Upload
lenhan
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
( Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
TOTO TRIYATMO
NIM : S.810809325
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Profesionalitas Guru dan
Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus
Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)”, peneliti selesaikan
dengan lancar.
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K) selaku Rektor Universitas
Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat
menimba ilmu di program pascasarjana.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph. D. Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat
menimba ilmu di program pascasarjana.
3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku ketua Program Studi Teknoloi pendidikan
yang telah mencurahkan perhatiannya demi kelancaran studi peneliti pada
program studi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan
arahan, dorongan, baik saat perkuliahan maupun pada saat bimbingan tesis,
begitu tulus dan sabar dalam membimbing.
5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, masukan, saran dan dorongan yang tulus dalam penulisan
tesis ini.
6. Segenap dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS yang
telah banyak memberikan ilmunya pada peneliti selama kuliah.
7. Teman-teman mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah
sama-sama memberi motivasi, kritikan, dan saran demi sempurnanya tesis ini.
8. Maryatmi, S.Pd, Kepala Sekolah SD negeri IV Girimarto atas pemberian ijin
penelitian dan bantuannya demi selesainya tesis ini.
9. Para Guru SD Negeri IV Girimarto yang membantu peneliti dalam
mengumpulkan data dan informasi demi terselesaikannya tesis ini.
10.Semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu
penyelesaian tesis ini.
Peneliti menyadari dengan setulus-tulusnya bahwa tesis ini jauh dari
sempurna, untuk itu masukan, saran, dan kritikan dari siapapun yang sifatnya
membangun sangat peneliti harapkan demi lebih baiknya tesis ini.
Surakarta, 20 Desember 2010
Penulis
Toto Triyatmo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Ada kalanya alloh memberikan sesuatu yang
kita anggap buruk, padahal itulah yang baik
bagi kita. Demikian pula Alloh memberikan
sesuatu yang kita anggap baik, padahal itulah
yang buruk bagi kta.
(S. Albakoroh:216)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
(Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
Disusun oleh :
TOTO TRIYATMO
NIM: S.810809325
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. ....................... ..................
NIP. 130259809
Pembimbing II Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. ....................... ..................
NIP. 19381022 196902 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd.
NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Direktur Program
Pascasarjana UNS
Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph. D. NIP. 195708201985031004
Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
PENGESAHAN TESIS
PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
(Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
Disusun oleh :
TOTO TRIYATMO
NIM: S.810809325
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua : Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. ....................... ..............
Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. ....................... ..............
Anggota : 1. Prof. Dr. Sri Yutmini, M . Pd. ....................... ..............
2. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. ....................... ..............
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : TOTO TRIYATMO
NIM : S810809325
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Profesionalitas Guru
dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi
Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)” betul-betul
karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi
dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Desember 2010
Yang Membuat Pernyataan
Toto Triyatmo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada :
1. Ibunda dan ayahnda terkasih yang dengan segenap nurani telah memberi arti
suatu diri, dan karenanya dapat kuwujudkan impian dan harapan.
2. Istriku tercinta Fety Marhayuni
3. Anak-anakku tercinta, Nadia dan Fani.
4. Kakak-kakakku tersayang
5. Rekan-rekan Guru SDN IV Girimarto dan SDN I Semagarduwur
6. Para pembaca yang budiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PEMBIMBING .............................ii
HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PENGUJI .....................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv
ABSTRAK ..........................................................................................................xvi
ABSTRACT ......................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................10
C. Tujuan Penelitian.................................................................................11
D. Manfaat Penelitian...............................................................................11
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA PIKIR...........................................................................................13
A. Kajian Teori.........................................................................................13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1. Profesionalitas Guru.......................................................................13
2. Kinerja Kepala Sekolah..................................................................26
3. Kualitas Pembelajaran....................................................................48
4. Strategi Pembelajaran.....................................................................58
5. Prestasi Belajar...............................................................................62
B. Penelitian yang Relevan......................................................................63
C. Kerangka Pikir.....................................................................................64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................67
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................67
B. Bentuk/Strategi Penelitian...................................................................68
C. Data dan Sumber Data.........................................................................78
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..69
E. Teknik Cuplikan(sampling).................................................................70
F. ValiditasData.......................................................................................70
G. TeknikAnalisis....................................................................................71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................74
A. Setting Lokasi Penelitian ....................................................................74
1. Sejarah Singkat SD Negeri IV.......................................................74
2. Letak Gegrafis SD Negeri IV ........................................................75
3. Kondisi Guru dan Karyawan .........................................................76
4. Struktur Organisasi ........................................................................80
5. Kondisi Sarana dan Prasarana........................................................81
6. Visi dan Misi .................................................................................82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Tujuan Sekolah ..............................................................................82
B. Hasil Penelitian ..................................................................................83
1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran....................................83
a. Perencanaan Program Pembelajaran ......................................83
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ........................................86
c. Evaluasi Pembelajaran.............................................................91
d. Program Tindak Lanjut ..........................................................93
2. Kinerja Kepala Sekolah.................................................................95
a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator .........................................95
b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ...........................................96
c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator...................................97
d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .......................................97
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader .............................................98
f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator ...........................................99
g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator .......................................100
3. Prestasi Hasil Belajar ...................................................................100
a. Prestasi Akademik.................................................................101
b. Prestasi Non Akademik ........................................................104
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................109
1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran..................................109
a. Perencanaan Program Pembelajaran ....................................109
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ......................................112
c. Evaluasi Pembelajaran...........................................................118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Program Tindak Lanjut .........................................................119
2. Kinerja Kepala Sekolah................................................................121
a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ........................................121
b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ..........................................112
c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.................................123
d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .....................................125
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader ............................................126
f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator .........................................127
g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator .......................................129
3. Prestasi Hasil Belajar ...................................................................130
a. Prestasi Akademik ................................................................130
b. Prestasi Non Akademik ........................................................131
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN....................................132
A. Kesimpulan.......................................................................................132
B. Implikasi...........................................................................................137
C. Saran.................................................................................................139
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Toto Triyatmo S810809325: Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Pembimbing 1 Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd., pembimbing 2 Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui profesionalitas guru dalam pengelolaan pembelajaran terkait dengan perannya sebagai: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2) Untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui kinerja kepala sekolah yang terkait dengan perannya sebagai: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa SD Negeri IV Girimarto.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan penekanan pada masalah proses. Sumber data diperoleh dari Informasi atau narasumber, Tempat dan Peristiwa/aktivitas kegiatan terlaksana, Arsip dan dokumen. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan sumber dan triangulasi metode. Teknik analisi data berupa teknik analisis interaktif, data reduction dan display, serta conclusion drawing yang saling berinteraksi.
Berdasarkan analisis data penelitian disimpulkan bahwa: (1).Peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto dapat diupayakan melalui profesionalitas guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2).Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diupayakan melalui kinerja kepala sekolah yang meliputi: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3).Banyaknya prestasi SD Negeri IV Girimarto diperoleh karena guru-guru bekerja secara professional dan kinerja kepala sekolah sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRACT
Toto Triyatmo. S810809325. Teacher Professionalism and Principal’s Performance in Enhancing the Quality of Learning. Case Study on the Quality of Learning in State Primary School Girimarto IV. Thesis Education of Technology Studies Program, Graduate Program of Sebelas Maret University, 2010. 1st advisor Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd. 2nd advisor Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.
The purpose of this study are (1) to find out the efforts in increasing the quality of learning through teachers' professionalism in the management of learning related to: a). Planning learning program, b). Implementation of the learning program, c).Evaluation of learning programs, d). Analysis of the results of the evaluation, and e). follow-up program. (2) To know the effort in improving the quality of learning through the performance of principals associated with the roles as: a).Educator, b). Manager, c). Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g) . Motivator. (3) To know the efforts made in improving achievement of learning outcomes of Girimarto IV Primary School’s students.
The research method being used was descriptive qualitative research with an emphasis on process issues. Information was obtained from the data source or resource persons, places and events / activities implemented activities, archives and documents. Data collection technique was in the form of in-depth interviews, direct observation, and triangulation of sources and methods. Data analysis techniques was in the form of interactive analysis techniques, data reduction and display, and conclusion drawing interacting.
Based on research data analysis, the study concludes that: (1). Improving the quality of learning at primary school Girimarto IV can be pursued through the professionalism of teachers in managing learning, includes: a). Lesson Plan learning program, b).Implementation of the learning program, c). Evaluation of the learning program , d). Analysis of evaluation results, and e). follow-up program. (2). Improving the quality of learning can be pursued through the principal’s performance, includes the roles as: a). Educator, b). Manager, c).Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g). Motivator. (3).Number of Primary School Girimarto IV achievement were obtained because of the teachers’ professionalism and the pricipal’s very good performance.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Manusia
membutuhkan pendidikan kapan saja dan di mana pun Ia berada. Untuk itu,
pendidikan sangat penting artinya bagi manusia, sebab tanpa pendidikan manusia
akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian
pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas yang mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan moral
yang baik.
Pendidikan dan usaha peningkatan sumber daya manusia ibarat dua sisi
keping mata uang yang selalu berhimpitan satu dengan lainnya. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan yang terencana, terprogram dan berkesinambungan dapat
membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik
aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Dalam mencapai
tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan yang mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni
manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya, bertanggungjawab,
dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.
Tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia merupakan implementasi
dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO. Empat pilar ini
merupakan visi pendidikan di masa sekarang dan di masa depan yang perlu
dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal di mana pun. Keempat pilar
tersebut yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do
(belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil
dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang),
dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Dalam rangka merealisasikan 'learning to know', Guru berfungsi sebagai
fasilitator. Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan
jika sekolah memfasilitasi siswa untuk meng-aktualisasikan keterampilan yang
dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Learning to be (belajar untuk menjadi
seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan
kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Learning to live
together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat
ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Keempat
pilar tersebut merupakan salah satu dasar pengembangan kurikulum yaitu sebagai
prinsip penyelenggaraan pembelajaran yang merupakan implementasi kurikulum.
Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun
manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru,
tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni,
2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan
pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru
dengan kualifikasi profesional.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya
peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia baik
aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggungjawab sebagai warga negara.
Marsigit (1996 : 61) menyatakan, ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa
mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik
pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu
mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu
keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mengingat pentingnya usaha
peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah para
aparatur negara, maka konsep atau upaya proaktif perlu dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada tentunya dengan cara-cara yang
dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Mengingat pembangunan pendidikan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia, maka isu
pendidikan hampir dapat dipastikan selalu mewarnai berbagai kebijakan maupun
pembicaraan banyak pihak baik dalam konteks kebijakan, kajian ilmiah maupun
dari sudut pandang yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan, mereka
berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan
pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur
dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan di kelas. Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru
sebagai penaggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Peranan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan sangat penting. Raka Joni (dalam Conny R.
Semiawan Sudiarto, 1991 : 119) mengatakan secara makro tugas guru
berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya
akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. Dalam
konteks belajar mengajar di kelas, peranan guru tidak dapat diganti oleh piranti
elektronik semodern apapun.
Guru yang berkualitas akan selalu melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajarannya. Salah satunya adalah pemanfaatan
media dalam setiap pembelajarannya yang sesuai dengan waktu, materi, tujuan,
dan tingkat perkembangan kemampuan siswa. Dengan media, hal-hal yang tidak
jelas akan menjadi jelas, yang tidak menarik akan menjadi menarik, yang abstrak
menjadi konkrit. Media juga dapat menghadirkan dunia luar ke dalam kelas
tanpa batas ruang dan waktu dan sebagainya. Untuk itu, Guru dituntut lebih
berkualitas dan efektif. Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengajar
secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif, pertama-tama harus dipahami
bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu (Ornstein dan
lasley, II, 2005:59). Oleh karenanya seorang guru adalah seorang seniman dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
arti sebagai seorang tenaga profesional yang terlatih sekaligus sebagai ilmuwan.
Dalam hal ini guru tidak terpaku pada sebuah gaya mengajar tertentu, tetapi
berusaha mengembangkan gaya khas sendiri yang unik yang dianggap paling
efektif olehnya dan terus berusaha memodifikasinya. Orang-orang seperti ini tidak
akan pernah kehilangan perspektif mengenai hal-hal baru. Dengan demikian,
seorang guru harus memiliki jiwa inovatif yang menonjol serta selalu melakukan
refleksi diri.
Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun
manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan
menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru,
tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni,
2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan
pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru
dengan kualifikasi profesional.
Seorang guru yang profesional dituntut sejumlah persyaratan minimal,
antara lain memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki
kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa
kreatif dan produktif, mempunyai etos dan komitmen tinggi terhadap profesinya,
dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus/continous
improvement melalui organisasi profesi, internet dan seminar (Indra Jati Sidi,
2001 : 38-39). Dengan profesionalisasi guru maka guru masa depan tidak tampil
lagi sebagai pengajar (teacher) seperti fungsinya yang menonjol selama ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor), dan manajer
belajar (learning manager).
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, karena di dalamnya
diperlukan kualitas menganalisis, merencanakan, menyusun, program, mengelola
dalam bentuk administrasi yang dapat dijadikan bukti fisik pelaksanaan tugasnya.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah mempersyaratkan guru yang profesional.
Semua komponen proses pembelajaran di sekolah tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi pengembangan proses pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan
guru yang profesional dan didayagunakan secara profesional (Zamroni, 2002 :
42). Sehubungan dengan itu, Undang-Undang no. 25 tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan
Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas
tenaga kependidikan secara nasional.
Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan
kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Untuk
menindaklanjuti ketentuan tersebut, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departeman Pendidikan Nasional mengembangkan standar kopetensi
guru pada setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Direktorat
Jendral Pendidikan D asar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan (1) komponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran dan wawasan kependidikan; (2) komponen
kompetensi akademik/vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) pengembangan
profesi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Komponen-komponen standar kompetensi guru ini mewadahi kompetensi
profesional dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Undang-Undang
nomor 14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen menuntut setiap guru memiliki
empat kompetensi, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. UU tersebut juga menuntut setiap
guru memiliki sertifikat pendidik sebagai indikator keprofesionalan guru. Salah
satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan meningkatkan
kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam.
Profesionalitas guru sangat menentukan keberhasilan peningkatan kualitas
pembelajaran. Untuk itu, kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan
dikembangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran , antara lain melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan secara
berkesinambungan di sekolah dan wadah-wadah pembinaan kelompok kerja guru
(KKG). Peningkatan dan pengembangan profesional tersebut meliputi berbagai
aspek antara lain seperti kemampuan guru dalam menguasai kurikulum dan materi
pelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana dalam proses
belajar mengajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen guru
terhadap tugas (Sudarwan Dinim, 2006 : 91).
Pekerjaan guru bersifat profesional, yaitu suatu pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu, bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak
memperoleh pekerjaan lainnya. (Nana Sudjana, 2000 : 13). Sebagai profesional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
seorang guru mempunyai tugas dan peranan yang sangat kompleks, tidak terbatas
pada saat berlangsung interaksi pembelajaran di dalam kelas, namun juga bertugas
sebagai administrator, evaluator, dan konselor.
Sebagai tenaga pendidik, seorang guru SD harus mampu berperan sebagai
pembimbing, pengajar, dan pelatih (H.M. Surya, 1999 : 14). Sebagai pembimbing
guru diharapkan mampu menjadi panutan, dan sebagai pengajar tugas guru
adalam mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada jam-jam yang
sudah ditentukan, dan sebagai pelatih guru dapat memberi pelatihan baik di dalam
maupun di luar jam pelajaran.
Keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan
oleh banyak faktor antara lain kualitas dan kreativitas guru, pemanfaatan sarana
prasarana ada, dukungan dari orang tua/wali siswa atau lingkungan, dan yang
tidak kalah pentingnya adalah peran serta kepala sekolah sebagai
penanggungjawab suatu lembaga sekolah. Untuk mengukur keberhasilan sekolah
dan keberhasilan kepala sekolah maka perlu diadakan Penilaian Kinerja Sekolah
(PKS) yang didalamnya juga memuat instrumen penilaian kinerja kepala sekolah.
Sekolah adalah lembaga yang komplek dan unik. Mengingat sifatnya yang
komplek dan unik itulah sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat
koordinasi yang setinggi-tingginya oleh kepala sekolah sebagai penanggung
jawab di sekolah. Karena keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi kompleks dan serta mampu melaksanakan peranan
kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2003:8) studi keberhasilan kepala sekolah
menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat
irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa ”
Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah”.
Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki
kemampuan manajerial yang memadai agar mampu mengambil inisiatif atau
prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Hal ini diperlukan paling tidak satu
pendekatan terhadap praktik kepala sekolah saat ini, mereka betul-betul
memerlukan kemampuan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-tugas dan
fungsi kepala sekolah. Suatu pekerjaan besar yang memerlukan kecermatan dan
sungguh-sungguh.
Peraturan Bupati Wonogiri No. 12 tahun 2005 tentang pedoman
penugasan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk
memimpin dan mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Di samping itu juga disebutkan bahwa untuk menunjang
pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perlu
diberlakukan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 162
/ U / 2003 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah. Selanjutnya Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah / Madrasah mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi kepala
sekolah/madrasah.
Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto adalah satu di antara 35 Sekolah Dasar
Negeri di kecamatan Girimarto yang memiliki prestasi sangat istimewa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Keistimewaannya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah
profesiolisme guru dalam mengelola pembelajaran dan peran kinerja kepala
sekolah. Salah satu tolak ukur keistimewaannya itu adalah banyak prestasi yang
pernah diraih oleh SD tersebut baik prestasi di bidang akademik maupun prestasi
non akademik. Hal ini terbukti pada setiap even perlombakan baik tingkat
kecamatan maupun kabupaten selalu meraih kejuaraan dan perolehan nilai rata-
rata UASBN selalu di atas rata-rata UASBN SD se- Kecamatan Girimarto.
Berangkat dari paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian lebih jauh untuk mendeskripsikan profesionalisme guru dalam
mengelola pembelajaran dan peran kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri
IV Girimarto dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola proses
belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran,
Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan
program tindak lanjut ?
2. Bagimana kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam
melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator.
3. Bagaimana prestasi hasil belajar peserta didik SD Negeri IV Girimarto 3 tahun
terakhir?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola
proses belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran,
Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan
program tindak lanjut .
2. Untuk mengetahui kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam
melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator.
3. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar SD Negeri IV Girimarto 3 tahun
terakhir.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat
mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang
diteliti.
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan keprofesionalan
guru dan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti
yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri agar mengetahui upaya
guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik
yang telah dilaksanakan. Selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan
dalam mempertimbangkan, menetapkan, dan melaksanakan Kebijakan
Dinas Pendidikan.
b. Bagi kepala sekolah dan guru dapat digunakan sebagai wawasan dan
wacana baru dalam langkah meningkatkan profesionalitas dan kualitas
pembelajaran peserta didik di sekolah Dasar.
c. Bagi peneliti sebagai bahan rujukan pendalaman dalam penelitian
sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Profesionalitas Guru
a. Pengertian Profesional
Ada beberapa pengertian yang berhubungan dengan profesi keguruan,
yaitu profesi, profesionalisme, profesionalitas, profesionalisasi secara umum agar
tidak terjadi kesimpangsiuran dalam mengupas profesi keguruan. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (1993:987), profesi adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya tertentu.
Profesional (1) bersangkutan dengan profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya. Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan suatu ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesional
adalah: (l) perihal profesi, keprofesian; (2) berkaitan dengan profesi ada beberapa
istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu, profesi, profesionalisme,
profesionalitas, dan profesionalisasi. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu, dan memiliki
kemampuan untuk bertindak secara profesional. Profesional mempunyai makna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi atau
sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai
dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan profesional ini telah mendapat
pengakuan secara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan
oleh suatu badan atau lembaga vang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu
Pemerintah .
Istilah profesi, memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat disebut prof'esi. Untuk mencegah kesimpangsiuran tentang arti
profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan profesi, berikut ini dikemukakan
beberapa istilah profesi menurut H.M. Surya (1999:45) sebagai berikut:
”Profesional" menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi; misalnya sebutan dia seorang "profesional". Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Dalam pengertian kedua ini, istilaih profesional sering dipertentangkan dengan
istilah non-profesional atau amatiran.
”Profesionalisme" menunjuk kepada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya.
”Profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian
yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian
sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu keadaan derajat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
keprofesionalan seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini para guru diharapkan
memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan
tugasnya secara efektif.
”Profesionalisasi" menunjuk pada proses peningkatan kualitas maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada
dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan, baik
dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-service training) maupun
pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh sebab itu,
profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat tanpa henti.
Profesional berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara
leksikal berarti sifat profesional (Sudarwan Danim, 2002:22). Kata profesional
merujuk pada dua hal pertama orang yang menyandang satu profesi. Orang yang
profesional melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan dirinya disertai
rasa tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya, Kedua kinerja atau
performance seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya.Ada tiga
pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi,yaitu: pengetahuan, keahlian
dan persiapan akademik.
