27
SKENARIO 3 : RETARDASI MENTAL BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Powerpoint Retardasi Mental Blok Reproduksi dan Tumbuh Kembang

Citation preview

Page 1: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

SKENARIO 3 : RETARDASI MENTALBLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

Page 2: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

KELOMPOK B3Ketua : R.M. Ridho Hidayatulloh 1102011215Sekertaris : Marinda Ramadhany 1102011155Anggota :

M. Reza Ikhwanudin 1102010168Maya Dwi Anggraeni 1102011157Muh. Khairul Fithrah 1102011170R.M. Affandi Akbar 1102011216Sri Atika Mayasari P 1102011263Tri Ayu Octaviani 1102011285Yuni Iriani S 1102011300

Page 3: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

SKENARIO : RETARDASI MENTAL

Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan keluhan kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tinggal kelas, karena nilai rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Redartasi Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien akan banyak megalami kesulitan dalam proses belajarnya.

Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak.

Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak bergantung dengan orang lain.

Page 4: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

SASARAN BELAJAR1. Memahami dan Menjelaskan tentang Retardasi Mental

1.1 Menjelaskan definisi retardasi mental1.2 Menjelaskan etiologi retardasi mental1.3 Menjelaskan patofisilogi retardasi mental1.4 Menjelaskan klasifikasi retardasi mental1.5 Menjelaskan manifestasi klinis retardasi mental1.6 Menjelaskan diagnosis retardasi mental1.7 Menjelaskan diagnosis banding retardasi mental1.8 Menjelaskan penatalaksanaan retardasi mental1.9 Menjelaskan pencegahan retardasi mental1.10 Menjelaskan prognosis retardasi mental

 2. Memahami dan Menjelaskan Gizi Anak dan Remaja

2.1 Menjelaskan periode pertumbuhan anak dan remaja2.2 Menjelaskan jenis gizi anak dan remaja2.3 Menjelaskan kebutuhan gizi anak dan remaja

 3. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orang Tua Kepada Anak Menurut Ajaran Agama Islam.

Page 5: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

RETARDASI MENTAL

Page 6: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

DEFINISIRetardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. WHO (dikutip dari Menkes 1990)

Page 7: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

ETIOLOGI

NON-ORGANIK

• Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis

• Faktor sosiokultural• Interaksi anak-pengasuh yang tidak

baik• Penelantaran anak

ORGANIK

• Faktor prakonsepsi• Faktor pranatal• Faktor perinatal• Faktor post natal

Faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya retardasi mental menurut Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992)

Page 8: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

KLASIFIKASI

Keadaan Nilai IQ

Sangat superior 130 atau lebih

Superior 120 - 129

Rata-rata 110 - 119

Diatas rata-rata 90 - 190

Dibawah rata-rata 80 - 89

Retardasi mental borderline 70 - 79

Retardasi mental ringan (mampu didik) 52 - 69

Retardasi mental sedang (mampu latih) 36 - 51

Retardasi mental berat 20 - 35

Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Menurut nilai IQ-nya (dikutip dari Swaiman 1989)

Page 9: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

The ICD-10 Classification of

Mental and Behavioural

Disorders, WHO, Geneva tahun 1994

Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69

Moderate retardation

(retardasi mental sedang), IQ 35-49

Severe retardation

(retardasi mental berat), IQ 20- 34

Profound retardation

(retardasi mental sangat berat), IQ

<20

DSM-IV-TR dalam judarwanto (2009)

Retardasi mental berat sekali IQ

dibawah 20 atau 25

Retardasi mental berat IQ sekitar

20-25 sampai 35-40

Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-

55

Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70

Ditinjau dari gejalanya, menurut

Melly Budhiman

Tipe klinik

Tipe sosialbudaya

Page 10: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

PATOFISOLOGI

Page 11: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

MANIFESTASI KLINIS

ringan

• mampu didik• diagnosis

dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas

• dapat diajar baca tulis

• bisa dilatih keterampilan

• Mandiri• kurang

mampu menghadapi stress

sedang

• mampu latih tetapi tidak mampu didik

• Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD

• perlu pengawasan

• kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri

berat

• adanya gejala fisik

• keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa

• dapat dilatih hygiene dasar saja

• pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya

sangat berat

• tipe klinik• gejala baik

mental dan fisik sangat jelas

• Kemampuan berbahasanya sangat minimal

• seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya

Page 12: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN FISIK

ANAMNESIS

Page 13: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

PEMERIKSAAN FISIK• Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)• Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat

berubah • Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll • Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping

melengkung ke atas, dll • Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit

lebar/melengkung tinggi • Geligi : odontogenesis yang tdk normal• Telinga : keduanya letak rendah; dll • Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia • Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna • Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk

dan lebar, klinodaktil, dll • Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll • Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll • Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil

meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk

Page 14: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Kromosomal kariotipe2. EEG (Elektro Ensefalogram)3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance

Imaging)4. Titer virus untuk infeksi kongenital5. Serum asam urat6. Laktat dan piruvat darah7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang8. Serum seng (Zn)9. Logam berat dalam darah10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin11. Serum asam amino atau asam organik12. Plasma amonia13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit14. Urin mukopolisakarida15. Urin reducing substance16. Urin ketoacid17. Urin asam vanililmandelik

Page 15: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

DIAGNOSIS BANDING

• Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat

adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen

reseptor dopamin D4.• Anak dengan ADHD dapat

memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan

susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya

dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

Attention Deficit

Hyoperactivity Disorder

(ADHD)

Page 16: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

TATALAKSANATatalaksana Medis

• Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif

• tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA) untuk menaikkan kemampuan

belajarAntagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan) menurunkan perilaku melukai diri sendiri

• haloperidol (Haldol) dan chlorpromazine (Thorazine), menurunkan perilaku stimulasi diri yang berulang

• ropranolol dan buspirone (BuSpar) menyebabkan penurunan kemarahan ekspolasif

• Methylphenidate untuk kemampuan mempertahankan perhatian dan menyelesaikan tugas

Rumah Sakit/Panti Khusus kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai

prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat,

dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak.

Psikoterapipsikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan

sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

Konselingmenentukan ada atau

tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya,

evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh

retardasi mental pada keluarga,

Pendidikanempat macam tipe pendidikan

untuk retardasi mental.• Kelas khusus sebagai

tambahan dari sekolah biasa• Sekolah luar biasa C

• Panti khusus• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

Page 17: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

PENCEGAHAN

Primer

• Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental.

Sekunder

• Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan penyakit

Tersier

• untuk menekan sekuele atau kecacatan yang terjadi setelahnya

Page 18: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

PROGNOSISRetardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya.

Page 19: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

GIZI ANAK DAN REMAJA

Page 20: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:

• Karbohidrat : dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.

• Protein : berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.

• Lemak : bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

• Vitamin dan mineral : sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.

• Vitamin A : untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.

• DHA 224 mg/5 ml : untuk membantu perkembangan sel-sel otak.

Page 21: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak :

1. Asam lemak tak jenuhAsam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:

DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan.

AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon

2. Kalori dan proteindibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh.

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.

5. Seng (Zn)membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel

Page 22: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi :

Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

• IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)

(Depkes RI, 2006)

Page 23: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia

Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/Ua. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2

SD

b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2 SD

c. Sangat Kurang : < -3 SD

a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD

b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2 SD

c. Sangat pendek : < -3 SD

a. Sangat gemuk : > 3 SD

b. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD

c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD

d. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2 SD

e. Sangat kurus : < -3 SD

Page 24: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Uraian Perempuan Laki – laki

13- 15 th 16 – 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th

Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800

Protein (g) 62 51 48 64 66 55

Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500

Besi (mg) 19 25 26 17 23 13

Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700

Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10

Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2

Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60

Folat (mg) 130 150 150 125 165 170

AKG Remaja

Page 25: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

Kewajiban Orang Tua Kepada Anak Menurut Ajaran Islam1) Anak mempunyai hak untuk hidup2) Menyusui3) Memberi Nama yang Baik4) Mengaqiqahkan5) Mendidik  anak6) Memberi makan dan keperluan lainnya7) Memberi rizqi yang ‘thayyib’8) Mendidik anak tentang  agama9) Mendidik anak untuk sholat10) Menyediakan tempat tidur terpisah antara laki laki dan perempuan11) Mendidik anak tentang adab yang baik12) Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik13) Memberi pengajaran Al Quraan14) Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis15) Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis16) Memberikan pengajaran ketrampilan17) Memberikan kepada anak tempat yang yang baik dalam hati orang tua18) Memberi kasih sayang19) Menikahkannya

Page 26: PPT Skenario 3 Retardasi Mental

DAFTAR PUSTAKA• Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.• Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005.

Departemen Kesehatan RI.• Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.• Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan

Manajemen• Sekolah Khusus Tunanigra (SLB-C). (2008). Jakarta.• Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan

Fungsional• Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta.• Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta.

EGC.• Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.• Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan

Nasional.• Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.• Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.• Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for pediatric health

care provider, 1st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.

Page 27: PPT Skenario 3 Retardasi Mental