41
Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 1

Profil Kesehatan 2007

Embed Size (px)

DESCRIPTION

profil kesehatan 2007profil kesehatanprofil kesehatan indonesia

Citation preview

Page 1: Profil Kesehatan 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

1

Page 2: Profil Kesehatan 2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat

dan hidayah-Nya sehingga profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008

yang berisi data tahun 2007 ini dapat tersusun.

Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008 ini merupakan

gambaran kondisi kesehatan di wilayah kabupaten Kulon Progo yang dapat

dipergunakan sebagai bahan perencanaan guna peningkatan Manajemen

kesehatan baik di Kabupaten Kulon Progo, di Provinsi DI Yogyakarta maupun di

tingkat Pusat.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini masih banyak

kekurangannya, baik kelengkapan, akurasi data serta ketepatan waktu penyajian.

Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa datang kritik dan saran

pembaca kami harapkan.

Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini kami

ucapkan terima kasih. Semoga menjadi amal ibadah yang baik.

Wates, Mei 2008

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

dr Lestaryono, MKes NIP 140 165 141

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

2

Page 3: Profil Kesehatan 2007

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi iiDaftar table iiiDaftar grafik iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C. Manfaat 2 D. Ruang Lingkup 2 BAB II GAMBARAN UMUM 4 A. Geografi & Topografi 4 B. Demografi 5 BAB III PROGRAM KESEHATAN 10 A. Visi & Misi Pemerintah Daerah 10 B. Visi-Misi Dinas Kesehatan 10 C. Strategi 11 D. Kebijakan 12 BAB IV SITUASI DERAJAD KESEHATAN 13 A. Angka Kematian 13 B. Angka Kesakitan 16 C. Pola Penyakit 19 D. Status Gizi 21 BAB V SITUASI PELAYANAN KESEHATAN 22 A. Pelayanan Kesehatan dasar 22 B. Upaya Pemberantasan Penyakit

Menular & Penanggulangan KLB 22 C. Pembinaan Kesehatan

Lingkungan & Pelayanan Hygiene Sanitasi

24

D. Perbaikan Gizi Masyarakat 25 E. Pelayanan farmasi Dan

Pengawasan Obat & Makanan 26 F. Promosi dan Pemberdayaan

Masyarakat 26 G.Upaya Peningkatan Keselamatan

Ibu dan anak 27 H. Upaya Kesehatan Masyarakat 28 I. Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Usila 28 J. Penelitian & Pengembangan

Kesehatan 28 K. Standarisasi Pelayanan

Kesehatan 29

L. Pengembangan SIK 29

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

3

Page 4: Profil Kesehatan 2007

M. Kemitraan Pelayanan Kesehatan 30 N. Pelayanan kesehatan Rujukan 30 BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN 32 A. Tenaga Kesehatan 32 B. Pembiayaan Kesehatan 33 C. Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan 34

BAB VII KESIMPULAN 35 Lampiran

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

4

Page 5: Profil Kesehatan 2007

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah

Di Kab. Kulon Progo Tahun 2007

6

Tabel 2.2 Keluarga Miskin Mendapat Jaminan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005- 2007

8

Tabel 2.3

Jumlah Kelompok Rentan Di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2001 – 2007

9

Tabel 4.1 .

Urutan Pola Kematian bayi di Rumah sakit Umum wates tahun 2007

14

Tabel 4.2 Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 S/D 2007

15

Tabel 4.3 Angka kesakitan 6 penyakit menular di kab. Kulon progo tahun 2003 – 2007

16

Tabel 4.4

Sepuluh Besar Penyakit Di Puskesmas Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

19

Tabel 4.5 Sepuluh Besar Penyakit Di Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tahun 2007

20

Tabel 4.6

Sepuluh Besar Penyakit Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Tahun 2007

20

Tabel 5.1

Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk di kab Kulonprogo tahun 2007

32

Tabel 5.3

Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

34

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

5

Page 6: Profil Kesehatan 2007

DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

5

Grafik 2.2 Distribusi penduduk Menurut golongan Umur di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

5

Grafik 2.3

Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kulolnprogo Tahun 2007

9

Grafik 4.1 .

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kulonprogo tahun 2007

13

Grafik 4.2 Proporsi Kematian Balita di RSUD Wates Kulonprogo Tahun 2007

14

Grafik 4.3 Angka Kematian Ibu per 1000 KH di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2001 - 2007

15

Grafik 4.4

API Malaria di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007

17

Grafik 4.5 Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007

17

Grafik 4.6

Angka Kesakitan DBD di kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007

18

Grafik 4.7

Angka Kesakitan TB paru di kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007

18

Grafik 4.8

Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2002 – 2007

19

Grafik 4.9 Presentase Status Gizi balita di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000-2007

21

Grafik 6.1 Persentase APBD Kesehatan terhadap total Biaya Kesehatan di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 – 2007

33

Grafik 6.2 Persentase APBD Kesehatan terhadap total APBD di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 – 2007

34

Grafik 6.3 Pembiayaan Kesehatan perkapita di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 – 2007

34

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

6

Page 7: Profil Kesehatan 2007

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kulonprogo “”

Membangun Kulon Progo menuju masyarakat yang sehat ”. Dinas

Kesehatan selaku SKPD Kesehatan di Kabupaten memposisikan diri sebagai

“ Regulator , penyedia pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pemberdaya

masyarakat dalam bidang kesehatan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan

kesehatan telah ditetapkan mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2010

dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang meliputi : (1) Indikator

Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas,

Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator -indikator untuk Keadaan

Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3)

Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan,

Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten

Kulon Progo, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun

2007 ini. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi

kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan,

situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen

kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan

yaitu “Menjadi institusi yang tangguh dalam regulasi, penyedia pelayanan

kesehatan yang bermutu, dan pemberdayaan masyarakat menuju

masyarakat Kulon Progo yang sehat” dan selanjutnya dapat digunakan untuk

dasar dan pencapaian Indonesia Sehat 2010

B. Tujuan

1. Umum Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo ini bertujuan untuk

memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di kabupaten Kulon

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

7

Page 8: Profil Kesehatan 2007

Progo dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara

berhasil guna dan berdaya guna

2. Khusus

a Diperolehnya data / informasi pembangunan di lingkungan Kabupaten

Kulon Progo yang meliputi : data lingkungan fisik / biologi, perilaku

kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi.

b. Diperolehnya data / informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten

Kulon Progo yang meliputi : cakupan kegiatan dan sumber daya

kesehatan.

c. Diperolehnya data / informasi status kesehatan masyarakat di

Kabupaten Kulon Progo yang meliputi : angka kematian, angka

kesakitan dan keadaan gizi masyarakat.

d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan

oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di

Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.

C. Manfaat Dengan disusunnya profil kesehatan kabupaten Kulon Progo

diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unit-

unit lain yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan /

revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dan

sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk

menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya.

Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan

yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan RS Swasta yang ada di

Kabupaten Kulon Progo

D. Ruang Lingkup 1. Jenis Data/Informasi

Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten

Kulonprogo adalah:

a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

8

Page 9: Profil Kesehatan 2007

b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan

data status gizi.

c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat,

meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum,

dan data perilaku hidup sehat.

d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah Sakit,

pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data

pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data

penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya.

e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data

tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data

pembiayaan kesehatan.

f. Data lainnya.

2. Sumber Data

Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo diperoleh

dari:

a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun

luar gedung.

b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten

Kulonprogo

c. Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk

Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Dinas Kesehatan.

d. Dokumen Kantor Statistik , Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan

Keluarga Berencana, Bappeda , Dinas Pendidikan, dan Kantor

Pengolahan Data Elektronik , Kepolisian Resort Kulonprogo dan instansi

terkait lainnya.

e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten/Kota, Survei Provinsi atau Survei

Nasional.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

9

Page 10: Profil Kesehatan 2007

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Geografi Dan Topografi Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten

yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates

dan terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2.

Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Magelang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul

dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra

Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.

Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi 12

kecamatan dan 88 Desa, 930 dusun.

Secara umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah

daerah datar, meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletak

pada wilayah utara. Luas wilayahnya 17,58% berada pada ketinggian < 7 m

diatas permukaan laut, 15,20% pada ketinggian 8 – 25 m diatas permukaan

laut, 2285% berada pada ketinggian 26 – 100 m diatas permukaan laut,

33,00% berada pada ketinggian 101 – 500 m diatas permukaan laut dan

11,37% berada pada ketinggian > 500 m diatas permukaan laut.

Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu :

Bagian

Utara

Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan

ketinggian antara 500 – 1000 m diatas permukaan laut. Meliputi

Kecamatan Girimulyo, Kokap, Samigaluh dan Kalibawang

Bagian

Tengah

Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 500 m

diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Nanggulan,

Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah

Bagian

Selatan

Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai dengan

100 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Temon,

wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah.

