44
 PRESENTASI KASUS DHF GRADE II Oleh : Muhammad 110-2006-164 FK YARSI Pembimbing : Dr. Tuty Rahayu, SpA DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Presus DHF Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 1/44

PRESENTASI KASUS

DHF GRADE II

Oleh :

Muhammad

110-2006-164

FK YARSI

Pembimbing :

Dr. Tuty Rahayu, SpA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK 

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Page 2: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 2/44

JAKARTA 2012

I. IDENTITAS

  Nama : An. N

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 19 November 1999

Umur : 12 Tahun 3 bulan

Suku bangsa/Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl Ujung Gedong RT/RW 04/10 No. 6

Tanggal masuk RS : 24-2-2012

Tanggal keluar RS : 28-2-2012

IDENTITAS ORANG TUA

Data orang tua Ibu Ayah

 Nama

Umur 

Pekerjaan

Pendidikan

Agama

 Ny. Y

39 tahun

Ibu Rumah Tangga

SMA

Islam

Tn. R 

50 tahun

Wiraswasta

SMA

Islam

II. ANAMNESIS

2

Page 3: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 3/44

Alloanamnesis dari ibu pasien pada tanggal 25 Februari 2012

a. Keluhan Utama :

Demam tinggi sejak 3 hari SMRS

b. Keluhan Tambahan

Mual, muntah, batuk, pilek 

c. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien Perempuan umur 12 tahun 3 bulan, berat badan 40 kg, datang ke UGD

RSUD Pasar Rebo dengan keluhan utama demam tinggi sejak 3 hari SMRS

3 hari SMRS, Os mengeluh demam tinggi, demam naik secara mendadak , terus

menerus sepanjang hari, disertai dengan keringat, menggigil, tidak mengigau dan

tidak ada penurunan kesadaran. Os merasa lemas sejak demam, lemas akan

 berkurang bila beristirahat. Os mengatakan ada pilek, batuk, tidak ada nyeri menelan,

tidak ada nyeri telinga. Os merasa mual, muntah setiap makan dan nyeri perut. Os

mengeluh sakit kepala berdenyut, tidak berputar, sakit kepala diperberat saat

 beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Os merasakan nyeri pada seluruh badan dan

sendi. BAK + 5x/hari, berwarna kuning jernih, tidak ada busa, tidak ada darah, tidak 

ada pasir, volume + 300 cc/sekali BAK, nyeri saat berkemih tidak ada. BAB (-) duahari. Os hanya minum obat penurun panas namun demam hanya turun selama + 4

 jam lalu kemudian demam naik lagi.

2 hari SMRS Os mengeluh nyeri pada ulu hatinya terasa sangat hebat dan demam

terasa semakin tinggi, akhirnya orang tua Os memutuskan untuk membawa Os ke

3

Page 4: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 4/44

klinik terdekat, Os dibawa ke dokter umum, dan diberikan obat penurun panas, dan

antibiotik untuk mengurangi nyeri pada ulu hatinya dan menurunkan demamnya,

mual dan muntah tidak berkurang setelah minum obat, demam dirasa tetap tinggi, Os

tidak timbul bercak-bercak kemerahan pada lengan bawah dan kaki, tidak ada gusi

 berdarah, tidak ada mimisan.

1 hari SMRS Os merasakan demamnya semakin tinggi, disertai keringat yang

 banyak, tidak menggigil, sakit kepala mulai dirasakan menyeluruh.

Beberapa jam SMRS, Os merasa demam tinggi tidak ada perbaikan dan karena

takut makin parah keadaannya atau terkena demam berdarah, Ibu Os memutuskan

untuk datang ke UGD RSUD Pasar Rebo.

Os tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti kencing manis (tidak banyak 

makan, banyak minum, dan banyak berkemih), tidak ada riwayat darah tinggi, tidak 

ada riwayat alergi terhadap obat maupun makanan. Menurut Orang tua Os di keluarga

dan lingkungan sekitar seperti tetangga tidak ada yang menderita demam berdarah,

Os juga tidak memiliki riwayat berpergian ke luar kota atau luar pulau sebelum

terjadinya demam. Os mengatakan tidak suka jajan sembarangan.

d. Riwayat Penyakit Dahulu :

OS tidak pernah sakit DBD sebelumnya

e. Riwayat Penyakit Keluarga :

Di lingkungan dan di sekolah OS, Orang tua Os mengatakan tidak ada tetangga danteman OS yang menderita DBD

f. Riwayat Kehamilan Ibu :

4

Page 5: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 5/44

Riwayat sakit, terpapar radiasi foto Rongent dan konsumsi obat-obatan selama

kehamilan disangkal.

g. Riwayat Kelahiran :

Pasien dilahirkan secara cesar di rumah sakit bersalin dan ditolong oleh dokter 

spesial kandungan, langsung menangis saat lahir, tidak ada cacat maupun trauma.

Berat saat lahir 3 kg dan panjang badan 50 cm.

h. Riwayat Perkembangan :

Pertumbuhan gigi I : ± 8 bulan

Tengkurap : ± 3 bulan

Duduk : ± 6 bulan

Berjalan : ± 10 bulan

Bicara : ± 18 bulan

Membaca dan menulis : ± 6 tahun

Kesan : Perkembangan anak sesuai usia

5

Page 6: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 6/44

Riwayat Imunisasi :

Macam Dasar Ulangan

I II III

BCG DPT Polio Campak  Hepatitis B

Kesan : imunisasi dasar sudah lengkap sesuai dengan usia, imunisasi ulangan belum lengkap.

