Presus Crf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Presus Crf

    1/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit ginjal memang tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan

    dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien.

    Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan mencegah komplikasi penyakit ini

    menjadi kronis. Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan

    sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika

    sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah

    (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya mahal.Berat ginjal yang kita miliki memang hanya 1! gram atau sekitar separuh

    genggaman tangan kita. "etapi fungsi ginjal sangat strategis dan mempengaruhi semua bagian

    tubuh. #elain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan

    membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan

    menjaga kesehatan tulang.

    Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang kehilangan

    $! persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Pasien sebaiknya %aspada jika

    mengalami gejala&gejala seperti' tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah

    dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit

    kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.

    #etiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan

    melakukan pemeriksaan dini adalah orang yang memilik faktor risiko tinggi, yakni mereka

    yang memiliki ri%ayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota

    keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal.

    B. Tujuan

    1. Tujuan umum

    ahasis%a mampu memahami asuhan kepera%ata pada klien dengan *+

    2. Tujuan Khusus

    a. ahasis%a mampu menjelaskan anatomi ginjal

    b. ahasis%a mampu menjelaskan pengertian *+

    c. ahasis%a mampu menjelaskan etiologi *+

    d. ahasis%a mampu menjelaskan patofisiologi *+

    e. ahasis%a mampu menjelaskan manifestasi klinis *+

    f. ahasis%a mampu menjelaskan komplikasi pada *+

    g. ahasis%a mampu menjelaskan penatalaksanaan medis pada *+

    1

  • 7/23/2019 Presus Crf

    2/39

    h. ahasis%a mampu melakukan asuhan kepera%atan *+

    2

  • 7/23/2019 Presus Crf

    3/39

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertan

    *+ adalah #uatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang

    bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi

    glomerular kurang dari ! m-min. (#uyono, et al, !!1)

    /agal ginjal kronik adalah penyimpangan progresif fungsi ginjal yang tidak

    dapat pulih, dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan metabolik, cairan dan

    elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia !Brunner dan #uddart,

    !!1).

    0ari pengertian diatas dapat disimpulkan bah%a gagal ginjal kronik adalah

    penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun ,berlangsung progresif dan cukup lama

    sehingga kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

    keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.

    Pasien dianggap telah masuk dalam stadium gagal ginjal kronik bila hasil tes

    kreatinin klirens (") kurang dari ml-menit atau kreatinin darah lebih dari mg-dl.

    Berdasarkan hasil ", gagal ginjal kronik dibagi atas'

    1!!&2 ml-menit disebut cadangan ginjal menurun

    2&3 ml-menit disebut gagal ginjal kronik

    kurang dari ml-menit disebut gagal ginjal terminal

    enurunnya faal ginjal pada *+ umumnya progresif, berlangsung beberapa

    bulan sampai beberapa tahun dan melampaui tahapan&tahapan sebagai berikut'

    1. "ahap decrease renal reser4e

    Pada tahap ini ginjal berfungsi antara 5!&2 6 dari fungsi ginjal normal. Kadar ureum

    dan kreatinin masih dalam batas normal dan belum menunjukkan adanya gejala

    akumulasi sisa metabolisme. #ekitar !&3!6 jaringan ginjal mengalami kerusakan.

    . "ahap renal insufisiensi

    /injal masih berfungsi !&5!6. "elah terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus,

    gangguan ekskresi dan non ekskresi sehingga kadar ureum dan kreatinin plasma

    meningkat. "erjadi gangguan dalam buang air kecil dan anemia.

    7. "ahap end stage renal disease

    +ungsi ginjal menurun sampai kurang dari 16. Pengaturan hormone dan pengeluaran

    sisa metabolisme mengalami gangguan berat, terjadi gangguan homeostasis sehingga

    kadar ureum dan kreatinin meningkat, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,

    perubahan Ph dan gejala lainnya. Pada tahap ini sudah memerlukan tindakan dialysis.

