13
Kumpulan kemampuan mental yang bergantung pada beberapa sistem di otak meliputi kemampuan untuk memasukkan, menyimpan & memunculkan kembali informasi yg di terima Pengert ian Memori Nurodegeneratif, tumor, trauma kepala, stroke, hipoksia, cardiac surgery, mal nutrisi, penyakit defisit perhatian, depresi, ansietas, efek samping obat, serta proses penuaan yang normal. Disfungs i Memori PENILAIAN RISIKO

Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

• Kumpulan kemampuan mental yang bergantung pada beberapa sistem di otak meliputi kemampuan untuk memasukkan, menyimpan & memunculkan kembali informasi yg di terima

Pengertian

Memori

• Nurodegeneratif, tumor, trauma kepala, stroke, hipoksia, cardiac surgery, mal nutrisi, penyakit defisit perhatian, depresi, ansietas, efek samping obat, serta proses penuaan yang normal.

Disfungsi

Memori

PENILAIAN RISIKO

Page 2: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

• Melibatkan multidisiplin ilmu, seperti

neurologi, psikiatri, dan surgery.

Disfungsi Memori

• Menyertai banyak kelainan dan

menurunkan kinerja harian pasien dan

juga mempengaruhi kehidupan

keluarganya.

Disfungsi Memori

Page 3: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Sistem memori

Cara otak

memproses

informasi yang

bisa digunakan

pada waktu

mendatang.

Tergantung dari

struktur

neuroanatomi.

Sangat

berhubungan

dengan :

• Kewaspadaan

(eksplisit) deklaratif

• Perubahan prilaku

(implisit) non

deklaratif

Dikategorikan

menurut sumber

materi yang akan

diingat, (seperti

verbal atau

visuospasial).

Page 4: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

MEMORI

MEMORI EPISODIK

MEMORI SEMANTIK

MEMORI PROSEDURAL

MEMORI KERJA

Page 5: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Revisi DSM yang saat ini sedang berjalan telah

memicu perdebatan mengenai inklusi suatu gejala

risiko psikosis dengan tujuan untuk memfasilitasi

upaya pencegahannya

Beberapa peneliti awalnya tidak menyetujui proyek ini

dan memberikan perhatian akan adanya kerugian

aplikasi ARMS sebagai kriteria diagnosis. Mereka

menekankan bahwa tingginya tingkat prediksi positif

palsu dalam klinik spesialis (60-70%) dapat meningkat

hingga 90% pada klinik pasien rawat jalan

Pengenalan at risk mental state (ARMS)

Page 6: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Perdebatan yang selama ini terjadi secara khusus

berfokus pada validitas prediktif dari kriteria risiko / at

risk criteria

Mengesampingkan temuan utama yang meliputi:

individu yang memenuhi kriteria risiko bisa saja sudah

mengalami gangguan mental dan fungsional multipel

di saat mereka baru mencari pertolongan. Selain itu,

pada individu tersebut juga bisa didapatkan defisit

fisiologis dan kognitif beragam selain perubahan

morfologi dan fungsi serebral

Pengenalan at risk mental state (ARMS)

Page 7: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Mayoritas individu berisiko yang mencari pertolongan

medis yang juga memenuhi kriteria umum DSM-IV

untuk gangguan mental dan dianggap sakit perlu

diberi penanganan medis.

Memasukkan suatu profil klinis ke dalam sistem

diagnosis seperti digambarkan dalam kriteria risiko,

bukan sebagai suatu gejala risiko prodromal untuk

onset psikosis yang pertama, tetapi sebagai gangguan

tersendiri

Pengenalan at risk mental state (ARMS)

Page 8: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Pengenalan

Diagnosis

Independen

Mempermud

ah akses

terhadap

layanan

medis

standar

Mencegah

stigmatisa

si

Kriteria DSM-5 dan ICD-11dapat menjadi kerangka yang tepat untuk diinklusikannya gejala-gejala ini.

Page 9: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

• Suatu pendekatan preventif yang baru didasarkan pada konsep neuroproteksi dan penelitian yang menunjukkan adanya kehilangan progresif dari volume gray matter sebelum onset psikosis.

Konsep

• Diantara berbagai substansi dengan kandungan neuroprotektif, penelitian menunjukkan kandungan tersebut terdapat pada asam lemak omega 3 dosis tinggi, glisin, dan litium dosis rendah.

Substansi

Strategi Preventif Berorientasi Etiologi

Page 10: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Penelitian

•Tingkat transisi 12 minggu secara signifikan lebih rendah pada kelompok orang dewasa dengan UHR yang diberi terapi asam lemak omega 3 dibanding kelompok yang diberi plasebo dan efek ini bertahan hingga follow-up 6 bulan

Amminger et al., 2010

•Koagonis reseptor glisin dan N-methyl-d-aspartate dievaluasi pada 10 pasien dengan percobaan awal, dan terjadi perbaikan signifikan pada berbagai domain psikopatologi pasien

Woods et al., 2006

•waktu relaksasi T2 hippocampus ditemukan berkurang secara signifikan pada kelompok penderita UHR yang diterapi litium dosis rendah dibandingkan dengan kelompok serupa yang mendapatkan terapi suportif standar. Hal ini menunjukkan adanya proteksi terhadap mikrostruktur hippocampus

Berger et al., 2008

Page 11: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Efek preventif nyata dari asam

lemak omega 3 saat ini sedang dalam proses peninjauan

lanjutan pada penelitian North-American, European, Australian Prodrome (NEURAPRO) dengan

sampel berukuran besar.  

Page 12: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Kesimpulan

Skizofrenia merupakan

gangguan mental pertama dimana program prediksi dan preventif dari pengobatan medis

modern diaplikasikan

Hasil yang didapatkan dari

berbagai penelitian menjanjikan dan

menguatkan harapan bahwa

pada tahun-tahun mendatang akan

didapatkan strategi preventif yang secara spesifik ditujukan untuk risiko sakit yang

bersifat individual.

Untuk mencapai penurunan insidensi,

penilaian risiko yang berorientasi pada gejala harus diperkaya dengan

dasar faktor risiko

neurobiologi dan psikososial, dan

tindakan preventif yang diindikasikan

harus dikembangkan lebih lanjut ke arah preventif

selektif.

Page 13: Presentasi Referat Psikiatri_Sofina

Kesimpulan

Membutuhkan pelaksanaan

penelitian dengan sampel

besar untuk prediksi dan

preventif, dengan periode observasi yang

secara signifikan lebih panjang.

Pada penelitian tersebut, kombinasi

menjanjikan dari indikator risiko,

yang dipilih untuk memaksimalkan

nilai prediktif harus dievaluasi.

Intervensi psikologis dan farmakologis harus dinilai

secara jangka panjang. Selain

itu, strategi preventif yang

berorientasi etiologi pun harus

diuji.

Untuk dapat merencanakan dan

melaksanakan penelitian tersebut,

memasukkan status mental sub-psikotik ke dalam revisi selanjutnya

dari sistem diagnosis yang

akan datang akan sangat bermanfaat.