56
PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh : INDRA NUR AKHIR RAHARJA NIM 1111103000017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

  • Upload
    vuanh

  • View
    252

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

PROFIL SINDROM NEFROTIK

DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

INDRA NUR AKHIR RAHARJANIM 1111103000017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 September 2014

Indra Nur Akhir Raharja

Page 3: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 4: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 5: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh;

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nyakepada saya dan keluarga, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dansalam saya sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga,sahabat dan pengikutnya.

Saya sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, selama masaperkuliahan hingga penyusunan laporan ini, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.Oleh karena itu, dengan rasa hormat saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaansetinggi-tingginya kepada :

1) Prof. DR.(hc) Dr. M.K Tadjudin, Sp.And selaku dekan Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta jajaran wakil dekan Dr. H. M.Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK , DR. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes dan DR.Delina Hasan, Apt, M.Kes.

2) Dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK dan Dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACSselaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran danIlmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Riva Auda, Sp.A,M.Kes dan Dr. Debbie Latupeirissa, Sp.A(K) selaku dosen pembimbing yang telahbanyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dengan tekun dansabar serta memberikan motivasi sejak awal persiapan hingga penulisan laporan akhirpenelitian ini. Beliau tiada henti-hentinya memberikan arahan, pengetahuan, kritik dansaran yang sangat membangun menjadi tempaan bagi saya dan kawan-kawan untukmenyelesaikan penelitian ini. Dedikasi beliau merupakan contoh bagi saya.

4) Dr. Yanti Susianti, Sp.A dan Dr. Risahmawati, Ph.D selaku penguji sidang laporanpenelitian yang memberikan banyak kritik dan saran yang berharga bagi saya.

5) Dr. Flori Ratnasari, Ph.D selaku dosen penanggung-jawab modul riset angkatan 2011yang selalu membantu selama proses penelitian dan memotivasi untuk menyelesaikanpenelitian ini.

6) Rasa hormat untuk semua guru-guru saya, yang telah begitu banyak membimbing danmemberikan saya kesempatan untuk menimba ilmu selama menjalani masa pendidikanpreklinik di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7) Drg. Setiawaty, M.Kes selaku direktur umum, SDM dan pendidikan RSUP Fatmawatidan Dr. Dewi Lestarini, Sp.KK, MARS selaku kepala bagian Pendidikan dan PenelitianRSUP Fatmawati yang telah berkenan memberi izin untuk melakukan penelitian serta

Page 6: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

vi

Drg. Danik H. selaku penanggung-jawab penelitian saya di RSUP Fatmawati yang telahmembantu kelancaran kegiatan penelitian.

8) Kepada seluruh staf bagian Diklit, staf Poliklinik Anak, staf IRNA B gedung Teratai,dan staf IRMPDI terutama kepada Ibu Dian, Bapak Ismail, Bapak Taufik, Bapak Hasan,Bapak Kholil serta Ibu Balqis yang membantu kelancaran selama proses pengambilandata di RSUP Fatmawati.

9) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia yang telahmemberikan kesempatan kepada saya menjadi salah satu anggota penerima BeasiswaSantri Berprestasi di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10) Secara khusus saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang terdalam kepadakedua orang tua saya Effy Nursifayanti dan Sismantoro, tiada kata yang dapat sayaucapkan, bimbingan, arahan dan contoh adalah kunci teladan utama yang membuat sayadapat menyelesaikan pendidikan ini. Doa dan harapan mereka selalu menyertai sayaselama hidup terutama saat menempuh pendidikan ini. Untuk saudari-saudari saya ArinaWidyasistha dan Alia Fitri Khairunisa Siswati, terima kasih sedalam-dalamnya atasperhatian dan kasih sayang yang selama ini telah diberikan.

11) Kepada para sahabat yang menemani saya dikala susah dan senang selama prosespenelitian yaitu Bentito Zulyan Pamungkas, Diana Nurmalasari dan Ahmad Riza FaisalHerze. Semoga penelitian ini dapat memotivasi kalian untuk dapat terus belajar.

12) Kepada seluruh teman-teman senasib sepenanggungan, PSPD angkatan 2011, yang telahbanyak memberi dukungan baik moril maupun materil selama bersama-sama menjalanipendidikan.

Akhirnya dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnyakepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu danmendukung penyelesaian penelitian ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nyakepada kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 18 September 2014

Penulis

Page 7: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

vii

ABSTRAK

Indra Nur Akhir Raharja. Program Studi Pendidikan Dokter. Profil Sindrom Nefrotik diPoliklinik Anak RSUP Fatmawati.

Sindrom nefrotik merupakan kelainan glomerulopati terbanyak yang menimbulkangangguan ginjal pada anak yang terdiri dari kumpulan gejala klinis berupa proteinuria masif,hipoalbuminemia dan edema disertai dengan atau tanpa hiperkolesterolemia. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien sindrom nefrotik di Poliklinik AnakRSUP Fatmawati.

Hasil studi deskriptif potong lintang menunjukkan bahwa selama periode 2011-2014,terdapat 64 pasien sindrom nefrotik idiopatik di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati. Usiaberkisar 1-15 tahun (median 3 tahun), jenis kelamin laki-laki 37 anak (57,8%) dan jenis kelaminperempuan 27 anak (42,2%) dengan rasio 1,4:1. Sebagian besar pasien datang dengan keluhanedema 61 anak (95,3%), kejang 2 anak (3,1%) dan demam 1 anak (1,6%). Pada sebagian besarpasien ditemukan gejala klinis berupa hipertensi 48 pasien (75%), hematuria 33 pasien (51,6%)dan infeksi 55 pasien (85,9%) dengan frekuensi tipe infeksi tersering adalah infeksi saluranpernapasan akut 36 pasien (65,4%) dan infeksi saluran kemih 8 pasien (14,8%). Sebagian besarpasien menunjukkan respon sensitif terhadap pengobatan dengan steroid 43 pasien (67,2%),respon dependen steroid 7 pasien (10,9%) dan resisten steroid 14 pasien (21,9%). Pasienmengalami kekambuhan sering 37 pasien (57,8%), kekambuhan jarang 18 pasien (28,1%).Kata kunci : sindrom nefrotik, usia, jenis kelamin, hipertensi, hematuria, infeksi, relaps.

ABSTRACT

Indra Nur Akhir Raharja. Undergraduate Medical Education MD Program. NephroticSyndrome Profile in Fatmawati Teaching Hospital Department of Pediatric.

Nephrotic syndrome is the most glomerulopathy disorder in children that affect renalfunction. It is characterized by massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema with/withouthypercholesterolemia. There is still a lack in profile study of nephrotic syndrome. The objectiveof this study is to identify the characteristic of nephrotic syndrome in Fatmawati TeachingHospital Department of Pediatric.

A cross sectional descriptive study was done from 2011 until 2014. During this period64 children with nephrotic syndrome who were diagnosed by idiopathic nephrotic syndromeconsecutively selected. There were 37 boys and 27 girls (ratio 1.4:1) with nephrotic syndrome,the age ranged from 1-15 years (median was 3 years). Mostly, patient reason for encounterwere recorded are edema 61 (95.3%), seizure 2 (3.1%) and fever 1 (1.6%). Accompanied byclinical symptoms such hypertension 48 (75%), hematuria 33 (51.6%) and infection 55(85.9%). The most common type of infection were acute respiratory infection 36 (65.4%) andurinary tract infection 8 (14.8%). Most patient showed sensitive response to steroid treatment43 (67.2%). 37 (57.8%) from all the patient observed had frequent relapsed and 18 (28.1%)had infrequent relapse.Key words : nephrotic syndrome, age, gender, hypertension, hematuria, infection, relapse.