Dengan topografi seperti tersebut diatas menempatkan beberapa wilayah

Kabupaten Kulonprogo sebagai daerah rawan bencana baik bencana banjir,

tanah longsor, kekeringan maupun gempa bumi. Akibat dari bencana itupun

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

10

Page 11: Profil Kesehatan 2007

akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia

maupun lingkungannya. (Peta rawan Bencana terlampir)

B. Demografi 1. Distribusi Penduduk

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten

Kulon Progo, Registrasi penduduk pertengahan tahun 2007, sebanyak 459.231

jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 225.366 jiwa (49,07 % ) dan

perempuan sebanyak 225.366 jiwa (50,93 % ). Sex ratio laki-laki : perempuan

adalah 94, sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 100.300 KK. Rata;rata

penghuni Rumah tanggga sebanyak 4,8 jiwa.

Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2007, Dukcapil Kabermas Kab. Kulon Progo

Distribusi penduduk menurut gol umur terlihat seperti grafik berikut :

Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2007, Dukcapil Kabermas Kab. Kulon Progo

Grafik 2. 1Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

laki-laki49,07%

perempuan50,93%

Grafik 2.2Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di

Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

0

20

40

%

laki-laki 3,2 7,78 22 11,26 4,82

perempuan 2,98 7,8 22,2 11,3 6,61

0-4 5-14. 15-44. 45-64. 65>

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

11

Page 12: Profil Kesehatan 2007

Gambaran grafik diatas menunjukkan struktur penduduk di kabupaten

Kulon Progo tergolong produktif, artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun

mempunyai proporsi terbesar (66,7 %).Angka beban ketergantungan yakni ratio

antara jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk

usia tidak produktif (0-14 th dan > 65 tahun lebih) cukup tinggi (3;1) yang berarti

setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 33 penduduk usia tidak

produktif.

2. Kepadatan penduduk Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Kulon Progo mencapai 783

jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga 5 jiwa. Dilihat dari

kepadatan penduduk per kecamatan masih terlihat adanya ketimpangan.

Kecamatan Wates yang mempunyai luas wilayah 32 km2 atau 5,64% dari luas

Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 48.971 jiwa atau 10,68 % dari total

penduduk Kabupaten Kulon Progo sehingga rata-rata kepadatan per kilometer

persegi di Kecamatan Wates adalah 1.530 jiwa. Sedangkan di Kecamatan

Samigaluh yang mempunyai luas wilayah 69,29 km2 atau 11,82% dari total luas

Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 30.776 jiwa atau 6,71 % dari total

penduduk Kabupaten Kulon Progo,rata - rata kepadatan 444 jiwa /km2.

Tabel 2.1 Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah

Di Kab. Kulon Progo Tahun 2007

NO

KECAMATAN

LUAS WILAYAH (km2)

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK /km2

1 Temon 36,29 32.985 909 2 Wates 32,00 49.433 1.545 3 Panjatan 44,59 40.787 915 4 Galur 32,91 33.208 1.009 5 Lendah 35,59 38.706 1.088 6 Sentolo 52,65 47.766 907 7 Pengasih 61,67 49.653 805 8 Kokap 73,8 42.050 570 9 Girimulyo 54,91 25.975 473 10 Nanggulan 39,61 34.034 859 11 Samigaluh 69,29 33.812 488 12 Kalibawang 52,97 30.822 582

JUMLAH 586,28 459.231 783

Sumber data : Registrasi pertengahan tahun Dukcapil Kabermas 2007

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

12

Page 13: Profil Kesehatan 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan dengan penduduk terpadat

adalah Kecamatan Wates (1.545/ km2), sedang terendah di Kecamatan

Girimulyo

3. Tingkat Pendidikan Ditinjau dari Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kulon Progo,

penduduk laki-laki yang berpendidikan SD sebanyak 27,69%, penduduk wanita

yang berpendidikan SD sebanyak 25,16%, penduduk laki-laki yang

berpendidikan SMU sebanyak 25,66%, penduduk wanita yang berpendidikan

SMU sebanyak 18,09%. Secara umum pendidikan perempuan lebih rendah

dibanding laki-laki. Secara rinci data tentang Tingkat Pendidikan penduduk dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo tahun 2006

Sedangkan angka melek huruf menurut data yang diperoleh dari Dinas

pendidikan kabupaten Kulonprogo th 2007 proporsi penduduk usia 10 th keatas

melek huruf sebesar 30,3 % .

Grafik 2.3Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di kabupaten

Kulonprogo tahun 2006

0

10

20

30

40

%

laki-laki 22 27,69 19,95 25,66 2,35 2,35

perempuan 36,05 25,16 18 18,09 3,08 1,62

belum.tmt SD SMP SMU DIII PT

4. Jumlah Penduduk Miskin dan Kelompok Rentan

Jumlah penduduk di miskin di Kabupaten Kulonprogo rata-rata 43-50%,

data penduduk miskin yang tersedia adalah tahun 2005 sebesar 221.128 jiwa.

Disadari bahwa kriteria penetapan keluarga miskin sangat rumit sehingga jumlah

selalu cenderung bertambah dimana ditemukan masyarakat miskin sebelum sakit

dan masyarakat miskin setelah sakit bahkan ditemukan masyarakat yang takut

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

13

Page 14: Profil Kesehatan 2007

miskin karena sakit. Keadaan seperti menuntut untuk memberikan jaminan

pemeliharaan khususnya pembiayaan bagi keluarga miskin yang cukup besar.

Secara administrasi jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin terlihat dalam tabel berikut : :

Tabel 2.2

Keluarga Miskin Mendapat Jaminan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005- 2007

Tahun Jiwa Miskin * Mendapat

Jaminan Persen

2005 221. 128 51.229 ** 23,16 2006 221.128 174.776 79,03 2007 221.128 197.893 89,49

Sumber data : profil kes 2005,2006, pengelola Askeskin 2007 Keterangan ; * data daerah th 2005, ** quota semester 1 utk semester 2

tidak ditentukan.

Jumlah jiwa miskin yang telah dijamin pembiayaan pelayanan

kesehatan belum mencapai 100% .Hal ini disebabakan kriteria yang ditetapkan

antara pusat dan daerah berbeda. Permasalahan timbul adanya kecenderungan

permintaan jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat yang sakit.

Akibatnya pembiayaan pemerintah yang harus disediakan untuk penjaminan

kesehatan selalu membesar.

Pengembangan program jaminan kesehatan bagi masyarakat non

miskin layak dikembangkan untuk mengantisipasi pembiayaan kesehatan yang

cenderung meningkat tajam. Distribusi penanggungan risiko dengan model

asuransi akan mampu membantu mengatasi masalah pembiayaan kesehatan

karena akan terjadi prinsip kendali mutu dan kendali biaya kesehatan.

Jumlah penduduk Kabupaten Kulonprogo tahun 2007-2008 yang telah

memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 53,2 % sehingga masih

diperlukan upaya untuk memotivasi dan mengelola penjaminan pembiayaan

kesehatan bagi sekitar 47% penduduk. Dalam memenuhi upaya ini perlu

dipikirkan adanya unit pengelola asuransi kesehatan secara tersendiri berupa

Badan ataupun Unit Pelaksana Teknis.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

14

Page 15: Profil Kesehatan 2007

Disamping masyarakat miskin yang menjadi kelompok rentan

kesehatan juga beberapa kondisi fisiologis manusia menyebabkan rawan

kesehatan, antara lain bayi, balita dan ibu hamil. Jumlah sasaran yang termasuk

dalam kategori ini cukup besar dan bila dilakukan rata-rata berkisar 15 %

penduduk , secara garis besar dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.3

Jumlah Kelompok Rentan Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 – 2007

No

Kategori 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 Bayi 7.125 7149 7.208 6.430 5.752 5.909 5.8252 Balita 33.042 33.156 33.427 27.897 27.171 27.174 29.1253 APRAS 24.091 24.174 24.372 24.335 22.735 24.653 24.8144 Bumil 7.837 7.863 7.928 7.126 6.434 8.471 6.4085 Bulin 7.481 7.506 7.568 6.826 6.019 8.086 6.116

Sumber data : masterplan kesehatan th 2007 proyeksi.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

15

Page 16: Profil Kesehatan 2007

BAB III

PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO

A. Visi Dan Misi Pemerintah Daerah

1. Visi - Misi Pemerintah Daerah

Visi :

“Membangun Kulon Progo Dalam Kebersamaan Menuju Penguatan

Ekonomi Lokal Berbasis Ekonomi Kerakyatan Demi Mewujudkan

Masyarakat Kulon Progo Yang Mandiri, Aman, Sejahtera, Dinamis

Berlandaskan Iman Dan Taqwa”

Misi :

1. Meningkatkan kapasitas dan keberpihakan kelembagaan pemerintah

kepada rakyat/masyarakat untuk mencapai tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance).

2. Meningkatkan profesionalisme dan jiwa enterpreneur aparatur.

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan desa.

4. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

5. Mengembangkan perekonomian rakyat terutama agribisnis dan

pariwisata.

6. Memfasilitasi pengembangan dunia usaha dan investasi daerah.

7. Meningkatkan ketentraman, ketertiban, keimanan dan ketaqwaan.

8. Melestarikan budaya dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

B. Visi - Misi Dinas Kesehatan, Tujuan, Strategi Dan Kebijakan Pembanguanan Kesehatan 1. Visi-Misi

Visi ”Menjadi institusi yang tangguh dalam regulasi, penyedia pelayanan

kesehatan yang bermutu, dan Pemberdaya masyarakat menuju Kulon

Progo sehat”.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

16

Page 17: Profil Kesehatan 2007

Misi

1. Melaksanakan fungsi regulasi bidang kesehatan.

2. Menyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan

berkualitas

3. Menggerakan /Memberdayakan masyarakat dalam perilaku hidup

bersih dan sehat

4. Memberikan perlindungan masyarakat dari penyebaran penyakit serta

meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya.

5. Meningkatkan status gizi masyarakat

6. Mendukung terciptanya lingkungan sehat.

7. Menyediakan obat pelayanan kesehatan dasar dan melaksanakan

pencegahan penyalahgunaan obat dan bahan berbahaya lainnya.

8. Menyediakan informasi kesehatan yang akurat, cepat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan 1 Terwujudnya pelayanan Kesehatan yang berkualias dan terjangkau

oleh masyarakat

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat

3. Terwujudnya Peningkatan status gizi masyarakat

4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat

5. Terciptanya perlindungan masyarakat terhadap penyebaran penyakit

6. Terwujudnya perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan dan

penggunaan obat Narkotika, Psikotropika , Zat adiktif dan bahan

berbahaya lainnya

7. Tersedianya informasi kesehatan yang berkualitas

C. Strategi 1. Peningkatan upaya penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar,

rujukan dan penunjang

2. Perbaikan sistim manajemen pelayanan kesehatan

3. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat

4. Penggalangan kemitraan dengan LSM, swasta dan kelompok

masyarakat dalam upaya meningkatkan upaya promotif dan preventif

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

17

Page 18: Profil Kesehatan 2007

5. Perbaikan status gizi masyarakat dan peningkatan kewaspadaan

pangan dan gizi

6. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan permukiman, industri dan

tempat umum

7. Perbaikan sistim surveilan

8. Penanganan KLB dengan cepat dan tepat

9. Peningkatan pengawasan penggunaan dan penyalahgunaan obat

NAPZA & bahan berbahaya lainnya

10. Peningkatan sistim pengawasan/ regulasi dalam pelayanan kesehatan.

D. Program/ Kebijakan 1. Meningkatkan upaya Kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan

lingkungan

2. Pengembangan sistim jaminan bagi keluarga miskin 3. Pengemb. Sistim Informasi & Manajemen Pelayanan Kesehatan

4. Peningkatan Sarana dan Prasarana pelayanan Kesehatan 5. Pencegahan dan penanggulangan masalah giizi. 6. Peningkatan pengawasan dan perbaikan sarana sanitasi lingkungan

rumah tangga ,Industri dan tempat umum . 7. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit. 8. Peningk. komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan

pemberantasan penyakit 9. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penaggulangan wabah 10. Peningkatan upaya promotif dan preventif

11. Pengawasan penggunaan obat dan bahan berbahaya 12. Mengatur, melayani, mengawasi dan memberikan sanksi terhadap

penyelenggara pelayanan kesehatan serta bidang lain yang berkaitan

dengan kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

18

Page 19: Profil Kesehatan 2007

BAB IV

SITUASI DERAJAD KESEHATAN A. Angka Kematian 1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000 sampai dengan

tahun 2004 menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan mulai tahun 2004

sampai tahun 2007 cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 7,15 /

1.000 kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 11,80 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006

sebanyak 14,26 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2007 sebesar 19,6 11,80 / 1.000

kelahiran hidup, walapun masih dibawah angka nasional.

Informasi ini menunjukkan bahwa masa bayi merupakan masa yang rawan terhadap

kesehatan walapun angka ini belum menggambarkan kejadian sebenarnya.

Grafik 4.1

Angka Kematian Bayi di Kab. Kulonprogo th. 2000-2007

18,7813,14 14,21 12,06

7,1511,8

14,2619,6

05

10152025

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

AKB

Sumber : profil Kesehatan th 2006 & Data terolah th 2007

Hasil Pengkajian Tim Epidemiologi Kabupaten tentang Pola Kematian Bayi di

Rumah sakit sampai bulan November Tahun 2007 tentang proporsi kematian

bayi terlihat bahwa permasalahan utama pada kematian bayi yang terjadi di

Rumah sakit Umum wates adalah karena Berat Badan Lahir sangat Rendah,

dan asfiksia.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

19

Page 20: Profil Kesehatan 2007

Tabel 4.1 . Urutan Pola Kematian bayi di Rumah sakit Umum wates tahun 2007

No Parameter Persen

1 Berat bayio Lahir sangat Rendah 53,6% 2 Umur Kehamilan 28 – 31 minggu 26,9 % 3 Umur kehamilan 32-33 minggu 21,7 % 4 Asfiksia berat 16,9 % 5 G5 12,8 % 6 Umur kehamilan 34 -36 minggu 10,6 % 7 Berat bayi lahir Rendah 8,9 % 8 G4 8,3 % 9 G2 2,9 % 10 G1 2,7 % 11 Asfiksia sedang 2 % 12 G3 1,8 % 13 Umur Kehamilan 37 -41 minggu 1,6 % 14 Berat badan bayi lahir Cukup 1,1 % 15 Tidak Asfiksia 0,2 Ket : tidak menggambarkan penyebab kematian bayi penduduk Kulonprogo

Sumber : Kajian TEK 2008

2. Angka Kematian Anak balita

Jumlah kematian balita di RSUD tahun 2007 sebesar 19 anak. Hasil pengkajian yang

dilakukan oleh Tim Epidemiologi Kabupaten di Rumah Sakit diperoleh penyebab

kematian Balita terbesar adalah kelainan bawaan ,nchepalitis dan diare masing-

masing sebesar 22 %, sedangkan penyebab kematian pneumonia sebesar 17 % . Grafik 4.2

Proporsi Kematian Balita Menurut Sebab Kematian di Rumah sakit Umum wates Tahun 2007

PENYEBAB KEMATIAN BALITA

21%

30%14%7%

21%7%

DIARE

ENSEFALITIS

ASPRPNEUMONIEDECOMPCORDISKEL BAWAAN

SEPSIS

PENYEAB KEMATIAN BALITA RSUD WATES JANUARI-NOVEMBER 2007

DIARE, 5, 22%

ENSEFALITIS, 5, 22%

PNEUMONIA, 4, 17%

DECOMP CORDIS, 1, 4%

KEL BAWAAN, 5, 22%

SEPSIS, 2, 9%

ASMA, 1, 4% DIARE

ENSEFALITIS

PNEUMONIA

DECOMP CORDIS

KEL BAWAAN

SEPSIS

ASMA

Ket : tidak menggambarkan penyebab kematian balita penduduk Kulonprogo Sumber : Kajian TEK 2008

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

20

Page 21: Profil Kesehatan 2007

3. Angka Kematian Ibu. Kasus kematian ibu sejak tahun 2005 terlihat tetap pada kisaran 100/ 100.000 KH,

tahun 2001 sebanyak 7 orang ( 109,56/100.000), tahun 2002 sebanyak 11 orang

(206,0/100.000), dan tahun 2003 sebanyak 12 orang (227,1/100.000) tahun 2004

sebanyak 4 orang (76/100.000 KH), tahun 2005 sebanyak 5 orang. Tahun 2006 6

orang dan tahun 2007 6 orang.

Grafik 4.3Angka Kematian Ibu per 1000kelahiran Hidup di kabupaten

Kulonprogo tahun 2001 - 2007

109,56 100 11095,1776

227

206

0

50

100

150

200

250

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007TAHUN

AKI (

PER

1000

KH)

Sumber data : Profil kes 2006, Laporan PWS KIA

Beberapa penyebab utama kematian Ibu adalah perdarahan & eklamsia, secara rinci penyebab kematian ibu di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2001 S/D 2007

NO PENYEBAB KEMATIAN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 Perdarahan 4 4 5 2 2 3 2 2 Eklamsia 2 2 2 - - 2 3 Infeksi 2 1 1 - 1 1 4 Emboli Air Ketuban - - - - - 1 5 Malaria 2 - - - - 6 KP Aktif - - 1 - - 7 P Jantung 1 - 2 1 1 1 1

8 Meningo Encephalitis - - - - 1

9 Lain-lain - - 1 1 - 1

TOTAL

11

7

12

4

5

6

6 Sumber ; hasil audit

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

21

Page 22: Profil Kesehatan 2007

B. Angka Kesakitan

Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis Malaria, Demam Derdarah, dan

Diare. Pada tahun 2001 Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria

tinggi dimana mencapai angka 85 permil dengan jumlah penderita lebih dari 37.000.

