35
PRAKTIKUM PELEBURAN DAN PENUANGAN LOGAM Kelompok 3 Dicky Ashshiddiq NIM. 2613101005 Galuh Raga A. NIM. 2613101024 Abdul Hadi M. NIM. 2613101026

Presentasi kelompok 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi kelompok 3

PRAKTIKUMPELEBURAN DAN PENUANGAN

LOGAMKelompok 3

Dicky Ashshiddiq NIM. 2613101005Galuh Raga A. NIM. 2613101024Abdul Hadi M. NIM. 2613101026

Page 2: Presentasi kelompok 3

TUJUAN Dapat membuat cetakan pasir untuk membuat produk coran

dari logam. Dapat mebuat inti rongga cetakan untuk membuat produk coran

berongga.

TEORI DASARPembuatan cetakan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengecoran logam. Pembuatan cetakan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendapatkan rongga cetak yang siap diisi dengan logam cair. Yang dilakukan dalam perencanaan cetakan adalah :1. Transformasi gambar produk menjadi gambar pola2. Perencanaan gating system3. Penentuan bahan pola dan proses pembuatan pola4. Penentuan bahan cetakan dan proses pembuatan cetakan

Modul 1

Page 3: Presentasi kelompok 3

Skema prosesPersiapan alat

dan bahan cetakan

Kayu diukur dan dipotong

Cope and drag disesuaikan dengan pola

Pembuatan kunci di bagian

samping cetakan

Page 4: Presentasi kelompok 3

Alat Bahan

Gergaji kayu Pengayak Pasir Kayu

Peralatan safety Wadah pasir Lem kayu

Gergaji listrik Paku

Ragum Talk

Penggaris Pasir silika

Spidol Bentonite

Palu Gula tetes

Gergaji Air

Tang

Mesin gerinda

Mesin Mixer

Timbangan

Page 5: Presentasi kelompok 3
Page 6: Presentasi kelompok 3
Page 7: Presentasi kelompok 3

Pada praktikum teknik peleburan dan pembekuan logam ini digunakan cetakan pasir basah dengan berat total pasir yang digunakan adalah 25 kg. Dengan komposisi : Pasir silika bekas 60% : 15 kg Pasir silika baru 25% : 6.25 kg Bentonit 10% : 2.5 kg Air 4% : 1 kg Gula tetes 1% : 0.25 kgPasir silika digunakan pada praktikum kali ini karena murah. Kemudian pasir dicampur antara pasir yang baru dengan pasir yang bekas karena menekan biaya.Bentonite berfungsi sebagai pengikat atau binder untuk meningkatkan mampu bentuk dari pasir cetak.Air berfungsi sebagai : Dalam kadar yang sesuai air berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas

dan juga akan meningkatkan daya ikat yang mengakibatkan menaikkan kekuatan cetakan. Akan tetapi apabila penambahan air terlalu banyak akan mengakibatkan menurunnya permeabilitas dan kekuatan dari cetakan.

Mengaktifkan daya ikat bentonit sehingga dapat digunakan untuk mengikat pasir cetak

Fungsi gula tetes sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan mampu tekan kekuatan dari pasir cetak.

Analisa dan Pembahasan

Page 8: Presentasi kelompok 3

Pegangan cope dan drag dibuat sambungan karena kayu yang dipotong terlalu pendek. Kesulitan juga pada saat memasang pegangan cetakan karena paku tidak cocok sehingga pegangan mudah lepas. Di bagian parting line sulit menemukan posisi yang pas agar cope dan drag tidak goyang. Yang beresiko terjadi kebocoran pada saat mengisi pasir. Sudut pada pola terlalu tajam sehingga pada saat pola diangkat dari cetakan ada pasir yang menempel di pola. Pola yang digunakan terlalu kecil sehingga jarak dari produk ke cetakan terlalu dekat.

Analisa dan Pembahasan

Page 9: Presentasi kelompok 3

Dalam membuat cetakan sebaiknya pillih pola yang cukup besar supaya cetakan tidak bocor.

Pilih kayu yang mudah dibentuk tetapi kuat saat digunakan untuk cetakan.

Dalam membuat cope and drag sebaiknya dilebihkan dibagian samping karena akan dibutuhkan untuk handle yang berguna saat cope and drag dipisahkan.

Dalam membuat adonan pasir sebaiknya dilebihkan karena tidak setiap kelompok memerlukan jumlah adonan pasir sama.

Pastikan cope and drag tidak goyang baik saat dipasang pola ataupun saat pola dilepaskan.