    B. Et"l"g

    1. 8nfeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

    . Penyakit peradangan (glomerulonefritis) primer dan sekunder

    3

  • 7/23/2019 Presus Crf

    4/39

    /lomerulonefritis adalah peradangan ginjal bilateral, biasanya timbul pasca

    infeksi streptococcus. 9ntuk glomerulus akut, gangguan fifiologis utamanya dapat

    mengakibatkan ekskresi air, natrium dan :at&:at nitrogen berkurang sehingga timbul

    edema dan a:otemia, penigkatan aldoeteron menyebabkan retensi air dan natrium.

    9ntuk glomerulonefritis kronik, ditandai dengan kerusakan glomerulus secara

    progresif lambat, akan nampak ginjal mengkerut, berat lebig kurang dengan

    permukaan bergranula. 8ni disebabkan jumlah nefron berkurang karena iskemia,

    karena tubulus mengalami atropi, fibrosis intestisial dan penebalan dinding arteri.

    7. Penyakit 4askuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

    erupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.

    #ebaiknya //K dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme. *etensi ;a dan

    , poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)

    . Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)

    Penyakit ginjal polikistik yang ditandai dengan kista multiple, bilateral yang

    mengadakan ekspansi dan lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim

    ginjal normal akibat penekanan. ?sidosis tubulus ginjal merupakan gangguan ekskresi

  • 7/23/2019 Presus Crf

    5/39

    ?sidosis metabolic terjadi jika ginjal tidak mampu mengeluarhan peningkatan

    jumlah asam (ion

  • 7/23/2019 Presus Crf

    6/39

    D. PATH%A&S #'(

    /lomerulonefritis

    Pielonefritis, dema

    Kelebihan 4oleme

    cairan

    #ekresi eritropoietin

    Produksi

  • 7/23/2019 Presus Crf

    7/39

    Pada gagal gimjal kronik terjadi gangguan mekanisme homeostasis sehingga

    menimbulkan gangguan pada berbagai system tubuh, di antaranya'

    a. /ejala kardio4askuler

    1) dema akibat tertahannya cairan natrium yang disebabkan

    penurunan laju filtrasi gloumerulus.

    7) Perikarditis akibat tertahannya uremia atau :at toksik dalam

    lapisan jantung

    5) ;yeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi

    perikardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini.

    ) /angguan irama jantung akibat aterosklerosis dini dan

    gangguan elektrolit.

    b. /ejala /astrointestinal

    1) ?noreksia, mual dan muntah yang berhubungan dengan

    gangguan metabolisme protein dalam usus, terbentuknya :at toksik akibat

    metabolisme bakteri usus, seperti amonia serta sembabnya mukosa usus.

    ) 9reum yang berlebihan pada air liur dirubah oleh bakteri

    dimulut seperti amonia sehingga nafas berbau amonia akibat yang lain yaitu

    stomatitis

    7) /astritis

    c. /ejala 0ermatologi

    1) Pruritus akibat ekskoriasi toksin uremik dan

    pengendapannya di pori&pori.) Kulit ber%arna pucat akibat anemia dan

    kekuning&kuningan akibat penimbunan urokrom.

    d. #istem saraf dan otot

    1) *estless leg syndrome

    Pasien selalu merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan

    ) Burning feet syndrome

    *asa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki

    7) >nsefalopati metabolic

    emah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, kejang

    7

  • 7/23/2019 Presus Crf

    8/39

    5) iopati ' kelemahan dan hipertrofi otot&otot terutama otot&

    otot ekstremitas proksimal

    e.

  • 7/23/2019 Presus Crf

    9/39

    "erjadi dari perubahan kompleks kalium, fosfat dan keseimbangan parathormon.

    d. Pankreatitis

    ?kibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat.

    9

  • 7/23/2019 Presus Crf

    10/39

    +. Pemerksaan Dagn"stk

    1. "es darah

    Kreatinin ' meningkat, kadar kreatinin 1! m>g-dl di duga tahap akhir. 9reum '

    meningkat (!&5! mg-dl). g- 1 atau E). agnesium- fosfat ' meningkat

    (7&5, mg- dl). Kalsium ' menurun ($&11 mg- dl). Protein (khususnya albumin) ' kadar

    serum menurun dapat mununjukan kehilangan protein melalui urine.

