Upload
hildani-rahma
View
32
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ilmu kedokteran keluarga
Citation preview
Presentasi Kasus
Presentasi Kasus
TUBERCULOSIS KATEGORI 1 PADA WANITA 23 TAHUN DENGAN PENGOBATAN FASE LANJUTAN MEMILIKI PENGETAHUAN PENYAKIT YANG RENDAH SERTA KEKHAWATIRAN YANG BERLEBIH PADA KESEHATANNYA PADA KELUARGA DENGAN DISFUNGSI SEDANG
Hildani Rahma/20090310112
Kasus
Nama Lengkap: Nn. M
Umur: 23 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat: Jogonegaran RT 01/1035 Yogyakarta
Agama: Islam
Pekerjaan: Tidak bekerja
Pendidikan Terakhir: SMK
Tgl kunjungan PUSKESMAS: 18 Februari 2015
Tgl Home visit I: 21 Februari 2015
Tgl Home visit II: 23 Februari 2015
Jaminan kesehatan: BPJS
KELUHAN UTAMA: Kontrol rutin TBC
KELUHAN TAMBAHAN: -
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Gedongtengen bersama ibu nya untuk kontrol rutin TBC dan untuk meminta obat. Hal tersebut berawal dari 9 bulan yang lalu. Pada saat itu pasien dating ke Puskesmas Gedongtengen denga keluhan batuk-batuk sejak 3 bulan sebelum periksa, pasien juga mengaku demam tinggi dan sesak nafas. Selain keluhan tersebut pasien merasa berat badannya berkurang. Pasien mengaku tidak ada keluhan BAK dan BAB. Selama mengalami keluan tersebut pasien membeli obat batuk di apotek, namun keluhan tidak kunjung sembuh dan dirasa semakin lama semakin memberat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk lama sebelumnya disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat alergi atau asma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat batuk-batuk di keluarga disangkal
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat alergi atau asma disangkal
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien mengaku minum obat batuk yang di beli di apotek sebelum periksa di puskesmas, namun batuk tidak kunjung sembuh. Setelah periksa ke puskesmas, pasien di diagnosis TBC dan rutin meminum obat TBC setiap hari. Pasien sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan.
Riwayat Gaya hidup
Pasien makan teratur 2-3 kali sehari dengan lauk-pauk yang sudah cukup memadai. Kadang memasak sayuran atau sesekali memasak ikan-ikanan dan ayam. Pasien jarang berolahraga karena pasien sudah harus berangkat kerja di pagi hari, dan pulang kerja pada sore hari. Pasien tak punya kebiasaan merokok.
Riwayat Pribadi
Aktivitas sehari-hari pasien adalah bekerja di bengkel mobil. Pasien selalu harus bangun pagi untuk berangkat kerja. Hubungan pasien dengan kedua orang tua nya cukup baik. Kedua orang tua pasien bekerja berjualan di warung yang terletak di jalan Godean. Setelah pulang kerja biasanya kedua orang tua nya sudah lelah dan langsung beristirahat. Pasien terlihat sangat menyayangi kedua orang tua nya. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, anak yang pertama sudah menikah dan menetap di Solo. Setelah mengetahui bahwa pasien menderita TBC, pasien berhenti bekerja sehingga sekarang pasien menjadi pengangguran.
Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pasien sering berinteraksi dengan tetangga. Interaksi pasien dengan anggota keluarga baik. Lingkungan pasien merupakan daerah perkampungan tengah kota dengan sanitasi dan kebersihan yang tak terlalu baik. Rumah pasien tak terlalu besar dan ditinggali oleh 3 orang anggota keluarga. Pasien memiliki tetangga yang memiliki riwayat batuk lama.
Riwayat Ekonomi
Pasien bekerja sebagai pegawai di salah satu bengkel di jalan Magelang dengan penghasilan < 1,5 juta per bulan, belum menikah, tinggal bersama kedua orang tua nya, kedua orang tua pasien bekerja menjual makanan di sebuah warung nasi di jalan Godean.
