72
SHOULDER JOINT By : YUNAN NASRUL H (J120130079) INDAH DWI P (J120130062) SUSI PURWANINGSIH (J120130056) HINDARI MERNASANTIA T (J120130071) ABEL MAHADIKA (J120130029)

presentasi assesmen

  • Upload
    yunan

  • View
    247

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi assesmen

Citation preview

Slide 1

SHOULDER JOINTBy :

YUNAN NASRUL H (J120130079)INDAH DWI P(J120130062)SUSI PURWANINGSIH(J120130056)HINDARI MERNASANTIA T(J120130071)ABEL MAHADIKA (J120130029)

ANAMNESISNama pasienUsia pasienJenis keluhan rasa sakit (penyebab rasa sakit, periode kambuh,lokalisasi,penjalaran)Aktivitas pasien sehari-hari (pekerjaan,hobby,olahraga)Gejala-gejala sampingan

INSPEKSIInspeksi saat awal bertemu pasien dan lihatCaranya berjalan (lihat ada kelainan atau tidak)Posisi kepalaSimetri kontur tubuhAtrofiPembengkakandll

lanjutanSecara visualInspeksi dimulai pada saat pasien memasuki ruangan. Lihat caranya berjalan, evaluasi kesamaan dan kesimetrisan gerakannya. Pada ekstremitas superior, dalam langkah normal, ayunannya berirama dengan ekstremitas inferior. Pada saat pasien membuka baju dan ikat pinggangnya, observasi irama gerakan shoulder.

lanjutanGerakan yang normal terlihat halus, alami dan berkualitas. Gerakan yang tidak normal muncul pada satu sisi secara tersendat atau lambat, dan sering ditunjukkan dengan pasien yang berusaha untuk bergerak tapi tidak berdaya. Rasa nyeri terjadi pada saat akan bergerak sehingga tidak terjadi gerakan karena menimbulkan nyeriTanda-tanda yang akan di inspeksiperubahan rasa hangat jika ada gelembung, perubahan warnapengikisan jaringan parutdan tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya patologi.

Pemeriksaan fungsiPemeriksaan vertebra servikal dengan gerakan aktif pasien

lanjutanTerapis meminta kepada pasien agar secara aktif menundukkan kepala dan menengadahkan kepala. Apabila gerakan gerakan yang dilakukan, pasien tidak merasakan sakit dan nyeri, maka bisa disimpulkan bahwa penyebab rasa sakit sangat mungkin tidak berada di bagian leher.Apabila salah satu dari gerakan mengakibatkan rasa sakit, maka pemeriksaan fungsi dari bagian servikal harus dilakukan secara lengkap.

Pemeriksaan fungsi1. Elevasi Aktif

Elevasi aktif (scapula dan clavikula).Pasien pelan-pelan mengangkat lengannya setinggi mungkin kemudian pelan-pelan menurunkannya lagi.Lalu kita perhatikan dan bandingkan jangkauan gerak ini ke kiri dan kekanan dan kita menanyakan apakah gerakannya menimbulkan rasa sakitJika timbul rasa nyeri, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab rasa sakit tersebut berada di ruangan sub acromial.

2. Elevasi Pasif

Elevasi Pasif

Terapis menggerakkan kedua belah bahu pasien ke arah medial. Terapis merasakan daya tahan pasien pada akhir gerakan dan menyuruh pasien menyatakan jika muncul rasa sakit.Lalu terapis membandingkan jangkauan gerak kiri dan kanan.Dari pemeriksaan tsb diperoleh informasi: adakah pembatasan gerak, adakah painfull arc, jika terjadi apakah ada keterbatasan elevasi aktif tetapi tidak ada gangguan di elevasi pasif dan tidak timbul rasa sakit jika begitu mungkin ada ruptur tendon.

3. Abduksi Glenohumeral Pasif

Abduksi Glenohumeral Pasif terapis meletakkan ibu jari pada pinggir scapula lateral pasien ,lalu angkat lengan atas pasien .pasien harus dalam keadaan rileks.Tujuan untuk menilai ROM pasien penuh atau hanya sebagian .

4. Eksorotasi Pasif

Eksorotasi Pasif Lengan atas pasien di buat menggantung, siku di buat membentuk sudut 90 .Siku berada pada sisi perut atau pangkal paha .tangan terapis memegang lengan bawah pasien dan tangan satunya memegang bahu pasien.Terapis memperhatikan jangkauan gerak,rasa sakit ,dan end fell pasien.5. Endorotasi pasif

Endorotasi Pasif terapis menggerakkan lengan bawah pasien ke belakang punggung (scapula ikut berputar). Lalu lakukan endorotasi. Nilai jangkauan gerak,rasa sakit,dan endfeelnya.

6. Aduksi Horizontal Pasif

Aduksi Horisontal siku pasien di buat membentuk sudut 90 derajat. Pasien melakukan gerakan aduksi dan terapis memberikan tahanan.

7. Aduksi ditahan

Aduksi Yang Ditahan pasien melakukan aduksi dan terapis memberikan tahanan di humerus. (jarang menimbulkan rasa sakit,karna jarang terjadi luka abduktor di bahu)

8. Abduksi ditahan

Pasien melakukan gerakan abduksi dan terapis memberikan tahanan di humerus.Tujuan untuk memeriksa fungsi musculus deltoideus dan musculus supraspinatus . Jika muncul rasa sakit atau tahanan pasien minimal dalam tes ini tandanya terdapat luka pada m.supraspinatus.

9. Eksorotasi ditahan

Pasien disuruh untuk menggerakan bahunya eksorotasi, kemudian terapis memberikan tahanan.Tujuan untuk memeriksa m.infraspinatus dan m.teres minor.

10. Endorotasi yang ditahan

Pasien disuruh untuk menggerakkan endorotasi dan terapis memberikan tahanan.Tujuan untuk memeriksa m.subscapularis.

11. Fleksi siku yang ditahan

Pasien disuruh untuk menggerakan fleksi dan terapis memberikan tahanan.Tujuan untuk memeriksa m.biceps brachii yang sering terjadi gangguan di daerah siku daripada bahu.

12. Ekstensi siku yang ditahan

seperti sebelumnya hanya gerakan Ekstensi

13. Anterior Drawer Test

Posisi: Pasien berbaring telentang dengan sendi glenohumeral diposisikan di tepi meja. Terapis berdiri di samping bahu pasien, kemudian menempatkan satu tangan di sekitar humerus di bawah leher pasien. Dan menstabilkan skapula dengan menempatkan jari di belakang pasien pada tulang belakang skapula dan ibu jari selama proses coracoidAction: Pasien tetap santai sambil pemeriksaan pasif dengan glenohumeral 70-800, Flexi : 0-100, dan eksternal rotasi : 0-100. sementara menstabilkan tulang belikat, pemeriksa menekan humerus anterior sambil menerapkan sedikit disraction ke sendi glenohumeral3314. Posterior Drawer Test

Posisi: Pasien berbaring telentang. Terapis berdiri di samping bahu pasien, kemudian lengan pasien abduksi pasif 900, dan horizontal flexi bahu 20-300. siku pasien tertekuk dalam posisi santai. Terapis menstabilkan skapula dengan menempatkan posterior sisi lain dengan sholder kapsul sendi dengan ibu jari selama proses coracoid.Action: menstabilkan tulang belikat, terapis melakukan tekanan ke bawah, mendorong kepala humerus posterior. Terapis mencatat setiap gerakan posterior kepala humerus

Tujuan: peningkatan ketidakstabilan posterior humerus relatif ke skapula / glenoid fossa dapat diindikasikan dari ketidakstabilan posterior.15. Hawkins kennedy Test

Posisi: Pasien duduk atau berdiri dengan kedua ekstremitas atas santai. Terapis berdiri dengan satu tangan menggenggam siku pasien dan sisi lain menggenggam pergelangan pasien.Action: Terapis menggerakan flexi bahu sampai 900 dan kemudian secara internal memutar bahu pasien.Tujuan: mengetahui adanya nyeri bahu dan terjadinya indikasi dari pergeseran bahu pada tendon supraspinatus.16. Neer Impingement Test

Posisi: Pasien duduk atau berdiri dengan kedua ekstremitas atas santai. Terapis berdiri dengan satu tangan di skapula (posterior) dan sisi lain menggenggam siku pasien (anterior)Action: dengan kestabilan skapula pasien, terapis menggerakan flexi maksimal/full.Tujuan: mengetahui adanya nyeri bahu dan terjadinya indikasi dari pergeseran bahu pada tendon supraspinatus dan otot bisepQUICK TESTAbduction-elevation of shoulder. Scapulohumeral rhythm: shoulder abduction elevation terjadi grk proporsional antara humerus-scapula,Pd abduction 0-300 terjadi grk humerus 300 scapula pd posisi tetap atau sedikit adduction.Pd ROM 300 - 600 terjadi grk proporsional antara abduction humerus : scapula 2 : 1. Pd abduction 600 1200 humerus external rotation bertahap 900. Sementara grk proporsional humerus-scapula 2 : 1 tetap.Pd abduction 1200 1800 grk proporsional tetap berlanjut. Pd range ini mulai terjadi grk intervertebral dan costae dan bermakna pada akhir ROM.

Cervical flexion-extension dan 3 dimension extension movement. Pd tes fleksi-ekstensi dan tiga dimensi ekstensi Cervical mrpk provokasi cervical utk mendeteksi kemungkinan patologi berasal dr cervical. Diperhatikan alur gerak, irama gerak, nyeri lokal atau nyeri alihan, bunyi, dan ROM, serta end feel.

SPESIFIC TEST PALPATION1. M. SUPRASPINATUS

Lengan pasien diposisikan abduksi 90 dengan rotasi netral dan terapis memberikan tahanan untuk gerakan abduksi kemudian lengan diposisikan medial rotasi dan menyudut ke depan 30 sehingga ibu jari menghadap ke lantai. Terapis memberi tahanan lagi sambil menganalisa jika yang muncul adalah rasa nyeri atau kelemahan kontraksi menunjukkan adanya kelainan pada otot supraspinatus.lanjutan2. M. INFRASPINATUS

Pasien diposisikan untuk tengkurap dengan horizontal Add - external rotasi. Kemudian terapis mempalpasi tuberculum minus arah cranio-caudal.lanjutan3. M. SUBSCAPULARIS

Pasien diposisikan netral dan sedikit eksternal rotasi, kemudian palpasi medial tuberculum minus.lanjutan4. BURSA SUBDELTOIDEA

Posisi pasien ekstensi. Palpasi ventrocaudal acromion diatas tuberculum majus humeriTest Spesifik Pada Shoulder1. Supraspinatus Test

Posisi: Pasien berdiri dengan kedua bahu abduksi 900, horizontal adduksi 300, dan internal rotasi sehingga jempol pasien menghadapi lantai/kearah bawah.Action: Terapis memberikan tahanan pasien untuk secara aktif menggerakkan ke depan kedua bahunya.Tujuan: Mengetahui kekuatan otot supraspinatus dan tendon.