Page 8: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ……………………………………………………………………. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………... iii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………... iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... v

ABSTRAK ……………………………………………………………………….…… vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. xi

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ...……………………………………………………………… 2

1.2 Rumusan Masalah …...………………………………………………………... 2

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………... 2

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………………... 2

1.3.2 Tujuan Khusus …………………………………………………………... 3

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..………………………………………………….... 5

2.1 Definisi Sindrom Nefrotik …………………………………………………..... 5

2.2 Etiologi Sindrom Nefrotik ……………………………………………………. 5

2.3 Klasifikasi Sindrom Nefrotik …………………………………………………. 5

2.4 Patogenesis Sindrom Nefrotik ………………………………………………... 6

2.5 Patofisiologi Sindrom Nefrotik ……………………………………………….. 8

2.5.1 Proteinuria ………………………………………………………………. 8

2.5.2 Hipoalbuminemia ……………………………………………………….. 9

2.5.3 Kelainan Metabolisme Lemak ………………………………………….. 9

2.5.4 Edema …………………………………………………………………… 10

2.6 Diagnosis Sindrom Nefrotik ………………………………………………...... 13

2.7 Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik …………………………………………… 14

Page 9: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

ix

2.7.1 Pengobatan Dengan Kortikosteroid …………………………………….. 14

2.8 Kerangka Teori ……………………………………………………………….. 16

2.9 Kerangka Konsep ……………………………………………………………... 17

2.10 Definisi Operasional …..…………………………………………………….. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….. 21

3.1 Desain Penelitian ……………………………………………………………… 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………………… 21

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian ……...………………………………………... 21

3.4 Besar Sampel Penelitian ………………………………………………………. 21

3.5 Teknik Pemilihan Sampel …………………………………………………….. 22

3.6 Identifikasi Variabel …………………………………………………………... 22

3.7 Kriteria Subjek Penelitian …………………………………………………….. 22

3.9 Cara Kerja Penelitian …………………………………………………………. 23

3.10 Alur Penelitian ………………………………………………………………. 23

3.11 Pengelolaan dan Analisis Data ………………………………………………. 23

3.12 Etika Penelitian ……………………………………………………………… 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...………………………………………….. 25

4.1 Hasil …………………………………………………………………………... 25

4.1.1 Karakteristik Demografis Subjek Penelitian ……………………………. 25

4.1.2 Gambaran Klinis Subjek Penelitian …………………………………….. 26

4.1.3 Gambaran Pasien Sindrom Nefrotik ……………………………………. 27

4.2 Pembahasan …………………………………………………………………… 28

4.3 Keterbatasan Penelitian ………………………………………………………. 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...…………………………………………… 32

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 32

5.2 Saran ………………………………………………………………………….. 33

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 34

LAMPIRAN ………………………………………………………………………….. 36

Page 10: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik demografis pasien sindrom nefrotik …………………………. 25

Tabel 4.2 Keluhan Utama pasien ……………………………………………………... 26

Tabel 4.3 Gambaran klinis yang ditemukan pada pasien …………………………….. 26

Tabel 4.4 Frekuensi dan tipe infeksi pada sindrom nefrotik ………………………….. 27

Tabel 4.5 Gambaran respon pengobatan steroid ……………………………………… 27

Tabel 4.6 Gambaran Kekambuhan/relaps pasien sindrom nefrotik …………………... 28

Page 11: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Beberapa kemungkinan reaksi imun antigen glomerulus yang dapat menyebabkanpeningkatan permeabilitas dinding kapiler ……………………………... 7

Gambar 2.2 Skema ‘underfilled theory’ ……………………………………………… 11

Gambar 2.3 Skema ‘overfilled theory’ ………………………………………………... 12

Page 12: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

xii

DAFTAR SINGKATAN

SN Sindrom Nefrotik

ISKDC International Study of Kidney Disease in Children

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

IRMPDI Instalasi Rekam Medik dan Pusat Data Informasi

Page 13: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 14: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Nefrotik (SN) merupakan kelainan glomerulopati terbanyak yang

menimbulkan gangguan ginjal pada anak. Penyakit ini merupakan kumpulan sindrom yang

terdiri dari gejala klinis berupa proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema disertai dengan

atau tanpa hiperkolesterolemia. 1,2

Angka kejadian SN biasanya lebih tinggi pada anak-anak dari ras Asia dan Afrika.

Insidensi penyakit SN ini 2 kasus per-tahun tiap 100.000 anak berusia kurang dari 16 tahun

dengan prevalensi kumulatif 16 per 100.000 anak. Sementara di Indonesia kejadian SN

dilaporkan terjadi 6 kasus per-tahun tiap 100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun, dengan

perbandingan anak laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Data yang diperoleh dari luar negeri

menunjukkan duapertiga kasus SN dijumpai pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun.1,2

Mayoritas kasus anak dengan SN menderita tipe idiopatik atau primer (90%) yang tidak

disertai penyakit sistemik dan kelainan glomerulus yang disebabkan kelainan/lesi minimal

dengan angka delapan puluh lima persen. SN idiopatik merupakan kelainan kronis yang sering

mengalami kekambuhan (relapse). SN idiopatik dapat diklasifikasikan sesuai dengan kriteria

kekambuhan; penderita yang mengalami kekambuhan ≤ 3 kali dalam satu tahun disebut sebagai

infrequent relapse/kekambuhan jarang, sementara penderita dengan kekambuhan ≥ 4 kali dalam

satu tahun disebut sebagai frequent relapse/kekambuhan sering. International Study of Kidney

Disease in Children (ISKDC) melaporkan bahwa insidensi relaps dapat mencapai 76-90%

dengan persentase frequent relapse mencapai 60%. Sementara di Indonesia didasarkan pada

hasil penelitian yang dilakukan di Departemen Kesehatan Anak RSUP Soetomo Surabaya,

didapatkan prevalensi angka kejadian kekambuhan mencapai 63,6% terdiri dari infrequent

relapse (50,5%) dan frequent relapse (13,3%).1,3

Kekambuhan terus-menerus pada anak penderita SN dapat menimbulkan masalah besar

pada kesehatan anak baik dalam hal kualitas hidup, proses tumbuh-kembang, maupun dampak

Page 15: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

2

efek samping dari pengobatan steroid dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu,

penegakkan diagnosis yang tepat dan cepat penting untuk menentukan penatalaksanaan holistik

pada anak dengan SN sehingga risiko kekambuhan dapat ditekan.

Studi mengenai SN pada anak sebenarnya telah banyak dilakukan di berbagai negara

terutama di negara-negara dengan angka prevalensi kejadian SN serta kekambuhannya yang

tinggi termasuk di Indonesia, seperti studi yang dilakukan oleh M. Sjaifullah Noer (2005)

mengenai Predictors of Relapse in Steroid-Sensitive Nephrotic Syndrome dan M.N Sarker et al

(2012) mengenai Risk Factors for Relapse in Childhood Nephrotic Syndrome – A Hospital

Based Retrospective Study. 1,4

Banyaknya penelitian serta tingginya antusiasme peneliti-peneliti untuk

mengidentifikasi SN pada anak didasarkan karena tingginya angka morbiditas anak penderita

SN. Namun studi-studi tersebut dimungkinkan belum cukup memberikan informasi yang

menyeluruh mengenai SN pada anak, karena kebanyakan studi hanya menggunakan data yang

diperoleh dari satu departemen/center di rumah sakit tertentu. Oleh sebab itu, peneliti merasa

penting untuk mengidentifikasi varian data dari gambaran karakteristik populasi yang berbeda

terutama pada pasien SN di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati. Sehingga diharapkan hasil

penelitian dapat melengkapi penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana gambaran karakteristik pasien sindrom nefrotik di poliklinik anak RSUP Fatmawati.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi karakteristik demografis, gambaran klinis ,dan laboratorium pada

pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

Page 16: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

3

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik usia pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak

RSUP Fatmawati.

