Upload
votu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DI INDONESIA
Kecuk Suhariyanto Kepala BPS
Disampaikan pada Diskusi Media FMB9
Senin, 30 Juli 2018
KERANGKA PAPARAN
PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA 1
TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA 2
Metodologi Kemiskinan
3
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs
approach) Handbook on Poverty and Inequality: The World Bank, 2009.
Metode ini dipakai BPS sejak TAHUN 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan
terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur
menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).
Sumber Data : Susenas. Mulai tahun 2011, survei dilaksanakan setiap bulan Maret dan
September
Komponen Garis Kemiskinan
4
Rp354,898
Rp593,108
Rp401,220
NTT
DKI Jakarta
Nasional
1. GK Makanan => setara dengan pemenuhan kebutuhan
kalori 2100 kkal per kapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis
komoditi
2. GK Non Makanan => kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan
(51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di
perdesaan)
Garis Kemiskinan berbeda untuk setiap
provinsi, pada Maret 2018:
●
Tidak Miskin
Miskin
Sangat Miskin (kronis)
●
●
●
● ●
● ●
● ●
●
Hampir Miskin
● ●
● ● A ●
B
●
●
Komponen Garis Kemiskinan (GK):
Note: Metode yang sama digunakan BPS sejak tahun 1998
Perkembangan Kemiskinan di Indonesia, Tahun 1999– 2018
5
Persentase Penduduk Miskin pada Maret 2018 sebesar 9,82 persen,
menurun 0,30 persen poin dibanding September 2017 yang sebesar 10,12 persen.
Jumlah Penduduk Miskin pada Maret 2018 sebesar 25,95 juta orang,
menurun 0,63 juta orang dibanding September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang.
47.97
38.74 37.87 38.39 37.34
36.15 36.80
39.30 37.17
34.96
32.53 31.02
30.12 30.01 29.25 28.71 28.17 28.61 28.28 27.73 28.59 28.51 28.01 27.76 27.77 26.58 25.95
23.43
19.14 18.41 18.20
17.42 16.66 16.69
17.75
16.58
15.42
14.15 13.33
12.49 12.36 11.96 11.66 11.36 11.46 11.25 10.96 11.22 11.13 10.86 10.70 10.64
10.12 9.82
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Mar-11 Sept-11 Mar-12 Sept-12 Mar-13 Sept-13 Mar-14 Sept-14 Mar-15 Sept-15 Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18
Penduduk Miskin (Juta) Persentase (P0)
6
10,70% 10,64%
10,12% 9,82%
Persentase Penduduk Miskin Menurut Perkotaan-Perdesaan, September 2016 – Maret 2018
7.73% 7.72% 7.26% 7.02%
13.96% 13.93% 13.47% 13.20%
September 2016 Maret 2017 September 2017 Maret 2018
Kota Desa
DISPARITAS KEMISKINAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN TINGGI
3.57 4.01 4.54
5.17 5.24 5.25
6.03 6.20 6.64 6.65 7.09 7.39 7.45 7.77 7.80 7.92
9.06 9.22
10.98 11.25 11.32 11.63 12.13
12.80 13.14
14.01 14.75
15.43 15.97
16.81 18.12
21.35 23.01
27.74
DKI Jakarta
Bali
Kalsel
Kalteng
Banten
Babel
Kaltim
Kepri
Malut
Sumbar
Kaltara
Riau
Jabar
Kalbar
Sulut
Jambi
Sulsel
Sumut
Jatim
Sulbar
Jateng
Sultra
DI Yogyakarta
Sumsel
Lampung
Sulteng
NTB
Bengkulu
Aceh
Gorontalo
Maluku
NTT
Papbar
Papua
7
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI,
MARET 2018
27 provinsi mengalami penurunan persentase penduduk miskin. 5 provinsi dengan penurunan
persentase penduduk miskin tertinggi: Jawa Tengah (0,91 persen poin) Sulawesi Selatan (0,43 persen
poin) Jawa Barat (0,38 persen poin) Banten (0,36 persen poin) Sulawesi Tenggara (0,35 persen
poin)
7 provinsi mengalami kenaikan persentase penduduk miskin, diantaranya : Jambi (0,03 persen poin) Aceh (0,05 persen poin) Sulbar (0,07 persen poin) Kepri (0,08 persen poin) Lampung (0,10 persen poin) Kalimantan Utara (0,13 persen poin) Maluku Utara (0,20 persen poin)
Indonesia
9,82%
8
Faktor-faktor yang Terkait dengan Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Periode September 2017 - Maret 2018(1)
Inflasi umum pada periode September 2017-Maret 2018: 1,92 persen
Rata-rata pengeluaran perkapita/bulan untuk rumah tangga yang berada di 40 persen
lapisan terbawah selama periode September 2017-Maret 2018 tumbuh 3,06 persen.
Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6 persen pada Triwulan 1 2018, lebih tinggi
dibanding Triwulan 1 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
Program beras sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada Triwulan I
telah tersalurkan sesuai jadwal:
99.65% 99.66% 99.62%
0
50
100
Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018
Realisasi Distribusi Rastra Januari-Maret, 2018
Sumber : Bulog
9
Faktor-faktor yang Terkait dengan Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Periode September 2017 - Maret 2018(2)
Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 berada di atas angka 100, yaitu 101,94.