Saran : imunisasi ulangan harus dilakukan sesuai dengan waktu imunisasi

i. Riwayat Makanan :

Umur (bulan) ASI/PASI Buah Biskuit Bubur

susu

Nasi TIM

0 – 2 ASI - - - -

2 – 4 ASI - - - -

4 – 6 ASI + + + -

6 – 8 ASI + + + +

8 – 10 ASI + + + +

10 – 12 ASI + + + +

 

6

Page 7: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 7/44

III. PEMERIKSAAN FISIK 

Tanggal

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Berat badan : 40 Kg

Tinggi badan : 148 cm

Berat badan ideal :

Status Gizi : (BB/TB)x 100% = (40/41)x 100% = 97 %

Tanda-tanda vital : Tekanan darah = 90/60 mmHg

  Nadi = 88 x/menit teraba kuat, isi cukup, reguler, equal

kiri dan kanan

Pernapasan = 20 x/menit

Suhu = 38 °C

Status Generalis :

− Kepala : Normocephal

− Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

− Wajah :

− Kulit : Sawo matang, pucat pada ujung-ujung ekstremitas

− Mata : Palpebra kanan dan kiri tidak cekung dan tidak edema, konjungtiva

kanan dan kiri pucat, sklera kanan dan kiri tidak ikterik, kornea

7

Page 8: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 8/44

kanan dan kiri jernih, iris kanan dan kiri berwarna coklat, pupil

isokor diameter 3 mm.

− Telinga : Bentuk daun telinga kanan dan kiri normal, liang telinga kanan dan

kiri tidak terdapat serumen dan tidak terdapat cairan, membrane

timpani intak.

− Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada,

epistaksis tidak ada.

− Mulut : Merah, kering, mukosa bibir basah, sianosis tidak ada

− Tenggorokan : T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis.

− Leher : Bentuk simetris, trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba,

− Thoraks : Bentuk normal, gerak simetris saat statis dan dinamis, retraksi

tidak ada.

− Paru

• Inspeksi : Gerak simetris saat statis dan dinamis, retraksi suprasternal dan

subcosta tidak ada.

• Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri.

• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.

• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing tidak ada, rhonki tidak ada.

− Jantung

• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak 

• Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri, tidak kuat

angkat, tidak ada thrill

8

Page 9: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 9/44

• Perkusi : Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri

Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal kanan

Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiri

• Auskultasi : Bunyi jantung I – II regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop

− Abdomen

• Inspeksi : Datar, tidak ada massa, venektasi (-)

Auskultasi : Bising usus positif normal

• Palpasi : Cembung, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Nyeri tekan di

epigastrium.

• Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen

− Ektremitas : Tidak ada edema, akral dingin, tidak ada deformitas.

− Genitalia : tidak dilakukan

− Anus : tidak dilakukan

Pemeriksaan Neurologis

− Refleks fisiologis

I. Refleks Bisep : +/+ normal

II. Refleks Trisep : +/+ normal

III. Refleks patella : +/+ normal

IV. Refleks Achilles : +/+ normal

− Refleks patologis

9

Page 10: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 10/44

I. Refleks babinski : -/- normal

II. Refleks Oppenheim : -/- normal

III. Refleks Chaddock : -/- normal

− Tanda rangsang meningeal

Kaku kuduk : Negatif 

Brudzinki I : Negatif 

Brudzinki II : Negatif 

Kernig : Negatif  

Kekuatan motorik : Superior 5/5, Inferior 5/5

Tonus otot : Baik  

Tanner Staging

Tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 24-02-2012 Jam 10:21

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

10

Page 11: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 11/44

Hemoglobin 14,4 12-18 tahun 14 g/dl

Hematokrit 45 41 %

Leukosit 4.250 4800-10800/uL

Trombosit 93.000 150000-400000/uL

Imunologi/Serologi Widal

S. TYPHI O 1/320 -/Negatif  

S. TYPHI H 1/160

S. PARATYPHI AO -/Negatif  

S. PARATYPHI AH -/Negatif  

S. PARATYPHI BO -/Negatif  

S. PARATYPHI BH -/Negatif  

S. PARATYPHI CO -/Negatif  

S. PARATYPHI CH -/Negatif  

Tanggal 24-02-2012 Jam 17:14

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 13,8 (12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 42 41 %

Leukosit 2.340 4800-10800/uL

Trombosit 57.000 150000-400000/uL

Tanggal 25-02-2012 Jam 23:28

11

Page 12: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 12/44

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 16,2 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 49 41 %

Leukosit 4.970 4800-10800/uL

Trombosit 46.000 150000-400000/uL

Tanggal 25-02-2012 Jam 15:53

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 15,1 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 45 41 %

Leukosit 5.070 4800-10800/uL

Trombosit 54.000 150000-400000/uL

Tanggal 26-02-2012 Jam 22:02

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 14,4 ( 12-18 )tahun 14 g/dl

Hematokrit 45 41 %

Leukosit 4.940 4800-10800/uL

Trombosit 21.000 150000-400000/uL

Tanggal 26-02-2012 Jam 05:39

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

12

Page 13: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 13/44

Darah Rutin

Hemoglobin 15,5 ( 12-18 ) tahun 14 g/dl

Hematokrit 45 41 %

Leukosit 6.860 4800-10800/uL

Trombosit 29.000 150000-400000/uL

Tanggal 26-02-2012 Jam 18:06

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 12,6 ( 12-18 ) tahun 14 g/dl

Hematokrit 39 41 %

Leukosit 5.960 4800-10800/uL

Trombosit 22.000 150000-400000/uL

Tanggal 27-02-2012 Jam 07:09

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 11,5 13-18g/dl

Hematokrit 34 40-52%

Leukosit 3.530 4800-10800/uL

Trombosit 47.000 150000-400000/uL

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

13

Page 14: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 14/44

VI. RESUME

Pada anamnesis ditemukan :

Pasien perempuan, 12 tahun 3 bulan , BB 40 kg, datang ke UGD RSUD Pasar Rebo dengan

keluhan utama panas tinggi mendadak 3 hari SMRS

Pada RPS :

- 3 hari SMRS :

• Demam tinggi mendadak 

• Sakit kepala berat

• Lemas

•  Nyeri pada seluruh badan dan sendi

• Mual, muntah dan sakit perut

- 2 hari SMRS :

• Sakit kepala semakin memberat

• Sakit perut semakin memberat

• Panas tidak turun walaupun diberi obat penurun panas

- 1 hari SMRS : Pasien tidak ada perbaikan sehingga keesokan harinya pasien

dibawa ke RS Pasar Rebo.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

14

Page 15: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 15/44

Berat badan : 40 Kg

Tinggi badan : 148 cm

Berat badan ideal :

Status Gizi : (BB/TB)x 100% = (40/41)x 100% = 97 %

Tanda-tanda vital :

- Tekanan darah = 90/60 mmHg

-   Nadi = 88 x/menit teraba kuat, isi cukup,

reguler,equal kiri dan kanan

- Pernapasan = 20 x/menit

- Suhu = 38 °C

Pada Status Generalis

Status Generalis :

− Kulit : Sawo matang, pucat pada ujung-ujung ekstremitas

− Mata : konjungtiva kanan dan kiri pucat,

− Abdomen

• Palpasi : Cembung, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Nyeri tekan di

epigastrium.

