12
81 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG ISSN 2502-8723 Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 ―Pengembangan Profesionalisme Guru Dan Dosen Indonesia‖ Malang, 07 Mei 2016 PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP PROGRAM BELAJAR BERCERITA PADA ANAK USIA DINI ANISA FAJRIANA OKTASARI Universitas Madura ABSTRAK Seorang guru dituntut mampu menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dalam pembelajaran Bercerita butuh perhatian khusus, karena bercerita merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan ditemukan banyak siswa belum mampu Bercerita dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Bercerita diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi dan menarik. Metode penelitian meliputi jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah variabel dengan memberikan suatu perlakuan atau pengkondisian terhadap sampel penelitian. Penelitian eksperimen ini termasuk kategori True Experimental (eksperimen sungguhan). Adapun rancangan (desain) penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Control Design. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tergolong tinggi dengan nilai rata-rata: 77.25. Ada pengaruh yang signifikan peggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang. Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, nht (numbered head together), program belajar bercerita, anak usia dini PENDAHULUAN Seorang guru dituntut mampu menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dalam pembelajaran bercerita butuh perhatian khusus, karena bercerita merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan ditemukan banyak siswa belum mampu bercerita dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran bercerita diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi dan menarik. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi Bercerita masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi pula pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan Sampang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bahwa penguasaan materi bercerita oleh siswa masih tergolong rendah. Banyak siswa yang kurang aktif dalam mengaplikasikan atau memberikan komentar ketika diberikan pertanyaan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan

PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT …fkip.unira.ac.id/.../2017/05/01.PRAKTIK-PEMBELAJARAN-KOOPERAT… · PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED ... (2006: E X O

  • Upload
    vuhanh

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

81

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016

―Pengembangan Profesionalisme Guru Dan Dosen Indonesia‖

Malang, 07 Mei 2016

PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED

HEAD TOGETHER) TERHADAP PROGRAM BELAJAR BERCERITA

PADA ANAK USIA DINI

ANISA FAJRIANA OKTASARI

Universitas Madura

ABSTRAK

Seorang guru dituntut mampu menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir

pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dalam pembelajaran Bercerita butuh perhatian khusus, karena bercerita

merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan

ditemukan banyak siswa belum mampu Bercerita dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran Bercerita diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi dan menarik. Metode penelitian

meliputi jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah

variabel dengan memberikan suatu perlakuan atau pengkondisian terhadap sampel penelitian. Penelitian

eksperimen ini termasuk kategori True Experimental (eksperimen sungguhan). Adapun rancangan (desain)

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Control Design. Berdasarkan hasil penelitian

di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di

Kabupaten Sampang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tergolong tinggi dengan nilai

rata-rata: 77.25. Ada pengaruh yang signifikan peggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap

prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, nht (numbered head together), program belajar bercerita, anak usia dini

PENDAHULUAN

Seorang guru dituntut mampu

menggunakan metode atau model

pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir

pembelajaran bisa tercapai dengan baik.

Dalam pembelajaran bercerita butuh

perhatian khusus, karena bercerita

merupakan salah satu mata pelajaran yang

masih dianggap sulit dipahami oleh siswa.

Hal ini terbukti dengan ditemukan banyak

siswa belum mampu bercerita dengan baik

dan benar. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran bercerita diperlukan suatu

metode mengajar yang bervariasi dan

menarik.

Kenyataan yang terjadi adalah

penguasaan siswa terhadap materi Bercerita

masih tergolong rendah jika dibanding

dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti

ini terjadi pula pada Pendidikan Anak Usia

Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Sampang. Berdasarkan hasil wawancara

peneliti dengan guru bahwa penguasaan

materi bercerita oleh siswa masih tergolong

rendah. Banyak siswa yang kurang aktif

dalam mengaplikasikan atau memberikan

komentar ketika diberikan pertanyaan oleh

guru. Hasil observasi awal yang dilakukan

oleh peneliti pada Pendidikan Anak Usia

Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan

82

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

Sampang menunjukan bahwa pembelajaran

bercerita di sekolah tersebut masih

menggunakan model pembelajaran

konvesional yakni suatu model

pembelajaran yang banyak didominasi oleh

guru, sementara siswa duduk secara pasif

menerima informasi pengetahuan dan

keterampilan. Hal ini diduga merupakan

salah satu penyebab terhambatnya

kreativitas dan kemandirian siswa.