Anamnesis Sistem
Keluhan utama: Batuk
Kepala: Pusing (-), nyeri kepala (-), pandangan kabur (-), mimisan
(-), pilek (-), telinga berdenging (-), bibir sianosis (-)
Respirasi: Sesak nafas (+), batuk (+), batuk darah (-), mengi (+),
tidur mendengkur (-)
Kardiovaskular: Takikardi (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
Gastrointestinal: Muntah (-), nyeri ulu hati (-), nyeri epigastrik (+), BAB cair
(-) warna hitam (-), kembung(-), sakit pada anus (-), flatus
(+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri BAK (-)
Neurologi : Nyeri badan (-), pegel-pegel (-)
Muskuloskeletal: Lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-)
Ekstremitas: Luka -/-, nyeri -/-, tremor -/-, kesemutan -/-, bengkak -/- Integumentum: Gatal (-) keringat -/-, kesemutan -/-, bengkak -/-
Anamnesis Illness
Perasaan
Pasien sabar dengan kondisi ekonomi pasien saat ini namun pasien sangat mengkhawatirkan kesehatannya dan berat badan yang sempat menurun drastis.
Ide
Pasien berfikir bahwa penyakitnya tidak akan sembuh jika tidak minum obat secara rutin.
Harapan
Ingin cepat sembuh.
Efek sosial dan ekonomi
Pasien masih bisa berinteraksi dengan tetangga ditengah-tengah aktifitasnya sebagai pegawai di salah satu bengkel. Sekarang pasien berhenti bekerja karena pasien sakit dan ingin banyak beristirahat di rumah saja agar penyakitnya cepat sembuh
PEMERIKSAAN UMUM
Kesan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Utama
Nadi / HR : 80 x/menit,
Isi dan tegangan : Normal dan teratur
Suhu badan : 36,7C
Pernafasan: 18 x/menit
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan thorax
Jantung : dbn
Paru-paru: dbn
Pemeriksaan Abdomen: dbn
Diagnosis banding : Tuberculosis Primer
ISPA
Bronkitis
Pneumonia
Diagnosis : Tuberculosis Primer
Terapi:
Non Farmakologis:
Edukasi tentang penyakit pasien
Edukasi berobat rutin
Farmakologis:
R/ OAT KDTNo XIV
S 1 dd tab II
Usulan pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan BTA
Rontgen Thorax
Home Visit
KONDISI PASIEN
Kunjungan ke rumah dilakukan pada tanggal 21 Februari 2015 di siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015 pada waktu yang sama. Pada kunjungan pertama pasien sedang berada di rumahnya bersantai dengan ibu nya. Pasien sudah tidak ada keluhan dan berat badan juga berangsur naik. Pada kunjungan kedua pasien juga berada di rumahnya sedang menonton tv. Penerimaan pasien ketika dikunjungi cukup baik.
KEADAAN RUMAH
Lokasi: Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman perkampungan di tengah kota. Pemukiman pasien cukup padat dan masuk ke gang, hanya bisa di lewati oleh motor.
Kondisi rumah: Bangunan permanen, berdinding tembok dan kayu, lantai sebagian mlester dan sebagian keramik, atap dari genting tidak ada langit-langit.
Luas: Luas rumah kira-kira 7 m x 4 m dan dihuni oleh 3 orang anggota keluarga.
Lantai Rumah: Lantai mlester / semen dan sebagian keramik.
Pembagian ruangan : Terdapat 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, ruang tengah yang di isi kasur sebagai tempat tidur pasien, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
Jendela rumah: Terdapat 2 jendela di ruang tamu, Pada kamar tidur terlihat ada 1 jendela, di ruang tengah tak terlihat adanya jendela atau ventilasi.
Pencahayaan: Cahaya yang masuk ke ruang tamu cukup karena langsung berhadapan dengan luar, pada kamar tidur dan kamar mandi terdapat jendela sehingga pencahayaan cukup, pada ruang tengah dan dapur pencahayaan sangat kurang karena tidak adanya jendela.
Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan: Kebersihan sebenarnya cukup bersih namun barang-barang masih terlalu banyak sehingga rumah terlihat sempit dan sumpek.
Sanitasi Dasar: Persediaan air berasal dari air sumur, jamban terletak di dalam rumah, sarana pembuangan air limbah dialirkan ke selokan kecil dibelakang rumah, tempat pembuangan sampah jadi satu dengan tetangga.