2. Mengetahui karakteristik jenis kelamin pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati.

3. Mengetahui gambaran manifestasi klinis infeksi pada pasien sindrom nefrotik di

Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

4. Mengetahui gambaran manifestasi klinis hipertensi pada pasien sindrom nefrotik di

Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

5. Mengetahui gambaran manifestasi klinis hematuria pada pasien sindrom nefrotik di

Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

6. Mengetahui gambaran keluhan utama yang dijumpai pada pasien sindrom nefrotik di

Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

7. Mengetahui gambaran karakteristik respon pengobatan steroid pada pasien sindrom

nefrotik di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

8. Mengetahui gambaran kekambuhan pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak

RSUP Fatmawati.

Page 17: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi pendidikan dokter untuk

memperoleh gelar sarjana kedokteran.

Sebagai media pembelajaran dan untuk menambah pengetahuan mengenai

penelitian dalam bidang kedokteran serta profil sindrom nefrotik di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati.

1.4.2 Bagi Institusi

Menjadi referensi penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan para klinisi untuk mengidentifikasi

anak penderita sindrom nefrotik.

1.4.3 Bagi Pendidikan

Menjadi sumber informasi yang memiliki dasar bukti ilmiah mengenai profil

sindrom nefrotik di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati.

Menjadi pembelajaran dalam melakukan penelitian terutama di bidang

kedokteran

1.4.3 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat luas mengenai profil sindrom nefrotik

pada anak.

Page 18: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 19: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan kumpulan gejala

yang terdiri atas proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema, dan dapat disertai

hiperkolesterolemia.2

2.2 Etiologi Sindrom Nefrotik

Setiap penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologi glomerulus sehingga

mengakibatkan bocornya albumin plasma ke ruang Bowman dalam jumlah masif dan cukup

lama dapat menimbulkan sindrom nefrotik. Terdapat tiga penyebab SN pada anak antara lain 2 :

1. Kelainan glomerulus akibat kelainan bawaan saat lahir disebut SN kongenital.

Umumnya kasus SN tipe Finlandia yang diturunkan secara autosomal resesif.

2. Penyakit glomerulus primer, penyakit terbatas hanya pada glomerulus sehingga

disebut sebagai SN primer atau idiopatik.

3. Penyakit sistemik dengan ginjal sebagai salah satu organ yang mengikuti

penyakit antara lain lupus eritematosus sistemik (LES), purpura Henoch-

Schӧnlein, amiloidosis dan infeksi dengan HIV, parvovirus B19, serta hepatitis

B atau C sehingga disebut sebagai SN sekunder.

2.3 Klasifikasi Sindrom Nefrotik

Klasifikasi yang dianjurkan oleh Studi International mengenai penyakit ginjal pada

Anak/International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC) didasarkan pada gambaran

histopatologi hasil penemuan biopsi dan temuan klinis pada SN dengan kelainan glomerulus

primer seperti yang tertera di bawah ini 2,5 ;

1. Kelainan minimal (SNKM)

2. Glomerulosklerosis (GS)

Page 20: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

6

a. Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS)

b. Glomerulosklerosis fokal global (GSFG)

3. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNPMD)

4. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif

5. Glomerulonefritis kresentik (GNK)

6. Glomerulonefritis membrano-proliferatif (GNMP)

a. GNMP tipe I dengan deposit subendotelial

b. GNMP tipe II dengan deposit intramembran

c. GNMP tipe III dengan deposit transmembran/subepitelial

7. Glomerulopati membranosa (GM)

8. Glomerulonefritis kronik lanjut (GNKL)

Selain itu terdapat klasifikasi lain yang didasarkan pada respons terhadap pengobatan

steroid lebih sering digunakan untuk menentukan prognosis dibandingkan klasifikasi

berdasarkan patologi anatomi. Kelompok klasifikasi respons klinis steroid yang termasuk dalam

SN primer atau idiopatik antara lain 6 :

1. SN Sensitif Steroid

2. SN Resisten Steroid

2.4 Patogenesis Sindrom Nefrotik

Mekanisme patogenesis yang dianggap terjadi pada SN dapat dibagi menjadi 3

kelompok besar, (1) akibat proses imunologis dengan faktor lingkungan serta endogen yang

berperan sebagai faktor pencetus dan risiko yang memperberat kelainan glomerulus, (2) akibat

kelainan biokimiawi, biasa pada kelainan kongenital seperti gangguan metabolisme protein,

lipid, dan karbohidrat yang diturunkan secara genetik, (3) akibat kelainan hemodinamik yang

mengganggu integritas sirkulasi kapiler glomerulus.2,7,8-10

Pada dasarnya ketiga proses tersebut menimbulkan gangguan integritas fungsi kapiler

glomerulus sehingga menyebabkan gangguan sawar selektif terhadap muatannya, besarnya

molekul menimbulkan gejala proteinuria. Faktor lingkungan seperti infeksi atau konsumsi obat-

obatan tertentu dapat berperan sebagai pencetus dan ikut menimbulkan kelainan glomerulus.

Sementara faktor-faktor endogen seperti autoantibodi, kompleks imun bersirkulasi, fragmen

Page 21: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

7

komplemen reaktif dan protein koagulan dapat berperan sebagai faktor pencetus serta berperan

dalam menentukan karakter, luasnya, dan waktu terjadi kelainan. Mengenai proses imunologis

dapat disebutkan bahwa leukosit polimorfonukleus, monosit, limfosit B, trombosit, aktivitas

jalur komplemen klasik dan alternatif, koagulasi, prostaglandin, kinin, angiotensin II, histamin,

faktor agregasi trombosit, interferon, interleukin, dan metabolit oksigen toksik, semua ikut

menentukan timbulnya gejala pada kelainan.2,8-13

Pada saat ini patogenesis dasar timbulnya SN yang banyak dipakai ialah terutama

berdasarkan kelainan imunologis. Mekanisme reaksi antibodi antigen glomerulus endogen yang

ditemukan pada membran basal dan membentuk deposit linier atau granuler bergantung pada

distribusi lokal merupakan proses yang mempunyai dasar patogenesis penting. Antigen yang

ditemukan mengendap pada membran basal tersebut bukan berasal dari jaringan ginjal itu

sendiri (antigen nonrenal). Deposit granuler pada kerusakan glomerulus jenis kompleks imun

sebenarnya merupakan hasil reaksi in situ antara antibodi dan antigen non-renal yang terikat

pada permukaan glomerulus bukan karena terperangkapnya kompleks imun yang ditemukan

pada sirkulasi. Beberapa faktor yang berperan dalam mekanisme tersebut ialah besarnya ukuran

kompleks imun, muatan sawar glomerulus, dan perbedaan daya difusi.2,7,8,11

Gambar 2.1 Beberapa kemungkinan reaksi imun antigen glomerulus yang dapat

menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler (Couser dan Salant,

1982)10

Page 22: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

8

2.5 Patofisiologi Sindrom Nefrotik

2.5.1 Proteinuria

Proteinuria merupakan salah satu kelainan utama pada SN. Secara klinis

merupakan kelainan yang paling penting dalam penegakkan diagnosis SN, oleh karena

itu proteinuria pada SN dinyatakan “berat” untuk membedakannya dengan kelainan

proteinuria lain yang bukan disebabkan oleh SN. Proteinuria berat telah ditetapkan

dengan batasan > 40 mg/m2 LPB/jam.2,7

A. Selektivitas protein

Kelainan dasar glomerulus menentukan variasi jenis protein yang diekskresikan

pada penderita SN. Pada SNKM proteinuria yang terjadi bersifat selektif karena

hampir seluruhnya terdiri dari albumin. Sementara pada SN dengan kelainan

glomerulus lain didapatkan proteinuria non-selektif, dengan jenis protein yang

diekskresi terdiri atas campuran albumin dan protein dengan berat molekul (BM)

besar. Derajat selektivitas proteinuria dapat ditetapkan dengan membagi rasio

IgG urin terhadap plasma (BM 150.000) dengan rasio urin plasma transferin

(BM 88.000). Rasio kurang dari 0,2 menunjukkan adanya proteinuria selektif,

biasanya terdapat pada penderita SNKM dan responsif terhadap steroid. Namun

pemeriksaan ini dianggap tidak efektif karena sangat bervariasi untuk

membedakan penderita SN dan bukan SN.2,8-10,12,13

B. Perubahan pada filter kapiler glomerulus

Perubahan permeabilitas membran basal juga tergantung terhadap kelainan dasar

glomerulus. Pada SNKM terdapat penurunan klirens semua protein netral

dengan semua berat molekul, namun terdapat peningkatan klirens protein

bermuatan negatif seperti albumin. Hal inilah yang mendasari kelainan utama

SN berupa hilangnya sawar muatan negatif selektif. Namun pada SN dengan

kelainan glomerulonefritis proliferatif klirens molekul kecil menurun dan

molekul besar meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa di samping

