26
BIOPROSES DALAM LINGKUNGAN: DASAR- DASAR BIODEGRADASI Agus Prasetya, PhD. MST-TP2SLP FT-UGM

Prinsip2 Bioproses

Embed Size (px)

DESCRIPTION

matrikulasi

Citation preview

Page 1: Prinsip2 Bioproses

BIOPROSES DALAM LINGKUNGAN: DASAR-DASAR BIODEGRADASI

Agus Prasetya, PhD.MST-TP2SLP FT-UGM

Page 2: Prinsip2 Bioproses

SEKILAS TENTANG PROSES PERURAIAN SECARA BIOLOGIS

Oksidasi Biologis/Bio-oksidasi: Penguraian bahan-bahan organik dalam limbah dengan proses oksidasi yang dilakukan oleh dan dalam mikrobia secara biologis.

Biodegradasi:

• Peristiwa penguraian senyawa-senyawa organik dalam limbah oleh mikroorganisme pengurai.

• Merupakan mekanisme yang paling signifikan pada pengolahan limbah secara biologis.

• Dapat terjadi secara: - Aerob : perlu oksigen - An-aerob : tidak perlu oksigen - An-oxic : gabungan aerob dan an-aerob.

Page 3: Prinsip2 Bioproses

Biodegradabilitas beberapa senyawa organik.

Page 4: Prinsip2 Bioproses

Ada 2 langkah proses, yaitu:

• Proses pembentukan sel-sel baru (sintesis):

• Proses penguraian sel-sel mikroorganisme karena reaksi auto- oksidasi (respirasi/endogenesis).

senyawa2 + a’O2 +N+P + Energyorganik

a (sel-sel baru) + CO2 + H2O + residu2 terlarut non-biodegradable

sel-sel mikro organisme

sel-sel mikro + b’O2 organisme

CO2 + H2O + N + P + residu2 seluler + Energy non-biodegradable

Konsumsi O2 diperlukan untuk:• Suplai untuk sintesis/pembentukan sel-sel baru• Respirasi endogenesis (auto-oksidasi), dimana sel-sel mikroorganisme terurai untuk menghasilkan energi.

Biodegradasi AEROB

Page 5: Prinsip2 Bioproses

Oksidasi Biologis/Bio-oksidasi – Proses Aerob:

Page 6: Prinsip2 Bioproses

S0

Biosorption

A B C D

Organic substratremaining

Oxygen uptakerate

Berat sel total

X0

Linearremoval

Decliningremoval Endogeneous

phase

Syn

thesis o

fsto

red B

OD

Kurva skematik proses Bio-oksidasi

Page 7: Prinsip2 Bioproses

Biodegradasi An-aerob

Dekomposisi An-aerob

Adalah proses terurainya senyawa-senyawa organik oleh mikrobia tanpa adanya oksigen.

Ada dua proses biologis yang terjadi dalam peristiwa ini, yaitu: • Peruraian senyawa-senyawa organik menjadi asam-asam organik oleh mikrobia fakultatif. • Peruraian asam-asam organik oleh bakteri-bakteri anaerob (misalnya: bakteri pembentuk metan) menjadi metan dan padatan stabil.

CH4 + padatan stabilasam-asam organik+ CO2 + H2S

Senyawa2 organik mikrobia

fakultatifmikrobia

pembentukmetan

Page 8: Prinsip2 Bioproses

Biodegradasi An-aerob

Page 9: Prinsip2 Bioproses

Adalah sebuah proses biologis dimana mikroorganisme tertentu mengambil oksigen yang terdapat dalam senyawa-senyawa tertentu (misalnya nitrit dan nitrat) dan nutrien untuk aktivitas biologisnya.

Senyawa-senyawa yang terurai akan menghasilkan gas nitrogen, CO2, padatan stabil dan mikroorganisme dalam jumlah yang lebih banyak.

Dekomposisi Anoxic

Nitrifikasi : senyawa2 nitrogen senyawa2 nitrit + nitrat

De-nitrifikasi: senyawa2 nitrit + nitrat N2, N2O dll.

Page 10: Prinsip2 Bioproses

Proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh mikroorganisme

Page 11: Prinsip2 Bioproses

Beberapa jenis mikroorganisme (mikrobia) yang banyak terdapat dalam lumpur aktif adalah: paramecium, berbagai jenis bacteria dan amoeba.