Sejalan dengan hal tersebut, maka

dalam pembelajaran bercerita perlu adanya

perubahan dari pembelajaran berorientasi

pada guru (teacher oriented) menjadi

pembelajaran yang berorientasi pada peserta

didik (student oriented). Kondisi seperti ini

memposisikan guru hanya sebagai fasilitator

dalam pembelajaran, sehingga semua

peserta didik diajak terlibat aktif dalam

pembelajaran yang akhirnya dapat

meningkatkan ketuntasan belajar. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif

dalam proses belajar mengajar, yaitu

pembelajaran yang dapat menanamkan

kesadaran dalam diri para peserta didik

bahwa mereka bersatu dalam suatu upaya

bersama dan akan berhasil atau gagal

sebagai sebuah tim.

Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan peran siswa secara aktif adalah

model pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif sangat cocok

diterapkan pada pembelajaran bercerita

karena dalam mempelajari bercerita tidak

cukup hanya mengetahui dan menghafal

konsep-konsep bercerita tetapi juga

dibutuhkan suatu pemahaman serta

kemampuan menyelesaikan persoalan

dengan baik. Berdasarkan uraian di atas,

maka penulis termotivasi untuk mengadakan

penelitian pada Pendidikan Anak Usia Dini

dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Sampang dengan judul: “Praktik

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Head Together) terhadap

Program Belajar Bercerita pada Anak Usia

Dini.‖

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengertian dan latar

belakang masalah di atas, maka tersusun

rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Praktik Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT (Numbered Head Together)

terhadap Program Belajar Bercerita pada

Anak Usia Dini?‖

2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk

mengetahui ―Praktik Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head

Together) terhadap Program Belajar

Bercerita pada Anak Usia Dini.‖

3. Manfaat Penelitian

1. Bagi lembaga pendidikan (sekolah)

Sebagai bahan pertimbangan dan

informasi dalam memperhatikan

83

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

keberadaan suatu model pembelajaran

demi mencapai tujuan pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Sebagai informasi mengenai

pembelajaran bercerita serta bisa

dijadikan pertimbangan guru

dalam menentukan model

pembelajaran, dan termotivasi

agar menerapkan model

pembelajaran yang sesuai

dengan materi, sehingga dapat

menambah daya tarik peserta

didik dalam belajar bercerita.

b. Dapat dijadikan pedoman bagi

guru dalam mewujudkan

kegiatan pembelajaran yang

efektif dan efisien sehingga

menumbuhkan aktivitas dan

minat belajar peserta didik serta

tujuan prestasi belajar bercerita

bisa tercapai dengan optimal.

3. Bagi siswa

Dapat meningkatkan ketuntasan

belajar dan dapat membantu siswa menjadi

peserta didik yang lebih aktif.

4. Bagi peneliti

Sebagai wacana untuk meningkatkan

pengatahuan dan keterampilan mengajar

serta mengembangkan wawasan berfikir.

METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan

terhadap sejumlah variabel dengan

memberikan suatu perlakuan atau

pengkondisian terhadap sampel penelitian.

Penelitian eksperimen ini termasuk kategori

True Experimental (eksperimen sungguhan).

Adapun rancangan (desain) penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Post-

test Only Control Design.

Dalam desain penelitian Post-test Only

Control Design ini, terdapat dua kelompok

yang masing-masing dipilih secara random

(R). Kelompok yang diberi perlakuan

(treatment) disebut kelas eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan

disebut kelas kontrol (Sugiyono, 2009: 76).

Bentuk desain (rancangan) penelitian

Post-test Only Control Design ini terlihat

dari tabel berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Adaptasi dari Arikunto (2006: 87 ;

Sugiyono (2009: 76)

Keterangan: O1 : Post-test pada kelompok eksperimen

O2 : Post-test pada kelompok kontrol

X : Perlakuan, yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

E : Kelompok eksperimen (kelas yang diberi perlakukan)

K : Kelompok kontrol (kelas yang tidak diberi perlakukan)

R : Randomisasi kelas sebagai sampel atas populasi

A. Deskripsi Populasi dan Penentuan

Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok besar

subyek penelitian. Menurut Arikunto (2006:

E X O1

R

K O2

84

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

130), populasi adalah keseluruhan dari

subjek penelitian.

