22
1 A. JUDUL SAJADAH “RASA SELAT” (RAPATKAN SAF DAN SEMPURNAKAN SHALAT) B. LATAR BELAKANG Shalat berjamaah, dalam Islam, termasuk masalah urgen yang dapat menghilangkan perbedaan status sosial dan fanatik golongan. Dua rakaat shalat Subuh atau empat rakaat shalat Zuhur misalnya, jika dikerjakan secara perorangan, hanya satu saja pahala saja yang didapat, tetapi bila dikerjakan dengan berjamaah maka Allah melipatgandakan pahala shalat jamaah tersebut menjadi dua puluh tujuh (27) derajat, bahkan lebih. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. Rasulullah saw bersabda: “Shalat yang dilakukan berjamaah itu lebih utama 27 kali daripada shalat sendirian”.Ketika seorang muslim berdiri bersama saudaranya di hadapan Allah sudah mengandung unsur persatuan di bawah naungan Islam, berarti mendidik manusia untuk hidup bermasyarakat. (Shalih, 2012) Merapatkan dan meluruskan saf shalat adalah suatu bentuk dari kesempurnaan tersebut. Sebab hal ini menjadi ciri khas umat Islam dalam ibadah dan di luar ibadah. Dari Abu Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah SAW mengusap bahu-bahu kami dalam barisan shalat dan beliau menyatakan , “Luruskanlah barisan kalian dan janganlah kalian berselisih, dan hendaklah yang mengiringiku dalam saf adalah orang yang bijak dan cerdas dan begitu seterusnya.” (HR : Muslim). Dalam hadist lain disebutkan, “Luruskanlah saf kalian, luruskanlah pundak-pundak kalian, tutuplah celah-celah yang kosong, jangan beri ruang untuk setan. Barang siapa yang menyambung saf maka Allah akan menyambungnya.

Print - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Print - Copy

1

A. JUDUL

SAJADAH “RASA SELAT” (RAPATKAN SAF DAN SEMPURNAKAN SHALAT)

B. LATAR BELAKANG

Shalat berjamaah, dalam Islam, termasuk masalah urgen yang dapat menghilangkan

perbedaan status sosial dan fanatik golongan. Dua rakaat shalat Subuh atau empat rakaat

shalat Zuhur misalnya, jika dikerjakan secara perorangan, hanya satu saja pahala saja yang

didapat, tetapi bila dikerjakan dengan berjamaah maka Allah melipatgandakan pahala shalat

jamaah tersebut menjadi dua puluh tujuh (27) derajat, bahkan lebih. Diriwayatkan dari

Abdullah bin Umar r.a. Rasulullah saw bersabda: “Shalat yang dilakukan berjamaah itu

lebih utama 27 kali daripada shalat sendirian”.Ketika seorang muslim berdiri bersama

saudaranya di hadapan Allah sudah mengandung unsur persatuan di bawah naungan Islam,

berarti mendidik manusia untuk hidup bermasyarakat. (Shalih, 2012)

Merapatkan dan meluruskan saf shalat adalah suatu bentuk dari kesempurnaan tersebut.

Sebab hal ini menjadi ciri khas umat Islam dalam ibadah dan di luar ibadah. Dari Abu

Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah SAW mengusap bahu-bahu kami dalam barisan shalat

dan beliau menyatakan , “Luruskanlah barisan kalian dan janganlah kalian berselisih, dan

hendaklah yang mengiringiku dalam saf adalah orang yang bijak dan cerdas dan begitu

seterusnya.” (HR : Muslim). Dalam hadist lain disebutkan, “Luruskanlah saf kalian,

luruskanlah pundak-pundak kalian, tutuplah celah-celah yang kosong, jangan beri ruang

untuk setan. Barang siapa yang menyambung saf maka Allah akan menyambungnya. Dan

barang siapa yang memutus saf maka Allah akan memutuskannya”(HR Abu daud)(Budiman

Mustofa,2011)

Belakangan ini, umat Islam tidak mengetahui ataupun tidak menyadari bahwa rapatnya

saf shalat adalah sesuatu yang penting. Diantara kesalahan yang sering dilakukan oleh kaum

muslimin dalam hal ini adalah mereka tidak meluruskan dan merapatkan saf, dengan bahu

dan mata kaki (Budiman Mustofa, 2011). Bahkan sebagian mereka tidak mau kalau kakinya

ditempelkan dengan kaki yang ada di sebelahnya. Mereka biasa shalat di sajadah mereka

masing-masing, tanpa mau merapatkan saf dengan yang ada di sebelahnya. (Abu, 2011)

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di Palembang, sebagai salah satu kota dengan

mayoritas umat muslim, kami temukan banyaknya kesalahan dalam rapatnya saf shalat

berjamaah. Ada dua faktor penyebab yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana merapatkan saf dalam shalat yang

Page 2: Print - Copy

2

baik dan benar serta adanya ketidakinginan dari para makmum untuk merapatkan saf shalat.

