32
BLOK PANCAINDERA

Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 5 indra

Citation preview

Page 1: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

BLOK PANCAINDERA

Page 2: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

KELOMPOK B 8KETUA : RIZKY AGUSTIAN HADI 1102011238

SEKRETARIS : WINA HANRIYANI 1102012307

ANGGOTA :

MUHAMAD EKO PRASTIA 1102012168

MUHAMMAD RAFID MURFI 1102012179

NOVI IRDASARI 1102012199

RICKO YORINDA PUTRA 1102012244

RHEA RENATA ANINDITA SULATIASTO 1102012243

SERLIA MARTHASARI 1102012272

SORAYA DWI KHAIRUNNISA1102012285

Page 3: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

SKENARIO 3Bercak Merah dan Gatal Di Selangkangan 

Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak merah dan gatal terutama bila berkeringat di selangkangan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan beruntus dan kulit yang menebal berwarna gelap . Kelainan ini hilang timbul selama 6 bulan, hilang apabila diobati dan timbul saat menstruasi atau menggunakan celana berlapis. Riwayat keputihan disangkal. Kelainan ini dirasakan setelah berat badan penderita bertambah.

Pada pemeriksaan generalis : dalam batas normal

Pada pemeriksaan dermatologis : Regioner, bilateral pada ke-2 sisi medial paha atas tampak lesi multiple , berbatas tegas, bentuk beraturan, ukuran bervariasi dari diameter 0,03cm sp 0,1 cm, kering, permukaan halus dengan efloresensi berupa plak eritem, sebagian likhenifikasi yg hiperpigmentasi, pada bagian tengah tampak central healing dengan ditutupi skuama halus .

Setelah mendapatkan terapi, penderita diminta untuk control rutin dan menjaga serta memelihara kesehatan kulit sesuai tuntunan ajaran islam.

 

Page 4: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Sasaran Belajar LI 1. Memahami dan menjelaskan Anatomi (Mikroskopik) dan

fisiologi Kulit

LI 2. Memahami dan menjelaskan dermatomikosis

LO 2.1 Mikosis

a.Definisib.Etiologi c.Klasifikasi

LO 2.2 Dermatofitosis

•Definisi•Epidemiologi•Etiologi•Klasifikasi

Page 5: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

e. Patofisiologif. Manifestasi Klinisg. Diagnosis dan Diagnosis Bandingh. Penatalaksanaani. Komplikasij. Prognosisk. Pencegahan

LI 3. Memahami dan menjelaskan menjaga kebersihan kulit

menurut pandangan Islam

Page 6: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

LI 1. Memahami dan menjelaskan Anatomi (Mikroskopik) dan

Fisiologi Kulit1. Epidermis = lapisan kulit ini terbagi 5 bagian :

Keterangan : A. Melanocyt 1. Stratum corneum

B. Langerhans cell 2. Stratum granulosum

C. Merkels cell 3. Stratum spinosum

D. Nervanda 4. Stratum basale

5. Basal membran

Page 7: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

2. Dermis (Korium)Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:

A. Pars papilare, Bagian yang menonjol ke epidermis. Berisi ujung

serabut saraf dan pembuluh darah.

B. Pars retikulare, Bagian yang menonjol ke subkutan,

• Terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas)

• Terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak p. darah, limfe, akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

Page 8: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

3) Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subkutis

Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.

a.Sel lemak

•Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa

•Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan

b. Vaskularisasi

Dikulit diatur oleh 2 pleksus : Pleksus superfisialis dan Pleksus profunda

Page 9: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

4. Fisiologi Kulit

Kulit berfungsi untuk :1.Sebagai Proteksi

2.Absorpsi

3.Sistem Eksresi

4.Persepsi

5.Pengaturan suhu tubuh

6.Pembentukan pigmen

7.Keratinisasi

8.Pembentukan vitamin D

9.Fungsi Ekspresi Emosi

 

Page 10: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Dermatomikosis

LO 2.1. Mikosis

A.DefinisiPenyakit pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur atau

mikosis dibagi menjadi : mikosis profunda dan mikosis superfisialis.

