usaha perikanan (SIUP) oleh Direktorat Jederal Perikanan. Usahabudidaya rumput laut secara tradisional pernah dilakukan penduduk padatahun 1986 di pantai sekitar pemukiman tetapi mengalami gagal panenkarena terserang hama dan penyakit.

Potensi perikanan bervariasi untuk berbagai jenis ikan, antara lain“mai-mai” (Anchovy) dan julung-julung (Hemirhampus sp.). Pada musim-

musim tertentu kedua jenis ikan pelagis ini banyak ditemukan di perairansekitar Desa Talise. Selain itu, beberapa orang penduduk Dusun II telahmelakukan penangkaran lobster secara tradisional. Potensi lain di desa iniadalah ikan hias. Hasil survei yang dilakukan oleh Proyek Pesisir bekerjasama dengan IMA (International Marinelife Alliance Philippines) diperolehbahwa terdapat potensi ikan hias di Desa Talise walaupun dalam jumlahyang terbatas dimana maksimal nelayan yang dapat melakukan penangkapansebanyak 25 orang per tahun (Cruz, 1998). Nelayan Desa Talise seringjuga menangkap ikan Napoleon, yang lebih dikenal dengan “maming”,dengan alat tangkap panahan (jubi - spear gun). Sekalipun mereka telahmengetahui bahwa menangkap ikan ini dilarang bagi mereka sama sajadengan ikan dasar lainnya yang mempunyai harga cukup mahal untukpasaran luar negeri. Adapun duyung (Dugong dugon), sering ditemukanberada di perairan Desa Talise namun nelayan tidak menangkapnya dankalau tertangkap oleh jaring biasanya hanya diambil giginya untuk dijualke toko obat sekalipun tidak diketahui apa khasiat gigi ikan duyung ini.

Page 19: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

5

2.1. Pemilikan Tanah

Status tanah di Desa Talise masih dikuasai oleh Pemerintah Daerahdan saat profil ini disusun hanya sebagian penduduk yang telah memilikisertifikat hak milik tanah pekarangan yakni di Dusun I dan II, sedangkandi Dusun III belum ada yang memiliki sertifikat tanah tersebut. Tanahyang telah memiliki sertifikat hak milik adalah seluas 20 hektar sebanyak47 buah sertifikat tanah.

Masalah belum dimilikinya sertifikat hak milik ini juga disebabkanoleh beberapa faktor anatara lain :

Pada saat pemberian Prona (program sertifikasi tanah) dari Pemdamengalami keterlambatan proses penyelesaian sehingga hanya sebagianpenduduk yang memperoleh sertifikat tanah pekarangan.Pemerintah Desa Talise sering mengalami pergantian Kepala Desa.Umumnya Kepala Desa ini berasal dari luar desa dan ditunjuk langsungoleh Pemerintah Daerah setempat. Serah terima tugas tidak dilakukansaat pergantian tersebut sehingga pemerintah yang baru harus memulaiprogram dari awal lagi. Pemerintah Desa kurang terbuka terhadapmasyarakat dalam pelaksanaan proyek-proyek seperti Prona sehinggainformasi menjadi kurang jelas dan menimbulkan kesalahpahaman.Masalah ini diperbesar dengan kurangnya koordinasi di antaraPemerintah Desa dan dusun.

Berdasarkan faktor-faktor di atas mengakibatkan penduduk desaTalise sebagian besar belum memiliki sertifikat tanah pekarangan danperkebunan. Keragu-raguan mengolah tanah perkebunan karena tanahperkebunan masih milik Pemda menyebabkan ketidakseriusan masyarakatdalam mengelola dan memelihara tanah perkebunan.

2.2. Konflik Daerah Penangkapan

Konflik pemanfaatan laut yang utama di Desa Talise adalah konflikdaerah penangkapan ikan oleh nelayan dan perusahaan budidaya kerangmutiara PT. Horiguci Sinar Insani (HSI) yang memiliki konsesi wilayah

Isu-isu Sumberdaya Wilayah Pesisir

Pernyataan Isu :Status pemilikan tanah di Talise sebagian besar masih merupakan milikPemerintah Daerah sehingga masih banyak warga masyarakat tidakmemiliki tanah pekarangan dan perkebunan secara resmi.

Sebab

Sebagian besar masyarakatbelum memiliki sertifikat tanahpekarangan dan kebun

Masyarakat mengalami keragu-raguan mengelola danmemelihara tanah/kebun.

Akibat

Status tanah masih milikPemda, lewat Pronakepemilikan tanah telahdiproses namun hanyasebagian yang menerimasertifikat tanah pekarangan.Sering terjadi pergantian Kadestanpa serah terima jabatan danberkas desa

Page 20: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

6

laut hampir sebagian besar perairan Desa Talise (Gambar 4). Perusahaanbudidaya ini melarang nelayan menangkap ikan di sekitar lokasi budidayauntuk menghindari pencurian atau perusakan areal budidaya oleh nelayan.

Batas daerah penangkapan ikan oleh nelayan yang diperbolehkandi sekitar perusahaan budidaya kerang mutiara kurang jelas sehingga seringterjadi kecurigaan dari pihak perusahaan terhadap nelayan yang menangkapikan. Hal ini dialami oleh nelayan Dusun I dan III sehingga nelayancenderung harus mencari lokasi penangkapan ikan yang cukup jauh daripemukiman walaupun pada umumnya nelayan masih menggunakanperalatan yang sederhana untuk mencapai lokasi tersebut (perahu tanpamotor). Sebelum adanya perusahaan budidaya kerang mutiara, lahan yangditempati oleh perusahaan merupakan tempat yang ideal untukpenangkapan ikan. Tempat tersebut kaya akan berbagai jenis ikan karangdan pada musim-musim tertentu merupakan tempat migrasi ikan-ikanpelagis. Hadirnya perusahaan ini menguntungkan sebagian penduduk Desa

Penanganan Isu:

Sejauh ini, Pemerintah desa telah mencoba mendapatkan informasidari berbagai pihak yang terkait untuk penyelesaian status tanah, olehkarena itu isu ini merupakan isu yang besar pengaruhnya terhadappeningkatan pendapatan Masyarakar Desa Talise terutama Dusun I danII yang sebagian penduduknya mengandalkan hasil perkebunan selainperikanan.

Masalah ini juga telah didiskusikan dengan Pemerintah Daerah Minahasauntuk mendapatkan perhatian yang serius. Dari informasi yang diperolehbahwa perkebunan di Desa Talise telah diserahkan oleh PemerintahDaerah kepada CV untuk mengolah perkebunan kelapa yang sudahsemakin terlantar ini.