Sedangkan faktor ekstrinsik berupa rancangan dari sajadah yang tidak mendukung rapatnya

saf shalat.

Hal ini tentunya dapat diatasi dengan berbagai cara. Penyuluhan dan pemberitahuan

berupa cara dalam merapatkan saf adalah salah satu langkah untuk mengatasi faktor intrinsik.

Sedangkan untuk faktor ekstrinsik, dapat dilakukan dengan mengubah desain sajadah sesuai

tujuan awalnya yaitu merapatkan dan meluruskan saf. Berdasarkan masalah ini, tercetuslah

sebuah ide untuk membuat sajadah yang kami namai sajadah “Rasa Selat” (rapatkan saf dan

sempurnakan shalat). Untuk ukuran sajadah kami menyesuaikannya dengan lebar bahu rata-

rata orang indonesia. Sebagai tambahan untuk membimbing para makmum merapatkan saf,

sajadah ini disertai dengan tanda untuk meletakan telapak kaki. Sedangkan untuk

meningkatkan kekhusyukan dan kenyamanan, sajadah “Rasa Selat” akan didesain dengan

warna hijau yang menenangkan, ketebalan yang sesuai, dan tanpa adanya gambar.

C. PERUMUSAN MASALAH

Mengacu pada latar belakang diatas, dirumuskan permasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan umat muslim di Palembang mengenai desain sajadah selama ini?

2. Bagaimana desain sajadah yang banyak digunakan di masjid Indonesia, khususnya di

Palembang?

3. Bagaimana desain sajadah yang dapat merapatkan saf jamaah dengan spesifisitas ukuran

orang Indonesia?

4. Bagaimana desain sajadah yang meningkatkan konsentrasi dalam shalat berjamaah?

D. TUJUAN

D.1. Tujuan umum

Mengetahui desain sajadah yang dapat membantu merapatkan saf dan konsentrasi dalam

shalat berjamaah.

D.2. Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi sajadah yang dapat menyebabkan kesalahan dalam merapatkan

saf shalat.

2. Mengidentifikasi sajadah yang dapat mengganggu kekhusyukan dalam shalat

berjamaah.

Page 3: Print - Copy

3

3. Melakukan survei tentang kesalahan jamaah dalam merapatkan saf shalat.

4. Melakukan survei tentang kekhusyukan dan kenyamanan jamaah dalam shalat.

5. Merancang sajadah dengan desain yang efektif dalam merapatkan saf shalat dan

meningkatkan konsentrasi serta kenyamanan dalam shalat.

6. Membuat sajadah yang dapat merapatkan saf shalat dan meningkatkan konsentrasi

serta kenyamanan dalam shalat.

7. Mengubah kebiasaan jamaah yang tidak merapatkan saf shalat.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah terciptanya sebuah inovasi berupa

produk yang kami namakan Sajadah “Rasa Selat” (Rapatkan Saf dan Sempurnakan Shalat).

Sajadah ini diharapkan mampu mengubah kebiasaan masyarakat muslim dalam shalat

berjamaah yang tidak meluruskan dan merapatkan saf, dengan bahu dan mata kaki sesuai

sunnah Rasullah saw. Ukuran sajadah sesuai dengan postur tubuh orang indonesia pada

umumnya sehingga tidak adanya celah di antara setiap makmum. Hal ini juga dipertegas

dengan penambahan tanda kedua telapak kaki pada sajadah yang dapat membimbing

makmum untuk merapatkan saf shalat. Selain itu, warna yang kami pilih untuk sajadah ini

adalah warna hijau, karena berdasarkan riset para psikolog mengenai warna, warna hijau

memberikan suatu bentuk kenyamanan tersendiri dibandingkan dengan warna yang lain.

