51

Presentasi ujian tesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tesis neural mobilization

Citation preview

Page 1: Presentasi ujian tesis
Page 2: Presentasi ujian tesis

ARI SUDARSONO0990361007

PROGRAM MAGISTER FISIOLOGI LATIHAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

PEREGANGAN OTOT DAN MOBILISASI SARAF SETELAH LATIHAN LEBIH EFEKTIF

DIBANDINGKAN SEBELUM LATIHAN DALAM MENGURANGI GEJALA DAN TANDA DELAYED

ONSET MUSCLE SORENESS OTOT – OTOT TUNGKAI ATAS

Page 3: Presentasi ujian tesis

PENDAHULUAN Delayed Onset Muscle Soreness adalah keluhan pegal

otot yang paling banyak dikeluhkan olah orang yang berolahraga baik orang yang berolahraga untuk rekreasi ataupun atlet sekalipun

Hampir selalu dalam berolahraga rangkaian latihan yang dilakukan berupa: Pemanasan, latihan inti dan pendinginan

Setiap selesai latihan jika dirasa ada otot yang cedera, maka biasanya mereka yang berolahraga akan melakukan kompres es atau massage bagian yang cedera

Gerakan pada olahraga permainan termasuk bola basket yang paling banyak adalah gerakan yang melibatkan otot-otot pinggang bawah, tungkai dan kaki sehingga lebih sering terkena cidera

Page 4: Presentasi ujian tesis

1 1 Apakah pemberian peregangan dan mobilisasi saraf sebelum Apakah pemberian peregangan dan mobilisasi saraf sebelum

latihan dapat mengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot latihan dapat mengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot

tungkai atas?tungkai atas?

2 2 Apakah pemberian peregangan dan mobilisasi saraf setelah Apakah pemberian peregangan dan mobilisasi saraf setelah

latihan dapat mengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot latihan dapat mengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot

tungkai atas?tungkai atas?

3 Manakah dari kedua intervensi tersebut yang dapat 3 Manakah dari kedua intervensi tersebut yang dapat

mengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot tungkai atasmengurangi gejala dan tanda DOMS otot-otot tungkai atas

Page 5: Presentasi ujian tesis

Tujuan Umum Untuk mengetahui pengurangan gejala dan tanda DOMS bila

dilakukan peregangan dan mobilisasi saraf setelah latihan sebagai program pendinginan.

Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengurangan gejala dan tanda DOMS bila

dilakukan peregangan dan mobilisasi saraf setelah latihan Untuk mengetahui pengurangan gejala dan tanda DOMS bila

dilakukan peregangan dan mobilisasi saraf sebelum latihan. Untuk mengetahui perbedaan hasil pengurangan gejala dan

tanda DOMS antara peregangan dan mobilisasi saraf setelah latihan dan sebelum latihan

Page 6: Presentasi ujian tesis

Manfaat dalam teoritis: Sebagai rujukan bagi peneliti lain dan masyarakat yang ingin mengurangi gejala dan tanda DOMS setelah latihan

Manfaat praktis: Bermanfaat sebagai bahan acuan dalam memilih intervensi yang diberikan setelah program latihan untuk mengurangi gejala dan tanda DOMS

Page 7: Presentasi ujian tesis

Pengertian Delayed Onset Muscle Soreness:Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) adalah gangguan pada jaringan otot berupa peningkatan tonus, rasa pegal dan nyeri serta penurunan kemampuan fungsi yang terjadi minimal 24 jam setelah latihan dengan intensitas tinggi

Cara mengetahui DOMS:1. Kemampuan lompat (jump performance)2. Pengukuran lingkar paha (thigh circumference)3. Ambang Nyeri tekan/ Pressure pain threshold (PPT)

Faktor yang menyebabkan DOMS:- Latihan dengan kontraksi eksentrik yang intensif- Tidak melakukan pemanasan sebelum latihan- Tidak melakukan pendinginan setelah latihan