Halaman: Terdapat halaman kecil didepan rumah namun tak berisi tanaman atau hiasan yang lain. Halaman digunakan untuk parkir sepeda motor orang tua nya.
Kesan kebersihan : Cukup, rapi namun barang di dalam rumah terlalu banyak sehingga terlihat sempit dan terlalu gelap juga lembab.
Dokumentasi
Rumah pasien masuk ke dalam kriteria rumah dalam kondisi sedang
Menurut skor APGAR keluarga pasien masuk ke dalam kategori disfungsi sedang
FAMILYT LIFE CYCLE
Nuclear Family pada tahap 6 yaitu Family as launching center
Genogram
FAMILY LIFE LINE
Th. 1980 Orang tua pasien menikah
Th. 1983 Anak pertama lahir
Th 1991 Pasien lahir (anak ke dua)
Th 2004 Anak pertama pindah ke solo bersama suaminya
Th 2014 Pasien sakit TBC
Family SCREEM
ASPEKSUMBER DAYAPATOLOGISOSIALInteraksi antar pasien dengan anggota keluarga dan tetangga sekitar baik. Tidak adaCULTURALPasien dan keluarga tidak mempercayai mitos-mitos yang tidak jelas kebenarannya.Tidak adaRELIGIUSKeluarga pasien beragama islam, selalu mengerjakan ibadahnya.Tidak adaECONOMY.Tidak ada Penghasilan pas-pas an karena kedua orang tua pasien hanya bekerja sebagai penjual nasi di warung dan pasien sudah tidak bekerja.EDUCATIONTidak adaPasien merupakan lulusan SMK.MEDICALPasien memiliki BPJS dan jarak dengan puskesmas dekatTidak adaDIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA (Holistik) :
Tuberculosis kategori 1 pada wanita 23 tahun dengan pengobatan fase lanjutan memiliki pengetahuan penyakit yang rendah serta kekhawatiran yang berlebih pada kesehatannya pada keluarga dengan disfungsi sedang.
Penataaksanaan
Analisis Kasus
Analisis Penyakit Klinis
Batuk sejak 3 bulan sebelum periksa ke puskesmas
Sesak nafas
Demam
Berat badan turun
Analisis Holistik
Biopsikososial
Pasien sangat mengkhawatirkan kesehatannya
Berat badan pasien turun
Mengganggu aktivitas
Berhenti bekerja karena sakit sehingga ingin istirahat
Pengetahuan tentang penyakit yang di derita kurang
Analisis Komperhensif
Edukasi
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Analisis Home Visit
Keadaan Lingkungan
Keadaan Rumah
Tinjauan Pustaka
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Klasifikasi
Cara penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
GEJALA PENYAKIT TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Terapi
Fase intensifFase lanjutan2 bulan4 bulanBBHarianHarian3x/mingguHarian3x/mingguRHZE150/75/400/275RHZ150/75/400RHZ150/150/500RH150/75RH150/15030-3738-5455-70>7123452345234523452345Daftar Pustaka
Asti, Retno. 2009. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klafisikasi Tuberkulosis. FKUI: Jakarta
Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology (ed. 8th). Saunders Elsevier. hlm.516522. ISBN978-1-4160-2973-1.
Konstantinos A (2010). "Testing for tuberculosis". Australian Prescriber 33 (1): 1218.
World Health Organization. November 2010. Diakses 26 July 2011.
World Health Organization (2009). "Epidemiology". Global tuberculosis control: epidemiology, strategy, financing. hlm.633. ISBN978-92-4-156380-2. Diakses 12 November 2009.
World Health Organization (2011). "The sixteenth global report on tuberculosis".
Lawn, SD; Zumla, AI (2 July 2011). "Tuberculosis". Lancet 378 (9785): 5772. doi:10.1016/S0140-6736(10)62173-3. PMID21420161.
Schiffman G (15 January 2009). "Tuberculosis Symptoms". eMedicineHealth.
Peter G. Gibson; section editors, Michael Abramson ... [et (2005). Evidence-based respiratory medicine (ed. 1. publ.). Oxford: Blackwell. hlm.321. ISBN978-0-7279-1605-1.
Wiyono, Agus et.al.,.2014. Buku Panduan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. FK UMY:Yogyakarta
TERIMA KASIH