(Faber,2010)

F. KEGUNAAN

Kegunaan dari sajadah “Rasa Selat” ini adalah membimbing masyarakat untuk mengubah

kebiasaan yang salah dalam shalat berjamaah

G. TINJAUAN PUSTAKA

G.1. Landasan Teori

Shalat berjamaah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, seperti

diriwayatkan dalam hadis berikut ini: "Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhuma , bahwasanya

Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat berjamaah dua puluh tujuh kali

lebih utama daripada shalat sendirian." (Muttafaq 'alaih) (Abdullah, 2002) . Oleh karena itu,

betapa pentingnya kedudukan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: Print - Copy

4

Berdiri melakukan shalat jamaah harus disertai dengan merapatkan dan meluruskan

barisan dalam shalat. Sebab hal ini menjadi ciri khas umat Islam dalam ibadah dan di luar

ibadah (Budiman Mustofa,2011). Hal itupun dipertegas dalam hadis sebagai berikut: dari

Abu Mas’ud ra ia berkata, bahwa Rasulullah saw mengusap bahu-bahu kami dalam barisan

shalat dan beliau menyabdakan,”luruskanlah barisan kalian dan janganlah kalian

berselisih, sehingga akan membuat hati kalian saling berselisih. Dan hendaknya yang

mengiringku dalam saf adalah orang yang bijak dan cerdas, dan begitu seterusnya.”

(HR.Muslim) (Budiman Mustofa,2011).

0

50

100

150

200

250

Grafik 1 Tentang Merapatkan Shaf Shalat

sangat penting

penting

biasa

tidak penting

Berdasarkan kuisioner dari 318 responden, didapatkkan 228 orang menganggap bahwa

merapatkan saf shalat sangat penting (Grafik 1). Sajadah “Rasa Selat” ini didesain

berdasarkan banyaknya kesalahan dalam shalat berjamaah di masjid. Kesalahan pertama

adalah tidak rapatnya saf shalat, padahal rapatnya saf merupakan syarat sempurna nya

shalat (HR Muslim) (Sa’id bin Ali, 2011). Rapatnya saf dinilai dari bahu dan mata kaki

makmum yang besentuhan serta lurus satu dengan makmum sebelahnya. Seperti hadis

berikut: “Luruskanlah saf kalian, luruskanlah pundak-pundak kalian, tutuplah celah-celah

yang kosong, jangan beri ruang untuk setan. Barang siapa yang menyambung saf, maka

Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutuskan saf maka Allah akan

memutuskannya” (HR Abu Daud) (Budiman Mustofa,2011). Dan hadist lainnya “Dari

Nu’man Ibnu Basyir berkata,”Aku melihat setiap orang dari kita melekatkan mata kakinya

dengan mata kaki lainnya (Budiman Mustofa,2011).

Khusyuk dalam shalat adalah penuh penyerahan dan kebulatan hati ketika melakukan

ibadah shalat. Membayangkan bahwa diri Kita sedang berada di hadapan Allah Yang Maha

Page 5: Print - Copy

5

Agung, dan merenungkan setiap gerakan dan makna bacaan di dalam shalat. Ada beberapa

hal yang bisa membantu orang untuk khusyuk ketika shalat. Di antaranya adalah melihat ke

tempat sujud dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi shalat,

salah satunya gambar di sajadah (Asy-syafi’i, 2012)

Warna memiliki informasi baik secara visual maupun psikologis. Warna dapat

memberikan pengaruh tertentu terhadap perangai, dan kondisi jiwa. Golongan warna dingin

seperti hijau dan biru memberi pengaruh psikologis menenangkan, damai, sedangkan warna

putih memberi pengaruh bersih, terang dan terbuka. Warna hitam memberikan pengaruh

berat dan formal. (Faber,2010)

G.2. Ukuran Sajadah

0

50

100

150

200

250

grafik 2 merapatkan shaf shalat

selalu

sering

kadang-kadang

tidak pernah 020406080

100120140

grafik 3 Patokan Merapatkan Shaf

Bahu-tumit

siku tangan

jari kelingking

batas sajadah

2%

98%

Grafik 4 Presentase Jamaah Yang Merapatkan Shaf Sholat

BENAR

Dari kuisioner yang kami lakukan kepada 318 responden, 216 orang menjawab selalu

merapatkan saf shalat (Grafik 2) dan 132 orang berpatokan pada bahu-tumit yang rapat

(Grafik 3).Tetapi pada pengamatan pendahuluan di 50 masjid di Palembang, dari 754

makmum, hanya2 % yang benar dalam merapatkan saf shalat (Grafik 4). Hal ini dikarenakan

dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa

Page 6: Print - Copy

6

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana merapatkan saf dalam shalat yang

baik dan benar serta adanya ketidakinginan dari para makmum untuk merapatkan saf shalat.