Sumber : Kusen dkk (1999)Gambar 4. Peta Lokasi Budidaya Kerang Mutiara

Page 21: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

7

Talise sebab dapat bekerja sebagai buruh di perusahaan ini. Di lain pihak,sebagian penduduk terutama nelayan merasa kesulitan untuk menangkapikan karena harus mencari lokasi yang lain yang cukup jauh dari pemukiman.Bagi nelayan tradisional yang mencoba menangkap ikan di sekitar lokasibudidaya kerang mutiara sering ditangkap dan diintimidasi oleh perusahaan.

Perairan sekitar pemukiman Dusun II agak jauh dari lokasiperusahaan, namun di bagian barat pantai Dusun II merupakan lokasipenangkapan ikan dengan cara merusak (bom dan racun) yang dilakukanoleh penduduk luar desa. Di bagian utara nelayan sulit untuk menangkapikan karena di daerah ini terdapat arus yang kuat . Para nelayan sebenarnya

Pernyataan Isu :Terbatasnya daerah penangkapan ikan bagi nelayan tradisional dan tidakjelasnya batas yang diperbolehkan terhadap nelayan tradisional di sekitarareal budidaya kerang mutiara menyebabkan konflik antara nelayandan perusahaan.

Sebab

Kurangnya pendapatan nelayan.Sulitnya nelayan menangkapikan karena harus mendayungjauh dari pemukiman.Sering terjadi konflik antaranelayan tradisional danperusahaan budidaya kerangmutiara.

Akibat

Batas daerah penangkapan ikandisekitar areal perusahaanbelum jelas.Nelayan dicurigai bilamenangkap ikan dekat wilayahtersebut.

lebih menyukai lokasi penangkapan ikan di wilayah sebelah timur pulauTalise yang sekarang ini dikuasai oleh perusahaan mutiara karena selainsangat potensial bagi penangkapan ikan karang dan pelagis juga keadaanlaut yang cukup aman dari gelombang laut sepanjang musim.

2.3. Kerusakan Hutan

Luas hutan Pulau Talise sekarang ini adalah sekitar 533 hektardengan status milik Pemerintah Daerah sebagai Hutan Produksi Terbatas.Penebangan hutan secara liar oleh penduduk Desa Talise maupun dariluar desa dilakukan dari tahun ke tahun sehingga dari hasil survei ditemukanperbandingan luas hutan Talise dari Tahun 1994 - 1998 (selama 4 tahun)telah hilang sekitar 43 persen (Lee, 1999), Gambar 5.

Penanganan Isu:

Terbatasnya daerah penangkapan ikan bagi nelayan tradisional dan tidakjelasnya batas yang diperbolehkan terhadap nelayan tradisional di sekitarareal budidaya kerang mutiara menyebabkan konflik antara nelayandan perusahaan

Page 22: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

8

Sumber : Kusen dkk (1999).Gambar 5. Perbandingan Luas Hutan Pulau Talise Tahun 1994dengan Tahun 1998.

Pernyataan Isu :Pemanfaatan hutan yang berlebihan oleh penduduk mengakibatkankerusakan hutan, kepunahan satwa, banjir, lahan kritis dan terancamnyasumber-sumber air bersih di desa.

Sebab

Areal hutan sebagai daerahtangkapan air semakinberkurang.Sering terjadi banjir danlongsoran tanah di musimhujan.Satwa hutan semakinberkurang.Berkurangnya debet air padasumber-sumber mata air di P.Talise.Tanah perkebunan menjadikurang subur.

Akibat

Pemanfaatan hasil hutanyang berlebihan (jenis-jenis kayuyang bernilai ekonomis),Perombakan hutan untuk lahanberkebun secara liar.Batas hutan yang belum jelasantara Desa Talise dan DesaAerbanua.Kurangnya pengetahuan sertakesadaran masyarakat akanpentingnya hutan bagi manusia.

Kegiatan penebangan hutan ini mengakibatkan terjadinya erosi/longsoran tanah dan hanyutnya humus tanah di daerah perbukitan sekitarhutan terutama pada musim hujan, sehingga sebagian besar lahan berubahmenjadi lahan kritis. Selain itu, debet air yang ada pada sumber mata airsemakin berkurang. Penebang kayu dari Desa Talise dan Aerbanua seringmengalami konflik untuk mengambil kayu sebab batas hutan yang jelasantara kedua desa ini belum ada.

Penduduk Dusun III Pulau Kinabuhutan menanggapi isu ini suatusaat nanti akan berdampak juga bagi Pulau Kinabuhutan jika ketersediaankayu di Pulau Talise habis, sebab kebutuhan bahan baku kayu saat ini hanyadiperoleh dari hutan Pulau Talise. Kayu tersebut biasanya dimanfaatkansebagai bahan baku untuk pembuatan perahu, bangunan dan kayu bakaruntuk pengasapan ikan. Bila hal ini tidak ditangani maka kebutuhan kayuharus didatangkan dari luar desa yang harganya lebih mahal.

Page 23: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

9

Kondisi hutan di sekitar Desa Talise pada mulanya masih lebatdan berbagai jenis pohon tumbuh dengan subur, namun setelah jumlahpenduduk semakin bertambah maka kebutuhan ekonomi meningkat.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut penduduk memilih untuk bertanidengan membuka hutan dan setelah tanah tidak lagi subur merekaberpindah ke tempat yang baru dengan bertani secara tradisional. Selainbertani, mata pencaharian sebagai tukang kayu semakin disukai pendudukkarena cepat mendatangkan uang. Sebelumnya alat-alat yang digunakanuntuk menebang kayu masih sederhana seperti parang atau kapak tapiakhir-akhir ini mereka menggunakan mesin penebang senso (chain saw).

Menurut Lee (1999), bentuk pohon-pohon hutan Talise saat inididominasi oleh pohon berdiameter dibawah 20 cm yaitu dengan jumlahhampir 60 % dan pohon yang berdiameter di atas 50 cm jumlahnya tidakmencapai 5 %. Hal ini membuktikan aktifitas penebangan hutan di pulauini cukup intensif (Gambar 6). Selain itu dilaporkan juga bahwa pendudukDesa Talise mengambil kayu hutan dari 3 jenis pohon yang penting bagikehidupan monyet (Macaca nigra) dan berjenis-jenis burung, pohon jeniskananga (Cananga odorata), Leu (Dracontomelum magniferum), dan beringin(Ficus spp.) (Lee, 1999). Jumlah pohon yang penting bagi satwa liar initerus ditebang sehingga akan mempengaruhi perkembangan jenis-jenissatwa tersebut.

