20
Praktikum 4 Kelas C Ekstensi 2013 Kelompok 1 Akhmad Rijani, Ayu Januati, Christyna Marissani, Ferdi Yugis P Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) Pengertian ANC (Antenatal Care) ANC (Antenatal Care) adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Dep. Kes. R.I, 1997). Tujuan ANC: Menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan perinatal. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut : a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal. b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan. c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,

Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uploas

Citation preview

Page 1: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

Praktikum 4 Kelas C Ekstensi 2013

Kelompok 1

Akhmad Rijani, Ayu Januati, Christyna Marissani,

Ferdi Yugis P

Pemeriksaan Kehamilan Antenatal

Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)

Pengertian ANC (Antenatal Care)

ANC (Antenatal Care) adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk

menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan,

upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Dep. Kes. R.I,

1997).

Tujuan ANC: Menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan

perinatal.

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :

a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi

yang normal.

b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang

diperlukan.

c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan

ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk menghadapi kelahiran dan

kemungkinan adanya komplikasi.

Manfaat ANC (Antenatal Care)

1) Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik

maupun mental yang merugikan.

2) Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

Page 2: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

3) Ibu sanggup merawat dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya.

4) Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana

setelah kelahiran bayinya.

Frekuensi kunjungan ANC (Antenatal Care)

Frekuensi dari pemeriksaan antenatal (Dep.Kes RI, 1997) yaitu sebagai berikut :

1) Minimal 1 kali pada trimester satu (sebelum usia kehamilan umur 14 minggu)

2) Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28minggu).

3) Minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28-36 minggu/lebih dari 36 minggu.

Wawancara

Pengkajian riwayat kesehatan yang komperehensif tentang kehamilan

sebelumnya, keluarga, riwayat psikososial, riwayat budaya, pengkajian riwayat alergi,

pengkajian fisik, pengkajian diagnostik, dan pengkajian semua risiko yang mungkin

terjadi. Riwayat penggunaan obat-obatan, alkoholisme, kebiasaan merokok.

Alat pengkajian yang dapat digunakan: lembar pengkajian. Kaji usia menarke, riwayat

menstruasi, tanggal menstruasi terakhir, infertilitas, riwayat seksual,. Kaji adanya gejala

subjektif seperti: amenore, nausea, muntah (morning sickness), payudara terasa penuh

dan sensitive, sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan naik, dan perubahan

mood. Kajia adanya gejala objektif seperti: perubahan fisiologis, anatomi, peningkatan

temperature tubuh (basal body temperature), perubahan kulit, seperti stria gravidarum,

pigmentasi (kloasme, linea nigra), perubahan pada payudara, pembesaran abdomen, dan

perubahan pada rahim dan vagina. Tanda-tanda objektif lainnya seperti kontraksi Braxton

Hicks dan soufflé, ballottement, dan hasil tes kehamilan yang positif

I. Alat dan Bahan:

1. Stetoskop

2. Spigmomanometer

3. Senter

Page 3: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

4. Thermometer

5. Reflex hamer

6. Sarung tangan

7. Jelly

8. Selimut

II. Pengkajian :

1. Keadaan umum

Kaji jenis kelamin, umur, suku, status kesehatan, postur tubuh, tinggi badan, berat

badan, .tugas perkembangan, cara berpakaian, kebersihan diri, kesadaran, orientasi,

kekooperatifan, cara komunikasi, dan perilaku pasien.

Temuan normal:

Berat badan akan naik antara 6,5 – 16,5 kg rata-rata 12,5kg yang terjadi dalam kehamilan

20 minggu terakhir

2. Tanda – tanda Vital

Kaji tekanan darah , nadi, , pernapasan , dan suhu tubuh

Temuan normal:

Pada ibu hamil 32 minggu sering mengeluhkan sesak dan napas pendek karena usus-usus

yang tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang

leluasa bergerak.

Tekanan darah sistol antara 120 – 139 mmHg atau diastolik 80- 89 mmHg dapat

dikatakan sebagai prehipertensi.

Suhu basal setelah ovulasi tetap tinggi antara 37,2° sampai 37,8°

3. Kulit

Kaji warna, tekstur, suhu, kelembaban, hidrasi, dan ada tidaknya edema, keringat

berlebih, adanya hiperpigmentasi, lesi, distribusi dan tekstur bulu /rambut, konfigurasi

kuku, warna, tekstur dan kondisi, adanya clubbing finger

Page 4: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

4. Kepala

Inspeksi bentuk, ukuran, kesimetrisan, dan adanya trauma, ruam, skar . Palpasi adanya

masa, edema.

5. Mata

Inspeksi ukuran pupil, bentuk, reaktifitas, sclera ikterus, edema pupil, adanya perdarahan.

Kaji pergerakan ekstraokular, lapang pandang dan ketajaman bola mata.

6. Telinga

Inspeksi bentuk, ukuran, kesimetrisan, membrane timpani, dan kanal eksterna. Mampu

mendengar bisikan pada jarak 3meter dan pada hasil pemeriksaan Weber menunjukkan

bunyi suara terdengar sama pada kedua telinga dan hasil Rinne negative (tidak ada tuli

konduksi atau tuli sensori neural)

7. Hidung

Inspeksi bentuk dan kesimetrisan hidung, pengeluaran secret, kondisi mukosa, ada

tidaknya inflamasi, pembesaran kelenjar sinus dan adakah bau

8. Mulut dan tenggorok

Inspeksi kebersihan mulut, kondisi gigi, pemakaian gigi palsu, kelembapan bibir, mukosa

bukal dan rongga mulut, adanya eritema, edema, eksudat, penebalan kelenjar tonsil,

langit-langit mulut dan uvula, kaji reflek menelan dan adanya ulcer.

9. Leher dan kelenjar getah bening

Inspeksi pergerakan dan rentang gerak leher, deviasi trakea, palpasi adanya masa, ukuran

tiroid dan auskultasi adanya bruits pada karotis

10. Payudara

Perubahan pada payudara mulai timbul sejak minggu ke enam gestasi. Perubahan ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Sensitifitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam, puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen,

Page 5: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

berbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu menjadi lebih erektil. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit.Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif, kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar. Cairan sebelum menjadi susu, yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting susu selama trimester ketiga berupa sekresi prakolostrum yang cair, jernih, dan mengental saat kehamilan mendekati aterm disebut kolostrum (Bobak, dkk, 2004).

A. TujuanUmum : untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan

yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnyaKhusus : Mengindentifikasi ciri-ciri normal payudara pada masa antenatal

B. Persiapan- Handskun

- Cuci tangan sebelum mengentuh pasien

C. Pelaksanaan- Beritahu ibu untuk pemeriksaan payudaraInspeksi

1. ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara2. warna, adanya lesi, dan vaskularisasi payudara3. warna areola4. penonjolan atau retraksi pada payudara dan puting susu akibat adanya skar

ataupun lesi5. Inspeksi adanya rabas, ulkus, pergerakan, atau pembengkakan pada puting susu6. Inspeksi puting susu apakah tertarik kedalam, retak-retak (regaden), dan

perhatikan kalau ada cairan yang keluar dari puting susu

- Cuci tangan

- Pasang APD (handskun)

Palpasi

1. Lakukan palpasi di sekeliling puting susu untuk mengetahui adanya rabas, ataupun nyeri tekan

Page 6: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

2. Lakukan palpasi setiap payudara dengan teknik bimanual terutama untuk payudara yang berukuran besar. Caranya yaitu tekankan telapak tangan  / tiga jari tengah kepermukaan payudara pada kuadran samping atas. Lakukan palpasi dinding dada dengan gerakan memutar dari tepi menuju areola dan searah jarum jam.

3. Ulangi dari sisi bagian dalam ke arah puting payudara, untuk menemukan apakah ada benjolan.

4. Tekan puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan- Setelah selesai cuci tangan kembali.

D. KesimpulanHasil temuan pemeriksaan fisikNormal:1. Ukuran lebih besar dari sebelum kehamilan2. Payudara melingkar3. Simetris4. Tidak ada lesi, dan terjadi vaskularisasi karena dilatasi pembuluh darah5. berbentuk warna merah muda sekunder pada areola (lebih gelap)6. tidak ada lesi di puting susu dan lebih erektil7. tidak ada pembengkakan di payudara8. tidak ada rabas dan tidak ada nyeri tekan9. tidak terdapat benjolan di area payudara10. puting susu akan mengeluarkan cairan apabila ada penekanan

Page 7: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

11. Jantung

Palpasi nadi, auskultasi bunyi jantung, adanya murmur, gallop.

12. Peripheral vascular

Inspeksi distensi vena jugularis, edema, Homan sign, auskultasi adanya bruits.

