96
PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH (Studi Kasus di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam) SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum(SH) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah Oleh: Rozi Asandi Nim. 1217046 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUAMALAH) FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN 1442 H/ 2021 M

PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT

DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH (Studi Kasus di Nagari

Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum(SH) Pada

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syari’ah

Oleh:

Rozi Asandi

Nim. 1217046

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

(MUAMALAH) FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA

ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TAHUN 1442 H/ 2021 M

Page 2: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN

KELAPA SAWIT DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH (Studi Kasus di

Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam”. yang disusun

oleh ROZI ASANDI NIM 1217046, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

(muamalah) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi telah

dilakukan bimbingan secara maksimal dan untuk selanjutnya disetujui untuk

diajukan ke sidang munaqasah skripsi.

Bukittinggi 1 Juli 2021

Dosen Pembimbing

Dr. Aidil Alfin M. Ag

NIP.197205201999031007

Mengetahui

Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

(Muamalah)

Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi

Dr. Beni Firdaus S. Hi, MA

NIP.1979071420011005

Page 3: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rozi Asandi

NIM : 1217046

Tempat / Tanggal Lahir : Agam, 01 Agustus 1997

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Syariah

Judul Skripsi : Praktek Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit

Ditinjau Dari Fiqh Muamalah (Studi Kasus Di

Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari

Kabupten Agam).

Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa karya ilmiah (Skripsi) penulis

dengan judul diatas adalah benar asli karya penulis, apabila di kemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses

sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan dicopot hingga batas waktu yang

tidak ditentukan. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya untuk

dipergunakan sebagimana mestinya.

Bukittinggi, 1 Juli 2021

yang menyatakan

Rozi Asandi

NIM. 1217.046

Page 4: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

iii

ABSTRAK

skripsi ini berjudul: “Praktek Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit

Ditinjau Dari Fiqh Muamalah (Studi Kasus Di Nagari Bawan Kecamatan

Ampek Nagari Kabupaten Agam)”, skripsi ini ditulis oleh Rozi Asandi, Nim

1217046, Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi 1442 H/ 2021 M. Maksud dari judul ini adalah

bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktek sewa-menyewa kebun kelapa

sawit di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam serta

bagaimana praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit di Nagari Bawan ditinjau

dari Fiqh Muamlah.

Latar Belakang penulis melakukan penelitian ini adalah melihat masalah

praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit yang dilakukan sebagian masyarakat di

Nagari bawan tidak sesuai dengan prinsip Sewa-menyewa dalam Islam yang mana

sewa-menyewa yang dilakukan sebagian masyarakat Nagari bawan bahwa yang

dijadikan objek Sewa adalah kebun dan buah kelapa sawit, maka dari itu penulis

tertarik untuk meneliti sesuai dengan judul diatas.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yang bersifat

kualitatif. dikatakan bersifat kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak

kualitatif, diukur dengan menggunakan alat-alat ukur yang sesuai dengan jenis

penelitian kualitatif. sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara

dengan beberapa pemilik kebun dan penyewa kebun kelapa sawit yang ada di

Nagari bawan. Dalam mengumpulkan data lapangan, metode yang penulis gunakan

adalah melalui observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber. setelah

semua data dan informasi terkumpul melalui wawancara, maka selanjutnya data

tersebut dianalisa dengan mengunakan metode Analisa kualitatif.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa praktek sewa-menyewa

kebun kelapa sawit di Nagari bawan kecamatan Ampek Nagari tidak sesuai prinsip

syariat islam. karena menurut persepsi penyewa kebun kelapa sawit di Nagari

bawan, boleh dilakukan, mereka beragapan sewa-menyewa tersebut dilakukan atas

dasar kemauan mereka sendiri (keridhoan kedua belah pihak) tanpa paksaan.

Adapun dalam pelaksanaannya sewa-menyewa kebun kelapa sawit di

Nagari bawan belum memenuhi syarat sah sewa-menyewa, karena yang dijadikan

objek sewa adalah kebun dan buah kelapa sawit untuk diambil buahnya. didalam

islam sewa-menyewa hanya boleh mengambil manfaat bukan mengambil hasilnya.

dalam pandangan fiqh muamalah tidak dibolehkan sewa-menyewa seperti ini, dan

ulama fiqh pun melarang sewa-menyewa kebun untuk diambil buahnya.

Page 5: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatnya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. sholawat beserta

salam disampaikan agar tercurah buat Nabi Muhammad SAW. penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Bukitinggi.

Penghargaan dan cinta terbesar penulis tunjukan kepada Ayahanda Mansur

dan Ibunda Syamsimar (almh), yang telah memberikan cinta kasih, mengasuh,

mendidik, dan memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita penulis. hal ini juga

penulis sampaikan kepada Ayunda Yusni, Ayunda Dewi, kakanda Doni, Kakanda

Roja, Ayunda Vera, Kakanda Novi, Kakanda Jufri, Ayunda Elvi Dan Adinda Naila

yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan Pendidikan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkulihan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida,

M.Hum beserta bapak wakil Rektor, Bapak Dr. Asyari, M.Si, bapak Dr. Novi

Hendri M.Ag, dan bapak Dr. Miswardi M.Hum yang telah memberikan fasilitas

kepada penulis selama menjalani Pendidikan di IAIN Bukittinggi.

2. Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, bapak

Dr. Ismail Novel M.Ag, beserta bapak-bapak wakil Dekan bapak Dr. Nofiardi,

Page 6: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

v

M.Ag, Bapak Dr. busyro, M.Ag, bapak Fajrul wadi,S.Ag, M,Hum, serta ketua

program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), bapak Dr. Beni Firdaus,

S.Hi, MA,

3. Pembimbing skripsi penulis, bapak Dr. Aidil Alfin, M.Ag, yang telah

menyediakan waktu , tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

penyesunan skripsi ini.

4. Pimpinan beserta staf Perpustakaan yang telah mengizinkan penulis untuk

mengakses buku-buku dan referensi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. tidak lupa penulis juga mengucapakan terima kasih kepada

bapak Wali Nagari Bawan, beserta staf dan seluruh masyarakat Nagari Bawan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian disana.

5. Seluruh pihak yang telah membantu, baik moril maupun materil, teman-teman

kuliah yang seperjuangan, dan siapa saja yang telah ikut andil dalam

penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT, tuhan yang maha pengasih,

berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga

skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya

dalam bidang hukum ekonomi Syariah (muamalah),

Bukittinggi, 1 Juli 2020

Penulis

Rozi Asandi

NIM.1217046

Page 7: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGGUJI ................................................ ii

PERNYATAAN ORISALITAS .......................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1

B. Rumusan Masalah….……………………………………………...7

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….....8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………..8

E. Penjelasan Judul…………………………………………………...8

F. Tinjauan Pustaka ………………………………………………...10

G. Metode Penelitian………………………………………………..12

H. Sistematika Penulisan……………………………………………15

BAB II KONSEP IJARAH DALAM ISLAM………………………………17

A. Pengertian Ijarah (Sewa-Menyewa) ……………………………..17

Page 8: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

vii

B. Dasar Hukum Ijarah (Sewa-Menyewa) ………………………….19

C. Rukun Dan Syarat Ijarah (Sewa-Menyewa) …………………….24

D. Macam-Macam Ijarah (Sewa-Menyewa)………………………..38

E. Berakhirnya Akad Ijarah…………………………………………43

F. Manfaat Dan Hikmah Ijarah (Sewa-Menyewa) …………………46

BAB III PANDANGAN FIQH MUAMALAH TERHADAP SEWA

MENYEWA KELAPA SAWIT DI NAGARI BAWAN………….49

A. Monografi Nagari Bawan……………………………………….49

B. Pelaksanaan sewa-menyewa kebun Kelapa Sawit diNagari Bawan

Kec.Ampek Nagari Kab.agam………………………………….59

C. Persepsi Masyarakat Terhadap Sewa Menyewa Kebun Kelapa

Sawit DiNagari Bawan…………………………………………66

D. sewe-menyewa kebun kelapa sawit ditinjau dari fiqh muamalah..67

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………70

A. Kesimpulan………………………………………………………70

B. Kritik dan Saran-saran……………………………………………70

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah sebuah Agama rahmat dari Allah, sejak diturunkan

ditengah-tengah umat, Islam telah mengatur tentang hukum-hukum baik

yang berhubungan dengan manusia dengan Allah maupun manusia dengan

manusia seperti interaksi sosial, (Muamalah).

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara

satu dengan lainnya, dari interaksi tersebut maka timbulah hubungan timbal

balik dan akan tercapai sebuah tatanan kehidupan komplit akan memerlukan

aturan Hukum yang mengatur hubungan antar sesama Manusia, hal ini

dikenal dengan istilah Fiqh Muamalah. 1

Ruang lingkup Fiqh Muamalah terdiri dari Jual Beli, (gadai) Rahan,

hiwalah (pengalihan utang-piutang), wakalah (perwakilan), (perkongsian)

syirkah, Ijarah (sewa-menyewa) dan lain-lain.2

Muamalah adalah persoalan yang senantiasa actual ditengah-tengah

Masyarakat. Muamalah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,

pengetahuan dan kebutuhan manusia itu sendiri, dengan demikian persoalan

Muamalah merupakan suatu hal yang pokok dan menjadi tujuan penting

agama Islam dalam upaya memperbaiki kehidupan manusia. Atas dasar

1 Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia ,2001), Hal 15 2 Abdul Rahman Ghazali Dkk, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana 2010), Hal 6

Page 10: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

2

itulah Hukum Muamalah hanya dalam bentuk global dan umum dengan

mengemukan prinsip dan norma sesama manusia.3

Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam bermuamalah adalah

Ijarah (sewa menyewa). Ijarah secara etimologis berasal dari kata ajru yang

berarti ‘iwadhu (penganti) oleh karena itu, tsawab (pahala) disebut juga

dengan ajru (upah). Dalam syariat Islam sewa-menyewa dinamakan ijarah

yaitu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan kompensasi. 4

Ijarah menurut syara’ juga diartikan memberikan sesuatu kepada

yang lain untuk diambil manfaatnya dan pihak penerima tersebut membayar

imbalan sebagai atas barang yang dipakai dan diambil manfaatnya. Contoh

sewa-menyewa rumah untuk ditempati (kontrak). 5

Jika dilihat makna ijarah sebagai pemberian imbalan atas suatu

manfaat maka secara garis besar ijarah itu terdiri atas, Pemberian imbalan

karena manfaat dari suatu ‘ain seperti rumah, pakaian, dan lainnya. jenis ini

mengarah pada sewa-menyewa.6

Hukum sewa-menyewa boleh. Sewa-menyewa sangat dianjurkan

dalam Islam karena mengandung unsur tolong-menolong dalam kebaikan

antar sesama manusia. Sewa-menyewa disahkan syariat berdasarkan Al-

Qur’an, Hadis, dan Ijma’.7

3 Hamzah Yakub, Kode Etik Dagang Menurut Islam II, (Bandung: CV. Diponegoro,

1992), Hal 13 4 Hendi Suhendi , Fiqh Muamalah, (jakarta; Rajagrafindo Persada, 2002), Hal 157 5 A.Zainudin.Al-Islam 2 Muamalah Dan Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Hal.117 6 Rahmat Syafe’i ,Fiqh Muamalah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2001), Hal121 7 E-Book Gunawan Fahmi Dkk Senerai Penelitian Pendidikan Hukum Dan Ekonomi,

(Jogjakarta: Cv. Budi Utama, 2018), Hal 67

Page 11: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

3

Dalam firman Allah yang terdapat dalam surat.Al-Qasas ayat 26:

بت ٱست هما يأ قالت إحدى إن خي من ٱست

جره ٢٦جرت ٱلقوي ٱلمين

Artinya:“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

(Q.S. Al-Qasas:26)”

Dalam Surat At-Thalaq ayat 6 dijelaskan:

وإن كن لتضي قوا علي أسكنوهن من حيث سكنتم م ن وجدكم ول تضاأروهن أو هن

ل لهن يضعن حت عليهن فأنفقوا لت ح أجور اتوهن ف لكم أرضعن فإن ح

نكم بعروف تروا ب ي ضع ت عاسرت وإن هن وأ ٦ أخرى لهۥأ فست

Artinya: “Tempatkan mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahlkan

mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka

(istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil maka berikanlah

kepada mereka nafkah hanya sampai mereka melahirkan

kandunganya, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)

mu maka berikanlah imbalanya kepada mereka; dan

musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu) dengan baik;

dan jika kamu menemui kesulitan, maka permpuan lain boleh

menyusukanm (anak itu) untuknya. (Q.S. At-Thalak:6).”

Hadist tentang ijarah (sewa-menyewa).

Dari Hadist Riwayat Ahmad Dan Abu Daud Dari Sa’d Ibnu Abi Waqqash

Ia berkata:

Page 12: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

4

سلم الله صلئ ا الله عل يه وعن سعد ابن و قا ص ان رسول

كنا نكرى ال رض بما على السوا فى من الذع فنهى رسول قا ل :

صلى الله الله

بودودى(عليه وسلم عن ذالك واأمرنا ان نكر يها بذهب اوورق )روه ااحمدوا

Artinya: “Dari sa’d ibn abi waqas bahwa dia berkata: Dahulu kami

menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang

tumbuh di sana. lalu Rasulullah melarang cara yang demikian

dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang mas

atau perak”. (HR. Ahmad, dan Abu Daud, dan nasa’i)”.8

Mengenai ijarah ini juga sudah mendapatkan Ijma’ ulama berupa

kebolehan seorang Muslim membuat dan melaksanakan akad ijarah atau

perjanjian sewa-menyewa. Tentu saja kontra prestasi berupa uang sewa.

Harus di sesuaikan dengan kepatutan yang ada dalam masyarakat.9

Kompensasi dalam sewa-menyewa ini telah diatur dalam Islam,

bahwasannya bentuk kompensasi dari sewa-menyewa ini diisyaratkan

adalah bentuk harta yang bernilai jelas, konkrit atau dengan menyebutkan

kriterianya. Kompensasi dari sewa-menyewa harus dijelaskan ukuran dan

standarnya. Jika menyewakan sesuatu apakah kompensasi dibayarkan

perhari, perbulan, atau pertahun. sehingga jelas takaran sewa menyewa

tersebut.

Aturan tentang sewa-menyewa dalam dalam Islam telah dijelasakan

dalam kitab Fiqh Islam Wa Adillatuhu Wahbah Az-Zuhaili berpendapat:

8 Imam nasaiy, sunan nasaiy. (Dar. al fikr Beirut) hal 274 9E-Book Abdul Ghofur Anshari, Hukum Perjanjian Islam Diindonesia, (Yogyakarta:

Gajah Mada University, 2018), Hal 71

Page 13: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

5

ه ول والىكون المنفعة استىفء عىن قصدا فلا تصح اجرة ابست ن لخز ثمرت الثنة لخزصو فها او لبنهز

Artinya: “Diisyaratkan dalam manfaatnya tidak ada maksud mengambil

barang dengan sengaja. maka tidak sah menyewa kebun untuk

diambil buanya, atau kambing untuk diambil bulunya atau

susunya.” 10

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat kita pahami tidak boleh

mengambil manfaat sewa dari apa yang disewakan, apalagi mengambil

hasilnya. Adapun praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit sedikit

berbeda dengan ketentuan dalam Ijarah sewa-menyewa dalam Islam.