Kemunculan kasus demam berdarah selalu terjadi dan menimbulkan keresahan

ditengah masyarat walaupun tidak terlalu tinggi. Kasus Diare mempunyai persebaran

yang khas dimana pada musim penghujan permasalahan ada di wilayah selatan

(rawan banjir) dan di musim kemarau berada di wilayah utara yang rawan

kekeringan.

Selain itu penyakit yang mempunyai dampak sosial di kulonprogo adalah penyakit TB

paru dimana dari sisi Penemuan penderita dirasa belum optimal sehingga angka

yang tertera di bawah belum menggambarkan yang sesungguhnya.

Kasus HIV AIDS pantas menjadi pusat perhatian dimana sejakl tahun 2002

ditemukan 9 kasus 7 diantaranya meningggal dunia.

Gambaran perkembangan penyakit utama tersebut terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.3

Angka kesakitan 6 penyakit menular di kab. Kulon progo tahun 2003 – 2007

TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007

No ANGKA KESAKITAN Abs. Ra

te Abs. Rate Abs. Ra

te Abs. Rate Abs. Rate

1. Malaria (1.000 pddk)

3.143 7 534 1,2 248 0,4 160 0,3 94 0,02

2. DBD (1000 pddk)

120 0.26 237 0,52 23 0,05 71 0,15 86 0,18

3. Diare ( 1.000 pddk)

6.140 1,37 6.659 1.47 9.386 2.06 7.961 1.74 8.524 1,86

4. TBC Paru (100.000 pddk)

87 19,29 109 24,07 122

26,77 123 26.82 109 23,74

5. ISPA (% ) 24.322 2,8 26.484 5,85 56.498 12,4 52.297 11,4 45.739 9,5

6 HIV - AID 1 1 1 3 2

Sumber data : LKPJ Bupati Kulonprogo/ Masterplan Dinas Kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

22

Page 23: Profil Kesehatan 2007

a. Malaria

Grafik 4.4API Malaria di Kabupaten Kulonprogo

Tahun 2000-2007

permil

API 85,9 83,5 63,3 7 1,2 0,4 0,3 0,2

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Kasus malaria di kabupaten Kulon Progo menunjukkan jumlah kasus yang menurun

bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya dari API 85,9 pada tahun 2000

menjadi hanya 0,2 permil pada tahun 2007.

Perkembangan daerah rawan malaria tinggi (Hight Case Incident = HCI) mengalami

penurunan dan tahun 2006 sudah tidak ditemukan lagi kasus malaria. Daerah bebas

(tidak ditemukan malaria) juga semakin banyak dimana pada tahun 2000 hanya 6

desa yang tidak ditemukan malaria menjadi 94 pada tahun 2007.

b. Diare

Grafik 4.5 Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000-2007

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

%

DIARE 2,61 1,34 1,04 1,36 1,52 2,06 1,74 1,84

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Trend kasus diare di Kabupaten Kulonprogo cenderung konstant sejak tahun 2005

antara 1,5 – 2 % penduduk menderita diare per tahun.

c. Penyakit DBD Trend kasus demam berdarah dalam 3 tahun terakhir terlihat mengalami kenaikan

dari 23 kasus tahun 2005 menjadi 86 pada tahun 2007.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

23

Page 24: Profil Kesehatan 2007

Grafik 4.6Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk

di kab Kulonprogo Tahun 2000-2007

0

20

40

60

per 1

00.0

00 p

ddk

DBD 9,95 12,35 12,31 26,68 52,12 5,05 15,48 18,732000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

d. Penyakit Tuberculosa paru

Sedangkan angka morbiditas (penemuan TB paru BTA + baru) sejak tahun 2004

mengalami penurunan, yaitu dari 24,07/100.000 pddk pada tahun 2004, menjadi

21,7/100.000 pddk pada tahun 2005 dan tahun 2006 menjadi 15,04/100.000 pddk

dan tahun 2007 13,5%. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini

Grafik 4.7Angka Kesakitan TB paru per 100.000 penduduk

di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2000-2007

0

6

12

18

24

30

per 1

00.0

00 p

ddk

TB PARU 5,2 5,61 6,71 19,29 24,07 21,7 15,04 13,5

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

e. Penyakit kelamin / HIV

Tahun 2003 dalam menjaring penderita penyakit kelamin / HIV diperiksa 108 sampel

darah pada resiko tinggi ternyata ditemukan 2 orang positif HIV. Tahun 2003

diperiksa 40 sampel darah pada resiko tingggi, ditemukan 1 orang positif penderita

penyakit HIV ( status penduduk masih diragukan sebagai warga Kulon Progo ).

Tahun 2006 dan 2007 jumlah penderita ditemukan per tahun 2 orang.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

24

Page 25: Profil Kesehatan 2007

Grafik 4.8Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulonprogo

Tahun 2002-2007

0

5

10

KasusKomulatif

Kasus 1 2 1 1 2 2

Komulatif 1 3 4 5 7 9

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Sumber ; KPAD Kulonprogo

C. Pola Penyakit Dari data tentang pola penyakit di puskemas tahun 2007, diketahui bahwa pola

penyakit pada semua golongan umur didominasi penyakit infeksi akut lain pada saluran

pernafasan atas, kemudian disusul dengan pusing dan hipertensi primer. Hal ini dapat

terlihat pada tabel dibawah : Tabel 4.4

10 Besar Penyakit Di Puskesmas Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 Infeksi acut lain pada sal pernafasan atas 47.536

2 Hipertensi Primer 28.393 3 Pusing 27.977 4 Nasopharingitis acut 22.065 5 Reumatik Artristik Lain 14.747 6 Influensa Virus tdk teridentifikasi 13.539 7 Gastritis 13.364 8 Penyakit gusi dan jaringan periodental 12.157 9 Penyakit pulpa & jaringan peripikal 11.019 10. Artristis lainnya 10.823

Sumber data : Laporan simpus

Dari tabel ditas menunjukkan gambaran bahwa penyakit tidak menular kususnya

hipertensi menjadi masalah yang cukup serius demikian pula dengan permasalahaan

tentang kesehatan gigi.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

25

Page 26: Profil Kesehatan 2007

Tabel 4.5

10 Besar Penyakit Di Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tahun 2007

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 Konjungtivitas dan gangguan lain konjungtiva 957

2 Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan lainnya 912 3 Gangguan refraksi & akomodasi 776 4 Gejala, tanda & penemuan klinik & laboratorium

tdk normal lainnya YTK di tempat lain 559

5 Demam yang tidak diketahui sebabnya 515 6 Peyakit telinga & prosesus mastoid 465 7 Nyeru punggung bawah 318 8 Hipertensi primer 298 9 Diare & GE oleh penyebab infeksi tertentu 274

10. Dispepsia 265 Sumber data ; SPR2S Pola penyakit rawat jalan di RSUD didominasi gangguan kesehatan pada mata dan

penyakit tidak menular sedangkan penyakit menular menempati uruitan bawah

Tabel 4.6 10 Besar Penyakit Di Rawat Inap

Di Rumah Sakit Tahun 2007

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 Diare & gastroenteristis oleh penyebab infeksi tertentu

725

2 Gejala, tanda & penemuan klinik & laboratorium tdk normal lainnya YTK di tempat lain

264

3 Gagal jantung 209 4 Diabetes melitus tidak bergantung insulin 185 5 Infrakserebral 175 6 Asma 172 7 Faringitis akut 159

Katarak & gangguan lain lensa 158 9 Hernia Inguinal 155

10. Penyakit Apendiks 150 Sumber data : SP2RS Pola penyakit rawt inap masih didominasi penyakit menular khususnya diare &

gastroenteristis oleh penyebab inbfeksi serta mnifestasi penyakit infeksi lain. Penyakit tidak

menular juga mulai dirasakan seperti jantung dan diabetes.

Secara umum trend penyakit menular yang berobat di puskesmas dan rumah sakit perlu

mendapat perhatian yang cukup besar.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

26

Page 27: Profil Kesehatan 2007

D. Status Gizi

Dalam rangka peningkatan status gizi masyarakat telah dilaksanakan berbagai upaya

program perbaikan gizi baik pada ibu hamil, bayi dan balita. Pemantauan status gizi

merupakan salah satu komponen Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi.

Hasil pemantauan status gizi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2001 - 2007 dapat

dilihat pada tabel dibawah:

Sumber data: Master plan, Lap PSG

Grafik 4.9Persentase Status Gizi balita di kabupaten Kulonprogo

Tahun 2001-2007

0

2040

6080

100

%

Gizi buruk 1 1,4 1,08 1,29 1,13 1,24 1,07

Gizi kurang 20,02 18,74 13,35 13,65 11,61 11,68 10,94

Gizi baik 78 7 8,68 9,24 4,59 84,09 86,27 85,96 87,03

Gizi lebih 0,38 0,61 0,98 0,97 0,95 1,12 9,36

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Dari data tersebut diatas terlihat bahwa prosentase gizi buruk dan gizi kurang

mengalami penurunan. Walaupun terjadi penurunan, tetapi dengan masih adanya

status gizi buruk dan gizi kurang upaya peningkatan status gizi masyarakat perlu

ditingkatkan.

Untuk kondisi status gizi bumil dan bufas, diketahui bahwa 10,52 % bumil menderita

Kurang Energi Kalori ( KEK ) atau sekitar 827 bumil dari 7863 bumil yang ada, dan

berdasarkan hasil survey tahun 2001 ternyata 60 % bumil menderita anemia .

Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas baru mencapai 72,23% dari target yang

diharapkan 90%. Demikian juga dengan pemberian tablet Fe pada ibu hamil (Fe III)

masih dibawah target yang diharapkan yaitu baru mencapai 75,72% dari target 80%,

sehingga penurunan angka anemia bumil baru bisa mencapai 29,54% dari 60% target.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif (E6) baru mencapai 7,32 % dari target 30%.

Sedangkan pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI) pada tahun 2004 baru

mencapai 63,80% dari target 70%. Berdasar evaluasi GAKY yang dilakukan pada

tahun 2003 masih ditemukan kecamatan yang termasuk daerah endemik yaitu dengan

prevalensi TGR > 5 % yaitu 8,33 % di Kecamatan Kokap dan 12.50% di Kecamatan

Samigaluh.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

27

Page 28: Profil Kesehatan 2007

BAB V SITUASI PELAYANAN KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Fungsi puskesmas masih merupakan pusat pemberdayaan masyarakat, penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan . Jenis

pelayanan kesehatan wajib yang dilaksanakan oleh puskesmas adalah

penyelenggaraan kesehatan Ibu dan Anak termasuk upaya perbaikan Gizi,

Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan lingkungan, promosi dan Pemberdayaan,

Pengobatan dasar dan laboratorium sederhana, Pencatatan dan pelaporan. Sedangkan

penilaian kinerja puskesmas mengacu kepada Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas

yang dikeluarkan Depkes dengan beberapa penyesuaian. Indikator kinerja pokok

adalah SPM.

Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di kabupaten Kulonprogo pada tahun 2007

sebanyak 20 puskesmas terdiri dari 5 puskesmas dengan Tempat Tidur dan 15

puskesmas tidak dengan tempat tidur , 63 puskesmas pembantu dan 26 unit

puskesmas keliling. Beberapa puskesmas tanpa tempat tidur mengembangkan

pelayanan Rumah Bersalin dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan kepada

masyarakat, yaitu di puskesmas panjatan dan Lendah I. Sedangkan puskesmas dengan

tempat tidur mengembangkan upaya pelayanan kesehatan radiologi sebagai penunjang

pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas Sentolo I dan Temon I. Disamping pelayanan

kesehatan pemerintah juga terdapat pelayanan kesehatan swasta yang berupa Balai

Pengobatan dan Rumah Bersalin, dokter praktek 79 orang , dokter spesialis 25 orang ,

dokter gigi 19 dan bidan praktek 110 orang serta pelayanan farmasi (apotik).

Jumlah Kunjungan baru rawat jalan puskesmas tahun 2007 sebesar 24,6 % ,

sedangkan kunjungan untuk rawat inap di puskesmas 0,6% penduduk. Akses

pelayanan masyarakat miskin selama tahun 2007 sejumlah 158.042 atau akses rate

sebesar 50%. Sementara itu tingkat kepuasan pelanggan tahun 2007 rata rata

mencapai 68-77 %

B. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penanggulangan Klb. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Beberapa penyakit menular

tertentu menjadi perhatian selama tahun 2007 antara lain malaria, DBD, Flu burung,

Diare, ISPA, HIV/AIDS, Kecacingan, AFP, TB paru dan kusta serta mengembangkan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

28

Page 29: Profil Kesehatan 2007

upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB Keberhasilan penurunan kesakitan malaria menjadi prestasi tersendiri dari jumlah

penderita malaria tahun 2000 sebesar 38.000 orang menjadi hanya 94 penderita pada

tahun 2007 yang sebagian besar kasus import. Tahun 2007 juga menurun dari

keadaan tahun 2006. Secara epidemiologi angka kesakitan malaria kabupaten (API/

Annual Parasit Insident) jauh dibawah 1 permil yaitu berkisar 0,02 permil menurun dari

tahun 2006 sebesar 0,03 permil. Daerah dengan tingkat kejadian malaria tinggi (High

case Insident) tidak ditemukan lagi pada tahun 2007. Keberhasilan Kabupaten Kulon

Progo dalam penanganan penyakit malaria tersebut pada tahun 2007 mendapat

Anugrah dari Menteri Kesehatan berupa Manggala Karya Bakti Husada Aruntala.. Sedangkan Kasus Demam Berdarah terlihat belum mampu diatasi dengan jumlah

kejadian DBD selama tahun 2007 sebanyak 81 kasus. Tinggginya kejadian

kemungkinan erat kaitannya dengan Gerakann PSN yang belum berhasil mengingat

angka Bebas Jentik baru mencapai 83% dari tingkat keamanan 95% sesuai SPM dan

Epidemiologi. Penanggulangan penyakit Avian Influenza (AI) dilakukan dengan terus memantau

kejadian kontak manusia pada wabah AI unggas, suveilans pasif ILI dan Cluster

Pneumonia di Puskesmas/ Rumah Sakit. Tim Penanggulangan AI kabupaten telah

terbentuk berdasarkan SK Bupati No 53 tahun 2004. Perhatian dari WHO ditunjukkan

dengan adanya penempatan petugas khusus surveilans (District Surveilance Officer)

sebanyak 2 orang yang bekerjasama dengan PDS (Partisipatory Disease Searching)

dan PDR(Partisipatory Disease Respon) yang ada di peternakan. Dari sebanyak 141

Kejadian flu burung pada unggas baru sebanyak 24 dilakukan kontak survei atau

sekitar 15 %. Dari sejumlah 87 orang yang diperiksa sebagai kontak ditemukan 4 kasus

menderita ILI (syndroma mirip flu), tidak ditemukan penderita flu burung. Peta daerah

rawan AI berada di wilayah Nanggulan, Sentolo dan Galur. Penanggulangan TB paru di Kabupaten Kulon Progo telah menemukan 109 penderita

positip dengan CDR (case detection rate/ angka penemuan kasus) sebesar 37,2%

dibawah target yang ditetapkan yaitu 70% hal ini disebabkan masih adanya stigma di

masyarakat tentang TB paru, perasaan malu dan menganggap TB sebagai penyakit

orang miskin. Dari sisi tata laksana terlihat bahwa tingkat kesembuhan sebesar 59%

dengan target kesembuhan adalah 85%, angka ini sebenarnya belum menggambarkan

yg sebenarnya karena masih terdapat penderita yang menjalani pengobatan. Kasus kusta baru ditemukan sebanyak 2 orang dan semua melakukan pengobatan

MDT (Multi Drug Therapy), sedangkan angka RFT dari yang telah diobati mencapai

kepatuhan tinggi 100 %.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

29

Page 30: Profil Kesehatan 2007

Kejadian Diare masih terlihat dominan di musim penghujan di daerah selatan (daerah

banjir) dan musim kering di daerah dengan kesulitan air bersih (pegunungan). Angka

penemuan diare secara keseluruhan adalah 18,4 per seribu penduduk.

Penatalaksanaan penderita telah berjalan dengan baik dengan makin meluasnya

penggunaan oralit (67,78%) untuk rehidrasi pada penderita diare. Adapun hasil

penemuan penderita diare pada balita adalah sebanyak 3.098 kasus dengan 100 %

kasus ditangani. Kasus penyakit yang mulai perlu diperhatikan adalah tentang HIV AIDS dari data yang

dikumpulkan mulai tahun 2002 – 2007 telah teridentifikasi penduduk Kulon Progo yang

menderita HIV AIDS sebesar 14 orang.Tahun 2007 sendiri dari 101 sampel darah yang

diperiiksa diperoleh 2 kasus HIV AIDS positip. Upaya yang dilakukan dalam antisipasi

penyebar luasan kasus HIV telah dilaksanakan penyelenggaraan seminar pencegahan

HIV / AIDS, koordinasi KPAD serta memberikan penyuluhan terhadap resiko tinggi,

serta peningkatan sistem kewasapadaan dini terhadap kemungkinan timbulnya kasus

di masyarakat. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah tentang pengamatan penyakit dan

penanggulangan KLB. Untuk kegiatan pengamatan penyakit di desa telah

dikembangkan Juru Surveilans Desa sejumlah 75 orang, Telah dilakukan sosialisasi

tentang kegiatan pengamatan penyakit melalui desa siaga sejumlah 20 Desa Siaga.