Kenaikan harga beras yang cukup tinggi yaitu mencapai 8,57 persen pada periode
September 2017-Maret 2018 disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak
secepat periode Maret 2017-September 2017. Pada periode Maret 2017-September 2017
harga beras relatif tidak berubah.
8,57%
Beras
2,81%
Telur Ayam Ras
4,87%
Daging Ayam Ras
49,91%
Cabai Rawit
53,87%
Cabai Merah
-4,19%
Gula Pasir
-0,60%
Minyak Goreng
-0,37%
Daging Sapi
Persentase Kenaikan/Penurunan Harga Beberapa Komoditas, September 2017- Maret 2018
Komposisi Garis Kemiskinan, Maret 2018
10
73,48%
GK Makanan
26,52% GK Bukan Makanan
Selama September 2017 – Maret 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,63 persen, yaitu dari Rp 387,160,- per kapita per bulan pada September 2017 menjadi Rp 401,220,- per kapita per bulan pada Maret 2018.
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada Maret 2018, komoditi makanan menyumbang sebesar 73,48 persen pada garis kemiskinan.
Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) Sumbangan Garis Kemiskinan (%)
Makanan Bukan
Makanan Total Makanan
Bukan Makanan
Total
Maret 2017 274 544 99 933 374 478 73,31 26,69 100,00
September 2017 283 964 103 196 387 160 73,35 26,65 100,00
Maret 2018 294 806 106 414 401 220 73,48 26,52 100,00
Perubahan Mar’17 – Mar’18 (%) 7,38 6,48 7,14 - - -
Perubahan Sep’17 – Mar’18 (%) 3,82 3,12 3,63 - - -
Catatan : Inflasi umum pada periode September 2017 – Maret 2018 sebesar 1,92%
Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar Terhadap Garis Kemiskinan September 2017 – Maret 2018 (Persen)
11
Jenis Komoditi September 2017 Maret 2018
Perkotaan (%) Perdesaan (%) Perkotaan (%) Perdesaan (%)
KOMODITI MAKANAN
Beras 18,80 24,52 20,95 26,79
Rokok kretek filter 9,98 10,70 11,07 10,21
Telur ayam ras 3,63 3,18 4,09 3,28
Daging ayam ras 3,36 2,22 3,55 2,08
Mie instan 2,24 2,11 2,43 2,21
Gula pasir 2,17 2,95 2,24 3,07
Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,72 1,70 1,88 1,93
Kue basah 1,58 1,74 1,78 1,77
Tempe 1,50 1,45 1,74 1,63
Tahu 1,45 1,37 1,70 1,54
KOMODITI BUKAN MAKANAN
Perumahan 8,79 7,36 8,30 6,91
Bensin 4,24 3,18 4,36 3,69
Listrik 3,85 2,04 3,89 2,01
Pendidikan 2,14 1,24 1,99 1,23
Perlengkapan mandi 1,30 1,11 1,30 1,11
Garis Kemiskinan Maret 2018 Terlalu Rendah? (1)
12
GK Nasional: Rp 401 220/kapita
= Pada Maret 2018, secara rata-rata
1 rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,59 anggota
rumah tangga
GK Nasional: Rp 1 842 086/RuTa Miskin
per Kapita per Ruta Miskin
Rp 401 220
Rp 1 842 086
GK Nasional
per Kapita per Ruta Miskin
Rp 593 108
Rp 3 081 772
GK DKI JAKARTA
Keterangan: GK per RuTa miskin merupakan hasil perkalian GK per Kapita dengan rata-rata jumlah ART rumah tangga miskin masing-masing provinsi
GK per Rumah Tangga Miskin
per Kapita per Ruta Miskin
Rp 354 898
Rp 2 121 634
GK NUSA TENGGARA TIMUR
Kemiskinan Ukuran Bank Dunia (US$ PPP)
13
Untuk membandingkan kemiskinan antarnegara, Bank Dunia menggunakan perkiraan konsumsi yang dikonversikan ke dollar Amerika dengan menggunakan paritas (kesetaraan) daya beli (purchasing power parity, PPP) per hari, bukan dengan nilai tukar US$ resmi.
Angka konversi PPP: banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah kebutuhan barang dan jasa dimana jumlah yang sama tersebut dapat dibeli sebesar US$ 1 di Amerika Serikat.