Namun meski telah diatur dalam Islam bagaimana praktek sewa-menyewa

yang sesungguhnya dalam Islam, tetap saja muncul beberapa kasus praktek

sewa-menyewa, kelihatannya seolah-olah bertentangan dengan prinsip

sewa-menyewa dalam Islam.

Hal ini seperti yang penulis temukan di keNagarian Bawan, sebagian

besar penduduk Bertani atau berkebun kelapa sawit sebagai sumber mata

pencarian. Dalam kegiatan ini sebagian penduduk menyewakan kebun

kelapa sawit sebagai penunjang aktifitas Ekonomi dan Pendidikan anak.

Dalam pelaksanaanya sewa-menyewa kebun kelapa sawit ini

dilakukan dengan perjanjian-perjanjian yang disepakati kedua belah pihak,

seperti biaya sewa, dan waktu berakahirnya. bentuk perjanjiannya tertulis

dan ada tidak tertulis. Didalam transaksi atau kesepakatan tanpa ada unsur

10 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa adillatuhu, Jilid 5, (Jakarta: Gema Insani ,2011)

Hal 409

Page 14: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

6

paksaan dari pihak mana pun perjanjian ini ril datang dari kedua belah

pihak.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada hari Senin,

21 juli 2020 pada beberapa orang adalah pemilik dan penyewa kebun di ke

Nagarian bawan. Adapun praktek sewa-menyewa kebun ini dilakukan

secara langsung antara pemilik dan penyewa tanpa perantara. Perjanjian

yang dilakukan secara tertulis, dan ada masa berakhir sewanya yang

disepakati. besar uang sewa yang diberikan berdasarkan kesepakatan kedua

belah pihak dan berapa luasnya kebunnya.

Adapun biaya sewa yang dilakukan pertahunnya dari berapa orang

yang penulis wawancarai adalah yang pertama yaitu bapak Johan yang

memiliki luas 1 hektar kebun kelapa sawit yang sudah berumur lebih kurang

5 tahun dan sudah siap untuk dipanen dengan biaya sewa 20 selama 2 tahun.

Lalu yang ke dua ibuk Ena yang memiliki 2 hektar kebun kelapa sawit yng

sudah berumur lebih kurang lima tahun dan telah siap untuk dipanen dengan

biaya sewa 30 selama 4 tahun. Selanjutnya bapak Buyung memiliki 1,5

Hektar kebun kelapa yang mana biaya sewanya adalah 25 juta selam 3

tahun.

Praktek Sewa-menyewa yang dilakukan ini adalah atas dasar suka

sama suka dan tidak ada paksaan dari yang lainya (ridho sama ridho). dan

kebun yang disewakan ini adalah milik sepenuhnya bukan milik bersama.

Page 15: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

7

Setelah selesai melaksanakan akad-akad atau perjanjian diatas maka

pihak penyewa boleh mengambil dan memanfaatkan hasil kebun kelapa

sawit tersebut sampai batas yang waktu yang disepakati.11 Saat perjanjian

sewa menyewa sudah disepakati oleh pihak penyewa dan yang menyewakan

(pemilik kebun), maka sejak saat itu pihak penyewa dapat memanen hasil

kebun kelapa sawit tersebut sampai waktu sewa menyewa berakhir. Artinya

yang menjadi objek sewa tersebut bukan saja tanah/kebun tersebut tapi juga

pohon atau buah kelapa sawit yang sudah ada di dalam kebun tersebut.

Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas penulis tertarik untuk

menulis lebih lanjut bagaimana sebenarnya Praktek Sewa-menyewa kebun

kelapa sawit di Nagari Bawan. disisi lain apakah Praktek sewa-menyewa

yang dilakukan ini apakah sudah sesuai dengan prinsip sewa-menyewa

dalam Islam. dan dalam transaksi ini apakah tidak ada yang dirugikan

dengan judul “PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA

SAWIT DITIJAU DARI FIQH MUAMALAH (Studi Kasus di Nagari

Bawan Kec. Ampek Nagari Kab.Agam)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas

maka yang menjadi Rumusan Masalah dalam pembahasan ini adalah:

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Praktek Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit di Nagari Bawan

11 Hasil Wawancara Pribadi Dengan, (Pemilik Dan Penyewa Kebun) Pada Tangal 21 Juli

2020

Page 16: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

8

2. Bagaimana Praktek (Ijarah) Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit di

Nagari Bawan Ditinjau Dari Fiqh Muamalah

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penulisan Skripsi ini :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Praktek

Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit di Nagari Bawan

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Praktek (Ijarah) Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit di Nagari Bawan Ditinjau Dari Fiqh Muamalah

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu persayaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Hukum pada prodi Hukum Ekonomi Syariah

2. Untuk merealisasikan tujuan Tri Darma Perguruan Tinggi

3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis terhadap

permasalah sewa-menyewa dalam Fiqh Muamalah.

4. Sebagai sumbagan pemikiran masyarakat muslim secara umum.

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari keracuan dan kesalahan dalam memahami judul

ini maka perlu penulis jelaskan maksud dari kata-kata yang ada didalamnya.

Praktek : Adalah suatu pelaksanaan secara langsung atau

nyata12

12 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 17: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

9

Sewa menyewa : Adalah suatu perjanjian atau kesepakatan dimana

sipenyewa harus membayarkan imbalan berupa uang

tunai atau sejenis yang bisa dimanfaatkan oleh

pemilik lahan pemilik kebun tersebut. 13

Kelapa sawit : Adalah tumbuhan industri atau perkebunan sebagai

penghasil minyak masak, industri, maupun bahan

bakar, pohon kelapa sawit terdiri dari spesies yaitu

elaeis guineesis dan elaeis oleifera yang digunakan

untukpertanian komersial dalam pengeluaran minyak

kelapa sawit.

Kebun : Adalah sebidang lahan, biasanya tempat terbuka,

yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia,

khusus sebagai tempat tumbuh tanaman.14

Fiqh muamalah : Adalah ilmu-ilmu hukum syara’ yang bersifat

amaliyah yang digali adalah dari dalil yang terperinci

mengenai hubungan manusia dengan manusia lainya

terkait transaksi ekonomi.15

Jadi secara keseluruhan yang penulis maksud dari judul penelitian

ini adalah bagaimana kedudukan hukum praktek sewa-menyewa dengan

menjadikan pohon kelapa sawit sebagai objek ditinjau dari fiqh muamalah.

13 Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Diindonesia, (Yogyakarta: University

Gajah Mada ,2018) Hal 69 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia 15 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008),

Hal.19

Page 18: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

10

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau

penelitian yang sudah pernah dilakukan disekitar masalah yang akan diteliti

sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang dilakukan tidak merupakan

pengulangan atau duplikasi dari kajian penelitian yang telah ada. Untuk

menghindari adanya dugaan plagiasi,berikut ini penulis akan memaparkan

beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan penelitian

yang akan penulis lakukan. Ada beberapa penelitian yang membahas

tentang praktek sewa-menyewa, ijarah didalam hukum islam dan fiqh

muamalah.

1. Skripsi dengam judul. Tinjauan hukum islam terhadap sewa-menyewa

pohon manga.yang ditulis oleh saudari Dwi Rianti dengan rumusan

masalah “bagaimana tinjauan hukum islam terhadap akad dalam sewa-

menyewa pohon mangga.?”. Dan yang menjadi kesimpulannya bahwa

akad yang dilakukan dalam sewa-menyewa pohon mangga tidak sesuai

dengan prinsip ijarah,karena tidak terpenuhi salah satu rukun dan

syaratnya. 16

Bahwasanya skripsi yang ditulis saudari Dwi Rianti dengan

judul “tinjauan hukum islam terhadap sewa-menyewa pohon mangga”

16Dwi rianti, tinjauan hukum islam terhadap sewa-menyewa pohon mangga (Skripsi:

IAIN ponorogo 2018)

Page 19: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

11

tidak sama dengan skripsi yang saya bahas dengan judul “praktek sewa-

menyewa kebun kelapa sawit ditinjau dari fiqh muamalah”

2. Skripsi dengan judul kosep ijarah dalam islam dan penerapannya di ptp

nusantara VII pir sinabang kabupaten lahat. Yang ditulis saudari Peni

dengan rumusan masalah”bagaimana bentuk kerja sama dalam

perkebunan karet di ptp nusantara VII di sinabing dan kaitanya dengan

ijarah dalam ajaran islam ?” Dan yang menjadi kesimpulannya bahwa

kerja sama dalam perkebunan karet dilakukan dengan sistem upah yang

diberikan pada petani penggarap dan bagi hasil dalam bentuk tunjangan

/bonus apabila penjualan dari hasil perkebunan karet mendapatkan

keuntungan lebih. 17

Bahwa skripsi yang ditulis saudari Peni dengan judul “konsep

ijarah dalam islam dan penerapan di ptp nusantara VII pir sinabing

kabupaten laha”tidak sma dengan skripsi yang saya bahas dengan judul

“praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit ditinjau dari fiqh

muamalah.”

3. Skripsi dengan judul tinjuan hukum tentang praktek sewa-menyewa

tanah dengan system pembayaran hasil panen. Yang ditulis oleh saudara

Rendi Aditia dengan rumusan masalah “bagaimana tinjuan hukum

tentang praktek sewa-menyewa tanah dengan system pembayaran hasil

17 Peni,Konsep Ijrah Dalam Islam Dan Penerapannya Di PTP Nusantara VII Pir

Sinabing Kabupaten Lahat, (Skripsi: Bukitinggi, 2003), Hal.76

Page 20: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

12

panen ?” dan yang menjadi kesimpulanya adalah akad yang dilakukan

tidak jelas dan tidak ada kesepakatan kedua belah pihak dan system

pembayaran dilakukan setelah panen dan merugikan pihak penyewa,

pembayaran tidak jelas tidak sesuai prinsip islam. 18

Bahwa skripsi yang ditulis oleh saudara Rendi Adtia dengan

judul “tinjauan hukum islam tentang praktek sewa menyewa tanah

dengan sistem pembayran hasil panen ” tidak sama dengan skripsi yang

saya bahas dengan judul “praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit

ditinjau dari fiqh muamalah”

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research).19 yang

bersifat kualitatif disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

bercorak deskriptif yang mengambarkan tentang persepsi masyarakat

terhadap transaksi sewa-menyewa kebun kelapa sawit ditinjau dari fiqh

muamalah. penelitian dilakukan pendekatan sosiologi secara lansung

dan mengadakan pengamatan data yang akan dianalisis.

2. Sumber Data

18 Rendi aditia, tinjauan hukum islam tentang praktek sewa-menyewa tanah dengan

system pembayaran hasil panen (Skripsi: uin raden lampung ,2018) 19 Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta:

Gramedia Pustaka Ulama) Hal 10

Page 21: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

13

Sumber data dalam penelitian ini adalah pemilik dan penyewa kebun

kelapa sawit. Dalam penelitian kualitatif ini sumber data sebagai

narasumber atau pemilik dan penyewa kebun kelapa sawit.

3. Teknik Pengumpulan Data

untuk mendapatkan data yang akurat dan terarah, maka penulis

menggunakan teknik snowball sampling yaitu:

a. Observasi yaitu pengamatan dan pencatan ynag sistematis terhadap

gejala gejala yang diteliti.

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat

secara sistematis serta dapat dikontrol keandalan (realibilitas) dan

kesahihannya.

Observasi yang penulis lakukan secara langsung kelapangan

ditempat kediaman penulis yang melakukan sewa-menyewa kebun

kelapa sawit.

b. Wawancara atau tanya jawab lisan antara penyewa dan pemilik

kebun

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan

informasi secara lisan dari responden atau keterangan dengan tanya

jawab, antara pihak penyewa dan pihak pemilik kebun dengan

tujuan untuk mengumpulkan informasi demi menyempurnakan

data.

Page 22: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

14

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah penulis mengumpulkan data data yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti, maka selanjutnya data tersebut akan

dianalisa untuk kevalidtan data. Data yang bersifat kuantitatif yang

diperoleh dari hasil wawancara, cara pengolahan dan penganalisaan

menggunakan langkah langkah sebagai berikut :

a. Seleksi data yang terkumpul.

b. Mengklasifikasi berdasarkan permaslahan dan sub-sub masalah.

c. Mengadakan interprestasi dan analisa data sehinga penulis bisa

mengambil kesimpulan.

d. Sitematisasi data (sistemaizing).

Yaitu menepatkan data menurut kerangka sistematika bahasan

berdasarkan urutan masalah

5. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mencari, menyusun, secara sistematis, sehingga mudah dipahami dan

bisa dibuat kesimpulan pada data yang didapat.

Jadi setelah data dikumpulkan dari lapangan secara lengkap,

kemudian data tersebut diolah dan dianalisa dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Editing

Page 23: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

15

Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah

peneliti selesai menghimpun data dilapangan. Adapun kegiatan ini

dilakukan karena kenyataan bahwa data yang terhimpun karena

belum memenuhi harapan peneliti. Maka dilakukan proseses editing

untuk mengolah data obsevasi dan wawancara yang penulis

lakukan.20

b. Interpretasi data

Setelah data tersebut diolah kemudian data tersebut dianalisa

dengan cara deduktif yaitu penulis didalam mengambil kesimpulan

dengan menggambarkan data-data umum yang ada kaitannya

dengan tulisan ini sehinggga smapai kepada kesimpulan yang

khusus

Dalam hal ini penulis menganalis setara menjelaskan yang

berhubungan dengan kegiatan masyarakat atau orang-orang yang

terlibat didalam kegiatan sewa-menyewa kebun kelapa sawit

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahan dalam penulisan

skripsi ini, penulis membagi masing-masing pembahasan menjadi beberapa

bab untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

BAB I : Merupakan Pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah yang akan dibahas, Tujuan dan

20 E- book Burhan bugun, metode penelitian kuantitatif (Jakarta: kencana, 2017), hal 175

Page 24: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

16

Kegunaan Penelitian, Penjelasan Judul, Metode Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Berisikan Tentang Pengertian Ijarah (sewa-menyewa),

dasar Hukum Ijarah (sewa-menyewa), Rukun dan Syarat-

syarat, Macam-macam, Berakahirnya Akad, Manfaat dan

Hikmah Ijarah (sewa-menyewa).

BAB III : Merupakan hasil penelitian yang mencakup tentang

Monografi Nagari Bawan dan Persepsi masyarakat tentang

sewa-menyewa kebun kelapa sawit, padangan Fiqh

Muamalah terhadap sewa menyewa kebun kelapa sawit dan

Padangan Ulama Fiqh terhadap sewa menyewa kebun kelapa

sawit Di Nagari Bawan Kec.Ampek Nagari Kab.Agam.

BAB IV :Merupakan penutup yang berisikan Kesimpulan dan Saran-

saran.

Page 25: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

17

BAB II

KONSEP IJARAH DALAM ISLAM

A. Pengertian Ijarah (Sewa-Menyewa)

Secara terminology kata al-ijarah berasal dari kata ajru yang berarti

‘iwadhu (penganti) oleh karena itu, tsawab (pahala) disebut juga dengan

ajru (upah). Dalam pengertian syara’ al-ijarah adalah salah satu jenis akad

untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.21

Sedangakan dalam kontek KUHPerdata Al- ijarah disebut sebagai

sewa-menyewa. sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang

satu mengikatkan untuk memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan dari

suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan membayarkan sejumlah

harga sesuai dengan kesepakatan bersama. 22

Menurut kompilasi hukum ekonomi Syari’ah ijarah adalah sewa-

menyewa barang dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah

uang.23 Menurut Bahasa ijarah adalah upah atau ganti rugi atau imbalan.

menurut syari’at ijarah adalah akad atas dasar manfaat dengan timbal balik

imbalan. Ijarah menurut syara’ juga berarti memberikan sesuatu kepada

orang lain untuk diambil manfaatnya dan penerima barang tersebut

21 Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal 283 22 Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Diindonesia, (Yogyakarta: University

Gajah Mada, 2018), Hal 69 23 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana,

2013), Hal 245

Page 26: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

18

membayar imbalan sebagai atas barang yang digunakan dan diambil manfaatnya.

Ijarah menurut fatwa DSN-MUI ijarah adalah akad pemindahan

hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa /upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

barang itu sendiri.24

Pengertian ijarah menurut ulama fiqh adalah:

1. Menurut Ulama malikiyah

قولت فعة ال د مي وب عض المن مية التعا قد على من Artinya: “nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat

manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan.”

2. Menurut Ulama hanafi’yah فعة المستأ جرة بعوض معلومة مقصودة من العين الإجارةعقد يفيد من

Artinya: “Ijarah adalah suatu perjanjian yang mempunyai faedah,

memiliki manfaat yang diketahui dan disengaja dari benda

yang disewakan denga nada imbalan pengganti”

3. Menurut Ulama syafi’iyah

فعة معلومة مقصودة قابلة للبذل والإ ب حة بعوض ا جارة عقد على من لإ

معلوم Artinya: “Ijarah adalah suatu perjanjian atas manfaat yang diketahui

disengaja, yang bias diserahkan kepada pihak lain secara

mubah dengan upah yang diketahui”25

4. Menurut ulama hanabilah

24 Fatwa DSN-MUI no.09 /DSN -MUI/IV /2000 25 Abdur Rahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala, Al-Madhahib, Al-Arba’ah (Beirut: Dar Al-

Kutub Al-Ilmiyah, 2003), Hal 89

Page 27: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

19

ئ ا مدة معلومة بعوض ا ئ ا ف شي فعة مباحة معلومة ت ؤخذ شي لإجارةعقد على من معلوم

Artinya: “Ijarah adalah suatu perjanjian atas manfaat yang mubah,

yang diketahui, yang diambil secara berangsur-angsur dalam

masa yang diketahui dengan upah yang diketahui.”

.

5. Menurut sayyid sabiq

Al-Ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk mengambil

manfaat dengan jalan memberi penggantian.

6. Menurut amir syarifuddin

Al-ijarah secara secara sederhana dapat diartikan dengan akad

atau transaksi manfaat atau jasa degan imbalan tertentu. Bila yang

menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu benda

disebut ijarah al ‘ain, seperti sewa menyewa rumah untuk ditempati.

Bila yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga

sesorang disebut ijarah ad dzimah.26

7. Menurut hasbi ash-shiddiqie

Ijarah adalah akad yang objeknya adalah penukaran manfaat

untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama

dengan menjual manfaat. 27

B. Dasar Hukum Ijarah (Sewa-Menyewa)

26 Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, Dkk, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group 2010), Hal 277 27 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Grafindo Persada 2010), Hal 94-95

Page 28: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

20

Jumhur ulama sepakat bahwa ijarah merupakan akad yang

diperbolehkan oleh syara’, alasan jumhur ulama membolehkan akad ijarah

berdasarkan sumber hukum baik alqur’an, hadis, ijma’ maupun qiyas yaitu:

1. Al-quran

Surat Al-Baqarah ayat 233

ت ي رضعن أولدهن حولين لد كاملين لمن أراد أن يتم ٱلرضاعة وعلى ۞وٱلووسعها ل تضاأر ٱلمولود لهۥ رزق هن وكسوتن بٱلمعروف ل تكلف ن فس إل

بولدها ول مولودلدة لك ثل م ٱلوارث وعلى بولدهۦ لهۥ و فصال أرادا فإن ذهما ت راض عن ضعوأا أن أردت وإن عليهما جناح فلا وتشاور م ن م أولدك تست وٱت قوا ٱلل وٱعلموأا أن ٱلل ف

تم بٱلمعروف لا جناح عليكم إذا سلمتم ماأ ءات ي ٢٣٣با ت عملون بصي

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara ma´ruf. Seseorang tidak

dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan

jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak

ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan

ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan, (Qs: al-baqarah 233).

Menurut tafsir ibnu katsir, tafsir ayat diats adalah bahwa ketika

seseorang mempercayakan anaknya untuk disusui orang lain, hendanya

ia memberikan upah yang layak. Ayat ini juga menegaskan agar

Page 29: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

21

kehadiran seorang anak tidak sampai membawa mudarat bagi kedua

orang tuanya.

Misalnya, jika memang siibu tidak kuasa untuk menyusui karena

faktor kesehatan atau yang lain, hendanya ia mencari solusi, diantaranya

dengan menyusukan anaknya kepada orang lain dengan membayar

sejumlah uang sebagai imbalan jasa. 28

Surat at- thalak ayat 6

هن لتضي قوا عليهن وإن أسكنوهن من حيث سكنتم م ن وجدكم ول تضاأرو ل لهن يضعن حت عليهن فأنفقوا كن أولت ح اتوهن ف لكم أرضعن فإن ح

نكم بعروف أجورهن تروا ب ي ضع ت عاسرت وإن وأ ٦ى أخر لهۥأ فست

Artinya: “tempatkan mereka (para istri) dimana kamu bertempat

tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu

menyusahlkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.

Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang

hamil maka berikanlah kepada mereka nafkah hanya sampai

mereka melahirkan kandunganya, kemudian jika mereka

menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalanya

kepada mereka; dan musyawarahkanlah diantara kamu

(segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui

kesulitan, maka permpuan lain boleh menyusukanm (anak itu)

untuknya. (Q.S. At-Thalak:6).”

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada bekas suami untuk

mengeluarkan biaya-biaya yang diperlukan bekas istrinya untuk

memmungkinkan menyelenggrakan susuan yang baik bagi anak yang

diperoleh dari bekas suaminya itu.

28 Muhammad Nasi Bar-Rifa’i Hal 388

Page 30: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

22

uang yang diterima bekas istri itu dinamakan upah, karena

hubungan perkawinan mereka telah terputus, sehingga diantara bekas

suami dan bekas istri itu adalah orang lain yang tiada hubungan hak dan

kewajiban suami istri lagi.

Yang masih ada adalah kewajiban, bekas suami sebagai ayah

anaknya, untuk mengeluarkan nafkah bagi anaknya itu sampai umur

baligh (berakal). Dengan demikian nafkah yang diperlukan untuk

menyusui anak tersebut, meskipun menyusui kepada ibunya sendiri,

harus dikeluarkan oleh ayah anak itu, yang dapat dinamakan upah

sebagai imbangan susun itu.

Surat al-qasas ayat 26

بت هما يأ ٱست قالت إحدى إن خي من ٱست

جره ٢٦ جرت ٱلقوي ٱلمين

Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat

dipercaya". (Q.S. Al-Qasas:26)”

Dari ayat diatas bahwa salah seorang anak nabi su’aib yang

bernama shofuro mengusulkan kepada ayahnya agar nabi musa diangkat

menjadi pekerja keluarganya. dan maka dari itu nabi musa bekerja selam

10 tahun dengan nabi syu’aib sebagi pengembala ternak dan hasil kerja

kerasnya dijadikan sebagi mas kawin untuk menikahi shofuro.

Maksud dari ayat tersebut jika kita ingin mempekerjakan

seseorang dikeluarga kita maka pilihlah ia yang kuat secara ilmu dan

Page 31: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

23

kemampuan/skill dan perbuatan dan pilihlah ia yang bersifat jujur lagi

dapat dipercaya atau baik akhlaknya.

2. Hadist

Hadist Riwayat Ahmad, Abu Daud Dari Sa’id I Abi Waqqash Ia

Berkata: ان رسول الله صلئ ا الله عل يه و سلمعن سعد ابن و قا ص

كنا نكرى ال رض با على السوا ف من الذع ف ن هى قا ل : رسول الل صلى الل

ا بذهب اوورق عليه وسلم عن ذالك واأمرنا ان نكر ي ه (ااحدوا بودودى)روه

Artinya: “dari sa’d ibn abi waqas bahwa dia berkata: Dahulu kami

menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang

tumbuh di sana. lalu Rasulullah melarang cara yang

demikian dan memerintahkan kami agar membayarnya

dengan uang mas atau perak”. (HR. Ahmad, dan Abu Daud,

dan nasa’i)”.29

Hadist Riwayat bukhari shaihih muslim Bahwa Nabi saw

Bersabda:

صلئ ا الله عل يه و سلم قا لت واستأ جر رسول الله عن عا ئشة زوج النب ابوبكر رجلا من بن الديل ها د ي عل يه و سلم و صلئ ا الله

خريت ا وهوعلى دبن كفاركريش فد ف عا اليه راحلت يهم ووعداه غار ث ور ب عد ثلاث ليا ل برا حلت يهم صبح ثلا ث

Artinya: dari aisyah istri nabi saw dia berkata, rasulullah saw

mengupah seorang laki-laki yang pintar sebagai petunjuk

jalan, laki-laki itu berasal dari bani dil termasuk kafir

quraisy, beliau berdua menyerahkan kendaraannya kepada

laki-laki itu (sebagi upah), dan keduanya berjanji kepadanya

29 Imam nasaiy, sunan nasaiy. (Dar. al fikr Beirut) hal 274

Page 32: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

24

akan bermalam digua tsur selama tiga malam pada pagi hari

ketiga, keduanya menerima kendaraanya. 30

3. Ijma’ ulama

pada zaman sahabat ulama’telah sepakat akan kebolehan (jawaz)

akad ijarah, hal ini disadari pada kebutuhan masyarakat akan jasa-jasa

terentu seperti halnyakebutuhan akan barang-barang. ketika akan jual

beli diperbolehkan, maka terdapat suatu kewajiban untuk membolehkan

akad ijarah atas manfaat/jasa. karena pada hakikatnya, akad ijarah juga

merupakan akad jual beli namun pada objeknya manfaat/jasa. dengan

adanya ijma’, akan memperkuat keabsahan akad ijarah.31

Semua ahli fiqh sepakat akan kebolehan ijarah, dikarenakan

kebutuhan akan kemanfaatan dari ijarah. Tidak ada ulama pun yang

membantah kesepakatan ijma’ ulama. Akibat hukum dari ijarah yang

shahih adalah tetapnya hak milik atas uang sewa atau upah bagi

musta’jir (yang menyewakan). oleh sebab itu akad ijarah adalah akad

mu’awada, yang disebut jual beli manfaat.32

C. Rukun Dan Syarat Ijarah (Sewa-Menyewa)

1. Rukun ijarah (sewa -menyewa)

Menurut ulama hanafiyah bahwa rukun ijarah (sewa-menyewa)

hanya terdiri dari ijab dan qabul, baik dengan lafadh ijarah atau lafadz

yang menunjukan makna yang sama. Sedangkan menurut jumhur ulama

30 Hadis Shahih Bukhari Muslim Hal 297-298 31 Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),

Hal 97 32 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), Hal 329

Page 33: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

25

rukun ijarah terdiri dari mu’ajir (yang menyewa), musta’jir (penyewa),

manfaat, dan shighah (ijab dan qabul).33berikut adalah penjelasanya

yaitu:

a. Pelaku akad (al-mu’jir dan al-musta’jir)

al-mu’jir, yaitu orang yang menyewakan dirinya atau pekerja

(pemberi jasa), sedangkan orang yang dimaksud al musta’jir adalah

orang yang menyewa (penyewa). Sighat akad dari kedua belah

pihak, yakni perikatan atau perjanjian yang diperoleh melalaui

transaksi ijarah (sewa-menyewa).34

kedua pelaku transaksi diisyaratkan berakal dan mumayyiz

(mengerti harga, takaran dan timbangan). seandainya salah satu dari

keduanya merupakan orang gila atau anak kecil yang belum

mumayyiz, maka taransaksi ijarah diangap tidak sah dan batal.35

meskipun demikian, orang kafir sah melakukan akad ijarah dengan

seorang muslim, seperti yang dipraktekan oleh Ali tentang ijarah

dalam bentuk tanggungan dengan kta lain ijarah hanya sah dilakukan

oleh orang yang diperkenankan membelanjakan hartanya karena

ijarah merupakan akad yang berorientasi pada keuntungan seperti

halnya jual beli.

33 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: teras 2011), Hal 80 34 Hamzah Ya’kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung: Diponegoro, 1992 Hal

171 35 Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya, Al-Faili Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq

(Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2009), Hal Hal 803

Page 34: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

26

Persyaratan berikutnya adalah mu’jir mampu menyerahkan

manfaat barang, karena itu tidak sah hukumnya menyewakan barabg

ghasaban kepada orang yang tidak mampu mengambil alih barang

tersebut setelah kesepakatan akad. begitu pula, tidak sah

menyewakan tanah gersang untuk bercocok tanamanan, yaitu tanah

yang tidak bisa menyerap air, baik air hujan musiman atau lelehan

salju dari bukit.36

b. Shighat akad (ijab dan qabul)

Ijab dan qabul adalah suatu ungkapan antara kedua belah

pihak dalam transaksi sewa-menyewa suatu barang atau benda. Ijab

adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang

berakad dengan menggambarkan keinginannya dalam melakukan

akad. Qabul adalah kata yang keluar dari pihak lain yang sudah

adanya ijab untuk menerangkan persetujuannya.37

Sewa-menyewa akan menjadi sah apabila ada akad baik

dalam bentuk lisan atau pun lisan yang menunjukan adanya

persetujuan antara kedua belah pihak dalam melakukan sewa-

menyewa.

Contoh persyaratan ijab dan qabul misalnya mu’jir

mengucapakan “aku sewakan benda ini kepadamu selama setahun

dengan uang sewa sekian”, lalu penyewa berkata “aku terima”, atau

36 Wahbah Zuhaili, Fiqh Iman Syafi’i 2, (Jakarta: Al-Mahira, 2008), Hal 40 37 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta: PT. raja grafindo

persada), Hal 101

Page 35: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

27

“aku sewa”. menurut pendapat ashah, ijarah sah dengan ucapan,

“aku menyewakan manfaat barang ini kepadamu”, dan tidak sah

dengan redaksi, “aku jual manfaat ini barang ini kepadamu”, karena

istilah “jual beli” digunakan untuk mengalihkan hak kepemilikan

atas barang, tidak berlaku dalam pengalihan manfaat. sebaiknya jual

beli pun tidak sah dengan redaksi ijarah. 38

c. Ujrah (upah atau imbalan)

Imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaanya dalam

bentuk materi, pihak penyewa dan yang menyewakan mengadakan

kesepakatan mengenai harga sewa dimana antar keduanya terjadi

penawaran. Pada dasarnya ujrah diberikan pada saat terjadinya akad

sebagaimana dalam transaksi jual beli.

Tetapi pada waktu akad para pihak dapat mengadakan

kesepakatan boleh diadakan dengan mendahulukan imbalan dan

mengakhirkan imbalan.

syarat-syarat upah adalah:

1. sudah jelas/ sudah diketahui

2. uang sewa harus diserahakan bersamaan dengan penerimaan

barang yang disewa, jika lengkap manfaat yang disewa, maka

uang sewanya juaga harus lengkap.

d. Manfaah/manfaat

38 Wahbah Zuhaili, Fiqh Iman Syafi’i 2, (Jakarta: Al-Mahira, 2008), Hal 41

Page 36: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

28

Barang yang disewakan benar-benar berharga dan tidak

hilang zat yang disewakan. Iman taqiyuddin menjelaskan bahwa

tidak boleh menyewakan barang atau benda yang tidak bermanfaat

atau terlarang sebab termasuk barang yang batal. 39 Unsur yang

penting dalam transaksi ini yaitu kedua belah pihak cakap dalam

bertindak dan mampu membedakan yang baik dan yang buruk

(berakal). Imam asy-syafi’I dan hambali menambahkan satu syarat

lagi yaitu dewasa (baliqh).

Perjanjian sewa-menyewa yang dilakukan orang belum

berkemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang

buruk.

syarat-syarat sah manfaat yang mengharuskan adanya upah

yaitu

1. Hendaknya manfaat bisa ditaksir atau dihargai seperti menyewa

hewan untuk dinaiki, atau menyewa rumah untuk tempat tinggal.

2. Hendaknya manfaat bisa dimanfaatkan oleh orang yang

menyewa.

2. Syarat-syarat ijarah (sewa-menyewa)

a. Syarat syarat ijarah

1) Syarat wujud (syarth al-in’iqad)

39 Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, Khifatul Akhyar, Jilid 2 Terjemah, Achmad

Zaidun & A Ma’ruf Asrori (Surabaya: PT Bina Ilmu 1997), Hal 4000

Page 37: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

29

Syarat terjadinya akad berkaitan dengan aqid, akad dan

objek akad. Syarat yang berkaitan dengan aqid adalah berakal,

dan mumayyiz.40 yang terkait dengan dua orang yang berakad.

menurut ulama syafiyah dan hanaballah diisyartkan telah baliq

dan berakal.41

2) Syarat berlaku/ kelangsungan akad (syarth an-nafaaz)

Untuk kelangsungan akad ijarah diisyaratkan terpenuhinya

hak milik atau wilayah. Apabila sipelaku (aqid) tidak

mempunyai hak kepemilikan atau kekuasaan, maka akadnya

tidak bisa dilangsungkan dan menurut hanfiyah dan malikiyah

statusnya maufuq (ditanguhkan). menuggu persetujuan

sipemilik barang akan tetapi, menurut syafi’iyah dan hanabillah

hukumnya batal seperti halnya jual beli

3) Syarat sah (syarth as-shihah)

Syarat sah ijarah harus dipenuhi beberapa syarat yang

berkaitan dengan aqid (pelaku akad), mauqud alaih (objek),

ujrah (sewa atau upah), dan akadnya sendiri.

a) Kerelaan kedua pelaku akad

Syarat ini diterapakan sebagaimana diterapakan

dalam akad jual beli seperti firman allah dalam QS. Anisa

ayat 29

40 Ahmad Wardi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), Hal 110 41Abdul Rahman I Doi, Fiqh Muamlah Syariah III (Jakarta: Raja Granfindo Persada,

1996), Hal 279

Page 38: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

30

كلوأا أم ي ها ٱلذين ءامنوا ل ت رة عن يأ طل إلأ أن تكون ت نكم بٱلب لكم ب ي و

٢٩ ا يمرح بكم كان ٱلل إن أنفسكم ت قت لوأا ول م نكم ت راض Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

b) Hendaknya objek akad (yaitu manfaat) diketahui sifatnya

guna menghindari perselisihan

Jika manfaat itu tidak jelas dan menyebabkan

perselisihan, maka akadnya tidak sah karena ketidak jelasan

mengahalagi penyerahan dan penerimaan sehingga tidak

tercapai maksud akad tersebut.

Kejelasan objek akad (manfaat) terwujud dengan

penjelasan tempat manfaat, masa waktu,

1) Penjelasan tempat manfaat

Adalah mengetahui barang yang disewakan. Jika

ada orang berkata “saya sewakan salah satu dari rumah

ini atau salah satu kendaraan atau salah satu pekerjaan

ini” maka hukum akad ini tidak sah, karena adanya

ketidak jelasan barang yang disewakan.

Menurut ulama hanafiyah yang masyhur yaitu

perkataan abu hanifah dan abu yusuf, tidak boleh

seseorang menyewa sungai kering atau tempat tertentu

Page 39: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

31

untuk mengalirkan guna untuk mengairi tanah. Karena

ukuran banyak sedikitnya air yang dialirkan ke sungai

tersebut adalah berbeda. Air dalam jumlah banyak dapat

mebahayakan sungai tersebut. Sesuatu yang berbahaya

tentu saja dikecualikan dalam akad secara tidak langsung.

Sedangkan jumlah sedikit air tidak memiliki ukuran yang

tepat. Dengan demikian, tempat akad tersebut statusnya

tidak sah.

2) Penjelasan masa dan waktu

Adalah unsur yang penting dalam penyewaan

apartemen, rumah, tokoh, dan penyewaan perempuan

untuk menyusui. Hal ini objek akad menjadi tiadak jelas

kadarnya kecuali dengan penentuan waktu tersebut. Oleh

karena itu, tidak menyebutkan masa waktu akann

menyebabkan terjadinya pertikaian.

Ijarah hukumnya sah baik dalam waktu Panjang,

maupun pendek. Ini adalah pendapat mayoritas ulama,

termasuk ulama syafi’iah dalam pendapat yang sahih.

Mereka mengatakan bahwa akad ijarah adalah sah dalam

waktu yang diperkirakan bahwa barang tersebut masih

eksis menurut pandangan para ahli, masa penyewaan

tidak ada batas terlamanya karena tidak ada ketentuan

dalam syar’i.

Page 40: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

32

Ulama hanafiyah tidak mensyaratkan penentuan

masa pemulaan ijarah. jika akad ijarah tidak disebutkan

masa pemulaan penyewaan, maka waktu yang mengikuti

akad adalah diangap waktu pemulaan, yaitu bulan akad

setelah terjadi.

Sedangkan ulama syafi’iyah berpendapat bahwa

penentuan masa awal adalah syarat yang harus disebutkan

dalam akad. Karena dengan tidak ada penentuan

menyebabkan ketidak jelasan waktu sehingga pun objek

akad ijarah menjadi tidak jelas.

Pendapat abu hanifah dari abu yusuf. Jika ijarah

dilaksanakan satu bulan atau beberapa bulan atau

beberapa tahun yang diketahui di awal bulan, maka

perhitungan bulan itu menggunakan penampakan bulan

sabit (sebagai tanda awal bulan) dan jika ijarah terjadi

pada sebagian bulan, maka perhitungannya dengan hari

karena tidak mungkin menggunakan perhitungan

kemunculan bulan sabit. Begitu juga akad yang

menggunakan perhitungan bulan dan tahun. Jika akad

terjadi diawal bulan maka seluruh bulan dalam setahun

dihitung dengan penampakan bulan sabit karena ini

adalah hokum asalnya, akan tetapi, jika akad itu dilakukan

Page 41: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

33

diengah bulan, maka perhitungannya seluruh hari ini

menggunakan hari ini.

c) Hendaknya objek akad dapat diserahkan secara nyata (hakiki)

maupun syara’

Menurut kesepakatan fuqaha, akad ijarah tidak

dibolehkan terhadap sesuatu yang tidak dapat diserahkan baik

secara nyata (hakiki). Seperti menyewa onta yang lepas dan

orang bisu untu bicara. Maupun secara syara’seperti

menyewa wanita haid untuk membersihkan masjid, seorang

dokter mencabut gigi sehat. Penyihir mengajarkan sihir.

Menurut abu hanifah, zufar, dan ulama hanabillah tidak

dibolehkan menyewakan Sesuatu yang dimiliki Bersama

selain kepada mitranya, seperti menyewa bagian seseorang

dan rumah milik Bersama kepada bukan mitranya, seperti

menyewa bagian seseorang dari rumah milik Bersama kepada

bukan mitranya, baik bagian orang tersebut jelas, maupun

tidak jelas, karena sesuatu yang menjadi milik Bersama tidak

bisa diserahkan. sebab penyerahan barang seperti ini adalah

dengan menyerahkan seluruh barang itu adalah milik mitra.

Dalam rangka milik Bersama setiap bagiannya adalah

milik Bersama dan bagian mitra bukan termasuk objek akad

Page 42: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

34

iaarah diatas sehingga secara syara’ tidak mungkin

diserahkan42.

4) Syarat mengikatnya akad ijarah (syarth lazim)

Agar akad ijarah itu mengikat, diperlukan dua syarat:

a) Benda yang disewakan harus terhindar dari cacat yang

menyebabkan terhalangnya pemanfaatan atas benda yang

disewa itu apabila terdapat suatu cacat yang demikian

sifatnya, maka orang yang menyewa (musta’jir) boeleh

memilih antara meneruskan ijarah dengan pengurangan uang

sewa dan membatalkanya.43 Untuk kasus demikian, uang

sewa yang telah disepakati dalam aqad dikalkulasikan sesuai

dengan kadar manfaat yang telah digunakan dan manfaat

yang tersisa.44

b) Tidak terdapat udzur (alasan) yang dapat membatalkan aqad

ijarah. misalnya udzur pada salah seorang yang melakukan

akad, atau pada sesuatu yang disewakan. Apabila terdapat

udzur, baik pada pelaku maupun pada maqud ‘alaih, maka

pelaku berhak membatalkan aqad.

Hanafiah membagi udzur yang menyebabkan fasakh

kepada tiga bagian:

42Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Waadilatuhu Jilid 5, (Jakarta: darul hak 2011), Hal

390-392 43 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah 2010), Hal 327 44 Wahbah Zuhaili, Alfiqhu Asy-Syaf’i Al Muyassar (Jakarta: Almahira 2010), Hal 57

Page 43: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

35

(1) Udzur dari sisi musta’jir (penyewa). Misalnya musta’jir

pailit (muflis) atau pindah domisili.

(2) Udzur dari segi mu’jir (orang yang menyewakan).

Misalnya mu’jir memiliki utang yang sangat banyak

yang tidak ada jalan lain untuk membayarnya kecuali

dengan menjual barang yang sdisewakan dan hasil

penjualnnya digunakan untuk melunasi utang tersebut.

(3) Udzur yang berkaitan dengan barang yang disewakan

atau sesuatu yang disewakan.45

Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan keadaan

tetap utuh (tidak berubah), maka boleh menyewakannya jika

manfaatnya itu ditentukan dengan salah satu perkara, dengan

jangka waktu atau pekerjaan.46 Ijarah diisyaratkan demi

memenuhi kebutuhan manusia. Mereka membutuhkan

rumah untuk ditepati, sebagian dari mereka membutuhkan

pelayanan sebagian yang lain, membutuhkan hewan tunggan

untuk dikendarai dan membawa beban, membutuhkan tanah

dan lahan untuk ditanami. 47

b. Syarat-syarat sah penyewa adalah:

45 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah 2010), Hal 327 46 Abu Syuja’ Al-Ashfahani, Fiqh Praktis Madhab Syafi’I, Matan Abu Syuja’, (Solo:

Kuttab Publisishing, 2016), Hal 186 47 Syech Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq,

(Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2009), Hal 803

Page 44: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

36

1. Kedua orang berakad saling ridho (saling rela). Apabila salah

satu orang terpaksa maka akadnya tidak sah. Seperti firman

Allah dalam QS. Anisa ayat 29: yang berbunyi

نكم بٱلبطل إلأ أن تكون لكم ب ي كلوأا أموي ها ٱلذين ءامنوا ل ت ترة يأ

عن ت ر ٢٩ ايمرح بكم كان ٱلل إن أنفسكم ت قت لوأا ول م نكم اض

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”48

2. Manfaat suatu benda yang diakadkan diketahui secara sempurna

sehingga dapat mencegah terjadinya perselisihan dikemudian

hari. yang dapat mencegah terjadinya persengketaan diperoleh

dengan beberapa hal, pertama melihat dari segi benda yang ingin

disewakan, dengan menjelaskan apabila dapat dipastikan dengan

jelas. Kedua menjelaskan masa sewanya, seperti sebulan setahun

atau lebih banyak dari pada itu. Ketiga menjelaskan pekerjaan

yang diinginkan.

3. Sesuatu yang diakadkan dapat diambil manfaatnya secara

sempurna dan syar’i. diantara ulama ada yang mensyaratkan dan

melarang menyewaan barang milik persekutuan kepada selain

rekanan. Yang demikian itu, karena manfaat barang milik

48 Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat (Jakarta: Hamzah ,2010), Hal 322

Page 45: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

37

persekutuan tidak bisa diambil secara sempurna, ini adalah

pendapat abu hanifah dan zuma.

sementara menurut fukaha, barang milik persekutuan

boleh disewakan secara muthlak, baik kepada rekanan maupun

maupun kepada orang lain, karena barang milik persekutuan

memiliki manfaat. Penyerahan bisa didilakukan dengan

pengosongan atau dengan pembagian manfaat, sebagimana

halnya itu boleh dilakukan dalam jual beli. Penyewaan adalah

salah satu jenis jual beli. Apabila pembagian manfaat tidak

ditentukan, penyewaan batal.

4. Barang disewakan bisa diserahkan Bersama manfaat yang

menyertainya. Tidak boleh menyewakan binatang yang lepas atau

barang yang dirampas dan tidak mampu direbut kembali atau

tidak bisa dimiliki lagi karena tidak bisa diserahkan. Tidak boleh

juga menyewakan tanah yang tidak bisa ditanami atau tidak bisa

menumbuhkan tanaman, atau binatang yang cacat untuk

mengakat barang karena tidak ada manfaat yang menjadi objek

akad.

5. Manfaat yang diakadkan hukumnya mubah, bukan haram dan

bukan wajib. Tidak boleh melakukan penyewaan untuk perbuatan

maksiat karena perbuatan maksiat wajib ditinggalkan. Siapa saja

yang mengupah seseorang untuk membunuh orang lain secara

zalim atau untuk membawakan khamar, atau menyewa rumah

Page 46: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

38

untuk dijadikan tempat penjualan khamar, tempat penjualan

khamar, tempat penjualan judi, atau gereja, maka penyewaan ini

batal.

Upah yang diperoleh oleh peramal (kahin) dan dukun

(‘arraf) dari keduanya pekerjaan tidak halal karena merupakan

imbalan dari perbuatan haram dan merupakan bagian dari

makanan harta manusia dengan cara yang bathil. Tidak boleh pula

mengupah seseorang untuk mengerjakan sholat dan puasa karena

ini merupakan pardu ain yang harus dikerjakan sendiri oleh orang

yang berkewajiban.49

6. Upah atau sewa dalam ijarah harus jelas 50

D. Macam-Macam Ijarah (Sewa-Menyewa)

Praktek (sewa-menyewa) sering diartikan bahwa yang dijadikan

objek sewa-menyewa adalah benda atau barang, padahal selain itu juga ada

objek sewa-menyewa yang dibolehkan dalam syara’untuk dijadikan objek

ijarah sewa-menyewa.

ulama fiqh membagi akad Ijarah yang dilihat dari segi objeknya

kedalam dua macam:

1. Ijarah bil manfaat atau benda, (ijarah ‘ala al-manafi’) yaitu sewa-

menyewa yang objeknya bersifat manfaat atau benda seperti: sewa-

49 Sayid Sabiq. Fiqh Sunnah Jilid V, (Jakarta, Pt Pustaka Abdi Bangsa 2018) Hal 117-118 50 Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, Dkk, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Pranada

Media Grup, 2010), Hal 280

Page 47: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

39

menyewa rumah, Sewa-menyewa toko, Sewa-menyewa pakain, Sewa-

menyewa kendaraan, Sewa-menyewa perhiasan.

Dalam akad ijarah tidak dibolehkan menjadikan objeknya

sebagai tempat yang dimanfaatkan untuk kepentingan yang dilarang

oleh syara’. Para ulama berbeda pendapat kapan akad ijarah ini akan

dinyatakan ada. Menurut ulama hanafiah dan malikiah, akad ijarah dapat

ditetapakan sesuai dengan perkembangan manfaat yang dipakai.

Konsekuensi dari pendapat ini adalah bahwa sewa tidak dapat dimiliki

oleh pemilik barang ketika akad itu berlangsung, melainkan harus

dilihat dahulu perkembangan penggunaan manfaat tersebut.

Sementara itu ulama syafi’iah dan hanabillah berpendapat ijarah

ini sudah tetap dengan sendirinya sejak akad ijarah terjadi. Karena akad

ijarah memiliki sasaran manfaat dari benda yang disewakan, maka pada

dasarnya penyewa berhak untuk memanfaatkan barang itu sesuai

dengan keperluannya. Bahkan dapat meminjamkan atau menyewakan

kepada pihak lain sepanjang tidak menganggu merusak barang yang

disewakan.

Namun penjelasan akad ijarah ‘ala al-manafi adalah sebagai

berikut:

a) Ijarah al- ‘ardh (akad sewa tanah) untuk ditanami atau didirikan

bangunan. Akad sewa tersebut baru sah jika dijelaskan

peruntukannya. Apabila akadnya untuk ditanami harus diterangakn

Page 48: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

40

jenis tanamannya, kecuali jika pemilik tanah (mu’jir) memberi izin

untuk ditanami tanaman apa saja.

b) Akad sewa pada binatang harus jelas peruntukanya, untuk angkutan

atau kendaraan dan juga masa pengunaanya. Karena binatang dapat

dimanfaatkan untuk berbagai macam pekerjaan jadi untuk

menghindari sengketa dikemudian hari harus disertai penjelasan pada

waktu aqad.

2. Ijarah yang bersiafat pekerjan (ijarah ‘ala al-a’mal) yaitu sewa-

menyewa yang bersifat pekerjaan atau jasa. Adalah cara mempekerjakan

seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Adalah dengan cra

mempekerjakan seseorang untuk melakukan pekerjaan.

Al-ijarah yang seperti hal ini hukumnya boleh menurut ulama

fiqh apabila, jenis pekerjaan itu jelas seperti buruh tani, tukang jahit,

buruh bagunan, dan tuakang sepatu. Ijarah seperti ini dibagi dua yaitu:

a) Ijarah yang bersifat pribadi, seperti mengupah seorang pembantu

rumah tangga.

b) Ijarah yang bersifat serikat yaitu, seseorang atau sekelompok orang

yang menjual jasanya untuk kepentingan orang banyak, seperti

buruh pabrik dan tukang jahit. 51

51 Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hal 132

Page 49: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

41

Pada saat ini perkembangan dibidang muamalah begitu cepat , jenis

sewa-menyewa yang dulunya terbatas hanya beberapa saja namun pada saat

ini jenisnya telah beragam, diantaranya:

1. Sewa-menyewa tanah

Dalam hukum islam Sewa menyewa tanah dibolehkan, dengan

menjelaskan tujuan dan kegunaaannya. apakah tanah tersebut digunakan

untuk pertanian atau untuk bangunan. apabila tanah digunakan untuk

pertanian maka harus dijelaskan apa yang ditanam, kecuali pemilik tanah

mengizinkan penyewa untuk menanam apa saja yang dikehendaki.

Dibolehkan menyewa tanah dan disyaratkan menjelaskan kegunaan

tanah yang disewa, menjelaskan jenis tanaman apa yang ditanam,

kemudian dengan pembayaran yang jelas misalnya dengan uang, emas

atau perak

jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi maka maka penyewaannya

batal karena manfaat tanah berbeda seiring perbedaan pengunaannya

untuk pembangunan atau pertanian, sebagimana umur tanaman juga

berbeda satu sama lain. jika syarat-syarat tidak dipenuhi, maka ijarah

dinyatakan batal fasikh (tidak sah).

2. sewa-menyewa binatang (hewan)

Dalam hukum islam sewa-menyewa binatang dibolehkan. dengan

syarat menjelaskan kegunaan dan tujuan penyewaan binatang tersebut

apakah untuk tunggangan atau angkutan, serta menjelaskan tentang

barang apa yang diangkut diatasnya dan siapa yang menunganginya.

Page 50: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

42

ketika binatang yang disewakan untuk angkutan dan tunggangan

mati apabila sebelumnya ia memiliki cacat lalu mati maka penyewaannya

batal. akan tetapi, apabila sebelumnya ia tidak memiliki cacat lalu mati

maka maka penyewaannya tidak batal. pemilik binatang wajib

mendatangkan binatang lainya. ia tidak memiliki hak untuk membtalkan

hak karena penyewan berlaku pada manfaat dalam tanggungan dan ia

mampu menunaikan apa yang menjadi kewajibanya berdasarkan akad.

3. sewa-menyewa rumah untuk ditepati

Dalam hukum islam Sewa-menyewa rumah untuk ditepati

diperbolehkan. menyewakan untuk ditepati tinggal oleh penyewa atau

sipenyewa menyuruh orang lain untuk menepatinya dengan cara

meminjamkan atau menyewakan kembali, diperbolehkan dengan syarat

rumah tersebut tidak boleh ditingali oleh orang yang dapat

membahayakan bangunan atau merusak, seperti tuakang besi dan

sejenisnya.

4. sewa-menyewa barang sewaan

sewa-menyewa barang sewann diboleh asalkan barang yang

disewanya adalah binatang maka ia harus disewakan jenis pekerjaan

yang sama atau pekerjaan yang mirip untuknya saat ia disewa pada kali

pertama agar resikonya minim.

Page 51: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

43

penyewa boleh menyewakan barang sewaan setelah ia menerimanya

dengan sewa yang sama, lebih besar, atupun lebih kecil dari pada sewa

yang tidak dibayarkanya. dan ia boleh mengambil persentase (komisi). 52

E. Berakhirnya Akad Ijarah

Ijarah adalah jenis akad lazim yaitu akad yang tidak membolehkan

fasakh pada salah satu pihak, krena ijarah merupakan akad pertukaran

kecuali apabila terdapat hal-hal yang mewajibkan faskh. Pada waktu proses

perjanjian ijarah telah sempurna maka kesepakatan itu bersifat tetap

(statusnya tidak beruabah). Masing-masing pihak yang mengadakan akad

tidak berhak membatalkan akad secara sepihak kecuali ditemukan cacat.

Akad ijarah yang berjangka waktu tidak boleh menyertakan syarat

khiyar, karena khiyar mencegah penggunaan hak. Hal ini menafikan

keabsahannya. Allah berfirman:

ي ها ٱلذين ءامن وأا أوفوا بٱلعقود أحلت لك لى عليكم غي م بييأم إل ما ي ت ع مة ٱلن

كم ما يريد إن ٱلل ي١مل ي ٱلصيد وأنتم حرم

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan

dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak

menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang

dikehendaki-Nya Sedangakan khiyar majlis, sebagaimana pendapat yang dirajihkan

imam nawawi, dapat diberlakukan karena khiyar majelis berlangsung

52 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 4, (Kartasura: Insan Kamil), Hal 189

Page 52: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

44

relative sebentar masing-masing piahak boleh meniadakannya.53Ijarah

adalah akad dengan batas waktu yang didalamnya harus terdapat

pengukuran manfaat dan penentuannaya dengan waktu.

Oleh karena itu tidaka ada nash yang menentukan batas maksimal

dan minimal untuk masa ijarah, maka penentuannya diserahkan kepada

para pelakunya dengan syarat bahwa masa tersebut harus memberikan

waktu yang cukup untuk kerja, dan barang yang disewakan harus tetap utuh

setelah dimanfaatkan. 54

Para ulama fiqh berbeda pendapat tentang berakhirnya akad ijarah

1. Menurut Ulama hanafiyah berpendapat bahwa akad al-ijarah itu

bersifat mengikat, tetapi boleh dibatalkan secara sepihak apabila

terdapat uzur dari salah satu pihak yang berakad seperti salah satu wafat

atau kehilangan kecakapan bertindak dalam hukum. Apabila seseorang

meninggal dunia maka akad al-ijarahnya batal, karena manfaat tidak

boleh diwariskan.

2. Al-Kasani berpendapat dalam kitab al-badaa’ui ash-shanaa’iu

berakhir akad ijarah adalah sebagai berikut:

a. Objek al-ijarah hilang atau musnah seperti, rumah yang disewa

terba atau kendaraan yang disewakan hilang.

53 Wahbah Zuhaili, Alfiqhu Asy-Syaf’i Al Muyassar (Jakarta: Almahira 2010), Hal 39

54 Muhammad Jawab Mughniyah, Fiqh Imam Ja’far Ash Shadiq ‘Ard Wa Istidlal,

(Jakarta: Lentera, 2009), Hal 681

Page 53: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

45

b. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad al-ijarah telah

berakhir. Apabila yang disewakan itu rumah, maka rumah itu

dikembalikan kepada pemiliknya, dan apabila yang disewkan itu

jasa seseorang mka orang tersebut berhak menerima upahnya.

c. Wafatnya salah seorang yang berakad

d. Apabila ada uzur dari slah satu pihak, seperti rumah yang

disewakan disita negara karena terkait adanya utang, maka akad al-

ijarahnya batal. 55

3. Sayyid sabiq berpendapat ijarah batal karena ada hal berikut:

a. terjadinya aib (cacat) barang sewaan ketika berada ditangan

penyewa.

b. rusaknya barang yang disewakan, seperti ambruknya ruamah.

c. rusaknya barang yang diupah, seperti baju yang diupahkan untuk

dijahitkan, karena tidak terpenuhi sesudah rusaknya (barang).

d. terpenuhi manfaat yang diakadkan sesuai dengan masa yang

ditentukan.

penganut mazhab Hanafi berpendapat salah satu pihak yang berakad

boleh membatalkan ijarah, apabila ada kejadian-kejadian luar bisa, seperti

tercurinya barang-barang dagangan. 56

55 Abdul Rahman Ghazali Dkk, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana 2010), Hal 283 56 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 13 (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), Hal 29

Page 54: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

46

Perjanjian ijarah akan ditolak apabila bersatu dengan persetujuan

bersyarat.57 ijarah yang batal menimbulkan konsekuensi adanya

pembayaran yang sepadan dengan uang sewa yang uang sewa yang telah

ditetapkan dalam akad ijarah yang sah, baik musta’jir telah memanfaatkan

barang sewaan maupun belum. Dikarenakan ijarah statusnya sama dengan

jual beli, dan manfaatnya sama seperti barang yang diperjual belikan.58

Apabila masa sewa telah berakahir, penyewa wajib mengembalikan

barang sewaannya. Setelah masa sewa berakhir, barang itu menjadi amanat

bagi penyewa.59 Apabila benda ijarah berupa benda bergerak, benda

tersebut diserahkan kepada pemiliknya. Untuk benda yang tidak bergerak,

musta’jir harus menyerahkanya dalam keadaan kosong dari harta miliknya,

jika benda yang disewakan berupa tanah pertanian, maka tanah tersebutS

diserahkan dalam keadaan kosong dari tanaman.60

F. Manfaat Dan Hikmah Ijarah (Sewa-Menyewa)

1. Manfaat ijarah

a. Dapat ikut memenuhi hajat yang banyak

b. Menumbuhkan sikap saling menolong dan kepedulian terhadap

orang lain.

57 Abdul Rahman I Doi, Fiqh Muamalah Syariah III, Hal 43 58 Wahbah Zuhaili, Al Fiqhu Asy-Syafi ‘I Al Mayyasar, (Jakarta: Al Maihira 2010), Hal

56 59 Syech Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq

(Jakarta: Pustaka Al Kausar 2009), Hal 810 60 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), Hal 89

Page 55: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

47

c. Dapat menciptakan hubungan silahturahim dan persaudaraan antar

penyewa dan yang menyewkan. 61

2. Hikmah ijarah

Bermuamalah dengan suatu akad ijarah (sewa-menyewa) dalam

kehidupan bermasyarakat, maka syariat islam membenarkannya.

Seseorang dapat memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya tanpa harus

melakukan pembelian barang, karena jumlah uangnya yang terbatas,

misalnya dengan menyewa rumah, sementara pihak yang lainnya

kelebihan rumah dan dapat menyewakannya untuk memperoleh uang

dalam rangka memenuhi kebutuhan lainya.

Beberapa orang banyak yang tidak dapat membeli kendaraan,

karena harganya yang tidak terjangkau, namun demikian, setiap orang

dapat menikmati angkutan tersebut dengan jalan menyewaken.