13. Paru – paru

Inspeksi kesimetrisan dada saat bernapas, auskultasi adanya wheezing, crackles, ronki,

bunyi napas sama dan jelas pada kedua paru, palpasi adanya penyimpangan diafragma,

vocal fremitus.

Page 8: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

14. Abdomen

INSPEKSI

Linea nigra: garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah

tubuh, biasanya terlihat pada bulan ketiga.

Stria Gravidarum: timbul pada pertengahan kedua kehamilan akibat kerja

adenokortikosteroid, dapat dijumpai di daerah abdomen, paha, dan payudara. Terkadang

menimbulkan rasa gatal.

Distribusi rambut, kontur, dan kesimetrisan.

PALPASI

TEKNIK PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD

Persiapan Klien:

- Pendekatan pada klien dan menjelaskan tujuan pemeriksaan.

- Anjurkan klien untuk buang air kecil terlebih dahulu.

- Siapkan ruangan: privacy dan cahaya cukup.

Persiapan alat:

- Pita cm

- Jangka pengukur panggul

- Laenec

- Form pengkajian

Pelaksanaan:

- Leopold I

Tujuan: menentukan tingginya fundus uteri dan apa yang terdapat pada fundus.

1. Cuci tangan.

2. Berdiri disebelah kanan dan menghadap klien.

3. Buka pakaian atas, mengamati kondisi dinding perut, bentuk striae gravidarum, linea

alba, bentuk pusat, kontraksi, dan gerak anak.

Page 9: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

4. Dengan kedua tangan, uterus diketengahkan, sambil memberitahu agar relaks dengan

tarik nafas dalam.

5. Tentukan tinggi fundus uteri terhadap simfisis, pusat atau processus xyphoideus dan

mengukur tinggi fundus dengan pita cm.

6. Bandingkan hasil pengukuran tinggi fundus uteri dengan lamanya amenorhoe dan

besarnya kepala.

7. Pada kehamilan 4-5 bulan, menentukan ballotemen dengan cara: menempatkan kedua

tangan pada kedua sisi uterus. Lalu tangan menekan perlahan pada uterus, tangan

yang lain menekan kembali. Rasakan apakah kantung janin menyentuh tangan yang

lain dan memantul kembali dengan tangan yang satu.

8. Catat hasil pemeriksaan.

- Leopold II

Tujuan: menentukan letak punggung anak dan bagian-bagian kecil anak. Sikap klien dan

perawat sama seperti Leopold I.

1. Tempatkan kedua tangan pada sebelah kanan dan kiri uterus.

2. Cari dimana terasa adanya tahanan yang lebih besar dan rata adalah punggung anak

dan membandingkan dengan tahanan pada tangan yang sebelah lagi akan teraba

mudah di tekan, tidak rata dan merupakan bagian-bagian kecil.

3. Perhatikan apakah punggung terletak di sebelah kiri, kanan, depan, atau belakang.

Jika banyak bagian kecil yang teraba, kemungkinan punggung dibelakang atau

gemmeli. Jika tidak ada bagian kecil yang teraba, kemungkinan punggung depan.

4. Perhatikan: gerakan anak, kontraksi uterus dan respon kliensakit, tegang, takut selama

palpasi.

5. Bila palpasi tidak jelas, tanyakan kepada klien dibagian mana klien merasakan

pergerakan anak.

6. Catat hasil pemeriksaan.

Melakukan pengukuran denyut jantung anak

Tujuan: mendengarkan bunyi jantung anak.

Page 10: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

1. Tempatkan laenec atau Doppler pada tempat yang terpilih, tegak lurus pada dinding

perut. Dengan hati-hati Doppler ditekan ke dalam oleh kepala.

2. Tahan perut dengan satu tangan di sisi yang lain.

3. Periksa nadi ibu dengan tangan yang lain (DJA lebih cepat dari pada nadi ibu).

4. Dengarkan denyut jantung anak dan bunyi gerakan anak.

5. Dengarkan dan perhatikan denyut aorta dan bising uterus.

6. Hitung frekuensi denyut jantung anak dengan jam: 5 detik dihitung- 5 detik istirahat,

hitung selama 3x hasilnya dijumlah dan kalikan 4.

7. Perhatikan frekuensi dan keteraturan irama.

8. Catat hasil pemeriksaan DJA.

- Leopold III

Sikap perawat dan klien sama dengan Leopold I.

Tujuan: menentukan apa yang terdapat pada segmen bawah rahim, berapa besarnya

bagian itu, apakah bagian tersebut masih dapat digerakkan.

1. Tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan memegang bagian yang ada diatas

simfisis dengan ibu jari dan jari-jari dalam bentuk mangkok dan perlahan-lahan

digerakkan terhadap panggul.

2. Buat kesimpulan tentang letak anak.

- Leopold IV

Tujuan: menentukan berapa bagian terendah yang sudah masuk Pintu Atas Panggul

(PAP).

Sikap klien sama dengan Leopold I, lutut ditekuk sedikit, sikap perawat membelakangi

muka klien.

1. Tempatkan telapak tangan pada sisi kiri dan kanan pada segmen bawah rahim.

2. Tekan perlahan arah tegak lurus pada bidang PAP.

3. Bila kedua tangan konvergen hanya bagian kecil dari kepala turun ke PAP.

4. Bila kedua tangan sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke rongga panggul.

5. Bila kedua tangan divergen maka bagian terbesar kepala masuk rongga panggul.

6. Catat hasil pemeriksaan.

Page 12: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

Pengukuran tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan > 20minggu).

Ukuran uterus pada wanita hamil normal (bukan gemelli):

Usia kehamilan 7 minggu ukuran uterus sebesar telur ayam.

Usia kehamilan 10 minggu ukuran uterus sebesar buah jeruk.

Usia kehamilan 12 minggu ukuran uterus sebesar buah jeruk yang paling besar.

Page 13: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

15. Ekstremitas

Inspeksi adanya edema, ulcer, eritema, tremor atau deformitas pada ekstrimitas

Temuan normal: biasanya terjadi edema tungkai pada minggu akhir kehamilan

16. Genitourinary

Inspeksi area genitalia bagian luar akan adanya skar, atau lesi. Adanya hipervaskularisasi

yang menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) yang di

sebut tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.

17. Rectal

Inspeksi garis bentuk rectal, adanya hemoroid, palpasi adanya masa.

18. Muskuloskeletal

Inspeksi postur, kesimetrisan masa otot, adanya atropi otot, kelemahan, pergerakan sendi, adanya krepitus, ketidakstabilan, pembengkakan atau deviasi tulang belakangTemuan normal:

Page 14: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah untuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang akhir kehamilan.

19. Persyarafan

Kaji status mental, orientasi, memori, suasana hati, kejelasan dan komprehensi dalam

berbicara, kaji sensasi, kekuatan dan reflek superficial, inspeksi cara berjalan,

keseimbangan dan koordinasi.

20. Pemeriksaan Pelvis

Inspeksi

Eksternal: dengan pencahayaan yang baik, inspeksi kedewasaan seksual, klitoris, labia,

perineum, dan lesi. Biasanya pada orang yang pernah melahirkan sebelumnya, atau

terkena trauma, akan terdapat jaringan skar.

Internal: dengan menggunakan spekulum vagina, inspeksi posisi dan penampakan serviks

seperti warna, lesi, dan perdarahan. Normalnya serviks tidak ditemukan adanya ulcer,

massa, inflamasi, tonjolan yang terdapat didalam vagina.

Palpasi

Eksternal: sebelum menyentuh klien, perawat harus menjelaskan tindakan yang akan

dilakukan, tentang manfaatnya dan prosedurnya, dan memberikan kesempatan klien

untuk mengungkapkan perasaannya. Struktur yang dapat dilihat antara lain: meatus

urinarius, kelenjar Skene, orifisium vagina, dan kelenjar Bartholin. Untuk mengkaji

kelenjar Skene, perawat memasukkan satu jari ke dalam vagina dan “milk” area uretra.

Eksudat yang terdapat didalamnya dapat dilakukan pemeriksaan kultur. Kaji adanya

massa dan eritema.

Page 15: Praktikum IV Kel. 1 Kelas c - ANC

Daftar Pustaka

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (1996). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta: EGC.

Farrer, Helen. (1999). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC

Perry, Hockenberry, Lowdermilk, Wilson. (2010). Maternal Child Nursing Care. 4th. Ed.

Missouri: Mosby Elsevier

Swartz, Mark H. (1995). Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC

White, Lois., etc. 2011. Foundations of Maternal & Pediatric Nursing.3ed. USA:

Delmar Congage Learning

Wiknjosastro, Sp.OG, dkk.2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

.