− Ektremitas : Tidak ada edema, akral dingin, tidak ada deformitas.

Pada pemeriksaan Neurologis ditemukan :

Tidak ditemukan kelainan

Pada pemeriksaan Laboratorium :

15

Page 16: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 16/44

VII. DIAGNOSIS KERJA :

Demam Berdarah Dengue – Grade II

VIII. DIAGNOSIS BANDING :

Demam Tifoid

IX. TATALAKSANA

Medikamentosa

• Suportif 

16

Hematologi 24/02/12

Jam

10:21

24/02/12

Jam

17:14

25/02/12

Jam

23:28

25/02/12

Jam

15:53

26/02/12

Jam

22:02

26/02/12

Jam

05:39

26/02/12

Jam

18:06

27/02/12

Jam

07:09

Nilai

Ruju

Hemoglobin 14,4 13,8 16,2 15,1 14,4 15,5 12,6 11,5 12-

tahun

g/d

Hematokrit 45 42 49 45 45 45 39 34 41

Leukosit 4.250 2.340 4.970 5.070 4.940 6.860 5.960 3.530 480

1080

Trombosit 93.000 57.000 46.000 54.000 21.000 29.000 22.000 47.000 1500

4000

L

S. TYPHI O 1/320 -/Neg

S. TYPHI H 1/160

Page 17: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 17/44

• Menggunakan kelambu saat tidur dan memasang obat nyamuk 

• Menggunakan mosquitoe repellant

• Melaksanakan 3M

Meletakkan abate ke dalam tempat penampungan air • Melaporkan ke RT untuk dilakukan tindakan fogging di kawasan tempat tinggal

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan darah rutin ulang (Hb, Ht, Tromobosit)

Pemeriksaan elektrolit darah (Na, K, Cl, Ca)

XI. PROGNOSIS

• Ad vitam : bonam

• Ad functionam : bonam

• Ad sanationam : bonam

X. FOLLOW UP

Tanggal FOLLOW UP

25

Februari

2012

S = mual (+) muntah (-) intake (-)

O = KU/KS = Tampak sakit sedang/compos mentis

TD = 90/60 mmHg Nafas = 20 x/mnt

Nadi = 80 x/menit Suhu = 36 °C (aksila)

Kepala = Mesocephal, rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik 

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, sekret tidak ada, T1

 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

17

Page 18: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 18/44

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)

Abdomen = BU (+) N, supel, Nyeri tekan Epigastrium

Ekstremitas = Akral dingin, edema (-)

A = Panas hari ke 5 DHF grade 1

P =

IVFD RF 30 tetes/ menit

Inj Rantin 2 x 1

PCT 3 x 300 mg PO

Imboost Force 3 x 1

26

Februari2012

S = Pasien mengatakan nyeri pada ulu hatinya, mual (+), Muntah (-).

O = KU/KS = Tampak sakit ringan/compos mentisTD = 90/60 mmHg Nafas = 22x/mnt

Nadi = 80x/menit Suhu = 37°C (aksila)

Kepala = Mesocephal, rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik 

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, sekret tidak ada, T1

 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (+/+), Wheezing (-)

Abdomen = BU (+) N, supel, Nyeri tekan epigastrium (+)

Ekstremitas = Akral dingin, edema (-)

A = Panas hari ke 6, DHF grade II

P =

IVFD Asering 500 cc/12 jam

Cek HHTL setiap 8 jam

Rantin stop

18

Page 19: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 19/44

27

Februari

2012

S = mual berkurang, intake (+), sakit perut berkurang

O = KU/KS = Tampak sakit ringan/compos mentis

TD = 110/70 mmHg RR = 20x/menit

N = 80x/menit S = 36,8°C (aksila)

Kepala = Mesocephal, rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik 

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1

 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (+/+), Wheezing (-)

Abdomen = BU (+) N, supel,

Ekstremitas = Akral hangat, edema (-)

A = DHF grade II, panas hari ke 7

P =

IVFD RF 10 tetes/menit

HHT /24 jam dan urin sedimen

19

Page 20: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 20/44

TINJAUAN PUSTAKA

DEMAM BERDARAH DENGUE

Pendahuluan

Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

dimana seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DHF, sebab baik 

virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun

fasilitas umum diseluruh Indonesia. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat

dari tahun ke tahun, sebaliknya angka kematian cenderung menurun, dimana pada akhir tahun 60-

an/awal tahun 70-an sebesar 41,3% menjadi berkisar antara 3-5% pada saat sekarang.

Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah

salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia. Sedangkan

manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa Dengue Fever (DF) dan Dengue

Haemoragic Fever (DHF).

DHF merupakan penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan

 bertendensi mengakibatkan renjatan yang menyebabkan kematian.

Etiologi

Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali,

yaitu 35-45 nm. Virus dengue serotipe 1,2,3,4 ditularkan melalui vektor nyamuk  Aedes aegypti.

 Nyamuk  Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang

kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup

terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak memberi perlindungan terhadap serotipe lain.

Patofisiologi

20

Page 21: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 21/44

Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia

terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat bergantung pada daya tahan tubuh

manusia.

Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan

zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan

 plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular; (2) agregasi trombosit menurun, apabila

kelainan ini berlanjut akan mengakibatkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel

trombosit muda dari sumsum tulang; (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/

mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor diatas menyebabkan (1) peningkatan permeabilitas

kapiler; (2) kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia, dan

koagulopati.

Dari sudut patofisiologi, infeksi virus dengue bergerak sesuai alur berikut :

Gambar 1. Patofisiologi Infeksi

 Dengue

Manifestasi Klinik 

21

Page 22: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 22/44

Infeksi virus dengue mengakibatkan menifestasi klinik yang bervariasi mulai dari

asimptomatik, penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue

haemoragic fever, sampai dengue shock syndrom. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan

lebih banyak, tetapi pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan atau

 berat.