Page 23: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

9

hilangnya sawar muatan negatif juga terdapat perubahan sawar ukuran celah pori

atau kelainan dua-duanya.2,7,8,10

Proteoglikan sulfat heparan yang menimbulkan muatan negatif pada lamina rara

interna dan eksterna merupakan sawar utama penghambat keluarnya molekul

muatan negatif, seperti albumin. Dengan hilangnya proteoglikan sulfat heparan

dengan heparatinase mengakibatkan timbulnya albuminuria.2,12,13

Di samping itu terdapat sialoprotein glomerulus yaitu suatu polianion yang

terdapat pada tonjolan kaki sel epitel, tampaknya berperan sebagai muatan

negatif yang penting untuk mengatur sel viseral epitel dan pemisahan tonjolan-

tonjolan kaki sal epitel suatu protein dengan BM 140.000 disebut podocalyxin

mengandung asam sialat terbanyak di daerah tersebut. pada SNKM, kandungan

sialoprotein kembali normal sebagai respons pengobatan steroid.2,12,13

2.5.2 Hipoalbuminemia

Jumlah albumin ditentukan oleh proses sintesis oleh hepar dan pengeluaran dari

akibat degradasi metabolik, ekskresi renal dan gastrointestinal. Pada anak dengan SN

biasanya terdapat hubungan terbalik antara laju ekskresi protein urin dengan derajat

hipoalbuminemia.2,7,8-10

Meningkatnya katabolisme albumin di tubulus renal dan menurunnya

katabolisme ekstrarenal dapat menyebabkan keadaan laju katabolisme absolut yang

normal atau menurun. Jadi pada keadaan hipoalbuminemia menetap, konsentrasi plasma

yang rendah tampaknya disebabkan oleh meningkatnya ekskresi albumin dalam urin dan

meningkatnya katabolisme fraksi pool albumin (terutama disebabkan karena

peningkatan degradasi di dalam tubulus renal) yang melampaui daya sintesis hati.2,8-10

2.5.3 Kelainan metabolisme lemak

Pada pasien SN primer timbul hiperkolesterolemia dan hiperlipidemia terutama

pada tipe kelainan SNKM. Umumnya terdapat korelasi terbalik antara konsentrasi

albumin serum dan kolesterol. Sementara kadar trigliserida lebih bervariasi bahkan

dapat normal pada pasien dengan hipoalbuminemia ringan. Pada pasien SN konsentrasi

Page 24: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

10

lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein densitas rendah (LDL)

meningkat, dan terkadang sangat mencolok. Sementara lipoprotein densitas tinggi

(HDL) umumnya normal meskipun rasio kolesterol-HDL terhadap kolesterol total tetap

rendah. Hiperlipidemia dapat disebabkan akibat sintesis yang meningkat atau degradasi

yang menurun. Bukti dapat menjelaskan kedua proses abnormal tersebut meningkatnya

sintesis lipoprotein di hati, akan diikuti oleh peningkatan produksi albumin secara

sekunder melalui jalur yang berdekatan. Namun peningkatan kadar lipid juga dapat

terjadi pada kondisi laju sintesis albumin yang normal. Sementara penurunan degradasi

dapat terjadi akibat menurunnya aktivitas lipase lipoprotein secara sekunder yang

disebabkan hilangnya α-glikoprotein asam sebagai stimulan lipase. Pada dasarnya bila

albumin serum kembali normal maka seharusnya kelainan lipid dapat kembali normal.

Lipid dapat juga ditemukan dalam urin berbentuk titik lemak oval dan maltese cross.2

2.5.4 Edema

Terdapat beberapa teori yang dianggap dapat menjelaskan mekanisme timbulnya

edema pada SN, yaitu underfilled theory dan overfilled theory. Karena proses

pembentukan edema bersifat dinamis memungkinkan kedua proses dari dua teori

berbeda berlangsung bersamaan atau pada waktu berlainan pada individu yang sama.

Hal ini disebabkan karena kelainan glomerulus dapat timbul akibat lebih dari satu

rangsangan.2,8-10

A. Underfilled theory

Teori klasik pembentukan edema adalah menurunnya tekanan onkotik

intravaskular yang menyebabkan cairan merembes ke ruang interstisial. Dengan

meningkatnya permeabilitas kapiler glomerulus, albumin keluar menimbulkan

albuminuria dan hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia akan menyebabkan

turunnya tekanan onkotik koloid plasma intravaskular. Hal ini yag mendasari

meningkatnya transudasi cairan melewati dinding kapiler dari ruang

intravaskular ke ruang interstisial hingga menyebabkan kondisi edema.2,8-10,12,13

Sebagai akibat pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah

arteri dalam sirkulasi akan menurun dibanding volume sirkulasi efektif.

Page 25: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

11

Penurunan tersebut merupakan stimulasi timbulnya retensi natrium dan air di

renal. Kondisi itu ditujukan sebagai kompensasi sekunder tubuh untuk menjaga

volume dan tekanan intravaskular tetap normal. Retensi cairan berkelanjutan

menjaga volume plasma, akan mengencerkan protein plasma sehingga

menurunkan tekanan onkotik plasma. Pada akhirnya akan mempercepat gerak

cairan ke ruang interstisial yang justru memperberat edema hingga tercapai

keseimbangan pada kondisi edema stabil.2,8-10

Berdasarkan teori ini diduga terjadi kenaikan kadar renin plasma dan aldosteron

sekunder. Namun hal tersebut tidak ditemukan pada seluruh penderita SN.

Gambar 2.2 Skema ‘underfilled theory’ (Webb dan Postlethwaite, 2003)8

B. Overfilled theory

Beberapa kondisi pada penderita SN ditemukan meningkatnya volume dengan

penekanan aktivitas renin plasma dan kadar aldosteron. Hal tersebut yang

mendasari timbulnya konsep ini, retensi natrium renal dan air terjadi karena

mekanisme intrarenal primer dan tidak bergantung pada stimulasi sitemik

Page 26: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

12

perifer. Retensi ini yang mengakibatkan ekspansi volume plasma dan cairan

ekstraselular. Pembentukan edema sebagai akibat dari peristiwa overfilling

cairan ke ruang interstisial. Teori ini dapat pula menjelaskan adanya volume

plasma yang tinggi dengan kadar renin plasma dan aldosteron yang menurun

secara sekunder terhadap kondisi hipervolemia.2,8-10,12,13

Gambar 2.3 Skema ‘overfilled theory’ (Webb dan Postlethwaite, 2003)8

Selain gambaran dari dua teori di atas, Meltzer dkk mengusulkan bentuk

patofisiologi edema dengan menggunakan istilah berbeda yaitu tipe nefrotik dan tipe

nefritik. Tipe nefrotik ditandai dengan volume plasma rendah dan vasokontriksi perifer

dengan kadar renin plasma dan aldosteron yang tinggi. Laju filtrasi glomerulus (LFG)

masih baik meski dengan kadar albumin rendah yang biasanya terdapat pada SNKM.