B.Etiologi

Menurut Petrus 2005 & Utama 2004 faktor yang mempengaruhi adalah udara yang lembab, lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik, penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang tidak terkendali.

Page 11: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

C. Klasifikasi1.Mikosis Profunda Beberapa penyakit jamur profunda yang klinis dan manifestasinya berbeda satu dengan yang lain. CONANT dkk. (1977) misalnya mencantumkan dalam bukunya Manual of Clinical Mycology berbagai penyakit, yaitu :

i.Aktinomikosis viii. Histoplasmosis

ii.Nokardiosis ix. Histoplasmosis Afrika

iii.Antinomikosis misetoma x. Kriptokokosis •Blastomikosis xi. Kandidiosis

•Parakoksidiodomikosis xii. Geotrikosis

•Lobomikosis xiii. Aspergillosis

•Koksidiodomikosis xiv. Dll.

Page 12: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

2. Mikosis SuperficialMikosis superfisialis adalah penyakit kulit yang disebabkan jamur,

yang mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis). Penyakit ini dapat menyerang kulit, rambut, ata kuku. Mikosis superfisial digolongkan menjadi dua :1.      DermatofitosisAdalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum kroneum pada epidermis, rambut, kuku yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita. Contoh : Tinea Kapitis, Tinea Kruris, Tinea Korporis, Tinea Pedis, Tinea Ungunium, Tinea Barbae.2.      Non DermatofitosisAdalah penyakit yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita. Contoh : Tinea Versicolor, Tinea Nigra Palmaris, Piedra, Trichomycosis, Otomikosis. Sekarang kita akan membahas 2 mikosis superfisialis yang paling umum dan paling sering ditemukan sehari-hari, yaitu: Dermatofitosis dan Pitiriasis Versikolor.

Page 13: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

LO 2.2. Dermatofitosis

A. Definisi

Setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan oleh dermatofit dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk onikomikosis dan berbagai macam bentuk tinea. Disebut juga epidermomycosis dan epidermophytosis.Jamur dermatofit dinamai sesuai dengan genusnya (mycrosporum, trichophyton, dan epidermophyton) dan spesiesnya misalnya, microsporum canis, t. rubrum). Beberapanya hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainya terutama menyerang hewan (zoofilik), walau kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesi dikulit pada manusia, keberadaaan jamur tersebut sering menyebabkan suatu reaksi inflamasi yang hebat (misalnya, cattle ringworm).

Page 14: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

B. EpidemiologiIndonesia termasuk wilayah yang baik untuk pertumbuhan

jamur, sehingga dapat ditemukan hampir di semua tempat. Menurut Adiguna MS, insidensi penyakit jamur yang terjadi di berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%. Meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. Dermatomikosis atau mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis.

C. EtiologiBerdasarkan sifat makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi: microsporum, tricopyton, dan epidermophyton. Yang paling terbanyak ditemukan di Indonesia adalah T.rubrum. dermatofita lain adalah: E.floccosum, T.mentagrophytes, M. canis, M. gypseum, T.cocentricum, T.schoeleini dan T. tonsurans

Page 15: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

D. Klasifikasi

Klasifikasi yang paling sering dipakai oleh para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi:

a.Tinea kapitis, tinea pada kulit dan rambut kepala

b.Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jengggot.

c.Tinea kruris, dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.

d.Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan.

e.Tinea unguium, tinea pada kuku kaki dan tangan.

f.Tinea facialis, tinea yang meliputi bagian wajah

g.Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5 bentuk tinea diatas.

Page 16: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Selain 6 bentuk tinea di atas masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:

1.Tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama yang kosentris dan disebabkan oleh tricophyton concentricum.

2. Tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh tricophyton schoenleini: secara klinis antara lain berbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy odor).

3.Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif dari morfologinya.

4.Tinea incognito: dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh karena telah diobati dengan steroid topical kuat.

Page 17: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

E. Patofisiologi

Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum.

Jamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi ke stratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm). Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.