Gambar 2.. Manifestasi infeksi virus dengue

Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus memasuki tubuh manusia

melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama

kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila

 jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan pada saat ini

manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh

manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia

yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi ini akan

memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit. Pada prinsipnya,

 bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut :

 Bentuk reaksi pertama

22

Page 23: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 23/44

Terjadi netralisasi virus, dan disusul dengan mengendapkan bentuk netralisasi virus pada

 pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (rash).

 Bentuk reaksi kedua

Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan kualitas

komponen-komponen beku darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.

 Bentuk reaksi ketiga

Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma

(cairan) darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala ascites dan

rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi

 bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga

 bentuk reaksi terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue.

Martina B E E et al. Clin. Microbiol.

Rev. 2009;22:564-581

Dengue Fever

23

Page 24: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 24/44

Manifestasi klinis infeksi dengue fever ditandai gejala-gejala klinik berupa demam, nyeri

 pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan. Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini

timbulnya mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 ºC) dan dapat disertai dengan menggigil.

Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktik sehari-hari kita mendengar cerita ibu bahwa pada

saat melepas putranya berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat, tetapi pada saat pulang

 putranya sudah mengeluh panas dan ternyata panasnya langsung tinggi. Pada saat anak mulai

 panas ini biasanya sudah tidak mau bermain. Demam ini hanya berlangsung sekitar lima hari. Pada

saat demamnya berakhir, sering kali dalam bentuk turun mendadak (lysis), dan disertai dengan

  berkeringat banyak. Saat itu anak tampak agak loyo. Kadang-kadang dikenal istilah demam

 biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat turun di tengahnya

menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva

 panas sebagai punggung unta).

Gejala panas pada penderita infeksi virus dengue akan segera disusul dengan timbulnya

keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot, nyeri sendi,

nyeri punggung, dan nyeri pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Karena

adanya gejala nyeri ini, di kalangan masyarakat awam ada istilah flu tulang. Dengan sembuhnya

 penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh ini juga akan hilang.

Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada saat awal panas yang berupa flushing, yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada. Ruam juga dapat

timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit

campak. Kadang-kadang ruam tersebut hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga

memberi bentuk spesifik seperti kaos tangan dan kaki. Yang terakhir ini biasanya timbul setelah

 panas turun atau setelah hari ke-5.

Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis DHF selalu disertai dengan tanda

 perdarahan. Hanya saja tanda perdarahan ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita,  bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan ini muncul setelah dilakukan tes

tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue

dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), perdarahan agak besar di kulit

(echimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan yang

masif yang dapat berakhir pada kematian.

24

Page 25: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 25/44

Berkaitan dengan tanda perdarahan ini, pada anak-anak tertentu diketahui oleh orangtua

mereka bahwa apabila anaknya menderita panas selalu disertai dengan perdarahan hidung

(epistaksis). Dalam istilah medis dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan yang

 bersifat sementara dari gangguan berbagai infeksi (tidak hanya oleh virus dengue). Pada keadaan

lain ada penderita anak yang apabila mengalami sakit panas kemudian minum obat-obat panas

tertentu akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung. Untuk penderita dengan kondisi seperti

ini, pemberian obat-obat panas jenis tertentu tersebut sebaiknya dihindari.

Dengue Haemoragic Fever

Secara umum empat gejala yang terjadi pada demam dengue sebagai manifestasi gejala

klinis dari bentuk reaksi 1 dan 2 tubuh manusia atas keberadaan virus dengue juga didapatkan pada

DHF. Yang membedakan DHF dengan dengue fever adalah adanya manifestasi gejala klinis

sebagai akibat adanya bentuk reaksi 3 pada tubuh manusia terhadap virus dengue, yaitu berupa

keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah keluar dan masuk ke dalam rongga

  perut dan rongga selaput paru. Fenomena ini apabila tidak segera ditanggulangi dapat

mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan menjadi sangat masif. Yang dalam praktik 

kedokteran sering kali membuat seorang dokter terpaksa memberikan transfusi darah dalam jumlah

yang tidak terbayangkan.

Yang penting bagi masyarakat awam adalah dapat mengetahui atau mendeteksi kapan

seorang penderita DHF mulai mengalami keluarnya plasma darah dari dalam pembuluh darah.

Keluarnya plasma darah ini apabila ada biasanya terjadi pada hari sakit ke-3 sampai dengan hari

ke-6. Biasanya didahului oleh penurunan panas badan penderita, yang sering kali terjadi secara

mendadak (lysis) dan diikuti oleh keadaan anak yang tampak loyo, dan pada perabaan akan

didapatkan ujung-ujung tangan/kaki dingin serta nadi yang kecil dan cepat. Banyak ditemui kasus

dengan kondisi demikian, tampak suhu tubuh penderita dirasakan normal mengira kalau putranya

sembuh dari sakit. Kondisi tersebut mengakibatkan orangtua tidak segera membawa putra merekake fasilitas kesehatan terdekat. Pada keadaan ini penderita sudah dalam keadaan terlambat

sehingga kurang optimal untuk diselamatkan dari penyakitnya.

Sindrom syok dengue(SSD/DSS)

25

Page 26: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 26/44

Sindrom syok dengue adalah demam berdarah dengue dengan manifestasi kegagalan

sirkulasi berupa nadi lemah, lembut atau tak teraba, tekanan nadi ≤ 20 mmHg, hipotensi (sesuai

umur), kulit dingin dan lembab, pasien tampak gelisah. Dengan kata lain demam berdarah dengue

yang telah memasuki keadaan syok (sesuai DBD derajat III dan IV menurut WHO)(Dorland

Medical Dictionary, 2005)

Pemeriksaan Penunjang

1. Lab darah rutin

Lekosit: dapat normal tapi biasanya lekopeni dengan dominasi sel neutrofil, pada akhir 

fase demam, terjadi lekopeni dan neutropeni serta limfositosis relatif (peningkatan sel

limfosit atipikal atau limfosit plasma biru>15% dapat dijumpai pada hari ketiga, sebelum

suhu tubuh turun atau sebelum syok terjadi)

Trombosit

Trombositopeni <100.000/mm3 atau kurang dari 1-2 trombosit/lapangan pandangan besar.