Identifikasi KLB yang terjadi selama tahun 2007 adalah sebanyak 5 kali dan

ditanggulangi dalam waktu 24 jam sejak laporan diterima. Pelaksanaan pengamatan penyakit PD3I termasuk AFP terlihat penderita PD3I yang

tercatat cukup rendah. Hal ini belum menggambarkan yang sebenarnya mengingat

tidak semua kasus campak dilakukan pemeriksaan serologis sehingga kemungkinan

under reporting karena keraguan diagnosis dan overdiagnosis karena tidak

dikonfirmasi tetap ada. Dari beberapa sample yang diperiksa diketahui bukan campak

tetapi Rubella . Dengan demikian untuk dapat diketahui seberapa besar kasus campak

(PD3I yg sering ditemukan) perlu dilakukan pemeriksaan case by case secara

laboratorium. Penemuan kasus AFP tahun 2007 sesuai yang diperkirakan 2 anak dan

dari hasil followup diketahui dapat sembuh saat kunjungan 60 hari. Hasil pemeriksaan

sample tinja juga tidak ditemukan virus polio liar.

C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Pelayanan Hygiene Sanitasi. Program pengembangan lingkungan sehat, beberapa kegiatan yang dipilih untuk

program ini antara laian, Pengawasan kualiatas air, pengawasan sanitasi industri,

pemantauan pencemaran, pengembagangan kawasan sehat , Hasil kegiatan tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

30

Page 31: Profil Kesehatan 2007

2007 terlihat bahwa hasil pemeriksaan kualitas air menunjukkan 15,5 % air yang

digunakan oleh masyarakat memenuhi syarat. Hasil inspeksi sanitasi terhadap 2400

unit diperoleh yang berisiko amat tinggi 3,55 % , resiko tinggi 20,9% dan rendah 46 %.

Pengawasan terhadap sanitasi industri diperoleh dari 679 yang diawasi diperoleh hasil

68,9 % memenuhi syarat kesehatan. Cakupan jamban keluarga dari 3.789 KK yang diperiksa 73% memiliki Jamban dan

63% jamban yang ada memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan pengelolaan limbah

Rumah tangga terihat 64 % melakukan pengelolaan dan baru 53 % pengelolaan

memenuhi syarat kesehatan.

Pelayanan hygiene Sanitasi meliputi kegiatan sertifikasi industri makanan rumah

tangga untuk menjamin produksi telah mengikuti cara-cara produksi yang baik. Selama

tahun 2007 telah dikeluarkan sertifikat penyuluhan bagi industri rumah tangga

sebanyak 50 sertifikat. Sertifikasi ini diharapkan menjamin keamanan produksi yang

dibuat. Kegiatan yang lain adalah melakukan grading terhadap rumah makan, salon

dan jasa boga Grading ini juga sebagai sarana pembinaan khususnya masalah sanitasi

mulai dari pemilihan bahan, pengolahan sampai penyajiannya. Dari 31 rumah makan

yang dilakukan grading diperoleh grade A=0, B=5 , c=26. Untuk salon 50 yang

diperiksa dengan hasil kualifikasi C ada 35 salon dan kualifikasi D ada 15 salon,

kemudian jasa boga dari 20 yang diperiksa diperoleh hasil katagori A1 sebanyak 14,

A2 tidak ada, dan A3 sebanyak 6.

D. Perbaikan Gizi Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat, sesuai dengan SPM maka ukuran dari program

perbaikan gizi masyarakat tercermin dalam indikator status Gizi Mayarakat. Jumlah

Balita Gizi buruk hasil Pemantauan Status Gizi menurun dari 244 pada tahun 2006

menjadi 209 pada tahun 2007 atau 1% dari seluruh balita berhasil mencapai angka

kurang dari 2 % yang ditargetkan, sedangkan status gizi lebih cenderung sedikit

menglami kenaikan dari 0,95% pada tahun 2006 menjadi 1,22% pada tahun 2007.

Proporsi Balita yang ditimbang mencapai angka 81,5 % sedangkan target adalah 80%.

Hasil penimbangan dari balita yang naik timbangannya pada tahun 2007 sebesar 64 %

melebihi dari target 60%. Jumlah balita yang memperoleh vit A dosis tiinggi sebesar

93,5% melebihi dari Standart SPM 90%.

Jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 butir belum mencapai target 90%

sebesar 78,69% hal ini berkaitan dengan beberapa keluhan subyektif ibu hamil tentang

mual-mual setelah mengkonsumsi tablet Fe dan mengganti dengan suplemen tambah

darah obat-obat paten yang dapat dibeli di apotik dan toko obat yang besarnya tidak

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

31

Page 32: Profil Kesehatan 2007

terdeteksi sistim informasi kesehatan yang ada. Pencapaian ASI eksklusif selama 6

bulan masih merupakan masalah dari ketentuan SPM 80 % baru mencapai sekitar

32,75 % . Hal ini menyangkut budaya yang berkembang setelah bayi berumur 4 bulan

mulai dikenalkan dengan makanan lembek, juga pola perilaku yang tidak mendukung

misalnya pemberian cuti bagi pegawai hanya 3 bulan demikian pula dengan wanita

yang bekerja untuk keluarga di sektor luar pegawai yang sangat memungkinkan

asupan makanan dan minuman selain ASI. Dari sisi pendataan juga sangat kesulitan

bahkan sangat tidak mungkin untuk menunggu ibu menyusui sepanjang hari atau recall

yang harus dilakukan maskimal 24 jam.

Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita dilakukan melalui kegiatan Imunisasi.

Hasil pencapaian Imunisasi terlihat meningkat cukup tajam dari pencapaian desa UCI

(desa dengan cakupan imunisasi campak minimal 80%) dari 87 % pada tahun 2006

menjadi 94% pada tahun 2007.

E. Pelayanan Farmasi Dan Pengawasan Obat Dan Makanan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang memuat kegiatan perencanaan,

pengadaan, distribusi dan pengawasan.Tingkat ketersediaan obat sebesar 96 % dari

perkiraan obat yang diperlukan, walaupun bila dilihat dari masing-masing item terdapat

ketimpangan adanya ketersediaan yang dibawah 10% dengan yang lebih dari 100% .

Sesangkan untuk jaminan kualitas terlihat 100% obat yang disediakan adalah sesuai

dengan Daftar Obat Esensial Nasional dan Generik. Sedangkan tingkat efisiensi yang

diukur dengan proporsi penulisan obat generik di fasilitas layanan kesehatan

pemerintah sebesar 100 %. Biaya perkapita obat tahun 2007 sebesar Rp. Dibawah

angka nasional Rp. 5.000,- yang ditargetkan.1.542,-

Program Pengawasan obat dan makanan dilaksanakan melalui upaya pemantauan

peredaran dan keamanan pangan dari pemakaian Bahan Makanan Tambahan. Hasil

kegiatan tahun 2007 dilaksanakan sebanyak.81 sarana peredaran obat masih dijumpai

adanya produk jamu & obat yang tidak memenuhi syarat mutu maupun kewenangan

distribusi misal toko obat menjual obat keras.

F. Promosi Dan Pemberdayaan Masyarakat Program promosi dan pemberdayaan masyarakat meliputi pengembangan media

promosi, pemberdayaan generasi muda, pemberdayaan UKBM, pembinaan sekolah

sehat, penyuluhan PHBS dan penyebaran informasi kesehatan. Pengembangan media

promosi pada dasarnya sebagai kegiatan penunjang terhadap upaya promosi dan

pemberdayaan yang berupa pembuatan media seperti leaflet, brosur, CD penyuluhan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

32

Page 33: Profil Kesehatan 2007

dll. Upaya pembinaan generasi muda ditujukan kepada kelompok karang taruna dan

Saka Bakti Husada (SBH). Jumlah Kelompok pemuda yang dibina selama tahun 2007

ada 2 kelompok. Upaya pengabdian masyarakat terutama dari SBH sebanyak 3 kali.

Pemberdayaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) diperoleh hasil dari pengkajian

profil UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Posyandu di Kabupaten Kulon

Progo berjumlah 954 buah dengan kriteria Posyandu Purnama dan Mandiri 495 buah

atau 4 2% sedikit di atas target SPM yang hanya 40%. Desa Siaga yang telah

terbentuk sebanyak 63 desa dan telah dilengkapi bangunan Poskesdes sejumlah 20

desa.

Pembudayaan PHBS terlihat baru mencapai 33%. Permasalahan utama

pembudayaan PHBS di tataran rumah tangga adalah merokok yang memang masih

memerlukan upaya untuk pemecahan lebih serius dengan peraturan daerah tentang

larangan merokok di tempat tertentu yang sampai saat ini belum ada.