    . "es urin

    olume ' biasanya D 5!!ml - 5 jam (oliguria) atau urine tidak ada (anuria). Farna '

    secara abnormal keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, partikel koloid,

    fosfat. #ediment kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, g-l

    karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium. Protein ' derajat tinggi proteinuria

    (@7&5) yang mengidikasikan kerusakan glomerulus.

    7. >K/

    9ntuk melihat kemungkinan hipertrofi 4entrikel kiri, tanda&tanda perikarditis, aritmia,

    gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia).

    5. *ontgen dada

    . Biopsi /injal

    enentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis.

    H. Penatalaksanaan

    1. "erapi

    Beberapa pengobatan pada ginjal yaitu '

    a. Pemberian 4itamin 0 yang umumnya dipakai untuk mengendalikan

    penyerapan kalsium dari usus, aluminium hidroksida, kalsium karbonat.

    b. ?pabila terjadi hiperkalemia maka akan diberikan natrium bikarbonat,

    resinpolisteren, kalsium.

    10

  • 7/23/2019 Presus Crf

    11/39

    c. Pengendalian tekanan darah adalah aspek penting dalam penatalaksanaan semua

    bentuk ginjal. =bat anti hipertensi yang umumnya dipakai adalah penyekat&beta

    dan agens pemblok saluran kalsium, 4asodilator dan inhibitor ?> (?ngiotensin

    on4erting >n:ime).

    d. Gat besi tambahan diperlukan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi

    e. Pemberian diuretik untuk pengeluaran retensi cairan dan natrium serta

    pembatasan cairan !!&3!!cc- 5 jam.

    . 0iit pada gagal ginjal kronik diberikan dengan tujuan memberikan makanan

    secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal, menurunkan kadar ureum dan kreatinin

    darah dan mencegah atau mengurangi retensi garam atau air di dalam tubuh. acam

    diit dan indikasi pemberian diklasifikasikan menjadi 7 yaitu'

    a. 0iit rendah protein 8 (! gram protein)

    0iberikan kepada penderita kegagalan faal ginjal berat dengan " besar &!

    ml- menit dan kadar ureum darah diatas 1!!6. Bentuk makanan tergantung

    keadaan penderita ' dapat berupa cair, saring atau lunak. akanan ini kurang

    dalam kalori, protein, kalsium, besi dan thiamin.

    b. 0iit rendah protein 88 (5! gram protein)

    0iberikan sebagai makanan perpindahan dari diit rendah protein 8 atau pada

    keadaan gagal ginjal kronis yang tidak terlalu berat ( " !&7! ml-menit) atau

    pada penderita kegagalan faal ginjal dengan pengobatan konser4atif. (tanpa

    dialisa).

    c. 0iit protein sedang 888 (3! gram protein)

    0iberikan sebagai makanan perpindahan dari diit rendah protein 88 atau pada

    penderita kegagalan faal ginjal kronis ringan (" 7!&! ml- menit) atau pada

    penderita yang mengalami dialisa.7. "indakan medis untuk pengobatan

    a.

  • 7/23/2019 Presus Crf

    12/39

    " (laki&laki) H (15!&umur) Iberat badan (Kg)

    2 I kreatinin serum

    Fanita H !,A I " (laki&laki)

    b. "ranspaltasi ginjal

    "ranspaltasi ginjal merupakan satu alternatif untuk mengembalikan fungsi ginjal.

    I. Pengkajan

    1) ?kti4itas - istirahat

    /ejala ' kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise.

    /angguan tidur (insomnia-gelisah atau somnolen)

    "anda ' kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.) #irkulasi

    /ejala ' *i%ayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi, nyeri dada (angina)

    "anda ' go

    /ejala ' factor setres, contoh tinansial, hubungan, perasaan tidak berdaya, tidak ada

    kekuatan.