Selanjutnya faktor ekstrinsik berupa desain dari sajadah yang tidak mendukung rapatnya saf

shalat. Untuk itulah Kami buat Sajadah “Rasa Selat” yang mempunyai desain mendukung

rapatnya saf shalat.

Gambar 1. Sajadah dengan lebar 59,5 cm Gambar 2.Sajadah “Rasa Selat” dengan

lebar 46,9 cm

Gambar 3.Sajadah tanpa sekat

Dari 50 masjid yang kami teliti, 40 masjid memakai sajadah dengan lebar yang tidak

sesuai dengan bahu makmum (Gambar 1) karena satu makmum lebih suka menempati satu

sajadah. Dua sajadah (Gambar 1) memiliki lebar 59,5 cm sedangkan lebar bahu makmum

yang kami teliti dari 318 orang di 35 masjid di Palembang berkisar 46,9 cm, akibatnya

terdapat celah antar makmum yaitu 12,6 cm. Bandingkan dengan Sajadah “Rasa Selat”

Page 7: Print - Copy

7

(Gambar 2) yang dibuat dengan ukuran 46,9 cm, sama seperti lebar bahu makmum rata-rata,

sehingga akan membuat rapatnya saf shalat.

Ada pula sajadah tanpa sekat (gambar 3) di 10 masjid, tetapi sajadah ini juga tidak

memnyelesaikan masalah karena tetap ada celah diantara makmum. Sedangkan pada Sajadah

“Rasa Selat” didesain dengan penambahan gambar telapak kaki (Gambar 2) untuk

membimbing kaki makmum pada posisi yang benar sehingga diharapkan bahu dan mata kaki

makmum dapat saling merapat.

G.3. Sajadah Bergambar

020406080

100120140160180200

Grafik 5 Gambar Pada Sajadah

menarik

mengganggu

biasa saja

Berdasarkan kuisioner dari 318 responden, didapatkan 102 orang yang menjawab

mengganggu (Grafik 5). Dan dari penelitian lain di 50 masjid, ada 49 masjid yang

menggunakan sajadah bergambar, padahal menurut Ummul Mukminin Aisyah ra “Dari

Aisyah ra ia berkata Rasulullah saw berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya, tatkala

selesai shalat beliau bersabda: Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin

Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya, maka

sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah mengangguku dalam shalat” (Asy-syafi’i,

2012). Karena itulah Kami membuat Sajadah “Rasa Selat” tanpa gambar ataupun ukiran

yang nantinya diharapkan tidak menganggu kekhusyukan sewaktu shalat.

Page 8: Print - Copy

8

G.4. Ketebalan Sajadah

0

50

100

150

200

250

Grafik 6 Bahan Yang Nyaman Untuk Sajadah

lembut-tipis

lembut-tebal

kasar-tipis

kasar-tebal

Ketebalan sajadah pun tidak luput dari penelitian kami, 318 orang responden yang ikut

dalam tanya jawab secara langsung, 222 orang mengatakan kalau sajadah dengan konsistensi

lembut tebal sebesar 1 cm (Grafik 6), lebih membuat mereka khusyuk dibandingkan sajadah

dengan ketebalan 0,7 cm seperti yang dipakai oleh 40 masjid di Palembang. Merujuk

jawaban 70 % jumlah responden, Sajadah “Rasa Selat” didesain dengan ketebalan 1 dan

diharapkan dapat meningkatkan kekhusyukan ketika shalat.

G.5. Warna Sajadah

020406080

100120140160

Grafik 7 Warna Yang Membuat Lebih Nyaman

biru

merah

hijau

hitam

tidak menjawab 010203040506070

Grafik 8 Warna hasil di dua ruangan warna berbeda

biru

hijau

Dari kuisioner yang kami lakukan pada 318 orang responden, didapatkan 150 orang

memilih warna hijau sebagai warna yang memberi kekhusyukan ketika shalat (Grafik 7).