Page 8: Presentasi ujian tesis

Peregangan/ StretchingAdalah teknik manual terapi berupa penguluran jaringan kontraktil dan jaringan lunak lainAda berbagai macam teknik, antara lain- Pasif Streching; PNF Stretching, Forced Streching- Active Stretching; Ballistic Stretching

Mobilisasi saraf/ Neural MobilizationAdalah teknik manual terapi berupa penguluran jaringan syaraf-syaraf tepi yang mensyarafi otot mulai dari akar syaraf yang keluar dari spinal sampai ujung yaitu di Neuro Muscular Junction

Page 9: Presentasi ujian tesis

LATIHAN BOLA BASKETF. INTERNAL:

•Inflamasi akut jaringan otot •Genetik

BEBAN PADA JAR.OTOT

F. EKSTERNAL•Kurangnya pemanasan•Kurangnya pendinginan •Latihan yang tidak lazim atau fokus• terus menerus pada grup otot tertentu

PEREGANGAN DAN MOBILISASI SYARAFSETELAH LATIHAN

PEGAL OTOT YANG TERLAMBAT MUNCUL(DOMS) BERKUANG

KEBUGARANFISIK

Page 10: Presentasi ujian tesis

1. Ada pengaruh pemberian peregangan dan mobilisasi saraf

sebelum latihan dalam mengurangi gejala dan tanda DOMS

otot – otot tungkai atas

2. Ada pengaruh pemberian peregangan dan mobilisasi saraf

setelah latihan dalam mengurangi gejala dan tanda DOMS

otot – otot tungkai atas

3. Ada perbedaan pengaruh antara pemberian peregangan

dan mobilisasi saraf setelah latihan dan sebelum latihan

dalam mengurangi DOMS otot – otot tungkai atas

Page 11: Presentasi ujian tesis

P R R

O3

O1

04

O2

P2

P1

S

Page 12: Presentasi ujian tesis

P = Populasi R = Randomnisasi S = Sampel O1 = Data Awal Streching & Neural Mobilization stlh latihan O3 = Data Awal Streching & Neural Mobilization sblm latihan P1 = Perlakuan Kelompok I: peregangan dan mobilisasi saraf

sblm latihan P2 = Perlakuan Kelompok II: pere gangan dan mobilisasi

saraf stlh latihan O2 = Data Akhir peregangan dan mobilisasi saraf sblm

latihan O4 = Data Akhir peregangan dan mobilisasi saraf stlh

latihan

Page 13: Presentasi ujian tesis

Tempat Fitness Center Mandira RS.Dr. Suyoto, Bintaro – Jakarta Selatan

Waktu Dilakukan pada akhir bulan Nopember 2010

Page 14: Presentasi ujian tesis

1. Kriteria Inklusi Berbadan sehat (tidak sedang cedera atau

mendapatkan terapi akibat cedera) Berusia 18 – 35 tahun Bersedia menjadi sampel dalam penelitian Mampu mengerti instruksi yang diberikan.

2. Kriteria eksklusi Menderita sakit atau cedera pada sistem

muskuloskeletal Meminum obat pereda nyeri ketika dalam rentang

penelitian

Page 15: Presentasi ujian tesis

1. Populasi : Adalah mereka yang biasa bermain bola basket di lingkungan kompleks Sawangan Regensi, Depok

2. Pilih berdasarkan Kriteria inklusi & eksklusi3. Didapat sampel sesuai kriteria, jumlah dihitung

dengan rumus Pocock dan didapatkan jumlah 8 orang setiap kelompok

Page 16: Presentasi ujian tesis

1. Variabel bebas Peregangan dan Mobilisasi saraf/ Stretching & Neural mobilization

2. Varibel tergantungPegal Otot yang terlambat muncul/ Delayed Onset Muscle Soreness

3. Variabel kontrolumur, tidak cedera.

Page 17: Presentasi ujian tesis

Jenis Penelitian : Quasi eksperimen Desain : pre test post test control

group design.