Sebagian masyarakat telah mengerti akibat yang akan timbulterutama setelah diberikan pendidikan lingkungan hidup dan penjelasanhasil survei hutan Pulau Talise pada bulan Desember 1998. Reaksi merekacenderung masih lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan ekonomikarena belum ada alternatif mata pencaharian lain. Isu ini erat kaitannyadengan isu air bersih, berkurangnya satwa langka yang ada di Desa Talise,rendahnya produktifitas pertanian, dan rendahnya tingkat pendidikanmasyarakat.

2.4. Berkurangnya Satwa Langka

Meningkatnya perburuan, penebangan kayu dan penangkapansatwa hutan seperti monyet (Macaca nigra), kus-kus beruang (Ailurops ursinus),kelelawar (Rousette celebensis) dan berbagai jenis burung endemik di hutanPulau Talise oleh penduduk dan orang dari luar desa, mengakibatkan satwahutan menjadi semakin berkurang terutama satwa langka yang hanya adadi Sulawesi Utara (endemik) bahkan terancam punah. Masalah

Gambar 6. Penebangan Kayu Secara Liar oleh Penduduk.(Foto: Noni Tangkilisan)

Page 24: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 0

berkurangnya satwa langka iniberhubungan juga dengan isukerusakan hutan. Jenis satwa langkalainnya yang senakin berkurang adalahpenyu sisik, maleo dan duyung. Telurmaleo telah diburu orang sejak zamanpenjajahan Belanda. Penyu sisik danduyung saat ini sudah semakin jarangditemukan di Talise.

Penduduk Desa Talise DusunI dan II (penganut agama Kristen),memiliki kebiasaan memakan dagingsemua jenis satwa hutan sebagaikonsumsi makanan hewani walaupunmereka beternak hewan peliharaanseperti; ayam, kambing dan babi.Untuk itu, beberapa pendudukberburu dengan membuat perangkap satwa tersebut dan hasil tangkapannyadikonsumsi sendiri atau dijual baik kepada penduduk di desa maupun kepasar Likupang. Pemburu satwa dari luar Desa Talise biasanya adalah

orang-orang yang dibekali izinberburu dari KecamatanLikupang. Sasaran berburumereka adalah jenis satwa hutanseperti rusa (Cervus timorensis),kelelawar (Roussettus celebensis), kus-kus beruang (Ailurops ursinus) danmonyet (Macaca nigra).

Sebagian pendudukkhususnya petani menganggapbahwa satwa hutan adalah hamapengganggu tanaman merekayang akan di panen. Biasanyakebun sekitar hutan menjadisasaran satwa tersebut. Saat inikeberadaan satwa hutan sudahberkurang hal ini nampak jelas

karena tanaman di kebun sudah aman dari gangguan dan tidak ada lagirusa yang turun dari hutan memasuki perkampungan penduduk bahkanbila dicari di hutan, sulit ditemukan.

2.5. Erosi Pantai

Masalah erosi pantai terjadi di Desa Talise terutama Dusun IIIPulau Kinabuhutan oleh berbagai aktifitas penduduk antara lain;penambangan pasir, penebangan bakau dan penambangan/perusakanterumbu karang. Selain itu erosi juga dipengaruhi oleh energi gelombangdan pola arus yang ada di Desa Talise.

Pernyataan Isu :Meningkatnya perburuan satwa seperti monyet, kus-kus, rusa, kalong,penyu, duyung, dan berbagai jenis burung menyebabkan makinberkurangnya satwa langka dan endemik, bahkan terancam punah.

Sebab

Satwa langka semakinberkurang.Sering terjadi banjir danlongsoran tanah di musimhujan.Pemulihan hutan sangatlambat.

Akibat

Perburuan satwa yang dilakukanorang dari dalam dan luar desa.Kebiasaan untuk mengkonsumsisemua jenis hewani (khususnyayang beragama Kristen ).Kurangnya pengetahuan sertakesadaran akan manfaat satwalangka dan endemik.

Penanganan Isu:

Upaya pelarangan dari pihak pemerintah melalui UU No. 5/1990 tentangkonservasi, UU No. 23/1997 Tentang Sumberdaya Alam, dan SKMenPert. No. 681/KPTS/Um/8/1981 tentang penangkapan satwa liar,namun kenyataannya perburuan masih dilakukan. Ada keinginan dariKepala Desa untuk membuat aturan lokal mengenai pelarangan berburudi Desa Talise.

Page 25: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 1

Hasil pengamatan penduduk di Dusun I, II dan III menunjukkanbahwa setiap tahun terjadi perubahan keadaan pantai di Pulau Talise danKinabuhutan yang cukup nyata. Lokasi pekuburan dekat pemukimanDusun I yaitu di bagian Utara terjadi pengurangan daratan hingga 4 meterdalam waktu 10 tahun. Di Dusun II tepatnya di pantai depan pemukiman,telah terjadi erosi pantai yang disebabkan oleh adanya bangkai kapal ikan,yang sudah dibiarkan selama beberapa tahun di daerah pasang surutsehingga pada saat terjadinya pasang gelombang terdorong kapal tersebutke arah daratan dan pasir pantai yang ada di sekitar kapal tersebut semakinlama semakin habis dibawa ombak. Di sebelah Timur dekat sekolah SMPjuga terjadi erosi karena adanya akvifitas pengambilan pasir oleh perusahaanbudidaya kerang mutiara dan kegiatan ini terhenti setelah pemerintah Dusun

II melarangnya. Erosi pantai Dusun III cukup serius, sebab pulau kecil inimengalami kehilangan daratan atau pergeseran garis pantai di dekatpemukiman sejauh 30 - 40 meter ke arah darat dalam kurun waktu 60tahun (1937-1997) (Mantjoro, 1997). Pada waktu tertentu air laut seringmemasuki lokasi pemukiman penduduk Dusun III dan untuk sementarapenduduk membuat tanggul pencegah masuknya air laut denganmenimbun tanah sekitar tempat masuknya air laut. Tanggul tersebut tidakbertahan lama sebab penebangan bakau dan pengambilan pasir di sekitarlokasi tersebut masih tetap dilakukan walaupun sebagian penduduk telahmenyadari penyebab masuknya air laut.

Berdasarkan survei erosi pantai di Dusun III oleh Proyek Pesisir,maka diperkirakan bahwa jika masuknya air laut tidak diantisipasi,

Pernyataan Isu :Pengaruh gelombang dan arus serta aktivitas penduduk yang melakukanpenebangan bakau sekitar pulau dan pengambilan pasir menyebabkanpada musim-musim tertentu air laut masuk ke lokasi pemukiman danmeningkatnya erosi pantai.

Sebab

Kehilangan daratan atau erosipantai (sekitar 3 m dalam tahun1998) di Pulau KinabuhutanDusun III.Musim-musim tertentu air lautmasuk ke lokasi pemukimansehingga terjadi banjir.Beberapa lokasi di Dusun I danII terjadi erosi pantai.

