Upload
viiecha-viiexii-vexho
View
248
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN NYERI
Disusun oleh :
1. Deakusuma Herdayana (S.12 005)
2. Dewi Lestari (S.12 009)
3. Endah Kusuma. W (S.12 013)
4. Listyan Maria Hanung (S.12 021)
5. Muhamad Arif Asrikan (S.12 023)
6. Mayang Permata .C (S.12 025)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri adalah alasan yang paling umum seseorang mencari alasan untuk
meminta bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit,
pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan
menyulitkan orang. Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang
dirasakan pasien karena nyeri bersifat subyektif (antara individu satu dengan
individu yang lainnyaberbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat membuat asuhan
keperawatan pada pasien di berbagai situasi dan keadaan yang memberikan
intervensi untuk meningkatkan kenyamanan merupakan kebutuhan dasar pasien
yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut
menyatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan laporan askep ini adalah untuk
mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan gangguan rasa
nyaman nyeri dan untuk memenuhi tugas dari kampus yang harus
diselesaikan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui diagnose dari klien Ny.T.
b. Mengetahui tanda dan gejala nyeri.
c. Mengetahui komplikasi nyeri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan
dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
(Judith 2002). Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Brunner &
Suddarth, 2002). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial
menyebabkan kerusakan jaringan (Perry & Potter, 2005). Nyeri adalah
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenengkan muncul dari
kerusakan jaringan (Nanda, 2010).
1. Klasifikasi
a. Beberapa Bentuk Nyeri
1) Nyeri akut
Biasanya berhubungan dengan cidera spesifik, nyeri akut terjadi
mendesak secara singkat, terjadi dalam jangka waktu 1-6 bulan.
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap sepanjang suatu
periode yang terjadi dalam jangka waktu yang lama lebih dari 6
bulan .Faktor yang mempengaruhi nyeri, Umur, Jenis kelamin,
Etnik dan Budaya, Lingkungan, Ansietas.
2. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan fisik da nada beberapa bentuk nyeri di
antaranya :
a. Secara Fisik.
1) Trauma
a) Trauma mekanik
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf-saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan, atau pun luka.
b) Trauma termis
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibatpanas dingin.
c) Trauma kimiawi
Terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
d) Trauma elektrik
Dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang
kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
2) Neoplasma
Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau
kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga
karena tarikan, jepitan, atau metastasa.
3) Peradangan
Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf
reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan.
3. Patofisiologi dan Pathway
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah
zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian
zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf
asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu
mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami
nyeri (Perry & Potter. 2005).
Pathway
Stimulus Nyeri
Trauma Adanya Spame otot Gg jaringan iskemik
jaringa tumor tubuh jaringan
Nosiseptor
Impuls nyeri diteruskan pada bagian medulla
Spinalis melalui saraf parifer
Thalamus
Korteks cerebri
NYERI
Sumber (Perry & Potter. 2005).
4. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala yang muncul antara lain (Suddarth & Brunner. 2002)
a. Gangguam tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan meng hindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
e. Perubahan nafsu makan
Gg Mobilitas fisik Gg Pola Tidur
Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Cemas atau Ansietas
f. Tekanan darah meningkat
g. Nadi meningkat
h. Pernafasan meningkat
i. Depresi,frustasi
5. Komplikasi
Komplikasi yang muncul yaitu :
a. Edema Pulmonal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peningkatan abnormal dari air di kantung udara (alveoli) di dalam paru-
paru.
b. Hipovolemik adalah kekurangan cairan elektrolot dalam tubuh.
c. Kejang adalah perubahan fungsi otak.
d. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh.
e. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan
di abdomen.
b. Rontgen abdomen untuk mengetahui tulang atau organ dalam abdomen
yang abnormal .
c. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak.
7. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)
a. Penatalaksanaan Keperawatan :
1) Distraksi,
Distraksi bertujuan untuk menghilangkan perhatian klien terhadap
sesuatu, teknik ini dapat dilakukan, misalnya : bernafas lambat dan
berirama secara teratur, mendorong untuk berkhayal (guided
imagery), dan massage (pijatan).
2) Relaksasi,
menghilangkan nyeri denagn melatih melemaskan otot, misalnya :
nafas dalam.