Biasa ditemukan antara hari sakit ketiga-ketujuh. Biasanya terjadi sebelum peningkatan

hematokrit dan sebelum suhu turun.

Hemokonsentrasi dengan tanda:

- Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai umur, jenis kelamin

- penurunan hematokrit ≥ 20% setelah mendapat pengobatan cairan

- Tanda perembesan plasma, yaitu efusi pleura, asites atau proteinemia

Pemeriksaan laboratoris lain: 

- Kadar albumin menurun sedikit dan bersifat sementara

- Eritrosit pada tinja hamper selalu ditemukan

- Pada sebagian besar kasus, disertai penurunan faktor koagulasi dan fibrinolitik, yaitu

fibrinogen, protrombin, factor VII, factor XII dan antitrombin III

26

Page 27: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 27/44

- Pada kasus berat ada disfungsi hati, penurunan kelompok vitamin K-dependent,

 protrombin seperti factor V, VII, IX dan X, fibrinogen mungkin subnormal

- Waktu perdarahan memanjang (PT dan PTT memanjang)

- penurunan α-antiplasmin (α-antiplasmin inhibitor ) jarang ditemukan

- Serum komplemen menurun, hipoproteinemia, kadang-kadang hipokloremia

- Hiponatremia

- Serum aspartat aminotransferase sedikit meningkat

-Asidosis metabolik berat dan peningkatan kadar urea nitrogen pada syok berkepanjangan

2. Radiologis

Pada foto thoraks didapatkan efusi pleura terutama pada hemitoraks kanan, tetapi bila

terjadi pembesaran plasma hebat, foto roentgen dada sebaiknya dilakukan lateral dekubitus

kanan. Asites dan efusi pleura dapat dideteksi dengan USG

3. Diagnosis serologi

1. Hemaglutination Inhibition Test (HI test)

  Uji ini sensitif tapi tidak spesifik (tidak dapat menunjukkan tipe virus yang

menginfeksi. Antibody HI bertahan >48 tahun, maka cocok untuk uji seroepidemiologi.

Untuk diagnosis pasien, kenaikan titer konvalesen 4x dari titer serum akut atau titer 

tinggi (>1280) baik pada serum akut atau konvalesen dianggap diduga keras positif 

infeksi dengue yang baru terjadi (presumtif +)

2. Complement Fixation test

  Antibodinya hanya bertahan sekitar 2-3 tahun saja. Cara pemeriksaannya ruwet danmembutuhkan tenaga pemeriksa berpengalaman.

3. Neutralization Test

27

Page 28: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 28/44

  Paling spesifik dan paling sensitif untuk virus dengue, berdasarkan reduksi dari  plaque

yang terjadi, dideteksi bersamaaan dengan antibodi HI tapi lebih cepat dari antibodi

komplemen, bertahan >48 tahun tapi lama dan ruwet

4. IgM dan IgG Elisa  Mac Elisa (IgM captured Elisa)

Akhir-akhir ini sering dipakai. IgM muncul pada perjalanan penyakit hari 4-5 yang

kemudian diikuti dengan IgG. Dengan mendeteksi IgM pada serum pasien, dapat

ditentukan diagnosis yang tepat (diambil >hari ke5 dan <6 minggu) bila masih negatif,

harus diulang, apabila pada hari sakit ke-6 masih tetap (-), msks dilaporkan sebagai (-).

IgM hanya dapat bertahan dalam darah 2-3 bulan setelah infeksi sehingga tidak boleh

dijadikan satu-satunya uji diagnostik pengelolaan kasus. Sensitivitasnya sedikit di bawah

uji HI, spesifitas sama dengan uji HI dan hanya memerlukan 1 serum akut saja. Saat ini

sudah beredar uji Elisa yang sebanding dengan uji HI hanya lebih spesifik (IgM/IgG

dengue blot, dengue rapid , dll). Pada infeksi sekunder, IgG lebih banyak didapatkan.

4. Isolasi virus

a. Inokulasi intraserebral pada bayi tikus albino umur 1-3 hari

 b. Inokulasi pada biakan jaringan mamalia (LLCMK2) dan nyamuk A albopictus

c. Inokulasi pada nyamuk dewasa secara intratorasik/intraserebral pada larva

5. Identifikasi virus

Dengan  Fluorescence antibody technique test secata langsung atau tidak langsung. Untuk 

identifikasi dipakai yang indirek dengan antibodi monoclonal

6. NS1 antigen test ( Platelia Dengue NS1 Ag assay ) pemeriksaan untuk 

DHF yang pertama kalai diperkenalkan tahun 2006 oleh Bio-Rad Laboratories, dapat

mendeteksi dihari pertama panas sebelum antibody dapat terdeteksi 5 harikemudian.

Diagnosis

28

Page 29: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 29/44

Dasar diagnosis DHF (WHO, 1997):

K linis

1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.

2. Manifesatasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain

(petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena.

3. Pembesaran hati.

4. Syok yang ditandai oleh nadi yang lemah, Hipotensi (tekanan sistolik menurun sampai 80

mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung

hidung, jari dan kaki, pasien jadi gelisah.

Laboratorium

Trombositopenia (< 100.000/ul) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih 20% dari normal).

Dua gejala klinis pertama ditambah satu gejala laboratorium cukup untuk menegakkan diagnosis

kerja DHF.

Indikator Fase Syok  :

• Hari sakit ke 4-5

• Suhu turun

• Jarak tekanan darah sistol diastol memendek < 20 mmHg

•  Nadi cepat tanpa demam

• Tekanan nadi turun/ hipotensi

• Leukopenia < 5.000/ul

29

Page 30: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 30/44

Derajat (WHO,1997) :

I. Demam dengan uji bendung positif.

II. Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.

III. Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun

(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan pasien jadi gelisah.

IV. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Diagnosis Banding

Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus atau protozoa

seperti demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam cikungunya , leptospirosis, dan malaria.

Adanya trombositopenia yang jelas disertai hemokonsentrasi membedakan DHF dari penyakit lain.

30

Page 31: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 31/44

Diagnosis banding lain adalah sepsis, meningitis meningokok,   Idiophatic Trombositopenic

 Purpura (ITP), leukemia, dan anemia aplastik.

Demam cikungunya (DC) sangat menular dan biasanya selruh keluarga terkena dengan

gejala demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tingi, hampir selalu diikuti dengan

ruam makulopapular, injeksi konjungtiva, dan lebih sering dijumpai nyeri sendi. Proporsi uji

  bendung positif, petekie, epistaksis hampir sama dengan DHF. Pada DC tidak ditemukan

 perdarahan gastrointestinal dan syok.

Pada hari-hari pertama, ITP dibedakan dengan DHF dengan demam yang cepat menghilang

dan tidak dijumpai hemokonsentrasi, sedangkan pada fase penyembuhan jumlah trombosit pada

DHF lebih cepat kembali.

Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia dan anemia aplastik. Pada leukemia, demam

tidak teratur, kelenjar limfe dapat teraba dan anak sangat anemis. Pada anemia aplastik anak sangat

anemis dan demam timbul karena infeksi sekunder.

Penatalaksanaan

Pada dasarnya bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat

 peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DF dapat berobat jalan

sedangkan pasien DHF dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DHF dengan

komplikasi diperlukan perawatn intensif. Fase kritis umumnya terjadi pada hari sakit ketiga.

Rasa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah.

Pasien perlu diberi banyak minum, 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama berupa air teh dengan gula,

sirup, susu, sari buah atau oralit. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi, beri cairan rumatan 80-

100ml/kgBB dalam 24 jam berikutnya. Hiperpireksia diatasi dengan antipiretik dan bila perlu

  surface cooling dengan kompres es. Parasetamol direkomendasikan untuk mengatasi demam

dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali.

Pemberian cairan intravena pada pasien DHF tanpa renjatan dilakukan bila pasien terus-

menerus muntah sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit

yang bertendensi terus meningkat (> 40 vol%). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari

derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3 larutan NaCl

31

Page 32: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 32/44

0,9%. Bila terdapat asidosis, 1/4 dari jumlah larutan total dikeluarkan dan diganti dengan larutan

yang berisi 0,167 mol/liter natrium bikarbonat (3/4 bagian berisi larutan NaCl 0.9% + glukosa

ditambah 1/4 natrium bikarbonat).

32

Page 33: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 33/44

33

Page 34: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 34/44

34

Page 35: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 35/44

Prinsip terapi DHF/DSS

  Pengobatan bersifat suportif, mengatasi peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan.

Keberhasilan tatalaksana DHF terletak keberhasilan mendeteksi dini fase kritis yaitu pada fase

defervescence (biasanya pada hari sakit 3-5 di mana terjadi perembesan plasma). Pada DD saat ini

merupakan tanda penyembuhan sementara pada DHF merupakan saat kritis karena dapat

merupakan awal fase syok. Penggantian volume plasma dengan cairan kristaloid isotonik.

35

Page 36: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 36/44

Terapinya bersifat simtomatik dan suportif sesuai bagan di atas dengan urutan sbb:

1. Penimbangan Berat badan

Perkiraan Berat badan normal dapat dihitung dengan rumus

Untuk anak umur 3-12 bulan: BB (kg)= 2x umur (tahun) +4

2. Tunjangan hidup dasar (Pemberian Oksigen) dan akses vena

Pada semua pasien syok harus diberikan oksigen 2l/menit (disarankan masker dengan

saturasi 95-100% dan kadar hemoglobin cukup. Akses vena untuk darah

3. Kateter urin

Urin ditampung untuk urinanalisa dan jumlah diuresis urine (normal: 2-3 ml/kgBB/jam).

Oliguria sering muncul sebelum penurunan tekanan darah dan nadi

4. Pemasangan pipa oro/nasogastrik 

  untuk dekompresi, memantau pendarahan saluran cerna dan bilasan lambung.

5. Resusitasi Cairan

- Jenis cairan (rekomendasi WHO)

Kristaloid (efektif mengisi ruang interstitial, mudah disediakan, tidak mahal, tidak alergik,

namun hanya ¼ bolus yang tetap di intravascular )

• Larutan ringer laktat (RL) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL)

• Larutan ringer asetat(RA) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA)

• Larutan NaCl 0,9%(garam faali=GF) atau dekstrosa 5% dalam larutan garam faali (D5/GF)

 

 Koloid (berada lebih lama di ruang intravascular, mampu mempertahankan tekanan onkotik,

mahal dapat menyebabkan hipersensitivitas, lebih cepat meningkatkan kadar hematokrit

daripada kristaloid (ringer laktat) dan komplikasi lain

• Dekstran 40 • Albumin 5% •Gelatin

36

Page 37: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 37/44

• Plasma • Hetastarch

Darah,   fresh frozen plasma, dan komponen darah diberikan untuk mempertahankan Hb,

menaikkan daya angkut oksigen, memberikan faktor pembekuan atau mengoreksi koagulopati.

Produk darah perlu dihangatkan sebelum diberikan. Risiko penggunaan darah dalam jumlah

 besar adalah infeksi blood-borne, hipotermia, hipokalsemia. Cairan yang mengandung glukosa

  jarang diberikan bolus karena dapat menyebabkan hiperglikemia, diuresis osmotik dan

memperburuk cedera serebral iskemik 

Cairan intravena diperlukan saat (1) terjadinya syok (terapi yang utama) (2) nilai hematokrit

cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala (3) anak terus menerus muntah, tidak mau

minum, demam tinggi sehingga tak mungkin diberikan minum per oral, ditakutkan terjadi

dehidrasi sehingga mempercepat syok. Jumlah cairan tergantung derajat dehidrasi dan

kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3 larutan yang berisi 0,167

mol/liter biknat. Bila hemokonsentrasi 20% atau lebih maka komposisi jenis cairan yang

diberikan harus sama dengan plasma, volume dan komposisi cairan yang diperlukan sama

dengan cairan untuk dehidrasi pada diare ringan dan sedang yaitu cairan rumatan ditambah

defisit 6% (5%-8%)

Tabel 1.Kebutuhan cairan pada dehidrasi sedang (defisit 5%-8%)

Berat waktu masuk(kg) Jumlah cairan (ml/kg BB per hari)

<7 220

7-11 165

12-18 132

>18 88

Tabel 2. Kebutuhan cairan rumatan

Berat badan (kg) Jumlah cairan (ml)

37

Page 38: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 38/44

10 100 per kg BB

10-20 1000+50x kg BB(di atas 10 kg)

>20 1500+20xkg BB(diatas 20 kg)

- Pemberian cairan oral, jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, teh manis, sirup,

susu, serta oralit. Pasien diberi minum 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama. Setelah keadaan

dehidrasi teratasi anak diberi cairan rumatan 80-100 ml.kg BB dalam 24 jan berikutnya. Bayi

yang masih minum ASI tetap harus minum ASI di samping larutan oralit. Rasa haus dan

dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah.

6. Kadar Hematokrit untuk memantau Penggantian Volume Plasma

  - Bila tanda vital membaik dan Hematokrit turun: tetesan diturunkan menjadi 10

ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikan tergantung kehilangan plasma yang terjadi selama

24-48 jam

- Cairan intravena dapat dihentikan bila Ht telah turun sekitar 40%, jumlah urin 2

ml/kgBB/jam atau lebih.

- Fase reabsorpsi plasma dari ekstravaskular ditandai dengan penurunan kadar Ht setelah

 pemberian cairan rumatan, tekanan darah normal, nadi kuat, diuresis cukup, tanda vital

 baik. Pada fase ini penurunan Ht merupakan tanda hemodilusi

7. Rawat di PICU

Untuk memantau dan mengantisipasi perubahan sirkulasi metabolic dengan intensif 

8. Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit

  Dilakukan pemeriksaan analisis gas darah dan elektrolit. Apabila asidosis tidak dikoreksi,

memacu terjadinya DIC. Koreksi dilakukan dengan memberikan natrium bikarbonat dengan

38

Page 39: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 39/44

dosis: IV lambat (1) <5kg: BE(base excess) x kgBB/4 (2)anak-anak: BEx kgBB/6 (3)dewasa:

BE x kgBB/10. Dosis ini mengoreksi ½ defisit basa.

Sodium bikarbonat hanya diberikan pada henti jantung lama dan keadaan hemodinamik tidak 

stabil yang menyebabkan asidosis berat dan hiperkalemia. Pada bayi premature dan <3bulan

digunakan cairan sodium bikarbonat 4,2% (0,5mEq/ml). bila pemeriksaan analisa gas darah

tidak dapat dilakukan diberikan sodium bikarbonat 0,5 mEq/kgBB tiap 10 menit infuse pelan

1-2 menit

Infus obat-obatan untuk resusitasi dipersiapkan dengan dekstrosa 5%, garam fisiologik atau

Ringer laktat menurut rule of 6 yaitu 6 mg obat x BB (kg) dilarutkan dalam 100 ml bila

diinfuskan dengan kecepatan 1 ml/jam=1.0 µg/kgBB/menit.

9. Epinefrin

Bolus epinefrin diberikan pada henti jantung, bradikardi, hipotensi yang non responsif 

terhadap resusitasi jantung paru dan cairan. Dosis bolus epinefrin IV dan IO inisial adalah

0,01 mg/kgBB (0,1 ml/kgBB epinefrin 1:10000). Bila perlu dosis IV dan IO dinaikkan

menjadi 0,1-0,2 mg/kgBB (0,1-0,2 ml epinefrin 1:1000), yang diulang tiap 3-5 menit. Dosis

infus epinefrin adalah 0,1-1,0 µg/kgBB/menit. Untuk mencegah ekstravasasi, infuse epinefrin

diberikan melalui kateter vena atau kateter vena sentralis. Epinefrin tidak aktif pada cairanalkali. Tersedia dalam vial 1 mg/ml. larutan epinefrin 1:10.000 disiapkan untuk IV dan IO

dosis rendah, larutan epinefrin 1:1000 disiapkan untuk IO dan IV dosis tinggi dan

endotrakeal.

10. Atropin

Curah jantung anak adalah rate dependent, karena itu bradikardia simtomatik (<60

kali/menit) akibat perfusi buruk, hipotensi dan hipoksemia harus diobati dengan resusitasi

 jantung paru, pemberian epinefrin atau atropin. Atropin adalah obat parasimpatolitik yang

mempercepat sinus atau pacemaker atrial dan konduksi atrioventrikular. Digunakan juga

untuk mencegah bradikarsi karena refleks vagal pada intubasi endotrakeal. Dosisnya 0,02

mg/kgBB dengan dosis minimal 0,1 mg, dosis atropin tunggal maksimal adalah 0,5-1mg/x

39

Page 40: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 40/44

yang dapat diulang tiap 5 menit dengan total maksimal 1 mg untuk anak dan 2 mg untuk 

remaja. Atropin tersedia dalam kemasan 0,4 mg/ml dapat diberikan IV/IO

11. Glukosa

Hanya diberikan bila terdapat hipooglikemia dan pasien tak memberi respons terhadap

tindakan resusitasi standar. Glukosa diberikan dengan dosis 0,5-1,0 g/kg secara IV atau IO.

Bolus D10W 5-10 ml/kgbb atau D5W atau D5 NaCl 0,9% atau RL 10-20 ml/kgBB, dapat

diberikan dalam 20 menit. Konsentrasi maksimum glukosa neonatus adalah 12,5% ( secara

IV)

12. Kalsium Klorida

Untuk pengobatan hipokalsemia, hiperkalemia dan hipermagnesemia. Kandungan kalsium

 pada kalsium glukonat 10% adalah 9 mg/ml dan pada kalsium klorida 10% adalah 27,2

mg/ml. dosis kalsium klorida 10% adalah 0,2-0,5 ml/kgBB atau 5-7 mg/kgbb elemen kalsium

sama dengan 20-25 mg/kgbb garam kalsium yang diberikan secara infus dengan pelan (100

mg/menit) untuk mencegah bradikardi dan asistole. Dosis ini dapat diulangi 1 kali lagi

sesudah 10 menit. Dosis selanjutnya hanya dilakukan bila dilakukan pengukuran kadar 

kalsium. Kalsium tidak dicamput dengan sodium bikarbonat karena terjadi pengendapan.