Akibat

Pengambilan pasir di pantaiyang rawan erosi.Penambangan karang,Penebangan kayu bakau.Gelombang dan pola arus yangberubah-ubah setiap musim.

Gambar 7. Peta Lokasi Masuknya Air Laut di Pemukiman Dusun III

Page 26: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 2

Khusus untuk Dusun III tinggi permukaan laut lebih tinggi daripermukaan air tanah sehingga pada musim tertentu sumur gali, airminum mengalami intrusi atau perembesan air laut.

Gambar 8. Peta Asumsi Perubahan Dusun III P. Kinabuhutan.

kemungkinan Pulau Kinabuhutan akan terpisah menjadi beberapa pulaukecil yang disebabkan oleh erosi permukaan ini (Gambar 8).

2.6. Air Bersih

Kualitas dan kuantitas ketersediaan air bersih di Desa Taliseterutama pada musim panas semakin menurun. Penyebab turunnya kualitasdan kuantitas air bersih ini antara lain :

Penebangan pohon secara liar dan pembukaan hutan yang masih seringdilakukan oleh masyarakat Desa Talise terutama di sekitar sumber mataair.Pemeliharaan sarana air bersih terutama di Dusun I kurang diperhatikansehingga fasilitas bak penampung yang ada telah rusak dan tidak dapatberfungsi lagi .

Penanganan Isu:

Proyek Pesisir telah melakukan survei erosi pantai (Rapid Assesment)di ketiga dusun yang ada di Desa Talise, hasilnya dipresentasikan disetiapdusun dan dari rekomendasi yang diusulkan salah satu prioritas yangharus dilakukan adalah pemantauan profil pantai oleh masyarakat DusunIII. Pada bulan Mei 1998 telah dilatih 12 orang penduduk Dusun III danpengukuran dilaksanakan setiap bulan dalam satu tahun yang diharapkandapat ditemukan pola perubahan pantai setiap musimnya.

Isu erosi pantai berhubungan pula dengan isu kerusakan bakau sehinggauntuk penanganannya telah dilakukan studi banding tentang Pengelolaanbakau yang difasilitasi oleh Proyek pesisir bekerjasama dengan LP3Mdi Sulawesi selatan. Hasil studi banding tersebut ditindaklanjuti olehmasyarakat yang mengikuti studi banding ini dengan programpenanaman bakau di lokasi dekat Sekolah Dasar Negeri Dusun III PulauKinabuhutan yang dilakukan secara pribadi maupun dibantu oleh muridsekolah.

Penanganan isu ini telah dilakukan oleh pemerintah desa dan pendudukDusun III yaitu dengan mengupayakan pembuatan tanggul permanensepanjang lokasi masuknya air laut di bagian Barat Pulau Kinabuhutan(Gambar-7). Saat ini telah dibangun tanggul di daerah genangan I,bantuan dana untuk ini diperoleh dari Bappeda lewat proyek JPS (JaringPengamanan Sosial) dan untuk daerah genangan II diberi bantuan danaoleh Bappeda lewat Proyek Pesisir.

Masyarakat Dusun II sudah mulai melarang pengambilan pasir di dekatperkampungan dusun mereka.

Page 27: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 3

Akibatnya pada musim kemarau debet air berkurang dan air minumtidak layak dikonsumsi, dan pada saat musim hujan air melimpah tapisalinitas dan kebersihanya tidak terjaga. Isu ini berhubungan dengan isusampah dan kotoran karena penyebab pencemaran air bersih juga salahsatunya berasal dari sampah dan kotoran yang dibuang sembarangan.

Pada tahun 50-an Dusun I sangat besar perhatiannya padapemeliharaan sumber mata air. Air yang bersumber dari mata air perbukitan

dialirkan lewat saluran pipa ke lokasi pemukiman, tapi saat ini semua saranatidak berfungsi lagi. Keadaan sekitar mata air maupun di atas perbukitanlebih banyak didominasi oleh semak belukar/padang ilalang dan tidakseperti dulu dimana lokasi ini masih didominasi oleh pohon-pohon besardan hutan lebat, perubahan ini mengakibatkan cadangan air di desaberkurang. Di Dusun II, Tambun, tidak ditemukan sumber air yang berasaldari perbukitan. Sumur gali untuk air minum umumnya sudah dibuatpermanen oleh penduduk. Untuk mendapatkan sumber air bersih bagikeperluan memasak dan mencuci sebagian penduduk Dusun II harusberjalan sekitar 200 meter dari pemukiman. Sebaliknya Dusun III tidakmengalami kesulitan menemukan air tawar karena sumur gali berada disekitar pemukiman dan tidak perlu menggali terlalu dalam (hanya 3-4 m),akan tetapi kebersihan dan kesehatan air ini diragukan karena pada musimkemarau air yang diperoleh dari sumur-sumur terasa asin dan pada musimpenghujan air tidak layak di minum. Kedua musim ini sering membawawabah penyakit bagi penduduk Dusun III antara lain penyakit muntaberdan kemungkinan kolera, demam berdarah dan malaria.

Pernyataan Isu :Semakin berkurangnya hutan/ daerah resapan air menyebabkan kualitasdan kuantitas air bersih menurun.

Sebab

Kualitas dan kuantitas airminum menurun di saat musimpanas dan hujan.Sumber mata air semakinberkurang.Air minum agak asin padamusim kemarau di Dusun III.Kesehatan masyarakatterganggu oleh berbagaipenyakit seperti muntaber,kolera, demam berdarah danmalaria.

Akibat

Penebangan pohon secara liardi hutan dan sekitar mata air.Di Dusun I sarana air bersihkurang terpelihara.Sulit menemukan sumber airbersih di Dusun II.Saluran pembuangan air yangsering tertutup oleh pasir darilaut.Permukaan daratan cukuprendah di Dusun III sehingga airlaut mudah masuk ke sumur airminum.Penanganan limbah rumahtagga masih kurang diperhatikanmasyarakat.

Penanganan Isu:

Isu air bersih ini mendapat perhatian pemerintah dimana pada tahun1997 telah memberikan bantuan proyek air bersih yang ditanganikontraktor tapi hingga saat ini proyek tersebut tidak terealisasi bahkanhanya menjadi masalah bagi penduduk Desa Talise karena merekatelah menyetorkan dana partisipasi untuk proyek ini.

Page 28: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 4

2.7. Sampah dan Sanitasi Lingkungan

Penanganan sampah masih kurang diperhatikan oleh masyarakatDesa Talise sehingga menjadi salah satu penyebab sumber penyakit. Padatahun 1996 di Dusun III terjadi penyebaran wabah penyakit kolera(muntaber) yang mengakibatkan 2 orang meninggal dan beberapa orangdirawat di rumah sakit. Kejadian ini disebabkan oleh karena masyarakatmembuang sampah termasuk kotoran manusia di sembarang tempat, tidakada tempat pembuangan sampah dan pengetahuan masyarakat tentangsampah masih kurang. Akibatnya masyarakat sering diserang penyakitseperti muntaber, malaria dan penyakit kulit. Selain itu sampah juga

mengurangi keindahan desa (estetika).Masalah ini erat kaitannya dengan isu air bersih. Masyarakat

biasanya hanya membuang sampah dan kotoran di pinggiran pantai dengancara menimbunnya atau membiarkannya tergeletak di pantai dekatpemukiman penduduk. Di Dusun III pada musim hujan biasanya sampahini mencemari sumur-sumur air minum karena struktur tanahnya berpasir,kedalaman sumur rata-rata 3-5 meter dalamnya dan tidak memenuhi syaratsebagai sumur air minum sehingga air yang ada di permukaan tanah denganmudah meresap ke dalam sumur-sumur.

Pernyataan Isu :Kurangnya kesadaran akan kebersihan dan penggunaan saranakebersihan menyebabkan peningkatan masalah kesehatan masyarakatdesa.

Sebab

Sering diserang wabah penyakitseperti; muntaber, malaria. dll.Mengurangi keindahan desa(estetika).

Akibat

Kesadaran akan kebersihanlingkungan masih kurang,seperti tempat penampungansampah tidak ada, kurangnyasarana MCK dan kebiasaan/budaya membuang sampah/kotoran di sembarangantempat.

Penanganan Isu:

Isu ini telah ditangani baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat.Pemerintah telah memberikan bantuan berupa pengadaan MCK danpelayanan kesehatan secara intensif pada saat terjadi wabah di DusunIII. Namun keberadaan sarana MCK belum cukup memenuhi kebutuhanmasyarakat. Tenaga kader kesehatan sudah diberikan pelatihan-pelatihan oleh Dinas kesehatan untuk meningkatkan pelayanankesehatan di setiap dusun. Rumah Sakit Pancaran Kasih Manadomenjadikan Desa Talise sebagai desa binaan dan memberikanpenyuluhan-penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dusun IITambun mempunyai program pembersihan sampah yaitu kegiatan“Jumat bersih” yang dilaksanakan setiap hari jumat sejak beberapa puluhtahun yang lalu. Dalam rangka mendorong membudayakan kegiatanini dilakukan pembersihan pantai yang difasilitasi oleh Proyek Pesisirbekerjasama dengan Yayasan JARI di Dusun II dan III.

Page 29: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 5

2.8. Tingkat Pendidikan Penduduk Masih Rendah

Tingkat pendidikan penduduk Desa Talise masih rendah, rata-ratatingkat pendidikan terakhir adalah SMP dan SD sehingga kualitassumberdaya manusia yang ada masih rendah. Lulusan Perguruan Tinggihanya 6 orang dan Akademi 7 orang sedangkan yang tidak tamat SekolahDasar 165 orang.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikkanpenduduk Desa Talise, yaitu; tenaga pendidik yang ada di Desa Talise masihkurang jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah anak sekolah, danumumnya tenaga pendidik/guru berasal dari luar desa sehingga seringmudik ke kampung halamannya walaupun belum liburan sekolah. Fasilitasyang ada di sekolah belum memadai, seperti ketersediaan buku-bukupelajaran dan alat-alat peraga yang menunjang proses belajar-mengajar.

Keterlibatan orangtua dalam pendidikan memegang perananpenting juga bagi pendidikan anak, tetapi umumnya masyarakat lebihmementingkan pemenuhan kebutuhan ekonomi sehingga banyakditemukan anak usia sekolah yang bekerja membantu orang tua untukmencari nafkah atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga antaralain untuk menangkap ikan, menebang kayu di hutan dan menjadi buruhmemanjat kelapa/pengolah kelapa di luar desa. Berbagai faktor di atasmengakibatkan banyak anak-anak yang sering bolos sekolah pada saat jambelajar dan akhirnya berhenti sekolah sehingga muncul berbagai kenakalanremaja seperti judi dan mabuk-mabukkan.

Sekolah yang ada sebenarnya cukup untuk menampung anak-anakusia sekolah yang ada di Desa Talise. Sekolah Dasar ada 3 bangunan yangterletak di setiap dusun dan sebuah bangunan Sekolah Menengah Pertamadi Dusun II Tambun. Keberadaan sekolah-sekolah tersebut tidakdimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pendidikan anak-anak karena faktorekonomi masyarakat lebih mendesak dan penting untuk dipenuhi.

Tabel Tingkat Pendidikan Penduduk.

A1.2.3.4.

B1.2.3.4.5.

Buta Aksara dan LatinUsia 13 - 15 TahunUsia 16 - 18 TahunUsia 19 - 25 TahunUsia diatas 25 tahunJumlah seluruhnya

Tamat Pendidikan UmumSD/SederajatSLTPSLTAAkademiUniversitas/PT

UraianNo. Laki-laki Perempuan Jumlah

17

53

908304844

33

62

672341132

50

115

1580616076

Sumber : Profil Desa (1997).

Page 30: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 6

2.9. Rendahnya Produktifitas Pertanian

Hasil pertanian di Desa Talise masih rendah terutama di Dusun Idan II yang umumnya melakukan aktivitas bertani. Rendahnya hasilpertanian ini disebabkan antara lain :

Pengolahan tanah masih tradisional yaitu dengan cara membakar lahanperkebunan untuk persiapan kebun sebelum ditanami atau teknikbercocok tanam berpindah.Tehnik bertani yang baik belum dimiliki, biasanya setelah ditanami tidakada lagi penanganan selain membersihkan tanaman pengganggu dan

Pernyataan Isu :Faktor ekonomi, kesadaran masyarakat dan kurangnya fasilitaspendidikan, menyebabkan tingkat pendidikan masyarakat masih rendah.

Sebab

Mutu pendidikkan anak sekolahmasih rendah di Dusun I dan III.Meningkatnya anak putussekolah pada usia sekolah.Tingkat pendidikan yang rendahjuga meningkat kan kenakalanremaja.

Akibat

Fasilitas pendidikan yang adakurang memadai, seperti tenagapendidik masih kurang danumumnya berasal dari luardesa.Kesadaran masyarakat akanpentingnya pendidikan masihkurang.Ketidakmampuan secaraekonomi untuk melanjutkanpendidikan.