Karakteristik patofisiologi ini sesuai dengan teori klasik underfillled yaitu retensi

natrium renal dan air sebagai fenomena sekunder. Tipe nefritik ditandai dengan volume

plasma tinggi, tekanan darah tinggi dan kadar renin plasma serta aldosteron yang rendah

kemudian dapat meningkat sesudah persediaan natrium habis. Biasanya tipe nefritik

ditemukan pada glomerulonefritis kronik dengan LFG yang relatif rendah dan albumin

plasma yang tinggi dibanding tipe nefrotik. Karakteristik patofisiologi tipe ini sesuai

dengan teori overfilled bahwa retensi natrium renal dan air merupakan fenomena primer

intrarenal.2,8-10

Page 27: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

13

2.6 Diagnosis Sindrom Nefrotik

Kriteria diagnosis SN antara lain 2,6 :

1. Edema. Sebagai gejala klinis utama edema dapat terjadi mulai dari derajat ringan

dengan pembengkakan tungkai atau kelopak mata sampai yang berat yaitu

pembengkakan seluruh tubuh (anasarka). Umumnya timbul secara perlahan dan

sering timbul di tungkai bawah yang kemudian menghilang pada malam hari dan

berpindah ke daerah wajah atau kelopak mata yang terlihat pada pagi harinya.

Edema perlahan-lahan menjalar ke tempat lain di tubuh sampai ke jaringan

longgarnya seperti pada vulva atau skrotum. Dapat ditemukan asites yang cukup

besar hingga menyebabkan mengganggu pernapasan.

2. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau ≥ 0,05 g/kgBB/hari atau rasio

protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2 +).

3. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL.

4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL.

Pemeriksaan penujang yang dilakukan, antara lain 2,5 :

1. Urinalisis. Biakan urin dilakukan jika ada indikasi infeksi saluran kemih.

2. Uji kuantitatif protein urin, dapat menggunakan urin 24 jam atau rasio

protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari.

3. Pemeriksaan darah

a. Darah tepi lengkap.

b. Albumin dan kolesterol serum.

c. Ureum, kretinin, serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau Schwartz.

d. Komplemen C3; bila dicurigai SN akibat Lupus Eritematosus sistemik

ditambah pemeriksaan dengan komplemen C4, ANA (Anti Nuclear

Antibody), dan anti ds-DNA.

Page 28: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

14

2.7 Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik

Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit

degan tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diit, penanggulangan

edema, memulai pengobatan steroid, dan edukasi orang tua.6

Sebelum pengobatan steroid dimulai, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut :

1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan.

2. Pengukuran tekanan darah.

3. Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik, seperti

lupus eritematosus sistemik atau purpura Henoch-Schӧnlein.

4. Mencari fokus infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun kecacingan. Setiap infeksi

perlu dieradikasi lebih dahulu sebelum terapi steroid dimulai.

5. Melakukan uji Mantoux. Bila hasilnya positif diberikan profilaksis INH selama

6 bulan bersama steroid, dan bila ditemukan tuberkulosis diberikan obat

antituberkulosis (OAT).

Perawatan di rumah sakit pada SN relaps hanya dilakukan bila terdapat edema anasarka

yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat, gagal ginjal, atau syok. Tirah baring

tidak perlu dipaksakan dan aktivitas fisik disesuaikan dengan kemampuan pasien. Bila edema

tidak berat, anak boleh sekolah.

2.7.1 Pengobatan dengan kortikosteroid

A. Terapi inisial

Terapi inisial pada anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa kontraindikasi steroid

sesuai dengan anjuran ISKDC adalah diberikan prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2

mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/ hari) dalam dosis terbagi, untuk menginduksi remisi.

Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat badan terhadap tinggi

badan). Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4 minggu. Bila terjadi

remisi dalam 4 minggu pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40

mg/m2 LPB (2/3 dosis awal), atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari),

Page 29: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

15

satu kali sehari setelah makan pagi. Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis

penuh, tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai resisten steroid.6

B. Pengobatan SN relaps

Pengobatan SN relaps yaitu diberikan prednison dosis penuh sampai remisi (maksimal 4

minggu) dilanjutkan dengan dosis alternating selama 4 minggu. Pada pasien SN remisi

yang mengalami proteinuria kembali ≥ ++ tetapi tanpa edema, sebelum pemberian

prednison, dicari lebih dahulu pemicunya, biasanya infeksi saluran nafas atas. Bila

terdapat infeksi diberikan antibiotik 5-7 hari, dan bila kemudian proteinuria menghilang

tidak perlu diberikan pengobatan relaps. Bila sejak awal ditemukan proteinuria ≥ ++

disertai edema, maka diagnosis relaps dapat ditegakkan, dan prednison mulai diberikan.6

Page 30: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

16

2.8 Kerangka Teori

Page 31: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

17

2.9 Kerangka Konsep

Page 32: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

18

2.10 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

Sindrom

Nefrotik

Idiopatik

Suatu kumpulan gejala

yang terdiri dari ;

Edema

proteinuria masif

(proteinuria > 40

mg/m2 LPB/jam atau

≥ 0,05 g/kgBB/hari

atau rasio

protein/kreatinin pada

urin sewaktu > 2

mg/mg atau dipstik ≥

2 +)

hipoalbuminemia

(kadar albumin serum

< 2,5 mg/dL)

hiperkolesterolemia

(kadar kolesterol >

220 mg/dL)

yang timbul tidak

diakibatkan oleh penyakit

sistemik maupun secara

kongenital.

Sesuai tertulis dalam rekam medis

Diagnosis dibagi menjadi remisi,

relaps (frequent dan infrequent)

berdasarkan anamnesis

kekambuhan serta respon

pengobatan steroid (resisten,

sensitif dan dependen)

Remisi : proteinuria negatif atau

trace (proteinuria < 4 mg/m2

LPB/jam) 3 hari berturut-turut

dalam 1 minggu

Relaps : proteinuria ≥ 2 +

(proteinuria > 40 mg/m2

LPB/jam) 3 hari berturut-turut

dalam 1 minggu

Sindrom Nefrotik Frequent

Relapse : relaps ≥ 2 x dalam 6

bulan pertama setelah respons

awal atau ≥ 4 x dalam periode 1

tahun

Sindrom Nefrotik Infrequent

Relapse : relaps kurang dari 2 x

dalam 6 bulan pertama setelah

respon awal atau kurang dari 4 x

per tahun pengamatan

Dependen steroid : relaps 2 x

berurutan pada saat dosis steroid

diturunkan (alternating) atau

Nominal

Page 33: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

19

(lanjutan)

Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

dalam 14 hari setelah pengobatan

dihentikan

Resisten steroid : tidak terjadi

remisi pada pengobatan prednison

dosis pennuh (full dose) 2

mg/KgBB/hari selama 4 minggu

Sensitif steroid : remisi terjadi

pada pemberian prednison dosis

penuh selama 4 minggu

Usia Usia pasien ketika

didiagnosis sindrom

nefrotik

Sesuai tertulis dalam rekam medis Interval

Jenis kelamin Indikasi jenis kelamin

ketika lahir sebagai :

Laki-laki

Perempuan

Sesuai tertulis dalam rekam medis Nominal

Infeksi Infeksi saluran kemih

(ISK) adalah keadaan

bertumbuh dan

berkembang biaknya

kuman atau mikroba

di dalam saluran

kemih dalam jumlah

yang bermakna

Infeksi Saluran

Pernapasan Akut

(ISPA) adalah infeksi

saluran pernapasan

Sesuai tertulis dalam rekam medis

Diagnosis klinis ISK dapat

ditegakkan pada anak dengan

demam atau dengan keluhan

gangguan berkemih seperti

disuria, polakisuria, urgency,

frequency, ngompol, nyeri

pinggang disertai kelainan pada

urinalisis seperti leukosituria, uji

nitrit positif, leukosit esterase

positif dan/atau disertai

pemeriksaan standar baku

Nominal

Page 34: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

20

(lanjutan)

Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

oleh bakteri atau

virus yang

berlangsung sampai

dengan 14 hari

diagnosis ISK dengan biakan urin

Hipertensi Rata-rata TD Sistolik dan

Diastolik ≥ 95 persentil

menurut umur, jenis

kelamin dan tinggi badan

pada pengukuran tiga kali

berturut-turut

Sesuai tertulis dalam rekam medis

Menggunakan rekomendasi baku

tekanan darah pada anak

berdasarkan The Fourth Report on

the Diagnosis, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure

in Children and Adolescents (The

Fourth Report) tahun 2003

Nominal

Hematuria Adanya darah dalam urin.