Pengetahuan adalah sebagai fenomena yang diketahui yang disistematisasi
sedemikian rupa sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol daya aplikasi
tertentu. Pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimilki oleh seseorang
melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dapat dijadikan acuan bertindak, persiapan akademik mengandung makna untuk
mencapai dejarat profesional diperlukan persyaratan pendidikan khusus berupa
pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal,
khususnya jenjang perguruan tinggi.
Profesional adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar
tentang guru dan dosen yaitu guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat.
Pada dasarnya profesionalisasi merupakan suatu proses pengembangan
keprofesian yang sistematis melalui berbagai program pendidikan baik Pendidikan
prajabatan maupun dalam jabatan. Beberapa program profesionalisasi telah dan
sedang berjalan antara lain program penyetaraan untuk guru memperoleh derajat
kualifikasi profesional sesuai dengan standar yang berlaku seperti penataran dan
pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi kemampuan guru (Depdikbud, 1998).
Berdasarkan sejumlah penelitian pendidikan diyakini sebagai salah salah
satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan
proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan
moral (Indra Djati Sidi, 2001:37)' Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila
masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan selalu mengarahkan
perhatiannya pada berbagai aspek yang berkaitan dengan guru dan keguruan.
Djam’an satori (2000:2-3) menyatakan profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya tidak bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dilakukan oleh sembarang orang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu.
Walter Johnson (dalam Djam'an Satori, 2000 : 4) mengartikan tugas
profesional sebagai orang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai
tingkat kesulitan lebih dan biasa, dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan yang cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi.
Soedijarto (1998 : 78) menyatakan untuk dapat melaksanakan peran
sekolah sebagai lembaga sosialisasi nilai, sikap, disiplin, kemampuan, dan
memiliki kedisiplinan diperlukan guru dengan kemampuan rasa tanggung jawab,
kepekaan profesional, serta pengabdian kepada profesi, bangsa, dan negara yang
lebih tinggi.
Lebih lanjut Indra Djati Sidi, (2001:38) menjelaskan bahwa ”Pekerjaan
profesional adalah jenis pekerjaan yang,hanya dapat dilakukan oleh orang yang
secara khusus dididik secara profesional untuk dapat menjalankan tugas sebagai
guru. Sekarang ini masyarakat menginginkan semua pelayanan yang
diberikannya adalah yang terbaik misalnya setiap orang tua menginginkan
anaknya bersekolah di sekolah yang gurunya profesional. Karena itu peran guru
masa depan harus diarahkan untuk mengembangkan tiga inteligensi dasar anak
didik yaitu inteleklual, emosional dan moral. Untuk dapat melaksanakan peran
tersebut, maka sosok guru masa depan harus mampu bekerja secara profesional,
yaitu secara ekonomis terjamin kesejahteraannya, dan secara politis terjamin hak-
hak kewarganegaraannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dengan profesionalisme guru maka guru masa depan tidak tampil lagi
sebagai pengajar(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan
beralih menjadi pelatih (coach), pembimbing (councelor). Dan manager
belajar(learning manager). Sebagai pelatih, guru akan berperan seperti pelatih
olah raga. Guru mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi
siswa untuk belajar keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan
membantu siswa untuk menghargai nilai belajar dan pengetahuan, sebagai
pembimbing guru akan berperan sebagai sahabat siswa" menjadi teladan dalam
pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manager
belajar, guru akan membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan
mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran ini maka
diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing,
mengembangkan kreativitas dan mendorong penemuan keilmuan dan teknologi
yang inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.
Guru yang memiliki kemampuan profesional menurut Soedijarto (1998 : 79-82)
adalah guru yang memiliki karakteristik yang dapat:
1) Menyusun siasat belajar mengajar yang berarti bagi tercapainya tujuan
pendidikan;
2) Memilih teknik mengajar, bahan pelajaran, bentuk belajar, alat penilaian
kemajuan belajar dan alat pelajaran secara tepat dan serasi dengan tujuan
yang hendak dicapai;
3) Memahami setiap kegiatan belajar mengajar, dan setiap tahapan bagi
pengembangan kemampuan, sikap, dan disiplin siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Mengelola proses belajar mengajar secara dinamis, kreatif, dan imajinatif;
5) Siap sedia membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar;
6) Membangkitkan motivasi belajar siswa;
7) Mendiaknosis latar belakang kesulitan belajar siswa dan menyusun alternatif
pemecahannya;
8) Memberikan informasi pendidikan kepada orang tua siswa khususnya yang
menyangkut masalah kependidikan yang dihadapi siswa;
9) Memahami arti dari tugas secara keseluruhan mengenai sistem pendidikan
nasional;
10) Memahami arti dan kedudukan pendidikan dalam rangka pembangunan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sejalan dengan itu, Ornstein dan Levine dalam Soetjipto Kosasi (1999:15)
menyatakan bahwa profesi adalah jabatan yang mengandung pengertian :
1) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan);
2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya);
3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian);
4) Memerlukan latihan khusus dalam waktu yang panjang;
5) Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan khusus
yang ditentukan untuk dapat mendudukinya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu atau
adanya persyaratan tertentu (tidak teratur orang lain);
7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja
yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
(langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak pindah
ke atasan atau instansi yang lebih tinggi, mempunyai sekumpulan untuk kerja
yang baku);
8) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan
terhadap layanan yang akan diberikan;
9) Menggunakan administrator untuk memindahkan profesinya, relatif bebas
dalam jabatan (misalnya: dokter memakai tenaga administrator untuk
mendata klien, sementara tidak supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter
itu sendiri;
10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri;
11) Mempunyai profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan;
12) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan;
13) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik yaitu kepercayaan diri
setiap anggotanya (anggota masryarakat selalu meyakini dokter lebih tahu
tentang penyakit pasien yang dilayani);
14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan
jabatan lainnya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Seorang pekerja profesional dapat dibedakan : pertama, seorang teknisi;
kedua (pekerja profesional dan teknisi) dapat saja tampil dengan unjuk kerja yang
sama (misalnya, menguasai taktik kerja sama, menguasai prosedur yang sama,
dapat memecahkan masalah-masalah teknik dalm bidang kerjanya), tetapi
seorang yang profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan
yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki pola
yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya (T. Raka
Joni, 1991 : 6)
b. Profesionalitas Guru
Di dalam lingkup satuan pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru
memegang peranan yang sangat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh
kegiatan pendidikan terutama di sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung
jawab guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, dan
mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dalam menghadapi tuntutan situasi perkembangan zaman dan
pembangunan nasional,sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan
secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan
tingkat pendidikan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menuntut para
pelaksana dalam bidang pendidikan untuk mampu menjawab tantangan itu
melalui fungsinya sebagai guru. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada
garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Para guru jelas dituntut untuk dapat
melaksanakan seluruh fungsi profesionalitas secara efektif dan efisien. Pendidikan
pengajaran dilaksanakan secara profesional yaitu dilaksanakan secara sungguh-
sungguh dan didukung oleh para petugas profesional. Guru yang profesional
adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yaitu
rasa kebersamaan di antara sesama guru, yang didukung oleh etika profesi yang
kuat (Depdikbud, 1998). Berdasar uraian tersebut maka diharapkan guru memiliki
kompetensi memadai yang meliputi intelektual, sosial, spiritual, pribadi, moral,
dan profesional. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses
pengembangan profesional, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan
maupun latihan dalam jabatan. Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses
sepanjang hayat yang tidak pernah berakhir selama seseorang itu telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Menurut Richey (1973:273) dalam Surya (1999: 45) guru yang profesional
memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Ada lima variabel yang menandai kualitas
mengajar yang tinggi yakni membuat perencanaan dan persiapan mengajar,
menggunakan alat bantu mengajar dalam berbagai pengalaman baru yang tinggi
dan mengikutsertakan dalam pengalaman baru yang tinggi. Selanjutnya (H. M.
Surya,1999 : 55) menyatakan bahwa ciri-ciri profesi yaitu: ”(1) ada standar untuk
kerja yang baku dan jelas. (2) ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan
pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku dan memiliki
standar akademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang pengembangan
ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu; (3) adanya organisasi profesi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan
eksistensi dan kesejahteraannya; (4) ada etika, kode etik yang mengatur perilaku
etik pada pelakunya dalam memperlakukan klienya; (5) ada sistem imbalan
terhadap jasa layanannya yang adil dan baku dan (6) ada pengakuan masyarakat
terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi"'
Menurut Gordon (1997:381) guru yang profesional yaitu guru mempunyai
kinerja yang baik adalah guru yang efektif dalam menjalin hubungan dengan
siswanya sehingga terjadi saling pengertian, saling percaya antara kedua belah
pihak. Lebih lanjut Gordon mengatakan bahwa guru yang efektif adalah guru
yang memiliki ciri-ciri: (1) selalu menggunakan bahasa penerimaan dan
menghindari bahasa penolakan, (2) lebih mengutamakan pesan saya dari pada
pesan anda, (3) memilih metode sama-sama untuk dalam menyelesaikan konflik
(win-win solution),(4) berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa bila
semua telah ditempuh dan permasalahan tetap belum selesai.
c. Kompetensi Profesional Guru
Istilah kompetensi guru (Uzer usman, 2002:14) memiliki banyak makna
sebagaimana dikemukakan berikut. Descriptive of quality natur teacher behavior
appears to be entirely meaningful (Broke and Stone, 1975 dalam Uzer.Usman,
2002 : 16). Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku Guru
yang tampak sangat berarti. Competency it's a rational performance which
statisfatorily, meets the objective for a desired condition (Charles E .Johnson,
1974 dalam Uzer Usman, 2002: 19). Kompetensi merupakan perilaku yang
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
diharapkan. The state of legally competency or qualified (Mc. Leod, 1989 dalam
Uzer Usman, 2002 : 20) Keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut
ketentuan hukum. Adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of a
Teacher to responsibly perform his or her duties appropriately. Kompetensi guru
merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Berdasarkan paparan tersebut, standar kompetensi guru menunjukkan
kualitas guru. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang
kriteria yang disyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Tujuan adanya standar
kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi untuk
dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina secara efektif dan
efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses
pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru ini adalah sebagai
acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan,
maupun acauan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk
melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar sebagainya bagi tenaga
kependidikan.
Sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru menurut (Piet
A,sahertian dan Alaida Sahertian, 1990) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Kemamapuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan
2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar
3) Kemampuan mengelola kelas
4) Kemampuan menggunakan media/sumber belajar
5) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
8) Kemampuan mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
9) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
10) Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
Penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Proses pengembangan standar kompetensi guru dirumuskan secara
sistematik melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis tugas guru, studi kepustakaan baik dalam maupun luar
negeri atau mungkin meminta masukan dari para pakar pendidikan.
2) Mengidentifikasi tugas guru.
3) Menyusun standar kompetensi guru.
4) Melakukan sosialisasi standar kompetensi guru.
5) Melaksanakan uji coba Standar Kompetensi Guru
6) Menganalisis hasil uji coba standar Kompetensi Guru.
Indikator kompetensi profesional guru dalam pembelajaran fersi (dit. PLP
Pengembangan Profesionalisme Tenaga Pengajar, 2005 : 12) adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
”(a) Menguasai bahan ajar; (b) Menguasai landasan-landasan kependidikan;
(c) Mampu mengelola program belajar mengajar; (d) Mampu mengelola
kelas; (e) Mampu menggunakan media/sumber belajar lainnya; (f) Mampu
mengelola interaksi belajar mengajar; (g) Mampu menilai prestasi peserta
didik untuk kepentingan pengajaran; (h) Mengenal fungsi dan program
pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (i) Mampu menyelenggarakan
administrasi sekolah; (j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-
hasil penelitian pendidikan untuk pengajaran”.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas terkait dengan profesionalitas
guru dalam melaksanakan tugasnya, dapat penulis simpulkan bahwa upaya yang
dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan Program Pembelajaran;
2. Melaksanaan Program Pembelajaran;
3. Mengevaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pembelajaran dan;
4. Melaksanakan program tindak lanju
2. Kinerja Kepala Sekolah
a. Pengertian Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006:67), istilah kinerja berasal
dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diperlukan
kepadanya.
Jadi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
b. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Wahjosumidjo (2003:83), kepala sekolah terdiri dari kata ”kepala”
dan ”sekolah”, kata kepala dapat diartikan ”ketua” atau ”pemimpin” dalam suatu
organisasi atau sebuah lembaga, sedang ”sekolah” adalah lembaga menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kapala
sekolah dapat didefinisikan sebagai ” seorang tenaga fungsional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.
Kata ”memimpin” dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu
”kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah
sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ”. Dalam praktek organisasi kata memimpin mengandung konotasi:
menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi
teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan. Batapa banyak arti yang
terkandung dalam kata memimpin memberikan indikasi yang luas tugas dan
peranan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Kinerja Kepala Sekolah
Menurut E. Mulyasa (2004:98), kepala sekolah harus mampu
melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, dan
supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan jaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan
sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Degan demikian, dalam
paradigma baru manajer pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu
berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
dan motivator (EMASLIM).
a. Fungsi Kepala Sekolah sebagai edukator atau pendidik
Menurut Wahjosumidjo (2005:122-123), memahami arti pendidik tidak
cukup dengan berpegang konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik,
melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sasaran
pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Definisi pendidikan
seecara leksikal dapat digali dari beberapa sumber antara lain: pendidik, adalah
orang yang mendidik, Sedang mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran,
pemimpin) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat
diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut E. Mulyasa (2004:98), kepala sekolah dalam melaksanakan
fungsinya sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan
iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memberikan dorongan kepada seluruh warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan modal pembelajaran
yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program
akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.
Menurut Wahjosumidjo (2003:123-124), kepala sekolah sebagai seorang
pendidik, ia harus mampu menanamkan, memajukan, dan meningkatkan paling
tidak empat macam nilai, yaitu :
1) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sifat batin dan watak manusia.
2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan,
sikap, dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagi akhlak, budu pekerti,
dan kesusilaan.
3) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan
dan penampilan manusia secara lahiriah.
4) Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan manusia terhadap seni dan keindahan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka yang perlu
diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai pendidik
mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai
pendidik itu diarahkan. Sedangkan yang kedua yaitu peranan sebagai pendidik itu
dilaksanakan. Adapun sasaran utamanya yaitu para guru atau tenaga fungsional
yang lain, tenaga administrasi, dan kelompok para siswa atau kelompok peserta
didik kedua sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan
fisik yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Keteladanan juga merupakan sikap seorang edukator yang patut, baik yang
perlu dicontoh yang ditampilkan oleh kepala sekolah melalui sikap, perbuatan dan
perilaku termasuk penampilan kerja. Penampilan kerja seorang kepala sekolah
yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin,
jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula
penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang
bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, dan enerjik.
Seperti diketahui bahwa kehidupan manusia selalu dikendalikan dan
ditentukan oleh faktor-faktor psikis yang ada di dalam dirinya serta kondisi fisik
yang dimiliknya. Faktor psikis, seperti pandangan hidup atau sikap keinginan,
harapan, harga diri, rasa puas dan sebagainya. Sedangkan kondisi fisik ialah
keadaan lahiriah manusia yang bersifat jasmaniah yang diharapkan sehat sehingga
mampu mendukung secara serasi unsur-unsur psikis tersebut, sehingga tercipta
manusia yang harmonis antara pertumbuhan, perkembangan, kestabilan psikis
dengan kondisi jasmani yang sehat bugar.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan
di sekolah diwujudkan dalam memberikan arahan secara dinamis
pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian
hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi dan pemberian hukuman
(punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya kepala
sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang
harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan, dan pengembangan
program peningkatan profesionalisme.
b. Fungsi Kepala Sekolah sebagai manajer
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses perencanaan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para
anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses karena
semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya
mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan.
Dalam rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada
para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang program sekolah (E. Mulyasa, 2004:103).
Temuan di lapangan bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer melalui:
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau
kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan
tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap
kegiatan. Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi,
misi dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang
lain (wakil-wakilnya), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan
setiap tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di
sekolah berfikir secara analitik dan konseptual, serta harus senantiasa berusaha
untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk
mengambil keputuan yang memuaskan bagi semua.
Kedua, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini,
kepala sekolah harus bersifat demokratis dan memberikan kesempatan kepada
seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan profesinya secara optimal.
Misalnya, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan
profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya
msing-masing.
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan,
dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan
semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipasif).
Menurut Wahjosumidjo (2003:96), kepala sekolah sebagai seorang
manajer pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan
seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan,
sebab organisasi sebagi alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya
berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumberdaya manusia,
memerlukan manajer yang mampu merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga
kependidikan di sekolah diwujudkan dalam memberikan arahan secara dinamis,
pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian
hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi, dan pemberian hukuman
(punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang
harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana
sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan dan pengembangan
program peningkatan profesionalisme.
c. Kepala Sekolah sebagai administrator
Menurut E. Mulyasa (2005:107-108) kepala sekolah sebagai administrator
adalah memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh
program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan
untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola
administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut
dilakukan secara efektif dan efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam
tugas-tugas operasional sebagai berikut:
1) Kemampuan Mengelola Kurikulum, harus diwujudkan dalam penyususnan
kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan kelengkapan data
administrasi bimbingan konseling, penyusunan kelengkapan data kegiatan
praktikum, dan kelengkapan penyusunan data administrasi kegiatan belajar
peserta didik di perpustakaan.
2) Kemampuan Mengelola Administrasi Peserta Didik, harus diwujudkan
dalam penyusunan kelengkapan dan administrasi peserta didik, penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan ekstra kurikuler, dan kelengkapan
penyusunan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang
tua peserta didik.
3) Kemampuan Mengelola Administrasi Personalia, harus diwujudkan dalam
kelengkapan data administrasi tenaga guru, serta pengembangan kelengkapan
data administrasi tenaga kependidikan non guru seperti pustakawan, laporan,
pegawai tata usaha, penjaga sekolah, dan teknisi.
4) Kemampuan Mengelola Administrasi Sarana dan Prasarana, harus
diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan dan administrasi gedung dan
ruang, pengembangan data administrasi mebeler, pengembangan kelengkapan
data administrasi alat dan mesin kantor (AMK), pengembangan data
administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan kelengkapan data dan
administrasi laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data
administrasi alat bengkel dan workshop.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5) Kemampuan Mengelola Administrasi Kearsipan, harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, pengembangan
kelengkapan data administrasi surat keluar, pengembangan kelengkapan data
administrasi surat keputusan, dan pengembangan kelengkapan data
administrasi surat edaran.
6) Kemampuan Mengelola Administrasi Keuangan, harus duwujudkan
dengan pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan
administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta
didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari pemerintah,
yakni uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dan dana bantuan
operasional (DBO), pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan
keuangan, seperti hibah atau block grant, dan pengembangan proposal untuk
mencari berbagai kemungkinan dan mendapatkan bantuan keuangan dari
berbagai pihak yang tidak mengikat.
Dalam melaksanakan tugas di atas, kepala sekolah sebagai administrator,
khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah, dapat dianalisis
berdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku
maupun pendekatan situasional. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu
bertindak situasional, sesuai degan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun
demikian pada hakekatnya kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas (task
oriented), agar tugas-tugas yang diberikan kepada setiap tenaga kependidikan bisa
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Di samping orientasi terhadap tugas, kepala
sekolah juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi
mereka tetap merasa senang dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian,
efektifitas kerja kepala sekolah bergantung pada tingkat pembauran antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat menyenangkan dalam situasi tertentu, ketika para
tenaga kependidikan melakukan tugas-tugas yang diembankan kepadanya.
Menurut Oemar Hamalik (1992:143-144) kepala sekolah sebagai
administrator lebih ditekankan kepada pelaksanaan kepemimpinan dibandingkan
dengan administrasi umumnya. Administrasi sekolah disesuaikan dengan
kebijakan-kebijakan yang ada, pada hakekatnya lebih mudah dilaksanakan
dibandingkan dengan masalah kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan harus
dilatih dalam profesi, dalam masyarakat dan dalam negara serta bangsa.
Kepemimpinan dalam hal ini lebih luas artinya dibandingkan dengan pelaksanaan
kepemimpinan dalam sistem sekolah.
Menurut Ngalim Purwanto (2006:106) kepala sekolah sebagai
administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami,
meguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan
fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa peranan
administrator sekolah sudah tentu berbeda dari administrator dalam bidang-
bidang lainnya. Dia berperan sebagai pemimpin profesi kependidikan dan juga
sebagai pemimpin sekolah. Peranan kepemimpinan adminstrator sekolah harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menampilkan keahlian dalam profesionalisasi kependidikan, dalam proses
mobilisasi sumber-sumber dan dalam usaha memenuhi kebutuhan atau bekerja
memecahkan masalah. Ini berarti seorang administrator sekolah harus memiliki
kemampuan menampung, menginventarisasi, mengarahkan tenaga, dan
memberikan kemudahan-kemudahan.
d. Kepala Sekolah sebagai supervisor
Menurut E. Mulyasa (2005:111) kegiatan utama pendidikan di sekolah
dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga
seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan
efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan. Sergiovani dan Starrat dalam Mulyasa (2005:111), menyatakan
bahwa ”Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn
more abaut their practice, to better able to use their knowledge and skills to better
serve parents and schools and to make the schools a more effective learning
community”.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan suatu proses
yang dirancang secara khusus untuk membentuk para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan
dan kemampuannya untuk memberi layanan yang lebih baik pada orang tua
peserta didik di sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagi masyarakat
belajar yang lebih efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam system yang lebih independen, dan
dapat meningkatkan obyektifitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.
Jika supervise dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk
mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan
lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Oemar Hamalik (1992:173) kepala sekolah sebagai supervisor :
1) Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan (tugas pengendalian)
2) Seorang supervisor itu harus dapat mensposori (sebagai sponsor)
3) Seorang supervisor itu sebagai evaluator
4) Seorang supervisor itu sebagai pengawas.
Menurut Ngalim Purwanto (2006:115-116) supervisi adalah aktivitas
menentukan kondisi/ syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin tercapainya
tujuan pendidikan. Maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor, dia hendaknya
padai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu
semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan
syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau
kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, tugas seorang
supervisi memang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, kepala sekolah juga
harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengandalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang
telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan
preventif untuk mencegah agar pada tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Kepala
sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui
diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran.
e. Kepala Sekolah sebagai leader
Menurut Ngalim Purwanto (2006:62-63) kepala dan pemimpin sebenarnya
merupakan dua pengertian yang tidak identik. Keduanya ada persamaan dan
perbedaannya.
1) Persamaannya :
a) Keduanya menghadapi/ mengepalai kelompok
b) Keduanya bertanggungjawab
2) Perbedaannya :
a) Kepala bertindak sebagai penguasa, sedangkan pemimpin bertindak
sebagai organisator dan koordinator.
b) Kepala bertanggungjawab terhadap pihak ketiga, pihak atasannya,
pemimpin bertanggung jawab terhadap kelompok yang dipimpinnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c) Kepala tidak selalu merupakan bagian dari kelompok, sedangkan
pemimpin merupakan bagian dari kelompok.
d) Kekuasaan kepala biasanya berasal dari peraturan-peraturan atau dari
pihak ketiga, sedangkan kekuasaan pemimpin berasal dari kepercayaan
anak buah/kelompoknya.
e) Kelompok atau anak buah seorang kepala biasanya bukan atas kemampuan
sendiri, melainkan ditunjuk oleh peraturan-peraturan (karena adanya
pengangkatan seorang kepala oleh pihak ketiga). Pemimpin diangkat oleh
anggota-anggotanya dan dianggap anggota dari kelompoknya. Perlu
dijelaskan di sini bahwa perbedaan-perbedaan seperti diuraikan di atas
hanya perbedaan-perbedaan dari teori saja. Sedangkan di dalam praktik
banyak kepala menjalankan fungsinya.
Jadi tugas seorang kepala adalah bertanggung jawab terhadap pihak
ketiga/atasannnya, bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan
kepadanya. Seorang kepala sekolah dianggap berhasil jika kelompoknya berhasil,
dan sebaliknya. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala
sekolah adalah membuat kelompoknya berhasil.
Apa yang dimaksud dengan ”berhasil” ?
Jika kelompokmya mengerjakan sesuatu dengan cara yang telah
ditetapkan, dengan hasil yang telah ditentukan, dan dalam waktu yang sudah
ditetapkan. Segala sesuatu dilakukan oleh kelompok, sesuai dengan keinginan
kepala itu sendiri atau atasannya, bukan karena kemauan kelompok. Jadi, segala
sesuatu itu dilakukan oleh kelompok berdasarkan keinginan kepala/atasan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
paksaan, bukan berdasarkan keinginan atau kreasi kelompok. Seorang kepala akan
benar-benar berhasil jika ia dapat membawa kelompoknya kepada keinginan-
keinginan yang sesuai dengan keinginan atasannya.
Menurut E. Mulyasa (2004:115) kepala sekolah sebgai leader adalah harus
mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, mendelegasikan tugas.
Menurut Wahjosumijo (2003:110) mengemukakan bahwa kepala sekolah
sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian,
keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan
administrasi dan pengawasan.
Menurut Hersye dan Blanchard (1988:5) menjelaskan : “leadership occurs
any time one attemps to influence the behavior of on individual or group”. Setiap
tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu
sesuai dengan harapan yang mempengaruhi di dalamnya telah terjadi proses
kepemimpinan.
Menurut Stogdill dalam Keith Grint (1997:114) menjelaskan ”Leadership
is the process (act)of influencing the activities of an organized group in its efforts
goal setting and goal achievement”. Pendapat ini menerapkan pemahaman
kepemimpinan sebagai tindakan mempengaruhi kegiatan kelompok dan
pencapaian tujuan. Di dalamnya terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang
atau lebih), ada tujuan dalam orientasi kegiatan serta pembagian tanggung jawab
sebagai bentuk perbedaan kewajiban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Menurut Syafarudin dan Anzizhan (2004:37) kepemimpinan merupakan
proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah
pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Dengan kata lain dalam proses
kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, pengikat (anggota), dan situasi.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka kepala sekolah
sebagai leader dapat disimpulkan menjadi tiga sifat kepemimpinan dari kepala
sekolah yaitu demokratis, otoriter, laissez-faire,. Ketiga difat tersebut sering
dimiliki secara bersamaan oleh leader mungkin bersifat demokratis, otoriter, dan
mungkin bersifat laissez-faire.
f. Kepala Sekolah sebagai inovator
Menurut E. Mulyasa (2005:118-119) dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai inovator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan
baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajran
inovatif.
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional
dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.
1) Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan
membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga
kependidikan.
2) Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan
cara-cara baru dalam melakukan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga
kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah
sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
3) Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas
kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta
kemampuan masing-masing.
4) Integratif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesional tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan
semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan
sekolah secara efektif, efisien, dan produktif.
5) Rasional dan Objektif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha
bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
6) Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan
dan contoh yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
7) Adabtabel dan fleksibel, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mampu
beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha
menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga
kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksankan tugasnya.
Jadi kepala sekolah sebagai inovator, harus mampu mencari, menemukan,
dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut
misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari
pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi sehingga setiap bidang studi memiliki
kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving
class ini bisa dipadukan dengan pembelajaran terpadu sehingga dalam suatu
laboratorium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator) yang
bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.
g. Kepala Sekolah sebagai motivator
Menurut E. Mulyasa (2004:120) kepala sekolah sebagai motivator adalah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengambangan sumber belajar.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:93) motif adalah merupakan
suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai
tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi
adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
motivnya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan
dorongan dalam diri.
Menurut Hari Sudrajat (2005:129) kemampuan direktur sekolah dalam
memotivasi staf dan guru memegang peranan penting dalam mencapai tujuan
sekolah. Motivasi staf dan guru merupakan kekuatan yang mendorog efektivitas
dan efisiensi pencapaian tujuan. Staf dan guru harus ditingkatkan motivasinya
untuk berbuat sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan standar
dan dengan pertanggungjawaban untuk berhasil, yang keberhasilannya tersebut
terikat dengan harga diri (achievement motivation).
Pelatihan dalam motivasi dan perolehan (achievement motivation and
tarining) adalah mengubah posisi sikap dari takut gagal ke posisi sikap harapan
berhasil.
Menurut Wahjosumidjo (2004:172) keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan
motivasi di dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pemimpin itu
sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, disimpulkan bahwa kepala
sekolah harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-
faktor lain yang berpengaruh, sehingga kepala sekolah dapat meminimalisir segala
kemungkinan yang dapat menghambat menemukan kesempatan yang baik untuk
mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Penilaian kinerja sekolah adalah upaya pemotretan keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah dan sekaligus menggambarkan kondisi objektif
profil sekolah secara utuh. Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 31 tahun
2005:10, Hasil Penilaian Kinerja Sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehubungan dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan. Oleh karena itu, setelah dilaksanakan penilaian sekolah secara
berkesinambungan dan dilakukan pembinaan bagi kepala sekolah, pada akhir
periodisasi penugasannya diajukan rekomendasi untuk dapat ditindak lanjuti
Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya.
Ada beberapa aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja kepala sekolah
yang meliputi perkembangan akademik dan non akademik serta berbagai aspek
dari komponen efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. Penilaian ini meliputi
tiga hal yaitu IPO (Input, Proses, Output) atau MPK (Masukan, Proses, Keluaran)
yaitu :
1) Input (masukan), merupakan data awal profil sekolah yang meliputi data
komponen non akademik pada awal periodisasi penugasan seseorang sebagai
kepala sekolah di sekolah tersebut.
2) Proses, merupakan data kinerja kepala sekolah yang meliputi komponen
EMASLIM, yaitu efektivitas kepala sekolah dalam melaksanakan tugas /
peranannya sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader,
Inovator, dan Motivator.
3) Keluaran, merupakan data akhir profil sekolah baik berupa komponen non
akademik. Data ini menunjukkan perubahan atau hasil yang dicapai sebagai upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pemberdayaan sumber daya yang terdapat di sekolah, yaitu semua warga dan
fasilitas sekolah selama masa kepemimpinan kepala sekolah yang bersangkutan.
Ada tiga rekomendasi yang diberikan kepada kepala sekolah dan sekolah
dalam penilaian kinerja sekolah, yaitu :
Tabel 1 : Penilaian Kinerja Sekolah dan Rekomendasi
No. Interval Nilai R Tindak lanjut pembinaan periodisasi
kepemimpinan kepala sekolah
1.
2.
3.
86-100
71-85,99
56-70,99
R1
R2
R3
a. Periode I dan ke II, dan mutasi ke tipe
sekolah yang lebih baik.
b. Periode II ke III, dan mutasi ke tipe
sekolah yang lebih baik.
c. Periode III (berakhir)
Catatan : Promosi jabatan struktural dan
fungsional sesuai peraturan yang
berlaku.
a. Periode I ke II, dan mutasi ke tipe
sekolah yang sama.
b. Periode II ke III, dan ke tipe sekolah
yang sama.
c. Periode ke III (berakhir)
a. Periode I ke II, dan mutasi ke tipe
sekolah yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4.
0-55,99
R4
b. Periode II ke III, ke tipe sekolah yang
lebih baik.
c. Periode III (berakhir)
Periode I, II, III dibebaskan dari tugas
tambahan kepala sekolah dan
melaksanakan tugas guru secara penuh.
Kriteria penilaian kinerja kepala sekolah, ditunjukkan oleh hasil nilai kerja
tahun I sampai dengan tahun IV ada proses peningkatan dimulai dari nilai standar
atau lebih baik. Indikator tidak berhasilnya kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas ditunjukkan oleh indikator hasil kerja tahun I sampai dengan IV,
menunjukkan nilai penurunan sampai dengan di bawah nilai standar minimal.
3. Kualitas Pembelajaran Sekolah
Kualitas pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki kaitan erat
dengan tujuan atau kompetensi, proses dan standar pendidikan. Menurut Ashcroft
(1995:41) pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang secara moral,
epistemologis, maupun edukatif mempunyai tujuan, proses, dan capaian dengan
standar tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari pandangan
sistem, menurut Hoy, Bayne-Jardine, dan Wood (2000:3) tinggi rendahnya
kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sistem yang digunakan, dan sebagai
hasil dari sebuah proses, kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh kondisi
orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pembelajaran merupakan proses terpenting dalam lembaga pendidikan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan sering kali dimulai dengan mengadakan
perbaikan proses pembelajaran. William Glasser (1993:19) ketika menjelaskan
tentang kualitas pendidikan memulai dengan menjelaskan lima kebutuhan dasar
manusia; ”love, power, freedom, fun, and survival”. Berangkat dari kebutuhan
dasar-kebutuhan dasar tersebut, maka kualitas diartikan sebagai; ”anything we
experience that is consistently satisfying to one or more of the basic needs”.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut, suatu pendidikan dianggap berkualitas
apabila mampu memenuhi salah satu atau lebih kebutuhan orang-orang yang
terlibat dalam pendidikan, terutama peserta didik.
Kualitas dalam pendidikan bukanlah suatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih
menunjuk pada hasil dari suatu proses. Hanya dengan proses dengan baik
(berkualitas) akan dihasilkan produk yang berkualitas pula. Proses yang
berkualitas hanya mungkin diwujudkan oleh pelaku dalam proses tersebut yang
berkualitas pula. Tidak mungkin proses yang berkualitas dihasilkan oleh orang
yang tidak berkualitas. Dalam pembelajaran yang berkualitas dibutuhkan guru
yang berkualitas, karena guru merupakan manajer dalam proses pembelajaran.
Untuk itu dibutuhkan guru yang efektif. Guru yang berkualitas adalah guru yang
mampu mengajar secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif harus
dipahami bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu. Guru
yang efektif adalah guru yang mampu membantu peserta didik memperoleh yang
terbaik dari pembelajaran yang dikelolanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dalam konteks profesionalisme guru, menurut Nurdin (2004:159-160)
guru yang efektif juga harus memiliki syarat profesional sebagai berikut: sehat
jasmani dan rohani, bertaqwa, berilmu pengetahuan luas, adil, berwibawa, ikhlas,
mempunyai tujuan yang robbani, mampu merencanakan dan melaksanakan
evaluasi, dan menguasai bidang yang diajarkan. Untuk itu menjadi guru tidaklah
mudah, apalagi menjadi guru dengan predikat efektif.
Menurut Muriel Gerhard dalam suparlan (2005:124) karakteristik guru
adalah sebagai berikut: (1) Menerima dan mengembangkan ide dan perasaan
perserta didik; (2) Memuji dan menggalakkan mereka; (3) Merangsang peserta
didik ikut serta dalam membuat keputusan; (4) Mendengar dan berinteraksi
dengan peserta didik, (5) mengembangkan kecakapan berpikir; dan (6)
menggunakan berbagai sumber dan media.
Kualitas pembelajaran menurut E. Mulyasa (2003:101) dapat dilihat dari
segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan
berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran, gairah belajar yang tinggi, semangat belajar
yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
Senada dengan Mulyasa, Dede Rosyada (2004:120) mengemukakan
bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika peserta didik mengalami berbagai
pengalaman baru dan perilakunya berubah menuju kompetensi yang dikehendaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran dikatakan berkualitas apabila proses pembelajaran itu aktif dan
bermakna dengan ditandai: (1) peserta didik aktif; (2) kooperatif; (3) kritis dan
kreatif; (4) semangat belajar tinggi; dan (5) adanya perubahan perilaku yang
positif.
Berdasarkan indikator kualitas pembelajaran tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Peserta Didik Aktif dan Kooperatif
Keterlibatan peserta didik secara aktif oleh Cranton (1989:133) dikatakan
bahwa tanpa mengabaikan materi dan metode pembelajaran yang dipilih penting
juga untuk menyertakan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Individu yang mendengarkan secara pasif terhadap ceramah tanpa
aktifitas lain seperti bertanya, menjawab pertanyaan, atau melakukan tindakan
interaktif lainnya, akan lebih sedikit untuk mempertahankan informasi itu.
Bagaimanapun keterlibatan peserta didik secara aktif akan memudahkan
pembelajaran.
Keaktifan itu ada dua macam, yaitu keaktifan rohani dan keaktifan
jasmani. Paul B. Diedrieh dalam Ramayulis (2005:106) menemukan berbagai
bentuk keaktifan; (1) visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar;
(2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, diskusi; (3)
listening activities, seperti mendengarkan uraian percakapan , diskusi, pidato,
ceramah; (4) writing activities, seperti menulis cerita, karangan, menyalin; (5)
drawing activities, seperti membuat grafik, peta; (6) mental activities, seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
mengingat, memecahkan soal, menganalisa; (7) motor activities, seperti
melakukan percobaan, membuat kontruksi, berkebun; (8) emotional activities,
seperti menaruh minat gembira, berani, tenang.
Proses pembelajaran yang berlangsung interaktif dan partisipatif
memungkinkan peserta didik untuk mengaktifkan seluruh inderanya.
Menggunakan semua inderanya peserta didik akan melakukan suatu proses belajar
yang lebih bermakna.
Edgar Dale dalam Barbara B. Seel and Rita Richey (1994:14) menekankan
perlunya pengalaman dengan memperkenalkan ”kerucut pengalaman” (come of
experience) sebagai berikut:
Lambang Verbal
Lambang visual
Gambar mati
Gambar Hidup
Pameran
Karya Wisata
Demonstrasi
Dramatisasi
Pengalaman Buatan
Pengalaman Langsung
Gambar 1. Kerucut Pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar di atas bertujuan untuk menggambarkan deretan pengalaman dari
yang bersifat langsung hingga pengalaman melalui simbol komunikasi.
Pengalaman tersebut didasarkan pada suatu rentangan pengalaman dari yang
kongkrit ke yang abstrak. Dale menunjukkan bahwa potensi pengalaman belajar
semakin besar ketika materi pembelajaran disampaikan dengan lebih bervariasi.
Namun ketika materi pembelajaran hanya disampaikan dalam bentuk simbol-
simbol verbal, potensi pengalaman belajar sangat kecil karena hanya mendengar
saja.
b. Berpikir Kritis dan Kreatif
Pembelajaran di era reformasi menuju kualitas manusia yang memiliki
daya saing global, diperlukan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif, serta kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah, karena
dalam dunia kerja yang berorientasi kompetensi, kecepatan dalam pengambilan
keputusan menjadi suatu tuntutan, bahkan keberanian mengambil sebuah putusan
meskipun salah, lebih berharga dari pada tidak ada putusan sama sekali. Untuk
itulah peserta didik harus dilatih oleh guru untuk berpikir kritis dan kreatif serta
kemampuan dalam memecahkan masalah, dengan berbagai strategi yang
mendukung (Dede Rosyada, 2004:165).
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan critical
thinking, creative thinking, dan problem solving melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya sering kali kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat hal-hal dimilikinya tersebut
oleh peserta didik. Guru pada umumya menurut Mulyasa (2002:106) kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
menyenangi situasi di mana para peserta didik banyak bertanya-tanya mengenai
hal-hal di luar konteks yang dibicarakannya.
Gibbs dalam Mulyasa (2002:106) berdasarkan berbagai penelitiannya
menyimpulkan bahwa kreatifitas peserta didik dapat dikembangkan melalui : (1)
rasa percaya diri; (2) memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah; (3) melibatkan peserta didik
dalam menentukan tujuan belajar; (4) memberikan pengawasan yang tidak terlalu
ketat dan otoriter; (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan.
Demikian pula kemampuan peserta didik dalam problem soving harus
dikembangkan. Problem harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu, misalnya
algoritme dan heuristik (Winkel, 1996:86).
c. Semangat Belajar Tinggi
Pembelajaran yang berkualitas juga ditandai oleh adanya peserta didik
yang memajukan semangat belajar yang tinggi. Dengan adanya semangat belajar
yang tinggi ini menunjukkan bahwa peserta didik banyak memiliki motivasi
belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
pembelajaran, Callahan and Clark dalam Mulyasa (2002:112) mengemukakan
bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
mundurnya tingkah laku ke arah satu tujuan tertentu. Peserta didik akan belajar
dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Motivasi menurut Sardiman, et al. (2001:73) dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau melakukan sesuatu. Dalam konteks belajar motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehinggga tercapai tujuan yang
dikehendaki. Dikatakan ”keseluruhan” karena biasanya ada beberapa motif yang
berama-sama menggerakkan peserta didik untuk belajar. Motivasi belajar
merupakan faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Peserta didik
yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan
aktivitas belajar. Berkaitan dengan motivasi ini, Maslow dalam Mulyasa,
(2002:112-113) menyusun suatu teori piramida hirarki kebutuhan manusia, yaitu
physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety needs (kebutuhan rasa aman),
esteem needs (kebutuhan akan harga diri), needs for actualization (kebutuhan
akan aktualisasi diri).
Dalam kenyataan, seringkali kebutuhan peserta didik yang berupa
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, dan seterusnya, bisa terjadi beberapa
kebutuhan tertentu dapat dipenuhi secara bersama-sama, atau bahkan semua
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara serentak.
Dalam konteks implementasi KTSP, teori Maslow ini menurut Mulyasa
(2002:113) dapat digunakan sebagai pegangan untuk melihat dan mengerti
mengapa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
1) Peserta didik dalam keadaan lapar atau sedang sakit tidak memiliki motivasi
untuk belajar.
2) Peserta didik lebih senang belajar dalam suasana yang menyenangkan.
3) Peserta didik yang merasa disenangi teman atau kelompoknya akan memiliki
minat belajar yang lebih dibandingkan dengan peserta didik yang dikucilkan.
4) keinginan peserta didik untuk mengetahui dan memahami sesuatu tidak selalu
sama.
Syamsudin Makmun (2001:40) menyatakan bahwa motivasi pada diri
seseorang dapat dilihat dari :
1) Durasinya kegiatan, berapa lama mampu menggunakan waktunya untuk
belajar.
