Precase DHF Fahria Aldiana

Embed Size (px)

Citation preview

STATUS PASIENI. IDENTITASA. Identitas Pasien Nama Umur Berat Badan Jenis Kelamin Agama Alamat Masuk RS Keluar RS B. Identitas Orang Tua Ayah Nama Agama Pekerjaan : Tn.Cahyadi : ISLAM : PNS Ibu Ny. Wiwin ISLAM Ibu rumah tangga : Anak kandung : An. M. Renaldi :13 tahun : 33 kg : Laki-laki : ISLAM : Jl. Suci Rt 014, Susukan. Ciracas Jakarta Timur : 01 Mei 2012 pukul 22:40 WIB : 05 Mei 2012

Hubungan dengan orang tua

II. ANAMNESISAutoanamnesis dan Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 05 Mei 2012. A. KELUHAN UTAMA Demam sejak 4 hari yang lalu B. KELUHAN TAMBAHAN Mencret sejak satu hari yang lalu sebanyak 4 kali, muntah sudah 2 kali disertai dengan batuk dan pilek.

1

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG OS datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, akral teraba dingin seperti es, mencret sudah 4 kali sejak kemarin, OS juga mengeluhkan muntah sudah 2 kali, nafsu makan menurun, serta batuk dan pilek, mimisan, gusi berdarah dan bintik-bintik kemerahan di kulit disangkal. Saat di IGD OS langsung di pasang infus RA 1 kolf di loading dan di sinari dengan lampu. Sehari setelah dirawat di RS OS mengeluh nyeri pada ulu hati hingga hari ke 4, saat ini OS sudah dirawat selama 5 hari, demam sudah tidak ada sejak hari pertama dirawat, nafsu makan mulai meningkat, mual muntah negatif, BAB 1x padat berwarna coklat dan BAK hingga 1 liter berwrna kuning. D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Penyakit Umur Alergi Penyakit Difteri Diare Umur Penyakit Umur

Penyakit Jantung Penyakit Ginjal Penyakit Darah Radang Paru Tuberkulosis Bronchitis 8 bulan

Cacingan Demam berdarah Demam Typhoid Otitis Parotitis -

12 tahunKejang 8 tahun Kecelakaan Morbili Operasi

Pasien pernah di rawat sebelumnya karena DBD ketika usia 12 tahun selama 10 hari. Riwayat alergi obat- obatan dan makanan (-)

2

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama. F. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN KEHAMILAN KELAHIRAN Morbiditas kehamilan Perawatan antenatal Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan Masa gestasi Keadaan bayi Rutin kontrol Rumah bersalin Bidan Spontan Cukup bulan (39 minggu) o Berat lahir : 3100 gr o Panjang o Lingkar kepala : 48 cm :-

o Langsung menangis : Ya o Nilai APGAR o Kelainan bawaan Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik. G. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN o Pertumbuhan gigi I : 6 bulan (Normal 5-9 bulan) o Gangguan perkembangan mental : Tidak ada o Psikomotor Tengkurap Duduk Berdiri Berjalan Bicara : 6 bulan : 7 bulan : 9 bulan : 13 bulan : 18 bulan (Normal: 6-9 bulan) (Normal: 6-9 bulan) (Normal: 9-12 bulan) (Normal: 12-18 bulan) (Normal: 12-18 bulan) ::-

Kesan: Riwayat perkembangan baik.

3

H. RIWAYAT MAKANAN Umur (bln) 0 - 2 2 - 4 4 - 6 6 - 8 8 - 10 10 - 12 ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim

Umur di atas 1 tahun Jenis makanan Nasi/pengganti Sayur Daging Telur Ikan Tahu Tempe Susu Kesulitan makan : ( - ) Kesan Frekuensi dan jumlah Sering, 3x / hr 3x / minggu Sering, 2x / hari Sering, 2x / hari Jarang, 3x / minggu Jarang, 3x / minggu Jarang, 1x / minggu Sering, 4-5 botol / hari

: Kualitas dan kuantitas makanan baik

I. RIWAYAT IMUNISASI DASAR Imunisasi dilakukan di Puskesmas Jenis Imunisasi 0 I II III IV

Hepatitis B Polio BCG DPT Campak

-

Kesan : Imunisasi tidak lengkap.

