59
PROFIL KESEHATAN SLEMAN TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN Jl. Candi Jonggrang Tridadi Beran Sleman Telp (0274) 868409 Fax (0274) 868409 Website : http ://www.dinkes.slemankab.go.id

PROFIL KESEHATAN SLEMAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

profil kesehatan kabupaten sleman 2013

Citation preview

  • i

    PROFIL KESEHATAN SLEMAN TAHUN 2013

    DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN Jl. Candi Jonggrang Tridadi Beran Sleman Telp (0274) 868409 Fax (0274) 868409

    Website : http ://www.dinkes.slemankab.go.id

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-

    Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013 selesai

    disusun.

    Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013 berisi data tahun 2012

    yang merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman yang

    diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan dalam perencanaan

    pembangunan kesehatan di Kabupaten Sleman.

    Profil kesehatan berisi tentang visi dan misi Dinas Kesehatan, gambaran

    umum wilayah, gambaran pencapaian program, sarana prasarana kesehatan dan

    pola penyakit yang didapatkan dari kompilasi laporan seluruh sarana kesehatan

    yang ada di Kabupaten Sleman yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

    Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini masih banyak kekurangan

    dalam penyajian data, kelengkapan data, akurasi data serta ketepatan waktu

    penyajian. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil di masa datang kritik

    dan saran pembaca kami harapkan.

    Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini kami

    ucapkan terimakasih, semoga bermanfaat.

    Sleman, Agustus 2013

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

    dr. MAFILINDATI NURAINI,M.Kes Pembina Utama Muda IV/C NIP 19630828 198903 2 008

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-

    Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013 selesai

    disusun.

    Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013 berisi data tahun 2012

    yang merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman yang

    diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan dalam perencanaan

    pembangunan kesehatan di Kabupaten Sleman.

    Profil kesehatan berisi tentang visi dan misi Dinas Kesehatan, gambaran

    umum wilayah, gambaran pencapaian program, sarana prasarana kesehatan dan

    pola penyakit yang didapatkan dari kompilasi laporan seluruh sarana kesehatan

    yang ada di Kabupaten Sleman yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

    Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini masih banyak kekurangan

    dalam penyajian data, kelengkapan data, akurasi data serta ketepatan waktu

    penyajian. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil di masa datang kritik

    dan saran pembaca kami harapkan.

    Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini kami

    ucapkan terimakasih, semoga bermanfaat.

    Sleman, Agustus 2013

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

    dr. MAFILINDATI NURAINI,M.Kes Pembina Utama Muda IV/C NIP 19630828 198903 2 008

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. KATA PENGANTAR ........................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................ ii DAFTAR GRAFIK ............................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii DAFTAR TABEL viii BAB I Pendahuluan ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................... 3 C. Manfaat ....................................................................... 3 BAB II Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan

    di Kabupaten Sleman .......................................................

    4 A. Visi .............................................................................. 4 B. Misi ............................................................................. 5 C. Strategi ....................................................................... 5 D. Target yang akan dicapai ........................................... 8 BAB III Situasi Keadaan Umum dan Lingkungan 10 A. Gambaran Umum ....................................................... 10 B. Demografi ................................................................... 11 BAB IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan ............................ 14 A. Program Peningkatan Pelayanan

    Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) .......................

    14 1. Kesehatan Ibu dan Anak ...................................... 14 2. Kesehatan Reproduksi & KB ................................ 19 3. Gizi Masyarakat .................................................... 20 4. Promosi Kesehatan & UKBM (Upaya

    Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) .............

    25 B. Program Pemberantasan Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan (P2PL) ................................

    27 1. Program pemberantasan penyakit Diare .............. 27 2. Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis .. 28 3. Program Pemberantasan Penyakit Malaria .......... 30 4. Program Pemberantasan Penyakit DBD 31 5. Program pemberantasan Penyakit Pes .. 32 6. Program pemberantasan Penyakit Antrax.. 33 7. Surveilans PMS/HIV-AIDS. 33 8. Penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 34 9. Penanganan Penyakit H5N1 (flu burung).. 35 10. Penanganan Penyakit Lepstospirosis.. 36 11. Program Imunisasi.. 36 C. Program Penyehatan Lingkungan dan tempat-tempat

    umum...

    38

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    v

    1. Kesehatan Lingkungan ......................................... 38 2. Kesehatan Tempat Tempat Umum, Tempat

    Pengelolaan Makanan dan TP2 Pestisida..

    41 D. Program Pelayanan Kesehatan ................................. 43 BAB V Data Sarana dan Peralatan Kesehatan

    di Kabupaten Sleman .......................................................

    46 A. Sarana Kesehatan ..................................................... 46 B. Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana

    Pelayanan Pemerintah dan Swasta ...........................

    47 BAB VI Pola Sepuluh Besar Penyakit ........................................... 48 BAB VII Penutup ............................................................................ 49

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    vi

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 Distribusi penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Sleman tahun 2012

    10

    Grafik 2 Jumlah penduduk per Puskesmas Kabupaten Sleman

    tahun 2012 12

    Grafik 3 Piramida penduduk menurut golongan umur

    Kabupaten Sleman tahun 2012 13

    Grafik 4 Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten Sleman Tahun

    2003 s/d 2012 15

    Grafik 5 Pencapaian K1 dan K4 per Puskesmas tahun 2012 15

    Grafik 6 Jumlah Kematian Bayi menurut Puskesmas di

    Kabupaten Sleman tahun 2012 17

    Grafik 7 Jumlah Kematian Ibu menurut Puskesmas di

    Kabupaten Sleman tahun 2012 17

    Grafik 8 Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Sleman

    Tahun 2003 s/d 2012 18

    Grafik 9 Prosentase pemakaian alat kontrasepsi PUS di

    Kabupaten Sleman tahun 2012 19

    Grafik 10 Prosentase cakupan peserta aktif KB di Kabupaten

    Sleman dari tahun 2004 s/d 2012 20

    Grafik 11 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Tahun

    2012 21

    Grafik 12 Grafik cakupan Pemberian tablet Fe3 (90 tablet ) bagi

    ibu hamil Tahun 2012

    23

    Grafik 13 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif bagi umur 0-6 bulan

    Tahun 2012 24

    Grafik 14 Status Gizi Balita di Kabupaten Sleman Tahun 2002

    s/d 2012 25

    Grafik 15 Capaian Posyandu di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s/d 2012

    26

    Grafik 16 Insidens Rate Kasus Diare di Kabupaten Sleman

    Tahun 2002 s/d 2012 28

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    vii

    Grafik 17 Pencapaian Angka Kesembuhan Penderita TB BTA

    Positif di Kabupaten Sleman Tahun 2002 s/d 2012 30

    Grafik 18 Kasus dan Kematian Penyakit Malaria di Kabupaten

    Sleman Tahun 2001 s/d 2012 31

    Grafik 19 Kasus dan Kematian DBD di Kabupaten Sleman

    Tahun 2002 s/d 2012 32

    Grafik 20 Jumlah kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten

    Sleman Tahun 2003 s/d 2012 35

    Grafik 21 Gambaran kasus penyakit H5N1 di Kabupaten

    Sleman Tahun 2008 s/d 2012 35

    Grafik 22 Gambaran kasus lepstospirosis di Kabupaten Sleman

    tahun 2007 s/d 2012 36

    Grafik 23 Pencapaian Cakupan Immunisasi Campak & Hepatitis

    B (0-7 hari) Tahun 2005 s/d 2012 37

    Grafik 24 Cakupan Air Bersih di Kabupaten Sleman Tahun 2003

    s/d 2012 38

    Grafik 25 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Bersih yang

    Memenuhi Syarat Bakteriologis di Kabupaten Sleman tahun 2003 s/d 2012

    39

    Grafik 26 Cakupan Rumah Sehat Kabupaten Sleman tahun

    2003 s/d 2012 39

    Grafik 27 Hasil Angka Bebas Jentik di Kabupaten Sleman

    Tahun 2001 s/d 2012 40

    Grafik 28 Pencapaian Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat di

    Kabupaten Sleman 2005 s/d 2012 41

    Grafik 29 Cakupan Tempat Pengelola Makanan (TPM)

    memenuhi syarat Kesehatan Puskesmas Tahun 2008 s/d 2012

    42

    Grafik 30 Jumlah pemantauan peredaran makanan dan ijin sertifikasi makanan di Kabupaten Sleman tahun 2007 s/d 2012

    43

    Grafik 31 Pencapaian Kasus Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tahun 2006 s/d 2012

    44

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    viii

    Grafik 32 Pencapaian Penyuluhan P3 Napza di Kabupaten

    Sleman Tahun 2003 s/d 2012 44

    Grafik 33 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sleman

    Tahun 2002 s/d 2012 46

    Grafik 34 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas

    Semua Golongan, Tahun 2012 48

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Peta Lokasi Kabupaten Sleman 11 Gambar 2 Hubungan Cakupan Distribusi Vitamin A Dosis Tinggi

    Terhadap Penimbangan Balita (D/S) Di Posyandu Di Kabupaten Sleman Th 2012

    21

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Rata-Rata Jiwa/KK dan Kepadatan Penduduk pada Tahun 2000 s/d Tahun 2012

    12

    Tabel 2 Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Golongan

    Umur Tahun 2012 13

    Tabel 3 Pencapaian Cakupan Pemeberian Vitamin A

    terhadap Cakupan Penimbangan Balita Tahun 2012 22

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

    kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

    Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada

    perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta

    pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,

    antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin.

    Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan :1) Upaya

    kesehatan, 2) pembiayaan kesehatan 3) Sumberdaya manusia kesehatan, 4)

    sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) manajemen dan informasi

    kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan

    dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,

    perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

    (IPTEK), serta globalisasi dan demokrasi dengan semangat kemitraan dan

    kerjasama lintas sektoral.

    Sejak pelaksanaan desentralisasi sampai saat ini Kabupaten Sleman

    sebagai salah satu Kabupaten di DIY, telah banyak memberikan kontribusi

    terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikator

    pencapaiannya adalah diperolehnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    dengan nilai 78,79 pada tahun 2012 dan menempati peringkat 13 dari 497

    Kabupaten/Kota di Indonesia, dan indikator IPKM (Indeks Pembangunan

    Kesehatan Masyarakat) berdasarkan hasil riskesdas tahun 2010

    mendapatkan peringkat ke tujuh Kabupaten/Kota secara keseluruhan

    Nasional. Keberhasilan Pembangunan bidang kesehatan tersebut tidak

    terlepas peran dari pemerintah, masyarakat dan swasta.

    Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan dalam melaksanakan

    kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Daerah (SKD)

    yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Sleman No 114/Kep.KDH/A/2007

    telah mempunyai blue print yang jelas. Ada 5 hal yang menjadi fokus

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    2

    pengembangan kesehatan di Kabupaten Sleman, yaitu : a) Perubahan

    paradigma kesehatan, b) Penataan organisasi, c) Pengembangan Sumber

    Daya Kesehatan, d) Pembiayaan kesehatan dan e) Sarana dan prasarana

    kesehatan. Melalui SKD ini akan lebih mempertegas kebijakan pembangunan

    kesehatan di Kabupaten Sleman baik yang sudah berjalan maupun kegiatan-

    kegiatan yang akan dikembangkan, sehingga semua kegiatan yang berkaitan

    dengan pembangunan kesehatan mengacu pada SKD tersebut.

    Dalam bidang informasi juga telah mengalami perubahan yang

    mendasar dimana tuntutan akan terwujudnya sistem informasi yang terpadu

    sebagai bagian dari sistem kesehatan daerah diharapkan juga membawa

    dampak yang sangat luas terhadap perkembangan daerah secara umum,

    lebih-lebih dalam memasuki abad ke-21 banyak perkembangan/informasi

    yang disajikan tidak hanya komitmen regional maupun komitmen nasional

    yang dilaksanakan tetapi juga harus mengikuti komitmen global.

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009

    tentang kesehatan pasal 168 bab XIV disebutkan bahwa untuk

    menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan

    informasi kesehatan.

    Sementara dalam Undang-Undang N0 14 tahun 2008 tentang

    keterbukaan informasi publik sebagai jaminan bagi masyarakat untuk

    mendapatkan informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan

    sosialnya, serta berhak mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

    mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

    saluran yang tersedia.

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten

    Sleman, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013 ini.

    Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan,

    gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan, situasi upaya

    kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.

    Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013

    (data Tahun 2012) ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem

    manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas

    Kesehatan yaitu Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang Mandiri,

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    3

    Berdaya Saing dan Berkeadilan dan selanjutnya dapat digunakan untuk

    dasar pembuatan perencanaan kesehatan pada tahun yang akan datang.

    B. Tujuan

    1. Umum

    Profil Kesehatan Kabupaten Sleman ini bertujuan untuk memberikan

    gambaran kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Sleman dalam rangka

    meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya

    guna

    2. Khusus

    a. Diperolehnya data dan informasi pembangunan di lingkungan Kabupaten

    Sleman yang meliputi : data lingkungan fisik / biologi, perilaku kesehatan

    masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi.

    b. Diperolehnya data dan informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten

    Sleman yang meliputi : cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

    c. Diperolehnya data dan informasi status kesehatan masyarakat di

    Kabupaten Sleman yang meliputi : angka kematian, angka kesakitan dan

    keadaan gizi masyarakat.

    d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh

    berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas,

    Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.

    C. Manfaat

    Dengan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Sleman diharapkan

    dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unit-unit lain yang

    memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan/revisi tahunan

    kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Sleman dan sebagai alat

    evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk menyusun rencana

    tahunan kesehatan tahun berikutnya.

    Manfaat lain adalah memberikan umpan balik/gambaran kegiatan yang

    telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan Rumah Sakit Swasta yang

    ada di Kabupaten Sleman

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    4

    BAB II VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

    DI KABUPATEN SLEMAN

    A. Visi

    Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan

    Kesehatan Kabupaten Sleman Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang

    Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan. Perwujudan masyarakat yang maju

    dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniahnya ditandai dengan meningkatnya

    kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Pencapaian kondisi sejahtera dalam

    arti masyarakat yang keadaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta

    spiritualnya baik adalah dengan upaya peningkatan kreatifitas untuk mencapai

    keunggulan/prestasi sehingga dapat bertahan dan bersaing dalam berbagai

    bidang kehidupan, disamping upaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan

    gender dengan peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam

    pembangunan.

    Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

    masyarakat Kabupaten Sleman hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

    perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

    pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

    kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan yang diharapkan adalah

    lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang

    bebas dari polusi, tersedianya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan yang

    memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang

    berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling

    tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya.

    Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit,

    melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan

    kesehatan masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

    kesehatan yang bermutu, diharapkan tercapai dengan mudah, karena pelayanan

    kesehatan diselenggarakan sesuai dengan standart dan etika profesi yang ada.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    5

    B. Misi

    Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang

    Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan, ditetapkan lima misi

    pembangunan kesehatan sebagai berikut.

    1. Meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan UPTnya melalui peningkatan

    kualitas sistem manajemen mutu dalam memberikan pelayanan prima bagi

    masyarakat.

    2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua

    lapisan masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam

    mengelola pelayanan kesehatan

    3. Penanggulangan kemiskinan dengan menjamin pelayanan kesehatan untuk

    masyarakat miskin dan mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan

    masyarakat

    4. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan termasuk

    sistem informasi kesehatan

    5. Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang

    kesehatan

    C. STRATEGI

    Strategi yang dipergunakan dalam rangka menyelenggarakan misi tersebut

    untuk mencapai Sleman Sehat adalah sebagai berikut :

    1. Strategi mewujudkan misi 1

    Dalam upaya mewujudkan misi 1, yaitu Meningkatkan kinerja Dinas

    Kesehatan dan UPTnya melalui peningkatan kualitas sistem manajemen

    mutu dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat, strategi

    pembangunan yang ditempuh adalah:

    a. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatkan kapasitas

    sumberdaya Dinas Kesehatan dengan penerapan good governance

    b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang kesehatan untuk

    meningkatkan daya saing.

    c. Meningkatkan pemanfataan potensi sumberdaya bidang kesehatan

    untuk menarik kunjungan puskesmas

    d. Regulasi retribusi pelayanan kesehatan pemerintah

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    6

    e. Mewujudkan sumberdaya manusia yang profesional

    f. Penerapan anggaran berbasis kinerja

    2. Strategi mewujudkan misi 2

    Dalam upaya mewujudkan misi 2, yaitu Meningkatkan kualitas

    pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dan

    meningkatkan kemandirian puskesmas dalam mengelola pelayanan

    kesehatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

    a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di

    puskesmas

    b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

    c. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta

    d. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

    e. Penerapan obat rasional di semua pelayanan kesehatan baik

    pemerintah maupun swasta

    f. Optimalisasi pelayanan oleh sektor swasta dalam rangka pemerataan

    pelayanan

    g. Penerapan standar sistem manajemen mutu

    h. Kemandirian Puskesmas

    3. Strategi mewujudkan misi 3

    Dalam upaya mewujudkan misi 3, yaitu Penanggulangan kemiskinan

    dengan menjamin pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan

    mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat, strategi

    pembangunan yang ditempuh adalah:

    a. Meningkatkan kualitas sistem penjaminan kesehatan bagi masyarakat

    b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin

    c. Adanya jaminan perlindungan bagi masyarakat miskin di Kabupaten

    Sleman

    d. Masyarakat miskin dijamin oleh pemerintah melalui sistem asuransi

    e. Meningkatkan promosi pembiayaan kesehatan melalui sistem asuransi

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    7

    4. Strategi mewujudkan misi 4

    Dalam upaya mewujudkan misi 4, yaitu Memantapkan pengelolaan

    prasarana dan sarana kesehatan termasuk sistem informasi kesehatan,

    strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

    a. Meningkatkan kualitas data dan informasi melalui pemanfataan ilmu

    pengetahuan dan teknologi

    b. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

    kesehatan melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan

    pemerintah, swasta dan masyarakat.

    c. Meningkatkan sistem pengelolaan sarana kesehatan lingkungan

    d. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat, vaksin dan reagensia untuk

    sarana pelayanan kesehatan

    e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

    5. Strategi mewujudkan misi 5

    Dalam upaya mewujudkan misi 5, yaitu Meningkatkan pemberdayaan

    dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, strategi pembangunan

    yang ditempuh adalah:

    a. Meningkatkan peranserta/partisipasi masyarakat dalam

    penanggulangan bencana di bidang kesehatan.

    b. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

    c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perlindungan dan

    pemberdayaan serta keterpaduan program pemerintah, swasta dan

    masyarakat

    d. Meningkatkan revitalisasi posyandu dengan bertitik berat pada

    pemanfaatan posyandu secara terpadu

    e. Meningkatkan kualitas lingkungan sehat, melalui Desa Siaga sampai

    Kabupaten Sehat

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    8

    D. TARGET YANG AKAN DICAPAI

    Target target yang telah dicapai dibanding dengan target akan

    dicapai dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan mengacu Visi

    Indonesia Sehat 2015 adalah sebagai berikut:

    INDIKATOR

    HASIL TH 2008

    HASIL TH 2009

    HASIL TH 2010

    HASIL TH 2012

    HASIL 2012

    TARGET TH 2015

    MORTALITAS:

    1. Angka kematian Bayi per-1000 Kelahiran Hidup 2. Angka Kematian Balita per-1000 Kelahiran hidup 3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup 4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir

    7,67 0,48 88,82

    74,63

    4,58 0

    75,99

    74,76

    5,8 0,43

    13 per 11.591

    KH 74,76

    5,2 0,3 122 75,76

    5.04 0.36 87,61

    76.08

    40 58

    150

    67,9

    MORBIDITAS:

    5. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 penduduk 6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ 7. Prevalensi HIV (persentase Kasus Terhadap penduduk Beresiko) 8. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Pada Anak Usia

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    9

    28. Persentase keluarga Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan

    -

    85,55 85,55 64,41

    50,73 100

    SUMBERDAYA KESEHATAN

    29. Rasio Dokter per-100.000 Penduduk 30. Rasio Dokter spesialis per-100.000 penduduk 31. Rasio Dokter keluarga 1.000 penduduk 32. Rasio dokter gigi per-100.000 penduduk 33. Rasio Apoteker per-100.000 penduduk 34. Rasio Bidan per-100.000 penduduk 35. Rasio Perawat per-100.000 penduduk 36. Rasio Ahli gizi per-100.000 penduduk 37. Rasio Ahli Sanitasi per-100.000 penduduk 38. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per- 100.000 penduduk 39. Persentase penduduk yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 40. Rata-rata persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten/Kota 41. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah Per-Kapita per tahun (ribuan rupiah)

    125

    10,76 0,07 4,75 0,79 71,92 79,57 3,39 5,65

    1,56

    21,6

    8-9

    53,680

    125

    10,26 0,08 4,80 0,79 71,95 79,90 3,45 5,75

    1,60

    22,5

    11

    65,000

    125

    10,26 0,08 4,80 0,79 71,95 79,90 3,45 5,75

    1,60

    22,5

    11

    65,000

    125

    10,27 0,08 4.80 0.79 71,95 79,90 3,45 5,75

    1,60

    54,55

    16

    75.000

    21,33

    22,22 0.08 6,3 16

    37,31 84 7 4

    11

    30,23

    10,37

    156.228

    40 6 2 11 10

    100 117,5

    22 40

    40

    80

    15

    100

    MANAJEMEN KESEHATAN 42. Persentase Kabupaten/Kota yang Mempunyai Dokumen Sistem Kesehatan. 43. Persentase Kabupaten/kota yang memilikicontingency Plan untuk masalah kesehatan akibat Bencana 44. Persentase Kabupaten/Kota yang membuat profil kesehatan 45. Persentase provinsi yang melaksanakan surkesda 46. Persentase provinsi yang mempunyai provincial health account

    100 100 100 - -

    100

    100

    100 - -

    100

    100

    100 - -

    100

    100

    100 - -

    100

    100

    100

    100

    100

    100

    100

    100

    KONTIBUSI SEKTOR TERKAIT 47. Persentase keluarga yang memiliki Akses terhadap air bersih 48. Persentase pasangan usia subur yang menjadi Akseptor keluarga Berencana. 49. Angka Kecelakaan lalu-lintas per-100.000 penduduk 50 Persentase penduduk yang melek huruf.