2) Frekuensi kegiatan, berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode
waktu tertentu.
3) Persistensinya, ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan.
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi berbagai
rintangan dan hambatan.
5) Pengabdian dan pengorbanannya guna tercapainya tujuan.
6) Tingkatan aspirasinya, rencana, cita-cita, target yang hendak dicapai oleh
kegiatan belajar yang dilaksanakan.
7) Tingkatan kualifikasi prestasi/produk dari kegiatan belajar yang dilakukan.
8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan positif atau negatif.
Menurut Sardiman, et.al., (2001:81) motivasi yang dimiliki oleh peserta
didik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1) Tekun menghadapi tugas (dapat belajar terus menerus dalam waktu yang
lama).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam pelajaran.
4) Lebih senang bekerja sendiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya.
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
8) Senang mencari dan memecahkan soal.
Dari pendapat-pendapat di atas kiranya dapat disimpulkan, bahwa peserta
didik yang memiliki semangat belajar yang tinggi, disebabkan oleh motivasi
belajar yang dimilikinya. Adapun indikator dimilikinya motivasi itu adalah tekun
dalam menghadapi tugas, mampu belajar dalam waktu lama, ulet dalam
menghadapi kesulitan, kerelaan mengorbankan apa yang dimilikinya untuk
belajar, teguh dalam prinsip, dan senang memecahkan masalah.
d. Perubahan Perilaku yang Positif
Pembelajaran yang berkualitas ditandai juga oleh adanya perubahan
perilaku yang positif pada diri peserta didik. Perubahan perilaku ini sebenarnya
merupakan proses hasil dari proses belajar oleh peserta didik. Untuk itu, menurut
Sardiman (2001:21) ada yang mendefinisikan ”belajar adalah berubah”. Dalam
hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah perilaku. Belajar akan
membawa perubahan pada individu yang melakukan kegiatan belajar. Perubahan
itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, penyesuaian diri dan
sebagainya. Dengan demikian perubahan di sini tidaklah hanya pada ranah
kognitif saja, melainkan juga pada ranah afektif dan psikomotorik.
Senada dengan pendapat di atas, Abin Syamsudin Makmun (2001:27)
dengan menggunakan konsep dasar psikologis khususnya dalam konteks
pandangan behaviorisme, menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
hakikatnya merupakan usaha menciptakan perangkat stimulus yang diharapkan
menghasilkan pola-pola perilaku. Hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap,
dan keterampilan merupakan manifestasi dari perubahan perilaku tersebut.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang berkualitas ditandai oleh adanya perubahan perilaku peserta didik, baik
berupa pengetahuan, sikap, atau keterampilan, dan memiliki life skill.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran atau strategi instruksional (instructional strategies)
menurut Hasibuan dan Mujiono (1983: 3) disebutnya sebagai strategi belajar
mengajar dan diartikan sebgai pola umum penguatan guru dan murid dalam
perwujudan strategi belajar mengajar. Strategi di sini menjelaskan aktivitas yang
dikembangkan dalam analisis sistem yaitu mencari alternatif pemecahan. Strategi
seperti ini terjadi pada analisis metode dan alat, yaitu metode beserta alatnya
termasuk sumber pendidikan yang dilibatkan.
Arrends (1997 : 10) dalam hasibuan dan Mujiono (1988 : 22)
menggunakan istilah strategi pembelajaran atau strategi instruksional dengan
istilah model pengajaran:“The teacher models, which dates back to as earley as
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Jhon Dewey has did a very strong revival during the paste decade. The model is a
most effective approach for teaching higher level thinking processes, helping
student Process information already in their possession and assisting students to
contruct their own knowledge about the social and physical word around them"
(Model pembelajaran sebagaimana sejak dulu telah dikemukakan oleh John
Dewey pada beberapa dekade yang lalu, merupakan model yang paling efektif
untuk pendekatan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, membantu siswa
Memroses informasi agar selalu siap menuntun mereka dengan pengetahuan fisik
dan sosial masyarakat di lingkungannya).
Guna mewujudkan prinsip-prinsip strategi pembelajaran KTSP, maka guru
dapat memilih sejumlah strategi pembelajaran aktif, di antaranya sebagian dari
strategi-strategi menurut Silbermen (1986 : 7) dalam Hasibuan dan Mudjiono
(1988 : 56) adalah:
1) Strategi Group Resume (Resume kelompok)
Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan
dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara
yang menyenangkan untuk membantu para peserta didik lebih rnengenal atau
melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok yang para
anggotanya telah mengenal satu sama lain.
2) Strategi Point Counter Point (Debat Pendapat)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik untuk rnerangsang diskusi dan
Mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
format tersebut mirip open discussion dengan perdebatan terbuka dari setiap
peserta didik, namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
3) Strategi Modeling the way {membuat contoh praktek)
Strategi ini memberi kesempatan peserta didik untuk mempraktek
keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demontrasi. Peserta
didik diberi waktu untuk menyusun skenario sendiri dan menentukan cara-
cara mengilustrasikan keterampilan teknik yang baru saja dijelaskan dan
dipahami.
4) Strategi Guided Instruksional (Pembelajaran Terbimbing)
Pembelajaran terbimbing merupakan suatu perubahan menarik dari Metode
ceramah secara langsung. Guru dimungkinkan untuk mempelajari apa yang
telah diketahui dan dipahami peserta didik sebelum membuat poin-poin
pengajaran.
5) Strategi Jigsaw Learning (Belajar dengan model jigsaw)
Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi
yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi
tersebut tidak mengharuskan urusan penyampaian. Kelebihan strategi ini
adalah dapat memelihara seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain.
6) Strategi Every is Teacher here (semua menjadi guru)
Pada strategi ini, tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok peserta
didik yang berbeda. Masing-masing kelompok mengajar apa yang telah
dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
7) Strategi Reading Aloud (Membaca dengan keras)
Menurut Ramayulis (2005 : 112) strategi ini dapat membantu peserta didik
memfokuskan perhatiannya secara mental. Strategi ini menjadikan peserta
didik memusatkan perhatiannya pada apa yang dibaca secara keras itu.
8) Strategi The Power of Two (Menggabung dengan kekuatan)
Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong
munculnya keuntungan dari sinergi itu, Sebab hasil pemikiran dua kepala
tentu lebih baik dari hanya satu.
9) Strategi Reading Guide (Panduan membaca)
Dalam pembelajaran seringkali materi tidak dapat diselesaikan di dalam kelas
akhirnya harus diselesaikan di luar kelas, hal ini disebabkan oleh banyaknya
materi yang harus di baca dan diselesaikan. Strategi ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal
10) Strategi Card Sort (Sortir Kartu)
Strategi ini menurut Hisyam Zaeni, Barmawi Munthe, dan Sekar Ayu Aryani
(2005 : 53) merupakan kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasikal, fakta tentang obyek atau review
pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya.
11) Strategi Index Card Math (mencarai pasangan)
Strategi ini menurut Hisyam Zaini, Barmawi munthe, dan Sekar Ayu Aryani
(2005 : 69) cukup menyenangkan dapat digunakan untuk mengulang materi
yang telah diberikan sebelumnya. Untuk materi yang berumpun tetap bisa
digunakan asalkan peserta didik sebelumnya telah ditugaskan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga saat mereka
masuk kelas memiliki bekal pengetahuan.
5. Prestasi Belajar
Dalam proses belajar tidak terlepas dari prestasi belajar, karena prestasi
belajar merupakan tolok ukur bagi keberhasilan belajar. Prestasi dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia (1991:769) merupakan hasil yang telah dicapai atau
dilakukan. Kemudian Winkel (1984:162), prestasi adalah bukti keberhasilan yang
dicapai. Atas dasar definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa prestasi
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang setelah melakukan
usaha.
Kemudian apabila dikaitkan dengan usaha belajar, maka prestasi belajar
dapat diartikan sebagai hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan usaha belajar (Gunarsa, 1995 : 57). Selanjutnya Tirtonegoro (1984:43)
mengatakan,” prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran serta penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai setiap anak dalam periode tertentu.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada dasarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sama dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar. Apabila faktor-faktor yang menunjang proses
belajar dapat terpenuhi dengan baik, maka kegiatan belajarpun akan berlangsung
dengan baik, yang akhirnya akan membuahkan prestasi belajar yang baik pula.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Faktor Dari Dalam Diri Pebelajar ( Internal Factor )
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Faktor tersebut diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu faktor fisik dan
psikis. Faktor fisik meliputi kesehatan tubuh, kelainan cacat tubuh, dan keadaan
lain yang berkaitan dengan fisik. Faktor psikis meliputi motif, minat, bakat,
kecerdasan, dan kemampuan kognitif.
2. Faktor Dari Luar Diri Pebelajar ( External Factor )
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
eksternal masih dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu faktor
lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan
sosial. Lingkungan fisik misalnya iklim, cuaca, suhu udara, waktu. Sedangkan
lingkungan sosial misalnya lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lingkungan instrumental meliputi kurikulum, guru, sarana dan fasilitas belajar,
serta administrasi.
Untuk mendapatkan prestasi belajar yang optimal tergantung dari
pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Apabila semua faktor dapat
dimiliki dan dapat dikelola dengan baik maka kelangsungan proses belajar akan
berjalan dengan optimal. Dengan demikian dapat diharapkan prestasi belajar
sebagai hasil akhir dari suatu kegiatan belajar akan berhasil secara optimal pula.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Saryono ”Kinerja Kepala Sekolah dan Kualitas
Pembelajaran Sekolah. Studi kasus tentang Kualitas Pembelajaran di SMP
Negeri 1 Tirtomoyo” tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
deskriptif dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi
langsung, dan mencatat dokumen. Uji validasi data menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data berupa teknik analisis
interaktif, yaitu data reduction dan display, serta conclusion drawing yang
saling berinteraksi. Kesimpulan hasil penelitian : (1) Peningkatan kualitas
pembelajaran di SMP Negeri 1 Tirtomoyo dapat diupayakan melalui
peningkatan kualitas kinerja kepala sekolah; (2) Banyak siswa SMP Negeri 1
Tirtomoyo berprestasi karena pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Suroso Heru Prasetyo ”Profesionalitas Guru
dalam Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi di SD Negeri
Tlogomulyo Kabupaten Temanggung tahu 2008. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampelnya
purposive sampling, uji analisis data triangulasi data dan metodologis, dengan
analisis interaktif, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian : (1) penerapan KTSP secara proporsional berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa, (2) pelaksanaan pembelajaran telah berjalan dengan
baik, (3) kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri IV girimarto telah berjalan
dengan baik.
C. Kerangka Berpikir
1. Profesionalitas Guru dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Sekolah.
Profesionalitas seorang guru akan punya andil yang sangat besar dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Karena Guru profesional akan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
melaksanakan semua tugas-tugasnya dengan penuh kesungguhan dan tanggung
jawab. Guru profesional juga akan selalu melakukan suatu tugasnya dengan
menitikbertakan kualitas dari pada kuantitas. Apabila Proses Belajar mengajar di
kelas berkualitas, maka dapat dipastikan kualitas pembelajaran di sekolah juga
akan meningkat, dan jika kualitas pembelajaran meningkat, maka prestasi belajar
atau prestasi sekolah juga akan meningkat pula.
2. Kinerja Kepala Sekolah dapat meningkatkan kulaitas Pembelajaran di
Sekolah.
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin dan bertanggungjawab penuh
atas semua aktivitas di sekolah. Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah
yang mempunyai kinerja (prestasi kerja) yang baik pula. Kinerja Kepala sekolah
yang baik akan berimbas pada keberhasilan Proses Balajar Mengajar (PBM).
Apabila Proses Belajar Mengajar berhasil, maka akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah. Selanjutnya apabila kualitas pembelajaran di
sekolah meningkat, maka giliran berikutnya juga akan dapat meningkatkan
prestasi belajar atau prestasi sekolah.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru dan kinerja
kepala sekolah secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar, sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih efektif dan efisien.
Proses Belajar Mengajar yang efektif dan efisien akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sekolah dan selanjutnya akan dapat meningkatkan prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
belajar/prestasi sekolah. Alur pemikiran di atas dapat digambarkan dengan skema
sebagai berikut:
Bagan 1 : Flow Chart Kerangka Pikir
Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Sekolah
Profesionalitas Guru
Proses Belajar Mengajar
(PBM) Kinerja Kepala
Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri IV Girimarto, Kecamatan
Girimarto, Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Guru-guru SD Negeri IV Girimarto, memiliki kompetensi profesional di
bidangnya.
b. Kinerja Kepala SD Negeri IV Girimarto, memperoleh rekomendasi amat
baik.
c. Hasil akreditasi tahun 2006 SD Negeri IV Girimarto memperoleh predikat
amat baik.
d. Prestasi hasil pembelajaran SD Negeri IV Girimarto, sudah diakui mulai
tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan
bulan Desember 2010, dengan jadwal kegiatan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2: Alokasi Waktu Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 Juni 2010 Pengajuan judul, penyusunan
proposal
2 Juli 2010 Seminar proposal, revisi proposal,
pengesahan proposal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3 Agustus s.d. September 2010 Penyusunan instrumen,
penyelesaian ijin penelitian,
pelaksanaan penelitian
4 Oktober s.d. Desember 2010 Pengolahan data, penulisan
laporan, hasil penelitian
B. Bentuk/Strategi Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
menekankan pada masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya
yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan
mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan
penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau
frekuensi dalam bentuk angka. Strategi yang digunakan adalah studi kasus
(case study). Dan karena permasalahan serta fokus penelitian sudah
ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali
permasalahan di lapangan, maka penelitian tersebut juga dapat dikategorikan
sebagai Studi kasus terpancang (Embedded Case Study Research) (Sutopo,
2002:41).
C. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi
tersebut akan digali dari beragam sumber data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian ini, meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
1. Informasi atau narasumber, yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, orang tua siswa dan komite sekolah.
2. Tempat dan Peristiwa/aktivitas yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan
penilaian kinerja sekolah.
3. Arsip dan dokumen resmi prestasi-prestasi akademik dan nonakademik
serta pendukung lainnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah :
1. Wawancara mendalam (in-depth-interviewing)
Wawancara jenis tersebut bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur
ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang pada
informan yang sama (Patton dalam Sutopo, 2006:68). Pernyataan yang
diajukan dapat semakin terfokus sehingga informasi yang dikumpulkan
semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan
mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang
sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, dan
pandangan mereka terhadap pelaksanaan penelitian Kinerja Kepala
Sekolah. Teknik wawancara ini dilakukan pada semua informan.
2. Observasi langsung
Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai observasi
berperan pasif (Spradle dalam Sutopo, 2006:75). Observasi langsung ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dilakukan dengan cara formal dan indormal, untuk mengamati berbagai
kegiatan dan peristiwa yang terjadi di sekolah, juga kegiatan pokok warga
sekolah di lingkungan sekolah.
3. Mencatat dokumen (content analysis)
Teknik mencatat dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di sekolah.
E. Teknik Cuplikan (Sampling)
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Peneliti cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam, serta dapat dipercaya sebagai
sumber data yang mantap. Sampling atau cuplikan lebih cenderung sebagai
internal sampling (Bogdan & Biklen dalam Sutopo, 2006:63), informan
dipilih dengan kriteria tertentu dan kemudian dimanfaatkan untuk berbicara,
bertukar pikiran, membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek
lain, dan tidak untuk membuat generalisasi hasil. Teknik ini disebut juga
sebagai criterion based selection (Goetz dan Le Comte dalam Sutopo,
2006:64).
F. Keabsahan Data
Guna menjamin dan mengembangkan keabsahan data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian, teknik pengambangan keabsahan data yang
biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu taknik trianggulasi akan
dikembangkan. Dari empat macam teknik trianggulasi yang ada (Patton dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sutopo, 2002:78), hanya akan digunakan (1) trianggulasi data atau sumber
yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda,
misalnya mengenai kegiatan program digali dari sumber data yang berupa
informan, arsip dan peristiwa, demikian juga data kegiatan keterlibatan, dan
(2) trianggulasi metode, dilakukan dengan menggali data yang sama dengan
metode yang berbeda, seperti hasil wawancara yang disinkronkan dengan hasil
observasi. Selain itu database dikembangkan dan disimpan yang sewaktu-
waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki untuk verifikasi.
G. Teknik Analisis
Untuk menganalisis data pada penelitian tahap awal dipergunakan
teknik analisis interaktif. Ada tiga komponen analisis interaktif, yaitu
reduction (reduksi data), display (sajian data), dan conclusion drawing
(penarikan simpulan serta verifikasinya) yang masing-masing komponen
tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan
hasil akhir analisis.
Pada tahap reduction, data penelitian diseleksi, difokuskan,
disederhanakan, dan dibuat abstrak data dari fieldnote. Proses ini berlangsung
terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi
berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kerja, dan juga tabel
sebagai pendukung narasinya. Semua itu dirancang guna merakit informasi
secara teratur supaya mudah dilihat dan lebih dimengerti dalam bentuk yang
lebih kompak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Simpulan akhir penelitian perlu diverifikasi agar cukup mantap dan
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas saat
peneliti menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan
lapangan.
Pada proses verifikasi sering melangkah kembali pada tahap reduksi
data, sehingga trianggulasi selalu inheren dalam proses penelitian. Untuk
memperjelas model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan 2: Flow Chart Analisis Interaktif (Sutopo,2002:96)
Karena sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, meski
penelitian ini menggunakan strategi studi kasus terpancang dengan kegiatan
penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pernyataan yang telah jelas
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Sajian Data Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
dirumuskan, namun penelitian ini tetap bersifat spekulatif, karena segalanya
secara pasti akan ditentukan kemudian, oleh keadaan yang sebenarnya yang
terjadi pada di lokasi penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan
terhadap profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
A. Setting Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SD Negeri IV Girimarto
(Sumber : hasil wawancara dengan ketua komite yang juga salah satu pendiri SD
Negeri IV Girimarto).
SD Negeri IV Girimarto adalah salah satu dari 35 SD Negeri di
Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. SD Negeri IV Girimarto terletak di
Jalan Sinuwun, 28 Tambakmerang Girimarto, kurang lebih 3 Km disebelah utara
kantor Kecamatan Girimarto. SD Negeri IV Girimarto berdiri pada tahun 1965.
Ketika sekolah ini berdiri, belum memiliki gedung dan tanah sendiri sehingga
tempat pembelajarannya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan meminjam tempat umum seperti balai desa atau bahkan pernah pinjam
rumah milik warga. Dengan kondisi seperti ini maka proses belajar mengajar
sering terganggu dan tidak nyaman.
Pada tahun 1965 Pemerintah Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto
mengijinkan tanah miliknya (tanah milik desa) di dusun Dondong,
Tambakmerang, Girimarto tepatnya dibelakang balai Desa Tambakmerang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
didirikan sebuah bangunan sekolah dasar guna proses belajar mengajar.
Bangunan itulah yang sekarang menjadi SD Negeri IV Girimarto.
Seiring dengan perkembangan jaman, bangunan Sekolah Dasar Negeri IV
Girimarto telah mengalami beberapa kali renovasi. Sekarang SD Negeri IV
Girimarto memiliki gedung-gedung yang cukup kokoh dan megah untuk ukuran
bangunan sekolah dasar sehingga sangat nyaman untuk tempat melaksanakan
proses pembelajaran.
Berdasarkan catatan dokumen (sumber : Data administrasi SD Negeri IV
Girimarto), nama-nama tokoh pendiri SD Negeri IV Girimarto adalah sebagai
berikut:
1. Ponco Saroyo
2. Agus diyatmo
3. Teguh Subroto
Sejak berdiri sampai sekarang SD Negeri IV Girimarto telah mengalami
3 kali pergantian kepala sekolah. Adapun nama-nama kepala sekolah yang pernah
bertugas di SD Negeri IV Girimarto (sumber : Data administrasi SD Negeri IV
Girimarto), adalah sebagai berikut:
1. Suratno (1965 - 1996)
2. Yatto (1996 - 2007)
3. Maryatmi, S.Pd. (2007 - sekarang)
2. Letak Geografis SD Negeri IV Girimarto
SD Negeri IV Girimarto terletak di Desa Tambak Merang, Kecamatan
Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa tengah. Secara geografis letak SD tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
sangat strategis karena selain terletak di tengah-tengah wilayah kecamatan
Girimarto juga terletak di pinggir jalan Sinuwun Km 6 Sidoharjo – Bubakan yang
merupakan jalur penting untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat
khususnya di kecamatan Girimarto. Karena letaknya itulah SD Negeri IV
Girimarto terletak di Desa Tambakmerang, Girimarto, Kabupaten Wonogiri
dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Tanah pertanian milik Sardi.
Timur : Tanah pertanian milik warga.
Selatan : Balai Desa Tambak Merang.
Barat : Jalan raya Sidoharjo-Bubakan dan pemukiman warga
Lokasi tersebut sangat ideal untuk proses pendidikan karena selain dekat
jalan raya sehingga mudah jangkauannya juga sangat nyaman karena dekat lahan
pertanian milik warga yang udaranya sangat sejuk.