4

J. RIWAYAT PERUMAHAN DAN SANITASI Rumah pasien memiliki taman di belakang rumah, ibu pasien merasa tidak ada genangan air bersih di taman. Di kamar mandi pun tidak mengunakan bak penampung tetapi mengunakan ember yang selalu diganti airnya dan tidak ada jentik nyamuk. Selain itu air di bawah kulkas pun selalu kering dan di bersihkan. Kesan: Riwayat rumah bersih.

III. PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 05 Mei 2012 di RSUD Pasar Rebo, Pukul 11.00 WIB. Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital Tekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi Frekuensi napas Suhu Kepala Mata : : 80 x/menit : 24 x/menit : 36,5 0C Normocephali, rambut hitam merata, tidak mudah dicabut : Pupil bulat isokor Conjungtiva anemis -/Sklera ikterik -/Telinga Hidung Mulut Bibir Lidah Tenggorokan : : : : : : Bentuk normal, sekret (-), serumen (-) Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-) Trismus (-), halitosis (-), gusi tidak meradang, tidak merah dan bengkak (-) Bibir kering dan pecah- pecah (-), sianosis (-) Bercak- bercak putih pada lidah (-), tremor (-) Tonsil T1- T1 tenang, faring hiperemis (-) : Sakit ringan : Compos mentis

5

Leher Toraks Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

:

Trakea

terletak

ditengah,

KGB

tidak

teraba

membesar, kel. tiroid tidak teraba membesar

: : : :

Ictus cordis tidak terlihat Ictus cordis teraba di sela iga ke 5, linea mid clavikula sinistra. Batas jantung normal Bunyi jantung 1 & 2 reguler, bising (-)

: : : :

Bentuk dada normal, pernapasan simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-) Vokal Fremitus kanan dan kiri sama Sonor di kedua hemitoraks Suara napas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Extremitas Kulit : : : : : : Abdomen datar Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor baik Tympani di seluruh regio abdomen Bising usus (+) normal Akral hangat, oedem (-) Rash Konvalesen pada ke dua ekstremitas bawah (+), petechie (-) pada kedua lengan, pucat (-), cyanosis (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

6

LABORATORIUM HEMATOLOGI Tanggal (Mei 2012) Pukul Hb (13-16g/dl) Ht (40-48%) Leukosit (5.00010.000/UI) Trombosit (150400ribu/UI) 47.000 38.000 32.000 34.000 38.000 52.000 114.000 01 22.59 17.2 51 2.810 02 04.00 15.4 44 1.880 02 16.00 15.8 46 3.160 03 04.00 15 43 4.290 03 16.00 13.9 41 4.500 04 23.30 13.8 40 4.360 05 07.30 14.3 39 4.290

V. RESUME

7

Pasien seorang anak laki-laki berumur 13 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, akral teraba dingin, mencret sejak sehari yang lalu sebanyak 4 kali, OS juga muntah 2 kali sejak kemarin dan batuk pilek. Nafsu makan OS juga berkurang sejak demam. Mimisan, gusi berdarah dan kemerahan pada kulit disangkal Saat ini OS sudah dirawat selama 5 hari, OS mengeluh nyeri ulu hati sejak hari pertama di rawat hingga hari ke 4. Demam sudah tidak ada sejak hari pertama OS dirawat, nyeri ulu hati tidak ada setelah 4 hari OS dirawat , mual muntah negatif, nafsu makan mulai meningkat, BAB 1x bewarna coklat tidak encer, BAK hingga 1 liter kuning, dan batuh masih ada tanpa pilek. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran Tanda vital - Tekanan darah - Nadi - Suhu - Laju napas : 120/80 mmHg : 80 x/ menit : 36,5 0C : 24 x/ menit : Sakit ringan : Compos mentis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hb Ht Leukosit Trombosit : 14.3 g/dl : 39 % : 4.290 /Ul : 114.000 /Ul

VI. DIAGNOSA KERJA

8

Demam Berdarah Dengue grade IV VII. DIAGNOSA BANDING Demam Thypoid Diare

VIII.