    "anda ' menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.

    5) >liminasi

    /ejala ' penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut), abdomen

    kembung, diare,atau konstipasi.

    "anda ' perubahan %arna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, bera%an, oliguria,

    dapat menjadi anuria.

    ) akanan - airan

    /ejala ' peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi).

    ?noreksia, nyeri ulu hati, mual - muntah, rasa metalik tidak sedap pada mulut

    (pernafasan ammonia)

    "anda ' distensi abdomen, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, edema, ulserasi

    gusi, perdarahan gusi - lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan

    tidak bertenaga.

    3) ;eurosensori

    /ejala ' sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot - kejang sindrom kaki gelisah

    kebas rasa terbakar pada telapak kaki.

    12

  • 7/23/2019 Presus Crf

    13/39

    "anda ' gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan

    berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,

    rambut tipis,kuku rapuh dan tipis.

    2) ;yeri - kenyamanan/ejala ' ;yeri panggul, sakit kepala, kram otot - nyeri kaku (memburuk saat malam

    hari).

    "anda ' perilaku berhati&hati, distraksi, gelisah.

    A) Pernafasan

    /ejala ' nafas pendek, dyspepsia nocturnal paroksismal, batuk dengan tanpa sputum

    kental dan banyak.

    "anda ' takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi - kedalam (pernafasan kusmaul),

    batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).

    $) Keamanan/ejala ' kulit gatal, ada - berulangnya infeksi

    "anda ' pruritus, demam (sepsis, dehidrasi) normotermia dapat secara actual terjadi

    penigkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (efek

    //K - depresi respon imun), ptekie, area ekimosis pada kulit.

    1!) #eksualitas

    /ejala ' penurunan libido, amenorea, infertilitas.

    11) 8nteraksi social

    /ejala ' kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu bekerja,

    memepertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

    1) Penyuluhan - pembelajaran

    /ejala ' ri%ayat 0 keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyalit polikistik,

    nefritis herediter, kalkulus urinaria, malignansi. *i%ayat terpajan pada toksin, contoh

    obat, racun lingkungan. Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini - berulang.

    J. Dagn"sa Ke*era,atan

    enurut 0oenges (1$$$) dan ynda Juall (!!!), diagnosa kepera%atan yang muncul

    pada pasien K0 adalah'1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat.

    . /angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema

    sekunder' 4olume cairan tidak seimbang oleh karena retensi ;a dan

  • 7/23/2019 Presus Crf

    14/39

    K. Inter-ens

    1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat

    8nter4ensi'

    a. ?uskultasi bunyi jantung dan paru*' ?danya takikardia frekuensi jantung tidak teratur

    b. Kaji adanya hipertensi

    *'

  • 7/23/2019 Presus Crf

    15/39

    e. Berikan pera%atan mulut sering

    *' enurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam

    mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

    5. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiper4entilasi sekunder' kompensasi

    melalui alkalosis respiratorik

    8nter4ensi'

    a. ?uskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles

    *' enyatakan adanya pengumpulan sekret

    b. ?jarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam

    *' embersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran =

    c. ?tur posisi senyaman mungkin

    *' encegah terjadinya sesak nafasd. Batasi untuk berakti4itas

    *' engurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

    . Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis

    8nter4ensi'

    a. 8nspeksi kulit terhadap perubahan %arna, turgor, 4askuler, perhatikan kadanya

    kemerahan

    *' enandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan

    pembentukan dekubitus - infeksi.

