42
REFERAT Diare Kronik

presentasi diare kronik.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Referat

Referat

Diare Kronik

Pendahuluan

Diare merupakan keluhan yang cukup sering dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari

Morbiditas yang cukup signifikan, hilangnya produktivitas kerja, dan peningkatan pembiayaan kesehatan

Dibanding dengan diare akut yang sudah jelas permasalahannya, diare kronik lebih rumit dalam menegakkan diagnosis dan pengobatannya

Diare kronik merupakan suatu sindrom yang penyebab dan patogenesisnya sangat multikompleks.

Mengingat banyaknya penyakit yang dapat menyebabkan diare kronik dan banyaknya pemeriksaan yang harus dilakukan

Sangat penting bagi dokter untuk memilih yang benar-benar cost effective

Batasan Masalah

Definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan tatalaksana dari Diare Kronik

Tujuan Penulisan

Mengetahui dan memahami definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan tatalaksana dari Diare Kronik

Manfaat Penulisan

Bahan referensi untuk mahasiswa dalam memahami Diare Kronik.

Metode Penulisan

Bedasarkan tinjauan pustaka dari berbagai literatur

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Diare

Buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), disertai frekuensi defekasi yang meningkat.

Klasifikasi

Diare akut

berlangsungnya kurang dari 2 minggu (15 hari).

Diare kronik

berlangsung lebih dari 15 hari

Diare persisten

lama diare yang berlangsung antara 15 30 hari

Kelainan yang dapat menimbulkan diare kronik

Kelainan endokrin,

Kelainan hati

Kelainan pankreas

Infeksi

Keganasan

American Gastroenterological Association (AGA) berdasarkan karakteristik tinja

Watery diarrhea

Inflamatorik

Lemak

diare sekretorik

diare osmotik

Patogenesis

Diare tipe sekretorik

Penyebab : Adanya transpor cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus menyeberangi mukosa sel-sel enterokolon

Toksin dan efek samping dari penggunaan teratur beberapa obat contohnya pencahar stimulan (seperti : senna, cascara, bisacodyl, castor oil)

Konsumsi etanol karena adanya kerusakan enterosit

Reseksi usus, kerusakan mukosa usus, atau fistula enterokolon karena luas permukaan usus untuk menyerap sekresi cairan dan elektrolit yang tidak adekuat

Pada Penyakit Crohn dan reseksi ileum terminalis < 100 cm

Gejala

Diare cair dengan volume yang cukup besar,

Biasanya tanpa nyeri, dan diare tetap berlanjut walaupun berpuasa.

Karena tidak terdapat solute yang malabsorpsi, maka osmolalitas feses ditentukan oleh elektrolit endogen tanpa adanya fecal osmotic gap

Diare tipe osmotik

Terdapat solut osmotik aktif dan tidak mudah diserap yang menarik cukup banyak cairan ke dalam lumen usus sehingga melewati kapasitas resorpsi usus besar

Diare osmotik berhenti dengan puasa atau penghentian intake oral dari agen/zat yang menjadi penyebab

Penyebab

Konsumsi antasid mengandung magnesium, suplemen multimineral/multivitamin, atau pencahar dengan osmotic gap < 290 mosm/kg

Pencahar anionik yang mengandung natrium sulfat dan natrium fosfat tanpa adanya osmotic gap

Malabsorbsi karbohidrat akibat gangguan pada disakaridase dan enzim-enzim yang lain baik kongenital atau didapat

Defisiensi laktase fruktosa Laktulosa

Diare tipe steatore

Lemak feses > 7 g/hari; dapat 15 25 g per hari pada penyakit usus halus, dan sering > 40 g pada insufisiensi eksokrin pankreas

Penyebab

Maldigesti Intraluminal

Insufisiensi fungsi eksokrin pankreas, dimana terjadi apabila > 90% fungsinya hilang

Pankreatitis kronik, akibat dari penyalahgunaan etanol

Cystic fibrosis

Obstruksi duktus biliaris akibat kanker pankreas dapat menyebabkan steatorea akibat insufisiensi enzim pankreas dan garam empedu.

Overgrowth dari bakteri di usus halus menyebabkan steatorea dengan mendekonjugasi garam empedu dan merubah formasi misel yang berperan dalam proses digesti lemak

Malabsorbsi mukosa,

Gluten-sensitive enteropathy

Treponema whippleii atau Mycobacterium avium-intracellulare complex pada pasien AIDS

Protozoa seperti Giardia, Isospora, atau Cryptosporidium

Beberapa obat dapat menjadi penyebab steatorea seperti kolkisin, neomisin, paraaminosalicylic acid (PAS), NSAID tertentu, dan kolestiramin

obstruksi limfatik postmukosa

Congenital intestinal lymphangiectasia

Trauma

Tumor

Infeksi

Beberapa penyebab steatorea yang melibatkan lebih dari satu mekanisme terjadinya diare

Gangguan motilitas pada orang tua

Sindrom stasis (bacterial overgrowth) pada pasien penyakit Crohn, small bowel diverticulosis,

Sindrom usus pendek (short bowel syndrome)

Tirotoksikosis,

Insufisiensi adrenal,

Sindrom poliglandular autoimun,

Malnutrisi protein-kalori, dan

Puasa berkepanjangan

Diare tipe inflamatorik

Diikuti gejala nyeri perut, demam, perdarahan, atau manifestasi inflamasi yang lain

Mekanisme terjadinya diare mungkin tidak hanya karena eksudasi tetapi tergantung lesinya, dapat mencakup malabsorbsi lemak, gangguan absorbsi cairan/elektrolit, dan hipersekresi atau hipermotilitas akibat dari sitokin-sitokin atau mediator inflamasi yang lain

Penyebab

Inflammatory bowel disease (IBD) yang meliputi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif,

Infiltrasi eosinofil pada lapisan mukosa, muskularis, atau serosa dari traktus gastrointestinal

microscopic colitis,

radiation enterocolitis,

chronic graft vs host disease,

Behcets syndrome, atau

akibat alergi protein susu dan kedelai

Diare tipe dismotilitas

Diare sekretorik tetapi steatorea ringan sampai 14 g/hari, dihasilkan dari maldigesti akibat waktu transit yang cepat

Gejala diare biasanya berhenti pada malam hari (saat tidur), periodik bergantian dengan konstipasi, disertai nyeri perut yang akan berkurang dengan defekasi, dan sangat jarang menyebabkan penurunan berat badan.

Penyebab

Hipertiroidisme,

sindroma karsinoid, dan

obat-obat tertentu (prostaglandin, agen prokinetik)

Diare diabetik, sering disertai neuropati otonom perifer dan generalisata

Diare karena sebab facticial

diare yang tidak dapat dijelaskan yang dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan sekunder atau tersier

5 kategori pasien yang mengalami diare facticious berkaitan dengan penyalahgunnaan pencahar :

Pasien dengan kelainan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia

Pasien histerikal

Pasien yang didorong oleh masalah emosional

Pasien dengan sindrom Munchausen (menipu atau melukai diri sendiri untuk mendapatkan keuntungan sekunder)

Sindrom Polle, anak-anak yang sengaja diberikan pencahar oleh orang tuanya untuk memperoleh keuntungan sekunder

Manifestasi Klinik

Tanda tanda steatorea

Tinja berwarna muda

Berbau busuk

Cenderung mengambang

Sulit dibersihkan dengan siraman air

Kadang terlihat kilauan lemak di permukaan air

Pendekatan Diagnostik

anamnesis

pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium sederhana

Jika pemeriksaan awal belum dapat menegakkan dignosis, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Tujuan pemeriksaan awal yaitu membedakan pasien menjadi diare organik atau fungsional.

anamnesis

Waktu dan frekuensi diare

Bentuk tinja

Keluhan lain yang menyertai diare

Penggunaan obat

Makanan / minuman

Pemeriksaan Fisik

Normal atau non-diagnostik, tidak spesifik

Gejala klinik yang mengarahkan pada penyakit tertentu

Volume cairan tubuh : tanda dehidrasi dan elektrolit

31

Pemeriksaan Tinja

leukosit, eritrosit, parasit (amoeba, giardia, cacing/telur cacing), gelembung lemak

Pewarnaan Gram

Kemungkinan infeksi

Pemeriksaan stool osmotic gap

Konsistensi

Pemeriksaan pH

pH