28
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI DAN KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI DAN REANIMASI REANIMASI RSMS – FKUPN RSMS – FKUPN 2012 2012 Oleh : Oleh : Ajeng Febri Mollyanti Ajeng Febri Mollyanti Aulia Putri Nurjannah Aulia Putri Nurjannah Bagas Wirasti Bagas Wirasti Pembimbing : Pembimbing : Dr. Dr. Iwan Dwi C Iwan Dwi C , Sp.An , Sp.An

Ppt Sc Presus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Page 1: Ppt Sc Presus

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI DAN KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI DAN REANIMASIREANIMASI

RSMS – FKUPNRSMS – FKUPN20122012

Oleh :Oleh :

Ajeng Febri MollyantiAjeng Febri Mollyanti

Aulia Putri NurjannahAulia Putri Nurjannah

Bagas Wirasti Bagas Wirasti

Pembimbing :Pembimbing :

Dr.Dr. Iwan Dwi C Iwan Dwi C, Sp.An, Sp.An

Page 2: Ppt Sc Presus

Ada tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional dan anestesi lokal.

Operasi obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010, sekitar 22% pasien dilakukan dengan anestesi umum dan 78% dilakukan dengan anestesi regional.

Regional anestesi terbagi atas spinal anestesi, epidural anestesi dan blok perifer. Spinal & anestesi epidural ini telah secara luas digunakan di ortopedi, obstetri dan operasi anggota tubuh bagian bawah.

PENDAHULUAN

Page 3: Ppt Sc Presus

Saat ini, dokter anestesi dan dokter kandungan percaya bahwa neuraxial anestesi lebih aman dari pada anestesi umum karena morbiditas pada ibu dan risiko kematian kurang terkait dengan masalah jalan napas yang sulit.

Komplikasi yang paling umum ditemui dengan anestesi spinal adalah hipotensi, yang disebabkan blokade sistem saraf simpatik.

Hipotensi merupakan masalah yang serius yang terjadi dalam spinal anestesi pada operasi seksio sesaria, dengan insiden yang dilaporkan dari literatur hampir di atas 83%.

Page 4: Ppt Sc Presus

TINJAUAN

PUSTAKA

SECTIO CAESAREA

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa Latin, caedere, yang artinya memotong.

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998).

Page 5: Ppt Sc Presus

INDIKASI SC

Plasenta previa sentralis dan

lateralis

Malpresentasi janin:

Disproporsi sefalo-pelvik

Panggul sempit

Ruptura uteri mengancam

Preeklampsi dan hipertensi

Distosia serviks

Partus tak maju (obstructed labor)

Partus lama (prolonged labor)

Letak lintang

Letak bokong

Presentasi dahi dan muka

Gemelli

Page 6: Ppt Sc Presus

PREEKLAMPSIA

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi

disertai

proteinuria dan edema akibat kehamilan

setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah

persalinan.

Preeklampsia yang disertai kejang dan atau

koma yang

timbul bukan akibat kelainan neurologi

Eklampsia.

Pada preeklampsia berat, persalinan harus

terjadi

dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia

dalam 6 jam

sejak gejala eklampsia timbul.

Page 7: Ppt Sc Presus

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.

Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga sebagai blok spinal intradural atau blok intratekal. 

Anestesi spinal dihasilkan bila kita menyuntikkan obat analgesik lokal ke dalam ruang subarachnoid di daerah antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.

ANESTESI SPINAL

Page 8: Ppt Sc Presus

INDIKASI

Pembedahan daerah tubuh yang dipersarafi cabang T4 ke bawah

(daerah papila mammae ke bawah).

Bedah ekstremitas bawah

Bedah panggul

Tindakan sekitar rectum-

perineum

Bedah obstetrik dan onkologi

Bedah urologi

Bedah abdomen bawah

Page 9: Ppt Sc Presus

KONTRA INDIKASI

Penolakan pasien Infeksi pada tempat suntikan Hipovolemia Penyakit neurologis yg tidak diketahui Koagulopati Peningkatan tekanan intrakanial

Sepsis pada tempat tusukan Lama operasi yang tidak diketahui.