    96,91

    79,99 -

    96,1

    79,83

    29,04 -

    94,9

    79,83

    29,04 -

    100

    78,63

    30 -

    99,88

    80,2

    0.00

    85

    70

    10 95

    ket: *** ada perubahan indikator penilian

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    10

    BAB III

    SITUASI KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

    A. GAMBARAN UMUM

    Kabupaten Sleman terletak diantara 107o 15 03 dan 100 29 30

    lintang selatan. Wilayah Kabupaten Sleman berketinggian antara 1002500m

    dari permukaan laut. Jarak terjauh utaraselatan 32 km, timurbarat 35 km.

    Luas wilayah Kabupaten Sleman seluas 18 % dari luas wilayah

    Pemda DIY atau seluas 574,82 ha. Dari luas wilayah tersebut termanfaatkan

    untuk tanah sawah seluas 23.426 ha (40,75%), tanah tegalan seluas 6.429 ha

    (11,18%), tanah pekarangan seluas 18.704 ha (32,69%), hutan rakyat seluas

    1.592 ha (2,77%), hutan negara seluas 1.335 ha (2,32%) kolam seluas 370 ha

    (0,64%) dan lain-lain seluas 5.536 ha (9,63%).

    Secara administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan

    dengan 86 desa dan 1212 dusun, dengan jumlah 2.890 RW dan 6.961 RT dari

    86 desa dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2012 sebesar

    1.120.417 jiwa, terdiri laki-laki 560.835 jiwa dan perempuan 559.582 jiwa.

    Tingkat kepadatan penduduk 1.949 jiwa/km2, rasio jenis kelamin laki-laki per

    wanita sebesar 100,22 dengan laju pertumbuhan penduduknya 0,9%, rasio

    beban tanggungan kelompok produktif per kelompok tidak produktif 52,91%

    artinya setiap 100 orang produktif menanggung sebanyak 52 orang tidak

    produktif, dan rata-rata jumlah jiwa per KK (family size) 3-4 jiwa/KK.

    Grafik 1

    Distribusi penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Sleman tahun 2012

    3 1, 0 8 82 9 , 3 3 8

    4 5 , 6 17

    6 7 , 5 7 4

    10 0 , 0 6 410 4 , 5 0 4

    18 3 , 7 10

    5 2 , 9 7 44 7 , 3 2 1

    7 9 , 0 2 6

    6 0 , 8 6 8

    10 6 , 9 0 6

    6 4 , 15 6

    4 9 , 6 6 3

    3 3 , 4 4 33 5 , 6 3 62 8 , 5 2 9

    0

    2 0 , 0 0 0

    4 0 , 0 0 0

    6 0 , 0 0 0

    8 0 , 0 0 0

    10 0 , 0 0 0

    12 0 , 0 0 0

    14 0 , 0 0 0

    16 0 , 0 0 0

    18 0 , 0 0 0

    2 0 0 , 0 0 0

    J UM LAH

    M oy uda n

    M i nggi r

    S e y e ga n

    Gode a n

    Ga mpi ng

    M l a t i

    De pok

    Be r ba h

    P r a mba na n

    Ka l a sa n

    Nge mpl a k

    Nga gl i k

    S l e ma n

    Te mpe l

    Tur i

    P a k e m

    Ca ngk r i nga n

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    11

    Berdasarkan batas wilayah Kabupaten Sleman meliputi bagian utara

    berbatasan dengan kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang Propinsi

    Jawa Tengah dengan gunung merapi sebagai puncaknya, bagian Timur

    berbatasan dengan Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah, bagian selatan

    berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan kota Yogyakarta, Propinsi DIY dan

    bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo Propinsi DIY dan

    Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Secara umum lokasi Kabupaten

    Sleman dapat di lihat dalam gambar sebagai berikut:

    Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Sleman

    B. DEMOGRAFI

    Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Depok (183.710 jiwa)

    atau 12,5 % dari jumlah penduduk kabupaten, kemudian disusul Kecamatan

    Ngaglik, Kecamatan Mlati, Kecamatan Gamping, Kecamatan Kalasan,

    Kecamatan Godean, dan Kecamatan Sleman. Sedangkan kecamatan lainnya

    yang jumlah penduduknya dibawah 30.000 jiwa yaitu Kecamatan Cangkringan

    sebanyak 29.338 jiwa dan Kecamatan Minggir sebanyak 28.529 jiwa.

    Adapun jumlah penduduk per Puskesmas di Kabupaten Sleman tahun 2012

    adalah sebagai berikut:

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    12

    Grafik 2

    Jumlah penduduk per Puskesmas Kabupaten Sleman tahun 2012

    Dengan melihat grafik 2 maka jumlah penduduk tertinggi terletak di

    Puskesmas Depok III, kemudian disusul Puskesmas Kalasan selanjutnya

    Puskesmas Sleman. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di wilayah

    Puskesmas Tempel II dan Ngemplak I.

    Tabel 1: Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Rata-Rata Jiwa/KK dan Kepadatan Penduduk Pada Tahun 2000 s/d Tahun 2012

    Tahun

    Jumlah

    Penduduk

    Jumlah KK

    Kepadatan penduduk

    Rata-rata jiwa/KK

    2000 844.076 204.914 1.468 4,12

    2001 855.558 214.730 1.496 4,05

    2002 874.795 222.387 1.522 3,93

    2003 884.727 222.913 1.568 4,16

    2004 889.629 232.519 1.556 3.90

    2005 900.443 240.356 1.575 3,75

    2006 910.586 240.356 1.592 3,79

    2007 922.753 255.290 1.198 3,67

    2008 938.694 275.643 1.633 3,41

    2009 953.172 285.416 1,657 3,33

    2010 1.093.110 295.181 1,902 3,70

    2011 1.005.797 305.543 1.750 3,29

    2012 1.120.417 305.543 1.949 3,67

    Kenaikan 12/11

    0,9% 0% 0,89 0,89

    Sumber Data : BPS Kabupaten Sleman tahun 2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    13

    1. Distribusi penduduk

    Struktur penduduk di Kabupaten Sleman tahun 2012 tergolong

    produktif, artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun mempunyai proporsi

    terbesar (70%) hal ini juga terlihat dari angka beban ketergantungan yakni

    ratio jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk

    usia tidak produktif (0-14 th dan > 65 tahun lebih) sekitar 30%. Dengan melihat

    data diatas berarti 100 penduduk usia produktif menanggung 53 orang

    penduduk usia tidak produktif. Distribusi penduduk di Kabupaten Sleman

    tahun 2012 menurut golongan umur sebagai berikut:

    Tabel 2: Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Golongan Umur Tahun 2012

    Golongan Umur

    Jumlah Penduduk

    Laki laki Perempuan

    Absolut % Absolut %

    0 4 tahun 44.000 8 41.570 8

    5 14 tahun 81.660 15 77.279 14

    15 44 tahun 296.313 52 286.614 51

    45 64 tahun 100.673 18 107.334 19

    > 65 tahun 38.189 7 46.785 8

    Jumlah 560.835 100 559.582 100

    Sumber Data : Kantor Statistik Kabupaten Sleman

    Grafik 3: Piramida penduduk menurut golongan umur Kabupaten Sleman

    Tahun 2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    14

    BAB IV

    PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

    Data yang menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2012 yang

    dinyatakan dengan umur harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi,

    angka kematian balita, angka kematian ibu maternal, status gizi dan angka

    kematian kasar. Gambaran derajat kesehatan di Kabupaten Sleman tahun 2012

    sebagai berikut :

    A. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (YANKESMAS)

    1. Program Kesehatan Ibu dan Anak

    Tahun 2012, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 14.654 jiwa, Ibu

    Bersalin ada 13.738 jiwa, dan Ibu Nifas 13.736 jiwa. Kunjungan Ibu hamil

    untuk yang pertama kali atau yang disebut dengan K-1 mencapai 14.654

    jiwa (100%). Hal ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu Hamil dalam

    memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah baik, sedangkan untuk

    kunjungan K-4, mencapai 14.055 jiwa (95,91%). Pencapaian tahun 2012

    dibanding tahun 2012 mengalami peningkatan dari 88,04% pada tahun

    2010 menjadi 95,91% pada tahun 2012. Kondisi ini disebabkan karena

    tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di fasilitas pelayanan

    kesehatan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu hamil yang

    dilaporkan ke Dinas Kesehatan sudah baik. Pencapaian K4 terendah di

    Puskesmas Tempel 2 sebesar 90,2%, kemudian Puskesmas Gamping 1

    sebesar 90,6%, dan Puskesmas Ngemplak 1 sebesar 76,5%. Secara

    umum hasil pencapaian K1 dan K4 dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    15

    Grafik 4. Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten Sleman Tahun 2003 s/d 2012

    Grafik 5

    Pencapaian K1 dan K4 per Puskesmas tahun 2012

    grafik :5 Pencapaian per Puskesmas tahun 2012

    Dari grafik pencapaian per Puskesmas untuk K1 sudah mencapai 100%

    disemua Puskesmas, sedangkan K4 sudah mencapai diatas 90%.