Hematuria makroskopis

atau gross dapat terlihat

secara kasat mata,

sementara hematuria

mikroskopis hanya dapat

dideteksi dengan uji

dipstick yang dipastikan

dengan pemeriksaan

mikroskop sedimen urin

Sesuai tertulis dalam rekam medis

Diagnosis hematuria dengan uji

dipstick positif dan/atau disertai

konfirmasi sedimen urin secara

mikroskopis apabila paling sedikit

dalam 3 kali pemeriksaan

urinalisis dalam kurun waktu 2-3

minggu menunjukkan lebih dari 5

sel darah merah per lapang

pandang besar

Nominal

Page 35: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 36: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah studi deskriptif potong lintang. Dengan menggunakan data

sekunder dari rekam medik pasien sindrom nefrotik yang diperoleh dari Poliklinik Anak dan

Instalasi Rekam Medik dan Pusat Data Informasi (IRMPDI) Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di IRMPDI dan Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2014.

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi target penelitian adalah semua pasien dengan sindrom nefrotik. Populasi

terjangkau adalah semua pasien sindrom nefrotik rawat jalan di Poliklinik Anak RSUP

Fatmawati. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang telah memenuhi kriteria inklusi

penelitian.

3.4 Besar Sampel Penelitian

Perkiraan besar minimal sampel pada penelitian deskriptif ini diambil berdasarkan

rumus besar sampel deskriptif kategorik untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan.

n=dengan; n = jumlah besar sampel minimal

Zα = deviat baku α, α= kesalahan tipe I

P = proporsi kategori variabel yang diteliti

Q = 1 – P

d = presisi

Page 37: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

22

Pada penelitian ini, diasumsikan melalui judgement nilai P (prevalensi) sebesar 50%

serta menetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% sehingga Zα = 1,96 dengan nilai presisi (d) 15%.

Besar sampel yang diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut. Dari perhitungan tersebut,

jumlah sampel minimal yang diperoleh adalah 43.

3.5 Teknik Pemilihan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Consecutive Sampling (Non-probablity

Sampling) dari data tahun yang paling aktual 2014 dimulai dari bulan Juli retrospektif ke

belakang hingga data bulan Januari tahun 2011.

3.6 Identifikasi Variabel

Variabel bebas terdiri dari :

1. karakteristik : usia dan jenis kelamin

2. Manifestasi klinis : infeksi, hipertensi, hematuria, keluhan utama

3. gambaran karakteristik respon pengobatan steroid

4. gambaran kekambuhan

Variabel tergantung adalah Sindrom Nefrotik.

3.7 Kriteria Subjek Penelitian

Kriteria inklusi subjek penelitian :

Rekam medik pasien sindrom nefrotik yang didiagnosis tipe idiopatik.

Kriteria eksklusi subjek penelitian :

1. Rekam medik pasien sindrom nefrotik yang didiagnosis tipe kongenital.

2. Rekam medik pasien sindrom nefrotik yang didiagnosis tipe sekunder akibat

penyakit sistemik.

3. Rekam medis pasien sindrom nefrotik yang memiliki data tidak lengkap.

Page 38: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

23

3.9 Cara Kerja Penelitian

Data sekunder dikumpulkan berdasarkan catatan rekam medik lengkap sesuai kebutuhan

yang berisi keterangan mencakup data status lengkap pasien, anamnesis, hasil pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan laboratorium penunjang. Pengambilan data rekam medis pasien sindrom

nefrotik dimulai Juli – Agustus 2014, jumlah sampel yang diambil akan dibatasi oleh jadwal

pelaksanaan penelitian.

3.10 Alur Penelitian

3.11 Pengelolaan dan Analisis Data

Pengolahan, analisis serta penyajian data sekunder yang telah terkumpul menggunakan

program SPSS 17.0 for windows. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat.

Semua data akan diolah menggunakan analisis statistik univariat yang bersifat deskriptif untuk

mengetahui distribusi frekuensi serta persentase setiap variabel yang diteliti.

Page 39: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

24

3.12 Etika Penelitian

Ethical clearance penelitian ini telah diajukan kepada Panitia Etik Penelitian

Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Semua data yang didapat dari rekam medis yang

digunakan sebagai sampel penelitian akan dijaga kerahasiaannya.

Page 40: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 41: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Karakteristik Demografis Subjek Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh selama periode 4 tahun terhitung mulai Januari

2011 sampai Juli 2014 pasien sindrom nefrotik yang ditangani di Poliklinik Anak RSUP

Fatmawati tercatat sebanyak 64 kasus. Gambaran karakteristik demografis yang

disajikan dalam penelitian ini meliputi usia dan jenis kelamin pasien.

Tabel 4.1 Karakteristik demografis pasien sindrom nefrotik

Karakteristik Jumlah Persentase (%)

Usia 1-4 tahun 40 62,5

5-9 tahun 13 20,3

≥ 10 tahun 11 17,2

Jenis

Kelamin

Laki-laki 37 57,8

Perempuan 27 42,2

Total 64 (100%) 64 100

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik dan Poliklinik Anak Rumah

Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada

bulan Juli – Agustus 2014. Dari gambaran distribusi demografis pasien sindrom nefrotik

di poliklinik anak diketahui mayoritas 40 anak (62,5%) berada pada kelompok usia 1-4

tahun, rentang usia pasien antara 1 tahun sampai 15 tahun dengan median 3 tahun.

Sementara jumlah pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 anak (57,8%) dan

pasien perempuan sebanyak 27 anak (42,2%).

Page 42: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

26

4.1.2 Gambaran Klinis Subjek Penelitian

Pada gambaran klinis diketahui bahwa sebagian besar pasien datang dengan

keluhan awal berupa gejala klinis edema 61 anak (95,3%), demam 1 anak (1,6%), dan

kejang 2 anak (3,1%).

Tabel 4.2 Keluhan utama pasien

Keluhan utama Jumlah Persentase (%)

Demam 1 1,6

Edema 61 95,3

Kejang 2 3,1

Total 64 100

Selain itu sebagian besar pasien yang diobservasi mengalami gejala klinis berupa

hipertensi, hematuria dan infeksi saat onset sindrom nefrotik.

Tabel 4.3 Gambaran klinis yang ditemukan pada pasien

Manifestasi klinis Ya Persentase (%) Tidak Persentase (%)

Hipertensi 48 75 16 25

Hematuria 33 51,6 31 48,4

Infeksi 55 85,9 9 14,1

Pasien sindrom nefrotik yang mengalami hipertensi sebanyak 48 anak (75%) dan

pasien yang mengalami hematuria sebanyak 33 anak (51,6%). Sementara frekuensi

infeksi pada pasien ditemukan sebanyak 55 anak (85,9%), dengan frekuensi tipe infeksi

terbanyak adalah infeksi saluran napas atas (ISPA) dan infeksi saluran kemih (ISK)

dengan jumlah masing-masing 36 anak (65,4%) dan 8 anak (14,8%).