Page 10: Ppt Sc Presus

TEKNIK

ANESTESI

1. Atur posisi pasien, posisi lateral dekubitus atau posisi duduk. Buat pasien

membungkuk maksimal agar processus spinosus mudah teraba.

2. Penusukan jarum spinal dapat dilakukan pada L2-L3, L3-L4, L4-L5.

Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla

spinalis.

3. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol.

4. Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2cm agak sedikit kearah sefal, kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Cara tusukan median atau paramedian.5. Mandrin jarum spinal dicabut dan keluar likuor. Pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit.

Page 11: Ppt Sc Presus

Posisi Pasien

Page 12: Ppt Sc Presus
Page 13: Ppt Sc Presus

P E M B A H A S A N K A S U S

Page 14: Ppt Sc Presus

No. CM : 763029Nama : Ny. MUsia : 33 tahunJenis kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : KejajarTanggal Masuk : 4 Juli 2012Diagnosa : G3P2A0, UK 36 Minggu, JTHIU,

preskep, puka dengan PEBPro : SC Cito dan MOW

IDENTITAS PASIEN

Page 15: Ppt Sc Presus

Keluhan Utama : Kenceng - kenceng

Riwayat Penyakit Sekarang : Tanggal 4 Juli 2012 pasien datang ke RSUD Margono Soekarjo rujukan dari RS Wonosobo dengan keluhan kenceng - kenceng sejak pukul 02.00 WIB

Riwayat Penyakit Dahulu:

1) Riwayat asma disangkal2) Riwayat alergi disangkal3)Riwayat hipertensi disangkal4)Riwayat penyakit jantung disangkal5)Riwayat diabetes mellitus disangkal6)Riwayat operasi sebelumnya disangkal

ANAMNESA

Page 16: Ppt Sc Presus

PEMERIKSAAN

FISIK

KU/KS : Sedang/CM A : Clear, Gipong (-), Gisu (-), MP (2) B : Spontan, RR (28x/menit), SD Vesikuler, Rh (-), Wh (-) C : TD (150/110 mmHg), N (100x/menit), S1>S2, Reguler, G (-), M(-) D : GCS (15), BB (63 kg), S (37.2OC)

Mata : CA (-/-), SI (-/-) Telinga : discharge (-) Hidung : discharge (-), nafas cuping (-) Mulut dan gigi : gigi goyang (-), gigi palsu (-), sianosis (-) Leher : pembesaran KGB (-)

Dinding dada : simetris, retraksi (-) Paru : SD vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-) Jantung : S1>S2, regular, M (-), G (-) Hepar/ Lien : tidak teraba Usus : bising usus (+) normal

Page 17: Ppt Sc Presus

Pemeriksaa

n

4-7-2012 Nilai

normal

Hematologi

Hemoglobin 15,6 12,0-16,0g/

dL

Leukosit 15.510 (H) 4800-

10800/L

Hematokrit 46 37-47%

Eritrosit 5,7 juta (H) 4,2-

5,4x106/L

Trombosit 470.000

(H)

150.000-

450.000/L

PT 11,9 11,5-15,5

detik

APTT 26,4 25-35 detik

Kimia

Klinik

Ureum 33,7 14,98-38,52

mg/dL

Kreatinin 1,01 (H) 0,6-1,00

mg/dL

LABORATORIUM

Pemeriksaa

n

4-7-2012 Nilai

normal

Elektrolit

Na 136 135-145

mmol/L

K 4,3 3,5-5,1

mmol/L

Cl 110 (H) 98-107

mmol/L

Ca 7,8 (L) 8,4-10,2

mg/dL

Urin

Lengkap

Protein 100 (H) Negatif

Page 18: Ppt Sc Presus

KESIMPULAN KONSUL ANESTESI

Status fisik ACC ASA II EPro SC Cito dan MOW

Page 19: Ppt Sc Presus

LAPORAN ANESTESI PASIEN

Diagnosis pra-bedah : G3P2A0, UK 36 Minggu, JTHIU, preskep, puka dengan PEBJenis Pembedahan : SC Cito dan MOWJenis Anestesi : Spinal