3) Hipnotis, adalah suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan
tidak sadar yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang
disampaikan oleh pehipnotis.
b. Penatalaksanaan Medis
Intervensi Medis, pemberian analgesic untuk menurunkan nyeri
1) Analgesic.
Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri.
Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif,
perawat dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya
analgesic dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak
benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat.
Ada 3 jenis analgetik, yakni :
a) Non Narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID),
misal : parasetamol, salisilat, aminofinazon.
b) Analgesik narkotik atau opiate
c) Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik
2) Anastesi Lokal.
Anastesi local adalah suatu keadaan hilangnya sensasi pada
lokalisasi bagian tubuh. Dokter menggunakan anastesi local saat
menjahit luka membantu persalinan dan melakukan pembedahan
sederhana, misal : kokain,benzokain,ametocaine.
3) Analgesia Epidural.
Merupakan anestasia local dan terapi efektif untuk menangani nyeri
paska operasi akut, nyeri persalinan dan melahirkan, dan nyeri
kronik, khususnya yang ada hubungan dengan kanker. (Mc Nair,
1990).
8. Asuhan keperawatan sesuai teori
a. Pengkajian
Pengakajian status nyeri pasien dilakukan dengan pendekatan P, Q, R,
S, T :
P (paliatif)
Factor paliatif meliputi factor pencetus nyeri terasa setelah kelelahan,
udara dingin, dan saat bergerak.
Q ( quality)
Kualitas nyeri meliputi : nyeri seperti dipukul-pukul di iris-iris dan lain-
lain.
R ( region)
Lokasi nyeri meliputi nyeri abdomen kuadran bawah, luka post operasi.
S (skala)
Skal nyeri dinyatakan nyeri ringan, sedang berat,atau sangat nyeri.
T (time)
Waktu nyeri meliputi kapan dirasakan nyeri,berapa lama, terasa apakah
nyeri berkurang dan berakhir.
Skala Nyeri
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat
10 : sangat bera
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d cidera fisik
2) Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
3) Gangguan pola tidur b.d ketidaknyaman fisik
4) Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang
5) Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik
6) Ansietas b.d krisis situasional
c. Perencanaan Keperawatan
nyeri b.d cidera
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
1. NYERI AKUT
Definisi: sensori yang
tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional
yang muncul secara
actual atau potensial,
kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya
kerusakan..
Batasan karakteristik :
Laporan secara
verbal atau non
verbal
Fakta dan
observasi
Gerakan
melindungi
Tingkah laku
berhati-hati
Gangguan tidur
(mata sayu,
tampak capek,
sulit atau gerakan
kacau,
menyeringai)
Tingkah laku
distraksi (jalan-
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
...... x24 jam pasien dapat
mengontrol nyeri dengan
kriteria hasil:
Mengenali faktor
penyebab
Mengenali onset
(lamanya sakit)
Menggunakan metode
pencegahan
Menggunakan metode
nonanalgetik untuk
mengurangi nyeri
Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
Mencari bantuan
tenaga kesehatan
Melaporkan gejala
pada tenaga kesehatan
Menggunakan
sumber-sumber yang
tersedia
Mengenali gejala-
gejala nyeri
Mencatat pengalaman
MANAJEMEN NYERI
Definisi : mengurangi nyeri
dan menurunkan tingkat nyeri
yang dirasakan pasien.
Intervensi :
- Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
- Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
- Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
- Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
- Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
jalan, menemui
orang lain,
aktivitas berulang-
ulang)
Respon autonom
(diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
pola nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
Tingkah laku
ekspresif (gelisah,
marah, menangis,
merintih,
waspada, napas
panjang, iritabel)
Berfokus pada diri
sendiri
Muka topeng
Fokus menyempit
(penurunan
persepsi pada
waktu, kerusakan
proses berfikir,
penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
Perubahan nafsu
makan dan minum
Faktor yang
nyeri sebelumnya
Melaporkan nyeri
sudah terkontrol
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...... x24
jam pasien dapat mengetahui
tingkatan nyeri dengan
indikator:
Melaporkan adanya
nyeri
Luas bagian tubuh
yang terpengaruh
Frekuensi nyeri
Panjangnya episode
nyeri
Pernyataan nyeri
Ekspresi nyeri pada
wajah
Posisi tubuh protektif
Kurangnya istirahat
Ketegangan otot
Perubahan pada
frekuensi pernafasan
Perubahan nadi
Perubahan tekanan
darah
Perubahan ukuran
pupil
Keringat berlebih
kontrol nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal)
- Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhubungan :
Agen injury (fisik,
biologis, psikologis)
Kehilangan selera
makan
berhasil
ANALGETIC
ADMINISTRATION
Definisi : penggunaan agen
farmakologi untuk
menghentikan atau
mengurangi nyeri
Intervensi :
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgetik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih
dari satu
- Tentukan pilihan
analgetik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
pertama kali
- Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek samping)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD AMBARAWA
Tanggal Masuk RS
31-10-2013 / 13.00 WIB
Tanggal / Jam Pengkajian
1-10-2013 / 08.00 WIB
Metode Pengkajian
Metode pengkajian menggunakan aloanamnesa dan dari keluarga.