  13. Dopamin

Dopamin diberikan untuk mengobati hipotensi atau perfusi perifer buruk pada anak dengan

volume intravaskular cukup dan irama jantung stabil. Dopamin disiapkan menurut  Rule of 

 six (6xBB) mg dopamin dalam cairan 100 ml, bila diinfuskan dengan kecepatan 1 ml/jam

akan memberikan dopamin 1 µg/kgbb/menit. Diberikan infus kontinu dengan bantuan pompa

infus melalui kateter vena yang besar atau kateter vena sentralis. Ekstravasasi dopamin dapat

menyebabkan iskemia dan nekrosis jaringan lokal. Dimulai dari 10 ml/jam atau 10µg/kgbb/

menit yang selanjutnya disesuaikan dengan penilaian diuresis, perfusi sistemik dan tekanan

darah. Pada dosis rendah (2-5µg/kgbb/menit), efek langsung dopamin pada reseptor  β 

adrenergic jantung sedikit namun pada vascular bed  dopamin merangsang reseptor 

dopaminergik dengan efek vasodilatasi yang meningkatkan aliran darah renal, splanknik,

koroner dan serebral. Pada dosis tinggi (>5µg/kgbb/menit) dopamin memberi efek melalui

40

Page 41: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 41/44

 pelepasan norepinefrin saraf simpatis jantung pada reseptor  β adrenergic jantung dan efek α

adrenergic. Infus dopamin 5-10µg/kgbb/menit meningkatkan kontraktilitas jantung tanpa

efek pada tekanan darah dan denyut jantung. Infus dopamin10-20µg/kgbb/menit terjadi

vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah namun timbul masalah takikardia. Infus

dopamin >20µg/kgbb/menit menyebabkan vasokonstriksi perifer hebat dan iskemia tanpa

tambahan efek inotropik.

14. Dobutamin

Diberikan pada pengobatan hipoperfusi yang berhubungan dengan peninggian resistensi

vaskular sistemik. Paling efektif untuk mengobati gagal jantung kongestif atau syok 

kardiogenik, dobutamin kurang efektif dibandingkan epinefrin pada syok septik dan

hipotensi karena memperburuk vasodilatasi sistemik yang sudah terjadi. Dobutamin

diberikan secara infus kontinu melalui kateter vena dengan bantuan pompa infus. Dobutamin

tersedia dalam vial 25 mg dan 12,5 mg/ml. Infus dobutamin disiapkan sesuai  Rule of six.

Infus dimulai dengan 5-10µg/kgbb/menit (5-10 ml/jam). Kecepatan infus tergantung tekanan

darah dan perfusi pasien.

15. Sedatif 

Bila  pasien gelisah (biasa karena gangguan perfusi jaringan) dapat diberikan Kloral Hidrat per oral atau per rectal dengan dosis 12,5-50 mg/kgBB (tidak lebih dari 1 gram). Diusahakan tidak 

memberi obat yang hepatotoksik. Gelisah akan hilang segera setelah pemberian cairan adekuat.

16. Transfusi Darah

Pemeriksaan golongan darah dan cross matching harus dilakukan pada pasien syok. Untuk 

 pasien DIC dengan pendarahan masif dapat diberikan plasma segar dan suspensi trombosit.

Untuk menentukan prognosis, berat perdarahan dan deteksi terjadinya DIC perlu dilakukan

 pemeriksaan PT, PTT dan FDP

 

17. Kelainan ginjal

41

Page 42: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 42/44

  Apabila diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam sedangkan cairan yang diberikan sudah

sesuai kebutuhan, maka selanjutnya dapat diberikan furoseemid 1 mg/kgBB, perlu dipasang

CVP untuk pedoman pemberian cairan selanjutnya. Tetap dilakukan pemantauan diuresis,

kadar ureum dan kreatinin.

18. Pemantauan

- Tanda-tanda vital dicatat tiap 15-30 ‘ atau lebih sering sampai syok dapat teratasi

- Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai keadaan pasien stabil

- Setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan,

 jumlah dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah cukup

- Jumlah dan frekuensi diuresis harus dicatat. Kadar elektrolit harus dipantau.

19. Kortikostroid tidak memperpendek masa sakit atau memperbaiki prognosis pada anak yang

mendapat terapi suportif 

- Hipervolemia selama masa reabsorpsi dapat berbahaya. Ditandai dengan penurunan

hematokrit dan tekanan nadi yang besar / lebar. Dapat diberikan diuretic dan digitalis

  20. Kriteria memulangkan pasien

  Pasien dapat dipulangkan bila:

- Tidak demam selama 24 jam tanpa antipieretik 

  - Nafsu makan membaik 

- Secara klinis tampak perbaikan

- Hematokrit stabil

- Tiga hari setelah syok teratasi

- Jumlah trombosit >50000/ul

- Tidak dijumpai distress pernafasan akibat asites atau efusi pleura

42

Page 43: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 43/44

Pencegahan

Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara yang paling

memadai saat ini. Ada 2 cara pemberantasan vektor :

1. Menggunakan insektisida.

Yang lazim dipakai dalam program pemberantasan demam berdarah adalah malathion

untuk membunuh nyamuk dewasa (adultsida) dan temephos (abate) untuk membunuh

 jentik (larvasida).

2. Tanpa insektisida

• Menguras bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air minimal sekali

seminggu.

• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

• Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas dan benda lain yang

memungkinkan nyamuk bersarang.

• Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai kelambu atau lotion.

Prognosis

Kematian oleh demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DHF/DSS mortalitasnya

cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta memperlihatkan

 bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan daripada anak-anak.

Dari penelitian tahun 1993, dijumpai keadaan penyakit yang terbukti bersama-sama muncul

dengan DHF yaitu demam tifoid, bronkopneumonia, dan anemia.

DAFTAR PUSTAKA

43

Page 44: Presus DHF Anak

5/14/2018 Presus DHF Anak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-dhf-anak 44/44

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I,

 Edisi 3, FKUI, Jakarta, hal 425-426.

2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004).  Demam Berdarah Dengue, Pelatihan

bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam

Tatalaksana Kasus DBD, FKUI, Jakarta.

3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000).  Kapita Selekta Kedokteran Ilmu

 Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta, hal 419 - 427.

4. Martina B E E et al. Clin. Microbiol. Rev. 2009;22:564-581

5.   Dengue haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control, 2nd  edition.

WHO, Geneva

44