Selain itu, untuk meyakinkan warna hijau sebagai warna yang kami pilih, kami melakukan

riset dengan cara menempatkan responden di ruangan yang bewarna hijau , kemudian

setelah istirahat 5 menit, responden masuk ke ruangan lain yang bewana biru. Hasil yang

kami dapatkan dari 100 responden adalah 67 orang memilih warna hijau (Grafik 8). Oleh

karena itu, kami memilih warna hijau pada sajadah “Rasa Selat”. Hal ini didasarkan dalam

firman Allah berikut ini “kedua surga Itu hijau tua warnanya, maka nikmat tuhanmu yang

Page 9: Print - Copy

3. Pembuatan sajadah “Rasa

Selat”

4. Uji coba sajadah “Rasa

Selat”

5. Evaluasi dan Penyempuranaansajadah “Rasa

Selat”

2. Analisis kasus2.

1. Studi literatur1.

9

manakah yang kamu dustakan (Ar-Rahman : 64 – 65). Alasan lain adalah warna yang

disukai Rasulullah SAW adalah warna hijau seperti diriwayatkan dala hadits “Anas bin

Malik r.a mengatakan bahwa warna yang paling disukai oleh Rasulullah adalah hijau”

(Shahih Jami’ush-shaghir 4623) (AndanTharsyah, 2006). Warna tersebut sejalan menurut

Faber,2010, dalam bukunya “Psikologi Warna” yang mengatakan Sajadah “Rasa Selat”

memiliki warna hijau (Gambar 2) yang membawa kesan yang menyegarkan karena

diasosiasikan dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga

keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena

membawa perasaan damai dan ketenangan. Sajadah ini diciptakan dengan maksud agar dapat

memberi ketenangan dalam melaksanakan shalat berjamaah .

H. METODE PELAKSANAAN

Adapun metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

= Pra pengiriman proposal = Pasca pengiriman proposal

Page 10: Print - Copy

10

1. Studi Literatur

Tahap ini merupakan tahapan awal dari kegiatan pembuatan sajadah “Rasa Selat”. Dalam

tahap ini kami melakukan pencarian informasi berupa literatur-literatur yang menunjang

dalam desain sajadah ini. Literatur dititik beratkan pada faktor yang menyebabkan para

jamaah renggang dalam merapatkan saf shalat dan kekhusyukan shalat ditinjau dari gambar,

warna, dan konsistensi dari sajadah.

2. Analisis Kasus

Dalam tahap ini kami melakukan analisis kasus dengan beberapa cara. Kami melakukan

survei kepada 754 makmum shalat di 50 masjid kota Palembang untuk menghitung

persentase saf shalat yang benar. Selanjutnya, kami memberikan kuisioner untuk

mendapatkan pendapat jamaah masjid tentang pandangan mengenai saf shalat, gambar,

ketebalan, dan warna sajadah. Selain itu, untuk menentukan warna yang tepat, kami juga

melakukan riset dengan cara menempatkan responden di ruangan yang bewarna hijau ,

kemudian setelah istirahat 5 menit, responden masuk ke ruangan lain yang bewana biru.

3. Pembuatan sajadah “Rasa Selat”

Dalam tahap ini kami memesan sajadah di produsen sajadah di Palembang sesuai dengan

desain yang kami buat (Gambar 2)

4. Uji coba sajadah “Rasa Selat”

Uji coba sajadah ini dilakukan oleh beberapa tes. Tes pertama dilakukan oleh internal tim

untuk mengetahui apakah sajadah tersebut telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kemudian tes kedua dilakukan pengujian kepada 5 masjid di Palembang untuk mengetahui

apakah sajadah “Rasa Selat” dapat mencapai tujuan yaitu merapatkan saf shalat, dan

meningkatkan kekhusyukan serta kenyamanan dalam shalat.

5. Evaluasi

Pada tahap ini Kami melakukan survei terhadap kekurangan dari sajadah “Rasa Selat” ini.

Page 11: Print - Copy

11

I. JADWAL KEGIATAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan program dimulai pada sekitar bulan september 2012 - mei 2013.