Diagnose Medis
Dyspepsia
I. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Alamat : Kluwihan Rt.01/04 Sidomukti
Kawin / belum kawin : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Dyspepsia
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.N
Umur : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kluwihan Rt.01/04 Sidomukti
Hubungan dengan Klien : Adik
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Nyeri perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang.
Waktu Klien masuk dengan keluhan pusing, susah tidur, perut sakit dan
nyeri tetapi belum dilakukan tindakan apapun.
3. Riwayat penyakit dahulu
Panas dan batuk sebelumnya, tidak ada riwayat transfusi, tidak ada riwayat
alergi, tidak pernah mengalami kecelakaan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
tidak ada riwayat penyakit keturunan
Genogram
Keterang :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
58
58
: usia pasien
: perempuan masih hidup
: Laki-laki masih hidup
: Tinggal serumah
III. PENGKAJIAN (POLA FUNGSI GORDON)
1. Pola persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Saat anggota keluarga yang sakit klien selalu membawa kepusat pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas.
2. Pola Nutrisi Metabolik
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 3x Sehari 1x Sehari
Jenis Nasi , lauk, sayur, air
putih
Nasi lemes, sayur , air
putih, Teh hangat.
Porsi 1 porsi habis ½ porsi
Keluhan Sakit di perut Sakit sedikit di perut
A (Antropometri)
( BB 50 kg, TB 150 cm ). IMT=22,2 (normal)
B (Biomechanical)
(GDS : 335 mg/dl , hb albmin
C (Clinical Sign)
Pasien tampak anemis, kurus, rambut rontok, turgor kulit, nukosa bibir
D (Diet)
Menghabisakan porsi makanan yang disediakan rumah sakit tetapi
abdomen terasa nyeri.
3. Pola Eliminasi
BAB
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi Sering 2 hari sekali Sering 2 hari sekali
Konsistensi Lembek Cair
Warna Kuning Kuning
Keluhan Sakit Perut Sakit
Eliminasi BAK
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 6-8x/hari 4-6x/hari
Jumlah 1200 cc 1500cc
Warna Bening Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Balance Cairan :
Intake Output Analisa
Minuman 800cc
Makanan 400cc
Infus 1000cc
Urine 900cc
Feses 300cc
IWL 750 cc
Intake 2200
Output 1950
Total 2200cc 1950 cc 250
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum X
Mandi X
Toileting X
Berpakaian X
Mobilitas ditempat tidur X
Berpindah X
Ambulasi/ROM X
Keluhan :
DS : Klien mengatakan pergerakan selama sakit dibantu oleh keluarga
DO : Klien terlihat lemas dan pucat
5. Pola Istirahat Tidur
KETERANGAN Sebelum Sakit Selama Sakit
Jumlah jam tidur siang 2 jam 1 jam
Jumlah jam tidur malam 6-7 jam 4 jam
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Tidak bisa tidur karena
merasakan nyeri,
lingkungan kurang
tenang
Perasaan waktu bangun Nyaman Tidak nyaman
Keluhan :
DS : Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena perut terasa nyeri dan
lingkungan yang ramai
DO : Pasien terlihat lesu dan sering menguap
6. Pola Kognitif – Perseptual
Klien dapat berbicara tapi tidak lancar, menjawab pertanyaan perawat
dengan tepat saat diajak berbincang-bincang.