Kesimpulan

Page 10: Presentasi kelompok 3

TUJUAN Menentukan kadar air dan kadar lempung pasir cetak Untuk mengetahui dan menentukan ukuran kehalusan rata-rata

dari pasir cetak Untuk menyatakan angka perbandingan terhadap pasir cetak

yang mempunyai distribusi ukuran yang sama

TEORI DASARPasir silicaPasir silica yang dimaksud disini termasuk pasir gunung atau crused silica sand, pasir pantai dan pasir sungai. Pasir ini hampir seluruhnya terdiri dari silica (SiO2) dalam bentuk quartz dengan beberapa unsur pengotor seperti Ilmmite (FeO-TiO2), magnetite (Fe3O4) atau olivine yang tersusun dari magnesium dan ferrous othosilicate [(Mg, Fe)2SiO4].

Modul 2

Page 11: Presentasi kelompok 3

Skema proses

Persiapan alat dan Bahan

Pengukuran kuantitas pasir cetak yang akan diuji

Proses Uji Pemadatan Pasir

Proses Pengujian Kadar Air Pasir

Proses Pengujian Distribusi Besar Butir

Proses Persiapan Bahan dan Pengujian Kadar

Lempung Pasir

Proses Uji Tekan dan Geser Pasir

Data, Analisa & Pembahasan, Kesimpulan

Page 12: Presentasi kelompok 3

Alat Bahan

Timbangan Analog

Pengayak Pasir Pasir silika bekas

Timbangan Digital

cutter Pasir silika baru

Mistar Gula tetes

Mesin mixer Air

Kuas Padatan NaOH

Wadah pasir cetak

Bentonite

Alat pemadat pasir

Kertas saring

Alat uji tekan dan geser

Alat uji distribusi pasir

Oven

Gelas beaker

corong

Page 13: Presentasi kelompok 3
Page 14: Presentasi kelompok 3
Page 15: Presentasi kelompok 3

Tinggi pasir 5 cm

Tumbukan Uji tekan Uji geser

3 kali 1.2 kgf/cm2 1.15 kgf/cm2

5 kali 1.4 kgf/cm2 1.2 kgf/cm2

7 kali 1.5 kgf/cm2 1.4 kgf/cm2

10 kali 2.3 kgf/cm2 1.5 kgf/cm2

Data Pembahasan

Data Pengamatan

Page 16: Presentasi kelompok 3

No Pengayak

Fraksi Butiran PasirBilangan

Pengali (Sn) WnxSnBerat (gr)-Wn Persentasi (%)

1.4 6.41 16.31 6 38.46

1 5.43 13.81 9 48.87

0.71 6.23 13.53 15 93.45

0.5 5.55 15.85 25 138.75

0.335 7.37 18.75 35 186.2

0.25 6.60 18.79 45 297

0.18 6.05 15.39 60 363

0.125 7.64 19.44 81 618.84

0.09 3.55 9.03 118 418.9

Bag.Dasar 3.12 7.94 275 858

TOTAL 57.95 148.84 669 3061.07

Pengujian Distribusi Besar Butir

Berat spesimen total 39.3 gr GFN : ∑(Wn x Sn) / ∑ Wn : 3061.07/ 57.95

: 52.82

Page 17: Presentasi kelompok 3

Pengujian kadar air Pasir ditimbang 100gr, lalu di masukkan ke oven selama 15

menit, pada 200oC. Sebelumnya pasir ratakan dulu agar pemanasannya merata. Timbang berat pasir setelah di panaskan hingga berat pasir

konstan, Berat pasir setelah dioven:

93,08 gr 92,75 gr 90,00 gr

Berat awal : 100 gr Berat akhir rata –rata : 91,94 gr

= 8,06 %

Page 18: Presentasi kelompok 3

Pengujian kadar lempung Ambil 50 gr pasir hasil pengujian kadar air. Masukkan pasir kedalam larutan NaOH 3% Aduk pasir silica sampai kelihatan putih Lalu saring dengan kertas saring Keringkan di dalam oven selama 25 menit, pada

200oCW1 = 50 grW2 = 36,27 gr

Page 19: Presentasi kelompok 3

Pada saat semua bahan pasir cetak diaduk di mixer harus benar-benar tercampur. Pasir cetak selesai di mixer apabila digenggam kemudian dipatahkan dan ditempelkan lagi tidak terlepas maka pasir cetak sudah dapat digunakan.Spesimen pasir cetak dimasukan ke dalam gelas kimia dan dicampur NaOH 3% sampai benar-benar bersih dan terlepas dari ampasnya. Spesimen pasir cetak dibersihkan secara berulang-ulang.Pada saat pengujian kadar air pasir cetak di oven selama 3 kali dengan waktu masing masing 15 menit dan temperature 200oC. Berat pasir dari ketiga peng-oven-an harus perbedaan yang tidak jauh.

