29
1

PreCase National Business Case 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Precase NBCC2014 Unpad

Citation preview

  • 1

  • 2

    Pengantar

    PT Citilink Indonesia mengadakan perayaan ulang tahun yang ke-2 pada tanggal 30 Juli 2014

    yang dihadiri oleh CEO Arif Wibowo, para Direktur, Vice Presidents, dan sekitar 100

    karyawan. Dalam pidato sambutannya, Pak Arif mengajak karyawannya untuk meningkatkan

    upaya untuk memacu mesin pertumbuhan Citilink untuk masa depan di tengah-tengah

    perlambatan ekonomi Indonesia dan persaingan industri yang semakin intensif. Pada usia

    yang sangat muda, Citilink ibaratnya masih berada pada climb phase yang mana merupakan

    fase kritikal. Pada fase ini Citilink membutuhkan engine thrust pada kondisi full power agar

    perusahaan dapat mencapai ketinggian jelajah dengan cepat, kata Pak Arif pada

    sambutannya. Pencapaian yang sangat baik selama 2 tahun ini, jangan sampai membuat

    kita merasa puas diri. Hendaknya kita bersiap-siap untuk masa depan Citilink yang semakin

    baik.

    Selain itu, Pak Arif juga menjelaskan tantangan yang dihadapi Citilink dalam persaingan

    bisnis di industri penerbangan nasional. Kepadatan di bandara-bandara besar, khususnya di

    Bandara Soekarno-Hatta, menyebabkan Citilink kesulitan untuk menambah frekuensi

    penerbangan dan membuka rute-rute baru. Padahal rute-rute yang terhubung dengan kota

    Jakarta merupakan rute dengan demand yang paling besar secara nasional. Persoalan lain

    yang dihadapi Citilink adalah melemahnya nilai rupiah terhadap US Dollar dan kenaikan

    harga bahan bakar. Kedua hal tersebut sangat mempengaruhi besaran biaya operasi

    penerbangan, karena komponen biaya bahan bakar berkisar 45%-55% dari total biaya

    operasi. Maskapai penerbangan yang tidak dapat mengatasi masalah-masalah di atas

    dipastikan akan mengalami kebangkrutan, dan hal ini sudah terjadi di Indonesia. Selama

    periode tahun 2013-2014 sudah ada enam maskapai nasional yang mengalami

    kebangkrutan dan terpaksa menghentikan operasinya. Pak Arif sangat mengharapkan kerja

    keras dari seluruh karyawan agar Citilink dapat berjaya dan menjadi perusahaan angkutan

    yang menguntungkan di Indonesia sesuai dengan Visi Misi perusahaan.

  • 3

    Sejarah Citilink

    PT Citilink Indonesia (Citilink) adalah sebuah maskapai penerbangan anak perusahaan dari

    PT Garuda Indonesia. Citilink menjadi salah satu maskapai penerbangan yang menyasar

    pangsa pasar konsumen yang sadar biaya (cost concious customers) dan ingin berhemat

    dalam membeli jasa transportasi udara. Pada tanggal 30 Juli 2012 Citilink secara resmi

    beroperasi sebagai entitas bisnis yang terpisah dari Garuda Indonesia setelah mendapatkan

    Air Operator Certificate (AOC). Citilink beroperasi menggunakan 14 unit pesawat dengan

    logo, tanda panggil, serta seragam baru yang berbeda dengan induk perusahaannya.

    Pada Juli 2012, Citilink melayani delapan tujuan domestik yang menghubungkan Jakarta

    dengan Surabaya, Denpasar, Medan, Banjarmasin, Balikpapan, dan Batam. Maskapai ini juga

    mengoperasikan penerbangan dari Surabaya ke Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar, dan

    Makassar, serta mengoperasikan penerbangan dari Medan ke Batam. Pada akhir Juli tahun

    2014, rute domestik Citilink sudah berjumlah 37 rute dan menerbangi 22 kota di Indonesia.

    Jumlah penerbangan per hari mencapai 160 flights, dengan frekuensi terbanyak di rute-rute

    yang terhubung dengan kota Jakarta.

    Peningkatan produksi Citilink yang sangat besar dalam 2 tahun terakhir ini diiringi dengan

    bertambahnya jumlah pesawat yang dioperasikan. Pada Juli 2014, Citilink mengoperasikan

    26 pesawat Airbus A320-200 dan menambah lagi 8 pesawat sampai akhir tahun, sehingga

  • 4

    berjumlah 32 pesawat. Dengan terjadinya peningkatan produksi, maka jumlah pegawai di

    Citilink juga bertambah, per Juli 2014 tercatat 1.011 pegawai, atau naik sekitar 100%

    dibandingkan dengan jumlah pegawai pada akhir tahun 2012.

    Peta Jaringan Rute Citilink

    Visi, Misi dan Sasaran

    Visi

    Menjadi perusahaan angkutan udara berbiaya murah yang maju dan menguntungkan di

    Indonesia dan kawasan regional.

    Misi

    Menyediakan jasa angkutan udara komersial berjadwal, berbiaya murah, dan

    mengutamakan keselamatan.

    Sasaran

    Berdasarkan visi dan misi perusahaan, maka dirumuskan sasaran yang hendak dicapai oleh

    Citilink, yaitu:

  • 5

    Melayani segmen penumpang sadar biaya dan angkutan kargo

    Mengambil pangsa pasar short-haul yang cukup besar

    Menyokong Garuda agar dapat mempertahankan dominasinya di semua segmen

    Mengembangkan pasar domestik Indonesia dan kawasan regional

    Menyongsong IPO untuk menjamin pertumbuhan di masa mendatang

    Dengan peran Citilink untuk menyokong Garuda mempertahankan dominasinya di semua

    segmen, maka kesuksesan Citilink adalah sesuatu hal krusial.

  • 6

    Makro Ekonomi Indonesia

    Data dari World Bank menunjukkan peningkatan dalam jumlah penduduk Indonesia yang

    mencapai hampir 16 juta jiwa dalam kurun waktu 6 tahun belakangan. Didukung dengan

    GDP yang juga meningkat sebesar US$ 350 miliar dari 2008 hingga 2013, seharusnya

    menjadi salah satu indikator mengenai semakin meningkatnya perekonomian nasional.

    Namun, masih terjadi defisit antara besarnya nilai ekspor dan impor nasional. Nilai ekspor

    nasional memang mengalami kenaikan menjadi USD 206.2 miliar, namun masih belum

    mampu menutupi besarnya nilai impor nasional senilai USD 223.5 miliar.

    Data Ekonomi Indonesia

    Indicators 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Population (mn people) 234.2 237.4 240.6 243.8 246.8 249.9 GDP (Current USD bn) 510.2 539.6 709.2 846.3 876.7 868.3 GDP Growth (%) 6 4.6 6.2 6.5 6.2 5.78 Percapita income (USD) 2178 2272 2946 3470 3551 3475 Inflation (%) 9.8 4.8 5.1 5.4 4.3 6.4 Export (USD bn) 152.1 130.3 174.3 223.0 212.9 206.2 Import (USD bn) 146.7 115.2 162.4 211.1 226.7 223.5 Sumber: www.worldbank.org

    Ekonomi Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-16 dalam global Gross Domestic Product

    (GDP) ranking dan diperkirakan dapat menduduki peringkat ke-7 pada tahun 2030

    mendatang. Hingga tahun 2010 silam pertumbuhan kelas menengah di Indonesia telah

    mencapai 45 juta orang dan diperkirakan akan mencapai 135 juta orang pada tahun 2030.

    Kebutuhan akan tenaga kerja yang terlatih pun akan meningkat dari 55 juta jiwa menjadi

    113 juta jiwa pada 2030 mendatang.

  • 7

    Sumber: McKinsey Global Institute, September 2012

    Secara demografi, 53% penduduk Indonesia sekarang tinggal di kota besar yang mencakup

    74% sumber GDP dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang ada 71% penduduk

    Indonesia yang akan berdomisili di kota besar yang mencakup 86% sumber GDP.

    Pertumbuhan ekonomi disumbang dari 4 sektor utama, yaitu jasa konsumen, pertanian dan

    perikanan, pertambangan, dan tenaga kerja. Sektor-sektor tersebut juga menawarkan

    kesempatan usaha senilai USD 1.8 triliun pada tahun 2030, yang pada saat ini hanya

    memiliki nilai sebesar USD 0.5 triliun.

    Current 2030

  • 8

    Performa Citilink

    Manajemen Pemasaran

    Keberhasilan Citilink dalam berkompetisi di pasar domestik sangat ditentukan oleh program

    komunikasi dan promosi yang dijalankan secara efektif. Citilink diposisikan sebagai leading

    budget brand dan LCC yang unggul untuk segmen pasar penumpang sadar biaya. Di pasar

    domestik, Citilink menawarkan layanan kemudahan, tepat waktu, dan kenyamanan.

    Pengembangan dan inovasi produk senantiasa dilakukan untuk meningkatkan daya saing

    serta memberikan kepuasan kepada pelanggan.

    Program Komunikasi dan Promosi

    Program komunikasi dan promosi Citilink diarahkan pada pembentukan dan pengembangan

    citra Citilink yang positif. Program yang dijalankan adalah untuk mendukung penjualan di

    kota-kota yang menjadi tujuan penerbangan, yaitu:

    Melalui berbagai media, antara lain social media, digital media, media cetak, radio,

    dan televisi.

    Secara khusus melalui public relations yang terarah untuk meningkatkan awareness

    dan usage pelanggan terhadap produk layanan Citilink.

    Ada pun alokasi budget dari kegiatan marketing & communication Citilink adalah sebesar 3%

    dari total keseluruhan biaya operasional, yang diantaranya mencakup kegiatan advertising

    (50%), promo campaign (15%), digital marketing (10%), event (10%), dan branding (15%).

    Distribusi dan Penjualan

    Perkembangan teknologi informasi (Information Technology) yang sangat pesat menuntut

    Citilink terus berinovasi guna memberikan kemudahan kepada penumpang dalam transaksi

    pembelian dan pembayaran tiket. Selain penjualan tiket melalui agen-agen perjalanan,

    pelanggan dapat memperoleh tiket Citilink melalui website, mobile application, call center,

    dan mobile kiosk. Metode pembayaran tiket yang ditawarkan juga sangat variatif dengan

    berbagai pilihan: tunai, debit, kredit.

  • 9

    Sales Distribution Channel Tahun 2014

    DistributionChannel TravelAgent 55%

    Website 25%

    Mobile 5%

    CallCenter 5%

    GroupDesk 3%

    TO/Airport 7%

    Total 100%

    Sumber data: Citilink

    Pelayanan Penumpang

    Berbagai upaya perbaikan terus dilakukan oleh Citilink dalam memberikan pelayanan pre-

    flight yang terbaik kepada penumpang. Selain kemudahan dalam pemesanan dan

    pembayaran tiket, penumpang juga diberikan kemudahan dalam proses check-in melalui

    website, mobile kiosk, mobile apps dan self check-in di bandara. Mulai 1 Februari 2014 harga

    tiket Citilink sudah termasuk PSC (Passenger Service Charge), sehingga mengurangi antrian

    di check-in counter.

    Untuk pelayanan in flight, Citilink meyediakan bahan bacaan berupa majalah Linkers yang

    menemani penumpang selama perjalanan. Selain itu juga penumpang dapat membeli

    makanan dan minuman ringan yang disediakan. Citilink berkomitmen memberikan

    pelayanan yang terbaik kepada penumpang selama penerbangan dengan didukung awak

    kabin yang professional dan ramah dalam melayani penumpang.

    Citilink berhasil meraih dua penghargaan dan mencatat rata-rata On Time Performance

    (OTP) tahun 2013 sebesar 80,5%. Penghargaan ini adalah Service to Care Awards yang

    diterima dari Marketeers pada bulan Maret 2013 berdasarkan survei pembaca Market Plus

    Magazine dan pakar industri serta Indonesia Leading Low Cost Airline dari program The

    Indonesian Travel and Tourism Awards (ITTA) pada bulan Desember 2013.

  • 10

    Kinerja OTP operasional Citilink untuk semester pertama tahun 2014 ini mengalami

    kenaikan dengan rata-rata OTP sebesar 82%, seperti terlihat pada grafik dibawah ini.

    Sumber data: Citilink

    77% 78% 82%

    87% 86% 83%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14

    OTP

    (%

    )

    MONTH

    On Time Performance Citilink

  • 11

    Manajemen Produksi

    Di tahun 2013, Citilink terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, salah satunya melalui

    penambahan armada pesawat sebanyak sepuluh unit Airbus A320-200. Sementara itu, satu

    unit pesawat milik Boeing 737-300 sudah dipensiunkan. Dengan demikian, jumlah pesawat

    bertambah dari 21 unit di tahun 2012 menjadi 30 unit di tahun 2013.

    Jenis Pesawat End of 2013 End of 2014 Perubahan (%)

    Airbus A320-200 24 32 33.33

    Boeing 737-300 5 4 0

    Boeing 737-400 1 0 0

    TOTAL 30 36 26.67

    Per 31 Desember 2013, Citilink mengelola 24 unit Airbus A320-200 sewa, 4 unit Boeing 737-

    300 milik sendiri, 1 unit Boeing 737- 400 sewa, dan 1 unit Boeing 737-300 sewa. Usia rata-

    rata pesawat pun mengalami penurunan dari 9 tahun di tahun 2012 menjadi 4,2 tahun pada

    2013. Hingga 31 Desember 2014 mendatang, Citilink merencanakan akan menerima delapan

    unit pesawat Airbus A320-200 untuk semakin meningkatkan kinerja operasional usaha.

    Statistik Operasional Citilink

    Year(s) 2010 2011 2012 2013

    Passenger carried (000) 1,183 1,683 2,961 5,733

    Growth

    42% 76% 94%

    Market Share Nasioal 2.7% 3.4% 5.6% 9%

    Frequency NA 14,011 24,414 39,447

    Seat Load factor 72% 77% 72% 78%

    Jumlah penumpang yang diangkut pada tahun 2013 meningkat cukup besar, yaitu sebesar

    94% menjadi 5.7 juta orang dibandingkan dengan tahun 2012. Pangsa pasar Citilink di pasar

    domestik pun meningkat 3,4% menjadi 9%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan

    kapasitas dan tingkat isian tempat duduk (seat load factor). Frekuensi penerbangan pun

    mengalami peningkatan setiap tahunnya, kenaikannya mencapai 64.5% antara 2011 hingga

    2013.

    Jumlah penerbangan per hari pada akhir bulan Juli 2014 sebanyak 160 flights, dengan

    jumlah kota yang diterbangi 22, dan 37 rute domestik.

  • 12

    Sumber: Citilink

    Market share Citilink pada tahun 2013 pada semua rute yang diterbangi sebesar 15.4%. Nilai

    ini lebih besar dibandingkan market share secara nasional yang hanya sebesar 9%. Citilink

    berhasil menempati posisi ke-3 dalam perebutan pangsa pasar penumpang.

    Selama tahun 2013, beberapa inisiatif yang dilakukan oleh Citilink untuk memperbaiki

    kinerja operasionalnya adalah:

    Penambahan pesawat baru Airbus 320-200

    Penambahan personil pada beberapa posisi manajerial dan operasional.

    Persiapan dari sisi operasional baik berupa peningkatan On Time Performance,

    persiapan destinasi baru, pembenahan ground support, dan kerjasama maintenance.

    Upaya pengurangan biaya dengan dimulainya fuel conservation program,

    pengurangan biaya RON (Remain Over Night), pengurangan tipe pesawat,

    pengurangan biaya maintenance dan ground handling.

    Payment channel di Alfamart, Alfamidi, dan Lawson (sekitar 7.000 8.000 toko)

    Payment channel di PT Pos Indonesia bekerja sama dengan Citibank

    Mobile application untuk Blackberry, Android, dan iOS.

    Ticketing office baru di Terminal 1 C

    CITILINK 15.43%

    LION AIR 47.37%

    SRIWIJAYA 9.07%

    MERPATI 1.19%

    MANDALA 1.34%

    AIR ASIA 4.67%

    GARUDA INDONESIA

    20.93%

    Market Share in All Route Citilink

  • 13

    Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

    Incident Rate 1.658 0.365 0.579 0.54 0.263 0.272 0 0

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    1.200

    1.400

    1.600

    1.800

    Rat

    e/1

    00

    0 D

    ep

    artu

    e

    Incident Rate

    Wall unit self check-in counter di Terminal 1 C

    Peningkatan ancillary revenues berupa fee atas pembayaran dengan kartu

    kredit/debit, peningkatan tarif excess baggage dan green seat

    Kerjasama passenger, cargo dan donasi di web dengan PMI.

    Pemberhentian operasional Boeing 737 sejak pertengahan Juli 2013

    Keselamatan

    Keselamatan (safety) adalah prioritas utama dalam dunia penerbangan. Pada dasarnya,

    Citilink telah mempunyai safety system yang sama dengan yang dimiliki oleh Garuda, baik

    dari manual-manual, safety report, safety culture, hazard report, safety management

    system, dan lain-lain. Joint Safety Board antara seluruh anggota Garuda Group juga menjadi

    alat utama agar safety level di seluruh Garuda Group sama. Incident rate Citilink pun

    menunjukkan tingkat yang terus membaik dari waktu ke waktu dengan tingkat ALOS

    (acceptable level of safety) pada semester pertama tahun 2014 sebesar 0.8 incidents per

    1000 departures.

  • 14

    Manajemen Keuangan

    Sumber: Annual Report Garuda Indonesia 2013

    Di masa-masa awal pendirian usahanya, yaitu pada tahun 2012, Citilink terhitung hanya

    memiliki masa aktif beroperasi selama 5 bulan (Agustus hingga Desember). Sebelum periode

    tersebut, Citilink menggunakan AOC Garuda Indonesia, sehingga dibukukan dalam laporan

    keuangan Garuda Indonesia. Dengan demikian, angka perbandingan merupakan angka 12

    bulan di tahun 2013 dibandingkan dengan 5 bulan di tahun 2012.

    Investasi dan penambahan aset yang dilakukan berhasil meningkatkan jumlah aset sebesar

    45% dari USD 73 juta pada 31 Desember 2012 menjadi USD 106 juta pada 31 Desember

    2013. Aset yang meningkat antara lain adalah dana perawatan pesawat dan uang jaminan,

    uang muka pembelian pesawat serta aset pajak tangguhan. Liabilitas mengalami

    peningkatan terutama liabilitas jangka panjang, sedangkan ekuitas menurun karena

    kerugian yang dialami.

  • 15

    Citilink menggunakan kas untuk aktivitas operasi dan investasi masing-masing sejumlah US$

    31 juta dan US$ 30 juta. Pendanaan bersih yang diperoleh berjumlah USD 61 juta yang

    berasal dari induk perusahaan.

    Citilink dapat meningkatkan pendapatan dari penumpang dengan menaikkan harga jual tiket

    rata-rata per kilometer (passenger yield) dan kenaikan SLF. Harga jual tiket rata-rata

    dinaikkan sebesar 5,4% dari US Cent 5,8 menjadi US Cent 6,1 pada 2013. Tingkat isian

    penumpang meningkat sebesar 6 percentage points dari 72% pada tahun 2012 menjadi 78%

    pada tahun 2013. Kenaikan ini didukung oleh network penetration, peningkatan brand

    awareness dan penerapan revenue management yang dilakukan dalam upaya merebut

    pangsa pasar dan memasarkan rute-rute baru.

    Biaya Cost/ASK dapat ditekan sebesar 1,7% dari US Cent 6.5 pada tahun 2012 menjadi US

    Cent 6,3 pada tahun 2013. Penurunan ini terutama dimungkinkan oleh penurunan harga

    fuel sebesar 5,3% menjadi US Cent 87,4 per liter, penggunaan jenis pesawat Airbus A320-

    200 yang berkapasitas 180 kursi, dan inisiatif untuk mengurangi biaya.

    Hingga 5 tahun mendatang, Citilink terus berusaha meningkatkan produktivitasnya dengan

    penambahan armada pesawat tiap tahunnya sebanyak 10 (sepuluh) unit Airbus A320-200,

    sehingga pada akhir 2018 diperkirakan armada Citilink akan berjumlah 72 unit pesawat.

    Untuk melaksanakan rencana-rencana tersebut, tentunya diperlukan dana yang sangat

    besar. Cara yang bisa ditempuh antara lain adalah melalui IPO pada 2015 mendatang,

    melakukan pinjaman kepada pihak bank atau kreditur, serta menarik investor untuk

    menanamkan modalnya di Citilink.

  • 16

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Bagi Citilink, karyawan adalah sumber daya perusahaan yang paling berharga. Pembinaan

    dan pengembangan karyawan senantiasa menjadi prioritas utama dalam pengembangan

    usaha perusahaan. Citilink menetapkan perencanaan karyawan mengacu pada kebutuhan

    perusahaan berdasarkan rencana usaha (business plan), arah kebijakan, dan strategi

    perusahaan. Dalam pelaksanaannya Citilink menjalankan usaha ini dengan mengutamakan

    keselamatan penerbangan dan berpegangan kepada peraturan yang berlaku.

    Sumber: Citilink

    Struktur organisasi Citilink juga dibuat lebih ramping agar semakin efisien dan dibuka jalur

    komunikasi antar level dan bagian. Struktur ini perlu diatur sedemikian rupa sehingga

    jumlah jenjang hirarki dari pejabat satu tingkat di bawah Direksi sampai kesemua tingkatan

    karyawan dapat diatur seoptimal mungkin. Organisasi perusahaan disusun berdasarkan

  • 17

    57%

    43%

    Total

    L

    P

    model bisnis Low Cost Carrier dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Keselamatan

    Penerbagan Sipil (PKPS).

    Data Sumber Daya Manusia Citilink

    Dengan skala produksi yang meningkat tajam, penetrasi rute yang semakin meluas, dan

    pemenuhan layanan penerbangan yang mendasar, tak mengherankan apabila Citilink

    menambah sumber daya di segala lini, baik operasional, manajemen, maupun administratif.

    Citilink menambah awak kokpit, awak kabin, personil penjualan, dan pemasaran serta

    profesi lainnya sehingga jumlah personil pada hingga Juni 2014 tercatat sebanyak 1011

    orang, meningkat dari 951 orang pada akhir Desember 2013.

    Diagram jumlah sumber daya manusia Citilink berdasarkan jenis kelamin

    Hingga Juni 2014 ini, tercatat bahwa jumlah keseluruhan tenaga kerja di Citilink terdapat

    1.011 orang. Perbandingan antara jumlah pegawai laki-laki dengan perempuan adalah

    sekitar 57% berbanding 43%.

    Gender Count of Pers.No.

    L 574

    P 437

    Grand Total 1011

    Sumber: Citilink

  • 18

    Diagram jumlah sumber daya manusia Citilink berdasar tingkat pendidikan

    Berdasarkan tabel dan data, tercatat jumlah pegawai Citilink berdasarkan pendidikan

    terakhir hingga Juni 2014. Pegawai terbanyak adalah lulusan SMA, dan yang paling sedikit

    adalah dari lulusan SMP.

    Sumber: Citilink

    Diagram jumlah sumber daya manusia Citilink berdasarkan jabatan

    Berdasarkan jabatan, sumber daya manusia terbanyak yang dimiliki oleh Citilink adalah

    officer, yaitu sebanyak 879 orang. Disusul selanjutnya adalah manajer dan senior manajer

    yang masing-masing berjumlah 89 orang dan 24 orang. Sedangkan komisaris dan direktur

    masing-masing berjumlah 3 orang.

    Sumber: Citilink

    0%

    0%

    9%

    87%

    3% 1%

    Total

    Direktur

    Komisaris

    Manager

    Officer

    Senior Manager

    Vice President

  • 19

    Diagram jumlah sumber daya manusia Citilink berdasarkan usia

    Berdasarkan usia, jumlah pegawai Citilink hingga Juni 2014 yang terbanyak berada pada

    rentang usia 25-35 tahun (376 orang), dan yang paling sedikit adalah pegawai berusia lebih

    dari 55 tahun (45 orang).

    Row Labels Count of Pers.No.

    >55 45

    35-45 214

    45-55 65

    25-35 376

    >25 311

    Grand Total 1011

    Sumber: Citilink

    Rencana Sumber Daya Manusia

    Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia langsung dilakukan secara bertahap sesuai

    dengan jumlah dan utilisasi pesawat. Dalam mengoperasikan pesawat udara dibutuhkan

    adanya awak pesawat dan tenaga pendukung yang memiliki kemampuan sesuai dengan

    jenis pesawat yang digunakan. Sumber daya manusia langsung yang dibutuhkan terdiri dari

    Pilot, Co-Pilot, dan flight attendant (awak kabin). Jumlah cockpit crew dan cabin crew terus

    meningkat seiring dengan peningkatan operasi Citilink. Sementara untuk maintenance crew

    tetap rendah karena menggunakan prinsip outsourcing melalui GMF Aero Asia.

    Rencana tahapan kebutuhan tahunan jumlah cockpit dan cabin crew yang disesuaikan

    dengan jumlah pesawat dapat dijabarkan sebagai berikut:

    Kebutuhan Awak Pesawat 2014 2015 2016 2017 2018

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    Pesawat 24 24 24 24 24 25 26 28 29 30 31 32 42 52 62 72

    Captain 96 96 96 96 96 100 104 112 116 120 124 128 168 208 248 288

    FO 96 96 96 96 96 100 104 112 116 120 124 128 168 208 248 288

    SFA 96 96 96 96 96 100 104 112 116 120 124 128 168 208 248 288

    FA 288 288 288 288 288 300 312 336 348 360 372 384 504 624 744 864

    Sumber: Citilink

  • 20

    Di pasar tenaga kerja nasional, ketersediaan sumber daya manusia langsung dengan

    kebutuhan (lowongan) tenaga kerja masih berbanding terbalik dikarenakan kelangkaan

    sumber daya yang memenuhi standar penerbangan internasional. Sebagai gambaran, untuk

    dapat mengoperasikan 1 unit pesawat Airbus A320-200 seperti yang dimiliki Citilink,

    diperlukan 4 orang kapten, 4 orang FO (first officer), 4 orang awak kabin senior, serta 12

    orang awak kabin junior dan semuanya harus bersertifikat. Sertifikasi ini diperoleh melalui

    training yang memakan waktu beberapa bulan hingga mencapai tahunan. Selain itu, untuk

    mendapatkan sertifikasi pun dibutuhkan biaya yang tak murah.

    Rekrutmen dan Program Pelatihan SDM

    Sistem rekruitmen Citilink dilakukan secara langsung ke lembaga pendidikan penerbangan,

    Universitas Negeri/Swasta, sistem outsourcing dari penyedia tenaga kerja, dan juga sistem

    terbuka melalui media cetak/radio dan/atau dilaksanakan bekerjasama dengan penyedia

    bursa kerja (job fair).

    Dalam mengoperasikan pesawat udara dibutuhkan adanya awak pesawat dan tenaga

    pendukung yang memiliki kemampuan sesuai dengan jenis pesawat yang digunakan. Sesuai

    dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil yang berlaku di Indonesia maupun

    Internasional (Document ICAO, CASR, dan sebagainya) penggunaan awak pesawat memiliki

    batasan-batasan yang wajib untuk diikuti dan ditaati. Perusahaan selalu mendukung para

    karyawan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan dan keterampilannya.

    Untuk program pelatihan sumber daya manusia, Citilink telah mempunyai sistem dan jadwal

    yang terprogram.

    Perusahaan telah melaksanakan berbagai program pendidikan yang menekankan pada

    pengembangan kepemimpinan, pengetahuan berkomunikasi, dan pembangunan

    budaya/nilai-nilai perusahaan. Disamping itu, latihan rutin bagi para pilot, awak pesawat,

    dan teknisi terus dilaksanakan guna menyiapkan kader-kader profesional masa depan guna

    membawa Citilink ke tingkat yang lebih tinggi lagi dalam menghadapi persaingan, baik dari

    dalam maupun luar negeri.

  • 21

    Program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan

    technical skill SDM dilaksanakan oleh GITC (Garuda Indonesia Training Centre) sebagai Unit

    Learning & Development. Program dibagi ke dalam 5 kategori seperti:

    Flight Operation Training

    Technical Training

    Cabin Crew Training

    Commercial Training

    Management Training

    GITC melakukan kerjasama dengan IATA Learning Centre untuk pelatihan Airline

    Management Program, Leadership Program, dan Supervisory Training Program. Untuk

    menjamin kualitas pelatihan GITC menerapkan sistem manajemen berkualitas ISO-

    9001:2000.

    GITC memiliki beberapa simulator diantaranya A330, B737NG, dan A320. GITC juga

    menyediakan static and motion mock up untuk pesawat narrow body dan pesawat wide

    body, termasuk sliding escape dan kolam renang untuk pelatihan prosedur darurat

    (emergency procedure).

    GITC juga bekerjasama dengan penyedia simulator A320 di Malaysia (Kuala Lumpur),

    Hongkong dan lainnya. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, GITC

    memberikan pelatihan peningkatan kinerja front liner dengan pembekalan bahasa Inggris,

    Jepang, dan Mandarin.

  • 22

    Industri Penerbangan Nasional

    Di zaman yang serba modern seperti saat ini, dunia penerbangan sudah semakin sulit

    dipisahkan dari kehidupan manusia. Segala macam tujuan perjalanan di abad ke-21 ini,

    mulai dari perjalanan bisnis hingga liburan, tak terlepas dari peranan penting dunia

    penerbangan yang dinilai sebagai salah satu moda transportasi terbaik. Tak hanya itu, salah

    satu indikator kuatnya perekonomian suatu negara juga dapat dilihat dari kuatnya daya

    saing maskapai penerbangan dari negara tersebut di pasar global. Semakin baik kualitas

    pelayanan yang mampu diberikan serta makin luasnya rute perjalanan yang mampu

    dijangkau, hal itu menunjukkan peran vital negara tersebut di dunia perekonomian

    internasional.

    Sejak deregulasi sektor penerbangan tahun 1999, pasar penumpang penerbangan di

    Indonesia mencatat angka pertumbuhan yang tinggi. Bahkan, ketika sebagian besar pasar

    penerbangan dunia mengalami penurunan pada periode 2008-2009 karena krisis ekonomi

    dunia, pasar penerbangan domestik Indonesia tetap tumbuh tinggi sebesar 17%.

    Kemajuan sektor ekonomi nasional telah mendorong pertumbuhan industri penerbangan

    domestik. Terhitung selama periode 2008 hingga 2012, jumlah penumpang pesawat udara

    49 58

    72 81

    104

    37 44

    52 60

    71

    -

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    2008 2009 2010 2011 2012

    Jum

    lah

    Pe

    nu

    mp

    ang

    (Ju

    ta)

    Tahun

    Kapasitas dan Jumlah Penumpang Dalam Negeri Tahun 2008-2012

    Kapasitas/Thn Jumlah Penumpang

  • 23

    domestik Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 13% per tahun. Jumlah penumpang

    pesawat udara domestik Indonesia pada tahun 2012 mencapai 71 juta orang dan

    merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN. Jumlah penumpang domestik ini hanya sekitar

    29% dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 249.9 juta jiwa. Jumlah penumpang

    pesawat udara domestik di Indonesia sangat berpotensi untuk terus meningkat seiring

    dengan membaiknya perekonomian di Indonesia.

    Perusahaan Penerbangan Yang Bangkrut

    Waktu Maskapai

    Februari 2013 Batavia Air

    Juni 2013 Indonesian Air Transport

    November 2013 Pacific Royale

    Februari 2014 Merpati Nusantara Airlines

    Maret 2014 Sky Aviation

    Juli 2014 Tigerair Mandala

    Harapan yang semula sempat menggunung tinggi itu pun tampak mulai pudar ketika tahun

    2013 lalu sejumlah perusahaan penerbangan dalam negeri mulai bertumbangan. Berawal

    dari kejatuhan Batavia Air, yang kemudian disusul Indonesian Air Transport, Pacific Royale,

    Merpati Nusantara Airlines, Sky Aviation, dan terakhir Tigerair Mandala yang resmi

    dinyatakan mengalami kebangkrutan. Selain masalah kebangkrutan yang senantiasa

    mengintai, beberapa maskapai yang tersisa juga sebenarnya dibuat khawatir dengan

    masalah kerugian yang tak kunjung usai dari awal kuartal pertama hingga Juni 2014 lalu.

    Kinerja makro ekonomi Indonesia yang tak kunjung membaik sejak tahun 2013 dan

    ditambah kurang aktifnya peran serta pemerintah sebagai regulator semakin memperburuk

    kondisi finansial maskapai penerbangan sipil nasional yang margin keuntungannya kurang

    dari 3%. Imbas dari krisis yang dialami negara-negara di Eropa dan Amerika juga turut

    berpengaruh kepada kondisi makro ekonomi Indonesia, terutama dengan melambatnya

    ekspor dan melebarnya defisit transaksi berjalan.

  • 24

    Kinerja Industri Penerbangan Nasional

    Industri penerbangan merupakan salah satu industri dengan tingkat persaingan yang sangat

    tinggi. Untuk dapat bertahan dan memenangi persaingan di pasar, perusahaan penerbangan

    harus terus berusaha menawarkan layanan yang inovatif dan kompetitif. Persaingan yang

    terjadi sesungguhnya tampak pada produk-produk yang dihasilkan perusahaan penerbangan

    tersebut. Produk tersebut dapat dijadikan sebagai variable atau indikator untuk melihat

    tingkat kompetisi yang sedang berlangsung. Beberapa variable yang menjadi bahan

    persaingan antar perusahaan penerbangan adalah jadwal penerbangan, rute penerbangan,

    frekuensi, tingkat harga, jenis pesawat, dan pelayanan kepada penumpang.

    Competitive Landscape

    Kompetisi yang berlangsung antar maskapai ditujukan untuk mendapatkan pangsa pasar

    (market share) yang lebih besar daripada pesaingnya. Dengan mendapatkan pangsa pasar

    yang lebih besar, pendapatan (revenue) yang diperoleh akan meningkat. Sementara itu,

    disisi lain terus dilakukan upaya-upaya untuk menekan biaya pengeluaran produksi dan

    operasi seminimal mungkin, sehingga tingkat laba (profit) sebagai selisih pendapatan dan

    biaya akan meningkat. Berikut digambarkan estimasi pangsa pasar masing-masing maskapai

    di tahun 2013.

    Sumber: Citilink

    Citilink 9%

    Garuda 25%

    Batik Air 1%

    Wings Air 3%

    Lion Air 42%

    Merpati 2%

    Air Asia 5%

    Mandala 1%

    Sriwijaya Air 10%

    Others 2%

    MARKET SHARE DOMESTIC 2013

  • 25

    Secara nasional, market share terbesar masih di kuasai oleh maskapai Lion Air sebesar 42%,

    disusul Garuda Indonesia 25%, Sriwijaya Air 10%, Citilink 9%, Air Asia 5%. Maskapai lainnya

    hanya mendapatkan market share dibawah 5%.

    Pada bulan Juli 2014 jumlah frekuensi Citilink sebanyak 80 kali (160 flights), dengan rata-rata

    load factor sebesar 80%. Berikut data jumlah frekuensi masing-masing maskapai di tiap rute

    Citilink dan load factor yang dicapai Citilink pada bulan Juli 2014.

    Jumlah Frekuensi dan Load factor Citilink Bulan Juli 2014

    No. Route Daily Frequency Total Load Factor

    Citilink Garuda Lion Air Sriwijaya Batik AirAsia Wings Freq. Citilink

    1 JKT-BDJ 1 5 7 13 80%

    2 JKT-BKS 2 2 4 1 9 75%

    3 JKT-BPN 4 8 9 1 1 23 78%

    4 JKT-BTH 4 5 5 1 15 91%

    5 JKT-DJB 2 3 6 2 13 77%

    6 JKT-DPS 4 13 12 2 6 37 82%

    7 JKT-JOG 4 10 10 2 2 4 32 85%

    8 JKT-KNO 4 8 17 1 3 33 89%

    9 JKT-MLG 1 2 3 6 85%

    10 JKT-PDG 2 6 9 2 19 80%

    11 JKT-PGK 1 2 5 8 16 89%

    12 JKT-PKU 2 6 7 3 18 85%

    13 JKT-PLM 4 11 10 3 28 80%

    14 JKT-SOC 1 5 5 3 14 76%

    15 JKT-SRG 3 9 9 3 24 85%

    16 JKT-SUB 11 16 18 5 1 5 56 82%

    17 JKT-TJQ 1 1 4 6 93%

    18 JKT-UPG 2 11 12 5 3 33 75%

    19 SUB-BDJ 1 2 9 12 77%

    20 SUB-BPN 3 2 11 2 18 80%

    21 SUB-BTH 2 3 5 75%

    22 SUB-DPS 4 5 4 1 2 16 82%

    23 SUB-KOE 1 1 3 1 6 83%

    24 SUB-LOP 2 1 5 8 70%

    25 BTH-KNO 2 1 3 1 7 82%

    26 BTH-PDG 3 1 4 75%

    27 BTH-PKU 2 3 5 85%

    28 BTH-PLM 2 1 3 77%

    29 BPN-DPS 1 1 77%

    30 BPN-JOG 1 1 3 1 6 72%

    31 BPN-UPG 1 1 3 1 6 73%

    32 BDO-DPS 1 1 3 3 8 72%

    33 BDO-KNO 1 2 3 82%

    Total 80 138 199 56 10 20 0 503 80%

  • 26

    Beberapa hal penting yang dihadapi industri penerbangan nasional:

    1. Pelemahan nilai Rupiah terhadap US Dollar yang

    berkepanjangan membuat pengeluaran maskapai penerbangan sipil

    nasional untuk keperluan operasional, perawatan, leasing, serta

    asuransi pesawat menjadi bengkak karena mata uang yang digunakan

    dalam transaksi adalah USD. Hal ini jelas tak sebanding dengan

    pendapatan maskapai dalam mata uang Rupiah.