PQRST
7. Pola Persepsi Konsep Diri
a. Harga Diri : pasien tidak mau sakit dan tetap percaya diri
dengan keadaan yang sekarang ini.
b. Ideal Diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa
berkumpul dengan kelurganya.
c. Identifikasi Diri : pasien berjenis kelamin perempuan dan bernama
Ny.T.
d. Gambaran Diri : pasien menerima keadaannya dengan tabah dan
tenang.
e. Peran : Selama sakit pasien dirawat oleh keluarganya
untuk kehidupan sehari-hari berjualan Es di
rumahnya.
8. Pola Peran Dan Hubungan
Hubungan dengan keluaraga harmonis dan baik dengan keluarga.
9. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Pasien memiliki saudara 2 orang perempuan 1 laki-laki, mempunyai anak
2 orang laki-laki.
10. Pola Mekanisme Koping
Klien masuk dengan keluhan pusing, susah tidur, perut sakit dan nyeri
tetapi belum dilakukan tindakan apapun.
11. Pola Nilai dan Keyakinan
Klien beragama islam. Selama sakit klien tidak bisa melakukan ibadah
sholat sendiri. Biasanya selama sakit klien tidak melakukan ibadah sholat.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan / Penampilan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 70 x /menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 35 0 C
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala,Rambut : kepala simetris,rambut sedikit beruban, distribusi
rambut merata,tidak ada kutu,kulit kepala
berketombe
b. Mata
Kebersihan : bersih/ bersih
Palpebra : tidak ada odema, tidak ada radang
Konjungtiva : anemis/ Anemis
Pupil : isokor 2 mm/ isokor 2 mm
Sclera : tidak ikterik/ tidak ikterik
Reflek terhadap cahaya : +
Penggunaan alat bantu pengelihatan : tidak menggunakan
c. Hidung : bersih, polip tidak ada,tidak ada secret,tidak ada
pernafasan cuping hidung
d. Mulut : tidak pecah-pecah,mukosa berwarna merah
muda,lidah tidak kotor,gigi idak caries dan tidak
berlubang
e. Telinga : telinga simetris kanan kiri, tidak ada serumen, tidak
ada gangguan pendengaran
f. Leher : Kelenjar tyroid tidak nampak membesar, arteri
karotis teraba kuat, kelenjar tyroid tidak teraba
membesar, vena jugularis tidak ada bendungan dan
pembesaran.
g. Dada
1) Paru-paru :
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : vocal premitus kanan dan kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler pada seluruh area paru/ tidak ada bunyi
nafas tambahan, inspirasi lebih pedek dari
ekspirasi.
2) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4-5 sisi dada kiri
Perkusi : pekek, konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni.
h. Abdomen :
Inspeksi : Perut nampak datar.
Auskultasi : Bising usus.
Perkusi : Timpani.
Palpasi : Distensi, nyeri kuadran kanan atas.
i. Genitalia : Tidak ada kelainan atau luka di daerah genital.
j. Anus rectum : Tidak ada hemoroid atau masalah yang lain.
k. Ekstremitas
KEKUATAN OTOT
3 3
3 3
a. Skala 3,
akral : hangat
l. Integument
Turgor kulit baik, warna sawo matang, kulit tampak bersih
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Hari/tgl/jam Jenis pemeriksaan Hasil Satuan
Jumat/1/10/13
07.30 WIB
Darah
Hb
12,1 Gr/dl
Leokosit 8,7 Mbu
Eritrosit 3,29 Juta
Hematocrit 29,5 Vol/%
Trombosit 150.000 Mm3
Limfosit 1,2 1013/mikol
VI. TERAPI MEDIS
Hari /tgl/jam Jenis
terapi
Dosis Golongan/kandungan Fungsi
JUMAT/1/10/13
08.00 WIB
Infus RL 20 tpm Hipotonis Menyuplai cairan
dalam tubuh
Injeksi
Ranitidhin
50mg/12
jam
Generik,ranitidine pengobatan jangka
pendek tungkak
lambung aktif,
mengurangi gejala
refluks isofagitis.
Oral
Antasid
sirup
3X1/hari Alumunium
Hidroksida,
Magnesium
Hidroksida
Untuk mengurangi
gejala gejala seperti
mual, nyeri lambung
dan nyeri ulu hati.