Page 18: Presentasi ujian tesis

Stretching & Neural mobilization sebelum

latihan

Subyek penelititan Insiden DOMS

Page 19: Presentasi ujian tesis

Stretching & Neural mobilization

sebelum latihan

Subyek penelitian Insiden DOMS

Page 20: Presentasi ujian tesis

UJI NORMALITAS DATA1. Untuk mengetahui apakah populasi

terdistribusi normal maka digunakan uji normalitas dengan menggunakan uji Saphiro Wilk

Ho nilai P< nilai α (0,05) Ha nilai P> nilai α (0,05),

Page 21: Presentasi ujian tesis

2. Untuk menguji homogenitas sampel digunakan Levene’s Test, untuk mengetahui apakah data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak.

Page 22: Presentasi ujian tesis

3. Untuk menguji signifikasi dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok pelakuan I dengan uji T-Test Related. Dengan penguji hipotesa Ho diterima bila nilai P> nilai α (0,05), sedangkan Ho ditolak bila P< nilai α (0,05).

Ho: Tidak ada perbedaan pengurangan gejala dan tanda DOMS sesudah latihan.

Ha: Ada perbedaan pengurangan gejala dan tanda DOMS sesudah latihan.

Page 23: Presentasi ujian tesis

Stretching atau peregangan merupakan tindakan yang bertujuan untuk memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek secara patologis maupun non patologis. Dilakukan dengan metode contract-relax yaitu peneliti/ fisioterapis memberikan tahanan ketika atlet mengkontraksikan otot yang akan diregang selama 10 detik setelah itu maka dilakukan gerakan yang berlawanan/ otot diregang lagi oleh fisioterapis selama 20 detik (dilakukan pada otot hamstring, quadriceps, illiotibial band/ tensorfaciae latae, glutei, dan adductors.

Page 24: Presentasi ujian tesis

Mobilisasi saraf yang diberikan berupa gerakan slump test yaitu atlet duduk dengan posisi sedikit membungkuk, kedua tangan bertemu di belakang punggung dengan jari-jari tangan saling terjalin. Gerakan berikutnya yaitu tungkai diangkat 900 dengan lutut lurus dan pergelangan kaki dorsoflexi 900 lalu gerakan terakhir kepala ditundukkan pelan-pelan sampai dagu menyentuh dada

Page 25: Presentasi ujian tesis

Lingkar paha adalah diameter otot-otot tungkai atas yang diambil dari titik tengah

Kemampuan lompat adalah kemampuan untuk melompat keatas dengan memanggul beban seberat 30% kemampuan

Nyeri tekan adalah rasa tidak nyaman apapun yang dirasakan ketika otot diberi tekanan. Dilakukan dengan spuit 10 cc (yang sudah diambil jarumnya) dan diberi nilai dari 0 – 10 dimana bila semakin rendah sudah terasa nyeri maka NAB nyeri rendah

Page 26: Presentasi ujian tesis

1. Prosedur Administrasi Pengumpulan buku, jurnal baik melalui

perpustakaan maupun internet sebagai sumber penelitian.

Menyusun blangko isian data sampel. Mengundang sampel untuk mengisi blangko dan

menjelaskan prosedur penelitian

2. Prosedur pengukuran awal- Membagi sampel dalam 2 kelompok- Mengambil data karakteristik fisik - Diberi perlakuan untuk merangsang munculnya

DOMS- Segera diukur post pelatihan dan intervensi

Page 27: Presentasi ujian tesis

Mencatat identitas diri sampel nama, umur, dan jenis kelamin.

Mengukur antropometri tinggi badan (m) dan berat badan (kg).

Mengukur data awal lingkar paha, kemampuan melompat dan nyeri tekan

Page 28: Presentasi ujian tesis

- Timbangan badanTimbangan badan- AntropometerAntropometer tinggi badan- Mesin Mesin leg pressleg press- Stop wacthStop wacth

- Alat-alat tulis- Alat-alat tulis- Meteran Meteran

Page 29: Presentasi ujian tesis

1. Uji Deskripif untuk menganalisis varian umur, tinggi badan, berat badan dan parameter DOMS.

2. Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Test untuk mengetahuai distribusi ketiga kelompok perlakuan.

3. Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene’s Test.