Kendaraan dan angkutan adalah kebutuhan vital dalam kehidupan

sehari-hari, banyak pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan sendiri,

karena terbatasnya tenaga dan keterampilan. Misalnya mendirikan

bangunan dalam keadaan ketika kita harsu menyewa tenaga buruhyang

memiliki kesanggupan dalam pekerjaan tersebut. 62

Hikmah dalam pensyariatan sewa-menyewa sangat besar sekali,

karena didalam sewa-menyewa terdapat unsur saling tolong-menolong

antara makhluk dengan makhluk yang lainnya. Karena perbuatan yang

61 Khumedi Ja’far Hal 134-139 62 Hamzah Ya’kub, Kode Etik Dagang (Bandung: Cv. Diponegoro, 1992), Hal 319-320

Page 56: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

48

dilakukan satu orang pastilah tidak sama dengan perbuatan yang

dilakukan oleh dua orang atau tiga orang misalnya, apabila sewa-

menyewa dalam bentuk barang maka dalam akad persewaan

diisyaratkan untuk menyebutkan siafat dan kualitasnya.

Hikmah dalam sewa-menyewa adalah untuk mencegah terjadinya

permusuhan dan perselisihan. Tidak boleh menyewakan barang yang

tidak ada kejelasan manfaatnya, yaitu sebatas perkiraan dan terkaan

belaka. Barangkali tanpa disadari barang tersebut tidak ada manfaat

yang diterima atau tidak bias digunakan. 63

63 Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syari’at Islam (Jakarta: Gema Insani,2006),

Hal 488

Page 57: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

49

BAB III

PANDANGAN FIQH MUAMALAH TERHADAP SEWA-MENYEWA

KEBUN KELAPA SAWIT DI NAGARI BAWAN

A. Monografi Nagari Bawan

1. Sejarah Penamaan Nagari Bawan

Asal-usul Nagari Bawan berawal dari kata baawan (berawan).

Lama-kelamaan semakin cepatnya masyarakat mengucapkan kata baawan

tersebut, berubahlah kata baawan menjadi Bawan. Nagari Bawan asal

mulanya bernama Lambah Bawan (lembah yang berawan), Dahulunya ada

sekelompok orang pendatang dari daerah luar dahulunya, orang itu dia mau

mencari tempat untuk berkebun.64

Karena sudah sekian jauh lama berjalan. Sampailah sekelompok

orang tersebut di Lambah Bawan (lembah yang berawan) ini. Sekelompok

orang itu menginaplah di Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan)

ini. Nenek moyang orang bawan ini bertanya atau bersejarahlah istilahnya.

Rupanya pendatang yang sekelompok ini adalah orang dari Pariaman,

Lubuk Alung, bahkan ada orang dari Padang yang kesini.

Diperintahkanlah orang tersebut untuk berkebun oleh nenek moyang

Lambah Bawan (dataran rendah berawan) di daerah tersebut. diberikanlah

perjanjian, bersihkanlah hutan besar ini berapapun banyaknya ambillah

untuk berkebun, tidak diperjual belikan kata nenek moyang Lambah Bawan

64 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

Page 58: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

50

(dataran rendah yang berawan) ini. Pergilah sekelompok orang pendatang

tadi ini berjalan-jalan ke dalam hutan ini. Orang ini melihat bagaimana

permukaan tanah yang ada di tempat tinggalnya ini. 65

Rupanya sampailah orang ini ke daerah yang dinamakan dengan

Matua hingga saat sekarang ini. Matua merupakan daerah tertinggi di

Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) tersebut. Lalu sekelompok

orang tersebut memandang dari daerah Matua ke arah Lambah Bawan

(dataran rendah yang berawan) maka terlihatlah Lembah Berawan atau

dataran rendah yang berawan.

Daerah ini dahulunya banyak ditumbuhi dengan kayu-kayu. Apabila

kita memandang dari atas, maka banyak asap atau awan yang dilihat. Sudah

pukul delapan matahari belum juga tampak hingga pukul sepuluh barulah

matahari mulai tampak. udah siang hari belum juga kelihatan matahari lagi.

Itu makanya dinamakan Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan). 66

Dengan demikian orang-orang yang ada disini khususnya orang

Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan) memberi nama daerah ini

Lambah Bawan (dataran rendah yang berawan). Ternyata diantara banyak

kampung yang ada di Kecamatan Ampek Nagari ini, Lambah Bawan

(dataran rendah yang berawan) inilah kampung yang paling terendah.

Semakin banyak pendatang baru yang datang ke daerah ini, maka semakin

luas pula lahan yang dikelola untuk berkebun dengan melakukan

65 Profil Nagari Bawan Tahun 2020 66 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

Page 59: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

51

musyawarah dengan ninik mamak yang ada disini. dengan semakin

berkembangnya zaman daerah ini pun semakin maju, sehingga tanah yang

telah dikelola oleh orang banyak tersebut, didirikanlah sebuah Nagari yang

bernama Nagari Bawan, dahulunya bernama Lambah Bawan (dataran

rendah yang berawan). Karena daerah sudah semakin maju dan di

hilangkanlah nama Lambah (lembah atau dataran rendah) tersebut. Maka

jadilah nama Nagari ini, Nagari Bawan sampai saat sekarang ini.

Bawan adalah sebuah Nagari yang terletak di Kecamatan Ampek

Nagari kabupaten Agam provinsi Sumatera Barat. Nagari Bawan memiliki

luas wilayah 56.000 Ha67

2. Geografis Dan Topografis Nagari

Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam terletak

antara 0 sampai dengan 500 diatas permukaan laut. dengan bentangan alam

yang beragam seperti perbukitan, lembah dan daratan. secaraa ekonomis

keadaan alam yang demikian dengan ketinggian yang sedang dari

permukaan laut. dalam skala sedang menciptkan tingkat sosial masyarakat

yang rata-rata berprofesi petani, melihat daratan menyediakan lahan

produktif untuk Bertani. keadaan Demografis dan Topografis Nagari dapat

dilihat pada tabel diberikut ini.68

Tabel 3.1

Tabel Geografis

67 Profil Nagari Bawan Tahun 2020 68 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

Page 60: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

52

NO BENTANGAN LAHAN KETERANGAN

1.

2.

3.

Ketinggian Nagari dari permukaan laut

Curah hujan rata-rata/ tahun

Keadaan suhu rata-rata

0-500 Mdpl

3.500-400 MM

25-33 o C

3.2

Tabel Topografis /Keadaan Lahan

3. Batas Dan Pembagian Wilayah Nagari

Nagari bawan berbatasan dengan wilayah berikut sebagaimana

terlihat pada tabel berikut ini: 69

3.3

Tabel Batas Wilayah Nagari

69 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

NO KEADAAN LAHAN LUAS (Ha)

1.

2.

3.

Daratan

Perbukitan

Dan lain-lain

3547

100

100

NO LETAK BATAS NAGARI KECAMATAN

1.

2.

3.

4.

Sebelah Utara

Sebelah Selatan

Sebelah Barat

Sebelah Timur

Salareh Aia

Maggopoh

Tiku V Jorong

Batu Kambing

Dan Sitanag

Palembayan

Lubuk Basung

Tanjung Mutiara

Ampek Nagari

Page 61: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

53

Nagari bawan memiliki luas wilayah 56.000 Ha yang memiliki 5

jorong dengan luas perjorongnya sebagaimana yang tergambar pada

tabel dibawah ini: 70

3.4

Tabel Pembagian Wilayah Nagari Bawan

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jorong

yang paling luas adalah jorong pasar Bawan yaitu 12.600 Km2, dan

jorong yang paling sedikit adalah jorong Malabur yaitu 9250

4. Jumlah Penduduk

Kondisi kependudukan Nagari Bawan terdiri dari penduduk tetap

dengan kepadatan penduduk 300/km dan pertumbuhan penduduk

70 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

NO TERDIRI DARI LUAS (Km2)

1.

2.

3.

4.

5.

Jorong Pasar Bawan

Jorong Pudung

Jorong Malabur

Jorong Lubuk Alung

Jorong Anak Air Kasing

12.600

11.750

9.250

10.900

11.500

Jumlah 56.000 Km2

Page 62: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

54

53,16% per tahun. dengan jumlah penduduk dirinci perjorong sebagai

berikut:

3.5

Tabel Berdasarkan Jumlah Penduduk Perjorong

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah

KK terbanyak diantara 5 jorong adalah jorong pasar Bawan sebanyak

1.278 KK dan jumlah KK yang paling sedikit adalah jorong Anak Air

Kasing sebanyak 748 KK71.

3.6

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

71 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

NO JORONG KK Lk Pr Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Pasar Bawan

Pudung

Malabur

Lubuk Alung

Anak Air Kasing

1.278

1.164

784

827

748

2.723

2.635

1.671

1.853

1.739

2.603

2.432

1.554

1.686

1542

5.326 jiwa

5.067 jiwa

3.225 jiwa

3.539 jiwa

3.281 jiwa

Jumlah 4.801 10.621 9817 20.438 jiwa

Page 63: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

55

NO GOLONGAN UMUR/

USIA

JUMLAH

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0-1

1-4

5-14

15-44

45-56

65 keatas

679 jiwa

2.129 jiwa

5.179 jiwa

9.156 jiwa

2.274 jiwa

976 jiwa

Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah penduduk terbanyak

adalah usia 15-44 tahun yaitu dengan jumlah 9.156 jiwa, dan jumlah

penduduk yang paling sedikit adalah usia 0-1 tahun sebanyak 679 jiwa.

3.7

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

NO URAIAN JUMLAH (Orang)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Karyawan

Pegawai Negeri Sipil

Abri

Wiraswasta/ Pedagangan

Tani

Buruh Harian

Pensiunan

Honorer

Polri

Guru

Dokter

Bidan

1340

50

30

789

7685

468

50

54

20

68

16

30

Page 64: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

56

13. Mahasiswa 300

Berdasarkan tabel diatas, bahwa pekerjaan yang paling banyak

adalah tani berjumlah 7685 orang, dan pekerjaan penduduk yang paling

sedikit adalah Dokter berjumlah 16 orang.72

5. Kondisi Sosial

Kondisi sosial masyarakat Nagari bawan tidak terlepas dari indek

pertumbuhan dibidang Pendidikan, kesehantan, Ibadah, kondisi sosial

masyarakat sebagaimana digambarkan dalam tabel dibawah ini: 73

3.8

Tabel Jumlah Sarana Pendidikan

72 Profil Nagari Bawan Tahun 2020 73 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

NO LOKASI

JORONG

JENJANG PENDIDIKAN

PAUD TK SD MI SMP MTS SMA MAS SMK

1. BAWAN 2 5 3 2 1

2. PUDUNG 4 3 1 1 1

3. MALABUR 4 2

4. LUBUK

ALUNG

4 1 1 1

5. ANAK AIR

KASING

2 2 1

Page 65: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

57

Berdasarkan tabel diatas sarana Pendidikan terbanyak terdapat

dijorong bawan sebanyak 13 buah terdiri dari PAUD, TK, SD, MI,

SLTP, sedangkan sarana Pendidikan yang paling sedikit adalah di

jorong Anak Air Kasing yaitu 5 buah terdiri dari TK, SD, SLTP.74

3.9

Tabel Jumlah Sarana Kesehatan

NO

NAGARI

SARANA KESEHATAN

PUSKESMAS PUSKESRI POSYANDU KLINIK

1. BAWAN 1 5 7 4

3.10

Tabel Jumlah Sarana Ibadah

NO NAGARI SARANA IBADAH

1.

BAWAN

MESJID MUSHOLA

15 39

3.11

Tabel Kondisi Sosial Masyarakat Menurut Pendidikan

NO KONDISI PENDIDIKAN JUMLAH

1. Tamat SD 1.506

2. Tamat SLTP 3.040

74 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

Page 66: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

58

3. Tamat SLTA 5.078

4. Tamat Akademi 400

5. Tamat Sarjana 850

6. Pascasarjana 100

Jumlah 10.974

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 20.483 jiwa

jumlah penduduk Nagari Bawan yang menempuh Pendidikan adalah

sejumlah 10.974 jiwa, selain dari yang sudah bekeluarga dan lanjut usia

serta yang tidak melanjutkan pendidikan75

6. Kondisi Ekonomi

tabel 3.12

Kondisi Ekonomi Masyarakat Menurut Mata Pencarian

NO MATA PENCARIAN JUMLAH RUMAH TANGGA

1. Petani 7.685

2. Pegawai Negeri 500

3. Abri 50

4. Wiraswasta 200

5. Tukang 230

6. TNI/Polri 100

75 Profil Nagari Bawan Tahun 2020

Page 67: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

59

7. Buruh Tani 1.040

8. Pedagang 80

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang paling banyak

jumlah Ekonomi masyarakat berdasarkan mata pencariaannya adalah

Petani sebanyak 7.685 orang dan yang paling sedikit adalah Abri

sebanyak 50 orang.76

B. Pelaksanaan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit di Nagari Bawan

Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam

Sewa-menyewa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebagian

masyarakat yang ada di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten

Agam. dalam Prakteknya Sewa-menyewa yang dilakukan masyarakat di Nagari

Bawan sebagaimana yang penulis temukan di Nagari Bawan. Mengenai hal ini

penulis mendapatkan keterangan dari beberapa pemilik kebun yang

menyewakan kebunnya, sebagaimana yang diungkapkan bapak Johon adalah

selaku pemilik dan yang menyewakan kebunya. bahwa ia telah melakukan sewa

-menyewa sejak tahun 2018 sampai 2020.77

Bapak Kadri yang juga selaku pemilik kebun, dan yang menyewakan

kebunnya. di Nagari ini juga mangatakan bahwasanya ia baru baru ini juga

melakukan sewa-menyewa kebunnya. yang mana para pemilik kebun lainya

76 Profil Nagari Bawan Tahun 2020 77 Johan, Pemilik Kebun kelapa sawit, wawancara pribadi, kenagarian bawan, 30 april

2021

Page 68: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

60

juga melakukan sewa-menyewa seperti yang dilakukan oleh yang lainnya. dan

juga diungkapakan oleh bapak Buyung, ibu Ena, bapak Haris dan yang lainnya

juga telah melakukan sewa-menyewa kebun kelapa sawit mereka78.

Adapun dari pihak penyewa yang penulis tanyakan sejak kapan mereka

melaksanakan sewa-menyewa kebun kelapa sawit. menurut keterangan yang

diungkapkan oleh penyewa bapak Syamsuri, bahwasanya ia sudah lama

melakukan sewa-menyewa kebun kelapa sawit sejak tahun 2018 sampai 2020

yang lalu.

Bapak Rinaldi selaku penyewa kebun kelapa sawit mengatakan bahwa ia

telah melakukan sewa-menyewa kebun kelapa sawit baru baru ini kira-kira

tahun 2020 sampai sekarang dengan pemilik kebun kelapa sawit yang ada di

Nagari Bawan. hal ini juga dilakukan oleh penyewa kebun yang lainya seperti

yang dilakukan bapak Deri dan ibuk Supik, bapak Nasrul dan yang lainnya

bahwasan ia juga melakukan sewa-menyewa kebun kelapa sawit.