VII. Analisa Data
No Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa TTD
tgl/jam Keperawatan
1 Jumat/
1-11-
2013/
08.00
WIB
DS: pasien
mengatakan
sakit di ulu
hati
DO: ekspresi
wajah
meringis
TD:
110/70mmHg
N :70x/m
S :380
RR :20X/m
Nyeri Adanya
peradangan
pada mukosa
lambung
Nyeri b.d
adanya
peradangan
pada mukosa
lambung
2 Jumat/
1-11-
2013/
10.00
WIB
DS: pasien
mengatakan
jika malam
susah tidur
DO:
TD :100/70
mmhg
N : 60 x/menit
Mata
kelihatan
merah
Pasien
tampak
Menguap
pasien
tampak
menggu
mam
Insomnia Gangguan pola
tidur b.d
insomnia
tidak
jelas
VIII. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d adanya peradangan pada mukosa lambung
2. Insomnia b.d gangguan pola tidur
IX. Intervensi Keperawatan
Hari/tglNo
dxTujuan Intervensi Ttd
Jumat/ 1-
11-2013/
08.00
WIB
1 Setelaah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam pasien
dapat mengontrol nyeri
dengan kriteria hasil :
1. Mengenali faktor
penyebab
2. Menggunakan analgetik
sesuai kebutuhan
3. Mengenali gejala-gejala
nyeri
mengetahui tingkatan nyeri
dengan indikator:
1. Frekuensi nyeri
2. Ekspresi nyeri pada
wajah
3. Kehilangan selera makan
MANAJEMEN
NYERI
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan
faktor presipitasi
2. Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
3. Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
4. Kolaborasi
dengan dokter
jika keluhan dan
tindakan tidak
teratasi.
5. Monitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgetik
pertama kali
Jumat/1-
11-2013/
10.00
WIB
2 Setelaah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam
gangguan pola tidur dapat
teratasi dengan:KH
1.jumlah jam tidur tidak
terganggu
2.tidak ada masalah dengan
pola tidur
3.kualitas tidur membaik
1.Kaji frekuensi
tidur
2.Beri suasana
nyaman saat tidur
3.melakukan
pengaturan posisi
yang nyaman
X. Implementasi Keperawatan
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon Ttd
Dx
1 Jumat/01-11-2013/
08.00 WIB
Mengajarkan
pasien tehnik
managemen nyeri
relaksasi dan
distraksi
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman setelah diterapi
DO: sekala wajah menurun
menjadi 4
1 Jumat/ 01-11-2013/
15.00 WIB
Melakukan TTV DS : mengatakan bersedia
dilakukan tindakan TTV
DO : klien kelihatan lemah
1 Jumat/ 01-11-2013/
20.00 WIB
Pemberian obat
analgatik
DS : pasien mengatakan pada
abdomen masih terasa nyeri.
DO : pasien masih tampak
meringis.
1 Sabtu/ 02-11-2013
10.00 WIB
Membantu klien
mengenali
penyebab nyeri
DS: pasien mengatakan sudah
mengerti apa yang menjadi
penyebab nyeri
DO: klien tidak kelihatan
bingung.
2 Sabtu 2-11-2013
16.00 WIB
Memberikan
suasana nyaman
saat pasien akan
tidur
DS: pasien menagatakan
nyaman dengan suasana yang
tenang
DO: pasien tampak lebih
nyenyak saat tidur
2 Sabtu 2-11-2013
23.45 WIB
Mengkaji frekuensi
tidur
DO: klien kelihatan tidur
lebih lama dan pulas.
1 Minggu 03-11-
2013 14.30 WIB
Membantu klien
mengenali gejala
gejala nyeri saat
DS : klien mengatakan sudah
bisa mengenali tanda tanda
saat nyeri muncul.
muncul DO : klien tampak tenang
saat diajak komunikasi.