4. Uji t-test paired/ wilcoxon untuk mengetahui perbedaan rerata hasil antar kelompok perlakuan

5. Uji independent t-test/ mann whitney untuk mengetahui mana yang lebih baik antara perlakuan I dan II

Page 30: Presentasi ujian tesis

1.Waktu penelitian yang terlalu mepet sehingga tidak bisa mendapatkan hasil seperti yang diasumsikan

2.Pekerjaan tidak sama sehingga mempengaruhi pola istirahat

Page 31: Presentasi ujian tesis

KarakteristikSubyek

Rerata + SD

Kelompok 1 (N=8) Kelompok 2 (N=8)

Umur (th) 32,75 ± 6,49   30,75 ± 3,45

Berat badan 65.75 ± 7.978 72,54 ± 10.056

Tinggi Badan 169.63 ± 2.669  170.75 ± 5.548

Lingkar paha middle 51.588 ± 6.5283 47.825 ± 5.7797

Kemampuan Lompat 59.88 ± 3.603   57.38 ± 3.462

Nyeri tekan   7.563 ± 1.0836   7.500 ± 1.1019

Page 32: Presentasi ujian tesis

Shapiro-Wilk kETERANGAN

Statisti

c df Sig.Lingkar Paha Sebelum Perlakuan Kelompok I

.924 8 .466 Normal

Lingkar Paha Sesudah Perlakuan Kelompok I

.926 8 .479 Normal

Lingkar Paha Sebelum Perlakuan Kelompok II

.928 8 .502 Normal

Lingkar Paha Sesudah Perlakuan Kelompok II

.928 8 .494 Normal

Tests of Normality

Page 33: Presentasi ujian tesis

Kemampuan Lompat Sebelum Perlakuan Kelompok I

.946 8 .673Normal

Kemampuan Lompat Sesudah Perlakuan Kelompok I

.959 8 .796Normal

Kemampuan Lompat Sebelum Perlakuan Kelompok II

.948 8 .691Normal

Kemampuan Lompat Sesudah Perlakuan Kelompok II

.954 8 .754Normal

Shapiro-Wilk kETERANGAN

Statist

ic df Sig.

Page 34: Presentasi ujian tesis

Nyeri Tekan Sebelum Perlakuan Kelompok I

.938 8 .595Normal

Nyeri Tekan Sesudah Perlakuan Kelompok I

.920 8 .426Normal

Nyeri Tekan Sebelum Perlakuan Kelompok II

.904 8 .314Normal

Nyeri Tekan Sesudah Perlakuan Kelompok II

.923 8 .453Normal

Page 35: Presentasi ujian tesis

Shapiro-Wilk Ket Statistic df Sig.Selisih nilai lingkar paha klp 1

.808 8 .035Tidak normal

Normal

Normal

Tidak normal

Tidak Normal

Tidak Normal

Selisih nilai lingkar paha klp 2.948 8 .690

Selisih nilai Kemampuan Lompat klp 1

.858 8 .114

Selisih nilai Kemampuan Lompat klp 2

.566 8 .000

Selisih nilai nyeri tekan klp 1 .665 8 .001Selisih nilai nyeri tekan klp 2

.566 8 .000

Page 36: Presentasi ujian tesis

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.Lingkar Paha Midle Sebelum Perlakuan

Equal variances assumed .666 .428Equal variances not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.Kemampuan Lompat Equal variances assumed .001 .977

Equal variances not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.Nyeri Tekan Sebelum Perlakuan

Equal variances assumed .024 .879Equal variances not assumed

Page 37: Presentasi ujian tesis

Levene's Test for

Equality of Variances Keterangan

F Sig.

Lower UpperNilai lingkar paha sesudah intervensi klp 1 dan klp2

Equal variances assumed .736 .406 Homogen

Equal variances not assumed

Nilai kemampuan lompat sesudah klp1 dan klp2

Equal variances assumed .200 .661 Homogen

Equal variances not assumed

Nilai nyeri tekan sesudah intervensi klp1 dan klp2

Equal variances assumed .321 .580 Homogen

Equal variances not assumed

Page 38: Presentasi ujian tesis

Levene's Test for

Equality of Variances KET

F Sig.