G. Upaya Peningkatan Keselamatan Ibu Dan Anak Program peningkatan keselamatan kesehatan Ibu dan anak, dilakukan dengan 2

kegiatan pokok yaitu pelayanan kesehatan Ibu dan bayi serta pelayanan kesehatan

anak prasekolah dan sekolah. Indikator sesuai dengan SPM untuk mengukur program

ini adalah cakupan pelayanan kesehatan pada ibu hamil K4 (kunjungan ke 4) sebesar

83,78% angka ini meningkat dari tahun 2006 sebesar 78%. Persalinan oleh tenaga

kesehatan sebesar 93,95% meningkat dari tahun 2006 sebesar 82,86%. Kunjungan

neonatal mencapai angka 91,85% hampir melampaui target yang ditetapkan 81% di

tahun 2007, serta target Indonesia Sehat 2010 sebesar 90%. Kunjungan bayi minimal

4 kali tercapai 88,04% masih dibawah target SPM 90% Jumlah bayi berat lahir rendah

(BBLR) yang ditemukan sebanyak 204 (3,75%) dan 100% ditangani. Sedangkan

pelayanan kesehatan bagi anak prasekolah dan sekolah telah dilakukan deteksi dini

pada balita sejumlah 15.890 anak atau sebesar 56,24% hal ini menyangkut

keterbatasan tenaga dimana untuk deteksi dini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Sedangkan apabila dilihat dari deteksi yang juga dibantu oleh kader melalui

penimbangan di posyandu dapat mencapai lebih dari 80%. Penjaringan anak sekolah

khususnya siswa kelas 1 SD/MI sederajat dilakukan screening terhadap 6.395 anak

atau sekitar 97%.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

33

Page 34: Profil Kesehatan 2007

H. Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui APBD 2007 melaksanakan pengawasan

kesehatan haji kepada 257 jemaah haji dan memberikan imunisasi meningitis. Hasil

kegiatan pelacakan terhadap seluruh jamaah tidak ditemukan jamah haji asal Kulon

Progo yang menderita sakit meningitis. Pelayanan kesehatan jiwa tahun 2007 melayani

sejumlah 4637 jiwa (2%) masih jauh dibawah target SPM 15% dari total kunjungan.

Pelayanan kesehatan jiwa ini tidak hanya dilakukan pada penderita psikosa & neurosa

saja tetapi juga kepada penderita gangguan mental akibat konsumsi obat psikoaktif

(alkohol, sedativa dll). Angka capaian yang rendah kemungkinan keengganan

penderita yang menganggap gangguan jiwa sebagai hal biasa misalnya susah tidur,

pikiran gelisah dll. Sementara itu untuk menjamin keselamatan dan diterimanya

pelayanan kesehatan yang profesional bagi masyarakat dilakukan pemantauan dan

sertifikasi terhadap insitusi pelayanan kesehatan dan praktek pribadi swasta Sampai

tahun 2007 seluruh dokter dan bidan praktek swasta telah memiliki ijin praktek.

Sedangkan pertumbuhan sarana pelayanan kesehatan swasta sampai akhir tahun

2007 sebanyak 5 RS Swasta, 1 RS Khusus, 6 BP, 8 RB, 15 Apotik, 2 Toko obat

berijin, 2 Optik berijin.

I. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia/ usila, sesuai dengan peningkatan

derajat kesehatan dengan konsekuensi umur harapan hidup makin panjang dan

rendahnya tingkat kelahiran maka kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus.

Kegiatan pelayanan kesehatan lansia meliputi pembinaan kelompok, pemeriksaan

berkala dan pemberian PMT. Jumlah kelompok Lansia yang dibina sebanyak 274

kelompok, terselenggaranya posyandu lansia dan pemberian PMT terhadap 20

kelompok lansia. Sebanyak 60 desa telah dilakukan pembinaan untuk pelayanan

Lansia baik berupa penyuluhan, kunjungan petugas maupun kegiatan pemeriksaan

berkala. Cakupan pelayanan keehatan usila tercatat mencapai 78,83% di atas target

2010 yaitu 70%.

J. Program Penelitian & Pengembangan Kesehatan Program penelitian dan pengembangan kesehatan menyediakan informasi yang

berguna bagi pengambil kebijakan melalui kegiatan kajian data rutin dan data kejadian

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

34

Page 35: Profil Kesehatan 2007

penyakit serta masalah kesehatan terkini. Dinamika kegiatan ini terlihat dengan

terselenggaranya forum pertemuan Tim Epidemiologi Kabupaten tiap sabtu dan kajian

masalah yang lebih detail dengan menghadirkan nara sumber tertentu pada tiap bulan.

Tim ini bertugas memberi rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk

penanganan masalah kesehatan. Selama tahun 2007 telah dihasilkan minimal 10

rekomendasi dengan 7 (70%) diantaranya ditindaklanjuti dengan kebijakan untuk

pelaksanaan. Rekomendasi utama menyangkut penanganan KLB atau kejadian

penyakit dan juga rekomendasi tentang ketersediaan obat serta penyelenggaraan

Desa Siaga. Untuk melihat capaian kinerja di puskesmas juga dilakukan penilaian

kinerja dengan standarisasi utama adalah pencapaian SPM. Tahun 2007 merupakan

permulaan penilaian yang dilakukan melalui tahap penyusunan instrumen dan

penilaian. Dari 20 puskesmas seperti tercermin dalam profil kesehatan beberapa

puskesmas terlihat mencapai target dan beberapa lainnya tidak mencapai target.

Variasi juga terjadi pada masing-masing kegiatan. Beberapa terlihat untuk upaya Peran

Serta Masyarakat terlihat puskesmas dengan lokasi bukan kota lebih unggul sementara

capaian layanan kesehatan perorangan untuk puskesmas perkotaan dan perawatan

lebih baik.

K. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program standarisasi pelayanan kesehatan meliputi kegiatan penetapan SOP, evaluasi

dan pengembangan standart pelayanan dan penilaian kinerja tenaga kesehatan.

Program ini dilaksanakan dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan. Selama

tahun 2007 telah ditetapkan 2 jenis standart pelayanan kesehatan, yaitu standart

pelayanan untuk internal dan eksternal yang memuat dengan jelas alur, unsur yang

terlibat, tugas dan tanggung jawab yang akan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan.

Sementara pemutakhiran data dilakukan dalam rangka menjamin informasi yang sahih

dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen. Penilaian kinerja

dokter dan paramedis sebagai tolok ukur tingkat profesionalisme pegawai dimana

standarisasi kualifikasi tenaga dapat menjadi contoh untuk tenaga lainnya.

L. Program Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

dalam kerangka Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan antara lain , rata-rata

komputer tiap puskesmas tahun 2007 5-6 komputer dan rata-rata tiap unit/bagian di

dinas kesehatan 2-4 buah. Disamping komputer juga tiap-tipa puskesmas dilengkapi

sarana penyebaran informasi berupa 1 paket perangkat penyebaran informasi terdiri

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

35

Page 36: Profil Kesehatan 2007

dari Laptop, LCD, TV dan DVD. Dari sisi software sejak tahun 2002 telah

mengambangkan software untuk Pemetaan Penyakit Menular, Sistim Informasi

Manajemen Puskesmas dan terakhir pada tahun 2007 untuk pengembangan Sistim

Informasi Kesehatan Terpadu (IHIS).

Sumberdaya manusia pengelola Sistim Informasi tahun 2007 telah tersedia tenaga

yang mampu menguasai dasar-dasar Sistim Informasi Kesehatan , manajemen data,

Pengembangan media interaktif, desain web serta jaringan kerja (LAN) termasuk telah

selesainya tugas belajar D3 informasi kesehatan sebanyak 3 orang.

Perkembangan manajemen kesehatan mendorong dan menuntut agar terwujud

suatu Sistem Informasi Kesehatan yang handal, maka kebutuhan untuk terciptanya

Local Area Network (LAN) menjadi hal yang mutlak. LAN ini menghubungkan semua

seksi/bagian dalam Dinas Kesehatan (intern) maupun antara Dinas Kesehatan dengan

Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Kondisi geografis

yang sulit justru menjadi pemicu perlunya diterapkan LAN (20 psk) antara Dinas

dengan Puskesmas (14 pusk), karena pada akhirnya kecepatan dalam memperoleh

data/informasi kesehatan menjadi hal yang sangat utama dalam rangka

pengembangan SIK ini, disamping ketepatan data/informasi yang disampaikan.

Penyebarluasan informasi secara tanpa batas juga telah menjadi kebutuhan public

sehingga tahun 2007 telah pula dirintis pembuatan website dinas kesehatan baik

secara internal maupun public. Secara internal dikembangkan melalui weblokai

dinkes.com dan secara puplik melalui dinkeskp.nr walaupun masih taraf uji coba dan

terus dikembangkan.

M. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemitraan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan dengan PT Askes, jamkesos &

Jamsostek tahun 2007 mampu menjamin pelayanan kesehatan praupaya sejumlah

53,25 % penduduk. Dengan demikian peluang atau pasar untuk pengembangan

Jamkesda memiliki besaran sekitar 47% penduduk.