    Sumber: http://www.ozforex.com.au/forex-tools/historical-rate-tools/yearly-average-rates

    2. Anggaran harga bahan bakar avtur yang semakin tinggi dan bea masuk pembelian

    suku cadang yang lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya. Anggaran yang dikeluarkan

    oleh maskapai penerbangan tiap tahunnya untuk kebutuhan bahan bakar memakan kuota

    sebesar 45-55% dari total biaya operasional. Selain mahalnya biaya bahan bakar, maskapai

    nasional sangat terbebani dengan bea masuk pembelian suku cadang sebesar 5-12,5%

    sementara hampir semua negara ASEAN tak mengenakan bea masuk (nol persen). Harga

    bahan bakar avtur di Indonesia (Jakarta) bulan Juni 2014 adalah US$ 94.2 sen/liter (into

    plane), lebih mahal dibandingkan dengan harga di Singapura yang hanya US$ 81 sen/liter

    (into plane). Harga di bawah ini adalah harga avtur di Amerika.

    Sumber: www.indexmundi.com

    76.3

    79.3

    77.4

    76.3

    74.8

    78.2

    77.1

    78.5

    76.3 76.3

    75.8 76.1

    74.5

    75.0

    75.5

    76.0

    76.5

    77.0

    77.5

    78.0

    78.5

    79.0

    79.5

    Jet

    Fuel

    Pri

    ce (

    US

    Cen

    t/Li

    tre)

    Month

    Jet Fuel Prices Jul'13 - Jun '14

    Tahun Rata-rata kurs

    2009 Rp 10,414.55

    2010 Rp 9,086.05

    2011 Rp 8,742.72

    2012 Rp 9,370.12

    2013 Rp 10,430.27

    2014 Rp 11,692.56

  • 27

    3. Belum maksimalnya kerja para regulator di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

    (DJU) Kementerian Perhubungan. Untuk ekspansi jalur internasional, maskapai kita

    terkendala dengan posisi DJU yang belum keluar dari Community List (larangan terbang) Uni

    Eropa dan masuk di Category 2 Federal Aviation Administration Amerika Serikat (larangan

    terbang).

    4. Infrastruktur penerbangan di Indonesia yang mengalami keterlambatan dalam

    pengembangan. Peningkatan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat yang cukup besar

    per tahun tidak diiringi dengan pengembangan infrastruktur dan fasilitas bandara. Akibatnya

    kepadatan di beberapa bandara besar di Indonesia sangat terasa. Kepadatan bukan hanya

    terjadi di terminal penumpang, tetapi juga di apron dan landas pacu (runway). Pada jam-jam

    sibuk, terjadi antrian pesawat untuk take off ataupun landing. Keterbatasan infrastuktur

    dapat meningkatkan biaya operasional, terutama biaya bahan bakar.

    Sebagai gambaran pada grafik di bawah, pada 2013 silam Bandara Soekarno-Hatta

    menempati posisi 10 besar untuk bandara dengan jumlah penumpang terpadat di dunia

    yang mencapai 60,1 juta jiwa. Indonesia juga berada pada peringkat ke-1 dibandingkan

    Singapura, Bangkok, dan Kuala Lumpur untuk regional ASEAN. Semakin tinggi tingkat

    kepadatan bandara, semakin vital peran negara tersebut dalam perekonomian dunia.

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Ranking 37 22 16 12 9 10

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40Ran

    kin

    g K

    ep

    adat

    an B

    and

    ara

    Du

    nia

    Soekarno-Hatta Airport

  • 28

    4. Besarnya biaya sewa pesawat & asuransi. Hampir seluruh maskapai penerbangan

    menyewa armada pesawatnya dengan biaya sewa masing-masing pesawat tiap tahun

    berkisar antara USD 345.000 370.000 tiap bulannya. Ditambah lagi dengan biaya asuransi

    tiap pesawat sebesar USD 5,500.

    Sumber: http://www.airfinancejournal.com/Article/3099072/Aircraft-Profile-Airbus-A320-200.html#emailAFriend

    5. Pengaruh pariwisata dalam negeri. Indonesia begitu kaya akan keindahan alamnya,

    sehingga menjadikan negeri ini sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di ASEAN maupun

    di seluruh dunia. Bali, Lombok, dan Raja Ampat hanya segelintir dari beragam tempat wisata

    yang memukau di negeri ini. Perkembangan turis dari mancanegara pun senantiasa

    mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun trend positif ini mengalami penurunan

    pada tahun 2009 saat terjadi musibah gempa bumi di Sumatera Barat. Berikut adalah data

    jumlah wisatawan asing yang ke Indonesia dari tahun 2008 Mei 2014.

    Sumber: www.bps.go.id

    Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara

    (Jan-Mei) 2014 3.662.872 2013 8.802.129 2012 8.044.462

    2011 7.649.731 2010 7.002.944 2009 6.323.730 2008 6.234.497

  • 29

    Penutup

    Pada akhir pidatonya, Pak Arif meminta masukan dari para karyawan, bagaimana mengatasi

    masalah yang dihadapi agar Citilink dapat melewati fase kritis ini dengan sukses. Apa yang

    harus dilakukan Citilink agar dapat berhasil di masa depan? Strategi apa yang tepat

    dilakukan agar Citilink bisa survive, sukses bersaing dalam industri penerbangan nasional,

    dan menjadi perusahaan angkutan yang menguntungkan?