Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PRINSIP MUSYAWARAH DALAM PENETAPAN GANTI
KERUGIAN PENGADAAN TANAH
(STUDI KASUS PERKARA NOMOR: 61/PDT.G/2016/PN.GSK
DAN PERKARA NOMOR: 05/PDT/2018/PT.SBY)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana
FRANSISKUS ASISI TYAS JURISTA PUTRA
NIM: 312015120
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
APRIL 2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Yakobus 4:13-17
“Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup
dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam
congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang
tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”
Dan
“Jangalah mengejar apa yang menjadi sarana mencapai tujuanmu tetapi kejarlah
tujuanmu yang sebenarnya.”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa Tuhan Yesus
Kristus karena atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Penulisan skirpsi ini dilakukan
untuk memenuhi syarat kelulusan dalam hal memperoleh gelar Sarjana Hukum di
Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana dengan judul Prinsip
Musyawarah dalam Penetapan Ganti Kerugian Pengadaan Tanah (Studi Kasus
Perkara Nomor: 61/Pdt.G/2016/PN. Gsk dan Perkara Nomor: 05/PDT/2018/PT.
SBY).
Dalam skripsi penulis mengacu pada kasus perkara perdata yang diajukan
di Pengadilan Negeri Gresik dengan nomor 61/Pdt.G/2016/PN.Gsk dan Perkara
Nomor: 05/PDT/2018/PT. SBY) di Pengadilan Tinggi Surabaya. Dalam perkara
tersebut terdapat masalah tentang adanya perbedaan konsep musyawarah
penetapan ganti kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dari
putusan tingkat pertama dan putusan tingkat banding. Masalah tersebut menjadi
latar belakang dalam penulisan skripsi ini. Dalam skripsi akan di bahas tentang
apakah pertimbangan hukum hakim telah sesuai dengan prinsip musyawarah
penetapan ganti kerugian berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
viii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini
Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk masukan, kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 16 April 2019
Fransiskus Asisi Tyas Jurista Putra
ix
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Prinsip Musyawarah dalam Penetapan Ganti
Kerugian Pengadaan Tanah berdasarkan Hukum Pengadaan Tanah (Studi
Kasus Perkara Nomor: 61/Pdt.G/2016/PN.Gsk)”. Jenis penelitian ini adalah
penelitian normatif, dengan menggunakan pendekatan kasus (Case
Approache) dan pendekatan konseptual (Conceptual Approache). Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Pertimbangan Hakim Sesuai
Dengan Prinsip Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian Pengadaan Tanah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Dari penelitian ini
maka bahwa dalam kasus pengadaan tanah ini telah diputuskan dalam
tingkat pertama dan tingkat banding. Dalam kedua putusan tersebut terdapat
perbedaan tentang konsep dari musyawarah penetapan ganti kerugian
menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Majelis Hakim tingkat
pertama menyatakan bahwa musyawarah belum terjadi karena tidak
memenuhi unsur dan fungsi musywarah penetapan ganti kerugian sementara
Majelis Hakim tingkat banding memutuskan sebaliknya dengan mengatakan
bahwa musyawarah penetapan ganti kerugian tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur. Dalam penelitian menurut penulis pertimbangan
Majelis Hakim tingkat pertama telah sesuai dengan musyawarah penetapan
ganti kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 sementara
pertimbangan Majelis hakim tingkat banding tidak sesuai dengan
musyawarah penetapan ganti kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012. Karena dalam pertimbangannya Majelis Hakim tingkat
pertama sesuai dengan konsep musyawarah penetapan ganti kerugian yaitu
musyawarah penetapan ganti kerugian harus dilakukan sesuai dengan unsur
dan tujuannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
Sedangkan pertimbangan Majelis Hakim tingkat banding menganggap
bahwa Musyawarah penetapan ganti kerugian hanya sekedar legitimasi saja
berupa penandatangan berita acara kesepakatan semata.
Kata Kunci: Putusan Majelis Hakim, Musyawarah Penetapan Ganti
Kerugian, Pengadaan Tanah
x
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan .......................................................................................... i
Lembar Pengujian ............................................................................................ ii
Lembar Pernyataan Orisinalitas Skripsi ........................................................... iii
Motto ................................................................................................................ iv
Ucapan Terimakasih......................................................................................... v
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Abstrak ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
1.5. Keaslian............................................................................................... 12
1.6. Metode Penulisan ................................................................................ 13
1.7. Bahan Hukum ..................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 17
2.1. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum .................................... 17
1. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum .............................. 17
2. Pengertian Pengadaan Tanah ........................................................ 19
3. Asas-asas Pengadaan Tanah .......................................................... 20
xi
2.2. Prinsip Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum ................................................................. 22
1. Pengertian Musyawarah dalam Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum ...................................................................... 22
2. Penetapan Ganti Kerugian dalam Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum ...................................................................... 26
3. Tahap Penetapan Ganti Kerugian dalam Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum ...................................................................... 34
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ....................................... 42
3.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 42
1. Putusan Perkara Perdata Nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk di
Pengadilan Negeri Gresik.............................................................. 42
2. Putusan Perkara Perdata Nomor 05/PDT/2018/PT Sby di
Pengadilan Tinggi Surabaya.......................................................... 48
3.2. Analisis ............................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 59
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 59
3.2. Saran ................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA