Upload
eniphh-abah-muniph
View
490
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Oleh
KELOMPOK 1
Bayu (110211413124)Desi Arum Sari (110211413159)Firdauzia Nur Fatimah (110211413124)Meilani Anggi Susanti (110211413161)Miftahun Nikmah (110211413156)Shinta Okta Selvi O (110211413163)Wulandari (110211413107)Yuni Catur (110211413158)
POKOK BAHASAN MATERI
`
Pengertian
STAD Komponen
STAD
Kelebihan
dan
Kekurangan
STAD
Langkah-
Langkah
STAD
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Student Teams-Achievement Divisions
(STAD)
Menurut Arindawati (dalam Ichsan: 2012) bentuk
pembelajaran model Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan
untuk menghadapi kemampuan siswa yang
heterogen, di mana model ini dipandang sebagai
metode yang paling sederhana dan langsung
dari pendekatan pembelajaran kooperatif.
Lanjutan…
Metode tersebut ditemukan dan dikembangkan
oleh Robert E. Slavin dan rekan-rekan sejawatnya
di John Hopkins Universitas Amerika Serikat
dengan menyediakan suatu bentuk belajar
kooperatif. Di dalamnya, siswa diberi kesempatan
untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan
teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok
untuk memecahkan suatu permasalahan.
BACK
Komponen Student Teams-Achievement
Divisions (STAD)
Slavin (1995:71) membagi komponen STAD
menjadi lima komponen utama, yaitu presentasi
kelas (class presentation), kelompok ( teams), tes
(quizzes), skor peningkatan individu ( individual
improvement score), dan pengakuan kelompok (
team recognition).
1. Penyajian atau Presentasi Kelas (Class
Presentation)
Presentasi kelas dilakukan oleh guru secara klasikal.
Dalam
penyampaian materi, siswa lebih memperhatikan dan
berusaha untuk dapat menguasai materi. Dengan
demikian siswa sadar bahwa mereka harus
memberikan perhatian sepenuhnya selama
berlangsungnya presentasi kelas, karena dengan
melakukan hal tersebut akan membantu siswa
mengerjakan tes dengan baik dan nilai tes yang
mereka peroleh akan menentukan nilai kelompok
mereka
2. Kelompok (Teams)
Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang
yang beragam, baik itu kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau etnik. Setelah guru menjelaskan
materi, anggota kelompok berkumpul
untuk mempelajari materi yang telah diberikan tersebut
dengan lembar kerja. Pembelajaran melibatkan siswa
untuk mempelajari materi yang diberikan,
mendiskusikan bersama-sama, dan saling membantu
antar anggota lain dalam kelompoknya. Belajar
kelompok merupakan unsur yang sangat penting dalam
pembelajaran model STAD. Tujuan utamanya adalah
memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai
konsep dan materi untuk mempersiapkan mereka
dalam mengerjakan kuis.
3. Tes (Quizzes) Individu
Setelah siswa berlatih dalam kelompok, siswa
diberi tes individu. Selama tes berlangsung, antar
anggota kelompok tidak diijinkan untuk saling
membantu. Mereka bekerja menyelesaikan tes itu
secara mandiri. Hal itu dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Skor
tes individu ini menentukan skor kelompok, karena
itu setiap anggota kelompok harus dapat
memahami materi dengan baik.
4. Skor Kemajuan (Perkembangan)
Individu (Individual Improvement Score)
Setiap siswa dapat mengembangkan skor
terbaiknya kepada kelompok. Pengelolaan hasil
dari kerja kelompok adalah dari skor awal, skor
tes, skor peningkatan, dan skor kelompok. Skor
awal diperoleh dari tes materi sebelumnya, skor
tes dari tes individu, sedangkan skor peningkatan
didapat dari kaitan skor awal dan skor tes. Jika
seluruh anggota kelompok mengalami peningkatan
kemudian dicatat dan dijumlahkan, maka itu akan
menjadi skor akhir kelompok.
Slavin (1995: 80) mengemukakan kriteria dalam
menentukan kemajuan skor individu siswa di mana
skala penilaian yang
digunakan adalah 1-100, antara lain sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria kemajuan Skor IndividuSkor Tes Poin
Lebih dai 10 poin di
bawah skor awal
5 poin
10-1 poin di bawah skor
awal
10 poin
Skor awal samapai 10
poin di atasnya
20 poin
Lebih dari 10 poin di atas
skor awal
30 poin
Kertas jawaban sempurna
(terlepas dari skor awal)
30 poin
5. Penghargaan atau Pengakuan Kelompok
(Team Recognition)
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-
masing kelompok. Predikat ini diperoleh apabila skor rata-rata mereka
mencapai kriteria tertentu.
Tabel 2. Kriteria (Rata-rata poin tim)
Skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing
sumbangan skor individu anggota dalam kelompok dan hasilnya dibagi
sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya, sehingga didapat rata-rata
skor perkembangan individu dalam kelompok yang disebut rata-rata
kelompok/tim.
Kriteria (Rata-rata Tim) Predikat
0≤x≤5 -
5≤x≤15 Tim baik
15≤x≤25 Tim hebat
25≤x≤30 Tim super
BACK
Langkah-langkah Model Pembelajaran
STAD
Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya)
Presentasi dari Guru
Guru menyajikan materi pelajaran, lalu menjelaskan juga tentang
kemampuan yang diharapkan siswa, tugas dan pekerjaan yang harus
dikerjakan serta cara-caranya.
Kegiatan Belajar dalam Tim
Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang tahu (lebih
pintar) menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti. Selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila
diperlukan.
Kuis
Guru memberi kuis sebagai tes individu atau pertanyaan kepada
seluruh siswa, untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
yang diberikan. Pada saat mengerjakan kuis tidak boleh saling
membantu. Nilai individu menentukan nilai kelompok, begitu pula
sebaliknya.
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar dari pemberian kuis tentang materi
yang telah dipelajari. Hasil kerja atau koreksi dapat dilakukan guru
atau siswa secara bertukaran lembar jawaban. Menghitung atau
menetapkan skor tes individu. Kemudian, dilanjutkan dengan
menghitung skor tes kemajuan dan skor tim pada lembar penilaiaan
yang disediakan guru (dapat dilihat kriteria perhitungan skor pada
komponen STAD).
Penghargaan Prestasi
Penghargaan prestasi didasarkan atas perhitungan skor kelompok, di
mana skor kelompok diperoleh dari skor kemajuan individu. Beberapa
predikat tim, yaitu good team, greet team, dan super team. Setelah
masing-masing kelompok memperoleh predikat tim, guru dapat
memberikan hadih atau penghargaan kepada masing-masing
kelompok sesuai prestasinya.BACK
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
STAD
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Roestiyah (dalam sarjanaku:2011), antara lain berikut ini.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu
dan kebutuhan belajarnya.
Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang
lain.
Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya atau pembelajaran
oleh rekan sebaya (peerteaching) yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh
guru
meningkatan kemampuan siswa dalam berpendapat.
Kuis yang terdapat pada langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi
dan kuis tersebut juga dapat meningkatkan tanggung jawab individu karena nilai
akhir kelompok dipengaruhi nilai kuis yang dikerjakan secara individu
Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi untuk aktif
dalam pembelajaran.
Model ini dapat mengurangi sifat individualistis siswa
Kelemahan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional (yang hanya
penyajian materi dari guru), pembelajaran
menggunakan model ini membutuhkan waktu yang
relatif lama
Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga
tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran
kooperatif.
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka
bekerja sama
Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada
kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih
dominan.
DAFTAR RUJUKAN
Piaichsan. 2012. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD.
(Online),(http://www.piaichsan.blogspot.com/2012/
09/penerapan-model-kooperatif-tipe-
stad_81.html), diakses 15 Februari 2013.
Sarjanaku. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
(Online),
(http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-
kooperatif-tipe-stad.html), diakses 15 Februari
2013.
Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset dan
Praktik. Bandung: Nusa Media.