PEMERIKSAAN ANJURAN- Widal - Rapid Diagnosis Test (RDT) - Feses Lengkap

IX.

PENATALAKSANAAN- IVFD Ringer Asering 3cc/kgBB/jam - Gelofusine 7cc/kgBB/jam - Curvit syr 2 x Cth - Imboost force 3 x Cth - Inhalasi Ventolin dan NaCl 0.9% 2 x / hari - Diit lunak - Pemeriksaan darah rutin tiap 12 jam

X. PROGNOSISAd vitam Ad fungtionam Ad sanationam : Bonam : Bonam : Bonam

XI. FOLLOW UP

9

Pemeriksaan 02 Mei 2012Keluhan

Tanggal 03 Mei 2012 Demam (-) Mual (+) Nyeri ulu Batuk Pilek (+) hati (+) Nafsu makan kurang BAB 1x warna coklat

04 Mei 2012 Demam (-) Mual (-) Batuk (+) Pilek (-) Nyeri ulu hati (+) Nafsu makan baik BAB 1x warna coklat, padat Di kedua tungkai kanankiri ada merah-merah tidak gatal Sakit Ringan Compos mentis

05 Mei 2012 Demam (-) Mual (-) Batuk (+) Pilek (-) Nyeri ulu hati (-) Nafsu makan baik BAB 1x warna coklat,padat Di kedua tungkai kanankiri ada merahmerah

Demam (-) Mual (+) Batuk Pilek (+) Nyeri ulu hati (+) Nafsu makan kurang Belum BAB

S

Keadaan umum Kesadara n Tanda vital

Sakit Sedang Compos mentis TD=120/80 mmHg Nadi = 86x /menit RR = 24 x /menit Suhu = 36,7 C Normocephali CA -/- , SI -/ KGB

Sakit Sedang Compos mentis

Sakit Ringan Compos mentis

OKepala Mata Leher Paru

TD=110/70mmHg TD = 120/80 TD = 120/80 Nadi =90 x /menit mmHg mmHg RR = 24 x Nadi = 88 x Nadi = 88 x /menit /menit /menit RR = 24 x /menit Suhu = 36,5 C RR = 20 x /menit Suhu = 35,7 C Suhu = 35,9 C Normocephali CA -/- , SI -/ Normocephali CA -/- , SI -/ Normocephali CA -/- , SI -/-

membesar Suara napas vesikuler Rh -/-, Wh -/ S1S2 reguler Murmur (-) Gallop (-)

KGB membesar Suara napas vesikuler Rh -/-, Wh -/ S1S2 reguler Murmur (-) Gallop (-)

KGB membesar Suara napas vesikuler Rh -/-, Wh -/ S1S2 reguler Murmur (-) Gallop (-)

KGB membesar Suara napas vesikuler Rh -/-, Wh -/ S1S2 reguler Murmur (-) Gallop (-)

Jantung

10

Abdomen Datar, Supel Datar, Supel Datar, Supel BU(+)N, NT(+) BU(+)N, NT(+) di BU(+)N, NT(+) di Epigastrium Epigastrium di Epigastrium Akral hangat Sianosis (-) Ptekie (-) Akral hangat Sianosis (-) Ptekie (-)

Datar, Supel BU(+)N, NT(-)

Extremit as

Akral hangat Akral hangat Sianosis (-) Sianosis (-) Ptekie (-) Ptekie (-) Ruam Ruam Konvalensens (+) Konvalensens (+) di kedua tungkai di kedua tungkai

A

Diagnosa DBD grade IV Hari ke 6 IVFD RA 150 cc/jam Gelofusine 500 cc/2 jam Curvit syr 2 x Cth Imboost force 3 x Cth Inhalasi V+NaCl 0.9% Diit lunak

DBD grade IV Hari ke 7

DBD grade IV Hari ke 8

DBD grade IV Hari ke 9

Pengoba tan

P

IVFD RA IVFD RA 150 cc/jam 90 cc/jam Gelofusine Curvit syr 2 x 500 cc/2 jam Cth Curvit syr Imboost force 2 x Cth 3 x Cth Imboost force Inhalasi 3 x Cth V+NaCl 0.9% Inhalasi Diit lunak V+NaCl 0.9% Diit lunak

PULANG

ANALISA KASUS

11

Diagnosis Berdasarkan kriteri WHO bahwa untuk menegakkan diagnosa DBD diperlukan kriteria sebagai berikut : Klinis : 1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik 2. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain ( Petekie, ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena. 3. Pembesaran hati 4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut. Laboratorium 1. Trombositopenia (20%) Dua gejala klinis dan 1 gejala laboratorium cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue Derajat I : Adanya demam tanpa perdarahan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes positif Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya. Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg), atau hipotensi, dengan disertai akral dingin dan gelisah Derajat IV : Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur

12

Berdasarkan kriteria WHO untuk mendiagnosis dan menentukan derajat penyakit infeksi DBD maka kasus ini termasuk dalam Demam Berdarah Dengue Derajat IV karena pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditemukan adanya : Demam akut (demam 4 hari) Akral dingin dan nadi yang lemah Nyeri tekan di epigastrium Adanya penurunan trombosit < 100.000/ul (trombositopenia) Adanya hemokonsentrasi Pemberian cairan ringer asering 5 ml/kgBB/jam dan gelofusine 500ml/2jam, berat badan pasien ini 33 kg, jadi diberikan cairan RA 150ml/jam , dengan jumlah tetesan 50 tetes/menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan 3 ml/kgBB/jam, yaitu 90 cc/jam, dengan jumlah tetesan 30 tetes/menit Curvit Syr berisi : Vitamin B1,vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, beta karoten, dexpantenol, curcuminoid, kalsium glukonat untuk menambah nafsu makan, stamina dan mencegah defisiensi kalsium. Imboost force berisi : Echinacea Purpurea 250 mg, Black Elderberry 400 mg, Zinc Picolinate 5 mg untuk memperbaiki daya tahan tubuh atau respon imun tubuh. Prognosis pasien pada kasus ini adalah baik sebab demam yang terjadi tidak menimbulkan perdarahan yang masif, dan hemokonsentrasi yang terjadi tidak terlalu berat, sehingga pasien tidak sampai jatuh ke keadaan syok.

Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi:

TINJAUAN PUSTAKA

13

DEMAM BERDARAH DENGUE

PENDAHULUANDemam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabakan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.5 Demam berdarah dengue disebabkan virus dengue termasuk group arbovirus dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3 atau bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Keempat jenis serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Virus DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe virus yang dominan, namun virus DEN-3 sangat berkaitam dengan kasus DBD yang berat.1 Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini tetapi merupakan vektor yang kurang berperan.2 Nyamuk aedes aegypti hidup dengan subur di belahan dunia yang memiliki iklim tropis dan subtropis seperti Asia, Afrika. Australia dan Amerika. Nyamuk aedes aygepti hidup dan berkembangbiak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak secara langsung berhubungan dengan tanah seperti : bak mandi/wc, minuman burung, air tandon, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, dll. Di

14

Indonesia nyamuk aedes aygepti tersebar luas di seluruh pelosok tanah air, baik di kota-kota maupun di desa-desa, kecuali di wilayah yang ketinggiannya lebih dari 1.000m diatas permukaan laut.1 Perkembangan hidup nyamuk aedes aygepti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih drah manusia untuk mematangkan telurnya. Kemampuan terbangnya berkisar antara 40-100 m dari tempat perkembangbiakannya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang tergantung yang ada di dalam rumah, seperti gordyn, kelambu dan baju/pakaian di kamar gelap dan lembab.1 Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim hujan, dimana terdpat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aygepti.1,5 Nyamuk aedes albopictus kurang berperan dalam menyebarkan penyakit demam berdarah jika dibandingkan dengan nyamuk aedes aygepti. Hal ini karena nyamuk aedes albopictus hidup dan berkembangbiak di kebun atau semak-semak, sehingga jarang kontak dengan manusia dibandingakan dengan nyamuk aedes aygepti yang berada di dalam dan sekitar rumah.1 Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini ditularkan oleh orang yang dalam darahnya terdapat virus dengue. Orang ini bisa menunjukkan gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit, yaitu jika mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue. Jika manusia digigit nyamuk Aedes aegypti maka virus masuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh nyamuk itu, virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Sebagian besar virus itu berada dalam kalenjar liur nyamuk. Selanjutnya pada waktu nyamuk itu mengigit orang lain, maka setelah alat tusuk nyamuk (probosis) menemukan kapiler darah, sebelum darah orang itu diisap, terlebih dahulu dikeluarkan air liur dari kalenjar liurnya agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama dengan liur nyamuk inilah, virus dengue dipindahkan ke orang lain.1