N. Pelayanan Kesehatan Rujukan Jumlah Sarana Rumah Sakit di Kabupaten Kulonprogo terdiri 1 RSUd dan 8 RS

swasta. Pelayanan dokter spesialis dasar 4 macam dilayani di Rumah sakit Umum

daerah wates. Jumlah layanan spesialis dapat dilayani oleh 47 tenaga spesialis

(beberapa dokter merangkap). Sedangan BOR untuk RSUD wates sebsar 79% dengan

rata-rata lama hari rawat 4 hari. Sedangkan untuk Rumah sakit swasta BOR bervariasi

antara 2 – 36%.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

36

Page 37: Profil Kesehatan 2007

Sarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah Wates untuk

mendukung operasional pelayanan kesehatan diantaranya tanah seluas 31.015

m2 meliputi luas bangunan lama 9719 m2, dan pada tahun 2007 ditambah

bangunan Bangsal Kelas II 360 m2, dan ruang jenazah 340 m2 melalui dana

tugas pembantuan. Sedang sisa luas tanah dipergunakan untuk taman, tempar

parkir, selasar dan halaman. Adapun sarana pendukung lainnya yaitu peralatan

medis, peralatan non medis, kendaraan dinas, dan inventaris lainnya. Pada tahun

2007 telah dilakukan pengadaan alat kesehatan 1 paket, obat-obatan 1 paket,

mebelair rumah sakit 1 paket, perlengkapan rumah tangga rumah sakit 1 paket, alat

kedokteran 1 paket dan alat laboratorium 1 paket. Dalam perkembangannya masih

diperlukan penambahan bangunan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan .

Sedangkan sarana pendukung yang lain baik fisik maupun peralatan medis dan

non medis, kendaraan dinas serta inventaris lainnya setiap tahun dilaksanakan

pemeliharan dan pengadaan secara bertahap untuk mencukupi kelengkapan yang

ada.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

37

Page 38: Profil Kesehatan 2007

BAB VI

SUMBERDAYA KESEHATAN

A. Tenaga Kesehatan Rasio tenaga dokter di kabupaten kulonprogo tahun 2007 sebesar 22,86 per 100.000

penduduk masih dibawah standart Indikator Indonesia sehat 40 per 100.000. penduduk,

dokter spesialis 10,23 diatas standart Indonesia Sehat 6 per 100.000 penduduk, namun

angka ini tidak dapat menggambarkan angka sebenarnya karena banyak dokter spesialis

berpraktek merangkap sampai 3-4 lokasi.Sehingga bila dirata-rata dokter specialist praktek

di 3 lokasi maka riil rasio menjadi 3 orang per 100.000 penduduk. Secara tabulair maka

perbandingan keberadaan dokter dan SDM kesehatan lain dengan rangkap tempat

pelayanan adalah sbb ;

Tabel 5.1

Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk di kab Kulonprogo tahun 2007

No Ketenagaan Indikator I Sehat

2010

Yang ada Keterangan

1 Dokter umum 40 22,86

2 Dokter spesialis 6 10,23

3 Dokter gigi 11 7,62

4 Apoteker 10 2,61

5 Bidan 100 38

6 Perawat 117,5 80

7 Ahli gizi 22 8

8 Ahli sanitasi 40 7,19

9 Ahli Kesehatan masyarakat 40 9,8

Sumber : data terolah

Dari tabel diatas terlihat bahwa SDM kesehatan untuk kabupaten Kulonprogo masih jauh

dibawah standart Nasional. Pemenuhan tenaga kesehatan diharapkan dapat dipenuhi

sesuai rasio yang ditetapkan baik melalui penempatan tenaga maupun kemudahan peran

swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan misal perijinan fasilitas kesehatan

maupun tempat prakktek swasta.

Keadaan diatas juga belum menggambarkan yang sebenarnya dimana dalam perhitungan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

38

Page 39: Profil Kesehatan 2007

terjadi duplikasi dokter sebagai contoh dokter spesialist sepintas terlihat terpenuhi namun

sebenarnya keberadaannya adalah merangkap di 3-4 fasilitas kesehatan sehingga riil

untuk dokter spesialist sebenarnya hanya 2,5 per seratus ribu penduduk. Perhitungan ini

juga berlaku untuk dokter umum dan tenaga lainnya.

B. Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan diukur dalam 3 hal yaitu tingkat kemandirian Pemerintah Daerah

dalam pemmbiayaan kesehatan yang diukur dengan proporsi APBD kabupaten terhadap

Total Biaya Kesehatan, Tingkat perhatian pemerintah daerah terhadap masalah kesehatan

yang diukur dengan besarnya proporsi APBD kesehatan terhadap Total APBD Kabupaten

serta tingkat kemampuan pemerintah daerah yang diukur dengan besarnya biaya

kesehatan perkapita penduduk.

Hasil analisis District Health Account tahun 2007 adalah sbb :

G ra f f i k.6 .1% A p bd ke s. T e rh a da p to ta l b ia y a ke se h a ta n

d i ku lo n p ro g o2 0 02 -2 00 7

0

1 8

3 6

5 4

7 2

9 0

AL O K A SI 79. 56 72 .44 5 1.54 77.0 7 73. 17 83 .11

2002 200 3 20 04 2005 2006 200 7

Dari grafik diatas terlihat perkembangan kemampuan Pemerintah daerah yang

menggembirakan dari 79 % tahun 2002 menjadi sekitar 83% dari seluruh pembiayaan

kesehatan yang ada.

Gambar dibawah menggambarkan tingkat perhatian Pemerintah terhadap kesehatan

cukup besar dan mempunyai trend yang menggembirakan sehingga pada tahun 2007

mencapai angka 9,4%

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

39

Page 40: Profil Kesehatan 2007

G r a f i k 6 . 2% A p b d k e s . T e r h a d a p t o t a l a p b d

d i k u l o n p r o g o 2 0 0 2 - 2 0 0 7

0

3

6

9

1 2

1 5

% A P B D K E S 6 . 9 4 5 . 7 5 4 . 5 2 5 . 7 1 5 . 0 4 9 . 4

2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7

N o n G a j i P N S

Gambar berikut menunjukkan perkembangan biaya kesehatan perkapita penduduk

Kulonprogo. Pembiayaan ini tidak menggambarkan besarnya biaya kesehatan yang

dikeluarkan pemerintah Daerah untuk pelayanan operasional tetapi termasuk didalamnya

adalah biaya investasi.

G r a f i k 6 . 3

P e m b i a y a a n k e s e h a t a n p e r k a p i t ad i k u l o n p r o g o ( d a r i a p b d k e s )

2 0 0 2 - 2 0 0 7

0

2 0 , 0 0 0

4 0 , 0 0 0

6 0 , 0 0 0

8 0 , 0 0 0

1 0 0 , 0 0 0

1 2 0 , 0 0 0

A L O K A S I 3 9 , 0 6 4 3 6 , 9 7 4 3 1 , 4 6 4 3 7 , 6 8 4 5 2 , 2 7 5 1 0 2 , 2 3 0

2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7

C. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Jumlah Peserta jaminan Pelayanan Kesehatan di kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 telah

mencakup 53 % penduduk dengan perincian, Peserta Askes PNS 9 %, jamkesmas 31 %,

Jamkesos 13,6 % dan jamsostek 0,24 %. Tabel 6.3

Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007

No Penjamin Jumlah Proporsi 1 Askes (PNS) 40.969 Jiwa 16,75 % 2 Askes (Jamkesmas) 141.893 Jiwa 58,02 % 3 Jamkesos 60.669 Jiwa 24,81 % 4 Jamsostek 1.019 Jiwa 0,24 % Jumlah 244.550 Jiwa 100 %

Proporsi thd penduduk 53,2%

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

40

Page 41: Profil Kesehatan 2007

BAB VII KESIMPULAN

Keberhasilan dan kekurangberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai

posisi sebagai kontributor sebanding bidang-bidang lain. Sedangkan untuk menilai

keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh jajaran kesehatan lebih

banyak tercermin dari beberapa indikator sensitif tiap-tiap program dan kegiatan. Dalam

pencapaiannya tidak ditentukan oleh urusan kesehatan semata, misalnya proporsi

persalinan oleh tenaga kesehatan yang juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan

budaya, menyangkut perilaku dan pemberdayaan.

Beberapa hal yang perlu disampaikan bahwa dalam mengatasi masalah

kesehatan tidak hanya ditentukan oleh sektor kesehatan semata. Berdasar teori Bloom,

derajat kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan, namun juga

faktor perilaku, lingkungan, dan faktor keturunan/kependudukan. Beberapa determinan itu

sendiri juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Upaya pencarian dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan juga sangat dipengaruh keadaan lingkungan dan perilaku. Perilaku juga

dipengaruhi oleh keadaan sosial, lingkungan fisik, ekonomi sosial dan budaya setempat.

Beberapa masalah kesehatan yang masih membebani Kabupaten Kulonprogo

antara lain:

1. Kematian bayi dan kematian ibu yang mempunyai trend meningkat

2. Penyakit menular DBD dan HIV meningkat

3. Penyakit Malaria, walaupun telah mengalami penurunan. Namun mengingat

penyakit ini pernah menjadi KLB di Kab. Kulon Progo, maka kewaspadaan

terhadap ini harus dipertahankan.

4. Kunjungan penyakit tidak menular cukup tinggi

5. Keterbatasan tenaga kesehatan

6. Tingginya kasus gizi buruk

.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

41