2 Minggu 03-11-
2013
20.30 WIB
Mengatur posisi
yang nyaman
DS: Pasien mengatakan lebih
nyaman
DO: pasien terlihat segar saat
bangun tidur
XI. Evaluasi
Hari/tgl/jamNo
DxEvaluasi Ttd
Jumat/ 01-11-
2013/ 08.00 WIB
1 S: klien mengatakan masih mengatakan nyeri
O: klien terlihat agak tenang
A: masalah nyeri teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memberikan teknik relaksasi
2. Kaji PQRST
Jumat/ 01-11-
2013/ 15.00 WIB
1 S : klien mengatakan masih merasakan nyeri
O : klien kelihatan lemah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Pemberian analgetik
2. Kaji PQRST
3. Ajari teknik relaksasi
Jumat/ 01-11-
2013/ 20.00 WIB
1 S : pasien mengatakan nyeri pada abdomen belum
berkurang
O : pasien tampak meringis kesakitan
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji PQRST
2. Kolaborasi pemberian analgetik
Sabtu/ 02-11-
2013
10.00 WIB
1 S: klien mengatakan bisa mengenali penyebab
nyeri
O: klien terlihat agak tenang
A: masalah nyeri teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji PQRST
Sabtu 2-11-2013
16.00 WIB
2 S: klien mengatakan masih belum bisa tidur pulas
O: klien terlihat Lemas dan menguap
A: masalah insomnia belum teratasi.
P: intervensi di lanjutkan
1. Memberiakan suasana lingkungan yang
nyaman
Sabtu 2-11-2013
23.45 WIB
2 S: pasien mengatakan masih terganggu dengan
pola tidur
O: pasien tampak menguap dan mata merah
A: masalah insomnia belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji frekuensi tidur
Minggu 3-11-
2013
10.00 WIB
1 S : klien mengatakan tidak punya riwayat nyeri
O : klien tampak tenang saat mengucapkan kata
kata.
A : masalah nyeri teratasi
P : hentikan intervensi
Minggu 03-11-
2013 14.30 WIB
1 S: klien mengatakan bisa mengenali tanda tanda
nyeri
O: klien terlihat agak tenang
A: masalah nyeri teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
2. Kaji PQRST
3. Pemberian analgetik
Minggu 03-11-
2013
20.30 WIB
2 S : klien mengatakan sudah tidak terganggu saat
tidur.
O : klien terlihat segar saat bangun tidur
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian ulu hati (NN, 2004).
Nyeri adalah alasan yang paling umum seseorang mencari alasan untuk meminta
bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan
diagnostic dan proses pengobatan.
Asuhan keperawatan diatas menggunakan metode aloanamnesa ( dari keluarga
pasien). Dari pengkajian diatas, pasien dibawa ke Rumah Sakit karena Klien merasa
pusing, susah tidur, perut sakit dan nyeri tetapi belum dilakukan tindakan apapun
dengan diagnose medis DISPEPSIA. Dari kasus diatas maka dilakaukan tindakan
untuk Mengatasi nyeri dengan menggunakan distraksi dan relaksasi, memonitor suhu
setiap 2 jam, memonitor kondisi umum atau tingkat kesadaran dan TTV, mengkaji
frekuensi tidur, memberikan suasana nyaman saat tidur, dan melakukan pengaturan
posisi yang nyaman.
Pathway kasus
Stimulus Nyeri
gangguan jaringan tubuh
Nosiseptor
Impuls nyeri diteruskan pada bagian medullaSpinalis melalui saraf parifer
Thalamus
Korteks cerebri
perub. Nafsu Makan memp. Keadaan
BAB V
PENUTUP
Nyeri b.d adanya
peradangan pada
mukosa lambung Gg Pola Tidur b.d nyeri akut
A. Kesimpulan
Nyeri adalah alasan yang paling umum seseorang mencari alasan untuk
meminta bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit,
pemeriksaan diagnostic dan proses pengobatan.
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan
saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual,
yang kadang¬kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang,
anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut
(Hadi, 1995:153).
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian ulu hati
(NN, 2004).
B. Saran
Dengan di susunnya asuhan askep ini mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam
asuhan askep ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca.
Di samping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada asuhan keperawatan kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2010-2011. Prima Medika 2001. Dispepsia, gangguan lambung_Terdapat pada http://www.minggupagi.com. (9 Juli 2005)
Perry & Potter. 2005. Konsep nyeri. Terdapat pada http://askepnet.com/2012/06/ konsep-nyeri.html
Suddarth & Brunner. 2002. Konsep nyeri. Terdapat pada http://askepnet.com /2012/06/konsep-nyeri.html
Wilkinson Judith M. 2002. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
T. heather herdman. Diagnosa keperawatan nanda : definisi dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC