of 56 /56
PRESENTASI KASUS HIPERTENSI PRIMER GRADE II DENGAN DM TIPE II PADA PRIA LANSIA DENGAN KURANGNYA PEMAHAMAN TERHADAP PENYAKITNYA DISERTAI KECEMASAN AKAN ANAK-ANAKNYA PADA KELUARGA DISFUNGSIONAL SEDANG AJENG TITI PROBO RAHAYANTI 20090310122 PUSKESMAS NGAMPILAN 2015

Presentasi Kasus Ikk Ajeng

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presus ikk

Text of Presentasi Kasus Ikk Ajeng

  • PRESENTASI KASUSHIPERTENSI PRIMER GRADE II DENGAN DM TIPE II PADA PRIA LANSIA DENGAN KURANGNYA PEMAHAMAN TERHADAP PENYAKITNYA DISERTAI KECEMASAN AKAN ANAK-ANAKNYA PADA KELUARGA DISFUNGSIONAL SEDANGAJENG TITI PROBO RAHAYANTI20090310122PUSKESMAS NGAMPILAN 2015

  • Latar BelakangMenderita hipertensi grade I apabila tekanan sistoliknya 140-159, tekanan diastoliknya 90-99, grade 2 sistolik>160 dan diastolik>100Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 adalah 26,5 %

    BAB I

  • Latar BelakangDiabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) 21, 3 juta orang penderita diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2030

  • Latar BelakangDiabetes Melitus dan Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan penyakit kronis yang secara umum masyarakat sudah mengetahui namun masih banyak yang belum mengerti sepenuhnya, termasuk bagaimana mengelola penyakit.

  • Rumusan MasalahApakah terdapat hubungan antara kecemasan terhadap hipertensi yang diderita pasien?Bagaimanakah pendekatan kedokteran keluarga pada kasus Diabetes Melitus tipe 2 dan Hipertensi?

  • Tujuan PenulisanMengetahui hubungan antara tingkat kecemasan terhadap hipertensi yang diderita pasien. memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi

  • HipertensiHipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

    Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah.BAB II

  • EtiologiSampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pastiHipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khususHipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain.

  • Klasifikasi HT(JNC VII)

    Klasifikasi tekananTekanandarahTekanan darah diastolikdarahsistolik (mmHg)(mmHg)

    Normal>120Dan< 80Prehipertensi120 139Atau80-89Hipertensi tahap I140 159Atau90-99Hipertensi tahap II> 160Atau>100

  • Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah.

  • Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

  • Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.

  • Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah

  • Komplikasi HT

    Sistem organ KomplikasiKomplikasi Hipertensi

    JantungGagal jantung kongestifAngina pectorisInfark miokardSistem saraf pusatEnsefalopati hipertensifGinjalGagal ginjal kronisMataRetinopati hipertensifPembuluh darah periferPenyakit pembuluh darahperifer

  • PenatalaksanaanTerapi dari hipertensi terdiri dari 2, yaitu :

    terapi non farmakologis dan farmakologis

  • Diabetes MelitusAmerican Diabetes Association (ADA) 2006: Suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

  • Faktor Resiko DMFaktor keturunan (genetik) Faktor kegemukan atau obesitas (IMT > 25 kg/m2) Faktor demografi

  • Tipe DMTipe I IDDMTipe II NIDDMGestasionalLain

  • Skema Dx DM

  • Lima pilar pengelolaan diabetes melitusEdukasi Terapi Gizi Medis (TGM)Latihan JasmaniIntervensi FarmakologisPemantaun Gula Darah Mandiri

  • Kecemasan (anxiety)

    adalah keadaan mood yang ditandai dengan efek negatif yang tampak dan gejala somatik dari ketegangan di mana seseorang mengantisipasi bahaya yang akan datang dengan kekuatiran. Dalam literatur psikopatologik klinik, kecemasan digunakan untuk merujuk adanya ketakutan atau kekuatiran yang diluar batas kewajaran dalam konteks situasi kehidupan. Sebab itu, ketakutan atau kekuatiran yang berlebihan dapat dianggap kecemasan klinis jika ketakutan atau kekuatiran tersebut tidak sesuai perkembangan (Kaplan dan Sadock, 2005).

  • Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas menyeluruh adalah sebagai berikut:Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjolkan pada keadaan situasi khusus tertentu saja.

  • 2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:a) kecemasan.b) ketegangan motorik.c) overaktifitas otonomik.d) adanya gejala-gejala lain yang bersifat sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32.), gangguan anxietas fobik (F40) gangguan panik (F41,0) atau gangguan obsesif-kompulsif (F42).