Penanganan Isu:Pihak pemerintah desa selalu mengingatkan para orangtua untukmenyekolahkan anaknya lewat pengarahan-pengarahan dalampertemuan formal maupun non-formal, juga untuk memenuhikekurangan tenaga pendidik pihak sekolah mengambil kebijakan untukmenerima tenaga pendidik yang memiliki latar belakang pendidikan guruyang berasal dari Desa Talise dengan diberi honor oleh sekolah itusendiri.

Gambar 9. Perkebunan Penduduk.(Foto: Ventje Semuel)

Page 31: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 7

tanaman sering diserang hama seperti tikus dan burung-burung, sertapenyakit.Tanah pertanian letaknya di daerah agak curam (miring) dengan tingkatkesuburan tanah rendah dan sering terjadi erosi permukaan pada saatmusim hujan yang menyebabkan bertambahnya lahan kritis (Gambar9).

Isu rendahnya produktifitas lahan pertanian ini berhubungan jugadengan isu pemilikan lahan. Tanah pertanian yang ada statusnya masihdikuasai oleh Pemda sehingga pemanfaatan secara lestari tidak diperhatikan.Akibatnya, pertanian masyarakat sering mengalami gagal panen/hasilkurang. Pembukaan hutan dengan cara berpindah dan sering membakarjuga menyebabkan peningkatan lahan kritis serta ancaman kebakaran hutan.

Jenis tanaman yang ditanam umumnya hanya tanaman musiman sepertijagung, pisang dan ketela yang dikarenakan pengetahuan masyarakat untukjenis tanaman lain belum ada. Walaupun demikian ada juga petani yangmenanam jenis tanaman kelapa dan jambu mente tapi penanganannyamasih tradisional, baik sebelum maupun sesudah panen. Hasil kebun darimasyarakat ini hanya digunakan untuk kebutuhan keluarganya dan sedikityang dijual ke sekitar desa atau pasar di kecamatan.

Pernyataan Isu :Rendahnya produktifitas pertanian di desa disebabkan oleh situasi dancara pertanian yang masih tradisional.

Sebab

Sering mengalami gagal panenatau hasil panen kurang.Kebakaran lahan kebun hinggake hutan.Terjadinya erosi (longsorantanah) di areal perkebunan dantanah yang subur hanyutsehingga menambah lahankritis.

Akibat

Sistem bertani yang masihtradisional dan sederhanaseperti pembakaran lahan untukpersiapan berkebun dankebiasaan berkebun yangberpindah-pindah.Topografi tanah yang curam.Tanah kurang subur danmeningkatnya lahan kritis.

Penanganan Isu:

Masyarakat Dusun II berinisiatif sendiri untuk meningkatkan pengetahuantehnik bertani yaitu mengikuti pelatihan tehnik bertani denganmenggunakan pupuk alami non-organik “Bokasi” yang diselenggarakanoleh Koordinator Wilayah Gereja GABATA (Gangga, Bangka dan Talise).Hingga saat ini penduduk Dusun II sedang menguji coba penggunaanpupuk ini di lahan pertaniannya. Selain itu belum ada pelatihan ataupenyuluhan yang diberikan oleh pemerintah maupun lembaga terkaitmenyangkut upaya peningkatan hasil pertanian masyarakat di DesaTalise.Proyek Pesisir untuk tahun 1999 – 2000 akan mengembangkan demplotagroforestry untuk membantu masyarakat dalam tehnik dan sistempertanian yang baik dilahan miring untuk menjaga erosi/longsoran tanah,kesuburan, penghijauan daerah tangkapan air dan peningkatan produksipertanian.

2.10. Kerusakan Terumbu Karang dan Bakau

Aktifitas yang merusak seperti penangkapan ikan dan biota lautlainnya dengan menggunakan bom dan racun, menggunakan tongkat(galah) untuk menggerakkan perahu, dan melepas jangkar saat perahu

Page 32: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 8

berhenti di sembarang tempat cenderung merusak terumbu karang yangada di Desa Talise. Nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakanbom dan racun sebagian besar berasal dari luar desa, namun masih adajuga beberapa orang nelayan Desa Talise yang masih menggunakanya secarasembunyi-sembunyi. Hasil survei data dasar (tahun 1997) tentang keadaanterumbu karang di Desa Talise ditemukan lokasi yang memiliki tutupankarang yang cukup baik (Gambar 11). Lokasi-lokasi tersebut saat ini telahmengalami kerusakan-kerusakan terumbu karang. Nelayan Desa Taliseadalah nelayan tradisional yang mengandalkan perahu dayung dan adabeberapa yang telah memiliki motor tempel, sehingga lokasi penangkapanhanya di sekitar pemukiman terutama di lokasi terumbu karang.

Kerusakan bakau disebabkan oleh aktifitas penangkapan ikan “Mai-mai” (Anchovy), pengambilan bakau untuk kayu bakar, bahan pembuatanperahu dan bangunan rumah serta kesadaran akan manfaat bakau bagimasyarakat masih kurang. Penebangan bakau masih dilakukan di DusunIII (Gambar 10) walaupun isu ini berhubungan dengan masalah erosi pantaidi Dusun III Pulau Kinabuhutan dan masuknya air laut ke daerahpemukiman penduduk yang ada di bagian Barat Pulau ini.

Pernyataan Isu :Aktivitas menangkap ikan cenderung merusak terumbu karang danpenebangan bakau masih dilakukan oleh masyarakat di ketiga dusun.

Sebab

Beberapa lokasi terumbukarang terancam rusak.Erosi pantai di lokasi-lokasitertentu terutama Dusun III yangpada saat-saat tertentu air lautmasuk ke pemukiman.

Akibat

Penangkapan ikan yangmerusak seperti penggunaanbom dan racun dan melepasjangkar perahu di sekitarterumbu karang.Penebangan bakau secarailegal dan kesadaran akanmanfaat bakau dan ekosistemterumbu karang masih kurang.

Gambar 10. Penebangan Bakau di Dusun III.(Foto: Ventje Semuel)

Page 33: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

1 9

Sumber : Kusen dkk (1999).Gambar-11. Peta Kondisi Terumbu Karang Desa Talise.

Penanganan Isu:

Untuk mengatasi isu terumbu karang, Proyek Pesisir memberikanpendidikan lingkungan hidup tentang manfaat dari terumbu karang yangtelah dilakukan di Dusun I dan II baik lewat pertemuan formal maupunnon-formal.Pihak pemerintah desa dengan cara menghimbau telah melarang adanyapenebangan bakau di Desa Talise namun masih ada juga yangmerusaknya karena belum adanya aturan yang jelas megenai bolehtidaknya menebang bakau. Masalah perusakan ini telah ditanganidengan cara memberi pendidikan lingkungan hidup tentang manfaatbakau dan kerugian yang diakibatkan bila dimanfaatkan secaraberlebihan oleh masyarakat. Setelah itu dengan mengikutsertakan duaorang anggota masyarakat dalam kegiatan studi banding pengelolaanbakau di Sinjai Sulawesi Selatan utuk melihat manfaat bakau bagipenduduk setempat. Studi banding tersebut menambah kesadaranmasyarakat sehingga saat ini di Dusun III telah dimulai penanamanbakau yang dipelopori oleh peserta yang mengikuti studi banding.