Tempat pelaksanaan program berada pada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

NO KEGIATANBULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Studi kasus2 Analisis Kasus3 Pembuatan sajadah

“Rasa Selat”4 Uji coba sajadah “Rasa

Selat”5 Evaluasi

J. RANCANGAN BIAYA

No Nama Barang Harga per item(Rp) Jumlah Satuan Jumlah (Rp)

A. Biaya Pembuatan Sajadah1. Bahan 650.000 10 Gulung 6.500.0002. Upah pekerja 200.000 5 Orang 1.000.000

B. Biaya Survei1. Cetak Kuisioner 500 100 Lembar 50.0002. Perjalanan 25.000 85 Perjalanan 2.125.000

C. Biaya Pengumpulan Data dan Refrensi1. Internet Modem 200.000 4 Bulan 800.0002. Ballpoint 15.000 2 Pack 30.0003. Meteran 10.000 5 Buah 50.0004. Beterai kamera 20.000 10 Pack 200.000

D. Biaya Kesekretariatan1. Cetak Proposal 15.000 5 Buah 75.0002. Penjilidan 5.000 5 Buah 25.0003. Klip 2.500 10 Buah 25.000

E. Biaya Pengenalan Sajadah1. Lembar Petunjuk 6.000 60 Lembar 360.000

Total 11.240.000

Page 12: Print - Copy

12

K. DAFTAR PUSTAKA

Abu, Salafuddin Sayid. 2011. Kuraih shalat khusyuk bersama nabi. Solo : Tinta medina

Ammar, Abu. 2009. 400 Kesalahan dalam shalat. Surakarta : Dar at taqwa.

Asy-syafi’i, Imam. 2012. Panduan shalat lengkap. Jawa Timur : Khatulistiwa press

Ibn, Shaleh Ghanim. 2012. Shalat al-jamaah. Jakarta : Referensi.

Jibrin, Abdullah. 2002. Tuntunan shalat menurut Al-Quran dan As-sunnah. Surakarta : Darul

Haq.

Mustofa, Budiman.2010. Kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.Jakarta : Shahih

referensi terpercaya.

Sa’id. 2011. Panduan shalat lengkap. Jakarta : Almahira.

Tharsyah,Andan.2006.Yang disenangi nabi dan tidak disukai .Depok: Gema Insani

Ubaidah, Abu. 2011. Perbaiki shalat anda. Solo : Zamzan

Page 13: Print - Copy

13

L. LAMPIRAN

1) Biodata Kelompok

KETUA KELOMPOK

Nama : Rachmat Taufan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Macan Lindungan No. 119 Bukit Baru, Palembang

Telephone/Handphone : 085383909010

Email : [email protected]

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter Umum

Ketua Kelompok,

Rachmat TaufanANGGOTA KELOMPOK 1

Nama : Arasy Al Adnin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Perpetak I No. 90

Kenten Palembang

Telephone/Handphone : 08972366909

Fakultas / Jurusan : Fakultas

Kedokteran /Pendidikan Dokter Umum

Anggota Kelompok,

Arasy Al Adnin

ANGGOTA KELOMPOK 2

Nama : M. Rizki

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. KH Azhari

no.043 Palembang

Telephone/Handphone: 085788466904

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran

/Pendidikan Dokter Umum

Anggota Kelompok,

M Rizki

Page 14: Print - Copy

14

ANGGOTA KELOMPOK 3

Nama : Dodi Maulana

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Mayor Sabara

Sekip Palembang

Telephone/Handphone : 085789728593

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran

/Pendidikan Dokter Umum

Anggota Kelompok,

Dodi Maulana

ANGGOTA KELOMPOK 4

Nama : Mohammad Fadhiel

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Gersik , 9 Ilir

Palembang

Telephone/Handphone: 082372196150

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran

/Pendidikan Dokter Umum

Anggota Kelompok,

Mohammad Fadhiel

Page 15: Print - Copy

15

2) Biodata Dosen Pembimbing

Nama : dr. H. Syafyudin, M.Biomed.

NIDN : 0003096702

Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 3 September 1967

Jabatan Struktural : Ketua Unit Bimbingan & Konseling Mahasiswa (UBKM)

FK Unsri

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter Umum

Alamat : Jl. Padi I No. 1 Blok A komp. Pusri-Sako, kecamatan

sako Palembang

Telephone/Handphone : 0711-816320 / 085267984633

Email : [email protected]

Dosen Pembimbing,

(dr. H. Syafyudin, M.Biomed)

NIDN. 000309702