Berdasarkan keterangan dari pemilik dan penyewa kebun kelapa sawit di

Nagari Bawan Kec. Ampek Nagari ini telah berlangsung beberapa tahun yang

lalu. hal ini terbukti dari beberapa keterangan narasumber yang penulis

wawancarai di Nagari bawan. berdasarkan keterangan dari Narasumber juga

dapat diketahui bahwasanya di Nagari Bawan hampir seluruh masyarakat

memiliki kebun kelapa sawit, namun ada sebagian masyarakat yang

menyewakan kebun kelapa sawit.

78 Kadri, Pemilik Kebun kelapa sawit, wawancara pribadi, kenagarian bawan, 30 april

2021

Page 69: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

61

Ketika penulis menanyakan apa yang menjadi latar belakangi para pemilik

kebun ini melakukan Sewa-menyewa kebun kelapa sawitnya. bapak Johon

selaku pemilik kebun mengatakan bahwasanya ia melakukan sewa ini karena

butuh biaya yang besar untuk pesta anaknya, ia mengatakan juga dari pada ia

menjual kebunnya lebih baik dia sewakan, kalua disewakan nantinya kebunnya

akan menjadi miliknya setelah masa sewanya berakhir, kalua ia menjual semua

haknya terhadap kebun akan hilang.79

Bapak Kadri adalah selaku pemilik kebun dan yang menyewakan kebun

juga mengatakan bahwasanya ia menyewakan kebunnya karena ia butuh biaya

yang besar untuk Pendidikan anaknya dan untuk membuat rumah dan ia

mengatakan hal yang sama dari pada menjual lebih baik menyewakan saja. hal

ini juga sama dikatakan oleh pemilik kebun yang lainnya mereka beralasan

karena butuh biaya yang banyak untuk penunjang aktifitas ekonomi.80

Berdasarkan keterangaan diatas para pemilik kebun sekaligus yang

menyewakan kebun kelapa sawit. maka dapat penulis pahami bahwa yang

melatar belakangi masyarakat di Nagari bawan ini, melakukan sewa-menyewa

adalah karena butuh biaya yang besar untuk pesta, buat rumah dan Pendidikan

anaknya. sewa menyewa dilakukan sebagai penunjang aktifitas ekonomi.

Adapun mengenai pelaksanaan sewa-menyewa kebun kelapa sawit di

Nagari bawan sebagaimana yang dikemukan oleh ibu Ena, selaku pemilik

79 Johon, pemilik kebun kelapa sawit kelapa sawit, wawancara pribadi, kenagarian bawan,

30 april 2021

80 Kadri, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021

Page 70: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

62

kebun dan pihak yang menyewakan kebun kelapa sawit. yang mempunyai

kebun seluas lebih kurang 2 hektar, dan menyewakan kebun tersebut kepada

penyewa sebesar 30 juta, selama 4 tahun. dengan perjanjian-perjanjian tertulis

dan disepakati kedua belah pihak. seperti kesepakatan harganya dan masa

berakhir sewanya. 81

Bapak Haris adalah selaku pemilik kebun dan yang menyewakan kebun

kelapa sawit dengan luas kebun lebih kurang 2 hektar dan menyewakan

kebunnya dengan harga 40 juta Selama 4 tahun, bahwasanya ia mengatakan

sistemnya adalah dengan perjanjian tertulis dan disepakati kedua belah pihak.

kesepakatan harga dan kapan masa sewannya berakahir sewa. hal yang sama

dikatakan oleh para pemilik kebun lainnya bahwa ia melakukan sewa-menyewa

kebun kelapa sawit dengan seperti itu.82

Ketika penulis mengkonfirmasi kepada penyewa kebun kelapa sawit hal

ini dibenarkan oleh penyewa. menurut bapak Deri selaku penyewa kebun kelapa

sawit bahwa ia sudah cukup lama juga melakukan sewa-menyewakebun kelapa

sawit. ia membenarkan bahwa sewa-menyewa yang dilakukan seperti itu, hal

yang sama disampaikan oleh penyewa lainnya dengan redaksi yang berbeda.83

Berdasarkan penuturan dari penyewa dan pemilik kebun kelapa sawit dapt

penulis pahami bahwasanya sistemnya adalah dengan cara perjanjian tertulis

81 Ena, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021

82 Haris, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021 83 Deri, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021

Page 71: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

63

dan disepakati kedua belah pihak. masalah penetapan harga sewanya dan masa

berakhirnya, disepakati terlebih dahulu apakah penyewa sangup, dan apakah

pemilik kebun mau menyewakan kebunnya.

Selanjutnya penulis juga menanyakan berapa harga sewa kebun yang

diberikan kepada pemilik kebun sebagaimana yang diungkapkan bapak Dayat

bahwa ia menyewakan kebun dengan harga 35 juta selam 3 tahun. sebagimana

yang diungkapan bapak buyung selaku pemilik bahwa ia menerima uang sewa

kebunya adalah sebesar 25 juta selama 3 tahun hal yang sama disampaikan oleh

pemilik kebun lainya dengan redaksi yang berbeda84

Berdasarkan jawaban-jawaban pemilik kebun diatas bahwasanya ia

menyewakan kebun dengan harga-harga yang ditetapkan tergantung berapa luas

kebunnya.dan masalah harga tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak

dan kesangupan penyewa dalam melakukan sewa.

Dan penulis juga menanyakan kepada penyewa berapa pendapatan setiap

panennya sebagaimana yang diungkapan oleh ibuk Upik selaku penyewa kebun

bahwasannya hasil yang didapat setiap panennya lebih kurang 2,5 setiap

panennya. menurut ibuk ini dapatkan tergantung pada ia merawatnya kalua dia

rajin merawatnya bisa lebih dari pada itu, akan tetapi kalua dibiarkan bisa

kurang dari pada itu. 85

84 Dayat, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021

85 Upik, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29 April

2021

Page 72: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

64

Bapak Deri juga mengugkapkan bahwa hasil panen yang ia dapatkan lebih

kurang 1,2ton setiap panennya, bapak ini mengatakan juga bahwa kalua mau

hasil panennya banyak, bahwa ia harus rajin merawat dan membersihkan dari

semak.hal yang sama dikatakan oleh penyewa lainya kalau ingin mendapatkan

hasil yang banyak tentu harus rajin merawatnya. 86

Berdasarkan jawaban-jawaban yang dituturkan narasumber dapat penulis

pahami kalau ingin mendapatakan hasil yang banyak kita butuh pengorbanan

dan kerja keras dalam merawat kebun tersebut.

Selanjutnya penulis juga menanyakan kepada penyewa bapak samsuri

selaku penyewa mengatakan bahwa hasil rata-rata yang didapat setiap panennya

adalah sebesar 1ton 5 ratus setiap kali panennya yang mana panennya tersebut

dua bulan tiga kali panen atau sekali dua puluh hari87

Bapak Rinaldi selaku penyewa juaga mengatakan bahwa hasil yang

didapat setiap kali panennya sebesar kadang mencapai 1,3ton setiap dua puluh

hari sekali atau dua bulan tiga kali panen, begitu juga penyewa lain

mengungangkap hal yang sama dengan dengan redaksi yang berbeda.88

Berdasarkan keterangan diatas dapat penulis pahami bahwa sewa-

menyewa yang dilakukan sebagian masyarakat ini bahwa pendapatan rata-rata

dari penyewa adalah sebesar lebih kurang dua ton setiap kali panennya yang

86 Deri, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29 April

2021

87 Samsuri, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29

April 2021 88 Rinaldi, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29

April 2021

Page 73: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

65

mana panen kebun tersebut rata-rata dua puluh hari sekali atau dua bulan tiga

kali panen.

Saat penulis menanyakan kepada pemilik kebun apakah ada kerugian

dengan kebun yang disewakankan tersebut sebagaimana yang diungkapkan

bapak Johan selaku pemilik ia mengatakan bahwa ia ada merasa rugi juga

namun ia juga mengatakan hal ini udah kesepakatan namun dia tidak bisa

menutut lagi dan sudah mengikhlaskan terlebih terkurangnya 89

Bapak Kandri juga mengatakan bahwa ia tidak merasa rugi dengan

menyewakan kebunnya, kenapa karena ia mengatkan ia tidak sangup juga

merawat kebunnya. hal yang sama dismapaikan oleh pemilik kebun yang lain

dan hanya saja berbeda redaksinya 90

Berdasarkan jawaban dan penuturan dari pemilik kebun dapat penulis

pahami bahwasanya ada sebagian pemilik merasa rugi namun itu sudah

kesepakatan. dan ada juga yang mengatakan tidak, dengan alasan tidak sangup

merawatnya. dari pada jadi hutan.

C. Persepsi Masyarakat Terhadap Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit di

Nagari Bawan

Berdasarakan penelitian yang penulis lakukan adapun praktek sewa-

menyewa yang dilakukan sebagian masyarakat Nagari Bawan menurut Bapak

Johan selaku pemilik kebun kelapa sawit, ia menyewakan kebun kelapa

89 Johon, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021 90 Kadri, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29 April

2021

Page 74: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

66

sawitnya 1 hektar 20 juta selama dua tahun ia berpandangan bahwa sewa

menyewa yang dilakukan adalah boleh saja, dan ia juga mengatakan bahwa

kebun yng disewakan miliknya sah-sah saja ia menyewakan.91

Bapak Samsuri selaku penyewa juga perpandangan bahwa sewa-menyewa

itu boleh saja, dan juga mengatakan sewa-menyewa yang dilakukan ini atas

kemauan si pemilik dan ia selaku penyewa hanya menerimanya saja. dan sewa

menyewa yang dilakukan menurut ia adalah saling ridho dan suka sama suka

ats perjanjian yang mereka buat.92

Bapak Kandri selaku pemilik juga berpandangan bahwa sewa-menyewa

yang ia lakukan atas kemauan sendri dan tidak ada paksaan. Menurut ia boleh-

boleh saja yang penting suka sama suka dan ridho sam ridho. begitu juga

pemilik kebun lain juga berpandangan yang sama seperti yang dikatakan bapak

Buyung dan ibu Ena juga berpandangan yang sama.93

Bapak Rinaldi selaku penyewa juga berpadangan bahwa sewa-menyewa

yang ia lakukan itu boleh-boleh saja. dan ia selaku penyewa hanya menerima

saja dan juga penyewa lainnya juga berpandangan sama seperti bapak deri juga

bependapat sewa-sewa-menyewa boleh-boleh Saja asalkan tidak ada paksaan

dan juga Ibu Supik berpandangan yang sama.94

91 Johon, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 30 April

2021 92 Samsuri, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29

April 2021 93 Kadri, Pemilik Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29 April

2021 94 Rinaldi, Penyewa Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Kenagarian Bawan, 29

April 2021

Page 75: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

67

D. Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit Ditinjau Dari Fiqh Muamalah

1. Pandangan Ulama Tentang Sewa-Menyewa kebun dengan menjadikan

buahnya sebagi objek sewa.

a. Wahbah Az-Zuhaili berpendapat dalam kitab Fiqh Islam Wa Adillatuhu

ابست ن لخز ثمرته ول والىكون المنفعة استىفء عىن قصدا فلا تصح اجرة الثنة لخزصو فها او لبنه

Artinya :“Diisyaratkan dalam manfaatnya tidak ada maksud

mengambil barang dengan sengaja. maka tidak sah menyewa

kebun untuk diambil buahnya, atau kambing untuk diambil

bulunya atau susunya.” 95

b. Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani ulama

mazhab Sayafie berpendapat dalam kitab Nihayatuzzain.:

فعة فعة فلا يصح عقد اجارة ال ف مص من حالة , فلا يصح استئجارالمن البستان للثما رواللبشاة للبنها أولصوفها أووئدها والبكة لسمكها,

عجيل وليصح استئجارجحش صغيل نوضح الجارة على ت نافح

الم

Artinya: Akad sewa-menyewa hanya sah dan boleh pada sesuatu yang

siap manfaat (sesuatu yang punya manfaat tapi dimasa yang

akan datangtidak boleh, harus siap manfaat) begitu juga tidak

sah menyewa kebun karena buahnya saja atau kambing karena

susunya atau bulunya atau anaknya dan kolam karenaikannya

begitu juga dengan anak keledai. semua itu disebabkanbahwa

penyewa dilakukan dengan tujuan manfaat yang ada atau siap

saja.96

c. Muhammad syata ad-dimyati berpendapat

ابستان لثمره, لن الاعيان لتلك فلا يصح اكت اء بعقدالجارة قصد

95 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa adillatuhu, Jilid 5, (Jakarta: Gema Insani ,2011)

Hal 409 96 Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi Al-Bantani, Nihayatuzzain Fi Irsyadil

Mubtadi’in, (Darul Kutub Al-Ilmiyah,2002), Hal 253

Page 76: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

68

Artinya: Menyewakan kebun guna memanen buahnya yang tumbuh

didalamnya itu tidak sah, karena kebun buah tersebut tidak

dapat dipindah kepemilikannya berdasarkan akad sewa.97

2. Analisis Penulis

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis kemukakan beberapa

analisis adalah sebagai berikut:

Pertama menurut penulis praktek sewa-menyewa kebun kelapa

sawit di Nagari Bawan ini tidak sesuai dengan prinsip sewa-menyewa dalam

islam. dan para ulama pun tidak menbolehkan sewa-menyewa pohon untuk

diambil buahnya begitu juga dengan menyewa kambing untuk diambil

susunya.

Adapun yang dilakukan sebagian masyarakat Nagari Bawan adalah

sewa-menyewa kebun kelapa sawit untuk diambil buah kelapa sawit

tersebut. Sementara dalam sewa-menyewa kebun kelapa sawit yang

dilaksanakan sebagian masyarakat ini yang dijadikan objek adalah buah

kelapa sawit tersebut, buah disini adalah materi (benda). karena dalam akad

ijarah hanya boleh mengambil manfaat seperti untuk kegiatan usaha

produktif, seperti bertani, bersawah dan lainya. memanfatan barang yang

disewa bukan mengambil manfaat dari benda tersebut.

Kedua menurut penulis praktek sewa-menyewa kebun kelapa sawit

di Nagari Bawan dilakukan atas pengetauan dan kebiasaan masyarakat

setempat bukan berdasarkan prinsip sewa-menyewa dalam islam. hukum

97 Muhammad Syata Ad-Dimyati, I’nah At-Talibin, Juz III (Surabaya: Usaha Keluarga,

2005), Hal 110

Page 77: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

69

islam tidak menerima sebuah kebiasaan dan tidak bisa diterima sebagai

sebuah hukum. alasan masyarakat tidak bisa dijadikan hukum islam.

Ketiga menurut penulis bahwa sewa-menyewa yang dilakukan ini

dapat menyebabkan kerugian pada pemilik kebun atau pihak penyewa,

kalau dilihat dari hasil yang didapat setiap panennya.

Page 78: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

70

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan bab per bab dan berdasarkan hasil

penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Pandangan masyarakat Nagari Bawan Tehadap sewa menyewa kebun

kelapa sawit ini, penulis berkesimpulan bahwa sewa-menyewa kebun

kelapa sawit ini boleh asalkan saling ridho dan tanpa paksaan dari pihak

lain.