Page 20: Ppt Sc Presus

Buvanest 15mg

Premedikasi

Ondansetron 4 mg

O2 2L/menit

Oxitocyn 40 IUMethergin 0,2 mgKetorolac 30 mg

Induksi

Pemeliharaan anestesi

Medikasi lain

Page 21: Ppt Sc Presus

• Respirasi : Spontan• Posisi : Supine• Induksi mulai : 07.00 WIB• Operasi mulai : 07.10 WIB• Operasi Selesai : 07.45 WIB• Lama Operasi : 55 menit

Page 22: Ppt Sc Presus

Jam Tensi Nadi SpO2 Keterangan

06.50 153/96 104 100% Premedikasi Ondansentron 4 mg

07.00 121/56 96 100% Induksi buvanest 15 mg, Oksigen 2

L/menit, terpasang infus RL di lengan kiri

07.10 94/52 82 100% Operasi dimulai, tanda vital dimonitor tiap

15 menit, RL diganti HAES 500 mL

07.20 96/60 85 100% Bayi lahir, HAES 500 ml diganti RL 500

mL, masuk induksin 2 cc drip.

07.25 89/45 121 100% Masuk Methylergometrine Maleat 0.2 mg

bolus.

07.40 95/50 123 100% Masuk ketorolac 30 mg bolus

07.45 100/60 123 100% Operasi selesai

HASIL PEMANTAUAN DURANTE OPERATIF

Page 23: Ppt Sc Presus

PEMBERIAN CAIRAN

Maintenance (M) = 2cc x BB= 2 x 63 = 126 cc

Pengganti Puasa (PP) = 6 x M= 6 x 126 = 756 cc

Stress Operasi (SO) = 6 (sedang) x BB= 6 x 63 = 378 cc

Terapi cairan :1 Jam I = ½ PP + M + SO

= 378 + 126 + 378= 882 cc

Page 24: Ppt Sc Presus

Estimated Blood Volume = 65 x BB= 65 x 63 = 4095 cc

Allowed Blood Loss = 20% x EBV= 20% x 4095 = 819 cc

Perdarahan = ± 300 cc % perdarahan = 300/4095 x 100% = 7,32 %

Blood loss durante operatif = ± 300 cc (<ABL)

Urin = ± 100 cc

Cairan yang diberikan = 1000 cc RL, 500 cc HAES

Page 25: Ppt Sc Presus

• RL 500 cc (20 tpm)

POST OPERATIF

•Observasi Bromage Score, tanda vital dan aktivitas motorik

•Rawat inap bangsal

• Ketorolac 30 mg

• Ondansentron 4 mg

Page 26: Ppt Sc Presus

Bromage Score Nilai

Dapat mengangkat tungkai bawah 0

Tidak dapat mengangkat tungkai bawah

1

Tidak dapat menekuk sendi lutut 2

Tidak dapat menekuk paha dan sendi kaki/panggul

3

Interpretasi:Nilai 1 Pasien dapat pindah dari RR

BROMAGE SCORE

Page 27: Ppt Sc Presus

HASIL PEMANTAUAN POST OPERATIF

Jam Tensi Nad

i

RR Keterangan

09.0

0

111/8

6

82 20 Pasien dapat menggerakkan

kaki

09.1

5

123/7

2

86 20 Pasien dapat mengangkat kaki

10.o

o

120/7

9

85 20 Pasien pindah bangsal

Flamboyan

Page 28: Ppt Sc Presus

KESIMPULAN

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Apabila disertai kejang disebut eklampsia.

Pasien Ny. M, 33 tahun didiagnosa G3P2A0, UK 36 Minggu, JTHIU, preskep, puka dengan PEB yang akan dilakukan SC Cito dan MOW.

Kondisi pasien yang akan di operasi dalam kasus ini adalah ASA IIE, yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik ringan - sedang yang diakibatkan karena berbagai penyebab dan membutuhkan tindakan opeasi segera atau emergency.

Jenis anestesi yang akan digunakan pada pasien ini adalah anestesi regional, yaitu anestesi spinal pada lumbal 3-4 dengan jarum ukuran 27.