Paramecium Bacteriaagen pengurai utama pada limbah.

Amoeba

Page 12: Prinsip2 Bioproses

• Biodegradasi An-oxic (Dijumpai pada peristiwa nitrifikasi dan denitrifikasi)

Senyawa-senyawa organik yang mengandung nitrogen (misal: protein) akan mengalami dekomposisi biologis dengan mekanisme yang cukup kompleks.

Oleh mikrobia-mikrobia yang ada, senyawa nitrogen ada yang langsung digunakan untuk proses sintesis sel-sel atau dilepaskan kembali dan terurai (diuraikan oleh bakteri yang sesuai) menjadi N bebas (dalam bentuk N

2, N2O dll).

Ada dua proses penting dalam peruraian senyawa-senyawa nitrogen menjadi gas-gas N

2, N

2O

dll, yaitu: nitrifikasi dan denitrifikasi.

Page 13: Prinsip2 Bioproses

Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Bio-dekomposisi

• Temperatur

• pH

• Toksisitas senyawa dalam limbah (biasanya: fenol, logam berat, garam-garam anorganik, amoniak)

• Shock Loading (perubahan kondisi pembebanan secara tiba2)

Page 14: Prinsip2 Bioproses

• Temperatur

Ada 3 daerah suhu untuk proses biodegradasi:- Mesofilik : 4 – 39oC- Termofilik : 40 – 55oC- Psikrofilik : dibawah 4oC

Kebanyakan proses biodegradasi berlangsung pada zone mesofilik. - Suhu ideal: 31oC (reaksi biologis paling cepat)- Pada suhu > 36oC, floc-floc mikrobia akan mulai rusak penurunan kecepatan pengendapan secara signifikan. - Suhu dalam proses aerobik dijaga 35,5oC.

• pH- Kisaran pH: 5 – 9. - Kecepatan reaksi optimum: pH 6,5 – 8,5.

Page 15: Prinsip2 Bioproses

Logam berat. Logam berat yang teradsorpsi pada permukaan dinding sel mikroorganisme akan menghalangi jalannya reaksi bio-oksidasi. Batasan konsentrasi toksik dari logam berat sangat tergantung pada kondisi operasinya. Pada sistem lumpur aktif, konsentrasi logam berat yang rendahpun dapat meracuni.

• Toksisitas

Toksisitas (sifat meracuni) limbah dalam proses bio-oksidasi dapat terjadi karena adanya senyawa-senyawa organik tertentu dengan konsentrasi tinggi misalnya:

Fenol. Adanya fenol dengan konsentrasi tinggi dapat meracuni mikrobia, sehingga menghalangi (inhibit) proses bio-oksidasi. Tetapi fenol dalam konsentrasi rendah adalah biodegradable (dapat diuraikan oleh mikrobia)

Page 16: Prinsip2 Bioproses

Garam-garam anorganik dan amoniak.

Garam-garam anorganik pada konsentrasi cukup tinggi dapat menunjukan retardasi terhadap reaksi bio-dekomposisi (menghalangi reaksi dan menurunkan kecepatan degradasi senyawa organik).

Kandungan garam anorganik yang tinggi juga dapat menyebabkan meningkatnya padatan tersuspensi (suspended solid) dalam arus effluent (arus limbah meninggalkan sistem).

Untuk mengatasi/menghindari kondisi toksik, maka limbah yang baru masuk ke sistem (misalnya: kolam limbah) diusahakan tercampur sesempurna mungkin dengan limbah yang sudah ada dalam sistem sehingga terjadi efek pengenceran!