Adapun populasi yang dijadikan objek

penelitian adalah Siswa Taman Kanak-

Kanak Nurul Amin Kabupaten Sampang

sejumlah 15 siswa.

Alasan memilih populasi tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Siswa tersebut perlu

mendapatkan perhatian,

pembinaan, dan pendampingan.

Penelitian ini sebagai upaya

perhatian, pembinaan, dan

pendampingan untuk kemajuan.

2. Penentuan Sampel

Dalam suatu penelitian ilmiah, sampel

merupakan wakil sekelompok dari suatu

populasi, artinya dalam menentukan sampel

harus mencerminkan wujud dari suatu

populasi.

Sugiyono (2009: 81) mengatakan

bahwa: ‖sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.‖

Untuk menentukan sampel, maka

teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik Proportional Random

Sampling, yaitu pengambilan subyek dari

setiap strata atau wilayah ditentukan

seimbang atau sebanding dengan banyaknya

subyek dalam masing-masing strata atau

wilayah (Arikunto, 2006: 139).

Adapun besar sampel dalam penelitian

ini adalah 5 orang siswa atau 20 % dari

populasi yang dianggap dapat mewakili

keseluruhan siswa di salah satu Taman

Kanak-Kanak (Nurul Amin) Kabupaten

Sampang yang berjumlah sebanyak 25

siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang dipakai adalah

metode tes, yaitu berupa naskah

soal/instrumen post test, metode interview

(wawancara), dan dokumentasi.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Metode tes ini berupa post test (tes

akhir pelajaran) digunakan untuk

memperoleh informasi tentang kemampuan

belajar siswa (perkembangan motorik halus)

baik di kelas eksperimen maupun di kelas

kontrol.

2. Interview (wawancara)

Wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak terstruktur dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to

face) maupun dengan menggunakan telepon.

Dalam penelitian ini teknik wawancara

dilakukan melalui tatap muka dengan

kepala, guru pengajar, dan siswa Taman

Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.

85

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

Agar hasil wawancara dapat terekam

dengan baik, dan peneliti memiliki bukti

telah melakukan wawancara kepada

informan atau sumber data, maka diperlukan

bantuan alat-alat wawancara, misalnya buku

catatan, tape recorder, dan kamera. Dalam

pelaksanaan digunakan buku catatan

sebagai alat wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prestasi, notulen rapat, leger, agenda, dan

sebagainya (Arikunto, 2006: 206).

Metode dokumentasi dalam penelitian

ini digunakan untuk mengumpulkan data

sekolah, baik yang bersifat umum maupun

yang bersifat khusus.

4. Metode Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan menguji hipotesis yang

diajukan yaitu menguji perbedaan mean

kemampuan hasil belajar (post-test) berupa

kemampuan motorik halus dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sehingga

akan diketahui ada tidaknya pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap

prestasi belajar (hasil belajar) Bercerita

maka akan mengunakan uji-t (t-test) dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

1x

: Nilai rata-rata hasil Post-test pada kelompok eksperimen

2x : Nilai rata-rata hasil Post-test pada kelompok kontrol

2

1s

: Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) eksperimen

2

2s : Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) kontrol

1n

: Jumlah sampel kelompok (kelas) eksperimen

2n : Jumlah sampel kelompok (kelas) kontrol

t : Nilai koefisien t-test

dk : Derajat kebebasan (kriteria pengujian hipotesis terhadap ttabel)

C. ANALISIS DATA

1. Penyajian Data

1.1 Tahap Penyajian

Setelah data yang diperoleh mulai dari

pembukaan sampai penutupan, langkah

berikutnya data tersebut disajikan dalam

bentuk tabel. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan analisis.

Tabel yang akan dipaparkan meliputi

tabel 4.1 adalah berupa hasil perolehan

sampel penelitian untuk kelompok

eksperimen (X1) sebanyak 20 siswa Taman

Kanak-Kanak Sampang yang diacak dengan

teknik proportional random sampling. Tabel

4.2 adalah berupa hasil perolehan sampel

penelitian untuk kelompok kontrol (X2)

sebanyak 20 siswa dari salah satu Taman

Kanak-Kanak Sampang yang diacak dengan

teknik proportional random sampling. Tabel

4.3 adalah Daftar Nama dan Nilai Hasil Post

Tes (Prestasi Belajar) kelompok eksperimen

dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. Tabel 4.4 adalah daftar

nama dan nilai hasil post tes (prestasi

belajar) kelompok kontrol tanpa

menggunakan model pembelajaran

221 nndk

2

2

2

1

2

1

21 )(

n

s

n

s

xxt

(Sugiyono, 2009: 197)

86

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

kooperatif tipe NHT. Tabel 4.5 adalah

kategori rata-rata nilai prestasi belajar siswa

Taman Kanak-Kanak di Kabupaten

Sampang. Tabel 4.6 adalah daftar

perhitungan standar deviasi dan varians

untuk kelompok eksprimen dan kelompok

kontrol siswa Taman Kanak-Kanak

Kabupaten Sampang. Tabel 4.7

perbandingan nilai t hitung dengan nilai t

tabel.Tabel-tabel tersebut akan dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Nama Sampel Kelompok

Eksperimen

NO.

KELOMPOK EKSPERIMEN

(X1)

KELAS

1 ACH. RIVAL SARYADI B

2 FAISAL AKBAR B

3 M. RIZAL SUHADA‘ B

4 ZILFIATUS SHOLEHAH. B

5 INTAN NUR SAFITRI B

6 MEGA NUR ADINDA

NUFITASARI B

7 NADYA NUR JIHAN B

8 NAWAL ABIL PUTRI B

9 BILAL EMIRALDI ISLAMI B

10 ZAKIYA NABILAUL ANAM B

11 AISYAH FAISOL B

12 MOH. ILHAM B

13 FATMATUS ZAHRAH B

14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ

R.S. B

15 MOH. INSAN NURIS

DEWANGGA B

16 MOHAMMAD TIRMIDI

EFENDI B

17 ABDIL FITRA ARIFIN

MAULANA B

18 NURIS AMDITA

PRATITASWARI B

19 BERI ALFIAN B

20 AMELIATUS SOLIHAH B

Sumber: Dokumentasi Taman Kanak-Kanak Nurul

AminKabupaten Sampang 2014, diacak

Tabel 4.2 Daftar Nama Sampel Kelompok Kontrol

NO.

KELOMPOK KONTROL

(X2)

KELAS

1 ACH. RIVAL SARYADI B

2 FAISAL AKBAR B

3 M. RIZAL SUHADA‘ B

4 ZILFIATUS SHOLEHAH. B

5 INTAN NUR SAFITRI B

6 MEGA NUR ADINDA

NUFITASARI B

7 NADYA NUR JIHAN B

8 NAWAL ABIL PUTRI B

9 BILAL EMIRALDI ISLAMI B

10 ZAKIYA NABILA B

11 AISYAH FAISOL B

12 MOH. ILHAM B

13 FATMATUS ZAHRAH B

14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. B

15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA B

16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI B

17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA B

18 NURIS AMDITA PRATITASWARI B

87

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

19 BERI ALFIAN B

20 AMELIATUS SOLIHAH B

Sumber: Dokumentasi Taman

Kanak-Kanak Nurul Amin

Kabupaten Sampang 2014, diacak

Selanjutnya setelah penyajian tabel-

tabel di atas, maka akan disajikan tabel nilai

post-test masing-masing kelompok, baik

nilai kelompok eksperimen maupun nilai

kelompok kontrol. Hal ini bertujuan agar

bisa diketahui nilai prestasi masing-masing

siswa dari kedua kelompok tersebut. Adapun

tabel-tabel yang akan disajikan tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Post Tes

(Prestasi Belajar) Kelompok

Eksperimen dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif

tipe NHT

NO.