    b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa

    *' endeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi

    sirkulasi dan integritas jaringan

    c. 8nspeksi area tergantung terhadap udem

    *' Jaringan udem lebih cenderung rusak - robek

    d. 9bah posisi sesering mungkin

    *' enurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk

    menurunkan iskemia

    e. Berikan pera%atan kulit

    *' engurangi pengeringan , robekan kulit

    f. Pertahankan linen kering

    *' enurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit

    g. ?njurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan

    tekanan pada area pruritis

    *' enghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera

    h. ?njurkan memakai pakaian katun longgar

    *' encegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan e4aporasi lembab pada

    kulit

    15

  • 7/23/2019 Presus Crf

    16/39

    3. 8ntoleransi akti4itas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat,

    keletihan

    8nter4ensi'

    a. Pantau pasien untuk melakukan akti4itasb. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan

    c. ?njurkan akti4itas alternatif sambil istirahat

    d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat

    16

  • 7/23/2019 Presus Crf

    17/39

    DA(TA' PUSTAKA

    Brunner and #uddarth. !!3. Kepera%atan edikal Bedah. >disi A. Jilid .

    Jakarta' >/

    arylin >. 0oengoes. !!3. *encana ?suhan Kepera%atan' Pedoman 9ntuk

    Perencanaan dan Pendokumentasian Pera%atan Pasien >disi 7. Jakarta' >/

    edicastore. !!A. 8nfo Penyakit #aluran Kemih. Kumpulan /angguan #istem

    "ubuh. Jakarta

    ;?;0?, !!&!!7, ;ursing 0iagnosis' 0efinitions and classification,

    Philadelphia, 9#?

    #ar%ono. !!5.8lmu Penyakit 0alam, Jilid 88. Jakarta' Balai Penerbit +K98

    Price, #. ?. L Filson, . . (1$$) Patofisiologi' Konsep Klinis Proses&Proses

    Penyakit. >disi 5. Jakarta' >/.

    /uyton dan 0=K">*?; >disi 88.

    Jakarta' >/

    Pearce, >felin . !!3. ?natomi 0an +isiologi 9ntuk Paramedic.

    Jakarta' P" /ramedia Pustaka 9tama

    #yaifuddin. !!7. ?natomi +isiologi 9ntuk #is%a Pera%at. Jakarta' >/

    17

  • 7/23/2019 Presus Crf

    18/39

    BAB III

    ASUHAN KEPE'A%ATAN PADA Tn. S DEN+AN #'NI# 'ENAL (AILU'E

    DI 'UAN+ KEPDAN+ 'SUD /r. ). ASHA'I KAB. PE)ALAN+

    PEN+KAJIAN

    DATA U)U)

    ;ama mahasis%a '

  • 7/23/2019 Presus Crf

    19/39

    & Kondisi saat masuk ' datang dari 8/0 dengan demam, sesak nafas, mual,

    lemas. "" suhu' 7A,, "0H 1$!-1!!, ;H $I-m, **H$I-m. penggunaan

    alat bantu = 5 lt-m per kanul, 8 line * ! tpm,.

    2. *i%ayat Penyakit 0ahulu

    a. *i%ayat penyakit lain ' 0.

  • 7/23/2019 Presus Crf

    20/39

  • 7/23/2019 Presus Crf

    21/39

    ?"==/8

    ' 7,2$

    K88? K8;8K

    /lukosa se%aktu ' 117

    9reum ' 2,1

    21

  • 7/23/2019 Presus Crf

    22/39

    reatinin ' 11,!

    Klirens kreatinin '

    Tanggal 25111

    ?;?8#? /?# 0?*?dema ' ekstremitas ba%ah ka-ki @-@

    & Kekuatan otot

    28

  • 7/23/2019 Presus Crf

    29/39

    ANALISA DATA

    ;o "anggal 0ata +okus asalah >tiologi

    1 3-11-1 0s '

    Klien mengatakan sesak nafas0o '

    "" '

    "0 ' 13!-$! mm ' 7,2$

    Klien tampak lemas

    Perubahan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    ual, muntah,

    anoreksia

    29

  • 7/23/2019 Presus Crf

    30/39

    BB kering ' 2 kg

    BB pre

  • 7/23/2019 Presus Crf

    31/39

    'EN#ANA KEPE'A%ATAN

    ;o

    dI

    "ujuan 0an keriteria hasil 8nter4ensi *asional

    1 #etelah dilakukan tindakan

    kepera%atan I5 jam, pola

    nafas menjadi efektif dengan

    keriteria hasil'

    Klien tidak sesak tanpa

    bantuan =

    8rama nafas teratur

    "anda C tanda 4ital normal

    "0' 1!!&17$-3!&A$ mmhg**' 13&5 I-m

    ;' 3!&1!!I-m

    ?skultasi bunyi nafas

    ?jarkan klien batuk

    efektif dan nafas dalam

    ?tur posisi senyaman

    mungkin

    Kolaborasi pemberian

    oksigen 5lpm

    enyatakan adanya

    penumpukan skret

    embersihkan jalan nafas dan

    memudahkan aliran =

    encegah terjadinya sesak

    nafas

    emberikan adekuat

    oksigenisasi dalam tubuh

    #etelah dilakukan tindakan

    kepera%atan 7I5 jam,

    keseimbangan cairan tercapai

    dengan keriteria hasil'

    Kadar elektrolit dalam batas

    normal >dema (&)

    "anda C tanda 4ital normal

    "0' 1!!&17$-3!&A$ mmhg

    **'13&5I-m ;' 3!&1!!I-m

    =bser4asi tt4

    Kaji tanda C tanda hidrasi

    =bser4asi balance cairan

    onitoring elektrolit dan

    ?/0

    Kolaborasi hemodialisis 7

    jam

    engetahui tindakan efektif

    enentukan indikator tanda

    hidrasi

    engidentifikasi kebutuhan

    cairan

    enunjang identifikasi

    masalah enarik cairan tubuh dan

    mengeluarkan sisa

    metabolisme

    7 #etelah dilakukan tindakan

    kepera%atan 7I5 jam, asupan

    nutrisi terpenuhi dengan

    keriteria hasil'

    BB stabil

    enunjukan tingkat energi

    ual, muntah tidak ada

    onitor BB

    ?njurkan klien untuk

    makan sedikit tapi sering

    onitor kadar /0s, >;"?#8 ttd

    Pola nafas engaskultasi bunyi nafas

    31

  • 7/23/2019 Presus Crf

    32/39

    tidak

    efektif

  • 7/23/2019 Presus Crf

    33/39

    1 # '

    = '

    "0 ' 15!-$! mm

  • 7/23/2019 Presus Crf

    34/39

    #ATATAN PE'KE)BAN+AN

    HA'I KE82

    N

    "

    %akt

    u

    D9

    ke*era,atan

    Im*lementas E-aluas

    0

    I

    1

    2-11-

    !1

    # '

    Klien mengatakan sesak

    berkurang, tetapi jika

    oksigennya dilepas terasa sesak.

    = '

    esikuler, dangkal, *r ' I-

    menit ;asal canul oksigen 7

    ? ' asalah belum teratasi

    P ' anjutkan 8nter4ensi

    8'

    engaskultasi bunyi nafas

  • 7/23/2019 Presus Crf

    35/39

    9r'

    r'

    Balance cairan

  • 7/23/2019 Presus Crf

    36/39

    sedikit tapi sering

  • 7/23/2019 Presus Crf

    37/39

    #ATATAN PE'KE)BAN+AN

    HA'I KE83

    N

    "

    %aktu D9

    ke*era,atan

    Im*lementas E-aluas

    # '

    = '

    "0 ' 1!-$! mm

  • 7/23/2019 Presus Crf

    38/39

    Klien mengatakan masih mual

    = '

    Klien tampak mengemil saat

  • 7/23/2019 Presus Crf

    39/39

    BAB I7

    PENUTUP

    A. Kesm*ulan

    #etelah dilakukan pengumpulan data atau pengkajian terhadap pasien yang

    selanjutnya dilakukan tindakan kepera%atan selama 1 I A jam dan di analisa terhadap

    pasien # didapatkan tiga masalah kepera%atan atau 7 diagnosa kepera%atan utama.

    asalah kepera%atan yang didapatkan terdiri dari diagnosa utama yaitu kelebihan

    4olume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium, ureum dengan keluhan

    berat badan kering 2 kg, berat badan Pre