Lower Upperselisih lingkar paha klp I dan klp II

Equal variances assumed

.026 .874Homogen

Equal variances not assumed

selisih kemampuan lompat klp I dan klp II

Equal variances assumed

11.667 .004Tidak Homogen

Equal variances not assumed

selisih nyeri tekan klp I dan klp II

Equal variances assumed

2.333 .149Homogen

Equal variances not assumed

Page 39: Presentasi ujian tesis

Paired Samples Test

-.3500 .1309 .0463 -.4595 -.2405 -7.561 7 .000

-.27500 .14880 .05261 -.39940 -.15060 -5.227 7 .001

.750 1.165 .412 -.224 1.724 1.821 7 .111

-1.250 .463 .164 -1.637 -.863 -7.638 7 .000

.2500 .2673 .0945 .0266 .4734 2.646 7 .033

.12500 .23146 .08183 -.06850 .31850 1.528 7 .170

Lingkar Paha SebelumPerlakuan Kelompok I -Lingkar Paha SesudahPerlakuan Kelompok I

Pair1

Lingkar Paha SebelumPerlakuan Kelompok II -Lingkar Paha SesudahPerlakuan Kelompok II

Pair2

Kemampuan LompatSebelum PerlakuanKelompok I -Kemampuan LompatSesudah PerlakuanKelompok I

Pair3

Kemampuan LompatSebelum PerlakuanKelompok II -Kemampuan LompatSesudah PerlakuanKelompok II

Pair4

Nyeri Tekan SebelumPerlakuan Kelompok I -Nyeri Tekan SesudahPerlakuan Kelompok I

Pair5

Nyeri Tekan SebelumPerlakuan Kelompok II -Nyeri Tekan SesudahPerlakuan Kelompok II

Pair6

Mean Std. DeviationStd. Error

Mean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Page 40: Presentasi ujian tesis

Test Statisticsb

24.000 3.000 24.000

60.000 39.000 60.000

-.876 -3.203 -1.000

.381 .001 .317

.442a

.001a

.442a

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih lingkarpaha klp I dan

klp II

selisihkemampuanlompat klp Idan klp II

selisih nyeritekan klp Idan klp II

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: groupb.

Page 41: Presentasi ujian tesis

Secara rata-rata umur kelompok satu adalah 32,75 tahun sedangkan rata-rata umur kelompok dua adalah 30,75 tahun. Selain itu penelitian ini juga mendapatkan data kebiasaan olah raga yang mana didapatkan bahwa bahwa 4 orang (25,0%) rutin menjalankan olah raga, 8 orang (50,0%) jarang olah raga dan 4 orang (50,0%) hampir tidak pernah olah raga sehingga memang dari kriteria umur dan kebiasan olahraga ini subyek memenuhi kriteria untuk melakukan tindakan pelatihan yang diberikan.

Page 42: Presentasi ujian tesis

uji homogenitas (Levene-Test) menunjukkan ketiga parameter DOMS pada kedua kelompok sebelum pelatihan p > 0,05, yang berarti data adalah homogen.

Sementara pada kedua kelompok sesudah pelatihan juga p > 0,05, yang berarti data adalah homogen.

Artinya semua subyek pada kedua kelompok mempunyai karakter yang sama sehingga ketika terjadi perubahan maka penyebabnya lebih dikarenakan perlakuan

Page 43: Presentasi ujian tesis

Hasil uji normalitas (Saphiro Wilk-Test) ketiga parameter gejala dan tanda DOMS sebelum pelatihan kedua kelompok berdistribusi normal (p < 0,05). Demikian juga dengan data setelah pelatihan pada kedua kelompok berdistribusi normal. (p < 0,05) namun data selisih hasil menunjukkan salah satu parameter yaitu lingkar paha klp I dan kemampuan lompat klp II tidak berdistribusi normal

Karena data selisih berdistribusi tidak normal maka digunakan uji statistik non parametrik untuk membandingkan hasil antar kedua kelompok yaitu: Mann-whitney U test