Page 18: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

F. Manifestasi Klinis

Umumnya dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas yaitu bercak-bercak yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang lain, sehingga memberikan kelainan-kelainan yang polimorf, dengan bagian tepi yang aktif serta berbatas tegas sedang bagian tengah tampak tenang .

Gejala objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila kulit yang gatal ini digaruk maka papel-papel atau vesikel-vesikel akan pecah sehingga menimbulkan daerah yang erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama. Kadang-kadang bentuknya menyerupai dermatitis (ekzema marginatum) , tetapi kadang-kadang hanya berupa makula yang berpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi sekunder menyerupai gejala-gejala pioderma (impetigenisasi).

Page 19: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

G. Diagnosis dan Diagnosis Banding

1. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melihat gambaran klinis dan lokasi terjadinya lesi serta, pemeriksaan penunjang seperti yang telah disebutkan dengan menggunakan mikroskop pada sediaan yang ditetesi KOH 10-20%, sediaan biakan pada medium Saboraud, punch biopsi, atau penggunaan lampu wood.

Page 20: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Contoh Diagnosis pada Tinea Kruris :

TINEA KRURIS (Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")

Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.

Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya macula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila.

Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites. Diferensial Diagnosa : Kandidiasis inguinalis , Eritrasma, Psoriasis vulgaris, Pitiriasis rosea

Page 21: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

2. Diagnosis Banding

Ada 4 diagnosis banding pada penyakit dermatofitosis :a)Pityriasis versicolor / tinea versicolor

b)Piedra

c)Otomikosis

d)Tinea Nigra

Page 22: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

H. Tatalaksana

Pengobatan oral yang dipilih untuk dermatofitosis :

Infeksi Rekomendasi AlternatifTinea unguium (Onychomycosis)

Terbinafine 250 mg/hr 6 minggu untuk kuku jari tangan, 12 minggu untuk kuku jari kaki

• Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400 mg/hr seminggu per bulan selama 3-4 bulan berturut-turut.

• Fluconazole 150-300 mg/ mgg s.d sembuh (6-12 bln) Griseofulvin 500-1000 mg/hr s.d sembuh (12-18 bulan)

Tinea capitis

Griseofulvin 500mg/day(≥ 10mg/kgBB/hari)sampai sembuh (6-8 minggu)

• Terbinafine 250 mg/hr/4 mgg

• Itraconazole 100 mg/hr/4mgg

• Fluconazole 100 mg/hr/4 mgg

Page 23: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Tinea corporis Griseofulvin 500 mg/hr sampai sembuh (4-6 minggu), sering dikombinasikan dengan imidazol.

• Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 minggu

• Itraconazole 100 mg/hr selama 15  hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.

• Fluconazole 150-300 mg/mggu selama 4 mgg.

Tinea cruris Griseofulvin 500 mg/hr sampai sembuh (4-6 minggu)

• Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg

• Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200 mg/hr selama 1 mgg.

• Fluconazole 150-300 mg/hr selama 4 mgg.Tinea pedis Griseofulvin

500mg/hr sampai sembuh (4-6 minggu)

• Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg

• Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.

• Fluconazole 150-300 mg/mgg selama 4 mgg.

Chronic and/orwidespreadnon-responsivetinea.

Terbinafine 250 mg/hr selama 4-6 minggu

• Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg.

• Griseofulvin 500-1000 mg/hr sampai sembuh (3-6 bulan).

Page 24: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

I. Komplikasi

•Bisa terjadi infeksi sekunder oleh bakteri atau candida•Hiperpigmentasi karena infeksi jamur kronik•Efek samping pemakaian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit•Allopecia permanen &kerion (tinea capitis)•Onychomycosis (tinea manus/pedis)

J. PrognosisDUBIA AD BONAM, bila penatalaksaan dilakukan dengan rutin dan tepat maka dermatofitosis dapat sembuh total.

Page 25: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

K. Pencegahan

A. Tinea capitis

•Jaga kebersihan diri, terutama terhadap lembab•Jaga imun tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan hidup sehat•Hindari kontak dengan pernderita/hewan piaraan.