Page 17: Prinsip2 Bioproses

Shock Loading

Berbagai jenis shock load:

Qualitative shock load: perubahan komposisi substrat Quantitative shock load: perubahan konsentrasi senyawa

organik. Hydraulic shock load: perubahan laju alir (flowrate) pH shock load: perubahan derajat keasaman secara tiba2. Temperature shock load Toxic shock load: perubahan konsentrasi bahan toksik tiba2

Page 18: Prinsip2 Bioproses

Berbagai macam pola shock load

Step up: beban tiba-tiba naik Step down: beban tiba-tiba turun Slug dose (pulse change): beban tiba2 berubah sesaat. Cyclical change: beban berubah secara siklis (teratur

terhadap waktu) Random change: shock load terjadi tidak mengikuti pola

tertentu

Page 19: Prinsip2 Bioproses

Quantitative Shock Loading

Kasus yang paling umum, kenaikan konsentrasi senyawa organik secara mendadak (sumber C yang sama atau jumlah C total yang sama, eg. sbg BOD)

Berpengaruh pada efisiensi dan karakter biomassa (kemudahan untuk flokulasi & settling)

Kemungkinan implikasi: defisiensi O2 terlarut,

kekurangan/ketidak seimbangan nutrient, perubahan pH → pertumbuhan mikrobia terganggu, atau mati (pada shock load tinggi).

Page 20: Prinsip2 Bioproses

Kenaikan/penurunan konsentrasi senyawa organik mendadak:

Gb. 13.1 (successfull response): response populasi mo heterogen thd 50% step increase dr Si

Se konstan, biomassa naik sebanding dng kenaikan kandungan protein dan karbohidrat pada biomassa tsb balanced growth selama periode transient

D relatif kecil (0,125/jam) shg bimassa mempunyai cukup waktu untuk menyesuaikan pertumbuhan dng adanya shock loading

Gb. 13.2 (less successfull response): response thd step increase >250%, D:0,244

Se max pada periode transient bisa diprediksi dng model Monod

Page 21: Prinsip2 Bioproses

Hydraulic Shock Loading

Perubahan F karena sistem atau cuaca (misalnya karena hujan) Si bisa konstant atau berubah sebanding dng perubahan F Gb. 13.9 A (step down, Si konstant, mass loading rate turun):

tidak terjadi perubahan pada Se Gb. 13.9 B (step down, Si berubah, mass loading rate konstant):

ada response drastis Gb. 13.10: step up Jika F dinaikkan terus shg D mendekati Dc wash out Pada activated sludge, sistem masih tetap bekerja normal (Se

konstant) untuk step change F sampai 200%

Page 22: Prinsip2 Bioproses

pH Shock loading

Pada umumnya mo tumbuh pada pH mendekati netral Gb. 13.11: sedikit perubahan pH memberikan efek

yang sangat drastis pada biomassa dan Se Terjadi perubahan pada populasi mo dominant, bukan

pada aklimatisasi Masa transient relatif lama, mempengaruhi settling

characteristics dr mo Penggunaan flocculating agents saat ada pH shock

loading

Page 23: Prinsip2 Bioproses

Temperature Shock Loading

Selective effect (spt pd pH) Gb. 13.13 (step down): efek lebih drastis pada D yang lebih

tinggi Gb. 13.14 (step up): idem Mikroorganisme lebih toleran thd step up change daripada

step down change

Page 24: Prinsip2 Bioproses

Koloni bakteri pada berbagai umur floc lumpur aktif.

Ukuran floc, selain dipengaruhi oleh kondisi operasi (pH, suhu) dan keadaan limbah (e.g. toksisitas), juga dipengaruhi oleh umur lumpur aktif tersebut.

Page 25: Prinsip2 Bioproses

Penggolongan floc lumpur aktif berdasarkan ukuran floc dan panjang filamen (rambut-rambut mikrobia):

Filamentous bulking: • Mikrobia tumbuh terlalu cepat (overgrowth).• Biasanya merupakan hasil complete mixed processes atau karena kurang nutrien dan konsentrasi substrat biodegradable organics terlalu tinggi; disertai kelarutan O2 yang tinggi dalam limbah.• Paling umum dijumpai pada lumpur aktif

Non-bulking:• Jumlah nutrient dan substrat cukup.• Biasanya dijumpai pada sistim ‘mixed flow’.

Pin-point:• Hasil dari kekurangan makanan (baik substrat maupun nutrien). • Rasio makanan dan massa lumpur organik (F/M) sangat rendah, atau • Hasil penggunaan lumpur aktif yang terlalu lama (long sludge age operation).

Page 26: Prinsip2 Bioproses

‘Filamentous Bulking’

‘Nonbulking’‘Pin Point’

ExtendedFilament

FilamentBackbone

Dispersedparticles