Upload
derayuniarti
View
37
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi refrat tentang penanganan fraktur
Citation preview
Penanganan Fraktur Femur pada anak
Oleh :
Dera Yuniarti Putri
Pembimbing :
dr. H. Suparimbo Soepadi, Sp.OT, FAPOA
Pendahuluan
Insiden Fraktur batang femur ( Femoral Shaft Fracture) termasuk di antaranya subtrokanter dan suprakondilar yang berkisar 1.6% pada semua fraktur pada anak dan paling banyak umumnya fraktur di 1/3 tengah.
Rasio anak laki – laki dan perempuan adalah 2 : 1. Angka kejadian tahunan fraktur batang femur adalah 19 per 100.000 anak.
Insidensi fraktur leher femur pada anak – anak adalah kurang dari 1%. Fraktur ini dapat terjadi pada anak – anak semua usia, tetapi insidensi tertinggi pada usia 11 tahun dan 12 tahun, dengan 60 – 70% terjadi pada anak laki – laki.
ANATOMITULANGFEMUR
DEFINISIFraktur adalah hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan epifisis dan atau tulang rawan sendi baik yang bersifat total maupun yang parsial
Apabila kulit diatasnya masih intak, keadaan ini disebut close fracture, bila kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus, keadaan ini disebut open fracture
Fraktur Femur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang femur..
ETIOLOGI
Patologis
Traumatik
Tekanan yang berulang
GAMBARAN KLINIS
Fraktur femoris sepertiga proksimal
Fraktur femoris sepertiga medial
Fraktur femoris sepertiga distal
PROSES PENYEMBUHAN
Fase Hematoma
Radang dan proliferasi seluler
Fase pembentukan kalus
Fase konsolidasi
Fase remodeling
JENIS FRAKTUR
PEMERIKSAAN
• Anamnesis• Riwayat trauma
• Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau jatuh di kamar mandi pada orang tua,
• tertimpa benda berat, • kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau • trauma olah raga.
• Nyeri• pembengkakan• gangguan fungsi anggota gerak atau kelainan gerak • Deformitas atau kelainan bentuk
Pemeriksaan Fisik
Look• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak secara keseluruhan• Ekspresi wajah karena nyeri• Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan• Perlukaan • Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam
sampai beberapa hari• Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi,
rotasi dan pemendekan• Keadaan vaskularisasi
Pemeriksaan Klinis
Feel• Temperatur setempat yang meningkat• Nyeri tekan• Pemeriksaan vaskuler pada daerah
distal trauma• Pengukuran tungkai untuk
mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai.
Pemeriksaan Klinis
Movement• Periksa pergerakan dengan mengajak
penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.
• Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
Pemeriksaan RadiologisDua posisi proyeksi: dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-posterior dan lateral
Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di atas dan di bawah sendi yang mengalami fraktur
Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua anggota gerak terutama pada fraktur epifisis
Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakangDua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya fraktur tulang skafoid foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya 10-14 hari kemudian
PENATALAKSANAAN
REPOSISI
IMOBILISASI
REHABILITASI
Reposisi
• dapat dilakukan secara tertutup (closed reduction) atau terbuka (open reduction/operasi)
menarik pada axis tulang dan melawan mekanisme rudapaksa
tujuannya : mengembalikan pada posisi seanatomis mungkin (realignment, koreksi angulasi dan rotasi, koreksi level permukaan sendi)
Imobilisasi Prinsipnya mempertahankan hasil reposisi sampai terjadi penyembuhan tulang (bone union)- melalui 2 sendi ( 1 sendi diatas dan 1 sendi dibawah
fraktur)- dibagi menjadi :1. External support :
- splinting/spalk- braching- casting/circular cast- mitella/collar and cuff
2. Internal fixasi :- intramedula nailing- extramedulla plating
Rehabilitasi
Menggerakan Persendian
tangan / kaki
Mobilisasi duduk
Mobilisasi berdiri
Mobilisasi jalan
KOMPLIKASI
Komplikasi Dini
Syok
Emboli lemak
Trauma Pembuluh darah
Trauma Saraf
Trombo-emboli.
Infeksi
Komplikasi Lanjut
Delayed union
Nonunion
Malunion
Kaku sendi lutut
Refraktur
Fraktur Femur pada anak
1. Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)2. Fraktur Subtrokanter Femur3. Fraktur Leher Femur
1. Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)
Etiologi :1. Kecelakaan berkecepatan rendah ( terjatuh dari ketinggian,
misalnya dari sepeda, pohon, tangga atau sesudah tersandung )2. Trauma kelahiran
Temuan Klinis
1. nyeri2. Shortening ( Pemendekan )3. Angulasi4. Bengkak 5. krepitasi
Penatalaksanaan
Karena fraktur ini tidak stabil, maka dilakukan splint awal / spalk sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi untuk menghindari nyeri dan menghindari injuri arteri femoralis.