EPIDEMIOLOGI

15

Infeksi virus dengue telah berada di Indonesia sejak abad ke 18, dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijf daagse koorts) kadangkala disebut juga demam sendi (knokkel koorts).1 Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang tahun di negara kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis.6 Di Indonesia sejak pertama ditemukan penyakit DBD tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta angka kejadian DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia 4 Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan angka kematian tertinggi pada tahun 1968 awal diketemukan kasus DBD dan angka kejadian penyakit DBD tertinggi pada tahunn 1988.1,4 Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali.6 Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya dapat menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam berdarah. Nyamuk aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam rumah, juga banyak djumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Disamping nyamuk aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk aedes albopictus yang senang hidup di luar rumah, di kebun yang rindang yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibanding orang dewasa.6 Puncak kasus DBD diketahui pada musim hujan, tetapi untuk daerah perkotaan puncak kasus DBD terjadi pada permulaan musim kemarau.1

16

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks, yaitu (1) pertumbuhan penduduk, (2) urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol, (3) tidak adanyan kontrol terhadap nyamuk yang efektif di daerah endemik, dan (4) peningkatan sarana transportasi.5 Morbiditas dan moralitas demam berdarah dengue bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status imunologi penderita, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, virilensi virus dan kondisi geografi setempat.5

PATOGENESISPatogenesis DBD bermacam-macam. Ada yang menerangkan bahwa virulensi virus yang sangat berperan terhadap severity of disease. Ada juga teori peranan mediator, apoptosis, genetik, dan antibody dependent enhancement. Sebagian ahli menganut antibody dependent enhancement, di mana infeksi virus dengue yang kedua dengan serotype virus yang berbeda akan memberikan manifestasi penyakit yang lebih parah. Teori-teori ini pada akhirnya menjelaskan akan adanya gangguan hemostasis, permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma. Virus dengue membutuhkan waktu kira-kira 10 hari untuk bereproduksi. Kemudian nyamuk yang mengandung virus menggigit manusia sehat. Virus dengue akan ada untuk selamanya dalam tubuh virus sampai nyamuk mati. Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis infeksi dengue adalah hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory) dan hipotesis immune enhancement. Menurut hipotesis infeksi sekunder yang diajukan oleh Suvatte, 1977 (gambar 1), sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan terpicu, menyebabkan proliferasi dan transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi IgG antidengue. Karena bertempat di limfosit, proliferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke

17

ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa.

Gambar 1. Hipotesis infeksi sekunder

MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimptomatik, atau dapat berupa demam yang tidak jelas, demam dengue, demam berdarah dengue dengan kebocoran plasma yang mengakibatkan syok atau syndroma syok dengue (SSD).3 Masa inkubasi pada tubuh manusia sekitar 4-6 hari, timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Demam Dengue1,2,3,9 Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut : Peningkatan suhu mendadak, kadang-kadang disertai mengigil nyeri kepala muka kemerahan (flushed face)

18

-

nyeri retro-orbital fotofobia mialgia/atralgia anoreksia konstipasi nyeri perut nyeri tenggorok ruam kulit manifestasi perdarahan leukopenia jumlah trombosit umumnya normal tapi dapat dijumpai trombositopenia faktor pembekuan normal dan pemeriksaan serologi dengue positif

Laboratorium :

Demam Berdarah Dengue1,2,,3,9 Perubahan patofisiologis infeksi dengue menentukan perbedaan perjalanan penyakit antara DD dengan DBD. Perubahan patofisiologis tersebut adalah kelainan hemostasis dan perembesan plasma. Kedua kelainan tersebut dapat diketahui dengan adanya trombositopenia dan peningkatan hematokrit. Gejala klinis DBD ditandai dengan : Demam mendadak Disertai dengan muka kemerahan (facial flush) Gejala klinis lain yang menyerupai DD seperti anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi Pada beberapa pasien mengeluh nyeri tenggorokan dan pada pemeriksaan ditemukan faring hiperemis Perasaan tidak enak di epigastrium, nyeri bawah lengkung iga kanan, kadang-kadang nyeri dapat dirasakan pada seluruh perut Pada akhir fase demam jumlah lekosit menurun

19

Terdapat 4 gejala utama DBD, y aitu : 1. Demam tinggi yang mendadak 2. Tanda-tanada perdarahan 3. Hepatomegali 4. Syok Laboratorium : Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) Peningkatan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi merupakan indikator terjadinya kebocoran plasma Pemeriksaan serologi dengue + Penurunan faktor koagualsi dan fibrinolitik Pada kasus berat dijumpai disfungsi hati, dijmpai penurunan kelompok vitamin K-dependen Pemeriksaaan radiologis Pada foto dada didapatkan efusi pleura terutama hemithoraks kanan. Tetapi apabila perembesan plasma hebat dapat terjadi di kedua hemitorax.

DIAGNOSISBerdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini terpenuhi :3 1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik 2. Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut : Uji bendung positif Petekie, ekimosis, atau purpura Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau perdarahan di tempat lain Hematemesis atau melena 3. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/uL)

20

4. Terdapat minimal satu dari tanda-tanda plasma leakage (keocoran plasma) sebagai berikut : a. Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin b. Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya c. Tanda kebocoran plama seperti : efusi pleura, ascites, hipoproteinemia atau hiponatremia Sindroma Syok Dengue (SSD) Seluruh kriteria diatas untuk DBD Disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun ( 20mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue3 Derajat I : Adanya demam tanpa perdarahan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes positif Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg), atau hipotensi, dengan disertai akral dingin dan gelisah Derajat IV : Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur

PEMERIKSAAN PENUNJANGPada pemeriksaan darah ditemukan :1

21

Leukopenia pada akhir fase demam Limfositosis biasanya terlihat sebelum fase syok Hematokrit meningkat >20% (hemokonsentrasi) Trombosit 380C beri parasetamol Bila kejang beri obat antikonvulsif

Pasien tidak dapat minum Pasien muntah terus-menerus

Pasang infus NaCl 0,9%: dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Monitor gejala klinis dan laboratorium Perhatikan tanda syok Palpasi hati setiap hari Ukur diuresis setiap hari Awasi perdarahan Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Ht naik dan atau trombosit turun

Infus ganti ringer laktat (RL) (tetesan disesuaikan) Perbaikan klinis dan laboratoris

Pulang (kriteria pulang) - tidak demam selama 24 jam tanpa antiprelik - nafsu makan membaik - secara klinis tampak perbaikan - Ht stabil - tiga hari setelah syok teratasi - jumlah trombosit > 50.000/ml - tidak dijumpai distres pernapasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

Protokol 2. Tatalaksana kasus DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit

29

DBD derajat I dengan peningkatan HT 20% Ht normal Cairan awal RL / RA / NaCl 0,9% atau RLD5 / NaCl 0,9% + D5, 6-7 ml / kgBB / jam

Monitor tanda-tanda vital / nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam

Perbaikan tidak gelisah nadi kuat tekanan darah stabil diuresis cukup (12 ml/kgBB/jam) Ht turun (2 kali pemeriksaan) Tetesan dikurangi

Tidak ada perbaikan gelisah distres pernapasan frekuensi nadi naik Ht tetap tinggi/naik diuresis kurang/tidak ada