Page 43: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

27

Tabel 4.4 Frekuensi dan tipe infeksi pada pasien sindrom nefrotik

Tipe Jumlah Persentase (%)

Dengan infeksi Diare 1 1,8

Filariasis 1 1,8

ISK 8 14,8

ISK + Selulitis 1 1,8

ISK + ISPA 5 9

ISPA 36 65,4

ISPA + OMA 1 1,8

Tuberkulosis 1 1,8

Peritonitis 1 1,8

Total 55 100

4.1.3 Gambaran Pasien Sindrom Nefrotik

Berdasarkan respon terhadap pengobatan dengan steroid ditemukan bahwa

sebagian besar pasien sindrom nefrotik sensitif terhadap pengobatan steroid dengan

frekuensi sebanyak 43 anak (67,2%) dan pasien sindrom nefrotik dependen steroid

sebanyak 7 anak (10,9%). Sementara pasien yang mengalami resistensi terhadap

pengobatan dengan kortikosteroid sebanyak 14 anak (21,9%).

Tabel 4.5 Gambaran respon pengobatan steroid

Respon pengobatan Jumlah Persentase (%)

Sensitif 43 67,2

Dependen 7 10,9

Resisten 14 21,9

Total 64 100

Berdasarkan kekambuhan/relaps sindrom nefrotik, pada penelitian ini diketahui

jumlah pasien mengalami kekambuhan 55 anak (85,9%) baik frekuensi sering maupun

Page 44: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

28

jarang dengan jumlah masing-masing 37 anak (57,8%) dan 18 anak (28,1%). Sementara

pasien yang tidak mengalami kekambuhan diketahui sebanyak 9 anak (14,1%).

Tabel 4.6 Gambaran kekambuhan/relaps pasien sindrom nefroik

Frekuensi kekambuhan Jumlah Persentase (%)

Relaps Sering 37 57,8

Jarang 18 28,1

Non-relaps 9 14,1

Total 64 100

4.2 Pembahasan

Prevalensi sindrom nefrotik di Indonesia dilaporkan terjadi 6 kasus per-tahun tiap

100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun, dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan

adalah 2:1. Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian pasien sindrom nefrotik berada di

kelompok usia 1-4 tahun dengan jumlah 40 (62,5%). Hal tersebut berbeda dengan penelitian

Nilawati GAP (2012) di RSUP Sanglah Denpasar yang melaporkan distribusi pasien sindrom

nefrotik berdasarkan kelompok usia dengan jumlah tertinggi 52 (76,4%) terdapat pada

kelompok usia 5-9 tahun. Sementara hasil sesuai ditujukan pada penelitian Rahi K dkk (2009)

yang melaporkan distribusi usia pada kelompok 1-5 tahun merupakan kelompok dengan

presentase angka kejadian sindrom nefrotik tertinggi dengan jumlah 64 (53,3%). Penelitian lain

yang mendukung hasil yang sesuai juga didapatkan pada penelitian Sarker Mst.N dkk (2012)

dan Noer MS (2005) masing-masing melaporkan kejadian sindrom nefrotik tertinggi pada

kelompok usia ≤ 6 tahun dengan jumlah 67 anak (67%) dan 59 anak (59,6%).1,4,14,15

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin sebagian besar pasien

sindrom nefrotik merupakan anak laki-laki 37 (57,8%) dengan perbandingan laki-laki dan

perempuan berkisar 1,4:1. Pada penelitian lain Nilawati GAP (2012) didapatkan kecenderungan

serupa dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan berkisar 3:1 dengan presentase

jenis kelamin laki-laki 50 (73,5%). Penelitian lain yang medukung hasil sesuai juga dilaporkan

olen Rahi K dkk (2009) dan Constantinescu AR dkk (2000) masing-masing melaporkan

Page 45: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

29

presentase pasien sindrom nefrotik berjenis kelamin laki-laki 73 (60,83%) dengan rasio 1,5:1

dan 38 (67,9%) dengan rasio 1,8:1.4,14-17

Gambaran klinis berupa keluhan utama dan gejala klinis lain yang menyertai pada

pasien sindrom nefrotik biasanya berupa edema yang timbul secara lokal saat permulaan

terutama di sekitar preorbita dan pretibia, namun secara progresif dapat menyebabkan edema

yang bersifat anasarka. Pada penelitian ini, didapatkan hampir keseluruhan pasien datang akibat

keluhan timbulnya edema 61 (95,3%) sementara beberapa pasien datang dengan keluhan lain

yang dapat timbul diakibatkan komplikasi dari sindrom nefrotik diantaranya kejang 2 (3,1%)

dan demam 1 (1,6%). Hal serupa dilaporkan oleh Nilawati GAP (2012) pada sebagian besar

pasien datang dengan keluhan bengkak 62 (91%) dan yang lainnya datang dengan keluhan

demam, kejang, dan syok.14

Gejala lain yang timbul menyertai keluhan utama yang ditemukan pada sebagian besar

pasien antara lain hipertensi 48 (75%), hematuria 33 (51,6%), dan infeksi 55 (85,9%). Gejala-

gejala klinis tersebut dapat dihubungkan dengan kecenderungan kejadian dan frekuensi

kekambuhan/relaps.

Manifestasi klinis hipertensi yang ditemukan pada sebagian besar pasien (75%) berbeda

dengan hasil penelitian Subandiyah K (2004) yang melaporkan kejadian hipertensi pada pasien

sindrom nefrotik sebesar 25 (27,47%). Penelitian Noer MS (2005) juga menunjukkan angka

presentase kejadian yang rendah yaitu 22,2% pasien sindrom nefrotik mengalami hipertensi.

Sementara Wisata L (2010) menemukan hipertensi pada 33 (43,42%) pasien.1,18,19

Dari hasil penelitian didapatkan 51,6% pasien menimbulkan menifestasi klinis berupa

hematuria, hal tersebut menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding dengan laporan

penelitian Constantinescu AR dkk (2000) yang mencatat 26 (46,4%) pasien sindrom nefrotik

mengalami hematuria. Presentase kejadian hematuria lebih kecil lagi ditunjukkan oleh

Subandiyah K (2004) yang mencatat hanya sebesar 39 (42,85%). Perbedaan terlihat dari hasil

penelitian Wisata L (2010) yang mencatat sebesar 59 (77,63%) pasien menunjukkan

manifestasi klinis hematuria.16,18,19

Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar pasien sindrom nefrotik mengalami

komplikasi infeksi dengan tipe infeksi yang paling sering ditemukan pada pasien adalah infeksi

Page 46: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

30

saluran pernapasan atas dan infeksi saluran kemih dengan jumlah masing-masing 36 (65,4%)

dan 8 (14,8%). Secara umum gambaran frekuensi infeksi sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Subandiyah K (2004) yang melaporkan presentase kejadian infeksi sebesar

69,19% dan mayoritas dari total pasien dengan infeksi menderita ISPA (34,1%) dan ISK

(28,6%). Temuan tersebut serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan Moorani KN (2011),

dalam penelitian tersebut didapatkan hasil kejadian ISPA dan ISK pada pasien sindrom nefrotik

adalah 200 anak (54,49%) dan 82 anak (22,34%). Hasil penelitian lain yang berbeda dilaporkan

oleh Sarker Mst.N dkk (2012) yang mencatat presentase tipe infeksi terbanyak yang diderita

pasien sindrom nefrotik adalah ISK 22 anak (44%) dan ISPA 17 anak (34%). Namun hasil

berbeda ditunjukkan oleh Gulati S dkk yang melaporkan kejadian ISPA pada pasien hanya

sebesar 5,2%.4,18,20,21

Gambaran pasien sindrom nefrotik berdasarkan responnya terhadap pengobatan dengan

steroid dan kekambuhannya. Pada penelitian ini didapatkan presentase respon sensitif sebesar