Page 34: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 0

Perencanaan oleh Kelompok Inti, Masyarakat danPemerintah Desa

Setelah profil sumberdaya wilayah pesisir ini diselesaikan maka akandilanjutkan dengan membuat rencana pengelolaan. Dalam rangkapersiapan dan pelaksanaannya, Tim Kerja dan LKMD akan membantumemfasilitasinya. Tim Kerja adalah kelompok yang disepakati bersamadalam rapat LMD dan LKMD yaitu terdiri dari masyarakat Desa Taliseyang pernah mengikuti pelatihan-pelatihan atau lokakarya yangdilaksanakan atau difasilitasi oleh Proyek Pesisir. Status tim ini merupakanmitra kerja dari Lembaga Ketahanan masyarakat Desa (LKMD) karenapengetahuan yang diperoleh selama pelatihan-pelatihan dan lokakarya dapatmenambah pengetahuan bagi LKMD dan dapat bekerjasama untukmengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam pengelolaan sumberdayayang ada di Desa Talise. Sehubungan dengan rencana dan pelaksanaanrencana pengelolaan (Management Plan) berdasarkan isu yang ada dalamprofil, maka setiap seksi yang ada dalam LKMD bertanggung jawab sesuaiisu yang termasuk dalam bidangnya. Untuk hal tersebut telah dilakukanrapat sinkronisasi program antara LKMD, Tim Kerja, petugas lapanganProyek Pesisir dan Kepala Desa Talise.

Hasil rapat tersebut juga dibuat perencanaan untuk mengatasi duaisu yang prioritas yaitu :

1. Masalah perburuan yang dilakukan terutama oleh orang dari luar desa,dimana untuk membuat aturan yang mengatur perburuan ini. Belumadanya batas wilayah hutan yang jelas antara Desa Talise dan Aerbanuamendorong pemerintah Desa Talise untuk mengadakan kesepakatanantara dua desa ini dalam upaya pengelolaan hutan Talise.

2. Masalah penambangan pasir yang dilakukan terutama oleh perusahaanbudidaya kerang mutiara mendorong pemikiran untuk perludikeluarkannya aturan mengenai penambangan pasir di pantai Talise.

3. Disepakati pula untuk membuat daerah perlindungan laut dalam rangkameningkatkan hasil perikanan.

Realisasi tiga isu di atas diharapkan akan menjadi kegiatan yangdapat mendorong masyarakat untuk lebih memberikan perhatian terhadapupaya pembentukan rencana pengelolaan sumberdaya yang dimilikisehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat DesaTalise.

Rencana pengelolaan setelah disepakati akan dijadikan rencanapengelolaan desa yang akan diusulkan kepada pemerintah kecamatan,kabupaten dan propinsi untuk diketahui dan disahkan.

Page 35: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 1

Kearah Proses Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu

Dokumen profil ini dihasilkan sebagai suatu langkah awal dariserangkaian tahapan atau langkah-langkah proses kebijakan dalampengelolaan sumberdaya pesisir. Sudah diterima dan disepakati secaraluas bahwa proses dimana program pengelolaan sumberdaya pesisirdigambarkan mengikuti suatu siklus pembangunan atau kebijakan.Siklus tersebut terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi isu-isu sumberdaya pesisir (Langkah Pertama)2. Persiapan atau perencanaan program (Langkah Kedua)3. Pendanaan dan adopsi formal (Langkah Ketiga)4. Pelaksanaan (Langkah Keempat)5. Evaluasi (Langkah kelima)

Pengalaman menunjukkan bahwa langkah-langkah di atas harus dilaluiapabila kelestarian dan tujuan keberhasilan jangka panjang programatau proyek pengelolaan sumberdaya pesisir ingin dicapai. Pengalamanglobal juga menunjukkan bahwa program atau proyek akan menjadi lebih matang dan kuat apabila telah berhasil melewati satu putaran siklus. Padaskala nasional atau lokal untuk mencapai satu lingkaran ini membutuhkan beberapa tahun, karenanya adalah sangat penting untuk memahamilamanya waktu yang akan ditempuh dalam menyelesaikan satu rangkaian siklus ini untuk mencapai tujuan utama (1) memperbaiki danmempertahankan kualitas hidup masyarakat di wilayah pesisir, dan (2) memperbaiki dan mempertahankan kelestarian ekosistem dan lingkunganwilayah pesisir. Pengalaman global juga membuktikan bahwa terdapat beberapa prinsip dasar bagi keberhasilan pengelolaan pesisir terpadusebagaimana sedang diterapkan di Desa Talise. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain penerapan proses demokrasi, partisipasi dan transparansibagi semua pihak terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan, dan kemauan keras untuk membangun kapasitas masyarakat dalam bekerjasamadengan lembaga pemerintah setempat. Identifikasi isu yang dituangkan dalam profil ini merupakan langkah penting dalam merencanakan danmengimplementasikan pengelolaan sumberdaya pesisir terpadu di Desa Talise. J. Johnnes Tulungen, Program Manager Proyek Pesisir Sulawesi Utara.

3

4

5

2

1

3

4

5

2

1

Page 36: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 2

Cruz, F. 1998. Report for CRMP on Talise. IMA (International Marinelife Alliance Philippines). Manado.

Kasmidi, M., dkk. 1999. Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Coastal Resources ManagementProject of The USAID-BAPPENAS NRM Program. Jakarta.

Kusen, J.D., B. R. Crawford, A. Siahaineia and C. Rotinsulu. 1999. Laporan Data Dasar Sumberdaya Wilayah pesisir Desa talise, Kabupaten Minahasa, PropinsiSulawesi Utara. Coastal Resources Management Project of USAID, BAPPENAS Natural Resources Management Program. Jakarta.

Lee, R J. 1999. Assessment of Wildlife Populations, Forest Assessment of Wildlife Populations, Forest, and Forest Resource Use on Talise Island. Manado.

Mantjoro, E. 1997. Sejarah Penduduk dan Lingkungan Hidup desa Talise. TE-97/03-I. Coastal Resources Management Project of USAID. BAPPENASNatural Resources Management Program. Jakarta.

Pollnac, R.B, C. Rotinsulu, and A. Soemodinoto. 1997. Rapid Assesment of Coastal Management Issues on The Coast of Minahasa. TE-97/01-E. CoastalResources Management Project of The USAID-BAPPENAS NRM Program. Jakarta.