Tanda vital memburuk Ht meningkat Perbaikan

Tetesan dinaikkan

5 ml/kgBB/jam Perbaikan Sesuaikan tetesan

10-15 ml/kgBB/jam

Tanda vital tidak stabil

3 ml/kgBB/jam

Distres pernafasan Ht naik Tek. Nadi 20 mmHg

Ht turun

IVFD stop pada 24-48 jam bila tanda vital/Ht stabil dan diuresis cukup Koloid 20-30 ml/kgBB Transfusi darah segar 10 ml/kgBB

Perbaikan

Protokol 3. Tatalaksana kasus DBD derajat I dengan peningkatan hematokrit 20%

30

DBD derajat III & IV

1. Oksigenasi (berikan O2 2-4 l/menit) Oksigenasi 2. Penggantian volume (cairan kristaloid isononis) Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonis) Ringer laktat/NaC. 0,9% 0,9% Ringer laktat/NaC. 20 ml/kgBB secepatnya (bolus(bolus dalam 30 menit) 20 ml/kgBB secepatnya dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit,apakah syok teratasi? Pantau tanda vital tiap 10 menit Catat balans selama pemberian cairan intravena Syok tidak teratasi Syok teratasi Kesadaran membaik Nadi teraba kuat Tekanan nadi > 20 mmHg Tidak sesak napas/sianosis Ekstremitas hangat Diuresis cukup 2 ml/kgBB/jam Kesadaran menurun Nadi lembut/tidak teraba Tekanan nadi < 20 mmHg Distres pernapasan/sianosis Kulit dingin dan lembab Ekstreminitas dingin Periksa kadar gula darah 1. Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jam 2. Tambahkan koloid/plasma Dekstran/FPP 10-20 (max30) ml/kgBB/jam 3. Koreksi asidosis Evaluasi 1 jam

Cairan dan tetesan disesuaikan 10 ml/kgBB/jam

Evaluasi ketat Tanda vital Tanda perdarahan Diuresis Hb, Ht, trombosit Stabil dalam 24 jam Tetesan 5 ml/kgBB/jam Ht stabil dalam 2x pemeriksaan Tetesan 3 ml/kgBB/jam Syok teratasi

Syok belum teratasi Ht turun Transfusi darah segar 10 ml/kgBB diulang sesuai kebutuhan Ht tetap tinggi/naik

Infus stop tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi

Koloid 20 ml/kgBB

Protokol 4. Tatalaksana syok pada anak

31

PENCEGAHAN6Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup Terhadap nyamuk perantara yaitu - pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya Terhadap diri kita - memperkuat daya tahan tubuh - melindungi dari gigitan yamuk Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan Penyuluhan Bagi Masyarakat Sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh karena itu, dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan tempattempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan. Cara Memberantas Jentik Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur, artinya :

Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras), Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup),

32

Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).

Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk. Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek. Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)

Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

Cara Memberantas Nyamuk Dewasa Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat. Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat

Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00) Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai

33

DAFTAR PUSTAKA1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. May. 9. May. 10. Anonym. Demam Berdarah. Available from: http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=53, accessed on 06 May. Hagop A Isnar. Dengue. eMedicine. 2008. Available from: http://imedicine.com/DisplayTopic.asp?bookid=10&topic=559, accessed on 06 Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku Ajar Infeksi & World Health Organization. Demam Berdarah Dengue. Diagnosis, Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Soegijanto, S. Demam Berdarah Dengue. Tinjauan dan Temuan Soegijanto, S. Ilmu penyakit Anak Diagnosis & Penatalaksanaan. Behrman, Kliegemen, Jenson. Nelson Textbook of Pediatrics 17th Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta :2000 Shepherd SM. Dengue Fever. eMedicine. 2009. Available from:

Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2010 Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta : EGC.1997. Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Bakti Husada. 2005. Baru di Era 2003. Surabaya : Airlangga University Press. 2004. Jakarta : Salemba Medika. 2002. edition. Saunders. 2004.

http://imedicine.com/DisplayTopic.asp?bookid=6&topic=528, accessed on 06

34