Batasan kemiskinan internasional yang digunakan oleh Bank Dunia (baseline 2011): 1,9 US$ PPP sebagai batas extreme poverty
Perkiraan konversi 1 US $ PPP dengan baseline 2011: Tahun 2016: 1 US $ PPP = Rp 4 985,7 Data terakhir, sumber: World Bank (http://databank.worldbank.org/data/home.aspx)
Posisi Garis Kemiskinan Nasional (GKN) terhadap US $ PPP: Tahun 2016: GKN Rp 364 527,-/kapita/bulan setara 2,44 $ PPP/hari Tahun 2018: GKN Rp 401 220,-/kapita/bulan setara 2,50 $ PPP/hari*)
Garis Kemiskinan Maret 2018 Terlalu Rendah? (2)
*) Estimasi berdasarkan konversi USD PPP Tahun 2016 yang digerakkan dengan perubahan IHK (Inflasi) periode Maret 2016-Maret 2018
14
Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Indonesia, Tahun 2016 - 2018
1.94 1.74 1.83 1.79 1.71
1.19 1.21 1.24 1.24 1.17
2.74
2.32 2.49 2.43 2.37
Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18
P1 Perkotaan + Perdesaan P1 Perkotaan P1 Perdesaan
15
Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Indonesia, Tahun 2016 - 2018
0.52
0.44 0.48 0.46 0.44
0.27 0.29 0.31 0.30 0.29
0.79
0.59
0.67 0.65 0.63
Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18
P2 Perkotaan + Perdesaan P2 Perkotaan P2 Perdesaan
16
Tren Gini Ratio Perkotaan dan Perdesaan, Perkotaan, dan Perdesaan
Tahun 2011 – 2018
Keterangan: Nilai Gini Ratio berada diantara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio berarti semakin tinggi ketimpangan
0.422
0.396
0.425 0.425 0.431 0.424 0.428 0.433
0.428
0.419 0.410 0.409 0.407 0.404 0.401
0.340
0.329 0.330 0.327 0.320
0.324 0.319
0.336 0.334 0.329 0.327
0.316 0.320 0.320
0.324
0.410
0.388
0.410 0.413 0.413 0.406 0.406
0.414 0.408
0.402 0.397 0.394 0.393 0.391 0.389
Maret2011
Sept2011
Maret2012
Sept2012
Maret2013
Sept2013
Maret2014
Sept2014
Maret2015
Sept2015
Maret2016
Sept2016
Maret2017
Sept2017
Maret2018
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
17
Terdapat 8 provinsi dengan Gini Ratio di atas Gini Ratio Indonesia
Gini Ratio tertinggi
tercatat di Provinsi
DI Yogyakarta
sebesar 0,441
Gini Ratio terendah tercatat di Provinsi
Bangka Belitung
sebesar 0,281
Gini Ratio Menurut Provinsi,
Maret 2018
0.281 0.303
0.318 0.321 0.325 0.327 0.328 0.330 0.334 0.339 0.342 0.342 0.343 0.344 0.346 0.346 0.351
0.358 0.362
0.370 0.372 0.377 0.378 0.379 0.384 0.385
0.394 0.394 0.394 0.397 0.403 0.407 0.409
0.441
Babel
Kaltara
Sumut
Sumbar
Aceh
Riau
Malut
Kepri
Jambi
Kalbar
Kalteng
Kaltim
Maluku
Kalsel
Lampung
Sulteng
NTT
Sumsel
Bengkulu
Sulbar
NTB
Bali
Jateng
Jatim
Papua
Banten
DKI Jakarta
Sulut
Papbar
Sulsel
Gorontalo
Jabar
Sultra
DI Yogyakarta
Indonesia
0,389
18
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pengeluaran Penduduk di Indonesia, September 2017 – Maret 2018
Secara Nasional Kenaikan Pengeluaran Per Kapita Kelompok Bawah Lebih
Cepat Dibanding Kelompok Menengah &
Atas
Di Daerah Perkotaan Kenaikan Pengeluaran Per Kapita Kelompok Bawah Lebih Cepat
Dibanding Kelompok Menengah & Kelompok
Atas
Di Daerah Perdesaan Kenaikan Pengeluaran Per Kapita Kelompok Bawah Lebih Cepat
Dibanding Kelompok Menengah, namun lebih
Lambat dibanding Kelompok Atas
3.06% 2.49%
2.93% 2.54%
2.17% 2.35% 2.59%
0.94%
4.95%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
Nasional Perkotaan Perdesaan
40 persen terbawah 40 persen menengah 20 persen teratas
Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita September 2017 – Maret 2018
Menurut Wilayah dan Kelompok Penduduk
19
KESIMPULAN
Penurunan kemiskinan turun ke satu digit, tetapi jumlah penduduk miskin
masih tetap tinggi. Masih banyak PR yang perlu dikerjakan :
1. Disparitas tinggi antarprovinsi, DKI (3,57%) vs Papua (27,74%).
2. Disparitas tinggi antara kota dan desa, Kota (7,02%) vs Desa (13,20%).
3. 60,91% penduduk miskin berada di perdesaan.
4. Mayoritas penduduk miskin bekerja di sektor pertanian (49,90%).
5. Perlu penajaman rumah tangga sasaran dan meningkatkan efektivitas
dana desa lebih inklusif ke kegiatan produktif.
Upaya menurunkan kemiskinan dan ketimpangan:
1. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur
2. Social inclusion – equal access (KIP, KIS, sanitasi, air bersih, listrik, dll)
3. Jaring pengaman sosial (Rastra, PKH, dll)
www.bps.go.id
Terima Kasih
Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291 Badan Pusat Statistik (Page)
@bps_statistics
(021) 3857046