67,2%, hasil tersebut lebih rendah dibanding penelitian Nilawati GAP (2012) yang melaporkan

presentase respon sensitif sebesar 85,2%. Sementara berdasarkan kekambuhannya, pada

penelitian ini didapatkan 55 (85,9%) pasien mengalami kekambuhan/relaps dengan rincian

presentase frekuensi sering 57,8% dan frekuensi jarang 28,1%. Hasil tersebut berbeda dengan

penelitian Noer MS (2005) di RSUP Soetomo Surabaya, yang mendapatkan presentase

kekambuhan/relaps sebesar 63,6% dengan rincian kambuh/relaps sering dan jarang masing-

masing 13,3% dan 50,5%.1,14

Page 47: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

31

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kekurangan akibat keterbatasan

penelitian antara lain :

1. Pelaksanaan sampling dibatasi oleh waktu penelitian.

2. Keterbatasan memperoleh sampel yang diambil dari data rekam medik.

3. Tidak semua data yang diperoleh lengkap mencakup seluruh variabel yang ingin diteliti.

4. Desain penelitian terbatas.

Pola waktu potong-lintang dengan uji statistik deskriptif observasional, oleh karena itu

pada penelitian ini hanya didapatkan hasil berupa gambaran karakteristik tanpa

mengetahui hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

Page 48: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 49: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Angka kejadian tertinggi pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak RSUP

Fatmawati terdapat pada kelompok usia 1-4 tahun dengan persentase sebesar

62,5%.

2. Jenis kelamin dengan angka kejadian sindrom nefrotik terbanyak di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati adalah jenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar

57,8%.

3. Keluhan utama terbanyak pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak

RSUP Fatmawati adalah edema dengan persentase sebesar 95,3%.

4. Persentase angka kejadian hipertensi pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati adalah 75%.

5. Persentase angka kejadian hematuria pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati adalah 51,6%.

6. Persentase angka kejadian infeksi pada pasien sindrom nefrotik di Poliklinik

Anak RSUP Fatmawati adalah 85,9%, dan tipe infeksi terbanyak adalah ISPA

dengan persentase sebesar 56,3% dari total pasien sindrom nefrotik dengan

gejala infeksi.

7. Respon terhadap pengobatan inisial dengan steroid terbanyak yang ditunjukkan

pasien sindrom nefrotik di Poliklinik Anak RSUP Fatmawati adalah respon

sensitif steroid dengan persentase sebesar 67,2%

8. Persentase angka kejadian kekambuhan/relaps pada pasein sindrom nefrotik di

RSUP Fatmawati adalah sebesar 85,9%, dengan kecenderungan mengalami tipe

kekambuhan/relaps frekuensi sering dengan persentase sebesar 57,8% dari total

pasien sindrom nefrotik yang mengalami kekambuhan/relaps.

Page 50: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

33

5.2 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka peneliti memberikan saran untuk :

1. Penelitian ini dapat dikembangkan menjadi penelitian lain untuk mengetahui

hubungan kausalitas antar variabel dependen dan independen sebagai faktor

risiko dengan menggunakan analisis bivariat maupun multivariat.

2. Pengambilan sampel terutama bagi penelitian mengenai sindrom nefrotik di

RSUP Fatmawati, sebaiknya tidak dibatasi oleh waktu penelitian. Hal tersebut

dikarenakan sedikitnya kasus baru sindrom nefrotik per tahun dan jumlah sampel

minimal yang dibutuhkan untuk pengolahan data secara bivariat atau multivariat

yang besar.

Page 51: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan
Page 52: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

34

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Noer MS. Predictors of relapse in steroid-sensitive nephrotic syndrome. Southeast Asian

J Trop Med Public Health 2005;36:1313-20.

2. Wila Wirya, IGN. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP,

Pardede SO, Penyunting. Buku ajar nefrologi anak 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbitan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002. h:381-426.

3. The International Study of Kidney Disease in Children. Early identificationof frequent

relapser among children with minimal change nephrotic syndrome. J Pediatr

1982;101:514-8.

4. Sarker MN, Islam MMSU, Saad T, Shoma FN, Sharmin LS, Khan HA, et al. Risk factor

for relapse in childhood nephrotic syndrome – a hospital based retrospective study.

Faridpur Med Coll J 2012;7:18-22.

5. The International Study of Kidney Disease in Children. Nephrotic syndrome in children.

Prediction of histopathology from clinical and laboratics at time of diagnosis. Kidney Int

1978;13:159.

6. Trihono PP, Alatas H, Tambunan T, Pardede SO. Konsensus tata laksana sindrom

nefrotik idiopatik pada anak, ed. 2. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak

Indonesia. Jakarta: Badan Penertbit IDAI; 2012. h:1-22.

7. Vogt BA, Avner ED. Condition Particularly Associated With Proteinuria. Dalam:

Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics,

ed. 17. Philadelphia: Saunders. 2004. h:2188-95.

8. Haycock, Goerge. The child with idiopathic nephrotic syndrome. Dalam: Webb N,

Postlethwaite R, penyunting. Clinical paediatric nephrology, 3rd ed. Oxford: Oxford

University Press, 2003. h:1-520. h:341-66.

9. Tulassay T, penyunting. The nephrotic syndrome. Dalam: European society for

paediatric nephrology handbook. ESPN, 2002. h:247-62.

10. Clark AG, Barrat TM. Nephrotic Syndrome. Dalam: Barrat TM, Avner ED, Harmon

WE, penyunting. Pediatric nephrology, 4th ed. Baltimore: Lippincott Williams &

Wilkins, 1999. h:731-77.

11. Roth KS, Amaker BH, Chan JCM. Nephrotic syndrome : pathogenesis and

management. Paediatrics in Review 2002;23:237-47.

Page 53: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

35

12. Eddy AA, Symons JM. Nephrotic syndrome in childhood. The Lancet 2003;362:629-39.

13. Bagga A, Mantan M. Nephrotic syndrome in children. Indian J Med Res 2005;122:13-

28.

14. Nilawati, GAP. Profil sindrom nefrotik pada ruang perawatan anak RSUP Sanglah

Denpasar. Sari Pediatri 2012;14:269-72.

15. Rahi K, Al-Badri AAS, Salih BJ, Hasan FO. Childhood nephrotic syndrome, frequent

and infrequent relapses and risk factors for relapse. The Iraqi Postgraduate Medical

Journal 2009;8:291-5.

16. Constantinescu AR, Shah HB, Foote EF, Weiss LS. Predicting first-year relapses in

children with nephrotic syndrome. Pediatrics 2000;105:492-5.

17. Andersen RF, Thrane N, Noergaard K, Rytter L, Jespersen B, et al. Early age at debut is

a predictor of steroid-dependent and frequent relapsing nephrotic syndrome. Pediatr

Nephrol 2010;25:1299-1304.

18. Subandiyah, Krisni. Outcome sindrom nefrotik pada anak - penelitian prospektif studi

cohort. Jurnal Kedokteran Brawijaya 2004;20:147-51.

19. Wisata L, Prasetyo D, Hilmanto D. Perbedaan aspek klinis sindrom nefrotik resiten

steroid dan sensitif steroid pada anak. Maj Kedokt Indon 2010;60:559-63.

20. Moorani, Khemchand N. Infection are common cause of relapse in children with

nephrotic syndrome. Pak Paed J 2011;35:213-9.

21. Gulati S, Kher V, Gupta A, et al. Spectrum of infection indian children with nephrotic

syndrome. Pediatr Nephrol 1995;9:431-4.

Page 54: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

36

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Page 55: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

37

LAMPIRAN 2

Page 56: PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29836/1/INDRA... · PROFIL SINDROM NEFROTIK DI POLIKLINIK ANAK RSUP FATMAWATI Laporan

38

(lanjutan)