2. Praktek dan Pandangan Fiqh Muamalah terhadap sewa-menyewa kebun

kelapa sawit di Nagari bawan penulis berkesimpulan bahwa praktek

sewa-menyewa kebun kelapa sawit ini tidak sesuai dengan prinsip ijarah

dalam islam. dan masyarakat melakukan berdasarkan pengetahuan dan

kebiasaan saja.

Ulama fiqh tidak membolehkan sewa-menyewa kebun untuk

diambil buahnya. dalam sewa-menyewa dalam sewa-menyewa hanya

boleh untuk mengambil manfaat dari apa yang disewa dan bukan

mengambil manfaat benda dari yang disewa.

B. Kritik Dan Saran-Saran

1. Dihararapkan bagi masyarakat Nagari Bawan Kec. Ampek Nagari agar

lebih bisa memehami konsep ijarah secara jelas agar sesuai prinsip islam

Page 79: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

71

2. Diharapkan kepada insan akademisi untuk terus memberikan arahan

atau pengajian bagi masyarakat NagariBawan, agar memehami konsep

ijarah secara jelas, sesusai ajaran islam.

3. Diharapakan kepada seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama terus

bekerjasama memberikan pemahaman kepada masyarakat agar

kebiasaan lama segera dihentikan dan sesuai ajaran agama islam.

Page 80: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

DAFTAR PUSTAKA

Anshari Abdul Ghofur, Hukum Perjanjian Islam Diindonesia, Yogyakarta: Gajah

Mada University 2018

Al-Jarjawi, Syekh Ali Ahmad, Indahnya Syari’at Islam (Jakarta: Gema

Insani,2006)

Ali Hasan, M. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta: PT. raja grafindo

persada), Hal 101

Ahmad Yahya Al-Faifi, Syech Sulaiman, Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq

(Jakarta: Pustaka Al Kausar 2009)

A.Zainudin. Al-Islam 2 Muamalah Dan Akhlak, Bandung: Pustaka Setia 1998

Az-Zuhaili Wahbah, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 5, Jakarta: Gema Insani 2011

Az-Zuhaili, wahbah Alfiqhu Asy-Syaf’i Al Muyassar (Jakarta: Almahira 2010),

AZ-Zuhaili, wahbah Fiqh Iman Syafi’i 2, (Jakarta: Al-Mahira, 2008)

Abdur Rahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala, Al-Madhahib, Al-Arba’ah (Beirut: Dar Al-

Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, Dkk, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada

Achmad Zaidun & A Ma’ruf Asrori (Surabaya: PT Bina Ilmu 1997),

Abdul Rahman I Doi, Fiqh Muamlah Syariah III (Jakarta: Raja Granfindo Persada,

1996)

Abu Bakar Al-Husaini, Imam Taqiyuddin Khifatul Akhyar, Jilid 2 Terjemah,

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah 2010)

Page 81: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

Abu Syuja’ Al-Ashfahani, Fiqh Praktis Madhab Syafi’I, Matan Abu Syuja’, (Solo:

Kuttab Publisishing, 2016)

Al-Ilmiyah kutub, 2003)

Bugun Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2017

Djuwaini Dimyauddin, .Pengantar Fiqh Muamalah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2008

Fatwa DSN-MUI no.09 /DSN -MUI/IV /2000

Gunawan Fahmi Dkk. Senerai Penelitian Pendidikan Hukum Dan Ekonomi,

Jogjakarta: Cv. Budi Utama 2018

Ghazali Abdul Rahman Dkk. Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana 2010

Hadis Shahih Bukhari Muslim

Huda, Qomarul, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: teras 2011)

HR. Ahmad. Dan Abu Daud, Dan Nasa’i Dari Abi Waqas R.A

Hamzah Ya’kub, Kode Etik Dagang (Bandung: Cv. Diponegoro, 1992), Ha

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi)

Herman, Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian Buku Panduan Mahasiswa

Jakarta: Gramedia Pustaka Ulama.2008

Khumedi Ja’far

Muhammad Nasi Bar-Rifa’i

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana,

2013

Page 82: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

Muhammad Jawab Mughniyah, Fiqh Imam Ja’far Ash Shadiq ‘Ard Wa Istidlal,

(Jakarta: Lentera, 2009)

Sabiq Sayid, Fiqh Sunnah Jilid V, (Jakarta, Pt Pustaka Abdi Bangsa 2018)

Sabiq Sayyid, Fiqh Sunnah Jilid 4, (Kartasura: Insan Kamil),

Sabiq Sayyid, Fiqh Sunnah Jilid 13 (Jakarta: Kalam Mulia, 1991)

Syafei Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia 2001

Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta; Rajagrafindo Persada, 2002

sunan nasaiy, Imam nasaiy. (Dar. al fikr Beirut)

Syech Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq,

(Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2009

Yakub Hamzah. Kode Etik Dagang Menurut Islam Ii, Bandung: Cv. Diponegoro

1999

Page 83: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …
Page 84: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Syamsuri

Jabatan : Penyewa

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Sabtu 29 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban: sejak tahun 2019 sampai 2020

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: karena saya mau menambah pendapatan

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: saya melakukan atas perjanjian2 tertulis dan disepakati kedua belah

pihak

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: saya menyewa 2 tahun sebesar 30 juta

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban: 1 hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kalau hasil nya tergantung saya merawatnya, kalau saya merawat

dengan bersih pendapatnya mencapai 1ton lima ratus lebih.

7. Bapak/Ibu Ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapkan Pemilk Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya boleh-boleh saja, kami melakukannya sama ikhlas dan

tanpa paksaan?

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 85: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Rinaldi

Jabatan : Penyewa

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Sabtu 29 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban: sejak tahun 2021 sekarang

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: karena saya mau menambah pemasukan, mengingat harga sawit

cukup mahal.

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: saya melakukan sewa dengan perjanjian tertulis dan disepakati kedua

belah pihak.

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: uang yang saya bayarkan 20 juta

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban:lebih kurang 1 hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kurang lebih 1,3 ton

7. Apakah Bapak/Ibu Ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapkan Pemilik

Kelapa Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya tidak apa-apa, boleh saja

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 86: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Deri

Jabatan : Penyewa

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Sabtu 29 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban: tahun 2017 sampai 2020

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: sipenyewa menawarkan kepada saya untuk menyewa kebunnya dan

saya menerimanya

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: saya melakukan sewa atas perjanjian kedua belah pihak namun tidak

tertulis dan diketahui keluarga saja.

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: 25 juta

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban: lebih kurang 1 hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kurang lebih 1,2 ton

7. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapakan Pemilk

Kelapa Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut boleh saja, asalkan tidak paksaan

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 87: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : supik

Jabatan : penyewa

Alamat : bawan, kenagarian bawan

Hari/ Tanggal : sabtu 29 april 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban: sejak tahun 2016-2019 yang lalu

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: karena mau menambah penghasilan

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: saya melakukan atas perjanjian tertulis dan disepakati kedua belah

pihak

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: 40 juta

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban: lebih kurang 2 hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kurang lebih 2 ,5 ton

7. Apakah Bapak/Ibu Ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapakan

Pemilk Kelapa Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya boleh saja kami melakukan atas kemauan sendiri

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 88: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Nasrul

Jabatan : Penyewa

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Sabtu 29 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban: 2016 sampai 2019

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: yang membuat saya melakukan sewa adalah karena kasihan sama

pemilik kebun ini, dia butuh biaya yang banyak

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: kami melakukan dengan system kesepakatan kedua belak pihak

dengan perjanjian tertulis

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: 35 juta

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban:lebih kurang 1 stengah hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kira lebih kurang 2 ton

7. Apakah Bapak/Ibu Ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapakan

Pemilk Kelapa Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya boleh, kenapa karena kami melaukan sama-sama ridho

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 89: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Kaidir

Jabatan : Penyewa

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Sabtu 29 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa Sawit?

jawaban; Sejak tahun 2015 sampai 2018

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meksanakan Sewa-Menyewa Kebun

Kelapa Sawit?

jawaban: karena saya adalah toke sawit yang biasa membeli sawitnya, dia

menawarkan kepada saya untuk menyewanya

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Melakukan Sewa-Menyewa Kebun Kelapa

Sawit?

jawaban: sistemnya adalah dengan kesepaktan secara tertulis

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu Bayarkan Kepada Pemilik Kebun Kelapa

Sawit Tersebut?

jawaban: sebesar 25 juta selama 3 tahun

5. berapa luas kebun yang bapak/ibu sewa tersebut?

jawaban: lebih kurang 1 hektar

6. berapa hasil bersih yang bapak/ibu dapat setiap panennya?

jawaban: kira-kira kurang lebih 1 ton

7. Apakah Bapak/Ibu Ada Kerugian Dengan Uang Sewa Yang Ditetapakan Pemilk

Kelapa Sawit Tersebut?

jawaban: tidak

8. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya boleh, akan tetapi menurut islamnya saya kurang faham

juga.

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 90: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Johan

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : sejak tahun 2019 hingga 2020

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : karena saya butuh biaya untuk pesta anak dan lagian kebun sawit

saya ini jauh dari rumah dan kurang terawat juga, dari pada menjual lebih baik

sewakan saja.

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : saya menyewakan kebun saya 2 tahun lamanya kepada penyewa

dengan perjanjian-perjanjian yang kami sepakati secara tertulis

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapkan kepada penyewa?

jawaban : saya menyewakan kebun saya kepada sipenyewa selama 2 tahun sebesar 20 juta

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 1 hektar

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelapa sawit yang bapak/ibu

sewakan tersebut?

jawaban : kalua dibilang rugi ada namun, itu udah kesepakatan kami berdua

terlebih terkurang kami sama-sama ikhlas.

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban : menurut saya boleh saja kami pun melakukan sewa atas kemauan

sendiri tidak ada paksaan dari siapa pun

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 91: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Kadri

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : sejak tahun 2020 sampai sekarang

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : karena kebun sawit saya ini ada beberpa bagian dan saya pun

tidak sangup untuk merawat maka saya sewakan sebagian dan saya pun butuh

uang untuk biaya untuk Pendidikan anak

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : sistem saya menyewekan tanah dengan penyewa dengan

perjanjian tertulis dan kami melakukan tanpa ada paksaan

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapakan kepada penyewa?

jawaban : saya menyewakan tanah saya 20 juta selama 3 tahun

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 1 hentar

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelpa sawit yang bapak

sewakan tersebut?

jawaban : tidak

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban : menurut saya boleh, kami melakukan nya sewa-menyewa sama-

sama ridho

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 92: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Buyuang

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : saya menyewakan kebun saya dari tahu 2015 sampai 2018

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : karena saya butuh biaya untuk pesta

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : saya menyewakan kebun kepada penyewa dengan perjanjian tidak

tertulis hanya diketahu keluarga dan menyepakati berapa harga sewa dan

berapa lamanya.

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapakan kepada penyewa?

jawaban : saya menyewakan kebun saya kepada penyewa 25 juta selama 3

tahun

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 1 hektar setengah

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelapa sawit yang bapak

sewakan tersebut?

jawaban: tidak

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban: menurut saya boleh saja, lagian kebun ini milik saya tidak milik

orang lain dan kami pun saling ridho

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 93: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Ena

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : kira-kira sejak tahun 2017 sampai 2020 lalu

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : yang membuat saya menyewakan kebun adalah karena butuh

uang yang banyak untuk buat rumah dan Pendidikan anak

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : saya menyewekan kebun kepada penyewa dengan uang sewa

yang kami sepakati berapa besarnya dengan perjanjian tertulis dan kami saling

menanda tangani surat tersebut.

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapakan kepada penyewa?

jawaban : besarnya adalah 30 juta selama 4 tahun

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 2 hektar

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelpa sawit yang bapak

sewakan tersebut?

jawaban : tidak

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban : menurut saya boleh, kami pun melakukan sama-sama ikhlas

dan kebun ini milik saya. saya yang mengolah nya.

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 94: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Haris

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : kira tahun 2016-2019 yang lalu

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : karena butuh biaya untuk biaya Pendidikan anak

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : system saya menyewakan kebun kepada penyewa dengan

perjanjian tertulis dan kesepakatan kedua belah pihak

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapakan kepada penyewa?

jawaban : saya menyewakan kebun kepada penyewa sebesar 40 juta selama

4 tahun

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 2 hektar

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelpa sawit yang bapak

sewakan tersebut?

jawaban : kalau dibilang ada sih ada tapi itu kan udah kesepakatan

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban : menurut saya boleh, kenapa karena kebun itu adalah milik saya

dan tidak milik orang lain dan saya pun bebas mau diapakan.

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 95: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

HASIL WAWANCARA

Nama : Dayat

Jabatan : Pemilik Kebun

Alamat : Bawan, Kenagarian Bawan

Hari/ Tanggal : Minggu 30 April 2021

Lampiran Pertanyaan :

1. Sejak Kapan Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : kira-kira sejak tahun 2016 sampai 2019 yang lalu

2. Apa Yang Melatar Belakangi Bapak/Ibu Meyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : kenapa saya menyewakan kebun adalah karena butuh uang yang

besar untuk pesta anak

3. Bagaimana System Bapak/Ibu Menyewakan Kebun Kelapa Sawit?

jawaban : system kami melakukan adalah secara tertulis dengan

kesepakatan kesepakatan kedua belah pihak dan saling mengetahui.

4. Berapa Harga Sewa Yang Bapak/Ibu tetapakan kepada penyewa?

jawaban : saya menyewakan kebun saya sebesar 35 juta selama 3 tahun

5. Berapa Luas Kebun Yang Bapak Sewakan Tersebut?

Jawaban: lebih kurang 2 hektar

6. Apakah Bapak/Ibu ada Kerugian Dengan kebun kelapa sawit yang bapak

sewakan tersebut?

jawaban : ada tapi kami pun sudah melakun perjanjian terlebih terkurang

saya udah ikhlas dan bagi saya ndak apa apa.

7. Bagaimana Pandangan atau Pendapat Bapak/Ibu Terhadap Sewa-Menyewa

Kebun Kelapa Sawit Ini?

jawaban : menurut saya sih boleh saja, kami melukan akad sewa-sewa

atas perjanjian-perjanjian yang disepakati tanpa paksaan

Pewawancara Narasumber

Rozi Asandi

Page 96: PRAKTEK SEWA-MENYEWA KEBUN KELAPA SAWIT DITINJAU …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas diri

Nama : Rozi asandi

NIM : 1217046

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

TTL : Agam, 1 Agustus 1997

Alamat : Anak Air Kasing, Jorong Anak Air

Kasing, Nagari Bawan, Kecamatan

Ampek Nagari Kabupaten Agam

Anak Dari : Mansur

Jumlah saudara : Anak ke 11 dari 12 bersaudara

Pendidikan

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 19 Pasir Tinggi Ampek Nagari Tamat 2010

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ampek Nagari Tamat 2013

3. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Lubuk Basung Tamat 2016

4. Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Tamat 2021

Pengalaman Organisasi

1. pengurus HMPS (himpunan mahasiswa program studi) 2019-2020

2. pengurus UKMD AI (unit kegiatan mahasiswa dakwah) 2018-2019