Profil Desa, 1998. Daftar Isian data dasar Profil Desa/Kelurahan. Departemen Dalam negeri Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa. PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.

Tim Kerja PPSWP, 1997. Laporan Kegiatan Lapangan untuk Pemantauan Lokasi Proyek di Sulawesi Utara. Tim kerja Proyek pengelolaan Sumberdaya Wilayahpesisir, Propinsi Sulawesi Utara. Manado.

Daftar Pustaka

Page 37: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 3

Lampiran 1. Transek Dusun I (Kampung)

Page 38: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 4

Lampiran 2. Transek Dusun II (Tambun)

Page 39: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 5

Lampiran 3. Transek Dusun III (Kinabuhutan)

Page 40: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 6

Lampiran 4. Tabel Keterangan Simbol dalam Transek Dusun I, II, dan III.

Peruntukan Lahan Vegetasi Status Lahan Kesuburan Potensi Masalah

A - Arus dan gelombang sangat kuat.Et - Erosi tanah/ longsoran.Ep - Erosi pantaiHt - Hasil tani kurang baik.Gh - Gangguan hama dan penyakit.Tb - Tehnik bertani kurangKl - Konflik pemanfaatan laut oleh

perusahaan dan nelayan.Kk - Kebun diganggu kambing.Tt - Tekstur tanah campuran pasir

dan kapur.D - Dermaga rusakDa - Debet air berkurang.Pl - Penebangan liar.S - Satwa berkurang jumlahnya.Br - Bak air rusakS - Sampah belum ditangani.Dg - Lokasi masuknya air laut /banjir.P - Penebangan bakau

Bk - Budidayakerang mutiara

Bl - Budidaya lobsterBa - BaganD - DermagaK - KebunKu - KuburanM - MesjidSD - Sekolah dasarSm - Sumber mata airP - PemukimanS - SumurT - Tanah lapangH - HutanDp - Daerah

penangkapanikan/biota laut

A - AmuB - BambuBa - BakauBu - BungaBe - BelimbingBi - BitungC - CabeI - IlalangJ - JambuJe - JerukJa - Jambu airK - KedondongKa - KetelaKb - Kayu

Buah RaoKe - KelapaKr - Kayu raeKg - Ketapang

(nusu)Km- Kayu

kambingKt - Kacang

tanahKh - Kayu hitam

Kl - “Kalumpang”Ki - Kayu

lingguaKy - Kayu

amurangKo - Kayu matoaKk - KapukKx - Kayu merahS - SemakL - LangsatL - LamunM - MenteMa - ManggaN - NenasP - PisangPa - PadiPe - PepayaSr - SrikayaT - TomatTk - Terumbu

KarangU - Ubi talasUt - Ubi “Taon”

U - UmumM - Milik/HGU

(punyasertifikat)

Mt - (Tidak punyasertifikat)

K - KurangSubur

C - CukupSubur

S - Subur

A - Cocok untuk ditanamiAmu dan Pisang.

Sn - cocok untuk snorklingU - Banyak terdapat

umpan (jenisgastropoda)

S - Sumber air minum.Sp - Sumber air dari

pegunungan.Bl - Cocok untuk

budidaya lobster.Bk - Cocok untuk

budidaya kerangmutiara.

I - Cocok untuk daerahtangkapan ikan(pelagis dan karang).

P - Baik untuk bertanisistem terasering.

Td - Tanah datar cocokuntuk ditanami

Page 41: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 7

Lampiran 5. Pertemuan-pertemuan, Latihan-latihan dan Pendidikan Lingkungan Hidup untukMasyarakat.

Okt 1997 Sosialisasi Proyek Dusun I19 Okt 1997 Sosialisasi Proyek Dusun I23 Okt 1997 Sosialisasi Proyek Dusun INov 1997 Sosialisasi Proyek Dusun INov 1997 Sosialisasi Proyek Dusun II23 Nov 1997 Sosialisasi Proyek Dusun III15 Jan 1998 Pendidikan Lingkungan Hidup tentang Karang Dusun I10 Feb 1998 Musyawarah kegiatan pelaksanaan awal pusat informasi Dusun II Dusun I12 Feb 1998 Musyawarah pelaksanaan awal pusat informasi Dusun III Dusun III18 Feb 1998 Presentasi hasil survei erosi pantai Dusun I dan II20 Feb 1998 Presentasi hasil survei erosi pantai Dusun III3 Maret 1998 Presentasi kegiatan Proyek Pesisir Dusun I14 April 1998 Pelatihan administrasi bagi panitia pembangunan pusat informasi/balai pertemuan Dusun II Dusun II24 April 1998 Penyerahan dana dari Proyek Pesisir pada panitia Dusun II24 April 1998 Musyawarah daerah perlindungan di hutan Dusun II24 April 1998 Musyawarah daerah perlindungan di hutan Dusun II15-16 Mei 1998 Pelatihan pemantauan profil pantai Dusun III Dusun III22 mei 1998 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tentang Hutan dan satwa Dusun II8 Juni 1998 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tentang Bakau Dusun I27 Juli 1998 Presentasi hasil survei penyebab banjir Dusun III11 Agt 1998 Musyawarah umum daerah perlindungan hutan dan penjelasan status hutan Talise oleh Bpk. Denny Karwur Dusun II23 Agt 1998 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tentang Hutan dan satwa Dusun I

Waktu K e g i a t a n Lokasi

Page 42: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

2 8

27 Okt 1998 Pembersihan Pantai Dusun III28 Okt 1998 Pembersihan Pantai Dusun II24 Nov 1998 Presentasi hasil survei hutan Talise Dusun I26 Nov 1998 Presentasi hasil survei hutan Talise Dusun II16 Jan 1999 Diseminasi Profil Sumberdaya di Dusun I Dsun I2 Feb 1999 Diseminasi Profil sumberdaya Dusun II10 Feb 1999 Mengikuti rapat aparat desa untuk evaluasi kerja perangkat desa tahun 1998 Dusun I13 Feb 1999 Diseminasi profil sumberdaya Dusun I14 Feb 1999 Diseminasi profil sumberdaya Dusun II15 Feb 1999 Rapat sinkronisasi program pemerintah desa dengan Proyek Pesisir untuk tahun 1999. Dusun I16 Feb 1999 Diseminasi profil sumberdaya Dusun III21 Feb 1999 Diseminasi profil sumberdaya Dusun II

Lanjutan Lampiran 5

Waktu K e g i a t a n Lokasi

Page 43: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PROFIL SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR DESA TALISE 1999

3 0

Page 44: profil sumberdaya wilayah pesisir desa talise 1999