Page 44: Presentasi ujian tesis

lingkar paha antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok I yang dianalisis dengan dengan uji Paired Samples Test menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf sebelum latihan menghasilkan perubahan lingkar paha yang bermakna (p < 0,05). Lingkar Paha setelah pelatihan yang dipakai adalah lingkar paha yang

diukur seketika begitu selesai pelatihan. Kemampuan lompat antara sebelum dan sesudah pelatihan

pada kelompok I menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf sebelum latihan tidak menghasilkan perubahan kemampuan lompat yang bermakna (p > 0,05)

Demikian pula untuk nyeri tekan antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok I juga tidak menghasilkan penurunan nyeri tekan yang bermakna (p > 0,05). Kemampuan lompat dan nyeri tekan setelah pelatihan yang dipakai

adalah kemampuan lompat dan nyeri tekan yang diukur 48 jam setelah selesai pelatihan.

Page 45: Presentasi ujian tesis

Lingkar paha antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok II yang dianalisis dengan dengan uji Paired Samples Test menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf setelah pelatihan menghasilkan perubahan lingkar paha yang bermakna (p < 0,05)

Demikian juga untuk kemampuan lompat antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok II menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf setelah pelatihan menghasilkan perubahan kemampuan lompat yang bermakna (p < 0,05)

Akan tetapi untuk nyeri tekan antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok II tidak menghasilkan penurunan nyeri tekan yang bermakna (p > 0,05).

Page 46: Presentasi ujian tesis

Lingkar paha dan nyeri tekan antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok I dan II yang dianalisis dengan dengan uji Mann whitney U Test menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf yang diberikan sebelum atau setelah pelatihan tidak ada perbedaan yang bermakna (p > 0,05).

Sedangkan untuk kemampuan lompat antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok I dan II menunjukkan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf yang diberikan setelah pelatihan menghasilkan perubahan kemampuan lompat yang bermakna (p < 0,05) dibandingkan peregangan dan mobilisasi saraf yang diberikan sebelum pelatihan

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa peregangan dan mobilisasi saraf setelah latihan sebagai program pendinginan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan daripada sebelum latihan (sebagai progeram pemanasan)

Page 47: Presentasi ujian tesis

Peregangan dan mobilisasi saraf sebelum pelatihan sebagai pemanasan menghasilkan perubahan lingkar paha yang bermakna (p < 0,05) sebesar 0.000 akan tetapi kemampuan lompat tidak mengalami perubahan yang bermakna (p > 0,05) yaitu sebesar 0.111, demikian pula untuk nyeri tekan tidak mengalami penurunan nyeri tekan yang bermakna (p > 0,05) sebesar 0.033.

Peregangan dan mobilisasi saraf setelah pelatihan sebagai pendinginan menghasilkan perubahan lingkar paha yang bermakna (p < 0,05) sebesar 0.001 juga kemampuan lompat menghasilkan perubahan kemampuan lompat yang bermakna (p < 0,05) sebesar 0.000 akan tetapi untuk nyeri tekan tidak menghasilkan penurunan nyeri tekan yang bermakna (p > 0,05) sebesar 0.170

Peregangan dan mobilisasi saraf setelah pelatihan sebagai pendinginan menghasilkan perubahan kemampuan lompat yang bermakna (p < 0,05) sebesar 0.005 jika dibandingkan dengan peregangan dan mobilisasi saraf sebelum pelatihan sebagai pemanasan akan tetapi untuk pengurangan nyeri tekan dan perubahan lingkar paha tidak memiliki perbedaan yang bermakna

Page 48: Presentasi ujian tesis

Peregangan dan mobilisasi saraf setelah latihan dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan lompat sehingga dapat digunakan sebagai pilihan utama untuk program pendinginan setelah olahraga bagi guru olahraga, pelatih, fisioterapis atau orang awam yang melakukan olahraga

Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang Peregangan dan mobilisasi saraf dengan metode lain

Pola istirahat perlu diseragamkan untuk mendapat hasil yang lebih baik

Page 49: Presentasi ujian tesis
Page 50: Presentasi ujian tesis
Page 51: Presentasi ujian tesis