    94.03 95.4

    116.43106.92 110.26

    113.09

    98 101.16 100 100

    80.14 79.85

    99.6693.24 96.06 97.36 91.49 95.22 88.04

    95.91

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Tahun

    %

    K1 K4

    100

    92,7

    99,9

    95

    98,6

    90,6

    95,2

    99,7

    94,9

    97,795,6

    92,4

    98,4

    95,5

    92,890,7

    94,8

    10099,297,7

    92,6

    90,2

    93,692,6

    96,6

    85

    90

    95

    100

    105

    Mo

    yu

    da

    n

    Min

    gg

    ir

    Se

    ye

    ga

    n

    Go

    de

    an

    I

    Go

    de

    an

    II

    Ga

    mp

    ing

    I

    Ga

    mp

    ing

    II

    Mla

    ti I

    Mla

    ti I

    I

    De

    po

    k I

    De

    po

    k I

    I

    De

    po

    k I

    II

    Be

    rba

    h

    Pra

    mb

    an

    an

    Ka

    lasa

    n

    Ng

    en

    pla

    k I

    Ng

    em

    pla

    k I

    I

    Ng

    ag

    lik

    I

    Ng

    ag

    lik

    II

    Sle

    ma

    n

    Te

    mp

    el

    I

    Te

    mp

    el

    II

    Tu

    ri

    Pa

    ke

    m

    Ca

    ng

    kri

    ng

    an

    Puskesmas

    %

    K1 K4

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    16

    Untuk persalinan Ibu Hamil di Kabupaten Sleman tahun 2012

    sebanyak 13.738. Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan

    sebanyak 13.722 (99,99%), ditolong oleh tenaga kesehatan professional,

    yaitu Dokter dan Bidan yang memiliki kompetensi untuk menolong

    persalinan. Sedangkan yang mendapatkan pelayanan nifas mencapai

    12.354 jiwa (89,9%).

    Jumlah sasaran bayi adalah 13.697 bayi, yang terdata berkunjung ke

    pelayanan kesehatan pada usia neonatus atau kunjungan Neonatus (KN)

    usia 0-28 hari mencapai 12. 557 bayi (91,7%),

    Kunjungan bayi di pelayanan kesehatan tahun 2012, terdata

    sebanyak 13.697 bayi. Dari bayi yang ditimbang sebanyak 12.750 bayi

    (93,1%) dan ditemukan bayi dengan BBLR sebanyak 498 bayi (3,9%).

    Pencapaian penimbangan yang rendah tersebut, disebabkan oleh

    beberapa faktor, diantaranya adalah masih lemahnya metode dokumentasi

    di dalam pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, standard kunjungan bayi

    yang belum tersosialisasi dengan baik.

    Kematian bayi (0-11 bulan) tahun 2012 di Kabupaten Sleman

    sebanyak 69 bayi terdiri dari kematian bayi laki-laki sebanyak 42 bayi,

    kematian bayi perempuan sebanyak 27 bayi. Kematian tertinggi di

    Puskesmas Sleman sebanyak 10 bayi, kemudian Puskesmas Minggir

    sebanyak 6 bayi, Puskesmas Mlati 2 sebanyak 7 bayi, dan Puskesmas

    Prambanan sebanyak 6 bayi, Puskesmas Gamping 1 sebanyak 6 bayi dan

    Puskesmas Mlati 1 sebanyak 6 bayi.

    Dari data persalinan Ibu Hamil yang ada, sebanyak 13.697 lahir

    hidup tersebut menunjukkan bahwa kematian bayi baru lahir (neonatal) di

    Kabupaten Sleman masih sangat tinggi, meskipun secara Nasional

    kematian bayi di Kabupaten Sleman sebesar 5,04 per 1000 Kelahiran hidup

    pada tahun 2012. Beberapa hal yang menjadi penyebab terkait dengan

    pelayanan kesehatan pada kehamilan, persalinan dan perawatan bayi baru

    lahir. Penyebab kematian bayi adalah karena asfiksia, hipotermia, BBLR

    (Berat Badan Lahir Rendah). Informasi ini diperoleh dari hasil Audit

    Maternal & Perinatal (AMP) untuk kasus kematian yang dilakukan oleh Tim

    AMP tingkat Kabupaten

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    17

    Grafik 6. Jumlah Kematian bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Sleman

    Tahun 2012

    Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas) pada tahun

    2012, tercatat 12 ibu yang meninggal terdiri dari kematian ibu hamil 3

    orang, kematian ibu nifas sebanyak 7 orang kematian ibu bersalin 2

    orang. Penyebab kematiannya adalah kehamilan ektopik terganggu 1

    orang, perdarahan pasca pesalinan 1 orang, eklamsi 1 orang, pre eklamsi

    berat 2 orang, emboli air ketuban 2 orang, penyakit jantung 2 orang,

    sepsis 2 orang dan karena asma 1 orang.

    Grafik 7.

    Jumlah Kematian Ibu menurut Puskesmas di Kabupaten Sleman Tahun 2012

    0

    1111111

    2

    111

    0

    1

    2

    Moyudan Gamping

    II

    Depok I Berbah ngaglik 1 Tempel II

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    18

    Berdasarkan grafik diatas wilayah Puskesmas Mlati 2 terdapat 2

    kematian, kemudian 10 Puskesmas lainnya 1 kematian. Kegiatan yang

    dilakukan adalah dengan selalu memberikan promosi kepada ibu-ibu

    hamil, yaitu dengan mengenali bahaya dan mengambil keputusan,

    mencapai fasilitas yankes, dan mendapat pelayanan adekuat di RS.

    Selain itu juga cegah (3T) terlalu muda untuk menikah, terlalu tua untuk

    hamil, terlalu sering untuk hamil, dan terlalu banyak untuk melahirkan.

    Kasuskasus kematian terjadi karena kebanyakan ibu-ibu hamil terlambat

    memeriksakan di tempat pelayanan primer dan terlambat merujuk di

    tingkat pelayanan sekunder dengan keterlambatan menangani kasus

    tersebut. Kegiatan yang dilakukan bila terjadi kematian ibu di Kabupaten

    Sleman dilakukan AMP di tingkat kabupaten.

    Pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu hamil, bersalin dan nifas per

    100.000 kelahiran menunjukkan angka yang lebih baik dibanding dengan

    tahun 2011, hal ini dapat terlihat dalam grafik sebagai berikut:

    Grafik 8. Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Sleman

    Tahun 2003 s/d 2012

    Angka Kematian Ibu sebesar 87,6 per 100.000 kelahiran hidup tersebut

    adalah jumlah ibu maternal yang meninggal sebanyak 12 orang dari 13.697

    kelahiran hidup pada tahun 2012.

    Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sleman Tahun 2003-2012

    per 100.000 penduduk

    76,19 75,12 69,31 69,3191,34 88,82

    75,99

    112,2122,6

    87,6

    0

    50

    100

    150

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    AKI

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    19

    2. KESEHATAN REPRODUKSI dan KB

    Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana telah

    dilaksanakan oleh 25 Puskesmas. Adapun bentuk kegiatannya terintegrasi

    dengan kegiatan Puskesmas Ramah Remaja di Kabupaten Sleman, kegiatan

    yang dilakukan antara lain pembentukan kader sebaya, konseling remaja oleh

    psikolog, penyuluhan dan pembinaan langsung. Dinas kesehatan telah

    melaksanakan pelatihan teknis medis tenaga kesehatan yaitu 25 orang tenaga

    Bidan agar dapat mengelola masalah kesehatan remaja di masyarakat lebih

    baik.

    Untuk program Keluarga Berencana dari sasaran 153.703 PUS

    (Pasangan Usia Subur) di Kabupaten Sleman, 16.347 PUS (10,6%) adalah

    peserta KB aktif baru. Jumlah KB aktif sebanyak 123.264 PUS (80,2%) terdiri

    dari 42.865 orang (34,8%) sebagai akseptor KB dengan MPKJ (metode

    kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi: IUD, sebanyak 31.778 (25,8%), Implant

    4.765 (3,9%), MOP sebanyak 729 orang (0,6%), MOW sebanyak 5.593 orang

    (4,5 %). Sedangkan akseptor Non MPKJ (Non Metode Kontrasepsi Jangka

    Panjang) meliputi: suntik, 59.770 PUS (48,5%), PIL sebanyak 12.394 (10,1%),

    dan Kondom sebanyak 8.235 (6,7%).

    Grafik 9

    Prosentase pemakaian alat kontrasepsi PUS di Kabupaten Sleman

    tahun 2012

    Pencapaian cakupan peserta aktif KB di Kabupaten Sleman tahun 2004

    s/d tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan, meskipun sejak tahun

    22,5

    5,8 7,1

    49,7

    5,89,2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    IUD MOP/MOW INPLANT SUNTIK PIL KONDOM

    PROSENTASE PEMAKAIAN ALKON TH 2012 KAB SLEMAN

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    20

    2005 peningkatan tersebut tidak terlalu tinggi. Namun demikian ini

    menunjukkan bahwa secara Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah diatas

    pencapaian Indonesia sehat 2012 sebesar 70%. Pencapaian terendah di 17

    kecamatan adalah Pakem 63,2%, dan tertinggi di kecamatan Ngaglik 88,6%.

    Secara lebih jelas dapat dilihat dari grafik berikut ini:

    Grafik 10.

    Prosentase cakupan peserta aktif KB di Kabupaten Sleman Tahun 2004 s/d 2012

    3. GIZI MASYARAKAT

    a. Kunjungan Peninmbangan Balita di Posyandu (D/S)

    Cakupan Penimbangan balita di Posyandu (D/S)merupakan indikator yang

    berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan

    kesehatan dasar serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S,

    semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan kesehatan dasar

    dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

    Hasil surveylance gizi di Kabupaten Sleman Tahun 2012 cakupan

    penimbangan balita (balita pernah ditimbang sekurang kurangnya satu kali

    selama sebulan terakhir) di posyandu sebesar 80,7 %. Puskesmas dengan

    cakupan penimbangan tertinggi adalah Ngaglik 2 (91,4%), Tempel 2 (88,3%)

    dan Cangkringan ( 87%), sedangkan Puskesmas yang cakupanya rendah

    adalah Gamping 1 (69,7%), Minggir (72,28%) dan Ngaglik 1 (75%). Berikut

    adalah grafik cakupan D/S Tahun 2012

    79,7 79,99 79,83 80,1778,6

    80,2

    70,83

    78,0278,54

    66

    68

    70

    72

    74

    76

    78

    80

    82

    TH

    2004

    TH

    2005

    TH

    2006

    TH

    2007

    TH

    2008

    TH

    2009

    TH

    2010

    TH

    2011

    TH

    2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    21

    Grafik 11 Cakupan penimbangan Balita di Posyandu Tahun 2012

    Sumber: Surveilans Gizi 2012

    b. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Terhadap penimbangan Balita

    D/S di Posyandu Kabupaten Sleman Tahun 2012.