  • Hubungan dengan Tekanan Darah

    Salah satu mekanismenya adalah melalui keterlibatan angiotensin II yang dimediasi oleh Hypothalamic Pituitary Adrenal (HPA) dan sympatho-adrenal axis. Selain diekskresikan oleh ginjal, angiotensin II ini juga ada di otak. Efek angiotensin II ini ditentukan oleh reseptornya, yaitu AT1R dan AT2R. AT1R dieksresikan di organ subfornical, paraventricular nucleus, nucleus tractus solitatius, HPA axis, dan amygdale. AT1R inilah yang memegang peranan penting dalam korelasi tekanan darah pada pasien hipertensi terhadap kecemasan.

  • Identitas PasienBAB IIINama : Tn. PSUsia : 78 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat :Jl. KH. Dahlan no.130 Ngampilan, Yogjakarta. Agama : IslamPekerjaan : PensiunanStatus Perkawinan : KawinPendidikan Terakhir : Tamatan Sekolah RakyatNomor Rekam Medis : 01645000Kunjungan Puskesmas : 18 Februari 2015Kunjungan Rumah I : 19 Februari 2015Kunjungan Rumah II : 22 Februari 2015Jaminan Kesehatan : Jamkesmas.

  • KU dan RPSKU: Kontrol rutin DM dan HTRPS:Tidak ada keluhanHT sejak 9 th yll sejak memeriksakan diri ke dokter karena nyeri kepala.DM sejak 4 th yll sejak mondok di PKU Muhammadiyah karena abses di kaki kanan yang tidak sembuh-sembuhminum obat teraturKontrol TD teratur namun cek GD tidak teratur

  • Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit jantung (-)Riwayat stroke (-)

  • Riwayat penyakit KeluargaRiwayat hipertensi (+) Ibu.Riwayat DM (+) Ibu. Riwayat penyakit jantung (-)Riwayat penyakit Stroke (+). Ibu pasien meninggal dalam keadaan stroke.

  • RPSLtamatan SR, pensiunan penjaga sekolah. Sekarang penghasilan sehari-hari tergantung dari pemberian 7 anak-anaknya.Pasien menikah pada usia sekitar 20an dan tidak ingat tahun perkawinannya. Memiliki 7 orang anak, 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Tinggal satu rumah hanya berdua dengan istrinya. Hubungan pernikahannya cukup harmonis karena saling tenggang rasa satu dengan yang lainnya.

  • LingkunganPasien tinggal serumah hanya berdua dengan istrinya. Anak pertamanya tinggal di sebelah rumahnya dan berdempetan. SosialisasiPasien menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar.Gaya HidupPasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pola makan pasien tidak teratur dikarenakan pasien bergantung pada istrinya yang memasak makanannya. Pasien masih sering mengkonsumsi makanan yang mengandung santan, gorengan dan yang bergaram tinggi walaupun porsinya sedikit.

    *

  • Anamnesis SistemSistem urogenital: tidak ada keluhanSistem integumentum: tidak ada keluhanSistem muskuloskeletal: kadang merasa kesemutan.Sistem gastrointestinal: tidak ada keluhan Sistem neurologis: tidak ada keluhanSistem respirasi: tidak ada keluhanSistem kardiovaskular: tidak ada keluhan

  • Px FisikKU: BaikKesadaran: CMTD: 160/80 MmHgN : 78x/menitSuhu: Afebris.RR: 20x/menitTinggi: 155 cmBerat: 50 kgIMT: 20,8 (normal)

  • Px FisikKepala: dbnThorax: dbnAbdomen: dbnEkstremitas: dbn

  • Px PenunjangRiwayat pemeriksaan tekanan darah09-06-2011: 180/100 mmHg02-12-2012: 160/80 mmHg06-12-2012: 130/80 mmHg12-12-2012: 110/70 mmHg22-12-2012: 150/90 mmHg12-08-2012: 150/90 mmHg02-01-2013: 180/90 mmHg

  • 11-01-2013: 150/80 mmHg22-10-2013: 160/80 mmHg01-11-2014: 160/90 mmHg15-11-2014: 160/80 mmHg24-11-2014: 160/90 mmHg01-12-2014: 140/90 mmHg16-06-2014: 150/80 mmHg10-01-2015: 130/70 mmHg07-01-2015: 150/100 mmHg24-01-2015 : 150/90 mmHg18-02-2015: 160/80 mmHgGDP/2JPP24-01-2015:241/306 mg/dl

  • Dx Kerja (biomedik)Hipertensi primer Grade IIDM tipe 2 non Obes

  • Tx NonfarmakologisMetode penghitungan kebutuhan kalori harian menurut rumus Harris-Benedict

    Edukasi meliputi:Pemahaman yang benar mengenai penyakit, faktor yang mempengaruhi dan komplikasi penyakit yang diderita pasien.Modifikasi gaya hidupMengatur pola makan sesuai 3J(jenis, jadwal, jumlah)Istirahat yang cukupMempertahankan frekuensi maupun jenis aktifitas fisik yang sudah dilakukan Mempertahankan ketaatan pengobatanKontrol rutin tekanan darah dan gula darahPencegahan terhadap komplikasi jangka panjangPentingnya peran keluarga dalam mencapai tujuan penyembuhan pasienEdukasi tentang penyakit pasien kepada keluargaBerikhtiar dalam berobat dan tawakal kepada tuhan

  • Tx FarmakologisR/ Metformin tab mg 500No XX

    S 2dd1R/ Glibenclamide No X S1dd1R/Amlodipin 10mg No XX

    S1 dd 1

  • Lokasi Rumah

  • Rumah di ngampilan adalah rumah dari MAN 02 Yogyakarta.Bangunan permanen, berdinding tembok, lantai keramik, atap dari genting, ada langit-langit.Terdapat delapan buah jendela di rumah pasien, dua di ruang tamu, dua di kamar utama samping kanan, dua di kamar tambahan dan dua di dapur .Terdapat enam ventilasi, satu di ruang tamu, satu di dapur, satu di kamar mandi, dan satu di belakang rumah, satu di kamar utama, dan satu kamar tambahan .

  • Luas rumah 8 m x 9 m = 72 m2, jumlah penghuni dalam dalam 1 rumah ada 4 orang.Ruang tamu, dapur kurang terawat. Kamar mandi cukup bersih. Banyak barang-barang berserakan seperti perabotan. Ruang tamu penuh dengan barang-barang serta terdapat dua tempat tidur.

  • Tempat sampah besar terletak di luar rumah, terbuat dari ember plastik, tidak tertutup, Tempat sampah kecil terdapat di dapur, terbuat dari plastic, tertutup.Bila sudah penuh, sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah yang jaraknya kira-kira 50m dari rumah

  • Genogram

  • Family Map

  • Bentuk Keluarga & Life CycleBentuk keluarga pasien adalah single parent familyMenurut Duvall (1984) : keluarga dengan anggota tua

  • APGARAdaptasi, Kemitraan, Pertumbuhan, Kasih Sayang, Kebersamaan = 5Keluarga disfungsional sedang.

  • SCREEMKultural, Religi, Ekonomi, Edukasi, KesehatanSosial dan Pendidikan (Patologis)Pendidikan terakhir pasien tamat Sekolah Rakyat. Namun pasien masih belum mengetahui tentang pola hidup yang baik untuk penderita DM dan HT

  • Dx Holistikhipertensi grade II dengan DM tipe II dengan kurangnya pemahaman terhadap penyakitnya dengan kecemasan akan anak-anaknya pada keluarga disfungsi sedang.

  • Manajemen komprehensifPromotif-Preventif, edukasi:Tentang penyakit DM, Hipertensi serta komplikasinyaModifikasi gaya hidupMinum obat secara teraturKontrol ke dokter secara teraturPentingnya support keluarga

  • KEBUTUHAN KALORIMetode penghitungan kebutuhan kalori harian menurut rumus Harris-Benedict

    Kebutuhan kalori basal per hari = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U) 66 + (13,7 x 50) + (5 x 155) (6,8 x 78)

    = 995,6 kkal

  • PENGATURAN NUTRISI

    Waktu MakanMenuBahan MakananBerat(gr)K kaloriProtein(gr)Lemak(gr)Karbo-hidrat(gr)PagiNasiSayur Kacang panjangTempe gorengBerasKacang panjangGulaRendah garamTempeMinyak kelapa sawit1003510031002,5160752511160256720120050062,560103160SelinganAgar buahAgar-agarGula pasirPisangMangga5821,2550029,312,533,3000000000536SiangNasiTempe rebusSayur bayamJerukBerasTempebayamGula pasirMinyak kelapa sawit Jeruk1004010032,555 1605025112525 67400002002,506005306SelinganApelApel50500612MalamNasiBalado IkanTumis kangkungBerasIkan leleKangkung mentahMinyak kelapa sawit100801002,516010002561600040060002,5Total 995,670853Konsumsi air putih 8-10 gelas per hari

  • Terapi farmakologis :R/ Metformin tab mg 500No XX S 1dd1R/ Amlodipin 10 mg No XX s 1 dd 1

  • Kesimpulan HT gr 2 tidak terkontrol dengan DM tp 2 non Obes pada lansia dengan kurangnya pemahaman terhadap penyakitnya disertai gizi tidak seimbang pada keluarga disfungsional sedangKetidaktahuan dan missed perception terhadap penyakitnyaManajemen gizi seimbang yg kurangDokter keluarga melalui institusi Puskesmas dapat menjadi salah satu sektor yang berperan dalam menangani kasus DM dan Hipertensi secara holistik

  • SaranBerusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam menganalisa permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun lingkungannyaHendaknya terus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifTerus menindaklanjuti kasus dengan pendekatan kepada masyarakat sehingga pasien dapat terus terkontrol.

  • MATURNUWUN

    *