KELOMPOK EKSPERIMEN

(X1)

SKOR X1

1 ACH. RIVAL SARYADI 80

2 FAISAL AKBAR 82

3 M. RIZAL SUHADA‘ 86

4 ZILFIATUS SHOLEHAH. 86

5 INTAN NUR SAFITRI 60

6 MEGA NUR ADINDA

NUFITASARI 80

7 NADYA NUR JIHAN 74

8 NAWAL ABIL PUTRI 84

9 BILAL EMIRALDI ISLAMI 86

10 ZAKIYA NABILAUL ANAM 84

11 AISYAH FAISOL 76

12 MOH. ILHAM 80

13 FATMATUS ZAHRAH 74

14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. 77

15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA 74

16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI 79

17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA 65

18 NURIS AMDITA PRATITASWARI 78

19 BERI ALFIAN 70

20 AMELIATUS SOLIHAH 70

JUMLAH 1.545

NILAI RATA-RATA X1 77.25

Sumber: Dokumentasi hasil pot-test

kelompok eksperimen

Tabel 4.4 Daftar Nama dan Nilai Hasil

Post Tes (Prestasi Belajar)

Kelompok Kontrol Tanpa

Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT

NO.

KELOMPOK KONTROL

(X2)

SKOR

X2

1 ACH. RIVAL SARYADI 65

2 FAISAL AKBAR 54

3 M. RIZAL SUHADA‘ 70

4 ZILFIATUS SHOLEHAH. 60

5 INTAN NUR SAFITRI 59

6 MEGA NUR ADINDA

NUFITASARI 64

7 NADYA NUR JIHAN 83

8 NAWAL ABIL PUTRI 60

9 BILAL EMIRALDI ISLAMI 60

10 ZAKIYA NABILAUL ANAM 64

11 AISYAH FAISOL 59

88

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

12 MOH. ILHAM 60

13 FATMATUS ZAHRAH 70

14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. 54

15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA 73

16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI 60

17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA 70

18 NURIS AMDITA PRATITASWARI 70

19 BERI ALFIAN 80

20 AMELIATUS SOLIHAH 60

JUMLAH 1.295

NILAI RATA-RATA X2 64.75

Sumber: Dokumentasi hasil pot-test

kelompok kontrol

Berdasarkan kedua tabel di atas, maka

dapat diketahui bahwa nilai prestasi belajar

Bercerita siswa dalam kelompok eksperimen

tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai

rata-rata 77,25, sedangkan nilai prestasi

belajar Bercerita siswa dalam kelompok

kontrol tergolong dalam kategori rendah

dengan nilai rata-rata 64,75. Hal ini dapat

dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.5 Kategori Rata-Rata Nilai Prestasi

Belajar Siswa Kelas B Semester I Taman

Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.

PRESTASI BELAJAR

(KATEGORI) NILAI

FREKUENSI ( F )

X1 X2

TINGGI 76 – 95 14 2

SEDANG 66 – 75 5 5

RENDAH 56 – 65 1 11

SANGAT RENDAH 45 – 55 0 2

JUMLAH 20 20

RATA-RATA NILAI 77.25 64.75

Sumber: Dokumentasi Taman

Kanak-Kanak Kabupaten Sampang.

2. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya dan seberapa besar

pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT terhadap prestasi

belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak

Kabupaten Sampang. Dalam penelitian ini,

data yang dianalisis bersifat kuantitatif yaitu

data berbentuk angka-angka sebagaimana

telah dipaparkan dalam beberapa tabel di

atas.

Untuk menganalisis data tersebut digunakan

rumus t-test sampel related sebagaimana

berikut:

Keterangan:

1X

: Nilai rata-rata hasilPost-test pada kelompok eksperimen

2x :

Nilai rata-rata hasilPost-test pada kelompok kontrol

2

1s

: Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) eksperimen

2

2s :

Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) kontrol

1n

: Jumlah sampel kelompok (kelas) eksperimen

2n :

Jumlah sampel kelompok (kelas) kontrol

t : Nilai koefisien t-test

dk : Derajat kebebasan (kriteria pengujian hipotesis terhadap ttabel)

221 nndk

2

2

2

1

2

1

21 )(

n

s

n

s

XXt

(Sugiyono, 2009:

197)

89

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

Tabel 4.6 Daftar Perhitungan Standar

Deviasi dan Varians Untuk

Kelompok Eksprimen dan

Kelompok Kontrol Siswa

Taman Kanak-Kanak Nurul

Amin Kabupaten Sampang

No

.

Skor

1X

1x

(

1X-

1X)

2

1x

Skor

2X

2x

(

2X-

2X)

2

2x

1 80 2.75 7.5625 65 0.25 0.0625

2 82 4.75 22.5625 54 -

10.75

115.562

5

3 86 8.75 76.5625 70 5.25 27.5625

4 86 8.75 76.5625 60 -4.75 22.5625

5 60

-

17.2

5

297.562

5 59 -5.75 33.0625

6 80 2.75 7.5625 64 -0.75 0.5625

7 74 -3.25 10.5625 83 18.25 333.062

5

8 84 6.75 45.5625 60 -4.75 22.5625

9 86 8.75 76.5625 60 -4.75 22.5625

10 84 6.75 45.5625 64 -0.75 0.5625

11 76 -1.25 1.5625 59 -5.75 33.0625

12 80 2.75 7.5625 60 -4.75 22.5625

13 74 -3.25 10.5625 70 5.25 27.5625

14 77 -0.25 0.0625 54 -

10.75

115.562

5

15 74 -3.25 10.5625 73 8.25 68.0625

Lanjutan Tabel 4.6

No.

Skor

1X

1x

( 1X -

1X )

2

1x

Skor

2X

2x

(

2X-

2X)

2

2x

16 79 1.75 3.062

5 60 -4.75 22.5625

17 65 -12.25 150.0

625 70 5.25 27.5625

18 78 0.75 0.562

5 70 5.25 27.5625

19 70 -7.25 52.56

25 80 15.25

232.562

5

20 70 -7.25 52.56

25 60 -4.75 22.5625

Juml

ah 1.545 0

955,7

5 1.295 0 1.177,75

Keterangan 1. Jumlah kelompok eksprimen (X1) = 20

2. Jumlah deviasi ( 1x ) = 0

3. Mean X1 (M X1) =

4. Jumlah 2

1x = 955.75

5. Jumlah kelompok kontrol (X2) = 20

6. Jumlah deviasi (2x ) = 0

7. Mean X2 (M X2) =

8. Jumlah 2

2x = 1.177,75

3. Uji Hipotesis

Untuk mencari nilai distribusi t

dari kedua kelompok, maka langkah

selanjutnya memasukkan nilai post-test

ke dalam rumus t (t-test), yaitu:

Sebelum memasukkan nilai post-

test ke dalam rumus t, terlebih dahulu

akan ditentukan nilai varians 1 (2

1S )

N

X 1 25,7720

545.1

N

X 2 75,6420

295.1

221 nndk

2

2

2

1

2

1

21 )(

n

s

n

s

XXt

(Sugiyono,

2009: 273)

90

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

dan varians 2 (2

2S ) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

1

)( 2

112

1

N

XXS

1

)( 2

222

2

N

XXS

(Syah, 2009: 81-82)

120

75,9552

1

S

19

75,9552

1

S

3026315789,502

1 S

303,502

1 S (hasil

pembulatan)

120

1.177,752

2

S

19

1.177,752

2

S

2

2S = 61.9868421053

2

2S = 61.987 (hasil

pembulatan)

Dari perhitungan di atas,

diperoleh nilai varians 1 (2

1S ) sebanyak

50,303, dan nilai varians 2 (2

2S )

sebanyak 61.987. Jadi, perolehan angka

bila dihitung brdasarkan rumus t (t-test)

sebagai berikut:

2

2

2

1

2

1

21 )(

n

S

n

S

XXt

20

61,987

20

50,303

64,7577,25

t

09935,351515,2

5,12

t

6145,5

5,12t

83694936167,2

5,12t

t 5,27538876301

t = 5,275 (hasil pembulatan)

dengan dk = 1n + 2n -2= 20+20-2=38

Nilai thitung yang diperoleh adalah

5,275, jika dibandingkan dengan nilai ttabel

dengan derajat bebas (dk.= 1n + 2n -2= dk.=

20+20 – 2=38) pada taraf signifikansi 5%

atau = 0,05 adalah 1,684 dan pada taraf

signifikansi 1% atau = 0,01 adalah 2,423.