Analisa Pembahasan

Page 20: Presentasi kelompok 3

Pasir cetak harus benar-benar tercampur sebelum digunakan

Sebelum pasir cetak dioven harus benar-benar bersih dari ampas

Berat hasil peng-oven-an harus memiliki perbedaan yang tidak jauh

Hasil akhir setelah peng-oven-an adalah 36.27 gr

Kesimpulan

Page 21: Presentasi kelompok 3

Peleburan dan penuangan logam

Merupakan salah satu proses untuk membuat benda coran, Peleburan Aluminium dan Paduannya Aluminium murni dan paduan aluminium dapat dicairkan dengan berbagai cara. Tungku coreless, channel induction, crusible, open-heart reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas atau bahan bakar minyak, dan tungku electric resistance serta electric radiation adalah jenis-jenis tungku yang biasa digunakan.Salah satu jenis tungku peleburan logam yang banyak digunakan yaitu, Sealed crusible furnace. Peleburan memakai tungku krusibel

Page 22: Presentasi kelompok 3

Alat dan Bahan

Alat Tungku krusibel Ragum Thermo couple Gas Burner

Bahan Kaleng Minuman scrap AL Flux (Nacl)

Page 23: Presentasi kelompok 3

Skema ProsesPemanasan tungku

Peleburan Muatan (Al)

Proses Fluxing

Pengambilan slag

Pnuangan Logam

Pembekuan

Pembongkaran cetakan

Page 24: Presentasi kelompok 3

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Berat muatan yang dilebur : 20 kg Jenis muatan yang dilebur : Scrap Al dari berbagai

komponen Temperatur melting : 660⁰C Temperatur pouring : 680oC Waktu pouring : 4 detik Waktu peleburan : ????? Penambahan flux (NaCl) : (1.5% dari berat

muatan) 0.9kg Bahan bakar : Gas LPG

Page 25: Presentasi kelompok 3
Page 26: Presentasi kelompok 3

Hasill fluxing

Page 27: Presentasi kelompok 3

Analisa dan Pembahasan

Pada proses peleburan & penuangan, material yang dilebur adalah scrap Al yang didapat dari berbagai komponen seperti handle kopling, brake drum, kaleng minuman , dll.

Waktu pouring selama 4s, penuangan logam cair langsung di tuang ke dalam sprue sehingga aliran logam cair terjadi turbulen yg menyebabkan erosi pada dinding well area dan mengalami kebocoran. Hal ini dipengaruhi oleh cara penuangan yang kurang tepat, dimana penuangan seharusnya melalui pouring basin dan dilakukan tidak terlalu cepat.

Page 28: Presentasi kelompok 3

Kesimpulan

Well area terlalu dekat dengan dinding cetakan

Pemadatan pasir di bagian sisi cetakan kurang padat

Penuangan logam langsung ke sprue tidak melalui puring baasin terlebih dahulu

Parting line pola prodak terlalu kecil Pada saat menuangkan logam terlalu cepat

Page 29: Presentasi kelompok 3

Analisa Cacat Coran

Casting defect adalah sebuah penyimpangan dalam proses pengecoran logam yang tidak diinginkan. Ada dua istilah yang mengacu pada istilah cacat yang didefinisikan dapat di tolelir atau masih dalam batas toleransi ukurannya merupakan cacat lain yang masih dalam tahap dapat diperbaiki (repair) disebut discontinuity dan yang kedua adalah cacat yang tidak dapat diperbaiki ( reject ) disebut defect. Cacat-cacat ini dibagi menjadi 5 kategori utama, yaitu :

1. Porositas gas 2. Cacat penyusutan3. Cacat akibat cetakan4. Cacat akibat penuangan logam5. Cacat metalurgi

Page 30: Presentasi kelompok 3

Skema Proses

Bongkar cetakan

Tunggu prodak dingin

Analisa cacat coran

Page 31: Presentasi kelompok 3

Pengumpulan dan pengolahan data

Page 32: Presentasi kelompok 3
Page 33: Presentasi kelompok 3

Cacat porositas

Penyusutan

Cacat akibat cetakan

Page 34: Presentasi kelompok 3

Analisa dan Pembahasan

Terjadinya cacat porositas pada prodak coran karena adanya udara yang terjebak pada saat logam cair dituangkan yang disebabkan oleh terlalu padat nya pemadatan pasir.

terjadinya cacat pada prodak coran akibat pasir pada cetakan rontok terbawa oleh logam cair.

Tidak terbentuknya bagian atas prodak coran karena penuangan dihentikan akibat terjadinya kebocoran di daerah well area.

Page 35: Presentasi kelompok 3

Kesimpulan

Untu mengantisipasi agar tidak terjadi cacat porositas sebaiknya permeabilitasnya harus baik.

Agar tidak terjadi rontok pada pasir cetak sebaiknya pasir yang digunakan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

Agar tidak terjadi kebocoran pada daerah well sebaiknya pemadatan pasir nya harus baik dan diberi jarak yang cukup antara well area dengan dinding cetakan.

Untuk meminimalisir cacat sebaiknya memperhatikan prosedur penuangan dan pembekuan logam dengan baik dan benar.