Terapi fraktur batang femur menurut usia dan besar anak 1. Fraktur Shaft Femur dari Lahir hingga Usia 5 Tahunskin traksi diikuti dengan hip spica cast dengan posisi hip dan lutut fleksi 90°
Skin traksi kombinasi dengan Thomas splint
sedikit bengkok pada lutut digunakan pada unstable
fraktur shaft femur
Untuk anak 2-5 tahun, skin traksi dengan menggunakan Thomas splint
Untuk skin traksi anak hingga usia 2 tahun dapat menggunakan Bryant’s
traction
Kedua tungkai ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi beban 1-2 kg, sampai kedua
bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.
.
2. Fraktur Shaft Femur pada Usia 5 sampai 10 tahun
Setelah beberapa hari dilakukan skin traksi, dilakukan closed reduction baik dengan hip spica, flexible intramedullary nail ( wayer Kirschner ) atau alternative lain dengan external skeletal fiksasi.
Flexible intramedullary nail (wayer Kirschner )
Titanium nail berdiameter dua millimeter dimasukkan dari
medial dan lateral metafisis dari femur distal untuk menstabilisasi
intramedular pada fraktur. Waktu konsolidasi relative
singkat, rentang waktu sekitar 2 – 5 bulan tergantung pada usia
pasien. Implant dicabut pada 3 – 6 bulan setelah pemasangan.
3. Fraktur Shaft Femur pada Usia >10 tahun
Dilakukan pemasangan Russel traksi, untuk traksi ini diperlukan frame,
katrol, tali, dan plesterAnak tidur terlentang, lalu dipasang
plester dari batas lutut, dipasang sling di daerah poplitea, sling
dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan
beban penarik. setelah 4 minggu ditraksi, callus
sudah terbentuk, tetapi belum kuat benar. Traksi dilepas kemudian
dipasang gip hemispika
Setelah dilakukan traksi, dilakukan pemasangan rigid, locked
intramedullary nails. Indikasi gagalnya dengan menggunakan spica cast.
Nail sepanjang di daerah proximal dan distal fraktur oleh screw yang melewati
kedua sisi tulang sehingga dapat mengontrol jika adanya rotasi tulang di daerah fraktur. Keuntungan metode ini
adalah selain dapat digunakan pada dewasa, dapat menahan berat badan
secara penuh penuhImplant di cabut 2-6 bulan setelah
pemasangan.
Komplikasi fraktur shaft femur pada anak - Kompartemen sindrom saraf dan otot karena spasme arteri femoralis - Perdarahan dan edema disertai soft tissue kompartemen ( pain, pallor, pulselessness, parestesia, dan paralisis)
2. Fraktur Subtrokanter Femur
fraktur pada daerah subtrokanter, otot masuk ke
dalam fragmen proximal, terutama sebagian illiopsoas
dan otot gluteus sehingga membentuk posisi fleksi,
eksternal rotasi, dan abduksi.
Foto anteroposterior, fragmen proximal fleksi 90 derajat sehingga terlihat
medullary cavity dengan gambaran radiolucent yang melingkar
Penatalaksanaan
- Skeletal traksi secara kontinyu harus diberikan untuk menarik bagian distal ke dalam in line posititon. Kebanyakan fraktur femur subtrokanter terjadi pada anak yang usianya lebih dari 10 tahun. Di usia ini, dapat menggunakan locked intramedullary rod atau ORIF dengan nail plate.
Fraktur subtrokanter femur dengan ORIF dengan screw dan plate nail
Skeletal traksi dengan pin dimasukkan kedalam distal metafisis femur dengan paha posisi fleksi, eksternal rotasi, dan abduksi.
3. Fraktur Leher Femur
Klasifikasi pada fraktur panggul pada anak – anak (Delbet)
Tipe I Pemisahan transepiphyseal (dengan
atau tanpa dislokasi kepala femur
dari asetabulum)
Tipe
II
Transervikal
Tipe
III
Servikotrochantrik
Tipe
IV
Intertrokanter Klasifikasi dari fraktur femur proksimal pada anak, berdasarkan klasifikasi Colonna dan Delbet
Penatalaksanaan
Untuk internal fikasasi pada fraktur leher femur tipe I, tipe II, dan tipe III menggunakan pin halus dapat digunakan pada infant, sekrup kanul 4,0 mm pada anak-anak, sekrup kanul 6,5 mm pada remaja. Untuk fiksasi tipe IV dengan pediatric hip screw.
Komplikasi
1. Avascular necrosis ( AVN )2. Coxa vara / berhentinya pertumbuhan3. Nonunion4. Osteoartritis
TERIMA KASIH