Hal ini bisa di lihat dari tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai t Hitung

dengan Nilai t Tabel

dk.

(n1+

n2 -

2)

Nilai

t

hitung

Nilai ttabel

Taraf Signifikansi

5% 1%

38 5,275 1,684 2,423

Sumber: Dari hasil penghitungan

Dengan demikian maka nilai thitung =

5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau

thitung > ttabel pada taraf signifikansi 5%. Hal

ini ternyata juga thitung = 5,275 lebih besar

dari ttabel = 2,423 atau thitung > ttabel pada taraf

signifikansi 1%.

Hal tersebut berarti hipotesis nihil (Ho)

yang berbunyi: ‖Tidak ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT

terhadap prestasi belajar Bercerita siswa

Taman Kanak-Kanak Kabupaten Sampang‖,

ditolak.

Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang

berbunyi: ‖Ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap

praktik belajar Bercerita Kabupaten

Sampang‖, diterima.

91

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

4. Interpretasi

Berdasarkan dari hasil analisis data

yang telah diuraikan di atas diperoleh hasil

uji hipotesis dengan t-test bahwa nilai thitung

= 5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau

thitung > ttabel lebih besar dari taraf

signifikansi 5%. Hal ini ternyata juga thitung =

5,275 lebih besar dari ttabel = 2,423 atau

thitung > ttabel lebih besar dari taraf

signifikansi 1%. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa hipotesis kerja (Ha) yang

diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal

ini dapat diinterpretasikan bahwa ada

pengaruh positif dan signifikan atas

penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT terhadap peningkatan prestasi

belajar mata pelajaran Bercerita.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat prestasi belajar bercerita siswa

Taman Kanak-Kanak Nurul Amin

Kabupaten Sampang dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT tergolong tinggi

dengan nilai rata-rata: 77.25.

2. Ada pengaruh yang signifikan

peggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT terhadap prestasi

belajar Bercerita siswa Taman Kanak-

Kanak Nurul Amin Kabupaten

Sampang.

Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan t-test yang diperoleh nilai thitung =

5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau

thitung > ttabel lebih besar dari taraf

signifikansi 5%, dan ternyata thitung = 5,275

juga lebih besar dari ttabel = 2,423 atau thitung

> ttabel lebih besar dari taraf signifikansi 1%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dalam

penelitian ini diterima dan hepotesis kerja

(Ho) ditolak.

Dengan digunakan model

pembelajaran dalam proses pembelajaran

secara tepat, maka dapat diatasi sikap pasif

peserta didik. Dalam hal ini, model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berguna

untuk menimbulkan kegairahan belajar,

memungkinkan interaksi yang lebih antar

sesama siswa sehingga membantu

meningkatkan prestasi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2012). Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT) (Online),

http://blog.tp.ac.id. (diakses tanggal 19

Pebruari 2012)

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

HS, Widjono. (2007). BERCERITA Mata

Kuliah Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi. Jakarta: PT.

Grasindo.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran

Kooperatif. Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya.

Mulyasa, Enco. (2004). Implementasi

Kurikulum 2004 – Panduan

92

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

ISSN 2502-8723

Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan

Kemampuan Awal dalam Kegiatan

Pembelajaran. Jakarta:Delia Press

Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran

Kooperatif. Jawa Timur: Depdiknas

Dirjen Dikwen LPMP.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003).

Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya dalam KBK. Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malang.

Purwanto. M. Ngalim. (2000). Psikologi

Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada

Media Group.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative

Learning: Cara Efektif dan

Menyenangkan Pacu Prestasi Seluruh

Peserta Didik. Terjemahan oleh

Narulita Yusron. Bandung: Nusa

Media.

Sugiyanto. (2010). Model-Model

Pembelajaran Inovatif. Kadipiro

Surakarta:Yuma Pustaka

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta

Syah, Darwyan Dkk. (2009). Pengantar

Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung

Persada Press