B. Tinea Cruris

•Menjaga berat badan ideal•Mengeringkan badan setelah mandi•Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat•Bedak antijamur untuk mengurangi resiko berulang

C. Tinea Manus

•Menjaga kebersihan tangan dan kaki dengan sering mencucinya

•Menjaga kaki agar tetap kering, dan tidak lembab

Page 26: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

LI 3. Memahami dan menjelaskan menjaga kebersihan kulit menurut pandangan Islam

A. Perintah menutup aurat

Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban. Manakala dalam istilah fii’ah aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan. Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam surah al-ahzab ayat 33 :

د� ر�ي دي م�ا م ر�� د� م� د�و م� م� م� � م �� م� ع� ر� م�� م� م� م�ا � م �� م� ر�ي آ� م� م� م"ا #م �� م� ع� ر$ م�� م� ى& م� د�)� ع( � ر* ي م ر� ر+ م,ا ع� � م- �د م. م� م� ع/ � م م. م� م() م� �م د0 ر� ديو د1 ر3ي م4 ع� م$ م�ر�� ر6ي ع7 م� ع8 �د م� ه6 م7 دي م� ر: عي م. ع� � م; ع+ م�� م> ع/ ه� �� د8 د0 م<ن م? ر+ ع@ دي ر� د� � م ��

Artinya : “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

Page 27: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

B. Manfaat menutup aurat :

1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)

“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.

Page 28: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

2. Terhindar dari pelecehan

Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,  

“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)

Page 29: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

C. Berwudhu

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 Allah SWT Berfirman, yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)

Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan konsekusensi dari pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci/bersih supaya Ia berpeluang mendekat kepada Allah SWT.

Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padanan kata “membersihkan/melakukan kebersihan”.

Page 30: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

DAFTAR PUSTAKA

Bennet, J.E.: Antumicrobial agents; in: Goodman & Gilman’s. Brunton, L.L: Lazo, J.S. and Parker, K.L: The Pharmacological Basis of Therapeutics; 11th ed.pp. 1232 (McGraw-Hill, Medical Publishing Division, New York 2006)

Budimulja, U.: Penyelidikan dermatofitosis di RS Dr.Cipto Mangunkusomo Jakarta. Tesis (Jakarta 1980)

Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003

Conant, N.F.: Smith, D.T.: Baker, R.D. and Callaway, J.L: Manual of clinical mycology; 3rd ed. (W.B. Saunders Company, Philadelphia, London, Tronto 1971)

Grunwald, M.H.: Adverse drug reacions of the new oral antifungial agents-terbinafine, gluconazole, and itraconazole. Int. J. Derm. 37: 410-4315

Harjandi: Widaty, S.: Bramono K.: Folikulitis pitisporum. Laporan kasus Kongres PMKI,2000.

Page 31: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan

Hutapea, O.N,: LAporan pendahuluan mengenai cutaneous sporothricosis pada para petani di Sumetera Utara, KONAS PADVI, Surabaya, 1976, 1: 340-348

http://www.bekamhijamah.com/index.php?Sehat_secara_Islam_dengan_dr.Aldjoefrie:Menjaga_kesehatan_kulit_badan_dan_wajah_dengan_sistem_Islam

Indraini : Pravelensi folikulitis pitisporum diantara pasien akne vulgaris dan erupsi di Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUPN Dr.Cipto Mangunkusomo, Jakrta: tesis, Program Pendidikan Dokter Spesialis FKUI, Jakarta (2001)

Jacinto-JAmora, S.: Tamesis, J; Katigbak, M.L.: Ptyrosporoum folikulitis in the Philippines; Diagnosis prevalence and management. J. Am. Acad. Dermatol;695-6 (1991)

Rippon, J.W.: Medical Mycology. The Pathogenic Fungi and the Pathogenic Actinomycetes (W.B. Sauders Company, Philadelphia, London, Toronto 1982)

Siregar, R. dan Thaha, M.A.: Sporothricosis kulit pada RSUP Palembang, jilid I, hal 334-339 (KONAS PADVI,Surabaya 1976)

Page 32: Ppt Ske 3 Gatal Di Selangkangan