2. Yergasson Test

Caranya adalah dengan meminta pasien untuk memfleksikan elbownya, kemudian genggamlah fleksielbow pada satu tangan dan tangan yang lain pada wristnya. Untuk mengetes stabilisasi tendonbiceps, eksternal rotasikan arm pasien kemudian suruh dia untuk menahan gerakkan tersebut beberapa saat kemudian tariklah ke bawah elbownya. Jika tendon musculus biceps tidak stabil pada sulcus bicipitalis , maka akan terdengar bunyi letupan pada sulcus tersebut dan pasien terlihat menahan nyeri . jika tendon stabil , maka tendon tersebut tetap berada ditempatnya dan pasienterlihat biasa sajaTujuan Tes ini untuk menentukan stabil atau unstabilnya tendon musculus biceps pada sulcus bicipitalis.3. Speed Test

Terapis memberikan tahanan pada shoulder pasien yang berada pada posisi fleksi, secara bersamaan pasien melakukan gerakan pronasi lengan bawah dan ekstensi elbow.Tes ini positif apabila ada peningkatan tenderness didalam sulkus bicipitalis dan ini merupakan indikasi tendonitis bicepitalis4. Ludingtons Sign

Posisi: Pasien diposisikan untuk duduk atau berdiri sementara terapis berdiri tepat di belakang pasien. pasien interlocks jari-jarinya dan menempatkannya pada bagian superior / posterior kepalanyaAction: terapis mempalpasi tendon biseps bilateral sedangkan pasien mengkontraksikan otot bisep brachii baik kiri dan kanan secara bersamaanTujuan: untuk mengetahui kemampuan brachii biseps berkontraksi kuat atau tidak.

5. Drop Arm Test

Pasien mengabduksikan secara penuh lengannya dalam posisi lurus kemudian pasien disuruh untuk menurunkan lengannya secara perlahan-lahan. Bila pada posisi abduksi 90 penderita tiba-tiba menjatuhkan lengannya, berarti penderita tidak dapat mempertahankan penurunan lengan secara bertahap karena merasakan nyeri di persendian bahu bagian atas akibat gangguan pada musculus supraspinatus.Tujuan Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator cuff.6. Appley Scratch Test

Pasien disuruh menyentuh daerah sekitar angulus medialis scapula dengan tangan sisi contralateral melewati belakang kepala. Dalam pola gerakan itu otot-otot abductor, rotator external dari bahu bekerja. Pada tendinitis supraspinatus tes appley tidak dapat dilaksanakan oleh penderita karena adanya nyeri di sekitar persendian bahu

7. Apprehension Test

Posisi: pasien berbaring telentang di atas meja. Terapis memegang siku pasien dengan satu tangan dan menstabilkan bahu ipsilateral dan terlibat dengan sisi lain.Action: terapis menggerakan bahu pasien dalam posisi 900 dari fleksi dan rotasi internal sementara menerapkan gaya posterior melalui sumbu panjang humerusTujuan: Testis ini digunakan untuk meniru posisi dan pergerakan dislokasi posterior dari sendi glenohumeral.8. Adson Test

Kepala pasien rotasi ke sisi shoulder yang di periksa lalu ekstensi kepala ,sementara shoulder pasien posisi lateral rotasi dan ekstensi terapis melokalisir denyut arteri radialis dan pasien diminta untuk menarik nafas yang dalam, jika denyutnya hilang indikasi tes positif TOCS TEST.9. Allen Test

Terapis memfleksikan elbow pasien sampai 90 ,sementara shoulder ekstensi horisontal dan lateral rotasi, disertai rotasi kepala pasien kesisi yang berlawanan, Terapis mempalpasi denyut arteri radialis yang biasanya hilang pada saat kepala rotasi kesisi yang berlawanan dari lengan yang di tes.Jika tes positif indikasi adanya TOCS jangan lupa menanyakan apakah pasien merasakan sesuatu yang aneh.BEBERAPA GANGGUAN SHOULDER YANG TERJADIFROZEN SHOULDER : gangguan bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, yang tidak memperlihatkan kelainan di dalam foto rontgen, tapi yang menunjukkan adanya pembatasan gerak.BURSITIS SUBACROMIALIS YANG AKUT terdapat rasa sakit di lengan atas dan rasa sakit tersebut dalam waktu beberapa hari akan menjadi bertambah parah.BURSITIS SUBACROMIALIS Yang Kronis penyebabnya tidak terlalu jelas.TERIMA KASIH