Luas areal sekolah yang mencapai 1700 m2 tersebut terdiri dari tiga
gedung. Gedung petama untuk ruang kelas I, II, kantor sekolah, dan ruang
komputer. Gedung kedua untuk kelas III, IV, V, dan VI. Gedung ketiga untuk
rumah dinas guru, penjaga, dapur, dan kamar kecil/WC siswa. Selain itu areal di
sebelah timur digunakan secara psikologis kondisi tersebut dapat menumbuhkan
rasa nyaman untuk belajar.
3. Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa SDN IV Girimarto
Keadaan Guru, karyawan, dan siswa sekolah SD Negeri IV Girimarto
pada tahun 2008, 2009, dan 2010 (Sumber: data lapor bulan) adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 3.1: Keadaan Guru dan Karyawan tahun 2007/2008
No Nama NIP Tgl Lahir Pend Jbtn Gol Ruang Masa
Kerja
Mngj.
Kl
1. Maryatmi, S.Pd 130733154 17-6-1960 S1 Kasek IV a 28 IV-VI
2. Suginem, S.Pd 130493635 3-1-1953 S1 Gr.Kl IV a 32 I
3. Agus S. A.Ma. 131180482 12-2-1959 D2 Gr.Kl IV a 26 VI
4. Surahminingsih,A.Ma 130987190 6-6-1957 D2 Gr.Ag. IV a 26 I-VI
5. Suradi, S.Pd. 131727367 12-11-1965 S1 Gr.Kl IV a 20 IV
6. Surtarno, A.Ma.Pd 131326476 13-12-1957 S1 Gr. OR III d 23 I-VI
7. Fety Marhayuni, S.Pd. 132177846 19-2-1973 S1 Gr.Kl III b 14 III
8. Mulyati, S.Pd. 132053141 10-2-1968 S1 Gr.Kl III b 22 V
9. Sadiman 131547795 19-8-1956 SMA Penjg. II b 21 -
10. Vera Listiyana, A.Ma. - 27-2-1986 D2 Gr.Kl - 2 II
Tabel 3.2: Keadaan Guru dan Karyawan tahun Tahun 2008/2009
No Nama NIP Tgl Lahir Pend Jbtn Gol
Ruang
Masa
Kerja
Mngj.
Kl
1. Maryatmi, S.Pd 19600617 197911 2 005 17-6-1960 S1 Kasek IV a 29 IV-VI
2. Suginem, S.Pd 19530103 197512 2 002 3-1-1953 S1 Gr.Kl IV a 33 I
3. Agus S. A.Ma. 19590212 198304 1 002 12-2-1959 D2 Gr.Kl IV a 27 VI
4. Surahminingsih,A.Ma 19570606 198201 2 008 6-6-1957 D2 Gr.Ag. IV a 27 I-VI
5. Suradi, S.Pd. 19651112 198806 1 002 12-11-1965 S1 Gr.Kl IV a 21 IV
6. Surtarno, A.Ma.Pd 19571213198405 1 001 13-12-1957 S1 Gr. OR III d 24 I-VI
7. Mulyati, S.Pd. 19680210 199303 2 005 10-2-1968 S1 Gr.Kl III b 23 V
8. Sadiman 19850622 201001 2 013 19-8-1956 SMA Penjg. II b 22 -
9. Ristya Tri W. 19560819198702 1 002 5-3-1990 SMA WB - 0 -
Tabel 3.3: Keadaan Guru dan Karyawan tahun Tahun 2009/2010
No Nama NIP Tgl Lahir Pend Jbtn Gol
Ruang Masa Kerja
Mngj. Kl
1. Maryatmi, S.Pd 19600617 197911 2 005 17-6-1960 S1 Kasek IV a 30 IV-VI 2. Suginem, S.Pd 19530103 197512 2 002 3-1-1953 S1 Gr.Kl IV a 34 I 3. Agus Suyono. A.Ma. 19590212 198304 1 002 12-2-1959 D2 Gr.Kl IV a 28 VI 4. Surahminingsih,A.Ma 19570606 198201 2 008 6-6-1957 D2 Gr.Ag. IV a 28 I-VI 5. Suradi, S.Pd. 19651112 198806 1 002 12-11-1965 S1 Gr.Kl IV a 22 IV 6. Surtarno, A.Ma.Pd 19571213198405 1 001 13-12-1957 S1 Gr. OR III d 25 I-VI 7. Mulyati, S.Pd. 19680210 199303 2 005 10-2-1968 S1 Gr.Kl III b 24 V 8. Ida Fitrianingsih A.Ma 19850622 201001 2 013 22-6-1985 D2 Gr. Kl II b 3 III 9. Sadiman 19560819198702 1 002 19-8-1956 SMA Penjg. II b 23 -
10. Rini Susanti - 18-12-1989 SMA WB - 1 II 11. Alvina Anita W. - 13-2-1990 SMA WB - 1 -
Kondisi jumlah guru SD Negeri IV Girimarto dirasa cukup karena
meskipun guru yang Pegawai Negeri Sipil (PSN) belum sebanding dengan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
rombongan belajar yang ada namun ada guru Wiyata Bakti (WB) yang juga
mampu menjadi guru kelas atau bahkan wali kelas.
Kualifikasi akademik guru-guru di SD Negeri IV Girimarto khususnya
guru Pegawai Negeri Sipil adalah Sarjana sehingga telah memenuhi standar
kependidikan. Sementara itu untuk Guru-guru Wiyata Baktinya masih dalam
proses menempuh pendidikan sarjana. Jenjang Pendidikan dan Status guru dapat
diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 4 : Jenjang Pendidikan dan Status Guru SDN IV Girimarto 3 Tahun. terakhir
Tahun Tingk.Pendidikan Jumlah dan Status Guru
Jumlah Ket. GT/PNS GTT/WB L P L P
2008
S3/S2 - - - - - S1/D4 1 4 - - 5 D3/Sarmud - - - - - D2 2 1 - 1 4 D1 - - - - - SLTA 1 - - - - Jumlah 4 5 - 1 10
Tahun Tingk.Pendidikan Jumlah dan Status Guru
Jumlah Ket. GT/PNS GTT/WB L P L P
2009
S3/S2 - - - - - S1/D4 1 3 - - 4 D3/Sarmud - - - - - D2 2 1 - - 3 D1 - - - - - SLTA 1 - 1 - 2 Jumlah 4 4 1 - 9
Tahun Tingk.Pendidikan Jumlah dan Status Guru
Jumlah Ket. GT/PNS GTT/WB L P L P
2010
S3/S2 - - - - - S1/D4 1 4 - - 5 D3/Sarmud - - - - - D2 2 1 - - 3 D1 - - - - - SLTA 1 - - 3 4 Jumlah 4 5 - 3 12
Tabel 6 adalah keadaan jenjang pendidikan guru-guru SD Negeri IV
Girimarto menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir dari jumlah12 guru dan
karyawan berpendidikan sarjana/D4 5 orang, D2 3 orang dan SLTA/SPG 4 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Menurut Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dosen, bahwa
persyaratan minimal bagi guru SD serendah-rendahnya berpendidikan S1, dengan
akta mengajar sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran yang ada di Sekolah
Dasar. Untuk mengatasi kualifikasi pendidikan para guru dan karyawan
khususnya guru-guru WB Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto memberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk melajutkan studi di Perguruan Tinggi baik
melalui jalur reguler maupun non reguler misalnya Universitas Terbuka (UT).
Keadaan siswa dalam tiga tahun terakhir dari tahun 2007 sampai dengan
2010 dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5: Keadaan Siswa SD Negeri IV Girimarto tiga tahun terakhir (2007 s.d. 2010)
NO TAHUN KELAS ROMBEL SISWA
KETERANGAN L P JML
1
2007
/200
8
I 1 10 12 22 II 1 12 10 22 III 1 11 5 16 IV 1 3 7 10 V 1 11 7 18 VI 1 6 8 14
JUMLAH 6 53 49 102
2
2008
/200
9
I 1 5 9 14 II 1 9 10 19 III 1 11 10 21 IV 1 9 5 14 V 1 3 7 10 VI 1 12 7 19
JUMLAH 6 49 48 97
3
2009
/201
0
I 1 4 4 8 II 1 7 8 15 III 1 10 9 19 IV 1 9 9 18 V 1 9 5 14 VI 1 2 7 9
JUMLAH 6 41 42 83
Tabel 7 tentang keadaan siswa di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa
SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir semakin menurun. Hal ini
bukan berarti SD Negeri IV Girimarto tidak diminati para peserta didik baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
melainkan karena memang program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan
oleh pemerintah berhasil sehingga jumlah siswa di SD tersebut semakin
berkurang.
4. Struktur Organisasi SD Negeri IV Girimarto
Bagan 3 : Flow Chart Struktur Organisasi
Berdasarkan Flow Chart struktur organisasi SD Negeri IV Girimarto di
atas dapat dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor,
Leader, Inovator, dan Motivator dibantu oleh para guru dan karyawan sehingga
dihubungkan dengan garis komando yang berarti kepala sekolah dapat memberi
perintah kepada pembantu-pembantunya dalam penyelenggaraan kegiatan
Kepala Sekolah Maryatmi, S. Pd.
Unit Perpustakaan (Alvi Anita W.)
Tata Usaha (Rini S.)
Bendahara (Suradi)
Guru Kelas I
Suginem
Guru Kelas II Ristya
Guru Kelas III
Ida F.
Guru Kelas IV Suradi
Guru Kelas V Mulyati
Guru Kelas VI Agus S.
Siswa
Komite
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
sekolah. Sedangkan hubungan sekolah dengan komite sekolah sebagai wakil dari
orang tua siswa, tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan dihubungkan dengan
garis putus-putus yang bersifat konsultatif dan kooperatif yang berarti saling kerja
sama.
5. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran yang dimaksud adalah bangunan fisik perkantoran,
ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang penunjang lainnya. Keadaan
sarana pembelajaran Sekolah dasar Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir
adalah sebagai berikut:
Tabel 6 : keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran (sumber data administrasi
SD Negeri IV Girimarto)
NO JENIS RUANG JUMLAH KETERANGAN
1. Ruang Kelas 6
2. Ruang Kepala Sekolah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang UKS 1
5. Ruang Tata Usaha 1
6. Ruang Perpustakaan 1
7. Rumah Dinas Guru 2
8. Rumah Dinas Penjaga 1
9. Gudang 1
10. Kamar mandi/WC Guru 1
11. Kamar mandi/WC Siswa 1
12. Garasi 1
Berdasarkan tabel 8 tentang keadaan sarana dan prasarana pembelajaran
di atas menunjukkan bahwa SD Negeri IV Girimarto memiliki ruang kelas 6
sedangkan jumlah rombongan belajar (rombel) 6. Selain itu juga ada ruang kepala
sekolah, ruang guru, rumah dinas guru dan penjaga, kamar kecil/ WC,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
perpustakaan, dan juga garasi sehingga sudah cukup untuk proses pembelajaran
setingkat pendidikan dasar (SD).
6. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Visi SD Negeri IV Girimarto adalah ”Terwujunya manusia yang berprestasi,
bertaqwa, berbudi luhur, santun dalam berperilaku”.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut SD Negeri IV Girimarto menetapkan
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Meningkatkan etos kerja untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
maksimal.
4. Memotivasi siswa untuk berprestasi.
5. Mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju bangsa
yang santun.
7. Tujuan Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, Sekolah Dasar
Negeri IV Girimarto menetapkan beberapa tujuan. Tujuan yang telah
ditetapkannya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan.
c. Memiliki jiwa toleransi antar manusia.
d. Menjadi sekolah yang diminati oleh masyarakat.
B. Hasil Penelitian
1. Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Ada beberapa hal yang dikerjakan oleh guru terkait dengan mengelola
pembelajaran antara lain; penyusunan Rencana Pelaksanakan Pembelajaran
(RPP), pelaksanaan program pembelajaran, evaluasi program pembelajaran,
analisa hasil evaluasi, dan tindak lanjut.
a. Perencanaan Program Pembelajaran
Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pembelajaran. Kelancaran proses pengelolaan pembelajaran di sekolah,
sepenuhnya berada dalam tanggung jawab guru. Selain itu guru adalah seorang
pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, dan mengelola seluruh kegiatan
proses pembelajaran di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebelum melaksanakan program pembelajaran guru-guru di SD Negeri IV
Girimarto terlebih dahulu menyusun program pembelajaran di antaranya:
1) Silabus,
2) Program Tahunan (Prota),
3) Program Semester (Promes),
4) Bahan ajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan
6) Tindak lanjut.
Temuan di lapangan 83% guru di SD Negeri IV Girimarto menyusun silabus
sebelum melaksanakan program pembelajaran. Dalam menyusun silabus guru
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena untuk
komponen Standar Kompensi dan Kompetensi Dasar mengadopsi dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini sesuai dengan pengakuan Ibu Guru kelas V
”Mul” bahwa” Saya menyusun silabus mengacu pada KTSP yang berlaku di SDN
IV Girimarto karena silabus merupakan pengembangan dari SK dan KD yang ada
pada KTSP.” (CL. 06)
Penyusunan perencanaan program pembelajaran tersebut dapat digambarkan
dalam sebuah ”Flow Chart” sebagai berikut:
Bagan 3: Flow Chart Penyusunan Program Pembelajaran
PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN
GURU
SILABUS
PROTA
PROMES
BAHAN AJAR
KEPALA SEKOLAH
MENINGKATNYA KUALITAS
PEMBELAJARAN
RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Selain silabus 67% guru di SD Negeri IV Girimarto juga membuat program
tahunan (Prota) sedangkan 33%-nya belum. Program Tahunan yang mereka buat
telah mengacu pada ketentuan-ketentuan dalam KTSP utamanya Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Para Guru membuat Program
Tahunan sebelum pelaksanaan program pembelajaran. Bapak Guru kelas IV ”Sr”
mengaku selain silabus beliau juga membuat program pembelajaran yaitu program
tahunan (Prota). Berikut ini komentarnya ” Ya, selain menyusun silabus saya juga
menyusun Program Tahunan (Prota) sebelum melaksanakan program
pembelajaran”(CL. 05). Namun baru 67% guru-guru di SD Negeri IV Girimarto
yang sudah membuat program tahunan karena masih ada beberapa guru yang
belum paham tentang program tahunan seperti yang diungkapkan guru kelas II Ibu
”Ri” bahwa ” ”Belum. saya belum menyusun Program Tahunan (Prota) sebelum
melaksanakan program pembelajaran karena belum pahamam tentang isi program
tahunan (Prota)” (CL. 03).
Perangkat pembelajaran berikutnya yang ditemukan di lapangan adalah
Program Semester (Promes). Hasil temuan di lapangan baru 83% guru-guru yang
telah membuat Program Semester sedangkan yang 17% guru yang lain belum.
Program semester dibuat para guru dua kali dalam setahun. Program semester
dibuat dengan mengacu pada program tahunan. Hal ini sesuai dengan pengakuan
Bapak Guru kelas VI ”Ag” bahwa ”Saya sebelum melaksanakan program
pembelajaran menyusun Program Semester (Promes) dengan mengacu pada
program tahunan?”(CL.07)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Perangkat pembelajaran selanjutnya yang ditemukan di lapangan adalah
bahan ajar. Belum semua guru di SD Negeri IV Girimarto membuat bahan ajar.
Baru 1 dari 6 guru di SD tersebut yang membuat bahan ajar sebelum
melaksanakan pembelajaran. Satu-satunya guru di SD tersebut yang telah
membuat bahan ajar adalah guru kelas V Ibu ”Mul”. Hal ini sejalan dengan
pengakuan Guru kelas V Ibu ”Mul” bahwa ”Ya , Sebelum mengajar saya juga
menyusun bahan ajar agar materi yang akan diajarkan tidak terlalu luas dan lebih
menyasar”. Sementara 5 dari 6 guru kelas yang lain belum membuat bahan ajar
karena alasan tertentu (CL.05).
Selain silabus, prota, promes, dan bahan ajar para guru di lapangan juga
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembuatan RPP mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Silabus. Semua Rencana
Pelaksanaan Pembalajaran yang akan digunakan diajukan kepada kepala sekolah
untuk dikoreksi dan ditandatangani. Berikut ini pengakuan Ibu Guru kelas V
”Mul” yang mengatakan bahwa ” Sebelum digunakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) diajukan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi dan
ditandatangani.”(CL. 06)
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran
Setelah membuat perangkat pembelajaran, guru-guru SD Negeri IV
Girimarto melaksanakan program pembelajaran. Pelaksanaan program
pembelajarannya dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Baik
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas pada umumnya Guru-guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
sudah menerapkan pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan).
Pembelajaran kontekstual learning dan kooperatif learning merupakan salah
satu model pembelajaran yang di laksanakan pada SD Negeri IV Girimarto.
Pembelajaran Kontektual Learning (Contextual Teaching and Learning)
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata. Sedangkan
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan sistem pembelajaran
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur.
Dengan diterapkannya pembelajaran PAKEM maka dalam membuka
pelajaran pun guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah menggunakan cara-
cara yang menarik perhatian siswa. Salah satu caranya adalah guru mengawali
pembelajaran dengan menyanyi atau bercerita. Hal ini sesuai dengan pengakuan
guru kelas IV bapak ”Sr” bahwa ”Saya sering membuka pelajaran dengan cara
yang menarik misalnya dengan menyanyi terlebih dahulu karena dengan begitu
siswa akan tumbuh ketertarikan siswa pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan.”(CL. 05)
Begitu juga dalam menyajikan materi pelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto juga telah menyajikan materi pelajaran secara sistematis. Caranya
materi pelajaran yang akan disajikan disusun mulai dari hal-hal yang mudah ke
materi yang sulit atau dari materi yang konkrit ke materi yang abstrak. Berikut ini
pengakuan Ibu guru kelas V ”Mul”terkait dengan penyajian materi beliau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
mengatakan bahwa ”Dalam menyajikan materi pelajaran ”Saya, sajikan secara
sistematis. Dengan penyajian materi secara sistematis akan menjadikan proses
pembelajaran lebih efisien dan efektif.”(CL. 06)
Metode yang digunakan oleh para guru dalam pembelajarannyapun juga
bervariatif. Berbagai metode tersebut antara lain metode ceramah, diskusi, tanya
jawab, penugasan, demontrasi dan masih banyak metode lagi. Pemilihan metode
yang digunakan oleh para guru telah sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Berikut ini pernyataan guru kelas VI Bapak
”Ag” terkait dengan penggunaan metode bahwa ”Saya telah menerapkan metode
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran karena dengan menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran maka hasil pembelajaran
yang akan dicapai siswa juga lebih baik dan lebih tepat sesuai tujuan pelajaran
yang hendak dicapai.”(CL.07)
Pelaksanaan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga
telah menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media yang dimaksud adalah media elektronik maupun non elektronik. Media
elektronik yang digunakan oleh para guru misalnya tape recorder, keyboard,
komputer, dan sebagainya sedangkan media non elektronik misaknya KIT IPA,
KIT Matematika, gambar-gambar, bahkan tumbuhan lingkungan sekitar. Semua
media yang digunakan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pada saat itu. Terkait dengan penggunaan media pembelajaran tersebut Ibu guru
kelas IV ”Mul” menyatakan bahwa ” dengan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.”(CL. 06)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Sumber belajar yang digunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran
guru-guru SD Negeri IV Girimarto lebih dari satu buku. Banyaknya buku
pelajaran yang diijinkan oleh pemerintah sebagai buku wajib menjadikan para
guru lebih leluasa memilih judul-judul sesuai kebutuhan para guru di kelas.
Kepala sekolah juga memberi anggaran yang cukup untuk pembelian buku
pegangan guru. Semua sumber belajar yang digunakan para guru telah sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dicapai pada saat pembelajaran dilaksanakan.
Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas III Ibu guru ”Id” Bahwa ” ”Saya
telah karena dengan menggunakan sumber belajar yang sesuai materi pelajaran
mudah diterima siswa dan tujuan pembelajaran mudah tercapai.”(CL. 04)
Pada saat melaksanaan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto telah melakukan skenario pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
Skenario pembelajaran tersebut dibuatnya ketika guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Para guru melaksanakan skenario pembelajaran
melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Ibu guru kelas II Ibu ”Ri’ bahwa dalam pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ” Saya telah merancang skenario dan
melakukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar
tujuan mudah tercapai.” (CL. 03)
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bapak Ibu guru SD Negeri IV Girimarto
telah menggunakan beberapa cara yang positif untuk memotivasi siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas ke depan kelas secara bergantian.
Semua siswa sangat senang, aktif dan sangat antusias. Hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
pernyataan Bapak Guru kelas IV ”Sr” Bahwa ”Saya selalu memotivasi siswa
untuk membangkitkan semangat belajar siswa.” (CL. 05)
Di samping itu dalam berinteraksi dengan siswa Bapak Ibu guru juga
menggunakan bahasa yang komunikatif. Untuk membuat lebih komunikatif guru-
guru dalam pembelajarannya menggunakan bahasa keseharian yang mudah
diterima oleh siswa. Dengan melakukan bahasa yang komunikatif itu suasana
kelas menjadi semarak dan lebih hidup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu
Guru kelas V ”Mul” Bahwa ”Saya selalu menggunakan bahasa yang komunikatif
agar lebih ada kedekatan saya dengan siswa saya sering nggunakan bahasa yang
komunikatif yakni bahasa yang tidak terpaku dengan kaidah kebahasaan.”
(CL.06).
Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto menutup
pembelajaran dengan memberi ulasan. Guru mengulas materi pembelajaran yang
telah diberikan secara global atau hanya garis besarnya saja. Dengan ulasan materi
tersebut pemahaman siswa akan lebih baik membuat ingatan siswa labih kuat dan
tidak cepat lupa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas III ”Id”
Bahwa”Pada akhir pembelajaran saya memberi ulasan, selain untuk mempertegas
materi pelajaran juga untuk memberi masukan kekurangan dan kelebihan proses
pembelajaran.” (CL. 04)
Setelah memberi ulasan, guru-guru SD Negeri IV Girimarto pada akhir
pembelajaran membuat kesimpulan. Guru bersama-sama siswa membuat
kesimpulan dengan memberi penekanan pada hal-hal yang dianggap penting.
Selanjutnya siswa mencatat isi kesimpulan pada buku siswa masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tetapi sayang pembuatan kesimpulan pada akhir pembelajaran belum
dilaksanakan oleh para guru secara rutin. Ibu Guru kelas I ”Su” mengatakan
bahwa ”Saya belum membuat kesimpulan secara rutin. Kadang-kadang
membuat tetapi kadang-kadang ya tidak”. (CL. 02)
Selain membuat kesimpulan pada akhir pembalajaran Bapak Ibu Guru
memberi reward kepada siswa yang memperoleh nilai paling baik. Reward yang
diberikan guru-guru SD Negeri IV Girimarto tidak mesti barang ataupun hadiah
tetapi kadang-kadang hanya berupa ucapan ”selamat atas keberhasilnnya”.
Pemberian Reward mempunyai tujuan untuk memotivasi siswa agar siswa lebih
meningkatkan prestasinya di kemudian hari. Ibu Guru kelas V ”Mul” mengatakan
bahwa ”Saya berusaha memberi reward pada setiap akhir pembelajaran, karena
dengan reward siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih meningkatkan
belajarnya.” (CL. 06)
c. Evaluasi Pembelajaran
Setelah melaksanakan program pembelajaran, Bapak Ibu Guru SD Negeri
IV Girimarto melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksaanaan evaluasi
pembelajaran diawali dengan menyusun instrumen penilaian meskipun belum
lengkap seperti belum ada kisi-kisi dan norma penilaiannya. Penyusunan
instrumen penilaian yang dilakukan oleh para guru mengacu indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Indikator yang dibuat oleh para guru tersebut merupakan
penjabaran dari Standar Kompetensi (SK) dan Standar Kompetensi (KD) yang
akan dicapai dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
kelas II ”Rin” bahwa ”Sebelum melaksanakan penilaian Saya menyusun
perangkat penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.” (CL. 03)
Setelah membuat instrumen penilaian para Bapak Ibu guru SD Negeri IV
Girimarto melaksanakan penilaian terhadap siswa pada kelasnya masing-masing.
Penilaian dilakukan oleh para guru dengan berpedoman pada intrumen penilaian
yang dibuat sebelumnya. Demikian yang pernah dialami oleh Bapak Guru VI
”Ag” lewat pengakuannya bahwa ”Dengan melaksanakan penilaian, guru
maupun siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran yang
akan mereka capai dalam pembelajaran.” (CL. 07)
Setelah selesai mengadakan ulangan sebagai tindak lanjut dari penilaian
maka guru-guru SD Negeri IV Girimarto memeriksa dan memberi skor . Para
Guru menentukan penilaian dengan berpedoman pada pedoman peskoran yang
telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Guru kelas III Ibu
”Id” bahwa ”saya memeriksa hasil evaluasi pembelajaran siswa , agar guru dapat
mengetahui hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi ajar dan dapat
mengetahui ketuntasan tujuan pembelajaran yang tekah dikuasai oleh siswa.”
(CL. 04)
Selanjutnya guru-guru SD Negeri kelas IV Girimarto mencatat dan
menganalisis hasil penilaian. Siswa yang mendapat nilai tuntas diberi pengayaan,
sedangkan siswa yang nilai belum tuntas atau di bawah KKM diberi perbaikan.
Hal demikian sesuai pengakuan Guru Kelas V Ibu ”Mul” bahwa
”Penandatanganan daftar nilai tujuannya untuk memberi pengesahan bahwa guru
telah melaksanakan penilaian terhadap siswa pada waktu tertentu .” (CL. 06)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Kegiatan penilaian sebagai upaya dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran. Dari pendapat para guru di lapangan secara ringkas dapat dibuatkan
dalam bagan Flow Chart sebagai berikut :
Bagan 4 : Flow Chart Evaluasi Pembelajaran
d. Program Tindak Lanjut
Setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto melakukan program tindak lanjut hasil evaluasi/penilaian. Langkah
pertama Bapak Ibu guru menganalisa hasil evaluasi dengan menganalisis butir
soal yang valid dan yang tidak valid. Salah satu indikator ketidakvalidan
soal/perangkat penilaian tersebut apabila butir soal tidak dapat digunakan sebagai
alat ukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Caranya bisa dengan
memperbaiki butir soal ataupun mengganti dengan soal yang baru/berbeda. Hal ini
sesuai dengan pengakuan guru kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Ya, saya akan
Evaluasi Pembelajaran
Portopolio Ulangan Blok Ulangan Harian
Ranah Kognitif Ranah Kognitif Ranah Kognitif
Ranah Afektif Ranah Afektif Ranah Afektif
Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik
Nilai Rapor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
memperbaiki perangkat penilaian yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.”
(CL.04). Langkah kedua Bapak/Ibu Guru mengklasifikasikan siswa yang
memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan siswa yang
memperoleh nilai di atas atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM diberi remidi atau diberi perbaikan
untuk mengerjakan soal-soal dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sama
sedangkan siswa yang telah memperoleh nilai di atas atau sama dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) diberi pengayaan dengan mengerjakan soal-soal
Kompetensi Dasar (KD) berikutnya atau yang lain. Seperti yang dilakukan oleh
guru ”Id”, yang mengatakan bahwa ”Pelaksanaan program tindak lanjut untuk
memperbaiki nilai siswa yang di bawah KKM dengan memberi perbaikan atau
remidi, dan memberikan pengayaan bagi siswa yang nilainya di atas KKM atau
sudah tuntas” (CL.04).
Kegiatan program tindak lanjut tersebut dapat digambarkan dalam ”flow
chart” sebagai berikut:
Bagan 5 : Flow Chart Program tindak lanjut
PROGRAM TINDAK LANJUT
BELAJAR TUNTAS
REMIDIAL PENGAYAAN
TIDAK TUNTAS BELAJAR
TUNTAS BELAJAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator,
manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Berdasarkan
temuan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk meningkatkan
profesionalisme sebagai tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah
senantiasa menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan pembinaan dan
dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, juga pembelajaran yang
menekankan keterkaitan antara materi dengan dunia kehidupan peserta didik
secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Contextual
Teaching and Learning), dan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur (Cooperative Learning).
Keteladanan juga merupakan sikap seorang edukator yang patut, baik yang
perlu dicontoh yang ditampilkan oleh kepala sekolah melalui sikap, perbuatan dan
perilaku termasuk penampilan kerja. Penampilan kerja seorang kepala sekolah
yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin,
jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula
penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang
bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, dan enerjik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Seperti halnya seorang guru, kepala sekolah juga melaksanakan fungsinya
sebagai pendidik atau guru yang harus mengajar dengan jumlah jam 6 jam per
minggu, serta melaksanakan tugas pokok guru seperti halnya seorang guru. Hal
ini sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh kepala sekolah Ibu ”Mar”
(CL.01).
b. Kepala sekolah sebagai Manager
Dalam rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala
sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV
Girimarto dalam Memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau
kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan,
komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS.
Adapun program kepala sekolah yang melibatkan warga sekolah tersebut adalah
sebagai berikut:
1). Analisi SWOT untuk revitalisasi dan inovasi program sekolah,
2) Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah yaitu KTSP,
3). Revitalisasi dan inovasi program sekolah dengan melibatkan stakeholder,
4). Pelaksanaan ekstra kurikuler baik akademik maupun non akademik,
5). Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik,
6). Peningkatan sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
c. Kepala sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala
sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan
mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif dan
efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah.
Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
mengadministrasikan bahwa semua aktifitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah.
Adapun cakupan administrasinya meliputi administrasi kurikulum, kesiswaan,
kepegawaian, perpustakaan, sarana dan prasarana, keuangan, dan administrasi
sekolah lainnya seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” (CL.01).
d. Kepala sekolah sebagai Supervisor
Sebagai supervisor kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengandalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian
juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar pada tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melakukan pekerjaannya. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas,
pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.
Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
melaksanakan supervisi baik supervisi administrasi perangkat pembelajaran,
supervisi administrasi pendidikan maupun supervisi kunjungan kelas. Seperti
yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” yang mengatakan bahwa” Saya
melaksanakan supervisi administrasi sarana dan prasarana hanya waktunya kurang
terprogram. Kadang-kadang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat karena banyaknya acara kegiatan yang sifatnya
mendadak.”(CL.01).
e. Kepala sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolahnya. Sebagai pemimpin kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannnya, dan bertanggung
jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Sebagai pemimpin
dianggap berhasil jika kelompoknya atau yang dipimpinnya berhasil, dan
sebaliknya pemimpin dianggap gagal jika kelompoknya atau yang dipimpinnya
gagal atau tidak berhasil. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang
kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat kelompoknya berhasil.
Hasil temuan di lapangan, bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
sangat berhasil dalam memimpin sekolahnya. Hal ini dapat terlihat dari:
1) Penilaian akreditasi di sekolah pada tahun 2006 memperoleh nilai B (baik),
2) Banyak prestasi yang telah di raih oleh siswa sampai tingkat propinsi baik pretasi
akademik maupun non akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Hal ini terbukti dengan adanya dokumen hasil akreditasi dan prestasi dalam
bidang akademik maupun non akademik yang pernah diraih oleh SD Negeri IV
Girimarto dalam tiga tahun terakhir yang terlampir pada (tabel 5.0).
f. Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator kepala sekolah
harus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada
seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model
pembelajran inovatif.
Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
melakukan pekerjaannya dengan cara-cara secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel
dan fleksibel. Semua cara tersebut diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, dengan cara mendorong dan membina setiap
tenaga kependidikan.
Hasil temuan di lapangan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah mendorong dan membina setiap tenaga
kependidikan agar dapat berkembang secara optimal, berusaha mencari gagasan
dan cara-cara baru agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas-
tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan, berupaya
mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas
dan kemampuan masing-masing, berusaha mengintegrasikan semua kegiatan
sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
efektif, efisien, dan produktif, bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan
objektif, memberikan teladan dan contoh yang baik, beradaptasi dalam
menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang
menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi
dalam melaksankan tugasnya.
g. Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah memiliki
strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengambangan sumber belajar.
Dari temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
banyak memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru, siswa, dan
karyawan secara rutin agar:
a. Selalu melakukan pekerjaan dengan rasa iklas dan penuh tanggung jawab.
b. Selalu rajin belajar untuk mempertahankan prestasi yang telah diperolehnya.
c. Selalu mempersiapkan sejak awal bagi siswa yang akan diikutsertakan lomba baik
bidang akademik maupun non akademik.
d. Guru dan karyawan memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan sekolah yang
lebih tinggi (kuliah).
3. Prestasi Hasil Belajar
Hasil temuan di lapangan bahwa SD Negeri IV Girimarto mempunyai
banyak prestasi. Di antara SD-SD Negeri lainnya se-Kecamatan Girimarto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
prestasi SD Negeri IV Girimarto cenderung lebih menonjol. Karena prestasinya
itulah SD Negeri IV Girimarto menjadi barometer bagi SD-SD lain di Kecamatan
Girimarto.
Prestasi hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu prestasi akademik dan
prestasi non akademik. Prestasi akademik adalah pretasi yang berkaitan langsung
dengan pelajaran sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang tidak
secara langsung berkaitan dengan pelajaran.
a. Prestasi Akademik
Dari hasil catatan lapangan prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto
dalam tiga tahun terakhir tergolong sangat baik. Pada setiap lomba SD Negeri IV
Girimarto hampir dipastikan memperoleh kejuaraan. Data Prestasi akademik SD
tersebut dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 7.1: Prestasi akademik dari perlombaan dalam tiga tahun terakhir dari tahun
2007 sampai tahun 2010 (Sumber data dari dokumen sekolah).
NO TANGGAL NAMA KL MACAM LOMBA JUARA KET.
1. Rabu, 16 Mei 2007
Aiga Creslendya V Siswa Teladan I Kec.
Mega Sinta P.
Lili Nur Indah Sari v Bahasa Jawa I Kec.
2. Rabu, 30 Mei 2007 Aiga Creslendya
V Siswa Teladan (Pi) III Kab.
3. Selasa, 5 Juni 2007 Lili Nur Indah Sari V Bahasa Jawa II Kab.
4. Sabtu,28 Juli 2007
Aiga Creslendya
VI Cerdas Cermat I Kec. Eni Susilowati
Lili Nur Indah Sari
5. Selasa,31 Juli 2007
Aiga Creslendya
VI Cerdas Cermat Harapan III Kab. Eni Susilowati
Lili Nur Indah Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
6. Sabtu, 12 April 2008
Intan Rahmadani V Keteladanan Siswa I Kec.
Ardiansyah Dwi A.
7.
Sabtu, 19 April 2008 Ardiansyah Dwi A. V Siswa Teladan I Kec.
8. Senin, 28 April 2008
Intan Rahmadani
V Cerdas Cermat I Kec. Liya Prasi W.
Ardiansyah Dwi A.
9. Sabtu, 31 Mei 2008 Suryanti IV Bahasa Jawa I Kec.
10. Rabu, 18 Juni 2008 Suryanti IV Bahasa Jawa III Kab.
11. Senin, 16 Feb. 2009 Suryanti VI Olimpiade IPA I Kec.
12. Selasa, 17 Feb. 2009 Suryanti VI Olimpiade IPA Harapan II Kab.
13. Selasa,21 April 2009 Suryanti V Olimpiade IPA II Kec.
14. Senin, 27 April 2009 Suryanti v Mengarang Cerpen I Kec.
15. Rabu, 3 Juni 2009 Suryanti
V Siswa Teladan II
Kec. Raga Pramuja I
16. Senin, 15 Juni 2009 Raga Pramuja V Siswa Teladan Harapan III Kab.
17. Kamis, 11 Feb. 2010
Arum Marlina
V Lomba Cerdas Cermat
(LCC) I Kec. Karlina
Wahyu Putra Utama
18. Kamis, 8 April 2010 Arum Marlina V Olimpiade IPA I Kec
Wahyu Putra Utama V Olimpiade MAT I Kec
19. Selasa, 27 April 2010 Karlina V
Siswa Berprestasi I
Kec. Wahyu Putra Utama V
Dari uraian tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam 3 tahun terakhir SD
Negeri IV Girimarto telah memperoleh 19 prestasi/kejuaraan dalam bidang
akademik. Prestasi lomba siswa teladan sebanyak 7 kali, prestasi lomba bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
jawa 4 kali, lomba cerdas cermat 4 kali, pretasi olimpiade 5 kali, dan mengarang 1
kali.
Selain berprestasi dalam lomba atau kejuaraan SD Negeri IV Girimarto juga
berprestasi dalam perolehan nilai ujian baik Ujian Akhir Sekolah (UAS) maupun
Ujian Sekolah (US). Hasil temuan di lapangan perolehan nilai UASBN dalam tiga
tahun terakhir (2007/2008 s.d 2009/2010) dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 7.2: Prestasi akademik nilai rata-rata UASBN dalam tiga tahun terakhir
(2007/2008 s.d 2009/2010)
NO Tahun Pelajaran Mata Pelajaran
Jumlah Rata-rata B. Indo. Mat. IPA
1. 2007/2008 7,56 6,44 7,84 21,84 7,28
2. 2008/2009 8,23 6,86 8,38 23,47 7,82
3. 2009/2010 8,17 8,68 8,39 25,24 8,41
Dari tabel perolehan nilai rata-rata UASBN di atas dapat dijelaskan bahwa
pada tahun pelajaran 2007/2008 perolehan nilai rata-rata Bahasa Indonesia 7,56,
Matematika 6,44 dan IPA 7,84, jumlah 21,84 sehingga rata-rata untuk tiga mata
pelajaran 7,28. Pada tahun pelajaran 2008/2009 perolehan nilai rata-rata Bahasa
Indonesia 8,23, Matematika 6,86 dan IPA 8,3 jumlah 23,47 dan rata-rata 7,82.
Pada tahun 2009/2010 perolehan nilai rata-rata Bahasa Indonesia 8,17,
Matematika 8,68, IPA 8,39 jumlah 25,24 sehingga rata-rata tiga mata pelajaran
adalah 8,41.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
b. Prestasi Non Akademik
Selain prestasi akademik, Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto juga banyak
memperoleh prestasi non akademik. Prestasi non akademik tersebut meliputi
semua kejuaraan atau prestasi yang tidak secara langsung berkaitan dengan
pelajaran. Prestasi yang dimaksud misalnya : juara lomba seni tari, lukis, MTQ,
dan sebagainya.
Hasil temuan di lapangan prestasi non akademik SD Negeri IV Girimarto
dalam tiga tahun terakhir (tahun pelajaran 2007/2008 sampai 2009/2010) dapat
ditulis dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8: Prestasi non akademik (Sumber data : Administrasi Kepala Sekolah SD
Negeri IV Girimarto)
NO TANGGAL NAMA KL MACAM LOMBA JUARA KET
1. Sabtu,24 Maret
2007
Aiga Creslendya V Seni Tari I Kec.
Mega Sinta P. IV
Danik Febriana V Seni Tari II Kec.
Intan IV
Eni Susilowati V Seni Lukis I Kec.
Davinci V
2. Senin, 14 Mei 2007 Aiga Creslendya V
Seni Tari III Kab. Mega Sinta P. IV
3. Sabtu, 26 Mei 2007 Aiga Creslendya V Pidato (FASI) I Kab.
4. Kamis, 31 Mei 2007
Lili Nur Indah Sari V
MTQ I Kec. Danik Febriana V
Fachrunia Akbar
V
5. Sabtu, 21 Juli 2007
Aiga Creslendya VI Festival Kompetensi
(BI) I
Kab.
Davinci VI Festival Kompetensi
(lukis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
6. Kamis,26 Juli 2007
Aiga Creslendya
VI
Festival Kompetensi
(BI)
I
Kab.
Davinci Festival Kompetensi
(lukis)
7. Senin, 30 Juli 2007 Aiga Creslendya
VI Pidato I
Kec. Arif Hidayat II
8. Sabtu, 4 Agst.2007
Aiga Creslendya
VI Mapsi Harapan
I Kab. Eni Susilowati
Davinci
9. Selasa,11 Sep.2007 Aiga Creslendya vI Sinopsis I Prop.
10. Selasa,18 Mart.2008 Angga Pramana
Bulu Tangkis II Kec. Andika Rahmat
11. Rabu, 19 Maret
2008
Erik Ardiansyah V Loncat Jauh I Kec.
Tomi Setiawan
12. Sabtu,29 Maret
2008
Intan R. V Seni Tari I
Kec. Mega Sinta P
Liya Prasi V Macapat
III
Tomi Setiawan IV
Febriana
V
Paduan Suara III Kec.
Oktavia
Hardiansyah
Osi Safitri
Ayu Musfiroh
IV
Jefri Konaivi
Kartiko
Melandari
Resky Yuliawati
13. Sabtu,29 Maret 2008 Angga Pramana
V Seni Lukis I Kec. Mufidatu R.
14. Sabtu,12 April 2008
Febriana N.
V Dokter Kecil I Kec. Oktavia M.
Liya Prasi
Osi Safitri
7. Selasa,15 April 2008
Intan Rahmadani V Seni Tari
Harapan
I Kab.
Mega Sinta P.
Eric Ardiansyah V Lompat Jauh I Kab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
8. 24 Mei 2008
Eric Ardiansyah V Kitobah I Kec.
Intan Rahmadani
Mufidatu R. V Kaligrafi
II Kec.
Angga Pramana I
Osi Safitri V Mapel PAI II Kec.
Liya Prasi V Macapat Islam
III Kec.
Tomi Setiawan I
9.
Sabtu, 31 Mei 2008 Anggita III Seni Lukis I Kec.
Liya Prasi V Cipta & baca puisi I Kec.
10. Sabtu, 7 Juni 2008 Liya Prasi V Cipta & baca puisi II Kab.
11. Sabtu, 5 Juli 2008 Liya Prasi
VI Lomba Bercerita I Kec.
12. Kamis, 12 Juli 2008 Liya Prasi VI Lomba Bercerita II Kab.
13. Kamis,30 Okt. 2008 Suryanti V Sinopsis I Kec.
14. Sabtu, 8 Nov. 2008
Suryanti V Sinopsis II Kab.
15. Senin, 10 Nov. 2008
Liya Prasi VI
Paduan Suara I Kec.
Febriana N VI
Intan Rahmadani VI
Mega Sinta P. VI
Melandari V
Hardiansyah VI
Kartiko V
Tomi Setiawan VI
Raga Pramuja V
Jefri Konaivi V
16. Rabu, 15 April 2009 Suryanti V
Seni Tari I Kec. Lia Winarsih V
Anggita IV Seni Lukis
I Kec.
Lukito Aji IV II Kab.
Raga Pramuja V Seni Macapat
III Kec.
Melandari Sri H. V I
17. Jefri Konaivi V Paduan Suara I
Sarindras Yoga P V
Karlina I V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Sefi Nuranggai III
Anisa Pradina IV
Sri Wulandari V
Lusitafiani III
Resky Yuliawati V
Yusuf V
Reza Pramudya V
Randi V
18. Senin, 4 Mei 2009 Suryanti V Seni Tari III Kab.
Lia Winarsih IV
Melandari V Macapat Harapan
III Kab.
19. Senin, 13 Juli 2009 Suryanti V Lomba Bercerita I Kab.
20. Selasa, 28 Juli 2009 Suryanti VI Lomba Bercerita Harapan I Prop.
21. Kamis, 30 Juli 2009 Raga Pramuja VI PAI
II Kec.
Arum Marlina V III
Novalia Anggita V Khot
II Kec.
Luqito Aji V IV
Jefri Konaivi VI Pidato
II Kec.
Karlina V I
Aqdam Abdul Salam VI Macapat Islami II
22. Sabtu, 10 April 2010
Anggit Prastowo IV Macapat II Kec.
Luqito Aji V Seni Lukis
II Kec.
Novalia Anggita I
Karlina V
Paduan Suara I Kec.
Anisa P. V
Thalia E III
Anjani Z III
Anis Marsela III
Tria Suci Lestari III
Marsilatul K III
Wahyu Putra V
Prabowo W IV
Fatah Nisan A IV
Noorjihad M IV
Diki Saputra IV
Sabiqh Nuril N III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
23. Rabu, 14 April 2010 Lusitafiani IV Cipta Baca Puisi III Kec.
Karlina V Pidato (Feskom) I Kec.
Arum Marlina V Mengarang I Kec.
24. Sabtu, 17 April 2010 Karlina V Pidato (Feskom) III Kab.
25. Selasa, 20 April 2010 Aprilia V
Seni Tari III Kab. Lia Winarsih
26. Kamis, 27 Mei 2010 Karlina V Pildacil I Kec.
27. Sabtu, 29 Mei 2010 Karlina V Pildacil II Kab.
28. Kamis, 17 Juni 2010 Karlina V Lomba Bercerita II Kab.
29. Rabu, 13 Okt. 2010 Karlina VI Lomba Pidato Mapsi I Kec.
Anggita Prastowo V Macapat Islami I Kec.
Novilia Anggita VI Khot dan Kaligrafi I Kec.
30. Minggu,30Okt. 2010 Karlina VI Cipta Baca Puisi
(Bulan Bahasa) II Kab.
Dari tabel pretasi non akademik di atas dapat diuraikan bahwa dalam 3
tahun terakhir (2007/2008 s.d 2009/2010) SD Negeri IV Girimarto telah
memperoleh prestasi atau kejuaraan dalam lomba seni tari sebanyak 8 kali baik
tingkat kecamatan maupun kabupaten, seni lukis 5 kali, pidato 4 kali, MTQ 1 kali,
Feskomp 4 kali, cabang MAPSI 14 kali, sinopsis 2 kali,bulu tangkis 1 kali, loncat
jauh 2 kali, macapat 4 kali, paduan suara 3 kali, bercerita 5 kali, cipta baca puisi 4
kali, dan dokter kecil 1 kali. Dari beberapa prestasi atau kejuaraan tersebut yang
paling banyak perolehan prestasi pada tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, dan
yang paling sedikit tingkat propinsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Dalam pengelolaan pembelajaran guru dituntut melaksanakannya tugasnya
secara profesional. Kerofesionalan guru tersebut menuntut adanya penyusunan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang tersebut di antara lain
perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan program, evaluasi, dan
program tindak lanjut.
a. Perencanaan Program Pembelajaran
Dalam mengelola pembelajaran guru memegang peranan yang sangat
penting dan strategis. Sebelum melaksanakan program pembelajaran guru-guru
wajib menyusun perencanaan program pembelajaran.Seperti halnya yang telah
dilakukan oleh guru-guru SD Negeri IV Girimarto sebelum melaksanakan
pembelajaran yakni menyusun:
1) Silabus,
2) Program Tahunan (Prota),
3) Program Semester (Promes),
4) Bahan ajar,
5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan
6) Tindak lanjut.
Dari temuan di lapangan yang baru 83% (5 dari 6) guru-guru di SD Negeri
IV Girimarto yang menyusun silabus sedangkan 17% (1 dari 6) guru-guru belum
menyusun sikabus. Idealnya semua guru-guru di SD tersebut mau menyusun
silabus karena silabus merupakan penjabaran dari Kurikulum yang semestinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
digunakan oleh guru menyusun Prota, Promes, bahan ajar, RPP dan sebagainya.
Tanpa silabus maka pembuatan perencanaan pembelajaran yang lain akan tidak
jelas arah dan tujuannya.
Selain silabus guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga membuat program
tahunan (Prota). Pembuatan Program Tahunan yang di buat oleh guru telah
mengacu pada ketentuan –ketentuan dalam KTSP utamanya Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah benar namun sayangnya masih 17% guru
yang belum menyusun silabus. Agar para guru membuat silabus maka perlu
pembinaan dan motivasi dari sesama guru maupun dari atasannya dalam hal ini
kepala sekolah.
Selain silabus para guru SD Negeri IV Girimarto juga telah membuat
program Tahunan (Prota). Program Tahunan yang telah mereka buat masih
meniru atau kopi paste dari Program Tahunan milik SD lain. Untuk itu perlu
adanya kesadaran dan kemauan dari para guru untuk dapat membuat Program
Tahunan sendiri dan dimiliki sendiri oleh sekolah SD negeri IV Girimarto tanpa
minta bantuan SD lain. Dengan adanya Program Tahunan maka semua kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru harus sesuai dengan apa yang telah
diprogramkan dalam Program Tahunan.
Demikian juga dengan Program semester (promes), temuan di lapangan
bahwa semua Guru SD Negeri IV Girimarto juga telah membuat program
semester. Para guru dalam membuat program semester mengacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku. Program semester tersebut berisikan
Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok, dan alokasi waktu. Pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
program semester tersebut sudah benar karena sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pembuatan program semester atau mengacu pogram tahunan. Bapak guru kelas VI
”Ag” menyatakan bahwa ”Saya sebelum melaksanakan program pembelajaran
menyusun Program Semester (Promes) dengan mengacu pada program
tahunan?”(CL.06).
Perangkat pembelajaran yang juga ditemukan di lapangan adalah bahan ajar.
Bahan ajar perlu dibuat dan dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan
pembelajaran karena memuat Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, indikator,
rangkuman materi, uji kompetensi dan pedoman penilaian. Namun sayangnya
baru 17% (1 dari 6) Guru kelas di SD Negeri IV Girimarto yang membuat bahan
ajar sebelum melaksanakan pembelajaran. Satu dari enam guru kelas yang telah
membuat bahan ajar adalah guru kelas V ”Mul” yang mengatakan bahwa ”
Sebelum mengajar saya juga menyusun bahan ajar agar materi yang akan
diajarkan tidak terlalu luas dan lebih menyasar”(CL.05). Sementara 5 guru yang
lain belum membuat bahan ajar sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
alasan tertentu seperti yang diungkapkan oleh guru kelas 3 Ibu ”Id” bahwa ”Maaf
, saya belum menyusun bahan ajar untuk mempersiapkan materi pelajaran karena
saya masih rancu antara bahan ajar dengan rangkuman materi”(CL.03).
Perangkat pembelajaran selanjutnya yang ditemukan di lapangan adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP. Semua guru di SD
Negeri IV Girimarto membuat dan memiliki RPP untuk semua mata pelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menjadi pedoman bagi guru dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
ditentukan. Salah satu keberhasilan guru dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran adalah ditentukan oleh baik tidaknya atau buat
tidaknya RPP oleh guru yang bersangkutan dengan demikian mengingat
pentingya RPP bagi guru dalam proses pembelajaran sebelum melaksanakan
pembelajaran guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Demikian juga yang dialami guru SD Negeri IV Girimarto terkait dengan
pembuatan RPP seperti pengakuan guru kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Ya.
Sebelum mengajar dan untuk membuat skenario pembelajaran saya menyusun
RPP agar proses belajar mengajar lebih terarah efektif” (CL. 04).
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru-guru SD negeri
IV Girimarto telah mengacu pada Silabus dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Setelah Rencana Pelaksanaan Pembalajaran dibuat guru
sebelum digunakan terlebih dahulu diajukan kepada kepala sekolah untuk
dikoreksi dan ditandatangani dengan tujuan agar apabila sebelum digunakan ada
kesalahan atau kekurangan bisa dibetulkan atau ditambah agar lebih sempurna.
Berikut ini pengakuan Ibu Guru kelas V ”Mul” yang mengatakan bahwa ”
Sebelum digunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diajukan kepada
kepala sekolah untuk dikoreksi dan ditandatangani.”(CL. 05)
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran
Dalam pelaksanakan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
Pelaksanaan program pembelajarannya dilakukan di dalam kelas maupun di luar
kelas. Baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas pada umumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Guru-guru sudah menerapkan pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan). Dengan menerapkan pembelajaran PAKEM maka
proses pembelajaran tidak hanya menyenangkan tetapi juga memposisikan siswa
sebagai pelaku yang aktif melakukan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator saja.
SD Negeri IV Girimarto juga telah melaksanakan pembelajaran kontekstual
learning dan kooperatif. Pembelajaran Kontektual Learning (Contextual Teaching
and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata. Sedangkan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur.
Dengan diterapkannya pembelajaran PAKEM maka pembelajaran di SD
Negeri IV Girimarto selain menarik perhatian siswa juga mempunyai dampak
yang sangat besar terhadap peningkatan mutu siswa. Salah satu contoh
peningkatan mutu siswa adalah banyaknya perolehan prestasi baik akademik
maupun non akademik mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi.
Begitu juga dalam menyajikan materi pelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto juga telah menyajikan materi pelajaran secara sistematis. Materi
pelajaran disusun mulai dari hal-hal yang mudah ke yang sulit, dari materi yang
konkrit ke materi yang abstrak, dari materi yang pernah dikenal siswa ke materi
yang baru atau belum dikenal siswa. Penyajian materi secara sistematis akan
menjadikan pembelajaran lebih efisien dan efektif. Berikut ini pengakuan Ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
guru kelas V ”Mul”terkait dengan penyajian materi beliau mengatakan bahwa
”Dalam menyajikan materi pelajaran ”Saya, sajikan secara sistematis. Dengan
penyajian materi secara sistematis akan menjadikan proses pembelajaran lebih
efisien dan efektif” (CL. 05).
Metode yang digunakan oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto dalam
pembelajarannyapun juga bervariatif. Berbagai metode telah diterapkan oleh para
guru dalam pembelajaran mulai dari metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
penugasan, demontrasi dan masih banyak metode lagi. Pemilihan metode yang
digunakan oleh para guru telah disesuaikan dengan materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Dengan telah diterapkannya metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran menjadikan
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Berikut ini pernyataan guru kelas VI Bapak
”Ag” terkait dengan penggunaan metode bahwa ”Saya telah menerapkan metode
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran karena dengan menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran maka hasil pembelajaran
yang akan dicapai siswa juga lebih baik dan lebih tepat sesuai tujuan pelajaran
yang hendak dicapai.”(CL.06)
Penggunaan media pembelajaran oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto
telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Meskipun media pembelajaran yang
dimiliki SD tersebut sangat minim tetapi guru-guru dapat menggunakannya secara
maksimal. Karena keterbatasan media yang ada maka guru-guru memanfaatkan
lingkungan sekitar sekolah yang alami untuk menggantikan media yang
diperlukan dalam pembelajaran. Sesekali para guru juga menggukan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
modern tetapi jumlahnya sangat minim.Media yang dimaksud adalah media
elektronik maupun non elektronik. Media elektronik yang digunakan oleh para
guru misalnya tape recorder, keyboard, komputer, dan sebagainya sedangkan
media non elektronik misaknya KIT IPA, KIT Matematika, gambar-gambar,
bahkan tumbuhan lingkungan sekitar. Semua media yang digunakan telah sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai . Terkait dengan penggunaan
media pembelajaran tersebut Ibu guru kelas 2 ”Ri” ” Saya menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar tujuan pembelajaran
mudah tercapai” (CL. 02).
Banyak sumber belajar yang digunakan oleh para guru di SD Negeri IV
Girimarto. Selain buku-buku pelajaran, buku-buku perpustakaan, buku-buku
pendamping juga media baik media cetak maupun media elektronik. Kepala
sekolah juga memberi kebebasan guru memilih sumber belajar dan juga memberi
anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sumber belajar bagi para guru.
Semua sumber belajar yang digunakan para guru telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas V Ibu guru ”Mul”
Bahwa ” ” Ya, dengan menggunakan sumber belajar yang sesuai materi pelajaran
mudah diterima siswa dan tujuan pembelajaran mudah tercapai” (CL. 05). Dengan
diberinya kebebasan guru untuk menentukan sumber belajar diharapkan dapat
memberi ispirasi bagi para guru untuk memilih dan menentukan sumber belajar
yang sesuai dengan kondisi dan situasi di SD tersebut sehingga tujuan
pembelajaran akan dapat tercapai lebih mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Skenario pembelajaran yang telah dibuat oleh para guru di SD Negeri IV
Girimarto sudah baik tetapi juga perlu ditingkatkan. Semakin jeli dan baik
skenario pembelajaran akan semakin mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran. Skenario tersebut terperinci di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dibuat oleh para guru. Para guru melaksanakan skenario
pembelajaran melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu guru kelas II Ibu ”Ri’ bahwa
dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ” Saya telah merancang
skenario dan melakukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran agar tujuan mudah tercapai” (CL. 02).
Bapak Ibu guru SD Negeri IV Girimarto telah menggunakan beberapa cara
yang positif untuk memotivasi siswa. Tujuan pemberian motivasi tersebut adalah
agar kreativitas dan kepercayaan diri para siswa dapat bangkit tanpa adanya
paksaan dari siapapun sehingga siswa dapat menemukan jati dirinya untuk
berprestasi seoptimal mungkin. Banyak cara yang telah dilakukan oleh para guru
untuk memotivasi semangat belajar para siswa seperti yang telah diungkapkan
Bapak Guru kelas IV ”Sr” Bahwa ”Saya selalu memotivasi siswa untuk
membangkitkan semangat belajar siswa” (CL. 04).
Di samping itu para guru SD Negeri IV Girimarto juga dituntut untuk dapat
berinteraksi dengan para siswa dengan menggunakan bahasa yang komunikatif.
Agar ada interaksi yang komunikatif antara guru dan siswa sebaiknya para guru
tidak memposisikan dirinya sebagai seorang yang serba tahu melainkan
memposisikan dirinya sebagai patner para siswa dalam memecahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
permasalahan belajarnya. Untuk itu guru sebaiknya tidak menggunakan bahasa
yang kaku dan resmi melainkan bahasa keseharian yang mudah diterima atau
dipahami siswa. Karena dengan menggunakan bahasa yang komunikatif itu dapat
membuat suasana kelas menjadi lebih hidup sehingga ada kedekatan antara guru
dan siswa . Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas V ”Mul” Bahwa
”Saya selalu menggunakan bahasa yang komunikatif agar lebih ada kedekatan
saya dengan siswa saya sering nggunakan bahasa yang komunikatif yakni bahasa
yang tidak terpaku dengan kaidah kebahasaan” (CL. 05).
Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto sebaiknya
memberi ulasan secara singkat untuk mengulang dan memberi penekanan pada
hal-hal tertentu sehingga apa yang diajarkan oleh guru akan terpatri di dalam
ingatan siswa. Untuk memberi ulasan guru mengulang dan memberi penekanan
pada hal-hal yang penting. Dengan ulasan materi tersebut diharapkan dapat
membuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih baik dan
membuat ingatan siswa labih kuat dan tidak cepat lupa. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ibu Guru kelas III ”Id” bahwa ”Pada akhir pembelajaran saya memberi
ulasan, selain untuk mempertegas materi pelajaran juga untuk memberi penekanan
pada hal-hal yang penting agar mudah dipahami atau diingat siswa” (CL. 03).
Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga membuat
kesimpulan. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja diterimanya dengan memberi kata kunci pada hal-hal
yang dianggap penting. Setelah kesimpulan dibuat selanjutnya siswa mencatat isi
kesimpulan pada buku siswa masing-masing. Dengan membuat kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
diharapkan dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pelajaran
yang telah diberikan oleh guru. Seperti yang diungkapkan guru ”Mul” terkait
dengan pembuatan kesimpulan pada akhir pembelajaran”Ya kesimpulan dibuat,
agar siswa lebih mudah mengingat, mempelajari, dan memahami materi yang
telah disajikan atau diajarkan oleh guru secara ringkas dan jelas” (CL. 05).
Selain membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran para Guru memberi
reward kepada siswa yang memperoleh nilai baik. Reward dimaksudkan untuk
memberi motivasi agar prestasinya lebih baik sedangkan punisment dimaksudkan
untuk memberi rasa jera bagi siswa yang telah melakukan kesalahan. Seperti yang
pernah diungkapkan Ibu Guru kelas V ”Mul” mengatakan bahwa ”Saya berusaha
memberi reward pada setiap akhir pembelajaran, karena dengan reward siswa
merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya” (CL. 05).
c. Evaluasi Pembelajaran
Bapak Ibu Guru SD Negeri IV Girimarto melakukan evaluasi
pembelajaran setelah proses belajar mengajar berakhir. Sebelum melaksanakan
evaluasi pembelajaran guru terlebih dahulu menyusun instrumen penilaian.
Instrumen peniaian tidak hanya soal dan kunci jawaban tetapi harus dilengkapi
dengan kisi-kisi penilaian dan norma penilaian. Penyusunan instrumen penilaian
yang dilakukan oleh para guru telah berpedoman pada indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Indikator yang dibuat oleh para guru tersebut merupakan
penjabaran dari Standar Kompetensi (SK) dan Standar Kompetensi (KD) yang
akan dicapai dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru
kelas II ”Rin” bahwa ”Sebelum melaksanakan penilaian Saya menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
perangkat penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.” (CL. 02)
Secara umum evlauasi pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di SD Negeri
IV Girimarto sudah berjalan dengan baik dan benar kalaupun masih ada
kekurangannya harap dikemudian hari bisa diperbaiki atau dilengkapi.
Setelah mengadakan ulangan guru-guru SD Negeri IV Girimarto melakukan
analisis hasil evaluasi, memeriksa dan memberi skor . Pemberian skor yang
dilakukannya telah berpedoman pada pedoman peskoran yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Guru kelas III Ibu ”Id” bahwa
”saya memeriksa hasil evaluasi pembelajaran siswa , agar guru dapat mengetahui
hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi ajar dan dapat mengetahui
ketuntasan tujuan pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa” (CL. 03). Secara
umum pelaksanaan penilaian telah dilaksanakan dengan baik dan benar dan sesuai
dengan ketentuan penilaian yang berlaku.
d. Program Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari penilaian guru-guru SD Negeri IV Girimarto
telah melakukan analisi hasil penilaian. Analisa hasil penilaian dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan ketercapaian tujuan pembelajaran. Analisis
hasil penilaian yang dilakukan oleh para guru telah berpedoman pada kriteria
analisis hasil penilaian yang berlaku. Dari analisis hasil evaluasi/penilaian tersebut
selanjutnya guru menyimpulkan hasil penilaian kemudian guru menyusun laporan
hasil evaluasi/penilaian kemudian dilanjutkan pemuatan laporan hasil penilaian.
Terkait dengan masalah pelaporan hasil penilaian Guru kelas V Ibu ”Mul”
menyatakan bahwa ”Penyusunan laporan perlu dibuat karena hasil penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
merupakan bukti hasil belajar yang diperoleh siswa dalam menguasai berbagai
macam materi pelajaran yang diajarkan oleh guru sesuai kemampuan
siswa.”(CL.05).
Selain penyusunan laporan hasil penilaian atau hasil evaluasi guru-guru SD
Negeri IV Girimarto juga telah melakukan perbaikan terhadap soal atau perangkat
penilaian yang tidak valid. Salah satu indikator ketidakvalidan soal/perangkat
penilaian itu tidak dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan dalam hal ini
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengakuan
guru kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Saya selalu memperbaiki perangkat penilaian
yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran” (CL. 04).
Guru-guru SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan program tindak
lanjut hasil penilaian. Pelaksanaan program tindak lanjut dimaksudkan untuk
memberi pelayanan yang terbaik dan adil kepada semua siswa. Bagi siswa yang
belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) telah diadakan
perbaikan atau remidi, sedangkan siswa yang telah mencapai atau melebihi batas
tuntas maka diadakan pengayaan. Seperti yang terjadi di SDN IV Girimarto, guru
”Id”, mengatakan bahwa ”Pelaksanaan program tindak lanjut untuk memperbaiki
nilai siswa yang di bawah KKM dengan memberi perbaikan atau remidi, dan
memberikan pengayaan bagi siswa yang nilainya di atas KKM atau sudah tuntas.”
(CL.03).
Secara umum pelaksanaan penilaian guru-guru SD Negeri kelas IV
Girimarto telah berjalan dengan baik dan benar. Setelah penilaian dilakukan guru-
guru juga sudah membuat laporan hasil penilaian baik penilaian ulangan tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
semester maupun ulangan umum semester. Laporan juga telah ditandatangani oleh
kepala sekolah selanjutnya disampaikan kepada orang tua atau wali siswa. Dengan
penyampaian laporan ulangan ini diharapkan orang tua/wali siswa memberi
apresiasi terhadap hasil belajar siswa sehingga pada akhirnya dapat kemauan
orang tua/wali untuk lebih meningkatkan upaya di dalam membimbing siswa.
2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Kepala sekolah telah melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Berdasarkan temuan di
lapangan dilakukan pembahasan sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk meningkatkan
profesionalisme sebagai tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah telah
menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan pembinaan dan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa
(2004:98), bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai edukator
harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada
seluruh warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan serta melaksanakan modal pembelajaran yang menarik, seperti team
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik
yang cerdas di atas normal.
Selain itu sebagai seorang educator atau pendidik kepala sekolah SD Negeri
IV Girimarto juga telah menampilkan sikap keteladanan dalam melaksanakan
kerja yang patut, dan perlu dicontoh bagi semua guru dan karyawan yang
dipimpinnya. Penampilan kerja seorang kepala sekolah yang patut dan baik
dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin, jujur, penuh
tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula penampilan fisik
seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang bersih, sehat
jasmani, rapi, serasi, dan enerjik.
Sebagai pendidik kepala sekolah juga melaksanakan fungsinya sebagai
pendidik atau guru yang harus mengajar dengan jumlah jam 6 jam per minggu,
serta melaksanakan tugas pokok guru seperti halnya seorang guru. Semua itu telah
dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam tugas utamanya sebagai
pendidik. Terkait dengan permasalahan tersebut sesuai dengan yang pernah
disampaikan oleh kepala sekolah Ibu ”Mar” ”Saya sebagai Kepala sekolah juga
sebagai pendidik sesuai dengan ketentuan yang berlaku juga harus mengajar 6
jam pelajaran perminggu”(CL. 07).
b. Kepala sekolah sebagai Manajer
Sebagai menajer, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
melaksanakan tugasnya untuk memberdayakan tenaga kependidikan secara
maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa ( 2004:103) bahwa Dalam
rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala sekolah harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV
Girimarto telah Memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau
kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan,
komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS.
Bentuk kerjasama yang melibatkan warga sekolah dengan sekolah antara lain: 1)
melakukan analisis SWOT untuk revitalisasi dan inovasi program sekolah, 2)
penyusunan Kurikulum Tingkat Sekolah yaitu KTSP, 3) melaksanakan
Revitalisasi dan inovasi program sekolah, 4) Pelaksanaan ekstra kurikuler baik
akademik maupun non akademik, 5) Peningkatan sumber belajar, dan lain-lain.
c. Kepala sekolah sebagai Administrator
Sebagai seorang administrator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh
program sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa (2005:107-108)
bahwa kepala sekolah sebagai administrator adalah memiliki hubungan yang
sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara
spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,
mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan
dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif
dan efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah.
Sejalan dengan tugas kepala sekolah sebagai administrator, Oemar Hamalik
(1992:143-144) berpendapat bahwa kepala sekolah sebagai administrator lebih
ditekankan kepada pelaksanaan kepemimpinan dibandingkan dengan administrasi
umumnya. Administrasi sekolah disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang
ada, pada hakekatnya lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan masalah
kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan harus dilatih dalam profesi, dalam
masyarakat dan dalam negara serta bangsa. Kepemimpinan dalam hal ini lebih
luas artinya dibandingkan dengan pelaksanaan kepemimpinan dalam sistem
sekolah.
Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
mengadministrasikan semua aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Adapun
cakupan administrasinya meliputi administrasi kurikulum, kesiswaan,
kepegawaian, perpustakaan, sarana dan prasarana, keuangan, dan administrasi
sekolah lainnya seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” bahwa
”Hampir semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah kami di administrasikan”
(CL.07). Secara umum pengelolaan administrasi kepala sekolah di SD Negeri IV
Girimarto dilaksanakan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
d. Kepala sekolah sebagai Supervisor
Sebagai supervisor kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah mampu
melakukan berbagai pengawasan dan supervisi terhadap guru untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan terutama meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sergiovani dan Starrat dalam Mulyasa (2005:111), yang menyatakan bahwa
”Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more
abaut their practice, to better able to use their knowledge ang skills to better
serve parents and schools and to make the schools a more effectife learning
community”.
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan kepala sekolah sebagai
supervisor telah mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian.
Kepala sekolah telah mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (1992:173)
bahwa 1)Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan, 2) Seorang
supervisor itu harus dapat mensposori (sebagai sponsor), 3) Seorang supervisor
itu sebagai evaluator, 4) Seorang supervisor itu sebagai pengawas.
Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
melaksanakan supervisi baik supervisi administrasi perangkat pembelajaran,
supervisi administrasi pendidikan maupun supervisi kunjungan kelas. Seperti
yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” yang mengatakan bahwa” Saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
melaksanakan supervisi administrasi sarana dan prasarana hanya waktunya kurang
terprogram. Kadang-kadang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat karena banyaknya acara kegiatan yang sifatnya
mendadak.”(CL.01).
e. Kepala sekolah sebagai Leader
Sebagai leader (pemimpin) kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannnya, dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Sebagai pemimpin dianggap
berhasil jika kelompoknya atau yang dipimpinnya berhasil, dan sebaliknya
pemimpin dianggap gagal jika kelompoknya atau yang dipimpinnya gagal atau
tidak berhasil. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala
sekolah sebagai pemimpin adalah membuat kelompoknya berhasil.
Kecuali itu kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga memiliki karakter
khusus yaitu kepribadian yang penuh perhatian dan peduli terhadap peningkatan
prestasi sekolah baik prestasi akademik maupun non akademik. Beliau juga
memiliki keahlian khusus di bidang seni suara baik seni suara nasional maupun
daerah. Pengalaman dan pengetahuan baik berkaitan dengan profesionalisme
maupun administrasi sangat berperan dalam menentukan kebijaksanaan Kepala
Sekolah SD IV Girimarto. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjosumijo
(2003:110) yang mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus
memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar,
pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Dalam setiap kesempatan kepala SD Negeri IV Girimarto selalu berusaha
memberi dorongan dan mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai
dengan harapan dan tujuan selama proses kepemimpinan. Hal ini sesuai pendapat
Hersye dan Blanchard (1988:5) yang menjelaskan bahwa: “leadership occurs any
time one attemps to influense the behavior of on individual or group”.
Hasil temuan di lapangan, bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
sangat berhasil dalam memimpin sekolahnya. Hal ini dapat terlihat dari:
1)penilaian akreditasi di sekolah pada tahun 2006 memperoleh nilai B (baik),
2)banyak prestasi akademik maupun non akademik yang telah di raih oleh para
siswa mulai tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. 3) terciptanya situasi yang
kondusif.
Bukti keberhasilan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik
yang pernah diraih oleh SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir yang
terlampir pada (tabel 5.0).
f. Kepala sekolah sebagai inovator
Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
melakukan peran dan fungsinya dalam membina hubungan yang harmonis baik
secara intern maupun ekstern. Kepala sekolah juga selalu mencari ide baru untuk
meningkatkan prestasi sekolah. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh SD Negeri IV
Girimarto selalu dalam pantauan kepala sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga
memberi contoh cara menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif.
Sesuai pendapat E. Mulyasa (2005:118-119) bahwa dalam rangka
melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator kepala sekolah harus memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan
kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-
model pembelajran inovatif.
Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
melakukan pekerjaannya dengan cara-cara secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel
dan fleksibel. Semua cara tersebut diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, dengan cara mendorong dan membina setiap
tenaga kependidikan.
Hasil temuan di lapangan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah mendorong dan membina setiap tenaga
kependidikan agar dapat berkembang secara optimal, berusaha mencari gagasan
dan cara-cara baru agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas-
tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan, berupaya
mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas
dan kemampuan masing-masing, berusaha mengintegrasikan semua kegiatan
sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif, efisien, dan produktif, bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan
objektif, memberikan teladan dan contoh yang baik, beradaptasi dalam
menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang
menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi
dalam melaksankan tugasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
g. Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai seorang motivator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para guru dan
tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas pokok dan fungsinya.
Kepala sekolah memberi motivasi staf dan guru untuk meningkatkan efisiensi dan
pencapaian tujuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hari Sudrajat (2005:129)
bahwa kemampuan direktur sekolah dalam memotivasi staf dan guru memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan sekolah. Motivasi staf dan guru
merupakan kekuatan yang mendorog efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan.
Staf dan guru harus ditingkatkan motivasinya untuk berbuat sebaik-baiknya agar
dapat mencapai tujuan sesuai dengan standar dan dengan pertanggungjawaban
untuk berhasil, yang keberhasilannya tersebut terikat dengan harga diri
(achievement motivation).
Temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah banyak
memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru, siswa, dan karyawan
agar: 1) melakukan pekerjaan dengan rasa iklas dan penuh tanggung jawab, 2)
rajin belajar untuk mempertahankan prestasi yang telah diperolehnya, 3)
mempersiapkan sejak awal bagi siswa yang akan diikutsertakan lomba baik
bidang akademik maupun non akademik, 4) guru dan karyawan memanfaatkan
kesempatan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi (kuliah), 5)
menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung peningkatan prestasi
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Kepala sekolah juga sering memberi reward kepada guru, karyawan dan
siswa yang berprestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun propinsi.
Reward yang diberikan berupa material atau inmaterial. Terkait dengan hal
tersebut kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto ”Mar” menyatakan bahwa ” Saya
selalu berusaha membangkitkan motivasi warga sekolah dengan trik-trik tertentu
misalnya dengan memberi reward.”
3. Prestasi Hasil Belajar
Prestasi hasil belajar siswa SD Negeri IV Girimarto dibedakan menjadi dua
yaitu prestasi akademik dan non akademik. Temuan di lapangan prestasi-prestasi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prestasi akademik
SD Negeri IV Girimarto mempunyai banyak prestasi akademik. Prestasi
akademik yang telah diperolehnya adalah prestasi dalam mengikuti perlombaan
dan prestasi dalam memperoleh nilai hasil tes maupun UASBN. Prestasi
perlombaan misalnya lomba cerdas cermat antar SD sekecamatan ataupun
kabupaten sedangkan prestasi nilai yaitu perolehan nilai rata-rata UASBN kelas 6
dalam tiga tahun terakhir selalu masuk 3 besar dari 35 SD di Kecamatan
Girimarto.
Banyaknya prestasi tersebut bukan suatu kebetulan melainkan merupakan
bukti keberhasilan usaha atau bimbingan guru dan kepala sekolah kepada siswa
yang tidak mengenal lelah. Terkait dengan usaha pembimbingan sesuai pendapat
Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto Ibu ”Mar” bahwa ”Banyak usaha yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
selalu kami lakukan untuk peningkatan mutu akademik misalnya dengan memberi
pelajaran tambahan (les) ataupun pembimbingan” (CL. 01).
Seiring dengan prestasi yang merupakan suatu keberhasilan dan bimbingan
tersebut sesuai pendapat Winkel (1984:162), bahwa prestasi adalah bukti
keberhasilan yang dicapai dan (Gunarsa, 1995 : 57) yang menyatakan dengan
usaha belajar, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar.
b. Prestasi Non Akademik
Prestasi non akademik SD Negeri IV Girimarto sangat banyak mulai dari
tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Hampir setiap mengikuti perlombaan
SD Negeri IV Girimarto selalu memperoleh kejuaraan meski terkadang tidak
selalu nomor satu. Hal itu sesuai dengan pendapat kepala sekolah Ibu ”Mar” yang
menyatakan bahwa bahwa ”Bahkan hampir setiap lomba SD kami memperoleh
kejuaraan meskipun tidak selalu nomer satu” (CL. 01). Dari sekian banyak
prestasi yang pernah diperolehnya prestasi puncak adalah juara 1 sinopsis siswa
SD tingkat propinsi pada tahun 2007.
Semua prestasi yang telah di peroleh SD Negeri IV Girimarto
mencerminkan keberhasilan belajar dan pembimbingan yang dilakukan oleh para
guru maupun kepala sekolah. Sejalan dengan pernyataan tersebut Tirtonegoro
(1984:43) mengatakan bahwa,” prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran
serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf,
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai setiap anak
dalam periode tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada Bab ini akan diuraikan tiga hal yaitu kesimpulan hasil penelitian,
implikasi, dan aran-saran atas dasar hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data penelitian tentang Profesionalitas Guru dan
Kinerja kepala Sekolah dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran (Studi
Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto) dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
a. Perencanaan Program Pembelajaran
Sebelum melaksanakan program pembelajaran Guru-guru SD Negeri
IV Girimarto membuat perencanaan program pembelajaran. Perencanaan
Program Pembelajaran tersebut diantaranya : 1) silabus, 2) program tahunan,
3) Program semester, 4) bahan ajar, 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 6)
analisis hasil evaluasi, dan 7) tindak lanjut. Dengan dibuatnya semua program
pembelajaran tersebut berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran di
SD Negeri IV Girimarto.
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran
Setelah membuat perencanaan program pembelajaran, Guru-guru SD
Negeri IV Girimarto melaksanakan program pembelajaran. Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
program pembelajarannya menerapkan pembelajaran PAKEM dengan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang
menekankan pada keterkaitan atara materi pelajaran dengan kehidupan
perserta didik secara nyata dan pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anaka
didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
berstruktur. Dengan pelaksanaan program pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran pada SD Negeri IV Girimarto diawali dengan
membuat instrumen penilaian yaitu kisi-kisi, soal, kunci jawaban serta
pedoman penilaian. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya mengacu pada intrumen yang telah dibuat sebelumnya. Dengan
terlaksananya evaluasi pembelajaran guru-guru di SD Negeri IV Girimarto
memperoleh umpan balik mengenai keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran sehingga dapat menentukan tindak lanjutnya.
e. Program Tindak Lanjut
Program tindak lanjut merupakan program tindakan mulia seorang guru
untuk menghargai siswa sesuai dengan kemampuannya. Bagi siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM diberi pengayaan dengan memberi pelajaran
lanjutan sedangkan bagi siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM diberi
perbaikan dengan memberi pelajaran ulang materi yang telah disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Dengan terlaksananya program tindak lanjut dapat berdampak positif pada
tertingkatnya kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Sebagai pendidik kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru yakni mengajar. Kepala
sekolah juga mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV, V, dan kelas VI
dengan alokasi waktu yang tersedia 6 jam per minggu. Kesempatan tersebut
digunakan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas sekaligus memberi
keteladanan melaksanakan pembelajaran bagi para guru yang dipimpinnya.
Kepala sekolah juga menerapkan pembelajaran PAKEM yang dikemas dalam
pembelajaran kontekstual dan kooperatif. Dengan terlaksananya tugasnya
kepala sekolah sebagai pendidik dapat berpengaruh terhadap meningkatnya
kualitas pembelajaran Di SD Negeri IV Girimarto.
b. Kepala sekolah sebagai Manajer
Kepala Sekolah sebagai manajer, upaya yang dilakukan
Memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan. Cara yang dilakukannya
melaui kerjasama atau kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah
yaitu; guru, siswa, karyawan, komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan,
pengawas sekolah dan KKKS yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
c) Kepala Sekolah sebagai Administrator
Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah sebagai administrator adalah
mewajibkan semua guru dan karyawan mengadministrasikan semua kegiatan
yang mereka kerjakan. Para guru diwajibkan membuat administrasi
pembelajaran seperti silabus, program tahunan, program semester, bahan ajar,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), evaluasi pembelajaran, analisis,
dan program tindak lanjut sedangkan untuk para karyawan membuat
administrasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Dengan adanya administrasi yang baik dari kepala sekolah terhadap guru dan
karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV
Girimarto.
d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor adalah
melakukan berbagai pengawasan dan supervisi terhadap guru untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan terutama meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran secara
efektif. Supervisi yang dilakukan terhadap para guru terkait dengan
pembelajaran, sedangkan supervisi terhadap tenaga kependidikan terkait
dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah melakukan supervisi
secara klinis atau non klinis. Dengan adanya pengawasan yang baik dari
kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
e) Kepala Sekolah sebagai Leader
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai
leader, yaitu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dengan
memberi petunjuk, melakukan pengawasan, membentuk komunikasi dua arah
dan mendelegasikan tugas, serta memberi contoh kepada para guru dan
karyawan. Dengan adanya kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
f) Kepala Sekolah sebagai Inovator
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai
Inovator yaitu membina hubungan yang harmonis baik secara intern maupun
ekstern, mencari ide baru untuk meningkatkan prestasi sekolah, dan merintis
Sekolah Standar Nasional (SSN) tahun pelajaran 2011/2012. Dengan adanya
motivasi dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
g) Kepala Sekolah sebagai Motivator
Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai
Motivator yaitu memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru,
siswa, dan karyawan serta memberi kesempatan untuk meningkatkan wawasan
keilmuannya melalui penetaran-penaratan, workshop, In House Training
(IHT) sesuai dengan bidangnya secara bergantian. Dengan adanya motivator
dari kepala sekolah akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD
Negeri IV Girimarto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
3. Prestasi Hasil Belajar
a. Prestasi Akademik
SD Negeri IV Girimarto mempunyai banyak prestasi akademik mulai
dari tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan ataupun mempertahankan prestasi akademik tersebut
adalah melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan secara rutin.
Dengan tertingkatnya prestasi akademik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto.
b. Prestasi Non Akademik
Selain prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto juga mempunyai
banyak prestasi non akademik tidak hanya pada tingkat kecamatan dan
kabupaten tetapi sampai tingkat propinsi. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan perolehan prestasi non akademik adalah melakukan pembinaan,
pembimbingan, dan pelatihan secara rutin dengan tertingkatnya prestasi non
akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV
Girimarto.
B. IMPLIKASI
Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian
seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu dan dibandingkan dengan
kajian teori, maka dapat peneliti uraikan implikasinya sebagai berikut:
Profesionalitas guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Pembelajaran yang baik dan berkualitas akan berimplikasi pada prestasi
sekolah yang baik pula. Untuk itu sebagai seorang profesional para guru perlu
untuk selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuannya serta
mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran melalui berbagai kegiatan
yang memungkinkan, misalnya: mengikuti diklat, workshop, lokakarya,
seminar, baca buku, internet dan sebagainya. Dengan makin meningkatnya
profesionalitas guru tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran dan
prestasi sekolah tetapi lebih jauh akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Selain profesionalitas guru, kinerja kepala sekolah juga sangat
berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas pembelajaran, prestasi sekolah
dan pada akhirnya juga berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja kepala sekolah yang baik sangat ditentukan oleh profil seorang kepala
sekolah yang baik pula. Kepala sekolah yang baik harus mampu melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai educator, manajer,administrator,
supervisor, leader, inovator dan motivator secara optimal . Untuk itu kualitas
dan kuantitas kinerja kepala sekolah perlu ditingkatkan agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran secara optimal.
Profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah SD Negeri IV
Girimarto mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dapat menjadikan sekolah
berprestasi dan pada akhirnya dapat berimbas pada meningkatnya mutu
pendidikan nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka ada beberapa saran yang
dapat diajukan sebagai berikut:
1. Untuk para Guru
a. Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya secara optimal.
b. Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan
menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
2. Untuk para Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah memahami penilaian instrumen Penilaian Kinerja Kepala
Sekolah (PKKS) dan memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
b. Kepala sekolah selalu memotivasi dan memberi kesempatan kepada para
guru untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai cara yang
memungkinkan.
3. Untuk Dinas Pendidikan
a. Kinerja kepala sekolah perlu dievaluasi secara periodik.
b. Rekrutmen kepala sekolah perlu seleksi melalui mekanisme yang selektif,
obyektif, dan transparan.