    Program pemberian kapsul vitamin A untuk balita berjalan baik, untuk

    anak balita (usia 1-4 th) yang mendapat 2 x vitamin A dosis 200.000 IU

    dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus, dari jumlah balita

    yang ada sebanyak 53.885 sasaran mendapat Vitamin A 2 kali sebanyak

    53.288 anak (98,9 %). Berikut ini disajikan tabel pencapaian cakupan

    Pemberian Vitamin A terhadap cakupan Penimbangan Balita.

    Gambar 2HUBUNGAN CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A DOSIS TINGGI

    TERHADAP PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI POSYANDU DI KABUPATEN SLEMAN TH 2012Cakupan distribusi Vitamin A Dosis Tinggi

    Tinggi Rendah

    Cak

    upan

    Pen

    imba

    ngan

    Bal

    ita

    (D/S

    ) di P

    osya

    ndul

    Ren

    dahi

    T

    ingg

    i

    Moyudan ,Godean II,Gamping II, Depok II,

    Berbah, Prambanan,

    Ngemplak I, Ngaglik II,

    Tempel I, Tempel II, Pakem Cangkringan

    Minggir, Seyegan, Godean I, Gamping I,Mlati I, Mlati II, Depok I, Depok III, Kalasan, Ngemplak II,Sleman, Ngaglik I, Turi

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    22

    Puskesmas dengan cakupan D/S tinggi (>82,5 %) dan Cakupan

    Vitamin A Tinggi ( > 95 %) ,Terdapat 12 Puskesmas di Kwadran I, yang

    menunjukan adanya keterpaduan penimbangan balita dengn pemberian

    kapsul Vitamin A di Posyandu adapun Puskesmas terlihat pada tabel

    diatas .

    Puskesmas dengan cakupan Vitamin A Tinggi (> 95 %) tetapi

    Cakupan D/S rendah (< 82,5%), terdapat 13 Puskesmas di Kwadran II

    yang menunjukan kemungkinan aktivitas swiping lebih tinggi dan kurang

    memanfaatkan kegiatan pemberiaan Vitamin A di Posyandu data

    Puskesmas terlihat pada tabel diatas

    Puskesmas dengan cakupan Vitamin A rendah tetapi cakupan

    D/S tinggi (Kwadran III) tidak ada satupun puskesmas, ini menunjukkan

    bahwa ketersediaan Kapsul Vitamin A untuk Balita di Kabupaten Sleman

    tercukupi.

    Begitu pula Puskesmas dengan cakupan Vitamin A rendah dan

    D/S juga rendah (Kwadran IV) tidak ada satu Puskesmas, ini

    menunjukkan kegiatan distribusi Vitamin A terhadap Penimbangan di

    posyandu telah terbina dengan baik.

    Tabel 3 Pencapaian cakupan pemberian Vitamin A terhadap Cakupan penimbangan

    Balita Tahun 2012

    Puskesmas D/S Target 82,5%

    Vit A 2X Target 95 % Ket

    Kwadran

    Moyudan 86,1 Tinggi 100 Tinggi I

    Minggir 72,3 Rendah 99,97 Tinggi II

    Seyegan 76,5 Rendah 95,73 Tinggi II

    Godean I 79,3 Rendah 98,19 Tinggi II

    Godean II 83,8 Tinggi 100 Tinggi I

    Gamping I 69,7 Rendah 100 Tinggi II

    Gamping II 84,5 Tinggi 100 Tinggi I

    Mlati I 82,0 Rendah 99,64 Tinggi II

    Mlati II 80,7 Rendah 100 Tinggi II

    Depok I 79,1 Rendah 99,48 Tinggi II

    Depok II 85,1 Tinggi 100 Tinggi I

    Depok III 76,9 Rendah 100 Tinggi II

    Berbah 86,0 Tinggi 100 Tinggi I

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    23

    Prambanan 83,9 Tinggi 100 Tinggi I

    Kalasan 76,2 Rendah 100 Tinggi II

    Ngemplak I 84,3 Tinggi 100 Tinggi I

    Ngemplak II 80,1 Rendah 98,44 Tinggi II

    Ngaglik I 74,2 Rendah 100 Tinggi II

    Ngaglik II 91,4 Tinggi 99,95 Tinggi I

    Sleman 76,2 Rendah 97,44 Tinggi II

    Tempel I 82,2 Tinggi 100 Tinggi I

    Tempel II 88,1 Tinggi 100 Tinggi I

    Turi 74,7 Rendah 100 Tinggi II

    Pakem 82,9 Tingi 100 Tinggi I

    Cangkringan 87,0 Tinggi 100 Tinggi I Sumber: Surveylance Gizi 2012

    c. Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil

    Jumlah Ibu Hamil yang mendapat tablet besi (Fe) selama kehamilannya,

    dari 14.654 ibu hamil yang ada, 14.654 ibu hamil dapat Fe 1 ( 100%)

    sedangkan yang mendapatklan Fe 3 atau 90 tablet ada 13.508 ibu hamil (

    92,18 %). Berikut ini disajikan Grafik cakupan Pemberian tablet Fe 3 (90

    tablet )

    Grafik 12 Grafik cakupan Pemberian tablet Fe3 (90 tablet ) bagi ibu hamilTahun 2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    24

    d. Cakupan Bayi Umur 0 6 Bulan Mendapatkan ASI Eksklusif

    Untuk kegiatan pemantaun ASI eksklusif yang dilakukan pada sasaran

    yang berusia 0 6 bln yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain

    kecuali obat, dan mineral, berdasarkan recall 24 jam, dari 8.505 bayi yang

    ada sebanyak 5.987 bayi (70,4%), pada tahun 2012, masih dibawah target

    KW SPM yang harus dicapai sebesar 80%

    Grafik 13

    Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Bayi umur 0- 6 bulan Di Kabupaten Sleman Tahun 2008 - 2012

    Sumber: Surveilans Gizi 2012

    e. Status Gizi Balita

    Dari hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) yang dilaksanakan pada bulan

    Februari 2012, menurut penilaian status gizi balita BB/U terdapat balita

    gizi buruk sebanyak 276 (0,45%); gizi kurang mencapai sebanyak 5.127

    balita (8,27%), gizi baik mencapai 54.889 (88,52%), dan gizi lebih

    sebanyak 1.685 balita (2,72%)

    Seluruh balita gizi buruk, dilakukan pelacakan epidemiologi dan hasilnya

    ditemukan 87 Balita sangat kurus atau kasus gizi buruk (0,14 %) dari

    seluruh balita yang ada, dan sebagai penyebab kasus gizi buruk tersebut

    adalah adanya penyakit penyerta, kelainan bawaan sejak lahir dan karena

    pola asuh yang salah. Di Kabupaten Sleman dari seluruh balita dengan

    kasus gizi buruk atau sangat kurus sudah mendapat pelayanan

    kesehatan sesuai yang dibutuhkan, diantaranya adalah mendapatkan

    PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa MP ASI (Makanan

    Pendamping Air Susu Ibu) dan penanganan kasus gizi buruk di

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    25

    Therapeutic Feeding Centre (TFC) maupun Rumah Sakit, di Kabupaten

    Sleman telah terbentuk tempat perawatan gizi buruk (TFC) di empat

    Puskesmas Perawatan yang timnya terdiri dari Dokter, Ahli gizi Perawat,

    Psikolog yang telah dilatih penaganan gizi buruk dan didampingi dokter

    spesialis anak.

    Grafik 14

    Status Gizi Balita Di Kabupaten Sleman Dari Tahun 2002 2012

    Sumber: Lap.PSG 2012

    4. PROMOSI KESEHATAN dan UKBM (UPAYA KESEHATAN

    BERSUMBERDAYA MASYARAKAT)

    Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan dalam bentuk kegiatan

    PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tatanan Rumah Tangga,

    Institusi Pendidikan, Institusi Kesehatan, dan tatanan Tempat Kerja. Jumlah

    rumah tangga tahun 2012 sebanyak 305.543 rumah tangga, Untuk PHBS

    tahun 2012 tatanan Rumah Tangga berhasil dipantau sebanyak 20,371 rumah

    tangga dan telah melaksanakan PHBS sebanyak 6.614 (32,5%).

    Jumlah Posyandu di Kabupaten Sleman ada 1.516 yang tersebar di

    1.212 pedukuhan, dengan kriteria Posyandu pratama ada 67 atau 4,42%,

    Posyandu Madya 340 (22,43%), Posyandu Purnama 660 (43,54%) dan

    Posyandu Mandiri 449 (29,62%). Sedangkan jumlah keseluruhan Posyandu

    yang aktif sebanyak 1.109 posyandu (73,15%). Rasio Posyandu per 100 balita

    sebanyak 56,4 balita. rata-rata tiap posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader

    TH 2002 TH 2003 TH 2004 TH 2005 TH 2006 TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011 TH 2012

    GIZI BURUK 0,74 0,74 0,54 0,43 0,49 0,64 0,54 0,53 0,66 0,5 0,45

    GIZI KURANG 12,85 10,47 10,38 11,39 10,62 14,32 11,12 10,32 9,53 8,27 6,89

    GIZI BAIK 84,79 87,55 87,33 85,19 86,47 82 85,97 86,63 86,58 88,52 89,57

    GIZI LEBIH 1,61 1,24 1,24 1,99 2,22 3,02 2,36 2,13 3,23 2,72 3,09

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    26

    Grafik 15 Capaian Posyandu di Kabupaten Sleman tahun 2003 s/d 2012

    Pada tahun 2012 jumlah desa siaga Kabupaten Sleman sebanyak 86

    desa (100%) sudah dikembangkan menjadi Desa Siaga, sejak tahun 2008,

    sedangkan menurut kriteria desa siaga aktif di Kabupaten Sleman sebesar 61

    Desa (70,93%). Dari 25 Puskesmas ada 16 puskesmas yang menjadi desa

    siaga aktif yaitu Gamping 1, Gamping 2, Godean 2, Moyudan, Mlati 1, Depok

    1, Depok 2, Depok 3, Berbah, Prambanan, Ngemplak 1, Ngemplak 2, Ngaglik

    1, Sleman, Tempel 1, dan Turi. Sedangkan yang belum ada sama sekali desa

    siaga aktif ada 3 wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Cangkringan, Tempel

    2 dan Minggir. Masing-masing desa memiliki minimal 1 Poskesdes dengan

    Bidan sebagai koordinator dibawah tanggungjawab Kepala Desa.

    Kegiatan di Poskesdes adalah mengakomodasikan kegiatan-kegiatan

    UKBM (Posyandu, Poksila/Kelompok Usia Lanjut, GSI/Gerakan Sayang Ibu,

    surveilens penyakit menular, pendataan risiko tinggi, PHBS, Kesehatan

    Lingkungan, dll), sedang untuk masalah kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

    dilakukan dengan kerjasama atau sistem rujukan ke pelayanan kesehatan

    yang ada di wilayah tersebut (Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Balai

    Pengobatan, Klinik Ibu & Anak, Rumah Sakit, dll)

    Salah satu UKBM yang dikelola Dinas Kesehatan adalah Pengobat

    Tradisional (Battra), yang sampai saat ini baru dilakukan

    pendaftaran/registrasi bagi Battra yang mendaftar, belum dilakukan

    pemantauan/monitoring terhadap kegiatan Battra tersebut.

    4051 53,46

    41,33

    66,7172,2973,23

    77,9174,5973,16

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    TH

    2003

    TH

    2004

    TH

    2005

    TH

    2006

    TH

    2007

    TH

    2008

    TH

    2009

    TH

    2010

    TH

    2011

    TH

    2012

    % POSYANDU PURNAMA DAN MANDIRI

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    27

    Terkait dengan kegiatan UKBM di Kabupaten Sleman tahun 2012

    terdiri dari: jumlah Posyandu sebanyak 1.516 unit, Posyandu Usila sebanyak

    719 unit, Polindes berfungsi 7 unit, UKGMD sebanyak 266 unit, Poskestren

    sebanyak 56 unit, Poskesdes 66 unit, Pos UKK sebanyak 18 unit, Dana sehat

    139 unit, TOGA 104 unit, dan SBH sebanyak 13 unit.

    Pembinaan UKS dengan Sekolah Sehat pada tahun 2012,

    dilaksanakan upaya penyegaran pada guru UKS, pengadaan perlengkapan

    sarana UKS, pelatihan dokter kecil untuk menunjang kegiatan UKS di sekolah.

    Hasil penjaringan kesehatan untuk siswa tingkat SD/MI dari jumlah siswa

    yang ada sebanyak 15.189 siswa, berhasil diperiksa kesehatannya sebanyak

    15.189 jiwa (100%), sedangkan untuk tingkat SMP/SMU dari jumlah siswa

    sebanyak 5.340 siswa, yang diperiksa ada 4.770 siswa (93,09%). Hasil ini

    menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan kesehatan siswa klas I yang

    bertujuan untuk deteksi dini kelainan pada usia anak sekolah sudah berjalan

    dengan baik.

    B. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN

    LINGKUNGAN (P2PL)

    1. Program pemberantasan Penyakit Diare

    Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan

    masyarakat, walaupun secara umum upaya penanggulangannya telah

    semakin baik dengan terbukti angka kesakitan yang makin menurun.

    Pada tahun 2001 Incidens Rate (IR) diare mencapai 21,9 per 1000

    penduduk, kemudian makin menurun hingga IR pada tahun 2006

    mencapai 16,69 per 1000 penduduk.

    Pada tahun 2008 diketemukan sejumlah 12.724 kasus diare (IR

    =13,55 per 1000 penduduk) dengan 5.419 (36,74%) diantaranya kasus

    diare pada balita, dan 100% diare pada Balita tersebut telah ditangani

    sehingga kematian Balita karena diare dilaporkan nihil.

    Pada tahun 2009 diketemukan sejumlah 12.448 kasus diare (IR

    =13,05 per 1000 penduduk) dengan 4.117 (33,07%) diantaranya kasus

    diare pada balita, pada tahun 2010 diketemukan kasus sebanyak 14.664

    kasus diare (IR=13,44) pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 42.545

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    28

    kasus diare dengan insidens rate mencapai 18,3 sedangkan pada tahun

    2012 ditemukan sebanyak 16.242 kasus diare dengan insidens rate

    mencapai 34,8. Dari kasus yang ada tersebut pencapaian penanganan

    kasus diare mencapai 32,2% dari perkiraan kasus sebanyak 46.721

    kasus dan berhasil ditangani sebesar 15.041 kasus. Kematian pada

    Balita tahun 2012 karena diare dilaporkan ada 2 orang.

    Kasus penyakit diare lebih banyak disebabkan karena kurangnya

    higiene sanitasi dan perilaku masyarakat dalam mengelola makanan dan

    minuman seperti banyaknya jajanan makanan dan minuman yang

    kurang memperhatikan aspek kebersihan sehingga berakibat menjadi

    penyakit diare.

    Grafik 16 Incidence Rate Kasus Diare di Kabupaten Sleman

    Tahun 2002 s/d 2012

    16.9912.88

    16.14 14.69 15.98 13.55 13.05 13.4418.3

    34.76

    0

    10

    20

    30

    40

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tahun

    0/0

    0

    Dalam program P2 Diare di Pencegahan dan Pemberantasan

    Penyakit dan Lingkungan tidak bisa lepas dari program dan kegiatan di

    lintas seksi/bidang lainnya, seperti untuk pelaksanaan pencegahan

    penyakit dengan promosi Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) oleh

    Bidang Yankesmas, sedangkan untuk pengobatan penyakit dengan

    penyediaan Oralit dan obat-obatan diare pada sarana pelayanan

    kesehatan yang ada.

    2. Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis

    Penyakit Tuberkulosa (TB) paru merupakan penyakit lama yang

    sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    29

    Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Penyakit ini

    ditularkan oleh baksil Mycobacterium tuberculosis melalui percikan

    dahak/droplet infection dari penderita ke orang disekitarnya. Perlu

    diperlukan waktu yang relatif lama bagi penderita untuk menunjukan

    gejala klinis yang jelas sehingga penyakit ini sulit terdeteksi secara dini.

    Penderita TB akan menurunkan produktivitas dan dalam jangka waktu

    cukup panjang akan membawa kematian. Pengobatan TB memerlukan

    waktu paling cepat yaitu 6 bulan untuk penderita baru dan 8 bulan untuk

    penderita kambuh/ulang sehingga perlu pengawas minum obat (PMO)

    guna mencegah penderita berhenti/drop out minum obat.

    Tahun 2012 kegiatan penyuluhan dilakukan di 5 pondok pesantren

    dengan realisasi 100%, sedangkan untuk kegiatan penemuan kasus

    baru TB paru baksil tahan asam (BTA) positip ditargetkan 643 kasus

    telah terealisasi 359 (55,8 %). Untuk reward kesembuhan diberikan

    kepada 240 penderita dari target 240 (100%). Dalam manajemen

    program pemberantasan TB (P2TB) perlu adanya validasi data dari

    semua Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yaitu Puskesmas dan

    Rumahsakit dilaksanakan setiap tribulan sekali dan terealisasi 4 kali

    (100%).

    Program Nasional Penanggulangan TB menargetkan penemuan

    BTA positip sebesar 64/100.000 penduduk untuk wilayah Propinsi DIY

    dan Bali sedangkan untuk wilayah lain lebih besar lagi. Selama tahun

    2012 telah diperiksa sebanyak 3.768 tersangka TB/suspek dari target

    4.896 orang (76.96%), kasus baru BTA positip yang ditemukan 363

    penderita dari target 643 (56.42%), data ini sudah termasuk penduduk

    Sleman yang berobat di sarana pelayanan kesehatan di luar Sleman

    seperti penduduk Sleman yang berobat di RS dan Balai Pengobatan

    Penyakit Paru-paru di wilayah Kota Yogyakarta.

    Dalam program P2TB obat-obat program sebagian besar masih

    didapatkan dari program nasional Kementerian Kesehatan RI dan

    sebagian kecil diusahakan dari APBD Kabupaten.

    Angka kesembuhan (Cure Rate) pada tahun 2004 telah dapat

    melebihi target 85%, sedangkan pada tahun 2005 sampai sekarang

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    30

    belum dapat bertahan melebihi target 85%. Pada tahun 2009 jumlah

    kasus dengan BTA positif yang diobati sebanyak 146 kasus, jumlah yang

    dinyatakan sembuh sebanyak 121 kasus (82,88%). Tahun 2010 angka

    kesembuhan sebesar 219 kasus (79,3%), tahun 2012 tercapai 82,26%

    dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan mencapai 89,66%. Jika

    dilihat dari tingkat kesuksesan rata-rata penanganan penyakit TB BTA

    positif tahun 2012 telah mencapai 100%, hal ini menunjukkan tingginya

    tingkat keberhasilan pengobatan TB Paru BTA positif di Kabupaten

    Sleman.

    Grafik 17 Pencapaian angka kesembuhan Penderita TB BTA Positif

    di Kabupaten Sleman dari Tahun 2002 s/d 2012.

    3. Program Pemberantasan Penyakit Malaria

    Pada 4 tahun terakhir sejak terjadinya KLB di tahun 2003 terdapat

    penurunan kasus malaria yang menggembirakan hingga saat ini. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa program/kegiatan P2 Malaria yang telah

    dilaksanakan cukup efektif seperti kegiatan pelacakan kasus dan

    surveillance epidemiologi, pengobatan penderita, penyemprotan

    insektisida di daerah endemis, Mass Blood Survey tahun 2005,

    penyuluhan di masyarakat dll.

    Untuk penanggulangan penyakit malaria pada tahun 2012 dilakukan

    crosscek 44 slide darah malaria dari Puskesmas dan dapat terealisasi

    90,4 93,2

    79,09 80,0784,25

    74,183,8 81,9 79,34 82,26

    89,66

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    31

    100% tidak ditemukan kasus malaria yang positif. (API sebesar 0,015 per

    1000 penduduk).

    Grafik 18

    Kasus dan kematian penyakit Malaria di Kabupaten Sleman Tahun 2001 s/d 2012

    4. Program Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah

    Dengue (DBD)

    Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan

    endemis nasional. Jumlah kasus DBD pada tahun 2012 tercatat 236 kasus

    (Incidens Rate/IR 23,46/100.000 pddk dengan kematian 0 (Case Fatality

    Rate/CFR 0 %). Jumlah kasus ini naik dibandingkan tahun lalu dimana

    tahun 2012 jumlah kasus 166 (IR = 16 / 100.000 pddk) dan kematian 0

    (CFR= 0 %). Adapun 6 Kecamatan yang mempunyai kasus tertinggi

    berturut-turut adalah Gamping, Godean, Kalasan, Mlati, Ngaglik dan

    Sleman.

    Dalam penanggulangan DBD antara lain dilaksanakan fogging fokus

    yang direncanakan pada 175 lokasi terealisasi 175 (100 %), koordinasi

    P2DBD di 6 kecamatan endemis tinggi DBD terealisasi 100%. Untuk

    pembuatan sarana promosi DBD dalam bentuk leaflet dan blangko

    Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) masing-masing 1.000 lembar, semua

    terealisasi 100%. Dalam pengadaan insektisida dan larvasida yang

    dilakukan dengan cara lelang dari rencana pengadaan 100 liter insektisida

    dan 75 Kg larvasida realisasi 100% .

    170206

    482

    75 6026 23 14 12 14 1 00

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    kasus kematian

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    32

    Grafik 19 Kasus dan Kematian DBD di Kabupaten Sleman

    Tahun 2002 s/d 2012

    Permasalahan sulitnya penanggulangan DBD antara lain karena

    belum adanya vaksin untuk upaya preventif, upaya promosi yang telah ada

    belum dapat benar-benar membudayakan peran serta masyarakat dalam

    Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Upaya aparat

    pemerintah untuk memutus mata rantai penularan DBD dengan gerakan

    PSN tidak akan berarti tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri.

    Dilihat dari siklus kejadian kasus DBD di Kabupaten Sleman dari tahun

    2002 sampai dengan tahun 2012 kasus tertinggi terjadi pada tahun 2007

    sebesar 755.

    5. Program Pemberantasan Penyakit Pes

    Dalam kegiatan P2 Pes menunjang bebas pes dilakukan

    pengamatan dan pemantauan tikus di wilayah Kecamatan Cangkringan

    yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, serta

    pengamatan pada manusia yang bergejala klinis pes. Kegiatan

    pengamatan dan pemantauan dilaksanakan dengan trapping tikus dan

    pemeriksaan pinjal tikus serta pengambilan darah pada warga dikirim ke

    BBTKL-PPM. Adapun hasil pemeriksaan laboratorium pada tahun 2012

    dilakukan trapping tikus dan pemeriksaan serologi pada tikus dan human

    (manusia) dengan hasil sebanyak 100 orang yang diperiksa serologi 100%

    dengan sampel titer negatif.

    140238

    732

    316

    622

    755

    621561

    603

    166236

    1 14 14 5 11 8 5 5 3 0 00

    200

    400

    600

    800

    2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tahun

    Ju

    mla

    h k

    asu

    s

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    33

    6. Program Pemberantasan Penyakit Antrax

    Dalam rangka kegiatan kewaspadaan dini terhadap antraks dan

    surveilans di wilayah Kecamatan Pakem telah dilakukan penyuluhan di 2

    desa dan terealisasi 100%, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemeriksaan

    serologi antraksi. Adapun hasil yang didapat pada tahun 2012 dari 100

    orang penduduk yang diperiksa didapatkan hasil serologi (tes elisa) >74

    EU)= 100 orang (100)% yang berarti tidak terpapar bakteri antraks.

    7. Surveillance PMS/HIV- AIDS

    Dalam rangka kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS

    dan penyakit menular seksual lainnya antara lain dilaksanakan serosurvey

    HIV pada masyarakat rawan (resiko tinggi) yaitu pada warga binaan

    lembaga Pemasyarakatan di Sleman termasuk didalamnya para pecandu

    narkoba suntik, pada wanita pekerja seksual komersial, dan pada pekerja

    salon kecantikan dan panti pijat yang terindikasi plus. Pada tahun 2012

    dari 132 sampel darah yang diambil terdapat 1 yang positif HIV positif dan 1

    penyakit infeksi menular seksual (IMS) berupa syphilis.

    Sementara dari data register kasus HIV-AIDS sejak tahun 2004

    sampai dengan tahun 2012 jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat

    berdomisili di wilayah Kabupaten Sleman ada 433 orang, dengan 225 HIV

    dan 208 AIDS, jenis kelamin laki-laki 306 orang, perempuan 108 orang,

    tidak diketahui 19 orang. Status penderita saat ini hidup 383 orang dan mati

    39 orang. Adapun faktor resiko dari penderita adalah pengguna narkoba

    suntik (penasun) 79 orang (18,24%), heteroseksual 207 kasus (47,81%),

    perinatal 11 kasus (2,54%), homoseksual 37 kasus (8,55%), transfusi 2

    kasus (4,46%), dan tidak diketahui 94 kasus (21,71).

    Kegiatan penanggulangan HIV/AIDS saat ini masih banyak yang

    dibiayai dari sumber non APBD yaitu project Global Fund (GF) ATM

    Komponen HIV/AIDS, seperti untuk pelayanan voluntary Conselling and

    Testing (VCT) dan pengobatan ARV (CSI) di Rumah Sakit dan penyediaan

    reagen, kegiatan Infeksi Menular Seksual (IMS), kegiatan Prevention

    Maternal Transmitted Care Treatment (PMTCT), pendampingan oleh

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    34

    tenaga peduli HIV/AIDS (lay support), penyediaan sarana promosi dan

    sebagainya.

    8. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

    Kegiatan kewaspadaan dini terhadap penyakit terutama surveilans

    penyakit menular dilaksanakan dengan pelaporan Surveilans Terpadu

    Puskesmas (STP) dan Rumah sakit tiap bulan, pelaporan penyakit wabah

    (W1) 24 jam dan laporan mingguan penyakit wabah (W2) selama 52

    minggu. Dari target kelengkapan 90% dan ketepatan 80% selama 52

    laporan mingguan wabah terealisasi kelengkapan dan ketepatan 100%.

    Adapun penyakit menular yang menajdi prioritas program surveilans

    saat ini adalah penyakit poliomielitis dan penyakit campak. Surveilans

    penyakait polio dilaksanakan melalui surveilans Acute Flaccid Paralysa

    (AFP) yaitu kasus lumpuh layu pada usia dibawah 15 tahun yang bukan

    karena trauma kecelakaan dan ruda paksa. Dari target Nasional penemuan

    2 AFP/100.000 anak < 15 tahun, di Kabupaten Sleman tahun 2012

    terhitung harus ada penemuan >6 kasus AFP, melalui kinerja surveilans

    terus menerus yang berjalan dengan baik target tersebut dapat terlampaui

    sehingga diketemukan 9 kasus AFP (3,68%)

    Melalui fasilitasi dana WHO dilaksanakan tindak lanjut kegaitan

    surveilans pelacakan kasus disertai pengambilan dan pemeriksaan sampel

    faeces dari penderita di kirim ke Bio Farma Bandung untuk mengetahui

    adanya virus polio atau tidak. Selain itu juga dilaksanakan kunjungan ulang

    pemantauan klinis dan pemantauan perawatan medis spesialis. Dari

    keseluruhan kasus yang dipantau tidak diketemukan yang positif

    poliomielitis.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    35

    Grafik 20 Jumlah kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten Sleman

    Tahun 2003 s/d 2012

    JML PENDERITA AFP YANG DITEMUKAN

    1210

    18

    14

    7 79

    16

    12

    0

    5

    10

    15

    20

    TH

    2003

    TH

    2004

    TH

    2005

    TH

    2006

    TH

    2007

    Th

    2008

    Th

    2009

    Th

    2010

    Th

    2011

    Th

    2012

    Dalam surveilans campak tahun 2012 ini juga dilakukan Cese Based

    Measles Surveilans (CBMS) dengan pemeriksaan serologi Imunoglobulin M

    Campak dan Rubella bekerjasama dengan BLK-PPM Pemda DIY. Dari

    jumlah 344 sampel darah penderita suspek yang dikirim terdapat 2 sampel

    positif Ig.M.Campak dan terdapat 45 sampel positif Ig.M.Rubella sedangkan

    yang negatif Campak dan Rubella 297 sampel.

    9. Penanganan Penyakit H5N1 (Flu Burung)

    Untuk pengendalian kasus flu burung (H5N1), dari hasil pemantauan

    di unit pelayanan kesehatan dan pemeriksaan serologi dan usap tenggorok,

    tahun 2012 ditemukan 1 kasus flu burung. Oleh karena dilaksanakan

    sosialisasi H5N1 dan H1N1 di 25 Puskesmas.

    Grafik 21

    Gambaran kasus penyakit H5N1 di Kabupaten Sleman Tahun 2008 s/d 2012

    1

    2

    1

    0

    1

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    36

    10. Penanganan penyakit Lepstospirosis.

    Dalam penanggulangan flu burung perlu antisipasi timbulnya KLB,

    epidemi bahkan pandemi. Kegiatan promotif dan surveilance penyakit

    Lepstospirosis Tahun 2012 di wilayah Sleman masih ditemukan sebanyak

    7 kasus dengan kematian 1 orang. Kegiatan yang dilaksanakan untuk

    mencegah penularan lebih luas dengan penyuluhan-penyuluhan dan

    penyelidikan epidemiologi.

    Grafik 22

    Gambaran kasus lepstospirosis di Kabupaten Sleman tahun 2007 s/d 2012

    1 0

    33

    2

    80

    5

    64

    3

    68

    37

    10

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012

    kasus meninggal

    11. Program Imunisasi

    Program imunisasi untuk bayi di Kabupaten Sleman telah menunjukkan

    hasil yang baik dilihat dari persentase cakupan bayi yang mendapat

    imunisasi lengkap telah tercapai melebihi 100%. Dalam kegiatan immunisasi

    dilakukan dengan pembinaan, supervise dan penyediaan logistic serta

    distribusi rutin vaksin dan logistic setiap bulan ke seluruh UPT Puskesmas

    dan 2 buah rumah sakit pemerintah, serta surveilans kejadian ikutan pasca

    immunisasi (KIP) dan penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi

    (PD3I). Adapaun pemberian pelayanan immunisasi langsung ke sasaran

    bayi, ibu hamil, wanita subur (calon pengantin) dan anak sekolah

    dilaksanakan oleh UPT Puskesmas, dan seluruh Unit pelayanan Kesehatan

    (UPK) pemerintah maupun swasta di seluruh Kabupaten Sleman.

    Cakupan imunisasi tahun 2012 sebagai berikut : BCG 114%, DPT-HB

    Kombo (3) 102,7%, IPV (4) 99,46% dan campak 101,5%. Prosentase

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    37

    capaian cakupan immunisasi tersebut melalmpui target universal Child

    Immunization (UCI) 100% dari jenjang tingkatan desa sampai kecamatan

    yang ditetapkan oleh Depkes RI.

    Sasaran wanita usia subur dan ibu hamil immunisasi yang diberikan

    adalah TT (1-5). Hasil cakupan imunisasi tahun 2012 untuk ibu hamil TT2

    plus sebesar 65,5%, sedangkan untuk anak usia sekolah dasar/sederajat

    klas I sampai IV adalah imunisasi campak, DT dan TT yang diberikan

    serentak pada Bulan Immunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu Bulan

    Nopember setiap tahunnya.

    Grafik 23 Pencapaian Cakupan Immunisasi Campak dan Hepatitis B (0-7 hari)

    Tahun 2005 s/d 2012

    123116

    110104 104 108,5 107,78101,599,5 99 99 99,62 100 100,6

    111,45108,1

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    campak 123 116 110 104 104 108,5 107,8 101,5

    HB 0-7 hr 99,5 99 99 99,62 100 100,6 111,5 108,1

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Cakupan imunisasi campak dan Hepatitis B 0-7 hari sebagai

    indikator perlindungan dan jangkauan program imunisasi pada tahun 2012

    masing-masing tercapai 108,1%.

    Dalam pelaksanaan BIAS terpadu selain hasil pencapaian cakupan secara

    kuantitatif juga peningkatan kualitatif dalam pelayanan imunisasi di unit

    pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta perlu terus dilakukan.

    Salah satu upaya selain implementasi system manajemen mutu ISO

    9001:2000 yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan ISO

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    38

    9001:2008 untuk puskesmas. Pada tahun 2008 juga telah dilakukan kegiatan

    DQS (Data Quality Self-Assesment) di setiap Puskesmas.

    C. PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN dan TEMPAT-TEMPAT UMUM

    1. Kesehatan Lingkungan

    a. Penyediaan Air Bersih

    Di Kabupaten Sleman cakupan penggunaan sarana air bersih

    terus mengalami peningkatan dari 89,91% pada tahun 2001 menjadi

    sebesar 96,59% pada tahun 2007. Tahun 2009 cakupan air bersih di

    Kabupaten Sleman sebesar 96,1%, tahun 2010 menjadi 94,9%, tahun

    2011 tercapai 100%, turun lagi menjadi 95,14 pada tahun 2012.

    Pada tahun 2012 dari 305.543 Kepala Keluarga (KK) di

    Kabupaten Sleman berhasil dilakukan pemeriksaan air bersih sebanyak

    290.694 KK terdiri dari 17.170 KK (5,9%) menggunakan air

    ledeng/PDAM, 741 KK (0,3%) menggunakan air sumur pompa tangan,

    dan 254.788 KK (87,6%) menggunakan air sumur gali, serta 15.361 KK

    (5,3%) sisanya menggunakan sumur pompa tangan, air kemasan dan

    lainnya.

    Grafik 24 Cakupan Air bersih di Kabupaten Sleman

    Tahun 2003-2012

    93.594.72 95

    9696.59 96.91

    96.194.9

    100

    95.14

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    102

    Th

    2003

    Th

    2004

    Th

    2005

    Th

    2006

    Th

    2007

    Th

    2008

    Th

    2009

    Th

    2010

    Th

    2011

    Th

    2012

    Sedangkan menurut hasil pengawasan kualitas air pada tahun

    2012 telah memeriksa kualitas air sebanyak 3.091 sampel terdiri dari

    pemeriksaan kualitas air sebanyak 1.686 sampel diperiksa bakteriologi

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    39

    dan 1.405 sampel diperiksa secara kimia. Jumlah sampel air yang

    diperiksa secara bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 883 sampel

    (52,37%) dan secara kimiawi dari uji petik sebanyak 889 sampel

    (63,27%) yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat.

    Grafik 25 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Bersih Yang Memenuhi

    Syarat Bakteriologis di Kabupaten Sleman tahun 2003-2012

    32.6635.70

    31.89

    39.00

    51.54

    35.07

    45.97 48.33 48.3352.37

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Th

    2003

    Th

    2004

    Th

    2005

    Th

    2006

    Th

    2007

    Th

    2008

    Th

    2009

    Th

    2010

    Th

    2011

    Th

    2012

    b. Penyehatan Perumahan

    Pada tahun 2012 data jumlah rumah sebanyak 250.869 buah,

    telah diperiksa sebanyak 100.018 rumah (39.9%) dan dari rumah yang

    diperiksa tersebut kategori sehat sebanyak 83.092 rumah atau (83,1%)

    Grafik 26

    Cakupan Rumah Sehat Kabupaten Sleman tahun 2003 s/d 2012

    55.4 5258.81

    74.2 74.2 77.480.7 83 83.1 83.1

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    East 55.4 52 58.81 74.2 74.2 77.4 80.7 83 83.1 83.1

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Untuk menunjang P2DBD pelaksanaan sanitasi lingkungan

    sangat penting dilakukan terutama dalam pelaksanaan Pemberantasan

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    40

    Sarang Nyamuk (PSN) yang dapat dinilai dalam kegiatan Pemantauan

    Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ). Pada

    tahun 2012 dari rumah yang dipantau sejumlah 120.959 rumah

    (48,22%) terdapat rumah bebas jentik sebanyak 114.947 (95.03%).

    Hasil tersebut sudah sesuai target yang diharapkan, untuk itu upaya

    promosi kesehatan masyarakat untuk memotivasi membudayakan

    PSN perlu terus dilakukan.

    Grafik 27 Hasil Angka Bebas Jentik Di Kabupaten Sleman

    Tahun 2001s/d 2012

    76,5 75

    87,6 90,4390,2193,7690,0689,8494,2587,73

    95,03

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    Tahun

    %

    c. Sanitasi Permukiman

    Pada tahun 2012 dari 305.543 KK telah dilakukan pemeriksaan

    jamban sebanyak 229.600 rumah atau (75,1%), dari jumlah tersebut

    memenuhi syarat kesehatan sebanyak 229.600 (100%), Bangunan

    menggunakan SPAL diperiksa sebanyak 182.297 unit (59,7%) dari

    jumlah tersebut memenuhi syarat sebanyak 182.297 (100%). Rumah

    dengan tempat sampah diperiksa sebanyak 225.905 unit rumah dan

    memenuhi syarat kesehatan sebanyak 225.605 (100%).

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    41

    2. KESEHATAN TEMPAT TEMPAT UMUM, TEMPAT PENGELOLAAN

    MAKANAN DAN TP2 PESTISIDA

    a. Pemantauan TTU, TPM dan pemantauan peredaran makanan

    Keberadaan Tempat-Tempat Umum (TTU), Tempat Umum dan

    Pengelolaan Makanan (TPUM) di Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun

    makin meningkat, hal ini antara lain makin banyaknya sekolah,

    perguruan tinggi dan perkantoran sehingga mendorong partisipasi

    masyarakat membuka usaha makanan.

    Grafik 28

    Pencapaian Tempat-Tempat Umum (TTU) sehat di Kabupaten Sleman 2005-2012

    94.2

    71.2980.67

    86.3281 82.76

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Secara keseluruhan TTU di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun

    2012 tercatat 3.132 buah, sedangkan 2.288 buah (73,05%) dilakukan

    pemeriksaan kesehatan lingkungan. Dari jumlah yang diperiksa tersebut

    TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2.031 buah (88,77%).

    Persentase TTU yang diperiksa ini masih rendah antara lain karena

    ketersediaan SDM sanitarian untuk beberapa wilayah Puskesmas secara

    kuantitatif masih belum optimal.

    b. Tempat pengelolaan makanan

    Tempat pengelolaan makanan di Kabupaten Sleman sebagai salah

    satu bentuk kegiatan yang diharapkan dapat mendorong perilaku hidup

    bersih dan sehat melalui pembinaan kepada TPM. Pembinaan meliputi cara

    pengolahan dan pengemasan dengan sasaran tempat-tempat produksi,

    distribusi dan penyajian makanan. Berdasarkan data pencapaian tempat

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    42

    pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat

    dalam grafik sebagai berikut

    Grafik 29

    Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) memenuhi syarat

    Tahun 2008 - 2012

    75,179,9 79,9 82,31 82,76

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012

    c. Pemantauan peredaran makanan

    Terlaksananya pemantauan peredaran makanan dengan sasaran

    sarana distribusi dan atau tempat penjualan makanan, yang ditindaklanjuti

    dengan pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan.

    Pemeriksaan bakteriologis meliputi parameter angka kuman dan

    salmonella, dengan hasil sebanyak 7 sampel (25%) dari 28 yang diperiksa

    tidak memenuhu syarat parameter angka kuman. Pemeriksaan kimia

    meliputi kandungan boraks, formalin, Rhodamin B, Ponceau GR, metanil

    Yellow, Orange G dan Fast Green. Hasil pemeriksaan ada 6 sampel (23%)

    dari 26 yang diperiksa, dengan penyimpangan parameter boraks dan

    Rhodamin B.

    Pebinaan dan pemantauan makanan di tingkat produsen dilaksanakan

    engan penerbitan sertifikat higiene sanitasi pengolahan makanan bagi

    produsen yang telah menerapkan cara produksi pangan yang baik (CPPP).

    Produsen pangan tersebut meliputi industri rumah tangga pangan, rumah

    makan/restoran, jasa boga, depot air minum, PKL pangan dan kantin

    sekolah.

  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    43

    Grafik 30

    Jumlah pemantauan peredaran makanan dan penerbitan sertifikasi higiene sanitasi pengelolaan makanan di Kabupaten Sleman tahun 2007 s/d 2012

    40

    84

    40

    163

    40

    231

    40

    145

    16

    228

    28

    229

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    Th

    2007

    Th s008 Th

    2009

    Th

    2010

    Th

    2011

    Th

    2012

    D. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN.

    1. Kesehatan Jiwa

    Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum

    menunjukkan banyaknya gangguan jiwa yang ditangani pada sarana

    pelayanan kesehatan umum, sesuai target tahun 2012 sebesar 3%.

    Berdasarkan data dari seluruh puskesmas pencapaian kesehatan jiwa

    pada tahun 2006 sebesar 3,30%, tahun 2007 sebesar 4,12%, tahun 2008

    sebesar 4,77%, tahun 2009 sebesar 4,433%, tahun 2010 sebesar 3,4%,

    tahun 2011 sebesar 1,9% dan pada tahun 2012 sebanyak 1,86%.

    Dibanding target nasional pencapaian gangguan jiwa di sarana

    pelayanan kesehatan umum masih rendah, hal ini dikarenakan belum

    adanya kesamaan pelaporan kasus kesehatan jiwa yang di layani oleh

    Psikolog di Puskesmas dengan Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu

    Puskesmas (SP2TP). Selain itu, laporan kegiatan pelayanan kesehatan

    jiwa oleh Psikolog di puskesmas belum terintegrasi dengan laporan

    penyakit sesuai dengan International Statistical Classification of Diseases

    and Related Health Problems revisi ke 10 (ICD X), sehingga tidak tercatat

    dalam SP2TP ke Dinas Kesehatan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/ICDhttp://id.wikipedia.org/wiki/ICD
  • Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By @ dinas kesehatan

    44

    Grafik 31 Pencapaian Kasus Gangguan Jiwa Tahun 2006 s/d 2012

    3,39

    4,124,77

    4,33

    3,4

    1,9 1,86

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tahun

    %

    Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu

    upaya promotif preventive untuk mengurangi angka penggunaan Napza

    baik di masyarakat maupun institusi. Target 2015 untuk Nasional